MUSEUM
Museum menurut International Council of
Museums (ICOM) adalah sebuah lembaga
yang bersifat tetap,
tidak
mencari
keuntungan,
melayani
masyarakat
dan perkembangannya, terbuka untuk
umum,
memperoleh,
merewat,
menghubungkan, dan memamerkan
artefak-artefak
perihal
jati
diri
manusia
dan
lingkungannya untuk tujuan- tujuan studi,
pendidikan dan rekreasi. Sedangkan
Museum menurut Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 1995 Pasal 1 ayat (1) adalah lembaga,
tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan,
dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil
hasil budaya manusia serta alam dan
lingkungannya guna menunjang upaya
perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya
bangsa.
Museum
dalam
menjalankan
aktivitasnya,
mengutamakan
dan
mementingkan
penampilan
koleksi
yang dimilikinya. Pengutamaan kepada
koleksi itulah yang membedakan museum
dengan
lembaga-lembaga
lainnya.
Setiap
koleksi
merupakan
bagian
integral
dari
kebudayaan dan sumber ilmiah, hal itu juga
mencakup informasi mengenai objek yang
ditempatkan pada tempat yang tepat, tetapi
tetap memberikan arti dan tanpa kehingan arti
dari objek. Penyimpanan informasi dalam
bentuk
susunan
yang
teratur
rapi
dan
pembaharuan dalam prosedur, serta cara dan
penanganan koleksi.
Museum
dapat
didirikan
oleh
Instansi
Pemerintah, Yayasan, atau Badan Usaha yang
dibentuk berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia, maka pendirian museum
harus memiliki
dasar
hukum
seperti Surat Keputusan bagi museum pemerintah dan akte notaris bagi
museum yang diselenggarakan oleh swasta. Bila perseorangan berkeinginan untuk mendirikan museum, maka dia harus
membentuk yayasan terlebih dahulu
Pengertian, Fungsi, dan Jenis-jenis Museum
1. Pengertian Museum
Museum adalah lembaga yang diperuntukkan bagi masyarakat umum. Museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan kesenangan atau hiburan (Ayo Kita
Mengenal Museum ; 2009).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Sedangkan menurut Intenasional Council of Museum (ICOM) : dalam Pedoman
Museum Indoneisa,2008. museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan
perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.
2. Fungsi Museum
3. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 : dalam Pedoman Museum Indoneisa,2008. museum memiliki tugas menyimpan, merawat, mengamankan dan memanfaatkan koleksi museum berupa benda cagar budaya. Dengan demikian museum memiliki dua fungsi besar yaitu
a. Sebagai tempat pelestarian, museum harus melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
· Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan benda untuk menjadi koleksi, pencatatan koleksi, sistem penomoran dan penataan koleksi. · Perawatan, yang meliputi kegiatan mencegah dan menanggulangi kerusakan koleksi.
· Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlindungan untuk menjaga koleksi dari gangguan atau kerusakan oleh faktor alam dan ulah manusia.
b. Sebagai sumber informasi, museum melaksanakan kegiatan pemanfaatan melalui penelitian dan penyajian.
· Penelitian dilakukan untuk mengembangkan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi. · Penyajian harus tetap memperhatikan aspek pelestarian dan pengamanannya.
3. Jenis-jenis Museum
Museum yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan melaui beberapa jenis klasifikasi (Ayo Kita Mengenal Museum ; 2009), yakni sebagai berikut : a. Jenis museum berdasarkan koleksi yang dimiliki, yaitu terdapat dua jenis :
· Museum Umum, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.
· Museum Khusus, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi.
b. Jenis museum berdasarkan kedudukannya, terdapat tiga jenis :
· Museum Nasional, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional.
· Museum Propinsi, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah propinsi dimana museum berada.
· Museum Lokal, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya dimana museum tersebut berada.
MUSEUM SEJARAH DAN PERJUANGAN
Museum Sejarah Dan Perjuangan merupakan museum khusus yang menampilkan berbagai jenis koleksi bersejarah.
KOLEKSI MUSEUM SEJARAH DAN PERJUANGAN
Koleksi Museum Sejarah Dan Perjuangan menampilkan alur cerita Sejarah Dan Perjuanganan yang terbagi menjadi 4 (empat) segmen yaitu:
kegiatan sejarah Dan Perjuanganan, dalam lingkup sejarah Indonesia dan dunia, termasuk pada masa merebut dan mempertahankan Kemerdekaan RI. perkembangan ilmu sejarah Dan Perjuanganan, dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu sistem kriptografi klasik, seperti Caesar Cipher, Alberti Disc, Cardan Grille, Vigenere dan lainnya dan sistem kriptografi modern, seperti algoritma DES, Pertukaran Kunci Diffie Hillman, RSA dan Rijndael (AES).
peralatan Sejarah Dan Perjuangan, meliputi peralatan-peralatan Sejarah Dan Perjuangan karya mandiri (Indonesia) dan luar negeri yang pernah digunakan dalam sejarah kegiatan sejarah Dan Perjuanganan.
Permainan kripto (cryptogame), yang akan menampilkan permainan menarik seputar Sejarah Dan Perjuangan melalui teknologi audio visual.
Berbagai koleksi yang dipamerkan tersebut terdiri dari : Barang asli atau replika berupa mesin/peralatan
Sejarah Dan Perjuangan, meubeler, tag,
patung/manekin, etalase (barang keseharian pelaku Sejarah Dan Perjuangan), slide sistem dan sistem-sistem Sejarah Dan Perjuangan lainnya dan sebagainya.
Dokumen berupa buku kode, lembaran kertas dan sebagainya.
Gambar-gambar berupa foto, peta (napak tilas Sejarah Dan Perjuangan), lukisan (kegiatan Sejarah Dan Perjuangan di perundingan) dan sebagainya.
Teknologi Multimedia (TouchScreen)
FASILITAS MUSEUM SEJARAH DAN PERJUANGAN
Museum Sejarah Dan Perjuangan menyediakan berbagai fasilitas, antara lain :
Pusat Informasi, di ruang ini pengunjung mendapat informasi (gambaran) awal tentang apa yang dapat dilihat dan lakukan di museum. Informasi yang tersedia antara lain alur cerita Sejarah Dan Perjuanganan, tayangan multimedia tentang museum, dan denah museum.
Ruang Pameran, merupakan ruangan yang disusun berurutan mengikuti pola alur pengisahan yang telah ditentukan. Ruang pamer ini merupakan bagian utama dan penting dari Museum Sejarah Dan Perjuangan. Ruang pamer ini dibagi menjadi beberapa counter yang dilengkapi fasilitas pameran yang bentuk, jenis dan materinya disesuaikan dengan tema cerita yang disajikan. Ruang pamer ini menyajikan tampilan yang relatif permanen.
Ruang/Counter Multimedia, untuk menayangkan film atau animasi yang berkaitan dengan kegiatan Sejarah Dan Perjuangan atau ilmu Sejarah Dan Perjuangan. Pada ruang ini juga disediakan suatu sarana permainan yaitu cryptogame bagi pengunjung.
Ruang Penyimpanan dan Perawatan Koleksi, yaitu ruang untuk menyimpan koleksi museum yang tidak di pamerkan dan sekaligus juga sebagai tempat untuk melakukan perawatan koleksi. Ruang ini didesain untuk kemudahan penyimpanan maupun pencarian koleksi dengan fasilitas rak-rak penyimpanan yang sistematis dan hemat ruang.
Ruang Pengelola/Administrasi Museum, dibutuhkan sebagai sarana penunjang penyelenggaraan museum
TEMA : Munumental
Arsitektur monumental mengadopsi berbagai perkembangan arsitektur dari zaman yunani sampai dengan sekarang. Dengan demikian arsitektur monumental memiliki ruang lingkup yang cukup luas, sehingga perkembangannya selalu mengikuti perkembangan zaman. Arsitektur monumental memberikan suatu citra atau identitas yang mencerminkan suatu keadaan atau suatu gagasan dari keinginan si perancang dalam menuangkan gagasan atau ide.
Arsitektur monumental memiliki bentukan yang khas. Ada yang berupa sculpture, dan ada juga berupa bangunan yang unik. T.W.A. Kennedy Airport adalah salah satu bangunan yang mengadopsi bentukan sculpture yang diaplikasikan kebentuk bangunan.
Dalam arsitektur monumental, ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan.Unsur-unsur tersebut tidak hanya berupa unsur fungsi, tetapi ada unsur pendukung lainnya seperti aspek arsitektural (tata letak, lingkungan, teknologi, bahan dan elemen-elemen lainnya), sehingga didapatkan sebuah hasil yang tidak hanya sebuah massa, tetapi juga memiliki pilosofi tertentu yang ingin disampaikan perancang.
Perancangan desain arsitektur monumental tidak terlepas dari berbagai aspek ilmu pengetahuan yang kelak mendukung berhasilnya suatu karya arsitektur .untuk itu perlu pembelajaran baik otodidak maupun formil. selain itu juga teknik pembelajaran preseden dari berbagai sampel bisa dijadikan salah satu proses
pembelajaran yang cukup epektif.
1.Bentuk tidak ditentukan hanya oleh fungsi tetapi semua aspek arsitektural (tata letak, lingkungan, teknologi, bahan dan elemen-elemen lainnya yang tidak selalu fungsional 2.Konsep lima diterapkan secara terpadu dengan konsep lainnya yang tidak selalu fungsional.
3.Pola pikir sejalan dengan perkembangan teknologi yang menghadirkan arsitektur yang otentik, megah, dan scluptural. 4.Konsep kesederhanaan dan keheningan (Mies Van De Rohe dan Kenzo tange).
5.Seolah-olah suatu seni yang dicetak.
Jumlah
Pengunjung
Museum
di
Indonesia
Jumlah pengunjung museum dari tahun ke tahun
terus mengalami penurunan. Berdasarkan data
tersebut di bawah, pada tahun 2006 terdapat 4,56
juta pengunjung, turun menjadi 4,20 juta
pengunjung pada tahun 2007, dan turun lagi pada
tahun 2008 menjadi 4,17 juta pengunjung. Namun
demikian, tidak semua museum mengalami
penurunan pengunjung. Beberapa museum
menunjukkan angka kenaikan pengunjung, seperti
Museum Negeri Adityawarman Sumatera Barat,
Museum Negeri Balaputra Dewa Sumatera Selatan,
Museum Nasional, dan lainlain.
P
ERKEMBANGAN
P
ARIWISATA
B
ALI
J
aNUARI
2
012
Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Januari 2012 mencapai 253.286 orang,
dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 249.728 orang, dan yang melalui pelabuhan lautsebanyak 3.558 orang.
Jumlah wisman ke Bali pada bulan Januari 2012 naik sebesar 21,14 persen dibandingkan dengan bulan
januari 2011 dan turun 0,12 persen dibandingkan dengan bulan Desember 2011.
Menurut kebangsaan, wisman yang paling banyak datang ke Bali pada bulan Januari 2012 adalah wisman
dengan kebangsaan Australia, RRC, Jepang, Taiwan, dan Malaysia, dengan presentase masing-masing sebesar 25,15 persen, 21,75 persen, 5,06 persen, 4,61 persen, dan 4,60 persen
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) untuk keadaan bulan Januari 2012 pada hotel berbintang di Bali
mencapai rata-rata sebesar 62,01 persen dan rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia di hotel sejenis di Bali adalah selama 3,52 hari. Dibandingkan bulan Desember 2011, TPK naik sebesar 0,42 poin dan rata-rata lama menginap juga mengalami kenaikan sebesar 0,09 poin.
TPK pada hotel Non Bintang untuk keadaan bulan Januari 2011 mencapai rata-rata sebesar 34,71 persen
dan rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia di hotel sejenis di Bali adalah selama 2,68 hari. Dibandingkan dengan keadaan bulan Desember 2011, TPK turun 2,53 poin dan rata-rata lama menginap juga turun 0,32 poin.
1. Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Bali
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Bali pada bulan Januari 2012 mencapai 253.286 orang. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 21,14 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. Apabila dibandingkan dengan bulan Desember 2011, jumlah wisman mengalami penurunan sebesar 0,12 persen. Pada bulan Januari 2012, sebagian besar wisman datang ke Bali melalui bandara (98,60%) sedangkan melalui pelabuhan laut hanya sebesar 1,40 persen. Dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, jumlah wisman yang datang melalui
Bandara Ngurah Rai mengalami kenaikan sebesar 19,87 persen. Sedangkan bila dibandingkan dengan keadaan bulan Desember 2011 angka ini naik 0,56 persen. Wisman yang datang melalui pelabuhan laut pada bulan Januari 2012 berjumlah 3.558 orang, turun 32,29 persen dibandingkan bulan Desember 2011 dan naik sebesar 370,63 persen dibandingkan dengan bulan Januari 2011.
ANALISA PASAR WISATAWAN MANCANEGA
RA
PENGUNJUNG MUSEUM
Oleh:
Agung Suryawan Wiranatha
I Nyoman Darma Putra
Wisatawan domestik masih menduduki angka tertinggi dalam mengunjungi museum-museum di Bali. Data yang ada dari sejumlah museum utama di Bali menunjukkan bahwa lebih dari 50% total angka kunjungan ke museum-museum di Bali merupakan wisatawan domestik.
Di satu pihak kenyataan ini membanggakan bahwa wisatawan domestik juga menjadikan kunjungan ke museum sebagai salah satu aktivitas utama selama berlibur di Bali, di lain pihak hal ini menunjukkan wisatawan mancanegara belum banyak yang berkunjung ke museum. Dibandingkan dengan lebih dari 2 wisatawan mancanegara yang datang ke Bali setiap tahun dalam beberapa tahun terakhir (2005-2009), jumlah mereka yang berkunjung ke museum sangat kecil. Diperlukan usaha-usaha promosi untuk mendorong wisatawan mancanegara lebih banyak lagi yang berkunjung ke museum,
Untuk wisatawan mancanegara, ternyata wisatawan Jepang yang paling dominan berkunjung ke museum-museum di Bali. Data menunjukkan bahwa mereka menempati urutan pertama dalam jumlah angka kunjungan ke tiga museum utama di Bali yaitu Museum Bali, Museum Neka, dan Museum Puri Lukisan. Selain karena faktor internal museum (kualitas koleksi, pelayanan, fasilitas) dan eksternal (lokasi dan ruang parkir), kehadiran dalam jumlah tinggi wisatawan Jepang ke museum-museum di Bali juga terjadi karena faktor-faktor berikut. Pertama, karakter wisatawan Jepang yang senang berkunjung ke museum. Di negeri mereka sendiri, mereka juga mengunjungi museum dan tempat-tempat bersejarah. Kebiasaan ini sudah terjadi sejak anak-anak sekolah.
Museum bagi mereka adalah arena untuk mengenal sejarah kesenian, peradaban, dan kebudayaan suatu
daerah. Kedua, kehadiran wisatawan Jepang di Bali dalam bentuk berkelompok (group tour) yang perjalanan ke museum sudah merupakan paket yang dirancang biro perjalanan.
Analisis pasar wisatawan yang berkunjung ke museum Bali memberikan implikasi terhadap dua hal. Pertama, perlu dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan informasi mengenai museum kedalam materi promosi pariwisata kepada wisaatwan yang gemar berkunjung ke museum. Termasuk dalam negara asal pasar pariwisata ini adalah negara-negara di benua Eropa seperti Jerman, Belanda, dan Perancis, sedangkan untuk di negara Asia adalah Jepang dan Korea Selatan. Kedua, bagi negara asal wisatawan yang relatif rendah berkunjung ke museum saat berlibur ke Bali, fakta ini bisa dijadikan alasan untuk melakukan evaluasi apakah hal itu terjadi karena promosi museum masih belum dilaksanakan dengan baik dan optimal. Peningkatan promosi museum di pasar wisata mancanegara diharapkan dapat meningkatkan minat wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke museum saat berlibur di Bali. Hal penitng bisa dilakukan adalah dengan mengajak biro perjalanan atau travel agent luar negeri untuk berkunjung ke museum ketika mereka melakukan familiarization trip ke Bali. Kalau mereka mengenal museum, besar kemungkinan mereka akan menjual, atau menawarkan ke dalam paket wisata yang mereka tawarkan.
Sfesifikasi Ruang
Kebutuhan Ruang
Ruang untuk mempergerakkan hasil karya seni , benda-benda budaya dan ilmu pengetahuan, harus memenuhi persyaratan berikut Bear-benar terlindung daripengerusakan, pencurian, kebakaran, kelembaban, kekeringan, , cahayan atahari langsung dan debu. Setiap peragaan harus mendapat pencahayaan yang baik
1. benda koleksi untuk studi (misalnya : ukiran, gambar) diletakkan dalam kantong-kantong dan disimpan didalam lemari kira-kira berukuran 800 m2 dan 1600 m2
2. Benda koleksi untuk pajangan (misalnya : lukisan dinding, patung, keramik, serta furniture)
Perhitungan pencahayaan museum sangat bersifat teoritis, dimana mutu pencahayaannya sendiri yang terpenting,
PEMROGRAMAN
1. Program fungsional
a. Analisa fungsi museum (fungsi utama)
i. Fungsi Primer
1. Edukasi dan sarana pendidikan 2. Informasi
ii. Fungsi sekunder (fungsi tambahan)
1. Rekreasi
2. Penyuluhan termasuk didalamnya ialah sosialisasi, pertemuan dan pengembangan masyarakat
iii. Fungsi penunjang
1. Pelayanan, sebagai tempat pelayanan untuk menunjang/mendukung kegiatan yang ada sebagai pelayanan untuk rekreasi ataupun edukasi, pelayanan informasi fasilitas museum, pelayanan umum dan administrasi, pelayanan makan dan minum di kantin
2. Servis, yaitu kegiatan maintenance dan kegiatan yang menunjang kegiatan lainnya seperti istirahat, makan dan minum serta parker b. Pelaku Kegiatan
Civitas / pelaku kegiatan dalam museum ini antara lain
i. Pengunjung
Pengunjung adalah civitas dari museum, yaitu dari masyarakat umum tidak membatasi golongan / tingkat serta sosialnya, yaitu
kelompok dari usia pra sekolah umur 3-6 tahun, usia sekolah 7-24 tahun, usia produktif 25-49 tahun, tetapi tidak menutup kemungkinan
digunakan oleh usia lanjut yaitu diatas 50 tahun
ii. Pengelola
Pengelola adalah civitas yang melakukan aktifitas administrasi dan pelayanan terhadap pengunjung
iii. Tamu
Tamu yang bersangkutan akan berkunjung ke museum adalah tamu instansi / lembaga yang berkaitan dengan gedung museum tersebut Ruang Utama
Ruang Utama terdiri dari:
Pameran tetap, pameran tidak
tetap/tetap,demonstrasi (audio/video),
perpustakaan,laboratorium,perkantoran,panggun g tertutup/terbuka
Ruang Penunjang dan
Ruang Penunjang terdiri dari : Works shop,gudang
alat/furniture/koleksi,shop,kantin,wisma/rumah jaga
Ruang-Ruang service (dari definisi dan fungsi ruang)
Ruang-Ruang Service terdiri dari :
Loby/hall,ruang resepsionis,pelayanan publik(instalasi komunikasi,bank dsb) Toilet/lavatory,
Persyaratan Bangunan
Persyaratan umum yang mengatur bentuk ruang museum yang bisa dijabarkan sebagai berikut :
Bangunan dikelompokkan dan dipisahkan sesuai :
Fungsi dan aktivitas
Ketenangan dan keramaian
Keamanan
Pintu masuk (main entrance) utama diperuntukkan bagi pengunjung.
Pintu masuk khusus (service utama) untuk bagian pelayanan, perkantoran, rumah jaga serta ruang-ruang pada bangunan khusus.
Area semi publik terdiri dari bangunan administrasi termasuk perpustakaan dan ruang rapat.
Area privat terdiri dari :
Laboratorium Konservasi
Studio Preparasi
Storage
Area publik / umum terdiri dari :
Bangunan utama, meliputi pameran tetap, pameran temporer, dan peragaan.
Auditorium, keamanan, gift shop, cafetaria, ticket box, penitipan barang, lobby / ruang istirahat, dan tempat parkir.
Persyaratan Khusus
Bangunan Utama, yang mewadahi kegiatan pameran tetap dan temporer, harus dapat :
Memuat benda-benda koleksi yang akan dipamerkan.
Mudah dalam pencapaiannya baik dari luar atau dalam.
Merupakan bangunan penerima yang harus memiliki daya tarik sebagai bangunan utama yang dikunjungi oleh pengunjung museum.
Memiliki sistem keamanan yang baik, baik dari segi konstruksi, spesifikasi ruang untuk mencegah rusaknya benda-benda secara alami
ataupun karena pencurian.
Bangunan Auditorium, harus dapat :
Dengan mudah dicapai oleh umum.
Dapat dipakai untuk ruang pertemuan, diskusi, dan ceramah.
Bangunan Khusus, harus :
Terletak pada tempat yang kering.
Mempunyai pintu masuk yang khusus.
Memiliki sistem keamanan yang baik (terhadap kerusakan, kebakaran, dan pencurian).
Bangunan Administrasi, harus :
a. Jenis Kegiatan, Fasilitas / tuang yang dibutuhkan
Kegiatan yang berlangsung didalam gedung museum menjadi 4 kelompok berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh pelaku kegiatan serta fasilitas / ruang yang diperlukan
Analisa kebutuhan ruang
KEGIATAN PENGUNJUNG
Civitas
Jumlah
Aktivitas
Kebutuhan Ruang
Pengunjung anak - anak
30 orang
Kegiatan utama :
Berdiskusi
Mendengarkan cerita
Mencari informasi
Melihat koleksi – koleksi tetap
Melihat – melihat koleksi sementara
Menerima ilmu mengenai koleksi –
koleksi pada museum
Istirahat/makan siang
Mencari informasi lebih
Buang air kecil/besar
Mengobrol dan bersantai
Membeli oleh - oleh
Pulang
Gerbang Masuk
Tempat parkir
Ruang penjualan tiket dan penitipan
barang
Pintu masuk (Main Entrance)
Lobi
Ruang pameran tetap
Ruang pameran kontemporer
Ruang auditorium
Ruang edukasi
Kafetaria
Taman
Ruang cendramata
Pengunjung dewasa, remaja dan tua
100 orang
Datang ke Museum
Memarkir kendaraan
Membeli tiket dan menitipkan barang
Masuk ke museum
Mencari informasi
Melihat koleksi – koleksi tetap
Melihat – melihat koleksi sementara
Menerima ilmu mengenai koleksi –
koleksi pada museum
Istirahat/makan siang
Buang air kecil/besar
Mengobrol dan bersantai
Membeli oleh - oleh
Pulang
Gerbang Masuk
Ruang penjualan tiket dan penitipan
barang
Pintu masuk (Main Entrance)
Lobi
Ruang pameran tetap
Ruang pameran kontemporer
Ruang auditorium
Ruang edukasi
Kafetaria
Taman
Ruang cendramata
Kegiatan penunjang dari civitas diatas antara lain : Parkir kendaraan buang air dan istirahat
Tempat duduk
Parker
KEGIATAN PENGELOLA
Civitas
Jumlah
Aktivitas
Kebutuhan Ruang
Bagian Administrasi
10 orang
Bertugas mengelola :
Ketenagaan
keuangan
surat – menyurat
regristasi koleksi
Datang ke Museum
Memarkir kendaraan
Masuk ke kantor
Masuk ke dalam ruangan
Mengelola ketenagaan
Mengelola surat masuk dan keluar
Registrasi koleksi
Istirahat/makan siang
Buang air kecil/besar
Kembali bekerja
Pulang kerja
Rapat
Gerbang Masuk
Tempat parkir
Pintu masuk khusus (service utama)
Ruang kantor/administrasi
Ruang kantor/administrasi
Ruang kantor/administrasi
Ruang Transit Koleksi
Restoran/kafetaria
Toilet
Tempat parkir
Penerangan atau Resepsionis
20 orang
Bertugas
menerima
pesan,
menerima
pengaduan dan informasi dari pengunjung
museum. Menjadi perantara untuk menerima
tamu pengunjung.
Datang ke Museum
Memarkir kendaraan
Masuk ke kantor
Menuju ruang kerja
Menerima Pesan
Menerima pengaduan dari pengunjung
Memberikan informasi pada
pengunjung
Istirahat/makan siang
Buang air kecil/besar
Kembali bekerja
Pulang kerja
Gerbang Masuk
Tempat parkir
Pintu masuk khusus (service utama)
Lobi
Lobi
Lobi
Lobi
Restoran/kafetaria
Toilet
Lobi
Tempat parkir
Tenaga Pengelola Koleksi
40
melakukan inventarisasi dan kajian setiap
koleksi museum
Datang ke Museum
Memarkir kendaraan
Masuk ke kantor
Melakukan pengecekkan dan kasian
pada koleksi di ruang penyimpanan
Melakukakn pengecekkan koleksi
yang baru datang
Istirahat/makan siang
Buang air kecil/besar
Melakukan pengecekkan koleksi
sementara
Melakukan pengecekkan koleksi tetap
Pulang kerja
Gerbang Masuk
Tempat parkir
Pintu masuk khusus (service utama)
Ruang penyimpanan koleksi
Ruang transit koleksi
Restoran/kafetaria
Toilet
Ruang pameran Kontemporer
Ruang pameran tetap
Tempat parkir
Tenaga Konservasi
Datang ke Museum
Memarkir kendaraan
Masuk ke kantor
Melakukan pemeliharaan koleksi
Melakukan perawatan koleksi
Istirahat/makan siang
Buang air kecil/besar
Kembali bekerja
Pulang kerja
Gerbang Masuk
Tempat parkir
Pintu masuk khusus (service utama)
Laboratorium konservasi
Laboratorium konservasi
Restoran/kafetaria
Toilet
Laboratorium Konservasi
Tempat parkir
Tenaga Preparasi
Datang ke Museum
Memarkir kendaraan
Masuk ke kantor
Menyiapkan sarana dan prasarana
Menata pameran
Istirahat/makan siang
Buang air kecil/besar
Kembali bekerja
Pulang kerja
Gerbang Masuk
Tempat parkir
Pintu masuk khusus (service utama)
Ruang kantor
Ruang pameran Kontemporer
Ruang pameran tetap
Restoran/kafetaria
Toilet
Ruang pameran kontemporer
Ruang pameran tetap
Tenaga Bimbingan dan Humas
Datang ke Museum
Memarkir kendaraan
Masuk ke kantor
Memberikan informasi mengenai
koleksi
Istirahat/makan siang
Buang air kecil/besar
Mempublikasikan koleksi
Pulang kerja
Gerbang Masuk
Tempat parkir
Pintu masuk khusus (service utama)
Ruang pameran tetap
Ruang pameran kontemporer
Ruang auditorium
Ruang edukasi
Restoran/kafetaria
Toilet
Ruang pameran tetap
Ruang pameran kontemporer
Tempat parkir
security
-
Datang ke Museum
Memarkir kendaraan
Masuk ke kantor
Mengecek setiap kendaraan yang
masuk
Istirahat/makan
Kembali berjaga
Berjaga pada malam hari
Pulang kerja
Gerbang Masuk
Tempat parkir
Pintu masuk khusus (service utama)
Pos jaga
Restoran/kafetaria
Pos jaga
Seluruh ruangan di museum
Tempat parkir
Pengunjung pelaku studi
Datang ke Museum
Memarkir kendaraan
Membeli tiket dan menitipkan barang
Masuk ke museum
Mencari informasi
Melihat koleksi – koleksi tetap
Melihat – melihat koleksi sementara
Menerima ilmu mengenai koleksi –
koleksi pada museum
Istirahat/makan siang
Mencari informasi lebih
Buang air kecil/besar
Mengobrol dan bersantai
Membeli oleh - oleh
Pulang
Gerbang Masuk
Tempat parkir
Ruang penjualan tiket dan penitipan
barang
Pintu masuk (Main Entrance)
Lobi
Ruang pameran tetap
Ruang pameran kontemporer
Ruang auditorium
Ruang edukasi
Kafetaria
perpustakaan
Toilet
Taman
Ruang cendramata
Tempat parkir
Pengunjung pelaku rekreasi
Datang ke Museum
Memarkir kendaraan
Membeli tiket dan menitipkan barang
Masuk ke museum
Mencari informasi
Melihat koleksi – koleksi tetap
Melihat – melihat koleksi sementara
Menerima ilmu mengenai koleksi –
koleksi pada museum
Istirahat/makan siang
Buang air kecil/besar
Mengobrol dan bersantai
Membeli oleh - oleh
Pulang
Gerbang Masuk
Tempat parkir
Ruang penjualan tiket dan penitipan
barang
Pintu masuk (Main Entrance)
Lobi
Ruang pameran tetap
Ruang pameran kontemporer
Ruang auditorium
Ruang edukasi
Kafetaria
Toilet
Taman
Ruang cendramata
Tempat parkir
Fasilitas – fasilitas di Museum berdasarkan sifat ruang dapat dikelompokkan menjadi
A. Ruang utama
Ruang pameran tetap, ruang pameran kontemporer, ruang auditorium, ruang edukasi, perpustakaan
B. Ruang pengelola
Pintu masuk khusus (service utama), Ruang kantor/administrasi, Ruang Transit Koleksi
Ruang penyimpanan koleksi, Ruang transit koleksi, Laboratorium konservasi, Ruang kantor
C. Ruang Penunjang
Ruang penjualan tiket dan penitipan barang, Pintu masuk (Main Entrance), Lobi. Kafetaria, Perpustakaan, Taman, Ruang cendramata
D. Ruang Service
Persyaratan Ruang
Persyaratan ruang pada ruang pamer sebagai fungsi utama
dari museum. Beberapa persyaratan teknis ruang pamer sebagai
berikut:
Pencahayaan dan Penghawaan
Pencahayaan dan penghawaan merupakan aspek teknis
utama
yang
perlu
diperhatikan
untuk
membantu
memperlambat proses pelapukan dari koleksi. Untuk
museum dengan koleksi utama kelembaban yang
disarankan adalah 50% dengan suhu 21
0C – 26
0C.
Intensitas cahaya yang disarankan sebesar 50 lux dengan
meminimalisir radiasi ultra violet. Beberapa ketentuan dan
contoh penggunaan cahaya alami pada museum sebagai
berikut
Ergonomi dan Tata Letak
Untuk
memudahkan
pengunjung
dalam
melihat,
menikmati,
dan
mengapresiasi
koleksi, maka perletakan peraga atau koleksi
turut
berperan.
Berikut
standar-standar
perletakan koleksi di ruang pamer museum.
Perletakan Panil Koleksi
Jalur Sirkulasi di Dalam Ruang Pamer
Jalur sirkulasi di dalam ruang pamer harus dapat menyampaikan informasi, membantu pengunjung
memahami koleksi yang dipamerkan. Penentuan jalur sirkulasi bergantung juga pada runtutan cerita yang
ingin disampaikan dalam pameran.
Sirkulasi Ruang Pamer
Pencahayaan
Alami
Peformance Ruang Tata Teltak Ruang
Ruang – ruang samping biasanya digunakan untuk ruang pengepakan, pengiriman, bagian untuk bahan – bahan tembus pandang (transparan), ruang kerja untuk pemugaran
Gudang penyimpanan lukisan yang dilengkapi dengan kerangka jaringan dimana lukisan-lukisan tersebut dapat digantungkan sesuai kebutuhan dan siap dipindahkan setiap saat untuk keperluan studi
Penjelasan Gambar
Gambar 7 : Ruang pameran dilengkapi dinding tirai lipat, memungkinkan berbagai bentuk penataan ruang
Gambar 8 : Gudang penyimpanan lukisan yang dilengkapi dengan kerangka jaringan dimana lukisan-lukisan tersebut dapat digantungkan sesuai kebutuhan dan siap dipindahkan setiap saat untuk keperluan studi
Gambar 9 : Ukuran minimal dan kebutuhan ruang gerak menusia dalam berbagai situasi sehari-hari, berdasarkan ukuran eropa
Gambar 10 : Ruang Pameran dengan pencahayaan dari samping, tinggi tempat gantungan yang baik antara 30o & 60o dengan tinggi ruang 6700dan tinggi ambang 2130 untuk lukisan
Gambar 1 : Gambar 2 : Gambar 3 : Gambar 4 : Gambar 5 : Gambar 6 :
NO JENIS RUANG SIFAT RUANG
PENGKONDISIAN RUANG
PERSYARATAN RUANG
PENGHAWAAN PENCAHAYAAN
ALAMI BUATAN ALAMI BUATAN
RUANG UTAMA
1
Ruang pameran tetap
2
Ruang pameran temporer,
3
Ruang auditorium
4
Ruang edukasi
5
Perpustakaan
RUANG PENGELOLA
1
Pintu masuk khusus (service utama)
2Ruang kantor/administrasi
3Ruang Transit Koleksi
4Ruang penyimpanan koleksi
5Ruang penyimpanan koleksi
6Laboratorium konservasi
7Ruang kantor
RUANG PENUNJANG
1
Ruang penjualan tiket dan penitipan
barang
2
Pintu masuk (Main Entrance)
3Lobi
4Kafetaria
5Perpustakaan
6Taman
7Ruang cendramata
RUANG SERVICE
1
Tempat parkir
2
Toilet
3
Ruang penyimpanan koleksi
4
Pos jaga
Program Arsitektural
Besaran Ruang
Didalam menentukan besaran ruang pada museum, dilakukan menggunakan beberapa pendekatan yaitu