• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Prevalensi penyakit tidak menular (non communicable diseases) diprediksi akan terus mengalami peningkatan di beberapa negara berkembang. Peningkatan penderita penyakit tidak menular tidak saja berdampak pada morbiditas, mortalitas, dan disabilitas di masyarakat melainkan juga pada bertambahnya

beban ekonomi individu maupun negara. World Economic Forum (2011)

menyatakan untuk 20 tahun ke depan total pengeluaran dunia untuk mengatasi penyakit tidak menular kemungkinan melebihi angka $ 30 triliun.

Salah satu penyakit tidak menular kronis yang menjadi masalah utama kesehatan dunia adalah diabetes mellitus. Dunia sedang menghadapi perkembangan epidemi diabetes mellitus, berbagai studi epidemiologi global menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi diabetes di berbagai penjuru dunia. Diabetes mellitus telah dikategorikan sebagai penyakit global oleh World Health Organization (WHO). Data statistik

International Diabetes FederationAtlas (2013) memperkirakan 382 juta populasi dewasa di seluruh dunia hidup dengan diabetes, angka ini akan terus meningkat hingga mencapai 592 juta pada tahun 2035. Meluasnya epidemi diabetes di seluruh dunia memberikan potensi yang merugikan pada pengembangan sistem kesehatan dan ekonomi di negara-negara berkembang.

(2)

Menurut American Diabetes Association (ADA), Indonesia menempati urutan ke-7 terbesar dengan jumlah penderita diabetes ± 8,5 juta orang. Secara epidemiologi, Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai ± 237 juta orang diprediksi akan tetap berada dalam sepuluh besar negara dengan prevalensi diabetes tertinggi hingga tahun 2030 (Wild et al., 2004). Dari data Indonesian Basic Health Research (Riskesdas 2013) ditemukan bahwa prevalensi diabetes dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan terutama di daerah perkotaan terkait dengan kondisi sosial ekonomi, perubahan gaya hidup dan efek modernisasi. Jika pada 2007 prevalensi diabetes di Indonesia 5,7% maka jumlah ini meningkat menjadi 6,9% pada 2013. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%), dan Kalimantan Timur (2,3%). Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter atau berdasarkan gejala, tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara Timur (3,3%) (Kemenkes RI, 2013a).

Diabetes mellitus tidak hanya diderita oleh kalangan atas, namun juga sudah banyak diderita oleh kalangan tidak mampu. Penderita yang terkena hampir semua kalangan umur, bukan hanya yang berusia senja, tetapi banyak pula yang masih berusia produktif. Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik kronis dan progresif yang menyebabkan berbagai macam komplikasi akut dan kronis. Komplikasi kronis dapat mengenai mikrovaskular (retinopati, neuropati dan nefropati) dan makrovaskular (gangren/ulcer). Diabetes menjadi penyebab lebih dari sepertiga kasus baru end stage renal diseases (ESRD), dan hampir setengah

(3)

dari nontraumatic lower extremity amputations (LEA) (Speckman et al., 2004). Terapi penyakit diabetes mellitus dilakukan terus menerus seumur hidup sehingga memerlukan biaya yang sangat besar. Berdasarkan data American Diabetes Association (ADA) 2012, secara global pengeluaran kesehatan untuk diabetes mencapai $ 471 milyar atau setara dengan 11,7% dari total pengeluaran kesehatan. Hasil studi Finkelstein et al., (2014) memperkirakan ditahun 2020 diabetes mellitus akan meningkatkan beban ekonomi Indonesia mencapai lebih dari $ 1,27 milyar.

DI Yogyakarta sebagai salah satu kota di Indonesia dengan prevalensi diabetes yang tinggi (2,6%), diperkirakan tercatat terdapat 12.915 penderita diabetes, baik rawat jalan, rawat inap, atau di instalasi gawat darurat. Laporan Survailans Terpadu Penyakit (STP) DI Yogyakarta tahun 2012 menunjukkan penyakit diabetes mellitus (7.434 kasus) menempati urutan ke-5 dari distribusi 10 besar penyakit dan pada tahun 2011 menjadi penyebab kematian di rumah sakit peringkat ke-7 dengan jumlah kematian sebanyak 214 (Dinkes DIY, 2013).

RSUP Dr. Sardjito merupakan Rumah Sakit Umum Pemerintah Kelas A yang memiliki 35 Instansi/Unit dengan 24 Satuan Medis Fungsional (SMF) dan 722 tempat tidur. RSUP Dr. Sardjito telah menerapkan program Indonesia Case Base Groups (INA-CBG’s) berdasarkan Permenkes Nomor 69 Tahun 2013 yang berlaku pada 1 Januari 2014 sebagai landasan penghitungan biaya klaim pasien rawat inap maupun rawat jalan. RSUP Dr. Sardjito menjadi pusat rujukan untuk daerah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian Selatan terutama untuk kasus penyakit kronis seperti diabetes mellitus. Dari perspektif rumah sakit komponen

(4)

biaya medis langsung (direct medical costs) yang dikeluarkan oleh penderita diabetes untuk pengobatan diabetes meliputi biaya obat, biaya kunjungan dokter, pemeriksaan laboratorium serta biaya perawatan. Data public health insurer

(Askes 2012) melaporkan biaya medis langsung penderita diabetes mencapai lebih dari $ 51,1 juta baik rawat jalan maupun rawat inap (Soewondo et al., 2013). Pengeluaran medis bagi penderita diabetes 2-3 kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak terkena diabetes. Penderita dengan komplikasi makrovaskular atau mikrovaskular memiliki biaya tiga kali lebih tinggi dibandingkan penderita diabetes tanpa komplikasi (Henriksson et al., 2000).

Biaya kesehatan dan pertumbuhan beban penyakit diabetes mellitus dengan keparahan komplikasi kronis yang meningkat pesat dari tahun ke tahun menimbulkan dampak negatif jangka panjang yang cukup besar bagi pembangunan kesehatan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Beban ekonomi penyakit diabetes harus menjadi perhatian dari pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam mengelola masalah penyakit tidak menular kronis. Estimasi biaya penyakit (cost of illness) merupakan elemen penting dalam proses pengambilan keputusan dari penyakit kronis seperti diabetes mellitus (Mateti et al., 2013). Evaluasi beban ekonomi (economic burden) penyakit secara riil akan memberikan dasar bagi pemerintah untuk menilai dampak fiskal jangka panjang dari penyakit kronis guna efisiensi ekonomi dan pengembangan strategi, kebijakan atau program pada sistem pembiayaan kesehatan (Zhuo et al., 2013). Permasalahan inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian

(5)

mengenai total biaya penyakit diabetes mellitus berdasarkan perspektif rumah sakit di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

B.

Rumusan Masalah

1. Berapakah total biaya penyakit diabetes mellitus berdasarkan perspektif RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?

2. Apakah ada pengaruh faktor usia dan komplikasi terhadap biaya riil pasien diabetes mellitus rawat jalan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?

3. Apakah ada pengaruh faktor usia, komplikasi, lama rawat inap, dan kelas rawat inap terhadap biaya riil pasien diabetes mellitus rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?

4. Apakah ada perbedaan antara total biaya riil dengan total tarif paket INA-CBG’s 2014 pasien diabetes mellitus di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?

C.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui total biaya penyakit diabetes mellitus berdasarkan perspektif RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui pengaruh faktor usia dan komplikasi dengan biaya riil pasien diabetes mellitus rawat jalan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui pengaruh faktor usia, komplikasi, lama rawat inap, dan kelas rawat inap dengan biaya riil pasien diabetes mellitus rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

(6)

4. Untuk mengetahui perbedaan antara total biaya riil dengan total tarif paket INA-CBG’s 2014 pasien diabetes melitus di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

D.

Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti dapat bermanfaat untuk mengetahui gambaran riil mengenai total biaya penyakit diabetes mellitus dari perspektif rumah sakit.

2. Bagi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak manajemen dalam pengembangan strategi dan kebijakan agar pelayanan kesehatan menjadi lebih bermutu, efisien dan ekonomis.

3. Bagi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan rencana mengenai alokasi dana pembiayaan kesehatan nasional yang lebih rasional.

4. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya.

E.

Keaslian Penelitian

Penelitian yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan analisis biaya penyakit diabetes mellitus:

1. Evaluasi Biaya Riil Pasien Rawat Inap Jamkesmas dengan Tarif INA-DRG’s dalam Rangka Penurunan Selisih Biaya Pelayanan Pelayanan di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya (Studi Kasus Diagnosis Diabetes Mellitus) (2011).

(7)

2. Perbandingan Biaya Riil dengan Tarif Paket INA-CBG’s dan Analisis Faktor yang Mempengaruhi Biaya Riil pada Pasien Diabetes Mellitus Rawat Inap Jamkesmas di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (2013).

Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan beberapa penelitian tersebut adalah pada penelitian ini akan memperkirakan total biaya penyakit diabetes mellitus dari perspektif penyedia layanan kesehatan yaitu pihak rumah sakit dengan menggabungkan semua biaya medik langsung pasien diabetes mellitus tipe 1 dan 2 rawat inap maupun rawat jalan dengan sistem pembayaran fee for service ataupun prospective payment system. Pada penelitian ini juga akan mengetahui adanya perbedaan antara total biaya riil dengan total tarif paket INA-CBG’s 2014 pada pasien rawat inap tetapi juga pasien rawat jalan.

Referensi

Dokumen terkait

Sumber data sekunder yang dimaksud berupa buku dan laporan ilmiah primer atau asli yang terdapat di dalam artikel atau jurnal (tercetak dan/atau non-cetak)

Berdasarkan permasalahan yang ada dari adanya dana masjid yang dipertanggungjawabkan agar dapat memenuhi syarat amanah maka perlu sebuah langkah untuk dapat merealisasikannya

Namun penelitian yang dilaku- kan ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada penelitian ini peneliti mene- rapkan model Cooperative Integrated Reading And Composition pada

pendidikan rumah tangga miskin di Kelurahan Binuang Kampung Dalam Kecamatan Pauh Kota Padang, 2) Pekerjaan rumah tangga miskin di Kelurahan Binuang Kampung Dalam

Oleh karena itu, peristiwa turunnya Al Qur’an selalu terkait dengan kehidupan para sahabat baik peristiwa yang bersifat khusus atau untuk pertanyaan yang muncul.Pengetahuan

Berdasarkan uraian yang tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui besarnya tingkat konsumsi energi dan protein, besarnya proporsi pengeluaran pangan

Jika lima kelompok unsur kehidupan merupakan suatu cara memahami kelahiran kembali menjadi berbagai keadaan makhluk, ini hanya akan lebih jelas untuk menyatakan

All praises belong to Allah SWT to Blessing and mercies given to the researcher, so I can complete this research paper entitled HOMICIDE PHENOMENA REFLECTED