• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fuzzy Decision Tree dengan Algoritma C4.5 pada Data Diabetes Indian Pima (Januari 2011)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fuzzy Decision Tree dengan Algoritma C4.5 pada Data Diabetes Indian Pima (Januari 2011)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Beberapa tes lab harus dilakukan untuk mengetahui kondisi seseorang didiagnosis menderita penyakit diabetes, US National Institute of Diabetes telah melakukan uji untuk penyakit diabetes sesuai dengan kriteria Organisasi Kesehatan Dunia yang dilakukan pada sejumlah perempuan yang berusia 21 tahun, dari warisan Pima India dan tinggal di dekat Phoenix, Arizona sebanyak 768 objek. . Dengan metode uji coba 3-fold cross validation dari data tersebut dikembangkan untuk analisa data mining penyebab penyakit diabetes yaitu klasifikasi terhadap data diabete yang menggunakan 256 data testing dan sisanya yaitu 512 digunakan sebagai data training. Penerapkan teknik data mining pada data diabetes ini diharapkan dapat ditemukan aturan klasifikasi yang dapat digunakan untuk memprediksi potensi seseorang terserang diabetes, tanpa harus melawan diagnosis penyakit secara langsung dengan diagnosis dini. Rancangan klasifikasi decision tree, menganalisa dan melakukan ujicoba metode klasifikasi fuzzy decision tree pada data diabetes dengan input 9 variabel ujicoba, 768 objek sehingga diharapkan dapat Menemukan aturan klasifikasi pada data diabetes agar dapat digunakan untuk memprediksi gejala seseorang pasien terserang penyakit diabetes, sehingga terjadinya penyakit ini pada seseorang dapat diprediksi sedini mungkin dan dapat dilakukan tindakan antisipasi. Pengolahan klasifikasi fuzzy decision tree ini menggunakan teknik pruning agar rule yang dihasilkan lebih signifikan atau rule yang dihasilkan dapat meningkatkan akurasi yang lebih tinggi lagi. Dengan pruning dihasilkan tingkat akurasi yang lebih tinggi dari pada tidak memakai pruning, dari 69,14% ke 78,91%. Pembagian data himpunan fuzzy dengan menggunakan referensi data standart dengan pruning memiliki tingkat akurasi lebih tinggi 78,91% dibandingkan dengan referensi data kuartil 76,95%. Semakin tinggi θr dan θn, semakin tinggi tingkat akurasi. Dari hasil uji coba 3-fold cross validation didapatkan θn 10 % dan θt 98 % mempunyai tingkat akurasi yang paling tinggi yaitu sebesar 78,91 %. Untuk proses kedepannya pembentukan fungsi fuzzy yang lain selain menggunkan model trapezoidal, seperti model segitiga, kurva S, dan kurva PI agar dapat diketahui pengaruh fungsi keanggotaan fuzzy terhadap akurasi..

Kata kunci: Klasifikasi, fuzzy, data diabetes, entropi, gain, rule, algoritma C4.5.

I. PENDAHULUAN

Penyakit diabetes adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh [1]. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, setiap 10 detik ada satu orang pasien diabetes yang meninggal karena penyakit itu dan memperkirakan bahwa 177 juta penduduk dunia mengidap penyakit diabetes mellitus atau biasa

disingkat diabetes. Lebih memprihatinkan untuk seorang ibu yang sedang hamil dan menderita penyakit diabetes, hal itu sangat membahayakan untuk janin yang dikandung. Untuk itu diagnosis dini sangat diperlukan untuk penderita diabetes agar bisa mengurangi angka kematian pada penderita diabetes.

Sejumlah rumah sakit sudah menggunakan basis data untuk mengumpulkan dan menyimpan data, namun data yang terkumpul belum dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Beberapa tes lab harus dilakukan untuk mengetahui kondisi orang itu didiagnosis menderita penyakit diabetes,

US National Institute of Diabetes telah melakukan uji untuk

penyakit diabetes sesuai dengan kriteria Organisasi Kesehatan Dunia yang dilakukan pada sejumlah perempuan yang berusia 21 tahun, dari warisan Pima India dan tinggal di dekat Phoenix, Arizona sebanyak 768 objek. Dari data

tersebut dikembangkan untuk analisa data mining penyebab

penyakit diabetes.

Data mining merupakan proses ekstraksi informasi

atau pola penting dalam basis data berukuran besar [2].

Penelitian ini menggunakan suatu teknik dalam data mining

yaitu klasifikasi terhadap data diabetes. Dengan

menggunakan 9 variabel yaitu number of times

pregnant(time), plasma glucose concentration a 2 hours in an oral glucose tolerance test (OGTT), diastolic blood pressure(D), triceps skin fold thickness (T), 2-Hour serum insulin (IPOST), body mass index (BMI), diabetes pedigree function(F), Age (T), dan Class variable(Diagnosa).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah fuzzy decision tree. Penggunaan teknik fuzzy memungkinkan

melakukan prediksi suatu objek yang dimiliki lebih dari satu kelas. Dengan menerapkan teknik data mining pada diabetes

ini diharapkan dapat ditemukan aturan klasifikasi yang dapat digunakan untuk memprediksi potensi seseorang terserang diabetes, tanpa harus melawan diagnosis penyakit secara langsung dengan diagnosis dini.

Database diabetes Pima India, disumbangkan oleh Vincent Sigillito. Data Diabetes India Pima adalah kumpulan laporan diagnostik medis dari 768 contoh-contoh dari populasi yang tinggal di dekat Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. Penelitian sebelumnnya dengan data ini menggunakan pembelajaran adaptif yang menghasilkan dan menjalankan perangkat analog digital perceptron seperti

yang disebut ADAP. Mereka membagi 2 dataset yaitu dataset untuk training dan dataset untuk testing. Mereka

menggunakan 512 training dan 256 data testing dengan

menggunakan algoritma LogDisc dan memperoleh akurasi

tertinggi 76,95% [4].

Fuzzy Decision Tree dengan Algoritma C4.5

pada Data Diabetes Indian Pima

(Januari 2011)

(2)

Dataset Pima India ini di dapatkan dari

http://archive.ics.uci.edu . yang bersumber dari pemilik yang asli yaitu National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases yang diambil juga dari Vincent Sigillito (vgs '@' aplcen.apl.jhu.edu), Research Center, RMI Group Leader, Applied Physics Laboratory, The Johns Hopkins University, Johns Hopkins Road, Laurel, MD 20707 [3].

Tahap-tahap proses fuzzy decision tree dengan algoritma C45 seperti pada gambar 1.

II. FUZZY DECISION TREE DENGAN ALGORITMA C45

Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau

samar-samar. Suatu nilai dapat bernilai besar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotaan

yang memiliki rentang nilai 0 (nol) hingga 1(satu). Berbeda dengan himpunan tegas yang memiliki nilai 1 atau 0 (ya atau tidak).

Logika Fuzzy merupakan sesuatu logika yang memiliki

nilai kekaburan atau kesamaran (fuzziness) antara benar atau

salah. Dalam teori logika fuzzy suatu nilai bias bernilai benar

atau salah secara bersama. Namun berapa besar keberadaan dan kesalahan suatu tergantung pada bobot keanggotaan

yang dimilikinya. Logika fuzzy memiliki derajat

keanggotaan dalam rentang 0 hingga 1. Berbeda dengan logika digital yang hanya memiliki dua nilai 1 atau 0.

Logika fuzzy digunakan untuk menterjemahkan suatu

besaran yang diekspresikan menggunakan bahasa (linguistic). Misalkan tingginya nilai IPOST (2-Hour serum insulin) yang digolongkan ke dalam nilai rendah, normal,

dan tinggi. Dan logika fuzzy menunjukkan sejauh mana

suatu nilai itu benar dan sejauh mana suatu nilai itu salah. Tidak seperti logika klasik (scrip)/tegas, suatu nilai hanya

mempunyai 2 kemungkinan yaitu merupakan suatu anggota himpunan atau tidak. Derajat keanggotaan 0 (nol) artinya nilai bukan merupakan anggota himpunan dan 1 (satu) berarti nilai tersebut adalah anggota himpunan.

Fuzzifikasi merupakan suatu proses untuk mengubah suatu peubah masukan dari bentuk tegas (crisp) menjadi

peubah fuzzy (variable linguistik) yang biasanya disajikan

dalam bentuk himpunan-himpunan fuzzy dengan fungsi

keanggotaannya.

Evaluasi aturan merupakan proses pengambilan keputusan (inference) yang berdasarkan aturan-aturan yang

ditetapkan pada basis aturan (rules base) untuk

menghubungkan antar peubah-peubah fuzzy masukan dan

peubah fuzzy keluaran. Aturan-aturan ini berbentuk jika

maka (IF -THEN).

Teknik pengambilan keputusan yang digunakan adalah metode max-min. Pada metode max-min, pengambilan keputusan didasarkan pada aturan operasi menurut trapezium dan kurva Pi.

Defuzzifikasi merupakan proses pengubahan besaran

fuzzy yang disajikan dalam bentuk himpunanhimpunan fuzzy

keluaran dengan fungsi keanggotaannya untuk mendapatkan kembali bentuk tegasnya.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy, yaitu:

a. Variabel fuzzy

Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas

dalam suatu sistem fuzzy. Contoh: number of times pregnant(time), plasma glucose concentration a 2 hours in an oral glucose tolerance test (OGTT), diastolic blood pressure (D), triceps skin fold thickness (T), 2-Hour serum insulin (IPOST), body mass index (waist), diabetes pedigree function(F), Age (T) sedangkan atribut Diagnosa adalah atribut kategori. Berdasarkan referensi hasil laboratorium, range normal untuk atribut number of times pregnant(time), plasma glucose concentration a 2 hours in an oral glucose tolerance test (OGTT), diastolic blood pressure (D), triceps skin fold thickness (T), 2-Hour serum insulin (IPOST), body mass index (BMI), diabetes pedigree function(F), dan Age (T).

b. Himpunan fuzzy

Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili

suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel

fuzzy.

Contoh:

Variabel number of times pregnant(time), terbagi

menjadi 3 himpunan fuzzy, yaitu: rendah, normal

dan tinggi.

c. Semesta Pembicaraan

Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel

fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan himpunan

bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya.

Contoh:

Semesta pembicaraan untuk variabel time: [0 20]

Semesta pembicaraan untuk variabel Age : [0 100]

d. Domain

Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang

diijinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh

Data Diabetes

Data Training Data Testing

Prapemrosesan

Persebaran Data

Tabel kuarrtil seluruh data

training

Proses Pemilihan Domain fuzzy

Tabel referensi standart

Proses Fuzzy

Rules Pembentukan tree Dengan Algoritma C45 dengan dan

tanpa pruning

(Training)

Diagnosa Proses Pemilihan Domain fuzzy

Proses Fuzzy

Hasil Diagnosa Testing

Training

Normalisasi Data Transformasi Data

(3)

dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy. Seperti halnya

semesta pembicaraan, domain merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai domain dapat berupa bilangan positif maupun negatif.

Contoh :

Untuk Variabel time RENDAH = [0 2] PABOBAYA = [2 5] TUA = [5 +∞)

A. Decision Tree

Decision tree merupakan suatu pendekatan yang sangat

populer dan praktis dalam machine learning untuk

menyelesaikan permasalahan klasifikasi. Pada decision tree terdapat 3 jenis node, yaitu:

a. Root Node, merupakan node paling atas, pada node ini

tidak ada input dan bisa tidak mempunyai output atau mempunyai output lebih dari satu.

b. Internal Node, merupakan node percabangan, pada node

ini hanya terdapat satu input dan mempunyai output minimal dua.

c. Leaf node atau terminal node, merupakan node akhir,

pada node ini hanya terdapat satu input dan tidak mempunyai output.

Konsep Decision tree adalah mengubah data menjadi

pohon keputusan (decision tree) dan aturan-aturan

keputusan (rule).

Decision tree membuat aturan rule yang dapat

digunakan untuk menentukan apakah seseorang mempunyai potensi untuk menderita diabetes atau tidak berdasarkan

number of times pregnant(time), plasma glucose concentration a 2 hours in an oral glucose tolerance test (OGTT), diastolic blood pressure (D), triceps skin fold thickness (T), 2-Hour serum insulin (IPOST), body mass index (waist), diabetes pedigree function(F), Age (T)

sedangkan atribut Diagnosa adalah atribut kategorik. Berdasarkan referensi hasil laboratorium, range normal untuk atribut number of times pregnant(time), plasma glucose concentration a 2 hours in an oral glucose tolerance test (OGTT), diastolic blood pressure (D), triceps skin fold thickness (T), 2-Hour serum insulin (IPOST), body mass index (BMI), diabetes pedigree function(F), dan Age (T).

Metode decision tree digunakan untuk memperkirakan

nilai diskret dari fungsi target, yang mana fungsi pembelajaran direpresentasikan oleh sebuah decision tree

[6]. Decision tree merupakan himpunan aturan IF…THEN.

Setiap path dalam tree dihubungkan dengan sebuah aturan,

di mana premis terdiri atas sekumpulan node-node yang

ditemui, dan kesimpulan dari aturan terdiri atas kelas yang terhubung dengan leaf dari path [7].

Dalam pohon keputusan, leaf node diberikan sebuah

label kelas. Non-terminal node, yang terdiri atas root dan internal node lainnya, mengandung kondisi-kondisi uji

atribut untuk memisahkan record yang memiliki

karakteristik yang berbeda. Edge-edge dapat dilabelkan

dengan nilai-nilai numeric-symbolic. Sebuah atribut

numeric-symbolic adalah sebuah atribut yang dapat bernilai numeric ataupun symbolic yang dihubungkan dengan sebuah

variabel kuantitatif. Sebagai contoh, ukuran seseorang dapat dituliskan sebagai atribut numeric-symbolic: dengan nilai

kuantitatif, dituliskan dengan “1,72 meter”, ataupun sebagai nilai numeric-symbolic seperti “tinggi” yang berkaitan

dengan suatu ukuran (size). Nilai-nilai seperti inilah yang

menyebabkan perluasan dari decision tree menjadi fuzzy decision tree [7]. Penggunaan teknik fuzzy memungkinkan

melakukan prediksi suatu objek yang dimiliki oleh lebih dari satu kelas.

Fuzzy decision tree memungkinkan untuk

menggunakan nilai-nilai numeric-symbolic selama

konstruksi atau saat mengklasifikasikan kasus-kasus baru. Manfaat dari teori himpunan fuzzy dalam decision tree ialah

meningkatkan kemampuan dalam memahami decision tree

ketika menggunakan atribut-atribut kuantitatif. Bahkan,

dengan menggunakan teknik fuzzy dapat meningkatkan

ketahanan saat melakukan klasifikasi kasus-kasus baru [8].

B. Algoritma C4.5

Algoritma C4.5 yaitu sebuah algoritma yang

digunakan untuk membangun decision tree (pengambilan

keputusan) . Algoritma C.45 adalah salah satu algoritma

induksi pohon keputusan yaitu ID3 (Iterative Dichotomiser

3). ID3 dikembangkan oleh J. Ross Quinlan. Dalam prosedur algoritma ID3, input berupa sampel training, label training dan atribut. Algoritma C4.5 merupakan

pengembangan dari ID3.

Pohon dibangun dengan cara membagi data secara rekursif hingga tiap bagian terdiri dari data yang berasal dari

kelas yang sama. Bentuk pemecahan (split) yang digunakan

untuk membagi data tergantung dari jenis atribut yang digunakan dalam split. Algoritma C4.5 dapat menangani

data numerik (kontinyu) dan diskret. Split untuk atribut

numerik yaitu mengurutkan contoh berdasarkan atribut kontiyu A, kemudian membentuk minimum permulaan

(threshold) M dari contoh-contoh yang ada dari kelas

mayoritas pada setiap partisi yang bersebelahan, lalu menggabungkan partisi-partisi yang bersebelahan tersebut dengan kelas mayoritas yang sama. Split untuk atribut

diskret A mempunyai bentuk value (A) ε X dimana X domain(A).

. Secara singkat logika algoritma C4.5 yang digunakan adalah sebagai berikut:

a.

Pilih atribut sebagai akar

b.

Buat cabang untuk masing-masing nilai

c.

Bagi kasus dalam cabang

d.

Ulangi proses untuk masing-masing

cabang sampai semua kasus pada cabang

memiliki kelas yang sama.

Untuk memilih atribut sebagai akar, didasarkan pada nilai gain tertinggi dari atribut-atribut yang ada. Untuk menghitung gain digunakan rumus seperti tertera dalam Rumus 1. (1) Keterangan S : Himpunan kasus A : Atribut n : jumlah partisi A

|Si| : Jumlah kasus pada partisi ke i

(4)

Sedangkan penhitungan nilai entropy dapat dilihat pada rumus 2 berikut:

(2) Keterangan : S : Himpunan kasus n : jumlah partisi S pi : Proporsi Si terhadap S C. Pruning

Teknik pruning yaitu teknik untuk memotong rule

pada decision tree, jika rule yang dihasilkan sudah tidak

signifikan. Yaitu dengan cara serupa dengan pasca-keputusan pemangkasan pohon, mengurangi kesalahan pemangkasan dengan cara menghapus salah satu dalam aturan kemudian bandingkan tingkat kesalahan pada set validasi sebelum dan setelah pemangkasan, jika memperbaiki kesalahan, lakukan proses prune. Pada tugas

akhir ini dilakukan proses pruning dengan menggunakan

Threshold dalam Fuzzy Decision Tree (FDT) . Jika pada

proses pembelajaran dari FDT dihentikan sampai semua

data contoh pada masing-masing leaf-node menjadi anggota

sebuah kelas, akan dihasilkan akurasi yang rendah. Oleh

karena itu untuk meningkatkan akurasinya, proses learning

harus dihentikan lebih awal atau melakukan pemotongan

tree secara umum. Untuk itu diberikan 2 (dua) threshold

yang harus terpenuhi jika tree akan diekspansi, yaitu [9,10] : Fuzziness control threshold (FCT) / θr

Jika proporsi dari himpunan data dari kelas Ck lebih

besar atau sama dengan nilai threshold θr, maka

hentikan ekspansi tree. Sebagai contoh: jika pada

sebuah sub-dataset rasio dari kelas 1 adalah 90%, kelas 2 adalah 10% dan θr adalah 85%, maka hentikan ekspansi tree.

Leaf decision threshold (LDT) / θn

Jika banyaknya anggota himpunan data pada suatu node lebih kecil dari threshold θn, hentikan ekspansi

tree. Sebagai contoh: sebuah himpunan data memiliki

600 contoh dengan θn adalah 2%. Jika jumlah data contoh pada sebuah node lebih kecil dari 12 (2% dari 600), maka hentikan ekspansi

tree

.

D. Akurasi

Akurasi adalah nilai derajat kedekatan dari pengukuran kuantitas untuk nilai sebenarnya (true). Nilai akurasi

didapatkan dari hasil rule yang dihasikan dari perhitungan

decision tree kemudian di uji coba kan pada data testing dan menghasilkan derajat keakuratan dari rule tersebut setelah di

uji coba kan pada data testing. Berikut ini rumus dari nilai

accuracy : Rumus accuracy : (3) Dimana: TP : True Positive TN : True Negative FP : False positive FN : False Negative

Yang dimaksud dengan True Positive adalah jumlah data hasil bentukan rule yang terkena diabetes yang sama dengan data testing yang juga terkena diabetes. Disini ditandai dengan nilai 1. Jadi pada data testing hasil diagnosanya 1 dan pada data diagnose hasi pembentukan rule juga bernilai 1. Yang dimaksud dengan True Negative adalah jumlah data hasil bentukan rule yang tidak terkena tidak diabetes yang sama dengan data testing yang juga tidak terkena diabetes. Disini ditandai dengan nilai 0. Jadi pada data testing hasil diagnosanya 0 dan pada data diagnose hasil pembentukan rule juga bernilai 0. Jadi nilai true positive dan true negative adalah data pada pembentukan rule sama dengan data testing yang diujikan.

Kemudian yang dimaksud dengan False Positive adalah jumlah data hasil bentukan rule yang terkena diabetes dan data testing yang tidak terkena diabetes. Dan False Negative adalah jumlah data hasil bentukan rule yang tidak terkena diabetes dengan data testing yang terkena diabetes.

III. UJICOBA

Perancangan data yang telah dibuat dan diimplementasikan kedalam sebuah perangkat perlu dilakukan uji coba. Uji coba pada klasifikasi decision tree

ini mencakup uji coba proses pembentukan himpunan fuzzy,

pembentukan tree, pembentukan hasil testing dan

perhitungan akurasi. Uji coba ini akan melakukan evaluasi tingkat akurasi kebenaran rule nya. Pada uji coba ini akan dilakukan uji coba data sample dengan proporsi data testing sebesar 256 objek dan 512 objek data training, dengan

menggunakan 3-fold cross validation. Dari data yang

tersedia akan dilakukan uji coba untuk mengetahui pengaruh

proses pembentukan fuzzy, pruning, nilai Fuzziness control

threshold (FCT) atau θr dan Leaf decision threshold (LDT)

atau θn terhadap besarnya akurasi. Dan uji coba tersebut dimulai dari pembagian himpunan fuzzy menurut referensi standart dan kuartl, kemudian dilakukan proses pruning atau tidak. Jika akan dilakukan proses pruning makan harus memasukkan nilai Fuzzinesscontrolthreshold (FCT) atau θr

dan Leaf decision threshold (LDT) atau θn . Dengan

menguji nilai dari Fuzzinesscontrolthreshold (FCT) atau θr

sebanyak 6 yaitu 75%, 80%, 85%, 90%, 95%, dan 98%, dan memasukkan nilai Leaf decision threshold (LDT) atau θn

(5)

A. Uji Coba Tanpa Pruning dengan referensi standard

Uji coba pada data training 512 data sample dan 256

data sample untuk testing dan pembentukan fuzzy menurut

referensi standard. Hasil uji coba pada tabel 1.

Dari hasil uji coba yang dilakukan tanpa pruning

dengan menggunakan referensi data kuartil menghasilkan

rule dengan kedalaman yang paling dalam adalah 8 node

dan memiliki leaf sebanyak 177 leaf. Dari hasil yang

dilakukan membutuhkan waktu 0,6560 detik dengan tingkat akurasi 69,14 %. Salah satu rule yang dihasilkan yaitu pada rule yang pertama adalah IF OGTT rendah AND IPOST rendah AND TIME rendah AND D rendah AND T rendah THEN TIDAK DIABETES.

B. Uji Coba Tanpa Pruning dengan referensi data kuartil

Uji coba pada data training 512 data sample dan 256 data

sample untuk testing dan pembentukan fuzzy menurut

referensi data kuartil. Hasil uji coba pada tabel 2.

Dari hasil uji coba yang dilakukan tanpa pruning dengan

menggunakan referensi data kuartil dihasilkan rule dengan

kedalaman yang paling dalam adalah 8 node dan memiliki

leaf sebanyak 229 leaf. Dari hasil yang dilakukan

membutuhkan waktu 0,7030 detik dengan tingkat akurasi 64,45 %. Salah satu rule yang dihasilkan yaitu pada rule

yang pertama adalah IF OGTT rendah AND AGE rendah AND BMI rendah THEN TIDAK DIABETES. Dari uji coba yang kedua mengalami penurunan tingkat akurasi, jumlah

rule yang dihasilkan semakin banyak sehingga waktu yang

digunakan juga semakin tinggi. Maka percobaan pertama lebih baik dari hasil uji coba yang kedua.

C. Uji Coba dengan Pruning dengan referensi standar

Pada subbab ini akan dilakukan uji coba pada data training

512 data sample dan 256 data sample untuk testing dan

pembentukan fuzzy menurut referensi standard. Dengan

menggunakan besarnya Fuzziness control threshold (FCT) /

θr : 75%, 80%, 85%, 90%, 95%, dan 98%. Sedangkan untuk nilai Leaf decision threshold (LDT) / θn : 3%, 5%, 8%, dan

10%.

Dari hasil uji coba yang dilakukan dengan pruning dengan menggunakan referensi data standard dihasilkan rule dengan kedalaman yang paling dalam adalah 8 node dan memiliki leaf menurut tabel 4. Dari hasil yang dilakukan membutuhkan waktu pada tabel 3 dengan tingkat akurasi pada tabel 4. Salah satu rule yang dihasilkan yaitu pada θr : 98 dan θn : 10 pada rule yang pertama adalah IF OGTT rendah AND T rendah AND TIME rendah AND D rendah THEN TIDAK DIABETES. Dari uji coba yang ketiga akurasi tertinggi mencapai 78,91 % berarti pada uji coba ketiga ini mengalami peningkatan tingkat akurasi, jumlah rule yang dihasilkan semakin sedikit sehingga waktu yang digunakan juga semakin sedikit. Maka percobaan ketiga lebih baik dari hasil uji coba yang pertama dan yang kedua.

D. Uji Coba dengan Pruning dengan referensi data

kuartil

uji coba pada data training 512 data sample dan 256 data sample untuk testing dan pembentukan fuzzy menurut referensi data kuartil. Dengan menggunakan besarnya Fuzziness control threshold (FCT) / θr : 75%, 80%, 85%, 90%, 95%, dan 98%. Sedangkan untuk nilai Leaf decision threshold (LDT) / θn : 3%, 5%, 8%, dan 10%.

Tabel 1 Rata-rata uji coba tanpa pruning Referensi standard

Uji Coba Tanpa Pruning Referensi standard

Akurasi 69,14 %

Rule yang dihasilkan 177 rule

Waktu 0,5620 detik

Tabel 2.Rata-rata uji coba tanpa pruning Referensi data

kuartil

Uji Coba Tanpa Pruning Referensi data kuartil

Akurasi 64,45 %

Rule yang dihasilkan 229 rule

Waktu 0,7237 detik

Tabel 3 Rata-rata asil uji coba waktu dengan pruning

dari referensi standard Waktu dalam detik

θr 3 % 5 % θn 8 % 10 % 75 % 0.0783 0.0467 0.0310 0.0420 80 % 0.2293 0.0413 0.0310 0.0317 85 % 0.1150 0.0733 0.0473 0.0520 90 % 0.1253 0.0887 0.0727 0.0620 95 % 0.1510 0.1040 0.0727 0.0727 98 % 0.2240 0.0940 0.1093 0.0783

Tabel 4 Rata-rata hasil uji coba jumlah rule dengan pruning dari referensi standard

Jumlah rule θr 3 % 5 % θn 8 % 10 % 75 % 30 19 10 10 80 % 30 19 10 10 85 % 47 29 18 18 90 % 56 36 24 24 95 % 60 38 26 26 98 % 67 41 26 26

Tabel 5 Rata-rata hasil uji coba akurasi dengan pruning

dari referensi standard Akurasi θr 3 % 5 % θn 8 % 10 % 75 % 72,66 77,34 78,52 78,52 80 % 72,66 77,34 78,52 78,52 85 % 71,88 77,73 78,91 78,91 90 % 71,88 77,73 78,91 78,91 95 % 71,88 77,73 78,91 78,91 98 % 71,88 77,73 78,91 78,91

(6)

Dari hasil uji coba yang dilakukan dengan pruning dengan

menggunakan referensi data kuartil dihasilkan rule dengan kedalaman yang paling dalam adalah 5 node dan memiliki leaf menurut tabel 7. Dari hasil yang dilakukan membutukan waktu pada tabel 6 dengan tingkat akurasi pada tabel 8. Salah satu rule yang dihasilkan yaitu pada θr : 98 dan θn : 10 pada rule yang pertama adalah IF OGTT rendah AND AGE rendah AND BMI rendah THEN TIDAK DIABETES. Dari uji coba yang ketiga akurasi tertingi mencapai 76,95 %, hasil yang sama yang didapatkan pada uji coba yang pernah dilakukan oleh vi Vincent Sigillito.

Dari keseluruhan hasil uji coba, nilai θr dan θn sangat berpengaruh terhadap jumlah aturan yang dihasilkan, nilai θr yang terlalu tinggi akan menyebabkan turunnya nilai akurasi. Di lain pihak, nilai θn yang terlalu rendah juga dapat menyebabkan akurasi menurun. Pada keseluruhan uji coba nilai akurasi tertinggi pada percoban ketiga yaitu 78,91% . Maka percobaan ketiga lebih baik dari hasil uji

coba yang pertama, kedua dan keempat. Dari keseluruhan uji coba dapat dilihat pada tabel 9 dan 10

IV. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan aplikasi yang telah dibuat beserta uji coba yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Dengan pruning dihasilkan tingkat akurasi yang

lebih tinggi dari pada tidak memakai pruning, dari 69,14% ke 78,91%.

b. Pembagian data himpunan fuzzy dengan

menggunakan referensi data standart dengan pruning memiliki tingkat akurasi lebih tinggi 78,91% dibandingkan dengan referensi data kuartil 76,95%.

c. Semakin tinggi θr dan θn, semakin tinggi tingkat akurasi.

Tabel 6 Rata-rata hasil uji coba waktu dengan pruning dari referensi data kuartil

Waktu dalam detik

θr 3 % 5 % θn 8 % 10 % 75 % 0.0830 0.0520 0.0623 0.0367 80 % 0.0890 0.0417 0.0417 0.0367 85 % 0.2447 0.0683 0.0473 0.0420 90 % 0.1147 0.0990 0.0470 0.0467 95 % 0.1457 0.0830 0.0627 0.0570 98 % 0.1247 0.0990 0.0680 0.0783

Tabel 7 Rata-rata hasil uji coba jumlah rule dengan pruning dari referensi data kuartil

Jumlah rule θr 3 % 5 % θn 8 % 10 % 75 % 27 21 17 13 80 % 29 21 17 13 85 % 38 24 19 15 90 % 50 30 23 17 95 % 50 30 23 17 98 % 56 32 25 19

Tabel 8 Rata-rata hasil uji coba akurasi dengan pruning dari referensi kuartil

Akurasi θr 3 % 5 % θn 8 % 10 % 75 % 73,44 74,22 76,95 76,95 80 % 73,05 74,22 76,95 76,95 85 % 73,05 74,22 76,95 76,95 90 % 73,05 74,22 76,95 76,95 95 % 73,05 74,22 76,95 76,95 98 % 73,05 74,22 76,95 76,95

Tabel 9 Rata-rata uji coba tanpa pruning Uji Coba Tanpa Pruning Referensi standard dan

Referensi Kuartil Akurasi

(%) Rule yang dihasilkan (rule) Waktu (detik) 1 2 1 2 1 2 69,14 64,45 177 229 0,5620 0,7237 Keterangan : 1. Referensi standard 2. Referensi Kuartil

Tabel 10 Rata-rata Hasil Uji coba dengan pruning

θr

Waktu (detik) Jumlah aturan (rule) Akurasi (%)

θn θn θn 3% 5% 8% 10% 3% 5% 8% 10% 3% 5% 8% 10% 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 75% 0.0783 0.0830 0.0467 0.0520 0.0310 0.0623 0.0420 0.0367 30 27 19 21 10 17 10 13 72,66 73,44 77,34 74,22 78,52 76,95 78,52 76,95 80% 0.2293 0.0890 0.0413 0.0417 0.0310 0.0417 0.0317 0.0367 30 29 19 21 10 17 10 13 72,66 73,05 77,34 74,22 78,52 76,95 78,52 76,85 85% 0.1150 0.2447 0.0733 0.0683 0.0473 0.0473 0.0520 0.0420 47 38 29 24 18 19 18 15 71,88 73,05 77,73 74,22 78,91 76,95 78,91 76,95 90% 0.1253 0.1147 0.0887 0.0990 0.0727 0.0470 0.0620 0.0467 56 50 36 30 24 23 24 17 71,88 73,05 77,73 74,22 78,91 76,95 78,91 76,95 95% 0.1510 0.1457 0.1040 0.0830 0.0727 0.0627 0.0727 0.0570 60 50 38 30 26 23 26 17 71,88 73,5 77,73 74,22 78,91 76,95 78,91 76,95 98% 0.2240 0.1247 0.0940 0.0990 0.1093 0.0680 0.0783 0.0783 67 56 41 32 26 35 26 19 71,88 73,5 77,73 74,22 78,91 76,95 78,91 76,95 Keterangan : 1. Referensi standard 2. Referensi Kuartil

(7)

Perlu dibuat proses pembentukan fungsi fuzzy yang lain selain menggunkan model trapezoidal, seperti model segitiga, kurva S, dan kurva PI agar dapat diketahui pengaruh fungsi keanggotaan fuzzy terhadap akurasi.

REFERENSI

[1] http://www.infopenyakit.com/2008/03/penyakit-diabetes-mellitus-dm.html. Diakses tanggal 18 Maret 2010

[2] J. Han and M. Kamber. Data Mining Concepts and

Techniques. Simon Fraser University. USA: Morgan

Kaufman, 2006.

[3] Sigillito,Vincent. Pima Indians Diabetes Data

Set.www.archive.ics.uci.edu/ml/datasets. Diakses

tanggal 3 Maret 2010.

[4] The Inter-University Centre for Astronomy and

Astrophysics, Pune, India .Pima Indians Diabetes Database.http://meghnad.iucaa.ernet.in/~nspp/DBNN_ html/node8.html . Diakses tanggal 12 Nopember 2010

[5] Pang-Ning Tan, M. Steinbach, V. Kumjar,

Introduction to Data Mining, Pearson Education, Inc.,

Boston, 2006.

[6] E Cox. Fuzzy Modeling and Algorithms for Data

mining and Exploration. USA: Academic Press. 2005.

[7] Y. Yuan dan Shaw M J. Induction of fuzzy decision trees, Fuzzy Sets and Systems Vol. 69. 1995.

[8] G. Liang. A Comparative Study of Three Decision Tree

algorithms: ID3, Fuzzy ID3 and Probabilistic Fuzzy ID3. Informatics & Economics Erasmus University

Rotterdam Rotterdam, the Netherlands, 2005.

[9] Romansyah.F, I. S. Sitanggang, S. Nurdiati.Fuzzy

Decision Tree dengan Algoritme ID3 pada Data Diabetes .Internetworking Indonesia Journal.2009.

[10] I-Jen Chianga and Jane Yung-jen Hsu. Fuzzy

classification trees for data analysis. Department of

Computer Science and Information Engineering, National Taiwan University, Taipei, Taiwan, 2001.

[11] Stoppler.Melissa Conrad, MD. Low Blood Pressure

and Stress.

http://www.medicinenet.com/low_blood_pressure/artic le.htm . Diakses tanggal 18 Maret 2010

[12] Fu L. 1994. Neural Network In Computer Intelligence.

(8)

Gambar

Tabel referensi  standart
Tabel 1  Rata-rata uji coba tanpa pruning Referensi  standard
Tabel 6  Rata-rata hasil uji coba waktu dengan pruning  dari referensi data kuartil

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, Zainal Arifin Mochtar menetapkan tujuh Lembaga Negara independen yang menjadi kajiannya. Lembaga-lembaga itu terdiri dari Komisi Nasional Hak

Struktur kepemilikan manajemen tidak secara signifikan berpengaruh positif terhadap penerapan konservatisme akuntansi sebab banyak manajemen yang memiliki saham yang

a. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Guru menjelaskan tata cara

Oleh karena itu, bagi pertanian yang bersifat land base agricultural, ketersediaan lahan merupakan syarat mutlak atau keharusan untuk mewujudkan peran sektor pertanian

Simpulan: Pemberian injeksi ketorolac intraperitoneal selama 5 hari dapat menghambat penyembuhan fraktur kruris tikus wistar dewasa. Kata kunci: Penyembuhan fraktur,

Peningkatan daya saing pelayanan transportasi darat sehingga mampu berkompetisi dengan moda lainnya, yang meliputi rasio antara penumpang transportasi darat dibandingkan dengan

Hasil seleksi dari 31 isolat koleksi fungi dari HTI pulp mangium dan ekaliptus yang ditumbuhkan pada tiga macam media yaitu PDA-Guaiacol, PDA-Asam-Galat, dan

Perkebunan Nusantara XII Kebun Ngrangkah Pawon Kediri adalah suatu kerjasama antara dua belah pihak pihak perkebunan sebagai pihak pemilik lahan yang menyiapkan