KIMIA ORGANIK II
SINTESIS ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA
Nurul Mu’nisah Awaliyah, Amelia Rachmawati, Ummu Kalsum Andi Lajeng, Widya Kusuma ningrum, Ipa Ida Rosita.
Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta nurulmunisahawaliyah@gmail.com
ABSTRAK
Gandapura (Gaultheria fragran-tissima) merupakan tanaman minyak atsiri yang cukup potensial, karena mengandung metil salisilat sangat tinggi yang banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi dan kosmetik. minyak atsiri gandapura bisa dimanfaatkan juga sebagai insektisida atau insek repellent. Metode ekstraksi terhadap minyak atsiri akan berpengaruh terhadap rasa, aroma, kenampakan dan komposisi kimia dari produk, seperti minyak hasil penyulingan mempunyai bau dan aroma yang berbeda dengan minyak hasil ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik Komponen utama dari minyak atsirinya adalah metil salisilat, jumlahnya dapat mencapai 93%.Percobaan ini dilakukan untuk mensintesis asam salisilat dari minyak gandapura
PENDAHULUAN
Gandapura (Gaultheria fragran-tissima) dikenal juga sebagai Indian wintergreen, mempunyai sinonim G. punctuata, termasuk dalam famili Ericaceae, dan merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang cukup potensial. ( Oyen dan Dung, dalam Hernani, 2004). Komponen utama dari minyak atsirinya adalah metil salisilat, jumlahnya dapat mencapai 93% (Heyne,dalam hernani, 2004). Senyawa metil salisilat merupakan metil ester dari asam asetil salisilat, bersifat sangat iritasi dan toksik, namun bila masih terikat dalam tanaman aslinya tidak berbahaya (Anonim, dalam Hernani, 2004).
Asam salisilat adalah turunan dari asam karboksilat. Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil, -COH. Gugus karboksil mengandung sebuah gugus karbonil dan sebuah hidroksil: antar-aksi dari kedua gugus ini
KIMIA ORGANIK II
mengakibatkan suatu kereaktivan kimia yang unik untuk asam karboksilat. Asam karboksilat penting secara biologis maupun komersial. Aspirin adalah sebuah asam karboksilat, seperti juga asam oleat. Sifat kimia yang paling menonjol (dari) asam karboksilat ialah keasamaanya. Dibandingkan dengan asam mineral seperti HCl dan HNO3 (pka sekitar 1 atau lebih rendah).
Asam karboksilat adalah asam lemah (pka yang khas adalah sekitar 5) (Fessenden, 1986: 64-65). Asam amino salisilat dalam bentuk orto, berupa kristal jarum tak berwarna, bobot titik leleh 1580C, sedikit larut dalam air (Hadyana, dkk, 1993: 15).
Proses pembuatan metil salisilat dari Gandapura dengan
steam distillation
Gandapura (Gaultheria fragrantissima) dikenal juga sebagai oil of wintergreen, merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri. Minyak gandapura memiliki kandungan metil salisilat tinggi, mencapai 93%-98%. Tanaman gandapura tumbuh pada dataran tinggi, 1300- 3300 dpl (Hernani, 2004). Pengambilan minyak gandapura dilakukan dengan proses steam distillation yang umumnya beroperasi secara batch. Steam akan membawa minyak gandapura dan saat campuran ini dilewatkan suatu condenser, akan terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas yang lebih ringan berupa minyak gandapura dan lapisan bawah yang lebih berat berupa air.
Kelebihan proses:
1. Pemisahan mudah dilakukan karena lapisan minyak atsiri bersifat immiscible dari lapisan air.
2. Hanya melalui satu tahap proses yaitu steam distillation, energi yang diperlukan relatif lebih sedikit karena tidak memerlukan proses pemisahan lebih lanjut
Kekurangan proses:
1. Jumlah bahan baku fluktuatif dan terbatas, bergantung pada persediaan tanaman gandapura yang tumbuh hanya pada daerah tertentu.
2. Steam distillation pada umumnya dilakukan secara batch sehingga tidak memungkinkan untuk mendapatkan kapasitas yang besar ( Tanti, dkk)
Senyawa metil salisilat banyak digunakan sebagai penambah aroma dalam makanan, minuman, farmasi, parfum dan penyerap ultra violet dalam lotion untuk mencegah kulit terbakar dari sengatan matahari (Hawley, dalam hernani, 2004).
KIMIA ORGANIK II
ALAT,BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
Alat dan Bahan
Socklet (seperangkat), labu 1 buah, statif 1 buah, ring 2 buah, kawat kasa 1 buah, kaki tiga 1 buah,pipet tetes 1 buah, spirtus 1 buah, termometer alkohol 1 buah, termometer raksa 1 buah, gelas beaker 1 buah, kertas saring 1 buah, corong 1 buah, batang pengaduk 1 buah, batu didih secukupnya, indikator universal 1 buah, cawan petri 1 buah, gelas kimia 2 buah, minyak gandapura 100 % 5 ml, NaOH 6M 15 ml,es batu secukupnya, H2SO4 15 ml, H2O 13 ml, H2O
900C 25,7 ml, kaleng susu yang berisi minyak goreng. Langkah Kerja
Sintesis asam salisilat:
1. Masukkan bongkahan batu didih secukupnya, minyak gandapura sebanyak 5 ml dan larutan NaOH 6M sebanyak 15 ml ke dalam labu kemudian panaskan sampai endapan melarut.
2. Pada labu tersebut dipasang pendingin balik. Pendingin balik di aliri air. 3. Setelah mendidih diamkan pada suhu ruangan.
4. Pindahkan larutan ke dalam gelas kimia (di dalam ice bath) 5. Kemudian tambahkan larutan H2SO4 pekat sebanyak 15 ml .
6. Simpan di tempat yang dingin (ice bath)
7. Uji PH larutan tersebut 1-2, kemudian di saring lalu residu tersebut di cuci dengan H2O sebanyak 13 ml.
8. Residu dipindahkan ke gelas beaker lalu di tambahkan 25,7 ml H2O hangat.
9. Larutan di aduk dan di rendam ke dalam ice bath selama 10 menit.
10. Larutan tersebut di saring lagi,lalu di simpan residunnya untk menguji titik lelehnya.
Uji titik leleh asam salisilat
1. Masukkan minyak goreng ke dalam kaleng susu kosong.
2. Masukkan sampel (residu di atas) ke dalam pipa kapiler, lalu di panaskan sampai sampel tersebut meleleh
KIMIA ORGANIK II
RESULT AND DISCUSSION
Tujuan dari percobaan ini adalah sintesis asam salisilat dari minyak gandapura. Pada percobaan ini asam salisilat dibuat dari minyak gandapura dengan konsentrasi 100%. Minyak gandapura di reaksikan dengan NaOH 6 M membentuk endapan berwarna putih. Larutan dipanaskan agar endapan yang terbentuk melarut dengan alat yang bernama socklet. Setelah setelah terbentuk endapan, diamkan sampai dingi, pindahkan ke dalam gelas kimia (di dalam ice bath), kemudian tambahkan H2SO4 15 ml. Setelah penambahan H2SO4 mengukur pH pada
sampel pH yang didapat yaitu 1, sedangkan pH yang baik yaitu pH 2. Residu atau endapan yang terbentuk yaitu berwarna putih, bila di pegang tekstur seperti bubuk bedak, atau obat dalam bentuk serbuk. Hasil dari sampel tersebut di gunakan untuk menguji titik leleh dari asam salisilat tersebut.
Metil salisilat telah selesai dibuat, dan segera di uji titik lelehnya. Titik leleh metil salisiat yang dibuat yaitu 1570C
Asam amino salisilat dalam bentuk orto, berupa kristal jarum tak berwarna, bobot titik leleh 1580C, sedikit larut dalam air (Hadyana, dkk, 1993: 15).
Perbedaannya hanya sedikit, presentase kesalahan sebesar 0,6 %. Presentase kesalahan di dapatkan dari = 0,6 % CONCLUTION
Dengan demikian, berdasarkan data hasil percobaan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1) Metil salisilat dapat dibuat dari minyak gandapura yang konsentrasinya 100 %. 2) Titik leleh metil salisilat 1570C.
KIMIA ORGANIK II REFERENCE
Fessenden & Fessenden. 1986. KIMIA ORGANIK .Edisi ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Pujaatmaka, Hadyana A, dkk. 1993. KIMIA PANGAN. Penerbit: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hernani.2004. GANDAPURA :PENGOLAHAN, FITOKIMIA, MINYAK ATSIRI DAN DAYA HERBISIDA.
http://balittro.litbang.deptan.go.id/ind/images/publikasi/bul.vol.15.no.2/4-Hernani-Gandapura.pdf . Diakses 6 April 2014.
Tantia, dkk. 2004. Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol
dengan Kapasitas 30.000 Ton/Tahun.
http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&fi le=285136.pdf&ftyp=potongan&tahun=2013&potongan=S1-2013-285136-chapter1.pdf . diakses 6 April 2014.