• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga,"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

13 A. Latar Belakang Perancangan

Sejalan dengan berkembangnya zaman, meningkat pula taraf hidup masyarakat yang berdampak pada peningkatan citra lingkungan hidup yaitu semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga, melestarikan dan merawat lingkungan sekitar. Peningkatan tersebut memberi kontribusi yang signifikan akan perancangan baik gedung, ruangan, maupun kebutuhan akan perabot mebel.

Dahulu masyarakat yang mempunyai rumah layak huni masih sedikit, seiring perkembangan zaman dan peningkatan taraf hidup kebanyakan rumah milik masyarakat kini sudah layak huni bahkan cenderung mewah. Kebanyakan rumah-rumah tersebut juga dilengkapi dengan taman sebagai tempat rileksasi dan melepas penat. Taman yang ada di dalam sebuah rumah, entah itu posisinya berada di tengah rumah, di depan maupun di belakang sangat banyak sekali manfaat dan kegunaannya. Selain dapat membuat rumah terlihat lebih asri dan indah, taman rumah juga dapat menambah kenyamanan bagi penghuninya. Taman yang ada dalam sebuah perumahan dapat ditanami dengan berbagai macam tanaman, baik tanaman buah, sayur maupun tanaman hias dengan bunga yang berwarna-warni. Dengan semakin banyaknya rumah yang memiliki taman dan kebutuhan akan rileksasi di taman, tentu menjadi

(2)

peluang besar akan kebutuhan meja kursi taman yang inovatif tapi tetap memperhatikan estetika dan kenyamanan pengguna.

Mengingat fungsi meja dan kursi taman yang cukup penting maka tidak mengherankan jika kita sering menjumpai rumah yang memiliki taman, baik yang berukuran sempit hingga yang berukuran luas. Bahkan tidak jarang orang meletakkan meja dan kursi untuk menikmati keindahan taman di waktu istirahat. Ada berbagai model dan bahan untuk membuat meja dan kursi taman, mulai dari yang berbahan batu alam, kayu, bata, ataupun kombinasi dari bahan tersebut. Namun dari sekian banyak bahan yang ada, kayu merupakan bahan yang paling banyak diminati sebagai bahan untuk membuat meja dan kursi taman.

Karena pada dasarnya kursi dan meja taman haruslah dibuat dengan baik sebab digunakan untuk bersantai. Unsur warna dan bentuk menjadi tuntutan untuk ditampilkan dalam kombinasi dan komposisi yang menarik, sedangkan warna yang diterapkan adalah warna alami bunga “Adenium boehmianum” sendiri yang memiliki unsur dingin sehingga dapat menyatu dengan alam.

Proses penciptaan suatu produk meja kursi taman secara konsep harus bisa dipertahankan. Karena suatu desain dianggap baik bila produk yang dihasilkan dapat berfungsi baik sesuai dengan tujuan perancangan, mengingat fungsi desain mempunyai hubungan erat dengan kebutuhan manusia akan produk yang dirancang oleh para desainer, begitu juga dalam menciptakan suatu karya yang merupakan proses kreatif dari desainer harus tetap menjaga kualitas produknya.

(3)

B. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Desain

Desain secara etimologi, istilah desain berasal "dari tadi" beberapa serapan bahasa, yaitu kata "designo" (Itali) yang secara gramatikal berarti gambar. Menurut Page desain didefinisikan sebagai lompatan imajinatif dari realitas sekarang menuju kemungkinan masa depan. (Jones, 1980: 2).

Pengertian desain menurut JB Reswick adalah: kegiatan kreatif yang melibatkan penciptaan sesuatu yang baru dan berguna yang tidak ada sebelumnya. Lebih lanjut Yasraf menjelaskan, dengan demikan desain merupakan kegiatan kreatif-progresif dengan produk, yang produk akhirnya adalah kebaruan dan perbedaan. (Pilliang, 2008: 384).

Prinsip dasar desain merupakan pengorganisasian unsur-unsur desain dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam menciptakan dan mengaplikasikan kreatifitas. Frank Jefkins (1997: 245) mengelompokkan prinsip-prinsip desain menjadi:

a. Kesatuan (unity)

Kesatuan merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada keselarasan dari unsur-unsur yang disusun, baik dalam wujudnya maupun kaitannya dengan ide yang melandasi. Kesatuan diperlukan dalam karya grafis yang mungkin terdiri dari beberapa elemen di dalamnya. Dengan adanya kesatuan inilah, elemen-elemen yang ada saling mendukung sehingga diperoleh fokus yang dituju.

(4)

b. Keseimbangan (balance)

Keseimbangan merupakan prinsip komposisi yang bertujuan menghindari kesan berat sebelah pada suatu bidang atau ruang dalam sebuah karya. Keseimbangan dapat dibagi menjadi:

c. Irama (ritme)

Irama atau ritme adalah penyusunan unsur-unsur dengan mengikuti suatu pola penataan tertentu secara teratur agar didapatkan kesan yang menarik. Penataannya dapat dilaksanakan dengan mengadakan pengulangan maupun pergantian secara teratur.

d. Kontras

Kontras dalam suatu komposisi diperlukan sebagai vitalitas agar tidak berkesan monoton. Tentu saja kontras ditampilkan secukupnya, karena bila ditampilkan terlalu berlebihan akan muncul ketidakteraturan dan kontradiksi yang jauh dari kesan harmonis.

e. Fokus

Fokus atau pusat perhatian selalu diperlukan dalam sebuah komposisi untuk menunjukkan bagian yang dianggap penting dan menjadi perhatian utama. Penjagaan keharmonisan dalam membuat suatu fokus dilakukan dengan menjadikan segala sesuatu yang berada di sekitar fokus, mendukung fokus yang telah ditentukan.

(5)

f. Proporsi

Proporsi adalah perbandingan ukuran antara bagian dengan bagian dan antara bagian dengan keseluruhan. Prinsip komposisi tersebut menekankan pada ukuran dari suatu unsur yang akan disusun dan sejauh mana ukuran itu menunjang keharmonisan tampilan suatu desain.

Sedangkan menurut Murphy, John and Michael Rowe dalam bukunya, How to Design Trademarksand logos. Ohio: North Light Book, 1998. (Indra Dermawan), elemen-elemen desain adalah:

a. Titik

Titik adalah salah satu unsur visual yang wujudnya relatif kecil, dimana dimensi memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti. Titik cenderung ditampilkan berkelompok, dengan variasi jumlah, susunan, dan keapadatan tertentu.

b. Garis

Garis dianggap sebagai unsur visual yang banyak berpengaruh terhadap pembentukan suatu objek. Garis juga dikenal sebagai goresan atau coretan. Ciri khas garis adalah terdapatnya arah dan dimensi memanjang.

c. Bidang

Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar. Ditinjau dari bentuknya, bidang bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu bidang geometri/beraturan dan bidang non-geometri/tidak

(6)

beraturan. Bidang geometri relatif mudah diukur keluasannya, sedangkan bidang non-geometri relatif sukar diukur keluasannya. Bidang dapat dibuat dengan menyusun titik maupun garis dengan kepadatan tertentu, dan dapat pula dihadirkan dengan mempertemukan potongan satu garis atau lebih.

d. Ruang

Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang. Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dapat dibagi dua, yaitu ruang nyata dan semu. Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya tidak dapat diraba tetapi dapat dimengerti.

e. Warna

Keberadaan warna ditentukan oleh jenis pigmennya. Kesan yang diterima oleh mata lebih ditentukan oleh cahaya. Permasalahan mendasar dari warna di antaranya adalah hue (spektrum warna), saturasi (nilai kepekatan), dan lightness (nilai gelap terang). Warna merupakan unsur visual yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi citra bagi orang yang melihatnya.

f. Tekstur

Tekstur merupakan nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik tekstur dibagi menjadi tekstur kasar dan halus, dengan kesan pantul mengkilap dan kusam. Ditinjau dari efek tampilannya, tekstur digolongkan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Disebut tekstur

(7)

nyata apabila terdapat kesamaan antara hasil raba dan penglihatan, sedangkan tekstur semu sebaliknya. Dalam penerapannya, tekstur dapat berpengaruh terhadap unsur visual lainnya, yaitu kejelasan titik, kualitas garis, keluasan bidang dan ruang, serta intensitas warna.

2. Tinjauan Umum Kursi

Kursi adalah sebuah perabot rumah tangga atau kantor, maupun perabot yang tersedia di tempat-tempat umum yang berfungsi sebagai tempat duduk. Kursi terdiri dari alas duduk yang ditopang oleh kaki kursi yang biasanya berjumlah empat kaki, namun ada juga yang tiga kaki maupun satu kaki, misalnya kursi berputar. Di dalam rumah tangga sering disebut meja kursi yaitu pasangan antara meja dan beberapa kursi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diberikan pengertian bahwa kursi yang merupakan perkakas rumah tangga yang digunakan sebagai tempat duduk yang berkaki dan memiliki sandaran (Suharso dan Ana Retnoningsih, 2005: 276).

3. Tinjauan Umum Meja

Meja merupakan salah satu jenis produk mebel yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, meja sangat dibutuhkan dalam menunjang aktifitas manusia seperti makan, bekerja, memasak dan lain sebagainya. Dalam perkembangannya meja telah mengalami banyak sekali perkembangan, baik dari aspek bentuk dan fungsinya.

(8)

Meja adalah jenis perabot mebel untuk meletakkan sesuatu di atasnya, syaratnya adalah satu bidang datar sebagai bagian utama dan kaki atau penyangga untuk membuatnya berada pada ketinggian tertentu yang cocok dengan posisi manusia untuk kegiatan yang memerlukan permukaan datar yang dekat dengan tangan seperti makan, minum, menulis atau bekerja (Jamaludin, 2007: 27).

4. Tinjauan Umum Taman

Taman adalah sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia dalam kegunaanya sebagai tempat penyegar dalam dan luar ruangan. Taman dapat dibagi dalam taman alami dan taman buatan. Taman yang sering dijumpai adalah taman rumah tinggal, taman lingkungan, taman bermain, taman rekreasi, taman botani.

Dengan pengertian lain taman adalah sebuah areal/tempat menyusun, menata berbagai macam tanaman dengan menggunakan berbagai macam media serta elemen-elemen tambahan dan juga wadah yang digunakan agar terlihat keindahannya, kenyamanannya dan kesejukannya di dalam dan di luar ruangan. Taman dijumpai sebagai taman rumah tinggal, taman lingkungan, taman bermain, taman perkantoran, taman kota, taman sekolah, dan taman wisata

(9)

5. Tinjauan Umum “Adenium boehmianum”

“Adenium boehmianum” adalah salah satu spesies dari famili Apocynaceae yang ditemukan oleh Hans Schinz pada tahun 1888. “Adenium boehmianum” ditemukan pertama kali di Namibia dan Angola, Afrika Selatan. “Adenium boehmianum” disebut juga Mawar Padang Pasir (Desert Rose). Orang-orang Indonesia sering menyebut “Adenium boehmianum” dengan sebutan bunga kamboja. Tanaman “Adenium boehmianum” merupakan tumbuhan sukulen yang berumur panjang. “Adenium boehmianum” berasal dari daerah tropis meski ditemukan di gurun pasir. “Adenium boehmianum” membutuhkan media yang cukup mengandung udara dan mampu menahan kelembaban agar pertumbuhannya maksimal.

Bunga “Adenium boehmianum” sepintas mirip dengan bunga “Adenium swazicum”. “Adenium boehmianum” mempunyai masa tumbuh yang sangat pendek dan pada masa itulah muncul bunga yang lebih kecil

Gambar 1. “Adenium boehmianum” (Sumber : Dokumentasi Dika, 28 Maret 2017)

(10)

dari bunga “Adenium swazicum”. Bunga “Adenium boehmianum” berbentuk seperti terompet atau lonceng dan termasuk jenis bunga berumah satu. Di dalam satu jenis bunga terdapat petal atau mahkota bunga, sepal atau kelopak bunga, tepung sari atau polen, putik (stigma), tangkai bunga, dan ovary atau kandung embrio. Pada bunga tanaman “Adenium

boehmianum”, petal berjumlah lima helai. Tanaman “Adenium

boehmianum”, berakar tunggang dengan bagian-bagian yang

menggelembung.

Tanaman “Adenium boehmianum” memiliki akar besar yang akan membentuk umbi. Di daerah akar tersebut cadangan makanan dan air tersimpan. Akarnya mampu tumbuh panjang hingga beberapa meter, akar yang panjang berguna untuk mencari dan mencapai sumber air dalam tanah. “Adenium boehmianum” bukan tanaman berkayu. Batangnya lunak, halus dan tidak berduri. Kadang kala ditemukan bintik putih bekas mata tunas/bekas patahan daun yang gugur. Batang lunaknya mengandung getah putih dan sangat pahit. Sifat getahnya sangat beracun tekstur batang mengeras ketika sudah tua. Bila pertumbuhan aktif, akan terlihat guratan putih seperti jala di permukaan batang. Apabila dibandingkan dengan semua jenis-jenis adenium, “Adenium boehmianum” daunnya merupakan yang paling besar. “Adenium boehmianum” juga hanya berdaun saat masa tumbuh yang sangat pendek, sedangkan ketika dorman (berhenti tumbuh beberapa waktu) daunnya akan rontok. Daun “Adenium boehmianum” berbentuk oval dan berwarna hijau dengan sedikit bulu di sekitarnya.

(11)

C. Standarisasi Produk

Standarisasi produk adalah penentuan batas-batas dasar dalam bentuk spesifikasi barang-barang hasil dari manufaktur. Standarisasi produk sangat penting dalam menjaga kualitas suatu produk.

Standarisasi produk mebel bertujuan untuk memenuhi unsur kenyamanan pemakai. Hal ini berkaitan dengan unsur ergonomi, dimana suatu produk harus mempunyai kenyamanan untuk digunakan atau dipakai. Hasil-hasil karya diterapkan atau digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Standarisasi produk adalah ukuran produk berdasarkan norma-norma yang ada. Norma adalah aturan ukuran atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur menentukan sesuatu (Suharso dan Ana Retnoningsih, 2005: 228).

Menurut observasi penulis ada banyak jenis aktivitas manusia dalam kegiatannya di taman rumah, tetapi secara umum aktivitas tersebut yaitu duduk menikmati keindahan taman, membaca (koran, majalah atau buku), makan atau minum-minuman ringan, dan berbincang dengan keluarga atau sesama pengguna produk mebel.

Dalam literatur penulis, area taman tidak jauh berbeda dengan ruang keluarga, jadi pengguna memfungsikan area tersebut untuk berkumpul dan bercengkerama bersama anggota keluarga yang lain. Sehingga area taman ini merupakan salah satu area yang cukup sering digunakan oleh semua penghuni rumah.

(12)

a. Norma Anatomi

Norma anatomi atau tubuh membutuhkan dimensi atau ruang gerak dalam melakukan aktivitas. Ketentuan norma anatomi sangat banyak, penulis dalam penelusuran data hanya menyajikan norma-norma yang berhubungan dengan perancangan produk mebel meja kursi taman. Norma anatomi bertujuan bertujuan agar perabot sebagai penunjang aktivitas benar-benar dapat berfungsi dengan baik.

Agar lebih jelas disajikan gambar-gambar yang berkaitan dengan norma-norma anatomi manusia secara umum yang langsung berkaitan dengan dimensi tubuh manusia.

Gambar 2. Ukuran-ukuran perabot menurut Le Corbusier supaya serasi dan fungsional dengan sistem modular

(Sumber : Teknik Mendesain Perabot Yang Benar, M. Gani Kristianto , 1993: 92).

(13)

b. Norma Benda

Norma benda berhubungan erat dengan pemakai dengan ruang yang diperlukan dalam menempatkan perabot lainnya, untuk itu perlu dipelajari proporsi yang sesuai dan seimbang antara perabot dan ruangan. Perabot memiliki ukuran yang berbeda-beda tergantung pada jenis dan fungsinya, untuk itu diperlukan pemahaman yang tepat pada saat proses perencanaan. Dalam proses perencanaan tersebut desainer atau perancang dapat melakukan analisis norma benda baik secara langsung maupun tidak langsung seperti mengamati secara langsung perilaku manusia maupun bersumber dari referensi buku.

Ukuran-ukuran benda seperti teko, botol, gelas, cangkir diperlukan untuk perancangan meja kursi taman. Perlu juga diperhatikan bahan penyangga benda serta ukuran tebalnya sesuai dengan berat tubuh manusia.

Gambar 3. Ukuran Perabot

(Sumber : Teknik Mendesain Perabot Yang Benar, M. Gani Kristianto, 1993: 65).

(14)

c. Norma Perabot

Norma perabot berhubungan dengan kenyamanan yang dapat dicapai melalui bentuk yang sesuai dengan fungsi dan juga anatomi tubuh manusia. Dengan mempertimbangkan norma perabot maka akan memperoleh bentuk perabot yang sesuai dengan fungsi dan kenyamanan saat digunakan.

Perabot yang akan dibuat produk adalah meja dan kursi taman yang digunakan untuk duduk, bersantai, atau minum teh di area taman rumah. Ukuran perabot yang akan dibuat telah disesuaikan dengan ukuran standar meja dan kursi taman.

Gambar 4. Ukuran Perabot

(Sumber : Teknik Mendesain Perabot Yang Benar M. Gani Kristianto, 1993: 70).

(15)

Gambar 5. Studi ergonomi aktivitas duduk

(Sumber : Panero, Human Dimension and Interior Space (1979)).

Gambar 6. Ukuran Meja

(Sumber : Teknik Mendesain Perabot Yang Benar M. Gani Kristianto, 1993: 72).

(16)

D. Referensi

Referensi sebagai sumber pokok di dalam pembuatan sebuah laporan. Dengan adanya sumber referensi ini memudahkan pada proses perencanaan hingga ke hasil akhir, dan jauh lebih terarah sesuai dengan pokok permasalahan yang dapat dipertanggungjawabkan. Menurut arti bahasa referensi adalah sumber acuan, rujukan, petunjuk (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Adapun sumber referensi tersebut yaitu: 1. Buku Kepustakaan

Dalam kepustakaan sumber yang dihasilkan mengenai teori-teori, pengertian, standarisasi dan lain sebagainya. Dalam pemuatan karya Tugas Akhir beberapa diambil dari sumber kepustakaan yaitu produk gaya modern pada meja dan kursi taman serta hal-hal mengenai proses perancangan produk.

2. Karya Sejenis

Penyajian Tugas Akhir perlu didukung adanya gambar-gambar visual untuk lebih mempermudah pembaca memahami apa yang menjadi maksud dan tujuan penulis. Sumber yang didapat dari foto, gambar dari internet, katalog, majalah atau yang berhubungan dengan perancangan karya tersebut.

Beberapa desain meja dan kursi taman di bawah ini dijadikan referensi penulis dalam memvisualisasikan bentuk apapun menjadi desain produk meja dan kursi taman yang tematik, indah dan nyaman.

(17)

Gambar 7. Set Meja Kursi Taman Unik (Sumber : Katalog Teak Jepara)

Gambar 8. Set Meja Kursi Taman (Sumber : Katalog Teak Jepara)

(18)

Gambar 9. Set Meja Kursi Kebun (Sumber : Katalog Teak Jepara)

Gambar 10. Set Meja Kursi Taman Sederhana (Sumber : Katalog Teak Jepara)

(19)

E. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dirangkum penulis setelah melakukan pengumpulan data-data awal, berupa tinjauan referensi yang berkaitan dengan produk yang akan dibuat. Data-data tersebut kemudian ditelaah secara detail sebagai langkah mengurangi hal yang tidak diperlukan, memilah, menyederhanakan, dan menajamkan data-data yang diperoleh, kemudian menarik suatu kesimpulan setelah adanya keterkaitan data antara bahasa yang saling berhubungan.

Adapun kerangka pemikiran penulis dalam menciptakan produk mebel yang berjudul “ADENIUM BOEHMIANUM” SEBAGAI KONSEP

Gambar 11. Set Meja Kursi Taman Jati Jepara (Sumber : Katalog Teak Jepara)

(20)

PERANCANGAN MEJA KURSI TAMAN kerangka pemikiran menjadi dasar acuan penulis untuk menciptakan produk tersebut dimulai dari proses eksplorasi di lapangan, identifikasi masalah, pencetusan ide, pengembangan desain, desain final, maka penyusun mengaitkan ide-ide pemikirannya melalui skema model kerangka berfikir untuk mempermudah pemahaman:

Ide/Kebutuhan

Permasalahan

Metodologi Literatur Metodologi Desain Pengumpulan Data

Analisa Data

Konsep Desain

Sketsa produk Pengembangan Desain

Keputusan Desain

Gambar Kerja Proses Pengerjaan

Visualisasi Produk

Skema 1. Kerangka Pemikiran

Gambar

Gambar 1. “Adenium boehmianum”
Gambar 2. Ukuran-ukuran perabot menurut Le Corbusier supaya  serasi dan fungsional dengan sistem modular
Gambar 3. Ukuran Perabot
Gambar 4. Ukuran Perabot
+6

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat tujuh faktor psikologis yang mempengaruhi belajar seorang siswa. Faktor-faktor tersebut adalah: intelgensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.

Berdasarkan pernyataan tersebut diketahui bahwa data yang tidak terisi pada pelaksanaan sebenarnya dilakukan, namun lupa untuk mengisi dalam lembar rekam medis atau pun

12.Setelah melakukan percobaan tentang cahaya, peserta didik mampu membuat laporan hasil percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan

Hasil penelitian sebelumnya tahun 2003 di Desa Sigeblog, nyamuk tersebut juga ditemukan lebih aktif menggigit mulai sore hari dengan umpan orang.. Menurut Takken

Dalam kedudukannya sebagai pengelola barang, dan dihubungkan dengan amanat pasal 6 ayat (2) Undang-undang nomor 17 tahun 2003, Gubernur juga berwenang mengajukan usul untuk

Latihan dasar Ngemat ini juga merupakan salah satu cara untuk peningkatan dari kemampuan SUGESTI BATIN atau SABDA GENDAM yang sudah kita latih dalam Modul 4 Cara Pemancaran

Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (quasi experiment) dengan metode Posstest-Only Control Design. Dalam rancangan ini sampel dibagi menjadi dua kelompok

Pada tahun 2010 penggunaan lahan domestik dalam sistem DAS Duriangkang diprediksi akan meningkat menjadi 1656,09 ha dan beban pencemar yang dihasilkan diprediksi sebesar 2804,45