KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA KEPADA ANAK DALAM MEMAHAMI DAMPAK BERMAIN GAME ONLINE
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Program Studi Ilmu Komunikasi
Dimas Arya Dwi Permana L100100109
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA KEPADA ANAK DALAM MEMAHAMI DAMPAK BERMAIN GAME ONLINE
Dimas Arya Dwi Permana
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015.
ABSTRAK
Komunikasi interpersonal merupakan sebuah hubungan antara satu orang dengan orang yang lainya. Komunikasi interpersonal yang terjadi dalam sebuah hubungan keluarga, antara orangtua dan anak itu sangat penting, karena dapat menciptakan keluarga yang harmonis. Jenis permainan yang saat ini marak dikalangan anak-anak ini dimainkan dengan menggunakan komputer dan sambungan internet atau biasa dikenal dengan istilah game online. Menurut mereka, game online merupakan permainan yang seru dan menyenangkan. Anak-anak seringkali lupa waktu, ketika sedang bermain game kesayanganya, sehingga akan melupakan aktivitas lainya yang lebih penting, seperti belajar. Subjek dalam penelitian ini adalah orangtua dan anak-anak usia 8-10 tahun yang sedang bermain game online di warnet Y! Solo Square. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif digunakan untuk lebih mendalami informasi dari subjek yang diteliti. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh orangtua yaitu dengan orientasi percakapan dan kepatuhan yang tinggi, komunikasi yang dilakukan secara terbuka, serta pengasuhan orangtua ter-hadap anaknya dengan membebaskan anaknya bermain, namun tetap memberikan batasan- batasan. Kata kunci: komunikasi interpersonal, game online, dampak bermain game online, deskriptif kualitatif
A. PENDAHULUAN
Penggunaan internet di Indonesia telah mengalami peningkatan yang sangat tajam dari tahun ketahun. Dengan munculnya internet semua
orang dapat dengan mudah meng-akses semua konten mulai dari teks, suara, dan video. Seiring dengan perubahan zaman, internet kini menjadi sebuah kebutuhan untuk
mendapatkan informasi dari portal berita online dan sosial media.
Perkembangan teknologi telah memberi banyak perubahan bagi semua orang. Perubahan yang kini di rasakan tidak hanya di dunia nyata, melainkan di dunia maya pun telah memberikan perubahan. Dengan teknologi baru juga mampu men-ciptakan jenis- jenis permainan yang dimainkan secara online atau biasa disebut dengan game online.
Banyak dampak yang dapat ditimbulkan karena terlalu sering bermain game online, salah satunya adalah membuat seseorang yang bermain game online, menjadi ke-tergantungan, akibatnya mereka rela berjam-jam berada di depan komputer demi memainkan game ke-sayanganya. Telah terjadi banyak kasus-kasus yang di sebabkan karena kecanduan game online, diantaranya
banyak anak-anak yang rela mem-bolos sekolah untuk bermain game online, selain itu ada juga kasus pen-curian yang disebabkan anak yang kecanduan game online hanya karena ingin mendapatkan uang supaya bisa bermain game online, serta ada juga sebuah kasus orang yang meninggal gara-gara terlalu lama bermain game online di depan komuputer.
Game online memang mem-berikan dampak buruk bagi peng-gunanya, untuk itu perlu adanya pe-ngawasan sejak dini terhadap anak-anak agar tidak menjadikan sebuah kecanduan pada game online yang mengakibatkan hal yang tidak di-inginkan. Anak usia 8-10 tahun ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih dari orangtuanya, karena anak usia tersebut masih belum bisa membedakan apa yang dilakukanya itu benar atau tidak.
Peran keikutsertaan orangtua yang terdiri dari ayah dan ibu sangat penting dalam membentuk pribadi anak, supaya jadi lebih baik. Karena keluarga merupakan salah satu tempat untuk memberikan pen-didikan nilai dan norma kehidupan. Pengarahan dan pemberian dukungan untuk kebebasan anak berkreasi dan berekspresi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan orangtua supaya anak tersebut bisa nyaman menjadi dirinya sendiri.
Game online ini banyak di gemari oleh anak-anak sampai orang tua. Tidak sedikit pengguna game online yang berusia 8-10 tahun. Pada usia tersebut peran orangtua dalam mengawasi penggunaan game online sangat diperlukan. Pemahamann pada anak tentang pengaruh buruk terhadap penggunaan game online perlu di tekankan. Komunikasi
orangtua yang dilakukan kepada anaknya dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti mengawasi langsung, berkomunikasi dengan memberikan pemahaman tentang dampak bermain game online yang berlebihan.
Fenomena yang terjadi di warnet Y! Solo Square, sering terlihat ada beberapa orangtua yang khusus untuk mendampingi anaknya ber-main game online.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Setiap harinya setiap orang melakukan komunikasi dengan orang lain, teman, keluarga untuk ber-interaksi satu sama lain. Komunikasi merupakan dasar dalam menjalin sebuah hubungan, tanpa adanya komunikasi yang baik kita tidak bisa mendapat informasi dan tidak dapat memahami orang lain. Selain itu komunikasi menjadi jembatan untuk
menghubungkan kita ke dunia yang lebih luas dalam berhubungan dengan orang lain.
Komunikasi antar pribadi me-rupakan sebuah hubungan atau dyadic antara satu orang dengan satu orang lainya. Ada 2 jenis hubungan atau dyadic, dyadic primer dan dyadic koalisi. Dyadic primer yaitu hubungan antara dua orang yang utama ketika kita terlihat dalam komunikasi yang melibatkan lebih dari dua orang, sedangkan dyadic koalisi yaitu hubungan antara dua orang yang terbentuk dari kelompok yang lebih besar yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Budyatna & Ganiem, 2011)
Selain itu komunikasi antar pribadi merupakan sebuah per-kembangan hubungan, yaitu sebuah rangkaian dari hubungan impersonal atau tidak dekat menjadi lebih dekat
satu sama lain. Pada kenyataanya komunikasi antar pribadi dengan cara bertatap muka secara langsung mem-buat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya. Komunikasi dengan anggota keluarga, yaitu dengan ayah dan ibu termasuk ke-dalam komunikasi antar pribadi.
Keluarga merupakan sebuah kelompok yang memiliki sebuah hubungan yang sangat akrab dan memiliki ikatan batin yang cukup kuat. Keluarga dibangun dengan cara-cara yang berbeda, tergantung pada pola didikan yang diajarkan dalam keluarganya. Fitzpatrick mengidentifikasi tipe-tipe dalam sebuah keluarga, tipe tipe ini dibagi menjadi empat, yakni: tipe konsen-sual, pluralistis, protektif dan laissez faire. (Morissan,2013)
Selain itu Menurut Diana Baumrind, 1972 terdapat tiga tipe
pengasuhan yaitu, otoratif, otoriter dan permissive indulgent dan permissive indifferent. (Jahja,2011) C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk ke-dalam penelitian kualitiatif yang menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini dapat di-timbulkan karena adanya fenomena atau gejala sosial yang merupakan makna dari sebuah kejadian yang dapat dijadikan pelajaran berharga dengan mengembangkan konsep teori (Ghony &Almanshur,2012)
Penulis meneliti adanya se-buah peristiwa yang terjadi di Y! game online Solo Square. Peneliti terjun langsung ke lapangan sebagai pengamat untuk mencari informasi secara luas dan mendalam untuk me-nemukan hasil penelitian yang valid. Subjek penelitian ini adalah anak-anak dan orangtua yang berada
di Y! Game online Solo Square. Untuk menentukan subjek yang akan dipilih, penulis menggunakan teknik purposive sampling. Dalam penelitian ini mengambil 6 subjek penelitian, 3 orangtua dan 3 anak dengan kritieria sebagai berikut:
1. Anak-anak yang dering dan sedang bermain game online di Y! Solo Square 2. Subjek penelitian ini
akan diambil, 3 anak dan 3 orangtua
3. Anak-anak yang ber-umur 8-10 tahun 4. Ana-anak yang
ber-main game online di-dampingi oleh ayah atau ibunya.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara :
1. Observasi
Penelitian ini dilakukan sejak bulan Oktober 2014, observasi dilakukan pada saat peneliti ber-kunjung ke Solo Square dan melihat ada beberapa orangtua yang sedang menunggu anaknya bermain game online, sehingga penulis dapat me-ngamati dan berinteraksi secara langsung antara orangtua dan anak di Y! Solo Square.
2. Wawancara
Pengumpulan data penulis dengan menggunakan indepth -interview atau wawancara mendalam. Ada dua model wawancara men-dalam, yaitu Wawancara mendalam ini mencakup model terfokus atau semi struktur dan tak terstruktur. (MC Ninik, 2011)
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan wawancara mendalam
dengan model tak terfokus atau semi terstruktur antara peneliti dengan subjek penelitian karena agar terlihat natural dengan berpedoman pada interview guide atau pedoman untuk berwawancara.
Wawancara ini merupakan teknik pengumpulan data dengan cara bertatap muka secara langsung antara peneliti dan objek penelitian. Secara teknis pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu rekam untuk merekam aktivitas wawancara antara peneliti dan objek penelitian, selain itu peneliti meng-gunakan buku untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting oleh peniliti. Waktu yanng dilakukan untuk melakukan wawancara mendalam dengan objek penelitian, dibutuhkan waktu masing-masing sekitar 20-30 menit.
3. Catatan Lapangan
Penulis menggunakan catatan lapangan, yang digunakan untuk mencatat beberapa hal yang ter-penting dan yang didengar dan dilihat penulis.
Teknik analisis data lakukan pada saat wawancara di-lapangan dengan subjek penelitian yang dilakukan pada saat pe-ngumpulan data di lapangan. Proses analisis yang pertama dengan mem-pelajari seluruh data yang di-kumpulkan dari sumber-sumber yang berbeda, yang berupa hasil wa-wancara, catatan dilapangan. Proses selanjutnya adalah mereduksi data atau membuat rangkuman penelitian dan proses yang terakhir adalah validitas data.
Teknik validitas penelitian ini menggunakan trianggulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data digunakan sebagai pembanding. Untuk menentukan keabsahan dari penelitian ini, penulis menggunakan validasi data berupa trianggulasi sumber, yaitu mengecek dan mengkroscek kembali sebuah informasi yang berasal dari waktu dan alat berbeda yang berasal dari wawancara yang perlu diuji dengan observasi dan hasil lainya (Ghony dan Almanshur, 2012).
D. PEMBAHASAN
Komunikasi merupakan hal yang terpenting dalam menjaga sebuah hubungan, baik dengan teman maupun keluarga. Komunikasi dengan keluarga terutama antara orangtua dan anak itu sangat penting, karena dapat menciptakan sebuah keluarga yang harmonis. Seringnya berkomunikasi antara orangtua dan anak membuat seorang anak menjadi
lebih dekat dengan orangtuanya. Setiap keluarga atau orangtua mampu memberikan pengertian-pengertian yang baik untuk anaknya. Arti dari sebuah pengertian itu sendiri yaitu, kemampuan untuk menangkap tentang suatu gambaran yang jelas mengenai suatu hal tertentu atau biasa dikenal dengan istilah memahami. Memberikan pe-mahaman atau pengertian pada anak tentang mana yang baik dan mana yang buruk merupakan tugas orangtua, karena anak-anak dianggap belum mampu untuk membedakan mana yang baik dan buruk untuk dirinya, sehingga perlu adanya pengarahan dari orangtua untuk menjadi anak yang lebih baik.
Setiap keluarga memiliki orientasi komunikasi yang berbeda, antara keluarga satu dengan yang lain dipastikan tidak sama. Ada
keluarga yang sering banyak bicara atau memiliki aktivitas komunikasi yang tinggi dan adapula yang jarang berkomunikasi antar sesama anggota keluarga
Game online merupakan jenis permainan yang sangat menarik dimata anak-anak. Jenis permainan game online sangat bermacam-macam, mulai dari permainan yang ringan, hingga permainan yang menggunakan pemikiran yang cerdas, yaitu membebaskan sebuah misi perang. Game online merupakan salah satu hiburan anak-anak setelah melakukan aktivitas padat di sekolah selama seminggu. Namun perlu di perhatikan bahwa game online akan berdampak buruk bagi anak-anak, yaitu membuat anak menjadi ke-canduan. Kecanduan game online sangat berbahaya bagi anak-anak, bahaya yang ditimbulkan dari
bermain game online adalah mem-buat anak menjadi lupa waktu dan malas. Jika anak sudah mulai ke-canduan bermain game online secara berlebihan, maka akan sangat mem-pengaruhi prestasinya disekolah karena anak menjadi malas belajar, karena sudah terlalu lelah bermain game online berjam-jam.
Anak-anak usia 8-10 tahun ini masih tergolong pada karakter-istik penggemar game online dengan tipe level yang rendah, karena tidak memprioritaskan game online, hal tersebut karena adanya pengawasan yang dilakukan oleh orangtuanya. Orangtua sangat berpengaruh ter-hadap kegiatan yang dilakukan oleh anaknya termasuk dalam mengawasi anaknya bermain, karena orangtua memberikan batasan-batasan pada anaknya dalam bermain game online dan mengajarkan anaknya untuk
dapat membagi waktunya untuk belajar, bermain dan lain-lain.
Persamaan komunikasi antar pribadi yang digunakan dari ketiga pasang orangtua dan anak dari subjek penelitian ini tergolong dalam tipe konsensual. Komunikasi yang di-lakukan orangtua dan anak bersifat terbuka dan orangtua selalu me-nerima apa yang diinginkan anaknya namun orangtua tetap menjadi pemegang keputusan, walaupun ter-kadang anak tidak akan menyetujui keputusan orangtua, tetapi orangtua akan memberikan penjelasan ke-putusan yang diambilnya hingga anak tersebut mengerti dengan ke-putusan tersebut. Selain itu orangtua memberikan pengasuhan terhadap anaknya dengan tipe permissive indulgent, cara pengasuhan yang dilakukan orangtua ini adalah dengan menetapkan batasan-batasan yang
harus dipatuhi anaknya, namun tidak sepenuhnya melarang anak tersebut melakukan aktivitas, sehingga anak memiliki ruang gerak yang bebas.
Perbedaan dari ketiga pasang orangtua dan anak ini, menunjukan bahwa ada sepasang orangtua dan anak, yang menerapkan sikap yang disiplin pada anaknya, yang bisa dibilang cukup tegas. Sikap disiplin yang diterapkan orangtua tersebut berbeda dengan orangtua yang lainya, yaitu apabila di dalam mata pelajaranya ada yang nilainya jelek atau remidi, orangtua anak tersebut melarang anaknya untuk tidak bermain segala jenis game apapun. Tindakan yang tegas itu diterapkan, karena supaya anak tersebut dapat memahami bahwa tugas dari seorang pelajar itu adalah belajar bukan bermain, bermain memang boleh, namun belajar adalah prioritas utama
untuk seorang pelajar. Dari sikap tegas yang dilakukan orangtua tersebut, menjadikan anak lebih ter-motivasi agar tidak ada nilai yang jelek, supaya diijinkan lagi bermain game, namun prestasi di sekolah tidak menurun.
Berikut ini ada beberapa cara orangtua mengkomunikasikan ke-pada anaknya dalam memberikan pemahaman tentang dampak bermain game online, diantaranya adalah memberikan perhatian pada anak, menanamkan sikap disiplin pada anak, mengawasi anak bermain game online, memberikan batasan waktu anak bermain game online dan mengikutsertakan anak dalam kegiatan positif.
Sehingga dengan demikian, bahwa sebuah permainan jika terlalu berlebihan akan ber-dampak tidak baik bagi siapapun. Permainan
hanyalah sebagai sarana hiburan disaat sedang merasa jenuh dengan aktivitas sehari-hari. Untuk itu sebagai orangtua, harus bijak dalam menentukan sikap pada anaknya sejak dini, agar anaknya tidak terkena dampak dari bermain game online secara berlebihan yang mengakibatkan menurunya prestasi anak-anaknya di sekolah.
E. PENUTUP 1. Kesimpulan
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa:
1. Orangtua dan anak ini memiliki orientasi per-cakapan dan kepatuhan yang tinggi, yaitu antara orangtua dan anak sering berkumpul bersama dan saling ber-komunikasi dengan baik. 2. Komunikasi interpersonal
yang digunakan dengan tipe
konsensual yaitu komunikasi yang dilakukan antara orangtua dan anak yang di-lakukan secara terbuka. 3. Pengasuhan yang dilakukan
orangtua terhadap anaknya dengan tipe permissive indulgent, yaitu orangtua membebaskan anaknya ber-ekspresi namun tetap mem-berikan batasan dalam setiap aktivitasnya, sehingga anak memiliki ruang gerak yang bebas.
2. Saran
a. Bagi Orangtua:
1. Menjaga dan meningkatkan komunikasi yang baik dengan anaknya.
2. Tetap mengawasi anak dalam melakukan aktivitasnya. b. Bagi Anak :
1. Bermain game online diper-bolehkan asalkan tidak meng-ganggu aktivitas belajar di rumah dan sekolah.
2. Jangan sampai, game online memperbudak kalian, jadikan sebuah permainan atau game hanya sebagai sarana hiburan dikala jenuh dengan aktivitas di sekolah.
F. PERSANTUNAN
1. Ibu Palupi, M.A selaku pembimbing I yang telah membimbing dan membantu dalam penyusunan skripsi hingga selesai.
2. Bapak Drs. Joko Sutarso, M.Si selaku pembimbing II yang telah membimbing dan membantu dalam penyusunan skripsi hingga selesai.
3. Pihak manajemen warnet Y!, khususnya yang ada di Solo
Square yang telah mengijin-kan untuk penelitian disana.
DAFTAR PUSTAKA Budyatna, Muhammad dan Leila
Mona Ganiem. 2011. Teori Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta: Prenada Media Group.
Morissan. 2013. Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia Ghony, M Djunaidi dan Fauzan
Almanshur. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Rejeki, MC Ninik Sri.2011. Mix
Methodology dalam Penlitian Komunikasi. Jogjakarta: Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Buku Litera
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana