• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE 2 SLS (TWO STAGE LEAST SQUARE) PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN UNTUK PERSAMAAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI DAN NERACA PEMBAYARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN METODE 2 SLS (TWO STAGE LEAST SQUARE) PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN UNTUK PERSAMAAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI DAN NERACA PEMBAYARAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

263 VOLUME 19 NO 2, JULI 2017

JURNAL EKONOMI & BISNIS

DHARMA ANDALAS

PENERAPAN METODE 2 SLS (TWO STAGE LEAST SQUARE) PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN UNTUK PERSAMAAN PERDAGANGAN

LUAR NEGERI DAN NERACA PEMBAYARAN Rina Susanti

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Putra Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis (1) Pengaruh pendapatan luar negeri, nilai tukar dan suku bunga dalam negeri terhadap perdagangan luar negeri Indonesia, (2) Pengaruh nilai tukar, suku bunga dalam negeri, uang beredar, suku bunga luar negeri dan perdagangan luar negeri terhadap neraca pembayaran Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif, sedangkan datanya adalah data jenis dokumenter, sumber data adalah data sekunder serta data berupa data times series. Penelitian ini menggunakan analisis model persamaan simultan dalam bentuk Two Stage Least Square (2 SLS). Variabel endogen dalam penelitian ini adalah perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran. Sedangkan variabel eksogen adalah pendapatan luar negeri, nilai tukar, suku bunga domestik, uangberedar dan suku bunga luar negeri. Hasil penelitian ini menyimpulkan (1) pendapatan luar negeri, nilai tukar dan suku bunga dalam negeri berpengaruh signifikan terhadap perdagangan luar negeri Indonesia. (2) Nilai tukar, suku bunga dalam negeri, uangberedar, suku bunga luar negeri dan perdagangan luar negeri Indonesia berpengaruh signifikan terhadap neraca pembayaran Indonesia.

Kata Kunci: 2SLS, perdagangan, neraca pembayaran

ABSTRACT

This research aims to know and analyze (1) The mluence of foreign income, exchange rate and domestic interest rate on Indonesian foreign trade, (2) effect of exchange rate, domestic interest rate, money supply, Foreign countries and trade on Indonesia's balance of payments. This research is descriptive and associative research, while the data is documentary type data, data source is secondary data and data is time series data. This research uses simultaneous equation model analysis in the form of Two Stage Least Square (2 SLS). Endogenous variables in this study are foreign trade and balance of payments. Exogenous variables are foreign funding, exchange rate, domestic interest rate, money supply and foreign interest rate. The results of this study conclude (1) foreign income, exchange rate and interest rates in the country have a significant effect on foreign trade of Indonesia. (2) The exchange rate, domestic interest rate, money supply, foreign interest rate and foreign trade of Indonesia have a significant effect on Indonesia's balance of payments.

Keywords : 2SLS, trade, balance of payments

PENDAHULUAN

Perdagangan luar negeri adalah Kegiatan memperdagangkan output barang atau jasa yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan

penduduk negara lain di dunia. Perdagangan luar negeri memiliki dampak yang luas terhadap perekonomian suatu negara terutama di negara berkembang termasuk Indonesia, dengan pendapatan rendah yang tidak

(2)

264 memungkinkan untuk melakukan

akumulasi tabungan dan modal. Perdagangan luar negeri juga memberikan harapan bagi suatu negara untuk menutupi kekurangan tabungan domestik yang diperlukan bagi pembentukan modal dalam rangka peningkatan produktivitas perekonomiannya. Hubungan ekonomi dengan luar negeri ikut mempengaruhi keadaan ekonomi dalam negeri suatu negara.Keluar-masuknya barang (ekspor-impor) serta masuk-keluarnya uang untuk pembayaran tetapi juga menyangkut keseimbangan arus barang dan arus uang dalam negeri serta taraf kesibukan ekonomi dan kesempatan kerja.

Perdagangan luar negeri juga merupakan jalur-jalur yang mengaitkan perekonomian nasional dengan perekonomian dunia sehingga bidang-bidang tersebut sangat penting dan mempengaruhipelaksanaanpembangunan di dalam negeri. Di dalam perekonomian terbuka tujuan untuk mencapai kegiatan ekonomi yang tinggi harus diikuti oleh keadaan neraca pembayaran yang menguntungkan.

Dalam dua tahun terakhir pasca krisis moneter di tahun 2001, kinerja sektor eksternal Indonesia dihadapkan pada goncangan yang cukup hebat. Goncangan tersebut muncul tidak lepas dari pengaruh perkembangan kondisi yang terjadi di dalam maupun di luar negeri. Keadaan ini menyebabkan kinerja perdagangan luar negeri Indonesia mengalami penurunan sebesar -9,63%. Hal ini juga diikuti oleh penurunan kinerja neraca pembayaran dengan besaran defisit US$ 716 juta. Di tahun 2005 perkembangan neraca pembayaran mengalami tekanan yang berat dan dibutuhkan pembenahan yang bersifat struktural untuk meningkatkan ekspor dan investasi modal asing.

Pertumbuhan ekonomi dunia yang membaik sebesar 5,1% dan

melambungnya harga minyak dunia turut memicu kenaikan harga komoditi di sektor energi dan non energi yang menjadi faktor utama mendorong lonjakan ekspor Indonesia. Disamping itu, kenaikan laju uang beredar dan suku bunga menyebabkan melemahnya permintaan impor baik migas maupun non migas. Kinerja ekspor yang menguat ditengah impor yang melemah mengakibatkan perdagangan luar negeri di tahun 2006 meningkat tajam dengan pertumbuhan 69,17%. Hal ini juga di ikuti oleh meningkatnya kinerja neraca pembayaran Indonesia dengan besaran surplus tertinggi pada periode ini US$ 13,7 juta.

Penurunan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara mitra dagang utama pada tahun 2008, seperti Amerika, Jepang, Uni Eropa, Singapura bahkan Cina menunjukkan sebagai akibat krisis keuangan global yang terjadi mempengaruhi kinerja perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran Indonesia. Di samping itu turunnya harga minyak dunia dan melemahannya permintaan domestik dibeberapa negara tersebut menyebabkan kinerja impor meningkat lebih besar dari ekspor. Keadaan ini menyebabkan perdagangan luar negeri mengalami penurunan sebesar -30,03%. Di sisi neraca pembayaran dapat dilihat imbas krisis global mengakibatkan menurunnya aliran modal masuk dari luar sehingga mengakibatkan defisit transaksi modal dan finansial. Besaran surplus transaksi berjalan tidak mampu menutupi defisit transaksi modal dan finansial yang besar sehingga menyebabkan defisitnya neraca pembayaran secara keseluruhan sebesar -1,9 juta US$.

Namun di tahun 2009, proses pemulihan perekonomian global yang terus berlanjut dan semakin merata di sejumlah dunia dan menguatnya kenaikan harga minyak turut mempengaruhi membaiknya kinerja

(3)

265 perdagangan luar negeri dan neraca

pembayaran Indonesia. Perdagangan luar negeri Indonesia sepanjang tahun 2013tercatat defisit, bahkan penurunan kinerja ekspor-impor nasional jatuh hingga 143% dibanding tahun lalu yang juga mengalami defisit. Sector migas menyumbang peran terbesar dalam defisit perdagangan Indonesia dengan nilai mencapai US$ 12,63 miliar. Keadaan ini berimbas pada defisitnya neraca pembayaran sebesar US$ 6,6 miliar. Sementara itu, transaksi modal finansial juga mengalami defisit akibat bank sentral memperbesar pasokan valuta asing untuk pembayaran impor minyak.

Keadaan dan perkembangan perdagangan luar negeri setiap negara serta neraca pembayaran tidak terlepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung didalam percaturan ekonomi global. Tatkala perekonomian dunia kian terjalin menyatu menembus batas-batas wilayah administratif kenegaraan maka setiap hal yang terjadi pada suatu negara akan seketika terinformasikan ke seluruh dunia dan pengaruhnya segera merambah ke beberapa negara. Kinerja ekspor-impor nasional yang merupakan indikator perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran yang mempengaruhi dan terpengaruhi oleh ekonomi luar negeri dan dalam negeri. Pesatnya pertumbuhan perdagangan luar negeri dan kinerja neraca pembayaran Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor. Jurnal ini mencoba untuk mengulas faktor-faktor ekonomi yang mempergaruhi kinerja sektor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran Indonesia. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang akan di analisis dalam penelitian ini adalah:

1. Sejauh mana pengaruh pendapatan luar negeri, nilai tukar dan suku

bunga domestik terhadap perdagangan luar negeri Indonesia?

2. Sejauhmana pengaruh nilai tukar, suku bunga domestik, uang beredar, suku bunga luar negeri dan perdagangan luar negeri terhadap neraca pembayaran Indonesia?

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis:

1. Pengaruh pendapatan luar negeri, nilai tukar dan suku bunga domestik terhadap perdagangan luar negeri Indonesia.

2. Pengaruh nilai tukar, suku bunga domestik, uang beredar, suku bunga luar negeri dan perdagangan luar negeri terhadap neraca pembayaran Indonesia.

Konsep dan Teori Perdagangan Luar Negeri

Perdagangan luar negeri secara

umum adalah kegiatan

memperdagangankan output barang atau jasa yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Perdagangan tersebut tidak hanya mencakup ekspor dan impor barang tetapi juga penyelenggaraan jasa-jasa seperti pengangkutan, perkapalan, perjalanan, asuransi dan pariwisata, perbankan, pos dan komunikasi. Selain itu juga hasil-hasil modal seperti modal seperti hasil-hasil modal seperti pembayaran deviden, laba perusahaan asing dan bantuan antar negara. (Gilarso 2000).

Sedangkan menurut Badrudin (2007), perdagangan luar negeri adalah proses pertukaran produk (barang dan jasa) antara negara satu dengan negara lain yang dilakukan atas dasar sukarela. Jadi dapat disimpulkan perdagangan luar negeri adalah kegiatan atau proses pertukaran produk yang dilakukan melintasi batas-batas negeri dan berhubungan dengan negara dan pemerintahan lain yang memiliki

(4)

266 pengaruh terhadap struktur ekonomi

nasional dan juga menyangkut keuntungan atau kerugian spesialisasi.

Perdagangan internasional merupakan hal yang vital karena perdagangan luar negeri akan meningkatkan kemungkinan konsumsi suatu negara. Kunci perdagangan luar negeri adalah teori keunggulan komparatif. Prinsip teori ini bahwa suatu negara dapat meningkatkan standar kehidupan dan pendapatan riilnya melalui spesialisai produksi komoditi yang memiliki produktivitas tinggi. Negara-negara akan mengutamakan untuk memproduksi komoditi yang paling produktif. Prinsip keunggulan komparatif menunjukkan bahwa spesialisasi akan menguntungkaan semua negara meskipun ada negara yang secara mutlak lebih efisien dalam memproduksi semua barang dibandingkan negara lainnya. Jika negara-negara itu mau melakukan spesialisasi produk di mana mereka mendapat keunggulaan komparatif (atau efisiensi relatif lebih tinggi), maka perdagangan antar negara akan menguntungkaan bagi semuanya. Karena itu mengingat kondisi produktif di tiap negara sangat berbeda, negara-negara tersebut sangat menyadari bahwa akan lebih menguntungkan jika melakukan spesialisasi dalam produksi suatu jenis barang tertentu (Lindert, 2000).

Di dalam Model Mundell Fleming (dalam Froyen 2002) terdapat keseimbangan perekonomian terbuka.

NE = Y, Yf, e

Dimana:

NE = Net Ekspor

Yf = Pendapatan Negara Lain

e = Nilai Tukar

Jadi, perdagangan luar negeri suatu negara ditentukan oleh tingkat pendapatan dalam negeri Y yang akan mempengaruhi pengeluaran impor, dimana ketersedian pendapatan masyarakat di luar negeri Yf yang

mempengaruhi permintaan luar negeri atas ekspor suatu negara dan pada nilai tukar e, dimana depresiasi nilai tukar akan memperbaiki perdagangan luar negeri.

Menurut Tambunan (2000), perdagangan luar negeri suatu negara dipengaruhi oleh nilai tukar, pendapatan dalam negeri, pendapatan luar negeri dan suku bunga domestik.

Berdasarkan dari pendapat beberapa ahli di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan luar negeri suatu negara adalah ditentukan oleh selera, harga barang di dalam dan di luar negeri, nilai tukar, pendapatan dalam negeri, pendapatan luar negeri dan suku bunga domestik. Perubahan dalam pendapatan dalam negeri baik peningkatan maupun penurunan senantiasa mempengaruhi perdagangan luar negeri domestik karena akan meningkatkan atau menurunkan permintaan agregat. Begitu juga halnya dengan suku bunga, suku bunga yang tinggi akan menurunkan kinerja perdagangan luar negeri. Nilai tukar juga turut mempengaruhi kinerja perdagangan luar negeri suatu negara, karena nilai tukar mencerminkan harga suatu komoditi yang dihasilkan oleh suatu negara.

Samuelson (2001) menjelaskan kegiatan perdagangan luar negeri juga membuka peluang ekspor dan impor yang di satu sisi dapat meningkatkan efisiensi kegiatan ekonomi suatu negara dan sisi lain dapat juga menimbulkan dampak negatif. Dampak negatif akan muncul bila suatu negara tidak efisien dalam menjalankan aktivitas kegiatan ekonominya sehingga cenderung menjadi pasar bagi barang dan jasa dari negara lain. sebaliknya dampak positif akan diperoleh jika suatu negara mampu menghasilkan berbagai barang dan jasa yang melebihi jumlah produksi yang diperlukan didalam negeri dan

(5)

267 mengekspor kelebihannya. Keadaan

tersebut akan berdampak pada tingkat kegiatan ekonomi dan tingkat pendapatan nasional. Besarnya ekspor dan impor yang dilakukan oleh suatu negara dalam waktu tertentu dan perubahannya dari waktu-ke waktu ditentukan oleh banyak faktor. Adakalanya perkembangan ekspor berjalan ke arah yang bertentangan dengan perkembangan impor sehingga menimbulkan surplus atau minusnya neraca pembayaran dan adakalanya keduanya berimbang. Keadaan tersebut dapat menimbulkan hambatan maupun mendukung pencapaian tujuan pemerintah secara umum yaitu pencapaian tinggkat penggunaan tenaga penuh, menekan uang beredar dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang pesat.

Konsep dan Teori Neraca Pembayaran Neraca pembayaran suatu negara dapat dijadikan sebagai ukuran seberapa besar dana arus internasional yang masuk dan keluar ke suatu negara, karena neraca pembayaran merupakan potret atau kinerja keuangan yang menggambarkan transaksi ekonomi suatu penduduk negara dengan penduduk negara lain pada suatu periode tertentu.

Menurut Salvator (2001) neraca pembayaran adalah ringkasan sistematik dari semua transaksi ekonomi suatu negara dengan luar negeri untuk jangka waktu satu tahun. Jadi neraca pembayaran adalah semua catatan sistematis dari semua transaksi internasional yang terjadi anatara suatu penduduk dalam suatu negara dengan penduduk negara lain yang menghasilkan atau memasukkan devisa (menimbulkan tagihan terhadap luar negeri) atau mengurangi devisa (menimbulkan hutang terhadap luar negeri).

Menurut Soediyono (2000) persamaan neraca pembayaran

merupakan penjumlahan dari neraca transaksi berjalan plus neraca transaksi modal dan finansial. Sedangkan menurut teori ekonomi internasional transaksi berjalan dibentuk berdasarkan catatan aliran kegiatan ekspor dan kegiatan impor (trade balance). Saldonya tergantung pada hasil perbandingan nilai ekspor dan nilai impor. Besar kecilnya nilai ekspor dan impor tergantung pada faktor-faktor pengaruhnya masing-masing. Sedangkan menurut Tambunan (2000) transaksi berjalan juga terdiri dari transfer berjalan internasional. Berdasarkan pernyataan itu, dapat dirumuskan persamaan fungsional transaksi berjalan adalah:

X M

F

CA  

Dimana:

X-M : Transaksi Perdagangan F : Transfer Berjalan

Salah satu komponen penting dalam transaksi berjalan adalah trade

balance (transaksi perdagangan).

Transaksi perdagangan adalah teori yang menekankan bagaimana perubahan pengeluaran domestik di dalam negeri terhadap output domestik.

Selanjutnya menurut Samimi 2010, fungsi dari neraca perdagangan adalah sebagai berikut:

e P Y M X  ) n   ( Di mana Y : tingkat pendapatan P : tingkat harga X -M : transaksi perdagangan e : nilai tukar

Apabila impor suatu negara melebihi ekspornya, maka negara tersebut mengalami defisit transaksi perdagangan. Suatu negara disebut mengalami surplus transaksi perdagangan bila ekspornya lebih besar dari pada impornya. Ekspor akan menyebabkan masuknya pembayaran ke dalam negeri, akan menyebabkan neraca pembayaran menjadi positif (surplus).

(6)

268 Sebaliknya impor menyebabkan

pengeluaran pembayaran ke luar negeri sehingga neraca pembayaran menjadi defisit (Piffer 2011). Transaksi perdagangan penting karena mengukur arah dan besarnya pinjaman internasional. Ketika suatu negara mengimpor lebih banyak dari pada mengekspor, maka membeli dari pihak-pihak luar negeri lebih banyak dari pada yang dijual. Akibatnya negara tersebut mengalami defisit transaksi berjalan. Sebuah negara hanya bisa mengimpor lebih banyak dari pada mengekspor bila ia memperoleh pinjaman luar negeri untuk menutup selisih impornya itu, dengan demikian negara yang mengalami defisit transaksi berjalan itu mau tidak mau harus menambah utang luar negerinya sebanyak jumlah defisit tersebut.

Ada empat faktor utama yang selalu mempengaruhi saldo transaksi berjalan (Tambunan 2000) yaitu tingkat pendapatan rill, nilai tukar, uang beredar dan perbedaan suku bunga. Sedangkan menurut Obstfeld (2005) dua faktor yang mempengaruh saldo transaksi berjalan yaitu nilai tukar rill dan pendapatan bersih domestik. Dari dua pendapat di atas fungsi transaksi berjalan dapat dilihat dari persamaan berikut:

CA = (Y, e,m, id, ,if ) Dimana: CA : transaksi berjalan Y : Pendapatan e : nilai tukar M : uang beredar

id : suku bunga domestik if : suku bunga luar negeri

e adalah harga mata uang asing

yang dinyatakan dalam mata uang domestik (rupiah). Perubahan nilai tukar rill senantiasa mempengaruhi transaksi berjalan karena perubahan tersebut mencerminkan harga-harga barang dan jasa domestik relatif terhadap barang dan

jasa luar negeri. Pendapatan rill mempengaruhi transaksi berjalan melalui pengaruh yang ditimbulkan terhadap total pembelanjaan konsumen domestik. Uang beredar dan suku bunga memberikan pengaruh melalui transaksi perdagangan.

Menurut teori Ekonomi Makro (Fleming:2009) neraca modal dan finansial terdiri dari neraca yang mencatat aliran modal masuk (capital

mlow) dan aliran modal keluar (capital outflow) yang dipengaruhi oleh suku

bunga domestik dan suku bunga luar negeri. Berdasarkan pernyataan itu, maka selanjutnya dapat dirumuskan persamaan fungsional capital account :

) , (id if f Account Capital  Dimana:

id : suku bunga domestik if : suku bunga luar negeri

Apabila dua persamaan digabung sebagai representasi neraca pembayaran, maka dapat dinyatakan bahwa neraca pembayaran dapat dipengaruhi oleh pendapatan rill (Yn), nilai tukar (e), uang

beredar (m), tingkat bunga domestik (id)

dan tingkat bunga luar negeri (if). Dalam

persamaan fungsional dapat dinyatakan sebagai berikut : ) , inf, , , (Yn e id if f BOP

Pada persamaan di atas dapat

dilihat bahwa neraca

perdagangansebagai fungsi dari pendapatan domestik dan capital account sebagai fungsi dari suku bunga

domestik dan suku bunga luar negeri. Pada tingkat yang sama dimana i= if,,

dimana tidak terdapat arus modal. Kenaikan pendapatan memberikan pengaruh positif pada transaksi perdagangan dan kenaikan suku bunga domestik menaikkan arus modal dan dengan kenaikan suku bunga dapat memelihara keseimbangan neraca pembayaran. Defisit perdagangan akan dibiayai oleh arus masuk modal.

(7)

269 karena banyak negara seringkali

menghadapi dilemma seperti output domestik rendah dan mereka bermaksud melakukan ekspansi, akan tetapi negara-negara tersebut sedang mengalami kesulitan neraca pembayaran dan mereka tidak yakin dapat mengatasi defisit neraca pembayaran yang semakin membesar. Jika tingkat pendapatan meningkat, maka ekspor neto akan menurun karena permintaan domestik meningkat, oleh karenanya cenderung memperburuk neraca pembayaran yang ingin dihindari suatu negara.

Dalam skema moneter di jelaskan apabila neraca pembayaran mengalami surplus maka uang akan mengalir masuk ke dalam negeri sehingga, stok uang di dalam negeri akan bertambah. Apabila terjadi defisit, maka uang akan mengalir ke luar, sehingga stok uang di dalam negeri berkurang. Pada saat ekspor mengalami kenaikan melalui proses multiplier kenaikan ekspor mempunyai konsekuensi terhadap uang beredar di dalam negeri. Surplus neraca pembayaran cendrung meningkatkan stok uang beredar di dalam negeri. Penambahan suplai uang selanjutnya berpengaruh pada pasar uang berupa penurunan tingkat bunga.

Model dasar yang dipergunakan oleh pendekatan moneter terhadap neraca pembayaran adalah sebagai berikut: ) , , (Y P i f Md  0 ; 0   i y f f ) (DC R m Ms   s d M M

 

p f Y I DC

m R   1 . , Keterangan: d M : Permintaan uang P : Harga Y : Pendapatan rill i : Tingkat bunga s

M : Jumlah uang beredar m : Angka pengganda

RM : Uang reserves DC : Kredit domestik R : Cadangan valuta asing

Kelebihan jumlah uang beredar akan mengakibatkan masyarakat membelanjakan kelebihan uang tersebut, untuk mengimpor atau membeli surat-surat berharga di luar negeri sehingga terjadi aliran modal keluar yang menyebabkan neraca pembayaran mengalami defisit. Sebaliknya kelebihan permintaan uang, apabila jumlah uang tidak bertambah, maka kelebihan permintaan ini akan dipenuhi oleh luar negeri berupa aliran modal masuk.

Aliran modal masuk terdorong oleh naiknya tingkat bunga dalam negeri (sebagai akibat naiknya permintaan uang) atau oleh kenaikan ekspor (adanya permintaan kenaikan uang berarti masyarakat menjual barang-barang untuk ditukarkan dengan uang). Aliran masuk akan memperbaiki neraca pembayaran (surplus).

Hipotesis

Hipotesis terhadap masalah yang hendak dibahas melalui penelitian ini. 1. Pendapatan luar negeri, nilai tukar

dan suku bunga domestik berpengaruh signifikan terhadap perdagangan luar negeri Indonesia.

Ho : 1 2 3 0 Ha : 1 2 3 0

2. Pengaruh nilai tukar, suku bunga domestik, uang beredar, suku bunga luar negeri dan perdagangan luar negeri berpengaruh signifikan terhadap neraca pembayaran Indonesia.

Ho : 12 3 4 5 0 Ha : 12 3 45 0 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini digolongkan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian

(8)

270 yang bertujuan untuk mendeskripsikan

atau menjelaskan suatu hal apa adanya. Dalam penelitian ini dilihat seberapa besar pengaruh variabel penyebab terhadap variabel akibat. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk melihat adanya hubungan antar variabel bebas.

Penelitian ini juga bersifat

ekspost fakto yaitu penelitian yang

bersifat mencari tahu apa yang menyebabkan suatu hal terjadi dan mengurutkan ke belakang sehingga diketahui faktor-faktor penyebabnya. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data dokumenter. Data dokumenter adalah data yang telah dipublikasikan oleh instansi tertentu. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data penelitian yang tidak diperoleh secara langsung tetapi melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data seluruh variabel dalam penelitian ini dimulai dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2015.

Definisi Operasional

1. Pendapatan luar negeri adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan negara Amerika Serikat yang dihitung berdasarkan harga konstan pada tahun 2000 yang dinyatakan dalam satuan juta US$ per tahun. Amerika Serikat merupakan mitra dagang utama Indonesia.

2. Nilai tukar adalah nilai tukar nominal US$ terhadap rupiah yang disajikan dalam rupiah per tahun.

3. Suku bunga dalam negeri adalah suku bunga dalam negeri untuk jangka waktu 3 bulan yang nilainya dinyatakan dalam persen per tahun. 4. Uang beredar adalahuang kartal yang

beredar di masyarakat atau yang ada di luar bank Indonesia dan kas negara ditambah uang giral.

5. Suku bunga luar negeri adalah tingkat suku bunga dalam negeri internasional

berdasarkan LIBOR dengan nilai suku bunga 12 bulan yang nilainya dinyatakan dalam persen per tahun. 6. Perdagangan luar negeri adalah adalah

nilai ekspor dikurangi nilai impor barang dan jasa (net ekspor) Indonesia yang dinyatakan dalam satuan juta US$ per tahun.

7. Neraca pembayaran adalah nilai transaksi-transaksi ekonomi yang dilakukan oleh Indonesia dengan negara-negara lain didunia. Nilainya dinyatakan dalam satuan juta US$ per tahun.

Uji Stasioner

Stasioner data digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung (spurious/nonsense regression). Untuk itu dilakukan analisis apakah data time

series yang digunakan dalam analisis ini

sudah terintegrasi. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Uji akar unit (unit root test) (Gujarati 2003). Data dikatakan stasioner apabila nilai probabilitas kecil dari 0,05.

Uji Kointegrasi

Adapun model kointegrasi yang digunakan pada penelitian ini ialah model Engle-Granger (EG)/Augmented

Engle–Granger (AEG). Apabila nilai

residual yang telah diestimasi dari

masing-masing persamaan

probabilitasnya kecil dari α = 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima yang artinya persamaan tersebut berkointegrasi. Sebaliknya apabila nilai residual yang telah diestimasi dari masing-masing persamaan probabilitasnya besar dari α = 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak yang artinya persamaan tersebut tidak berkointegrasi.

Uji Kausalitas Granger

Uji ini pada intinya dapat mengindikasikan apakah suatu variabel mempunyai hubungan dua arah, atau hanya satu arah saja (Nachrowi, 2006: 262). Secara matematis, untuk melihat

(9)

271 apakah Y2t menyebabkan Y1t atau tidak,

dapat dilakukan beberapa tahapan: 1. H0 : Y2t tidak menyebabkan Y1t

Dalam regresi hal ini berarti bahwa semua koefisien regresi bernilai 0, sehingga hipotesis dapat dituliskan juga dengan:

H0 : β1 = β1 = β3 = .... = β4 = 0

2. Buat regresi penuh dan dapatkan Sum

Square of Error (SSE).

Model Analisis

Penelitian ini menggunakan model di mana mempertimbangkan hubungan dua arah dan juga hubungan tidak langsung antar variabel satu dengan variabel lainnya. Hal ini terjadi jika pada satu kasus variabel Y dipengaruhi oleh variabel X, dan pada kasus lainnya variabel X dipengaruhi oleh variabel Y. Di dalam model ini, akan terdapat lebih dari satu persamaan, dimana masing-masing disebut sebagai

mutually atau jointly

dependent/endogenous variabel. Jika parameter-parameter dalam persamaan diestimasi dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Square) akan memiliki potensi hasil yang didapatkan tidak hanya bias, namun juga tidak konsisten yaitu dengan meningkatnya jumlah sampel yang semakin besar, hasil estimasi tidak mengarah pada nilai (populasi) sebenarnya.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, metode OLS tidak bisa diaplikasikan untuk mengestimasi sebuah persamaan yang memiliki keterkaitan di dalam sistem persamaan simultan. Jika terdapat variabel independen memiliki korelasi dengan

disturbance maka akan mengakibatkan

estimator menjadi tidak konsisten.

Dalam persamaan simultan terdapat dua jenis variabel: endogenous

variable merupakan variabel yang nilainya ditentukan dalam model; dan

predetermined variable merupakan

variabel yang nilainya ditentukan di luar model. Endogenous variable dianggap

berada dalam kondisi stokastik, sedangkan predetermined variabel adalah non-stokastik. Predetermined variables sendiri dibagi kedalam dua

kategori: exogenous (termasuk juga lag variabel exogenous) dan juga variabel lag endogen (Gujarati, 1999: 320).

β β β β β β Dimana, Y1, Y2,..YM : M endogenous variables X1, X2, …, Xk : K predetermined variables µ1,µ2, ..., µM : M stochastic disturbances t = 1,2,…N : Banyaknya observasi β : Koefisien endogenous variables X1t merupakan exogenous

variables, dan X1(t-1) adalah lagged

exogenous variables. Sedangkan Y1(t-1) adalah lag endogenous variables.

Penentuan order kondisi dalam pengidentifikasian dapat dilakukan melalui dua cara (Gujarati, 2003), yaitu: 1. Dalam suatu model dari M persamaan

simultan dengan orde persamaan yang diidentifikasi, maka mesti mengeluarkan sedikitnya M -1 variabel (baik endogen maupun

predetermined) yang muncul dalam

model. Jika mengeluarkan sama sebesar M-1 variabel, maka persamaan tersebut adalah just identified. Jika mengeluarkan lebih

dari M-1 variabel, maka terjadi

overidentified.

2. Dalam model M persamaan simultan, orde yang diidentifikasi, jumlah

predetermined variable dikeluarkan

dari persamaan tidak boleh kurang dari jumlah variabel endogen dikurang satu yang terdapat dalam

(10)

272 persamaan. Atau dapat digambarakan

sebagai berikut:

K – k ≥ m – 1

Jika K – k = m – 1, persamaan adalah

just identified, tetapi jika terjadi K –k

> m -1, maka terjadi overidentified. Dalam model yang terdiri dari M persamaan dalam M variabel endogen, sebuah persamaan diidentifikasi jika dan hanya jika setidaknya satu dari determinan bukan nol pada orde (M-1)(M-1) dapat dikonstruksikan dari koefisien pada variables (baik

endogenous ataupun predetermined) di

luar persamaan parsial tetapi termasuk persamaan lain dalam model.

Sebelum melakukan uji identifikasi setiap persamaan struktural dalam penelitian ini dengan uji order

condition, dan masalah reduce form,

terlebih dahulu kita tentukan variable

endogen dan variable predetermine dari

persamaan-persamaan yang ada dalam penelitian ini.

Adapun persamaan-persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Y1 0 1Y2e3iU1t 2) Y20 2e3i3m4if t t U Y1 2 5   Dari persamaan-persamaan di atas, maka kita dapat menentukan variable endogen dan variable

predetermine-nya adalah sebagai berikut

:

Variabel endogen : Y1t dan Y2t Variabel preditermine : Y, e, i,m dan if Dimana :

Y1 : Perdagangan luar negeri Y2 : Neraca pembayaran Y : Pendapatan luar negeri e : Nilai tukar

i : Suku bunga domestik m : Uang beredar

if : Suku bunga luar negeri

Sedangkan uji identifikasi dengan order

condition dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Persamaan 1: K-k = 6-1 > m-1 = 5-1 → 5 > 4 (overidentified)

Persamaan 2: K-k = 6-2 > m-1 = 2-1 → 4 > 1 (overidentified)

Dari hasil uji identifikasi

menggunakan order condition terhadap lima persamaan diatas di dapat kesimpulan bahwa semua persamaan yang ada overidentified, maka untuk menaksir parameter dari persamaan-persamaan yang ada adalah menggunakan metode Two Stages Least Squared (TSLS). Sehingga penaksiran koefisiennya tetap tidak akan bias karena hal ini merupakan keuntungan dari metode Two Stages Least Squared. Setelah melakukan uji identifikasi dengan order condition, maka langkah selanjutnya adalah melakukan proses reduce form dari masing-masing persamaan di atas. Adapun proses reduce form dari masing-masing persamaan di atas adalah sebagai berikut:

1. Y1t 01Y2e3id It 2. Y2 01e2id 3m4if t Y 2 5     f d m i i e Y2 01 2 3 4 t d i e Y Y1 0 1 2 3 2 5 (    )        if m i e Y2 01 2 d 3 4 e Y Y Y Y1 0 5 1 1 5 1 2 5          t d i Y1 3 2 5      seterusnya... f t e i m i Y2 01 2 3 4 t Y2 6 5    Uji Hipotesis Uji F

Pengujian ini dilakukan untuk melihat pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat secara kesuluruhan. Hasil pengujian ini juga akan dibandingkan dengan nilai yang ada pada tabel F.

Kriteria pengambilan keputusan: 0

: 1 2

0   

(11)

273 Artinya H diterima (0 FhitFtab)artinya,

variabel independen secara parsial tidak berpengaruh pada variabel dependen.

0 :1 2a

H

ArtinyaH diterima (a FhitFtab)artinya, variabel independen secara parsial berpengaruh pada variabel dependen. Uji t

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Uji ini menggunakan rumus:

Kriteria pengambilan keputusan: 0

: 0  

H

Artinya H diterima (0 thitttab) artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

0 :  a

H

Artinya H diterima (a thitttab) artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN Hasil Penelitian Uji Stationeritas

Pengujian stasioneritas dilakukan dengan menggunakan program eviews mempelihatkan masing-masing variabel stasioner pada tingkat tertentu, yaitu pada 1st difference, dan 2nd difference.

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwasannya variabel perdagangan luar negeri, pendapatan, nilai tukar dan suku bunga dalam negeri memiliki nilai probabilitas yang kecil dari α = 0,05 pada 1st difference, oleh karena itu

variabel-variabel tersebut stasioner pada

1st difference. Sedangkan variabel neraca

pembayaran stasioner dan suku bunga luar negeri pada 2nd difference

dikarenakan masing-masing variabel tersebut nilai probabilitasnya kecil dari α = 0,05 pada 2nd difference.

Tabel 1 Uji Stationeritas

Nama Variabel Tingkat Nilai Probabilitas Net Ekspor (Y1t) 1st difference 0,0020 Neraca Pembayaran (Y2t) 2nd difference 0,0005 Pendapatan luar negeri (Yf) 2st difference 0,0009 Nilai tukar (e) 2st difference 0,0014

Suku bunga dalam negeri (i) 2st difference 0,0085

Uang beredar (m) 1st difference 0,0000 Suku bunga luar negeri (if) 2nd difference 0,0069

Sumber : Data Diolah

Uji Kointegrasi

Adapun model kointegrasi yang digunakan pada penelitian ini ialah model Engle-Granger (EG)/Augmented

Engle–Granger (AEG). Dari olahan data

dapat dilihat bahwa pada persamaan UY1(-1) dan persamaan UY2(-1) probabilitasnya kecil dari α = 0,05. Oleh karena itu artinya masing-masing persamaan dalam penelitian ini berkointegrasi atau saling menjelaskan. Dengan kata lain walaupun seluruh variabel didalam masing-masing persamaan dalam penelitian ini tidak stasioner tetapi seluruh variabel didalam masing-masing persamaan itu terdapat hubungan atau keseimbangan jangka panjang diantara variabel tersebut. Dengan demikian persamaan tidak lagi mengandung masalah regresi palsu (spurious regression).

Tabel 2 Hasil Uji Kointegrasi Keterangan Probabilitas

UY1 (-1) 0.0000

UY2 (-1) 0.0000

Sumber : Data Diolah

Uji Kausalitas Granger

Uji ini pada intinya dapat mengindikasikan apakah suatu variabel mempunyai hubungan dua arah, atau hanya satu arah saja. Apabila nilai probabilitas kecil dari α = 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima yang artinya kedua variabel (variabel endogen) mempunyai hubungan dua arah atau saling mempengaruhi. Sebaliknya apabila nilai probabilitas besar dari α = 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak yang artinya kedua variabel (variabel

(12)

274 endogen) mempunyai hubungan satu

arah atau tidak saling mempengaruhi. Tabel 3

Hasil Uji Kausalitas Granger Hipothesis Probabilitas Y1 Granger cause Y2 0.7487 Y2 Granger Cause Y1 0.0283

Sumber : Data Diolah

Dari hasil uji Kausalitas Granger pada Tabel 3 didapatkan nilai probabilitas perdagangan luar negeri (Y1) terhadap neraca pembayaran (Y2) besar dari dari α = 0,05. Sedangkan nilai probabilitas neraca pembayaran (Y2) terhadap perdagangan luar negeri (Y1) juga kecil dari α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan variabel neraca pembayaran dan perdagangan luar negeri mempunyai hubungan satu arah.

Analisis Estimasi Model

1. Model Persamaan Perdagangan Luar Negeri

Hasil Model persamaanperdagangan luar negeri sebagai berikut:

Y1= 476079,28 + 0,0159 (Yf) - 0,321 (e) -1830,198 (i)

Estimasi model simultan pada persamaan perdagangan luar negeri (Y) adalah dipengaruhi oleh pendapatan luar negeri (Yf), nilai tukar (e) dan suku bunga domestik (i).

Tabel 4

Analisis Estimasi Model Perdagangan Luar Negeri

Variabel Coefficien t-Statistic Prob C 76079.28 5.923458 0.0001 Yf 0.015983 5.020475 0.0003 e -0.321125 -3.265917 0.0068 i -1830.198 -2.547022 0.0256

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan hasil estimasi persamaan perdagangan luar negeri, menunjukkan bahwa pendapatan luar negeri mempengaruhi perdagangan luar negeri secara positif dan signifikan (sig 0,0003). Nilai tukar mempengaruhi perdagangan luar negeri secara negatif dan signifikan (sig 0,0068 ) dan suku bunga dalam negeri memiliki pengaruh

negatif terhadap perdagangan luar negeri (sig 0,0256 ).

2. Model Persamaan Neraca Pembayaran

Tabel 4

Hasil Estimasi Persamaan Neraca Pembayaran

Variable Coefficien t-Statistic Prob C -77698.18 -3.188022 0.0097 e 0.352627 2.236806 0.0493 i 3302.585 2.799434 0.0188 m 0.015444 3.670830 0.0043 if -8409.123 -4.677620 0.0009 Y1 2.314773 4.880935 0.0006

Sumber : Data Diolah

Hasil Model persamaan neraca pembayaran adalah sebagai berikut:

( )

( ) ( )

( ) ( )

Estimasi model simultan pada persamaan neraca pembayaran (Y2t) adalah dipengaruhi oleh nilai tukar (e), suku bunga domestik (i), uang beredar (m), suku bunga luar negeri (if) dan perdagangan luar negeri (Y1t).

Berdasarkan hasil estimasi persamaan neraca pembayaran menunjukkan bahwa nilai tukar berpengaruh dan positif terhadap neraca pembayaran (sig 0,049). Suku bunga domestik berpengaruh signifikan dan positif terhadap neraca pembayaran (sig 0,018). Selanjutnya, uang beredar berpengaruh signifikan dan positif (sig 0,004). Suku bunga luar negeri memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap neraca pembayaran luar negeri (sig 0,000).

Uji Hipotesis Uji F

Hipotesis 1

Hipotesis alternatif pada persamaan pertama dalam penelitian ini menyatakan pendapatan luar negeri, nilai tukar dan suku bunga domestik berpengaruh signifikan terhadap perdagangan luar negeri Indonesia. Dari hasil estimasi pada persamaan perdagangan luar negeri diperoleh nilai

(13)

275 Fhitung sebesar 12,732.Dengan

menggunakan tingkat keyakinan 95 persen, α = 0,05, df 1 (jumlah variabel-1) = 2, dan df 2 (n-k-1) atau 16-3-1 = 12, diperoleh nilai Ftabel sebesar 2.960. Oleh karena Fhitung> Ftabel (12,732 >3,89) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian pendapatan luar negeri, nilai tukar dan suku bunga domestik secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perdagangan luar negeri Indonesia.

Hipotesis 2

Hipotesis alternatif pada persamaan kedua dalam penelitian ini menyatakan nilai tukar, suku bunga domestik, uang beredar, suku bunga luar negeri dan perdagangan luar negeri signifikan terhadap neraca pembayaran Indonesia. Dari hasil estimasi pada persamaan neraca pembayaran diperoleh nilai Fhitung sebesar 6,146. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95 persen, α = 0,05, df 1 = 4, dan df 2 = 12, diperoleh nilai Ftabel sebesar 2.975 Oleh karena Fhitung> Ftabel (6,146 >3,26) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian nilai tukar, suku bunga domestik, uang beredar, suku bunga luar negeri dan perdagangan luar negeri signifikan terhadap neraca pembayaran Indonesia.

PEMBAHASAN

1. Pengaruh Pendapatan luar negeri, Nilai Tukar dan Suku Bunga Domestik terhadap Perdagangan Luar Negeri Indonesia.

Pendapatan luar negeri, nilai tukar dan suku bunga domestik secara bersama-sama dan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perdagangan luar negeri Indonesia.Secara parsial pendapatan luar negeri berpengaruh signifikan dan positif terhadap perdagangan luar negeri Indonesia. Kenaikan pendapatan Amerika Serikat akan meningkatkan permintaan barang dan jasa sehingga menurunkan trade

balance, namun meningkatkan trade balance Indonesia. Kenaikan pendapatan

berarti meningkatkan ketersediaan pendapatan untuk dibelanjakan memenuhi kebutuhan konsumsi domestik yang tidak dapat dipenuhi dari dalam negeri sehingga perlu impor dari luar. Dilihat dari hubungan perdagangan luar negeri Indonesia dengan Amerika Serikat terjadi hubungan mitra dagang yang sangat berpengaruhi pada ekonomi kedua negara, dimana Amerika Serikat adalah negara mitra dagang utama (terbesar ke tiga) bagi Indonesia pada sisi ekspor. Berdasarkan data BPS, sejak tahun 2009, neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat menunjukkan nilai surplus. Pada tahun 2016, surplus perdagangan meningkat menjadi $ 8.842,30 juta. Bila dilihat berdasarkan komoditasnya, ekspor Indonesia didominasi barang jadi olahan. Hubungan perdagangan bilateral diharapkan memberikan manfaat yang besar pada bagi perekonomian Indonesia. Meskipun hubungan dagang sebenarnya dapat berjalan sesuai keunggulan komparatif masing-masing negara, namun pada pratiknya berbagai kepentingan tetap menjadi hambatan. Indonesia sudah mulai fokus pada pasar baru dengan melirik negara afrika, Asia tengah dan Timur tengah.

Perekonomian Indonesia saat ini sedang di uji dengan pelemahan nilai tukar terhadap dollar. Pada tahun 2015, nilai tukar rupiah mencapai angka di Rp13.600 perdollar. Pelemahan rupiah terhadap dollar akan menjadi keuntungan karena pendapatan yang didapat lebihbesar. Pada kondisi ini, pemerintah akan mengandalkan ekspor nasional pada beberapa sector yang selalu memiliki peluang besar untuk menyumbang neraca perdagangan.

Nilai tukar rupiah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perdagangan luar negeri Indonesia. Terapresiasinya nilai tukar rupiah maka

(14)

276 mengakibatkan perdagangan luar negeri

Indonesia menurun. Temuan empiris ini menunjukkan bahwa terapresiasinya nilai tukar rupiah akan menurunkan permintaan barang ekspor karena harga barang ekspor di luar negeri akan menjadi lebih mahal. Sebaliknya depresiasi yang di alami nilai tukar rupiah menyebabkan meningkatnya volume barang ekspor ke luar negeri. Di saat ini meningkatnya volume perdagangan luar negeri bahkan mereka melakukan devaluasi untuk meningkatkan kinerja perdagangan luar negeri.

Suku bunga domestik secara parsial berpengaruh terhadap perdagangan luar negeri. Dalam meningkatkan kinerja perdagangan luar negeri perlu memperhatikan faktor suku bunga. Dengan suku bunga yang terlalu tinggi membuat para eksportir kesulitan untuk memprediksi kebutuhan modal untuk mendukung usahanya dan pada akhirnya akan menghambat perdagangan. Suku bunga yang tinggi menyebabkan bertambahnya biaya produksi sehingga meningkatkan harga ekspor di pasar internasional. Sebaliknya penurunan suku bunga akan menekan biaya produksi sehingga harga ekspor menjadi lebih murah dan memiliki daya saing sehingga akan meningkatkan kinerja perdagangan luar negeri. Hasil penelitian ini sejalan degan teori yang dikembangkan oleh Tambunan (2000) yang menyatakan perdagangan luar negeri suatu negara juga dipengaruhi oleh suku bunga domestik. Karena suku bunga domestik berhubungan dengan kompetitifnya suatu barang di pasar internasional.

2. Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga Dalam Negeri, uang beredar, Suku Bunga Luar Negeri dan perdagangan luar negeri terhadap Neraca Pembayaran Indonesia.

Nilai tukar, suku bunga domestik, uang beredar, suku bunga luar

negeri dan perdagangan luar negeri Indonesia berpengaruh signifikan terhadap neraca pembayaran Indonesia. Nilai tukar rupiah secara parsial berpengaruh signifikan dan negatif terhadap neraca pembayaran Indonesia. Disaat nilai tukar rupiah terdepresiasi menyebabkan neraca pembayaran mengalami defisit, karena nilai tukar dollar AS yang terapresiasi menyebabkan harga relatif mata uang rupiah menjadi turun sementara harga relatif mata uang dollar menjadi naik sehingga mendorong investor asing mengurangi aliran dananya ke dalam negeri. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan pada neraca transaksi modal dan fiansial sehingga menurunkan kinerja neraca pembayaran.

Suku bunga domestik berpengaruh signifikan dan negatif terhadap neraca pembayaran Indonesia. Suku bunga yang tinggi dalam perrekonomian suatu negara akan menarik aliran uang dari luar baik berupa investasi langsung, investasi tidak langsung, portopolio dan investasi lainnya. Sebaliknya suku bunga yang rendah menyebabkan berkurangnya aliran uang ke dalam negeri, karena investor bersikap indiferen terhadap asset yang akan mereka ambil karena memilih asset yang memberikan tingkat pengembalian yang tinggi.

Tingkat uangberedarberpengaruh signifikan dan positif terhadap neraca pembayaran. Neraca pembayaran yang defisit merupakan refleksi adanya kelebihan jumlah uang beredar dan sebaliknya surplus neraca pembayaran merupakan kelebihan dalam permintaan uang. Kelebihan jumlah uang beredar akan meningkatkan konsumsi masyarakat karena masyarakat akan membelanjakan kelebihan uang tersebut atau untuk mengimpor atau membeli surat-surat berharga di luar negeri sehingga terjadi aliran modal keluar yang menyebabkan neraca pembayaran

(15)

277 mengalami defisit. Sebaliknya kelebihan

permintaan uang, apabila jumlah uang tidak bertambah, maka kelebihan permintaan ini akan dipenuhi oleh luar negeri berupa aliran modal masuk.

Suku bunga luar negeri secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keadaan neraca pembayaran Indonesia. Mobilitas arus modal luar negeri Indonesia pada dasarnya didorong oleh suku bunga domestik yang tinggi juga sangat terkait dengan besarnya tingkat kepercayaan investor terhadap kondisi fundamental perekonomian Indonesia. Sehingga berinvestasi di Indonesia cukup menjanjikan dari segi keamanan dan return investmentyang akan dicapai. Sehingga penurunan suku bunga luar negeri tidak teralu menjadi pertimbangan bagiinvestor untuk mengalirkan dananya di pasar keuangan Indonesia.

Perdagangan luar negeri Indonesia berpengaruh signifikan dan positif terhadap neraca pembayaran Indonesia. Peningkatan neraca perdagangan akan menyebabkan meningkatnya penawaran uang dari luar negeri akibatnya permintaan barang ekspor yang meningkat. Peningkatan ini menyebabkan neraca pembayaran mengalami surplus. sebaliknya penurunan neraca perdagangan akan menurunkan permintaan barang ekspor sehingga menyebabkan menurunkan penawaran uang dari luar negeri. Hasil peneltian ini sesuai dengan teori yang dikembangkan oleh Soediyono (2000) yang menyatakan bahwa perdagangan luar negeri akan mempengaruhi neraca pembayaran.

Simpulan

Model pada persamaan pertama dalam penelitian ini terbukti diterima. Dengan demikian pendapatan luar negeri, nilai tukar dan suku bunga domestik berpengaruh signifikan terhadap perdagangan luar negeri di Indonesia. Sementara itu, secara parsial pendapatan luar negeri berpengaruh

signifikan dan positif terhadap perdagangan luar negeri di Indonesia. Nilai tukar dan suku bunga domestic berpengaruh signifikan dan negatif terhadap perdagangan luar negeri Indonesia.

Model pada persamaan kedua dalam penelitian ini terbukti diterima. Nilai tukar, suku bunga domestik, uang beredar, suku bunga luar negeri dan perdagangan luar negeri berpengaruh signifikan terhadap neraca pembayaran di Indonesia. Nilai tukar, suku bunga domestic, uang beredar dan perdagangan luar negeri berpengaruh signifikan dan positif terhadap neraca pembayaran Indonesia. Sedangkan suku bunga luar negeri berpengaruh signifikan dan negatif terhadap neraca pembayaran. DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. Statistik Ekonomi

Keuangan Indonesia Dari

Berbagai Edisi. Jakarta: Bank

Indonesia.

____________. Indikator Ekonomi Dari

Berbagai Edisi. Jakarta. Bank

Indonesias

Fleming, Mundell. 2010. The Mundell-Fleming Model Open Economy

IS-LM Framework.

http/google.co.id di akses tanggal

26 Februari 2011.

Froyen, Richard T. 2002.

Macroeconomics Theories and

Policies Seventh edition.

University of North Carolina. Pretice Hall

Gujarati, Damodar (Terjemahan Sumarso Zein). 2003.

Ekonometrika Dasar. Jakarta :

Erlangga.

Idris. (2004). Pelatihan Analisis SPSS. Padang: Tim Labor Komputer fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Internasional Monetary Financial

(IMF). 2010. World Economic Outlook 2010 (http/imf.org)

(16)

278 Nachrowi D Nachrowi dan Hardius

Usman. 2006. Pendekatan

Populer dan Praktis

Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta:

Lembaga Penerbit FE UI

Piffer, Michele. April 2011. Balance of

Payments and National

Accounting. London: London School of Economics

Tulus Tambunan. 2000. Perdagangan

Internasional dan Neraca

Pembayaran Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: LP3ES

Soediyono. 2000. Ekonomi Internasional

Pengantar Lalu Lintas

Pembayaran Internasional.

Yogyakarta: Liberty.

Tedy Herlambang, Sugiarto Brastoro dan Said Kelana. 2002. Ekonomi

Makro Teori, Analisis dan Kebijakan. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Wing Wahyu Winarno. 2009. Analisis Ekoometrika dan Statistika dengan Eviews Edisi Kedua. Yogyakarta

Gambar

Tabel 1  Uji Stationeritas

Referensi

Dokumen terkait

Arah kebijakan pembangunan daerah ditujukan untuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat, revitalisasi pertanian dan kelautan, perluasan

informasi, khususnya teknologi komputer sebagai mesin pengolah dan penyimpan data untuk menciptakan informasi yang cepat dan akurat, adalah faktor utama mengapa

Atas dasar itu, sungguh ayat ini tidak dapat di jadikan alasan untuk menyatakan bahwa manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia atau paling sempurna.Kedua, ayat di

[r]

32 keg 25.000.000 19.655.000 20.000.000 20.000.000 1 Tercapainya Lembaga Bidang Kominfo yang beretika dan bermartabat, penyampaian informasi kepada masyarkat melalui

Indikator ini diartikan sebagai tolok ukur kemampuan kinerja OPD dalam mendorong peningkatan produktivitas komoditas perkebunan, melalui pengembangan Teknologi

Perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu terdapat pada variabel penelitian (usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, dan hipertensi) pada kejadian PJK. Karyadi Semarang”

- Jika anda ingin mengganti pengaturan program saat mesin beroperasi, tekan tombol “Start/Hold” untuk menghentikan operasi sementara dan ganti program yang anda inginkan dengan