• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pencemaran Udara 1. Pengertian

Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di atas batas kewajaran. Pada umumnya bahan pencemar udara adalah berupa gas-gas beracun (hampir 90 %) dan partikel-partikel zat padat. Gas-gas beracun ini berasal dari pembakaran bahan bakar kendaraan, dari industri dan dari rumah tangga. Selain gas-gas beracun di atas, pembakaran bahan bakar kendaraan juga menghasilkan partikel-partikel karbon dan timah hitam yang beterbangan mencemari udara.(1,2) Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun, dan lain-lain.(2)

Prinsip dari pencemaran udara adalah bilamana dalam udara terdapat unsur - unsur pencemar (biasa disebut polutan baik primer maupun sekunder yang bersumber dari aktifitas alam dan kebanyakan dari aktifitas manusia) yang dapat mempengaruhi keseimbangan udara normal dan mengakibatkan gangguan terhadap kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lain.

2. Jenis Pencemaran

Menurut asalnya, pencemaran udara dapat dibagi menjadi dua macam, yakni : (17)

(2)

7 a. Pencemaran Udara Alami

Masuknya zat pencemar ke dalam udara / atmosfer, akibat proses - proses alam seperti asap kebakaran hutan, debu gunung berapi, pancaran garam dari laut, debu meteroid dan sebagainya.

b. Pencemaran Udara Non- Alam

Masuknya zat pencemar ke dalam udara yang disebabkan oleh aktifitas manusia seperti gas beracun, asap dari hasil industry, asap kendaraan bermotor maupun, asap rokok yang mengandung karbon monoksida (CO), karbon dioksida (C02), sulfur oksida (S02), nitrogen oksigen (NO, N02, NOx), CFC, dan sebagainya. Salah satu senyawa berbahaya yang dihasilkan adalah karbon monoksida (CO).(4).

3. Sumber Pencemaran

Sumber Pencemaran Udara dapat dibedakan menjadi : (17) 3.1. Sumber alami

3.1.1. Meletusnya gunung berapi : emisi SO2, H2S, CH4, dan partikulat.

3.1.2. Kebakaran hutan : emisi HC, CO dan Partikulat berupa asap.

3.2. Kegiatan manusia 3.2.1. Transportasi 3.2.2. Industri

3.2.3. Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)

4. Dampak

Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Semakin banyak kendaraan bermotor dan alat-alat industri yang mengeluarkan gas yang mencemarkan lingkungan akan semakin parah pula pencemaran udara yang terjadi.

(3)

8 Pengaruh pencemaran udara terhadap manusia, selain berupa kematian dapat pula berupa penyakit antara lain :

Table 2.1 Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan

No Dampak Keterangan

1 Kanker kulit (melanoma) Berkurangnya lapisan ozon di atmosfer, akan

mengakibatkan meningkatnya radiasi ultra violet, yang akan merangsang penyakit kanker kulit

2 Kanker paru-paru Senyawa benzopyren, asbes dan nitrosoamin

merupakan agen karsinogen yang sangat ganas.

3 Kebotakan (alopecia), aiemia dan

gastro-enteritis

Ketiga penyakit ini disebabkan oleh residu timbal yang masuk ke dalam tubuh

4 Bronkhitis dan emfisema Gas SO2 dan benzopyren dapat memperlemah

gerakan rambut getar pada saluran tenggorokan. Selain itu pula gas ini dapat merangsang sekresi lendir'pada saluran pangkal pada paru-paru.

5 Asfiksia (mati lemas) Gas CO sangat reaktif terhadap Hb dalam darah

dengan afinitas 240 kali lebih besar, jika dibandingkan afinitasnya terhadap oksigen. CO dengan Hb akan membentuk senyawa COHb yang sangat stabil dalam darah. Karena Hb darah tidak lagi dapat berfungsi menyerap dan membawa oksigen, maka tubuh akan menderita kekurangan oksigen

6 Iritasi pada saluran pernafasan. Hal ini dapat menyebabkan pergerakan silia

menjadi lambat, bahkan dapat terhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan.

Sumber : 17,18.

4.2.Dampak terhadap lingkungan

Ketika terjadi pencemaran udara yaitu masuknya, atau tercampurnya, unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir maka keseimbangan unsur-unsur yang ada diudara akan terganggu sehingga pengaruhnya terhadap lingkungan dapat diketahui yaitu dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan atau menurunnya kualitas lingkungan. Beberapa akibat dari

(4)

9 pencemaran udara terhadap kerusakan lingkungan atau penurunan kualitas lingkungan adalah. (19)

4.2.1. Menghambat fotosistesis tumbuhan. Terhadap tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

4.2.2. Menyebabkan hujan asam. pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain: Mempengaruhi kualitas air permukaan, Merusak tanaman, Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan, serta Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan.

4.2.3. Meningkatkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global. Pemanasan global sendiri akan berakibat pada; Pencairan es di kutub, Perubahan iklim regional dan global, Perubahan siklus hidup flora dan fauna.

4.2.4. Kerusakan lapisan ozon. Lapisan ozon yang berada di stratosfer ( ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultravioletB dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi

(5)

10 CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat mengakibatkankanker kulit serta penyakit pada tanaman. Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Semakin banyak kendaraan bermotor dan alat-alat industri yang mengeluarkan gas yang mencemarkan lingkungan akan semakin parah pula pencemaran udara yang terjadi. Salah satu bahan pencemar udara yang sangat membahayakan makhluk hidup adalah gas karbon monoksida. (19)

B. Karbon monoksida (CO) 1. Pengertian

Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon monoksida (CO) merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna, dan dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah -129OC, berat jenis sedikit lebih ringan dari udara (menguap secara perlahan ke udara). Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Senyawa CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin. (6)

Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah, tetapi sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia. Karbon

(6)

11 monoksida yang berasal dari alam termasuk dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam. Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar bensin. Berdasarkan estimasi, jumlah CO dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton per tahun. Separuh dari jumlah ini berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan bakan bakar bensin dan sepertiganya berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik. (5)

Karbon monoksida, CO, dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung karbon dan oleh pembakaran pada tekanan dan suhu tinggi yang terjadi pada mesin. Karbon monoksida dapat juga dihasilkan dari reaksi oksidasi gas metana oleh radikal hidroksi dan dari perombakan/pembusukan tanaman meskipun tidak sebesar yang dihasilkan oleh bensin. Pada jam-jam sibuk di daerah perkotaan konsentrasi gas CO bisa mencapai 50 -100 ppm. Tingkat kandungan CO di atmosfir berkorelasi positip dengan padatnya lalu lintas, tetapi korelasi negatif dengan kecepatan angin. Keberadaan atau umur gas CO di atmosfir tidak lama hanya kira-kira 4 bulan. Hal ini terjadi karena karbon monoksida di atmosfir dihilangkan melalui reaksi dengan radikal hidroksil, HO*. (6,18)

2. Sumber CO

2.1Aktifitas Gunung Berapi

Karbon monoksida telah lama ada di atmosfer sebagai hasil produk dari aktivitas gunung berapi. Zat ini larut dalam lahar gunung berapi pada tekanan yang tinggi di dalam mantel bumi. Kandungan karbon monoksida dalam gas gunung berapi bervariasi dari kurang dari 0,01% sampai sebanyak 2% bergantung pada gunung berapi tersebut. Oleh karena sumber alami karbon monoksida bervariasi dari tahun ke tahun, sangatlah sulit untuk secara akurat menghitung emisi alami gas tersebut.

(7)

12 2.2Hasil Pembakaran Mesin

Selain dari aktifitas gunung berapi, karbon monoksida juga dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon, sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. (21)

Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksida antara lain:

2.2.1 Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawa senyawa karbon lainnya:

C + O 2  2 CO

2.2.2 Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon dalam proses industri yang terjadi dalam tanur:

CO2 + C  2 CO

2.2.3 Penguraian gas karbon dioksida pada suhu tinggi:

CO2  2 CO + O 2

Gas karbon monoksida yang dihasilkan secara alami yang masuk ke atmosfer lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang dihasilkan dari kegiatan manusia.

2.3Asap Rokok

Satu batang rokok mengandung kurang lebih 4000 jenis bahan kimia dengan 40% kandungan racun. Asap rokok sangat berbahaya, terutama bagi perokok pasif. Selain nikotin, asap rokok juga mengandung karbonmonoksida (CO). Satu batang rokok yang dibakar mengandung 3 – 6 % karbon monoksida dan dalam darah kadarnya mencapai 5%. Pada orang yang bukan perokok, kadarnya adalah 1%. Perokok dengan kadar karbon monoksida 5% ke atas mendapat serangan 3 kali lipat dibanding dengan bukan perokok. Gabungan karbon monoksida dengan nikotin akan mempermudah para perokok menderita penyakit penyempitan dan penutupan pembuluh darah dengan akibat – akibatnya.

(8)

13 3 Dampak CO bagi kesehatan

Karakteristik biologis yang paling penting dari CO adalah kemampuannya untuk berikatan dengan haemoglobin, pigmen sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Sifat ini akan menghasilkan pembentukan karboksihaemoglobin (HbCO) yang 200 kali lebih stabil dibandingkan Oksihaemoglobin (HbO2). Penguraian HbCO yang relative lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa berakibat serius hingga fatal, karena dapat menyebabkan keracunan. (5,22)

Tabel.2.2 Efek Pajanan Gas CO Konsentrasi rata-rata 8 jam (ppm) Konsentrasi COHb di dalam darah (%) Gejala

25-50 2,5 – 5 Tidak ada gejala

50 – 100 5 – 10 Aliran darah meningkat, sakit kepala ringan

100 – 250 10 – 20 Tegang daerah dahi, sakit kepala, penglihatan agak

terganggu

250 – 450 20 – 30 Sakit kepala sedang, berdenyutdenyut, dahi

(throbbing temple), wajah merah dan mual

450 – 650 30 – 40 Sakit kepala berat, vertigo, mual, muntah, lemas,

mudah

Terganggu pingsan pada saat bekerja

650 – 1000 40 – 50 Seperti di atas, lebih berat, mudah pingsan dan jatuh

1000 – 1500 50 – 60 Koma, hipotensi, kadang disertai kejang, pernafasan

Cheyne- Stokes

1500 – 2500 60 – 70 Koma dengan kejang, penekanan pernafasan dan

fungsi jantung,

mungkin terjadi kematian

2500 – 4000 70 – 80 Denyut nadi lemah, pernafasan lambat, gagal

hemodinamik, kematian

Sumber : 4,9,18,21,22

Gas CO apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun

(9)

14 metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah. Seperti halnya oksigen, gas CO bereaksi dengan darah (hemoglobin) :

Hemoglobin + O2 –> O2Hb (oksihemoglobin)

Hemoglobin + CO –> COHb (karboksihemoglobin)

Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia ternyata tidak sama dengan manusia yang satu dengan yang lainnya.

Kadar CO yang tinggi dapat menyebabkan perubahan tekanan darah, meningkatkan denyut jantung, ritme jantung menjadi abnormal, gagal jantung dan kerusakan pembuluh darah perifal. Dampak keracunan gas CO sangat berbahaya bagi orang yang telah menderita gangguan pada otot jantung atau sirkulasi darah peripheral yang parah.

Manusia dengan aktifitas yang tinggi disekitar lalu lintas kendaraan yang padat merupakan kelompok yang paling beresiko mengalami gangguan kesehatan akibat gas CO. Mereka ini antara lain Polisi lalu lintas yang dinas dijalan, menertibkan dan mengatur agar lalulintas kendaraan lancar, petugas retribusi Tol dan tukang parkir. Sedangkan yang beresiko dari hasil sampingan kegiatan manusia antara lain para pekerja bengkel kendaraan, industri logam, industri kimia dan industri bahan bakar.

Dampak gangguan kesehatan terhadap manusia tergantung ketahanan fisik manusia, namun yang paling sering adalah memperparah penderita gangguan jantung dan paru-paru, kelahiran premature dan berat badan bayi dibawah normal bahkan kematian akibat keracunan gas CO juga bisa terjadi. (5,21)

Dampak CO terhadap tubuh tergantung dari jumlah paparan yang diterima oleh tubuh. Pemeriksaan Hb dalam tubuh dapat dilakukan dengan menggunakan alat Haemometer dengan cara mengambil sampel darah dari ujung jari.

(10)

15 Nilai Normal Hb menurut Dacie:

- Dewasa laki-laki 12,5 – 18,0 gr% - Dewasa Wanita 11,5 – 16,5 gr % - Bayi < 3 bulan 13,5 – 19,5 gr % - Bayi >3 bulan 9,5 – 13,5 gr% - Umur 1 tahun 10,5 – 13,5 gr% - Umur 3-6 tahun 12,0 – 14,0 gr% - Umur 10 – 12 tahun 11,5 – 14,5 gr% 4 Cara Menanggulangi Dampak Negatife Gas CO

Untuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan beberapa usaha antara lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida dan diusahakan pula agar pembakaran yang terjadi berlangsung secara sempurna, selain itu pengolahan/daur ulang atau penyaringan limbah asap industri, penghijauan untuk melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai paru-paru kota), dan tidak melakukan pembakaran hutan secara sembarangan, serta melakukan reboisasi/penanaman kembali pohon - pohon pengganti yang penting adalah untuk membuka lahan tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan dengan cara mekanik.

C. Tanaman Anti Polutan

Tanaman sansevieria dan aloe vera merupakan tanaman yang menyumbang banyak manfaat bagi manusia salah satunya adalah membuat udara di sekitarnya menjadi lebih sejuk dan dapat menghilangkan zat berbahaya. Sansevieria dan aloe vera merupakan tanaman antipolutan yang berperan penting dalam kehidupan sehari – hari kususnya dalam menghasilkan kualitas udara karena dapat menyerap polutan di sekeliling areal hunian. Menurut arsitek lanskap Giwo Rubianto, banyak manfaat dapat kita peroleh jika menanam tumbuhan yang sehat. Antara lain menjaga udara di sekitar tempat

(11)

16 tinggal agar tetap bersih karena tumbuhan tersebut mampu menyerap polutan serta menghasilkan oksigen yang berguna bagi manusia. (23)

Bahan polutan seperti benzena, formaldehida, dan trikloroetilen yang terdapat di sekitar kita diyakini bisa mengakibatkan berbagai keluhan penyakit, seperti gangguan penglihatan, alergi kulit, kelelahan, serta melemahnya daya ingat. Dalam jangka panjang, apabila secara terus-menerus manusia menghirup bahan-bahan tersebut, dapat mengakibatkan kerusakan hati, ginjal, juga berbagai jenis penyakit kanker dan leukemia.(23)

Pencemaran udara tak hanya keluar dari cerobong asap maupun kenalpot kendaraan di jalan raya. Seperti musuh dalam selimut, senyawa berbahaya juga banyak terdapat di dalam ruangan atau kantor. Senyawa itu mudah terhirup hidung saat kita bersantai maupun bekerja. Banyak benda di dalam kantor dan rumah yang bisa menjadi sumber gas beracun, misalnya lapisan plitur, cat dan vernis pembalut meja kursi antik. Bukan hanya itu saja, tisu, kertas, kayu lapis, cairan pembersih, asap rokok, uap tinta, uap lem, plastik, detergen beserta remukan fiber glass juga bisa menjadi sumber gas polutan berisiko tinggi.(23)

Gas polutan banyak macamnya. Contoh, Formaldehyde, amonia, benzena, Karbon monoksida, xylene, dan trichloroethylene. Gas – gas tersebut dapat memicu segudang penyakit. Iritasi lapisan membran mucous ( kelenjar dalam mulut ), gangguan saluran pernafasan, radang tenggorokan dan astma kerapkali disebabkan oleh formaldehyde. Sementara itu, Trichloroethylen bersifat karsinogenik, atau penyebab kanker terutama kanker hati.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan tanaman anti polutan. Ada banyak jenis tanaman indoor yang bisa dimanfaatkan sebagai penolak polutan. Tanaman- tanaman tersebut memiliki spesialisasi menyerap yang berbeda - beda. Contohnya, Pakis boston,

(12)

17 bambu, palem, Philodendron, dan Sansevieria adalah ahli sedot polutan yang berasal dari senyawa formaldehyde.

1. Sansevieria ( lidah Mertua )

Sansevieria mempunyai banyak nama. “Lidah mertua (mother-in law tongue)” merupakan julukan yang kerap diberikan pada tanaman tak berdahan ini. Ada juga yang menamainya “tanaman pedang-pedangan” karena bentuk daunnya yang runcing menyerupai pedang. Beberapa yang lain menyebutnya “tanaman ular” (snake plant) karena pada beberapa jenis coraknya menyerupai sisik ular.

Para ahli biologi menjuluki tanaman sansevieria sebagai tanaman perintis karena mampu hidup di tempat yang tidak bisa di tumbuhi tanaman lain. Julukan-julukan lainnya adalah “century plant”, “lucky plant”, “the devil luck”, “judas sward”, dan “african’s devil”. Nama “sansevieria merupakan bahasa latin untuk genus yang terdiri dari beragam spesies.

1.1 Taksonomi

Dalam ilmu taksonomi yang membagi makhluk hidup ke dalam lima kerajaan (Kingdom), tanaman sansevieria diklasifikasikan ke dalam famili Agavaceae (century plant) yang umumnya mempunyai daun berdaging tebal dan banyak mengandung air. (24)

Klasifikasi Sansevieria adalah ; Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Bangsa : Liliales

Suku : Agavaceae Marga : Sansevieria

(13)

18 Gambar 2.1 Sansevieria trifasciata Prain24

1.2Gambaran umum

Sansevieria atau yang lebih dikenal dengan Lidah Mertua adalah marga tanaman hias yang cukup populer sebagai penghias bagian dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya matahari. Sansevieria memiliki daun keras, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing.

Sansevieria merupakan jenis tanaman yang telah lama dikenal oleh banyak orang sejak beberapa abad yang lalu dan mulai dibudidayakan sebagai tanaman hias mulai abad 19. Pada tahun 2000 dan 2004 Sansevieria sebagai tanaman hias telah booming di Indonesia. Hingga tahun 2008 minat masyarakat terhadap Sansevieria masih tetap tinggi.

Sansevieria memiliki banyak kelebihan, seperti mampu bertahan hidup pada rentang waktu suhu dan cahaya yang sangat luas, sangat resisten terhadap polutan, dan mampu menyerap 107 jenis polutan di daerah padat lalu lintas dan ruangan yang penuh dengan asap rokok dan dapat menyerap radiasi barang elektronik.

1.3Manfaat

Beberapa manfaat Sansevieria adalah sebagai tanaman hias di dalam ruangan (indoor) dan di pekarangan (outdoor), sebagai tanaman obat yang telah teruji secara klinis berefek positif terhadap penyakit

(14)

19 diabetes dan ambeien. Beberapa Sansevieria dapat diambil seratnya untuk bahan baku tekstil terutama di Negara China dan New Zealand. Di Afrika getah Sansevieria digunakan sebagai antiracun ular dan serangga. Sansevieria dapat membersihkan polutan dari udara.

Tanaman hias jenis baru dengan nama Sansevieria di Indonesia dikenal dengan nama lidah mertua atau tanaman ular, karena tekstur daunnya mirip kulit ular, warna daun ada yang hijau muda dengan corak bersisik seperti ular. Tanaman Sansevieria merupakan tanaman hias berkelas karena bentuknya yang unik dan perawatannya sangat mudah. Sansevieria banyak menghiasi taman rumah hingga hotel-hotel berbintang. Tanaman Sansevieria merupakan tanaman import yang berasal dari Afrika, tetapi sudah lama dikembangkan di Indonesia.

Selain sebagai penghias taman, rimpang lidah mertua berkasiat untuk obat batuk. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan Badan Penerbangan Antariksa Amerika Serikat, lidah mertua merupakan salah satu tanaman penyerap gas beracun, misalnya karbon monoksida yang terkandung dalam asap rokok.

Setiap helai daun sansevieria terdapat senyawa aktif pregnane glykoside, yaitu zat yang mampu menguraikan zat beracun menjadi senyawa asam organik, gula, dan beberapa senyawa asam amino. Mekanisme sansevieria dalam menyerap polutan adalah saat tanaman bernapas, akan menyerap polutan seperti karbon dioksida dan gas beracun lainnya. Lidah mertua menggunakan stomata sebagai vacuum cleanernya untuk menyedot polutan atau gas beracun dan akan memasuki sistem metabolisme dalam tubuh tanaman.

Polutan yang telah diserap kemudian dikirim ke akar, pada bagian akar, mikroba melakukan proses detoksifikasi. Melalui proses ini, mikroba akan menghasilkan suatu zat yang diperlukan oleh tanaman. Dalam proses pernapasan tersebut dihasilkan gas yang bermanfaat bagi manusia yaitu berupa oksigen. Proses ini berlangsung terus menerus selama tanaman masih hidup.

(15)

20 Beberapa senyawa beracun yang bisa diuraikan oleh tanaman ini diantaranya kloroform, benzene, xilen, formaldehyde, dan trecoethylene. Kloroform adalah senyawa beracun yang menyerang sistem saraf manusia, jantung, hati, paru-paru, dan ginjal, melalui sistem pernafasan dan sirkulasi darah. Kemampuan sansevieria untuk menyerap racun membuatnya akrab dalam penghijauan lingkungan. Tanaman ini dimanfaatkan untuk menyerap racun asap buangan kendaraan dari knalpot. Sementara itu sebagai tanaman hias indoor, sansevieria bisa menangani sick building syndrome, yaitu keadaan ruangan yang tidak sehat akibat tingginya konsentrasi gas karbondioksida, zat nikotin dari asap rokok, dan penggunaaan AC dalam ruangan. Satu tanaman sansevieria dewasa berdaun 4-5 helai dapat menyegarkan kembali udara dalam ruangan seluas 20 m2. Dengan kemampuan ini pula, ibu rumah tangga yang sering beraktivitas di dapur bisa memetik manfaat dari tanaman sansevieria. Peletakan sansevieria di dapur dapat menyegarkan udara dengan menyerap gas karbondioksida dan monoksida sisa pembakaran dari kompor.

2 Aloe vera ( lidah Buaya )

Tanaman hias yang sudah sangat akrab dengan halaman rumah dan taman yang mampu menyerap polutan dengan baik contohnya lidah buaya. Tanaman yang termasuk perdu basah dan dapat tumbuh secara liar di tempat bersuhu panas ini terbilang banyak fungsinya. Lidah buaya juga sudah lebih dulu dikenal sebagai penghalus kulit dan penyubur rambut. (12)

Oleh sebab itu, lidah buaya kerap dijadikan bahan dasar kosmetik dan perawatan rambut. Tanaman ini juga memiliki kandungan nutrisi cukup lengkap, antara lain vitamin A, B1, B2, B3, C, E. Juga, mengandung mineral seperti kalsium, magnesium dan potassium. Sejak dulu lidah buaya dikenal sebagai tanaman obat yang banyak khasiatnya. Untuk membantu proses fotosintesisnya lidah buaya

(16)

21 membutuhkan CO2 yang merupakan senyawa berbahaya bagi makhluk hidup dalam bernapas. Senyawa berbahaya lain yang mampu diserap lidah buaya adalah formaldehid melalui stomata daun, akar yang bekerjasama dengan bakteri yang kemudian menguraikannya menjadi senyawa atau ikatan karbon yang tidak berbahaya bagi manusia. Lidah buaya ini sangat efektif karena memiliki permukaan daun relatif banyak. Seluruh bagian lidah buaya, baik atas maupun bawah mampu menyerap polutan. (12,13)

2.1. Taksonomi

Klasifikasi ilmiah atau taksonomi dari lidah buaya adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Division : Spermatophyta Class : Monocotyledoneae Ordo : Liliflorae Family : Liliceae Genus : Aloe

Species : Aloe vera

Gambar 2.2 Aloe Barbadensis Miller 12,13 2.2. Gambaran Umum

Lidah buaya sama seperti tanaman lainnya yang mempunyai struktur akar, batang, daun dan bunga, namun yang sering digunakan di dalam pengobatan adalah bagian daun. Daun lidah buaya merupakan daun tunggal berbentuk tombak dengan helaian memanjang berupa pelepah dengan panjang mencapai kisaran 40–

(17)

22 60 cm dan lebar pelepah bagian bawah 8–13 cm dan tebal antara 2–3 cm. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu- abuan dan mempunyai lapisan lilin di permukaan serta bersifat sukulen, yakni mengandung air, getah dan lendir yang mendominasi daun. Bagian atas daun rata dan bagian bawahnya membulat (cembung). Daun lidah buaya muda memiliki bercak berwarna hijau pucat sampai putih. Bercak ini akan hilang saat daun lidah buaya dewasa. Namun tidak demikian halnya dengan tanaman lidah buaya jenis kecil atau lokal. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor genetiknya. Sepanjang tepi daun berjajar gerigi atau duri yang tumpul dan tidak berwarna. (25)

2.3. Jenis dan Varietas Lidah Buaya

Ada lebih dari 350 jenis lidah buaya yang termasuk dalam suku Liliaceae dan tidak sedikit yang merupakan hasil persilangan. Ada tiga jenis lidah buaya yang dibudidayakan secara komersial di dunia yaitu Aloe vera atau Aloe barbadensis Miller, Cape aloe atau Aloe ferox Miller dan Socotrine aloe atau Aloe perry Baker. Tabel 2.3. Karakteristik Tiga Jenis Tanaman Lidah Buaya

No Karakteristik Aloe barbadensis Miller Aloe ferox Miller Aloe perry Baker

1. Batang Tidak terlihat jelas Terlihat jelas

(tinggi 3-5 m atau lebih)

Tidak terlihat jelas (lebih kurang 0,5 m)

2. Bentuk daun Lebar dibagian bawah,

dengan pelepah bagian atas cembung Lebar di bagian bawah Lebar di bagian bawah 3. Lebar daun 6-13 cm 10-15 cm 5-8 cm 4. Lapisan lilin Pada daun

Tebal Tebal Tipis

5. Duri Di bagian pinggir daun Di bagian pinggir

dan bawah daun

Di bagian pinggir daun

6 Tinggi bunga (mm) 25-30 (tinggi tangkai bunga

60-100 cm)

35-40 25-30

7 Warna bunga Kuning Merah tua hingga

jingga

Merah terang

(18)

23 Aloe barbadensis Miller Aloe ferox Miller Aloe perry Baker

Gambar 2.3 Jenis-Jenis Aloevera

Dari tiga jenis di atas yang banyak dimanfaatkan adalah spesies Aloe barbadensis Miller karena jenis ini mempunyai banyak keunggulan yaitu: tahan hama, ukurannya dapat mencapai 121 cm, berat per batangnya bisa mencapai 4 kg, mengandung 75 nutrisi serta aman dikonsumsi.

2.4. Struktur dan Kandungan Daun Lidah Buaya

Adapun struktur daun lidah buaya terbagi atas tiga bagian. 2.4.1. Kulit daun

Kulit daun adalah bagian terluar dari struktur daun lidah buaya yang berwarna hijau. Sejauh ini belum ada tulisan mengenai zat yang terkandung di dalam kulit daun namun penelitian yang dilakukan Agarry., et al (2005) menunjukkan bahwa ekstrak kulit daun lidah buaya pada konsentrasi 25 mg/ml menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan zona hambat 4 mm. Di dalam buku pengobatan menyatakan bahwa teh yang terbuat dari kulit daun lidah buaya dapat menghilangkan kecanduan merokok.

2.4.2. Eksudat

Eksudat adalah getah yang keluar dari daun saat dilakukan pemotongan. Eksudat berbentuk cair, berwarna kuning dan rasanya pahit. Zat- zat yang terkandung di dalam eksudat adalah: 8- dihidroxianthraquinone (Aloe Emoedin) dan glikosida (Aloins), biasa digunakan untuk pencahar.

(19)

24 Gel adalah bagian yang berlendir yang diperoleh dengan cara menyayat bagian dalam daun setelah eksudat dikeluarkan. Ada beberapa zat terkandung di dalam gel.

Tabel 2.4 Zat – zat yang terkandung dalam gel lidah buaya

Kelas Komponen

Carbohydrates Pure mannan, acetylated mannan (acemannan), acetylated

glucomannan, glucogalactomannan, galactan, galactogalacturan, arabinogalactan, galactoglucoarabinomannan, pectic substance, xylan, cellulose

Chromones 8-C-glucosyl-(2’-O-cinnamoyl)-7-O-methylaloediol A, 8-C glucosyl-(S)-

aloesol, O-methyl-(S)-aloesol, 8-C-glucosyl-7-Omethylaloediol, 8-C-glucosyl-noreugenin, isoaloeresin D, isorabaichromone, neoaloesin A

Enzymes Alkaline phosphatase, amylase, carboxypeptidase, catalase, cyclooxidase,

cyclooxygenase, lipase, oxidase, phosphoenolpyruvate carboxylase, superoxide dismutase

Inorganic compounds Calcium, chlorine, chromium, copper, iron, magnesium, manganese,

potassium, phosphorous, sodium, zinc Miscellaneous including

organic compounds and lipids

Arachidonic acid, γ-linolenic acid, steroids (campestrol, cholesterol, β-sitosterol), triglicerides, triterpenoid, gibberillin, lignins, potassium sorbate, salicylic acid, uric acid, saponin

Non-essential and essential amino acids

Alanine, arginine, aspartic acid, glutamic acid, glycine, histidine, hydroxyproline, isoleucine, leucine, lysine, methionine, phenylalanine, proline, threonine, tyrosine, valine

Proteins Lectins, lectin-like substance

Saccharides Mannose, glucose, L-rhamnose, aldopentose

Vitamins B1, B2, B6, C, β-carotene, choline, folic acid, α-tocopherol

Sumber ; 25

2.5. Morfologi Tanaman Lidah Buaya

Lidah buaya termasuk suku Liliaceae. Liliaceae diperkirakan meliputi 4000 jenis tumbuhan, terbagi dalam 240 marga, dan dikelompokan lagi menjadi lebih kurang 12 anak suku. Daerah distribusinya meliputi keseluruh dunia. Lidah buaya sendiri mempunyai lebih dari 350 jenis tanaman. Tanaman lidah buaya dapat tumbuh di daerah kering, seperti Afrika, Amerika dan Asia. Hal ini di karenakan lidah buaya dapat menutup stomatamya sampai rapat pada musim kemarau untuk melindungi kehilangan air dari daunya. Lidah buaya juga dapat tumbuh di daerah yang beriklim dingin. Karena tanaman lidah buaya juga termasuk tanaman yang efesien dalam penggunaan air, karena dari segi fisiologis tumbuhan tanaman ini termasuk jenis tanaman CAM (crassulance acid metabolism) dengan sifat tahan kekeringan.

(20)

25 Dalam kondisi gelap, terutama malam hari,stomata atau mulut daun membuka, sehingga uap air dapat masuk. Disebabkan pada malam hari udaranya dingin, uap air tersebut berbentuk embun. Stomata yang membuka pada malam hari memberi keuntungan, yakni tidak akan terjadi penguapan air dari tubuh tanaman, sehingga air yang berada di dalam tubuh daunya dapat dipertahankan. Karenanya dia mampu bertahan hidup dalam kondisi bagaimanapun keringnya. Kelemahan lidah buaya adalah jika ditanam di daerah basah dengan curah hujan tinggi, mudah terserang cendawan; terutama fusarium sp. Yang menyerang pangkal batangnya, sementara itu dari segi budidayanya tanaman lidah buaya relatif mudah dan relatif tidak memerlukan investasi yang cukup besar. Hal ini di sebabkan tanaman ini merupakan tanaman tahan yang dapat dipanen berulang-ulang dengan masa produksi 7- 8 tahun. Tanaman lidah buaya termasuk semak rendah, tergolong tanaman yang bersifat sukulen dan menyukai hidup di tempat kering. Batang tanaman pendek, mempunyai daun yang bersap-sap melingkar (roset). Panjang daun 40-90cm, lebar 6-13cm, dengan ketebalan lebih kurang 2,5cm dipangkal daun, serta bunga berbentuk lonceng.

2.5.1. Batang

Batang tanaman lidah buaya berserat atau berkayu. Pada umumnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat karena tertutup oleh daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Namun, ada juga beberapa species yang berbentuk pohon dengan ketinggian 3-5m. Species ini dapat dijumpai di gurun Afrika Utara dan Amerika. Melalui batang ini akan tumbuh tunas yang akan menjadi anakan.

2.5.2. Daun

Seperti halnya tanaman berkeping satu lainya, daun lidah buaya berbentuk tombak dengan helaian memanjang. Daunnya berdaging tebal tidak bertulang, berwarna hijau

(21)

26 keabu-abuan dan mempunyai lapisan lilin dipermukaan; serta bersifat sukulen, yakni mengandung air, getah, atau lendir yang mendominasi daun. Bagian atas daun rata dan bagian bawahnya membulat (cembung). Di daun lidah buaya muda dan anak (sucker) terdapat bercak berwarna hijau pucat sampai putih. Bercak ini akan hilang saat lidah buaya dewasa. Namun tidak demikian halnya dengan tanaman lidah buaya jenis kecil atau lokal. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor genetiknya. Sepanjang tepi daun berjajar gerigi atau duri yang tumpul dan tidak berwarna.

2.5.3. Bunga

Bunga lidah buaya berbentuk terompet atau tabung kecil sepanjang 2-3cm, berwarna kuning sampai orange, tersusun sedikit berjungkai melingkari ujung tangkai yang menjulang keatas sepanjang sekitar 50-100cm.

2.5.4. Akar

Lidah buaya mempunyai sistem perakaran yang sangat pendek dengan akar serabut yang panjangnya bisa mencapai 30-40cm

Beberapa penelitian tanaman aloe vera memiliki kandungan nutrisi cukup lengkap, antara lain vitamin A, B1, B2, B3, C, E. selain itu juga mengandung mineral seperti kalsium, magnesium, potassium.(31) Sejak dulu lidah buaya dikenal sebagai tanaman obat yang banyak khasiatnya. Untuk membantu proses fotosintesisnya lidah buaya membutuhkan CO2 yang merupakan senyawa berbahaya bagi makhluk hidup dalam bernapas. Senyawa berbahaya lain yang mampu diserap lidah buaya adalah formaldehid melalui stomata daun, akar yang bekerjasama dengan bakteri yang kemudian menguraikannya menjadi senyawa atau ikatan karbon yang tidak berbahaya bagi manusia. Lidah buaya ini sangat efektif karena memiliki permukaan daun relatif banyak. ”Seluruh bagian lidah buaya, baik atas maupun bawah mampu menyerap polutan.(12)

(22)

27 Kelebihan tanaman sansevieria dan aloevera dibandingkan dengan tanaman yang lain adalah tidak perlu dengan perawatan khusus karena kedua jenis tanaman ini dapat hidup dan tahan terdapat segala unsur iklim, yaitu suhu, curah hujan, dan sinar matahari. Selain itu dari segi harga lebih ekonomis dan mudah di dapat.

D. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Tanaman dalam Menyerap Polutan

Dalam menyerap polutan, tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan, diantaranya.

1. Pencahayaan

Cahaya diperlukan dalam proses fotosintesis untuk perombakan dan daya serap polutan. Hal ini berhubungan dengan membuka dan menutupnya stomata. (24,26,27)

2. Kerapatan dan luas daun

Menurut Tandjung (1995) bentuk daun yang sederhana atau lebar lebih efektif menahan polutan dibanding daun majemuk yang permukaan kecil. Namun bentuk daun majemuk atau rapat memiliki permukaan total yang lebih besar dibanding bentuk daun sederhana. (27) 3. Ketebalan

Menurut Patra (2002) dari Institut Pertanian Bogor semakin tebal daun, kemampuan menyerap semakin berkurang, atau dengan kata lain semakin tipis daun maka penyerapan semakin tinggi, baik dalam kondisi gelap maupun terang. Menurut Suryowinoto (1995), daun yang lebih tipis lebih mudah menyerap zat pencemar dibanding daun yang tebal. (27)

4. Umur tanaman

Tanaman mampu meyerap polutan dengan umur maksimal. Semakin bertambah umur, maka kerapatan semakin padat. Tetapi jika umur tanaman terlalu tua, maka kemampuan menyerap pun berkurang.

(23)

28 5. Suhu

Suhu berpengaruh pada beberapa proses fisiologis penting seperti bukaan stomata, laju traspirasi, fotosintesis dan respirasi. (26,27). Naiknya suhu membuat udara mampu membawa lebih banyak kelembapan, maka transpirasi meningkat sehingga bukaan stomata pun terpengaruh. Angin membawa lebih banyak CO2 dan mengusir uap air.

Hal ini menyebabkan penguapan dan penyerapan CO2 meningkat,

meningkatnya CO2 menyebabkan stomata menutup sebagian. Bila

daun dipanaskan oleh sinar matahari dengan panas yang melebihi suhu udara, angin akan menurunkan suhunya. Akibatnya, transpirasi menurun. Bila kandungan air tanah terbatas, transpirasi dan penyerapan CO2 terhambat, karena stomata menutup.

6. Kadar Air

Kadar yang dibutuhkan tanaman dalam proses trasportasi dan respirasi.

7. Klorofil

Semakin hijau tanaman, semakin banyak menyerap polutan. Karena polutan yang diserap ikut dalam proses fotosintesis. (27)

8. Kelembaban

Menurut Dahlan (2004) pada lingkungan daun yang sangat lembab, stomata daun akan membuka penuh sehingga kemampuan menyerap akan meningkat. (26)

(24)

29 E. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka diatas maka kerangka teori yang dapat di uraikan adalah

Bagan 2.1 Kerangka Teori Sumber : 9,11,16,24,26,27. CO udara Fotosintesis Kandungan Pregnane Glikoside Pencahayaan Akar tanaman Bakteri Senyawa Carbon tidak berbahaya berupa Glukosa (C6H12O6) Stomata daun Kelembaban Klorofil Suhu Kerapatan Luas daun Ketebalan daun umur Kadar air

(25)

30 F. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori diatas maka kerangka konsepnya adalah seperti di bwah ini :

Variable Bebas variable terikat

Variable Pengganggu 1. Volume ruangan * 2. Lama paparan * 3. Suhu * 4. Kelembaban * 5. Kadar air 6. Pencahayaan * 7. Klorofil 8. Kerapatan * 9. Ketebalan 10. Umur *

Bagan 2.2 Kerangka Konsep Keterangan : * = dikendalikan ( disamakan)

G. Hipotesis

Ada perbedaan penurunan kadar CO di udara berdasarkan jenis tanaman.

Kadar CO di udara Aloe vera

Gambar

Table 2.1 Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan
Gambar 2.2 Aloe Barbadensis Miller  12,13 2.2. Gambaran Umum
Tabel 2.3. Karakteristik Tiga Jenis Tanaman Lidah Buaya
Gambar 2.3 Jenis-Jenis Aloevera
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai pentingnya kelembagaan petani untuk mendukung keberhasilan kegiatan penyuluhan dan usahatani padi sawah di wilayah kerja. Bagaimana

Untuk mempermudah perhitungan peneliti mengkategorikan nilai siswa kedalam lima kategori yaitu sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan sangat baik bisa dilihat

Namun, bila UNTR tidak bertahan diatas Support 26.100, akan melanjutkan pelemahan dengan menguji Support 25.875 dan 25.675.. LSIP dilihat dari Indikator MACD dan Stoc

• Tergantung pada tujuan dari analisis task, kita mungkin perlu membuat taksonomi yang berbeda. • Untuk menghasilkan sebuah petunjuk perbaikan mobil, kita perlu membuat taksonomi

menyadarkan masyarakat Indonesia bahwa LGBT ada di sekitar kita.Agenda untuk mendesak pemerintah Indonesia dalam rangka melegalkan pernikahan homoseksual masih belum ada di dalam

Menurut Undang Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam pasal 38 disebutkan bahwa tenaga kependidikan bertugas melaksanakan

Berdasarkan hasil penelitian karakterisasi klon Ketan Lampung Selatan memiliki pucuk daun berwarna ungu, tangkai daun berwarna ungu dan batang berwarna oranye, sedangkan