JKGT VOL. 3, NOMOR 1, JULI (2021), 9-13 (Laporan Penelitian)
Perbedaan Keparahan Karies Gigi Molar Pertama
Pada Anak Usia 6-9 Tahun Dengan 10-12 Tahun
(Kajian Pada Radiograf Panoramik Di Rsgm-P Fkg
Universitas Trisakti Periode 2017-2019)
1
Alishia Fabiola Fattah Salma, 2Dr. drg. Fatimah Boenjamin, Sp. KGA, 2Dr. drg. Jeddy, Sp.KGA. 1
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti 2
Departemen IKGA Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti
Jl. Kyai Tapa, No. 1, RT.5/RW.9, Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat 11440 Telepon: (021) 5655786, Email: [email protected]
ABSTRACT:
First permanent molars play very important roles in the oral cavity. Therefore, tooth loss of these teeth due to
Background:
caries has major impacts on oral health in the future. Panoramic radiographs have been used routinely in the oral health examinations and have accuracy comparable to intraoral radiographs in detecting carious lesions of posterior teeth. There have been no studies regarding the difference in the severity of caries in first permanent molars using panoramic radiographs before in Indonesia. Objective: The objective of this study was to determine the difference in the severity of first permanent molars caries in children aged 6-9 years and 10-12 years based on panoramic radiographs at the RSGM-P FKG Trisakti University for the period 2017-2019. Methods: The sample of this study were 680 panoramic radiographs of children aged 6-9 years and 10-12 RSGM-P FKG Trisakti University for the period 2017-2019. In this study, an ICCMS index was used to determine the severity of caries in first permanent molars. Result: The Mann Whitney U test used to determine the difference in the severity of caries showed that there was a difference in the caries severity of first permanent molars in children aged 6-9 years and 10-12 years (p <0.05). Conclusion: There was a difference in the caries severity of first permanent molars in children aged 6-9 years and 10-12 years based on panoramic radiographs at RSGM-P FKG Trisakti University for the period 2017-2019.
Caries severity, First permanent molar
Keywords:
PENDAHULUAN
Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang ditandai dengan proses demineralisasi yang merusak jaringan keras gigi dimulai dari permukaan email hingga meluas kearah pulpa.1–4 Demineralisasi ini diakibatkan fermentasi karbohidrat oleh bakteri acidogenic di dalam plak gigi yang menghasilkan asam yang menyebabkan turunnya pH di dalam rongga mulut.5 Apabila hal ini tidak segera ditangani, sakit yang disebabkan oleh karies gigi dapat mengakibatkan berkurangnya nafsu makan anak sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini juga dapat mempengaruhi proses belajar mengajar sehingga dapat mempengaruhi kehadiran anak di sekolah.6 Karies gigi juga merupakan penyebab utama dilakukannya pencabutan pada gigi permanen. Hal ini dapat menyebabkan dampak negatif dalam erupsi gigi, hubungan antara lengkung rahang, fungsi utama pengunyahan, penelanan, bernapas, dan fonetik.7
Gigi molar pertama permanen merupakan gigi yang penting dalam lengkung gigi.8 Gigi ini merupakan kunci utama penentuan oklusi dalam perkembangan gigi, berperan besar dalam menahan beban mastikasi, penentu dimensi vertikal wajah, dan sedikit berperan dalam faktor estetik.9–11 Gigi molar pertama permanen atau first
permanent molar (FPM), merupakan gigi yang paling
rentan terhadap karies gigi. Hal ini disebabkan oleh
karakteristik morfologi, fungsional, waktu erupsi, posisi gigi, dan pengaruh lingkungan.8,9,12 Karies pada gigi molar pertama permanen lebih banyak ditemukan pada rahang bawah dibandingkan rahang atas. Hal ini disebabkan karena gigi molar pertama permanen rahang bawah memiliki ceruk dan fisura yang lebih kompleks dibandingkan rahang atas.13 Pada tahun 2016 World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 60-90% anak sekolah dasar maupun orang dewasa terkena karies gigi.14,15 Anak usia 6-12 tahun merupakan kelompok usia yang rentan terkena karies, karena usia ini merupakan masa pergantian gigi sulung ke gigi permanen.16 Erupsi molar pertama permanen terjadi pada usia 6-7 tahun pada bagian distal gigi molar kedua sulung.8–12,17 Pada penelitan yang dilakukan di Jedah, Arab Saudi pada anak usia 10-12 tahun didapatkan prevalensi karies gigi molar pertama permanen adalah 78,4%. Pada penelitian ini ditemukan karies gigi M1 meningkat dengan bertambahnya usia, yaitu pada anak usia 10 tahun; 11 tahun; dan 12 tahun berturut-turut adalah 70,5%; 82%; dan 83,5%. Meningkatnya prevalensi karies gigi kemungkinan disebabkan oleh kebiasaan dan perilaku anak yang buruk dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Paparan zat kariogenik terus-menerus dalam waktu yang lama juga memperparah terjadinya karies gigi pada anak.12 Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan di Pakistan, yang menemukan prevalensi karies gigi molar pertama
permanen pada anak usia 6-9 tahun lebih tinggi yaitu 42,1%, sebaliknya pada anak usia 10-12 tahun hanya 20,7%.11
Penegakan diagnosis karies gigi biasanya dilakukan dengan anamnesis dan pemeriksaan klinis dengan mengidentifikasi karies berdasarkan gambaran visual yang dibantu dengan pencahayaan yang baik dan penggunaan alat kaca mulut dan probe pada gigi yang bersih dan kering.18,19. Kekurangan dari pemeriksaan klinis adalah tidak semua lesi karies gigi dapat dilihat hanya dengan pemeriksaan klinis seperti identifikasi karies proksimal yang memerlukan pemeriksaan penunjang.20 Salah satu contoh pemeriksaan penunjang adalah dengan menggunakan radiograf panoramik. Radiografi panoramik merupakan teknik radiologi yang menghasilkan gambaran rahang dan struktur di sekitarnya.21,22 Di Korea Selatan, radiograf panoramik telah digunakan secara rutin dalam pemeriksaan pasien. Radiograf panoramik dapat digunakan untuk menilai kesehatan gigi masyarakat secara nasional karena waktu yang dibutuhkan relatif lebih singkat. Selain itu, biayanya juga lebih murah daripada radiograf dental lainnya karena hanya membutuhkan satu kali pengambilan gambar apabila ingin mendapatkan gambaran keseluruhan gigi pada rahang.21 Akurasi radiograf panoramik dalam mendeteksi lesi karies pada bagian anterior lebih rendah dibandingkan radiograf intraoral, sebaliknya deteksi pada daerah posterior sebanding dengan radiograf intraoral.21
Penilaian keparahan lesi karies adalah penilaian tahapan proses kehilangan mineral dari lesi kecil berkembang ke peningkatan derajat kerusakan gigi melibatkan pulpa. Hal ini dapat dicapai menggunakan berbagai metode dan sistem klasifikasi karies gigi.23 Deteksi tingkat keparahan karies dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa index salah satunya adalah dengan indeks International Caries Classification and Managemet
System (ICCMS). ICCMS adalah sistem yang dikembangkan berdasarkan sistem ICDAS yang termasuk metode untuk mendeteksi tahapan karies dengan menggabungkan hasil pemeriksaan klinis dan radiografi.24
Pada anak usia 6-9 tahun gigi molar pertama permanen baru erupsi sehingga mineralisasi email belum sempurna. sehingga mengakibatkan gigi lebih rentan terhadap karies setidaknya 2-4 tahun setelah erupsi. Gigi yang baru erupsi masih akan melalui tahap post-eruptive
maturation dimana pada tahap ini porusitas gigi berkurang
dan gigi akan menjadi lebih keras. Mineralisasi gigi sempurna baru akan dicapai kira-kira pada anak usia 10 tahun.25,26 Hal ini menyebabkan gigi ini lebih rentan terhadap karies.26 Sebaliknya pada usia 10-12 tahun mineralisasi gigi molar pertama permanen sudah sempurna dan anak sudah bisa menyikat gigi sendiri, seharusnya pada masa ini gigi lebih tahan terhadap karies. Umumnya anak usia ini masih memiliki perilaku atau kebiasaan yang buruk dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hal ini menyebabkan pada kelompok usia inipun gigi molar pertama permanen sering ditemukan mengalami karies.27
Sejauh yang diketahui peneliti, belum ada penelitian mengenai perbedaan keparahan karies gigi molar pertama pada anak usia 6-9 tahun dengan 10-12 tahun menggunakan radiograf panoramik di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui perbedaan keparahan karies gigi molar pertama pada anak usia 6-9 tahun dengan
10-12 tahun berdasarkan radiograf panoramik di RSGM-P FKG Universitas Trisakti periode 2017-2019.
BAHAN DAN METODE
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional. Sampel penelitian adalah data sekunder radiograf panoramik anak usia 6-9 tahun dan 10-12 tahun di RSGM-P FKG Universitas Trisakti periode 2017-2019 yang memenuhi kriteria jumlah sampel menurut Lwanga dan Lemeshow.28
Kategori penilaian keparahan karies menurut ICCMS dapat dilihat pada Tabel 1. Keparahan karies gigi molar pertama permanen diteliti sesuai indeks International
Caries Classification and Management System (ICCMS)
menggunakan gambaran radiograf panoramik.
Tabel 1.Sistem penilaian ICCMS.29
Kategori karies
Sistem
penilaian
radiografi
0
Tidak
ada
radiolusensi
RA :
Tahap
Karies
Superfisial
(Initial
Stage)
RA
1
Gambaran
radiolusen pada
½ luar bagian
RA
2
Gambaran
radiolusen pada
½
dalam
bagian email ±
DEJ
RA
3
Gambaran
radiolusen
hanya sampai
1/3 luar dentin
RB :
Tahap
Karies
Media
(Moderate
Stages)
RB
4
Gambaran
radiolusen
sampai
1/3
tengah dentin
RC :
Tahap
Karies
Profunda
(Extensive
stages
RC
5
Gambaran
radiolusen
sampai
1/3
bagian
dalam
dentin, secara
klinis
terlihat
kavitas
RC
6
Radiolusensi
mencapai
pulpa.
Secara
klinis
terlihat
kavitas.
Dilakukan uji reliabilitas inter-examiner dan
adalah 0,88 dan 0,89. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari komisi etik penelitan kesehatan fakultas kedokteran gigi universitas trisakti dengan nomor 400/S1/KEPK/FKG/9/2020.
HASIL PENELITIAN
Prevalensi karies gigi molar pertama permanen anak usia 6-12 tahun pada penelitian ini adalah sebesar 96,6%. Tidak ditemukan perbedaan prevalensi karies gigi molar pertama permanen berdasarkan jenis kelamin maupun berdasarkan kelompok usia 6-9 tahun dan 10-12 tahun.
Tabel 2. Sebaran sampel berdasarkan jenis kelamin, kelompok usia, dan keparahan karies molar pertama permanen
Variabel
n
%
Jenis Kelamin
Laki-Laki
258
37,9
Perempuan
422
62,1
Total
680
100
Kelompok Usia
6-9 Tahun
388
57,1
10-12 Tahun
292
42,9
Total
680
100
Keparahan Karies
Sehat
741
27,2
Karies
Superfisialis
1708
62,8
Karies
Media
173
6,4
Karies
Profunda
98
3,6
Total
2170
100
Pada Tabel 2 didapatkan jumlah sampel diteliti berdasarkan kelompok usia lebih banyak pada kelompok usia 6-9 tahun yaitu 388(57,1%). Berdasarkan jenis kelamin sampel terbanyak pada penelitian ini adalah dari subyek perempuan yaitu sebesar 422(62,1%). Berdasarkan keparahan karies, sampel pada penelitan ini palingbanyak termasuk dalam kategori karies superfisialis yaitu sebesar 1708 (62,8%).
Data pada Tabel 3 menunjukkan gigi molar pertama permanen yang sehat pada kelompok usia 6-9 tahun adalah 450(60,7%) sedangkan pada 10-12 tahun gigi molar pertama permanen yang sehat hanya 291(39,3%).
Tabel 3. Sebaran tingkat keparahan karies gigi molar pertama permanen berdasarkan kelompok usia.
Pada tabel ini terlihat sebagian besar gigi molar pertama permanen masuk dalam tahap karies superfisialis
yaitu sebesar 984(57,6%) pada kelompok usia 6-9 tahun dan menurun menjadi sebesar 724(42,4%) pada kelompok usia 10-12 tahun. Sebaliknya pada tahap karies profunda pada usia 6-9 tahun 32(32,7%) meningkat pada kelompok usia 10-12 tahun menjadi 36(67,3%). Hasil uji perbedaan
Mann-Whitney U menunjukkan terdapat perbedaan
keparahan karies gigi molar pertama permanen yang bermakna antara kelompok usia 6-9 dan 10-12 tahun(p<0,05).
Tabel 4.Sebaran keparahan karies gigi molar pertama permanen atas dan molar pertama permanen bawah berdasarkan kelompok usia.
*Bermakna pada p<0,05
Tabel 4 Hasil uji perbedaan Mann-Whitney U menunjukkan terdapat perbedaan keparahan karies gigi molar pertama permanen bawah antara kelompok usia 6-9 tahun dan 10-12 tahun yang bermakna(p<0,05). Sebaliknya, tidak terdapat perbedaan keparahan karies gigi molar pertama permanen atas berdasarkan kelompok usia(p>0,05).
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini didapatkan prevalensi karies gigi molar pertama permanen pada anak usia 6-12 tahun yaitu sebesar 96,6%. Hasil ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan penelitan yang dilakukan oleh Abuaffan dkk. pada tahun 2018 di Sudan yang menemukan prevalensi karies gigi molar pertama permanen pada anak usia 6-14 tahun adalah 61%.30 Juga berbeda dengan penelitian Pratama dkk. pada tahun 2019 di Denpasar yang menemukan prevalensi karies gigi molar pertama permanen pada anak usia 9-12 tahun yaitu sebesar 52,3%. Perbedaan ini mungkin disebabkan karena perbedaan pemilihan kelompok umur pada masing-masing penelitian, mungkin juga karena kurangnya pengetahuan orang tua dan anak tentang pencegahan karies gigi.31 Selain itu, perbedaan demografi dan tingkat sosial ekonomi dari subyek yang dilakukan penelitian juga dapat mempengaruhi tingginya angka karies gigi.11
Tidak terdapat perbedaan prevalensi karies gigi molar pertama permanen berdasarkan jenis kelamin, yaitu prevalensi karies sama-sama tinggi yaitu 96%. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nazir dkk. tahun 2019 di Pakistan yang mendapatkan ada perbedaan prevalensi karies gigi molar pertama permanen berdasarkan jenis kelamin.11 Hal ini mungkin karena pada penelitian ini Gigi Usia (Tahun)
Ke parahan Karies p n Mean Rank M1 Atas 6-9 388 332,48 0,154 10-12 292 351,16 M1 Bawah 6-9 388 316,88 0,000 10-12 292 371,88
Keparahan
Karies
Usia (Tahun)
p
6-9
10-12
n
%
n
%
Sehat
450
60,7
291
39,3
0,000
Karies
Superfisialis
984
57,6
724
42,4
Karies
Media
86
42,9
87
50,3
Karies
Profunda
32
50,3
36
67,3
Total
1552 57,1 1168 42,9
latar belakang sosio-ekonomi, pengetahuan, dan perilaku anak dan orang tua yang tidak menunjang kesehatan gigi, menyebabkan prevalensi karies gigi molar pertama permanen baik pada subyek laki-laki maupun perempuan sangat tinggi.32 Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan prevalensi karies gigi molar pertama permanen berdasarkan kelompok usia. Hal ini sesuai dengan penelitian Pratama dkk. pada tahun 2019 di Denpasar bahwa tidak ada perbedaan prevalensi karies gigi molar pertama permanen berdasarkan usia.31 Abuaffan menyatakan bahwa insidens karies (frekuensi karies baru) pada gigi molar pertama permanen menurun seiring bertambahnya usia dan tertinggi adalah pada usia 7 tahun.30 Tidak adanya perbedaan pada penelitian ini mungkin karena anak usia 6-9 tahun gigi molar pertama permanennya baru erupsi karena itu mineralisasi gigi belum sempurna mengakibatkan gigi ini lebih rentan terhadap karies.8 Sebaliknya, insidens karies gigi molar pertama permanen menurun dengan bertambahnya usia, maka pertambahan jumlah karies baru pada anak usia 10-12 tahun juga berkurang karena itu tidak terdapat perbedaan prevalensi pada kedua kelompok usia ini.
Sampel pada penelitian ini lebih banyak pada kelompok usia 6-9 tahun daripada kelompok usia 10-12 tahun (Tabel 2). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratama dkk. pada tahun 2019 di Denpasar yang mendapatkan jumlah sampel yang seimbang berdasarkan kelompok usia. Hal ini mungkin disebabkan karena metode penelitian yang berbeda.31
Pada tabel ini juga terlihat juga sampel pada penelitian ini lebih banyak berjenis kelamin perempuan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Abuaffan dkk. dengan jumlah subyek lebih banyak berjenis kelamin perempuan daripada laki-laki.30 Ini mungkin disebabkan karena di dalam populasi memang lebih banyak perempuan daripada laki-laki. Pada tabel ini juga terlihat gigi molar pertama permanen paling banyak masuk kategori karies superfisialis. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gudipaneni dkk. bahwa sebagian besar gigi molar pertama permanen pada anak usia 6 dan 7 tahun termasuk dalam kategori karies superfisialis.
Pada penelitian ini didapatkan keparahan karies gigi molar pertama permanen meningkat seiring bertambahnya usia anak (Tabel 3). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aras dan Dogan pada tahun 2020 yang juga menyatakan keparahan karies gigi molar pertama permanen meningkat sesuai usia.8 Hal ini karena semakin lama gigi yang mengalami karies berada dalam mulut tanpa dilakukan perawatan maka kariesnya akan semakin parah.34 Karies gigi yang tidak segera dirawat dapat menyebabkan gigi tersebut terpaksa di ekstraksi dan mungkin menyebabkan terjadinya malposisi gigi.35
Tabel 4. menunjukkan tidak terdapat perbedaan keparahan karies antara gigi molar pertama permanen rahang atas berdasarkan kelompok usia. Sebaliknya terdapat perbedaan pada gigi molar pertama bawah berdasarkan usia. Ini mungkin karena perbedaan morfologi gigi molar atas dan bawah. Pada gigi molar atas morfologi ceruk dan fisuranya tidak serumit gigi molar pertama permanen bawah, hal ini menyebabkan pada gigi molar pertama permanen atas pertambahan karies juga kurang
dengan bertambahnya usia dibandingkan gigi molar pertama permanen bawah. Morfologi ceruk dan fisura yang lebih rumit pada gigi molar pertama permanen rahang bawah menyebabkan gigi ini lebih banyak memiliki area retentif sisa makanan yang menjadi tempat terjadinya karies.13 Hal ini menyebabkan dengan bertambahnya usia maka keparahan karies gigi juga meningkat.
KESIMPULAN
Terdapat perbedaan keparahan karies gigi molar pertama permanen anak usia 6-9 tahun dan 10-12 tahun berdasarkan radiograf panoramik. Tidak terdapat perbedaan keparahan karies gigi molar pertama permanen atas antara anak usia 6-9 tahun dan 10-12 tahun. Ada perbedaan keparahan karies gigi molar pertama permanen bawah antara anak usia 6-9 tahun dan 10-12 tahun.
KONFLIK KEPENTINGAN
Tidak ada konflik kepentingan pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Veiga N, Aires D, Pereira M, et al. Dental Caries : A Review. J Dent Oral Heal 2016; 2: 2–4.
2. Manton DJ, Hayes-Cameron L. Dental Caries. In: C Cameron A, P Widmer R (eds) Handbook of pediatric
dentistry. Canberra: Elsevier INC, 2013, pp. 47–61.
3. Quock RL. Dental Caries: A Current Understanding and Implications. J Nat Sci 2015; 1271: 1–4.
4. Nur F, Mutiara H. Peranan Ibu dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak dengan Status Karies Anak Usia Sekolah Dasar. Med J Lampung Univ 2015; 4: 4–9. 5. Yadav K, Prakash S. A Review of Dental Caries. Asian J
Biomed Pharm Sci 2016; 73–80.
6. Tafere Y, Chanie S, Dessie T, et al. Assessment of prevalence of dental caries and the associated factors among patients attending dental clinic in Debre Tabor general hospital: A hospital-based cross-sectional study.
BMC Oral Health 2018; 18: 1–7.
7. Soukeye N, M Tidiane D, Abdoulaye D, et al. Analysis of Reasons for Extraction of Permanent Teeth in Children in Senegal: A Retrospective Study. Interv
Pediatr Dent Open Access J 2018; 2: 112–114.
8. Aras A, Dogan MS. Caries Prevalence and Severity in Immature Permanent First Molar Teeth in Sanliurfa City, Turkey. J Dent Indones 2020; 27: 13.
9. Hamza M, Chlyah A, Bousfiha B, et al. Pathology and Abnormality of the First Permanent Molar among Children. Intech. Epub ahead of print 2019. DOI: 10.5772/intechopen.89725.
10. Scheid RC, Weiss G. Woelfel’s Dental Anatomy. 8th ed. Philadelphia: Lipincott Williams & Wilkins, a Wolters Kliwer business, 2012. Epub ahead of print 2012. DOI: 10.25241/stomaeduj.2017.4(2).bookreview.1.
11. Nazir A, Asghar F, Akram S, et al. Factors Associated with Frequency of the First Permanent Molar Caries in Young Children of Multan District, Pakistan Caries in Young Children of Multan District, Paki. J Dent Indones 2019; 26: 70–74.
12. Al-Samadani KHM, Ahmad MS. Prevalence of First Permanent Molar Caries in and Its Relationship to the Dental Knowledge of 9–12-Year Olds from Jeddah, Kingdom of Saudi Arabia. ISRN Dent 2012; 2012: 1–6. 13. Haddi RJ, Jafer N, Radhi MH. Mortality of First
Permanent Molars among 6-12 Years Old Children Attending Dental Hospital /College of Dentistry, University of Baghdad. Int J Sci Res 2017; 6: 1012– 1014.
14. Lin X, Chen Y, Chen H. Dental Caries Status and Caries Risk Factors in Students Ages 12 – 14 Years in Zhejiang , China. Med Sci Monit 2018; 24: 3670–3678.
15. Petersen PE, Ogawa H. Prevention of dental caries through the use of fl uoride – the WHO approach.
Community Dent Health 2016; 33: 66–68.
16. Paul S C, Henry W FJ, Dennis J M, et al. Epidemiology and Mecanism of Dental Caries. In: Paul S C, Henry W FJ, Dennis J M, et al. (eds) Pediatric Dentistry Infancy
Through Adolescence. Missouri: Elsevier INC, 2013, pp.
412–421.
17. Nelson SJ. The First Permanent Molars. In: Nelson SJ (ed) WHEELER’S Occlusion Physiology, and Dental
Anatomy. St. Louis, Missouri: Elsevier INC, 2015, pp.
165–200.
18. Fejerskov O, Bardow A, Vissink A, et al. The Caries Lesion and its Biological Determinants. In: Fejerskov O, Nyvad B, Kidd E (eds) Dental Caries The Disease and
Its Clinical Manangement. Oxford: Wiley-Blackwell,
2015, pp. 49–155.
19. Macey R, Walsh T, Riley P, et al. Tests to detect and inform the diagnosis of caries. Cochrane Database Syst
Rev; 2018. Epub ahead of print 2018. DOI:
10.1002/14651858.CD013215.
20. Na`am J. Accuracy of Panoramic Dental X-Ray Imaging in Detection of Proximal Caries with Multiple Morpological Gradient (mMG) Method. JOIV Int J
Informatics Vis 2017; 1: 5.
21. Choi JW. Assessment of panoramic radiography as a national oral examination tool: Review of the literature.
Imaging Sci Dent 2011; 41: 1–6.
22. Oliveira Capote ST, Almeida Gonzales M, Gonzales A, et al. Panoramic Radiography - Diagnosis of Relevant Structures That Might Compromise Oral and General Health of the Patient. Intech 2016; 734–754.
23. MacHiulskiene V, Campus G, Carvalho JC, et al. Terminology of Dental Caries and Dental Caries Management: Consensus Report of a Workshop Organized by ORCA and Cariology Research Group of IADR. Caries Res 2020; 54: 7–14.
24. Pitss N. Understanding Dental Caries – from Pathogenesis to Prevention and Therapy. In: Goldberg M (ed) Understanding Dental Caries: From Pathogenesis
to Prevention and Therapy. Springer International
Publishing, 2016, pp. 4–9.
25. Duruturk L, Ĉiftĉi A, Baharoǧlu S, et al. Clinical evaluation of diagnodent in detection of occlusal caries in newly erupted noncavitated first permanent molars in caries-active children. Oper Dent 2011; 36: 348–355. 26. Lynch RJM. The primary and mixed dentition,
post-eruptive enamel maturation and dental caries: a review.
Int Dent J 2013; 63: 3–13.
27. Manoy NT, Kawengian SES, Mintjelungan CN. Gambaran Karies Gigi Molar Pertama Permanen Dan Status Gizi Di Sd Katolik 06 Manado. e-GIGI; 3. Epub ahead of print 2015. DOI: 10.35790/eg.3.2.2015.8825. 28. Lachenbruch PA, Lwanga SK, Lemeshow S. Sample
Size Determination in Health Studies: A Practical Manual. Journal of the American Statistical Association 1991; 86: 1149.
29. Pitts NB, Ismail AI, Martignon S, et al. ICCMS TM Guide for Practitioners and Educators. London, 2014.
30. Abuaffan AH, Hayder S, Hussen AA, et al. Prevalence of Dental Caries of the First Permanent Molars among 6-14 Years Old Sudanese Children Prevalence of Dental Caries of the First Permanent Molars among 6-14 Years Old Sudanese Children. Epub ahead of print 2018. DOI: 10.21088/ijde.0974.6099.11118.2.
31. Pratama IWG, Prasetya MS, Suarjana K. Gambaran Kejadian Karies Gigi Molar Pertama Permanen dan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD Negeri 4 Sanur Denpasar. Bali
Dent J 2019; 3: 5–8.
32. Ali NS. Prevalence of Dental Caries in the first permanent molars in children between 8-12 years. 2014; 22: 119–123.
33. Gudipaneni RK, Alkuwaykibi AS, Patil SR, et al. Assessment of caries spectrum of first permanent molars in 7- to 8-year-old school children in northern Saudi Arabia: A cross-sectional study. Pesqui Bras Odontopediatria Clin Integr 2020; 20: 3–10.
34. Chirca EMC, Luca R, Georgescu D. The prevalence of caries in first permanent molar in a group of school children aged 6 to 7 years in pitești. Proc Rom Acad 2015; Seris B: 41–44.
35. Ali NS, Ali NS, Khan M, et al. Prevalence of Dental Caries in The First Permanent Molars in Children Between 8-12 Years. J Pakistan Dent Assoc 2013; 22: 119–123.