• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN REAKSI PENGENDAPAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN REAKSI PENGENDAPAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS XI

PADA PEMBELAJARAN REAKSI PENGENDAPAN MENGGUNAKAN

METODE DISCOVERY-INQUIRY

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kimia

Oleh

Siti Maemunah

0900349

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS

XI PADA PEMBELAJARAN REAKSI PENGENDAPAN

MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY

Oleh Siti Maemunah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Siti Maemunah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

(3)

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu SITI MAEMUNAH

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN REAKSI PENGENDAPAN MENGGUNAKAN METODE

DISCOVERY-INQUIRY

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. F.M. Titin Supriyanti, M.Si. NIP. 195810141986012001

Pembimbing II

Gun Gun Gumilar, S.Pd., M.Si. NIP. 197906262001121001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

(4)

i

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

(5)

ii

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

membuat hipotesis dan menerapkan konsep belum terkembangkan dengan baik, sehingga kedua keterampilan ini perlu dilatihkan melalui pembelajaran.

ABSTRACT

This research entitled "Science Process Skills Profile of Class XI High School Students in Reaction Precipitation Using Discovery-Inquiry Method". Precipitation reactions are found in daily life, but are often considered difficult by students when studying this material in school. To resolve these problems, it is necessary to approach the skills of science process skills (SPS). SPS is important to be trained as a student's curiosity development to provide the opportunity for them to get an active role in solving the problems that confronted them. One method that suitable for developing SPS is discovery-inquiry method because this method involves a mental process of solving problems in order to find a concept. The purpose of research is to identify achievement of each SPS sub indicators in

each students’s group, achievement of the overall SPS sub indicators in each

students’s group, and achievement of SPS sub indicators in all students. The

(6)

iv

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 7

1. Keterampilan Proses Sains... 7

2. Metode Pembelajaran Discovery-Inquiry ... 10

a. Metode Discovery ... 10

b. Metode Inquiry ... 11

c. Metode Discovery-Inquiry ... 12

d. Kelebihan Metode Discovery-Inquiry ... 14

e. Jenis-jenis Pembelajaran Discovery-Inquiry ... 14

3. Deskripsi Materi Reaksi Pengendapan ... 16

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 18

C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian... 19

(7)

v

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Hipotesis Penelitian ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 23

B. Desain Penelitian ... 24

C. Metode Penelitian ... 26

D. Definisi Operasional ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 27

F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian ... 29

G. Teknik Pengumpulan Data... 29

H. Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencapaian Setiap Sub Indikator KPS pada Setiap Kelompok Siswa ... 32

1. Sub Indikator Keterampilan Menggunakan Indera Penglihatan ... 33

2. Sub Indikator Keterampilan Merumuskan Pertanyaan ... 35

3. Sub Indikator Keterampilan Membuat Hipotesis ... 38

4. Sub Indikator Keterampilan Menentukan Alat dan Bahan ... 42

5. Sub Indikator Keterampilan Mengetahui Alasan Penggunaan Alat dan Bahan . 44 6. Sub Indikator Keterampilan Menggunakan Alat dan Bahan ... 47

7. Sub Indikator Keterampilan Mencatat Setiap Pengamatan Secara Terpisah ... 49

8. Sub Indikator Keterampilan Menerapkan Konsep ... 51

9. Sub Indikator Keterampilan Menghubungkan Hasil-hasil Analisis dengan Hipotesis ... 54

10.Sub Indikator Keterampilan Membuat Kesimpulan ... 56

B. Pencapaian Keseluruhan Sub Indikator KPS pada Setiap Kelompok Siswa ... 58

C. Pencapaian Sub Indikator KPS pada Seluruh Siswa ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68

(8)

vi

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 74

(9)

1

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan memahami bagaimana siswa belajar. Perilaku yang menandakan belajar telah berlangsung pada diri siswa, informasi yang diperoleh dari lingkungan diproses dalam pikiran sehingga menjadi milik siswa dan kemudian dikembangkan oleh mereka menjadi hal yang utama. Demikian pula cara penyajian informasi perlu diperhatikan agar siswa dapat mencerna dan mengingat lama informasi tersebut dalam pikiran mereka (Dahar, 1996).

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah mempunyai strategi pembelajaran yang baik. Menurut Slameto dalam Riyanto (2009) strategi pembelajaran mencakup bagaimana melaksanakan tugas pembelajaran yang telah didefinisikan (hasil analisis) sehingga tugas tersebut dapat memberikan hasil yang optimal. Kegiatan ini menyangkut pelaksanaan metode dan teknik pembelajaran. Menurut Kunandar (2007), untuk menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan, diperlukan guru yang mampu mengembangkan suatu model dan stategi pembelajaran sehingga dapat mendorong, membantu dan mengerahkan siswa untuk mengalami proses pembelajaran sesuai dengan minat, bakat, potensi, perkembangan fisik, dan psikologinya.

(10)

2

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengetahui bahwa dengan strategi tersebut pemahaman konsep reaksi pengendapan siswa masih kurang. Guru juga kurang menekankan materi reaksi pengendapan sebagai materi yang dekat dan banyak terdapat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini menciptakan siswa dengan karakter yang pasif, merasa asing dengan materi reaksi pengendapan, menghasilkan siswa yang hanya tahu tapi tidak paham sehingga pada akhirnya menganggap reaksi pengendapan sebagai sub pokok materi yang sulit dimengerti dengan persoalan-persoalannya sukar untuk diselesaikan.

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri, mengkontruksi pengetahuan, kemudian memberi makna pada pengetahuan yang didapat. Siswa harus mengetahui makna belajar dan menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya (Liliasari, 2009).

Keterampilan yang dapat dilatihkan dan dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dalam kehidupan kelak adalah keterampilan proses. Salah satu keterampilan proses adalah keterampilan proses sains (KPS) yang merupakan keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan suatu ilmu pengetahuan. KPS merupakan pengembangan dari rasa ingin tahu pada setiap anak, sehingga pembelajaran yang mengembangkan KPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam memecahkan masalah yang dihadapkan pada mereka (Dimyati, 2009).

(11)

3

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kreatif dan menyenangkan, sehingga dapat mengembangkan KPS siswa yang berasal dari keingintahuan dengan mengajukan pertanyaan dan menemukan (mencari) jawaban sendiri, sehingga suatu konsep dapat tertanam lebih lama di dalam pikiran siswa.

Secara garis besar, prosedur pelaksanaan pembelajaran discovery-inquiry menurut Riyanto (2009) meliputi stimulasi, perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, pembuktian dan generalisasi. Metode discovery-inquiry ini dapat diterapkan pada KPS karena sintaks pada pembelajarannya dapat mengukur indikator KPS yang dikembangkan.

Akinbobola (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemampuan KPS dasar siswa lebih baik dibandingkan kemampuan KPS terintegrasinya pada angkatan tahun 1998-2007. Penelitian lain terkait dengan discovery-inquiry juga sudah dilakukan oleh Balim (2009). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol didalam pencapaian nilai akademik, persepsi dan hafalan, baik pada tingkat kognitif maupun tingkat afektif, dan siswa juga lebih aktif dalam pembelajaran di kelas. Suprini (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pencapaian rata-rata KPS seluruh siswa adalah baik pada pembelajaran sifat-sifat koloid menggunakan metode discovery-inquiry. Serangkaian prosedur pelaksanaan pembelajaran discovery-inquiry tersebut dapat melatih dan mengembangkan KPS siswa dalam mempelajari materi suatu disiplin ilmu, khususnya kimia.

Pada penelitian ini, materi yang dapat dibelajarkan dengan menggunakan metode discovery-inquiry adalah materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, dengan sub pokok bahasan reaksi pembentukan endapan. Penelitian tentang reaksi pembentukan endapan ini sudah dilakukan sebelumnya oleh Ula (2012) dengan

(12)

4

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

stalagmit, dan lain-lain. Selain itu, materi reaksi pengendapan memiliki karakteristik penemuan konsep dalam pembelajaran yang dapat diukur dengan indikator-indikator KPS dari ahli Rustaman sehingga materi ini dapat diajarkan dengan menggunakan metode discovery-inquiry.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian tentang penerapan metode discovery-inquiry terhadap keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran reaksi pengendapan dengan judul penelitian “Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi bagaimana keterampilan proses sains (KPS) siswa SMA kelas XI pada pembelajaran reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry. Oleh karena itu, variabel yang diteliti adalah KPS siswa pada pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan metode discovery-inquiry.

Metode discovery-inquiry memiliki tahapan-tahapan pembelajaran dalam rangka penemuan suatu konsep. Pada setiap tahapan-tahapan tersebut, dikembangkan indikator KPS yang sesuai. Dengan demikian, melalui pencapaian indikator KPS yang dikembangkan dapat diketahui pula keberhasilan metode discovery-inquiry terhadap upaya siswa dalam menemukan konsep reaksi pengendapan.

Perumusan masalah utama pada penelitian ini yaitu “Bagaimana pencapaian keterampilan proses sains (KPS) siswa SMA kelas XI pada pembelajaran reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry?”

Adapun rumusan masalah di atas diuraikan secara rinci dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut.

(13)

5

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana pencapaian keseluruhan sub indikator KPS pada setiap kelompok siswa (kelompok tinggi, sedang dan rendah ) dalam pembelajaran reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry?

3. Bagaimana pencapaian sub indikator KPS pada seluruh siswa dalam pembelajaran reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian yang dilakukan sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi pencapaian setiap sub indikator KPS pada setiap kelompok siswa (kelompok tinggi, sedang dan rendah) dalam pembelajaran reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry.

2. Mengidentifikasi pencapaian keseluruhan sub indikator KPS pada setiap kelompok siswa (kelompok tinggi, sedang dan rendah) dalam pembelajaran reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry.

3. Mengidentifikasi pencapaian sub indikator KPS pada seluruh siswa dalam pembelajaran reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru, siswa, atau peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa dalam upaya mengembangkan metode pembelajaran yang berpusat pada aktivitas siswa di SMA. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Bagi Guru dan Peneliti Lain

a. Menjadi bahan evaluasi untuk mengembangkan pembelajaran dengan metode discovery-inquiry pada materi kimia yang lain.

b. Memberikan informasi dan gambaran mengenai hasil keterampilan proses sains siswa pada materi reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry.

(14)

6

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Meningkatkan motivasi belajar melalui belajar penemuan sendiri menggunakan metode discovery-inquiry.

b. Meningkatkan keterampilan proses sains melalui pengalaman belajar di kelas.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi berisi tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi (Universitas Pendidikan Indonesia, 2012). Struktur organisasi dalam skripsi terdiri dari 5 bab. Berikut struktur organisasi pada setiap bab.

Bab I adalah pendahuluan. Bab ini terdiri dari 5 sub bab, yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

Bab II adalah kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Bab ini membahas tentang kajian pustaka yang meliputi metode discovery-inquiry, keterampilan proses sains dan deskripsi materi reaksi pengendapan. Selanjutnya dibahas tentang penelitian terdahulu yang relevan, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

Bab III adalah metodologi penelitian. Bab ini terdiri dari 7 sub bab, yaitu lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

Bab IV adalah hasil dan pembahasan. Bab ini terdiri dari 3 sub bab, yaitu pencapaian setiap sub indikator KPS pada setiap kelompok siswa, pencapaian keseluruhan sub indikator KPS pada setiap kelompok siswa dan pencapaian sub indikator KPS pada seluruh siswa.

(15)

23

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memaparkan metodologi penelitian yang meliputi lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di kota Cimahi. Subjek penelitian adalah siswa SMA kelas XI semester 2 yang berjumlah 40 orang. Siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan nilai tes unit mata pelajaran kimia yaitu kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah. Pengelompokkan ini dihitung dengan menggunakan cara statistika dengan menghitung nilai mean tes unit siswa dan standar deviasi dengan rumus :

Mean =

(Arikunto, 2012) Keterangan :

f : frekuensi siswa X : skor tes unit siswa N : jumlah siswa

SD = √

(Arikunto, 2012) Keterangan :

SD : Standar deviasi

: jumlah skor yang sudah dikalikan dengan frekuensi dikuadratkan kemudian dibagi jumlah siswa

(16)

24

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai mean sebesar 78,81 dan nilai standar deviasi sebesar 8,79. Untuk siswa kelompok tinggi sebanyak 7 orang, siswa kelompok sedang 27 orang, dan siswa kelompok rendah 6 orang (lampiran C.1).

Lokasi sekolah yang dipilih adalah SMA Negeri. Pertimbangannya adalah sekolah yang dijadikan lokasi penelitian harus sekolah yang mengikuti KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sebab materi yang dipilih didasarkan pada KTSP. Dengan demikian pengujian penelitian akan sesuai dengan jadwal kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling purposive. Teknik ini adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2004). Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry, sehingga pertimbangan sampel yang dipilih adalah siswa yang akan belajar tentang reaksi pengendapan, yaitu siswa kelas XI SMA.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah one-shot case study. Desain ini merupakan salah satu bentuk metode pre-experimental. Paradigma dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti gambar 3.1 berikut.

X = treatment yang diberikan (variabel bebas) O = observasi (variabel terikat)

Gambar 3.1. Paradigma One-Shot Case Study

Paradigma one-shot case study pada gambar 3.1 dapat dibaca sebagai berikut : terdapat suatu kelompok siswa diberi treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel bebas, dan hasil adalah sebagai variabel terikat) (Sugiyono, 2004).

(17)

25

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Rencana pelaksanaan penelitian meliputi tahap persiapan, tahap pengumpulan dan tahap akhir dibuat dalam alur penelitian. Berikut ini disajikan gambar 3.2 tentang bagan alur penelitian.

Instrumen penelitian

 LKS (lembar kerja siswa)

 Lembar observasi

(Instrumen penelitian : LKS, lembar observasi)

Tes

(Instrumen penelitian : soal tes)

Wawancara

(Instrumen penelitian : pedoman wawancara)

Pengolahan dan Analisis Data

(18)

26

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2. Bagan Alur Penelitian

Uraian langkah-langkah penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan

a. Analisis standar isi KTSP 2006 materi pelajaran kimia SMA kelas XI, analisis materi reaksi pengendapan, analisis keterampilan proses sains siswa dan analisis perencanaan metode discovery-inquiry.

b. Pembuatan RPP reaksi pengendapan.

c. Pembuatan instrumen penelitian yang meliputi lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi, soal tes, dan pedoman wawancara..

d. Validasi dan revisi intrumen penelitian. 2. Tahap pengumpulan

a. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan LKS dan lembar observasi.

b. Memberikan tes setelah pembelajaran

c. Wawancara dengan beberapa siswa yang mewakili setiap kelompok siswa sebagai data pendukung penelitian.

3. Tahap Akhir

a. Pengolahan dan analisis data hasil penelitian yang diperoleh dari LKS, lembar observasi, postest dan pedoman wawancara.

b. Mendeskripsikan data hasil.

c. Membuat kesimpulan akhir dari hasil penelitian.

C. Metode Penelitian

(19)

27

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan bentuk pre-experimental. Dikatakan pre-experimental karena metode ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Hal tersebut karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat. Jadi, hasil eksperimen yang merupakan variabel terikat bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel bebas. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara acak (Sugiyono, 2004).

D. Definisi Operasional

Sesuai dengan judul penelitian, yaitu “Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Materi Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry”, maka terdapat dua variabel yang saling terkait dalam

penelitian. Berikut variabel-variabel tersebut. 1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2004). Dalam penelitian, yang menjadi variabel bebas adalah metode discovery-inquiry, yaitu metode pembelajaran dengan siswa mencari dan menemukan sendiri suatu konsep. Pada penelitian ini, metode discovery-inquiry yang digunakan adalah jenis modified inquiry. Dengan jenis pembelajaran ini, siswa melakukan kegiatan discovery-inquiry dengan diberikan permasalahan yang harus dipecahkan melalui pengamatan, eksplorasi untuk memperoleh jawaban.

2. Variabel Terikat

(20)

28

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan ialah lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi, soal tes dan pedoman wawancara.

1. Lembar kerja siswa (LKS)

LKS adalah salah satu sarana yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran berlangsung dengan baik. LKS yang digunakan dalam proses pembelajaran terdiri dari tiga LKS, yaitu LKS mengenai air sadah, pembentukan stalaktit dan stalagmit, serta pemurnian garam. LKS tersebut dibuat berdasarkan langkah-langkah pada metode discovery-inquiry dan indikator-indikator keterampilan proses sains yang dikembangkan. LKS dapat memberikan gambaran keterampilan proses sains (KPS) siswa.

2. Lembar Observasi

Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki (Narbuko dan Achmadi, 2004). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi sistematik. Menurut Arikunto (2012), observasi sistematik merupakan observasi dengan faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis, sudah diatur menurut kategorinya dan pengamat (observer) berada di luar kelompok. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi dikembangkan oleh peneliti yang berisi daftar jenis kegiatan yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Pedoman Wawancara

(21)

29

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 4. Soal tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2012). Pada penelitian, tes dilakukan sesudah proses pembelajaran (postest). Soal tes berbentuk soal uraian dengan soal-soal dibatasi oleh konsep dan materi reaksi pengendapan sebanyak 6 soal. Soal mengacu pada indikator KPS yang dikembangkan untuk mengetahui gagasan siswa dalam bentuk tulisan serta menggali jawaban siswa sesuai dengan kemampuan keterampilan proses sains yang dimilikinya.

F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian

Proses pengembangan instrumen yang dilakukan adalah pengujian instrumen LKS, lembar observasi, soal tes dan pedoman wawancara menggunakan uji validitas. Menurut Arikunto (2012), suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur memenuhi fungsinya.

Validitas yang digunakan pada penelitian adalah validitas isi yang ditentukan berdasarkan judgement pada ahli (Surapranata, 2006). Validasi instrumen dilakukan dengan cara mengkonsultasikan instrumen kepada dosen yang kompeten dalam materi reaksi pengendapan sebanyak 1 orang.

G. Teknik Pengumpulan Data

(22)

30

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

setiap sub indikator KPS yang dikembangkan pada pembelajaran reaksi pengendapan menggunakan metode discovery-inquiry.

H. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan meliputi pengolahan data terhadap hasil LKS, hasil observasi, hasil wawancara dan soal tes dari pembelajaran yang sudah dilakukan.

1. LKS, lembar observasi dan soal tes

Instrumen yang digunakan untuk mengukur perkembangan KPS siswa adalah LKS, lembar observasi dan soal tes. Data dari LKS dan soal tes berupa jawaban siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada instrumen tersebut. Sementara itu, data lembar observasi diperoleh dari hasil rating check list. Menurut Sukardi (2008), check list adalah metode untuk mencatat suatu karakteristik ada atau tidak ada pada suatu subjek atau objek yang dievaluasi. Pada daftar kriteria yang sudah disusun oleh peneliti, jika karakteristik tersebut ada pada objek atau subjek yang dievaluasi, maka diberi tanda cek ( ). Sebaliknya akan dibiarkan kosong apabila karakteristik tersebut tidak ada.

Langkah-langkah untuk mengolah data sebagai berikut.

a. Memberikan skor mentah pada setiap jawaban atau kegiatan siswa berdasarkan kriteria penilaian yang telah dibuat

b. Mengubah skor mentah setiap KPS ke dalam bentuk nilai persentase berdasarkan rumus:

% Skor =

x 100%

c. Menentukan nilai rata-rata yang diperoleh setiap kelompok siswa untuk semua kategori siswa dan setiap sub indikator KPS yang dikembangkan. d. Menghitung nilai rata-rata keseluruhan siswa untuk seluruh sub indikator

(23)

31

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

e. Mendeskripsikan hasil penafsiran data persentase ke dalam kategori kemampuan yang tertera pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Skala Kategori Kemampuan (Arikunto, 2012)

Nilai (%) Kategori Kemampuan

80-100 Baik sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

39 Gagal

Untuk penggunaan tabel 3.1, peneliti menyesuaikan kategori kemampuan tersebut dengan indikator pembelajaran yang telah ditetapkan, sehingga kategori kemampuan tersebut lebih terarah dan jelas maknanya. Tabel 3.2 menunjukkan skala kategori kemampuan yang sudah diterjemahkan ke dalam skala kategori keterampilan proses sains siswa.

Tabel 3.2. Skala Kategori Keterampilan Proses Sains Siswa

Nilai (%) Keterampilan Proses Sains

80-100 Baik sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

39 Gagal

2. Wawancara

(24)

68

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang penelitian yang telah dipaparkan di bab IV, diperoleh kesimpulan mengenai keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran reaksi pengendapan dengan menggunakan metode discovery-inquiry sebagai berikut :

1. Pencapaian setiap sub indikator KPS pada masing-masing kelompok siswa adalah :

a. Keterampilan merumuskan pertanyaan untuk siswa kelompok tinggi tergolong baik dengan persentase sebesar 76,19 %; siswa kelompok sedang tergolong baik dengan persentase sebesar 68,77% dan siswa kelompok rendah tergolong cukup dengan persentase sebesar 63,33 %. b. Keterampilan membuat hipotesis untuk siswa kelompok tinggi tergolong

baik sekali dengan persentase sebesar 80,72 %; siswa kelompok sedang tergolong kurang dengan persentase sebesar 55,47 % dan siswa kelompok rendah tergolong cukup dengan persentase sebesar 57,5 %. c. Keterampilan menentukan alat dan bahan untuk siswa kelompok tinggi,

sedang dan rendah tergolong baik sekali, dengan persentase berturut-turut sebesar 95,24 %; 92,28% dan 86,11 %.

d. Keterampilan mengetahui alasan penggunaan alat dan bahan untuk siswa kelompok tinggi tergolong baik sekali dengan persentase sebesar 86,90 %; untuk siswa kelompok sedang dan kelompok rendah tergolong baik dengan persentase berturut-turut sebesar 77,93 % dan 70,83 %. e. Keterampilan menggunakan alat dan bahan untuk siswa kelompok

(25)

69

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

f. Keterampilan menggunakan indera penglihatan untuk siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah tergolong baik sekali dengan persentase berturut-turut 95,1 %; 89,39 % dan 92,46 %.

g. Keterampilan mencatat setiap pengamatan secara terpisah untuk siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah tergolong baik sekali dengan persentase berturut-turut sebesar 82,14 %; 87,96 % dan 81,94 %.

h. Keterampilan menerapkan konsep untuk siswa kelompok tinggi tergolong baik dengan persentase sebesar 77,5 %; sementara siswa kelompok sedang dan siswa kelompok rendah tergolong cukup dengan persentase berturut-turut 62,32 % dan 62,08 %.

i. Keterampilan menghubungkan hasil-hasil analisis dengan hipotesis untuk siswa kelompok tinggi tergolong baik sekali, siswa kelompok sedang tergolong baik dan siswa kelompok rendah tergolong cukup dengan persentase berturut-turut sebesar 80,36 %; 67,13 % dan 58,33 %. j. Keterampilan membuat kesimpulan untuk siswa kelompok tinggi dan kelompok sedang tergolong baik sekali, sementara siswa kelompok rendah tergolong baik dengan persentase berturut-turut 88,09 %; 84,56 % dan 75 %.

2. Pencapaian keseluruhan sub indikator KPS pada siswa kelompok tinggi tergolong baik sekali dengan persentase sebesar 84,74 %. Untuk siswa kelompok sedang dan rendah tergolong baik dengan persentase berturut-turut 77,34 % dan 73,3 %.

(26)

70

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Perlu mengubah kebiasaan belajar siswa di sekolah yang cenderung hanya menerima informasi. Hendaknya guru membiasakan pembelajaran menggunakan metode yang berpusat pada siswa supaya mendorong siswa terbiasa berpikir dan belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar atas inisiatifnya sendiri. Salah satu metode alternatif yang dapat dikembangkan adalah metode discovery-inquiry.

(27)

71

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akinbobola, A. O dan Afolabi F. (2010). “Analysis of Science Process Skills in West African Senior Secondary School Certificate Physics Practical Examinations in Nigeria”. Bulgarian Journal of Science and Education Policy (BJSEP).4.

Aktamis, H dan Ergin O. (2008). “The Effect of Scientific Process Skills Education on Student’s Scientific Creativity, Science Attitudes and Academic Achievements”. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching. 9. 1.

Amien, M. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode “Discovery” dan “Inquiry” Bagian I. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta : Bumi Aksara.

Baharuddin. (2009). Psikologi Pendidikan Refleksi Teoretis Terhadap Fenomena. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Balim, A.G. (2009). “The Effects of Discovery Learning on Student’s Success

and Inquiry Learning Skills”. Egitim Arastirmalari-Eurasian Journal of Educational Research. 35, 1-20.

Chang, R. (2003). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Dimyati. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Goetz, P.W. (1981). The New Encyclopedi Britanica. Chicago : William Benton Publisher.

(28)

72

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Liliasari. (2009). Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju Profesionalitas Guru Program Studi Pendidikan IPA. Bandung : Pascasarjana UPI.

Mulyono, H. (2002). Ilmu Kimia Jilid 3 Untuk Kelas 3 SMU/MA. Bandung : Acarya Media Utama.

Narbuko, C. dan Achmadi, A. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.

Petruci, R. (1985). Kimia Dasar : Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Purlistyani, I. (2012). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Pada Pembelajaran Sifat-sifat Koloid dengan Metode Discovery-Inquiry. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI : tidak diterbitkan.

Rambuda, A.M dan Fraser, W.J. (2004). “Perceptions of Teachers of the Application of Science Process Skills in the Teaching of Geography in Secondary Schools in the Free State Province”. South African Journal of Education. 24, (1), 10-17.

Richard, J. et al. (2002). Learning and Assessing Science Process Skill. Iowa: Hunt Publishing Company.

Riyanto, Y. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Rustaman, N. et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.

Semiawan, C. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Subagyo, Y. et al. (2009). “Pembelajaran dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Suhu dan

Pemuaian”. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 5, 42-46.

(29)

73

Siti Maemunah, 2013

Profil Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sukardi. (2008). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Yogyakarta : Bumi Aksara.

Sulastri, O. (2012). Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI Pada Pembelajaran Hidrolisis Garam Menggunakan Model Problem Solving. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI : tidak diterbitkan.

Suprini. (2012). Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI Pada Pembelajaran Sifat-sifat Koloid Menggunakan Metode Discovery-Inquiry. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI : tidak diterbitkan.

Surapranata, S. (2006). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Suyanti, R.D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Ula, L.N. (2012). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Pada Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Model Problem Solving. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI : tidak diterbitkan.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahab, A.A. (2008). Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung : Alfabeta.

Wahyu, W. et al. (2007). Perangkat Perkuliahan Belajar dan Pembelajaran Kimia. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia UPI.

Gambar

Gambar 3.1. Paradigma One-Shot Case Study
gambar 3.2 tentang bagan alur penelitian.
Gambar 3.2. Bagan Alur Penelitian
Tabel 3.2. Skala Kategori Keterampilan Proses Sains Siswa

Referensi

Dokumen terkait

(1) Pustakawan Pelaksana, pangkat Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b sampai dengan Pustakawan Penyelia, pangkat Penata, golongan ruang III/c dan

Analisis sintesis terhadap berbagai dokumen dan hasil observasi menyimpulkan terdapat beberapa alasan masih besarnya masalah ketahanan dan kesejahteraan keluarga di

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya i1miah ini telah diperiksa/divalidasi dan hasilnya telah memenuhi kaidah ilmiah, norma akademik dan norma hukum sesuai

Penelitian ini meliputi 2 tahapan proses, yaitu optimasi kondisi proses hidrolisis selulosa dari tandan kosong kelapa sawit menjadi selulosa mikrokristal dan

Penelitian ini hanya meneliti bentuk (form) motif hias yang terdapat pada iluminasi Al- Qur’an Mushaf AtTiin yang meliputi bentuk, garis, dan warna , sedangkan

Kominato,‎ AMako.‎ 5113.‎ Engineering‎ Students’ Perception of Learning English and Study Habits..

Jelaskan, apa yang dimaksud dengan pemodelan visual.. Apa kriteria model

BUPATI  BARITO  KUALA PROVINSI  KALIMANTAN  SELATAN.