• Tidak ada hasil yang ditemukan

OJ< OTORITAS JASA KEUANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OJ< OTORITAS JASA KEUANGAN"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

OJ<

OTORITAS

JASA

KEUANGAN

S A L I N A N

KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

NOMOR: KEP-867 /NB.11/2018

TENTANG

PENGESAHAN ATAS PERATURAN DANA PENSIUN DARI

DANA PENSIUN POS INDONESIA

DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

Menimbang : a.

bahwa Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Pos Indonesia

sebagaimana terakhir ditetapkan berdasarkan Keputusan Direksi PT

Pos Indonesia (Persero) selaku Pendiri Dana Pensiun Pos Indonesia

nomor KD.61/DIRUT/0712 tanggal 25 Juli 2012 telah memperoleh

pengesahan dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia melalui

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

KEP-770/KM.10/2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang Pengesahan Atas

Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Pos Indonesia;

b.

bahwa Peraturan Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam huruf a

telah diubah berdasarkan Keputusan Direksi PT Pos Indonesia (Persero)

selaku

Pendiri

Dana

Pensiun

Pos

Indonesia

nomor

KD.167 /DIRUT / 1217 tanggal 22 Desember 2017 tentang Peraturan

Dana Pensiun dari Dana Pensiun Pos Indonesia;

c.

bahwa dengan surat nomor 362/DIRUT/0318 tanggal 27 Maret 2018

hal Permohonan Pengesahan Perubahan Peraturan Dana Pensiun

Pemberi Kerja dan surat terakhir nomor 1021/DIRUT/0818 tanggal 29

Agustus 2018 mengenai Penyampaian Kelengkapan Dokumen, Direksi

PT Pos Indonesia (Persero) selaku Pendiri Dana Pensiun Pos Indonesia

telah mengajukan permohonan pengesahan atas perubahan Peraturan

Dana Pensiun dari Dana Pensiun Pos Indonesia;

d.

bahwa permohonan pengesahan perubahan Peraturan Dana Pensiun

sebagaimana dimaksud dalam huruf c telah memenuhi persyaratan

berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana

Pensiun dan peraturan pelaksanaannya;

e.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

a, huruf b, huruf c dan huruf d terse but di atas, dipandang perlu untuk

menetapkan Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan

tentang Pengesahan atas Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun

Pos Indonesia.

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 37,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477);

2.

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa

Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

111 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253);

3.

Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun

Pemberi Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992

Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3507);

4.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 13/POJK.05/2016 tentang

Tata Cara Permohonan Pengesahan Pembentukan Dana Pensiun

Pemberi Kerja dan Pengesahan Atas Perubahan Peraturan Dana

Pensiun dari Dana Pensiun Pemberi Kerja (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2016 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5852);

5.

Keputusan Presiden Nomor 87 /P Tahun 2017 Tanggal 18 Juli 2017

tentang Pengangkatan dalam Keanggotaan Dewan Komisioner OJK;

(2)

Menetapkan

KESATU

KEDUA

KETIGA

KEEMPAT

2

-6. Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor

33/KDK.02/2017 Tentang Pendelegasian Wewenang Dewan Komisioner

Otoritas J asa Keuangan;

7. Keputusan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor

KEP-45/D.02/2017

Tentang

Pendelegasian

Wewenang

Kegiatan

Operasional Otoritas J asa Keuangan.

MEMUTUSKAN

KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

TENTANG PENGESAHAN ATAS PERATURAN DANA PENSIUN DARI

DANA PENSIUN POS INDONESIA.

Mengesahkan Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Pos

Indonesia, berkedudukan di Bandung, yang ditetapkan dengan

Keputusan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) selaku Pendiri Dana

Pensiun Pos Indonesia nomor KD .16 7 / D IRUT / 121 7 tanggal 22

Desember 2017 ten.tang Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun

Pos Indonesia.

Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor KEP-770/KM.10/2012 tanggal

28 Desember 2012 ten tang Pengesahan Atas Peraturan Dana Pensiun

dari Dana Pensiun Pos Indonesia, dinyatakan tidak berlaku.

Apabila di kemudian hari diketahui terdapat kekeliruan dalam

Keputusan m1, maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana

mestinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada:

1. Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan;

2. Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank I;

3. Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank II;

4. Direktur Kelembagaan dan Prociuk Industri Keuangan Non Bank;

5. Direktur Pengawasan Dana Pensiun dan BPJS Ketenagakerjaan;

6. Direksi PT Pos Indonesia (Persero) selaku Pendiri Dana Pensiun Pos

Indonesia.

a.n.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 24 September 2018

DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

PLT. KEPALA DEPARTEMEN PENGAWASAN IKNB IA

KEPALA DEPARTEMEN PENGAWASAN IKNB lB

Salinan sesuai dengan aslinya,

Kepala Bagian Administrasi

Departemen Pengawasan IKNB lB

•.

""

ttd

�· ,....,., '-� !:?.

t{

\

""'

,

'

,

,..

(' .-

Q OTORtTAS

,� i

J 'CA I t � '1-' S-._J � KEUANGAN

Harsbur P idia

HERU JUWANTO

(3)

'(._-..:--.. ::,y �

.i.e...,...

:nm I f7ZIM

I

OTORITAS JASA KEU

AN

GJ

,N

.

:

D.

�EI<TORAT KELEMBAGAAN DAN INFORMASI IKNB

f

!

TELAH

DICATAT DAI.AM 3UKU DAFT

A

R U

M

UM

r

1

J

NO

M

OR

TANG GA

L

1i.os-.

oo3o�.

Of'PK

24

�\?t�JY)\tJef" 2.-0j

i

I

r

,

(4)

POS INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKSI PT POS INDONESIA (PERSERO) PENDIRI DANA PENSIUN POS INDONESIA

NOMOR: KD.167/DIRUT/1217 T E N T A NG

PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN POS INDONESIA DIREKSI PT POS INDONESIA (PERSERO)

Menimbang

PT. POS INDONESIA (PERSERO)

Kantor Pusat

JI. Cilaki No. 73 Bandung 40115, Indonesia Telp. 022 - 4206195 - 97; 022 - 4206339 Fax. 022 - 4267725; 022 - 4267744 http://www.posindonesia.co.id ... � ?."·1� "'

(1�

a bahwa untuk memberikan kesinambungan penghasilan setelah pensiun telah didirikan Dana Pensiun Pas Indonesia dengan ketentuan peraturan dana pensiun sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Direksi PT Pas Indonesia (Persero) Nomor :

KD.61/DIRUT/0712 tanggal 25 Juli 2012 tentang

Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Pas Indonesia;

b bahwa dengan adanya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/POJK.05/2017 tanggal 1 Maret 2017 tentang luran, Manfaat Pensiun dan Manfaat Lain Yang Diselenggarakan Oleh Dana Pensiun, terdapat perubahan regulasi batasan manfaat pensiun yang dapat dibayarkan secara sekaligus, serta perubahan ketentuan hal lainnya yang harus disesuaikan pada peraturan dana pensiun;

c bahwa dengan adanya Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Nomor .16/POJK.05/2016 tanggal 23 Februari 2016 tentang Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun, terdapat perubahan ketentuan pengelolaan Dana Pensiun;

d bahwa terhitung mulai tanggal 1 Januari 2018, terdapat perubahan kebijakan Pendiri atas pengupahan karyawan dengan menghilangkan gaji pokok sebagaimana diatur pada Keputusan Direksi PT Pas Indonesia (Persero) Nomor: KD.156/DIRUT/1217 tanggal 15 Desember 2017 tentang Sistem Balas Jasa;

e bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud huruf b, c dan d di atas, maka perlu dilakukan perubahan terhadap Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Pas Indonesia Nomor : KO 61/DIRUT/0712

Hal 1 dari 38

..

·�·'llf1f·:-· \�� SMN2016

(5)

Mengingat

Menetapkan

tanggal 25 Juli 2012 yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi.

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3477);

2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Sadan Usaha Milik Negara;

3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 76 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 126) dan peraturan pelaksanaannya;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran Sadan Usaha Milik Negara;

6. Anggaran Dasar PT Pos Indonesia (Persero) yang tercantum dalam Akta Notaris Suljipto S.H. Nomor 117 tanggal 20 Juni 1995 yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Akta Notaris Nomor 101 tanggal 31 Mei 2017 yang dibuat dan disampaikan oleh Aryanti Artisari, S.H.,M.Kn. Notaris di Jakarta.

M E M U T U S K A N

KEPUTUSAN DIREKSI PT POS INDONESIA (PERSERO) PENDIRI DANA PENSIUN POS INDONESIA TENTANG PERA TURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN POS INDONESIA

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Pengertian lstilah Dalam Keputusan Direksi ini, yang dimaksud dengan:

Hal 2 dari 38

,

.r

\

;Y

,

,

.

)

(6)

1. Perusahaan adalah PT Pos Indonesia (Persero). 2. Dana Pensiun adalah Dana Pensiun Pos Indonesia. 3. Direksi adalah Direksi Perusahaan.

4. Pendiri adalah Perusahaan.

5. Pemberi Kerja adalah Pendiri yang mempekerjakan karyawan Perusahaan.

6. Peraturan Dana Pensiun adalah Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Pos Indonesia yang berisi ketentuan yang menjadi dasar penyelenggaraan program pensiun.

7. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Dana Pensiun.

8. Pengurus adalah Pengurus Dana Pensiun yang ditunjuk oleh Pendiri.

9. Penerima Titipan adalah bank yang menyelenggarakan jasa penitipan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tentang perbankan.

10. Program Pensiun Manfaat Pasti adalah program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun.

11. Peserta adalah Peserta Dana Pensiun, yaitu Karyawan Perusahaan, Mantan Karyawan Perusahaan dan Pensiunan yang memenuhi syarat kepesertaan sesuai Peraturan Dana Pensiun dan terdaftar pada Dana Pensiun.

12. Karyawan Perusahaan adalah calon karyawan dan karyawan yang diangkat dan dipekerjakan oleh Perusahaan berdasarkan perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu;

13. Mantan Karyawan Perusahaan adalah Karyawan Perusahaan yang menjadi Peserta, yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun normal dan tidak mengalihkan dananya ke dana pensiun lain.

14. Pensiunan adalah Peserta yang telah menerima pembayaran Manfaat Pensiun. 15. lstri/Suami adalah istri/suami yang sah menurut hukum yang berlaku dari Peserta

yang terdaftar pada Perusahaan.

16. Janda/Duda adalah istri/suami dari Peserta yang telah meninggal dunia, yang terdaftar pada Perusahaan sebelum Peserta berhenti bekerja, meninggal dunia atau pensiun.

11. Anak adalah semua anak yang sah menurut hukum yang berlaku dari Peserta

yang telah terdaftar pada Perusahaan sebelum Peserta Karyawan Perusahaan meninggal dunia atau pensiun.

18. Pihak Yang Ditunjuk adalah seseorang yang ditunjuk oleh Peserta Karyawan Perusahaan dalam hal yang bersangkutan tidak menikah dan tidak mempunyai janda/duda/anak yang telah terdaftar pada Dana Pensiun sebelum Peserta Karyawan Perusahaan meninggal dunia atau pensiun.

19. Ahli Waris adalah ahli waris Peserta yang sah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

20. Pihak Yang Berhak adalah Janda/Duda, Anak, Pihak Yang Ditunjuk, Ahli Waris.

21. Penghasilan Dasar Pensiun selanjutnya disebut PhDP adalah sebagian penghasilan Karyawan Perusahaan yang ditetapkan sebagai dasar perhitungan besarnya iuran dan Manfaat Pensiun Peserta.

22. Masa Kerja adalah masa kerja Karyawan Perusahaan yang diperhitungkan sebagai masa kerja untuk menetapkan besarnya Manfaat Pensiun.

23. Masa Kepesertaan adalah masa selama Peserta masih memenuhi syarat Hal 3 dari 38 ��...__ ,s�., ... -'-�·' -'�o" · � � I

1

(7)

kepesertaan.

24. Cacat adalah cacat total dan tetap yang menyebabkan peserta Karyawan

Perusahaan tidak mampu lagi melakukan pekerjaan yang memberikan penghasilan yang layak diperoleh sesuai dengan pendidikan, keahlian, keterampilan dan pengalamannya yang dinyatakan oleh tim penguji kesehatan yang ditunjuk oleh Perusahaan.

25. luran Pensiun adalah luran Peserta dari Karyawan Perusahaan dan luran Pemberi Kerja yang oleh Pemberi Kerja disetorkan kepada Dana Pensiun sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

26. Bunga Yang Layak adalah tingkat bunga deposito bank umum milik Pemerintah

yang paling menguntungkan bagi Peserta.

27. Manfaat Pensiun adalah pembayaran sejumlah uang secara berkala kepada Peserta dan keluarganya pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun.

28. Manfaat Pensiun Normal adalah Manfaat Pensiun bagi Peserta yang mulai dibayarkan pada saat Peserta pensiun setelah mencapai usia pensiun normal.

29. Manfaat Pensiun Dipercepat adalah Manfaat Pensiun bagi Peserta yang dibayarkan bila Peserta pensiun pada usia tertentu sebelum mencapai usia pensiun normal, paling cepat 10 (sepuluh) tahun sebelum usia pensiun normal. 30. Manfaat Pensiun Cacat adalah Manfaat Pensiun bagi Peserta yang dibayarkan

bila Peserta menjadi cacat.

31. Pensiun Ditunda adalah hak atas Manfaat Pensiun bagi Peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai Usia Pensiun Dipercepat dan telah mempunyai Masa Kepesertaan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, yang ditunda pembayarannya sampai pada saat Peserta sekurang-kurangnya mencapai Usia Pensiun Dipercepat (46 tahun).

32. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.

33. Meninggal Dunia adalah meninggal dunia dalam keadaan tidak sedang menjalankan tugas.

34. Tewas adalah meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas atau dalam

keadaan lain yang ada hubungannya dengan tugas atau dinasnya, sehingga kematian itu disamakan dengan kematian dalam dan/atau karena menjalankan tugas kewajibannya, atau yang diakibatkan langsung karena Iuka-Iuka maupun cacat rohaniah atau jasmaniah yang didapat waktu dinas walaupun yang bersangkutan meninggal dunia beberapa waktu setelah kejadian.

35. Nilai Sekarang adalah nilai pada suatu tanggal tertentu dari pembayaran atau pembayaran-pembayaran yang akan dilakukan setelah tanggal tersebut yang dihitung dengan mendiskontokan pembayaran atau pembayaran-pembayaran termaksud secara aktuaria berdasarkan asumsi tingkat bunga dan tingkat probabilitas tertentu untuk terjadinya pembayaran atau pembayaran-pembayaran tersebut.

36. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disebut OJK adalah Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud pada Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

�'.

t

·

.

.Y \ /

;

·

,

)

Hal 4 dari 38

''

(8)

BAB II DANA PENSIUN

Pasal2

Nama dan Tempat Kedudukan

(1) Dana Pensiun ini bernama Dana Pensiun Pos Indonesia disingkat Dapenpos, dengan kantor pusat berkedudukan di Bandung.

(2) Dana Pensiun sesuai kebutuhan dapat membuka kantor cabang atau perwakilan di tempat-tempat lain sebagaimana ditetapkan Pendiri atas usul Pengurus.

Pasal3

Pembentukan dan Jangka Waktu

(1) Dana Pensiun Pos Indonesia merupakan kelanjutan dari Yayasan Dana Pensiun Pegawai Perum Pos dan Giro yang dibentuk berdasarkan Akta Notaris Wiratni Ahmadi, Sarjana Hukum, Nomor 212 tanggal 23 Juli 1988, dengan memperhatikan

Surat Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor:

KM.44/KU.101/NTPT-88 tanggal 12 Juli 1988 Tentang Pembentukan dan Pendirian Sadan Pengelola Dana Pensiun/Jaminan Hari Tua Pegawai Perusahaan Umum Pos dan Giro. Yayasan Dana Pensiun Pegawai Perum Pos dan Giro telah mendapat persetujuan Menteri Keuangan RI berdasarkan surat nomor S-721 /KM.13/1988 tanggal 26 September 1988, kemudian disesuaikan dengan

Undang-undang Dana Pensiun Nomor 11 Tahun 1992 dan Peraturan

Pelaksanaannya, dengan nama Dana Pensiun PT Pos Indonesia (Persero).

(2) Dana Pensiun PT Pos Indonesia (Persero) sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas disahkan oleh Menteri Keuangan RI dengan Surat Keputusan Nomor Kep-397 /KMK.17 /1998 tanggal 27 Juli 1998 dan dimuat pada Tambahan Serita Negara RI tanggal 23 Oktober 1998 Nomor 85 kemudian berubah namanya menjadi Dana Pensiun Pos Indonesia yang disahkan oleh Menteri Keuangan RI Nomor KEP-113/KM K.17 /2000 tang gal 3 April 2000 tentang Pengesahan Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Pos Indonesia yang dimuat pada Tambahan Serita Negara RI tanggal 28 April 2000 Nomor 34 dan terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KEP-770/KM.10/2012 tentang Pengesahan Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Pos Indonesia yang dimuat pada Tambahan Serita _ Negara RI tanggal 18 Januari 2013 Nomor 6.

(3) Dana Pensiun didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya. Pasal 4

As a s

Dana Pensiun berasaskan Pancasila sebagai landasan idiil dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional serta peraturan perundangan yang berlaku sebagai landasan operasional.

Hal 5 dari 38

c

yj)

,,;:::=:.-.. \

(9)

l

Pasal5

Bentuk, Maksud dan Tujuan (1) Dana Pensiun berbentuk Dana Pensiun Pemberi Kerja.

(2) Maksud pembentukan Dana Pensiun adalah untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti, dengan tujuan memberikan kesinambungan penghasilan bagi Peserta.

Pasal6 Kekayaan

(1) Kekayaan awal Dana Pensiun berasal dari pengalihan kekayaan Yayasan Dana Pensiun Pegawai Perum Pos dan Giro sepanjang menyangkut program pensiun dan selanjutnya kekayaan dihimpun dari:

a. luran Pendiri, terdiri atas iuran normal dan iuran tambahan;

b. luran Peserta dari Karyawan Perusahaan;

c. Hasil investasi;

d. Pengalihan dana dari dana pensiun lain.

(2) Kekayaan Dana Pensiun terpisah dari kekayaan Perusahaan serta dikecualikan dari setiap tuntutan hukum atas kekayaan Perusahaan.

(3) Kekayaan Dana Pensiun harus dikembangkan sesuai arahan investasi yang telah digariskan Pendiri dan ketentuan tentang investasi yang ditetapkan oleh OJK.

Pasal7

Pengelolaan Dana Pensiun

(1) Dana Pensiun melaksanakan kegiatan dengan berpedoman pada prinsip-prinsip

Good Pension Fund Governance yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,

independensi, kesetaraan dan kewajaran yang dipertukan guna mencapai kinerja yang berkesinambungan dengan tetap memperhatikan kepentingan para pihak terkait.

(2) Pengelolaan kekayaan Dana Pensiun harus dilaksanakan dengan tujuan memberikan hasil optimal dan relatif aman sesuai dengan peraturan perundang­ undangan di bidang Dana Pensiun serta arahan investasi yang ditetapkan Pendiri. (3) Dengan mempertimbangkan aspek keamanan kekayaan Dana Pensiun,beberapa

jenis investasi tertentu akan dititipkan kepada bank umum yang menyelenggarakan jasa penitipan (custody) yang ditunjuk oleh Pendiri.

(4) Dana Pensiun tidak diperkenankan melakukan pembayaran apapun kecuali pembayaran yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun.

(5) Dana Pensiun tidak diperkenankan meminjam atau mengagunkan kekayaannya sebagai jaminan atas suatu pinjaman.

(6) Tidak satu bagianpun dari kekayaan Dana Pensiun dapat dipinjamkan atau diinvestasikan, baik secara langsung maupun tidak langsung, pada surat berharga yang diterbitkan oleh, atau pada tanah dan bangunan yang dimiliki atau yang dipergunakan oleh orang atau badan yang tersebut di bawah ini:

Hal 6 dari 38

\

-.,,- .

!,�,:

(10)

a. Pengurus, Pendiri, mitra pendiri atau Penerima Titipan;

b. Badan usaha yang lebih dari 25% (dua puluh lima per seratus) sahamnya dimiliki oleh orang atau badan yang terdiri dari Pendiri, mitra pendiri, Pengurus, Penerima Titipan, atau serikat kerja yang anggotanya adalah Peserta Dana Pensiun yang bersangkutan;

c. Pejabat atau direktur dari badan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, serta keluarganya sampai derajat kedua menurut garis lurus maupun garis ke samping, termasuk menantu dan ipar.

(7) Dana Pensiun atas persetujuan Pendiri dapat meminta nasehat atau bantuan tenaga ahli berkaitan dengan pengelolaan Dana Pensiun dan pengelolaan investasi untuk menjamin keamanan kekayaan Dana Pensiun.

BAB Ill

ORGANISASI DANA PENSIUN

Pasal8

Organisasi dan Pengelola

Organisasi Dana Pensiun terdiri atas Pendiri, Dewan Pengawas dan Pengurus, sedangkan Pengelola Dana Pensiun adalah Pengurus dan karyawan Dana Pensiun.

BAGIAN KESATU

Pasal9 Pendiri

Pendiri adalah Perusahaan dalam hat ini diwakili oleh Direksi yang bertindak untuk dan atas nama Perusahaan.

(

Pasal10

Tanggung Jawab, Wewenang, Hak, dan Kewajiban Pendiri (1) Tanggung Jawab Pendiri:

a. Pendiri bertanggung jawab untuk menjaga kelangsungan penyelenggaraan Dana Pensiun;

b. Pendiri bertanggung jawab atas kecukupan pendanaan Dana Pensiun agar kewajiban pembayaran Manfaat Pensiun kepada Peserta atau Pihak Yang Berhak selalu terpenuhi sesuai Peraturan Dana Pensiun.

(2) Wewenang Pendiri:

J

a. Menetapkan dan/atau mengubah Peraturan Dana Pensiun;

b. Menetapkan struktur organisasi dan formasi Dana Pensiun;

c. Menetapkan dan/atau mengubah arahan investasi dengan berpedoman pada ketentuan investasi yang ditetapkan OJK;

d. Menetapkan prosedur tetap dan uraian tugas pekerjaan bagi Pengurus dan Dewan Pengawas atas usul Pengurus dan Dewan Pengawas;

Hal 7 dari 38

(11)

\

e. Menunjuk dan memberhentikan Dewan Pengawas dan Pengurus dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundang­ undangan di bidang dana pensiun;

f. Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran (RKAP) Dana Pensiun;

g. Mengesahkan laporan keuangan Dana Pensiun yang sudah diaudit oleh akuntan publik;

h. Menunjuk dan mengubah Penerima Titipan;

i. Bersama dengan Dewan Pengawas menyetujui pengelolaan investasi yang dialihkan kepada lembaga keuangan;

j. Memberikan persetujuan atas penilaian investasi penempatan langsung saham atas dasar metode ekuitas atau nilai yang ditetapkan oleh penilai independen;

k. Menyelesaikan perselisihan yang terjadi dalam penyelenggaraan Dana Pensiun;

I. Menetapkan besamya gaji, uang pesangon, penghasilan dan fasilitas lainnya bagi Pengurus;

m. Menetapkan besamya honorarium, uang pesangon, penghasilan dan fasilitas lainnya bagi Dewan Pengawas;

n. Memutuskan hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan Dana Pensiun yang di luar wewenang Pengurus dan Dewan Pengawas atas usulan Pengurus disertai pendapat Dewan Pengawas;

o. Menetapkan Pedoman Tata Ketola Dana Pensiun;

p. Mengesahkan laporan tahunan yang disampaikan Pengurus melalui Dewan Pengawas mengenai segala kegiatan dan keadaan keuangan Dana Pensiun setiap tahun buku, setelah tahun buku berakhir yang disertai keterangan akuntan publik;

q. Menunjuk akuntan publik untuk melakukan audit laporan keuangan dan pemeriksaan laporan investasi Dana Pensiun melalui RUPS Pendiri dengan mempertimbangkan usulan yang diajukan Dewan Pengawas.

(3) Hak Pendiri:

a. Menerima laporan hasil pengelolaan Dana Pensiun dari Pengurus;

b. Menerima laporan hasil pengawasan alas pengelolaan Dana Pensiun serta penerapan tata kelola Dana Pensiun dari Dewan Pengawas;

c. Menerima laporan hasil evaluasi Dewan Pengawas atas kinerja investasi Dana Pensiun.

(4) Kewajiban Pendiri:

a. Menyampaikan perubahan Arahan lnvestasi kepada OJK paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal ditetapkannya perubahan atas Arahan lnvestasi;

b. Meminta pengesahan kepada OJK setiap ada perubahan Peraturan Dana Pensiun;

c. Memperlihatkan buku catatan, dokumen dan memberikan keterangan yang diperlukan dalam rangka pemeriksaan langsung oleh OJK;

d. Melaporkan secara tertulis kepada OJK tentang penunjukan dan/atau

perubahan Pengurus selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum Hal8dari 38

(12)

\

berlakunya perubahan/penunjukan dan anggota Dewan Pengawas selambat­ lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal perubahan/penunjukan;

e. Membayar iuran normal dan/atau iuran tambahan Pemberi Kerja yang besarnya ditetapkan berdasarkan perhitungan aktuaria untuk memenuhi kebutuhan dana bagi pembiayaan Program Pensiun Manfaat Pasti;

f. Memungut iuran kepesertaan dari Karyawan Perusahaan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

g. Menyetor iuran tersebut huruf e dan f kepada Dana Pensiun tiap bulan selambat- lambatnya tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya;

h. Membayar bunga atas hutang iuran yang ter1ambat disetor sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

i. Memberikan data kepesertaan Karyawan Perusahaan kepada Dana Pensiun;

j. Membayar denda atas keterlambatan pengiriman laporan Dana Pensiun

kepada OJK sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAGIAN KEDUA Dewan Pengawas

Pasal11

Penunjukan dan Keanggotaan Dewan Pengawas

(1) Dalam rangka pengawasan atas pengelolaan Dana Pensiun, Pendiri menunjuk Dewan Pengawas yang ditetapkan dengan surat keputusan Direksi.

(2) Para anggota Dewan Pengawas sebelum ditunjuk, harus membuat pernyataan tertulis yang isinya menyatakan kesediaan untuk ditunjuk sebagai anggota Dewan Pengawas gun a melakukan pengawasan atas pengelolaan Dana Pensiun.

(3) Anggota Dewan Pengawas tidak dapat merangkap sebagai anggota Pengurus.

Pasal12

Komposisi Dewan Pengawas

(1) Dewan Pengawas terdiri atas wakil Pendiri dan wakil Peserta dengan jumlah yang sama.

(2) Anggota Dewan Pengawas yang mewakili Peserta berstatus sebagai Karyawan

Perusahaan yang menjadi Peserta dan/atau Pensiunan.

(3) Dalam hal anggota Dewan Pengawas yang mewakili Peserta lebih dari 1 (satu) orang, sekurang-kurangnya 1 (satu) orang diantaranya adalah Pensiunan, dengan syarat jumlah Pensiunan lebih dari 50 (lima puluh) orang.

(4) Direksi atau pejabat yang setingkat dengan itu dari Pendiri, tidak dapat ditunjuk sebagai wakil Peserta dalam Dewan Pengawas.

(5) Anggota Dewan Pengawas yang mewakili Pendiri dapat berasal dari Karyawan Perusahaan atau bukan Karyawan Perusahaan.

(6) Wakil Pendiri dan wakil Peserta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini diatur dengan mekanisme tersendiri oleh Pendiri.

Hal 9 dari 38

'\/

(13)

(

D

Pasal13

Susunan Anggota dan Persyaratan Dewan Pengawas

(1) Dewan Pengawas terdiri atas 4 (em pat) orang dengan susunan sebagai berikut: a. Seorang ketua;

b. Seorang sekretaris; dan c. 2 (dua) orang anggota.

(2) Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini ditetapkan dengan surat keputusan Pendiri, yang memuat sekurang-kurangnya:

a. Nama lengkap, tanggal lahir, alamat dan jabatan dalam Dewan Pengawas; b. Masa jabatan Dewan Pengawas.

(3) Dalam rangka melaksanakan tugas Dewan Pengawas dapat dibantu oleh stat ahli sebanyak-banyaknya 1 (satu) orang yang diusulkan oleh Ketua Dewan Pengawas dan diangkat dengan Keputusan Pengurus Dana Pensiun.

(4) Persyaratan untuk dapat ditunjuk sebagai anggota Dewan Pengawas adalah: a. Warga negara Republik Indonesia;

b. Memiliki akhlak dan moral yang baik;

c. Sebelum ditunjuk, Dewan Pengawas harus membuat pernyataan tertulis yang isinya menyatakan kesediaan untuk ditunjuk sebagai Dewan Pengawas dan akan melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan perundang­ undangan yang berlaku;

d. Tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang perekonomian dan/atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang perekonomian;

e. Memiliki pengetahuan di bidang dana pensiun yang dibuktikan dengan kepemilikan sertifikasi kelulusan Manajemen Umum Dana Pensiun (MUDP) dari lembaga yang berkompeten di bidang dana pensiun, dan sertifikat pelatihan lainnya jika ada.

f. Wajib mendapatkan persetujuan dari OJK melalui penilaian kemampuan dan kepatutan.

g. Pada saat pengangkatan usia maksimum 60 (enam puluh) tahun. Pasal14

Masa Jabatan Anggota Dewan Pengawas

(1) Dewan Pengawas diangkat untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun, dan setelah masa jabatan tersebut berakhir, anggota Dewan Pengawas yang bersangkutan dapat diangkat kembali maksimum untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

(2) Keanggotaan Dewan Pengawas berakhir apabila:

a. Mas a jabatan berakhir; atau

b. Meninggal dunia; atau

c. Mengundurkan diri dengan pemberitahuan secara tertulis; atau d. Diberhentikan oleh Pendiri; atau

e. Dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau Hal 10 dari 38 �· / C;,, .'>-,_ y

\�

� ...

(14)

1

f. Wakil peserta dari Karyawan Perusahaan yang bersangkutan berhenti bekerja; atau

g. Status badan hukum Dana Pensiun berakhir.

(3) Wakil peserta dari Karyawan Perusahaan yang berhenti sebagai Dewan Pengawas

maka penggantinya harus dari Karyawan Perusahaan.

(4) Wakil peserta dari Pensiunan yang berhenti sebagai Dewan Pengawas maka

penggantinya harus dari Pensiunan.

(S) Anggota Dewan Pengawas dapat mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis kepada Pendiri selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelumnya.

(6) Apabila karena sebab apapun terjadi lowongan dalam keanggotaan Dewan

Pengawas, maka Pendiri harus menunjuk anggota Dewan Pengawas yang baru selambat-lambatnya 3 (tiga)bulan setelah terjadinya lowongan tersebut untuk masa jabatan yang masih tersisa dari anggota Dewan Pengawas yang diganti atau untuk mengisi masa jabatan secara penuh sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) Pasal ini.

(7) Dalam hal Pendiri belum menunjuk Dewan Pengawas untuk mengisi kekosongan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (6), maka tugas dan fungsi dari anggota Dewan Pengawas yang lowong dapat dirangkap oleh Dewan Pengawas yang ada untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan.

(8) Perubahan anggota Dewan Pengawas dilakukan sesuai dengan yang dimaksud pasal 11, 12 dan 13 peraturan ini serta wajib dilaporkan kepada OJK dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal perubahan.

Pasal15

Tanggung Jawab, Wewenang, Hak dan Kewajiban Dewan Pengawas

(1) Tanggung Jawab Dewan Pengawas:

Dewan Pengawas bertanggung jawab kepada Pendiri untuk melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas Pengurus dalam mengelola Dana Pensiun. (2) Wewenang Dewan Pengawas:

a. Menunjuk aktuaris untuk menyusun laporan aktuaris;

b. Menyampaikan usulan kepada Pendiri untuk memberhentikan sementara anggota Pengurus yang tindakannya telah merugikan Dana Pensiun baik moril maupun materiil;

c. Mempertimbangkan dan memeriksa rancangan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang diajukan oleh Pengurus, sebelum diajukan kepada Pendiri;

d. Memasuki gedung-gedung, kantor-kantor dan halaman-halaman yang dipergunakan oleh Dana Pensiun, dan berhak untuk memeriksa buku-buku dan dokumen-dokumen serta kekayaan Dana Pensiun secara masing-masing atau bersama-sama dengan dilengkapi surat tugas;

e. Membahas laporan investasi bulanan yang disampaikan Pengurus. (3) Hak Dewan Pengawas:

a. Menerima honorarium, uang pesangon, penghasilan dan fasilitas lainnya yang besarnya ditetapkan oleh Pendiri;

Hal 11 dari 38

(15)

b. Meminta keterangan kepada Pengurus yang berkenaan dengan Dana Pensiun.

(4) Kewajiban Dewan Pengawas:

a. Melaksanakan pengawasan atas pengelolaan Dana Pensiun;

b. Melakukan evaluasi kinerja investasi Dana Pensiun sekurang-kurangnya 2(dua) kali untuk satu tahun buku yang didasarkan pada laporan investasi dan hasil pemeriksaan akuntan publik, serta saran dan pendapat Peserta;

c. Menyampaikan laporan tahunan secara tertulis atas hasil pengawasannya kepada Pendiri dan salinannya diumumkan kepada Peserta;

d. Membicarakan secara berkala mengenai saran dan pendapat Peserta atas perkembangan portofolio investasi dan hasilnya;

e. Meneliti laporan yang memerlukan pengesahan Pendiri dan menyampaikan saran serta pertimbangan kepada Pendiri mengenai hal-hal yang memerlukan persetujuan dan atau pengesahan Pendiri;

f. Melakukan pemantauan untuk memastikan bahwa Good Pension Fund

Governance dilaksanakan sebaik-baiknya di lingkungan Dana Pensiun;

g. Setiap tahun wajib melaksanakan evaluasi dan menyusun hasil evaluasi secara tertulis atas penerapan Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun pada tahun yang bersangkutan dan disampaikan kepada Pengurus untuk mendapat tanggapan seterusnya disampaikan kepada pendiri paling lambat 6 (enam) bulan setelah akhir tahun.

Pasal 16

Rapat Dewan Pengawas

(1) Dewan Pengawas wajib mengadakan rapat sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali atau setiap saat apabila dianggap perlu.

(2) Hasil rapat Dewan Pengawas harus dibuatkan suatu notulen yang wajib ditandatangani oleh ketua rapat dan oleh seorang anggota Dewan Pengawas yang ditunjuk oleh rapat.

(3) Semua keputusan rapat diambil secara musyawarah, dan apabila dengan cara demikian tidak diperoleh kesepakatan, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dengan ketentuan setiap anggota Dewan Pengawas hanya berhak atas satu suara. Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyak, maka keputusan ditetapkan ketua rapat

(4) Keputusan rapat Dewan Pengawas mengikat dan merupakan tanggung jawab seluruh anggota Dewan Pengawas.

(5) Dewan Pengawas dapat mengambil keputusan tanpa mengadakan rapat Dewan Pengawas melalui mekanisme pengambilan keputusan secara sirkuler dengan dilampiri dokumen atau data yang memungkinkan setiap anggota Dewan Pengawas memberikan pertimbangan, penolakan ataupun persetujuannya atas usul yang diajukan, dan keputusan sirkuler ini sah serta mengikat seluruh anggota Dewan Pengawas yang menandatanganinya.

Hal 12 dari 38

(16)

BAGIAN KETIGA

Pengurus Pasal17

Penunjukan dan Keanggotaan Pengurus

(1) Pengurus ditunjuk oleh Pendiri untuk mengelola Dana Pensiun dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundangan di bidang dana Pensiun.

(2) Pengurus ditunjuk untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun dan dapat ditunjuk kembali

untuk masa 3 (tiga) tahun berikutnya dan seterusnya atau kurang dari 3 (tiga) tahun dengan mempertimbangkan sisa masa kerja sebelum memasuki usia pensiun.

(3) Penunjukan Pengurus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini ditetapkan

dengan surat keputusan, yang memuat sekurang-kurangnya:

a. Nama lengkap, tanggal lahir dan jabatan dalam Pengurus;

b. Masa jabatan Pengurus.

(4) Sebelum ditunjuk, Pengurus harus membuat pemyataan tertulis yang ,sinya menyatakan kesediaan untuk ditunjuk sebagai Pengurus dan untuk mengelola Dana Pensiun sesuai ketentuan perundang-undangan tentang Dana Pensiun.

(S) Pengurus ditunjuk dari unsur Karyawan Perusahaan dan/atau Pensiunan.

(6) Pengurus yang ditunjuk dari unsur Karyawan Perusahaan, harus dibebaskan dari tugas dan kewajiban sebagai Karyawan Perusahaan tanpa kehilangan haknya sebagai Karyawan Perusahaan.

(7) Anggota Pengurus dapat mengundurkan diri dari jabatannya dengan

memberitahukan secara tertulis kepada Pendiri setambat-tambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelumnya.

(8) Jabatan anggota Pengurus berakhir apabila: a. masa jabatan berakhir; atau

b. meninggal dunia; atau

c. mengundurkan diri dengan pemberitahuan secara tertulis; atau

d. diberhentikan oleh Pendiri; atau

e. dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau

f. Dana Pensiun bu bar.

(9) Dalam hal terjadi kekosongan Pengurus karena berbagai alasan maka Pendiri

wajib mengangkat anggota Pengurus untuk mengisi kekosongan Pengurus selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak terjadi lowongan anggota Pengurus dimaksud.

(10) Dalam hal Pendiri belum menunjuk Pengurus untuk mengisi kekosongan Pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (9), maka tugas dan fungsi dari anggota Pengurus yang lowong dapat dirangkap oleh Pengurus yang ada untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan.

Hal 13 dari 38

(17)

\r

Pasal18

Susunan dan Persyaratan Pengurus

(1) Pengurus ditetapkan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang, dengan susunan salah seorang sebagai direktur utama dan lainnya sebagai direktur.

(2) Dalam menjalankan tugasnya Pengurus dibantu oleh karyawan Dana Pensiun dan/ atau Karyawan Perusahaan yang dikaryakan pada Dana Pensiun berdasarkan peraturan Perusahaan.

(3) Persyaratan untuk dapat ditunjuk sebagai Pengurus adalah:

a. Warga negara Republik Indonesia;

b. Memiliki akhlak dan moral yang baik;

c. Tidak pemah melakukan tindakan tercela di industri dana pensiun atau jasa keuangan lainnya sesuai dengan ketentuan yang ber1aku;

d. Tidak pemah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana kejahatan yang dijatuhi sanksi pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih dan/atau tindak pidana di bidang dana pensiun atau jasa keuangan lainnya;

e. Memiliki pengetahuan di bidang dana pensiun, dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat lulus ujian yang diselenggarakan oleh lembaga yang ditetapkan oleh ketentuan yang berlaku;

f. Wajib mendapatkan persetujuan dari OJK melalui penilaian kemampuan dan kepatutan.

(4) Anggota Pengurus tidak dapat merangkap jabatan sebagai Pengurus Dana Pensiun lain atau anggota direksi atau jabatan eksekutif pada badan usaha lain.

(5) Anggota Pengurus yang merangkap sebagai anggota dewan komisaris pada perusahaan lain selain unit usaha Dana Pensiun harus mendapat persetujuan dari

Pendiri.

Pasal19

Tanggung Jawab, Wewenang, Hak dan Kewajiban Pengurus

(1) Tanggung Jawab Pengurus:

a. Pengurus bertanggung jawab atas pengelolaan Dana Pensiun sesuai Peraturan Dana Pensiun, undang-undang dana pensiun dan peraturan pelaksanaannya; b. Pengurus bertanggung jawab kepada Pendiri:

1) Pelaksanaan peraturan Dana Pensiun dan seluruh aktivitas pengelolaan Dana Pensiun;

2) Pelaksanaan praktek Good Pension Fund Governance oleh Pengurus dan Karyawan Dana Pensiun;

3) Kepatuhan Dana Pensiun terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;

4) Kualitas pelayanan Dana Pensiun terhadap Peserta Aktif, Peserta Pasif dan Pensiunan;

5) Pelaksanaan manajemen risiko Dana Pensiun.

Hal 14 dari 38

(18)

\ �

c. Pengurus masing-masing atau bersama-sama bertanggung jawab secara pribadi atas segala kerugian yang timbul pada kekayaan Dana Pensiun akibat tindakan Pengurus yang melanggar atau melalaikan tugas dan/atau kewajibannya sebagaimana ditetapkan dalam peraturan Dana Pensiun dan peraturan perundang-undangan tentang Dana Pensiun, serta wajib mengembalikan kepada Dana Pensiun segala kenikmatan yang diperoleh atas atau dari kekayaan Dana Pensiun secara melawan hukum;

d. Apabila masa jabatan berakhir, Pengurus wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban mengenai segala kegiatan dan keadaan keuangan yang menjadi tanggung jawabnya kepada Pendiri.

(2) Wewenang Pengurus:

a. Merencanakan perubahan dan pengembangan organisasi Dana Pensiun untuk diusulkan kepada Pendiri;

b. Mengangkat dan memberhentikan karyawan Dana Pensiun;

c. Menetapkan besamya gaji, honorarium, pesangon, fasilitas dan penghasilan lainnya bagi karyawan Dana Pensiun;

d. Untuk dan atas nama Dana Pensiun mewakili diluar dan didalam pengadilan;

e. Mengikat Dana Pensiun dengan pihak lain untuk melakukan segala perbuatan hukum kepengurusan;

f. Memindahkan hak atas dana bagi Pensiun Ditunda ke dana pensiun lain sebelum Peserta mencapai usia Pensiun Oipercepat berdasarkan pilihan Peserta;

g. Meminta data dan keterangan lainnya mengenai kepesertaan kepada Pendiri dan/atau Peserta untuk kepentingan Dana Pensiun;

h. Mengangkat dan memberhentikan stat Dewan Pengawas;

i. Menetapkan honorarium, penghasilan lainnya serta uang pesangon bagi staf Dewan Pengawas;

j. Menetapkan gaji, emolumen dan fasilitas lainnya bagi Karyawan Perusahaan yang dikaryakan pada Dana Pensiun dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku di Perusahaan;

k. Membuat perjanjian penitipan kekayaan Dana Pensiun dengan Penerima Titipan yang ditunjuk oleh Pendiri;

I. Menyusun Dokumen Tata Ketola Dana Pensiun. (3) Hak Pengurus:

Menerima gaji, uang pesangon, penghasilan dan fasilitas lainnya yang besarnya ditetapkan oleh Pendiri.

(4) Kewajiban Pengurus:

a. Memelihara dan mengelola Dana Pensiun dengan mengutamakan kepentingan Peserta dan pihak lain yang berhak atas Manfaat Pensiun;

b. Mengelola kekayaan Dana Pensiun sesuai dengan arahan investasi yang ditetapkan Pendiri dengan berpedoman pada ketentuan investasi yang ditetapkan OJK;

c. Pengurus atau pegawai yang membidangi investasi wajib memiliki kemampuan yang memadai dibidang investasi dan/atau manajemen risiko serta wajib

Hal 15 dari 38

(19)

(

J

t

)

memenuhi syarat keberlanjutan paling sedikit 1 (satu) kali dalam jangka waktu 1 (satu) tahun;

d. Mengamankan kekayaan Dana Pensiun sesuai dengan peraturan perundang­ undangan yang berlaku;

e. Memelihara buku, catatan dan dokumen yang diperlukan dalam rangka pengelolaan Dana Pensiun;

f. Bertindak teliti, terampil, bijaksana dan cermat dalam melaksanakan tanggung jawabnya mengelola Dana Pensiun;

g. Merahasiakan keterangan pribadi yang menyangkut masing-masing Peserta;

h. Mengelola administrasi pensiun yang berkaitan dengan pembayaran Manfaat Pensiun;

i. Menyusun rencana investasi tahunan berdasarkan Arahan lnvestasi yang ditetapkan Pendiri, paling sedikit memuat :

1) rencana komposisi jenis investasi;

2) perkiraan tingkat hasil investasi untuk masing-masing jenis investasi; dan

3) pertimbangan yang mendasari rencana komposisi jenis investasi.

j. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tahun buku dimulai, untuk memperoleh persetujuan Dewan Pengawas sebelum disahkan Pendiri;

k. Menyampaikan laporan investasi bulanan kepada Dewan Pengawas;

I. Menyampaikan laporan tahunan kepada Pendiri melalui Dewan Pengawas mengenai segala kegiatan dan keadaan keuangan Dana Pensiun setiap tahun buku, selambat-lambatnya 5 (lima) bulan setelah tahun buku berakhir yang disertai keterangan akuntan publik untuk mendapatkan pengesahan dari Pendiri;

m. Menyampaikan laporan realisasi RKA triwulanan kepada Pendiri setelah dibahas dengan Dewan Pengawas;

n. Menyampaikan laporan secara berkala kepada OJK dan Pendiri menurut jenis, bentuk, susunan, dan waktu yang ditetapkan oleh OJK.

o. Menyampaikan informasi kepada Peserta mengenai:

1) Neraca dan perhitungan hasil usaha menu rut bentuk, susunan dan waktu yang ditetapkan oleh OJK;

2) Hal-hal yang timbul dalam rangka kepesertaan menurut bentuk dan waktu yang ditetapkan oleh OJK;

3) Setiap perubahan Peraturan Dana Pensiun;

4) Ringkasan laporan investasi dan hasil pemeriksaan akuntan publik paling lambat 1 (satu) bulan setelah disampaikan kepada OJK ;

5) Ringkasan laporan hasil evaluasi Dewan Pengawas tentang kinerja investasi Dana Pensiun yang telah diaudit.

p. Memperlihatkan buku, catatan dan dokumen serta memberikan keterangan yang diperlukan dalam rangka pemeriksaan secara langsung serta pembinaan dan pengawasan oleh OJK;

q. Menyusun tata cara bagi Peserta untuk menyampaikan pendapat dan saran mengenai perkembangan portofolio dan hasil investasi kekayaan Dana Pensiun kepada Pendiri, Dewan Pengawas dan Pengurus Dana Pensiun. Pendapat dan

Hal 16 dari 38

---.

(20)

saran tersebut di atas, wajib dibicarakan secara berkala dalam rapat Dewan Pengawas dengan Pengurus;

r. Menyampaikan laporan kepada OJK apabila Pendiri tidak mampu membayar iuran tiga bulan berturut-turut;

s. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban mengenai segala kegiatan dan keadaan keuangan yang menjadi tanggung jawabnya kepada Pendiri apabila jabatannya sebagai Pengurus berakhir.

Pasal20 Rapat Pengurus

(1) Pengurus wajib mengadakan rapat sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali atau setiap saat apabila dianggap perlu.

(2) Hasil rapat Pengurus harus dibuatkan suatu notulen yang wajib ditandatangani oleh ketua rapat dan minimal oleh seorang anggota Pengurus yang khusus ditunjuk oleh rapat untuk maksud itu.

(3) Pengurus dapat mengambil keputusan tanpa mengadakan rapat Pengurus melalui mekanisme pengambilan keputusan secara sirkuler dengan dilampiri dokumen atau tata naskan dilengkapi data yang memungkinkan setiap anggota Pengurus memberikan pertimbangan penolakan ataupun persetujuannya atas usul yang diajukan, dan keputusan sirkuler ini sah serta mengikat seluruh anggota Pengurus yang menandatanganinya.

(4) Keputusan rapat Pengurus mengikat dan merupakan tanggung jawab seluruh anggota Pengurus.

BABIV

PENERIMA TITIPAN

Pasal21

Ketentuan Penggunaan Jasa Penerima Titipan

(1) Penerima Titipan ditunjuk oleh Pendiri dengan surat penunjukan.

(2) Pelaksanaan penggunaan jasa Penerima Titipan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sesuai dengan perjanjian yang dibuat antara Pengurus dan Penerima Titipan.

(3) Setiap perubahan perjanjian penitipan wajib dilaporkan secara tertulis oleh Pengurus kepada OJK selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari kerja sebelum berlakunya perubahan.

(4) Setiap perubahan penunjukan Penerima Titipan wajib dilaporkan secara tertulis oleh Pendiri kepada OJK selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari kerja sebelum berlakunya perubahan.

(5) Perjanjian antara Pengurus dan Penerima Titipan sekurang-kurangnya memuat: a. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Penerima Titipan;

b. Biaya penitipan yang dibebankan kepada Dana Pensiun;

Hal 17 dari 38

(21)

c. Pernyataan Penerima Titipan untuk memberikan informasi dan menyediakan buku catatan dan dokumen yang berkenaan dengan kekayaan Dana Pensiun yang dititipkan dalam rangka pemeriksaan, baik yang dilakukan oleh OJK atau oleh akuntan publik dan/atau oleh aktuaris yang ditunjuk OJK atau oleh Dewan Pengawas maupun oleh auditor yang ditunjuk Dewan Pengawas.

Pasal22

Tanggung Jawab Penerima Titipan

(1) Penerima Titipan bertanggung jawab atas pengamanan kekayaan Dana Pensiun yang dititipkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Penerima Titipan wajib mencatat dan membukukan kekayaan Dana Pensiun yang dititipkan secara terpisah dari kekayaan Penerima Titipan.

(3) Kekayaan Dana Pensiun yang dititipkan dikecualikan dari setiap tuntutan hukum terhadap kekayaan Penerima Titipan.

BAB V KEPESERTAAN

Pasal23

Persyaratan Peserta dan Berakhimya Kepesertaan

(1) Karyawan yang berhak menjadi Peserta Dana Pensiun adalah Karyawan Perusahaan yang telah terdaftar di Dana Pensiun sampai dengan disahkannya Peraturan Dana Pensiun tahun 2012 tanggal 28 Desember 2012.

(2) Peserta wajib mengisi formulir pendaftaran yang diadakan khusus untuk itu dan memuat antara lain kesediaan untuk membayar luran Pensiun yang dipotong dari gajinya tiap bulan.

(3) Kepesertaan pada Dana Pensiun dimulai sejak Karyawan Perusahaan terdaftar sebagai Peserta.

(4) Seorang Peserta tidak dapat mengundurkan diri atau menuntut haknya apabila ia masih memenuhi syarat kepesertaan sesuai ketentuan peraturan perundang­ undangan yang berlaku.

(5) Tata cara penetapan karyawan yang menjadi peserta akan diatur lebih lanjut pada petunjuk pelaksanaannya.

(6) Kepesertaan berakhir apabila:

a. peserta meninggal dunia;

b. peserta dari Karyawan Perusahaan yang berhenti bekerja atau Pensiun Ditunda yang memindahkan dananya ke Dana Pensiun lain;

c. peserta dari Karyawan Perusahaan berhenti bekerja atau pensiun yang memilih pembayaran manfaat pensiun secara sekaligus, yang ditetapkan sesuai Peraturan Dana Pensiun dan sesuai dengan ketentuan OJK;

Hal 18 dari 38

(22)

1

.-"

d. peserta dari Karyawan Perusahaan berhenti bekerja dengan memiliki Masa Kepesertaan kurang dari 3 (tiga) tahun dan berhak menerima secara sekaligus himpunan iurannya sendiri, ditambah Sunga Yang Layak.

Pasal24

Tanggung Jawab, Hak dan Kewajiban Peserta (1) Tanggung Jawab Peserta:

Peserta bertanggung jawab atas kebenaran data dan keterangan yang diberikan kepada Dana Pensiun dalam kaitannya dengan administrasi kepesertaan.

(2) Hak Peserta:

a. Setiap Peserta berhak atas Manfaat Pensiun sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun;

b. Setiap Peserta berhak atas bukti kepesertaannya pada Dana Pensiun yang diterbitkan oleh Pengurus;

c. Setiap Peserta berhak menyampaikan pendapat dan saran mengenai perkembangan portofolio investasi Dana Pensiun kepada Pendiri dan Dewan Pengawas dan Pengurus;

d. Setiap Peserta berhak memperoleh tanda bukti kepesertaan berupa kartu peserta Dana Pensiun.

(3) Kewajiban Peserta:

a. Membayar iuran kepesertaan bagi Karyawan Perusahaan sebesar 5 % (lima per seratus) dari Penghasilan Dasar Pensiun sejak terdaftar sebagai Peserta dan berakhir pada saat Peserta berhenti bekerja atau meninggal dunia;

b. Memberikan data keterangan atau infonnasi lain yang diminta oleh Pengurus untuk keperluan administrasi Dana Pensiun dan pelaksanaan peraturan ini;

c. Mendaftarkan istri/suami dan/atau Anak serta melaporkan kepada

Perusahaan/Dana Pensiun setiap terjadi perubahan susunan keluarga sebelum meninggal dunia atau berhenti bekerja;

d. Menunjuk Pihak Yang Ditunjuk yang akan menerima dana yang merupakan hak Peserta apabila Peserta meninggal dunia dan tidak mempunyai lstri/Suami atau

Anak yang sah.

Pasal25

Administrasi Kepesertaan

(1) Kepada seluruh Peserta diberikan kartu pengenal peserta penerima Manfaat Pensiun.

(2) Pendaftaran lstri/Suami/Anak/Pihak Yang Ditunjuk sebagai penerima Manfaat Pensiun harus dilakukan peserta dari Karyawan Perusahaan pada saat mengajukan pennohonan menjadi Peserta atau dalam masa kepesertaan.

(3) Pendaftaran Pihak Yang Ditunjuk sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) menjadi batal apabila Peserta menikah.

Hal 19 dari 38

(23)

(4) Peserta dapat mengganti Pihak Yang Ditunjuk sebagai penerima Manfaat Pensiun dan mencabut Pihak Yang Ditunjuk sebelumnya selama masih dalam masa

kepesertaan.

(5) Dalam hal ketentuan dimaksud ayat (2) Pasal ini, apabila hubungan perkawinan dengan lstri/Suami yang telah terdaftar terputus maka terhitung mulai terputusnya ikatan perkawinan secara sah, lstri/Suami akan terhapus dari daftar Penerima Manfaat Pensiun.

(6) lstri/Suami yang dapat didaftarkan sebagai penerima Manfaat Pensiun adalah dari perkawinan yang sah menurut hukum yang dibuktikan dengan salinan surat nikah sesuai ketentuan perundangan-undangan yang berlaku dan perkawinan tersebut terjadi sebelum Peserta berhenti bekerja atau meninggal dunia atau pensiun. (7) Anak peserta dari Karyawan Perusahaan yang dapat didaftarkan sebagai penerima

Manfaat Pensiun adalah:

a. Anak yang lahir dari perkawinan sah seperti tersebut pada ayat (6) Pasal ini;

b. Anak yang lahir sebelum Peserta berhenti bekerja;

c. Anak yang lahir dalam waktu 300 (tiga ratus) hari sejak Peserta berhenti bekerja;

d. Anak yang lahir dalam waktu 300 (tiga ratus) hari sejak perkawinan terputus karena perceraian atau meninggal dunia, dan terputusnya perkawinan tersebut terjadi sebelum Peserta berhenti bekerja.

(8) Anak angkat yang disahkan menurut hukum dapat didaftarkan sebagai penerima manfaat pensiun sebelum peserta dari Karyawan Perusahaan berhenti bekerja sebanyak-banyaknya 1 (satu) orang anak.

(9) Anak selain sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dan (8) Pasal ini tidak dapat didaftarkan sebagai penerima Manfaat Pensiun.

(10) Peserta dari Karyawan Perusahaan yang telah berhenti bekerja kemudian menikah lagi, maka lstri/Suami yang dinikahinya tersebut dan Anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut tidak dapat didaftarkan sebagai lsteri/suami/Anak yang berhak menerima Manfaat Pensiun.

(11) Peserta dari Karyawan Perusahaan yang diangkat menjadi anggota Direksi atau anggota direksi BUMN lainnya, diberhentikan sebagai Karyawan Perusahaan dengan hak atas Manfaat Pensiun dengan pangkat tertinggi di Perusahaan.

(12) Pangkat tertinggi di Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (11) Pasal ini adalah Grade 1 dengan Penghasilan Dasar Pensiun per 31 Desember 2017 sebesar 1.827.000 x 146% bagi karyawan dengan status kawin, dan 1.827.000 x 130% bagi karyawan dengan status tidak kawin, dan disetiap tanggal 1 Januari tahun selanjutnya dinaikkan sebesar 6% (enam per seratus).

Pasal26

Masa Kerja

(1) Masa Kerja yang dihitung dalam perhitungan Manfaat Pensiun adalah Masa Kerja Peserta pada Pemberi Kerja dan Masa Kerja diluar Pemberi Kerja yang diakui oleh Pemberi Kerja dengan ketentuan Masa Kerja diluar Pemberi Kerja tersebut belum

Hal 20 dari 38

(24)

dipergunakan untuk perhitungan Manfaat Pensiun pada Pemberi Kerja sebelumnya.

(2) Cuti di luar tanggungan Perusahaan tidak dihitung sebagai masa kerja untuk penetapan besamya Manfaat Pensiun.

(3) Karyawan Perusahaan yang sebelumnya telah menjadi peserta pada dana pensiun pemberi kerja lain dan mengalihkan dananya kepada Dana Pensiun, dan dana yang dialihkan tersebut melebihi kecukupan dana berdasarkan Peraturan Dana Pensiun, maka Masa Kerja di luar Pemberi Kerja tersebut diperhitungkan lebih lama dari Masa Kerja yang sebenamya.

(4) Karyawan Perusahaan yang sebelumnya telah menjadi peserta dana pensiun pemberi kerja lain dan mengalihkan dananya kepada Dana Pensiun, dan dana yang dialihkan tersebut kurang dari kecukupan dana berdasarkan Peraturan Dana Pensiun, maka kekurangan dana dimaksud menjadi tanggung jawab Pemberi Kerja atau akan mengurangi Masa Kerja sebenamya, berdasarkan keputusan Pemberi

Kerja.

(5) Karyawan Perusahaan yang sebelumnya tidak menjadi peserta pada dana pensiun pemberi kerja lain, maka pengakuan Masa Kerja di luar pemberi kerja dimaksud berdasarkan keputusan Pemberi Kerja.

(6) Dalam hal Masa Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) Pasal ini diakui, baik sebagian maupun seluruhnya, maka konsekuensi pendanaan atas pengakuan Masa Kerja tersebut menjadi tanggung jawab Pemberi Kerja.

(7) Peserta Karyawan Perusahaan yang diangkat menjadi anggota Direksi atau anggota direksi BUMN lainnya sehingga menyebabkan berakhimya hak dan kewajiban dengan Perusahaan, Masa Kerjanya diperhitungkan sejak masuk bekerja yang diakui oleh Perusahaan sampai dengan berhenti sebagai karyawan karena diangkat menjadi anggota Direksi atau direksi BUMN lainnya.

(8) Masa Kerja yang diakui untuk menghitung Manfaat Pensiun Cacat diperhitungkan sampai Peserta mencapai usia pensiun normal, dan Penghasilan Dasar Pensiun dihitung pada saat Peserta dinyatakan cacat.

(9) Untuk menetapkan besamya Manfaat Pensiun, Masa Kerja ditetapkan dalam bulanan bulat dengan ketentuan Masa Kerja 1 (satu) hari atau febih dibulatkan menjadi 1 (satu) bulan penuh.

Pasal27

Usia Pensiun dan Penetapan Usia Peserta

(1) Usia pensiun normal ditetapkan 56 (lima puluh enam) tahun.

(2) Usia pensiun dipercepat ditetapkan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun sebelum mencapai usia pensiun normal.

(3) Usia Peserta Karyawan Perusahaan untuk menetapkan hak atas Manfaat Pensiun ditentukan atas dasar tanggal kelahiran yang tercantum pada surat keputusan pengangkatan pertama sebagai Karyawan Perusahaan.

(4) Usia Anak yang berhak atas Manfaat Pensiun ditentukan atas dasar tanggaf kelahiran yang terdaftar pada Dana Pensiun.

Hal 21 dari 38

(25)

6l

BABVI

IURAN DAN CARA PEMBAYARAN

(1) luran Pensiun terdiri dari:

Pasal28 luran Pensiun

a. luran peserta dari Karyawan Perusahaan;

b. luran Pemberi Kerja terdiri atas iuran normal dan iuran tambahan dalam hal terdapat defisit baik defisit pra undang-undang, kekurangan solvabilitas, maupun defisit masa kerja lalu yang tidak diperhitungkan sebagai kekurangan solvabilitas.

(2) Pemberi Kerja wajib menyetor seluruh iuran peserta dari Karyawan Perusahaan yang dipungutnya dan iuran Pemberi Kerja kepada Dana Pensiun setiap bulan selambat-lambatnya tanggal 15 (lima betas) bulan berikutnya.

(3) luran Pensiun yang belum disetor setelah melampaui 2 1/2 (dua setengah) bulan setelah jatuh tempo dinyatakan sebagai utang Pemberi Kerja yang dapat segera ditagih dan dikenakan Sunga Yang Layak, sejak hari pertama daribulan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, serta sebagai piutang Dana Pensiun yang memiliki hak utama dalam pelaksanaan eksekusi keputusan pengadilan bila Pemberi Kerja dilikuidasi.

Pasal29 Besar luran Pensiun

(1) Peserta dari Karyawan Perusahaan wajib membayar iuran sebesar 5% (lima perseratus) dari Penghasilan Dasar Pensiun. luran dimulai pada bulan sejak Karyawan Perusahaan terdaftar sebagai Peserta dan berakhir pada saat Peserta berhenti bekerja, atau meninggal dunia atau pensiun.

(2) Pemberi Kerja wajib membayar iuran yang besamya ditetapkan berdasarkan perhitungan aktuaria.

(3) Dalam hal terjadi perubahan status Peserta tidak kawin menjadi kawin sebagaimana pasal 31 ayat (4), maka iuran Peserta dan Pemberi Kerja berubah mulai tanggal 1 bulan berikutnya sejak bulan nikah dengan memperhitungkan rape! tambahan iuran dalam hal terjadi ketertambatan penyampaian berkas.

BAB VII

MANFAA T PENSIUN

Pasal 30

Jenis dan Ketentuan Manfaat Pensiun Peserta

(1) Manfaat Pensiun Peserta tercliri dari:

Hal 22 dari 38

(26)

a. Manfaat Pensiun Normal, yaitu Manfaat Pensiun yang diberikan kepada Peserta yang berhenti bekerja setelah mencapai usia pensiun normal;

b. Manfaat Pensiun Cacat, yaitu Manfaat Pensiun yang diberikan kepada Peserta yang berhenti bekerja karena dinyatakan cacat;

c. Manfaat Pensiun Dipercepat, yaitu Manfaat Pensiun yang diberikan kepada Peserta yang berhenti bekerja dalam usia sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun sebelum dicapainya usia pensiun normal.

(2) Manfaat Pensiun bagi karyawan yang diangkat menjadi anggota Direksi atau anggota direksi BUMN lainnya yang mengakibatkan berakhimya hak dan kewajiban antara karyawan dengan Perusahaan, mulai dibayarkan kepada Peserta pada saat mencapai usia pensiun dipercepat atau setelahnya berdasarkan pilihan Peserta.

(3) Hak atas Pensiun Ditunda mulai dibayarkan kepada Peserta pada saat mencapai usia pensiun dipercepat atau setelahnya berdasarkan pilihan Peserta.

(4) Hak atas Pensiun Ditunda sebagaimana dimaksud ayat (3) Pasal ini, berdasarkan pilihan Peserta hak atas Pensiun Ditunda dapat dilaksanakan:

a. Tetap dibayarkan oleh Dana Pensiun; atau

b. Dialihkan ke Dana Pensiun Pemberi Kerja lain di tempat kerja yang baru; atau

c. Dialihkan ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan.

Dengan ketentuan Peserta Mantan Karyawan tersebut mengajukan surat permohonan pengalihannya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah berhenti bekerja.

(5) Manfaat Pensiun bagi Peserta Pensiun atau bagi Janda/Duda pembayarannya harus dilakukan dalam bentuk angsuran 1 (satu) kali sebulan untuk seumur hidup. (6) Manfaat Pensiun bagi Anak pembayarannya harus dilakukan dalam bentuk

angsuran 1 (satu) kali sebulan untuk jangka waktu sesuai dengan ketentuan.

(7) Manfaat Pensiun bagi Janda/Duda/Anak dan Pihak Yang Ditunjuk, besamya

dihitung berdasarkan rumus Manfaat Pensiun yang ditetapkan dalam peraturan ini.

Pasal 31

Penghasilan Dasar Pensiun

(1) PhDP ditetapkan berdasarkan PhDP posisi pada tanggal 31 Desember 2017 dan dinaikkan sebesar 6% (enam per seratus) setiap tahun di setiap tanggal 1 Januari tahun berikutnya.

(2) Besamya PhDP pada 31 Oesember 2017 adalah gaji pokok per tanggal 31 Desember 2017 x 146% bagi karyawan dengan status kawin dan gaji pokok per tanggal 31 Desember 2017 x 130% bagi karyawan dengan status tidak kawin.

(3) Dalam hal Karyawan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 masih berstatus tidak kawin dan setelah tanggal 31 Desember 2017 menjadi berstatus kawin maka PhDP diubah dengan perhitungan: ((PhDP tidak kawin saat bulan menikah/130%) x 146%), dan disetiap tanggal 1 Januari tahun selanjutnya dinaikkan sebesar 6% (enam per seratus).

(4) Perubahan PhDP menjadi berstatus kawin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini, berlaku mulai tanggal 1 bulan berikutnya sejak bulan nikah.

Hal 23 dari 38

(27)

'It

(5) Dalam hat Karyawan Perusahaan sebagai suami istri keduanya bekerja di Perusahaan, maka salah satu dari Karyawan tersebut berstatus dibujangkan, dan apabila setelah tanggal 31 Desember 2017 atas kehendak karyawan tersebut mengajukan berpindah untuk bertukar menjadi status kawin ketika salah satunya akan berhenti sebagai Karyawan, maka beralihnya menjadi status kawin di salah satunya PhDP dihitung : ((PhDP saat beralih status tidak kawin/130%) x 146%) , dan setiap tanggal 1 Januari tahun selanjutnya dinaikkan sebesar 6% (enam per seratus), dan sebaliknya bertukar menjadi status dibujangkan :((PhDP saat beralih status kawin/146%) x 130%), dan setiap tanggal 1 Januari tahun selanjutnya dinaikkan sebesar 6% (enam per seratus).

(6) Perubahan PhDP sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Pasal ini, berlaku mulai tanggal 1 bulan berikutnya sejak disetujui oleh Perusahaan.

(7) Dalam hal Karyawan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 sedang menjalani hukuman disiplin yang berpengaruh terhadap penurunan PhDP dan dipulihkan kembali setelah tanggal 31 Desember 2017, maka PhDP Karyawan Perusahan tersebut diubah menjadi normal kembali sebagaimana PhDP sebelum dikenakan hukuman disiplin yang berlaku tanggal 1 bulan berikutnya sejak hukuman disiplin berakhir, dan setiap tanggal 1 Januari tahun selanjutnya dinaikkan sebesar 6% (enam per seratus).

(8) Penetapan besaran kenaikan PhDP sebesar 6% (enam per seratus) setiap tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, merupakan penetapan dari asumsi aktuaria yang selama ini dikenakan pada setiap laporan aktuaris.

Pasal32 Faktor Penghargaan

Besarnya faktor penghargaan pertahun masa kerja atas Manfaat Pensiun bagi Peserta Karyawan Perusahaan ditetapkan sebesar 2,50% (dua koma lima puluh per seratus) untuk tiap tahun masa kerja.

Pasal33 Nilai Sekarang

Nilai sekarang sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Dana Pensiun ini ditetapkan dengan menggunakan asumsi aktuaria yang sama pada perhitungan aktuaria terakhir.

Pasal34

Rumus Manfaat Pensiun

(1) Rumus Manfaat Pensiun per bulan ditentukan sebagai berikut:

MP = f x MK x PhDP. MP Manfaat Pensiun. f Faktor Penghargaan. MK Masa Kerja. Hal 24 dari 38

y

(28)

PhDP : Penghasilan Dasar Pensiun.

(2) Maksimum Manfaat Pensiun adalah 80% (delapan puluh per seratus) dari PhDP

per bulan.

(3) PhDP yang digunakan untuk perhitungan Manfaat Pensiun adalah PhDP terakhir yang tercantum dalam Surat Pemutusan Hubungan Kerja.

Pasal 35

Ketentuan dan Besamya Manfaat Pensiun Bagi Peserta

( 1) Besamya Manfaat Pensiun Normal sebulan dihitung dengan menggunakan rum us

sebagaimana diatur dalam Pasal 34 Peraturan Dana Pensiun ini.

(2) Besamya Manfaat Pensiun Cacat sebulan dihitung dengan menggunakan rumus sebagaimana diatur dalam Pasal 34 Peraturan Dana Pensiun ini, dengan ketentuan Masa kerja dihitung sampai dengan Usia Pensiun Normal dan PhDP dihitung pada saat Peserta dinyatakan Cacat.

(3) Besamya Manfaat Pensiun Dipercepat sebulan dihitung berdasarkan nilai sekarang dari rumus sebagaimana diatur dalam Pasal 34 Peraturan Dana Pensiun ini.

(4) Besamya hak atas Pensiun Ditunda sebulan dihitung berdasarkan nilai sekarang dari rumus sebagaimana diatur dalam Pasal 34 Peraturan Dana Pensiun ini sampai pada saat pemberhentiannya dan dibayarkan sekurang-kurangnya setelah mencapai Usia Pensiun Dipercepat atau setelahnya.

(5) Manfaat Pensiun dihentikan jika dari keterangan-keterangan yang diajukan sebagai dasar untuk penetapan pemberian Manfaat Pensiun temyata terbukti bahwa yang bersangkutan tidak berhak, dan apabila ada Manfaat Pensiun yang telah terlanjur diterima yang bersangkutan harus dikembalikan kepada Dana Pensiun.

Pasal36

Tata Cara Pembayaran Manfaat Pensiun Bagi Peserta

(1) Pembayaran Manfaat Pensiun Normal dilakukan terhitung mulai tanggal 1 (satu) pada bulan berikutnya setelah Peserta Karyawan Perusahaan mencapai Usia Pensiun dan selanjutnya dibayarkan secara berkala setiap bulan seumur hidup dan berakhir pada bulan berikutnya setelah Pensiunan meninggal dunia.

(2) Pembayaran Manfaat Pensiun dilakukan pada tanggal 1 (satu) sampai dengan tanggal 15 (lima belas) setiap bulan dengan cara tunai atau transfer antar bank sesuai dengan permintaan tertulis dari penerima Manfaat Pensiun yang disetujui Pengurus atau dapat ditetapkan lain oleh Pendiri dengan mempertimbangkan kepentingan Peserta dan Dana Pensiun.

(3) Pembayaran Manfaat Pensiun Dipercepat dilakukan terhitung mulai tanggal 1 (satu) pada bulan berikutnya setelah Peserta berhenti bekerja.

(4) Pembayaran Pensiun Ditunda, atas permintaan karyawan dilakukan terhitung tanggal 1 (satu) bulan berikutnya Mantan Karyawan mencapai Usia Pensiun Dipercepat atau setelahnya.

Hal 25 dari 38

(29)

1'

(5) Pembayaran Manfaat Pensiun Cacat dilakukan terhitung mulai tangggal 1 (satu) bulan berikutnya setelah Peserta Karyawan Perusahaan berhenti bekerja karena

ca cat.

(6) Untuk memperoleh Manfaat Pensiun, Peserta harus mengajukan permohonan kepada Dana Pensiun dengan mempergunakan formulir disertai lampiran Surat Keputusan Pemutusan Hubungan Kerja dari Perusahaan, serta keterangan lainnya yang sah dan untuk Pembayaran Manfaat Pensiun pertama, harus dilakukan secara tunai oleh Peserta yang bersangkutan sekaligus mengambil Surat Keputusan Pensiun dan selanjutnya apabila Peserta menghendaki dapat dengan cara transfer ke rekening bank yang ditunjuk Peserta disertai Surat Permohonan Cara Pembayaran dan salinan nomor rekening bank yang ditunjuk.

Pasal37

Ketentuan dan Besamya Manfaat Pensiun Janda/Duda

(1) Dalam hal Pensiunan meninggal dunia, Manfaat Pensiun yang dibayarkan kepada Janda/Duda yang sah ditetapkan sebesar 60% (enam puluh perseratus) dari Manfaat Pensiun yang telah dibayarkan kepada Pensiunan.

(2) Dalam hal Peserta meninggal dunia pada usia sekurang-kurangnya 46 (empat puluh enam) tahun Manfaat Pensiun yang dibayarkan kepada Janda/Duda yang sah ditetapkan sebesar 60% (enam puluh per seratus) dari yang seharusnya dibayarkan kepada Peserta apabila Peserta pensiun sesaat sebelum meninggal dunia.

(3) Dalam hal Peserta meninggal dunia sebelum mencapai usia 46 (empat puluh enam) tahun Manfaat Pensiun yang dibayarkan kepada Janda/Duda yang sah ditetapkan sebesar 75% (tujuh puluh lima per seratus) dari nilai Pensiun Ditunda yang seharusnya menjadi haknya apabila berhenti bekerja dan pembayarannya dapat dibayarkan sekaligus atas permintaan Janda/Duda yang bersangkutan.

(4) Dalam hal Peserta Karyawan Perusahaan meninggal dunia karena Tewas, Manfaat Pensiun yang dibayarkan kepada Janda/ Duda yang sah ditetapkan 100% (seratus per seratus) dari yang seharusnya dibayarkan kepada Peserta apabila pensiun sesaat sebelum meninggal dunia dengan ketentuan Masa Kerja dihitung sampai dengan usia pensiun normal.

(5) Besar uang Manfaat Pensiun yang tersebut pada ayat (1), (2), (3), (4), Pasal ini tidak boleh kurang dari jumlah ketentuan yang ditetapkan oleh Pendiri dari waktu ke waktu dengan cara melakukan perubahan Peraturan Dana Pensiun.

(6) Dalam hal Peserta Meninggal Dunia dan meninggalkan lebih dari seorang janda maka Manfaat Pensiun Janda dibagi rata diantara janda-jandanya.

(7) Apabila salah seorang janda tersebut sebagaimana dimaksud ayat (6) Pasal ini meninggal dunia atau menikah lagi, maka bagian Manfaat Pensiun Janda tersebut menjadi hak Anak dari janda tersebut, yang besamya sama dengan Manfaat Pensiun yang dibayarkan kepada janda bertalian.

(8) Dalam hal janda sebagaimana dimaksud ayat (7) Pasal ini tidak memiliki anak, maka bagian Manfaat Pensiun Janda tersebut dibagi rata diantara janda yang

Hal 26 dari 38

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

* Cairan sendi biasanya bertambah akibat OA yang kambuh, tetapi juga bisa didapatkan pada kerusakan sendi yang kronis.. * Biasanya sendi terasa nyeri

LCD merupakan perangkat output yang sering digunakan dalam dunia elektronik. Teknologi terkini untuk keperluan output sebagian besar sudah menggunakan LCD. Baik

(2) Istri atau suami dan anak (anak-anak) dari penerima pensiun pegawai, atau penerima janda/duda yang meninggal dunia dapat mengajukan surat permintaan yang disertai

Dalam hal peserta telah memasuki Usia Pensiun tetapi yang bersangkutan diperkerjakan, Peserta dapat memilih untuk menerima Manfaat Pensiun pada saat mencapai Usia

Data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara tanggal 5 Januari 2009 dengan guru kelas IV B dan guru agama Islam kelas empat sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri Petompon

Proses pengolahan geluring meliputi perendaman dengan asam, pembuatan bubur dan pengeringan lembaran dengan melibatkan panas diperkirakan dapat memengaruhi kandungan

Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan pada tanggal 8 Januari 2016 satu pasangan suami istri di Kelurahan Sapihia mengatakan bahwa sering terjadinya kesalah

Manfaat Lumpsum , diterima oleh peserta yang memasuki usia pensiun atau cacat total tetap, atau oleh ahli waris (anak, janda/duda, atau orangtua) peserta yang meninggal dunia