• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 12 TAHUN 1988 SERI : D.5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 12 TAHUN 1988 SERI : D.5"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG

NOMOR : 12 TAHUN 1988 SERI : D.5

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG

NOMOR 14 TAHUN 1988

TENTANG

KETENTUAN-KETENTUAN POKOK BADAN PENGAWAS, DIREKSI DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN DAERAH

TINGKAT II SUMEDANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SUMEDANG

Menimbang : a. bahwa Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang merupakan perangkat Pemerintah Daerah yang mempunyai fungsi dan tugas mewujudkan serta memberikan pelayanan kepada masyarakat akan kebutuhan air minum/air bersih ;

b. bahwa dalam rangka penyelenggaraan kegiatan tersebut di atas perlu dilakukan pengawasan terhadap pengelolaan jalannya Perusahaan maupun pembinaan terhadap para pengawas, agar prinsip-prinsip ekonomi Perusahaan yang sehat memcapi daya guna dan hasil guna yang maksimal ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada butir a dan b diatas, ditetapkan ketentuan pokok badan pengawas Direksi dan kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum yang dituangkan dalam Peraturan Daerah.Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah ;

(2)

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat ;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah ; 3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok

Kepegawaian ;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1953 tentang Pelaksanaan Penyerahan sebagian dari Urusan Pemerintah Pusat mengenai Pekerjaan Umum kepada Propinsi-propinsi serta penegasan tugas mengenai Pekerjaan Umum di daerah-daerah Otonom, Kabupaten Kota Besar dan Kota Kecil di Jawa ;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil ;

6. Permendagri Nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah ; 7. Permendagri Nomor 690.1572 Tahun 1985 tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Badan Pengawas, Direksi dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum ;

8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 536-666 tanggal 7 Oktober 1981 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi dan Badan Pengawas Perusahaan Daerah ;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 6 Tahun 1985 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ;

10. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 13 Tahun 1988 tentang Susunan Organisasi dan Tatakerja Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang.

DENGAN PERSETUJUAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG

(3)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II

SUMEDANG TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK

BADAN PENGAWAS, DIREKSI DAN KEPEGAWAIAN

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. “Daerah” adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ;

b. “Pemerintah Daerah” adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ; c. “Gubernur Kepala Daerah” adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat.

d. “Bupati Kepala Daerah” adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sumedang.

e. “Perusahaan Daerah” adalah Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang yang ditetapkan Perda No.6 Tahun 1985 ;

f. “Direksi” adalah Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ;

g. “Badan Pengawas” adalah Badan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ;

h. “Pegawai” adalah Pegawai Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang yang digaji berdasarkan Peraturan Gaji pegawai Perusahaan Daerah Air Minum ;

i. “Penghasilan Pegawai” adalah Gaji Pokok ditambah dengan tunjangan dan penghasilan lainnya ;

j. Istri adalah Istri dari Pegawai berdasarkan perkawinan yang syah menurut hukum yang berlaku;

k. Anak adalah anak kandung pegawai yang lahir dari perkawinan yang syah, anak tiri dan anak angkat yang syah menurut Peraturan Perundangan yang berlaku, berumur kurang dari 18 (delapan belas) Tahun belum berpenghasilan sendiri, belum pernah kawin dan menjadi tanggungan sepenuhnya dari pegawai.

(4)

BAB II

BADAN PENGAWAS Bagian Pertama Kedudukan dan Tugas Pokok

Pasal 2

(1) Pada Perusahaan Daerah dibentuk Badan Pengawas yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.

(2) Badan Pengawas bertugas untuk melaksanakan Pengawasan terhadap pengelola Perusahaan Daerah termasuk Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Daerah.

Pasal 3

Badan Pengawas melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya sesuai dengan Ketentuan yang berlaku terhadap Perusahaan Daerah dan menjalankan Keputusan- keputusan serta petunjuk-petunjuk dari Kepala Daerah.

Bagian Kedua Susunan

Pasal 4

(1) Badan Pengawas terdiri dari sebanyak-sebanyaknya 5 (lima) orang yang susunannya terdiri dari :

a. Kepala Daerah sebagai Ketua merangkap anggota ;

b. Kepala Bagian Perekonomian sebagai Sekretaris merangkap anggota ; c. Kepala Bagian Pemerintahan sebagai anggota ;

d. Kepala Dinas Pekerjaan Umum sebagai anggota ; e. Kepala Dinas Kesehatan sebagai anggota.

(2) Apabila dalam Dinas Pekerjaan Umum tidak terdapat tenaga ahli teknik Penyehatan, maka unsur pekerjaan umum diganti oleh Unsur Pekerjaan Umum Cipta Karya Propinsi Jawa Barat di wilayah/Daerah.

(5)

Bagian Ketiga

Pengangkatan dan Pemberhentian Pasal 5

(1) Badan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan prinsip dari Gubernur Kepala Daerah ;

(2) Masa jabatan anggota Badan Pengawas selama-lamanya 3 (tiga) tahun ;

(3) Setelah selesai masa jabatannya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini dan berdasarkan pertimbangan anggota Badan Pengawas dapat diangkat kembali.

Pasal 6

(1) Antara sesama anggota Badan Pengawas dan antara anggota Badan Pengawas dengan Direksi tidak boleh ada hubungan keluarga sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun kesamping termasuk menantu dan ipar ;

(2) Jika setelah pengangkatan mereka masuk dalam hubungan keluarga yang terlarang itu, maka untuk melanjutkan jabatannya diperlukan izin tertulis dari Kepala Daerah setelah mendengar pertimbangan dari Gubernur Kepala Daerah.

Bagian Keempat Penghasilan

Pasal 7

(1) Ketua, Sekretaris dan para Anggota Badan Pengawas dapat diberikan uang jasa yang diatur oleh Kepala Daerah dibebankan kepada Anggaran Perusahaan Daerah ;

(2) Besarnya uang jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini adalah :

a. Ketua merangkap anggota, setinggi-tingginya 40 perseratus dari gaji Direktur Utama ;

b. Sekretaris merangkap anggota setinggi-tingginya sebesar 30 seperseratus dari gaji Direktur Utama ;

c. Anggota setinggi-tingginya 80 perseratus dari uang jasa Ketua merangkap anggota.

(6)

Bagian Kelima Uraian Tugas

Pasal 8

(1) Didalam melaksanakan tugasnya Badan Pengawas membantu Kepala Daerah dalam hal :

a. Merumuskan kebijaksanaan dibidang pengelolaan Perusahaan Daerah ; b. Melakukan pengawasan sehari-hari atas jalannya Perusahaan Daerah ; c. Menggunakan kebijaksanaan anggaran dan keuangan Perusahaan Daerah ;

d. Membantu dan mendorong usaha pembinaan dan pengembangan Perusahaan Daerah berupa :

1. Memberikan pertimbangan dan saran kepada Kepala Daerah untuk perbaikan dan perkembangan Perusahaan Daerah ;

2. Memberikan petunjuk dan pengarahan berdasarkan kebijaksanaan Daerah kepada Direksi.

3. Meneliti rancangan anggaran Perusahaan Daerah dan menyiapkan persetujuannya dari Kepala Daerah 3 bulan sebelum tahun buku mulai berlaku.

4. Meneliti neraca Perusahaan Daerah pada akhir tahun buku dan menyarankan saran tindak.

(2) Badan Pengawas berkewajiban untuk meneliti dan menilai hasil pekerjaan dan pertanggungjawaban Direksi untuk disampaikan kepada Kepala Daerah pada saat 6 (enam) bulan sebelum masa jabatan Direksi berakhir.

(3) Hasil penilaian pekerjaan dan pertanggungjawaban Direksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini disampaikan Kepala Daerah kepada Gubernur Kepala Daerah.

Bagian Keenam Tata Kerja

Pasal 9

Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana disebutkan dalam Pasal 8 Peraturan Daerah ini :

(7)

a. Badan Pengawas wajib menyelenggarakan pertemuan/rapat secara berkala 6 (enam) bulan sekali untuk membahas dan menilai pelaksanaan tugas Direksi.

b. Ketua Badan Pengawas wajib menyelenggarakan koordinasi baik dalam lingkungan Badan Pengawas itu sendiri maupun dalam hubungan dengan Direksi.

c. Apabila Badan Pengawas memandang perlu untuk mengadakan perubahan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Kepala Daerah, maka hal tersebut harus diajukan kepada Kepala Daerah untuk mendapar Keputusan.

BAB III DIREKSI Bagian Pertama

Tugas Pasal 10

Perusahaan Daerah Air Minum dipimpin oleh suatu Direksi yang jumlahnya 3 (tiga) orag dan terdiri dari seorang Direktur Utama dan 2 (dua) Direktur.

Pasal 11

Dalam melaksanakan pengurusan dan pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum, Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 Peraturan Daerah ini bertugas :

a. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan Perusahaan ; b. Merencanakan dan menetapkan program kerja Perusahaan.

c. Mengurus dan mengelola administrasi keuangan ; d. Melaksanakan kegiatan teknik dan pemeliharaan ; e. Menyelenggarakan administrasi umum ;

f. Menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan termasuk laba/rugi.

g. Mewakili Perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan.

Pasal 12

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana diatur dalam Pasal 11 Peraturan Daerah ini, anggota Direksi mendapat pembagian tugas sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

(8)

Bagian Kedua

Pengangkatan dan Pemberhentian Pasal 13

Direksi adalah unsur Pimpinan Perusahaan yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Daerah, tidak termasuk pegawai Perusahaan Daerah berdasarkan ketentuan-ketentuan pokok Kepegawaian Perusahaan Daerah ;

Pasal 14 Syarat-syarat anggota Direksi :

a. Warga negara Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ; b. Telah berpengalaman dibidang Perusahaan Daerah ;

c. Memiliki dedikasi dan pengertian yang mendalam mengenai masalah ketenaga kerjaan/masalah perburuhan.

Pasal 15

(1) Direksi diangkat dan diberhentikan dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah setelah mendapat pertimbangan dari Badan Pengawas untuk masa jabatan 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali setelah masa jabatan tersebut berakhir.

(2) Sebelum dikeluarkan Keputusan pengangkatan sebagaimana diatur dalam ayat (1) Pasal ini terlebih dahulu dimintakan persetujuan prinsip dari Gubernur Kepala Daerah.

Pasal 16

(1) Antara sesama anggota Direksi tidak diperkenankan ada hubungan keluarga sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun kesamping termasuk menantu dan ipar.

(2) Jika setelah pengangkatan mereka masuk dalam hubungan keluarga sebagaimana dimakusd dalam ayat (1) Pasal ini maka untuk melanjutkan jabatannya diperlukan izin tertulis dari Bupati Kepala Daerah setelah mendapat pertimbangan dari Gubernur Kepala Daerah.

(9)

Pasal 17

Pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi dapat bersifat seluruhnya atau sebagian.

Bagian Ketiga Penghasilan

Pasal 18 a. Gaji dengan ketentuan :

1. Direktur Utama, menerima gaji yang wajar sesuai dengan kemampuan Perusahaan (Maksimum 2½ kali gaji Pegawai yang tertinggi didalam perusahaan yang bersangkutan).

2. Direktur menerima 90 perseratus dari gaji Direktur Utama.

b. Jasa produksi, sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk pegawai.

c. Tunjangan kesehatan, sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk pegawai.

d. Perumahan, anggota Direksi mendapat perumahan Dinas yang standar atau pengganti sewa yang seimbang.

Pasal 19

Pelaksanaan pengaturan penghasilan sebagaimana diatur dalam pasal 8 ayat (1), ayat (2) dan pasal 18 huruf a Peraturan Daerah ini harus didasarkan atas ketentuan bahwa dasar penentuan uang jasa Badan Pengawas gaji Direksi serta gaji seluruh pegawai keseluruhannya berkisar antara 10 perseratus dan 30 perseratus dari seluruh realisasi anggaran Perusahaan berdasarkan tahun anggaran yang berlaku.

Bagian Keempat Dana Refresentasi

Pasal 20

Dana Refresentasi yang disediakan dari anggaran Perusahaan yang bersangkutan sebanyak-banyaknya 75 perseratus dari gaji Direksi dalam 1 (satu) tahun yang penggunaannya diatur oleh Direksi.

Bagian Kelima

(10)

Pesangon Pasal 21

(1) Anggota Direksi berhak atas pesangon yang peraturannya ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah dengan perbedaan sebagai berikut :

a. Bila diberhentikan dengan hormat karena masa jabatan pertama berakhir mendapat pesangon 30 perseratus dari gaji bersih tahun terakhir.

b. Bila diberhentikan dengan hormat karena masa jabatan kedua berakhir mendapat pesangon lima puluh perseratus dari gaji bersih dari tahun terakhir.

c. Bila diberhentikan dengan hormat karena masa jabatan ketiga dan seterusnya berakhir diberikan pesangon tujuh puluh lima perseratus dari [enerimaan gaji bersih dari tahun terakhir.

d. Bila anggota direksi diberhentikan dengan hormat setelah berakhir masa jabatan kedua dan atau ketiga dan seterusnya mendapat pesangon berdasarkan perhitungan dengan dasar perhitungan masa jabatan sebelumny.

(2) Anggota Direksi tidak berhak atas pesangon apabila diberhentikan tidak dengan hormat dan tidak atas permintaan sendiri.

(3) Ketentuan dalam ayat (1) Pasal ini berlaku juga bagi angota Direksi yang diangkat dari Pegawai Negri, atau Pegawai Perusahaan Daerah.

(4) Bagian Direksi yang diangkat dari Karyawan Perusahaan berhak menerima pesangon sebagai mana diatur dalam ayat (1) Pasal ini atau memilih menjadi karyawan kembali dengan diberi pangkat sama dengan pangkat pegawai yang tertinggi di Perusahaan yang bersangkutan.

Bagian Keenam C U T I Pasal 22.

(1) Direksi memperoleh hak cuti sesuai dangan Peraturan yang berlaku bagi Pegawai Perusahaan Daerah.

(2) Pejabat yang berwenang memberti cuti adalah Bupati Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk oleh Bupati Kepala Dearah.

BAB IV

(11)

KEPEGAWAIAN Bagian Pertama Pengadaan Pegawaian

Pasal 23.

Direksi berwenang mengangkat, menaikan pangkat, menetapkan gaji berkal sedangkan untuk menerima menjatuhkan hukuman jabatan serta memberhentikan pegawai harus dengan persetujuan Bupati Kepala Daerah atas pertimbangan Badan Pengawas.

Pasal 24.

Pengadaan pegawai dilkukan hanya untuk mengisi formasi yang telah ditetapkan.

Pasal 25.

Setiap Warga Negara Indonesia yang memenuhi sarat-sarat yang ditentukan dalam perturan Daerah ini mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar dan diangkat menjadi pegawai baru dalam Perusahaan Daerah Air Minum.

Pasal 26.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar adalah : a. Warga Negara Indonesia;

b. Berusia serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan setinggi-tingginya 35 (tiga puluh lima) tahun.

c. Tdak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan Pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana lainnya.

d. Tidak pernah terlibat dalam suatu gerakan yang menentang Pancasila, Undang- undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintahan.

e. Tidak pernah diberhentikan dengan tidak hormat sebagai pegawai suatu Instansi, baik Instansi Pemerintahan maupun Instansi Swasta.

f. Tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri atau calon Pegawai Negeri.

g. Mempunya pendidikan, kecakapan atau keahlian yang diperlukan.

h. Berkelakuan baik.

(12)

i. Berbadan sehat, yang dinyatakan oleh Doktor yang ditunjukoleh perusahaan.

Pasal 27.

(1) Pengadaan pegawai Perusahaan Daerah Air Minum diumumkan seluas-luasnya oleh Direksi atau Pejabat yang ditunjuk.

(2) Dalam pengumuman sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini dicantumkan antara lain :

a. Jumbelah dan jenis lowongan.

b. Sarat-sarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar.

c. Alamat tempat lamaran diajukan.

d. Batas waktu pengajuan surat lamaran.

Pasal 28.

Setiap pelamar harus mengajukan surat lamaran yang ditulis dengan tulisan tangan sendiri kepada Perusahaan Daerah Air Minum dengan disertai :

a. Daftar Riwayat Hidup.

b. Salinan Ijasah atau Surat Tanda Tamat Belajar yang diperlukan.

c. Surat Keterangan berkelakukan baik dari Pejabat yang berwajib.

d. Surat Keterangan Kesehatan dari Dokter yang ditunjuk.

e. Surat Pernyataan Pelamar, bahwa ia tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan Keputusan Pengadilan yang sudah mempunyai ketentuan hukum yang tetap, karena melakukan suatu tindak Pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana lainnya.

f. Surat pernyataan pelamar, bahwa ia tidak pernah terlibat dalam gerakan menentang Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Bangsa.

g. Surat pernyataan pelamar, bahwa tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai suatu Instansi, baik Instansi Pemerintah maupun Swasta.

h. Surat pernyataan pelamar, bahwa ia tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri atau calon Pegawai Negeri.

i. Pas Foto menurut ukuran dan jumlah yang ditentukan.

(13)

j. Salinan Sah Keputusan atau keterangan tentang pengalaman bekerja bagi pelamar yang telah mempunyai pengalaman bekerja ;

k. Surat Keterangan lainnya yang diminta dalam pengumuman.

Pasal 29

Surat lamaran yang tidak memenuhi syarat dikembalikan kepada yang bersangkutan disertai alasan-alasan.

Pasal 30

(1) pelamar yang surat lamarannya memenuhi syarat dipanggil untuk memenui ujian;

(2) Ujian diselenggaraakan oleh suatu panitia yang dibentuk oleh Direksi ; (3) Ujian meliputi :

a. Pengetahuan Umum ; b. Pengetahaun Teknis ;

c. Kepribadian apabila dipandang perlu ;

Pasal 31

Pelamar yang diterima, diangkat oleh Direksi menjadi Pegawai dengan masa percobaan dan dipekerjakan serta digaji berdasarkan Peraturan yang berlaku.

Pasal 32

(1) Pegawai yang telah menjalankan masa percobaan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan, diangkat oleh Direksi menjadi pegawai penuh Perusahaan Daerah Air Minum dalam pangkat tertentu menurut Peraturan yang berlaku apabila memenuhi syarat-syarat :

a. Telah menunjukkan kesetiaan dan ketaatan penuh kepada Pancasila, Undang- Undang Dasar 1945 dan Pemerintah.

b. Telah menunjukkan kecakapan dalam melakukan tugas.

c. Telah menunjukkan sikap dan budi pekerti yang baik.

d. Telah memenuhi syarat-syarat kesehatan jasmani dan rohani untuk diangkat menjadi Pegawai.

(14)

(2) Syarat-syarat yang dimaksud dalam ayat (1) huruf a, b, c Pasal ini dinyatakan secara tertulis oleh atasan yang bersangkutan yang berwenang membuat penilaian pelaksanaan pekerjaan, sedang syarat yang dimaksud dalam huruf d, dinyatakan dalam surat keteangan yang dikeluarkan oleh Dokter dan ahli lainnya yang ditunjuk oleh Direksi.

Pasal 33

Pegawai yang telah menjalankan masa percobaan tetapi tidak memenuhi syarat-syarat sebagaimana diatur dalam Pasal 32 Peraturan Daerah ini diberhentikan sebagai pegawai tanpa ganti rugi apapun.

Pasal 34

Dalam rangka kepentingan pekerjaan di Perusahaan, Direksi dapat mengangkat Pegawai honorer yang jumlahnya akan diatur dalam Peraturan Direksi.

Bagian Kedua

Nama dan Susunan Kepangkatan Pasal 35

Nama dan Susunan pangkat pegawai Perusahaan dari terendah sampai dengan yang tertinggi adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini.

Pasal 36

(1) Pegawai diangkat dalam pangkat tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 Peraturan Daerah ini.

(2) Pengangkatan sebagaimana pangkat yang dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini dilakukan oleh Direksi.

(15)

Bagian Ketiga Penghasilan Pegawai

Paragraf 1 Gaji Pokok

Pasal 37

Kepada pegawai yang daingkat dalam suatu pangkat menurut Lampiran I Surat Keputusan diberikan Gaji Pokok menurut Golongan/Ruang Gaji yang telah ditentukan untuk pangkat itu.

Pasal 38

Kepada seorang yang dimaksud menjadi Pegawai Percobaan, diberikan Gaji Pokok sebesar delapan puluh perseratus dari Gaji Pokok sebagaimana diatur dalam pasal 37 Peraturan Daerah ini.

Pasal 39

Penetapan Gaji Pokok Pegawai yang diangkat pada suatu pangkat yang termasuk dalam golongan/ruang gaji baru yang lebih tinggi daripada golongan/ruang gaji menurut pangkat lama, diberikan Gaji Pokok dan masa kerja golongan dalam Golongan/Ruang Gaji baru yang segaris dengan Gaji Pokok dan masa kerja dalam pangkat lama menurut Lampiran II Peraturan Daerah ini.

Pasal 40

Penetapan Gaji Pokok pegawai yang ditetapkan dalam suatu pangkat termasuk dalam golongan/ruang gaji baru yang lebih rendah dari golongan/runag gaji menurut pangkat lama diberikan gaji pokok dan amsa kerja golongan/dalam golongan ruang gaji baru yang akan diperolehnya apabila yang bersangkutan terus menjabat pangkat baru itu.

(16)

Pasal 41

(1) Kepada Pegawai diberikan kenaikan gaji berkala apabila dipenuhi syarat-syarat : a. Menurut daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan bagi yang bersangkutan telah

menunjukkan kemampuan kerja, kejujuran kepatuhan kerja dan kemimpinan (bagi Staf dan Pimpinan Cabang dengan baik.

b. Telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan untu kenaikan gaji berkala.

(2) Apabila yang bersangkutan belum memenuhi syarat sebagaimana yang dimakusd dalam ayat (1) huruf a Pasal ini, maka kenaikan gaji berkala itu ditunda paling lama 1 (satu) tahun, dan apabila sehabis waktu penundaan tersebut yang bersangkutan belum juga memenuhi syarat-syarat maka kenaikkan berkala itu ditunda tiap-tiao kali paling lama untuk 1 (satu) tahun.

Pasal 42

Kepada pegawai yang menurut penilaian pekerjaan menunjukkan kemampuan kerja, kejujuran, kepatuhan dan prakarsa yang baik, sehingga patut dijadikan Pegawai teladan dapat diberikan kenaikan gaji istimewa dengan memajukan saat kenaikan gaji berkala selanjutnya dalam pangkat yang dijabat pada saat pemberian penghargaan itu.

Paragraf 2 Tunjangan-Tunjangan

Pasal 43

Disamping gaji pokok, juga dapat diberikan tunjangan-tunjangan sebagai berikut : a. Tunjangan istri dan anak ;

b. Tunjangan pengobatan ; c. Tunjangan sandang pangan ; d. Tunjangan jabatan ;

e. Tunjangan-tunjangan lain yang ditetapkan oleh Direksi ;

(17)

Paragraf 3 Masa Kerja

Pasal 44

(1) Masa kerja pegawai termasuk masa sebelum menjadi pegawai Perusahaan Daerah Air Minum dapat diperhitungkan dengan Surat Keputusan Direksi.

(2) Direksi dapat memberikan masa kerja tambahan bagi pegwai yang berhasil meningkatkan pendidikannya berdasarkan Peraturan Direksi.

Pasal 45

Dalam rangka pengangkatan pegawai honorer, Direksi mengatur ketentuan honornya dalam Peraturan tersendiri.

Bagian Keempat

Pengangkatan dalam Pangkat dan Kenaikan Pangkat Paragraf 1

Pengangkatan dalam Pangkat Pasal 46

Setiap pegawai diangkat dalam pangkat tertentu berdasarkan Peraturan yang berlaku.

Pasal 47

(1) Pangkat-pangkat yang dapat diberikan untuk pengangkatan pertama adalah :

a. Pegawai dasar muda golongan ruang A/1 bagi mereka yang memiliki STTB Sekolah Dasar.

b. Pegawai dasar muda tingkat I golongan ruang A/2 bagi mereka yang sekurang- kurangnya memiliki STTB Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama tiga tahun, Sekolah Kejuruan Tingkat Pertama tiga tahun.

c. Pelaksana muda golongan ruang B/1 bagi mereka yang sekurang-kurangnya memiliki STTB Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas, Sekolah Kejuruan Tingkat Atas Non Guru tiga tahun.

(18)

d. Pelaksana muda tingkat I golongan ruang B/2 bagimereka yang sekurang- kurangnya memiliki ijasah Sarjana Muda, Ijasah Akademi, Ijasah Diploma Dua Sekolah Politeknik.

e. Staf Muda golongan ruang C/1, bagi mereka yang memiliki Ijasah Sarjana, Ijasah Dokter, Ijasah Apoteker, Ijasah Pasca Sarjana, Ijasah Spesialis I.

(2) Disamping syarat-syarat pendidikan sebagaimana diatur ayat (1) Pasal ini harus pula dipenuhi syarat-syarat lain yang ditentukan dalam Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Paragraf 2 Kenaikan Pangkat

Pasal 48

Kenaikan pangkat pegawai Perusahaan Daerah Air Minum ditetapkan pada tanggal 1 April dan 1 Oktober tiap tahun.

Pasal 49

Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas pengabdian yang bersangkutan terhadap Perusahaan Daerah Air Minum.

Pasal 50

(1) Kenaikan pangkat reguler adalah kenaikan pangkat yang diberikan kepada pegawai yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan tanpa memperhatikan jabatan yang dipangkunya.

(2) Kenaikan pangkat reguler bagi pegawai Perusahaan Daerah Air Minum memiliki : a. STTB Sekolah Dasar adalah sampai dengan pangkat Pelaksana Muda golongan

ruang B/1.

b. STTB Sekolah Umum Tingkat Pertama, Sekolah Kejuruan Tingkat Pertama 3 (tiga) tahun adalah sampai dengan pangkat Pelaksana golongan runang B/3.

c. STTB Sekolah Umum Tingkat Atas, Sekolah Kejuruan Tingkat Atas Non Guru 3 (tiga) tahun, adalah sampai dengan pangkat Staf Muda Golongan ruang C/1.

(19)

d. Ijasah Sarjana Muda, Akademi atau Ijasah Diploma III (tiga) Politeknik adalah sampai dengan pangkat Staf Muda Tingkat I golongan ruang C/2.

e. Ijasah Sarjana, Ijasah Dokter, Ijasah Apoteker, adalah sampai dengan pangkat Staf Tingkat I golongan ruang C/4.

Pasal 51

Kenaikan pangkat reguler dapat diberikan setiap kali setingkat lebih tinggi apabila pegawai yang bersangkutan :

a. Telah 4 (empat) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan setiap unsur pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya bernilai baik.

b. Telah 5 (lima) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya bernilai cukup.

Pasal 52

(1) Kenaikan pangkat pilihan adalah kenaikan pangkat pilihan adalah kenaikan pangkat yang diberikan kepada pegawai yang memangku jabatan Struktural tertentu dan yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.

(2) Kenaikan pangkat pilihan diberikan dalam batas-batas jenjang pangkat yang ditentukan jabatan yang bersangkutan.

Pasal 53

Pegawai sebagaimana dimaksud dalam pasal 40 Peraturan Daerah in dapat dinaikan pangkatnya setiap kali setingkat lebih tinggi apabila :

a. Telah 4 (empat) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;

b. Telah 5 (lima) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan penilaian pelaksanaan pekerjaan rata-rata bernilai baik dengan ketentuan tidak ada unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan yang bernilai kurang.

(20)

Pasal 54

(1) Pegawai yang memangku jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 Peraturan Daerah ini tetapi pangkatnya masih dibawah pangkat terendah yang ditentukan untuk jabatan itu dapat dinaikan pangkatnya setiap kali lebih tinggi apabila :

a. Sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam Pangkat yang dimilikinya,sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun memangku jabatan yang bersangkutan dan setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan sekurang- kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.

b. Sekurang-kurangnya telah 3 (tiga) tahun dalam pangkat yang dimilikinya, sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun memangku jabatan yang bersangkutan dalam penilaian pelaksanaan pekerjaan rata-rata bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir, dengan ketentuan tidak ada unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan yang bernilai kurang.

(2) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini dapat dilakukan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali selama menjadi pegawai Perusahaan Daerah Air Minum.

Pasal 55

Kenaikan pangkat istimewa diberikan kepada pegawai yang menunjukan prestasi luar biasa.

Pasal 56

Pegawai yang menunjukan prestasi luar biasa dapat diberikan kenaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila :

a. Menunjukkan prestasi kerja luar biasa ; baik secara terus menerus selama 2 (dua) tahun terakhir, sehingga ia nyata-nyata menjadi teladam bagi lingkungannya yang dinyatakan dengan Surat Keputusan Direksi.

b. Sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat yang dimilikinya.

c. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan bernilai amat baik selama 2 (dua) tahun terakhir.

(21)

d. Masih dalam batas-batas jenjang pangkat yang ditentukan bagi jabatan yang dipangku oleh pegawai yang bersangkutan.

Pasal 57

Golongan, Susunan Kepangkatan serta Gaji pokok pegawai Perusahaan Daerah sebagaimana dimakusd dalam Pasal 35 dan 37 Peraturan Daerah ini sebagaimana terlampir dalam lampiran I dan II Peraturan Daerah ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 58

Terhadap setiap pegawai dilakukan penilaian pelaksanaan sekali setahun oleh Pejabat penilai.

Pasal 59

(1) Hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai dituangkan dalam daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan.

(2) Dalam daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan unsur-unsur yang dinilai adalah : a. Kesetiaan ;

b. Prestasi Kerja ; c. Tanggung jawab ; d. Ketaatan ;

e. Kejujuran ; f. Kerjasama ; g. Prakarsa ; h. Kepemimpinan ; (3) Yang dimaksud dengan :

a. Kesetiaan adalah kesetiaan, ketaatan dan pengabdian kepada Pancasila, Undang- Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah ;

b. Prestasi Kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya ;

(22)

c. Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang pegawai menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya ;

d. Ketaatan adalah kesanggupan seorang pegawai untuk mentaati segala peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Kedinasan yang berlaku dan mentaati perintah kedinasan ;

e. Kejujuran adalah ketulusan hati seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya;

f. Kerjasama adalah kemampuan seorang pegawai untuk bekerjasama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan ;

g. Prakarsa adalah kemampuan seorang pegawai untuk mengambil keputusan langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah atasan ;

h. Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pegawai untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.

(4) Unsur kepemimpinan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 (dua) huruf h Pasal ini hanya dinilai pegawai yang berpangkat Pelaksana Muda golongan B/1 keatas yang memangku suatu jabatan.

Pasal 60

Nilai pelaksanaan pekerjaan dengan sebutan dan angka sebagai berikut : a. Amat baik 91 – 100 ;

b. Baik 76 – 90 ;

c. Cukup 65 – 75 ; d. Sedang 51 – 60 ; e. Kurang 50 – kebawah ;

Daftar penilaian pekerjaan adalah bersifat rahasia.

(23)

Pasal 61

(1) Pejabat penilai adalah atasan langsung pegawai yang dinilai ;

(2) Pejabat penilai wajib melakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan terhadap pegawai yang berada dalam lingkungannya ;

(3) Penilaian pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini dilakukan tiap-tiap tahun.

Pasal 62

(1) Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan diberikan oleh pejabat penilai kepada pegawai yang dinilai ;

(2) Apabila pegawai yang dinilai berkeberatan atas nilai dalam daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan, maka ia dapat mengajukan keberatan disertai dengan alasan- alasannya kepada atasan Pejabat penilai melalui hirarki, jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal diterimanya daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Pasal 63

(1) Pejabat penilai menyampaikan daftar penilai pelaksanaan pekerjaan kepada atasan Pejabat penilai dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Apabila tidak ada keberatan dari yang dinilai, daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan tersebut disampaikan tanpa catatan.

b. Apabila ada keberatan dari pegawai yang dinilai, daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan catatan tentang tanggapan Pejabat penilai atas keberatan yang diajukan oleg pegawai.

(2) Atasan Pejabat penilai memeriksa dengan seksama daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan yang disampaikan kepadanya.

(3) Apabila terdapat alasan-alasan yang cukup, atasan pejabat dapat mengadakan penilaian pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini.

(4) Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan baru berlaku sesudah ada pengesahan dari atasan pejabat penilai.

(24)

Paragraf 2

Daftar Urut Kepangkatan Pasal 64

Daftar urut kepangkatan dibuat sekali setahun setiap akhir tahun.

Pasal 65

Daftar urut kepangkatan digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan objektif dalam melaksanakan pembinaan karier pegawai.

Pasal 66

Apabila ada lowongan, maka pegawai yang menduduki Daftar Urut Kepangkatan yang lebih tinggi wajib dipertimbangkan terlebih dahulu.

Pasal 67

Urutan yang digunakan untuk menetapkan nomorurutan dalam daftar urut kepangkatan secara berturut-turut adalah :

a. Pangkat;

b. Jabatan;

c. Masakerja;

d. Latihan Jabatan;

e. Pendidikan;

f. Usia;

Pasal 68.

Daftar Urut Kepangkatan adalah bersifat terbuka dan diumumkan oleh dan menurut cara yang ditentukan.

Pasal 69.

(1) Pegawai yang merasa nomor urutnya dalam daftar urut kepangkatan tidak tepat, dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada Direksi atau Pejabat yang ditunjuk.

(25)

(2) Dalam surat keberatan sebagaimana dimaksud dalm ayat (1) Pasal ini harus dimuat alasan-alasan keberatan itu.

(3) Keberatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini harus diajukan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pengumuman Daftar Urut Kepangkatan.

Bagian Keenam C U T I Pasal 70.

Pejabat yang berwenang memberikan cuti adalah Direksi atau pejabat yang ditunjuk.

Pasal 71.

Cuti terdiri dari : a. Cuti Tahunan;

b. Cuti Besar;

c. Cuti Sakit;

d. Cuti Bersalin;

e. Cuti karena alasan penting.

Pasal 72.

(1) Pegawai yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan.

(2) Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dubelas) hari kerja.

(3) Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah sehingga jangka waktu yang kurang dari 3 (tiga) hari kerja.

(4) Untuk mendapatkan cuti tahunan pegawai yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis oleh Direksi atau Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 73.

(1) Pegawai yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar yang lamanya 3 (tiga) bulan;

(26)

(2) Pegawai yang menjalani cuti besar, tidak berhak lagi atas cuti tahunannya dalm tahun yang bersangkutan;

(3) Untuk mendapatkan cuti besar, pegawai yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi atau Pejabat yang ditunjuk;

(4) Cuti besar diberikan secara tertulis oleh Direksi atau Pejabat yang ditunjuk;

Pasal 74.

Setiap pegawai yang menderita sakit berhak atas cuti sakit

Pasal 75.

(1) Pegawai yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa ia harus memberitahukan kepada atasannya;

(2) Pegawai yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa pegawai yang bersngkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi atau Pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan Surat Keterangan Dokter,

(3) Pegawai yang menderita sakit lebih dari 15 (lima belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa pegawai yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi atau Pejabat yang ditunjuk oleh Perusaahan,

(4) Cuti Sakit sebagimana diatur dalam ayat (3) Pasal ini diberikan untuk waktu paling lama 1(satu) tahun;

(5) Pegawai yang tidak sembuh dari sakitnya dalam jangka waktu sebagai mana dimaksud dalam ayat (4) pasal ini harus diuji kembali kesehatannya oleh Dokter yang ditunjuk oleh Perusahaan;

(6) Apabila berdasarkan pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) Pasal ini pegawai yang bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena Sakit dengan mendapat uang tunggu berdasarkan Peraturan yang berlaku

(27)

Pasal 76

(1) Pegawai Wanita yang mengalami gugur Kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1½ (satu setengah) bulan;

(2) Untuk mendapatkan cuti sakit sebagai mana dimaksud dalam ayat(1) Pasal ini yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi atau Pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan Surat Keterangan Dokter atau Bidan;

Pasal 77

Pegawai yang mengalami Kecelakaan dalam dan oleh karena mejalankan tugas kewajibannya sehingga ia perlu mendapat perawatan berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh dari Penyakitnya.

Pasal 78

Selama menjalankan cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 sampai dengan Pasal 77 Peraturan Daerah ini pegawai yang bersangkutan menerima penghasilan penuh.

Pasal 79

Cuti sakit sebagai mana dimaksud dalamPasal 74 sampai dengan Pasal 77 kecuali yang dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1) diberikan secara tertulis oleh Direksi atau Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 80

(1) Untuk persalinan anak yang pertama, kedua dan ketiga pegawai wanita berhak atas cuti persalinan.

(2) Waktu persalinan anak yang keempat dan seterusnya pegawai wanita diberikan cuti di luar tanggungan Perusaahan;

(3) Lamanya cuti bersalin tersebut dalam ayat (1) dan (2) adalah 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah persalinan.

(28)

Pasal 81

(1) Untuk mendapatkan cuti bersalin pegawai wanita yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi atau Pejabat yang ditunjuk ;

(2) Cuti bersalin diberikan secara tertulisoleh Direksi atau Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 82

Salama menjalankan cuti bersalin pegawai wanita yang bersangkutan menerima penghasilan penuh.

Pasal 83

Yang dimaksud dengan cuti karena alasan penting adalah cuti karena :

a. Ibu, Bapak, Istri,/Suami, Anak, Adik, Kakak, Mertua atau Menantu sakit atau karena meninggal dunia.

b. Melangsungkan perkawinan yang pertama.

c. Alasan penting lainnya yang ditetapkan kemudian oleh Direksi.

Pasal 84 (1) Pegawai berhak cuti karena alasan penting;

(2) Ditentukan oleh Direksi atau Pejabat yang ditunjuk memberikan cuti untuk paling lama 2 (dua) bulan.

Pasal 85

(1) Untuk mendapatkan cuti karena alasan penting pegawai yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis dengan menyebutkan alasan-alasannya kepada Direksi atau Pejabat yang ditunjuk ;

(2) Cuti karena alasan penitng diberikan secara tertulis oleh Direksi atau Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 86

Selama menjalankan cuti karena alasan penting pegawai yang bersangkutan menerima penghasilan penuh.

(29)

Bagian Ketujuh Disiplin Pegawai

Paragraf 1

Kewajiban dan Larangan Pasal 87

Setipa pegawai wajib :

a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah ;

b. Mengutamakan kepentingan Negara, Pemerintah dan Perusahaan diatas kepentingan golongan atau diri sendiri.

c. Menjunjung tinggi kehormatan atau martabat Perusahaan.

d. Menyimpan rahasia Perusahaan atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya.

e. Melakukan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab.

f. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan Perusahaan.

g. Memelihara dan meningkatkan keutuhan kerjasama Perusahaan.

h. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik.

i. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Perusahaan sebaik-baiknya.

j. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat menurut bidangnya masing-masing.

k. Bertindak dan bersikap tegas, adil dan bijaksana terhadap bawahannya.

l. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugasnya.

m. Menjadi dan memberi conoth serta teladan yang baik terhadap bawahannya.

n. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerja.

Pasal 88 Setiap Pegawai dilarang :

a. Menyalahgunakan wewenang yang diperoleh karena pekerjaan atau jabatannya ; b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang langsung atau tidak langsung merugikan

kepentingan Perusahaan atau Negara ;

(30)

c. Menyalahgunakan barang-barang, uang dan atau surat-surat berharga milik Pemerintah ;

d. Memiliki, menjual, membeli, menyewakan atau meminjam barang-barang berharga milik Perusahaan secara tidak sah ;

e. Melakukan kejahatan bersama atasan, teman sejawat, bawahan atau orang lain didalam maupun diluar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Perusahaan ;

f. Menerima hadiah atau janji sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun juga yang diketahui atau patut dapat diduga bahwa pemberian itu bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan pegawai yang bersangkutan ;

g. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya ;

h. Melakukan perbuatan yang tercela yang dapat mencemarkan nama baik Perusahaan atau Negara ;

i. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan ;

j. Bertindak selaku perantara bagi sesuatu Pengusaha atau golongan untuk mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari Perusahaan ;

k. Memiliki saham/modal dalam Perusahaan ;

l. Melakukan tugasnya untuk kepentingan peribadi, golongan atau pihak lain.

Paragraf 2 Hukuman Disiplin

Pasal 89

Setiap ucapan, tulisan atau perbuatan pegawai yang melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 87 dan Pasal 88 Peraturan Daerah ini adalah pelanggaran disiplin.

Pasal 90

Dengan tidak mengurangi ketentuan Peraturan perundang-undangan Pidana, pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin, dijatuhkan hukuman disiplin oleh Direksi.

(1) Tingkat Hukuman Disiplin terdiri dari : a. Hukuman Disiplin ringan ;

(31)

b. Hukuman Disiplin sedang ; c. Hukuman Disiplin berat ; (2) Jenis Hukuman Disiplin Ringan :

a. Tegoran Lisan ; b. Tegoran Tertulis ; dan

c. Pernyataan tidak puas secara tertulis.

(3) Jenis Hukuman Disiplin Sedang terdiri dari :

a. Penundaan kenaikan gaji Berkala, untuk paling lama 1 (satu) tahun ;

b. Penurunan gaji sebesar 1 (satu) kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun ;

c. Penundaan Kenaikan pangkat.

(4) Jenis Hukuman Disiplin Berat terdiri dari :

a. Penurunan Pangkat pada pangkatnya yang setingkat lebih rendah untuk paling lama 1 (satu) tahun ;

b. Pembebasan dari jabatan ;

c. Memberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai pegawai ; d. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai.

Bagian Kedelapan Pemberhentian Sementara

Pasal 91

(1) Untuk kepentingan Pengadilan seorag Pegawai yang diduga telah melakukan sesuatu kejahatan/pelanggaran Jabatan dan berhubungan dengan itu oleh pihak yang berwajib dikenakan tahanan sementara, mulai saat penahanannya harus dikenakan pemberhentian sementara ;

(2) Ketentuan menurut ayat (1) pasal ini dapat diberlakukan terhadap seorang pegawai yang oleh pihak berwajib dikenakan tahanan sementara, karena didakwa telah melakukan suatu pelanggaran Hukuman Pidana yang tidak menyangkut jabatannya, dalam hal pelanggaran yang dilakukan itu berakibat hilangnya penghargaan, dan kepercayaan atas diri pegawai yang bersangkutan atas hilangnya martabat serta wibawa Pegawai itu.

(32)

Pasal 92

Seorang Pegawai harus diberhentikan jika ia terbukti melakukan penyelewengan terhadap idiologi dan Haluan Negara atau ia terbukti dengan sadar dan atau sengaja melakukan sesuatu yang merugikan kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara.

Pasal 93

(1) Kepada seorang Pegawai dikenakan pemberhentian sementara menurut pasal 91 ayat (1) Peraturan Daerah ini :

a. Jika belum terdapat petunjuk-petunjuk yang jelas tentang dilakukannya pelanggaran yang didakwakan atas dirinya mulai bulan berikutnya ia diberhentikan sementara, diberikan gaji tujuh puluh lima perseratus dari gaji pokok yang diterima terakhir.

b. Jika terdapat petunjuk-petunjuk yang meyakinkan bahwa ia telah melakukan pelanggaran yang didakwakan atas dirinya mulai bulan berikutnya, ia diberhentikan sementara diberikan gaji sebesar limapuluh perseratus dari gaji poko yang diterimanya terakhir.

(2) Kepada seorang pegawai yang dikenakan pemberhentian sementara menurut pasal 91 ayat (2) PeraturanDaerah ini, mulai bulan berikutnya ia diberhentikan, diberikan gaji sementara tujuh puluh lima perseratus dari gaji poko yang diterima terakhir.

Pasal 94.

Untuk menghindarkan kerudian bagi keuangan perusahaan, maka perkara yang menyebabkan seorang pegawai dikenakan pemberhentian sementara harus dip[eriksa dalam waktu yang sesingkat-singkatnya agar dapat diambil keputusan yang tepat terhadap pegawai yang bersangkutan.

Pasal 95.

(1) Jika sesudah pemeriksaan oleh pihak yang berwajib seorang pegawai yang dikenakan pemberhentian sementara tidak bersalah, maka pagawai itu harus segera diangkat dan dipekerjakan kembali pada jabatan semula.

(2) Jika sesudah pemeriksaan dimaksud pegawai yang bersangkutan tenyata bersalah :

(33)

a. Terhadap pegawai yang dikenakan pemberhentian sementara menutut padal 91 ayat (2) Peraturan Daerah ini harus diambil tindakan pemberhentian, sedangkan bagian gaji berikut tunjangan yang telah dibayarkan kepadanya tidak dipungut kembali.

b. Terhadap pegawai yang dikenakan pemberhentian sementara menurut pasal 91 ayat (2) Peraturan Daerah ini bila perlu diambil tindakan sesuai dengan pertimbangan/Keputusan Hakim yang mengambil keputusan dalam perkara yang menyangkut diri pegawai yang bersangkutan dalam hal ini, maka mengenai gaji serta penghasilan-penghasilan lebih diperlukan ketentuan seperti diatur dalam ayat (1) dan ayat (2) a pasal ini.

Pasal 96.

Pemberhentian seorang pegawai berdasarkan Peraturan Daerah ini ditetapkan mulai akhir bulan keputusan pengadilan atas perkaranya mendapat kekuatan dalam hukum yang tetap.

Bagian Kesembilan Pemberhentian

Pasal 97.

Pemberhentian pegawai adalah pemberhentian yang mengakibatkan yang bersangkutan kehilangan statusnya sebagai pegawai Perusahaan Daerah Air Minum.

Pasal 98 Pemberhentian Pegawai terdiri dari :

a. Pemberhentian atas permintaan sendiri ;

b. Pemberhentian karena menacapi batas pensiun ;

c. Pemberhentian karena adanya penyederhanaan organisasi ;

d. Pemberhentian karena melakukan pelanggaran dan tindak pidana ; e. Pemberhentian karena tidak cakap jasmani dan rohani ;

f. Pemberhentian karena meninggalkan tugas ;

g. Pemberhentian karena meninggal dunia atau hilang ; h. Pemberhentian karena hal-hal lain.

(34)

Pasal 99

(1) Pegawai yang meminta berhenti, diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai ; (2) Permintaan berhenti sebagaimana dimakusd dalam ayat (1) Pasal ini dapat ditunda

untuk paling lama 1 (satu) tahun, apabila ada kepentingan Perusahaan yang mendesak.

Pasal 100

(1) Pegawai yang telah mencapai batas usia pensiun diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai ;

(2) Batas usia pensiun sebagaimana dimakusd dalam ayat (1) Pasal in adalah 56 (lima puluh enam) tahun ;

(3) Batas usia pensiun bagi pegawai yang memangku jabatan Direksi adalah 60 (enam puluh) tahun.

Pasal 101

(1) Apabila ada penyederhanaan organisasi Perusahaan Air Minum yang mengakibatkan kelebihan pegawai, maka pegawai yang kelebihan disalurkan ke Perusahaan lainnya ; (2) Apabila penyaluran sebagaimana dimakusd dalam ayat (1) Pasal ini tidak mungkin

dilaksanakan maka pegawai yang kelebihan diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai.

Pasal 102

(1) Pegawai dapat diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai karena :

a. Melanggar sumpah/janji pegawai, atau Peraturan disiplin Pegawai Perusahaan Daerah Air Minum ;

b. Dihukum penjara berdasarkan putusan Pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena dengan sengaja melakukan suatu tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana setinggi-tingginya 4 (empat) tahun atau diancam pidan yang lebih berat.

(2) Pegawai diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai apabila dipidan penjara atau kurungan berdasarkan Keputusan Penggadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena :

(35)

a. Melakukan tindak pidana kejahatan, jabatan atau tindak pidana yang ada hubungannya dengan jabatan ;

b. Melakukan suatu tindak pidana kejahatan sebagaimana dimakusd dalam Pasal 161 Kitab Undang Undang Hukum Pidana.

(3) Pegawai diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai, apabila ternyata melakukan usaha atau kegiatan yang bertujuan mengubah Pancasila dan atau Undang- Undang Dasar 1945 atau terlibat dalam Gerakan atau melakukan kegiatan yang menentang Negara dan atau Pemerintah.

Pasal 103

Pegawai diberhentikan dengan hormat dengan mendapat hak-hak kepegawaian berdasarkan Peraturan yang berlaku apabila berdasarkan Surat Dokter yang ditunjuk oleh Perusahaan dinyatakan :

a. Tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan karena kesehatannya.

b. Menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi dirinya sendiri, da atau lingkungan kerjanya.

c. Telah berakhirnya cuti sakit, belum mampu bekerja kembali.

Pasal 104

(1) Pegawai yang meninggalkan tugasnya secara tidak syah dalam waktu 1 (satu) bulan terus menerus dihentikan pembayaran gajinya mulai bulan kedua ;

(2) Pegawai sebagaimana dimakusd dalam ayat (1) Pasal in yang dalam waktu kurang tiga bulan melaporkan diri kepada Direksi, dapat :

a. Ditugaskan kembali apabila ketidakhadirannya itu karena ada alasan-alasan yang dapat diterima atau ;

b. Diberhentikan dengan hormat bagi pegawai apabila ketidak hadirannya itu dilakukan karena kelalaian pegawai yang bersangkutan dan menurut pendapat Direksi akan mengganggu suasana kerja, jika ditugaskan kembali.

(3) Pegawai sebagaimana dimakusd dalam ayat (1) Pasal ini, yang dalam waktu 3 (tiga) bulan terus menerus meninggalkan tugasnya secara tidak sayah, diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai.

(36)

Pasal 105

Pegawai yang meninggal dunia dengan sendirinya dianggap diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai.

Pasal 106

(1) Pegawai yang hilang dianggap telah meninggal dunia pada akhir bulan ke 12 (dua belas) sejak dinyatakan hilang ;

(2) Pernyataan hilang sebagaimana dalam ayat (1) Pasal ini dibuat oleh Pejabat yang berwenang berdasarkan surat keterangan atau Berita Acara dari pejabat yang berwajib;

(3) Pegaeai sebagaimana dimakusd dalam ayat (1) Pasal ini yang kemudian ditemukan kembali dan masih hidup, diangkat kembali sebagai pegawai dan gajinya dibayar penuh terhitung sejak dianggap meninggal dunia dengan memperhitungkan hak-hak kepegawaian yang telah diterima oleh keluarganya.

Pasal 107

Kepada pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai diberikan hak-hak kepegawaian berdasarkan Peraturan yang berlaku.

Pasal 108

(1) Terhadap pegawai sebagaimana diatur dalam Pasal 101, Pasal 103 huruf b dan c Peraturan Daerah ini :

a. Diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai dengan hak pensiun, apabila telah mencapai usia sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun ;

b. Diberhentikan dengan hormat dari jabatan pegawai negeri dengan mendapat uang tunggu apabila belum memenuhi syarat-syarat usia dan masa kerja sebagai mana dimaksud dalam hurup a.

(2) Pegawai sebagai mana dimaksud dalam pasal 103 hurup a Peraturan Daerah ini, diberhetikan dengan hormat sbagai pegawai dengan hak pensiun :

(37)

a. Tanpa terikat pada masa kerja pensiun apabila dokter yang ditunjuk Perusahaan dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan karena kesehatan yang disebabkan oleh dan karena ia menjalankan kewajiban jabatan;

b. Jika telah memiliki masa kerja pensiun sekurang-kurangnya 4 (4) tahun apabila dokter ia oleh dokter yang ditunjuk oleh Perusahan dinyatan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan,karena kesehatannya yang bukan disebabkan oleh dan karena ia menjalankan kewajiban jabatan.

Pasal 109.

Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai karena mencapai batas usia pensiun,berhak atas pensiun apabila memiliki masa kerja pensiun seekurang-kurangnya 10 ( sepuluh ) tahun.

Bagian Kesepuluh

Pensiun Pegawai dan Janda/Duta Pegawai Pasal 110.

Pensiun pegawai dan pesiun janda/duta menurut keputusan ini diberikan sebagai jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai selama bertahun-tahun bekerja dalam Perusahaan Daerah Air Minum.

Pasal 111

Dasar pensiun yang dipakai untuk menentukan besarnya pensiun, ialah gaji pokok ( termasuk ) gaji pokok tambahan dan atau gaji pokok( tambahan peralihan ) terakhir sebulan yang berhak diterima sebagai pegawai yang berkepentingan berdasarkan Peraturan Gaji yang berlaku baginya.

Pasal 112

(1) Masa kerja yang dihitung untuk menetapkan hak dan besarnya pensiun untuk selanjutnya disebut masa kereja untuk pensiun ialah waktu bekerja diperusahaan daerah air minum;

(2) Waktu menjalankan kewajiban Negara dalm kedudukan lain dari pada sebagai pegawai Perusahaan, dihitung penuh apa bila yang bersangkutan pada saay

(38)

pemberhentiannya sebagai pegawai perusahaantelah bekerja sebagai pegawai sekurang-kurangnya selama 5 (5) tahun.

(3) Waktu bekerja dalam kedudukan lain dari pada yang lain sebagai mana diatur dalam ayat (1) dan (2) Pasal ini, dalam hal-hal tertentu dapat dihitung untuk sebagaian atau penuh dalam masa kerja untuk pensiun. Ketentuan-ketentuan mengenai hal ini diatur dalam Peraturan Perusahaan.

(4) Dalam perhitungan masa kerja, maka pecahan bulan dibulatkan keatas menjadi sebulan penuh.

Pasal 113.

Pemberhentian pensiun pegawai, pensiun janda/duda dan bagian pensiun janda ditetpkan oleh Direksi atau pejabat yang ditunjuk.

Pasal 114.

Diatas pensiun pegawai, pensiun janda/duda atau bagian pensiun janda diberikan tunjangan keluarga, tunjanag kemahalan dan tunjangan-tunjangan umum dari bantuan umum lainnya menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi pegawai perusahaan.

Pasal 115.

(1) Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai perusahaan berhak menerima pensiun pegawai perusahaan, jikalau ia pada saat pemberhetiannya sebagai pegawai perusahaan :

a. Telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun dan mempunyai masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) tahun;

b. Oleh doktor yang ditunjuk oleh perusahaan berdasarkan Peraturan tentang pengujian kesehatan pegawai perusahaan, dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga karena keadaan jasmani dan rohani yang disebabkan ia menjalankan tugas kewajiban jabatan.

c. Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun dan oleh dokter yang ditunjuk oleh Perusahaan berdasarkan Peraturan tentang pengujian kesehatan pegawai Perusahaan, dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan

(39)

apapun juga, karena keadaan jasmani dan rohani yang tidak disebabkan ia menjalankan kewajiban jabatannya.

(2) Pegawai perusahaan yang diberhentikan atau dibebaskan dari pekerjaan karena penghapusan jabatan, perubahan dalam susunan pegawai penertiban aparatur Perusahaan atau karena alasan-alasan dinas lainnya dan kemudian tidak dipekerjakan kembali sebagai pegawai Perusahaan, berhak menerima pensiun pegawai Perusahaan itu telah berusia sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun dan memiliki masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun.

(3) Pegawai perusahaan yang telah menjalankan sesuatu tugas Perusahaan tidak dipekerjakan kembali sebagai pegawai Perusahaan, berhak menerima pensiun apa bila ia diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai Perusahaan dan pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai Perusahaan yang telah mencapi usia sekurang- kurangnya 50 (lima puluh) tahun yang memiliki masa kerja untuk pensiun sekurang- kurangnya 10 (sepuluh) tahun.

(4) Apabila pegawai yang dimaksud pada ayat (2) dan (3) Psal ini pada saat ia diberhentikan sebagai pegawai Perusahaan telah memilik masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahu akan tetapi pada saat itu belum mencapai usia 50 (lima puluh) tahun maka pemberhentian pensiun kepadanya ditetapkan pada saat ia mencapai usia 50 (lima puluh) tahun.

Pasal 116.

Usia pegawai Perusahaan untuk menetapkan hak atas pensiun ditentukan dasar tanggal dan kelahiran pada pengangkatan pertama sebaagai Pegawai Perusahaan menurut bukti-bukti yang syah, maka tanggal kelahiran atas umur Pegawai ditetapkan berdasarkan keterangan dari Pegawai yang bersangkutan pada pengangkatan yang pertama itu, dengan ketentuan bahwa tanggal kelahiran atau umur termaksud kemudian tidak dapat diubah lagi untuk keperluan penentuan hak atas pensiun pegawai.

Pasal 117

(1) Karena pensiun pegawai sebulan adalah dua setengah perseratus dari dasar pensiun untuk tiap-tiap tahun masa kerja, dengan ketentuan bahwa :

(40)

a. Pensiun pegawai sebulan adalah sebanyak-banyaknya tujuh puluh lima perseratus sekurang-kurangnya empat puluh perseratus dari dasar pensiun;

b. Pensiun pegawai sebulan dalam hal termaksud dalam pasal 115 ayat (1) hurup b Peraturan Daerah ini adalah sebesar tujuh puluh lima perseratus dari penghasilan bruto sebulan;

c. Pensiun pegawai sebulan tidak boleh kurang dari gaji pokok terendah menurut Peratuan Daerah air Minum tentang gaji dan pang kat yang berlaku bagi Pegawai Perusahaan.

(2) Pensiun Pegawai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hurup b Pasal ini dipertinggi dengan suatu jumlah tertentu dalam hal Pegawai Perusahaan yang bersangkutan dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan-jabatan apapun juga karena cacad jasmani yang terjadi didalam dan atau oleh karena ingin menjalankan Kewajiban Jabatannya;

(3) Ketentuan-ketentuan tentang pemberhentian tambahan atas pensiun Pegawai ini diatur oleh Peraturan tersendiri.

Pasal 118

Untuk memperoleh pensiun Pegawai menurut Peraturan Daerah ini Pegawai yang bersangkutan mengajukan surat permintaan pada Direksi atau Pejabat yang ditunjuk :

a. Salinan syah dari Surat Keputusan tentang pemberhentian ia sebagai Pegawai Perysahaan;

b. Daftar riwayat pekerjaan yang disusun dan atau disyahkan oleh Pejabat Perusahaan yang berwenang untuk memberhentikan Pegawai yang bersangkutan ; c. Daftar Susunan Keluarga yang disyahkan oleh yang berwajib yang memuat

Nama, Tanggal Kelahiran dan Alamat (Istri, Suami dan Anak-anaknya) ;

d. Surat Keterangan dari Pegawai yang berkepentingan yang dinyatakan bahwa semua surat-surat baik yang asli maupun turunan atau kutipan dan barang-barang milik Perusahaan yang ada padanya, telah diserahkan kembali kepada Pihak yang berwajib.

(41)

Pasal 119

(1) Pensiun Pegawai yang berhak diterima diberikan mulai bulan berikutnya Pegawai yang bersangkutan diberhentikan sebagai Pegawai Perusahaan ;

(2) Dalam hal sebagaimana diatur dalam Pasal 115 ayat (4) Peraturan Daerah ini Pensiun Pegawai diberikan mulai bulan berikutnya bekas Pegawai yang bersangkutan mencapai usia 50 (lima puluh) tahun.

Pasal 120

Hak pensiun Pegawai berakhir pada masa penghabisan bulan penerima Pegawai yang bersangkutan meninggal dunia.

Pasal 121

(1) Pembayaran pensiun Pegawai dihentikan dan Surat Keputusan tentang pemberian pensiun Pegawai dibatalkan apabila penerima pensiun diangkat kembali menjadi Pegawai atau diangkat kembali dalam suatu jabatan Perusahaan dengan hak untuk kemudian setelah diberhentikan lagi, memperoleh pensiun menurut Peraturan ini ; (2) Jika Pegawai Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini kemudian

diberhentikan dari kedudukan terkahir maka kepadanya diberikan lagi pensiun Pegawai sebagaimana diatur dalam ayat (1) Pasal ini atau pensiun berdasarkan Peraturan Pensiun yang berlaku dalam kedudukan terakhir itu, yang ditetapkan mengingat jumlah masa kerja dan gaji lama atau baru apabila perhitungan ini lebih menguntungkan.

Pasal 122

(1) Apabila Pegawai Perusahaan atau penerima pensiun pegawai meninggal dunia maka istri atau suami untuk pegawai Perusahaan yang sebelumnya telah terdaftar berhak menerima pensiun janda atau duda ;

(2) Apabila Pegawai Perusahaan atau penerima pensiun pegawai yang beristri ata bersuami meninggal dunia, sedangkan tidak ada istri atau suami yang terdaftar sebagaimana yang berhak menerima pensiun janda atau duda maka menyimpang dari

(42)

ketentuan ayat (1) Pasal ini penisun janda atu duda diberikan kepada istri atau suami yang ada pada waktu ia meninggal dunia ;

(3) Dalam hal Pegawai Perusahaan atau penerima pensiun pegawai pria termaksud diatas beristri lebih dari seorang maka pensiun janda diberikan kepada istri yang ada pada waktu itu paling lama dan tidak putus-putus dinikahinya.

Pasal 123

(1) Besarnya pensiun janda/duda sebulan adalah 36 perseraus dari dasar pensiun, dengan ketentuan apabila terdapat lebih dari seorang istri yang berhak menerima pensiun janda/duda maka besarnya pensiun janda/duda maka besarnya pensiun janda/duda masing-masing istri adalah 36 perseratus dibagi rata antara istri-istri itu ;

(2) Jumlah 36 perseratus dari dasar pensiun sebagaimana diatur dalam ayat (1) Pasal ini tidak boleh kurang dari 75 perseratus dari gaji pokok terendah untuk Peraturan Perusahaan tentang gaji dan pangkat pegawai Perusahaan yang berlaku bagi almarhum suami atau istri ;

(3) Apabila pegawai Perusahaan tewas maka besarnya pensiun janda/duda adalah 72 perseratus dari dasar pensiun, dengan ketentuan bahwa apanila terdapat lebih dari seorang istri yang berhak menerima pensiun janda/istri maka besarnya pensiun janda untuk masing-masing istri adalah 72 perseratus dibagi rata-rata antara istri-istri itu ; (4) Jumlah 72 perseratus dari dasar sebagaimana diatur dalam ayat (1) Pasal ini tidak

boleh kurang dari gaji pokok terendah, menurut Peraturan Perusahaan tentang gaji dan pangkat pegawai Perusahaan yang berlaku bagi almarhum/istri.

Pasal 124

(1) Apabila Pegawai Perusahaan Daerah Air Minum atau menerima pensiun meninggal dunia sedangkan ia tidak mempunyai istri/suami lagi yang berhak untuk menerima pensiun janda/duda atau bagian pensiun janda/duda atau bagian janda termasuk Pasal 123 Peraturan Daerah in maka :

a. Pensiun janda/duda diberikan pada anak-anaknya, apabila hanya terdapat satu golongan anak yang sayah seibu ;

(43)

b. Satu bagian pensiun janda/duda diberikan kepada masing-masing golongan anak yang syah seibu ;

c. Pensiun janda/duda diberikan kepada anak (anak-anaknya).

(2) Apabila pegawai pria atau penerima pensiun pria meninggal dunia, sedangkan ia mempunyai istri (istri-istri) yang berhak menerima pensiun janda/bagian pensiun janda disamping anak (anak-anak) dari istri (istri-istri) yang telah meninggal dunia atau telah cerai, maka pensiun diberikan kepada masing-masing istri dan golongan anak (anak-anak) seayah, seibu termaksud.

(3) Kepada anak (anak-anak) yang ibu dan ayahnya berkedudukan sebagai Pegawai Negeri dan kedua-duanya meninggal dunia, diberikan suatu penisun janda/duda atas dasar yang lebih menguntungkan.

(4) Anak (anak-anaknya) yang berhak menerima penisun janda atau bagian pensiun janda/duda sebagaimana diatur dalam ayat (1) dan ayat (2) Pasal in ialah anak (anak- anak) yang waktu Pegawai atau penerima pensiun Pegawai meninggal dunia :

a. belum mencapai usia 25 (dua puluh lima) tahun.

b. Tidak mempunyai penghasilan sendiri ; c. Belum menikah atau belum pernah menikah.

Pasal 125

(1) Pendapatan istri (istri-istri/suami/anak) yang berhak menerima pensiun janda/duda sebagaimana dimakusd dalam Pasal 115 dan Pasal 116 Peraturan Daerah ini harus dilakukan oleh Pegawai atau penerima pensiun pegawai yang bersangkutan ;

(2) Pendaftaran lebih dari seorang istri sebagai yang berhak menerima penisun harus dilakukan dengan sepengetahuan tiap-tiap istri yang didaftarkan ;

(3) Jikalau hubungan perkawinan dengan istri./suami yang telah terdaftar terputus maka terhitung mulai perceraian berlaku syah itri/suami itu dihapuskan dari daftar istri /suami yang berhak menerima penisun janda/duda ;

(4) Anak yang didaftarkan sebagai anak yang berhak menerima pensiun janda / duda atau bagian pensiun janda sebagaimana diatur dalam Pasal 124 Peraturan Daerah ini ialah : a. Anak-anak Pegawai atau penerima penisun pegawai dari perkawinannya dengan

istri/suami yang didaftarkan sebagai yang berhak menerima pensiun janda/duda ;

(44)

b. Anak-anak Pegawai wanita atau penerima pensiun pegawai wanita.

(5) Yang dianggap dilahirkan dari perkawinan syah ialah kecuali anak-anak yang dilahirkan selama perkawina itu juga selambat-lambatnya 300 (tiga ratus) hari sesudah perkawinan itu terputus ;

(6) Pendaftaran istri (istri-istri), anak (anak-anak) sebagai yang berhak menerima pensiun janda harus dilakukan dalam waktu 1 (satu) tahun sesudah perkawinan/kelahiran atau sesudah saat terjadinya kemungkinan lain untuk melakukan pendaftaran itu ;

Pendftaran istri/suami/anak yang sudah lampau waktu tidak diterima lagi.

Pasal 126

(1) Apabila Pegawai tewas dan tidak meninggalkan istri/suaimi ataupun anak maka 20 perseratus dari pensiun janda/duda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 122 ayat (3) Peraturan Daerah ini diberikan pada orang tuanya ;

(2) Jika kedua orang tua telah bercerai, maka kepada mereka masing-masing diberikan separoh dari jumlah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini.

Pasal 127

Untuk memperoleh penisun janda/duda atau bagian pensiun janda/duda menurut Peraturan Daerah ini janda (janda-janda/duda) yang bersangkutan mengajukan permohonan kepada Direksi dengan disertai :

a. Surat keterangan pengabdian atau salinannya disyahkan oleh yang berwajib ; b. Salinan surat nikah yang disyahkan oleh yang berwajib ;

c. Daftar susunan keluarga yang disyahkan oleh yang berwajib yang memuat nama, tanggal kelahiran dan alamat mereka yang berkepentingan ;

d. Surat Keputusan yang menetapkan pangkat dan gaji terakhir pegawi yang meninggal dunia.

Pasal 128

(1) Pemberian pensiun janda/duda atau bagian pensiun janda kepada anak (anak- anak) sebagaimana dimakusd dalam Pasal 124 Peraturan Daerah ini dilakukan

(45)

atau permintaan anak atau atas nama anak (anak-anak) yang berhak menerimanya;

(2) Permintaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini harus disertai :

a. Surat keterangan kematian atau salinannya yang disyahkan oleh yang berwajib ;

b. Salinan surat kelahiran anak (anak-naka) atau daftar susunan keluarga pegawai yang bersangkutan yang disyahkan oleh yang berwajib dan memuat nama, alamat serta tanggal lahir mereka yang berkepentingan.

c. Surat keterangan dari yang berwajib yang menerangkan bahwa anak (anak- anak) tidak pernah kawin dan tidak mempunyai penghasilan sendiri ;

d. Surat Keputusan yang menetapkan pangkat dan gaji pokok terakhir pegawai atau penerima pensiun pegawai yang meninggal dunia.

Pasal 129

(1) Kepala Unit dimana pegawai Perusahaan yang meninggal dunia terakhir bekerja, berkewajiban untuk membantu agar pengiriman surat-surat permintaan yang disertai lampirannya sebagaimana diatur dalam Pasal 127 dan Pasal 128 ayat (2) Peraturan Daerah ini dilaksanakan secepat mungkin ;

(2) Istri atau suami dan anak (anak-anak) dari penerima pensiun pegawai, atau penerima janda/duda yang meninggal dunia dapat mengajukan surat permintaan yang disertai lampirannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 127 dan Pasal 128 ayat (2) Peraturan Daerah ini, ditujukan langsung kepada Direksi dengan melampirkan salinan surat keputusan tentang pemberian pensiun pegawai atau pensiun janda/duda kepada penerima pensiun yang bersangkutan.

Pasal 130

Pensiun janda/duda atau bagian pensiun janda/duda menurut Peraturan Daerah ini, diberikan mulai bulan berikutnya dimana pegawai perusahaan atau penerima pensiun yang bersangkutan meninggal dunia atau sejak diterima oleh yang bersangkutan 300 (tiga ratus) hari setelah pegawai atau penerima pensiun meninggal dunia, pensiun janda atau duda atau

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mempermudah gambaran dampak suatu proyek pada lingkungan, dapat dambil Untuk mempermudah gambaran dampak suatu proyek pada lingkungan, dapat dambil keadaan

below detection limit  (b.d) untuk seluruh area sehingga dapat disimpulkan bahwa kandungan Cd untuk air permukaan masih dalam kondisi baik, sedangkan pada sedimen sungai

* Cairan sendi biasanya bertambah akibat OA yang kambuh, tetapi juga bisa didapatkan pada kerusakan sendi yang kronis.. * Biasanya sendi terasa nyeri

Dyandra International (DYAN): Perseroan meraih pendapatan neto sebesar Rp594,57 miliar hingga periode September 2016 naik dibandingkan pendapatan neto periode sama tahun

LCD merupakan perangkat output yang sering digunakan dalam dunia elektronik. Teknologi terkini untuk keperluan output sebagian besar sudah menggunakan LCD. Baik

Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan pada tanggal 8 Januari 2016 satu pasangan suami istri di Kelurahan Sapihia mengatakan bahwa sering terjadinya kesalah

Program Magister Akuntansi Universitas Kristen Maranatha Tabel 5.18 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Sistem Kompensasi…… 95 Tabel 5.19 Perbandingan Persepsi Responden

Dari 25 Data dalam iklan provider telepon seluler pada surat kabar Kompas yang diteliti, ditemukan 33 gaya bahasa yang terbagi ke dalam sembilan jenis gaya bahasa yaitu