• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan organisasi tidak terlepas dari unsur-unsur yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan organisasi tidak terlepas dari unsur-unsur yang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Penyelenggara setiap organisasi dalam melakukan kegiatan keIjasama untuk mencapai tujuan organisasi tidak terlepas dari unsur-unsur yang mendukungnya, yang dukungan tersebut memiliki arti bahwa kegiatan organisasi tidak akan terealisasikan dengan baik dan membawa hasil yang memuaskan tanpa adanya unsur-unsur pendukung, yaitu : manusia, model, tempat, dan lain-lain.

Faktor manusia adalah sebagai un sur yang terpenting dan faktor penentu dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan organisasi. Manusia merupakan unsur yang mempunyai aspek dan dinamika yang paling strategis dalam aktivitasnya. agar sumber daya manusia tersebut dapat mewujudkan tujuan organisasi.

Pemerintah daerah menurut UU No. 32 Tahun 2004 adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas- luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.

Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cimahi yang merupakan bagian dari perangkat daerah sebagai ujung tombak dalam keberhasilan atau suksesnya implementasi kebijakan daerah. Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil bertugas untuk merumuskan,

(2)

melaksanakan kebijakan teknis operasional dibidang penempatan dan pelatihan tenaga kerja, pengawasan dan perlindungan tenaga kerja, kependudukan dan catatan sipil serta melaksanakan ketatausahaan dinas, yang tertera dalam misi Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil Kota cimahi adalah harapan agar kinerja dinas ada peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas dalam pelayanan masyarakat. Sehingga, diperoleh efektivitas kerja pegawai yang optimal yang pada akhirnya tujuan dari organisasi tersebut tercapai.

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil yang dibantu oleh bagian tata usaha, bidang penempatan dan pelatihan tenaga kerja, bidang pengawasan dan perlindungan tenaga kerja, bidang kependudukan, bidang catatan sipil serta jajaranya, yang memiliki tugasnya masing- masing sepeti contoh dalam pengevaluasian dan pelaporan kegiatan bidang ketatausahaan. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang berlandaskan pada visi dan misi Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cimahi.

Pembagian kerja pada dasamya mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya dan juga memungkinkan setiap orang dapat mempelajari dan melatih keterampilan yang ia miliki sehingga akan menjadi ahli dan perpengalaman dalam bidangnya masing- masing, beban tugas yang merata serta selalu memperhatikan adanya dasar pembagian kerja sehingga pekerjaan atau tugas yang diselesaikan oleh pegawai tersebut efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan.

(3)

Efektivitas kerja menitik beratkan keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan tepat waktu, sehingga tidak terjadi penghamburan waktu, biaya, dan tenaga. Dengan efektivitas kerja, pegawai dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya sesuai dengan tepat waktu serta ketelitian dalam melaksankan pekerjaan.

Berdasarkan hasil penelitian pada Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cimahi guna meningkatkan efektivitas kerja pegawai pada dinas tersebut diperoleh bahwa efektivitas kerja pegawainya masih rendah. Hal ini terlihat dari indikator-indikator sebagai berikut :

1. Tidak bisa memanfaatkan waktu sehingga terlihat tidak efektif dan efesien, hal ini terlihat dari: pegawai Bidang Tata Usaha dalam menyelenggarakan pengevaluasian dan pelaporan kegiatan bidang ketatausahaan yang seharusnya selesai 1 minggu kenyataannya baru selesai 2 minggu.

2. Ketelitian yang masih rendah mengakibatkan tidak tepatnya dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, hal ini terlihat dari: Bidang Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kerja kurang teliti dalam memeriksa persyaratan administratif bagi para calon tenaga kerja seperti : biodata peserta, kartu kuning, KTP, KK (kartu keluarga), SK yang dinyatakan belum bekerja dari RT,RW, Kelurahan dan kecamatan sehingga menyebabkan perolehan data yang tidak akurat.

(4)

Berdasarkan indikator diatas, masalah yang terdeteksi diatas Peneliti duga disebabkan salah satunya oleh pembagian kerja belum dijalankan sesuai dengan variabel-variabel pembagian kerja, yaitu sebagai berikut:

1. Beban Tugas yang tidak merata, contoh : sub bagian program dan pelaporan dalam membuat program dan membuat laporan kegiatan bidang ketatausahaan hanya dikerjakan oleh 2 orang pegawai seharunya 5 orang pegawai pada sub bagian tata usaha sehingga dalam penyelesaian pekerjaan mengalami keterlambatan.

2. Kurang memperhatikan dasar-dasar pembagian kerja berdasarkan jumlah, contoh: Kepala Dinas Tenaga ketja, Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cimahi kurang memperhitungkan antara jumlah pekerjaan dengan jumlah pegawai pada Bidang Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kerja, jumlah pekerjaan 4-12 macam sedangkan pegawai pada bidang penempatan dan pelatihan hanya 2 orang. Sehingga banyak terjadi overleaping (tumpang tindih) dalam melaksanakan pekerjaan

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, yang dituangkan dalam bentuk usulan penelitian dengan judul : ”HUBUNGAN PEMBAGIAN KERJA DENGAN EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA DINAS TENAGA KERJA, KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA CIMAHI”.

(5)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian terssebut diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana Hubungan Pembagian Kerja Dengan Efektivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Cimahi.

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam Hubungan Pembagian Kerja Dengan Efektivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Cimahi.

3. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh Kepala Dinas dalam mengatasi hambatan-hambatan Hubungan Pembagian Kerja Dengan Efektivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Cimahi.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Menemukan data dan informasi mengenai sejauh mana Hubungan Pembagian Kerja Dengan Efektivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Cimahi.

b. Mengembangkan data dan informasi mengenai Hubungan Pembagian Kerja Dengan Efektivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Cimahi.

c. Menerapkan data dan informasi mengenai usaha-usaha yang dilakukan untuk menaggulangi hambatan-hambatan dalam Hubungan Pembagian

(6)

Kerja Dengan Efektivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Cimahi.

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara teoritis, dapat menambah dan memperluas wawasan pada peneliti dan dapat menerapkan teori-teori yang telah diperoleh selama peneliti kuliah di Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Pasundan Bandung.

b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bahan masukan untuk pertimbangan dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Cimahi.

D. Kerangka Pemikiran

Membahas dan memecahkan permasalahan yang ada, diperlukan adanya landasan teoritis, adil, teori-teori sebagai acuan dalam menyusun kerangka pemikiran dan rancangan teori.

Pembagian kerja merupakan salah satu asas dari organisasi yang ikut menentukan tercapainya efektivitas kerja pegawai dalam melaksanakan kegiatan organisasi, tetap memerlukan adanya pembagian kerja yang jelas dan terarah. Karena dengan adanya pembagian kerja, memudahkan pegawai yaitu unit kerja dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada setiap pegawai atau unit kerja. Sedangkan yang dimaksud dengan pengertian pegawai dalam hal ini adalah pegawai pada Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cimahi.

(7)

Soetarto dalam bukunya Dasar-Dasar Organisasi (1993-104), berpendapat bahwa seorang pemimpin hams melakukan pembagian kerja dalam menggerakkan organisasinya, sebagai berikut :

Pembagian kerja adalah perincian serta pengelompokkan aktivitas-aktivitas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh satuan organisasi. Atau, pembagian kerja adalah perincian serta pengelompokkan tugas-tugas yang semacam atau erat hubugannya satu sama lai untuk dilakukan oleh seorang pejabat tertentu.

Pengertian pembagian kerja itu sendiri dikemukakan oleh Malayu S. P. Hasibuan dalam bukunya Manajemen Dasar Pengertian atau Masalah (1994: 128), sebagai berikut :

Principle of departementation atau principle of division of work (asas pembagian kerja) yaitu pengelompokkan togas-tugas atau kegiatan yang sama kedalam satu unit kerja atau unit departemen.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa pembagian kerja pada dasarnya merupakan perincian dan pengelompokkan tugas yang sejenis yang hams dilakukan dalam satu unit kerja ataupun oleh seorang pejabat, sehingga setiap pegawai tahu apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya.

Selanjutnya Soetarto dalam bukunya Dasar-Dasar Organisasi (1993:105-132), mengemukakan prinsip-prinsip dalam pembagian kerja, sebagai berikut :

1. Tiap-tiap satuan organisasi hendaknya memiliki perincian aktivitas yang jelas dalam daftar perincian aktivitas

2. Tiap-tiap pejatiat atau pegawai harus memiliki perincian tugas yang jelas dalam suatu daftar perincian tugas

3. Jumlah tugas yang sebaiknya dibebankan kepada seorang pegawai atau pejabat sebaiknya berkisar antara 4-12 macam

(8)

4. Variasi tugas bagi para pegawai hendaknya diusahakan erat hubungannya satu sama lain

5. Beban tugas yang merata

6. Penempatan pegawai hendaknya yang tepat

7. Penambahan atau pengurangan pegawai hendakya berdasarkan volume kerja

8. Menghindari timbulnya pengkotakan pejabat 9. Memperhatikan penggolongan tugas

10. Memperhatikan dasar pembagian kerja

11. Melakukan penilaian terhadap pembagian kerja 12. Melakukan penghitungan kerja

Peneliti akan kemukakan juga pengertian efektivitas kerja dari Sondang P. Siagian (1997 : 151) dalam bukunya yang berjudul "Organisasi Kepemimpinan dan Periaku Administrasi", yaitu sebagai berikut :

"Efektivitas kerja adalah penyelesaiaan pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan, artinya apakah pelaksanaan sesuatu tugas dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada bilamana tugas itu diselesaikan, dan tidak terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakannya dan herapa biaya yang dikeluarkan untuk itu".

Adapun menurut Manahan. P. Tampubolon, dalam bukunya Perilaku Keorganisasian (2003-75), mengemukakan bahwa : Efektivitas kerja berarti pencapaian sasaran yang telah disepakati secara bersama, serta tingkat pencapaian oraganisasi itu menunjukan tingkat efektivitas.

Selanjutnya ukuran-ukuran efektivitas kerja untuk menentukan keberhasilan suatu organisasi menurut Sondang P. Siagian (1997 : 153) dalam bukunya yang berjudul "Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi", adalah sebagai berikut :

1. Ukuran Waktu, 2. Ukuran Ketelitian. 3. Ukuran Nilai, 4. Ukuran Harga

(9)

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, maka peneliti mengemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Hipotesis Penelitian :

Ada Hubungan Pembagian Kerja dengan Efektivitas Kerja Pegawai pada Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cimahi.

2. Hipotesis Statistik :

Ho ps = 0, artinya ada perbedaan hubungan antara Pembagian Kerja

(X) dengan Efektivitas Kerja Pegawai (Y)

H1 ps ≠ 0, artinya tidak ada perbedaan hubungan Pembagian Kerja

(X) dengan Efektivitas Kerja Pegawai (Y)

Berikut ini peneliti uraikan paradigma penelitian pada gambar 1 : X Y

GAMBAR 1

PARADIGMA PENELITIAN Keterangan Gambar :

X : Variabel Pembagian kerja Y : Variabel Efektivitas kerja 3. Definisi Operasional Variabel :

Berdasarkan hipotesis di atas, maka untuk mempermudah dalam pembahasan selanjutnya peneliti mengajukan definisi operasional variabel sebagai berikut :

(10)

a. Pembagian Kerja adalah rincian aktivitas serta pengelompokan aktivitas tentang Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cimahi berdasarkan pedoman pembagian kerja.

b. Efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan yang dilakukan para pegawai Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cimahi dengan tepat dan hasil pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan.

c. Hubungan adalah keadaan yang menunjukan adanya hubungan signifikan (bermakna) anatara budaya organisasi dengan efektivitas kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cimahi.

F. Lokasi dan Lamanya Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan pada Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cimahi yang beralamat Jl. Cihanjuang Blok Jati tlp : (022) 6631883 – Cimahi 40513

2. Lamanya Penelitian

Penelitian dilakukan selama 7 hari terhitung dari tanggal 3-10 Juli 2008, sebagaimana terlihat pada jadwal penelitian yang disajikan pada Gambar 2

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa perusahaan yang menerapkan strategi kepemimpinan biaya memiliki kemungkinan yang lebih tinggi dalam melakukan praktik manajemen laba dan

Aplikasi pembelajaran bahasa isyarat ini mengguna metode BISINDO dengan standar yang sudah ada sesuai dengan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) oleh GERKATIN DKI Jakarta

Tabel 4.16 Tanggapan responden mengenai Suhu udara di dalam ruangan Warung Nasi Ampera Cabang Padasuka memadai.... 57 Tabel 4.17 Tanggapan responden mengenai Kualitas udara di

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI DI KECAMATAN LUBUK PAKAM TAHUN 2016..

Jadi, Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (betina)

[r]

Aplikasi pembersih file sampah ini mampu memeriksa setiap file yang terdapat pada tiap folder/subfolder dari suatu drive dan dapat membedakan dengan tepat file-file mana saja

Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah menyusun Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, untuk dijadikan salah