• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEMINAR NASIONAL LPPM UNSOED PROSIDING PENGEMBANGAN SUMBER DAYA PEDESAAN DAN KEARIFAN LOKAL BERKELANJUTAN V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEMINAR NASIONAL LPPM UNSOED PROSIDING PENGEMBANGAN SUMBER DAYA PEDESAAN DAN KEARIFAN LOKAL BERKELANJUTAN V"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING

SEMINAR

NASIONAL

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA

PEDESAAN DAN KEARIFAN LOKAL

BERKELANJUTAN V

Gedung Graha Widyatama

Universitas Jenderal Soedirman, 19-20 November 2015

LPPM

UNSOED

LEMBAGA PENELITIAN & PENGABDIAN MASYARAKAT

(2)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal

Berkelanjutan v

PURWOKERTO 19-20 NOVEMBER 2015

Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Universitas Jenderal Soedirman

(3)

ii

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

TIM Prosiding Editor Eksternal

Prof. Dr. Irwan Abdullah (Universitas Gadjah Mada). Dr. Solatun Dulah Sayuti (Universitas Bina Nusantara).

Ir. Soegeng Herijanto, M.P. (Universitas Wijaya Kusuma Purwokerto). Dwi Prasetyani, S.E., M.Si. (Universitas Negeri Sebelas Maret). Dr. Arief Anshory Yusuf (Universitas Padjajaran Bandung). Drs. Arywahyono, M.Si,APU. (LIPI Jakarta)

PENYELARAS TIAP BIDANG

Bidang 1. Biodiversitas Tropis dan Bioprospeksi 1. Dr. Nurtjahjo Dwi S, PgDip.AgrSc,MApp.Sc. 2. Dr.rer.nat. W. Lestari, M.Sc.

3. Hanif Nasiatul Baroroh, S.Farm., Apt., M.Sc. 4. Dr. Agus Nuryanto, S.Si. M.Si

Bidang 2. Pengelolaan Wilayah Kelautan, Pesisir dan Pedalaman 1. Dr. Agung Dhamar Syakti, DEA

2. Dr. Endang Hilmi, S.Hut., M.Si 3. Anandita Ekasanti, S.Pt., M.Si. 4. Maria Dyah Nur Meinita, S.Pi., M.Sc. Bidang 3. Pangan, Gizi dan Kesehatan

1. Prof. Dr. Rifda Naufalin, S.P., M.Si 2. Dr.sc.agr. Condro Wibowo

3. Friska Citra Agustia, M.Sc.

4. Agnes Fitria Widiyanto, SKM., M.Sc. 5. Dr. Rumpoko Wicaksono, S.P., M.P.

(4)

iii Bidang 4. Energi Baru dan Terbarukan

1. Dr. Mukhtar Effendi, S.Si., M.Eng 2. Dr. Suroso, S.T., M.Eng

3. Supriyanto, S.Si., M.Si. 4. Ropiudin, S.TP., M.Si.

Bidang 5. Kewirausahaan, Koperasi dan UMKM 1. Dr. Sudarto, M.M.

2. Dr. M. Sulthan, S.IP., M.Si.

3. Dr. Ir. Kusmantoro Edy Sularso, M.S. 4. Ir. Taufik Budi Pramono, Msi

5. Akhmad Rizqul Karim, S.P., M.Sc.

Bidang 6. Rekayasa Sosial dan Pengembangan Pedesaan 1. Dr. Wahyuningrat, M.Si.

2. Dr.rer,nat. Yusuf Subagyo, M.P. 3. Dr. Slamet Rosyadi, S.Sos., M.Si 4. Rahab, SE, M.Sc

5. Dr. Agus Raharjo, SH, M.Hum

6. Prof. Dr. Muhammad Fauzan, S.H., M.Hum. Bidang 7. Bidang Penunjang (Ilmu Murni)

1. Dr. Ing. R. Wahyu Widanarto, S.Si., M.Si 2. Ari Asnani, S.Si., M.Sc., Ph.D.

3. Dr. Idha Sihwaningrum, M.Sc.St

4. Wahyu Tri Cahyanto, S.Si., M.Si., Ph.D

(5)

Prosiding Seminar Nasional

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015

Purwokerto

199

ANALISIS VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP KEDALAMAN GERUSAN DI BAHU JALAN

Oleh

Sanidhya Nika Purnomo, Wahyu Widiyanto, Purwanto Bekti Santosa, Eva Wahyu Indriyati, Nurohman, Taftazani Tri Kusuma Yuni Aji

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Soedirman sanidhyanika_purnomo@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan. Pada penelitian ini dianalisis 3 buah variabel yang diperkirakan memiliki pengaruh besar pada kedalaman gerusan di bahu jalan. Variabel-variabel tersebut adalah kemiringan melintang jalan, kemiringan memanjang jalan, dan diameter lolos saringan 50% (D50). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kemiringan

melintang jalan memiliki pengaruh terbesar kepada kedalaman gerusan di bahu jalan, disusul dengan kemiringan memanjang jalan, dan D50.

ABSTRACT

The aim of this study is to analyze variables affecting the scouring depth of shoulder road. There are 3 variables analyzed in this research that expected having influence on the scouring depth. Those are cross slope, longitudinal slope, and sieve diameter 50% (D50).

Result of this study shows that cross slope is the most influent variables among them, followed by longitudinal slope, and D50.

PENDAHULUAN

Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Akses ekonomi, pangan, dan kesehatan akan terhambat jika prasarana jalan di sebuah daerah kurang baik. Salah satu visi pemerintah adalah membangun Indonesia dari pinggiran dalam kerangka NKRI dengan cara mengalokasikan dana yang lebih besar untuk memperkuat pembangunan daerah dan desa, dimana prioritas yang terkait dengan pembangunan perdesaan adalah pembangunan dan pemeliharaan jalan desa antar permukiman ke wilayah pertanian dan prasarana kesehatan desa

(http://apbnnews.com/kawal-apbn/rincian-dana-desa-apbnp-2015/, 2015). Kerusakan

(6)

Prosiding Seminar Nasional

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015

Purwokerto

200

tepi jalan akibat adanya gerusan lokal di bahu jalan. Gerusan lokal di bahu jalan mengakibatkan hilangnya dukungan bahu jalan terhadap perkerasan jalan, sehingga jika pada bagian jalan tersebut menerima beban kendaraan yang cukup berat, maka akan mengakibatkan perkerasan jalan di bagian tersebut retak dan rusak.

Beberapa peneliti dan lembaga telah mempublikasikan mengenai gerusan lokal dan penanganan terhadap gerusan di bahu jalan. Tafarojnoruz et.al (2010) mempublikasikan mengenai kondisi-kondisi yang dibutuhkan untuk mendapatkan kedalaman gerusan lokal maksimum pada pilar yang berbentuk lingkaran. Tafarojnoruz et.al (2010) menyatakan bahwa gradasi sedimen, intensitas aliran, diameter sedimen, kedalaman muka air, dan viskositas zat cair akan mempengaruhi kedalaman maksimum gerusan lokal di pilar yang berbentuk lingkaran. Melville (2008), juga telah menuliskan mengenai kondisi fisik gerusan lokal pada pilar jembatan. Singh (2012) mempublikasikan mengenai gerusan lokal pada sekitar pilar yang berbentuk lingkaran di saluran terbuka, dimana angka Froude berhubungan dengan kedalaman gerusan. Beberapa publikasi dan aturan juga telah dibuat untuk mengatasi gerusan di bahu jalan. NSW Office of Environment & Heritage (2012) menuliskan cara pemeliharaan erosi dan sedimentasi jalan yang tidak diperkeras. Department of Infrastructure, Energy, and Resources Tasmania (2010), memberikan petunjuk mengenai pemeliharaan perkerasan dan bahu jalan. Di Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum (2011) juga telah memberikan tata cara pemeliharaan dan penilikan jalan.

Meskipun beberapa peneliti dan lembaga telah mempublikasikan penelitian mengenai gerusan lokal dan penanganan gerusan di bahu jalan, namun belum ada penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap gerusan di bahu jalan. Publikasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai faktor dominan yang berpengaruh terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan.

METODE PENELITIAN

a. Variabel gerusan di bahu jalan

Sanidhya (2014) menyatakan bahwa gerusan di bahu jalan memiliki beberapa fungsi yang berpengaruh terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan. Variabel-variabel yang nantinya akan mempengaruhi gerusan lokal di bahu jalan merupakan fungsi dari beberapa

(7)

Prosiding Seminar Nasional

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015

Purwokerto

201 parameter, dan dapat dituliskan dalam Persamaan 1.

ys s, d50 o, g ) (1)

Dengan I = intensitas hujan, t = durasi hujan, = rapat massa air, s = rapat massa

sedimen/tanah, U = kecepatan aliran rata-rata, yo=

kedalaman run-off, dan d50 = diameter butiran sedimen. Kemiringan memanjang dan

melintang menentukan kuantitas kecepatan (U) seperti terdapat dalam rumus Manning atau Chezy yang umum dipakai pada saluran terbuka. Oleh karena itu pada studi ini, kedua jenis kemiringan tersebut dijadikan variabel yang akan dianalisis. Secara skematis, parameter-parameter dari gerusan lokal di bahu jalan dapat digambarkan dengan sketsa, seperti tampak pada Gambar 1.

I s & d50 t U yo  &  Badan jalan Bahu jalan Saluran drainase Hujan ys Sumber: Sanidhya, 2014

Gambar 1. Ilustrasi parameter yang berpengaruh terhadap gerusan di bahu jalan b. Waktu dan Lokasi Penelitian

Pengambilan data lapangan penelitian dilakukan pada bulan Mei s.d. Juni tahun 2015, di sepanjang jalan nasional lintas Purwokerto hingga Pejagan, Brebes. Pejagan merupakan titik akhir pengambilan data karena pada lokasi ini jalan raya bersambung dengan jalan tol Kanci-Pejagan. Pengambilan data hanya dilakukan di jalan beraspal yang memiliki bahu jalan berupa tanah (tidak diperkeras). Selanjutnya, data primer yang diambil di lapangan diuji di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Jenderal Soedirman pada bulan Juli 2015. Titik-titik lokasi pengambilan data lapangan ditampilkan pada Gambar 2.

(8)

Prosiding Seminar Nasional

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015

Purwokerto

202 Gambar 2. Titik lokasi pengambilan data lapangan

c. Peralatan yang Digunakan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah peralatan yang digunakan untuk pengambilan data di lapangan, dan peralatan yang digunakan untuk pengujian di laboratorium. Peralatan pengambilan data lapangan berupa cetok yang digunakan untuk mengambil sampel tanah bahu jalan raya; selang water pass yang digunakan untuk mengukur kemiringan memanjang dan melintang jalan; GPS untuk mengetahui koordinat lokasi pengambilan sampel; meteran dan mistar ukur, untuk mengukur panjang, lebar, dan kedalaman gerusan; serta container box yang digunakan untuk membawa sampel tanah dari bahu jalan raya. Sedangkan peralatan yang digunakan untuk pengujian di laboratorium adalah oven yang digunakan untuk mengeringkan benda uji tanah; cawan yang digunakan untuk meletakkan benda uji; timbangan yang digunakan untuk menimbang benda uji; ayakan yang digunakan untuk mengetahui gradasi butiran tanah; serta hidrometer yang digunakan untuk mengetahui gradasi butiran tanah halus.

d. Teknik Analisis Data

Penelitian mengenai variabel yang berpengaruh pada kedalaman gerusan di bahu jalan merupakan penelitian dengan pengambilan data primer yang kemudian diuji di laboratorium. Data-data yang diambil di lapangan dan hasil pengujian laboratorium, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier multivariat. Pada penelitian ini, dilakukan analisis regresi linier multivariat dengan 2 variabel dan 3 variabel. Hasil analisis regresi linier multivariat tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut untuk

(9)

Prosiding Seminar Nasional

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015

Purwokerto

203

melihat variabel yang paling berpengaruh terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis data yang dilakukan untuk mengetahui variabel yang berpengaruh pada kedalaman gerusan di bahu jalan adalah dengan menggunakan Persamaan 1. Data hasil pengambilan data primer di lapangan dan pengujian data di laboratorium selanjutnya dianalisis dengan menggunakan pendekatan regresi linier berganda (multivariat). Penggunaan analisis regresi multivariat ini digunakan karena menurut Persamaan 1, terdapat beberapa variabel yang berpengaruh terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan, sehingga perlu diteliti mengenai variabel yang paling berpengaruh terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan.

a. Analisis Regresi Linier Multivariat

Menurut Johnson dan Wichern (2007) dalam Sumaya (2014), model regresi multivariat adalah model regresi linier dengan lebih dari satu variabel respon (Y) yang saling berkorelasi dengan satu atau lebih variabel prediktor (X). Menurut Sawyer (2010) dalam Sumaya (2014), apabila terdapat variabel respon berjumlah q yaitu Y1, Y2, …, Yq dan

variabel prediktor berjumlah p yaitu X1, X2, …, Xp, maka model regresi multivariat q respon

sebagai berikut:

Y1 01 11X1 21X2 p1Xp 1

Y2 02 12X1 22X2 p2Xp 2

...

Yq 0q 1qX1 2qX2 pqXp q

Sehingga menurut Mardianto (2013), model regresi multivariat yang terdiri atas q model linear, secara simultan dapat ditunjukkan secara matriks dalam Persamaan 2.

Y(nxq) (p+1) xq Xn x (p+1) (n x q) (2)

dimana E (q)) = 0 dan cov (q) (q) qqI

b. Data Lapangan dan Hasil Uji Laboratorium

Data primer adalah data yang diambil langsung dari lapangan. Pada penelitian variabel yang berpengaruh pada kedalaman gerusan di bahu jalan, pengambilan data primer meliputi data kedalaman, lebar, dan panjang gerusan di bahu jalan, kemiringan memanjang dan melintang jalan, serta tanah yang berasal dari bahu jalan. Data yang telah diambil di lapangan, selanjutnya diuji di laboratorium untuk mengetahui berat jenis tanah serta gradasi butiran yang diambil di lapangan. Data-data primer yang telah diambil di lapangan

(10)

Prosiding Seminar Nasional

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015

Purwokerto

204

dan telah diuji di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Jenderal Soedirman ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Data lapangan dan hasil uji laboratorium Lokasi No Kedalaman Gerusan (cm) Lebar Gerusan (cm) D50 (mm) Kedalaman Gerusan (mm) Lebar Gerusan (mm) Kemiringan Melintang Jalan Kemiringan Memanjang Jalan D50 (mm) 1 21 52 0.3 210 520 1.21% 6.90% 0.3 2 5 23 0.26 50 230 0.54% 2.43% 0.26 3 9 50 0.23 90 500 1.29% 0.11% 0.23 4 19 72 0.38 190 720 1.53% 2.65% 0.38 5 14 46 0.39 140 460 0.30% 0.71% 0.39 6 15 50 0.27 150 500 0.17% 0.31% 0.27 7 17 73 0.24 170 730 0.60% 5.44% 0.24 8 20 40 0.78 200 400 1.61% 2.45% 0.78 9 13 51 0.27 130 510 0.08% 5.87% 0.27 10 13 40 0.37 130 400 1.38% 3.40% 0.37 11 13 60 0.27 130 600 1.39% 5.40% 0.27 12 13 25 0.23 130 250 1.82% 5.69% 0.23 13 23 50 0.27 230 500 2.00% 2.93% 0.27 14 26 68 0.65 260 680 0.30% 3.68% 0.65 15 15 50 0.48 150 500 0.15% 5.10% 0.48 16 6 50 0.3 60 500 2.09% 4.87% 0.3 17 13 25 0.29 130 250 1.25% 3.68% 0.29 18 16 40 0.45 160 400 2.97% 0.67% 0.45 19 14 53 0.3 140 530 0.46% 0.07% 0.3 20 7 60 0.31 70 600 0.62% 0.81% 0.31 21 9 50 0.32 90 500 1.85% 0.95% 0.32 22 8 40 0.22 80 400 0.17% 0.17% 0.22 23 14 50 0.28 140 500 0.22% 1.08% 0.28 24 27 35 0.21 270 350 3.57% 0.95% 0.21 25 5 70 0.25 50 700 2.17% 1.78% 0.25 26 27 35 0.38 270 350 0.14% 5.92% 0.38 P u rwo ke rto - Bum iayu Bu m iayu - P ejagan

(Taftazani, 2015, dam Nurohman, 2015)

c. Hasil Analisis Regresi Linier Multivariat dengan 2 variabel

Berdasarkan pengambilan data lapangan dan data uji di laboratorium, terdapat 3 variabel yang dapat dikaitkan dengan kedalaman gerusan di bahu jalan. Ketiga variabel yang berpengaruh terhadap gerusan di bahu jalan adalah kemiringan melintang jalan, kemiringan memanjang jalan, dan diameter butiran lolos 50 persen (D50). Analisis regresi

linier multivariat dengan 2 variabel dilakukan dengan membuat analisis untuk setiap 2 variabel, kemudian ditinjau output regresi yang dihasilkan.

Analisis regresi linier multivariat untuk pengaruh kemiringan melintang jalan dan

D50 terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan

Koefisien regresi hasil analisis regresi linier multivariat untuk pengaruh kemiringan melintang jalan dan D50 terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan ditampilkan

(11)

Prosiding Seminar Nasional

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015

Purwokerto

205

Tabel 2. Koefisien regresi pengaruh kemiringan melintang jalan dan D50 terhadap

kedalaman gerusan di bahu jalan

Coefficient

s Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95%

Intercept 0,00 #N/A #N/A #N/A #N/A #N/A

Kemiringan melintang jalan

2.042,0

5 1.227,13 1,66 0,11 -490,62 4.574,71

D50 346,66 50,36 6,88 0,00 242,73 450,60

Berdasarkan Tabel 2, tampak bahwa persamaan yang dihasilkan dari pengaruh kemiringan melintang jalan (Sl) dan D50 akan menghasilkan Persamaan 3.

(3)

Berdasarkan Persamaan 3, tampak bahwa jika dilihat dari pengaruh kemiringan melintang jalan dan D50, maka kedalaman gerusan lebih dipengaruhi kemiringan melintang

jalan, yang ditunjukkan dengan besarnya koefisien kemiringan melintang jalan yaitu sebesar 2042,05 dan koefisien untuk D50 adalah sebesar 346,66. Persamaan 3 memiliki R

majemuk (multiple R) sebesar 0,92, koefisien determinasi (square R / R2) sebesar 0,85, dan

adjusted R square sebesar 0,8, dan standard error sebesar 64,85. Jumlah data yang

digunakan sebanyak 26 buah.

Menurut Chaniago (2008) Multiple R (R majemuk) adalah suatu ukuran untuk mengukur tingkat (keeratan) hubungan linear antara variabel terikat dengan seluruh variabel bebas secara bersama-sama. Pada variabel yang lebih dari 1, nilai R yang lebih besar menunjukkan hubungan yang lebih kuat. Sedangkan R Square (R2), yang sering disebut dengan koefisien determinasi, adalah mengukur kebaikan suai (goodness of fit) dari persamaan regresi, yaitu memberikan proporsi atau persentase variasi total dalam variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas. Nilai R2 terletak antara 0 s.d. 1, dan kecocokan model dikatakan lebih baik jika R2 semakin mendekati 1. Adjusted R Square adalah suatu sifat penting R2, dimana nilainya merupakan fungsi yang tidak pernah menurun dari banyaknya variabel bebas yang ada dalam model. Oleh karena itu, untuk membandingkan dua R2 dari dua model, harus diperhitungkan banyaknya variabel bebas yang ada dalam model, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan “adjusted R square”.

(12)

Prosiding Seminar Nasional

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015

Purwokerto

206

Analisis regresi linier multivariat untuk pengaruh kemiringan memanjang jalan dan

D50 terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan

Koefisien regresi hasil analisis regresi linier multivariat untuk pengaruh kemiringan memanjang (Sp) dan D50 terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan tampak pada

Tabel 3.

Tabel 3. Koefisien regresi pengaruh kemiringan memanjang jalan dan D50 terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95%

Intercept 0 #N/A #N/A #N/A #N/A #N/A

Kemiringan

memanjang

jalan 1.116,73 526,32 2,12 0,04 30,45 2.203,00

D50 322,24 52,40 6,15 0,00 214,10 430,38

Dari Tabel 3, tampak bahwa pada kedalaman gerusan di bahu jalan, kemiringan memanjang jalan memiliki pengaruh yang lebih besar daripada D50, hal ini

ditunjukkan dari koefisien untuk kemiringan memanjang jalan adalah sebesar 1.116,73 sedangkan koefisien untuk D50 adalah sebesar 322,24. Persamaan yang

dibentuk untuk kedalaman gerusan di bahu jalan akibat pengaruh kemiringan memanjang jalan dan D50 ditunjukkan pada Persamaan 4.

(4)

Persamaan 4 memiliki nilai R majemuk (multiple R) sebesar 0,93, koefisien determinasi (square R / R2) sebesar 0,86, dan adjusted R square sebesar 0,81, dan standard

error sebesar 62,85 dari 26 data.

Analisis regresi linier multivariat untuk pengaruh kemiringan melintang jalan dan kemiringan memanjang jalan terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan

Berdasarkan Persamaan 3 dan Persamaan 4, tampak bahwa kemiringan melintang jalan dan kemiringan memanjang jalan memiliki pengaruh yang lebih dominan kepada kedalaman gerusan di bahu jalan, jika dibandingkan dengan D50. Untuk itu perlu ditelaah lebih lanjut

antara kemiringan melintang jalan dan kemiringan memanjang jalan terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan. Hasil regresi linier multivariat kemiringan melintang jalan dan kemiringan memanjang jalan terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan ditunjukkan pada Tabel 4.

(13)

Prosiding Seminar Nasional

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015

Purwokerto

207

Tabel 4. Koefisien regresi pengaruh kemiringan melintang jalan dan kemiringan memanjang jalan terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95%

Intercept 0 #N/A #N/A #N/A #N/A #N/A

Kemiringan Melintang Jalan 4.567,48 1.361,00 3,36 0,00 1.758,51 7.376,45

Kemiringan Memanjang Jalan 2.468,14 561,04 4,40 0,00 1.310,21 3.626,07

Berdasarkan Tabel 4 tampak bahwa kemiringan melintang jalan lebih dominan dibandingkan dengan kemiringan memanjang jalan. Hal tersebut tampak dari koefisien regresi untuk kemiringan melintang jalan adalah sebesar 4.567,48, sedangkan koefisien regresi untuk kemiringan memanjang jalan adalah sebesar 2.468,12. Untuk itu persamaan pengaruh kemiringan melintang jalan dan kemiringan memanjang jalan terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan ditunjukkan pada Persamaan 5. Untuk persamaan 5, dari 26 data diperoleh multiple R = 0,87, R square = 0,75, adjusted R square = 0,70, dan standard error = 83,22.

(5)

d. Hasil Analisis Regresi Linier Multivariat dengan 3 variabel

Melihat Persamaan 3 hingga Persamaan 5, tampak bahwa kedalaman gerusan di bahu jalan sangat dipengaruhi oleh kemiringan melintang jalan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan analisis regresi linier multivariat yang lebih kompleks lagi, yaitu dengan membuat variabel bebas sebanyak 3 variabel yang berpengaruh kepada variabel kedalaman gerusan di bahu jalan. Hasil analisis regresi linier multivariat untuk 3 variabel kemiringan melintang jalan, kemiringan memanjang jalan, dan D50 tampak pada Tabel 5.

Tabel 5. Koefisien regresi pengaruh kemiringan melintang jalan, kemiringan memanjang jalan, dan D50 terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan

Coefficients Standard Error t Stat P-value

Lower 95

% Upper 95%

Intercept 0 #N/A #N/A #N/A #N/A #N/A

Kemiringan Melintang Jalan 1.817,56 1.160,07 1,57 0,13 -582,22 4.217,34

Kemiringan Memanjang Jalan 1.039,87 513,41 2,03 0,05 -22,19 2.101,94

(14)

Prosiding Seminar Nasional

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015

Purwokerto

208

Berdasarkan Tabel 5, pengaruh kemiringan melintang jalan memang sangat berpengaruh terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan, disusul dengan kemiringan memanjang jalan dan D50. Hal tersebut tampak dari koefisien regresi untuk kemiringan

melintang jalan adalah sebesar 1.817,56, sedangkan koefisien regresi untuk kemiringan memanjang jalan adalah sebesar 1.039,87. Untuk itu persamaan kedalaman gerusan di bahu jalan akibat pengaruh kemiringan melintang jalan, kemiringan memanjang jalan, dan

D50 ditunjukkan pada Persamaan 6.

(6)

Statistik regresi dari persamaan 6 menghasilkan multiple R = 0,93, R square = 0,87, adjusted R square = 0,82, standard error = 61,03, dengan jumlah obeservasi 26. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis regresi linier multivariat dengan mempertimbangkan 3 buah variabel, yaitu kemiringan melintang jalan, kemiringan memanjang jalan, dan D50, maka

variabel yang paling berpengaruh terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan adalah kemiringan melintang jalan.

Sedangkan jika dilihat dari nilai R majemuk (multiple R), koefisien determinasi (square R / R2), dan adjusted R square, terlihat bahwa Persamaan 6 memiliki statistik regresi yang lebih besar daripada persamaan yang lain. Untuk nilai standard error tampak bahwa Persamaan 6 memiliki nilai standar error yang lebih kecil dari Persamaan yang lain. Untuk itu, Persamaan 6 memiliki dinilai memiliki persamaan regresi yang lebih tepat dibandingkan persamaan yang lain.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian analisis variabel yang berpengaruh terhadap kedalaman gerusan di bahu jalan ini terselenggara berkat dana riset pemula, yang telah diselenggarakan oleh Universitas Jenderal Soedirman. Untuk itu diucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah menjembatani tim peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini. Tak lupa juga ucapan terima kasih diberikan kepada Laboratorium Teknik Sipil Universitas Jenderal Soedirman, yang telah mengakomodasi pengujian sampel penelitian ini.

(15)

Prosiding Seminar Nasional

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan V” 19-20 November 2015

Purwokerto

209 DAFTAR PUSTAKA

Chaniago, Junaidi, 2008, Memahami Output Regresi dari Excel,

https://junaidichaniago.wordpress.com/2008/07/03/memahami-output-regresi-dari-excel/. Diakses pada 28 Oktober 2015

Department of Infrastructure, Energy, and Resources Tasmania, 2010, Roadworks

Specification, R43 - Pavement and Shoulder Maintenance, Department of

Infrastructure, Energy, and Resources, Tasmania

http://apbnnews.com/kawal-apbn/rincian-dana-desa-apbnp-2015/, Diakses pada 8 Oktober

2015

Mardianto, M. F. F., Wahyuningsih, N., 2013, Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur, Jurnal Sains dan Seni POMITS, 2(1): 1 – 6

Melville, Bruce, The Physics of Local Scour at Bridge Piers, Fourth International

Conference on Scour and Erosion, K-2

NSW Office of Environment & Heritage, 2012, Erosion and Sediment Control on Unsealed Roads, Office of Environment and Heritage, Department of Premier and Cabinet

Nurohman, 2015, Analisis Data Lapangan Gerusan Di Bahu Jalan (Studi Kasus Jalan Nasional Purwokerto - Bumiayu Provinsi Jawa Tengah, Tugas Akhir, Universitas Jenderal Soedirman

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 13 / PRT / M / 2011, Tata Cara Pemeliharaan

dan Penilikan Jalan, Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta

Sanidhya Nika Purnomo, Wahyu Widiyanto, 2014, Perencanaan Model Fisik Peristiwa Gerusan di Bahu Jalan Raya, Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 8, Institut Teknologi Nasional, Bandung, TR – 163

Singh, S. M., Maiti, P. R., 2012, Local Scouring Around a Circular Pier in Open Channel,

International Journal of Emerging Technology and Advance Engineering, 2 (5):

454 – 458

Sumaya, 2014, Pemilihan Model Terbaik pada Analisis Regresi Linier Multivariat, Jurnal Mahasiswa Statistik, 2(6): 433 – 436

Tafarojnoruz, A., Gaudio, R., Grimaldi, C., Calomino, F., 2010, Required Condition to Achieve The Maximum Local Scour Depth at A Circular Pier, XXXII Convegno

Nazionale di Idraulica e Cosytuzioni Idrauliche, Palermo

Taftazani Tri Kusuma Yuni Aji, 2015, Analisis Data Lapangan Gerusan di Bahu Jalan Ruas Jalan Raya Bumiayu – Pejagan, Tugas Akhir, Universitas Jenderal Soedirman

Gambar

Gambar 1. Ilustrasi parameter yang berpengaruh terhadap gerusan di bahu jalan  b.  Waktu dan Lokasi Penelitian
Tabel 1. Data lapangan dan hasil uji laboratorium

Referensi

Dokumen terkait

Throughout Bioinformatics, Biocomputing and Perl , a relatively ‘‘nice’’ example of DNA and protein sequences is used to explain the basic concepts of sequence analysis..

Disamping tidak berpengaruh secara signifikan, Price Book Value Ratio juga memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham.Hal tersebut dilihat dari hasil uji t

“Once the problem has been defined and appropriate alternatives have been identified, the next stage in the analysis is to identify all relevant costs and

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan analisis statistika deskriptif untuk mengetahui karakteristik dan proporsi pengeluaran rumah tangga

Kartono, M.Si, sebagai pembimbing I yang penuh kesabaran memberi arahan, memotivasi saya dalam melaksanakan skripsi ini dan menyempatkan diri dari kesibukannya

Berfungsi mengatur dan mengendalikan kegiatan bagian pelayanan keperawatan sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit Roemani menuju terwujudnya pelayanan keperawatan yang prima.

• Bahwa saksi mengetahui pemohon dan termohon adalah suami istri yang telah menikah sekitar bulan Desember 2006 di Kabupaten Lombok Barat karena saksi turut

Judul Tesis : HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN INTAKE ZAT GIZI DENGAN TINGGI BADAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH (TBABS) PADA DAERAH ENDEMIS GAKY DI KECAMATAN PARBULUAN