• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKHTISAR EKSEKUTIF LAKIP KKP KELAS I TANJUNG PRIOK TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IKHTISAR EKSEKUTIF LAKIP KKP KELAS I TANJUNG PRIOK TAHUN 2020"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok Tahun 2020 merupakan bentuk pertanggungjawaban secara tertulis yang memuat keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2020 yang harus dipertanggungjawabkan oleh Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.

Laporan Kinerja ini secara garis besar berisikan informasi rencana kinerja dan capaian kinerja yang telah dicapai selama Tahun 2020. Rencana kinerja 2020 dan perjanjian kinerja 2020 merupakan kinerja yang ingin dicapai selama Tahun 2020, yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Tahun 2020 – 2024 yang telah disarikan dalam Indikator Kinerja Kegiatan dan Perjanjian Kinerja Tahun 2020.

Secara keseluruhan, hasil capaian kinerja Tahun 2020 menunjukkan bahwa Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok telah memenuhi sasaran yang ditargetkan dan menunjukan peningkatan capaiaan kinerja target yang ditetapkan. Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja ini menjabarkan capaian kinerja terhadap 7 indikator yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2020, dimana 7 indikator tersebut telah mencapai taget dengan rata-rata capaian sebesar 129,51 % dengan rincian sebagai berikut:

1. Indikator jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan sesuai standar kekarantinaan kesehatan tercapai sebanyak 824.047 dari target sebanyak 401.453, sehingga capaian kinerjanya 205.27%

2. Indikator persentase faktor risiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan yaitu 100% dari target 90%, sehingga capaian kinerjanya 111,1%

3. Indikator indeks pengendalian faktor risiko di pintu masuk negara yaitu 92.58% dari target 85%, sehingga capaian kinerjanya 108.92%

4. Indikator nilai kinerja anggaran yaitu 88.96 dari target 80, sehingga capaian kinerjanya 111.20 %.

(4)

5. Indikator tingkat kepatuhan penyampaian laporan keuangan yaitu 95.71% dari target 80%, sehingga capaian kinerjanya 119.64%

6. Indikator nilai kinerja implementasi WBK satker yaitu 75.73 dari target 75 sehingga capaian kinerjanya 100,97%

7. Indikator persentase peningkatan kapasitas ASN sebanyak 20 JPL yaitu 67.26% dari target 45% sehingga capaian kinerjanya 149.46%.

Untuk mencapai target indiaktor kinerja yang telah ditetapkan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok pada Tahun 2020 mendapatkan Pagu anggaran sebesar Rp 30.443.467.000 dan Realisasi anggaran Tahun 2020 sebesar Rp 28,575,840,493 atau 93,90 %.

(5)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...1 IKHTISAR EKSEKUTIF ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR GAMBAR ...v DAFTAR TABEL ... vi

GAMBAR GRAFIK ... vii

GAMBAR DIAGRAM ... ix

BAB I ...1

PENDAHULUAN...1

A. LATAR BELAKANG ...1

B. ISU STRATEGIS 3 C. VISI DAN MISI 5 D. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ...5

E. STRUKTUR ORGANISASI ...7 F. SUMBER DAYA 7 BAB II ...13 A. PERENCANAAN KINERJA ...13 B. PERJANJIAN KINERJA ...14 BAB III...16 AKUNTABILITAS KINERJA ...16

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ...16

B. REALISASI ANGGARAN ...52 BAB IV ...62 PENUTUP ...62 A. KESIMPULAN ...62 B. TINDAK LANJUT ...62 LAMPIRAN

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Struktur Organisasi KKP Kelas I Tanjung Priok Tahun 2020………...11

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Distribusi Pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok Berdasarkan Jabatan

Fungsional Tertentu Tahun 2020 ...10

Tabel 1. 2 Distribusi Pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok Berdasarkan Jabatan Fungsional Umum Tahun 2020 ...11

Tabel 2. 1 Indikator Kinerja RAK...14

Tabel 2. 2 Perjanjian Kinerja KKP Kelas I Tanjung Priok Tahun 2020 ...15

Tabel 3. 1 Pengukuran Kinerja KKP Kelas I Tanjung Priok Tahun 2020 ...17

Tabel 3. 2 JumlahPemeriksaanOrang, Barang, Alat Angkut, dan Lingkungan ...20

Tabel 3. 3 Faktor Risiko Orang, Barang, Alat Angkut, dan Lingkungan yang Ditemukan dan Dikendalikan Tahun 2020 ...26

Tabel 3. 4 Target dan Realisasi Indeks Pengendalian Faktor Risiko Tahun 2020 .32 Tabel 3. 5 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Tahun Berjalan Pemenuhan parameter rekonsiliasi Laporan Keuangan pada tahun 2020 yaitu sebagai berikut : ...42

Tabel 3. 6 Tabel Distribusi anggaran per jenis belanja tahun 2020 ...53

Tabel 3. 7 Tabel Distribusi Per Sumber Pembiayaan KKP Kelas I Tanjung Priok Tahun 2020...53

Tabel 3. 8 Alokasi dan Realisasi Anggaran Per Output KKP Kelas I Tanjung Priok Tahun 2020 ...54

Tabel 3. 9 Pagu dan Realisasi Anggaran Per Indikator Kinerja KKP Kelas I Tanjung Priok Tahun 2020...55

Tabel 3. 10 Pembandingan Realisasi Anggaran danCapaianKinerjaTahun 2020..56

Tabel 3. 11 Posisi Barang Milik Negara di KKP Kelas I Tanjung Priok Tahun 2020 ...57

Tabel 3. 12 Rinciaan Aset Sarana dan Prasarana ...58

(8)

GAMBAR GRAFIK

Grafik 1.1 Distribusi Pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok berdasarkan Status

...20

Grafik 1.2 Distribusi Pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok berdasarkan Status Pegawai Tahun 2020………..…...….20

Grafik 1.3 Distribusi Pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok berdasarkan Jabatan Tahun 2020……….……21

Grafik 3. 1 Target dan Pencapaian Indikator Kinerja Jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan sesuai standar kekarantinaan kesehatan Tahun 2020 ...19

Grafik 3. 2 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Tahun Sebelumnya ...20

Grafik 3. 3 Perbandingan Capaian Kinerja tahun ini dengan...22

Grafik 3. 4 Perbandingan Persentase Capaian Kinerja KKP Kelas I Tanjung Priok dengan KKP Kelas I Batam ...23

Grafik 3. 5 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Tahun 2020 ...26

Grafik 3. 6 Perbandingan Jumlah Faktor Risiko yang Ditemukan dan Dikendalikan Tahun 2018-2020 ...27

Grafik 3. 7 Capaian Indikator KKP Kelas I Tanjung Priok dengan target RAK Tahun 2024...27

Grafik 3. 8 Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja dengan Standar Nasional ...28

Grafik 3. 9 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan KKP Kelas I KKP Batam ....28

Grafik 3. 10 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Tahun 2020 Indeks Pengendalian Faktor Risiko di pintu masuk negara ...32

Grafik 3. 11 Perbandingan Indeks Pengendalian Faktor Risiko Tahun 2019 dan 2020 ...33

Grafik 3. 12 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan KKP Kelas I Batam ...34

Grafik 3. 13 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Tahun 2020 ...37

(9)

Grafik 3. 15 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Jangka Menengah

(RAK Tahun 2020-2024) ...38

Grafik 3. 16 Perbandingan Capaian Indikator KKP Kelas I Tanjung Priok dengan RAP P2P Tahun 2020 ...39

Grafik 3. 17 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan KKP Kelas I Batam ...39

Grafik 3. 18 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Tahun 2020 Persentase Tingkat Kepatuhan Penyampaian Laporan Keuangan ...41

Grafik 3. 19 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Tahun Sebelumnya ...43

Grafik 3. 20 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Jangka Menengah (RAK Tahun 2020-2024) ...43

Grafik 3. 21 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RAP P2P ...44

Grafik 3. 22 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan KKP Kelas I Batam ...44

Grafik 3. 23 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Tahun 2020 ...46

Grafik 3. 24 Perbandingan Capaian Kinerja dengan Tahun Sebelumnya ...46

Grafik 3. 25 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Jangka Menengah (RAK Tahun 2020-2024) ...47

Grafik 3. 26 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan KKP Kelas I batam ...48

Grafik 3. 27 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Tahun 2020 ...50

Grafik 3. 28 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Jangka Menengah ...50

Grafik 3. 29 Perbandingan Realisasi Kinerja KKP Batam ...51

(10)

GAMBAR DIAGRAM

Diagram 1. 1 Distribusi Pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok berdasarkan Status Pegawai Tahun 2020 ... 8 Diagram 1. 2 Distribusi Pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok berdasarkan Golongan Tahun 2020 ... 9 Diagram 1. 3Distribusi Pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok berdasarkan Jabatan Tahun 2020 ... 9 Diagram 1. 4Distribusi Pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok Berdasarkan Pendidikan Tahun 2020 ... 10

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. SAKIP dibangun dalam rangka upaya mewujudkan good governance/tata kelola pemerintahan yang baik dan sekaligus result oriented government/pemerintah yang berorentasi pada output/outcome. SAKIP merupakan sebuah sistem dengan

(Performance-base Management) pendekatan manajemen berbasis kinerja untuk

penyediaan informasi kinerja guna pengelolaan kinerja. Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, serta sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintahan yang baik, maka perlu disusun laporan akuntabilitas pada setiap akhir tahun.

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan amanat dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan pelaksanaan lebih lanjut didasarkan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas LAKIP. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah berisi pengukuran kinerja dan evaluasi atas keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran strategis yang diukur berdasarkan Indikator Kinerja dalam Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok Tahun 2020-2024, khususnya target kinerja tahun 2020.

(12)

AFTA (Asia Free Trade Area atau perdagangan bebas di wilayah Asia) yang telah digulirkan dari tahun 2010 di kawasan Asia. Selain itu, Berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) secara efektif pada tanggal 1 Januari 2018. Pemberlakukan ASEAN Community yang mencakup total populasi lebih dari 560 juta jiwa, akan memberikan peluang (akses pasar) sekaligus tantangan tersendiri bagi Indonesia. Implementasi ASEAN Economic Community, yang mencakup liberalisasi perdagangan barangdan jasa serta investasi sektor kesehatan. MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) mau tidak mau membuat arus transportasi baik keluar dan masuk orang/barang melalui alat angkut kapal laut semakin tinggi (Tahun 2016 di Pelabuhan Tanjung Priok saja, jumlah arus peti kemas sebesar 6,22 juta TEUs, arus peti kemas dalam satuan Box sebesar 4,67 juta Box, luas dermaga sebesar 18,66 km dengan gudang sebanyak 11 unit, luas lapangan penumpukan 216,92 ha (Annual Report IPC Tahun 2016). Dimana kedatangan kapal dari luar negeri sebanyak 3.465 kapal dan keberangkatan kapal dari dalam negeri sebanyak 41.829 kapal (Laptah KKP Kelas I Tanjung Priok Tahun 2018).

Hal ini memperbesar risiko masuk dan keluarnya penyakit menular (new

infection diseases, emerging infections diseases, dan re-emerging infections diseases), dimana ketika pelaku perjalanan memasuki pintu masuk negara gejala

klinis penyakit belum tampak. Disamping kemajuan tehnologi di berbagai bidang lainnya yang menyebabkan pergeseran epidemiologi penyakit, ditandai dengan pergerakan kejadian penyakit dari satu benua ke benua lainnya, baik pergerakan secara alamiah maupun pergerakan melalui komoditas barang di era perdagangan bebas dunia yang dapat menyebabkan peningkatan faktor risiko.

International Health Regulation (IHR) 2005 mengamanatkan kepada negara-negara anggota untuk mengembangkan, memperkuat dan mempertahankan kapasitas kesehatan masyarakat nasional, agar dapat mendeteksi, menilai, melaporkan berbagai peristiwa dan merespon dengan cepat dan efektif terhadap berbagai risiko dan emergensi kesehatan masyarakat. Selain itu setiap negara mempunyai kemampuan untuk mencegah dan menangkal transmisi penyakit potensial wabah serta penyakit lainnya yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan serta meresahkan dunia (PHEIC). Negara- negara anggota juga harus

(13)

melakukan penyesuaian legal dan administrasi untuk memfasilitasi kepatutan terhadap IHR 2005.

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok mempunyai peranan yang penting dalam terwujudnya poros maritim melalui deteksi dan respon terhadap Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) yang harus dilaksanakan lebih optimal akan tetapi upaya yang dilakukan tidak menghambat arus lalu lintas alat angkut, orang dan barang serta tidak menghambat arus perekonomian ataupun perdagangan.

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Tanjung Priok adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Tugas KKP Kelas I adalah mencegah masuk dan keluarnya penyakit potensial wabah melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan lima wilayah kerja.

B. ISU STRATEGIS

Perkembangan teknologi alat angkut yang semakin cepat membuat jarak antar negara seolah semakin dekat karena waktu tempuh yang semakin singkat, sehingga mobilitas orang dan barang semakin cepat melebihi masa inkubasi penyakit menular. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap risiko penularan penyakit secara global. International Health Regulation(IHR) 2005 mengamanatkan kepada negara-negara anggota untuk mengembangkan, memperkuat dan mempertahankan kapasitas kesehatan masyarakat nasional, agar dapat mendeteksi, menilai, melaporkan berbagai peristiwa dan melakukan respon dengan cepat dan efektif terhadap berbagai risiko dan emergensi kesehatan masyarakat. Selain itu setiap negara mempunyai kemampuan untuk mencegah dan menangkal transmisi penyakit potensial wabah serta penyakit lainnya yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan serta meresahkan dunia (PHEIC). Negara-negara anggota juga harus melakukan penyesuaian legal dan administrasi untuk memfasilitasi kepatutan terhadap IHR 2005.

Pelabuhan merupakan titik simpul pertemuan atau aktivitas keluar masukpesawat, barang dan orang, sekaligus sebagai pintu gerbang transformasi

(14)

penyebaran penyakit, dan merupakan ancaman global terhadap kesehatan masyarakat karena adanya penyakit karantina, penyakit menular baru (new emerging diseases), maupun penyakit menular lama yang timbul kembali (re-emerging diseases). Ancaman penyakit tersebut merupakan dampak negatif dari diberlakukannya pasar bebas atau era globalisasi, dan dapat menimbulkan kerugian besar baik pada sektor ekonomi, perdagangan, sosial budaya, maupun politik yang berdampak besar kepada suatu negara atau daerah.

Pelabuhan Tanjung Priok merupakan Pelabuhan yang memilki aktivitas tinggi akan pergerakan alat angkut, muatan maupun orang. Tingginya mobilitas ini, dapat menyebabkan kemungkinan penyebaran penyakit antar satu daerah ke daerah yang lain juga semakin meningkat.

Jumlah Kedatangan dan keberangkatan di KKP Kelas I Tanjung Priok dari internasional dan domestik tahun 2020 sebesar 78.841 dengan jumlah penumpang 779.543 orang.

Tahun 2020, terjadi pandemi COVID-19 diseluruh dunia yang ditemukan pertama kali di Kota Wuhan, China. Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pada tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru coronavirus. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Peningkatan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat, dan menyebar ke berbagai negara dalam waktu singkat. Sampai dengan tanggal 17 Januari 2020, WHO melaporkan 93.194.922 kasus konfirmasi dengan 2.014.729 kematian di 223 negara di seluruh dunia (CFR 2,2%). Di Indonesia, kasus pertama kali dilaporkan pada tanggal 2 Maret 2020, kasus terus meningkat dan menyebar dengan cepat di seluruh wilayah Indonesia. Sampai dengan tanggal 18 Januari 2021, Kementerian Kesehatan melaporkan 907.929 kasus konfirmasi COVID-19 dengan 25.987 kasus meninggal (CFR 2,9%).

(15)

C. VISI DAN MISI

Visi dan Misi Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 mengikuti Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong”. Upaya untuk mewujudkan visi ini dilaksanakan melalui 9 misi pembangunan yaitu:

1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia;

2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing. 3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan

4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan.

5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa.

6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan tepercaya. 7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh

warga.

8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan tepercaya. 9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.

D. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Permenkes 2348/Menkes/Per/XI/2011 sebagaimana telah diubah dengan Permenkes nomer 77 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok menyelenggarakan fungsi :

1. Pelaksanaan kekarantinaan; 2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan;

(16)

batas darat negara;

4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali;

5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan kimia;

6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional;

7. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiap siagaan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk; 8. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara,

pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor;

10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;

11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan;

15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat Negara.

(17)

Enam Belas Fungsi diatas terdapat dalam indikator kinerja KKP Kelas I Tanjung Priok yang telah ditetapkan untuk mencapai sasaran strategis yaitu Meningkatnya kualitas pencegahan dan pengendalian penyakit di pintu masuk negara sebesar 100%, sehingga dapat mencapai tujuan KKP Kelas I Tanjung Priok yaitu Meningkatnya Pelayanan Kekarantinaan di Pintu Masuk Negara dan Wilayah.

E. STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 1. 1 Struktur Organisasi KKP Kelas I Tanjung Priok Tahun 2020

F. SUMBER DAYA

Dalam pencapaian kinerjanya, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok didukung oleh beberapa sumber daya.

1. Sumber daya Manusia

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, dibutuhkan sumber daya baik berupa manusia, fasilitas penunjang, sumber daya

(18)

teknologi dan produk teknologi.

Didalam melaksanakan analisis kebutuhan SDM diperlukan pertimbangan

background pendidikan yang diperlukan, analisa beban kerja dan kemudian

didukung seleksi penerimaan SDM dari pusat yang lebih selektif sesuai dengan analisis kebutuhan yang diusulkan KKP Kelas I Tanjung Priok. Hal tersebut merupakan faktor pendukung terpenuhinya SDM yang cukup memadai. Pengembangan selanjutnya diperlukan program peningkatan dan pengembangan kapasitas SDM baik berupa pendidikan lanjutan formal, diklat-diklat teknis program, dan lain-lain yang sangat diperlukan sesuai dengan perkembangan kebutuhan yang diperlukan.

Keadaan Pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok sampai dengan tanggal 31 Desember 2020 sebanyak 113 ASN dan 53 orang Non ASN

Diagram 1. 1 Distribusi Pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok berdasarkan Status Pegawai Tahun 2020

Jumlah pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok tahun 2019 sebanyak 137 orang. Dari grafik 1.1 diketahui bahwa 68% atau 113 orang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), dan 32% atau 53 orang berstatus Non ASN.

ASN 68% No ASN 32% ASN No ASN

(19)

Diagram 1. 2 Distribusi Pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok berdasarkan Golongan Tahun 2020

Berdasarkan grafik 1.2 diketahui bahwa dari 113 orang Aparatur Sipil Negara, sebagian besar pegawai 81 orang (72%) memiliki golongan pangkat III, 18 orang (16%) memiliki golongan pangkat II dan 14 orang (12%) memiliki golongan pangkat IV.

Diagram 1. 3Distribusi Pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok berdasarkan Jabatan Tahun 2020

Dari grafik 1.3 diketahui distribusi pegawai berdasarkan jabatan yang diduduki 12% 72% 16% IV III II Pejabat Struktural di Desember 2020 11% JFT 34% JFU 55% Pejabat Struktural di Desember 2020 JFT JFU

(20)

yaitu Jabatan Struktural sebanyak 13 orang, Jabatan fungsional Tertentu (JFT) sebanyak 39 orang, dan Jabatan Fungsional Umum (JFU) sebanyak 62 orang.

Diagram 1. 4Distribusi Pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok Berdasarkan Pendidikan Tahun 2020

Berdasarkan grafik 1.4 terlihat bahwa 35 orang (31%) berpendidikan S2, 33 orang (29%) berpendidikan S1, 31 orang (27%) berpendidikan Diploma III, 10 orang (9%) berpendidikan SMA, dan 2 orang (2%) berpendidikan orang SLTP.

Tabel 1. 1 Distribusi Pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok Berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu Tahun 2020

Jabatan Fungisional Tertentu Jumlah Persentase

Analis Kepegawaian Ahli Pertama (JFT) 1 3%

Arsiparis Ahli Pertama (JFT) 1 3%

Dokter Ahli Madya (JFT) 2 5%

Entomolog Kesehatan Ahli Muda (JFT) 1 3%

Entomolog Kesehatan Ahli Pertama (JFT) 4 10%

Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya (JFT) 1 3%

Epidemiolog Kesehatan Ahli Muda (JFT) 6 15%

Epidemiolog Kesehatan Ahli Pertama (JFT) 4 10%

Epidemiolog Kesehatan Mahir (JFT) 3 8%

Epidemiolog Kesehatan Penyelia (JFT) 3 8%

Sekolah Menengah Pertama 2% Sekolah Menengah Atas 9% D I 1% D III 27% D IV 1% S 1 29% S2 31%

(21)

Jabatan Fungisional Tertentu Jumlah Persentase Pembimbing Kesehatan Kerja Ahli Muda (JFT) 1 3%

Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Ahli Pertama (JFT) 1 3%

Perawat Mahir (JFT) 3 8%

Perawat Ahli Muda (JFT) 1 3%

Pranata Laboratorium Kesehatan Penyelia (JFT) 1 3%

Sanitarian Mahir (JFT) 3 8%

Sanitarian Penyelia (JFT) 1 3%

Sanitarian Ahli Madya (JFT) 1 3%

Sanitarian Ahli Pertama (JFT) 1 3%

Total 39 100%

Dari grafik 1.5 terlihat bahwa dari 39 orang pegawai yang menduduki jabatan fungsional tertentu, persentase terbanyak adalah Epidemiolog Kesehatan Ahli Muda sebanyak 6 orang (15%). Sedangkan gambaran pegawai yang menduduki jabatan fungsional umum dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Tabel 1. 2 Distribusi Pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok Berdasarkan Jabatan Fungsional Umum Tahun 2020

Jenis Jabatatan Fungisional Umum Jumlah Persentase

Analis Kepegawaian (JFU) 1 2%

Arsiparis / Pranata Kearsipan (JFU) 2 3%

Asisten Apoteker Pemula (JFU) 2 3%

Bendahara (JFU) 1 2%

Dokter (JFU) 10 16%

Entomolog Kesehatan / Pengelola Pemberantasan

Penyakit Bersumber Binatang (JFU) 5

8%

Entomolog Kesehatan Ahli (JFU) 1 2%

Epidemiolog Kesehatan Ahli (JFU) 8 13%

Pengadministrasi Keuangan / Pengelola Keuangan

(JFU) 3

(22)

Jenis Jabatatan Fungisional Umum Jumlah Persentase

Pengelola BMN (JFU) 4 6%

Pengemudi (JFU) 2 3%

Perawat / Pengelola Keperawatan (JFU) 9 15%

Perawat Terampil (JFU) 1 2%

Perencana (JFU) 2 3%

Pranata Laboratorium Kesehatan Pemula (JFU) 1 2% Sanitarian / Pengelola Penyehatan Lingkungan (JFU) 7 11% Sanitarian Ahli / Pemeriksa Sanitasi (JFU) 3 5%

Total 62 100%

Berdasarkan grafik 1.6 terlihat bahwa dari 62 orang pegawai yang menduduki Jabatan Fungsional Umum. Dari data distribusi pegawai diatas menunjukkan kekuatan KKP Kelas I Tanjung Priok. dari segi sumber daya manusia yang dimiliki untuk dapat melaksanakan tugas, pokok, dan fungsi KKP Kelas I Tanjung Priok.

Rencana kinerja kegiatan yang akan diselenggarakan dalam rangka untuk mendukung pencapaian target dan indikator program Pengendalian dan Pencegahan Penyakit tahun 2020-2024 dan mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok.

(23)

BAB II

PERENCANAA KINERJA

A. PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan kinerja merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Direktorat Jenderal P2P telah menyusun Rencana Aksi Program (RAP) Tahun 2020-2024 yang mengacu kepada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan dan RPJMN Tahun 2020-2024. Selanjutnya, KKP Kelas I Tanjung Priok telah Menyusun Rencana aksi kegiatan tahun 2020-2024 yang telah mengacu pada Rencana Aksi Program

Selaras dengan sasaran program P2P dalam Rencana Aksi Program P2P 2020-2024, maka sasaran yang ingin dicapai oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok adalah meningkatnya Pelayanan Kekarantinaan di Pintu Masuk Negara dan Wilayah. Sasaran strategis ini ditandai dengan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yakni:

Selaras dengan sasaran program P2P dalam Rencana Aksi Program P2P 2020-2024, maka sasaran yang ingin dicapai oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok adalah " meningkatnya Pelayanan Kekarantinaan di Pintu Masuk Negara dan Wilayah . Sasaran strategis ini ditandai dengan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yakni:

1. Jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan sebanyak 687.468 pemeriksaan pada akhir tahun 2024;

2. Persentase faktor risiko yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan sebesar 100% pada akhir tahun 2024;

3. Indeks pengendalian faktor risiko di pintu masuk negara sebesar >93% pada akhir tahun 2024;

4. Nilai kinerja anggaran yaitu 88 pada akhir tahun 2024;

5. Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) yaitu 85 pada akhir tahun 2024;

(24)

6. Kinerja implementasi WBK satker yaitu 85 pada akhir tahun 2024;

7. Persentase Peningkatan kapasitas ASN sebanyak 20 JPL yaitu 83% pada akhir tahun 2024.

Tabel 2. 1 Indikator Kinerja RAK

KKPKelas I Tanjung Priok Tahun 2020-2024

NO INDIKATOR TARGET

2020 2021 2022 2023 2024

1 Jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, Barang dan lingkungan

401,453 612.664 618.786 680.662 687.468

2 Persentase faktor risiko yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan

90% 95% 96% 97% 100%

3 Indeks Pengandalian Faktor risiko di pintu masuk negra

85% 90% 91% 92% 93%

4 Nilai kinerja anggaran

80 83 85 86 88

5 Nilai Indikator Kinerja

Pelaksanaan Anggaran 81% 93% 83% 84% 85% 6 Kinerja implementasi WBK satker 75 79 81 82 85 7 Persentase Peningkatan kapasitas ASN sebanyak 20 JPL 45% 80% 81% 82% 83% B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian kinerja adalah pernyataan komitmen untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan

(25)

mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuannya untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur, sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur, dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.

Tabel 2. 2 Perjanjian Kinerja KKP Kelas I Tanjung Priok Tahun 2020

NO SASARAN NO INDIKATOR TARGET

2020 1 Meningkatnya Pelayanan

Kekarantinaan di Pintu Masuk Negara dan Wilayah

1

Jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan sesuai standar kekarantinaan kesehatan

401,453

2

Persentase faktor risiko penyakit dipintu masuk yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan

lingkungan

90%

3 Indeks Pengendalian Faktor

Risiko di pintu masuk negara 85%

4 Nilai kinerja anggaran 80

5

Persentase tingkat kepatuhan penyampaian laporan keuangan 80% 6 Kinerja implementasi WBK satker 75 7 Persentase Peningkatan kapasitas ASN sebanyak 20 JPL

(26)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pengukuran kinerja adalah kegiatan membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target melalui indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang dilakukan oleh KKP Kelas I Tanjung Priok dalam kurun waktu Januari – Desember 2020. Tahun 2020 merupakan tahun awal pelaksanaan dari RAK KKP Kelas I Tanjung Priok Tahun 2020– 2024. Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan kegiatan di masa yang akan datang agar setiap kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna. Manfaat pengukuran Capaian kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan tupoksi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Aksi Kegiatan dan Penetapan Kinerja. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh KKP Kelas I Tanjung Priok dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator KKP Kelas I Tanjung Priok yang telah ditetapkan. Sesuai dengan dokumen Perjanjian KKP Kelas I Tanjung Priok Tahun 2020, terdapat 7 indikator kinerja dengan target dan capaian sebagai berikut:

(27)

Tabel 3. 1 Pengukuran Kinerja KKP Kelas I Tanjung Priok Tahun 2020

SASARAN NO INDIKATOR TARGET REALISASI %CAPAIAN

Meningkatnya Pelayanan Kekarantinaan di Pintu Masuk Negara dan Wilayah 1 Jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan sesuai standar kekarantinaan kesehatan 401,453 824.047 205.27% 2 Persentase faktor risiko penyakit dipintu masuk yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan 90% 100% 111,11% 3 Indeks Pengendalian Faktor Risiko di

pintu masuk negara 85% 100% 108,92%

4 Nilai kinerja anggaran 80 88,96 111.20% 5 Persentase tingkat kepatuhan penyampaian laporan keuangan 80% 95,71% 119,64% 6 Kinerja implementasi WBK satker 75 75,73 100,97% 7 Persentase Peningkatan kapasitas ASN sebanyak 20 JPL 45% 67,26% 149,46%

(28)

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sebagaimana telah disajikan pada tabel 3.1, KKP Kelas I Tanjung Priok telah berhasil mencapai target 7 indikator tahun 2020 dengan rata-rata capaian sebesar 129,51% dimana ke tujuh indikator tersebut memiliki capaian kinerja lebih dari 100%.

(29)

1. Definisi Operasional

Definisi Operasional ini yaitu Jumlah pemeriksaan penafisan orang, alat angkut, barang dan lingkungan yang dilakukan dalam satu tahun. Outcome dari indikator ini yaitu meningkatnya jumlah orang, barang, alat angkut, dan lingkungan yang dilakukan pemeriksaan oleh KKP Kelas Tanjung Priok .

2. Cara Perhitungannya

Akumulasi jumlah pemeriksaan penapisan orang, pemeriksaan alat angkut sesuai standar karantina, pemeriksaan barang dan pemeriksaan lingkungan (TTU, TPM, air dan udara).

Capaian indikator pemeriksaan orang, alat angkut, barang, dan lingkungan sesuai standar kekarantinaan kesehatan

=

Jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, barang, dan lingkungan

Target yang ditetapkan

x 100%

3. Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Tahun 2020

Grafik 3. 1 Target dan Pencapaian Indikator Kinerja Jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan sesuai standar kekarantinaan

kesehatan Tahun 2020 401.453 824.047 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 800.000 900.000 Target Realisasi Indikator kesatu

Jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan sesuai standar kekarantinaan kesehatan

(30)

Tabel 3. 2 JumlahPemeriksaanOrang, Barang, Alat Angkut, dan Lingkungan

Dari grafik 3.1 pencapaian kinerja Indikator Indikator Kinerja Jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan sesuai standar kekarantinaan kesehatan sebesar 824.047 (205,27%).

4. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Tahun Sebelumnya

Grafik 3. 2 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Tahun Sebelumnya

0 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2018 2019 2020

Jumlah Pemeriksaan Orang

40000 42000 44000 46000 48000 2018 2019 2020

Jumlah Pemeriksaan Alat

angkut

No Item Jumlah

I Jumlah Pemeriksaan Orang, Barang, Alat Angkut, dan Lingkungan

824,047

A Pemeriksaan penapisan orang 779,543

1 a. Jumlah penerbitan ICV 8,337

b. Jumlah sertifikat pengujian Kesehatan / KIR 1,436

c. Jumlah pemeriksaan ABK luar negeri 63,168

d. Jumlah pemeriksaan ABK dalam negeri 407,460

e. Jumlah pengawasan penumpang datang dalam negeri 139,993 f. Jumlah pengawasan penumpang berangkat dalam negeri 159,149 2 Pemeriksaan alat angkut sesuai standar karantina 42,380

3 Pemeriksaan barang 1,656

4 Pemeriksaan Lingkungan 468

a. TPP 390

(31)

Pada grafik diatas diketahui sebagai berikut:

- Jumlah pemeriksaan orang pada tahun 2020 lebih rendah dari tahun 2018 dan 2019, dikarenakan kebijakan karantina wilayah (lockdown) baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah adalah kebijakan pemerintah pusat. Kedua menerapkan pembatasan sosial (social distancing), yaitu dengan mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lain, menjaga jarak, dan mengurangi kerumuman orang yang membawa risiko besar kepada penyebaran Covid-19. Beban kerja pada tahun 2020 jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya, dimana pada masa pandemi Covid-19 jumlah penumpang dari dan ke wilayah terjangkit yang dilakukan pemeriksaan kesehatan tambahan (pemeriksaan suhu tubuh, saturasi bagi penumpang dan RDT bagi penumpang, dan pemeriksaan dokumen kesehatan bagi setiap pelaku perjalanan) jauh lebih banyak.

- Jumlah pemeriksaan alat angkut pada tahun 2020 lebih rendah dari tahun 2018 dan 2019 dikarenakan pada tahun 2020 hampir seluruh daerah, dan negara lain karena adanya pembatasan perjalanan baik internasional maupun domestik. Dalam situasi pandemi Covid19 ini dilakukan tindakan kekarantinaan pada alat angkut yang berisiko menjadi sumber penularan penyakit Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM).

- Jumlah pemeriksaan barang pada tahun 2020 melebihi jumlah pemeriksaan pada tahun sebelumnya

- Jumlah pemeriksaan lingkungan pada tahun 2019 sebanyak 594 TTU dan 0 200 400 600 800 1000 2019 2020

Jumlah Pemeriksaan

Lingkungan

0 500 1000 1500 2000 2018 2019 2020

Jumlah pemeriksaan

Barang

(32)

TPP Jumlah Pemeriksaan tahun 2019 lebih banyak dikarenakan pada tahun 2019 jumlah TPP dan TTU yang diperiksa 6 kali. Ditahun 2020 TTU dan TPP yang diperiksa sebanyak 2 kali dikarena situasi pandemi jadi yang di laksanakan hanya 2 kali

5. Perbandingan Capaian Kinerja tahun ini dengan Target Jangka Menegah Grafik 3. 3 Perbandingan Capaian Kinerja tahun ini dengan

target Jangka menengah

Realisasi indikator pemeriksaan orang, barang, alat angkut, dan lingkungan sesuai standar kekarantinaan pada tahun 2020 yaitu 824.047dan telah melebihi target RAK tahun 2024 yaitu 687.468

6. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Standar Nasional

Pada Renstra Kemenkes dan RAP Ditjen P2P Tahun 2020-2024 tidak terdapat indikator pemeriksaan orang, barang, alat angkut, dan lingkungan sesuai standar kekarantinaan, namun indikator ini mendukung pencapaian target indikator persentase faktor risiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan sebesar 86%.

824.047

687.468

(33)

5.

7. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Oraganisasi Sejenis/Setara Grafik 3. 4 Perbandingan Persentase Capaian Kinerja KKP Kelas I Tanjung

Priok dengan KKP Kelas I Batam

Dari grafik diatas terlihat bahwa jumlah pemeriksaan orang, barang, alat angkut, dan lingkungan yang dilakukan oleh KKP Kelas I KKP Kelas I Tanjung Priok lebih tinggi dibandingkan dengan KKP Kelas I Batam.

8. Analisis Penyebab Keberhasilan:

a) Penyebab keberhasilan indikator ini disebabkan karena :

(1) Dana yang mencukupi untuk melaksanakan kegiatan ini dianggarkan dalam DIPA KKP Kelas I Tanjung Priok.

(2) Adanya dukungan dari Pimpinan, Stake Holder di Pelabuhan Tanjung Priok dan dukungan masyarakat pelabuhan yang telah mau berperan dalam mendukung capaian indikator ini.

(3) Adanya SDM yang Memadai baik dari segi kualitas maupun Kuantitas b) Perbaikan untuk tahun berikutnya dapat dilakukan melalui Peningkatan

kemampuan SDM dan penambahan jumlah SDM untuk membentuk Tim yang berkualitas dalam melakukan deteksi dini terhadap kapal yang datang dari luar negeri dengan mengadakan pelatihan kekarantinaan kesehatan dan pengadaan sarana pemeriksaan kapal di pelabuhan.

c) Adanya konsultasi teknis ke pusat, pembinaan dari induk ke wilayah kerja, monitoring evaluasi induk dan wilayah kerja dan peningkatan kemampuan

2 0 5 ,2 7 % 1 1 1 ,8 0 % R E A L I S A S I K K P T A N J U N G P R I O K R E A L I S A S I K K P B A T A M

(34)

dan keterampilan petugas dengan cara pelatihan serta adanya pertemuan sosialisasi, rapat koordinasi lintas sektor dan upaya kesepakatan bersama demi mewujudkan pelabuhan sehat.

9. Masalah yang dihadapi

a. Penanggung jawab TTU/TPP tidak ada di tempat sehingga pengawasan ditunda sampai siapnya penanggung jawab TTU/TPP

b. Adanya TTU/TPP berganti (tutup dan atau buka baru) menyebabkan pengawasan tidak dapat dilakukan secara maksimal

10. Usul Pemecahan masalah

a. Perlunya koordinasi tentang jadwal pengawasan

b. Menyarankan kepada otoritas dan pengelola pelabuhan agar memberikan sosialisasi kepada pemilik agar segera mendaftarkan usahanya kepada KKP paling lambat 3 bulan setelah beroperasional

11. Analisa Kegiatan Penunjang Keberhasilan Pencapaian Target

Terdapat dukungan anggaran untuk pelaksanaan aktivitas yang menunjang kegiatan tersebut diantaranya:

a. Pemeriksaan Faktor Risiko Kesehatan Terhadap Barang (Pengawasan Obat, Makanan, Kosmetika, Alat Kesehatan, Dan Bahan Adiktif Eksport Impor) dalam rangka penerbitan Health Certificate (HC) sebanyak 1656 sertifikat. Kegiatan ini bersumber dana pada RKAKL 2020 yang merujuk pada standar biaya masukan

b. Layanan kekarantinaan kesehatan dalam rangka penerbitan COP sebanyak 2.905 sertifikat

c. Penambah daya tahan tubuh petugas pengawasan covid 19 di pelayanan dokumen kapal sebanyak 14 orang

d. Koordinasi lintas sektor dan lintas program terkait covid 19 sebanyak 75 kali

e. Pelatihan Basic Sea Survival dan Keselamatan Lepas Pantai Bagi Petugas KKP sebanyak 1 kali

(35)

f. Refreshing Tim TGC Dalam Pengendalian Dan Penanggulangan Penyakit Berpotensi KKM sebanyak 1 kali

g. Bahan Pendukung Penerbitan Dokumen Karantina Kesehatan Kapal Secara Online sebanyak 4 paket

h. Pengadaan Alat Pelindung Diri Pengawasan kapal sebanyak 4 paket

i. Layanan Kekarantinaan Kesehatan dalam Rangka Penerbitan COP (certificate of pratique) sebanyak 2.907 sertifikat

j. Penanganan Kesehatan Pada Situasi Khusus Hari Raya Idul Fitri 1441 H, Hari Raya Natal dan Tahun Baru

k. Penangan Kesehatan pada situasi khusus penanganan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan lain –lain

l. Pengendalian dan Pengawasan Covid-1 m. Pemeriksaan RDT dan PCR Covid-19 n. Pemeriksaan RDT dan PCR Covid-19

o. Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanan Pelayanan Kesehatan

1. Definisi Operasional

Definisi Operasional ini yaitu Faktor risiko yang dikendalikan berdasarkan temuan pada pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan dalam satu tahun (pada indikator no.1) Outcome dari indikator ini yaitu meningkatnya faktor risiko yang dikendalikan pada orang, barang, alat angkut, dan lingkungan sehingga faktor risiko tidak menimbulkan gangguan kesehatan

2. Cara Perhitungan

Jumlah faktor risiko yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan dibagi dengan jumlah faktor risiko yang ditemukan pada pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan dikali 100%

Indikator Kedua

Persentase faktor risiko penyakit dipintu masuk yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan

(36)

Persentase faktor risiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan

=

Jumlah faktor risiko yang dikendalikan

Jumlah faktor risiko yang x 100% ditemukan

3. Capaian Kinerja

Grafik 3. 5 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Tahun 2020 Persentase faktor risiko penyakit dipintu masuk yang dikendalikan

pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan

Dari tabel diatas diketahui bahwa pada tahun 2020 jumlah faktor risiko penyakit yang ditemukan sebanyak 587 faktor risiko dan yang dilakukan pengendalian sebanyak 587 faktor risiko, maka 100%.

Dari grafik diatas diketahui realisasi tahun 2020 sebesar 100% dan telah mencapai target yang ditetapkan yaitu 90% sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 111,1%.

Tabel 3. 3 Faktor Risiko Orang, Barang, Alat Angkut, dan Lingkungan yang Ditemukan dan Dikendalikan Tahun 2020

No Faktor Risiko Jumlah FR yang ditemukan Jumlah FR yang dikendalikan

A Faktor Risiko Orang 10 10

B Faktor Risiko Alat Angkut

1 Jumlah alat angkut yang berisiko kesehatan 109 109 C Faktor Risiko Barang

90%

100%

(37)

No Faktor Risiko Jumlah FR yang ditemukan Jumlah FR yang dikendalikan

1 Jumlah barang yang berisiko kesehatan 0 0

D Faktor Risiko Lingkungan 468 468

1 Jumlah TTU yang TMS 390 390

2 Jumlah TPM yang TMS 78 78

4. Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Beberapa Tahun terakhir

Grafik 3. 6 Perbandingan Jumlah Faktor Risiko yang Ditemukan dan Dikendalikan Tahun 2018-2020

Pada grafik diatas diketahui bahwa pada tahun 2018 hingga tahun 2020 semua faktor risiko yang yang ditemukan pada kegiatan pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan telah dikendalikan 100%.

5. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini, dengan RAK

Grafik 3. 7 Capaian Indikator KKP Kelas I Tanjung Priok dengan target RAK Tahun 2024

100 100 100

(38)

Diharapkan realisasi indikator persentase faktor risiko penyakit dipintu masuk yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan meningkat tiap tahunnya. Namun, pencapaian indikator ini sudah tercapai 100% pada tahun selanjutnya. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja dengan Standar Nasional

6. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini, dengan standar nasional Grafik 3. 8 Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja dengan Standar

Nasional

Dari grafik diatas terlihat bahwa capaian KKP Kelas I Tanjung Priok pada indikator faktor risiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan pada tahun 2020 telah melebihi target indikator tersebut pada Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2020 yaitu 86%.

7. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Organisasi Sejenis/Setara Grafik 3. 9 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan KKP Kelas I KKP

Batam 100% 100% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

Realisasi Tahun 2020 Target Tahun 2024

75 80 85 90 95 100 105

Realisasi KKP Tanjung Priok Tahun 2020

(39)

Dari grafik diatas terlihat bahwa faktor risiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan oleh KKP Kelas I Tanjung Priok sama dengan dengan KKP Kelas I Batam yaitu 111.11%.

8. Analisis Penyebab Keberhasilan

Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspons memenuhi target sebesar 100%. Keberhasilan pencapaian kinerja untuk indikator ini karena

a. Target tahun 2020 dapat dicapai karena selalu dilakukan pembinaan dan upaya perbaikan berupa saran dan rekomendasi untuk memperbaiki kondisi sanitasi sarana TTU, TPP yang tidak memenuhi syarat. Upaya tersebut dilakukan melalui pertemuan sosialisasi, rapat koordinasi lintas sektor dan upaya kesepakatan bersama demi mewujudkan pelabuhan sehat.

b. Indikator ini telah mencapai Capaian kinerja yang sudah ditetapkan disebabkan adanya dukungan dari Ditjen P2P, penerapan SOP, dan adanya dukungan dari lintas sektor yang semakin baik. Walaupun tidak ada ketidakpastian dalam persentase faktor risiko yang diketemukan pada alat angkut karena tidak bisa diprediksi

c. Dana yang mencukupi untuk melaksanakan kegiatan ini dianggarkan dalam DIPA KKP Kelas I Tanjung Priok.

d. Adanya SDM yang Memadai baik dari segi kualitas maupun Kuantitas

9. Analisa Kegiatan Penunjang Keberhasilan Pencapaian Target

Terdapat dukungan anggaran untuk pelaksanaan aktivitas yang menunjang kegiatan tersebut diantaranya:

0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% 120,00%

(40)

a. Limbah medis

b. Verifikasi dan Visitasi Rumah Sakit/Klinik Pratama Dalam Rangka Penerbitan Buku ICV

c. Evaluasi Pengawasan Penerbitan icv d. Evaluasi Sinkarkes

(41)

Persentase indeks

pengendalian faktor risiko di pintu masuk Negara

=

Jumlah capaian indeks pengendalian faktor risiko

Jumlah sub indikator indeks x 100% pengendalian faktor risiko

1. Definisi Operasional

Definisi Operasional ini yaitu Status faktor risiko di pintu masuk negara berdasarkan penilaian surveilans, karantina dan risiko lingkungan dalam satu tahun.

2. Cara Perhitungan

Akumulasi persentase target dan capaian:

a. Kelengkapan data surveilans

b. Sinyal SKD KLB dan Bencana yang direspon kurang dari 24 jam,

c. Penyusunan dokumen renkon yang baru (kumulatif dokumen renkon, tidak termasuk reviu) berdasarkan pintu masuk negara

d. Indeks pinjal ≤ 2 (pelabuhan/bandara)

e. HI perimeter = 0 (pelabuhan/bandara)

f. Tidak ditemukan larva anopheles (pelabuhan/bandara)

g. Kepadatan kecoa rendah < 2 (pelabuhan/bandara)

h. Kepadatan lalat < 2 (pelabuhan/bandara)

i. TTU memenuhi syarat (titik)

j. TPM layak higiene (titik)

k. Kualitas air bersih memenuhi syarat (titik)

Kesebelas persentasi parameter dijumlahkan dan dibagi 10 dikali 100% Indikator ketiga

(42)

3. Capaian Kinerja

Grafik 3. 10 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Tahun 2020 Indeks Pengendalian Faktor Risiko di pintu masuk negara

Dari grafik diatas diketahui realisasi tahun 2020 yaitu 92.58% dan telah mencapai target yang ditetapkan yaitu 85% sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 108.92%.

Tabel 3. 4 Target dan Realisasi Indeks Pengendalian Faktor Risiko Tahun 2020

No

Indeks Pengendalian Faktor Risiko

Satuan Target Realisasi Capaian

1 Kelengkapan data surveilans laporan 147 147 100,00% 2 Jumlah sinyal SKD KLB dan Bencana yang direspon kurang dari 24 jam

sinyal 13 13 100,00%

3 Penyusunan rencana

kontigensi dokumen 6 2 33,33%

4 Indeks pinjal ≤ 2 Pelabuhan 6 6 100,00%

5 HI perimeter = 0 Pelabuhan 6 6 100,00%

6 Kepadatan kecoa

rendah < 2 Pelabuhan 6 6 100,00%

7 Kepadatan lalat < 2 Pelabuhan 6 6 100,00% 85%

92,58%

(43)

No

Indeks Pengendalian Faktor Risiko

Satuan Target Realisasi Capaian

8 TTU memenuhi

syarat tempat 78 77 98,72%

9 TPM laik hygiene tempat 390 373 95,64%

10

Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan

sarana 636 624 98,11%

Rata-rata Capaian 92,58%

4. Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Beberapa Tahun terakhir

Grafik 3. 11Perbandingan Indeks Pengendalian Faktor Risiko Tahun 2019 dan 2020

Dari grafik diatas dapat dilihat persentase capaian tahun 2020 lebih tinggi dari pada persen capaian tahun 2019.

5. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja dengan Target Jangka Menengah (RAK Tahun 2020-2024)

Grafik 3. 1 Realisasi dan Capaian Kinerja dengan Target Jangka Menengah (RAK Tahun 2020-2024) 9 3 ,3 0 % 1 0 8 ,9 2 % 2 0 1 9 2 0 2 0

(44)

Realisasi indikator indeks pengendalian faktor risiko di pintu masuk negara pada tahun 2020 yaitu 92.58%, telah melebihi target RAK tahun 2024 yaitu 93%. 6. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja dengan Standar Nasional

Pada Renstra Kemenkes dan RAP Ditjen P2P Tahun 2020-2024

Pada Renstra Kemenkes dan RAP Ditjen P2P Tahun 2020-2024 tidak terdapat indikator pemeriksaan orang, barang, alat angkut, dan lingkungan sesuai standar kekarantinaan, namun indikator ini mendukung pencapaian target indikator persentase faktor risiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan sebesar 86%.

7. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Organisasi Sejenis/Setara Grafik 3. 12 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan KKP Kelas I Batam

Dari grafik diatas terlihat bahwa realisasi indeks faktor risiko penyakit di pintu masuk negara KKP Kelas I Tanjung Priok lebih besar dari KKP Kelas I Batam 92,58% 93% Realisasi 2020 Target 2024 1 1 9 ,6 4 % 1 1 5 ,1 0 % R E A L I S A S I K K P T A N J U N G P R I O K R E A L I S A S I K K P B A T A M

(45)

8. Kendala/Masalah yang Dihadapi

Berikut adalah beberapa kendala/masalah yang dihadapi dalam upaya pencapaian target indikator pelabuhan yang bebas vektor di wilayah perimeter dan buffer area, meliputi :

a. Jumlah kader yang masih sedikit/kurang disbanding dengan luas wilayah yang diawasi.

b. Tingkat kepadatan vektor tertentu di beberapa titik sempat tinggi

c. Terdapat kondisi lingkungan yang sanitasinya kurang, dimungkinkan menjadi tempat perkembangbiakan vektor.

d. Adanya Kondisi bangunan kantin yang semi permanen

9. Pemecahan Masalah

Beberapa kendala/permasalahan tersebut dapat ditindaklanjuti dengan upaya sebagai berikut :

a. Tetap berkomunikasi dan koordinasi dengan kader baik melalui teknologi selular maupun kontak langsung agar meningkatkan keaktifan, kinerja dan disiplinnya

b. Melakukan upaya pengendalian di titik-titik dimana kepadatan vektornya tinggi hingga tingkat kepadatannya menjadi rendah sehingga tidak berpotensi menimbulkan penularan penyakit akibat vektor

c. Berkoordinasi dengan pihak pengelola lingkungan dimaksud serta memberikan rekomendasi intervensi lingkungan yang diperlukan agar tidak menjadi tempat perkembangbiakan vektor. Seluruh kendala/masalah yang ditemukan di lapangan juga dibahas saat pertemuan penguatan jejaring dan koordinasi dengan lintas sektor / lintas program di bandara.

10. Analisis Penyebab Keberhasilan

Target tahun 2020 dapat dicapai karena dilakukan perencanaan kegiatan awal tahun, koordinasi dan kerjasama yang baik dengan lintas sektor dan lintas program baik pemerintah, BUMN maupun swasta di Wilayah Kerja KKP Kelas I Tanjung Priok. Koordinasi dan kerjasama ini seperti dengan memberdayakan

(46)

kader dan penguatan program dengan dukungan pembiayaan dari berbagai lintas sektor tersebut. Selain itu dengan adanya alokasi dana untuk kegiatan tersedia dengan cukup. Sumber daya manusia di lingkungan KKP Kelas I Tanjung Priok juga telah mengikuti beberapa pelatihan guna meningkatkan kapasitasnya dalam upaya pencegahan dan pengendalian vektor.

11. Analisa Kegiatan Penunjang Keberhasilan Pencapaian Target

Terdapat dukungan anggaran untuk pelaksanaan aktivitas yang menunjang kegiatan tersebut diantaranya:

a. Surveilans Faktor risiko Penyakit pada Bencana

b. Penyelidikan Epidemiologi Dalam Rangka Pengawasan dan Pengendalian COVID 19

c. Investigasi dan penanggulangan Faktor Risiko PHEIC

d. Sosialisasi Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi Penanggulangan KKM Di Wilayah Kerja

e. Review Dokumen Rencana Kontijensi KKM

f. Table Top Exercise Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

g. Refreshing Tim TGC Dalam Pengendalian Dan Penanggulangan Penyakit Berpotensi KKM

h. Pengumpulan Data Sarana Pelayanan Kesehatan Pengawasan Penyediaan Sarana Kualitas Air Bersih/Air Minum di Pelabuhan

i. Lay Pengendalian Vektor DBD j. Layanan Survey vector PES k. Layanan survey vector diare l. Layanan survey vector DBD m. Layanan hiv, TB dan VCT n. Desiminasi Informasi

o. Layanan pencegahan dan Pengendalian Penyakit HIV AIDS p. Layanan Deteksi Dini Terduga TBC di Wilayah Kerja KKP

(47)

Indikator ke empat

Nilai kinerja anggaran

Nilai Kinerja Anggaran Capaian indikator nilai kinerja

anggaran

=

Target Nilai Kinerja x 100% 1. Definisi Operasional

Definisi Operasional ini yaitu Capaian keluaran kegiatan diukur dari realisasi Volume Keluaran (RVK) dan realisasi volume keluaran kegiatan (RIKK) dengan menggunakan formula rata geometrik

2. Cara Perhitungan

Capaian keluaran kegiatan diukur dari realisasi Volume Keluaran (RVK) dan realisasi volume keluaran kegiatan (RIKK) dengan menggunakan formula rata geometrik

3. Capaian Kinerja

Grafik 3. 13 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Tahun 2020

Dari Grafik dapat dilihat Realisasi Capaian Kinerja Nilai Kinerja anggaran yang di dapat pada tahun 2020 sebesar 88,96. Nilai Kinerja anggaran didapat dari

80

88,96

(48)

data hasil aplikasi SMART DJA yang di input tiap bulan, semester dan tahunan. Jika dilihat dari realisasi volume keluaran dan realisasi indikator kinerja keluaran KKP Kelas I Tanjung Priok dapat merealisasikan volume target capaian di tahun 2020. Nilai kinerja anggaran KKP Kelas I Tanjung Priok pada tahun 2020 yaitu 88.96 dan telah mencapai target yang ditetapkan yaitu 80 sehingga capaian kinerja sebesar 111.20%.

4. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Tahun Sebelumnya

Pada grafik diatas diketahui bahwa pada tahun 2020 nilai kinerja anggaran KKP Kelas I Tanjung Priok lebih tinggi dibandingkan tahun 2019

Grafik 3. 14 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Tahun Sebelumnya

5. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Jangka Menengah (RAK Tahun 2020-2024)

Grafik 3. 15 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Jangka Menengah (RAK Tahun 2020-2024)

100%

86,64% 88,96%

2018 2019 2020

88,96

88

(49)

Realisasi indikator nilai kinerja anggaran pada tahun 2020 yaitu 88.96, hal ini telah mencapai target RAK tahun 2024

6. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Standar Nasional

Grafik 3. 16 Perbandingan Capaian Indikator KKP Kelas I Tanjung Priok dengan RAP P2P Tahun 2020

Dari grafik diatas terlihat bahwa nilai kinerja anggaran KKP Kelas I Tanjung Priok pada tahun 2020 sebesar 88.96 dan telah melebihi target nilai kinerja penganggaran Kementerian Kesehatan tahun 2020 yaitu 85.

7. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Organisasi Sejenis/Setara Grafik 3. 17 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan KKP Kelas I Batam

Dari grafik diatas terlihat bahwa nilai kinerja anggaran KKP Kelas I Batam lebih tinggi dari KKP Kelas I Tanjung Prio

8 8 ,9 6 85 R E A L I S A S I K K P T A N J U N G P R I O K T A H U N 2 0 2 0 T A R G E T R A P P 2 P 111,20% 123,20%

(50)

Indikator kelima

Persentase tingkat kepatuhan penyampaian laporan keuangan 8. Analisis Penyebab Keberhasilan

Capaian indikator nilai kinerja anggaran telah melebihi target yang ditetapkan. Hal ini didiukung oleh adanya perencanaan tahunan berupa Rencana Penarikan Dana dan Rencana Penarikan Kegiatan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran secara tepat disesuaikan dengan TOR dan RAB serta kebutuhan di lapangan sehingga volume layanan dapat tercapai.

9. Analisa Kegiatan Penunjang Keberhasilan Pencapaian Target

Terdapat dukungan anggaran untuk pelaksanaan aktivitas yang menunjang kegiatan tersebut diantaranya:

a. Kegiatan yang dilakukan meliputi: b. Layanan perkantoran

c. Penyusunan RAK d. Penyusunan Eplaning

e. Rapat penyusunan dok RKAKL

f. Pembahasan dan penelaahan usulan dok perencanaan g. Review desk RKAKL

h. Pembinaan dan konsultasi perencanaan i. Penyusunan Lap Pelaksanaan Program j. Emonev Pengganggaran

k. Penyusunan Laptah l. Penyusunan RAK

m. Pertemuaan penyusunan LAKIP dan PK n. Kegiatan SAKIP

o. Profil dan Media KIE

p. Pemantauan evaluasi terintegrasi q. Kegiatan peng arsip

r. Pel. Barang dan jasa s. pengeloaan BMN

(51)

Persentase Tingkat Kepatuhan Penyampaian Laporan Keuangan

=

Jumlah total skor setiap parameter Jumlah parameter

x 100% 1. Definisi Operasional

Definisi Operasional ini yaitu Kepatuhan satker dalam menyampaikan laporan keuangan dengan parameter jumlah dan ketepatan waktu upload dan rekonsiliasi

2. Cara Perhitungan

Penilaian Persentase Tingkat Kepatuhan Penyampaian Laporan Keuangan di hitung berdasarkan jumlah total skor pada tiap parameter yang di nilai dibagi dengan jumlah parameternya dikalikan dengan persentase maksimal 100%

Parameter Persentase Tingkat Penyampaian Lamporan keuangan terdiri dari: a. Ketepatan waktu upload

b. Status Rekosiliasi c. Hasil Rekonsiliasi

d. Rekonsiliasi Internal SAK-SIMAK BMN e. Jumlah upload

untuk pelaporan bulan Januari – Mei terdapat Kebijakan dari Kementerian Keuangan dilakukan upload di bulan Juni sesuai surat S-537/PB/2020 Tentang Pelaksanaan Rekonsiliasi Eksternal Tingkat UAKPA dan KPPN Tahun 2020.

3. Capaian Kinerja

Grafik 3. 18 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Tahun 2020 Persentase Tingkat Kepatuhan Penyampaian Laporan Keuangan

(52)

Tabel 3. 5 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Tahun Berjalan Pemenuhan parameter rekonsiliasi Laporan Keuangan pada tahun 2020

yaitu sebagai berikut :

No Parame

ter

Hasil Hasil

Rata-Rata Tiap Bulan 1. Ketepatan waktu upload 12 Januari 2021 100%

2. Status rekonsiliasi BAR siap download 100%

3. Hasil rekonsiliasi Sama 100%

4. Perbedaan rekonsiliasi internal

Tidak ada perbedaan 100%

5. Jumlah upload 11 kali upload 78,57%

Total Skor 95.71

Berdasarkan pemenuhan parameter rekonsiliasi Laporan Keuangan diatas, maka persentase tingkat kepatuhan penyampaian Laporan Keuangan tahun 2020 sebesar 95.71% dan telah melebihi target yang ditetapkan yaitu 80%, sehingga capaian kinerjanya sebesar 119.64%.

4. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Tahun Sebelumnya

Pada grafik diatas diketahui bahwa pada persentase kepatuhan penyampaian laporan keuangan pada tahun 2020 sama dengan tahun 2018 dan 2019 yaitu

80

90

(53)

sebesar 90%. Hal ini dikarenakan jumlah upload ke aplikasi melebihi 5 (lima) kali.

Grafik 3. 19 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Tahun Sebelumnya

5. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Jangka Menengah (RAK Tahun 2020-2024)

Grafik 3. 20 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Jangka Menengah (RAK Tahun 2020-2024)

Dari Grafik dapat dilihat pada Tahun 2020 telah mencapai target tahun 2020. Diharapkan Realisasi pada Tahun 2021-2024 bisa meningkat setiap tahunnya. 97,00% 97,00% 95,71% 2018 2019 2020 95,71% 85%

(54)

6. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Standar Nasional

Grafik 3. 21 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan RAP P2P

Dari grafik diatas terlihat bahwa persentase kepatuhan penyampaian laporan keuangan KKP Kelas I Tanjung Priok pada tahun 2020 yaitu 95.71% dan belum mencapai target indikator tersebut pada Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2020 yaitu 100%.

7. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Organisasi Sejenis/Setara

Grafik 3. 22 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan KKP Kelas I Batam

Dari grafik diatas terlihat bahwa persentase tingkat kepatuhan penyampaian laporan keuangan KKP Kelas I Tanjung Priok lebih rendah dari KKP Kelas Batam

95,71%

100%

Realisasi KKP Tanjung Priok Target Rentra

1 1 1 ,2 1 2 3 ,2 K K P K E L A S I T A N J U N G P R I O K K K P K E L A S I B A T A M

(55)

Indikator keenam

Kinerja implementasi WBK satker 8. Analisis Penyebab Keberhasilan

Indikator persentase tingkat kepatuhan penyampaian Laporan Keuangan telah melebihi target yang ditetapkan, didukung oleh adanya petugas terlatih dalam pengelolaan keuangan dan BMN, terdapat aplikasi SAIBA, SIMAK-BMN, SAS yang disediakan oleh Kementerian Keuangan yang didukung dengan adanya sarana dan prasarana sepeti komputer, laptop, dan jarigan internet. serta d rekonsiliasi internal antara rtugas SAIBA dan SIMAK-BMN.

9. Analisa Kegiatan Penunjang Keberhasilan Pencapaian Target Terdapat dukungan anggaran untuk pelaksanaan aktivitas yang

menunjang kegiatan tersebut diantaranya: a. Penyusunan realisasi anggaran triwulan b. Verivikasi dan rekon

c. Realisasi pengelolaan PNBP

d. Sosialisasi Peraturan tentang PNBP e. Konsultasi PNBP

f. Penyusunan dokumen perbendaharaan

1. Definisi Operasional

Definisi Operasional ini yaitu Perolehan nilai implementasi menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) pada Satuan Kerja melalui penilaian mandiri (self

Assesment) yang dilakukan oleh Satuan Kerja dengan menggunakan Lembar

Kerja Evaluasi (LKE) Zona Integritas menuju WBK/WBBM yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang berlaku dan kemudian dilakukan evaluasi oleh Unit Pembina

(56)

Capaian Nilai Kinerja Implementasi

WBK Satker =

Nilai Hasil Pre Asessment Target Nilai

x 100% Sekretariat Direktorat Jenderal P2P.

2. Cara Perhitungan

Nilai implementasi WBK Satker dihitung dari akumulasi Nilai Total Pengungkit dan Nilai Total Hasil

3. Capaian Kinerja

Grafik 3. 23 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Tahun 2020 Kinerja implementasi WBK satker

Berdasarkan hasil pre assessment implementasi WBK yang dilakukan Tim Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada tahun 2020, diperoleh nilai sebesar 75.73 dan telah melebihi target yang ditetapakan yaitu 75, sehingga capaian kinerjanya sebesar 100.97%.

4. Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Beberapa Tahun terakhir

Grafik 3. 24 Perbandingan Capaian Kinerja dengan Tahun Sebelumnya

75 7

5

,7

3

(57)

Pada tahun 2019, Indikator Kinerja implementasi WBK satker tidak dijadikan sebagai Indikator Kinerja. Namun, capaian hasil indikator ini tetap dilakukan oleh Tim Inspektiorat. Jika dilihat dari tabel diatas terjadi peningkatan penilaian pre assesment dari 2019 ke 2020 hal ini membuktikan bahwa KKP Tanjung Priok semakin memperbaiki diri dalam penilaiana kinerja Implementasi WBK.

5. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Jangka Menengah (RAK Tahun 2020-2024)

Grafik 3. 25 Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Jangka Menengah (RAK Tahun 2020-2024)

Diharapkan diakhir tahun rentra tahun 2024 KKP Kelas I tanjong Priok tela mendapat gelar WBBM

75,38 75,73 2019 2020 70,00 72,00 74,00 76,00 78,00 80,00 82,00 84,00 86,00

Gambar

Gambar 1. 1 Struktur Organisasi KKP Kelas I Tanjung Priok  Tahun 2020
Diagram 1.  1 Distribusi Pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok berdasarkan  Status Pegawai Tahun 2020
Diagram 1.  2 Distribusi Pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok berdasarkan  Golongan Tahun 2020
Diagram 1.  4Distribusi Pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok Berdasarkan  Pendidikan Tahun 2020
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Strategis P3K2 Amerop/PSKK Amerop 2020-2024 3 Sejalan dengan arah RPJMN 2020-2024 dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) tahun

Sesuai dengan struktur sasaran dan indikator kinerja utama program penyelenggaraan jalan Tahun 2020-2024, maka dengan mempertimbangkan kebutuhan sesuai perkembangan lingkungan

Pertama : Perubahan Pertama atas Rencana Strategis (Renstra) Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL) Serang Tahun 2020-2024 merupakan dokumen

Menjual kendaraan kepada pelanggan di lingkungan PT Astra International Tbk – Toyota Cabang SM.Raja Medan sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh Kepala Cabang..

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 15 orang yang terdiri dari 5 orang nasabah yang menitip surat berharga di safe deposit box pada Bank BNI Syariah kantor

Memperhatikan target yang telah ditetapkan pada Renstra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2020-2024, Kementerian menetapkan target tingkat

Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2020-2024 dan Rencana Strategis LPP TVRI Tahun 2020-2024, pembangunan infrastruktur menjadi prioritas program

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan perangkat pembelajaran model Cooperative Learning tipe STAD yang memenuhi kelayakan sebagai perangkat pembelajaran