• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPACT OF TEACHER WELFARE ON IMPROVING THE QUALITY OF ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPACT OF TEACHER WELFARE ON IMPROVING THE QUALITY OF ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam

ISSN: 2528-5092 (Online) 1411-8173 (Print)

https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/tadib/article/view/7583

IMPACT OF TEACHER WELFARE ON IMPROVING THE

QUALITY OF ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION

Aidil Akhyar1, Hasbiyallah2, Aan Hasanah3 Hasan Basri4, Uus Ruswandi5

Magister Pendidikan Agama Islam, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, Indonesia1,2,3,4,5 Email: aidil.akhyar456@gmail.com1, hasbiyallah@uinsgd.ac.id2, aan.hasanah@uinsgd.ac.id3, hasanbasri@uinsgd.ac.id4, uusruswandi@uinsgd.ac.id5

DOI: https://doi.org/10.29313/tjpi.v10i1.7583

Received: February 01th, 2020. Accepted: May 1th, 2021. Published: May 1th, 2021.

Abstract

The research method used in this research is a qualitative method. Teacher welfare is a guide for teachers to continue to be enthusiastic in carrying out their duties. Teachers of Islamic Religious Education subjects, will be happy if the clarity of the welfare of their work is guaranteed either by the government, or by the private sector if they are committed. The indicators of learning quality consist of: appropriate learning design and focus on standards, delivery of high-quality learning, learner-centered, increasing students' activeness in learning, evaluating students, implementing positive behavior management strategies, clarity of learning for students. Learning has clear objectives, if the teacher can organize it well, the learning objectives will be achieved, otherwise it will not be achieved. With the existence of teacher welfare prepared by the government and the private, teacher must be more enthusiastic in teaching, learning will be more interesting, not boring. Innovation in learning Islamic Religious Education needs to be done so that it is of higher quality.

Keywords: Teacher Welfare; Islamic Religious Education; Quality.

Abstrak

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Kesejahteraan guru menjadi pegangan bagi guru supaya terus bersemangat dalam menjalankan tugasnya. Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menjadi senang jika kejelasan terhadap kesejahteraan terhadap pekerjaannya dijamin baik oleh pemerintah, maupun pihak swasta jika ikut berkomitmen. Indikator kualitas pembelajaran terdiri dari: desain pembelajaran yang tepat dan fokus pada standar, penyampaian pembelajaran dengan kualitas tinggi, terpusat pada peserta didik, peningkatan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran, evaluasi untuk peserta didik, Implementasikan strategi pengelolaan perilaku secara positif, kejelasan pembelajaran untuk peserta didik.

Pembelajaran memiliki tujuan yang jelas, jika guru bisa mengorganisasikan dengan baik, maka tujuan pembelajaran akan tercapai, jika tidak maka tidak akan tercapai. Dengan adanya kesejahteraan guru yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta, maka guru harus semakin bersemangat dalam mengajar pembelajaran akan semakin menarik, bukan malah membosankan. Inovasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam perlu dilakukan supaya semakin berkualitas.

(2)

PENDAHULUAN

Kesejahteraan guru memang menjadi hal yang penting, karena guru membutuhkan adanya jaminan terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, guru memerlukan adanya penghargaan terhadap tugasnya.

Guru memiliki tanggung jawab untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas supaya memperlancar dalam pencapaian tujuan dari mata pelajaran. Peningkatan kinerja guru akan berpengaruh baik bagi kesejahteraan guru tersebut (Zulkifli, Darmawan, and Sutrisno 2014). Guru harus meningkatkan kinerjanya dan termotivasi untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.

Guru Pendidikan Agama Islam berhak memperoleh kesejahteraan, akan tetapi perlu diiringi dengan motivasi kerja yang tinggi dan bertanggung jawab dalam menciptakan pembelajaran yang menarik, sehingga kualitas pembelajaran akan meningkat. Jika kesejahteraan guru baik, maka minat menjadi guru akan semakin meningkat (Oktaviani and Yulianto 2015). Kesejahteraan yang disediakan oleh pemerintah dan sebagian dari swasta masih menjadi penarik minat bagi masyarakat untuk menjadi guru, namun kesejahteraan harus dibarengi dengan tanggung jawab yang tinggi dalam menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Kesejahteraan guru masih ada yang belum memadai (Azizah Indriyani, Muhammad Saefulloh, and Riono 2020). Kesejahteraan guru memang ada yang belum

dalam tahap memadai, ditambah lagi belum meratanya kesejahteraan ini diperoleh dan butuh kesabaran karena belum bisa disalurkan dalam jumlah yang banyak. Namun karena sudah berkomitmen menjadi guru, menjadikan guru harus siap dalam menghadapi konsekuensi pekerjaannya.

Tunjangan dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah harus dianggarkan dan diberi pada guru (Asiatina 2011). Tunjangan ini diperlukan dalam menyediakan kesejahteraan bagi guru sebagai penghargaan terhadap tugas yang dilaksanakan.

Guru harus selalu memiliki keinginan menciptakan pembelajaran yang berkualitas dengan terus mengembangkan kompetensinya, tidak hanya menuntut akan kesejahteraan yang diberikan. Selain itu, pembelajaran juga harus berjalan semakin baik dan berkualitas, sehingga semakin menarik.

Komponen dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus dikemas dengan baik dan kesejahteraan yang diberikan kepada guru seharusnya menjadi motivasi dalam melaksanakan pembelajaran. Pendidikan Agama Islam dijadikan sebagai wadah mengembangkan manusia menjadi bermoral (Muliadi 2012). Pendidikan Agama Islam dijadikan sebagai sasaran jika terjadi kesalahan dalam moral manusia. Pendidikan Agama Islam harus menjadikan manusia semakin taat terhadap ajaran Islam dan akhlak mulia.

(3)

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, perlu adanya peningkatan kualitas supaya semakin baik. Aspek spiritual merupakan aspek yang akan ditanamkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Nugraha and Dahwadin 2019). Pendidikan Agama Islam menjadi mata pelajaran yang akan memenuhi kebutuhan spiritual siswa. Guru Pendidikan Agama Islam harus semakin memperkuat aspek spiritual siswa tidak hanya sekedar teori, tapi butuh pengamalan. Guru Pendidikan Agama Islam harus semakin kuat dalam aspek spiritual supaya semakin memotivasi siswa dan kualitas pembelajaran akan meningkat.

Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai kesejahteraan guru, penelitian dari I Putu Asiatina menjelaskan bahwa pemerintah harus menyediakan tunjangan bagi guru dan guru perlu meningkatkan kinerjanya. Penelitian dari Zulkifli dan kawan-kawan menjelaskan tentang peningkatan kinerja guru akan berpengaruh terhadap kesejahteraan yang diperoleh. Penelitian dari Tina Oktaviani dan kawan-kawan menjelaskan tentang pengaruh kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa Pendidikan Ekonomi berprofesi sebagai guru, dengan adanya kesejahteraan bisa menjadi pembangkit minat menjadi guru.

Dalam penelitian ini, kesejahteraan guru Pendidikan Agama Islam harus menjadi pengaruh peningkatan kualitas pembelajaran. Pembelajaran bisa berjalan baik jika guru memiliki kepedulian yang tinggi terhadap

tanggung jawabnya. Jika pembelajaran berkualitas, maka motivasi siswa dalam belajar akan meningkat, antusias dan tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam tercapai.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang diimplementasikan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Pengumpulan data yang digunakan dengan teknik 1. Wawancara, penulis melakukan wawancara dengan informan sebagai upaya mengumpulkan informasi dan keterangan mengenai penelitian yang dilakukan. 2. Dokumentasi, upaya penulis dalam pengumpulan informasi yang sudah tersedia, terpampang, dan sebagainya dalam pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari sumbernya. Data sekunder, dengan cara memanfaatkan informasi yang sudah ada kemudian disimpan. Penulis meneliti di SMA Muhammadiyah Kota Sungai Penuh, Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Berdasarkan pengumpulan data dan analisis, maka diperoleh hasil tentang maka diperoleh hasil tentang pengaruh kesejahteraan guru Pendidikan Agama Islam

(4)

dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Data yang dijelaskan meliputi, kesejahteraan guru Pendidikan Agama Islam, pengaruh kesejahteraan guru Pendidikan Agama Islam terhadap kualitas pembelajaran, dan upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Kesejahteraan Guru Pendidikan Agama Islam Guru membutuhkan kesejahteraan yang bisa menjamin hidupnya dan menjadi pendapatan yang diperoleh guna membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah Kota Sungai Penuh, kesejahteraan yang diperoleh cukup baik ditambah lagi bagi yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sudah berstatus sertifikasi dan memperoleh Tunjangan Profesi Guru (TPG) juga memperoleh tunjangan yang besar, begitupun yang masih berstatus non PNS yang sudah memperoleh TPG walaupun tidak sebesar guru PNS.

Berdasarkan nilai UMP Jambi, tahun 2020, UMP Jambi mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, yang mana UMP Jambi tahun 2019 berjumlah Rp 2.423.718,00 dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan menjadi Rp. 2.630.162,16. UMP yang ditetapkan ini sekaligus menjadi UMR bagi setiap kabupaten dan kota di Provinsi Jambi, termasuk Kota Sungai Penuh. Sementara SMA Muhammadiyah juga memfasilitasi bagi guru non PNS dengan gaji sebelumnya pada tahun 2019 guru memperoleh gaji Rp.

1.000.000,00 per bulan dan pada tahun 2020 memperoleh Rp. 1.100.000, 00 perbulan. Dengan adanya kenaikan ini, dalam hal keuangan sudah baik, namun jika ingin lebih maka guru jangan berharap hanya pada gaji (Isharudin). Pelatihan kewirausahaan dan soft skills yang dimiliki oleh guru menjadi peluang untuk dikembangkan dan bisa menjadi penunjang guru dalam memperoleh penghasilan selain dari gaji.

Kebijakan dari Muhammadiyah yang cukup agresif dalam memberdayakan dan memberikan penghargaan bagi guru di lembaga pendidikannya juga menjadi penunjang dalam peningkatan kesejahteraan guru. Dengan memperoleh kesejahteraan, guru diharapkan memiliki semangat kerja yang tinggi dan berkomitmen kuat dalam memajukan pendidikan.

Pengaruh Kesejahteraan Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Kualitas Pembelajaran

Kesejahteraan guru memang menjadi topik yang selalu hangat diperbincangkan. Namun dengan kesejahteraan yang diberikan oleh pemerintah maupun swasta juga harus diiringi dengan komitmen dan tanggung jawab penuh bagi guru untuk menjalankan tugasnya dengan baik dan semakin profeional. Dengan adanya kesejahteraan yang diberikan, guru harus semakin termotivasi dalam menjalankan tugasnya.

Bagi siswa, pembelajaran yang menarik akan mengantarkan fokus dan minat mereka semakin meningkat dalam mengikuti

(5)

pembelajaran. Siswa merasa senang jika ada guru yang bisa mengantarkan mereka menjadi perhatian dalam belajar (Andi). Jika guru bersemangat menciptakan hal yang kreatif dalam pembelajaran, maka siswa akan antusias dalam mengikutinya (Ema). Guru harus menciptakan pembelajaran yang menarik dalam pembawaan dan penampilan saat mengajar (Muhammad).

Dengan adanya masukan dari siswa, pihak sekolah harus semakin mawas diri dan berkomitmen menjaga suasana yang semakin mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran. Komitmen sekolah adalah menciptakan generasi yang memiliki ilmu pengetahuan, dan akhlak yang mulia dan dilandasi prinsip Kemuhammadiyahan (Isharudin). Dedikasi guru Pendidikan Agama Islam harus semakin melekat dan menjadi bagian yang penting dalam memajukan Pendidikan. Kesejahteraan yang diberikan harus diiringi dengan etos kerja yang semakin meningkat. Kesejahteraan yang diberikan sudah cukup memadai dan peningkatan kualitas pembelajaran akan meningkat (Asyraf). Adanya komitmen dari pihak sekolah menjadi pemicu dalam peningkatan kualitas pendidikan yang baik. Pihak sekolah perlu memperhatikan ini supaya terjadi proses pendidikan yang baik. Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Secara keseluruhan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak

hanya sebatas teori, tapi juga menjadi karakter yang bisa menjadikan siswa semakin meningkat keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Hal ini ditegaskan lagi bahwa jika hanya teori, maka siswa hanya bisa berbicara tanpa pengamalan. Sebelum mengajak, maka guru harus menerapkannya terlebih dahulu (Bosral). Pihak sekolah masih terus mengembangkan mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam menjadi kebutuhan yang pokok bagi sekolah (Isharudin).

Bagi pihak sekolah, peningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah Kota Sungai Penuh harus dengan memberi pedoman dalam pembelajaran berkualitas dan diharapkan bisa dijalankan oleh guru. Penanaman nilai-nilai agama Islam terus dipacu dengan intens, mengingat pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi sekolah dan masyarakat. Pihak sekolah terus memberi bimbingan dan memacu guru Pendidikan Agama Islam supaya terus meningkatkan kualitas. Adapun upaya yang dilakukan seperti, perumusan konsep pembelajaran, pengadaan fasilitas khususnya fasilitas berbasis teknologi, pelatihan guru, seminar, dan kegiatan penanaman nilai keagamaan. Upaya ini, terus dikembangkan dan dievaluasi agar terlaksana dengan baik dan efektif. Pembahasan

Kesejahteraan guru bisa dijadikan pegangan bagi guru supaya terus bersemangat dalam menjalankan tugasnya. Guru mata

(6)

pelajaran Pendidikan Agama Islam menjadi senang jika kejelasan terhadap kesejahteraan terhadap pekerjaannya dijamin baik oleh pemerintah, maupun pihak swasta jika ikut berkomitmen. Pendidikan Agama Islam akan semakin meningkat jika guru Pendidikan Agama Islam semakin produktif, disiplin, dan memiliki semangat kerja yang meningkat (Wulandari, Priyatno, and Maridi 2020). Semangat kerja yang tinggi menjadikan guru Pendidikan Agama Islam semakin bersemangat dan berkomitmen dalam melaksanakan tugasnya.

Kesejahteraan dapat diukur dengan indikator sebagai berikut (Wahyuni 2017): Penghasilan Tetap; Tunjangan; dan Penghargaan.

Berdasarkan indikator tersebut, guru bisa dikatakan sejahtera jika hal ini terpenuhi dengan baik, kalau jaminan ini diterima oleh guru, maka kesejahteraan guru bisa terpenuhi dengan baik, walaupun untuk memperoleh yang lebih harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang lainnya.

Dalam hal kualitas pembelajaran, Mac Gregor (2007) dalam Punaji (2014) mengungkapakan ada 6 hal yang menunjukkan kualitas dari suatu pembelajaran, yakni sebagai berikut (Setyosari 2014): 1) Desain pembelajaran yang tepat dan fokus pada standar; 2) Penyampaian pembelajaran dengan kualitas tinggi, terpusat pada peserta didik; 3) Peningkatan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran; 4) Evaluasi untuk peserta didik; 5) Implementasikan

strategi pengelolaan perilaku secara positif; dan 6) Kejelasan pembelajaran untuk peserta didik.

Sementara Departemen Pendidikan Nasional menyatakan bahwa, ada tujuh indikator kualitas pembelajaran, yaitu (Gurnito 2016): (1) aktivitas siswa yang aktif baik aktivitas fisik maupun non fisik; (2) keterampilan yang dimiliki guru dalam mengelola pembelajaran; (3) skor hasil belajar yang didapat oleh siswa yang semakin baik; (4) iklim pembelajaran yang menyenangkan; (5) materi pembelajaran yang tepat; (6) media pembelajaran yang mendukung dan sesuai; dan (7) sistem pembelajaran yang rapi dan teratur.

Guru perlu mengembangkan hal ini supaya dalam pelaksanaan pembelajaran nanti bisa dipahami oleh siswa. Guru perlu membangkitkan motivasi siswa untuk terlibat dalam pembelajaran. Fokus dalam pembelajaran diperlukan supaya siswa bisa menyerap materi pembelajaran yang disampaikan. Sehingga pembelajaran menjadi efektif.

Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam perlu adanya motivasi supaya tujuan pembelajaran tercapai. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam semakin baik jika ditunjang dengan kemampuan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru harus memiliki strategi khusus dalam penanaman akhlak mulia siswa melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Elihami and Syahid 2018). Guru harus menentukan strategi yang digunakan dalam

(7)

menciptakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang berkualitas. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang semakin berkualitas menjadi motivasi bagi siswa untuk semakin antusias dan menjadi pribadi yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan berilmu pengetahuan.

Proses pembelajaran memiliki peran penting dalam perubahan perilaku siswa, maka kualitas pembelajaran harus optimal (Kartini and Susanti 2019). Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, guru memang harus memperhatikan kondisi siswa supaya semakin kondusif. Komponen-komponen pembelajaran harus dikelola dengan baik oleh guru sebagai upaya mencapai tujuan pembelajaran (Wahidin 2018). Pembelajaran memiliki tujuan yang jelas, jika guru bisa mengorganisasikan dengan baik, maka tujuan pembelajaran akan tercapai, jika tidak maka tidak akan tercapai. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus berpusat pada pengembangangan kompetensi siswa supaya meningkat kompetensi intelektual, emosional dan spiritual. Dengan kompetensi ini, guru Pendidikan Agama Islam harus menyiapkan dengan baik hal-hal yang harus dilakukan dalam pembelajaran. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam mengharuskan siswa menerapkan aspek spiritual dan moral dengan baik. Manajemen yang baik sangat diperlukan dalam peningkatan kualitas pembelajaran (Safitri et al. 2020). Guru Pendidikan Agama Islam harus bisa mengelola pembelajaran yang bisa

diikuti dengan antusias oleh siswa. Kemampuan mengelola pembelajaran dengan baik akan mempermudah guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kualiatas pembelajaran.

Pendidikan Agama Islam harus semakin berinovasi dan guru harus mewujudkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam menjadi menarik, sehingga terbentuk generasi yang berkualitas yang memiliki nilai-nilai Islam. Guru Pendidikan Agama Islam yang memperoleh kesejahteraan harus semakin termotivasi dalam menciptakan pembelajaran yang menarik. Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran bisa saja dari mengembangkan sumber pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang sesuai dengan karakter siswa (Jailani and Hamid 2016). Sumber pembelajaran termasuk hal yang harus dikembangkan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan. Pihak sekolah juga perlu meningkatkan kualitas sarana dan prasarana sekolah guna menunjang proses pembelajaran. Sarana dan prasana yang baik bisa menumbuhkan minat belajar siswa, dengan adanya minat, rasa senang akan melandasi seseorang melakukan suatu kegiatan termasuk pembelajaran, khususnya pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Kartika, Husni, and Millah 2019). Kurangnya fasilitas khususnya media menjadi hambatan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Aisyah 2019).

(8)

Fasilitas perlu diperhatikan oleh pihak sekolah supaya pembelajaran terlakasana dengan baik dan membangkitkan minat belajar siswa. Minat akan mendorong rasa senang dalam melakukan sesuatu. Media pembelajaran yang pas akan memberi peningkatan partisipasi siswa pada proses pembelajaran (H.M, Kadirman, and Nur 2020). Guru Pendidikan Agama Islam harus memberi masukan pada pihak sekolah supaya sarana dan prasarana yang dianggap perlu direalisasikan di sekolah/madrasah termasuk yang menunjang kualitas pembelajaran dengan catatan jika guru tersebut tidak bisa memenuhinya.

Dalam hal lain, metode pembelajaran juga perlu diperhatikan oleh guru. Metode pembelajaran harus disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran. Kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus ditingkatkan sehingga siswa bisa mengembangkan dirinya dan memiliki kompetensi spiritual keagamaan, dalam mengendalikan diri, pribadi, kecerdasan, akhlak yang mulia, beserta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Maesaroh 2013). Guru berperan penting dalam improvisasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dan meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran (Malihah and Ihsan 2020). Bagian ini perlu diperhatikan oleh guru Pendidikan Agama Islam, karena penerapan metode

pembelajaran yang sesuai akan meningkatkan kualitas pembelajaran, yang paling penting adalah metode pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan materi pembelajaran, hal ini membuat guru Pendidikan Agama Islam harus semakin jeli dalam penentuan metode pembelajaran yang tepat.

Dengan adanya kesejahteraan guru yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta, maka guru harus semakin bersemangat dalam mengajar pembelajaran akan semakin menarik, bukan malah membosankan. Kurangnya inovasi dalam pembelajaran bisa menjadi penghambat dalam peningkatan kualitas pembelajaran (Prasetyaningtyas 2019). Inovasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam perlu dilakukan supaya semakin berkualitas. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus semakin menguatkan keakraban baik antar sesama siswa, siswa dan guru, sesama guru, maupun dengan pihak sekolah lainnya. Guru Pendidikan Agama Islam harus bisa mengembangkan pembelajaran multimedia dan terus menumbuhkan nuansa Islami yang menunjang dalam penguatan aspek religius (Lubis, Yusri, and Gusman 2020). Terus berinovasi merupakan hal yang harus dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam, guru Pendidikan Agam Islam harus menyesuaikan diri dan terus meningkatkan kualitas dirinya dan pembelajaran yang akan memperlancar kemajuan dunia pendidikan.

(9)

Dalam meningkatkan kualitas belajar Pendidikan Agama Islam perlu dilakukan supaya ketercapaian mata pelajaran semakin baik dan guru harus semakin memperhatikan kebutuhan siswanya dan terus menciptakan pembelajaran yang semakin berkualitas. Pembelajaran juga tidak bisa diserahkan pada guru saja, tapi juga siswa, pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat juga perlu memberikan dukungan agar terjadi kesinambungan dalam menciptakan generasi yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi juga memiliki keimanan, ketakwaan, dan berakhlak mulia. Perlunya pemahaman yang baik bahwa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak terbatas dalam menuntut pengetahuan tapi juga perlu implementasi yang baik.

KESIMPULAN

Kesejahteraan guru Pendidikan Agama Islam SMA Muhammadiyah Kota Sungai Penuh, cukup baik ditambah lagi bagi yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sudah berstatus sertifikasi dan memperoleh Tunjangan Profesi Guru (TPG) juga memperoleh tunjangan yang besar, begitupun yang masih berstatus non PNS yang sudah memperoleh TPG walaupun tidak sebesar guru PNS.

Kesejahteraan yang diberikan kepada guru harus diiringi dengan etos kerja yang tinggi. Dengan adanya kesejathteraan yang diperoleh oleh guru Pendidikan Agama Islam

maka motivasi guru dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas harus meningkat.

Upaya yang dilakukan dalam peningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam antara lain, perumusan konsep pembelajaran, pengadaan fasilitas khususnya fasilitas berbasis teknologi, pelatihan guru, seminar, dan kegiatan penanaman nilai keagamaan.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. (2019). Strategi Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMPN 1 Lamongan. Jurnal Mitra Pendidikan, Vol. 3 (7).

Asiatina, I Putu. (2011). Determinasi Kompetensi, Motivasi Berprestasi dan Kesejahteraan Guru Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri di Kecamatan Busungbiu. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Ganesha, Vol. 7 (2).

Elihami dan Abdullah Syahid. (2018). Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Pribadi yang Islami. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, Vol. 2 (1).

Gurnito. (2016). Peningkatan Kualitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter, Vol. 1 (1).

H.M, Setiawan, dkk. (2020). Penerapan Media Tutorial Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMK Negeri 7 Pangkep.

(10)

JPTP: Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 6 (2).

https://upahminimum.com. diakses 4 Desember 2020, jam 16. 40.

Indriyani, Azizah, dkk. (2020). Pengaruh Diklat Kependidikan dan Kesejahteraan Guru Terhadap Kualitas Guru di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon. Syntax Idea, Vol. 2 (7).

Jailani, M. Syahran dan Abdul Hamid. (2016). Pengembangan Sumber Belajar Berbasis

Karakter Peserta Didik (Ikhtiar

Optimalisasi Proses Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI)). Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 10 (2). Kartika, Sinta, dkk. 2019. Pengaruh Kualitas

Sarana dan Prasarana Terhadap Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Jurnal

Penelitian Pendidikan Islam, Vol. 7 (1). Kartini dan Susanti. (2019). Supervisi Klinis

Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kualitas

Pembelajaran. JMKSP: Jurnal

Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan, Vol. 4 (2). Lubis, Masruroh, dkk. (2020). Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Berbasis E-Learning (Studi Inovasi Pendidik MTS. PAI Medan di Tengah Wabah Covid-19). Fitrah: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1 (1). Maesaroh, Siti. (2013). Peranan Metode

Pembelajaran Terhadap Minat dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam. Jurnal Kependidikan, Vol. 1 (1).

Malihah, Ima dan Mahlil Nurul Ihsan. (2020). Pengembangan Metode Market Place Dalam Pembelajaran PAI. Atthulab: Jurnal Pengajaran dan Pembelajaran Agama Islam, Vol. 5 (1).

Muliadi, Erlan. (2012). Urgensi Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Berbasis

Multikultural di Sekolah. Jurnal

Pendidikan Islam, Vol. 1 (1).

Nugraha, Farhan Sifa dan Dahwadin. (2019). Implementasi Kompetensi Sikap Spiritual

Kurikulum 2013 Pada Proses

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 8 (1).

Oktaviani, Tuti, dkk. (2015). Pengaruh Praktik Pengalaman Lapangan, Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi Guru Akuntansi dan Kesejahteraan Guru Terhadap Minat Pada Profesi Guru Akuntansi (Studi Kasus Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2011 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang). Jurnal Analisis Pendidikan Ekonomi, Vol. 4 (3).

Prasetyaningtyas, Fitria Dwi. (2019). Inovasi Model Quantum Learning Menggunakan Teori Apersepsi Berbasis Karakter Untuk

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Matakuliah Pendidikan IPS SD. Else: Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, Vol. 3 (2).

Safitri, Apriani, dkk. Manajemen Pembelajaran bagi Anak Usia Dini dalam Meningkatkan

(11)

Kualitas Pembelajaran. Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 5 (2). Setyosari, Punaji. (2014). Menciptakan

Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. JINOTEP: Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran, Vol. 1 (1). Wahidin, Unang. (2018). Implementasi Literasi

Media Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 (2).

Wahyuni, Tri. (2017). Pengaruh Kesejahteraan dan Semangat Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru SMP Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuansing. Suara Guru: Jurnal Pendidikan Sosial, Sains, dan Humaniora, Vol. 3 (2).

Zuliawati, Nurul. (2016). Pengaruh Kreativitas dan Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Sekecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. At-Tarbawi: Jurnal Kajian Kependidikan Islam , Vol. 1 (1).

Zulkifli, Mohammad, dkk. (2014). Motivasi Kerja, Sertifikasi, Kesejahteraan dan Kinerja Guru. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 3 (2).

(12)

Referensi

Dokumen terkait

[5 分] (七)写出上面句子所采用的修辞手法。 [2 分] (八)写出画线词语的词性。 [1 分] (九)写出上面句子的谓语。 [1

Gambar 123 Relief tersamar menyerupai burung yang digambarkan dengan jalinan motif awan, pada salah satu panil di teras pertama Candi induk

Suronan di dusun Jogopaten dilaksanakan pada setiap tanggal 1 Suro atau dalam kalender Hijriyah adalah 1 Muharram.Hal ini sesuai dengan pernyataan MuhammadSholikin (2010:

The path model tested was as follows: Gender was hypothe- sized to influence all variables; level of high school mathematics would mediate the influence of gender and influence

fundus uteri karena kepala bayi sudah masi=uk ke dalam panggul. Penyebab dari proses inni adalah sebagai berikut :. a) Kontraksi

penyuluh masyarakat pada dinas pemerintahan baik di bawah kementrian dalam negeri maupun kementrian agama dan kementrian komunikasi dan informasi. Prospek jurusan

Naskah siap cetak dari 165 buku yang disediakan tahun 2016 telah diserahkan ke Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk selanjutnya diharapkan bisa dicetak

Peran Keluarga menurut Badan Penasihatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (Depag, 2007: 48), bukanlah semata-mata merupakan tempat berinteraksi unsur yang ada di