• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Regulasi dan Penetapan Standar MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Teori Akuntansi Dosen Pengampu : Dr. Wuryan Andayani, SE.,MSi.,Ak.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Teori Regulasi dan Penetapan Standar MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Teori Akuntansi Dosen Pengampu : Dr. Wuryan Andayani, SE.,MSi.,Ak."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Teori Regulasi dan Penetapan Standar MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Teori Akuntansi

Dosen Pengampu : Dr. Wuryan Andayani, SE.,MSi.,Ak.,CA

Disusun Oleh : Anisa Ayu Kharismasari

Syarthy E. Killian

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI 2015

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perubahan lingkungan dan pola pikir manusia, sangat sulit untuk menyatukan antar individu tanpa perkembangan informasi yang transparansi sehingga diperoleh suatu perubahan yang lebih baik. Standar akuntansi keuangan yang berkualitas merupakan salah satu hal yang mewujudkan transparansi tersebut. Apabila standar akuntansi keuangan memiliki kualitas yang baik, maka dapat dipastikan bahwa kondisi praktik bisnis yang ada akan berjalan lancar.

Perubahan lingkungan global yang semakin menyatukan hampir seluruh negara di dunia dalam komunitas tunggal, yang dijembatani perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin murah, menuntut adanya transparansi di segala bidang. Standar akuntansi keuangan yang berkualitas merupakan salah satu prasarana penting untuk mewujudkan transparasi tersebut. Standar akuntansi keuangan dapat diibaratkan sebagai sebuah cermin, dimana cermin yang baik akan mampu menggambarkan kondisi praktis bisnis yang sebenarnya. Oleh karena itu, pengembangan standar akuntansi keuangan yang baik, sangat relevan dan mutlak diperlukan pada masa sekarang ini.

Pentingnya Standar Akuntansi Keuangan disusun dengan tujuan agar laporan keuangan menjadi lebih objektif, jelas dan dimengerti oleh semua pihak. Standar akuntansi adalah aturan baku yang disusun oleh lembaga yang berwenang untuk itu (di Indonesia oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI) sebagai pedoman yang harus diikuti oleh penyusun laporan keuangan jika laporan keuangan tersebut ditujukan untuk pihak eksternal perusahaan.

Perkembangan standar akuntansi telah melampaui umur yang panjang terutama di Amerika Serikat yang merupakan negara penganut sistem ekonomi pasar bebas. Dekade 1970-an masyarakat Amerika cukup tertarik melalui institusi-institusi dalam menyoroti aspek social, lingkungan, dan konsekuensi ekonomi dalam opini public dalam penyusunan standar akuntansi (Zeff, 1978).

(3)

Akuntansi sebenarnya terbentuk dari fenomena ekonomi dari perkembangan berbagai studi ekonomi yang ada, sehingga pembentukan standar akuntansi bukanlah suatu proses yang berjalan serta merta, namun sangat memperhatikan aspek-aspek yang lainnya yang di akibatkan oleh proses itu. Oleh karena itu apabila proses penyusunan standar penuh dengan tekanan-tekanan dari berbagai pihak yang berkepentingan, bukanlah suatu hal yang mengengejutkan karena adanya aspek ekonomik consequences (Scroeder dan Clark, 1995: 13). Konstituen yang mungkin terkena imbas atau berkepentingan dengan standar akuntansi akan melakukan usaha untuk membuat standar yang mungkin terbentuk bisa ,memaksimalkan kepentingan mereka (Watt, 1977). Inilah yang dinamakan sebagai proses politik, yang menurut Zeff (2002) diartikan sebagai pembelaan atau pertimbangan self-interested dari pembuat standar mengenai aspek yang mungkin diasosiasikan dalam istilah ekonomi cosequences.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dikaji adalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan regulasi aktivitas ekonomi ? 2. Apakah insentif pribadi dalam informasi ?

3. Apakah faktor sumber kegagalan pasar ? 4. Apa saja teori-teori regulasi ?

5. Bagaimana standar akuntansi

6. Bagaimana penentuan standar akuntansi di Indonesia? 7. Apakah kriteria penentuan standar akuntansi ?

8. Apa saja argumen pendukung standar akuntansi 9. Apa saja argumen penentang standar akuntansi 10. Apakah prinsip berlaku umum di Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

(4)

2. Untuk mengetaguo apa saja insentif pribadi dalam informasi

3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan sumber kegagalan pasar 4. Untuk mengetahui apa saja teori-teori regulasi

5. Untuk mengetahui tentang standar akuntansi

6. Untuk mengetahui penentuan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia 7. Untuk mengetahui kriteria apa saja yang menjadi penentuan standar akuntansi 8. Untuk mengetahui argument-argumen pendukung standar akuntansi

9. Untuk mengetahui argumen penentang standar akuntansi

10. Untuk mengetahui prinsip standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

BAB II PEMBAHASAN

Buku karya Robert Boyer (1986) dengan judul La Théorie de la régulation : une analyse critique sering disebut sebagai analisis komprehensif pertama yang dihasilkan dari pergumulan Teori Regulasi menghadapi resesi ekonomi.

(5)

Istilah regulation sendiri berasal dari Gerard De Bernis yang mengambilnya dari konsep biologi dan kemudian diterapkan dalam analisis ekonomi. Regulation dalam arti harafiahnya adalah regularities. Dalam pengertian ini, sistem ekonomi dibentuk oleh “regularities” dari berbagai institusi yang menentukan ritme atau sistem tertentu. Sistem kapitalisme, meskipun diwarnai dengan berbagai kontradiksi (ide Marxist) tetap ada sebuah keteraturan yang bertahan serta membuat sistem tersebut tetap hidup. Meski begitu, bentuk keteraturan tersebut berubah-ubah dari waktu ke waktu, sehingga yang dinamakan sebagai regulation (regularities) juga mengalami perubahan. Perubahan model keteraturan (mode of regulation) inilah yang menjadi fokus perhatian Teori Regulasi.

1. Regulasi Aktivitas Ekonomi

Alasan utama dalam hal regulasi tersebut adalah untuk melindungi individu yang dalam hal kerugian informasi. Misalnya jika tidak terdapat adanya asimetri informasi dalam suatu keadaan yang mengakibatkan seluruh tindakan manajer dan informasi dapat diobservasi oleh semua pihak, sehingga akibatnya yaitu tidak ada kebutuhan untuk melindungi individu dari konsekuensi pada kerugian informasi.

Akuntansi juga sangat dipengaruhi oleh regulasi yang dirancang untuk melindungi pemakai akibat adanya informasi asimetri. Satu peran penting akuntansi dan auditing adalah melaporkan informasi yang relevan dan reliabel, sehingga mengurangi informasi asimetri antara insider perusahaan, publik yang berinvestasi, dan pemakai lain. Akuntansi informasi juga sering digunakan dalam membenarkan regulasi untuk melindungi diri dari kerugian informasi. Contohnya adalah peraturan mengenai insider tarding dan regulasi untuk meyakinkan pengungkapan penuh pada prospektus. Akuntansi juga dipengaruhi oleh regulasi yang dirancang untuk melakukan antisipasi terhadap asimetri informasi. Peran penting pada akuntansi dan audit adalah untuk melaporkan informasi yang relevan dan dapat diandalkan, sehingga dengan demikian akan mengurangi asimetri informasi di antara pihak perusahaan, dan pengguna lainnya. Namun dalam hal ini juga perlu diingat bahwa peran ini membutuhkan auditor yang kredibel dan kompeten untuk menciptakan suatu standar pelaporan yang tinggi.

Dalam mempertimbangkan masalah informasi, maka terdapat dua hal yang akan digunakan sebagai acuan dalam membantu untuk membedakan jenis informasi yang mungkin dimiliki oleh manajer yaitu kepemilikan/proprietary informasi dan non proprietary informasi.

(6)

Proprietary informasi diartikan sebagai informasi yang jika dikeluarkan maka akan sangat mempengaruhi arus kas masa depan perusahaan. Contohnya adalah informasi mengenai paten yang dapat dinilai atau rencana insentif strategis seperti penawaran pengambilalihan atau merger. Biaya manajer dan perusahaan dalam mengeluarkan informasi hak kemilikan dapat cukup tinggi dalam hal ini.

Sedangkan nonproprietary informasi adalah informasi yang tidak secara langsung mempengaruhi arus kas perusahan. Hal ini mencakup informasi laporan keuangan, peramalan pendapatan, perinciaan pendanaan baru dan sebagainya. Audit juga termasuk salah satu dari nonproprietary informasi.

2. Insentif Pribadi dalam Informasi

Insentif untuk produksi informasi privat muncul dari kontrak yang dimasuki oleh perusahaan. Sebagai contoh, jika usaha manajer tidak dapat diobservasi, maka hal ini akan membawa dampak pada kontrak insentif berdasarkan hasil dari operasi perusahan. Demikian pula ketika perusahaan mengeluarkan hutang, maka hal ini secara tipikal akan mencakup hutang perjanjian dalam kontrak. Oleh karena itu, dalam hal ini diperlukan adanya audit dalam upaya untuk meyakinkan hasil pengukuran kinerja manajer dalam upaya pemberian insentif kepada mereka.

Alasan kontraktual lain dalam menghasilkan informasi juga muncul ketika perusahaan akan go publik. Hal ini telah dibuat oleh Jensen dan Mackling (1976), di mana manajer-manajer perusahaan yang go publik setelah menjual semua atau sebagian dari bunga akan memiliki motivasi untuk meningkatkan kelalaian, sehingga untuk menghindari kelalaian yang dibuat oleh manajer tersebut diperlukan adanya kompensasi bagi mereka.. Biaya kelalaian ini adalah merupakan pengurangan dari profit yang dihasilkan.

3. Sumber Kegagalan Pasar

Dalam bagian ini akan dibahas mengenai kegagalan dari pasar. Di mana jika pasar berjalan sebagaimana mestinya berdasarkan definisi, maka informasi yang akan dihasilkan akan seimbang pada keuntungan dan biaya marginal perusahaan. Namun juga telah mendefinisikan bahwa jumlah terbaik secara sosial terdapat informasi yang menyamakan biaya dan keuntungan marginal pada lingkungan. Dua kriteria ini pada produksi informasi tidak perlu menghasilkan nilai yang sama dikarenakan oleh eksternalitas dan freeriding.

(7)

Eksternalitas adalah tindakan yang diambil oleh perusahaan atau individu yang membebankan biaya atau keuntungan pada perusahaan atau individu lainnya, yang mana perusahaan akan membebankan biaya atau keuntungan yang tidak dituntut atau tidak menerima pendapatan. Sedangkan freeriding adalah penerimaan oleh perusahaan atau individu pada keuntungan atau eksternalitas.

Aspek penting dari freeriding dan eksternalitas adalah bahwa biaya dari keuntungan produksi informasi yang dirasakan oleh perusahaan akan berbeda dari biaya dan keuntungan pada lingkungan.

Sumber lain kegagalan pasar bisa diakibatkan karena: 1. Resiko Moral

Mengingat bahwa usaha manajer secara tipikal tidak dapat diobservasi pada pemilik perusahaan dan pasar, maka konsekusnsinya yaitu manajer tidak akan berusaha untuk memaksimalkan jalannya perusahaan sehingga pasar tenaga kerja tidak akan berjalan dengan baik.

2. Pemilihan Penghindaran Kerugian

Dalam konteks ini, ada dua versi masalah seleksi yang merugikan. Pertama yaitu masalah mengenai insider trading. Jika kesempatan itu ada untuk pihak dalam untuk mendapatkan keuntungan, maka kesempatan tersebut akan digunakan oleh orang yang menginginkannya, dan investor luar juga mengangap bahwa pasar sekuritas berjalan sebagaimana mestinya.

Versi kedua dalam hal seleksi yang merugikan adalah timbul ketika manajer yang mengetahui berita buruk tentang masa depan perusahaan tidak mengeluarkan informasi tersebut, dengan demikian hal ini akan menunda atau menghindari kehancuran reputasi mereka, dan sebagai konsekuensinya yaitu akan mengakibatkan adanya pengurangan nilai pada pasar tenaga kerja majerial.

3. Unanimity

Karateristik dari pasar yang berjalan tidak baik adalah adanya kekurangan unanimity. Dalam pasar yang berjalan dengan baik, maka pemegang saham akan dengan berusaha suara bulat untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Sedangkan dalam pasar tidak efisien, maka hal ini tidak menjadi masalah.

(8)

Tantangan terhadap teori kegagalan pasar

Teori kegagalan pasar mengandung kesalahan yang fatal. Keluaran yang diperoleh teori tersebut diidentifikasi sebagai optimal hanya sekedar istilah dan istilah ini dapat diidentifikasikan sendiri-sendiri oleh ketentuan setiap lembaga yang menghasilkan keluaran tersebut.

Kripke mengajukan dua kemungkinan yang akan terjadi dengan tidak adanya regulasi yang diinginkan:

 Akan ada pengungkapan informasi akuntansi yang cukup dan berkesinambungan.  Keseragaman akuntansi semakin berkurang karena perbedaan pandangan dalam

menginterprestasikan dan menggambarkan suatu kejadian akan disembunyikan oleh sistem yang diberi kewenangan untuk melalukan hal tersebut..

Karena itu, scott dalam bukunya merumuskan upaya yang dapat ditempuh untuk membatasi kegagalan pasar, antaralain:

1. Pengungkapan

Argumen ini dapat dibuat yang menyarakan bahwa manajer akan mengeluarkan semua informasi baik itu informasi baik dan buruk. Hal ini disebut sebagai prinsip pengungkapan.

2. Pencarian Informasi Privat

Pemberian insentif privat dalam upaya untuk mengeluarkan informasi dari manajer. Argumen dalam hal ini yaitu bahwa jika informasi yang dikeluarkan telah cukup, maka hal ini kan menurunkan biaya modal dari perusahaan.

3. Signaling

Hal ini sering terjadi di mana perusahaan atau dengan perusahaan lainnya berbeda dalam kualitas. Sebagai contoh, mungkin perusahaan yang satu akan memiliki kesempatan investasi yang lebih tinggi dari perusahaan yang lain.

4. Dua Teori Regulasi

Teori Regulasi Ketertarikan Publik

Teori ini menyatakan bahwa aturan/regulasi merupakan hasil dari permintaan publik terhadap koreksi yang terjadi pada kegagalan pasar. Dalam teori ini, kekuasaan pusat disebut juga tubuh regulasi atau regulator diasumsikan memiliki ketertarikan yang besar terhadap

(9)

lingkungan. Hal ini telah mengupayakan yang terbaik untuk mengatur sehingga pemaksimalisasian kesejahteraan sosial dapat tercapai. Dalam teori ini, pusat kewenangan, yaitu regulator, diasumsikan memiliki kepentingan yang besar terhadap society at heart, sehingga hal ini dapat membuat pada saat regulator menyusun peraturan akan menghasilkan yang terbaik bagi kesejahteraan masyarakat. Permasalahan yang timbul dalam Public Interest Theory adalah : a. Terdapat tugas yang sangat kompleks dalam menentukan jumlah regulasi yang tepat. b. Terdapat permasalahan yang serius yang terletak pada motivasi dari badan regulator. Teori Ketertarikan Kelompok

Teori ini mengambil pandangan bahwa industri beroperasi dalam pemunculan sejumlah kelompok yang tertarik. Sebagai contoh perusahaan dalam indutri manufaktur akan membentuk suatu ketertarikan yang jelas seperti juga pelanggan mereka. kelompok yang tertarik ini bermacam-macam akan meloby legislator untuk jumlah dan tipe regulasi yang berbeda-beda. Sebagai contoh industri itu sendiri mungkin akan meminta peraturan perlindungan dari persaingan harga luar negri atau melawan pelanggaran dalam operasinya dengan indusri-industri yang berhubungan. Pelanggan mungkin membentuk kelompok-kelompok untuk melakukan loby untuk mendapatkan standar kualitas atau pengendalian harga. Bervariasinya kepentingan dalam group akan mempengaruhi Legislature dalam hal jumlah dan tipe dari regulasi.

Hubungan Pada Teori Regulasi

Penyusunan standar memiliki karakteristik proses penyesuaian. Pemilihan standar akuntansi (misalnya oleh AcSB, FASB, IASB) sebaiknya mempertimbangkan konflik antar konstituensi ketimbang pada unsur proses perhitungan.Pertimbangan ini menganggap bahwa teori kelompok kepentingan regulasi mungkin baik sebagai prediktor standar baru daripada teori kepentingan publik.

5. Standar Akuntansi dan Penentuan Standar

Timbulnya prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) dapat dilihat dari peran akuntansi yaitu menyajikan informasi kepada berbagai pihak. Secara khusus GAAP mengatur akuntansi keuangan yang menyajikan informasi kepada pihak di luar organisasi. Akan tetapi, informasi yang disajikan tersebut tidak hanya berguna untuk pihak di luar perusahaan tetapi juga

(10)

pihak intern organisasi. Menurut Fess dan Warren (1990;794) informasi akuntansi keuangan yang disajikan sesuai dengan GAAP memang utamanya ditujukan kepada pihak luar (external) tetapi juga berguna bagi manajemen untuk mengarahkan operasi perusahaan. Perusahaan menambah berbagai laporan yang diperlukan yang tidak harus diatur oleh GAAP yang dibutuhkan oleh manajemen. Akuntansi yang diselenggarakan untuk menghasilkan informasi kepada pihak eksteral disebut juga dengan akuntansi keuangan sedangkan akuntansi yang memfokuskan diri pada penyajian laporan untuk tujuan pengambilan keputusan intern organisasi disebut akuntansi manajemen. Miller et.al (1985:5) menyatakan ada tiga kelompok orang yang berpartisipasi dalam akuntansi keuangan yaitu pengguna (users), penyaji (preparers), dan auditor (auditors). Pengguna adalah individu atau institusi yang mengandalkan informasi akuntansi keuangan dalam pengambilan keputusan investasi atau kredit. Dalam kelompok ini termasuk investor, kreditor, analis keuangan dll. Penyaji adalah pihak yang menyusun dan menerbitkan laporan keuangan yaitu manajemen. Auditor adalah pihak yang melakukan pemeriksaan laporan keuangan untuk menyatakan pendapat atas kewajarannya. Ketiga pihak yang berpartisipasi dalam akuntansi keuangan memiliki kepentingan yang berbeda-beda atas penyajian laporan keuangan. Persepsi masing-masing pihak yang terlibat juga berbeda-beda. Oleh karena itu diperlukan satu aturan yang disepakati untuk dapat dijadikan pegangan bagi pengguna, penyaji, dan auditor. Disini arti penting dan latar belakang munculnya prinsip akuntansi berlaku umum (GAAP).

Salah satu sarana penunjang yang diperlukan oleh suatu perusahaan atau suatu unit ekonomi adalah standar akuntansi yang memungkinkan terlaksananya sistem informasi manajemen dengan baik. Standar akuntansi dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun laporan keuangan yang layak serta memiliki daya banding sehingga dapat menyajikan informasi yang bernilai bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Standar akuntansi merupakan landasan atau petunjuk bagi mereka untuk melakukan praktek atau kegiatan di bidang akuntansi, agar laporan keuangan lebih berguna dan tidak menyesatkan. Hal ini diperjelas oleh Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sebagai pedoman pokok penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya adalah sangat penting, agar laporan keuangan lebih berguna, dapat dimengerti dan dapat diperbandingkan serta tidak menyesatkan.

(11)

Peran ideologi dalam peraturan akuntansi telah sebagian besar diabaikan meskipun potensinya untuk memberikan apresiasi yang lebih sistematis dari proses penetapan standar. Penetapan standar umumnya didefinisikan sebagai set yang terorganisir mendasari keyakinan yang berbeda-beda di kelompok, ideologi akan mencakup kecenderungan untuk menganjurkan solusi peraturan yang berbeda secara prediksi. Adanya perbedaan ideologi antara kelompok-kelompok membayangkan mobilisasi pengaruh politik untuk mereproduksi atau mengubah sifat akuntansi sesuai dengan berbagai persepsi tentang bagaimana hal ini harus berjalan. Ideologi adalah versi realitas yang didasarkan pada asumsi yang tak tergoyahkan yang tidak seragam, sehingga menarik mereka masuk ke dalam konflik. Proses ini diharapkan untuk dapat menggunakan fakta selectively and purposefully (selektif dan sengaja) (Buckley, 1978) dan memiliki espousals yang bervariasi dengan aktualitas saat seperti ini menguntungkan (Enz, 1988). Sayangnya, seperti istilah-istilah seperti "kekuatan" dan "politik", "ideologi" memiliki konotasi yang tidak perlu merendahkan yang cenderung membatasi penggunaannya.

Ideologi berbeda berdasarkan struktur hubungan sosial dan melalui dimana mereka dirumuskan dan disahkan (Willmott, 1984). Dengan demikian, menanggung hubungan sistematis dengan kepentingan, seperti yang dirasakan oleh kelompok. Akuntansi, sebagai kegiatan yang keberadaannya saat ini sangat tergantung pada dukungan perusahaan dan kebutuhan pelanggan, menghasilkan ideologi bahwa pola berbagai posisi struktural dalam bangunan sosial ini. Paparan terus dan afiliasi konsisten mengabadikan posisi ideologis pihak yang berkepentingan ini. Ideologi menyiratkan ketidakmampuan tulus untuk menghargai posisi tidak konsisten, daripada strategi tujuan penipuan.

Oleh karena itu, maka standar akuntansi merupakan suatu pedoman yang wajib ditaati bagi mereka yang melakukan kegiatan di bidang akuntansi, dalam rangka penyusunan laporan keuangan. Tetapi perlu diingat bahwa Standar Akuntansi Keuangan sebagai suatu pedoman yang diikuti kebiasaan tentulah bukan merupakan pedoman yang sifatnya universal dan berlaku mutlak sesuai keadaan, waktu dan tempat. Standar Akuntansi Keuangan dalam perkembangannnya tidak rterlepas dari pengaruh faktor-faktor lain, misalnya pandangan para ahli di bidang akuntansi, perkembangan politik dan ekonomi, peraturan pemerintah dan faktor-faktor lainnya.

Dengan demikian, maka yang perlu diketahui dari Standar Akuntansi tersebut adalah pedoman dan petunjuk apakah yang dapat diberikan oleh Standar Akuntansi tersebut? Standar

(12)

Akuntansi dapat memberikan petunjuk tentang bagaimanakah caranya sumber-sumber ekonomi yang ditimbulkannya dicatat sebagai “harta” dan “kewajiban”. Jika terjadi perubahan atas harta dan kewajiban itu bagaimanakah cara mencatatnya, kapan perubahan tersebut dicatat serta bagaimanakah cara mengukurnya, informasi apa saja yang perlu diungkapkan dan bagaimana cara mengungkapkannya dan sebagainya. Pedoman serta petunjuk ini dapat kita jumpai dalam buku “Standar Akuntansi Keuangan”, yang diterbitkan oleh ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).

International Accounting Standards Committee (IASC) dalam Standar Akuntansi Keuangan ini menjelaskan bahwa :

“. . . Accounting Standards and procedures relating to the preparation and presentation of financial statements. It believes that further harmonisation can best best be pursued by focusing on finacial statements that are prepared for the purpose of providing information that is useful in making economic decisions”.

6. Penentuan Standar Akuntansi

Prinsip akuntansi beraku umum mengacu pada berbagai sumber. Sumber acuan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia menurut IAI (2001:411.2) adalah sebagai berikut:

 Prinsip akuntansi yang ditetapkan dan/atau dinyatakan berlaku oleh badan pengatur standar dari Ikatan Akuntan Indonesia;

 Pernyataan dari badan, yang terdiri dari pakar pelaporan keuangan, yang mempertimbangkan isu akuntansi dalam forum publik dengan tujuan menetapkan prinsip akuntansi atau menjelaskan praktik akuntansi yang ada dan berlaku umum, dengan syarat dalam prosesnya penerbitan tersebut terbuka untuk dikomentari oleh publik dan badan pengatur standar dari Ikatan Akuntan Indonesia tidak menyatakan keberatan atas penerbitan pernyataan tersebut;

 Pernyataan dari badan, yang terdiri dari pakar pelaporan keuangan, yang mempertimbangkan isu akuntansi dalam forum publik dengan tujuan menginterpretasikan atau menetapkan prinsip akuntansi atau menjelaskan praktik akuntansi yang ada berlaku umum, atau pernyataan yang tersebut pada butir b yang penerbitannya tidak pernah dinyatakan keberatan dari badan pengatur standar dari Ikatan Akuntan Indonesia tetapi belum pernah secara terbuka dikomentari oleh publik;

(13)

 Praktik atau pernyataan resmi yang secara luas diakui sebagai berlaku umum karena mencerminkan praktik yang lazim dalam industri tertentu, atau penerapan dalam keadaan khusus dari pernyataan yang diakui sebagai berlaku umum, atau penerapan standar akuntansi internasional atau standar akuntansi yang berlaku umum di wilayah lain yang menghasilkan penyajian substansi transaksi secara lebih baik.

Dari uraian di atas bahwa sumber acuan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia adalah prinsip akuntansi yang ditetapkan IAI, pernyataan pakar pelaporan, dan praktik atau pernyataan resmi yang secara luas diakui berlaku umum.

Tujuan dalam penentuan Standar

1. Penentuan standar merupakan pilihan sosial sehingga suatu standara mungkin bermanfaat bagi pihak tertentu dan merugikan pihak lain. Kebanyakan isu-isu yang berkaitan dengan akunyansi secara politik bersifat sensitif yang disebabkan:

2. Kebutuhan terhadap standar akuntansi muncul bila terdapat pertentangan 3. Informasi akuntansi dapat mempengaruhi tingkat kemakmuran penggunaannya. 4. Dalam menentukan standar ada dua pendekatan, yaitu:

representative faithfulness, pendekatan ini menghendaki pelaporan yang bersifat netral dan penyajian wajar laporan keuangan melalui proses penentuan standar. Pendekatan ini menyamakan akuntansi dengan proses pemetaan dimana peta harus dibuat akurat dengan

menggambarkan keadaan keuangan perusahaan secara wajar.

economic consequences, pendekatan ini menghendaki asopsi standar yang memiliki konsekwensi ekonomi menguntungkan. Pendekatan ini cenderung mengarah penentuan standar yang meemiliki pengaruh positif.

7. Kriteria Penentuan StandardDecision Usefullness

Kriteria decision usefulness memicu informasi dan perspektif pengukuran pada pelaporan keuangan, dan studi empiris kapital market. Jadi, standar dapat menjadi decision usefulness bisa saja salah karena tidak mempertimbangkan biaya penyediaan informasi. Untuk itu, pembuat standar perlu mempertimbangkan kriteria lainnya daripada decision usefulness saja.

(14)

Dalam hal ini penyusun standar harus menggunkan pengurangan information asimetri dalam kapital dan managerial labor market sebagai kriteria standar baru. Pengurangan information asimetri meningkatkan operasi pasar. Hal ini akan memperluas likuiditas pasar dan menghasilkan keuntungan sosial. Bagaimanapun juga, harus diperhatikan bahwa pengurangan information asimetri sebagai kriteria bukan satu-satunya yang memadai. Seperti decision useful yang menimbulkan biaya. Konsekuensinya, sulit untuk mengetahui kapan standar untuk mengurangi information asimetri cost-efektif.

Economic Consequences Of New Standards

Salah satu biaya dari standar baru bagi perusahaan adalah biaya untuk memenuhi standar itu (out of pocket). Biaya juga terjadi karena adanya kontrak. Biaya tersebut mempengaruhi kebijakan operasi dan keuangan. Kurangnya kebebasan menajemen memilih kebijakan akuntansi juga menjadi konsekuensi ekonomis. Untuk itu, pembuat kebijakan harus mempertimbangkan aspek tersebut.

The Political Aspects Of Standards Setting

Konsekuensi ekonomis berdampak pada aspek politis penyusunan standar. Penyusun standar harus merekayasa konsensus yang memadai agar konstituensi dapat menerimanya. Proses penyusunan standar harus konsisten dengan interest group theory of regulation.

8. Argumen Pendukung Standar Akuntansi

Pihak-pihak yang menginginkan regulasi akan mengunakan teori kepentingan publik (The Public Interest Theory) dan teori kepentingan kelompok (The Interest Group Theory) untuk menyukseskan keinginannya karena pada dasarnya, baik kegagalan pasar maupun kebutuhan untuk mencapai tujuan sosial memaksa adanya regulasi akuntansi (Scott, 2000).

Teori kepentingan publik

Teori kepentingan publik menyatakan bahwa regulasi terjadi karena tuntutan publik dan muncul sebagai koreksi atas kegagalan pasar. Kegagalan pasar terjadi karena adanya alokasi

(15)

informasi yang belum optimal dan ini dapat disebabkan oleh (1) keengganan perusahaan mengungkapkan informasi, (2) adanya penyelewengan informasi, dan (3) penyajian informasi akuntansi secara tidak semestinya. Dalam teori ini, sentral otoritas juga disebut regulator dan diasumsikan bahwa masyarakat memiliki kepentingan terbesar pada informasi akuntansi. Regulator berusaha untuk melakukan pengaturan dengan sebaik mungkin karena akan memaksimalkan kesejahteraan sosial.

Dalam penerapannya teori kepentingan publik ternyata memiliki masalah sehingga teori ini dikatakan memiliki masalah implementasi karena sulit menentukan berapa jumlah regulasi yang sesuai. Penentuan jumlah regulasi merupakan sesuatu yang sulit dilakukan untuk komoditas seperti informasi. Masalah yang lebih sulit terletak pada motivasi dari regulator itu sendiri. Harus disadari bahwa sangat sulit untuk memonitor operasi regulator dan kekuatan publik untuk memaksa regulator beroperasi demi kepentingan publik adalah lemah. Kelemahan tersebut juga akan menimbulkan kemungkinan bahwa badan ini akan beroperasi untuk kepentingan pribadi dan tidak untuk kepentingan umum.

Alasan ekonomi utama pada awal mula adanya intervensi dari pemerintah pada operasi pasar untuk kepentingan publik adalah adanya kemungkinan kegagalan pasar (market failure). Dalam rerangka teori ini, peraturan ditujukkan kepada badan legislatif (pembuat undang-undang) untuk melindungi

kepentingan konsumen dengan cara melakukan peningkatan keamanan penyelenggaraan ekonomi, dibandingkan dengan situasi yang tidak diregulasi. Kegagalan pasar berpotensi terjadi ketika ada sebuah kegagalan dari beberapa kondisi yang dibutuhkan agar pasar berjalan secara kompetitif. Contoh potential failure:

1. Kurangnya kompetisi (monopoli, oligopoli) 2. Adanya hambatan untuk masuk ke pasar

3. Asimetri informasi antara pembeli dan penjual atau sinyal pasar tertentu (misal reputasi penjual)

4. Sifat alami publik atas suatu produk (seperti informasi keuangan), dimana ketersediaan suatu produk untuk suatu individu membuat produk tersebut tidak berharga lagi untuk individu yang lain. Kegagalan pasar di sini terjadi karena – walaupun individu bisa mendapatkan produk tersebut tanpa bayar – sistem harga normal pada pasar tersebut tidak bisa berfungsi.

(16)

Teori kepentingan publik didasari pada asumsi bahwa pasar ekonomi merupakan subjek dari beberapa pasar tidak sempurna atau kegagalan transaksi, yaitu, jika tetap dibiarkan, akan mengakibatkan inefisiensi dan ketidakpatutan outcome. Ini juga berdasarkan asumsi berikut:

1. Kepentingan dari konsumen diterjemahkan dalam tindakan legislatif lewat operasi dari marketplace internal.

2. Ada agen-agen (politisi pengusaha dan kelompok kepentingan publik) yang akan mencari peraturan dengan mengatas namakan untuk kepentingan publik. Agen-agen ini mungkin saja akan berusahan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri bukan memenuhi kebutuhan publik.

3. Pemerintah tidak mempunyai peran yang independen untuk menjalankan peraturan pemerintah.

Teori kepentingan kelompok

Teori kepentingan kelompok memiliki pandangan bahwa suatu industri beroperasi karena terdapat sejumlah kepentingan kelompok. Otoritas politik atau legistatif juga dapat digolongkan sebagai suatu kelompok kepentingan yang memiliki kekuatan untuk memasok regulasi untuk mempertahankan kekuasaannya. Oleh sebab itu, teori ini memiliki pandangan bahwa regulasi adalah suatu komoditas di mana terdapat penawaran dan permintaan. Komoditas akan dialokasikan kepada para konstituen dengan efektif secara politis dan dengan meyakinkan legislatif memberikan bantuan regulasi kepadanya.

9. Argumen Penentang Standar Akuntansi

Pihak yang tidak menginginkan regulasi berargumen dengan menggunakan teori agensi (agency theory) yang menyatakan bahwa manajemen memiliki insentif membuat laporan yang andal dan disajikan secara sukarela kepada pemilik (shareholder) semata-mata untuk menyelesaikan konflik antara pemilik dan manajemen. Laporan keuangan digunakan untuk memonitor hubungan kerja serta untuk menilai dan menentukan kompensasi yang akan dibayarkan kepada manajer.

Di samping menggunakan teori agensi, pihak yang tidak menginginkan regulasi juga menggunakan pendekatan pasar bebas. Menurut pendekatan ini informasi akuntansi merupakan

(17)

produk-produk yang bersifat ekonomis, sama seperti barang atau jasa lainnya. Informasi akuntansi juga merupakan subjek kekuatan permintaan dari para pengguna dan disediakan oleh para penyaji. Hasilnya adalah sejumlah pengungkapan informasi yang optimal pada tingkat harga yang optimal pula. Kapan suatu informasi diperlukan dan sejumlah harga tertentu ditawarkan untuk itu, maka pasar akan menyediakan informasi asalkan harga yang ditawarkan melebihi biaya informasi tersebut.

10. Prinsip Berlaku Umum di Indonesia

Dalam hubungannya dengan hirarki prinsip akuntansi beraku umum IAI (2001:411.2) mengemukakan adanya rerangka (framework) prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Dalam bentuk rerangka, IAI (2001:411.4) menggambarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia seperti suatu bangunan rumah. Rerangka tersebut adalah sebagai berikut:

(18)

Sumber: Jamason Sinaga, Ak., Akuntan anggota IAI dan Anggota Kelompok Kerja Komite Standar Akuntansi Pemerintah.

Rerangka ini bersifat hirarkis artinya lapisan yang lebih bawah menjadi landasan bagi lapisan yang berada di atasnya. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa dalam penyajian laporan keuangan kepada pihak luar organisasi (ekstern) digunakan prinsip akuntansi berlaku umum (GAAP). Prinsip akuntansi berlaku umum ini terdiri dari berbagai acuan yang dinyatakan dalam bentuk hirarki.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Alasan utama dalam hal regulasi tersebut adalah untuk melindungi individu yang dalam hal kerugian informasi. Misalnya jika tidak terdapat adanya asimetri informasi dalam suatu keadaan yang mengakibatkan seluruh tindakan manajer dan informasi dapat diobservasi oleh semua pihak, sehingga akibatnya yaitu tidak ada kebutuhan untuk melindungi individu dari konsekuensi pada kerugian informasi. Akuntansi juga sangat dipengaruhi oleh regulasi yang dirancang untuk melindungi pemakai akibat adanya informasi asimetri.

Dalam proses penyusunan standar akuntansi yang melalui proses yang panjang tidak dipungkiri terdapat berbagi hambatan. Salah satunya seperti apa yang telah dibahas dan dijelaskan di atas, yaitu intervensi beberapa pihak. Bahwa proses penyusunan standar akuntansi tidak terlepas dari campur tangan politik demi keuntungan beberapa pihak semata. Pada umumnya kembali lagi kepada regulasi atau aturan dalam pembuatan dan penyusunan standar akuntansi dari masing-masing negara untuk disesuaikan dengan perkembangan dan keadaan ekonomi negara tersebut.

(19)

DAFTAR RUJUKAN

Scott, W.R. (2009). Financial Accounting Theory. Prentice-Hall, Toronto, Canada

Jamason Sinaga, Ak., Akuntan anggota IAI dan Anggota Kelompok Kerja Komite Standar Akuntansi Pemerintah.

Fogarty, T.J., Hussein, M.E.A., & Ketz, J.E. (1994). Political aspects of financial accounting standard setting in the USA. Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol.7, No. 4, 24-46.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Teori ini mendukung penelitian bahwa sebagian besar keluarga mengalami peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap kearah yang lebih positif setelah diberikan pendidikan kesehatan

Misi utama dalam aplikasi ini untuk menambah pengetahuan mengenai pendidikan agama islam terutama pada ilmu fiqih, karena ilmu fiqih merupakan ilmu yang sangat penting

Sasaran dari Pengadaan Jasa Konsultasi Perencanaan DED Pasar Bareng adalah perencanaan pekerjaan Pembangunan Pasar Bareng Kota Malang tahun 2015 yang sesuai

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2000 tentang Bidang Usaha yang tertutup dan Bidang Usaha yang terbuka dengan persyaratan tertentu

Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan asesmen ulang setiap 5 menit setelah pemberian nitrat atau obat- obat

Penelitian ini menemukan bahwa ketika peneliti melakukan pretest kepada sejumlah siswa kelas IX A dan IX C yang berjumlah 52 orang maka didapat skor kecemasan dari

Menerangkan secara benar dan penuh pengertian bahwaUSG bukanlah suatu alat yang dapat melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan, hal ini untuk menghindarkankesalahan