• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN DIVISI JASA LAYANAN LABORATORIUM (STUDI KASUS PADA LABORATORIUM TERPADU INSTITUT PERTANIAN BOGOR) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN DIVISI JASA LAYANAN LABORATORIUM (STUDI KASUS PADA LABORATORIUM TERPADU INSTITUT PERTANIAN BOGOR) SKRIPSI"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

DIVISI JASA LAYANAN LABORATORIUM

(STUDI KASUS PADA LABORATORIUM TERPADU

INSTITUT PERTANIAN BOGOR)

SKRIPSI

SARI BARA MUTIARA

A14102706

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

(2)

Layanan Laboratorium (Studi Kasus pada Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor). Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (Di Bawah Bimbingan EKA INTAN KUMALA PUTRI)

Peningkatan kualitas merupakan salah satu strategi bisnis yang ditekankan pada pemenuhan keinginan konsumen. Di sisi lain, kinerja perusahaan dan kepuasan konsumen merupakan satu kesatuan yang sulit untuk dipisahkan. Kinerja berpengaruh langsung terhadap kepuasan konsumen. Oleh karena itu, suatu unit bisnis diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya, dimulai dengan mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen.

Saat ini tercatat 411 laboratorium penguji yang telah memperoleh akreditasi dari KAN dan tersebar di seluruh nusantara, 132 diantaranya memiliki ruang lingkup pengujian yang sama dengan Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor dan jumlah ini semakin bertambah. Untuk itu, sebagai salah satu laboratorium Perguruan Tinggi pertama yang diakreditasi oleh KAN, Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor dituntut untuk dapat terus meningkatkan pelayanan pada pelanggan khususnya, dan masyarakat pada umumnya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian antara tingkat kepentingan pada mutu produk dan pelayanan terhadap konsumen dengan kinerja Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor dan memberikan rekomendasi alternatif untuk meningkatkan kepuasan konsumen Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor. Penelitian ini dilaksanakan di Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor yang beralamat di Gedung Pascasarjana Wing Kimia Lantai Dasar Kampus IPB Baranangsiang Jalan Pajajaran Bogor selama bulan September sampai Desember 2009. Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data yang dilakukan untuk menunjang penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling terhadap 92 orang responden yang bersedia untuk diwawancarai dan mengisi kuesioner. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, Importance – Performance Analysis (IPA) dan Customer satisfaction Index (CSI).

Karakteristik umum pelanggan Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor yang menjadi responden terdiri atas 68 orang pria (73.9 persen) dan 24 orang wanita (26.1 persen), berumur antara 20 – 50 tahun, bekerja di industri makanan (27 orang; 29.3 persen ), industri obat-obatan (10 orang; 10.9 persen), industri manufaktur (38 orang; 41.3 persen), jasa konsultasi (8 orang; 8.7 persen), rumah sakit (2 orang; 2.2 persen) dan perorangan (7 orang; 7.6 persen).

Berdasarkan hasil Importance-Performance Analysis atribut yang menjadi prioritas untuk diperbaiki adalah penyelesaian permasalahan yang dihadapi pelanggan, ketepatan waktu penyelesaian pengujian, respon dalam menanggapi pengaduan dan keluhan pelanggan, kecepatan waktu pengujian, respon pelayanan terhadap permintaan pengujian dan status terakreditasi ISO/IEC 17025:2005 dan menjadi laboratorium rujukan. Hasil perhitungan indeks kepuasan konsumen (CSI) Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor adalah sebesar 0.7545 atau 75.45 persen berada dalam kategori puas.

Rekomendasi yang disarankan adalah memprioritaskan pengujian ulang terhadap sampel pelanggan yang menghadapi permasalahan sehingga masalahnya cepat terselesaikan dan tidak berlarut-larut. Mengembangkan keahlian dalam bidang jasa pengujian laboratorium, dengan cara menambah kompetensi ruang lingkup pengujian dan mengembangkan metode-metode

(3)
(4)

DIVISI JASA LAYANAN LABORATORIUM

(STUDI KASUS PADA LABORATORIUM TERPADU

INSTITUT PERTANIAN BOGOR)

SARI BARA MUTIARA

A14102706

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pertanian pada

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

(5)

Nama : Sari Bara Mutiara NIM :A14102706 Disetujui, Dosen Pembimbing ertanian Bogor

~

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr

NIP. 195712221982031 002

2 , MAY 2010

(6)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Divisi Jasa Layanan Laboratorium Studi Kasus Pada Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor” merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya tulis yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2010

SARI BARA MUTIARA A14102706

(7)

Penulis lahir pada tanggal 31 Mei 1981 di Bogor, Jawa Barat dari pasangan Bapak M. Mulyatna dan Ibu Entit Setianah N. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pendidikan penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak Islam Amalia Ciawi Bogor pada tahun 1986, dilanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Batutulis V Bogor pada tahun 1987 dan lulus sekolah dasar pada tahun 1993. Penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di Madrasah Tsanawiyah Ar-Ridwan Jakarta hingga lulus pada tahun 1996. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMU Plus Bina Bangsa Sejahtera Bogor pada tahun 1999.

Pada tahun 1999 penulis diterima pada Program Studi Diploma III Manajer Koperasi, Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis lulus dari program diploma tahun 2002, kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sarjana pada Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2003.

(8)

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan anugrah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Divisi Jasa Layanan Laboratorium Studi Kasus Pada Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor”.

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang telah diberikan oleh Divisi Jasa Layanan Laboratorium pada Laboratorium Terpadu IPB Bogor.

Sangat disadari sepenuhnya masih terdapat kekurangan dalam kajian ini karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak

Bogor, Juli 2010

Sari Bara Mutiara A14102706

(9)

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kehadirat Alloh SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MS selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, masukan dan arahan dari awal penulisan hingga selesai.

2. Febriantina Dewi, SE, MSc selaku dosen penguji utama pada ujian sidang yang telah memberikan banyak masukan dan arahan.

3. Tintin Sarianti, SP, MM selaku dosen penguji dari Komisi Pendidikan yang telah memberi banyak masukan mengenai teknik penulisan ilmiah.

4. Suamiku, mama, papa, kunaw dan kumiw, donatur utama pendidikanku, cheerleaders hidupku yang telah memberikan dukungan moril dan materiil, motivasi, kasih sayang serta doa yang tak putus-putusnya hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Keluarga besar Laboratorium Terpadu IPB Bogor, Dr. Zainal Alim Mas’ud, DEA dan Drs. Komar Sutriah, MS atas pengertian dan izinnya untuk dijadikan tempat penelitian, serta seluruh responden yang sudi menyediakan waktunya dalam mengisi kuesioner.

6. Kawan-kawan yang masih berjuang, Acie dan Dinar, ayo semangaat!

7. Seluruh staf Sekretariat Ekstensi Manajemen Agribisnis yang telah memberikan pelayanan dari awal perkuliahan hingga akhir masa studi penulis.

(10)

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.4 Kegunaan Penelitian ... 4 1.5 Keterbatasan Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Definisi Laboratorium ... 6

2.2 Pengertian Standardisasi, Akreditasi dan Sertifikasi Laboratorium . 6 2.3 Penelitian Terdahulu ... 8

III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 10

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 10

3.1.1 Jasa Analisis ... 10

3.1.2 Kualitas Pelayanan Jasa ... 11

3.1.3 Kepuasan Pelanggan ... 12

3.1.4 Pengukuran Kepuasan Pelanggan ... 13

3.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Pelanggan . 15 3.1.6 Tingkat Kepentingan Pelanggan ... 16

3.1.7 Uji Validitas ... 18

3.1.8 Uji Reliabiltas ... 18

3.1.9 Importance-Performance Analysis (IPA) ... 19

3.1.10 Customer Satisfaction Index (CSI) ... 20

3.2 Kerangka Pemikiran Konseptual ... 20

IV. METODOLOGI PENELITIAN ... 23

4.1 Metode Penelitian ... 23

4.1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

4.1.2 Jenis dan Sumber Data ... 23

4.1.3 Metode Penentuan Sampel dan Responden ... 24

4.1.4 Metode Pengumpulan Data ... 24

4.2 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 26

4.2.1 Importance- Performance Analisis (IPA) ... 27

4.2.2 Customer Satisfaction Index (CSI) ... 29

V. GAMBARAN UMUM LABORATORIUM ... 32

5.1 Sejarah Laboratorium Terpadu IPB ... 32

5.2 Visi dan Misi Laboratorium ... 33

5.3 Organisasi Laboratorium ... 34

5.4 Kegiatan Usaha ... 36

(11)

LT-IPB Bogor ... 44

6.2.1 Keandalan (Reliability) ... 44

6.2.2 Daya Tanggap (Responsiveness) ... 47

6.2.3 Jaminan (Assurance) ... 49

6.2.4 Empati (Emphaty) ... 51

6.2.5 Berwujud (Tangible) ... 54

6.3 Tingkat Kesesuaian antara Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja 56 6.4 Importance-Performance Analysis (IPA) ... 61

6.4.1 Analisis Kuadran ... 61

6.4.2 Analisis Kesenjangan (Gap) ... 71

6.5 Urutan Prioritas Peningkatan Kualitas Pelayanan pada Setiap Atribut Kualitas Pelayanan Jasa ... 72

6.6 Analisis Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Index) 73 VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

7.1 Kesimpulan ... 76

7.2 Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(12)

Nomor Halaman

1. Nilai Korelasi Uji Validitas Kuesioner ... 25 2. Nilai Uji Reliabilitas Kuesioner ... 26 3. Jumlah Pengaduan Keluhan Pelanggan periode 2002 – 2009. ... 43 4. Tingkat Kesesuaian antara Tingkat Kepentingan dengan Tingkat Kinerja 57 5. Nilai Rata-rata Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja pada

Atribut Kualitas Jasa Analisis Laboratorium LT-IPB Bogor... 63 6. Urutan Prioritas Peningkatan Kualitas Pelayanan Divisi Jasa Layanan

Laboratorium LT-IPB Bogor ... 73 7. Perhitungan Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Index) 74

(13)

Nomor Halaman

1. Kerangka Alur Pemikiran Penelitian ... 22

2. Matriks Importance-Performance Analysis (IPA) ... 28

3. Struktur Organisasi Laboratorium Terpadu IPB ... 35

4. Struktur Organisasi Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor ... 36

5. Sebaran Pelanggan Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor menurut Jenisnya Tahun 2009 ... 41

6. Perkembangan Jumlah Permintaan Jasa Pengujian Bidang Lingkungan dan Pangan Tahun 2002 – 2009 ... 42

7. Penyebaran Pelanggan berdasarkan Penilaian terhadap Tingkat Kepentingan Atribut-atribut Dimensi Keandalan ... 45

8. Penyebaran Pelanggan berdasarkan Penilaian terhadap Tingkat Kinerja Atribut-atribut Dimensi Keandalan ... 47

9. Penyebaran Pelanggan berdasarkan Penilaian terhadap Tingkat Kepentingan Atribut-atribut Dimensi Daya Tanggap ... 48

10. Penyebaran Pelanggan berdasarkan Penilaian terhadap Tingkat Kinerja Atribut-atribut Dimensi Daya Tanggap ... 49

11. Penyebaran Pelanggan berdasarkan Penilaian terhadap Tingkat Kepentingan Atribut-atribut Dimensi Jaminan ... 50

12. Penyebaran Pelanggan berdasarkan Penilaian terhadap Tingkat Kinerja Atribut-atribut Dimensi Jaminan ... 51

13. Penyebaran Pelanggan berdasarkan Penilaian terhadap Tingkat Kepentingan Atribut-atribut Dimensi Empati ... 52

14. Penyebaran Pelanggan berdasarkan Penilaian terhadap Tingkat Kinerja Atribut-atribut Dimensi Empati ... 53

15. Penyebaran Pelanggan berdasarkan Penilaian terhadap Tingkat Kepentingan Atribut-atribut Dimensi Berwujud ... 54

16. Penyebaran Pelanggan berdasarkan Penilaian terhadap Tingkat Kinerja Atribut-atribut Dimensi Berwujud ... 55

17. Matriks IPA Atribut-atribut Penentu Pelayanan Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor ... 64

(14)

Nomor Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 81

2. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Tingkat Kepentingan ... 84

3. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Tingkat Kepuasan ... 87

(15)

1.1. Latar Belakang

Bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa, kepuasan pelanggan adalah hal paling utama yang harus diperhatikan dalam mencapai keberhasilan. Pelanggan yang merasa kebutuhannya terpenuhi dengan baik dan puas oleh pelayanan suatu perusahaan akan loyal dan terus menerus menggunakan jasa perusahaan tersebut.

Peningkatan kualitas merupakan salah satu strategi bisnis yang ditekankan pada pemenuhan keinginan konsumen. Di sisi lain, kinerja perusahaan dan kepuasan konsumen merupakan satu kesatuan yang sulit untuk dipisahkan. Kinerja berpengaruh langsung terhadap kepuasan konsumen. Oleh karena itu, suatu unit bisnis diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya, dimulai dengan mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen.

Divisi Jasa Layanan Laboratorium, dibentuk oleh Laboratorium Terpadu IPB (LT-IPB) Bogor dalam upaya mewujudkan visinya untuk menjadi rujukan dalam bidang jasa pelayanan laboratorium dan sertifikasi. Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor sebagai salah satu laboratorium penguji yang telah terakreditasi ISO/IEC 17025:2005 (Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Penguji dan Laboratorium Kalibrasi) bertugas melakukan sertifikasi, yaitu prosedur yang digunakan oleh pihak ketiga untuk memberikan jaminan tertulis bahwa suatu produk, proses atau jasa memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

Sertifikat yang merupakan keluaran dari proses sertifikasi oleh laboratorium Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor, digunakan oleh pelanggan jasa pengujian sebagai jaminan tertulis bahwa produk yang mereka hasilkan, ataupun proses produksi yang mereka lakukan senantiasa sesuai dengan apa yang mereka janjikan.

(16)

Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor merupakan salah satu laboratorium rujukan bagi Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat dan Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor.

Saat ini tercatat 411 laboratorium penguji yang telah memperoleh akreditasi dari KAN dan tersebar di seluruh nusantara, 132 diantaranya memiliki ruang lingkup pengujian yang sama dengan Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor dan jumlah ini semakin bertambah. Untuk itu, sebagai salah satu laboratorium Perguruan Tinggi pertama yang diakreditasi oleh KAN, Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor dituntut untuk dapat terus meningkatkan pelayanan pada pelanggan khususnya, dan masyarakat pada umumnya.

1.2. Perumusan Masalah

Tingkat mutu pelayanan yang telah diberikan kepada pelanggan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang manajemen laboratorium, tetapi harus dinilai dari sudut pandang pelanggan pengguna jasa layanan laboratorium. Dalam hal ini Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor yang menentukan standar mutu pelayanan yang didasarkan pada ISO/IEC 17025:2005 dan kinerja tersebut dinilai oleh pelanggan.

Jasa pelayanan pengujian telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, ditandai dengan meningkatnya jumlah permintaan pengujian. Akan tetapi peningkatan jumlah permintaan pengujian belum tentu mengindikasikan bahwa pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan harapan para pelanggan. Peningkatan jumlah permintaan pengujian harus menjadi perhatian penuh manajemen laboratorium, karena hal tersebut tidak boleh mempengaruhi kualitas pelayanan terhadap pelanggan.

(17)

Pada dasarnya produk yang ditawarkan dalam jasa pengujian adalah data hasil pengujian yang akurat, andal dan bermutu, mengingat masyarakat kini semakin peduli dalam hal efektivitas dan efisiensi kerja, tuntutan tidak berhenti hanya sampai disitu tetapi ditambah dengan waktu pengujian yang relatif cepat dengan biaya seminimum mungkin.

Ketepatan waktu penyelesaian pengujian menjadi salah satu kelemahan dalam pelayanan Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor, dimana masih banyak pelanggan yang kecewa karena hasil pengujian dilaporkan lebih dari batas waktu yang dijanjikan yaitu 14 hari kerja. Padahal bagi sebagian pelanggan seperti konsultan ataupun laboratorium lain yang menjadikan Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor sebagai laboratorium subkontraktor, waktu pengujian 14 hari kerja masih dirasa terlalu lama. Seringkali konsultan dan laboratorium lain tersebut menginginkan waktu pengujian paling lama tujuh hari kerja.

Meski respon dalam menanggapi pengaduan dan keluhan pelanggan terbilang cepat, namun penyelesaian atas permasalahan tersebut masih dirasa lamban, pada beberapa kasus membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan. Hal tersebut dikarenakan sampel yang bermasalah dan memerlukan pengujian ulang oleh analis statusnya dianggap sebagai sampel baru sehingga mengikuti antrian.

Walaupun Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor telah mendapat akreditasi ISO/IEC 17025:2005 dan menjadi laboratorium rujukan bagi beberapa instansi pemerintah, masih banyak jenis pengujian yang belum dapat dilayani, diantaranya adalah pengujian vitamin, kolesterol dan mikrobiologi. Padahal banyak pelanggan yang datang dan menanyakan apakah pengujian tersebut dapat dilakukan di Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor. Kelemahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan subkontrak kepada

(18)

laboratorium lain, akan tetapi kualitas pengujian akan lebih terjaga bila dilakukan di laboratorium sendiri.

Untuk dapat menciptakan kepuasan bagi pelanggannya Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor harus meningkatkan mutu pelayanan, antara lain dengan cara mengidentifikasi kepentingan dan kebutuhan pelanggan sehingga dapat diperoleh gambaran tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang selama ini telah diberikan kepada para pelanggan. Oleh karena itu diperlukan suatu kajian seperti apakah pelayanan yang selama ini diberikan Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor, dan seperti apakah sesungguhnya harapan pelanggan atas pelayanan pengujian laboratorium.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diidentifikasi permasalahan adalah bagaimanakah tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang selama ini diberikan oleh Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepentingan menurut pelanggan dan bagaimana tingkat kesesuaiannya dengan kinerja Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor sehingga dapat diketahui bagaimana tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor.

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Laboratorium Terpadu IPB, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, khususnya dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor kepada para

(19)

pelanggan. Sedangkan kegunaan bagi para pelanggan adalah tercapainya kepuasan dan terpenuhinya harapan dalam pelayanan pengujian di Laboratorium Terpadu IPB Bogor.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan kajian tambahan bagi pembaca di kalangan akademis.

1.5. Keterbatasan Penelitian

Tak ada yang sempurna di dunia ini karena kesempurnaan hanyalah milik Alloh SWT demikian pula dengan penelitian ini, keterbatasan penelitian ini antara lain adalah:

1. Responden tidak dibatasi dengan persyaratan tertentu karena yang diuji adalah jasa dari pelayanan.

2. Tidak ada kriteria dalam mengisi kuesioner dengan pertimbangan bahwa setiap responden didampingi oleh peneliti pada saat mengisi kuesioner sehingga pertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden dapat langsung ditanyakan kepada peneliti.

3. Variabel atribut kualitas pelayanan yang diteliti tidak spesifik dikarenakan terlalu banyaknya item jenis pelayanan yang disediakan oleh laboratorium.

(20)

2.1. Definisi Laboratorium

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, laboratorium adalah tempat atau kamar tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan (penyelidikan dan lain sebagainya). Sedangkan menurut ensiklopedia bebas Wikipedia1 Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa.

2.2. Pengertian Standardisasi, Akreditasi dan Sertifikasi Laboratorium

Menurut ISO/IEC Guide 2-1996, standar adalah dokumen, yang ditetapkan dan diakui melalui konsensus, disahkan oleh lembaga yang diakui, digunakan oleh umum sebagai aturan, petunjuk dalam menjalankan suatu aktifitas, untuk mencapai derajat keberhasilan yang optimum dari suatu tugas dalam konteks tertentu. Pemerintah membentuk tatanan jaringan sarana dan kegiatan standardisasi yang serasi, selaras dan terpadu serta berwawasan nasional, meliputi 1). Penelitian dan pengembangan standardisasi; 2). Perumusan standard; 3). Penerapan standard; 4). Kerjasama, informasi dan 5). Dokumentasi standardisasi; dan pemasyarakatan, pendidikan dan pelatihan standardisasi yang disebut Sistem Standardisasi Nasional. Sistem ini memiliki tujuan terwujudnya jaminan dan perlindungan kesehatan, keamanan dan kesehatan konsumen yang dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan

(21)

produktivitas nasional guna meningkatkan daya saing dan keterterimaan serta kepercayaan atas barang dan/atau jasa yang dihasilkan Indonesia di pasar domestik dan internasional.

Badan penyelenggara sistem standandardisasi nasional disebut Badan Standardisasi Nasional (BSN), dibentuk melalui Keputusan Presiden No.13 Tahun 1997 tanggal 26 Maret 1997 tentang Badan Standardisasi Nasional, berkedudukan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada presiden. Dalam menjalankan sebagian tugas dan fungsi BSN dibantu oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) yang mempunyai tugas menetapkan akreditasi dan memberikan pertimbangan serta saran kepada BSN dalam menetapkan sistem akreditasi dan sertifikasi. Tugas pokok KAN adalah memberikan akreditasi kepada Lembaga Sertifikasi, Laboratorium Kalibrasi atau Penguji, Lembaga Inspeksi Teknis, Lembaga Pelatihan Standardisasi dan Jaminan Mutu, dan Bidang Standardisasi lainnya sesuai kebutuhan2.

Akreditasi adalah prosedur yang digunakan oleh lembaga yang berwenang dalam memberikan pengakuan formal bahwa suatu institusi atau seseorang mempunyai kemampuan untuk melakukan kegiatan tertentu. Dalam hal laboratorium penguji standar kompetensi yang diacu adalah ISO/IEC 17025:2005.

Sertifikasi adalah proses yang digunakan oleh pihak ketiga untuk memberikan jaminan tertulis bahwa suatu produk, proses atau jasa memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor menerbitkan sertifikat hasil uji laboratorium yang menunjukkan bahwa suatu produk atau proses memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

(22)

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian Tingkat Kepuasan Pelanggan atas Pelayanan Jasa Freight Forwarding PT Dunia Express yang dilakukan oleh Rosdiani (2009) menyimpulkan bahwa terdapat enam atribut yang kinerjanya belum maksimal sehingga membutuhkan perhatian khusus, yaitu kemampuan PT Dunia Express untuk cepat tanggap dalam menghadapi masalah yang timbul, kemampuan PT Dunia Express cepat tanggap terhadap keluhan yang disampaikan pelanggan, jaminan keamanan yang diberikan PT Dunia Express untuk pengiriman barang sampai di tempat tujuan, jaminan ganti rugi oleh perusahaan terhadap kiriman yang hilang atau rusak dan PT Dunia Express harus dapat memperhatikan proses pengiriman barang dari awal hingga akhir. Adapun hasil CSI (customer satisfaction index) berada pada kategori puas (76.20 persen) dan karenanya kinerja perusahaan dinilai baik secara keseluruhan dan telah memenuhi harapan pelanggan.

Ardhika (2007) dalam penelitiannya yang berjudul ”Analisis Kepuasan Pelanggan terhadap Mutu Pelayanan Jasa Jalan Tol Jagorawi pada PT Jasa Marga (Persero) menyimpulkan bahwa terdapat lima atribut kualitas jasa yang menjadi prioritas utama untuk perbaikan kinerja PT Jasa Marga (Persero) yaitu penampilan dan kerapihan petugas, penataan taman di sepanjang ruas jalan tol Jagorawi, keberadaan dan kesiapan petugas patroli dan polisi jalan tol dalam mengamankan jalan tol Jagorawi, upaya PT Jasa Marga (Persero) untuk meningkatkan kelancaran lalu lintas berupa penertiban terhadap pengguna bahu jalan serta ketrampilan dan keahlian petugas dalam mengatasi masalah atau keluhan pengguna jalan tol Jagorawi. Nilai Customer Satisfaction Index yang dicapai adalah 61.20 persen

(23)

Kesimpulan Nur’aini (2006) dalam penelitian dengan judul ”Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap Kualitas Jasa Titipan PT Citra Van Titipan Kilat Jakarta” menyebutkan terdapat empat prioritas utama dalam perbaikan kinerja PT TIKI yaitu kecepatan dalam menanggapi keluhan, kecepatan pengurusan klaim dari pelanggan jika paket rusak atau hilang, kecepatan pelayanan front office dan PT TIKI bertanggung jawab terhadap keterlambatan pengiriman. Nilai Customer Satisfaction Index yang dicapai adalah 75.00 persen

Dalam penelitiannya yang berjudul ”Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap Kinerja Pelayanan Grapari Telkomsel Jakarta Utara” Hidayati (2004) menyimpulkan bahwa berdasarkan Importance Performance Matrix terdapat tujuh atribut yang terletak di kuadran A, yang keberadaannya dianggap penting oleh pelanggan namun pelaksanaannya masih belum memuaskan, enam atribut terletak di kuadran B, yang tingkat pelaksanaannya sudah sesuai dengan kepentingan pelanggan, tujuh atribut dalam kuadran C yang diprioritaskan rendah oleh pelanggan dan delapan atribut dinilai berlebihan dalam pelaksanaannya sehingga termasuk dalam kuadran D. Nilai Customer Satisfaction Index yang dicapai adalah 78.74 persen sehingga disimpulkan bahwa secara keseluruhan pelanggan puas terhadap kinerja Grapari Telkomsel Jakarta Utara.

Keempat penelitian tersebut menganalisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja pelayanan dengan matriks IPA, namun hanya melakukan analisis kuadran dan tidak melakukan analisis kesenjangan (gap), disamping itu juga analisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap jasa layanan laboratorium belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

(24)

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Jasa pengujian

Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun (Djunaidi, 2008). Pada umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, dimana interaksi antara pembeli dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut. Menurut Rangkuti (2006), jasa merupakan pemberian suatu kinerja atas tindakan tak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain.

Sedangkan menurut Zeithalm dan Bitner dalam Ardhika (2007), jasa itu mencakup semua aktivitas ekonomi yang keluarannya bukanlah produk atau konstruksi fisik, yang secara umum dikonsumsi dan produksinya dilakukan pada waktu yang sama, dan nilai tambah yang diberikannya dalam bentuk (kenyamanan, hiburan, kecepatan, dan kesehatan) yang secara prinsip intangible bagi pembeli pertamanya.

Menurut Badudu (2003), pengujian atau analisis diserap dari bahasa inggris “analysis” yang artinya pekerjaan meneliti sambil menguraikan bagian-bagian dari yang diteliti, memilah-milahnya sesuai dengan jenisnya. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa jasa pengujian adalah perbuatan yang memberikan pelayanan dalam meneliti komponen-komponen kimia suatu senyawa atas contoh yang mewakili.

Jasa pengujian adalah permintaan jasa oleh pelanggan kepada Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor yang meliputi pengujian kualitas lingkungan kerja dan komposisi atau kandungan suatu bahan baku atau produk jadi.

(25)

3.1.2. Kualitas Pelayanan Jasa

Dalam perspektif TQM (Total Quality Management) kualitas dipandang secara luas, yaitu tidak hanya aspek hasil yang ditekankan, tetapi juga meliputi proses, lingkungan dan manusia. hal ini jelas tampak dalam definisi menurut Goeth dan Davis yang dikutip Tjiptono (2000) bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Yuliarmi, 2007). Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung suatu produk, seperti performansi, keandalan, mudah dalam penggunaan, estetika dan sebagainya (Kuncoro et al, 1999). Oleh karena itu, kualitas pada prinsipnya adalah menjaga janji pelanggan sehingga pihak yang dilayani merasa puas dan diungkapkan.

Kualitas memiliki hubungan yang sangat erat dengan kepuasan pelanggan, yaitu kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalani ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, yang pada gilirannya kepuasan tersebut dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas kepada perusahaan yang memberikan kualitas memuaskan.

Menurut Gasvers dalam Kuncoro et al (1999) pada dasarnya sistem kualitas modern dapat dicirikan oleh lima karakteristik sebagaimana berikut: 1. Sistem kualitas modern berorientasi pada pelanggan yang berarti

produk-produk didesain sesuai dengan keinginan pelanggan melalui suatu riset pasar kemudian diproduksi dengan baik dan benar sehingga memenuhi spesifikasi desain yang pada akhirnya memberikan pelayanan purna jual kepada pelanggan.

(26)

2. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya partisipasi aktif yang dipimpin oleh manajemen puncak dalam proses peningkatan kualitas secara terus menerus.

3. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya pemahaman dari setiap orang terhadap tanggung jawab spesifik untuk kualitas.

4. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya aktivitas yang berorientasi pada tindakan pencegahan kerusakan, tidak berfokus pada upaya untuk mendeteksi kerusakan saja.

5. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya suatu filosofi yang menganggap bahwa kualitas merupakan jalan hidup.

3.1.3. Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dengan harapannya. Jadi, tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan (Kotler dalam Tjiptono, 1996). Kualitas termasuk semua elemen yang diperlukan untuk memuaskan tujuan pelanggan, baik internal maupun eksternal, juga termasuk tiap-tiap item dalam produk kualitas, kualitas layanan, performance, availability, durability, aesthetic, reliability, maintainability, logistic, supportability, customer service, training, delivery, billing, shipping, repairing, marketing, warranty dan life cycle cost. Sedangkan Juran (1993) menyatakan bahwa kualitas adalah kepuasan pelanggan

Kunci keputusan pelanggan berkaitan dengan kepuasan terhadap penilaian produk barang dan jasa. Kerangka kepuasan tersebut terletak pada kemampuan supplier dalam memahami kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan sehingga penyampaian produk, baik barang maupun jasa oleh supplier sesuai dengan harapan pelanggan.

(27)

Kepuasan pelanggan sangat bergantung pada persepsi dan harapan pelanggan. Sebuah laboratorium perlu mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan terhadap jasa pengujian laboratorium diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan dan keinginan, yaitu berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan oleh pelanggan saat pelanggan melakukan transaksi dengan laboratorium. Misalnya ketepatan waktu penyelesaian analisis dan validitas data hasil analisis.

2. Pengalaman masa lalu (terdahulu) ketika menggunakan jasa pengujian, baik dari Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor maupun pesaing-pesaingnya.

3. Pengalaman teman-teman, cerita teman pelanggan tentang kualitas layanan jasa pengujian yang dirasakan oleh pelanggan.

4. komunikasi melalui iklan dan pemasaran atau persepsi yang timbul dari image periklanan dan pemasaran yang dilakukan oleh laboratorium.

3.1.4. Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Kotler (2000) menyatakan terdapat empat metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, sebagaimana berikut:

1. Sistem keluhan dan saran, artinya setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang bisa digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan di tempat-tempat strategis, menyediakan kartu komentar, dan menyediakan saluran telepon.

(28)

2. Survei kepuasan pelanggan, melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan sekaligus juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya. Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya sebagai berikut:

a. Directly reported satisfaction, yaitu pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan seperti sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas dan sangat puas.

b. Derived dissatisfaction, yaitu pertanyaan yang menyangkut besarnya harapan pelanggan terhadap atribut.

c. Problem analysis, artinya pelanggan yang dijadikan responden untuk mengungkapkan dua hal pokok, yaitu (i) masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan (ii) saran-saran untuk melakukan perbaikan.

d. Importance-performance analysis, artinya dalam teknik ini responden diminta untuk me-ranking berbagai elemen dari penawaran berdasarkan pentingnya elemen.

3. Ghost shopping, artinya metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan/pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian ghost shopper menyampaikan temuan-temuan mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut.

4. Lost customer analysis, artinya perusahaan menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih

(29)

pemasok dan diharapkan diperoleh informasi penyebab terjadinya hal tersebut.

Tingkat kepuasan pelanggan sangat tergantung pada mutu suatu produk. Suatu produk dikatakan bermutu bagi seseorang kalau produk tersebut dapat memenuhi kebutuhannya. Aspek mutu suatu produk dapat diukur. Pengukuran tingkat kepuasan erat hubungannya dengan mutu produk (barang atau jasa). Di samping itu, pengukuran aspek mutu bermanfaat bagi pimpinan bisnis, yaitu (i) untuk mengetahui dengan baik bagaimana jalannya proses bisnis; (ii) mengetahui dimana harus melakukan perubahan dalam upaya melakukan perbaikan terus menerus untuk memuaskan pelanggan; (iii) menentukan apakah perubahan yang dilakukan mengarah pada perbaikan.

Salah satu cara untuk mengukur sikap pelanggan adalah dengan menggunakan kuesioner. Perusahaan harus mendesain kuesioner kepuasan pelanggan yang secara akurat dapat memperkirakan persepsi pelanggan tentang mutu barang atau jasa. Penggunaan kuesioner kepuasan pelanggan harus benar-benar dapat mengukur dengan tepat persepsi dan sikap pelanggan.

3.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan sangat dipengaruhi oleh tingkat pelayanan, agar layanan dapat memuaskan orang atau sekelompok orang yang dilayani ada empat persyaratan pokok, yaitu (1) tingkah laku yang sopan, (2) cara menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan apa yang seharusnya diterima oleh orang yang bersangkutan, (3) waktu penyampaian yang tepat, dan (4) keramahtamahan (Moenir, 1998).

Faktor pendukung yang tidak kalah penting dengan kepuasan diantaranya adalah faktor kesadaran para pejabat atau petugas yang berkecimpung dalam pelayanan umum, faktor aturan yang menjadi landasan

(30)

kerja pelayanan, faktor organisasi yang merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan, faktor pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum, faktor ketrampilan petugas dan faktor sarana pelaksanaan tugas pelayanan.

Dalam kaitannya dengan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, Tjiptono dalam Yuliarmi (2007) menyatakan bahwa ketidakpuasan pelanggan disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal relatif dapat dikendalikan perusahaan misalnya kesalahan pencatatan transaksi, karyawan yang kasar dan ketidaktepatan waktu. Sedangkan faktor eksternal yang diluar kendali perusahaan seperti bencana alam, dan masalah pribadi pelanggan.

3.1.6. Tingkat Kepentingan Pelanggan

Tingkat kepentingan atau harapan pelanggan diyakini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk (barang dan jasa). Dalam mengevaluasi, pelanggan akan menggunakan kepentingan atau harapannya sebagai standar atau acuan sehingga ada hubungan yang erat antara penentu kualitas dan kepuasan pelanggan.

Tjiptono dalam Rosdiani (2009) mengemukakan bahwa harapan pelanggan terhadap kualitas suatu jasa terbntuk oleh beberapa faktor berikut: 1. Enduring Service Intensifiers

Faktor ini merupakan harapan pengguna jasa untuk mendapatkan pelayanan yang baik dan benar yang telah diberikan perusahaan. Misalnya seorang pelanggan ini diberikan perhatian khusus dalam hal pengujian. 2. Personal Needs

Harapan pelanggan juga ditentukan oleh kebutuhan yang dirasakan seseorang misalnya tersedianya fasilitas untuk keperluan pelanggan.

(31)

3. Transitory Services Intensifiers

Faktor ini merupakan pelayanan tambahan yang bersifat sementara (jangka pendek).

4. Perceived Service Alternatives

Faktor ini merupakan persepsi antara penilaian pelanggan terhadap kualitas pelayanan masing-masing perusahaan sejenis. Tentunya jasa yang dipilih adalah jasa yang dapat memenuhi keinginan pelanggan.

5. Self Perceived Service Roles

Faktor ini merupakan penilaian pelanggan tentang tingkat atau derajat keterlibatannya dalam mempengaruhi jasa yang diterimanya.

6. Situational Factors

Faktor situasi bisa mempengaruhi kinerja jasa yang mana situasi tersebut berada diluar kendali penyedia jasa.

7. Explisit Service Promise

Faktor ini merupakan pernyataan atau informasi yang dibuat oleh perusahaan jasa tertentu yang ditawarkan kepada pelanggan. Pernyataan ini dapat diketahui oleh pelanggan misalnya dari internet.

8. Implisit Service Promise

Menyangkut petunjuk lengkap yang berkaitan dengan pemakai jasa seperti biaya jasa da alat-alat pendukung jasa lainnya.

9. Word of Mouth (rekomendasi atau saran dari orang lain)

merupakan pernyataan atau saran yang disampaikan oleh orang lain selain organisasi kepada pelanggan.

10. Past Experience

Pengalaman masa lampau meliputi hal-hal yang telah dipelajari atau diketahui pelanggan dari yang pernah diterimanya di masa lalu.

(32)

3.1.7. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir didalam suatu pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Setelah kuesioner akhir terbentuk, langkah awal yang dilakukan adalah menguji validitas kuesioner. Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana suatu alat pengukur (instrumen) mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2005).

Kuesioner yang dikatakan valid memiliki butir-butir pertanyaan kuesioner yang saling berhubungan dengan konsep-konsep yang diinginkan. Apabila ada pertanyaan yang tidak berhubungan berarti pertanyaan tersebut tidak valid, dan akan dihilangkan atau diganti dengan konsep pertanyaan lain yang lebih valid.

Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Item-Total Statistics. Menilai kevalidan masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pertanyaan. Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 30, maka nilai r-tabel dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = n – k, dimana k merupakan jumlah butir pertanyaan dalam suatu variabel. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation > dari r-tabel (Nugroho, 2009). Pengujian validitas diolah dengan menggunakan Software SPSS 15.0 for Windows.

3.1.8. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Jika alat ukur dinyatakan sahih, selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut diuji. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2005).

(33)

Reliabilitas alat ukur dalam bentuk skala dapat dicari dengan menggunakan teknik alpha cronbach berikut:

⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ σ ∑ σ − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − = 2 1 2 11 1 1 k k r ...(1)

Keterangan: r11 = Reliabilitas instrumen K = Banyaknya butir pertanyaan ∑σ2 = Jumlah ragam butir

σ12 = Jumlah ragam total

Untuk mencari nilai ragam digunakan rumus berikut:

(

)

n n X X 2 2 2 ∑ − ∑ = σ ...(2)

Keterangan: n = jumlah responden X = Nilai skor yang dipilih Uji reliabilitas kuesioner dilakukan terhadap 30 responden, reliabilitas suatu konstruk (daftar) variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > dari 0.60 (Nugroho, 2009). Pengujian reliabilitas diolah dengan menggunakan Software SPSS 15.0 for Windows.

3.1.9. Importance Performance Analysis

Menurut Supranto (1997) Importance and Performance Analysis adalah suatu metode untuk menganalisis sejauhmana tingkat kepuasan seseorang terhadap kinerja sebuah perusahaan. Importance and Performance Analysis terdiri dari dua komponen yaitu, analisis kuadran dan analisis kesenjangan (gap). Dengan analisis kuadran dapat diketahui respon konsumen terhadap atribut yang diplotkan berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut tersebut. Sedangkan analisis kesenjangan (gap) digunakan untuk melihat kesenjangan

(34)

antara kinerja suatu atribut dengan harapan konsumen terhadap atribut tersebut (Oktaviani, 2006)

Berdasarkan hasil penelitian tingkat kepentingan dan hasil penilai kinerja akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara kepentingan dan tingkat pelaksanaannya pada sebuah perusahaan. Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja atau pelaksanaan dengan skor kepentingan.

3.1.10. Customer Satisfaction Index

Rangkuti (2006) menyatakan bahwa pengukuran terhadap Customer Satisfaction Index (CSI) diperlukan untuk mengetahui tingkat kepuasan responden secara menyeluruh dengan melihat tingkat kepentingan dari atribut-atribut produk atau jasa tersebut.

3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual

Seiring berkembangnya kehidupan manusia tuntutan akan pelayanan publik semakin meningkat. Masyarakat tidak hanya mengharapkan terpenuhinya kebutuhan, tetapi lebih dari itu kualitas pelayanan dapat memberikan kepuasan kepada pelanggannya.

Pelayanan yang secara umum diinginkan adalah kemudahan dalam pengurusan kepentingan, mendapat perlakuan yang sama tanpa pilih kasih, serta mendapatkan perlakuan jujur dan terus terang. Akan tetapi pada kenyataannya sering terjadi kesenjangan antara mutu yang diharapkan dengan proses pelaksanaannya sehingga dukungan dan kepercayaan masyarakat atau pelanggan belum maksimal.

(35)

Peningkatan jumlah permintaan jasa pengujian dari tahun ke tahun belum tentu menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan telah sesuai dengan harapan pelanggan.

Untuk memenuhi tuntutan pelayanan Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan antara lain keandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), keyakinan (assurance), empati (empathy), dan berwujud (tangible) (Supranto, 1997). Dengan menilai kelima faktor tersebut, pihak manajemen Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor dapat mengetahui bagaimana penilaian pelanggan terhadap pelayanan yang telah diberikan.

Penilaian pelanggan terhadap pelayanan Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada pelanggan dimana pelanggan diminta untuk memberikan penilaian terhadap tingkat kepentingan dan tingkat kinerja pelayanan jasa pengujian.

Metode Importance-Performance Analysis (IPA) menunjukkan sejauh mana tingkat kesesuaian dilihat dari tingkat kepuasan pelanggan dan harapan pelanggan atas pelayanan (kinerja) Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor. Alat analisis lain yang digunakan adalah Customer Satisfaction Index (CSI) yang bertujuan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut kualitas jasa yang diukur.

Hasil analisis kemudian dijelaskan dengan diagram kartesius untuk melihat kedudukan atribut-atribut pelayanan yang dianalisis kedalam empat kuadran. Dari diagram dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan pelanggan jasa analisis terhadap kualitas pelayanan yang diberikan, kemudian hasil ini diharapkan dapat dijadikan bahan

(36)

pertimbangan dalam peningkatan pelayanan Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor. Kerangka alur pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Alur Pemikiran Penelitian Pelayanan Divisi Jasa Layanan

Laboratorium Terpadu IPB Bogor

Dimensi Kualitas Pelayanan (Realibility, Responsiveness, Assurance, Emphaty & Tangible)

Tingkat Kepentingan Pelanggan

Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap Kualitas Pelayanan

Analisis Data

(Importance-Performance Analysis & Customer Satisfaction Index)

Tingkat Kinerja Divisi Jasa Layanan Laboratorium Terpadu IPB Bogor Tanggapan Pelanggan

Upaya-upaya Perbaikan dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Divisi Jasa Layanan

(37)

4.1. Metode Penelitian

4.1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2009, bertempat di Laboratorium Terpadu IPB yang beralamat di Kampus IPB Baranangsiang Wing Kimia Lantai Dasar Jalan Pajajaran Bogor 16144. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor yang telah mendapatkan akreditasi dalam mengadopsi dan menerapkan ISO/IEC 17025:2005 (persyaratan kompetensi laboratorium penguji dan laboratorium kalibrasi) dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) sejak tahun 2002 memenuhi kriteria sebagai laboratorium penguji dan terus mengalami peningkatan pelanggan.

4.1.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data menurut sifatnya (Sugiono, 1999) dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kuantitatif, data yang dinyatakan dalam bentuk angka atau numerik, misalnya data jumlah pelanggan, data perkembangan pelanggan dan data jumlah pegawai Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kategori atau bukan angka, yaitu jawaban responden.

Sedangkan jenis data menurut sumbernya (Mantra, 2001) ada dua jenis. Data primer adalah data yang bersumber pada hasil wawancara terstruktur terhadap responden dengan menggunakan kuesioner. Dalam penelitian ini menyangkut tingkat kepuasan pelanggan, validitas hasil analisis, ketepatan waktu penyelesaian analisis dan kecepatan penanganan keluhan. Data sekunder atau data pendukung adalah data yang diperoleh seperti data jumlah

(38)

pegawai, jumlah pelanggan, perkembangan pelanggan dan juga melalui studi literatur berupa skripsi, makalah, laporan penelitian, internet dan buku-buku yang berkaitan dengan materi penelitian.

4.1.3 Metode Penentuan Sampel dan Responden

Dalam pelaksanaan penelitian, terkait pertimbangan akademik dan non akademik, tidak perlu melibatkan seluruh populasi, dimana populasi dapat diwakili oleh sebagian anggotanya yang disebut dengan sampel.

Jumlah responden yang ditentukan sebanyak 92 responden. Penentuan sampel menggunakan convenience sampling, yaitu dengan cara accidental sampling, artinya penentuan sampel berdasarkan faktor ketidaksengajaan, yaitu siapa saja yang sedang berkunjung ke laboratorium untuk melakukan analisis. Responden didampingi dalam mengisi kuesioner agar maksud pertanyaan terjawab dengan tepat oleh responden.

Data primer dikumpulkan melalui wawancara terstruktur yang menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya, sedangkan data sekunder bersumber dari data milik laboratorium, seperti data jumlah pelanggan Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor.

4.1.4 Metode Pengumpulan Data

Sebelum pengumpulan data lapangan dilakukan dengan bantuan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disiapkan, dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Pengujian terhadap kuesioner dilakukan terhadap 30 orang responden yang merupakan pelanggan paling sering dan paling banyak menggunakan jasa Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor tahun 2008.

Uji validitas dilakukan dengan menghitung skor masing-masing pertanyaan dan kemudian diolah dengan menggunakan Software SPSS 15.0 for

(39)

Windows. Hasil uji validitas untuk masing-masing pengukuran tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan terhadap seluruh pertanyaan lebih besar dari r-tabel pada selang 95 persen yaitu sebesar 0.361. Hasil output SPSS 15.0 menunjukkan semua butir pertanyaan dapat digunakan karena r-hitung lebih besar dari r-tabel sehingga dapat dikatakan memenuhi syarat validitas (Lampiran 2). Hal ini menunjukkan bahwa semua pertanyaan adalah signifikan dan dapat dinyatakan valid, yaitu pelanggan dapat mengerti maksud dari setiap pernyataan yang diajukan penulis dalam kuesioner. Hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Korelasi Uji Validitas Kuesioner Atribut Kualitas

Pelayanan

Corrected Item-Total Correlation Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan

1 0.897 0.914 2 0.959 0.896 3 0.815 0.905 4 0.954 0.945 5 0.905 0.906 6 0.955 0.942 7 0.905 0.891 8 0.921 0.939 9 0.934 0.781 10 0.899 0.851 11 0.910 0.881 12 0.757 0.900 13 0.919 0.947 14 0.919 0.914 15 0.898 0.921 16 0.854 0.912 17 0.925 0.764 Nilai r-tabel = 0.361

Uji reliabilitas dilakukan dengan tehnik αcronbach. Dalam tehnik ini daftar pertanyaan diujicobakan pada 30 orang responden dan hasilnya dicatat kemudian hasil tersebut diolah dengan tehnik αcronbach dalam Software SPSS 15.0

for Windows. Perhitungan hasil uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan Software SPSS 15.0 for Windows dapat dilihat pada Lampiran 3 sedangkan informasi singkatnya dapat dilihat pada Tabel 2.

(40)

Tabel 2. Nilai Uji Reliabilitas Kuesioner Reliability Statistics Kepentingan Reliability Statistics Kepuasan Cronbach’s Alpha 0.986 0.984 Nilai r-tabel = 0.60

Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Pada penelitian lapangan penulis mengumpulkan informasi data-data yang dibutuhkan dengan cara mengobservasi, mewawancarai dan memberian kuesioner pada pelanggan Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor. Penyebaran kuesioner selain dilakukan secara langsung pada pelanggan yang datang ke laboratorium, juga dilakukan melalui media faksimili dan e-mail. Sedangkan penelitian kepustakaan dilakukan penulis dengan cara mengumpulkan data-data penelitian dari berbagai referensi pustaka sesuai judul penelitian dan hasil-hasil penelitian terdahulu.

4.2. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor, digunakan Importance-Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Melalui Importance-Performance Analysis (IPA) akan diperoleh informasi kinerja pelayanan terhadap pelanggan pada dimensi dan atribut kualitas jasa analisis laboratorium, sehingga dapat diketahui prioritas perbaikan dalam hal kepuasan pelanggan. Hasil skor yang di dapat dari Importance-Performance Analysis (IPA) juga digunakan untuk menghitung Customer Satisfaction Index (CSI) yang kemudian menghasilkan informasi tingkat kepuasan pelanggan terhadap jasa analisis laboratorium.

(41)

4.2.1 Importance-Performance Analysis (IPA)

Metode Importance-Performance Analysis terdiri dari dua komponen yaitu, analisis kuadran dan analisis kesenjangan (gap). Dengan analisis kuadran dapat diketahui respon konsumen terhadap atribut yang diplotkan berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut tersebut. Sedangkan analisis kesenjangan (gap) digunakan untuk melihat kesenjangan antara kinerja suatu atribut dengan harapan konsumen terhadap atribut tersebut. Dengan cara ini dapat dilihat tingkat kepentingan menurut pelanggan dalam kaitannya dengan apa yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang bermutu (Supranto, 2001).

Perbandingan penilaian tingkat kepentingan dan kinerja menghasilkan suatu perhitungan tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Tingkat kesesuaian inilah yang menunjukkan tingkat kepuasan konsumen terhadap kinerja produk yang dihasilkan. Jika bobot tingkat kinerja lebih besar atau sama dengan bobot tingkat kepentingan atau harapan, berarti kinerja suatu atribut produk telah memenuhi harapan konsumen. Jika bobot kinerja lebih kecil dari bobot tingkat kepentingan atau harapan berarti kepuasan konsumen belum tercapai.

Dalam analisis data ini terdapat dua peubah yang diwakili oleh huruf X dan Y, dimana X adalah tingkat kinerja suatu produk sementara Y adalah tingkat kepentingan konsumen. Rumus untuk tingkat kesesuaian responden yang digunakan adalah:

TKi = x %

Yi Xi

100 ………(4) Keterangan: TKi = Tingkat kesesuaian responden;

Xi = Skor penilaian kinerja perusahaan Yi = Skor penilaian kepentingan perusahaan

(42)

Tahap selanjutnya bobot penilaian kinerja atribut produk dan bobot penilaian kepentingan pelanggan dibuat rataan dan diformulasikan kedalam diagram Kartesius. Masing-masing atribut diposisikan dalam sebuah bagan, dimana skor rataan penilaian terhadap tingkat kinerja (X) menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X, sementara atribut pada sumbu Y ditunjukkan oleh skor rataan tingkat kepentingan terhadap atribut (Y).

n Xi X= ∑ ………..(5) n Yi Y= ∑ ………(6)

Keterangan: X = Skor rataan tingkat kinerja; Y = Skor rataan tingkat kepentingan

n = Jumlah responden

Atribut-atribut tersebut diletakkan pada suatu bangunan yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus

pada titik-titik (X,Y), titik-titik tersebut diperoleh dengan rumus berikut:

k X X n i ∑ = =1 ………..(7) k Y Y n i ∑ = =1 ………(8)

Keterangan: X = Rataan dari total rataan bobot tingkat kinerja

Y = Rataan dari total rataan bobot tingkat kepentingan k = Banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan Untuk mencari skor dari masing-masing jawaban digunakan rumus sederhana berikut: S = J x B………(9)

Keterangan : S = Skor B = Bobot nilai

(43)

Gambar 2. Matriks Importance-Performance Analysis (IPA) Diagram ini terdiri dari empat kuadran (Supranto, 2001):

A = Menunjukkan atribut yang dianggap penting mempengaruhi kepuasan, termasuk atribut komponen mutu pelayanan dan mutu produk, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai dengan keinginan pelanggan sehingga pelanggan belum atau tidak puas.

B = Menunjukkan kinerja dari mutu pelayanan dan mutu produk yang telah berhasil dilaksanakan oleh laboratorium, maka wajib dipertahankan. Atribut ini dianggap sangat penting dan sangat memuaskan pelanggan.

C = Menunjukkan atribut yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan, pelaksanaannya oleh laboratorium dilakukan biasa, sehingga dianggap kurang penting dan kurang memuaskan.

D = Menunjukkan atribut yang dianggap kurang penting bagi pelanggan tetapi dalam pelaksanaannya berlebihan sehingga dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan.

4.2.2 Customer Satisfaction Index (CSI)

Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan pendekatan yang

Prioritas Utama (A) Pertahankan Prestasi (B) Prioritas Rendah (C) Berlebihan (D) Y Y X X Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja

(44)

mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut kualitas jasa yang diukur (Rangkuti, 2006). Atribut-atribut kualitas jasa yang akan dianalisis adalah keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy), dan berwujud (tangible). Untuk mengetahui besarnya CSI, maka dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut (Aritonang, 2005).

Pertama, menentukan Mean Importance Score (MIS). Nilai ini berasal dari rata-rata kepentingan tiap konsumen.

n

Yi

MIS

n i

=

=1 ……….. (10)

Keterangan : n = Jumlah konsumen Yi = Nilai kepentingan Atribut Y ke-i Kedua, membuat Weight Factors (WF). Bobot ini merupakan persentase nilai MIS per atribut terhadap total MIS seluruh atribut. Dimana: p = atribut kepentingan ke-p

%

100

1

x

MISi

MISi

WF

p i

=

=

……….. (11)

Ketiga, membuat Weight Score (WS). Bobot ini merupakan perkalian antara WF dengan rata-rata tingkat kepuasan (X) (Mean Satisfaction Score = MSS)

WSi = WFi x MSS

………. (12) Keempat, menentukan Customer Satisfaction Index (CSI)

%

100

1

x

HS

WSi

CSI

p i

=

=

……… (13) dimana: p = atribut kepentingan ke-p

HS = (Highest Scale) Skala maksimum yang digunakan.

Tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan konsumen. Kepuasan tertinggi dicapai bila CSI menunjukkan

(45)

rentang 100 persen. Rentang kepuasan berkisar dari 1 – 100 persen. Untuk membuat skala linear numerik, pertama harus dicari rentang skala (RS) dengan

rumus: RS = (m-n)/b ………(14)

Dimana m: skor tertinggi, n: skor terendah dan b: jumlah kelas kategori yang akan dibuat.

Angka tertinggi dalam pengukuran tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan (kinerja) pada kuesioner (lampiran 1) adalah 5, sedangkan terendah adalah 1. Dengan menggunakan rumus diatas, maka rentang skala tingkat kepentingan dan kepuasan (kinerja) dapat dihitung sebagai berikut:

RS = (5-1)/5 = 0.8

dengan rentang skala 0.8 maka skala numerik untuk tingkat kepentingan adalah sebagai berikut:

1 ≤ x < 1.7 = sangat tidak penting/sangat tidak baik 1.7 ≤ x < 2.5 = tidak penting/tidak baik

2.5 ≤ x < 3.3 = cukup 3.3 ≤ x < 4.2 = penting/baik

4.2 ≤ x ≤ 5 = sangat penting/sangat baik

Di dalam penelitian ini rentang skala yang digunakan untuk penilaian kinerja adalah sebagai berikut: RS = (100% - 0%)/5 = 20%

rentang skala menunjukkan tanggapan konsumen terhadap pilihan-pilihan yang dibuat berjenjang mulai dari prioritas rendah hingga prioritas tinggi. Skala tersebut terdiri dari sangat tidak puas, tidak puas, cukup puas, puas dan sangat puas (Supranto, 1997). Berdasarkan rentang skala diatas diperoleh skala kepuasan pelanggan sebagai berikut:

0% < CSI ≤ 20% = sangat tidak puas 20% < CSI ≤ 40% = tidak puas

40% < CSI ≤ 60% = cukup puas 60% < CSI ≤ 80% = puas

(46)

5.1 Sejarah Laboratorium Terpadu IPB

Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor (LT-IPB Bogor) dibentuk pada tanggal 14 September 1984 berdasarkan SK Rektor No. 127/c/1984. Semula LT-IPB beralamat di Jalan Lodaya II No.3 Bogor 16151, namun pada tahun 2008 berpindah alamat ke Gedung Pascasarjana Wing Kimia Lantai Dasar Kampus IPB Baranangsiang Jalan Pajajaran Bogor 16144, Telp./Fax: 0251-8319894 dan 8323571, E-mail: lt-ipb@indo.net.id.

Lingkup kegiatan LT-IPB Bogor pada saat pertama kali dibentuk meliputi Laboratorium Analisis Kimia, Bengkel Elektronika, Laboratorium Mikroskopi Elektron dan Laboratorium Rekayasa Genetik. Tujuan awal dibentuknya LT-IPB Bogor pada tahun 1984 adalah sebagai wadah pengawasan, pengoperasian serta pemeliharaan alat-alat laboratorium dalam melaksanakan penelitian di lingkungan IPB sehingga tidak menjadikan keuntungan sebagai tujuan utamanya dan belum dikelola secara profesional.

Pada tahun 1999, Rektor IPB mengeluarkan SK Rektor IPB No.150/K13.12.1/OT/1999 tentang Struktur Organisasi dan Personalia Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor. Berdasarkan surat keputusan ini, LT-IPB Bogor bertugas untuk memberikan pelayanan kepada unit kerja di lingkungan IPB berkaitan dengan kegiatan pendidikan dan penelitian, serta memberikan pelayanan kepada masyarakat luas dalam jasa pengujian.

Hingga tahun 2001, LT-IPB Bogor menjadi salah satu penerima insentif program standardisasi laboratorium (STANLAB) dari Proyek Pengembangan Kelembagaan dan Sistim Insentif, Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi untuk diakreditasi dan didaftarkan ke Komite Akreditasi Nasional (KAN). Melalui

(47)

program inilah LT-IPB Bogor mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) pada 6 November 2002 sebagai laboratorium penguji yang mengadopsi dan menerapkan SNI-19-17025-2000 (persyaratan kompetensi laboratorium penguji dan laboratorium kalibrasi) yang sejak 15 Mei 2005 diperbaharui menjadi ISO/IEC 17025:2005.

Sesuai dengan SK Rektor IPB No.026/K13/KP/2003 tentang Perubahan Organisasi dan Penugasan Personalia Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor pada tahun 2003, LT-IPB Bogor memiliki empat divisi serta Koordinator Sekretariat dan Keuangan. Keempat Divisi tersebut adalah:

a) Divisi Pelatihan dan Layanan Pendidikan yang menyelenggarakan pelatihan di bidang pengelolaan dan pengoperasian laboratorium serta melayani kegiatan akademik di Lingkungan IPB,

b) Divisi Penelitian & Pengembangan yang melakukan penelitian serta pengembangan meliputi pengembangan metode analisis baru, validasi metode dan sebagainya,

c) Divisi Sertifikasi yang melayani jasa sertifikasi sistem HACCP dan sertifikasi produk, dan

d) Divisi Jasa Layanan Laboratorium yang melayani jasa pengujian kimia dan fisika.

5.2 Visi dan Misi Laboratorium

Sejalan dengan Peraturan Pemerintah No. 154 tahun 2000 tentang status otonomi IPB sebagai Badan Hukum Milik Negara, manajemen LT-IPB Bogor bertekad untuk berperan aktif dalam mengisi otonomi dengan meningkatkan profesionalisme kerja melalui dukungan sistem manajemen yang berkualitas.

(48)

Untuk mendorong agar personel LT-IPB Bogor dapat bekerja secara profesional, maka manajemen LT-IPB menetapkan visi, misi, dan tujuan.

Visi LT-IPB Bogor adalah menjadi unit pelaksana teknis profesional yang merupakan pusat pengembangan keunggulan di bidang kimia pada tingkat nasional dan internasional, serta menjadi rujukan dalam bidang jasa pelayanan laboratorium dan sertifikasi.

Misi LT-IPB Bogor adalah sebagai berikut:

a. Berperan secara nyata dalam pelaksanaan otonomi IPB.

b. Mengembangkan profesionalisme bagi sistem jasa pengujian kimia, logistik bahan kimia dan peralatan laboratorium, perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium, serta jasa sertifikasi.

c. Mendorong dan mengajak berbagai lembaga, baik lembaga pemerintah, swasta, BUMN, BUMD maupun LSM, untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dalam mengembangkan peran dari masing-masing instansi, khususnya dalam bidang IPTEK yang berbasiskan ilmu kimia.

Tujuan yang ditetapkan oleh manajemen IPB Bogor adalah agar LT-IPB Bogor menjadi pusat pengembangan keunggulan bidang kimia khusus dan berperan dalam pelaksanaan otonomi IPB melalui kegiatan produktif terutama di bidang jasa pelayanan pengujian kimia, pelayanan penyediaan bahan kimia dan peralatan laboratorium, serta perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium, fasilitator dan rujukan yang terpercaya dalam bidang yang berkaitan dengan ilmu kimia, serta jasa sertifikasi.

5.3 Organisasi Laboratorium

Tenaga kerja LT-IPB Bogor saat ini berjumlah 45 orang terdiri dari Kepala Laboratorium, Manajer Mutu, Deputi Manajer Mutu, Manajer Teknis, Deputi

(49)

Manajer Teknis, Divisi Penelitian dan Pengembangan, Koordinator Kesekretariatan dan Keuangan, Bagian Administrasi, Koordinator Teknisi Pengujian Lingkungan, Koordinator Teknisi Pengujian Bahan, Bagian Gudang dan Perbekalan, Divisi Sertifikasi, Teknisi/Laboran, Bagian Umum dan Kebersihan dan Satpam.

Divisi Jasa Layanan Laboratorium merupakan salah satu divisi yang berada di Laboratorium Terpadu IPB, dikomandoi langsung oleh Kepala Laboratorium dan berkoordinasi dengan Divisi Penelitian dan Pengembangan, Divisi Pelatihan dan Layanan Pendidikan dan Divisi Sertifikasi. Struktur organisasi LT-IPB Bogor tersaji pada Gambar 3.

Gambar 3.Struktur Organisasi Laboratorium Terpadu IPB Bogor

Menurut struktur organisasinya Divisi Jasa Layanan Laboratorium memiliki tiga bagian, yaitu Bagian Mutu, Bagian Teknis dan Bagian Administrasi. Bagian Mutu terdiri atas Manajer Mutu dan Deputi Manajer Mutu, Bagian Administrasi terdiri atas Koordinator dan Staf administrasi. Sedangkan Bagian Teknis yang terdiri atas Manajer Teknis dan Deputinya membawahi tiga bagian,

(50)

yaitu Bagian Gudang dan Perbekalan, Koordinator Teknisi Pengujian Lingkungan dan Koordinator Teknisi Pengujian Material/Bahan dimana Koordinator-koordinator teknisi tersebut membawahi teknisi/laboran yang ada di Laboratorium Terpadu IPB. Divisi Jasa Layanan Laboratorium dalam melakukan kegiatannya berkoordinasi dengan Divisi Penelitian dan Pengembangan. Struktur organisasi Divisi Jasa Layanan Laboratorium selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Struktur Organisasi Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor

5.4. Kegiatan Usaha

Laboratorium Terpadu IPB Bogor memiliki empat divisi dalam usahanya mewujudkan visi dan misinya, yaitu Divisi Penelitian dan Pengembangan, Divisi Jasa Layanan Laboratorium, Divisi Pelatihan dan Layanan Pendidikan serta Divisi Sertifikasi. Keempat divisi tersebut saling berkoordinasi dalam kegiatannya dan masing-masing dipimpin oleh seorang kepala divisi yang bertanggungjawab langsung kepada Kepala Laboratorium.

(51)

a. Divisi Penelitian dan Pengembangan

Divisi Penelitian dan Pengembangan melaksanakan penelitian dan pengembangan yang berorientasi pada fungsi LT-IPB Bogor sebagai laboratorium penguji dan pada misi tridharma IPB (khususnya dharma penelitian dan pengabdian kepada masyarakat), serta mengembangkan kerjasama antar-unit kerja di lingkungan IPB maupun dengan instansi luar.

Dalam bidang penelitian, Divisi Penelitian dan Pengembangan LT-IPB Bogor memprogramkan kajian menjadi empat kategori, yaitu:

1. Penelitian yang bertujuan mengatasi masalah yang berkaitan dengan hasil analisis laboratorium yang belum memadai.

2. Penelitian yang bertujuan membantu mengatasi masalah yang dihadapi pelanggan dalam memproduksi produk dan limbahnya.

3. Penelitian yang bertujuan menghasilkan proses dan atau produk bernilai tinggi yang bermanfaat bagi masyarakat dan industri, dan

4. Penelitian yang dilaksanakan dalam rangka mengisi kerjasama dengan instansi lain.

Beberapa unit-instansi yang merupakan mitra kerjasama penelitian Divisi ini adalah Departemen Kimia FMIPA IPB, Balai Besar Industri Agro, BTMP-BPPT, dan Balai Penelitian Veteriner.

b. Divisi Jasa Layanan Laboratorium

Divisi Jasa Layanan Laboratorium melakukan kegiatan pelayanan laboratorium kepada pelanggan yang membutuhkan jasa pengujian. Pelanggan divisi ini terdiri dari berbagai kalangan, seperti perorangan mahasiswa dan/atau dosen, industri kecil dan rumahtangga, juga industri menengah dan besar. Jasa pengujian yang disediakan terbagi atas dua kelompok, yaitu jasa pengujian lingkungan dan jasa pengujian material/bahan. Sebagian besar pelanggan industri menggunakan jasa pengujian laboratorium dalam hal pemantauan

Gambar

Gambar 1. Kerangka Alur Pemikiran Penelitian Pelayanan Divisi Jasa Layanan
Gambar 2. Matriks Importance-Performance Analysis (IPA)  Diagram ini terdiri dari empat kuadran (Supranto, 2001):
Gambar 5. Sebaran Pelanggan Divisi Jasa Layanan Laboratorium LT-IPB Bogor  menurut Jenisnya Tahun 2009
Tabel 3. Jumlah Pengaduan Keluhan Pelanggan periode 2002 – 2009.
+7

Referensi

Dokumen terkait

- Model regresi data panel yang terbaik dan sesuai untuk pemodelan pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan dari tahun 2013 sampai dengan 2016 adalah random effect mode,

Suatu perusahaan yang mempunyai keunggulan dalam bersaing akan mempunyai dampak positif pada kemandirian usaha, berupaya secara gigih melakukan kombinasi dari

Dalam tenggang waktu 2 (hari) kerja setelah permohonan PK, Ketua Pengadilan Negeri wajib menunjuk Majelis Hakim yang tidak memeriksa perkara semula, untuk

Berdasarkan hasil analisis validasi ahli materi pada Tabel 2 bahwa media audiovisual berbasis macromedia flash pada sub materi reproduksi bakteri dinyatakan valid dan layak untuk

Berdasarkan Tabel 4.14, hasil uji t menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,003 dengan signifikansi sebesar 0,036 &lt;

Jenis yang lain adalah penggurdi pistol pemotong pusat (jenis konvensional), digunakan untuk penggurdian lubang yang sangat dalam, misalnya menggurdi lubang buntu yang tidak dapat

Untuk merangkum semuanya, SALT melakukan proses kerja berupa; bermulai dari team, untuk menganalisa suatu masalah yang ditemukan, dan menemukan solusi yang paling tepat dan

Terbatasnya SDM tenaga farmasi Lamanya waktu tunggu pelayanan obat jadi dan waktu tunggu pelayanan obat racikan Belum dilakukannya kuisioner kepuasan penggan terhadap