• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAMALAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (p,d,q)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAMALAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (p,d,q)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERAMALAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (p,d,q)

Gege Safet Yanto Raharjo1, Rian Febrian Umbara2, Danang Triantoro3

1,2,3Prodi Ilmu Komputasi-Telkom University, Bandung

1gegesafetyanto@students.telkomuniversity.ac.id, 2rianfebrianumbara@telkomuniversity.ac.id, 3danangtriantoro@telkomuniversity.ac.id

Abstrak

Nilai tukar merupakan tingkat dimana mata uang satu negara dapat ditukar dengan mata uang negara lain, memainkan peran penting dalam mengendalikan dinamika pasar valuta. Oleh karena itu, peramalan kurs menjadi hal yang menarik sebagai penentuan kebijakan. Model gabungan ARIMA dan JST disebut model Jaringan Syaraf Tiruan (p,d,q). Hasil error dan differencing yang diperoleh dari model ARIMA akan digunakan pada model Jaringan Syaraf Tiruan arsitektur Multi Layer Perceptron algoritma Backpropagation. ARIMA memodelkan sifat linier data dan JST memodelkan sifat non-linier data. Data histori yang digunakan dalam sistem adalah data kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika dalam rentang waktu Januari 2010 sampai Juni 2015. Setelah dilakukan prediksi, didapatkan hasil pengukuran kinerjanya, RMSE 60.43385, MAE 44.40632, dan MAPE 0.362984936 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode Jaringan Syaraf Tiruan (p,d,q) bisa diterapkan dalam sistem peramalan kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika, namun tidak signifikan lebih baik dibanding ARIMA atau JST saja.

Kata kunci : Kurs, ARIMA, JST, Jaringan Syaraf Tiruan (p,d,q).

Abstract

The exchange rate is the rate at which one country's currency can be exchanged for other currencies, play an important role in controlling the dynamics of the exchange market. Therefore, forecasting the exchange rate becomes interesting as a policy determination. The combined models ARIMA and ANN called Artificial Neural Network model (p,d,q). Results error and differencing obtained from ARIMA models will be used in the model Neural Network architecture Multi Layer Perceptron Backpropagation algorithm. ARIMA modeling linear nature of the data and the ANN model the non-linear nature of the data. Historical data used in the system is the data of Rupiah exchange rate against the US dollar within the period January 2010 to June 2015. After the prediction, the result of measurement performance, RMSE 60.43385, 44.40632 MAE and MAPE 0.362984936 %. It can be concluded that the method of Artificial Neural Networks (p,d,q) can be applied in the forecasting system Rupiahs exchange rate against the US Dollar, but not significant better than ARIMA or ANN only. Keywords: Exchange rate, ARIMA, ANN, Artificial Neural Network (p,d,q).

1. Pendahuluan

Pasar valuta asing telah mengalami perkembangan yang tak terduga selama beberapa dekade terakhir, dunia bergerak ke konsep "desa global" dan telah menjadi salah satu pasar keuangan terkemuka di dunia. Nilai tukar, yang merupakan tingkat dimana mata uang satu negara dapat ditukar dengan mata uang negara lain, memainkan peran penting dalam mengendalikan dinamika pasar valuta. Oleh karena itu, prediksi yang tepat dari nilai tukar merupakan faktor penting untuk mencapai sukses dalam banyak bisnis, investasi, dll di seluruh dunia. Saat ini terdapat bukti yang signifikan bahwa nilai tukar yang diprediksi sampai batas tertentu. Sebagian besar penelitian yang berkaitan dengan keuangan, prediksi pasar di era ini menunjukkan bahwa nilai tukar asing diprediksi dengan ketepatan tinggi [17].

Kesulitan dalam memprediksi nilai tukar telah menjadi masalah lama di bidang keuangan

internasional sebagai metode ekonometrik standar tidak dapat menghasilkan perkiraan signifikan lebih baik. Dari berbagai metode tukar peramalan, Model ARIMA telah menerima banyak perhatian dalam literatur dan cenderung menghasilkan sampel perkiraan terbaik. Literatur tentang model ARIMA cukup luas. Khususnya di daerah peramalan nilai tukar, [9][13][15][16].Studi tambahan menggunakan teknik time series dengan berbagai macam data [10][11] dan beberapa model ARIMA yang di hybrid

dengan metode lain [13][16]. Pembaca yang tertarik juga dapat merujuk pada buku yang ditulis oleh Chris Brooks [1].

(2)

JST berbagi tujuan bersama melakukan pemetaan fungsional, arsitektur jaringan yang berbeda sangat bervariasi dalam kemampuan mereka untuk menangani berbagai jenis masalah [17]. Literatur tentang Jaringan Syaraf Tiruan (JST) sebagai metode yang digunakan untuk memprediksi data time series

[8], khususnya nilai tukar, [6][7][14][17].

Dalam jurnal [12] An Artificial Neural

Network (p,d,q) model for time series forcasting,

dikembangkan sebuah metode yaitu Jaringan Syaraf Tiruan (p,d,q). Metode tersebut, dikembangkan oleh Mehdi Khasei dan Mehdi Bijari pada tahun 2010. Pada penelitian tugas akhir ini dilakukan peramalan nilai tukar rupiah (IDR) terhadap dolar (USD) menggunakan model Artificial Neural Network (p,d,q)

atau Jaringan Syaraf Tiruan (p,d,q). Dengan menggunakan model yang dikembangkan ini, maka penelitian ini dapat diterapkan untuk peramalan kurs untuk menghasilkan prediksi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika yang lebih akurat.

2. Tinjauan Pustaka ARIMA

Metode yang dikembangkan oleh ilmuan Inggris George Box dan Gwilym Jenkins (1976) ini memanfaatkan sepenuhnya data masa lalu dan data sekarang untuk menghasilkan peramalan jangka pendek yang akurat [1]. ARIMA yang secara penuh mengabaikan variabel bebas (independent variable) dalam membuat peramalan, juga merupakan salah satu metode peramalan yang baik sebagai metode peramalan model linier. ARIMA menggunakan data masa lalu dan sekarang sebagai variabel terikat

(dependent variable). Oleh karen itu, ARIMA cocok

jika observasi dari runtun waktu secara statistik berhubungan satu sama lain (dependent). Syarat utama menggunakan ARIMA sebagai model peramalan adalah, data harus bersifat stasioner, karena ARIMA merupakan peramalan yang baik untuk model linier [2]. Ada beberapa tahapan untuk metode peramalan ARIMA, yaitu [2]:

Gambar 2.1 Tahapan ARIMA

• Tahap Identifikasi model, menggunakan grafik, statistik, dan alat lainnya untuk mengenali suatu pola dan komponen model.

• Tahap penaksiran dan pengujian model, menentukan koefisien atau parameter dengan menggunakan salah satu metode penentuan parameter model, lalu setiap model akan melalui uji diagnostik untuk memperoleh model terbaik.

• Tahap penerapan model, setelah didapatkan parameter dan model lolos uji diagnostik, maka model dapat digunakan dalam proses peramalan. Dalam memilih model, kita akan mencoba untuk mematuhi prinsip parsimoni Prinsip parsimoni adalah, model yang digunakan harus memerlukan jumlah terkecil dari parameter yang akan memadai mewakili

time series. Albert Einstein dikutip dalam Parzen

(1982, hal. 68) sebagai berkomentar bahwa "segala sesuatu harus dibuat sesederhana mungkin tapi tidak sederhana." [2].

Bentuk umum model MA dengan orde q (MA(q)) atau model ARIMA (0,0,q) dinyatakan sebagai berikut [2]: 𝑌𝑡= 𝜃0− 𝜃1𝑒𝑡−1− 𝜃2𝑒𝑡−2− ⋯ − 𝜃𝑞𝑒𝑡−𝑞+ 𝐸𝑡

ARMA dan ARIMA Box-Jenkins

Model campuran ARMA atau ARIMA tanpa proses

differencing atau jika data sudah stasioner di tuliskan

sebagai berikut:

𝑌𝑡= µ + 𝛽1𝑌𝑡−1+ ⋯ + 𝛽𝑝𝑌𝑡−𝑝− 𝜃1𝑒𝑡−1− ⋯ − 𝜃𝑞𝑒𝑡−𝑞+ 𝐸𝑡 (2.3)

(3)

𝜃𝑞 = parameter moving average ke-q.

Jaringan Syaraf Tiruan (JST)

Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural

Network) atau disingkat JST, adalah suatu arsitektur

jaringan untuk memodelkan cara kerja sistem syaraf manusia (otak) dalam melaksanakan tugas tertentu [5]. JST dapat digambarkan sebagai model matematis dan komputasi untuk fungsi pendekatan non-linier, klasifikasi data cluster dan regresi non-parametrik atau sebuah simulasi dari koleksi model syaraf biologi. Model syaraf ditunjukkan dengan kemampuannya dalam emulasi, analisis, prediksi, dan asosiasi. Ada 4 elemen penting dalam arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan (JST) [17]:

1. Banyaknya lapisan (layers)

2. Banyaknya neuron disetiap lapisan

3. Fungsi aktivasi disetiap lapisan tersembunyi

(hidden layer) dan lapisan keluaran (output

layer)

Algoritma pembelajaran (untuk pencarian nilai bobot dan bias akhir).

Tidak ada metode khusus untuk menentukan arsitektur terbaik suatu jaringan [13]. Untuk menentukan banyaknya neuron pada hidden layer digunakan beberapa cara yaitu melalui skenario dan bisa juga

Salah satu fungsi aktivasi yang umum digunakan adalah fungsi aktivasi logistic atau sigmoid, dengan rumus [3]:

𝑆𝑖𝑔(𝑣) =1+exp (−𝑣)1 (2.8)

 Algoritma Backpropagation

Algoritma pelatihan jaringan syaraf perambatan galat mundur terdiri atas dua tahap perhitungan, yaitu: perhitungan maju untuk menghitung galat

(error) antara keluaran actual dengan target; dan

perhitungan mundur yang mempropagasikan balik galat tersebut untuk memperbaiki bobot-bobot sinaptik pada semua neuron yang ada.

Jaringan Syaraf Tiruan (p,d,q)

Model gabungan pada penelitian ini, dari Jaringan Syaraf Tiruan yang memodelkan bagian

non-linier, bertujuan untuk menghasilkan hasil yang lebih akurat dengan menambahkan proses ARIMA untuk memodelkan bagian liniernya. Dalam model gabungan ini, runtun waktu dianggap sebagai fungsi non-linier dari beberapa pengamatan sebelumnya dan

random error, sebagai berikut [12]:

𝑦𝑡= 𝑓[(𝑧𝑡−1, 𝑧𝑡−2, … , 𝑧𝑡−𝑚), (𝑒𝑡−1, 𝑒𝑡−2, … , 𝑒𝑡−𝑛)] (2.9)

dimana,

𝑓 = fungsi determinan non-linier dari JST 𝑧𝑡 = data differencing asli

𝑒𝑡 = error hasil peramalan ARIMA pada waktu

ke- t

m dan n = bilangan integer

Pada tahap awal, model ARIMA digunakan untuk mendapatkan nilai error. Tahap selanjutnya, JST digunakan untuk menyelesaikan permasalahan non-linier dan hubungan linier yang ada di error dan data aslinya. Dengan demikian didapatkan persamaan [12],

ditentukan dalam proses JST akhir

Sebagai catatan bahwa setiap set variabel {𝑒𝑖(𝑖 = 𝑡 − 1, … , 𝑡 − 𝑛)} atau {𝑧𝑡(𝑖 = 𝑡 − 1, … , 𝑡 − 𝑛)} bisa saja dihapus dalam proses pembentukan JST akhir. Hal ini mungkin terkait dengan dasar proses yang menghasilkan linier dan non-linier dalam data [12]. Sehingga, masukan system bisa saja error

semua, kombinasi antara error dan differencing, bisa juga data differencing semua. Dengan data asli atau data kurs waktu ke- t ( 𝑌𝑡 ). Setelah mendapatkan hasil prediksi 𝑧̂𝑡 dari system JST , selanjutnya hasil prediksi 𝑧̂𝑡 tersebut digunakan untuk mencari data kurs prediksi ( 𝑌̂𝑡 ) dengan persamaan [12]:

𝑌̂ = 𝑧𝑡 ̂ + 𝑌𝑡 𝑡−1 (2.11) dimana,

𝑌̂𝑡 = Hasil prediksi

𝑧̂𝑡 = Hasil prediksi data differencing

𝑌𝑡−1 = Data asli pada saat- t-1 (hari sebelumnya). Model gabungan ini memiliki sistem kerja Jaringan Syaraf Tiruan dengan algoritma pembelajaran bobot menggunakan backpropagation

(propagasi balik). Sistem tersebut memiliki masukan

(input) berupa data asli hasil proses differencing (𝑧𝑡)

dan data error (𝑒𝑡) hasil prediksi dari sistem ARIMA

(p,d,q). Model gabungan (hybrid) ini menghasilkan

(4)

prediksi model gabungan (𝑌̂𝑡) [12]. Dengan memanfaatkan orde ARIMA sebagai banyaknya input

pada sistem JST sesuai persamaan (2.40), maka jumlah neuron input ditentukan dengan menjumlahkan orde p dan orde q dari ARIMA

Pengukuran Kinerja

Sebagai alat ukur kinerja peramalan dalam penelitian ini, digunakan bebrapa alat ukur, untuk menghitung

error. Berikut berbagai alat ukur kinerja yang biasa 𝑛 = jumlah periode ramal 𝑅𝑀𝑆𝐸 = √∑𝑛𝑡=1(𝑌𝑡−𝑌̂ )𝑡2

𝑛 (2.13)

dimana,

𝑌𝑡 = data aktual periode t 𝑌̂𝑡 = nilai hasil peramalan 𝑛 = jumlah periode ramal

𝑀𝐴𝑃𝐸 =∑ |𝑌𝑡−𝑌𝑡 sistem untuk melakukan peramalan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. Sistem ini menggunakan gabungan metode ARIMA (p,d,q) dan Jaringan Syaraf Tiruan, sehingga membentuk sistem baru yang dinamakan metode Jaringan Syaraf Tiruan (p,d,q).

Output ARIMA :

Gambar 3.1 Gambaran Umum Sistem Berdasarkan gambar 3.1, langkah proses secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

Proses ARIMA

Sistem ARIMA yang akan dibangun pada penelitian ini, terdapat 3 komponen utama, yaitu :

Autoregressive (AR) dilambangkan dengan p,

integrated (I) dilambangkan dengan d, dan Moving

Average (MA) dilambangkan dengan q. Sehingga

model ARIMA yang terbangun ditulis dengan ARIMA (p,d,q). Model ARIMA yang digunakan dalam sistem adalah ARIMA Non-seasonal atau model ARIMA yang tidak dipengaruhi faktor musim dalam data. Skema proses perancangan sistem ini

Gambar 3.2 Proses ARIMA

Proses Jaringan Syaraf Tiruan (p,d,q)

Sistem Jaringan Syaraf Tiruan (p,d,q) pada penelitian ini menggunakan arsitektur Multi Layer

Perceptron (MLP) dengan satu hidden layer. Untuk

proses pelatihan dan pembaharuan bobot, maka dipilih Algoritma Backpropagation. Terdapat dua input untuk arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan (p,d,q) ini, yaitu

error yang didapat dari proses peramalan ARIMA dan

differencing data asli pada waktu sebelumnya.

Selanjutnya, akan diproses melalui 2 tahap utama dalam JST yaitu proses pelatihan (training) untuk mendapatkan bobot optimal menggunakan data

training, yang digunakan pada tahap kedua yaitu tahap

(5)

Input

Gambar 3.3 Skema Proses JST backpro

4. Hasil dan Analisis

Data dibagi menjadi data training 70% dan data

testing 30%, data training digunakan untuk

memperoleh parameter-parameter pada proses ARIMA dan bobot optimal juga arsitektur pada proses JST dan Jaringan Syaraf Tiruan (p,d,q). Setelah didapatkan parameter atau bobot dari data training lalu digunakan untuk data training digunakan untuk data validasi.

Analisis Hasil dan Pengujian Sistem ARIMA Pada tahap identifikasi didapat 4 lag cut-off pada ACF dan 4 lag cut-off pada PACF. Setelah itu dilakukan pengujian parameter pada setiap kemungkinan model, sehingga didapatkan model ARIMA (4,1,3) tanpa konstanta sebagai model terbaik yang lolos uji dan layak untuk digunakan untuk peramalan. Dengan persamaan :

𝑌𝑡= 𝑌𝑡−1+ 1.010(𝑌𝑡−1− 𝑌𝑡−2) + (−0.752)(𝑌𝑡−2− 𝑌𝑡−3) + 0.529(𝑌𝑡−3− 𝑌𝑡−4) + 0.136(𝑌𝑡−4− 𝑌𝑡−5) − 1.118𝑒𝑡−1− (−0.836)𝑒𝑡−2− 0.598𝑒𝑡−3+ ɛ𝑡

(4.1) Dari model ARIMA tersebut didapatkan hasil pengukuran kinerja RMSE 38.77, MAE 22.244, dan MAPE 0.235%.

Gambar 4.1 Grafik Hasil Prediksi Model ARIMA

Analisis Hasil dan Pengujian Sistem JST

Proses pencarian arsitektur JST terbaik dengan menggunakan skenario yang ditentukan untuk data

training, lalu didapat arsitektur terbaik dengan 2 input

neuron 20 hidden neuron 1 output neuron dengan

learning rate 0.5 dan 5000 epoch. Dari arsitektur

tersebut kemudian digunakan untuk prediksi dengan pengukuran kinerja RMSE 73.533, MAE 57.193, dan MAPE 0.4675%.

Gambar 4.2 Grafik Hasil Prediksi JST

Analisis Hasil dan Pengujian Sistem Jaringan Syaraf Tiruan (p,d,q)

Proses pencarian arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan

(p,d,q) terbaik dengan kombinasi input antara error

(et) dan differencing (Zt) terbaik menggunakan skenario yang telah ditentukan untuk data training. Pada penelitian ini, dilakukan observasi dengan menggunakan jumlah neuron input dari orde ARIMA

p dan q dan jumlah neuron hidden dengan persamaan (2.7), didapatkan arsitektur terbaik yaitu 7 neuron

input dengan kombinasi 4 (Zt) dan 3 (et), 3 neuron

hidden, 1 neuron output, learning rate 0.5 dan 5000

epoch dengan pengukuran kinerja RMSE 60.433, MAE 44.406, dan MAPE 0.3629%.

Perbandingan Pengukuran Kinerja Sistem 1. Pengukuran kinerja prediksi data histori kurs

Rupiah terhadap Dolar Amerika 4 Januari 2010 sampai 1 Nopember 2014.

Tabel Error! No text of specified style in document..1 Perbandingan error data histori

Training RMSE MAE MAPE

ARIMA 38.11093181 22.22019651 0.234737485 %

JST 38.48910445 23.05229888 0.243946877 %

JST (p,d,q) 38.43295272 22.61929347 0.23934537 %

2. Pengukuran kinerja prediksi data pengujian kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika 4 Nopember 2014 sampai 30 Juni 2015.

10000 12000 14000

1

25 49 73 97

121 145 169 193 217 241 265 289 313 337 361 385

Perbandingan Pengujian ARIMA (4,1,3)

121 145 169 193 217 241 265 289 313 337 361 385

JST

(6)

Tabel Error! No text of specified style in document..2 Perbandingan error data

pengujian

Testing RMSE MAE MAPE

ARIMA 61.31831641 44.58160189 0.36462813 %

JST 73.53341942 57.19354839 0.467518837 %

JST (p,d,q) 60.43385107 44.40632223 0.362984936 %

3. Pengukuran kinerja prediksi data validasi kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Juli 2015 sampai Agustus 2015.

Tabel Error! No text of specified style in document..3 Perbandingan error data

validasi

Validasi RMSE MAE MAPE

ARIMA 23.73700156 17.70818402 0.131609027 %

JST 23.51736911 18.40570232 0.136759721 %

JST (p,d,q) 22.50169553 16.1267404 0.119919404 %

5. Kesimpulan dan Saran

Model hybrid ARIMA dan JST yaitu Jaringan Syaraf Tiruan (p,d,q) sedikit lebih baik dibandingkan dengan ARIMA saja atau JST saja, namun tidak signifikan lebih baik dan harus dibuktikan melalui pengujian statistik untuk data kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika. Dapat dilihat dari perbedaan yang kecil

error yang dihasilkan dari ketiga model tersebut.

Untuk bisa lebih meningkatkan akurasi prediksi, dapat digunakan metode optimasi arsitektur JST dengan menggunakan metode seperti GA, Prunning, , regresi dan lain-lain.

6. Daftar Pustaka

[1] Chris, Brooks. (2008). Introductory Econometrics for Finance. Second Edition. New York : Cambridge University Press

[2] Cyer, Jonathan D. dan Chan, Kung-Sik. (2008). Time Series Analysis With Applications in R. Second Edition. New York : Springer Science+Bussines Media, LLC.

[3] Suyanto, ST, MSc. (2009). Soft Computing. Bandung: Informatika.

“Neural Network Forecasting of the British Pound/US

Dollar Exchange Rate”, Omega, Int. J. Mgmt Sci.,

Vol. 26, No. 4, pp. 495-506, 1998.

[7] Chakradhara Panda and V. Narasimhan,

“Forecasting Exchange Rate Better with Artificial

Neural Network”, Journal of Policy Modeling, No. 29,

pp. 227–236, 2007.

[8] G. Peter Zhang and Min Qi, “Neural Network

Forecasting for Seasonal and Trend Time Series”,

European Journal of Operational Research 160. 501-514. 2005.

[9] Abul Kalam Azad and Md. Mahsin,

“Forecasting Exchange Rates of Bangladesh using

ANN and ARIMA Models: A Comparative Study”,

International Journal of Advanced Engineering Sciences and Technologies (IJAEST), ISSN:2230-7818, Vol. No. 10, Issue No. 1, pp. 31-36, 2011. [10] Javier Conttreas, Rosario Espinola, and Antonio J. Conejo, “ARIMA Models to Predict Next

-Day Electricity Prices”, IEEE TRANSACTION ON

POWER SYSTEMS, VOL. 18, NO.3, August 2003. [11] Ching-Wu Chu and Guoqiang Peter Zhang,

“A comparative study of linear and nonlinear models

for aggregate retail sales forecasting”, Int. J. Production Economics 86, 217-231, 2003.

[12] Mehdi Khasei dan Mehdi Bijari,”An Artificial Neural Network (p,d,q) model for timeseries

Forcasting”, Expert Systems with Applications, 37,

479-489, 2010.

[13] Zhang, G. P, “Time Series Forecasting Using

a Hybrid ARIMA and Neural Network Model”,

Neurocomputing, 50, 159-175, 2003.

[14] Adewole Adetunji Philip et. al. , “Artificial Neural Network Model for Forecasting Foreign

Exchange Rate”, World of Computer Science and

Information Technology Journal (WCSIT), ISSN: 2221-0741, Vol. 1, No. 3, pp. 110-118, 2011.

[15] Joarder Kamruzzaman and Ruhul A. Sarker,

“Comparing ANN Based Models with ARIMA for Prediction of Forex Rates”, ASOR BULLETIN, Vol.

22, No. 2, pp. 2-11, 2003.

[16] Mehdi Khasei. Mehdi Bijari and Seyed Reza

Hejazi, “Combining seasonal ARIMA models with

computational intelligence techniques for time series

forcasting”, Springer-Verlag, ISBN:

978-1-61804-039-8, pp. 41-47, 2012.

[17] N.V.CHANDRASEKARA AND

C.D.TILAKARATNE ,"Forecasting Exchange Rates using Artificial Neural Networks", Research Gate, 2009.

(7)

[19] http://panduanvalas.com/pengertian-kurs-valuta-asing-sistem-dan jenisnya/198/ , diakses pada tanggal 29 Juli 2015, jam 10.30 WIB

[20]

http://www.konsultanstatistik.com/2011/07/t ipe-data.html , diakses pada tanggal 29 Juli 2015 , jam 11.25 WIB

[21]

http://www.rumusstatistik.com/2013/07/vari an-dan-standar-deviasi-simpangan.html, diakses pada tanggal 29 Juli 2015 , jam 11.43 WIB

[22] Makridakis, Spyros, Wheelwright, Steven C., McGee, Victor E. (1988). Metode dan Aplikasi Peramalan Jilid 1 Edisi Kedua, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Gambar

Gambar 3.2  Proses ARIMA
Gambar 3.3 Skema Proses JST backpro
Tabel Error! No text of specified style in

Referensi

Dokumen terkait

Membangun ide kreatif dan inovatif melalui pembelajaran kewirausahaan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) STAI Daruttaqwa Gresik

Dari data yang terdapat pada tabel 5 dapat diketahui data pergerakan penumpang, pesawat, dan bagasi di Terminal Keberangkatan 1B Domestik Bandar Udara Internasional

Tujuan dari Tugas Akhir ini yaitu untuk mengetahui jumlah penumpang taksi dan mobil pribadi beserta karakteristik penumpang kedua jenis kendaraan dan untuk mengetahui jumlah

Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder yaitu Laporan Keuangan Daerah dari tahun 2008 dan 2009 pada 35 Pemerintah Kabupaten/Kota yang laporan

Penelitian implementasi kebijakan sertifikasi guru SD di Kabupaten Tegal ini untuk mengetahui dan menganalisis proses pelaksanaan kebijakan sertifikasi guru SD di

Ringkasan Tugas : Menyusun rencana dan program kegiatan serta kerjasama dalam penyelenggaraan rehabilitasi dan pembinaan lanjut bagi Remaja Terlantar sesuai dengan

Elektrod bumi – batang(rod) logam, plat logam dan sistem paip logam dalam tanah atau sebarang benda berpengalir bagi memperoleh sambungan bumi yang

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa motif yang mendominasi anak-anak Surabaya dalam mnonton tayangan OPERA ANAK di Trans7 adalah motif hiburan, motif