• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DESKRIPSI PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah Garuda Indonesia sebagai bagian dari sejarah industri penerbangan komersial di Indonesia dimulai ketika bangsa yang muda ini berjuang untuk kemerdekaannya. Penerbangan komersial pertama dari Calcutta ke Rangoon dilakukan pada 26 Januari 1949, dengan pesawat Douglas DC-3 Dakota bernomor “RI 001” yang bernama “Indonesian Airways”. Di tahun yang sama, pada 28 Desember 1949, pesawat DC-3 lain yang terdaftar sebagai “PK-DPD” dengan logo “Garuda Indonesian Airways” terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Ini adalah penerbangan pertama yang dilakukan atas nama Garuda Indonesian Airways.

Setahun kemudian, pada 1950, Garuda Indonesia resmi terdaftar sebagai Perusahaan Negara. Pada periode tersebut, perusahaan ini mengoperasikan armada yang terdiri dari 38 pesawat, termasuk 22 DC-3, 8 Catalina flying boat, dan 8 Convair 240. Armada ini terus bertambah, dan Garuda Indonesia melakukan penerbangan pertamanya ke Mekkah ketika membawa jemaah haji Indonesia pada 1956. Rute penerbangan oleh Garuda Indonesia ke negara-negara Eropa dimulai pada 1965 dengan Amsterdam sebagai tujuan akhirnya.

(2)

1

Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman dari Presiden Soekarno yaitu Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada Presiden di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta kepada beliau memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial, yaitu “Ik ben

Garuda, Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden” yang berarti Aku Adalah Garuda, Burung Milik Wisnu Yang

Membentangkan Sayapnya Menjulang Tinggi Di Atas Kepulauanmu. Maka pada tanggal 28 Desember 1949, terjadi penerbangan yang bersejarah yaitu pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran – Jakarta untuk pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo baru, Garuda Indonesian Airways, nama yang diberikan Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.

(3)

2

1949-1969 : Garuda Klasik

Garuda Indonesia berdiri ketika Indonesia sedang berada di masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, ketika itu Garuda Indonesia menggunakan logo Garuda klasik sebagai simbol identitas. Sisi atas pesawat berwarna putih, dengan warna merah sepanjang jendela, hal ini melambangkan bendera nasional Indonesia yang berwarna Merah Putih. Pada tahun awal berdirinya, Garuda Indonesia memiliki armada DC-3 propeller plane, jet-engine Convair dan DC-8.

1969-1985 : Logo Oranye

Memasuki tahun 1970-an, Garuda Indonesia mengalami modernisasi. Logo diperbaharui dengan tulisan “Garuda” dan garis berwarna oranye. Pada periode ini Garuda Indonesia semakin banyak melayani masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Logo disematkan

(4)

3

baik di pesawat kecil seperti Fokker 27 dan DC-9, juga pada pesawat berbadan lebar seperti DC-10, Boeing 747-200 dan Airbus A300B4. Logo ini segera menjadi akrab dengan identitas baru Garuda Indonesia dan dikenal hingga ke berbagai penjuru dunia.

1985-2009 : Logo Burung Modern

Untuk mengantisipasi era persaingan terbuka dari industri penerbangan nasional dan dunia, Garuda kembali mengubah logonya pada tahun 1985. Kali ini Logo Garuda Indonesia menggambarkan burung modern yang dilengkapi dengan tulisan Garuda Indonesia. Warna dominan pada logo ini adalah biru dan hijau, yang diambil dari warna alam Indonesia. Pada era ini, armada Garuda Indonesia diperkuat dengan kedatangan Boeing 737, Boeing 747-400 dan Airbus 330-300.

(5)

4

2009-Sekarang : Logo Sayap Alam

Memasuki fase pertumbuhan yang berkesinambungan dan strategi lompatan besar, pada tahun 2009 Garuda Indonesia memperbaharui identitas perusahaan agar menjadi lebih modern dan segar. Hal ini diwujudkan dengan logo “Sayap Alam” yang disematkan pada bagian ekor armadanya. Program ini juga dilengkapi dengan moderninasasi armada, yaitu dengan mendatangkan pesawat baru Boeing 737-800NG, Airbus A330-200, dan Bombardier CRJ1000 NextGen. Kini Garuda Indonesia memperkenalkan konsep layanan baru yaitu "Garuda Indonesia Experience". Dalam konsep baru ini, Garuda Indonesia menggabungkan keramahan dan suasana khas Indonesia, yang berakar pada budaya bangsa.

(6)

5 2.2 Lingkup dan Bidang usaha

Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda).

Selama tahun 80-an, Garuda Indonesia melakukan restrukturisasi berskala besar untuk operasi dan armadanya. Pada masa inilah perusahaan ini mulai mengembangkan program pelatihan yang komprehensif untuk staf serta awak kabinnya, sekaligus mendirikan fasilitas pelatihan di Jakarta Barat yang dinamai Garuda Indonesia

Training Center. Perusahaan ini juga membangun sebuah Pusat

Pemeliharaan Pesawat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Di awal era 90-an, Garuda Indonesia mengembangkan strategi jangka panjang yang diaplikasikan hingga tahun 2000. Perusahaan ini terus mengembangkan armadanya dan Garuda Indonesia pun masuk dalam jajaran 30 maskapai terbesar di dunia. Di samping inisiatif di pengembangan bisnis, tim manajemen baru mengelola perusahaan ini pada awal 2005, dan rencana-rencana baru diformulasikan untuk masa depan Garuda Indonesia. Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang yang komprehensif dan restrukturisasi keseluruhan di perusahaan

(7)

6

ini. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi operasional, mendapatkan stabilitias keuangan yang melibatkan usaha-usaha di restrukturisasi utang termasuk kewajiban penyewaan (leasing liabilities) dari European Export

Credit Agency (ECA), peningkatan kesadaran di antara karyawan tentang

pentingnya pelayanan bagi para penumpang, dan, yang paling penting, menghidupkan kembali dan merevitalisasi semangat Garuda Indonesia.

Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan, Garuda Indonesia telah mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit

(IOSA). Hal ini membuktikan bahwa maskapai ini telah memenuhi standar

internasional di bidang keselamatan dan keamanan.

Untuk meningkatkan pelayanan, Garuda Indonesia telah meluncurkan layanan baru yang disebut "Garuda Indonesia Experience". Layanan baru ini menawarkan konsep yang mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk mendukung layanan ini, semua armada baru dilengkapi dengan interior paling mutakhir, yang dilengkapi LCD TV layar sentuh individual di seluruh Business Class dan Economy

Class. Selain itu, penumpang juga dimanjakan dengan Audio and Video on Demand (AVOD), yaitu sistem hiburan yang menawarkan berbagai pilihan

film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing penumpang.

Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh Garuda Indonesia sebagai bukti dari keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan Garuda Indonesia sebagai “Four Star Airline” dan sebagai “The World's

(8)

7

Most Best Improved Airline”. Selanjutnya pada Juli 2012, Garuda

Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai “World's Best Regional

Airline” dan “Maskapai Regional Terbaik di Dunia”. Sebuah lembaga

konsultasi penerbangan bernama Centre for Asia Aviation (CAPA), yang berpusat di Sydney, juga memberikan penghargaan kepada Garuda Indonesia sebagai "Maskapai yang Paling Mengubah Haluan Tahun Ini", pada tahun 2010. Sedangkan Roy Morgan, lembaga peneliti independen di Australia, juga memberikan penghargaan kepada Garuda Indonesia sebagai “The Best International Airline” pada bulan Januari, Februari dan Juli 2012.

Garuda Indonesia memang telah berhasil mengubah haluannya, sehingga terhindar dari kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan pada era 2006 hingga 2010. Setelah melalui masa-masa sulit, kini Garuda Indonesia melanjutkan kesuksesan dengan menjalankan program 5 tahun ekspansi secara agresif. Program ini dikenal dengan nama ‘Quantum Leap’. Program ini diharapkan akan membawa perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan jaringan yang lebih luas dan diiringi dengan kualitas pelayanan yang semakin baik.

(9)

8

Growth and Expansion

2

nd

Journey

• Initial Public Offering (IPO) • Citilink Revitalization • Dedicated terminal • Garuda Sub-100 Seater •ASK/Employee 6.80 mio • Best Cabin Crew

• SkyTrax 5 Star • Denpasar Dedicated Terminal • Fly to All Province Capital • First Flight to USA • Fleet 194 Aircraft • Dedicated Aircraft for Hajj Milestone – Quantum Leap

2011 2015

Gambar 2.1 Pertumbuhan dan Perluasan Garuda Indonesia

Saat ini Garuda Indonesia memiliki tiga hub di Indonesia. Pertama adalah hub bisnis yang berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kedua adalah hub di daerah pariwisata yang berada di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Kemudian untuk meningkatkan frekuensi penerbangan ke bagian timur Indonesia, Garuda Indonesia juga memiliki hub di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai penerbangan, Garuda Indonesia juga memiliki unit bisnis (Strategic Business Unit/SBU) dan anak perusahaan. Unit bisnis Garuda Indonesia adalah Garuda Cargo dan Garuda Medical Center. Sedangkan anak perusahaan Garuda Indonesia adalah PT Citilink Indonesia, yaitu maskapai tarif rendah (Low

(10)

9

Cost Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi darat, agen perjalanan

dan katering), PT Abacus Distribution System Indonesia (penyedia layanan sistem pemesanan tiket), PT Aero System Indonesia/Asyst (penyedia layanan teknologi informasi untuk industri pariwisawata dan transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility (GMF AeroAsia), yaitu perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat, perbaikan, dan overhaul. Dan untuk mendekatkan diri dengan konsumennya pada tahun 2011 Garuda Indonesia mengeluarkan IPO pertamanya dan terdaftar sebagai perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek indonesia.

2.3 Strategi Pemasaran Garuda Indonesia 2.3.1 Segmentasi Pasar

Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan yang tertua dan terbaik di Indonesia. Hal itu terbukti dari berbagai penghargaan yang telah diterima dll. Garuda Indonesia sudah memiliki segmentasi pasar yang sangat luas yang memang sudah go international. Sekarang ini Garuda juga telah menambahkan berbagai jadwal penerbangan ke beberapa negara di dunia. Sedangkan di Indonesia Garuda Indonesia sudah menjangkau seluruh kota.

Garuda Indonesia sendiri memiliki target pasar untuk kalangan atas, hal ini terbukti harga tiket yang jauh lebih tinggi dari kompetitor-komprtitor lainnya. Mengapa demikian karena dalam hal ini garuda lebih

(11)

10

mementingkan kulaitas terhadap pelayanan yang diberikan terbukti dengan Konsep Garuda Indonesia Experience, yang didasari oleh “5 senses” (sight, sound, scent, taste, dan touch) dan mencakup 24 “customer touch points” yang dimulai dari pelayanan pre-journey, pre-flight, in-flight, post-flight dan post-journey. Garuda Indonesia berupaya meningkatkan citra Indonesia di dunia internasional. Semua itu bertujuan untuk memberikan rasa nyaman terbang bersama Garuda.

Selain itu Garuda mengincar pangsa pasar internasional dan menargetkan pasar kalangan menengah keatas dan mengedepankan pelayanan yang diberikan. Sedangkan untuk segmentasi kalangan yang mengincar low cost carrier aircraft PT. Garuda Indonesia menyediakan Citilink. Berbeda dengan induknya, Garuda Indonesia, yang menggunakan brand Garuda untuk melayani pasar premium, brand Citilink digunakan untuk melayani segmen pasar berbiaya rendah.

2.3.2 Bauran Pemasaran

Garuda merupakan perusahaan yang bergerak pada bisnis jasa. Dalam bisnis jasa terdapat 7 komponen marketing mix atau sering disebut dengan istilah bauran pemasaran. Kotler (2000) berpendapat bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran.

Tujuh bauran pemasaran pada bisnis jasa penerbangan Garuda Indonesia dijelaskan sebagai berikut :

(12)

11

1. Product (Produk), yaitu dengan memberikan jasa penerbangan yang baik dan memuaskan bagi konsumen demi mempertahankan pelanggan lama ataupun menggaet pelanggan baru, antara lain dengan cara : menyediakan pesawat yang besar dan modern, mengutamakan keselamatan penerbangan, makanan dan snack yang berkualitas, pelayanan bagasi yang handal dan terpercaya, tempat duduk di dalam pesawat yang nyaman dan tidak sempit, pilihan jadwal penerbangan yang beragam, program Frequent Flyer yang menarik.

2. Price (Harga), harga sebagai alat kegiatan pemasaran, karena harga mempengarui tingkat penjualan, keuntungan dan share yang diraih. Dalam hal ini, Garuda selalu mementukan tingkat harga yang sesuai dengan kualitas penerbangan yang diberikan. Garuda juga memberikan penawaran menarik lainnya berupa potongan /diskon harga, dan harga spesial untuk pembelian tiket penerbangan secara group atau untuk komunitas tertentu. 3. Place (Tempat atau Saluran Distribusi), peranan saluran distribusi adalah

sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha untuk mempermudah penyampaian barang dan jasa dari perusahaan ke konsumen. Dalam hal ini Garuda selalu menyediakan fasilitas pemesanan tiket yang mudah melalui call center, kemudahan online booking (Web/SMS), kemudahan menjangkau Agen/Kantor Penjualan, kemudahan dalam pembayaran E-ticketing.

(13)

12

4. Promotion (Promosi), tujuannya untuk mengkomunikasikan produk Garuda demi menarik dan mempertahankan konsumen, dengan cara pemasangan iklan di banyak media cetak ataupun digital seperti TV dan koran, pemberian kemudahan fasilitas pada Frequent Flyer; kemudahan akan informasi penerbangan/iklan yang ditampilkan, adanya undian berhadiah dalam penerbangan.

5. People (Orang), dalam perusahaaan jasa seperti Garuda, kinerja dan attitude karyawannya dapat membuat perbedaan besar dalam kepuasan pelanggan. Idealnya, pegawai harus memperhatikan kompetensi, sikap memperhatikan, responsif, inisiatif, kemampuan memecahkan masalah dan niat baik. Perusahaan Garuda menekankan Sikap karyawan penjualan yang ramah, sikap karyawan yang profesional, asistensi petugas sebelum keberangkatan, tanggapan karyawan terhadap keluhan, keramahan pilot dan pramugari.

6. Physical Evidence, kualitas jasa dapat ditunjukkan melalui bukti fisik, dalam hal ini yang tergolong sebagai physical evidence dalam bisnis penerbangan di Perusahaan Garuda adalah: kantor perwakilan yang bersih dan nyaman, agen penjualan yang bersih dan nyaman, pesawat yang bersih dan indah, logo perusahaan yang menarik;

7. Process (Proses), proses merupakan aliran aktifitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa dan merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran bisnis jasa seperti penerbangan. Garuda merealisasikan dimensi ini dengan

(14)

13

menciptakan proses check-in dan boarding yang mudah, jadwal keberangkatan dan kedatangan yang tepat waktu, proses pengambilan bagasi yang cepat.

Pandangan lain mengatakan bahwa, strategi pemasaran Garuda adalah dengan memberikan pelayanan maksimal yang membuat pelanggan loyal, dengan tahapan sebagai berikut (Anonim, 2012).

1. Tahap (1) Memberikan pelayanan secara dini, pelanggan dipantau dengan penginderaan Garuda mulai dari titik yang dapat disentuh (touch point) mulai dari berbagai titik website, call center, sales office, Garuda Frequent Flyer (GFF) center, dan service center.

2. Tahap (2) Pre-flight adalah layanan setelah konsumen membeli tiket. Disini touch point-nya adalah penjualan tiket di bandara, customer service desk, GFF membership service, check-in service, transfer desk, executive lounge, dan boarding gate.

3. Tahap (3) Tahap in-flight, meliputi cabin service, cabin comfort, lavatory, on board catering, in-flight entertainment, amenity kit, dan sales on board. 4. Tahap (4) Tahap post-flight, meliputi: arrival assistant, hospitality desk (menangani penumpang yang butuh bantuan), baggage delivery, juga lost and found.

5. Tahap (5) Customer affairs, loyalty program (GFF dan boarding pass bisa digunakan untuk mendapatkan voucher belanja di merchant tertentu)

(15)

14 2.3.3 Strategi positioning

Gambar 2.2 Positioning Garuda Indonesia

Keterangan : A : Garuda Indonesia B : Air Asia C : Singapore Airline D : Merpati Nusantara E : Sriwijaya Air

(16)

15

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa Garuda Indonesia memposisikan produk/jasa dengan harga yang tidak terlalu tinggi dan ketepatan waktu yang cukup baik. Posisi Garuda masih berada di bawah Singapore Airlines yang memiliki harga tinggi dengan ketepatan waktu yang baik.

2.4 Visi dan Misi Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.

Misi Perusahaan

Sebagai perusahan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional.

Gambar

Gambar 2.1 Pertumbuhan dan Perluasan Garuda Indonesia
Gambar 2.2 Positioning Garuda Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi yang dibangun pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator adalah kompetensi kepemimpinan kinerja sebagai Kompetensi manajerial untuk menjamin terlaksananya

Analisis komponen utama dari 14 karakter menghasilkan sembilan karakter (intensitas serangan penyakit bercak daun, tinggi tanaman saat panen, hasil polong, rendemen, indeks

Secara keseluruhan dari hasil sintesis abu layang menjadi material mirip zeolit telah berhasil dilakukan, hal ini terlihat dengan adanya peningkatan sifat fisikokimiawi mineral

Gambar menunjukkan membran kalis lembap diapit di antara papak lantai konkrit dengan tapak binaan (atas lapisan pasir), seperti yang ditunjukkan dalam Rajah.. Di

Konsumsi protein pada rumah tangga di desil pengeluaran rendah tidak memadai dan konsumsi proteinnya lebih rendah dibandingkan kelompok masyarakat yang lebih mampu baik secara

Diperlukan penelitian mengenai jumlah kalori dan kadar gula darah pada penderita DM tipe-2 yang menjalani puasa ramadhan dibandingkan dengan penderita DM tipe-2 yang

Berdasarkan hasil pemeriksaan keracunan merkuri yang dilakukan oleh tim dari Balai Tehnik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Yogyakarta pada survei terdahulu bulan Mei 2009 terhadap

Jarak antar elemen bangunan structural atau komponen bangunan structural harus modular harus disesuiakan dengan ketentuan yang tercantum dalam SNI-1963- 1990-F tentang cara Tata