• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. BAB II. PERSYARATAN - PERSYARATAN Perencanaan Rumah Susun Faktor-faktor Perencanaan... 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. BAB II. PERSYARATAN - PERSYARATAN Perencanaan Rumah Susun Faktor-faktor Perencanaan... 3"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 125/KPTS/1991 ... i

Daftarf Isi ... vi

BAB I. DESKRIPSI ... 1

1.1 Maksud dan Tujuan ... 1

1.1.1 Maksud ... 1

1.1.2 Tujuan... 1

1.2 Ruang Lingkup ... 1

1.3 Pengertian ... 1

BAB II. PERSYARATAN - PERSYARATAN ... 3

2.1 Perencanaan Rumah Susun ... 3

2.2 Faktor-faktor Perencanaan ... 3

BAB III. KETENTUAN - KETENTUAN 3.1 Ketentuan Teknis Perencanaan ... 4

3.2 Pengguanaan Modular ... 7

3.3 Instalasi ... 11

BAB IV. CARA PENGERJAAN ... 12

LAMPIRAN A : Daftar Istilah ... 13

LAMPIRAN B : Lain-lain ... 14

(2)

BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan

1.1.1 Maksud

Tata Cara Perencanaan Rumah Susun Modular dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan bagi perencanaan dalam merencanakan rumah susun.

1.1.2 Tujuan

Tujuan tata cara ini adalah memberikan landasan perencanaan disain agar dapat diperoleh suatu perencanaan bangunan rumah susun yang optimal dan memenuhi syarat bagi kelayakan suatu hunian.

1.2 Ruang Lingkup

Tata cara ini meliputi persyaratan dan ketentuan-ketentuan perencanaan, khususnya bagi perencanaan rumah susun.

1.3 Pengertian

Yang dimaksud dengan :

1) rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertical dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian-bersama, benda-bersama dan tanah-bersama;

2) perencanaan adalah suatu urutan tindakan yang dilakukan untuk mendapatkan suatu hasil dengan cara berkesinambungan;

3) satuan rumah susun adalah rumah susun yang tujuan peruntukan utamanya digunakan secara terpisah sebagai tempat hunian yang mempunyai sarana penghubung ke akses yang sifatnya umum;

4) lajur adalah suatu ruang atau bentangan antara dua bidang yang disediakan untuk sebuah atau satu set komponen bangunan yang tidak harus mengisi-penuh ruang tersebut;

5) lajur lantai adalah suatu zone yang tersedia untuk komponen atau beberapa macam komponen yang membentuk struktur lantai;

6) lajur atap adalah suatu zone yang tersedia untuk komponen atau beberapa macam komponen yang membentuk struktur atap;

7) tinggi tingkat adalah jarak tinggi yang diukur di antara dua bidang patokan (“peil”) lantai, yaitu dari muka suatu lantai terpasang ke bidang muka lantai yang terletak di atas atau di bawahnya;

(3)

8) dimensi-kendali atau dimensi-kontrol adalah suatu bagian kerangka kerja yang digunakan untuk menentukan perencanaan dimensi-utama suatu bangunan, termasuk komponen bangunan yang menjadi bagian dari bangunan tersebut;

9) dimensi kendali utama adalah suatu dimensi yang membentang diantara dua bidang patokan, misalnya tinggi lantai-ke-lantai atau tinggi-tingkat;

10) dimensi kendali-kedua adalah merupakan bagian dari Dimensi Kendali Utama, misalnya tinggi ambang jendela atau pintu;

11) koordinasi modular adalah suatu system koordinasi dimensional dari berbagai produk bahan, komponen dan elemen bangunan dalam suatu bangunan yang didasarkan atas Modul Dasar, Multimodul dan Submodul;

12) sambungan adalah jarak nominal yang diperlukan untuk menghubungkan dua komponen bangunan termasuk di dalamnya toleransi pemasangan dan toleransi ukuran bahan;

13) ukuran modular adalah ukuran nominal yang ditetapkan berdasarkan Modul dasar; 14) ukuran berguna (efektif) adalah ukuran bersih suatu bahan bangunan, komponen

bangunan atau elemen bangunan;

15) komponen/elemen bangunan struktur adalah bagian bangunan yang berfungsi menerima/meneruskan beban;

16) komponen/elemen bangunan non struktur adalah bagian bangunan yang tidak berfungsi menerima/meneruskan beban;

17) multimodal adalah modul yang ukurannya ditentukan berdasarkan kelipatan bilangan bulat dari Modul Dasar.

(4)

BAB II

PERSYARATAN - PERSYARATAN

2.1 Perencanaan Rumah Susun

Perencanaan rumah susun hunian harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :

1) rumah susun direncanakan sebaik mungkin, sehingga diharapkan adalanya interaksi sosial bagi penghuninya;

2) perencanaan tersebut harus disertai dengan suatu pola pengelolaan yang baik dan effisien guna tetap terpeliharanya fisik bangunan dan keamanan menghuni.

2.2 Faktor-faktor Perencanaan

Faktor-faktor perencanaan yang harus diperhatikan adalah : 1) kenyamanan;

2) kesehatan;

3) ekonomis, effisien; 4) keamanan;

5) disesuaikan dengan Perencanaan menyeluruh dari Perencanaan Lingkungan Rumah Susun.

Dalam perencanaan runah susun ukuran arah horizontal dan atau ukuran arah vertical harus berdasarkan multimodul.

Ukuran komponen dan elemen harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam standar-standar mengenai koordinasi modular, yaiut SNI-1977- 1990-F tentang Spesifikasi Koordinasi Modular untuk Bangunan Rumah dan Gedung, SNI-1978-1990-F tentang Spesifikasi Ukuran Terpilih untuk Bangunan Rumah dan Gedung, SNI-1963-1990-F tentang Tata Cara Dasar Koordinasi Modular untuk Rumah dan Gedung.

Ukuran-ukuran berguna dari setiap produk komponen bangunan non structural dan elemen bangunan non structural harus memungkinkan penggantian (subtitusi) komponen atau elemen bangunan dengan jenis lain.

(5)

BAB III

KETENTUAN - KETENTUAN

3.1 Ketentuan Teknis Perencanaan

3.1.1 Kategori Bangunan

Rumah susun hunian termasuk Bangunan Runah Tinggal Luar Biasa (Kls II) seperti diuraikan pada SNI-1728-1989-F tentang Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung.

3.1.2 Peruntukan Rumah Susun Hunian

Rumah Susun hunian diperuntukan bagi Satuan Rumah dengan luasan minimum 12 m2.

3.1.3 Jumlah Satuan Rumah Susun Hunian

Perencanaan Rumah susun hunian disesuaikan dengan ketentuan bahwa hingga panjang bangunan/massa 30 meter diharuskan menggunakan dilatasi pada sambungan antar bangunannya.

GAMBAR 1 DILATASI

3.1.4 Jumlah Lantai

Jumlah lantai menentukan alat transportasi vertical sebagai berikut : 1) hingga 5 (lima) lantai mempergunakan tangga;

(6)

3.1.5 Bentuk bangunan

Dari segi fungsi bentuk dan bangunan disarkan pada : 1) pengelompokan Satuan Rumah Susun;

(7)

GAMBAR 4

CONTOH-CONTOH ENUK MASSA

3.1.6 Tampak Bangunan

Tampak bangunan harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut :

1) keserasian, keharmonisan antara fungsi dan estetika harus merupakan pertimbangan perencanaan yang mendasar;

2) penampilan bangunan dipertimbangkan untuk dapat menarik minat calon penghuni dan dapat menaikkan status sosialnya.

(8)

3.2 Penggunaan Modular 3.2.1 Penerapan Koordinasi Modular

Penerapan modulasi modular harus memenuhi ketentuan-ketetuan sebagai berikut : 1) bahwa pengelompokan Mudol Satuan Rumah Susun dapat menggunakan

beberapa cara dalam penentuan ukurannya; 2) bahan modul fungsi dipertimbangkan pada :

(1) bahan struktur; (2) dinding pengisi/partisi; (3) lantai pengisi.

( Untuk jelasnya lihat gambar 5 )

GAMBAR 5

(9)

3.2.2 Ukuran Sambungan dan Penampang

Ukuran dambungan antar komponen dan ukuran penampang komponen dan elemen baik structural maupun non structural tidak harus modular.

3.2.3 Penyela

Dalam beberapa hal diperbolehkan adanya penyela dari suatu jaringan modular. Ukuran penyela ini tidak harus modular.

GAMBAR 6 PENYELA

3.2.4 Ukuran Arah Vertikal dan Ukuran Arah Horisontal

Ukuran arah vertikal dan ukuran arah horizontal harus berdasarkan multimodul.

3.2.5 Ukuran-Ukuran Berguna

Ukurn-ukuran berguna dari setiap produk komponen bangunan non strukural dan elemen bangunan non structural harus memungkinkan penggantian (substitusi) komponen atau elemen bangunan dengan jenis yang lain.

(10)

3.2.6 Jarak

Jarak antar elemen bangunan structural atau komponen bangunan structural harus modular harus disesuiakan dengan ketentuan yang tercantum dalam SNI-1963-1990-F tentang cara Tata Cara Dasar Koordinasi Modular Untuk Perencanaan Teknis Bangunan Rumah Dan Gedung.

3.2.7 Tinggi Tingkat

Ukuran tinggi tingkat min 26M

GAMBAR 7 TINGGI TINGKAT 3.2.8 Perubahan Tinggi Tingkat

Tinggi perubahan tingkat (muka lantai atap) harus berkisar antara 3M dan 12M dengan kelipatan 3M.

GAMBAR 8

(11)

3.2.9 Transporatasi

Transporatasi rumah susun adalah sebagai berikut : 1) koridor dapat dutempatkan pada posisi :

(1) tengah masa bangunan; (2) pinggir masa bangunan;

(3) dengan dimensi lebar minimum 5 x 3M;

GAMBAR 9 SISTEM TRANSPORTASI

2) pada bangunan kurang dari atau sama dengan lima lantai dipersyaratkan menggunakan tangga dengan ketentuan :

1) lebar tangga minimum mampu manampung dua orang berjalan bersamaan; 2) jumlah anak tangga disesuaikan dengan ketinggian lantai bangunan yang modular,

namun anak tangga itu sendiri tidak harus modular;

3) kemiringan tangga dengan batas optimum kenyamanan 35derajat; 4) tinggi railing antara 8M-10M.

(12)

GAMBAR 10 TANGGA

3) dimensi lift minimum mampu menampung 1 buah kereta dorong dengan maksud pada keadaan darurat. Jumlah disesuiakan dengan jumlah Satuan Rumah Susun pada Masa (Bangunan) Rumah Susun tersebut.

3.3 Instalasi

(13)

BAB IV CARA PENGERJAAN

4.1 Kumpulkan Data Lapangan yang terdiri atas :

1) lingkungan lahan

2) peruntukan Rumah Susun 3) kebutuhan Satuan Rumah Susun 4) kondisi existing lahan

4.2 Tentukan luasan dasar Satuan Rumah Susun yang dikaitkan dengan koordinasi modular 4.3 Tentukan denah tata ruang tiap satuan rumah susun

4.4 Rencana pola dasar bentuk massa (bangunan) yang direncanakan 4.5 Rencanakan system transportasi baik horizontal maupun vertical 4.6 Rencanakan utilitas massa bangunan, seperti :

1) sistem listrik dan peralatannya; 2) sistem air bersih dan peralatannya; 3) sistem air kotor dan peralatannya; 4) sistem penangkal petir dan peralatannya; 5) sistem air kotor dan peralatannya;

6) sistem pemadam kebakaran dan peralatannya

(14)

LAMPIRAN A DAFTAR ISTILAH Koordinasi Modular Modul Dasar Multimodul Submodul Penyela Toleransi Tinggi Tingkat Dimensi Kendali Zone Lantai Zone Atap : Modular Coordination : Basic Module : Multimodule : Submodule : Dividing Element : Tolerance : Storey Height : Control Dimension : Floor Zone : Roof Zone

(15)

LAMPIRAN B LAIN-LAIN

(16)

LAMPIRAN C

DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA

1) Pemrakarsa

Pusat penelitian dan pengembangan pemukiman 2) Penyusun

NAMA LEMBAGA

Ir. Arvi Argyantoro Ir. Hartinisari Ir. Gundhi Marawati Suwandojo Siddiq Dip.E.E

Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman

3) Susunan Panitia Tetap Standardisasi

JABATAN EX-OFFICIO NAMA

Ketua merangkap anggota Sekretaris merangkap anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota

Kepala Badan Litbang PU

Sekretaris Badan Litbang PU Sekretaris Direktorat Jenderal Pengairan

Sekretaris Direktorat Jendral Bina Marga

Sekretaris Direktorat Jendral Cipta Karya

Kepala Biro Hukum Departemen PU Kepala Bino Bino Sarana

Perusahaan Departemen PU Kepala Pusat Litbang Pengairan Kepala Pusat Litbang Jalan Kepala Pusat Litbang Pemukiman

Ir.Suryatin Sastromijoyo

Ir. Sunaryo Soemadji Ir. M. Hardjono Ir. Satrio

Ir. Soeratmo Notodipoero Ali Muhammad, SH Ir. Nuzwar Nurdin Dr. Ir. Badrudin Mahbub Ir. Soedarmanto

Darmonegoro Ir.S.M.Ritonga

(17)

4) Susunan Panitia Kerja Standardisasi

JABATAN NAMA INSTANSI Ketua Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota

Ir. Alibasah Samsudin Ir. Poerwono

Ir. Sri Hardiati Ir. Supardi

Sofiati Panarto, SH Ir. A. Hariman

M. Saleh A.ME.Dip.DP Ir. Hakim Natakusuma Ir. Dachyar Mulya Ir. AC Sumuyup Ir. Dedi Suwandi P. Ir. Gundhi Marwati

Suwandojo Siddiq Dip. E. E Roostam Martowidjojo, BaAK Ir. Mustandar Direktorat Perumahan Direktorat Perumahan Direktorat Perumahan Direktorat Perumahan Direktorat Perumahan Perguruan Tinggi Direktorat Perumahan Perum Perumnas Pusat Perum Perumnas Pusat Perum Perumnas Pusat Puslitbang Pemukiman Puslitbang Pemukiman Puslitbang Pemukiman Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah

(18)

5) Peserta Kosensus

NAMA INSTANSI Ir. Hakim Natakusuma

Ir. Machdar mulia Ir. Agus Hardjanta CES Ir. Achmad Mustandar M. Poerwanto, SH.

Ir. Setia Budhy Algamar Ir. Made Bagus Budihardjo Drs. Yayat Ruchiyat, BE Ir. Sugiarto Sargo, MS Ir. Herdadi Pagih Ir. R. Panggabean Ir. Ieke Kartika Karsaman Ir.Lukman Hakim AS Ir. A. Hariman Ir. Suluh Kumoro Ir. Bamabang Subekti Ir. Syafril Rivai Ir. Nandang Syamsudin Ir. Dirdjaja

Ir. Dedi Suwandi P. Tarmizi Moerad, SH R. Saleh BMuE Bambang Utojo SH Ir. Gundhi Marwati Ir. Rumiati Tobing Ir. Felisia Simarmata WS. Witarso, BE Dra. Yusilianna

Suwandojo Siddiq Dipl. E.E. Ir. Riana Suwardi

Ir. Arvi Argyantoro

Perum Perumnas Pusat Perum Perumnas Pusat Perum Perumnas Pusat Direktorat Tata Bangunan

Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Bina Program

Direktorat Bina Program Pemda Kodya Bandung Kanwil BPN BPN Jawa Barat DPU Cipta Karya Jawa Barat Bappeda DT II Kodya Bandung Dinas Tata Kota Bandung INKINDO DPD Jawa Barat TRISAKTI ITENAS ITENAS ITENAS Puslitbang Jalan Puslitbang Pengairan Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang

Pusat Litbang Pemukiman Pusat Litbang Pemukiman

(19)

6) Peserta Pemutakhiran Konsep

NAMA INSTANSI Ir. Suryatin Sastronijoyo

Ir. Soenaryo Soemadji Ir. Sahat Mulia Ritonga Djoko Sulistio, SH Ir. Hartinisari Ir. Arvi Argyantoro Ir. Rachim Siahaan Ir. Lya MS. Ir. P. Hutagalung Ir. Eddy Suhartono Ir. Eddy Sumardi Ir. Nandang Syamsudin Ir. Soedarmanto Ir. Agus Suprapto K. Dr. Ir. Badruddin Ir. Soedarmanto Ir. Agus Suprapto K. Dr. Ir. Badruddin Ir. Carlina S.,Dipl.HE. Ir. Rumiati Tobing Ir. Gundhi Marwati Ir. Susmaryanto Ir. Felisia Simarmata Ir. Lolly Martina Ir. Enny Budiono

Badan Litbang PU Badan Litbang PU Pusat Litbang Pemukiman Direktorat Hukum Puslitbang Pemukiman Puslitbang Pemukiman Puslitbang Pemukiman Puslitbang Pemukiman Balai PKBP

Sekretaris Ditjen Cipta Karya Pusat Litbang Jalan

Pusat Litbang Jalan Pusat Litbang Jalan Set. Ditjen Air Pusat Litbang Jalan Pusat Litbang Jalan Set. Ditjen Air Pusat Litbang Air Pusat Litbang Air Puslitbang Pemukiman Puslitbang Pemukiman Badan Litbang PU Puslitbang Pemukiman Pusat Litbang PU Pusat Litbang PU Pusat Litbang PU

Gambar

GAMBAR 1  DILATASI
GAMBAR 6  PENYELA
GAMBAR 7  TINGGI TINGKAT  3.2.8  Perubahan Tinggi Tingkat
GAMBAR 9  SISTEM TRANSPORTASI
+2

Referensi

Dokumen terkait

okuler dapat ditangkap dengan optimal oleh kamera, perangkat lunak pada sistem pengolahan citra sampel sudah lebih baik karena pada alat yang terdahulu tidak

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ Kajian Penanganan Persoalan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Terpengaruh Akibat Dampak Tarikan Kendaraan

[r]

Untuk memberikan kejelasan mengenai objek yang menjadi fokus penelitian dalam penulisan hukum ini, menghindari masuknya hukum yang tidak berkaitan dengan penelitian

Front Office night report : Laporan rangkuman seluruh transaksi kamar, total tamu yang menginap, total kamar terjual, total tamu checkin, total tamu checkout dan informasi

Gambar 4.11 Hasil Perhitungan Fk Pada Lokasi Pengamatan Dengan Perencanaan Dinding Penahan Dengan Menggunakan Software Slide 6.0

Sesuai dengan konsep penelitian tersebut, salah satu syarat desa yang dijadikan sampel penelitian adalah desa yang mendapat bantuan program USO (Universal Service Obligation)

Kerapatan Rotan “TAIMANU” ( Korthalsia celebica Becc.) di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi tengah.. The Density Of Rotan “Taimanu” (Korthalsia Celebica Becc.) At