• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi cross sectional untuk mengetahui korelasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi cross sectional untuk mengetahui korelasi"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Disain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi cross sectional untuk mengetahui korelasi antara kadar timbal dalam darah dengan kadar IgE total pada anak usia sekolah dasar di kota Medan.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Al Washliyah Kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas Propinsi Sumatera Utara. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2015.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi target adalah anak yang terpapar timbal. Populasi terjangkau adalah anak di Sekolah Dasar Al Washliyah Kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan sampel adalah secara konsekutif sampling.

(2)

3.4 Perkiraan Besar Sampel

Besar sampel dihitung dengan mempergunakan rumus besar sampel tunggal untuk uji korelasi, yaitu :

𝑛𝑛 =(z∝ + z β)0.5 𝑙𝑙𝑛𝑛�1+𝑟𝑟2 1−𝑟𝑟�

+ 3

Bila ditetapkan α = 0.05 dengan tingkat kepercayaan 95%, maka: zα : deviat baku normal untuk alfa  1.960

Bila β = 0.2 dan power = 0.8, maka:

zβ : deviat baku normal untuk beta  0.842

r : koefisien korelasi  diperoleh dari kepustakaan yaitu 0.2210

Dengan menggunakan rumus di atas maka didapat jumpal sampel minimal sebanyak 38 orang.

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.5.1. Kriteria Inklusi

1. Murid SD usia 9-12 tahun 3.5.2. Kriteria Eksklusi

1. Tidak hadir pada saat pengambilan darah 2. Riwayat menderita atopi atau alergi 3. Menderita infeksi cacing

(3)

3.6. Persetujuan / Informed Consent

Semua subjek penelitian diminta persetujuan dari orang tua setelah dilakukan penjelasan terlebih dahulu. Formulir penjelasan terlampir dalam hasil penelitian ini.

3.7. Etika Penelitian

Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.8. Cara Kerja

1. Orang tua dan anak diberikan penjelasan dan persetujuan/informed consent yang menyatakan setuju mengikuti penelitian ini. Persetujuan diminta kepada orang tua pada hari pertama dilakukan penelitian.

2. Data dasar diperoleh dari kuesioner. Data dasar diambil setelah mendapat persetujuan/ informed consent dari orang tua.

3. Setiap anak akan ditimbang dan dinilai berat badan dengan menggunakan timbangan merk Camry buatan Cina, dengan skala pengukuran hingga 100 kg dengan ketelitian 0.1 kg. Tinggi badan diukur dalam satuan cm, menggunakan stadiometer. Hasil pengukuran kemudian diplotkan ke dalam kurva pertumbuhan menurut CDC untuk menentukan status nutrisi.

(4)

4. Setiap anak dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui nilai kadar timbal darah dan kadar IgE total. Darah diambil oleh analis dari laboratorium Pramita. Darah diambil dengan menggunakan vacutainer sebanyak ± 6cc didaerah vena cubiti. Kemudian dibagi 3cc dimasukkan kedalam tabung yang sudah berisi EDTA (pengawet Ethylene Diamine Tetraacetic Acid ) untuk pemeriksaan timbal dan 3cc dimasukkan kedalam tabung kosong untuk pemeriksaan IgE total.

5. Darah untuk pemeriksaan kadar timbal darah, kemudian dimasukkan dalam tabung microwave. Selanjutnya ditambahkan HNO3 pekat sebanyak 10 ml. Kemudian dimasukkan kembali kedalam microwave yang sudah diatur suhu dibawah 800 dan waktunya menyesuaikan bahan. Apabila sudah hancur sempurna sampel dikeluarkan dari microwave dan ditambah aquadest bebas logam sebanyak 10ml. Selanjutnya, dituangkan pada tabung nessler yang sudah disiapkan. Ditambah lagi dengan aquadest bebas logam berat sampai tanda 50ml. Kandungan timbal dalam darah diukur dengan Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS)

dengan satuan µg/dL. Dengan perhitungan

1000 𝑏𝑏𝑒𝑒𝑟𝑟𝑒𝑒𝑒𝑒 𝑠𝑠𝑒𝑒𝑠𝑠𝑠𝑠𝑒𝑒𝑙𝑙 𝑥𝑥

50

1000𝑥𝑥 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑛𝑛𝑠𝑠. 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 (𝑠𝑠𝑚𝑚/𝐿𝐿)

6. Darah untuk pemeriksaan kadar IgE total diperiksa dengan menggunakan alat Mini Vidas dengan menggunakan metode ELFA ( Enzyme Linked Fluorescence Immuno Assay). Nilai normal kadar IgE total <150 IU/ml.

(5)

7. Setiap anak akan dinilai resiko alergi dengan anamesa. Ibu, bapak dan atau salah satu saudara sekandung dinyatakan dokter atau secara medis terkena alergi diberi nilai 2. Ibu, bapak dan atau salah satu saudara sekandung diduga alergi diber nilai 1. Ibu, bapak dan atau salah satu saudara sekandung tanpa riwayat alergi apapun diberi 0. Jika hasil 0 merupakan risiko kecil, 1-3 risiko sedang, 4-6 risiko tinggi.40

8. Dilakukan pemeriksaan skin prick test pada volar lengan bawah dengan jarak sedikitnya dua sentimeter dari lipat siku dan pergelangan tangan. Dibuat 20 kotak kecil berukuran 2x2cm. Kemudian diletakkan masing-masing satu tetes alergen pada setiap kotak. Kemudian masing-masing-masing-masing alergen ditusuk dengan menggunakan stellerpoint®. Satu alergen ditusuk dengan satu stellerpoint®. Setelah 15 menit dilihat reaksi dari alergen. Kemudian diukur diameter dari urtikaria.41

9. Dilakukan pemeriksaan tinja pada hari berikutnya. Diberikan pot tinja, kemudian diisi sekitar 100mg tinja (sebesar kelereng atau ibu jari tangan). Tinja diambil pada pagi hari saat anak buang air besar Tinja yang terkumpul diperiksa dengan oleh analis terlatih.

10. Anak-anak yang memiliki kadar timbal diatas 45 μg/dL diberikan terapi kelasi.

(6)

3.9 Alur Penelitian

3.10. Identifikasi Variabel Variabel bebas

Kadar timbal numerik

Skala

Variabel tergantung

Kadar IgE total numerik

Skala

3.11. Definisi Operasional

1. Kadar timbal dalam darah merupakan standar untuk mengetahui toksisitas dari timbal. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan American Academy of Pediatrics (AAP) 2012 rekomendasi batas ambang skrining untuk anak adalah <5 μg/dL.

Pemeriksaan kadar timbal, IgE total dan skin prick test

Anak sekolah dasar usia 9-12 tahun

Pengisian informed consent oleh orang tua

Pengisian kuisioner untuk data dasar

(7)

2. Imunoglobulin E adalah antibodi yang berperan pada alergi. Peningkatan dari kadar IgE akan menyebabkan peningkatan sensitisasi terhadap alergi. Kadar IgE total dikatakan meningkat apabila >150 IU/ml.

3. Faktor risiko alergi keluarga dinilai dengan Trace-card UKK Alergi Imunologi IDAI, berdasarkan ada atau tidaknya gejala penyakit alergi seperti dermatitis atopi, asma, rhinitis aleri pada satu atau lebih anggota keluarga, ayah, ibu atau saudara kandung. Risiko alergi dikelompokkan dengan risiko kecil jika nilai 0, risiko sedang jika nilai 1-3 dan risiko tinggi jika nilai 4-6.

4. Atopi adalah kecenderungan personal dan/atau familial, biasanya pada masa anak atau remaja, untuk tersensitasi dan menghasilkan IgE sebagai respons terhadap pajanan alergen, biasanya protein. Istilah atopi tidak dapat digunakan sebelum adanya bukti sensitisasi IgE yang ditandai dengan radio allergo sorbent testing 9 (RAST) atau uji tusuk kulit (UTK) positif.42

5. Infeksi cacing adalah apabila ditemui telur cacing pada pemeriksaan feses.

3.12. Analisis data

Pengolahan data yang terkumpul menggunakan perangkat lunak komputer SPSS versi 19. Data deksriptif dinilai dengan melihat rerata dan simpangan baku. Analisi data untuk melihat korelasi antara kadar timbal darah dan kadar

(8)

IgE total digunakan uji korelasi Pearson (r) jika sebaran data normal dan uji Spearman jika sebaran data tidak normal dengan tingkat kemaknaan P<0.05.43

(9)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan di SD Al Washliyah kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas. Secara geografis kecamatan Medan Amplas terletak di sebelah timur kota Medan. Kecamatan ini memiliki terminal dan beberapa pabrik - pabrik besar seperti : moulding dan komponen bahan bangunan, minuman keras, makanan ternak, makanan ringan, dan lain-lain. Kelurahan Timbang Deli merupakan kelurahan yang paling banyak terdapat indusri sedang/besar yaitu 13 dari 17 pabrik.

Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 4-5 Juni 2015. Diperoleh 65 anak, kemudian orangtua mengisi kuesioner yang dilakukan pada tanggal 4 Juni 2015.

Gambar 4.1 Profil penelitian 65 anak usia 9-12 tahun

15 eksklusi :

anak tidak kooperatif

50 anak dilakukan pemeriksaan darah,

skin prick test dan feses rutin

8 anak skin prick test positif

(10)

Tabel 4.1 Karakteristik subyek penelitian Karakteristik n Jenis kelamin, n(%) Perempuan 15 (36) Laki-laki 27 (64) Status gizi, n(%) Gizi baik Gizi kurang Risiko Atopi, n (%) 29 (69) 13 (31) Risiko kecil 24 (57) Risiko sedang 18 (43) Kadar IgE, n (%) Tinggi (≥150 IU/ml) Normal (<150 IU/ml)

Kadar timbal, rerata (SB), μg/dl ≥2,57 μg/dl < 2.57 μg/dl 26 (62) 16 (38) 2,57 ( 0,58) 23 (55) 19 ( 45)

Umur, rerata (SB), tahun 10.3 (1.09)

Berat Badan, rerata (SB), kg 27.79 (7.57)

Tinggi Badan, rerata (SB), cm 132.33 (8.89)

BB/TB, rerata (SB), % 95.91 (15.04)

SB: Simpangan Baku

Dari tabel 4.1 didapatkan sebagian besar subyek adalah laki-laki (64%). Subyek penelitian memiliki rerata usia 10.3 tahun. Rerata tinggi badan dan berat badan masing-masing adalah 27.79 kg dan 132.33 cm. Status gizi anak dengan gizi baik dengan rerata BB/TB 95.91%. Lebih dari separuh subjek 57% memiliki resiko atopi kecil. Sebanyaknya 62% subyek penelitian memiliki kadar imunoglobulin E total >150 IU/ml. Kadar timbal dalam darah pada anak SD Al Washliyah diatas 2,58 μg/dl sebanyak 55%.

(11)

Tabel 4.2 Faktor yang mempengaruhi kadar timbal Kadar timbal <2.57 μg/dl (n=19) ≥2.57 μg/dl (n=23) p Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Umur 9 tahun 10 tahun 11 tahun 12 tahun Status gizi Gizi kurang Gizi baik

Kadar IgE total

>150 IU/ml <150 IU/ml Lokasi rumah 14 5 7 7 4 1 7 12 12 7 13 10 7 6 7 3 6 17 14 9 0.25a 0.34b 0.45a 0.88a

dekat jalan raya / ramai sekali 6 3 0.06b

jalan raya yang cukup ramai 6 5

jalan raya yang tidak ramai 7 15

Rumah responden yang dicat

ya 17 19 0.43a

tidak 2 4

Bagian rumah yg dicat

hanya bagian dalam saja 7 1 0.01a

bagian dalam dan luar 10 19

Cat dirumah yang terkelupas

ya 11 9 0.23a tidak ada 6 11 a Chi square b Mann witney

Dari tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa sebagian responden berjenis kelamin laki-laki tetapi tidak ada hubungan antara kadar timbal dengan jenis kelamin (p>0.05). Usia responden terbanyak adalah usia 9 tahun dan 10 tahun. Lokasi rumah responden yang memiliki kadar timbal >2.58 terbanyak berada di jalan raya yang tidak ramai. Rumah yang dicat dijumpai 37 rumah, dan sebanyak 19 responden

(12)

yang rumah dicat memiliki kadar timbal >2.58 μg/dl. Sebanyak 19 responden rumah yang dicat bagian dalam dan luar memiliki kadar timbal >2.58 μg/dl, dan terdapat hubungan antara bagian rumah yang dicat dengan kadar timbal dalam darah dimana p<0.01. Kondisi cat rumah yang terkelupas sebanyak 20 rumah, tidak ada yang terkelupas sebanyak 17 rumah dan tidak ada hubungan antara kondisi cat rumah yang terkelupas dengan kadar timbal dalam darah.

Tabel 4.3 Sumber paparan timbal dari segi kebiasaan subyek

Kadar timbal p ≥2.57 μg/dl (n=23) <2.57 μg/dl (n=19) Sumber air yang digunakan sehari-hari

Air ledeng Air sumur Air kemasan 14 7 2 12 4 3 0.95a

Angota keluarga yang suka makanan/minuman kaleng Ya Tidak 4 19 1 18 0.24b

Membeli jajanan dipinggir jalan Ya Tidak 5 18 3 16 0.47b

Kebiasaan menggigit kuku, menghisap jari, menggigit pensil/pulpen

Ya Tidak 7 16 6 13 0.94c

Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan Ya Tidak Kadang-kadang 14 3 6 9 1 9 0.26a a Mann-Whitney b Fisher Exact c Chi Square

(13)

Dari tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 26 anak menggunakan air ledeng sebagai sumber air kebutuhan sehari-hari dan sebanyak 14 anak memiliki kadar timbal ≥2.57 μg/dl. Kebiasaan makan dan minum dengan makanan/minuman kaleng dijumpai hanya pada 5 anak. Dari 13 anak memiliki kebiasaan menggigit kuku, menghisap jari, menggigit pensil/pulpen, 7 anak memiliki kadar timbal ≥2.57 μg/dl dan tidak dijumpai anak yang mempunyai kebiasaan makan benda-benda selain makanan. Didapat 8 anak sering membeli jajanan di pinggir jalan, dan 23 anak selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Tidak dijumpai adanya hubungan antara kadar timbal dalam darah dengan kebiasaan dari responden.

Tabel 4.4 Korelasi Kadar timbal (Pb) dan kadar IgE total

Parameter Rerata SB 95% IK p* r*

Pb, µg/dl 2.57 0.58 2.42-2.74 0.887 0.023

IgE, IU/ml 1155.33 3340.27 114.43-2196.23

* Spearman test

Hasil pemeriksaan terhadap kadar Pb dalam darah menunjukkan rerata 2,57 µg/dl dengan jumlah terendah 1,48 µg/dl dan tertinggi 3.99 µg/dl. Sementara itu untuk kadar IgE total diketahui dengan rerata 1155.33 IU/ml dengan kadar terendah 12,53 IU/ml dan tertinggi 20000 IU/ml.

Hasil analisis menggunakan uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat korelasi sangat lemah antara kadar timbal darah dan IgE total (p=0.887, r=0.023).

(14)

BAB 5 PEMBAHASAN

Paparan timbal merupakan masalah kesehatan utama terutama pada negara berkembang. Anak-anak memiliki risiko lebih tinggi terhadap keracunan timbal dibandingkan orang dewasa. Anak yang tinggal disekitar daerah industri terpapar kadar timbal yang tinggi dari berbagai sumber seperti bensin, timbal yang berasal dari pembakaran produk kertas, karet, penutup baterai, kayu yang dicat.44

Penyakit alergi merupakan masalah kesehatan pada masyarakat karena meningkatnya prevalensi dan dapat membuat perubahan signifikan pada ekonomi dan kualitas hidup. Paparan lingkungan seperti polusi udara, logam, tembakau) berperan dalam perkembangan alergi.45

Penelitian ini dilakukan untuk menilai hubungan kadar timbal dengan kadar IgE total pada anak usia sekolah dasar. Penelitian dilakukan di SD Al Washliyah kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas. Secara geografis kecamatan Medan Amplas terletak di sebelah timur kota Medan. Kecamatan ini memiliki terminal dan beberapa pabrik - pabrik besar seperti : moulding dan komponen bahan bangunan, minuman keras, makanan ternak, makanan ringan, dan lain-lain. Kelurahan Timbang Deli merupakan kelurahan yang paling banyak terdapat indusri sedang/besar yaitu 13 dari 17 pabrik.

(15)

Pada penelitian ini didapatkan pada anak di SD Alwashliyah memiliki kadar timbal rata-rata 2,57 μg/dl, dimana nilai terendah 1.48 μg/dl dan nilai tertinggi 3.99 μg/dl. Tidak ada kadar timbal yang aman untuk anak-anak.4 Kadar timbal pada anak di SD Alwashliyah masih berada didalam batas ambang skrining, dimana menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) batas ambang untuk skrining adalah 5 μg/dL.4

Hal ini menunjukkan bahwa kadar timbal dalam darah anak di SD Al Washliyah sudah masuk zona kuning dimana normalnya tidak ada kadar timbal yang terdeteksi didalam darah dan diperlukan perhatian untuk mengurangi efek dari keracunan timbal dan semakin tingginya kadar timbal dalam darah.

Dari 50 subjek yang di periksa kadar timbal dan IgE total, dilakukan pemeriksaan skin prick test. Didapatkan 8 orang memiliki skin prick test positif dan di eksklusikan. Subjek penelitian juga dinilai risiko atopi dengan menggunakan trace card UKK Alergi Imunologi IDAI dan tidak ada yang memiliki risiko atopi tinggi. Dilakukan juga pemeriksaan feses rutin untuk menghindari peningkatan kadar IgE total yang disebabkan oleh infeksi cacing. Infeksi cacing akan menimbulkan perubahan keseimbangan Th1/Th2 ke arah sel Th2 (Th2 polarized). Respon Th2 ditandai dengan peningkatan kadar interleukin-4 (IL-4), IL-5, IL-13 dan disertai dengan peningkatan kadar imunoglobulin E (IgE) dan eosinofilia.46 Dari 42 orang anak tidak ada yang menderita infeksi cacing.

(16)

Pada penelitian didapatkan laki-laki lebih banyak dari perempuan dan tidak dijumpai hubungan antara kadar timbal dengan jenis kelamin. Pada penelitian NHANES III (National Health and Nutrition Examination Surveys) selama 1999-2004 di Amerika, didapatkan laki-laki sedikit lebih tinggi mengalami keracunan timbal dibandingkan perempuan. Hal ini mungkin berhubungan dengan aktivitas diluar rumah, dimana laki-laki lebih sering bermain diluar rumah dibandingkan dengan perempuan.47 Penelitian meta analisis di Cina pada anak usia 0-18 tahun juga didapatkan bahwa laki-laki sedikit lebih tinggi tingkat keracunan terhadap timbal dibanding perempuan.48

Medan amplas merupakan lokasi industri di kota Medan dengan beberapa industri atau usaha dan terminal yang padat dengan kendaraan yang menimbulkan polusi udara yang mengandung timbal. Lokasi penelitian dilakukan di daerah Timbang Deli, Medan Amplas. Menurut penelitian tahun 2008, Medan Amplas memiliki kadar timbal udara tertinggi yaitu 32.67 µg/m3.12 Hal ini menjadi salah satu faktor paparan timbal pada anak yang tinggal di daerah tersebut. Sumber-sumber lingkungan yang potensial mengandung timbal antara lain asap knalpot kendaraan dengan bahan bakar bensin bertimbal, polusi industri, debu timbal yang menempel pada makanan atau minuman jajanan di pinggir jalan, serta paparan di tempat kerja orang tua yang terbawa ke rumah seperti bekerja pada peleburan atau daur ulang logam, pengelasan, dan percetakan. Hal ini sama pada penelitian di Cairo,

(17)

dimana rata-rata anak-anak yang memiliki kadar timbal >10 μg/dl berada dilingkungan kawasan industri, daerah perkotaan, dan lingkungan kumuh.44

Sumber timbal dari lingkungan yang lain adalah dari pipa air ledeng kota, debu timbal di lantai, kosmetik, makanan atau minuman dengan kemasan kaleng.16 WHO menetapkan batas timbal di dalam air sebesar 0.1 mg/L. Dalam mengkontaminasi sumber air, hampir semua timbal terdapat dalam sedimen, dan sebagian lagi larut dalam air. Indonesia juga mempunyai nilai ambang batas timbal untuk air bersih dan air minum berdasarkan Permenkes RI No. 416 tahun 1990 yaitu sebesar 0.05 mg/L.49

Pada penelitian ini dijumpai sebanyak dua puluh tujuh anak menggunakan air ledeng sebagai sumber air kebutuhan sehari-hari dan tidak dijumpai adanya hubungan kadar timbal dengan sumber air minum, namun belum pernah dilakukan pemeriksaan terhadap kandungan timbal dalam sumber air kebutuhan sehari-hari di lokasi tersebut. Hasil ini berbeda dengan penelitian di Kanada tahun 2012, pada tiga ratus enam anak yang berusia antara 1 sampai dengan 5 tahun, menunjukkan bahwa dijumpai hubungan antara peningkatan kadar timbal darah sebesar 1.78 µg/dL dan air yang mengandung timbal yang mencapai 3.3 µg/L.50

Jalur utama paparan timbal pada anak adalah melalui saluran pencernaan. Sifat rasa ingin tahu anak dan kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan, makan dari jajanan di pinggir jalan memudahkan timbal

(18)

tertelan dan masuk ke saluran pencernaan sehingga meningkatkan risiko paparan timbal.

Paparan timbal yang paling sering masuk melalui makanan. Timbal yang terdapat pada kemasan makanan kaleng, pipa air, dan mainan anak-anak juga berisiko masuk melalui saluran pencernaan. Selain itu absorbsi timbal pada saluran pencernaan anak tiga kali lebih besar dibandingkan orang dewasa.50 Pada penelitian ini, sebagian besar anak selalu mencuci tangan sebelum makan, tidak jajan makanan di pinggir jalan, tidak ada yang mempunyai kebiasaan memakan makanan selain makanan, menggigit kuku ataupun pensil. Hal ini mengurangi paparan terhadap timbal.

Pada penelitian ini didapatkan rata-rata kadar IgE total 1155.33 IU/ml dimana kadar normal untuk IgE total adalah <150 IU/ml dan pada uji korelasi dengan menggunakan Spearman test tidak didapatkan korelasi antara kadar timbal dengan kadar IgE total (p=0.887, r= 0.023). Hasil ini berbeda pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada penelitian ekperimental dan epidemiologi sebelumnya menunjukkan bahwa paparan timbal terlibat dalam perubahan imunitas humoral dan cell-mediated dan berkembang menjadi alergi dengan peningkatan IgE, eosinofil dan respon bronchial.32,52-54 Pada penelitian di Kairo tahun 2011-2012 pada 200 anak mengenai hubungan kadar timbal dan asma bronchial didapatkan adanya hubungan kadar timbal dengan IgE total pada anak usia 5-14 tahun, dan didapatkan hubungan antara kadar timbal dan tingkat keparahan asma.55 Penelitian yang

(19)

dilakukan di USA terhadap 1430 anak usia 2-12 tahun menunjukkan adanya hubungan antara kadar timbal dalam darah dan kadar IgE total dan didapatkan setiap kenaikan timbal sebesar 1 μg/dl terjadi kenaikan IgE sebesar 11.1%.53

Mekanisme hubungan antara paparan timbal dan peningkatan IgE total masih belum jelas dipahami. Namun, paparan timbal akan menghasilkan hipersensitivitas tipe1 yang dimediasi oleh IgE. Timbal akan meningkatkan respon imun Th2 dan akan menghambat respon Th1 dan akan meningkatkan rasio sitokin Th2/Th1. Peningkatan dari respon Th2 akang menghasilkan IL-4. Reaksi ini akan memproduksi IgE melalui stimulasi dari sel B. Timbal juga memiliki kemampuan untuk menentukan arah pematangan kekebalan tubuh dan respon terhadap antigen presenting cells seperti alveolar makrofag dan sel dendritik.53,57,58

Kekurangan dari penelitian ini adalah penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, sampel yang sedikit, dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor yang mempengaruhi tingginya kadar IgE pada anak-anak di tempat penelitian ini.

(20)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Rata-rata kadar timbal pada anak SD di Medan Amplas Sumatera Utara adalah 2.6 μg/dl.

2. Kadar IgE total pada anak SD Al Washliyah Medan Amplas Sumatera Utara rata-rata diatas nilai normal, dimana dengan rata-rata 1155 IU/ml. 3. Sumber paparan timbal pada anak SD Al Washliyah berasal dari

pencemaran udara, sumber air minum, dan paparan dari tempat pekerjaan orang tua.

4. Tidak ada korelasi antara kadar timbal darah dengan kadar IgE total pada anak SD Al Washliyah Medan Amplas Sumatera Utara.

6.2 Saran

1. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai korelasi antara kadar timbal dan kadar IgE total pada anak usia sekolah dasar dengan sampel yang lebih besar.

2. Perlunya penelitian mengenai faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan kadar IgE total pada anak SD Al Washliyah Medan Amplas Sumatera Utara

Gambar

Gambar 4.1 Profil penelitian 65 anak usia 9-12 tahun

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, hubungan yang sedang antara kredibilitas pustakawan dengan loyalitas pemustaka dapat dikatakan sudah baik sehingga untuk mencapai hubungan yang kuat

Hasil penelitian menggunakan analisis chi square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara penggunaan helm dengan keparahan korban kecelakaan lalu lintas sepeda motor

Isi dari “Tujuan” Prosedur dan Instruksi Kerja adalah menjelaskan atau menggambarkan sasaran kerja secara singkat dan jelas dari obyek yang akan dibuat prosedurnya atau

Jadi untuk satu kegiatan aja kita harus update dalam sehari bisa berkali-kali biar kita ngga kesundul dengan update yang lain-lain!. Q: Account trans7club itu

[r]

c. Membuat desain sistem pengelolaan dan pengembangan sistem pendanaan produktif yang sesuai dengan karakter dan madzhab keagamaan masyarakat Kota

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran saluran masuk terhadap porositas, kekerasan, ketangguhan dan struktur mikro pulli dengan pengecoran

Teknologi penggunaan chip-based electronic money oleh individu, dalam kasus ini pada Model General dan 80% mayoritas yang digunakan yaitu Mandiri E-Money, BCA