• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. berupa pohon batang lurus dari family palmae. Brazil dipercaya sebagai tempat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. berupa pohon batang lurus dari family palmae. Brazil dipercaya sebagai tempat"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelapa sawit (

Elaeis guineensis

Jacq) adalah tanaman perkebunan/industry

berupa pohon batang lurus dari family palmae. Brazil dipercaya sebagai tempat pertama kali kelapa sawit tumbuh. Dari tempat asalnya, tanaman ini menyebar ke Afrika, Amerika Equatorial, Asia Tenggara dan Pasifik Selatan. Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1848. Saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang di tanam di kebun Raya Bogor (Botanical Garden) Bogor, dua berasal dari Bourbon (Mauritius) dan dua lainnya dari Hortus Botanicus, Amsterdam (Belanda). Perkebunan kelapa sawit pertama dibangun dan dibudidayakan secara komersial di Tanah Itam, Hulu

Sumatera Utara oleh Schadt seorang Jerman pada tahun 1911

(Fauzi, Yustina,

Iman, Rudi, 2014).

Dalam era globalisasi, perusahaan perkebunan dituntut untuk mengelola dan mengontrol bisnis kelapa sawit agar semakin efisien dan efektif agar tetap eksis di tengah persaingan yang ketat dimana luas lahan yang diusahakan mencapai ribuan bahkan ratusan ribu hektar. Untuk itu, prinsip manajemen yang baik memiliki peranan penting dan mutlak untuk dilaksanakan. Prinsip manajemen modern menyatakan bahwa efektifitas dan efisiensi usaha dapat dicapai bila dilaksanakan melalui proses perencanaan yang matang, pelaksanaan yang tepat dan pengawasan yang ketat (Pardamean, 2011).

(2)

Indonesia termasuk negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, oleh karena itu kunci sukses perusahaan tertumpu pada sumber daya manusia yang dimatangkan lewat pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Untuk menjadi pimpinan yang profesional diperlukan waktu dan proses. Proses pembinaan harus dimatangkan lewat pendidikan dan pelatihan, sedangkan waktu pembinaan harus memiliki pengalaman kerja yang cukup memadai (Risza, 2010).

Dalam kegiatan budidaya setiap perusahaan memiliki kebijakan tersendiri dalam teknik dan operasional dibidangnya. Teknik dan operasional tersebut harus dikelola dengan baik agar tujuan yang diinginkan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Salah satu bagian dalam budidaya yang menentukan kualitas produksi adalah panen dan pasca panen. Oleh sebab itu, kegiatan panen dan pasca panen harus dikelola dengan tepat agar kualitas produksi dapat tercapai.

Didalam rangkaian kegiatan panen dan pasca panen, manajemen pekerja/kegiatan harus sesuai dengan kebijakan perusahaan. Hal ini ditujukan agar hasil yang diinginkan sesuai dengan tujuan perusahaan. Meskipun demikian, terkadang dalam kegiatan panen dan pasca panen masih terdapat hal-hal yang tidak sesuai yang dituntut oleh kebijakan perusahaan, seperti: masih terdapat buah mentah yang dipanen, tandan yang sudah terlalu masak, brondolan yang tidak terkutip, bahkan buah yang tidak dipanen dan lambatnya pengangkutan ke PKS.

Pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) pada tingkat kematangan yang optimal serta teknik panen yang tepat menentukan kualitas minyak (CPO).

(3)

Oleh karena itu, kegiatan pemanenan harus dikelola dengan baik agar diperoleh kualitas produksi yang baik. Disamping itu, pengangkutan tandan buah segar ke pabrik mempunyai peranan yang sangat penting. Tandan buah hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada buah yang tidak segera diolah akan meningkatkan kandungan asam lemak bebas (ALB). Untuk menghindari hal tersebut, maksimal 8 jam setelah panen buah telah sampai di pabrik dan harus segera diolah agar tidak terjadi kerusakan pada buah lebih lanjut maupun keterlambatan pengolahan. Pemilihan alat angkut yang tepat dapat membantu mengatasi masalah kerusakan buah selama pengangkutan (Tim penulis PS, 1993).

Menurut Lubis (1992) keberhasilan pemanenan dan produksi kelapa sawit sangat bergantung pada bahan tanam, tenaga pemanen, peralatan panen, kelancaran transportasi, organisasi pemanen, keadaan areal , insentif yang disediakan, dan lain – lain. Selanjutnya Pusat Penelitian Kelapa Sawit (2007) menambahkan bahwa keberhasilan panen didukung oleh pengetahuan pemanen tentang persiapan panen, criteria matang panen, rotasi panen, system panen, dan sarana panen. Keseluruhan factor tersebut merupakan kombinasi yang tidak terpisahkan satu sama lain.

Sehubungan dengan pentingnya masalah panen dan pasca panen maka penulis merasa tertarik untuk lebih mendalami bagaimana pelaksanaan kegiatan tersebut. Oleh karena itu, pada Laporan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul

“TEKNIK PANEN DAN PASCA PANEN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (

Elaeis guineensis

Jacq.) DI PT.INCASI RAYA PANGIAN

(4)

1.2. Tujuan

Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah mahasiswa diharapkan mampu:

1. Memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang pemahaman kegiatan di perusahaan perkebunan khususnya di bidang teknik panen dan pasca panen pada tanaman kelapa sawit.

2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam pelaksanaan panen dan pasca panen yang tepat dan benar.

3. Melatih mahasiswa agar mampu melaksanakan dan mengaplikasikan tahapan-tahapan panen dan pasca panen pada tanaman kelapa sawit di lapangan.

(5)

1.3. Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh mahasiswa adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung di lapangan mengenai teknik budidaya perkebunan kelapa sawit.

2. Mengetahui teknik pemanenan yang dilakukan di perusahaan perkebunan. 3. Mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan dalam teknik pelaksanaan

panen dan pasca panen yang tepat.

4. Memberikan pengalaman kerja pada kondisi sesungguhnya sebagai bekal memasuki dunia kerja.

(6)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistematika Tanaman Kelapa Sawit

Menurut Soemantri (2010) adapun sistematika tanaman kelapa sawit (

Elaeis

guinensis

Jacq) adalah sebagai berikut berikut :

Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Famili : Palmaceae Subfamili : Cocoideae Genus : Elaeis

Spesies :

Elaeis guineensis

Jacq

2.2. Morfologi tanaman kelapa sawit

Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil, batangnya tumbuh lurus, umumnya tidak bercabang dan tidak mempunyai kambium. Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu, bagian vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit terdiri dari akar, batang dan daun. Bagian generatif dari tanaman kelapa sawit meliputi alat perkembangbiakan yaitu bunga, buah dan biji (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005).

(Suwanto, Nainggolan, Darmadi, Karyadi, Gea, Nababan, Harmen, 2005), berpendapat bahwa, tanaman kelapa sawit tumbuh tegak lurus dan dapat mencapai ketinggian pohon sampai 20 meter. Tanaman ini termasuk kedalam golongan

(7)

tanaman berumah satu atau

monocious

, dimana bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon yang sama yang masing-masingnya terdapat pada tandan yang berbeda. Bunga jantan terdapat pada satu tandan sementara itu bunga betina terdapat pada tandan yang lain. Karena ia adalah tanaman

monocious

tanaman kelapa sawit dapat melakukan penyerbukan sendiri ataupun penyerbukan silang.

Bagian tanaman penting diketahui, karena berkaitan dengan berbagai hal di bidang agronomi, pemuliaan, perlindungan tanaman, pemupukan, produksi dan sebagainya. Bagian tanaman yang perlu diketahui adalah akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji serta perkecambahannya.

Bagian vegetatif tanaman kelapa sawit terdiri atas :

a. Akar (

radix

)

Sebagaimana tanaman monokotil lainnya, akar tanaman kelapa sawit adalah akar serabut dan tidak memiliki akar tunggang. Akar yang pertama muncul dari biji yang telah berkecambah adalah radikula, yang panjangnya 15 cm. Dari radikula akan tumbuh akar lain yang berfungsi untuk mengambil air dan hara dari media. Kemudian akan tumbuh akar primer yang keluar dari bagian bawah batang dengan

arah 450 dari permukaan tanah. Dari akar sekunder tumbuh akar tersier dan

kwarter yang berada dekat permukaan tanah berada 2 - 2,5 m dari pangkal pohon sedikit di luar batas piringan. Akar primer tumbuh ke bawah mencapai 1,5 m. Akar-akar primer, tersier, dan kwarter berturut-turut mempunyai diameter 2-4 mm, 1-2

(8)

b. Batang (

caulis

)

Batang tanaman kelapa sawit dalam satu sampai dua tahun pertama perkembangannya lebih mengarah ke samping dengan diameter dapat mencapai 60 cm. Setelah itu perkembangan mengarah ke atas sehingga diameter batang hanya sekitar 40 cm dan pertumbuhan meninggi berlangsung lebih cepat. Pohon kelapa sawit hanya memiliki satu titik tumbuh terminal. Ujung batang berbentuk kerucut, diselimuti oleh daun-daun muda yang masih kecil dan lembut. (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005).

c. Daun (

Folium

)

Daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar. Daun pada tanaman kelapa sawit yang masih muda dan kuncup berwarna kuning pucat. Daun pada tanaman kelapa sawit merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis dan sebagai alat respirasi. Semakin lama proses fotosintesis berlangsung maka semakin banyak bahan makanan yang dibentuk,

sehingga produksi tanaman akan meningkat (Fauzi

et al

., 2014).

Menurut Pahan (2010), daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian yaitu :  Kumpulan anak daun yang mempunyai helaian dan tulang anak daun.  Batang pelepah yang merupakan tempat anak daun melekat.

 Tangkai daun yang merupakan bagian antara daun dan batang.

 Seludang daun yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup dan memberi kekuatan pada batang.

(9)

Pada tanaman yang tumbuh normal terdapat 40-50 pelepah daun dalam satu batang, dan apabila tidak dilakukan pemangkasan maka jumlahnya dapat melebihi 60 pelepah/batang. Pertumbuhan pelepah tiap tahun pada tanaman muda yang berumur 4-6 tahun mencapai 30-40 helai, sedangkan pada tanaman yang lebih tua 20-25 helai. Berat satu pelepah dapat mencapai 4,5 kg berat kering (Setyamidjaja, 2003)

Bagian generatif tanaman kelapa sawit terdiri atas :

a. Bunga (

Flos

)

Tanaman kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Pada pohon kelapa sawit dari setiap pelepah akan keluar tandan bunga jantan atau betina. Pada tanaman yang baru ditanam sering dijumpai bunga banci atau hermaprodit yaitu terdapatnya bunga jantan dan bunga betina dalam satu tandan. Tandan bunga jantan dibungkus oleh seludang bunga dan akan pecah jika anthesis. Tiap tandan memiliki 100-125 spikelet yang panjangnya 10-20 cm dengan diameter 1-1,5 cm. Setiap spikelet berisi 500-1500 bunga kecil yang berwarna kuning pucat dan bunga jantan akan matang dimulai dari bagian sebelah bawah. Tandan bunga yang sedang athesis (mekar) berbau khas. Tandan bunga betina juga dibungkus oleh seludang yang akan pecah 15-30 hari sebelum anthesis. Satu tandan bunga betina memiliki

100-200 spikelet dan setiap spikelet memiliki 15-20 bunga betina (Suwanto,

et al

,

(10)

Dalam satu tandan bunga betina akan anthesis secara bertahap 3-5 hari. Bunga betina yang siap diserbuki pada waktu mekar berwarna putih dan hari kedua akan menjadi kuning gading, hari ketiga akan berwarna jingga dan hari keempat akan berwarna kehitaman. Selama bunga anthesis, bunga berbau dan mengeluarkan lendir untuk menarik serangga. Secara alami penyerbukan dilakukan

oleh serangga (

enthomophilous

) dan juga oleh angin (

anemophilous

) (Setyamidjaja,

2003).

Produksi tandan bunga jantan per pohon pada tanaman muda lebih sedikit dibanding dengan produksi bunga betina. Pada tanaman muda tandan bunga jantan yang dihasilkan sekitar 4-6 tandan per tahun dan pada tanaman dewasa dapat mencapai 7-10 tandan bunga per tahun. Bunga betina yang dihasilkan dari satu tanaman muda sebanyak 15-25 tandan bunga per tahun dan pada tanaman dewasa sebanyak 15-25 tandan bunga per tahun. Bunga-bunga tersebut akan

muncul pada akhir musim hujan (Fauzi

et al

., 2014). Untuk lebih jelasnya bunga

jantan dan bunga betina dapat dilihat pada Gambar 1

a b

(11)

b. Buah (Fructus)

Pada umumnya tanaman kelapa sawit yang tumbuh baik dan subur sudah dapat menghasilkan buah yang siap dipanen untuk pertama kalinya pada umur 3,5 tahun. Buah terbentuk setelah penyerbukan dan pembuahan dan waktu yang dibutuhkan mulai dari penyerbukan sampai buah matang kurang lebih 5-6 bulan. Secara anatomi buah kelapa sawit terdiri dari dua bagian utama yaitu perikarpium

dan biji. Perikarpium terdiri dari kulit buah yang licin dan keras (

epicarp

), daging

buah (

mesocarp

) dari susunan serabut (

fibre

) dan mengandung minyak, sedangkan

biji terdiri dari kulit biji (

endocarp

) atau cangkang atau tempurung yang berwarna

hitam dan keras, daging biji (

endosperm

) yang berwarna putih dan mengandung

minyak, serta lembaga (

embryo

) (Fauzi

et al

., 2014). Untuk lebih jelasnya

penampang buah kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 2.

Epecarp

Endosperm Mesocarp

Embryo Endocarp

Gambar 2. Buah kelapa sawit. c. Biji

Biji merupakan bagian buah yang telah terpisah dari daging buah yang memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran tergantung varietas tanaman. Biji

(12)

terdiri atas cangkang, embrio dan endosperm. Embrio memiliki panjang 3 mm dan berdiameter 1,2 mm, berbentuk silindris dan memiliki 2 bagian utama. Bagian yang tumpul permukaannya berwarna kuning dan bagian lain yang agak tajam berwarna

putih (Suwanto,

et al

, 2005).

Bakal biji terdiri atas 3 ruang, tetapi setelah penyerbukan dan menjadi buah, ruang yang berkembang hanya satu, kadang-kadang dijumpai ada dua. Jika endosperm mendapat air akan mengembang dan kemudian lembaga-nya akan berkecambah. Biji yang berkecambah, lembaga-nya keluar dari biji melalui lubang

cangkang. Bagian pertama yang keluar adalah akar (

radikula

) yang tumbuh lurus ke

bawah. Selanjutnya menyusul batang (

plumula

) yang tumbuh lurus ke atas

(Suwanto,

et al

, 2005).

2.3. Varietas Tanaman Kelapa Sawit

Menurut (Fauzi

et al

., 2014). varietas tanaman kelapa sawit dapat dibedakan

berdasarkan tebal cangkang/tempurung dan daging buah, serta warna kulit

buahnya

.

Berdasarkan ketebalan cangkang/tempurung dan daging buah varietas

kelapa sawit dibedakan :

 Dura

Varietas ini memiliki tempurung yang cukup tebal yaitu antara 2 - 8 mm dan

terdapat lingkaran sabut pada bagian luar cangkang

.

Daging buah relatif tipis yaitu

35 – 50 % terhadap buah, kernel (daging biji) lebih besar dengan kandungan minyak sedikit. Untuk lebih jelas membentuk penampang buah varietas dura kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 3

(13)

Gambar 3. Penampang buah varietas Dura

 Pisifera

Gambar 4. Penampang buah varietas Pisifera

Adapun ciri-ciri varietas ini adalah : ketebalan cangkang sangat tipis, bahkan hampir tidak ada tetapi daging buahnya tebal, lebih tebal dari buah Dura, daging biji sangat tipis, tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain dan dipakai sebagai pohon induk jantan. Untuk lebih jelas membentuk penampang buah varietas Pisifera kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 4.

 Tenera

Berdasarkan tebal tipisnya cangkang sebagai faktor

homozygote

tunggal yaitu

Dura bercangkang tebal jika dikawinkan dengan Pisifera bercangkang tipis maka akan menghasilkan varietas baru yaitu Tenera. Untuk lebih jelasnya bentuk penampang buah varietas Tenera kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 5.

(14)

Gambar 5. Buah varietas tenera

2.4. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit

Pertumbuhan dan produktivitas kelapa sawit dipengaruhi oleh faktor luar maupun faktor dalam tanaman kelapa sawit itu sendiri, di mana factor dari dalam antara lain jenis atau varietas tanaman. Sedangkan faktor luar adalah faktor lingkungan antara lain iklim dan tanah (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). a. Tinggi tempat dan topografi

Kelapa sawit akan tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian 0-500 m dari permukaan laut. Tinggi tempat dari permukaan laut erat kaitannya dengan suhu udara. Akibat sulitnya mendapatkan areal yang datar sampai dengan bergelombang saat ini, maka areal topografi berbukit sampai dengan curam juga menjadi pertanaman kelapa sawit, namun tentunya dibutuhkan perlakuan khusus dalam hal konservasi tanah. Agar areal berbukit atau curam yang di tanami kelapa sawit dapat menguntungkan, diperlukan pembuatan teras-teras yang terencana dan penataan jalan yang baik (Pahan, 2010).

(15)

b. Tanah

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, akan tetapi agar kelapa sawit dapat tumbuh secara optimal memerlukan jenis tanah yang cocok. Jenis tanah yang baik untuk tanaman kelapa sawit adalah jenis tanah Podsolik Merah Kuning, Latosol dan Aluvial yang terkadang meliputi tanah gambut, dataran pantai dan muara sungai (Setyamidjaja, 2003).

c. Iklim

Keadaan iklim yang dikehendaki oleh kelapa sawit secara umum adalah sebagai berikut :

1. Curah hujan

Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah di

sekitar lintang Utara-Selatan 120. Jumlah curah hujan yang baik adalah 2.000 –

2.500 mm/tahun, tidak mempunyai defisit air dan hujan relatif merata sepanjang tahun. Kebutuhan tanaman kelapa sawit yang efektif adalah 1.300 – 1.500 mm per tahun. Karena itu jumlah curah hujan yang kurang dari 2.000 mm per tahun masih tetap baik bagi kelapa sawit sepanjang tidak terdapat defisit air melebihi 250 mm. Curah hujan yang jumlahnya lebih dari 2.500 mm juga tetap baik selama hari hujan tidak lebih dari 180 hari dalam setahun. Curah hujan rata-rata tahunan yang memungkinkan untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 1.250 – 3.000 mm per tahun yang merata sepanjang tahun (dengan jumlah bulan kering kurang dari 3). Curah hujan > 3.000 mm/tahun menjadi pembatas ringan, namun curah hujan <

(16)

Defisit air yang tinggi dapat menyebabkan produksi hanya akan normal kembali setelah 3 – 4 tahun. Defisit air yang tinggi menyebabkan bunga-bunga dalam periode perkembangan bunga sebelum anthesis menjadi gugur. Demikian

juga bunga-bunga yang telah anthesis bisa aborsi (Suwanto,

et al

, 2005).

2. Temperatur

Suhu optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 24-28o C, terendah 18o C

dan tertinggi 32o C. Kelembaban optimum yang ideal 80%. Panjang penyinaran

matahri sekitar 5—12 jam/hari. Jika penyinaran matahari kurang dari 5 jam/hari dapat menyebabkan berkurangnya asimilasi, gangguan penyakit, dan rusaknyya jalan karena jalan lambat untuk kering dan lain-lain. Kelembaban rata-rata yang tinggi akan merangsang perkembangan penyakit. Ketinggian dari ppermukaan laut yang optimal adalah 0—400 meter. Pada ketinggian yang lebih dari 400 m akan terhambat dan produksi lebih endah (Pahan, 2010).

3. Penyinaran Matahari

Sinar matahari sangat penting dalam kehidupan tumbuhan, karena merupakan salah satu syarat mutlak bagi terjadinya proses fotosintesis. Untuk pertumbuhan kelapa sawit yang optimal diperlukan sekurang-kurangnya 5 jam penyinaran per hari sepanjang tahun. Meskipun sebaiknya selama beberapa bulan terdapat 7 jam penyinaran per hari, tetapi statistik menunjukkan bahwa di berbagai wilayah kelapa sawit yang lama penyinarannya diluar batas-batas tersebut dapat diperoleh produktivitas yang memadai juga (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005).

(17)

Disamping lama penyinaran, aspek penyinaran lain yang penting adalah intensitasnya. Di daerah-daerah yang intensitas penyinarannya rendah, misalnya karena pohon-pohon kelapa sawit ternaungi, atau jarak tanam yang terlalu rapat, sebagian dari karangan bunga akan gugur (aborsi) sehingga produktivitas kebun menurun (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005).

4. Angin

Kecepatan angin 5 - 6 km/jam sangat baik untuk membantu proses penyerbukan. Angin yang terlalu kencang akan menyebabkan tanaman baru

doyong atau miring (Fauzi

et al

., 2014).

2.5. Panen dan Pasca Panen Kelapa Sawit

2.5.1. Pengertian panen

Panen merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengambil hasil dari tanaman. Untuk tanaman kelapa sawit hasil dari tanaman yang akan di panen adalah Tandan Buah Segar atau sering disebut dengan TBS. Tandan buah segar yang telah di panen tersebut akan dibawa ke pabrik dan selanjutnya diolah untuk diambil produk hasil olahan yaitu berupa minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO dan

Palm Kernel Oil/PKO

).

Kegiatan panen dalam usaha budidaya tanaman kelapa sawit yang dilakukan oleh perusahaan berupa rangkaian kegiatan yang dimulai dari pengamatan buah yang masak, pemotongan tandan buah masak, pemotongan dan penyusunan pelepah, pengutipan brondolan, melangsir dan mengumpulkan TBS serta brondolan

(18)

Minyak sawit mentah merupakan produk hasil olahan TBS. Mutu dari minyak sawit selain dipengaruhi oleh mutu buah, juga dipengaruhi oleh cara penanganan buah yang sudah di panen atau kegiatan pasca panen. Buah sawit yang baik kalau tidak diiringi dengan pasca panen yang baik akan menghasilkan minyak yang berkualitas rendah, untuk itu kegiatan pasca panen perlu dilakukan

dan dikelola dengan baik (Suwanto,

et al

, 2005).

2.5.2. Persiapan panen

a) Kematangan buah

Buah kelapa sawit matang sekitar 6 bulan setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan. Kematangan buah adalah aspek yang paling berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas minyak yang akan dihasilkan nantinya. Buah dengan kematangan yang tepat diartikan sebagai buah yang kondisinya memberikan kuantitas dan kualitas minyak maksimal (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005).

Pardamean (2011) berpendapat bahwa, tingkat kematangan buah akan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas minyak sawit yang dihasilkan. Apabila buah dipanen pada keadaan buah yang sudah lewat matang bila diolah akan menghasilkan minyak sawit dengan kandungan asam lemak bebas yang tinggi sehingga kualitasnya menjadi rendah, sebaliknya jika buah yang dipanen adalah buah yang masih mentah, akan menyebakan penurunan kandungan minyak dari buah tersebut.

Menurut Sukamto (2008), bahwa standar kematangan buah kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini :

(19)

Tabel 1. Standar kematangan buah

No Fraksi Jumlah brondolan Sifat fraksi

1. Fraksi 00 (F-00) Tidak ada Sangat mentah

2. Fraksi 0 (F-0) 1 - 12,5 % buah luar Mentah

3. Fraksi 1 (F-1) 12,5 – 25 % buah luar Kurang matang

4. Fraksi 2 (F-2) 25 – 50 % buah luar Matang 1

5. Fraksi 3 (F-3) 50 – 75 % buah luar Matang 2

6. Fraksi 4 (F-4) 75 – 100 % buah luar Lewat matang

7. Fraksi 5 (F-5) Buah dalam ikut membrondol Terlalu matang

Sumber : Sukamto (2008)

Areal kebun kelapa sawit dapat disebut sebagai tanaman menghasilkan (TM) apa bila > 60 % tanaman sudah mempunyai buah yang dapat dipanen (matang panen), dengan kriteria : tanaman telah berumur ± 31 bulan, berat tandan telah mencapai 3 kg atau lebih, penyebaran panen telah mencapai 1 : 5, yaitu setiap 5 pohon terdapat 1 tandan yang matang panen (Pardamean, 2011).

Dalam pelaksanaan pemanenan, ada beberapa kriteria tertentu yang perlu diperhatikan. Sebab, tujuan panen kelapa sawit yaitu untuk memperoleh produksi yang baik dengan rendemen minyak yang tinggi. kriteria panen yang sangat menentukan kualitas dan kuantitas minyak sawit adalah tingkat kematangan buah, cara panen, alat panen, rotasi dan sistem panen, serta mutu panen (Pardamean, 2011).

2.5.3. Rotasi dan sistem panen

Rotasi panen merupakan waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Rotasi panen dianggap baik bila buah tidak lewat matang untuk di panen, yaitu dengan menggunakan sistem 5/7.

(20)

Artinya dalam satu minggu terdapat lima hari panen dan masing- masing ancak

panen diulangi (dipanen) pada tujuh hari berikutnya (Fauzi

et al

., 2014).

Tujuan rotasi panen adalah untuk menjaga kontinuitas produksi, disamping itu juga untuk memperkecil kemungkinan brondolan yang masih tertinggal di tandan (Sukamto, 2008).

Selain penentuan rotasi panen, sistem ancak panen juga harus diperhatikan yang tujuan-nya untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan panen dan pengawasan. Menurut Pahan (2010), sistem pengancakan panen terdiri dari 3 jenis yaitu ancak giring murni, ancak giring tetap per mandoran dan ancak tetap. Adapun kelebihan dan kekurangan sistem pengancakan tersebut yaitu :

 Ancak Giring Murni

Kelebihannya adalah cocok untuk areal yang baru dipanen, dapat diterapkan pada pemanen dalam jumlah yang besar, buah cepat keluar, distribusi buah mengumpul, memudahkan transport TBS dan kemungkinan ancak tertinggal kecil. Kekurangannya adalah tanggung jawab pemanen terhadap kondisi ancak rendah, susah ditelusuri apabila ada yang melakukan kesalahan, output karyawan rendah.  Ancak Giring Tetap Per Mandoran

Kelebihannya adalah pelaksanaan panen berdasarkan persentase kerapatan panen dapat dilaksanakan dengan sempurna, jumlah tenaga kerja dapat diatur baik dikurangi atau ditambah sesuai potensi produksi, sesama mandor dapat bersaing dengan sehat, mandor aktif melakukan pengawasan dan terdidik untuk berpikir, cocok untuk areal yang baru dipanen atau yang sudah lama dan menghindari kecemburuan diantara karyawan karena ancak dapat ditukar atau di gilir.

(21)

Kekurangannya adalah tanggung jawab pemanen terhadap ancak masih kurang, adanya pelanggaran masih sulit dideteksi dan pengontrolan harus ketat.

 Ancak Tetap

Kelebihannya adalah tanggung jawab pemanen terhadap ancak tinggi, kondisi areal lebih bagus karena kesalahan dapat dideteksi dengan mudah dan penguasaan terhadap ancak oleh pemanen tinggi sehingga lebih mudah mencari solusi jika menemukan kesulitan kerja. Kekurangannya adalah pelaksanaan panen buah tidak mengacu pada banyak atau sedikitnya buah karena luas ancak telah tertentu, peran mandor lebih kecil, distribusi buah menyebar karena kekuatan karyawan berbeda, transport kurang efektif karena buah lambat keluar dan kurang sesuai pada ancak yang produksinya belum merata.

2.5.4. Alat Panen Kelapa Sawit

Alat-alat kerja untuk potong buah yang akan digunakan berbeda berdasrkan tinggi tanaman. Penggolongan alat kerja tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu alat untuk memotong TBS, alat untuk bongkar muat TBS dan alat untuk membawa TBS ke TPH (Pahan, 2010).

Menurut Pahan (2010), alat untuk memotong buah/TBS yaitu dodos kecil, dodos besar, pisau egrek, bambu egrek, dan batu asah.

a. Dodos kecil berbentuk seperti tembilang dengan lebar mata 8 cm dan

panjang mata 8 cm. Alat ini dipasang pada sepotong gagang kayu dengan panjang sekitar 1,5 m. Dodos kecil digunakan sejak tanaman ditunas pasir (umur 3 tahun) sampai selesai ditunas selektif.

(22)

b. Dodos besar berbentuk seperti tembilang dengan lebar mata 14 cm dan panjang mata 12 cm. Alat ini dipasang pada sepotong gagang kayu dengan panjang sekitar 1,5 m. Dodos besar digunakan sejak tanaman selesai ditunas selektif sampai tinggi tanaman mencapai 3 meter (berumur sekitar 8 tahun).

c. Pisau egrek berbentuk seperti pisau arit dengan panjang pangkal 20 cm,

panjang pisau 45 cm, dan sudut lengkung dihitung pada sumbu sebesar

1350.

d. Bambu egrek merupakan gagang pisau egrek dengan panjang sekitar 10m,

tebal 1-1,5cm, diameter ujung 4-5cm, dan diameter pangkal 5-7 cm.

e. Batu asah digunakan untuk mengasah dodos dan pisau egrek supaya tetap

terjamin ketajamannya.

Alat untuk bongkar muat TBS yaitu gancu dan tojok/tombak, gancu terbuat dari besi beton dengan diameter 3/8 inci dan panjangnya disesuaikan dengan kebiasaan setempat. Sementara tojok/tombak terbuat dari pipa besi dengan ujung besi beton lancip dan panjangnya sekitar 1-1,5m. Alat ini digunakan khusus untuk pemuatan TBS kedalam truk angkut buah (Pahan, 2010).

Alat untuk membawa /mengangkat buah/TBS ke TPH yaitu angkong, goni eks-pupuk, keranjang buah, pikulan, dan tali nilon. Angkong adalah kereta sorong satu roda yang digunakan sebagai tempat atau wadah buah/TBS yang akan dibawa ketempat pengumpulan hasil (TPH). Goni eks-pupuk digunakan sebagai tempat atau wadah buah/TBS yang akan dibawa ketempat pengumpulan hasil (TPH) atau memuat berondolan ke alat transport. Keranjang digunakan sebagai

(23)

tempat atau wadah buah/TBS (sebagai alternantif) yang akan dibawa ke tempat pengumpulan hasil (TPH). Pikulan terbuat dari kayu, bambu atau cabang kelapa sawit yang panjangnya berkisar 1,5-2 meter sebagai alat untuk memikul keranjang buah/goni eks-pupuk. Tali nilon digunakan untuk mengikat goni eks-pupuk atau keranjang buah ke pikulan dan mengikat pisau egrek pada bambu egrek (Pahan, 2010).

2.5.5. Pelaksanaan panen

Menurut (Fauzi

et al

., 2014), ada tiga cara panen yang dilakukan oleh

perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang didasarkan pada tinggi tanaman. Untuk tanaman yang tingginya 2-5 m dilakukan cara panen jongkok menggunakan alat dodos, sementara itu untuk tanaman yang tingginya sudah mencapai 5-10 m panen dilakukan dengan cara berdiri dan menggunakan alat panen kampak siam, sedangkan untuk tanaman yang tingginya lebih dari 10 m alat panen yang digunakan adalah egrek bergagang panjang.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan panen adalah sebagai berikut :

1. Persiapan peralatan panen, Peralatan harus tersedia lengkap, alat-alat yang berfungsi sebagai pemotong seperti dodos atau egrek harus selalu tajam. Untuk itu batu asah harus selalu tersedia oleh pemanen, keranjang atau goni plastik untuk tempat brondolan harus dijaga dan dipelihara agar dalam kondisi baik.

(24)

2. Pemanen memeriksa areal atau ancak yang akan dipanen, menentukan tandan-tandan yang akan dipanen dengan menggunakan kriteria dua buah brondolan untuk setiap satu kg tandan.

3. Memangkas daun yang terletak di bawah tandan yang akan dipanen. Daun dipotong menjadi 3 bagian dan diletakkan diantara barisan tanaman sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran pengangkutan tandan ke tempat pengumpulan hasil (TPH).

4. Pemanenan tandan dengan cara memotong tangkai-nya, kemudian tangkai tandan dipotong mepet menjadi sependek mungkin berbentuk huruf V. Buah-buah yang jatuh dan terselip pada ketiak-ketiak daun diambil dan dikumpulkan dalam karung goni (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005).

2.5.6. Kebutuhan Tenaga Panen

Menurut (Fauzi

et al

., 2014), untuk menghitung penggunaan tenaga kerja

pemanenan buah dapat digunakan rumus sebagai berikut. Kebutuhan tenaga pemanen = A X B X C X D

E Keterangan :

A = luas ancak (kappel) yang akan dipanen (ha) B = keraptan panen

C = rata-rata berat buah (camical) (kg) D = populasi tanaman/ha

(25)

2.5.7. Pasca panen

Pasca panen merupakan pengangkutan tandan buah segar (TBS) dari masing-masing pohon yang telah dipanen ke tempat pengumpulan hasil (TPH) dan dari TPH ke pabrik pengolahan kelapa sawit (PPKS atau PKS). Pengangkutan dari pohon ke TPH merupakan tugas pemanen atau tim pemanen, sedangkan pengangkutan dari TPH ke pabrik dilakukan oleh petugas transport (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005).

Pengangkutan buah dari TPH ke PKS menggunakan truk. Keberadaan PKS dalam suatu areal kebun menjadi sangat penting untuk menjaga mutu kelapa sawit. Dengan demikian TBS tidak terlalu lama dalam perjalanan dan biaya pengiriman ke PKS tidak terlalu besar, penyimpanan yang terlalu lama (lebih dari satu hari) di TPH jelas akan mengurangi rendemen kelapa sawit (Sukamto, 2008).

(26)

III. METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1. Tempat dan Waktu

Kegiatan PKPM ini dilaksanakan di PT. Incasi raya pangian Kecamatan Asam Jujuhan , Kabupaten Damasraya, Propinsi Sumatra Barat yang dimulai pada tanggal 20 Maret sampai dengan 13 Juni 2015.

3.2. Metode Pelaksanaan

1. Bekerja

Setiap kegiatan panen dan pasca panen yang telah disepakati oleh pembimbing lapangan diutamakan dapat dikerjakan oleh mahasiswa serta ditentukan prestasi kerjanya. Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan bergabung bersama karyawan setempat atau tersendiri sesuai dengan kondisi di perusahaan serta atas persetujuan/perintah dari Pembimbing Lapang.

2. Diskusi

Kegiatan diskusi dilakukan khususnya untuk kegiatan-kegiatan yang tidak dilaksanakan di perusahaan pada saat pelaksanaan Laporan Tugas Akhir ini atau kegiatan-kegiatan lain yang dianggap perlu oleh Pembimbing Lapang untuk didiskusikan.

(27)

3. Demonstrasi

Kegiatan demonstrasi dapat dilakukan apabila sesuai dengan kondisi dan pertimbangan Pembimbing Lapang suatu pekerjaan diperagakan. Karena suatu kegiatan tidak terdapat lagi dilapangan.

4. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan apabila sesuai dengan kondisi dan pertimbangan Pembimbing Lapang suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan oleh mahasiswa mengingat faktor keselamatan, ketersediaan alat dan sebagainya.

(28)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan

a) Sejarah singkat perusahaan

PT. Incasi Raya Kebun Pangian merupakan salah satu perusahaan dari Incasi Raya Group yang berpusat di Padang, Jalan Diponegoro No. 7 kode pos 25117 Sumatera Barat. Bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, didirikan pada tahun 1981 yang berada di kecamatan Asam Jujuhan , Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat.

Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan agribisnis terkemuka dan terpercaya. Mengutamakan

kepuasan

stakeholders

dan pelanggan serta kepedulian yang tinggi terhadap

keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan dengan dukungan sumber daya manusia yang profesional untuk memproduksi minyak sawit lestari.

Misi Perusahaan

 Mengelola perusahaan dengan

good management

dan

strong leadership

,

memposisikan sumber daya manusia sebagai aset yang bernilai, serta mengedepankan kesejahteraan karyawan.

 Menjalankan operasi dengan efisien, berkualitas dan produktifitas yang tinggi

(29)

 Menghasilkan produk yang dibutuhkan pasar dan mempunyai nilai tambah tinggi dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup dan keanekaragaman sumber daya hayati.

 Meningkatkan pengembangan dan kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi

operasi

.

 Menjamin dan memastikan terwujudnya keselamatan dan kesehatan kerja di

lingkungan perusahaan.

 Melaksanakan peningkatan terus menerus untuk mencapai produktifitas

tinggi.

Nilai-nilai Perusahaan

 Integritas dan etika kerja yang tinggi akan menjadi dasar terciptanya budaya

kerja yang bertanggung jawab.

 Komitmen untuk secara konsisten melakukan proses kerja sesuai dengan

prosedur yang telah ditetapkan akan memberikan hasil yang berkualitas.

 Kompetensi dan karakter yang kuat ditunjang dengan kemampuan untuk

bersinergi akan menghasilkan kinerja yang optimal.

 Semangat untuk secara terus menerus menggali ide-ide baru, serta

menerapkannya untuk menghasilkan organisasi yang inovatif.

 Kesempatan yang sama kepada setiap individu untuk meningkatkan

kompetensi dan pengembangan karir akan menciptakan suasana kerja yang kondusif bagi peningkatan produktifitas organisasi.

(30)

b) Areal yang dikelola

PT

.

Pangian memiliki perkebunan barat dan timur

,

yang mempunyai 6 divisi,

kebun timur divisi 1, 3, dan 5 sedang kan kebun barat 2, 4, dan 6. Divisi 1 memiliki 4 afdeling (A, B, K, dan L), divisi 2 terdiri dari 4 afdeling (M, N, P, dan Q), divisi 3 terdiri dari 4 afdeling (C, D, F, dan G ), divisi 4 terdiri dari 4 afdeling (R, S, T, dan U), divisi 5 terdiri dari 4 afdeling (E, H, I, dan J), divisi 6 terdiri dari 4 afdeling (V, W, Y, dan Z).

c) Tugas utama dan Struktur oranisasi perusahaan

Struktur organisasi di PT. incasi raya pangian dibuat dengan tujuan memberikan gambaran tentang jalur-jalur perintah dan koordinasi serta birokrasi di perusahaan, dan terlihat jabatan yang menjalankan perintah. Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam struktur organisasi adalah sebagai berikut :

(31)

Act. Plantation Controler FIELD MANAGER BARAT ESTATE MANAGER TIMUR FC STAF SUSTAINABLE AK3 KA. GUDANG

KA. BENGKEL KTU

KRY. GUDANG KRY. BENGKEL ADM. KANTOR

KA. QUALITY KRY. QUALITY KASIR ASST. FC Kepala Satpam SATPAM KA. ALAT BERAT

OPERATOR PENGAWAS HP KRY. HP MANDOR HP MANDOR LA KRY. LA DM IV Asiten Afd. Mandor Afd. E,L,M,N,O,N R Asisten Pupuk DIV IV KRY Pupuk DIV IV KRY PANEN Afd. MANDOR Pupuk DIV IV DM II Asiten Afd. Mandor Afd. Asisten Pupuk DIV I KRY Pupuk DIV I KRY PANEN Afd. MANDOR Pupuk DIV I DM VI Asiten Afd. Mandor Afd. E,L,M,N,O,N R Asisten Pupuk DIV IV KRY Pupuk DIV IV KRY PANEN Afd. MANDOR Pupuk DIV IV DM I Asiten Afd. Mandor Afd. Asisten Pupuk DIV II KRY Pupuk DIV II MANDOR Pupuk DIV II KRY PANEN Afd. F,G,H,I DM V Asiten Afd. Mandor Afd. Asisten Pupuk DIV III KRY Pupuk DIV III MDR Pupuk DIV III KRY PANEN Afd. DM III Asiten Afd. Mandor Afd. Asisten Pupuk DIV II KRY Pupuk DIV II MANDOR Pupuk DIV II KRY PANEN Afd. F,G,H,I Senior Estate Manager

Sumber. SOP Incasi Raya Group 2014.

1. Plant Controller

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

a. Menetapkan dan mewujudkan sasaran strategis bidang produksi tanaman. b. Mengelola dan memberdayakan semua sumberdaya produksi tanaman

sehingga tercapai kinerja bidang produksi tanaman secara optimal. c. Bertanggung jawab kepada direksi

d. Menetapkan sistem kerja bidang produksi tanaman untuk mencapai operational excellence.

(32)

2. Senior Estate Manager

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

 Mengkoordinir, memonitor, mengevaluasi setiap pekerjaan diwilayahnya.  Mengawasi Seluruh operasional Perusahaan dilapangan

 Memastikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta kebersihan lingkungan berjalan dengan baik.

 Dapat melaksanakan tugas –tugas tambahan dari atasan.  Menandatangani Cuti Staff dan Staff Executive.

 Menandatangani RAB Rutindan Capital.

3. Financial Controller

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

 Memeriksa data-data transaksi bank pada rekening koran setiap bulan.  Memonitor dan mengatur jumlah uang, memperhatikan jadwal permintaaan

pengiriman, dan mencek uang sudah dikirim atau belum.

 Memeriksakebenarandankelengkapanlaporanbulanan dan laporan tertentu.  Mendampingi/bekerja sama dengan tim audit kantor pusat pada saat

pemeriksaan lapangan, serta memberi masukan kepada tim audit tentang penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

 Memastikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta kebersihan lingkungan berjalan dengan baik.

 Mengatur jumlah kebutuhan uang di kas agar jangan sampai terjadi penyimpanan dana yang terlalu karena akan menyebabkan kerawanan terhadap kas.

(33)

 Menandatangani cek untuk pengambilan uang ke bank.

4. Estate Manager

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :  Mendelegasikan tugas kepada FM/DM.

 Memastikan seluruh pekerjaan mulai dari pembukaan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan, pemanenan, pengangkutan TBS dapat dilakukan dengan baik.

 Melakukan penanda tanganan nota pengeluaran barang.  Melakukan penilaian terhadap kinerja staff.

 Menandatangani cuti staff dan karyawan.

 Memastikan keselamatan dan kesehatan kerja serta kebersihan lingkungan berjalan dengan baik.

5. Staff Sustainable

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

 Menjalankan kegiatan secara operasional mulai dari tahapan penyusunan,

pelaksanaan, pemeliharaan dan peningkatan sistem manajemen terintegrasi sesuai dengan arahan dari manajemen puncak.

 Melaporkan kepada manajemen puncak tentang kinerja sistem manajemen

terintegrasi dan segala kebutuhan untuk melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

 Memastikan identifikasi persyaratan-persyaratan yang berkaitan dengan

(34)

sertakeselamatan&kesehatan kerja sudah dilakukan dengan baik sesuai dengan persyaratan sistem yang diadopsi.

 Memastikan keselamatan dan Kesehatan kerja serta kebersihan lingkungan

berjalan dengan baik.

 Memberikan informasi dan solusi pada managemen lokasi jika ditemukan

system yang tidak dijalan kan secara konsisten.

 Memberikan masukan untuk peningkatan system managemen terintegrasi.

6. Field Manager

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab : o Melaksanakan system penilaian karyawan staff. o Mendelegasikan tugas kepada DM.

o Memastikan keselamatan dan kesehatan kerja serta kebersihan lingkungan berjalan dengan baik.

7. Divisi Manager

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :  Membuat Program perawatan Tahunan.

 Mengelola dan memonitor kegiatan perawatan di afdeling.  Mengelola pemeliharaan areal pertanaman.

 Merencanakan kebutuhan karyawan afdeling dan pembinaan karyawan.  Membuat laporan kinerja bulanan ke Field Manager/Estate Manager.

 Memastikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta kebersihan lingkungan berjalan dengan baik.

(35)

 Memeriksa dan menandatangani Order kerja/LHK dandaftar gaji karyawan divisi.

8. Asisten Afdeling

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

o Mengelola dan memonitor kegiatan perawatan di afdeling. o Mengelola pemeliharaan areal pertanaman.

o Melaksanakan pembinaan terhadap karyawan bidang panen

o Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen secara optimal untuk mencapai sasaran bidang panen dan perawatan di afdeling.

o Memastikan setiap pekerjaan dilapangan bias berjalandengan baik sesuai dengan program kerja yang telah dibuat.

o Memastikan kualitas TBS yang di panen sesuai dengan standar perusahaan. o Memastikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta kebersihan lingkungan

berjalan dengan baik.

o Memeriksa dan menandatangani Order kerja/LHK dan daftar gaji karyawan afdeling.

9. Asisten Pemupukan

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

 Melaksanakanaplikasipemupukansesuaidengan program pemupukan.  Mengelola pemupukan dengan prinsip 5 T (tepat waktu, cara, letak, dosis  Melaporkan kinerja bulanan bidang pemupukan kepada DM

 Memastikan program pemupukan sesuai dengan rekomendasi.  Memastikan semua tanaman terpupuk.

(36)

 Memastikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta kebersihan lingkungan berjalan dengan baik.

 Mengatur, mengarahkan tenaga Pemupukan untuk menjalan kan pekerjaan pemupukan dilapangan sesuai dengan prinsip 5T.

 Memberikan pembinaan dan teguran pada karyawan pemupukan.

10. Pengawas Hama Dan Penyakit

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

o Merencanakan dan melaksana kan pemeliharaan alat H & P. o Mengelola dan memonitor kegiatan H & P (Hama dan Penyakit).

o Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen secara optimal untuk mencapai sasaran bidang pemeliharaan tanaman di estate.

o Memastikan setiap pekerjaan dilapangan bias berjalan dengan baik sesuai dengan program kerja yang telah dibuat.

11. Kepala Gudang

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

o Merencanakan estimasi kebutuhan stok gudang berdasarkan kebutuhan estate.

o Melaksanakan Pembuatan kebutuhan stok barang gudang.

o Menerima dan memeriksa barang yang datang sesuai dengan yang diorder. o Mencek stock barang yang ada digudang.

o Memastikan semua barang gudang aman.

o Memastikan setiap barang yang keluar masuk di gudang terdata dan tercatat di dalam kartu stock gudang.

(37)

o Memastikan setiap data yang ada di kartu stock sesuai dengan barang yang ada.

o Memastikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta kebersihan lingkungan

berjalan dengan baik.

o Membuat daftar order barang gudang.

o Melakukan pengecekan stok barang barang gudang. 12. Kepala Bengkel

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

o Pengelolan dan pengawasan terhadap karyawan bengkel. o Membuat rencana program servis dan kalibrasi.

o Pengawasan dan pelaksanaan terhadap keamanan, keselamatan kerja( K3 ). o Membuat rencana, pengawasan serta pelaksanaan jalannya perawatan

seluruh mesin-mesin, kenderaaan dan alat berat.

o Melakukan pengecekkan kelayakan alat berat dan kenderaan. o Mengkalibrasi mesin-mesin, kendaraan dan alat berat.

13. Kepala Alat Berat

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

 Koordinasi kepada pimpinan untuk kegiatan alat berat dan mobil setiap hari.  Mengalokasikan kegiatan alat berat kepada devisi atau afdeling yang

membutuhkan untuk perbaikan jalan dan lokasi.

 Memonitor kegiatan alat berat dan mobil bekerja dengan maksimal.  Melaporkan kegiatan alat berat dan mobil setiap hari.

(38)

 Memastikan kondisi alat dalam keadaan baik.

 Memastikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta kebersihan lingkungan berjalan dengan baik.

 Memberikan pembinaan dan teguran pada karyawan alat berat.  Memberikan pelatihan internal pada karyawan alat berat.

14. Kepala Satpam

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :  Mencatat dan mengawasi semua tamu yang datang.  Melaksanakan pengamanan teritorial dilingkungan kebun.

 Pengawasan dan pelaksanaan terhadap keamanan, keselamatan kerja (K3).  Melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang timbul yang menggangu

ketertiban dan keamanan.

 Pengamanan terhadap aset perusahaan.  Pengamanan terhadap kenyamanan karyawan.

 Memastikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta kebersihan lingkungan berjalan dengan baik.

 Memberikan pembinaan dan teguran kepada karyawan satpam.

15. Kepala Tata Usaha

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

 Mengawasi penggunaan telepon.

 Mengarsip kan surat masuk dan surat keluar yang berhubungan

(39)

 Mengarsipkan semua surat cuti dan rekap cuti staf.

 Mengurus kepesertaan jamsostek.

 Memeriksa laporan jamsostek.

 Memastikan semua laporan-laporan kebun dibuat dengan benar dan

tepat waktu.

 Memastikan daftar gaji yang dibuat administrasi kantor dengan benar.

 Memastikan file atau arsip tersusun dengan rapi.

 Memeriksa dan menanda tangani daftar gaji karyawan.

16. Satpam

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

 Melaksanakan pengamanan territorial dilingkungan kebun.

 Pengawasan dan pelaksanaan terhadap keamanan, keselamatan kerja (K3).  Melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang timbul yang menggangu

ketertiban dan keamanan.

 Pengamanan terhadap kenyamanan karyawan.

 Memastikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta kebersihan lingkungan berjalan dengan baik.

 Memberikan pembinaan dan teguran kepada karyawan yang tidak patuh pada aturan.

17. Kepala Quality Auditor

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab : Melaksanakan Quality Audit ke lokasi.

(40)

Memeriksa dan menghitung losis brondolan di piringan, pasar pikul dan TPH.

Memeriksa kwalitas TBS.

Memastikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta kebersihan lingkungan berjalan dengan baik.

Memberikan sanksi denda kepada mandor & karyawan panen sesuai dengan peraturan.

18. Kasir

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

 Melaksanakan semua Pembayaran yang telah disetujui.  Melaksanakan Pembayaran TBS luar melalui cek / tunai.  Membukukan kas keluar masuk setiap hari.

 Membuat laporan kas setiap bulan ke manajemen.  Membuat laporan keuangan ke manajemen.

 Memastikan saldo Kas secara fisik di brangkas sama dengan jumlah dipembukuan.

 Melakukan Pembayaran setiap transaksi pembayaran.  Menyimpan dan mengelola uang.

19. Mandor Panen

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

o Membuat laporan kerja harian bidang panen afdeling kepada Asisten Panen. o Mengelola dan memonitor kegiatan panen dan angkut TBS dari afdeling

(41)

o Menjaga kualitas TBS sesuai dengan standar perusahaan. o Memastikan bahwa buah yang dipanen tidak ada yang HB.

o Memastikan pelepah tersusun dengan baik sesuai dengan aturan perusahaan.

o Memastikan bahwa brondolan sudah dikutip dari piringan, pasar pikul dan TPH.

o Memastikan TBS dapat terangkut ke pabrik setiap hari.

o Memastikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta kebersihan lingkungan

berjalan dengan baik.

o Memberi teguran kepada karyawan panen. 20. Mandor Pemupukan

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

 Membuat absensi untuk karyawan pemupukan setiap hari.

 Melaksanakan aplikasi pemupukan sesuai dengan program pemupukan.  Mengelola pemupukan dengan prinsip 5 T (tepat waktu, cara, sasaran,

dosis, monitor).

 Memastikan semua tanaman terpupuk.

 Memastikan semua pupuk sudah teraplikasi dan karung pupuk dikembalikan ke gudang.

 Memastikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta kebersihan lingkungan berjalan dengan baik.

 Mengatur, mengarahkan tenaga Pemupukan untuk menjalankan pekerjaan pemupukan dilapangan.

(42)

21. Mekanik

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

o Melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang timbul yang menghambat operasional dilapangan.

o Memastikan semua mesin-mesin, kendaraan dan alat berat sudah diservis maupun di kalibrasi dan tidak ada kerusakan.

o Membuat laporan perawatan alat berat dan kendaraan. o Melakukan pengecekkan kelayakan alat berat dan kendaraan. o Mengkalibrasi mesin-mesin, kendaraan dan alat berat.

22. Operator

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

- Melaksanakan kegiatan alat berat dan bekerja dengan maksimal. - Mengoperasikan alat berat dan kendaraan sesuai dengan fungsinya - Memastikan keadaan dan kondisi alat dalam keadaan baik.

- Memastikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta kebersihan lingkungan berjalan dengan baik

- Mengontrol dan melindungi alat / kendaraan agar tidak digunakan sembarang orang.

23. Krani Gudang

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

 Membuat laporan penerimaan, pemakaian/penyerahan, mutasi, dan penyusunan material dan Spare parts.

(43)

 Membukukan setiap barang yang keluar masuk di gudang.  Memastikan semua barang gudang aman.

 Memastikan setiap barang yang keluar masuk di gudang terdata dan tercatat di dalam kartu stock gudang.

 Tidak mengeluarkan barang gudang tanpa adaotorisasi yang lengkap.

24. Krani divisi

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :  Melaksanakan administrasi divisi.

 Membuat laporan – laporan yang adadivisi.

 Memastikan semua arsip bisa diambil dengan cepat dan tepat.  Mamastikan semua laporan divisi terbuat dengan benar.  Mengevaluasi semua laporan yang dikerjakan.

25. Mandor Janjang Kosong

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :  Memonitor kerja anggota janjang kosong.

 Mengarahkan dan menentukan titik pembongkaran janjang kosong.  Memastikan janjang kosong tidak mencemari lingkungan.

 Memastikan aplikasi janjang kosong sesuai dengan dosis.

 Memberikan pembinaan dan teguran pada karyawan janjang kosong.  Memberikan pelatihan internal pada karyawan janjang kosong.

26. Mandor Perawatan

(44)

Mengabsensi karyawan perawatan setiap hari.

Membuat laporan hasil perawatan diafdeling kepada asisten.

Memastikan setiap pekerjaan dilapangan bias berjalan dengan baik sesuai

dengan program kerja yang telah dibuat.  Memberi teguran kepada karyawan perawatan. 27. Ahli K3 Umum

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

o Memastikan pelaksanaan peraturan perundang-undangan keselamatan

dan kesehatan kerja di lingkungan pabrik berjalan dengan baik.

o Membuat laporan kecelakaan kepada pejabat yang berwenang mengenai

hasil pelaksanaan tugas secara berkala dan tepat waktu.

o Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluasi dan

memberikan persyaratan serta pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi :

a) Keadaan dan fasilitas tenaga kerja

b) Keadaan mesin-mesin, alat-alat kerja, instalasi serta peralatan lainnya

c) Penanganan bahan-bahan kimia dan beracun. d) Proses produksi

e) Sifat pekerjaan f) Lingkungan kerja

o Memberikan teguran kepada setiap tenaga kerja yang tidak mematuhi

(45)

28. Sekretaris SEM

Tugas Pokok, wewenang dan tanggung jawab :

 Membina dan menjalin hubungan dengan instansiluar, seperti Instansi Pemerintah, BUMN, swasta, media massa dan masyarakat dalam rangka mengumpulkan dan mempublikasikan informasi.

 Mengelola informasi dan mengkaji seluruh informasi termasuk dampak hukumnya dan mempersiap kan informasi tersebut secermat mungkin yang akan dikomunikasikan kepada pihak terkait.

 Membuat konsep-konsep surat keputusan maupun surat edaran SEM.  Mengelola dan memonitoring kegiatan Kantor danPenghubung (HO)

Padang

 Berperilaku dan bersikap jujur, disiplin, komunikatif, obyektif dan cermat dalam melaksanakan tugasnya.

 Dapat melaksanakan tugas – tugas tambahan dari atasan.

4.1.2. Panen dan pasca panen kelapa sawit

a. Kriteria matang panen

Kriteria matang panen di PT. Pangian ditentukan berdasarkan jumlah buah sawit yang sudah jatuh (brondolan), yakni kriteria matang panen berondol 5 jatuh alami dipiringan (kurang dari 5 berondol dianggap HB).

(46)

b. Rotasi dan sistem panen

Rotasi panen di PT. Pangian menggunakan sistem 6/10, artinya dalam sepuluh hari terdapat enam hari panen dan masing- masing ancak panen diulangi (dipanen) pada sepuluh hari berikutnya. Sistem panen yang digunakan adalah ancak tetap.

c. Alat panen dan pasca panen

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan panen dan pengangkutan TBS ke PKS adalah Eggrek, Gancu, Kampak/Parang, Gerobak, Batu asah, Truck/Johndere, Tojok, Garukan, Timbangan Automatic, Komputer, Alat tulis.

d. Panen

 Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

 Pemanen mendatangi tiap pokok kelapa sawit satu demi satu, dan mengamati ada-tidaknya tandan matang dengan melihat berondolan dipiringan atau ke ketiak pelepah sebanyak kriteria matang panen ( 5 brondolan/tandan).

 Apabila yang diamati telah matang panen maka pelepah yang menyangga tandan tersebut dipotong lebih dulu dengan dodos atau egrek.

 Potong tandan secara mepet dengan kemiringan dodos 450, pelepah

diletakkan digawangan mati atau antar pokok.

 Tandan buah yang matang panen lalu dipotong dengan dodos atau engrek, lalu tangkainya dipotong pendek berbentuk huruf ― V ‖ dengan kampak.

(47)

 Brondolan yang ada dipiringan dan dipokok dikutip dan dikumpulkan dengan tangan atau garpu kait serta dibersihkan dari tanah dan sampah.

 Pemanen diwajibkan memotong seluruh buah matang yang berada di ancaknya sebelum pindah ke ancak berikutnya.

 Selanjutnya TBS dan brondolan yang ada diseluruh piringan diangkat dan dilangsir ke TPH, baik dengan pikulan ataupun gerobak sorong.

 Setiba di TPH, TBS disusun berjejer 5-5 tandan dengan tangkai tandan menghadap kearah jalan, kemudian brondolan yang sudah bersih dimasukkan kedalam karung terbuka dan diletakkan disamping susunan TBS.

 Selama pelangsiran tandan, agar dihindarkan pelukaan buah sebisa mungkin, antara lain dengan mengangkat buah dengan sarung tangan karet dan tidak melempar buah.

e. Kebutuhan tenaga panen

Tenaga panen ditentukan berdasarkan kapasitas panen maksimal/HK biasanya tenaga panen diberikan ancak 2,5 Ha/hari atau 15 ha/pemanen. Perhitungan biaya pemanen ditentukan berdasarkan tonase TBS pemanen yaitu 1 Ton TBS dihargai Rp. 97.000,. Menghitung tenaga kerja pemanenan buah rumus yang digunakan dikebun pangian adalah sebagai berikut.

Kebutuhan tenaga pemanen = 15 : 1 Luas yang akan dipanen : 15 ha Contoh :

(48)

f. Pasca panen

o Pengangkutan TBS ke pabrik.

Pengangkutan adalah transfer buah dari kebun menuju PKS

.

Buah kelapa

sawit hasil panen (TBS) harus segera diangkut ke pabrik agar dapat segera diolah. Adapun prosedur kerja pengangkutan TBS ke pabrik di PT. Pangian yaitu sebagai berikut :

a. Pelaksanaan pengangkutan TBS :

 Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

 Mandor panen mengarahkan sopir trailer/jonder menuju lokasi panen berdasarkan jalurnya.

 Kendaraan transport mulai memuat buah yang dipanen paling dulu pada lokasi yang sudah diberitahu, terutama didahulukan buah overnight.

 Selanjutnya tenaga muat memuat buah (TBS) dengan benar dan hati-hati (untuk mencegah pelukaan berlebihan) menggunakan toyak atau sarung tangan karet, dan menggunakan karung untuk memuat brondolan.

 Kendaraan transport menjalani TPH demi TPH sampai baknya penuh, buah disusun dengan rapi menggunakan gancu atau sarung tangan karet.

 Lalu buah dibawa ketuangan dan dibongkar dituangan.

 Setelah membongkar buah di tuangan, kendaraan transport harus segera kembali ke lokasi panen untuk memuat TBS lagi.

 Kendaraan transportasi harus memuat buah hasil panen hari itu sampai habis, bila perlu harus dilanjutkan sampai malam hari.

(49)

 Siap kan truk lalu tenaga muat memuat buah, buah disusun dengan rapi menggunakan gancu atau sarung tangan karet dan dibawa ke pabrik.

 Sebelum berangkat, mandor mengisi nota pengiriman TBS, lalu langsung ke pabrik dengan mengambil route terpendek dengan kecepatan sedang. Selama perjalanan harus dicegah kemungkinan buah terjatuh dengan mengendalikan kecepatan.

 Setelah membongkar buah di pabrik, kendaraan transport harus segera kembali ke tuangan untuk memuat TBS lagi, sambil membawa nota timbangan dari pabrik dan menyerahkannya kepada asisten.

b. Penimbangan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

 Sebelum melakukan penimbangan supir melapor kepada petugas keamanan.

 Mobil masuk ke jembatan timbang sesuai antrian.

 Supir turun dari mobil dan menyerahkan surat pengantar barang (SPB) .  Petugas timbangan menginput :

 Nomor kendaraan :

 Nama barang :

 Nomor relasi :

 Nomor referensi :

 Pastikan angka di weighing indikator telah stabil.

 Tekan ―enter‖ untuk menyimpan hasil penimbangan bruto.

 Petugas timbangan menekan bel yang menandakan penimbangan pertama (first weight) telah selesai.

(50)

 Sopir naik kemobil.

 Mobil keluar dari jembatan timbang.

 Mobil membongkar muatan di loading ramp.

 Mobil kembali ke jembatan timbangan untuk menimbang tarra.  Sopir turun dari mobil.

 Petugas timbangan menyesuaikan nomor kendaraan dengan hasil penimbangan bruto (first weight) yang pastikan angka di weighing indicator telah stabil dan tekan ―enter‖ untuk menyimpan hasil penimbangan.

 Cetak hasil penimbangan .

 Supir menandatangani bukti penimbangan.

 Penimbangan kedua (second weight) telah selesai.

 Sopir naik ke mobil dan mobil ke luar dari jembatan timbang.  Petugas timbangan mengarsip bukti hasil penimbangan.

c. Sortasi TBS dilakukan dengan cara sebagai berikut :

 Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

 Mobil buah setelah ditimbang di jembatan timbang selanjutnya mobil buah menuangkan buah di stasiun loading ramp (di peron).

 Setelah itu petugas sortasi mencatat nomor polisi, jam masuk angkuatan TBS tersebut.

 Petugas sortasi buah mensortasi buah yang telah diangkut mobil buah dengan kriteria sebagai berikut:

(51)

1. Mentah, tandan berwarna ungu kehitaman dan tidak memiliki brondolan pada waktu pemeriksaan.

2. Kurang Matang, tandan yang berwarna orange kemerah-merahan dan memiliki kurang dari 2 brondolan lepas per kg berat tandan pada waktu pemeriksaan di pabrik.

3. Matang, tandan yang berwarna orange kemerah-merahan dan memilki lebih dari 2 brondolan lepas per kg berat tandannya sampai lebih dari 50% brondolan masih lekat dengan tandan pada saat pemeriksaan di pabrik.

4. Terlalu Matang, tandan yang berwarna merah gelap dan memiliki lebih dari 50 % brondolan lepas.

5. Janjang Kosong, tandan yang memiliki lebih dari 90 % brondolan lepas pada saat pemeriksaan di pabrik.

6. Tandan Tangkai Panjang, tandan yang memiliki panjang tangkai lebih dari 3 cm (diukur dari bagian dasar tangkai).

7. Tandan Restan, tandan yang lebih dari 24 jam terhitung setelah panen

 Setelah dilakukan sortasi maka petugas sortasi mencatat hasil sortasi ke laporan grading TBS dan dirata-ratakan masing-masing unit kebun, setelah itu dilaporkan kepada laboratorium untuk dilaporkan ke kantor direksi.

(52)

4.2. Pembahasan

4.2.1. Struktur Organisasi

Perusahaan perkebunan PT. Pangian dipimpin oleh seorang

Chief Plantation

Controller

(CPC) yang berfungsi Mengelola dan memberdayakan semua sumberdaya produksi tanaman sehingga tercapai kinerja bidang produksi tanaman

secara optimal. Dalam melaksanakan tugasnya,

Chief Plantation Controller

(CPC)

dibantu oleh seorang

Senior Estate Manager

dengan fungsi utamanya adalah

melaksanakan monitoring, analisa, evaluasi, memberi keputusan dan terobosan-terobosan serta memberdayakan sumberdaya perusahaan di wilayahnya untuk

mencapai kinerja optimal. Selain itu,

Chief Plantation Controller

(CPC) juga

membawahi

Senior Estate Manager (SEM), Estate Manager (EM) dan Division

Manager (DM).

Kegiatan operasional lapangan pada tiap-tiap wilayah kebun dipimpin oleh

seorang

Estate Manager

(EM) yang membawahi

Division Manager (DM)

. Setiap

Division Manager (DM)

dalam melaksanakan kegiatannya dibantu oleh Asisten panen, asisten pupuk dan asisten pemeliharaan yang tugasnya menangani dan memimpin petugas pengawas lapangan pada tiap-tiap blok. Fungsi pengawas adalah mengawasi, mengatur dan mengarahkan para karyawan kebun tentang kegiatan-kegiatan dilapangan serta memberikan masukan kepada atasan mengenai situasi yang terjadi dilapangan terutama yang berhubungan dengan teknis dan kinerja para karyawan.

Untuk pengorganisasian kerja di PT pangian sudah berjalan dengan cukup baik pada setiap bidangnya terutama pengorgasasian kerja dalam bidang panen

(53)

dan pasca panen. Pengorganisasian kerja di PT pangian sudah sesuai dengan sop yang ada.

4.2.2. Panen dan Pasca panen kelapa sawit

a) Kriteria matang panen

Di PT. Pangian melakukan panen pada saat buah matang memberondol 5 jatuh secara alami dipiringan. Meskipun kriteria matang panen telah ditentukan berondol 5, namun masih ada ditemukan dilapangan yang melakukan panen tidak sesuai kriteria matang panen, yaitu melakukan panen buah mentah hard & black (HB). Penyebab utama terjadinya buah HB adalah pemanen mengejar Tonase, atau pemanen lebih cenderung mementingkan berat tandan tonase perharinya tinggi, tanpa memperhatikan dampak produksi buah kelapa sawit kedepan. Apabila pemanen melakukan panen buah HB akan berdampak negatif terhadap produksi kedapan, ini terjadi pasokan buah untuk rotasi panen minggu berikutnya akan berkurang sehingga akan merugikan pemanen sendiri.

Salah satu usaha Perusahan untuk mengurangi buah HB, yaitu dengan melakukan peringatan terhadap pemanan dan melakukan sistem denda apabila ditemukan buah H/B, setiap tandan dikenakan sanksi sebesar Rp. 30.000 /tandan.

Fraksi TBS dan mutu panen diperusahaan hanya menggunakan kriteria matang panen yaitu berdasarkan jumlah berondolan yang jatuh dipiringan, namun jika dihubungkan dengan fraksi dapat digolongkan kedalam fraksi 1 dan 2 yaitu untuk fraksi 1 kulit luar memberondol 12,5-25%, sedangkan fraksi 2, 25-50% buah luar memberondol. Sukamto (2008), dikenal 5 Fraksi TBS. Berdasarkan fraksi TBS

(54)

tersebut, derajat kematangan yang baik adalah jika tandan yang dipanen berada pada fraksi 1, dan 2.

b) Rotasi dan sistem panen

Rotasi panen di PT. Pangian menggunakan sistem 6/10, artinya dalam sepuluh hari terdapat enam hari panen dan masing- masing ancak panen diulangi (dipanen) pada sepuluh hari berikutnya. Sistem panen yang digunakan adalah ancak tetap.

Rotasi panen dianggap baik bila buah tidak lewat matang untuk di panen, yaitu dengan menggunakan sistem 5/7. Artinya dalam satu minggu terdapat lima hari panen dan masing- masing ancak panen diulangi (dipanen) pada tujuh hari

berikutnya (Fauzi

et al

., 2014).

Menurut Lubis (1992), panen kelapa sawit juga dipengaruhi oleh iklim sehingga dikenal panen puncak dan panen kecil. Seperti rotasi 5/7 yang digunakan pada saat panen puncak dan pada luasan panen kecil.

Adanya perbedaan antara rotasi panen dikebun pangian dengan literatur di sebabkan karena luasan yang akan di panen cukup luas sehingga pihak kebun mengambil kebijakan dengan menggunakan rotasi panen 6/10.

Sistem ancak panen yang digunakan di PT. Pangian adalah ancak tetap. Sehingga karyawan panen lebih aktif dan bertanggung jawab terhadap ancak masing-masing. Karyawan lebih cenderung melakukan panen sesuai dengan standart perusahan karena melalui ancak tetap, pengawasan mandor dan assisten afdeling terhadap karyawan panen lebih mudah dan lebih cepat, namun dari sisi negatifnya karyawan yan melakukan panen masih tergolong lambat, hal tersebut

Gambar

Gambar 1: Bunga jantan (a) dan Bunga betina (b)
Gambar 2. Buah kelapa sawit.
Gambar 3. Penampang buah varietas Dura
Gambar 5. Buah varietas tenera
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa metode kecerdasan kinestetis dalam upaya perbaikan teknik pernapasan dan

Luas fase yang dihasilkan pada periode 11 April 2015 yaitu fase generatif 20468,40 Ha, fase vegetatif 2220,99 Ha, fase bera 3644,1 Ha, dan fase air 125,4 Ha.Jumlah fase vegetatif

Pada dasarnya pembelajaran IPS berupaya mengembangkan kesadaran siswa dalam berhubungan dengan orang lain disekitarnya. Siswa diharapkan mampu memahami kondisi sosial

Pelaksanaan penjelasan tanda dan gejala penyakit di ruang rawat inap RS C, frekuensi tertinggi yaitu berkategori tidak dilakukan sebanyak 58 responden (90,6%) dan

memiliki fungsi yang sama seperti pada era Orde Baru yakni sebagai media propaganda, untuk penyampaian maksud dan tujuan dari pengguna jasa kesenian Senjang itu

bersamaan. Sebagai contoh : anda dapat menunjukkan bahwa sesuatu adalah sejenis dengan mengumpulkan mereka bersama di bawah judul, menampilkan mereka dengan gaya

Melihat bentuk iklan televisi yang dilakukan oleh P&G, khususnya sampo Pantene, pada penelitian ini berdasarkan konsep perencanaan komunikasi yang berisikan mengenai tiga hal

Hidrofilisitas membran, fluks permeat, permeabilitas, dan rijeksi garam semakin meningkat dengan semakin kecilnya ukuran partikel silika dan semakin besarnya konsentrasi silika