• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN PARTISIPASI IBU MENGIKUTI KELAS IBU HAMIL DI KOTA DENPASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN PARTISIPASI IBU MENGIKUTI KELAS IBU HAMIL DI KOTA DENPASAR"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN

SOSIAL SUAMI DENGAN PARTISIPASI IBU

MENGIKUTI KELAS IBU HAMIL

DI KOTA DENPASAR

NI KETUT NOPI WIDIANTARI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)

TESIS

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN

SOSIAL SUAMI DENGAN PARTISIPASI IBU

MENGIKUTI KELAS IBU HAMIL

DI KOTA DENPASAR

NI KETUT NOPI WIDIANTARI NIM 1392161014

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(3)

ii

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Udayana

NI KETUT NOPI WIDIANTARI NIM 1392161014

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(4)

iii

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 29 JUNI 2015

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya,M,Repro,PA(K) Ni Putu Suariyani, S.KM, MHlth & IntDev NIP : 194402011964091001 NIP : 198001132005012005

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Program Pascasarjana Universitas Udayana,

Prof. dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH NIP.194810101977021001

Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,

Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) NIP.195902151985102001

(5)

iv

Universitas Udayana, No.: 1864/ UN 14.4/ HK/ 2015, Tanggal 29 Juni 2015

Ketua : Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro., PA(K) Anggota :

1. Ni Putu Suariyani, S.KM, MHlth & IntDev 2. Prof. Dr. dr. Alex Pangkahila, MSc, SP.And 3. Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, M.Si 4. dr. Ni Wayan Arya Utami, M.App, Bsc, PHD

(6)

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

NAMA : NI KETUT NOPI WIDIANTARI

NIM : 1392161014

PROGRAM STUDI : MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT JUDUL TESIS : HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN

SOSIAL SUAMI DENGAN PARTISIPASI IBU

MENGIKUTI KELAS IBU HAMIL DI KOTA

DENPASAR

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.

Apabila dikemudian hari didapatkan bukti bahwa tesis ini adalah hasil plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No.17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 29 Juni 2015

(7)

vi

Wasa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian tesis yang berjudul Hubungan Karakteristik Ibu Dan Dukungan Sosial Suami dengan Partisipasi Ibu Mengikuti Kelas Ibu Hamil Di Kota Denpasar

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro.,PA(K) selaku dosen pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran dalam penulisan hasil penelitian tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Ni Putu Suariyani, S.KM, MHlth & IntDev, selaku dosen pembimbing kedua yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sehingga penyusunan tesis ini dapat selesai.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada :

1. Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K) dan Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana.

(8)

vii

2. Tim penguji pada sidang hasil penelitian tesis yaitu Prof. Dr. dr. Alex Pangkahila, MSc, SP.And, Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, M.Si, dan dr. Ni Wayan Arya Utami, M.App, Bsc, PHD atas koreksi dan saran untuk perbaikan tesis ini.

3. Para responden yang telah banyak meluangkan waktu dan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

4. Para Kepala Puskesmas II Denpasar Selatan, Puskesmas IV Denpasar Selatan, Puskesmas II Denpasar Barat dan staf pegawainya

5. Kedua orang tua dan keluarga besar saya yang telah banyak memberikan semangat yang luar biasa serta memberikan dukungan moril dan materil. 6. Teman – teman angkatan V MIKM UNUD yang telah banyak memberikan

banyak dukungan dan semangat.

Penulis menyadari hasil penelitian tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan yang nantinya dapat dipergunakan untuk menyempurnakan hasil penelitian selanjutnya.

Demikian hasil penelitian tesis ini penulis susun dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan menyelesaikan hasil penelitian tesis ini.

Denpasar, Juni 2015

(9)

viii

Kelas ibu hamil merupakan sarana belajar kelompok yang membahas tentang kehamilan, persalinan, nifas, perawatan bayi dan lain-lain, namun pada pemanfaatan kelas ibu hamil masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dan dukungan sosial suami dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar tahun 2015.

Desain penelitian survei sampel ini adalah cross sectional menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel 122 ibu hamil secara systematic

random sampling. Analisis data meliputi análisis univariat, bivariat (chi-square)

dan multivariat (poisson regresi).

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu PR=1,83 (95%CI: 0,92-3,66), paritas PR=0,56 (95%CI:0,32-0,96), penghasilan keluarga PR 1,85 (95%CI: 0,72-473), dukungan emosional suami PR=29,67 95%CI:9,75-90,23), dukungan instrumental suami PR=28,08 (95%CI: 7,07-111,4) dukungan informasional suami PR=3,25 (95%CI: 1,83-5,74), dukungan appraisal/ penghargaan suami PR=27,34 (95%CI: 8,96-83,37) serta dukungan sosial suami PR=26,27 (95%CI: 8,6-80,2) dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil, namun hasil multivariat menunjukkan hanya dukungan sosial suami yang memiliki hubungan dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil (PR=27,1; 95% CI=8,13-90,46).

Dukungan sosial suami merupakan faktor yang paling berperan untuk berpartisipasi. Upaya peningkatan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil dengan melibatkan suami/ pasangan serta meningkatkan semua komponen dukungan sosial suami oleh petugas kesehatan di Kota Denpasar.

Kata kunci : Karakteristik ibu, dukungan sosial suami, partisipasi ibu, kelas ibu hamil

(10)

ix ABSTRACT

THE ASSOCIATION OF MOTHER CHARACTERISTICS AND HUSBAND SOCIAL SUPPORTS TO THE PARTICIPATION OF

MOTHER IN ANTENATAL CLASS IN DENPASAR 2015

Antenatal class is a group for discussing maternal and child health those suchas pregnancy, delivery, postnatal, and infant care. However the participation to this class remains low. This study aims to find out the association of mother characteristics and husband social support to the mother participation in antenatal class in Denpasar 2015.

This study was a cross-sectional survey which involving 122 samples. Samples were expectant mother which selected using systematic random sampling. Data were collected using questionnaire then analyzed using statistical test chi-square and poisson regression.

The result of bivariate analysis showed the significant association between mother education PR=1,83 (95%CI: 0,92-3,66), parity status PR=0,56 (95%CI:0,32-0,96), family income PR=1,85 (95%CI: 0,72-473), emotional support PR=29,67 (95%CI: 9,75-90,23), instrumental support PR=28,08; (95%CI: 7,07-111,4), informational support PR=3,25 (95%CI: 1,83-5,74), appraisal support PR=27,34 (95% CI: 8,96-83,37), and husband social support PR=26,27 (95%CI: 8,6-80,2) to with the participation of mother in antenatal class. However, multivariate analysis showed only social support from husband that significantly affects the participation of mother in antenatal class PR=27,1 (95%CI: 8,13-90,46).

It can be concluded that social support from husband is the most factor that affects the participation of mother. Hence, it is recommended to all health providers in Denpasar to involve the husband including all his support to increase the mother participation in antenatal class.

Keywords: Mother characteristics, husband social support, mother participation, antenatal class

(11)

x

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 6 1.3 Tujuan Penelitian ... 7 1.3.1 Tujuan Umum ... 7 1.3.2 Tujuan Khusus ... 7 1.4 Manfaat Penelitian ... 8 1.4.1 Teoritis ... 8 1.4.2 Praktis ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1 Kelas Ibu Hamil ... 8

2.2 Partisipasi ... 10

2.3 Karakteristik Ibu ... 12

2.3.1 Umur ... 12

(12)

xi

2.3.3 Status Bekerja ... 14

2.3.4 Paritas ... 15

2.3.5 Penghasilan Keluarga ... 16

2.4 Dukungan Sosial ... 16

2.4.1 Bentuk Dukungan Sosial ... 17

2.4.2 Sumber Dukungan Sosial ... 17

2.5 Perilaku Kesehatan ... 21

BAB III KERANGKA BERFIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 24

3.1 Kerangka Berfikir ... 24

3.2 Konsep Penelitian ... 25

3.3 Hipotesis Penelitian ... 26

BAB IV METODE PENELITIAN ... 27

4.1 Desain Penelitian ... 27

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

4.3 Penentuan Sumber Data ... 27

4.3.1 Populasi Penelitian ... 27

4.3.2 Kriteria Inklusi dan Eksluasi ... 28

4.3.3 Besar Sampel ... 28

4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel ... 29

4.4 Variabel Penelitian ... 29

4.4.1 Definisi Operasional ... 30

4.5 Instrumen Penelitian ... 31

4.6 Pengumpulan Data ... 31

4.6.1 Cara Pengumpulan Data ... 31

4.6.2 Pengolahan Data ... 32 4.7 Analisis Data ... 33 4.7.1 Analisis Univariat ... 33 4.7.2 Analisis Bivariat ... 33 4.7.3 Analisis Multivariat ... 34 4.8 Etika penelitian ... 34

(13)

xii

5.4 Hubungan Antara Karakteristik Ibu dengan Partisipasi Ibu Mengikuti

Kelas Ibu Hamil ... 40

5.5 Hubungan Antara Dukungan Sosial Suami dengan Partisipasi Ibu Mengikuti Kelas Ibu Hamil ... 42

BAB VI PEMBAHASAN ... 46

6.1 Partisipasi Kelas Ibu Hamil ... 46

6.2 Hubungan Karakteristik ibu dengan Partisipasi Ibu Mengikuti Kelas Ibu Hamil di Kota Denpasar ... 48

6.3 Hubungan Dukungan Sosial Suami dengan Partisipasi Kelas Ibu Hamil di Kota Denpasar. ... 53

6.4 Keterbatasan Penelitian ... 55

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 57

7.1 Simpulan ... 57

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Definisi operasional……..………...30 Tabel 5.1 Karakteristik responden penelitian Di Kota Denpasar Tahun 2015….37 Tabel 5.2 Distribusi dukungan sosial suami menurut jenis dukungan di Kota Denpasar Tahun 2015………..……….... 38 Tabel 5.3 Hasil antara karakteristik ibu dengan partisipasi ibu mengikuti kelas

ibu hamil di Kota Denpasar Tahun 2015…….………40 Tabel 5.4 Hubungan antara dukungan sosial suami dengan partisipasi ibu

mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar Tahun 2015………….. 42 Tabel 5.5 Dukungan sosial suami, paritas, pendidikan, dan penghasilan keluarga dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar Tahun 2015……….………...45

(15)
(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Kelas Ibu Hamil Lampiran 2. Jadwal Penelitian

Lampiran 3. Penjelasan Penelitian

Lampiran 4. Lembar Persetujuan Penelitian Lampiran 5. Kuesioner Penelitian

Lampiran 6. Output Hasil Analisis Data

Lampiran 7. Surat Permohonan Data Awal di Puskesmas Lampiran 8. Surat Keterangan Kelaikan Etik

Lampiran 9. Surat Ijin Penelitian Dinas Penanaman Modal & Perijinan Provinsi Bali Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian Badan Kesatuan Bangsa & Politik Kota Denpasar Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian Dinas Kesehatan Kota Denpasar

(17)

xvi

AKB : Angka Kematian Bayi

ANC : Antenatal Care

CD : Compact Disc

CI : Confidence Interval

COR : Crude Odds Ratio

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

MDG’s : Millennium Development Goals NSSQ : Norbeck Social Support Questionnaire

PUS : Pasangan Usia Subur

PR : Prevalence Ratio

SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

UK : Umur Kehamilan

(18)

1

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pelayanan kesehatan serta masalah kesehatan di seluruh negara. AKI di dunia pada tahun 2010 diperkirakan World Health Organization (WHO) mencapai 287 000 jiwa dan penyumbang terbesar berasal dari negara berkembang yang mencapai 99% (284 000 jiwa), sehingga penurunan AKI merupakan target yang ingin dicapai pada Millenium Development Goal’s (MDG’s) tahun 2015 (WHO, 2012). Keberhasilan MDG’s tersebut memfokuskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak terutama pada kelompok yang dianggap paling rentan serta penyumbang terbesar AKI dan AKB yaitu ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi pada masa perinatal (Kemenkes RI, 2011).

Indonesia merupakan bagian dari negara berkembang yang juga memiliki masalah AKI tergolong tinggi. Hal ini berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 yang tercatat 228 per 100.000 kelahiran hidup dan mengalami peningkatan AKI pada tahun 2012 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil tersebut masih sangat jauh dari target MDG’s tahun 2015 yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB tahun 2007 mengalami penurunan yaitu dari 34 per 1000 kelahiran hidup menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012 dan hasil tersebut masih jauh dari target

(19)

MDG’s yang harus dicapai adalah 23 per 1000 kelahiran hidup. Tingginya AKI dan AKB di Indonesia sehingga menempatkan upaya penurunan sebagai program prioritas (Kependudukan & Nasional, 2013).

AKI di Provinsi Bali telah mengalami penurunan dari tahun 2012 sebesar 89,6 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 72,07 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Data tersebut menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun capaian ini masih lebih tinggi dari capaian tahun 2010 sebesar 57,5 per 100.000 kelahiran hidup sehingga masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus (Dinkes, 2014).

Kota Denpasar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bali yang memiliki 3.855 ibu hamil dengan risiko tinggi (risti) paling banyak dibandingkan dengan kabupaten lain, sedangkan ibu risti yang ditangani baru mencapai 70,2%. Data cakupan K1 Kota Denpasar mencapai 100% sedangkan cakupan K4 menurun menjadi 98,1%. Selain itu data kunjungan neonatal lengkap (KN3) di Kota Denpasar sebesar 95,9% yang merupakan paling rendah bila dibandingkan dengan kabupaten lain, begitu pula dengan cakupan penanganan neonatal 51,9% juga paling rendah di bandingkan kabupaten lain (Dinkes, 2014).

Upaya penurunan AKI dan AKB harus dengan mengintegrasikan beberapa program yang terkait mulai dari sejak awal masa kehamilan, melahirkan, nifas, bayi, balita dan pasangan usia subur. Salah satu upaya pemerintah adalah dengan membentuk kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil nantinya akan sangat membantu masalah-masalah ketidakpastian baik fisik maupun mental yang ibu alami selama kehamilan dan akan berdampak sampai proses persalinan nanti. Selama hamil

(20)

3

selain adanya perubahan fisik, ibu hamil juga mengalami perubahan psikologis dan emosional. Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan suatu hal yang alami tetapi bukan berarti tanpa resiko (Prawirohardjo, 2002).

Kelas ibu hamil menggunakan metode partisipatif interaktif yang disertai dengan praktik seperti ceramah, tanya jawab, peragaan serta curah pendapat diharapkan mampu mengoptimalkan peningkatan pengetahuan dan sikap ibu hamil untuk mempersiapkan calon orangtua dalam menjalani masa kehamilan, persalinan, perawatan bayi baru lahir dan pola asuh sebagai orangtua (Fletcher et

al., 2004; Croydon, 2006; Kemenkes RI, 2011). Program kelas ibu hamil ini

sangatlah bermanfaat, sejalan dengan hasil penelitian Yanti (2013) yang mengevaluasi program kelas ibu hamil serta penelitian Purwarini (2012) juga menunjukkan bahwa pemberian intervensi berupa kelas ibu hamil mampu meningkatkan sikap persalinan dan kehamilan, pengetahuan persalinan dan kehamilan pada ibu hamil. Begitu pula penelitian Hastuti et al. (2011) selain efektif meningkatkan pengetahuan, sikap, ketrampilan dan juga meningkatkan tiga kali kunjungan Antenatal Care (ANC). Selain itu kelas ibu hamil juga membantu ibu memilih keputusan terhadap kesehatannya. Banyaknya manfaat program kelas ibu hamil sangatlah penting untuk dilakukan oleh ibu hamil secara berkesinambungan (Kemenkes RI, 2011).

Banyak faktor yang mempengaruhi partisipasi ibu diantaranya karakteristik ibu yang meliputi umur, pendidikan, status bekerja, penghasilan dan paritas (Wiknjosastro, 2005). Demikian halnya dengan penelitian Simanjuntak (2003)

(21)

mengenai beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelengkapan pemeriksaan kehamilan ibu yaitu meliputi pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga.

Membangun kesadaran ibu hamil untuk berpartisipasi aktif mengikuti program kelas ibu hamil selain motivasi dari ibu diperlukan juga faktor dukungan sosial. Dukungan sosial yang ada mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu. Dukungan sosial bisa didapat baik dari pasangan, keluarga, maupun tenaga kesehatan (Sarafino & Smith, 2014). Menurut Cohen et al. (2000) bahwa dukungan sosial merupakan dukungan secara psikologi dari orang lain yang bertujuan untuk memberikan suatu penguatan bagi pribadi seseorang sehingga pasangan merupakan motivator yang dapat diharapkan dukungannya untuk memberikan penguatan pribadi bagi pasangannya/ istri agar berperilaku sehat. Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan akan mempermudah dan meringankan ibu dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Penelitian yang dilakukan Rokhanawati (2009) menunjukkan bahwa dukungan sosial suami rendah 3,02 lebih besar pada kelompok perilaku pemberian ASI tidak eksklusif dibandingkan dengan kelompok perilaku pemberian ASI eksklusif. Penelitian yang dilakukan Mullany et al. (2007) menunjukkan bahwa dengan melibatkan suami dan mendapatkan dukungannya akan menghasilkan dampak dua kali lebih besar pada kesehatan ibu dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan dukungan dari suami. Sejalan dengan penelitian Redshaw & Henderson (2013) juga menunjukkan dampak kesehatan yang lebih besar selama kehamilan sampai dengan pola asuh dan

(22)

5

perawatan bayi. Dukungan sosial suami tersebut meliputi dukungan sosial emosional, informasional, intrumental dan appraisal/ penghargaan.

Pelaksanaan program kelas ibu hamil di puskesmas dilakukan seminggu sekali dan minimal satu kali pertemuan di damping suami/keluarga. Hal ini dimaksudkan agar kesehatan ibu selama hamil, bersalin, nifas, termasuk kesehatan bayi yang baru dilahirkannya dan kebutuhan akan KB pasca persalinan menjadi perhatian dan tanggung jawab seluruh keluarga ( Kemenkes RI, 2011; Kemenkes RI, 2013). Penelitian Nursito (2007) membuktikan bahwa partisipasi suami kemungkinan tiga kali lebih besar terhadap kepatuhan ibu memeriksakan kehamilannya dibandingkan dengan suami yang tidak berpartisipasi.

Pelaksanaan program kelas ibu hamil di puskesmas masih dalam tahap pengembangan serta belum mencapai keberhasilan. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian Kusbandiyah (2013) mengenai analisis implementasi program kelas ibu hamil oleh bidan puskesmas di Kota Malang menunjukkan baru 30% kelas ibu hamil yang sudah dilaksanakan dengan baik, 20% belum baik dan 50% sudah tidak menyelenggarakan kelas ibu hamil.

Pelaksanaan kelas ibu hamil di Kota Denpasar dirintis pertama kali pada tahun 2010 dan juga masih dalam tahap pengembangan serta belum mencapai keberhasilan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan tiga bulan terakhir (Agustus-Oktober 2014) pada 11 puskesmas di Kota Denpasar sudah ada tiga puskesmas yang telah menjalankan program kelas ibu hamil dengan rata-rata hanya sekitar lima padahal jumlah peserta maksimal sepuluh orang dalam setiap kelompok. Hal ini menunjukkan sedikitnya partisipasi ibu sehingga perlu dilakukan penelitian.

(23)

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan dan pemanfaatan kelas ibu hamil masih rendah, sementara kelas ibu hamil sangat bermanfaat bagi ibu hamil secara fisik maupun mental. Partisipasi ibu diantaranya dipengaruhi oleh karakteristik ibu yang meliputi umur, pendidikan, status bekerja, penghasilan keluarga dan paritas merupakan faktor prediktor dari hambatan dalam kelas ibu hamil serta dukungan sosial yang juga turut mempengaruhi partisipasi ibu, maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan karakteristik ibu dan dukungan sosial suami dengan partisipasi ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan umur ibu dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu

hamil di Kota Denpasar?

2. Apakah ada hubungan pendidikan ibu dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar?

3. Apakah ada hubungan status bekerja ibu dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar?

4. Apakah ada hubungan paritas dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar?

5. Apakah ada hubungan penghasilan keluarga dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar?

6. Apakah ada hubungan dukungan emosional suami dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar?

(24)

7

7. Apakah ada hubungan dukungan instrumental suami dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar?

8. Apakah ada hubungan dukungam informasional suami dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar?

9. Apakah ada hubungan dukungan appraisal/ penghargaan suami dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar?

10. Variabel bebas manakah yang memiliki kontribusi tertinggi yang berhubungan dengan partisipasi ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar? 1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dan dukungan sosial suami dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

1.3.2 Tujuan Khusus

Penelitian ini ingin mengetahui:

1. Hubungan umur ibu dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

2. Hubungan pendidikan ibu dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

3. Hubungan status bekerja ibu dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

4. Hubungan paritas dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

(25)

5. Hubungan penghasilan keluarga dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

6. Hubungan dukungan emosional suami dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

7. Hubungan dukungan instrumental suami dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

8. Hubungan dukungam informasional suami dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

9. Hubungan dukungan appraisal/ penghargaan suami dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

10. Variabel bebas yang memiliki kontribusi tertinggi dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Teoritis

Menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai dukungan sosial suami terhadap partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil berorientasi persalinan aman. Sebagai acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya yang terkait dengan kelas ibu hamil oleh ibu hamil.

1.4.2 Praktis

Hasil penelitian dapat dipergunakan untuk bahan informasi atau pertimbangan dalam pengembangan program, usaha pembinaan dalam rangka meningkatkan dukungan sosial suami terhadap kehadiran ibu hamil dalam kelas ibu hamil.

(26)

8

2 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kelas Ibu Hamil

Kelas ibu hamil merupakan suatu kegiatan belajar kelompok bagi ibu hamil dalam bentuk tatap muka yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit, dan akta kelahiran. Di dalam kelas ibu hamil akan menciptakan interaksi, diskusi dan pertukaran pengalaman antara ibu hamil dengan ibu hamil dan antara ibu hamil dengan petugas kesehatan/ bidan mengenai Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) (Kemenkes RI, 2011).

Pendidikan dalam kelas ibu hamil (prenatal class) di negara asing menunjukkan hasil positif dan telah berkembang menjadi standar kelas promosi kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan (Berman, 2006). Hasil penelitian Redshaw & Henderson (2013) kelas ibu hamil mempersiapkan orang tua secara emosional dan psikologis dalam menghadapi masa kehamilan, persalinan dan pola asuh, sehingga mereka lebih percaya diri tentang peran mereka sebagai orang tua nanti. Hal ini didukung oleh penelitian Fletcher et al. (2004) yang mengevaluasi efektivitas kelas ibu hamil di wilayah New South Wales Australia dan keberhasilan program dengan mengikutsertakan suami.

Program kelas ibu hamil telah dikembangkan di Indonesia dan sangatlah penting untuk dilakukan oleh ibu hamil secara berkesinambungan (Kemenkes RI,

(27)

2011). Program kelas ibu hamil ini sangatlah bermanfaat, sejalan dengan hasil penelitian Yanti (2013) yang mengevaluasi program kelas ibu hamil. Penelitian yang dilakukan Purwarini (2012) menunjukkan bahwa pemberian intervensi berupa kelas ibu hamil mampu meningkatkan sikap persalinan dan kehamilan, pengetahuan persalinan dan kehamilan pada ibu hamil. Selain itu penelitian Hastuti et al. (2011) menunjukkan bahwa kelas ibu hamil efektif meningkatkan pengetahuan, sikap, ketrampilan dan meningkatkan tiga kali kunjungan Antenatal

Care (ANC) dibandingkan sebelum mengikuti kelas ibu hamil. Penelitian yang

dilakukan Osninelli (2007) bahwa ibu yang mengikuti kelas ibu hamil mempunyai kemungkinan 22 kali lebih besar bersalin di tenaga kesehatan dibandingkan dengan ibu yang tidak mengikuti kelas ibu hamil.

Penyampaian materi kelas ibu hamil diberikan oleh fasilitator yaitu bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapat pelatihan fasilitator kelas ibu hamil. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2009) telah memberikan pedoman untuk petugas kesehatan/ fasilitator mengenai materi-materi yang diberikan dalam kelas ibu hamil (lampiran 1). Pada penyampaian materi-materi bidang tertentu mendatangkan narasumber sehingga mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil.

Pelaksanaan kelas ibu hamil seminggu sekali dengan sasaran sebaiknya pada ibu hamil Umur Kehamilan (UK) empat s/d 36 minggu untuk mendapatkan materi-materi kelas ibu hamil. Khusus pelaksanaan senam ibu hamil sebaiknya peserta UK >20 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat dan tidak takut terjadi keguguran serta efektif untuk melakukan senam hamil.

(28)

10

Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak sepuluh orang setiap kelas dan setiap akhir pertemuan dilakukan senam hamil untuk ibu hamil yang usia kehamilan 20 minggu ke atas. Senam ibu hamil merupakan kegiatan tambahan di kelas ibu hamil yang diharapkan dapat mempraktekkan di rumah. Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15-20 menit (Kemenkes RI, 2011).

2.2 Partisipasi

Partisipasi merupakan suatu keterlibatan masyarakat secara sukarela untuk perubahan yang ditentukan oleh masyarakat itu sendiri. Selain itu partisipasi juga diartikan sebagai keterlibatan masyarakat baik dalam upaya pembangunan lingkungan, kehidupan, dan diri mereka sendiri (Suyatno, 2003). Partisipasi merupakan suatu proses sosial masyarakat untuk dapat mengetahui kebutuhannya, mengambil keputusan yang terbaik dan kemudian dapat memenuhi kebutuhannya (Notoatmodjo, 2010)

Menurut Notoatmodjo (2007), diperlukan kontribusi atau sumbangan dari setiap anggota masyarakat dalam partisipasinya. Kontribusi yang dimaksud tidak hanya berupa dana dan finansial saja tetapi dapat juga berbentuk daya (tenaga) dan ide (pemikiran) yang diwujudkan dalam 4 M terdiri dari manpower (tenaga),

money (uang), material (benda-benda) dan mind (ide atau gagasan).

Menurut Heller dalam Notoatmodjo (2010), partisispasi memberikan banyak manfaat antara lain untuk meningkatkan kualitas teknis dari pengambilan keputusan, meningkatkan kenyamanan, meningkatkan komunikasi, memberikan

(29)

latihan kepada bawahan dan menfasilitasi perubahan. Menurut Cary dalam Notoatmojo (2010), mengatakan bahwa ada tiga kondisi untuk menumbuhkan partisipasi yaitu; 1) Merdeka, untuk berpartisipasi yang berarti suatu keadaan yang memungkinkan anggota masyarakat untuk berpartisipasi; 2) Mampu berpartisipasi, dimana mereka memiliki kompetensi serta kapasitas untuk berpartisipasi sehingga dapat berkontribusi untuk program; 3) Mau berpartisipasi sesuai keinginan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program.

Menurut Ross dalam Notoatmodjo (2010), menyatakan ada 3 prakondisi tumbuhnya partisipasi yaitu memiliki pengetahuan atau wawasan yang luas dan latar belakang yang memadai sehingga mampu mengidentifikasi masalah, memprioritaskan masalah dan melihat permasalahan secara komprehensif serta memiliki kemampuan untuk belajar mengambil keputusan.

Masyarakat tergerak untuk berpartisipasi jika; 1) Memiliki rasa saling percaya antara anggota di masyarakat, maupun antara anggota masyarakat dengan pihak petugas; 2) Memiliki kesempatan dan ajakan untuk berperan serta dalam kegiatan atau program; 3) Memperoleh manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat; 4) Memiliki contoh dan keteladanan dari tokoh dan pemimpin masyarakat (Notoatmodjo, 2010).

Dalam program pembangunan dibidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat. Partisipasi merupakan proses yang harus dikembangkan dalam setiap upaya program kesehatan. Banyak program pembangunan yang kurang memperoleh antusias dan partisipasi masyarakat karena kurangnya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat

(30)

12

untuk berpartisipasi. Di lain pihak juga sering dirasakan kurangnya informasi yang disampaikan kepada masyarakat mengenai kapan dan dalam bentuk apa mereka dapat atau dituntut untuk berpartisipasi. Pemberian kesempatan berpartisipasi pada masyarakat harus dilandasi oleh pemahaman bahwa masyarakat setempat layak diberi kesempatan karena mereka juga punya hak untuk berpartisipasi dan memanfaatkan setiap kesempatan meningkatkan kualitas hidupnya (Notoatmodjo, 2010).

Bentuk partisipasi masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatannya mereka sendiri dengan ikut aktif memikirkan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program–program kesehatan. Institusi kesehatan hanya sekedar memotivasi dan membimbing (Notoatmodjo, 2007). Partisipasi masyarakat termasuk juga partisipasi ibu hamil. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan partisipasi adalah keikutsertaan atau kehadiran ibu hamil di Puskesmas yang menyelenggarakan program kelas ibu hamil.

2.3 Karakteristik Ibu 2.3.1 Umur

Umur mempengaruhi proses reproduksi, dimana umur 20-35 tahun merupakan masa yang aman untuk ibu hamil, karena rahim dan organ tubuh lainnya sudah siap untuk bereproduksi serta siap untuk menjadi seorang ibu. Apabila umur < 20 tahun rahim dan organ tubuh ibu lainnya belum siap untuk berreproduksi, sedangkan pada umur >35 tahun rahim ibu dan organ tubuh lainnya menurunnya fungsi organ reproduksi sehingga ibu beresiko terjadi persalinan lama, perdarahan dan cacat bawaan (Depkes RI, 2006).

(31)

Umur terlalu muda untuk hamil akan memicu resiko tinggi bagi ibu dan anak ditinjau dari fisik dan psikis selama masa kehamilan, persalinan, nifas dan perawatan bayi. Resiko tinggi juga dimiliki ibu hamil yang umurnya terlalu tua yang ditandai dengan menurunnya fungsi reproduksi. Ibu yang umur terlalu muda (<20 tahun) dan terlalu tua (>35 tahun) beresiko lebih besar mengalami perdarahan sebelum lahir (Manuaba,1998).

2.3.2 Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu upaya meningkatkan sumber daya manusia berkualitas yang dapat mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok dan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya. Tingginya tingkat pengetahuan akan mempengaruhi upaya pencegahan dan kesadaran akan perlunya sikap untuk hidup sehat. Tingkat pendidikan merupakan faktor predisposisi seseorang untuk berperilaku sehingga latar belakang pendidikan merupakan faktor yang sangat mendasar untuk memotivasi berperilaku kesehatan dan menjadi referensi belajar seseorang (Notoadmodjo, 2007).

Pendidikan akan berpengaruh terhadap cara berfikir dalam pengambilan keputusan seseorang untuk menggunakan pelayanan kesehatan, maka semakin tinggi pendidikan ibu akan semakin baik pula pengetahuan kesehatan. Sedangkan pendidikan rendah walaupun sudah ada sarana yang baik namun belum tentu dipergunakan, hal ini disebabkan seseorang pendidikan rendah tidak peduli terhadap program kesehatan sehingga tidak mengenal bahaya yang mungkin terjadi (Martaadisoebrata, 2005).

(32)

14

Penelitian dari Simanjuntak (2003) bahwa ada hubungan antara kunjungan antenatal K4 dengan tingkat pendidikan, tingkat pendidikan tinggi cenderung untuk melakukan kunjungan antenatal 2,75 kali lebih besar dibandingkan yang berpendidikan rendah. Sejalan dengan penelitian Osninelli (2007) bahwa pendidikan ibu ada hubungan yang bermakna dengan persalinan tenaga kesehatan. Ibu yang pendidikan tinggi kemungkinan 4,75 kali lebih besar bersalin di tenaga kesehatan dibandingkan dengan ibu yang pendidikannya rendah.

Menurut Riskesdas (2013) bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin tinggi pula memilih penolong persalinan di fasilitas kesehatan, kelompok ibu yang tidak bersekolah yang penolong persalinan di fasilitas kesehatan (46,7%) dan kelompok ibu dengan tingkat pendidikan tamat perguruan tinggi memiliki persentase tertinggi (80,4%) dari kelompok pendidikan yang penolong persalinan di fasilitas kesehatan.

2.3.3 Status Bekerja

Bekerja merupakan aktivitas pokok yang dilakukan dengan rutin untuk menunjang kebutuhan rumah tangga. Status pekerjaan akan memudahkan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, ibu hamil tetap bekerja dan tidak merubah pola bekerja sehari-hari. Ibu hamil kadang bekerja keras sampai hamil tua dan setelah masa nifas kembali bekerja pada ibu yang merupakan tumpuan hidup di keluarga miskin (Depkes RI, 2004). Penelitian Romlah (2009) bahwa terdapat hubungan yang bermakna pekerjaan dengan perilaku ibu dalam merencanakan persalinan dan pencegahan komplikasi sembilan kali berpeluang untuk berperilaku positif dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Penelitian yang

(33)

dilakukan Simanjuntak (2003) bahwa kunjungan ANC K4 sesuai standar pada ibu yang bekerja dan tidak bekerja hampir sama yaitu sekitar 50%.

2.3.4 Paritas

Paritas merupakan jumlah anak yang dilahirkan baik lahir hidup maupun meninggal. Paritas lebih dari empat kali mempunyai resiko yang lebih besar unruk terjadi perdarahan, demikian dengan ibu yang terlalu sering hamil menyebabkan resiko untuk sakit, kematian dan juga anaknya (Depkes RI, 2008). Menurut Sastrawinata (2004) paritas dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

a. Primipara adalah wanita yang telah melahirkan satu kali, seorang anak cukup besar untuk hidup didunia luar.

b. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan dua kali – empat kali, lebih dari seorang anak yang cukup besar untuk hidup di dunia luar.

c. Grande multipara adalah wanita yang telah melahirkan lima kali atau lebih, lebih dari 5 orang anak yang cukup besar untuk hidup di dunia luar.

Paritas merupakan faktor resiko komplikasi obstetric maka ibu hamil dengan paritas tinggi cenderung mengalami placenta previa sehingga pertumbuhan endometrium kurang sempurna (Manuaba, 2008). Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga termotivasi dalam peningkatan kesehatan kehamilannya, sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang mempunyai anggapan bahwa ia sudah berpengalaman. (Wiknjosastro, 2005).

(34)

16

2.3.5 Penghasilan Keluarga

Penghasilan keluarga merupakan faktor pemungkin untuk seseorang memanfaatkan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2010). Penelitian yang dilakukan Simanjuntak (2003) bahwa responden yang berpenghasilan tinggi lebih besar tiga kali untuk kunjungan antenatal K4 dibandingkan dengan responden yang berpenghasilan rendah.

Penelitian Julianto (2009) bahwa ada hubungan signifikan antara pendapatan keluarga dengan pemilihan penolong persalinan, dimana ibu bersalin yang pendapatan keluarga rendah kemungkinan memilih dukun bayi empat kali dibandingkan dengan ibu yang pendapatan keluarga tinggi.

2.4 Dukungan Sosial

Dukungan sosial didefinisikan sebagai pertukaran sumber daya yang terdiri dari pemberi dan penerima dengan maksud untuk meningkatkan kesejahteraan penerima. Ciri-ciri bentuk dukungan sosial berkaitan dengan komposisi jaringan sosial atau sumber-sumber dukungan, dimana karakteristik fungsionalnya ditandai dengan penyediaan sumber daya tertentu atau jenis dari dukungan (Cohen et al., 2000).

Dukungan sosial memiliki kekuatan sebagai pencegahan atau dapat mendorong seseorang berperilaku sehat. Cohen dan Wills dalam Cohen et al (2000) menganalisa beberapa teori yang mendukung hipotesis bahwa dukungan sosial (social support) berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan. Dukungan sosial adalah sumber daya yang diberikan orang lain. Dukungan sosial ini perlu diperhatikan mulai dari masa anak-anak sampai dewasa. Dukungan dapat

(35)

memberikan perubahan perilaku dan karekteristik emosional, karena dapat membuat orang untuk menghentikan sesuatu yang telah mereka lakukan atau melakukan sesuatu yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya.

2.4.1 Bentuk Dukungan Sosial

Menurut Sarafino & Smith (2014) mengenai bentuk-bentuk dukungan sosial meliputi;

1. Emosional yang dimaksud adalah rasa empati, cinta dan kepercayaan dari orang lain terutama suami sebagai motivasi.

2. Informasional adalah dukungan yang bentuknya berupa informasi untuk menambah pengetahuan seseorang dalam mencari jalan keluar atau memecahkan masalah seperti nasehat atau pengarahan.

3. Instrumental menunjukkan ketersediaan sarana untuk memudahkan perilaku menolong bagi orang yang menghadapi masalah dalam bentuk materi dan berupa pemberian kesempatan dan peluang waktu.

4. Appraisal berupa pemberian penghargaan atau perilaku atas usaha yang dilakukan, memberikan umpan balik mengenai hasil atau prestasi yang dicapai serta memperkuat dan meninggikan harga diri dan kepercayaan akan kemampuan individu tersebut.

2.4.2 Sumber Dukungan Sosial

Sumber dukungan sosial antara lain; pasangan, keluarga dan masyarakat. Dukungan sosial yang paling dekat dengan ibu hamil adalah dari pasangannya (suami). Dukungan (motivasi) atau dukungan suami berperan sangat besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika suami mengharapkan adanya kehamilan,

(36)

18

maka memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal akan mempengarhui ibu menjadi lebih percaya diri, lebih bahagia, menunjukkan kesiapan dan lebih kuat secara mental untuk menghadapi segala hal kehamilan, persalinan dan masa nifas. Keterlibatan anggota keluarga atau orang terdekat dapat membantu terjadinya perubahan untuk berperilaku ke arah hidup sehat dan mampu meningkatkan kesadaran untuk berubah (Sarafino & Smith, 2014).

Dalam penelitian Mullany et al. (2007) dan Fatimah (2009) juga memiliki pendapat yang serupa bahwa dukungan dari keluarga terutama suami dalam mengikuti kelas ibu hamil sangat berpengaruh besar pada ibu hamil. Masyarakat yang kurang pengetahuan tentang kelas ibu hamil cenderung tidak mendukung kegiatan kelas ibu hamil dan masyarakat masih menganggap kelas ibu hamil itu merupakan pekerjaan orang kesehatan saja, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi partisipasi ibu dalam kegiatan kelas ibu hamil.

Hasil dari beberapa penelitian tersebut juga sesuai dengan konsep yang dinyatakan oleh Mullany et al., (2007) bahwa keluarga atau orang terdekat merupakan perantara yang efektif dan mampu memberikan kemudahan seseorang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena keluarga terutama suami juga memiliki peran dalam menentukan keputusan untuk memelihara kesehatan para anggota keluarganya.

Dukungan dari suami dan hubungan yang baik dapat memberikan kontribusi penting pada kesehatan ibu. Dukungan sosial yang dibutuhkan adalah berupa dukungan secara emosional yang mendasari tindakan. Hal tersebut akan membuat orang merasa diperhatikan, dicintai, dimuliakan dan dihargai. Menurut

(37)

Cohen dalam Sayem et al., (2011) bahwa dukungan secara psikologis yang diterima seseorang meliputi; informasi, nasehat verbal dan non verbal, bantuan nyata berupa kehadiran mereka sehingga berpengaruh terhadap emosional.

Dukungan sosial dapat berpengaruh terhadap penilaian individu dalam memandang seberapa berat suatu peristiwa yang terjadi dalam hidupnya, kemudian dapat mempengaruhi pilihan dalam upaya penanggulangan, serta dukungan sosial juga dapat berdampak langsung terhadap perilaku kesehatan. Ibu lebih mudah terpengaruh untuk melakukan perilaku kesehatan yang positip manakala mereka mendapat dukungan yang memadai dibandingkan suami (Montigny et al., 2006). Hal ini dibuktikan penelitian Nursito (2007) bahwa partisipasi suami kemungkinan tiga kali lebih besar terhadap kepatuhan ibu memeriksakan kehamilannya dibandingkan dengan suami yang tidak berpartisipasi.

Beberapa penelitian tentang dukungan sosial suami antara lain hasil penelitian Elsenbruch et al. (2007); Spoozak et al. (2010); Liu et al. (2013) menyebutkan bahwa dukungan sosial suami sangat berhubungan positif dengan kesehatan mental dan fisik ibu selama menjalani masa kehamilan dan persalinan. Hasil penelitian Kungwimba et al. (2013) dan Negron et al. (2014) menunjukkan bahwa dukungan sosial juga berperan penting selama masa nifas ibu dan penelitian Feldman et al. (2000) menunjukkan dukungan sosial berpengaruh terhadap perawatan bayinya. Dukungan sosial suami yang tinggi akan berpengaruh terhadap perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif hal ini dibuktikan oleh penelitian Rokhanawati (2009). Penelitian serupa mengenai

(38)

20

dukungan sosial suami pada hasil penelitian Rachmadahniar (2005) menunjukkan bahwa dukungan sosial suami pada wanita dimana secara signifikan dukungan sosial mempengaruhi emosi wanita dalam program skrining kanker leher rahim. Terbukti bahwa dukungan sosial sangat tinggi dibutuhkan untuk menurunkan beratnya beban psikologis seseorang karena dapat mengurangi stress dan dampak negatif dari kejadian buruk yang dialami seseorang dalam hidupnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah segala bentuk tindakan dan ucapan yang bersifat membantu dengan melibatkan emosi, informasi, instrumentasi dan appresiasi (penilaian positip) pada individu dalam menghadapi masalahnya. Dukungan suami yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dukungan psikologis yang diberikan suami terhadap isteri baik secara fisik maupun psikis dimana suami ada pada saat dibutuhkan dan dapat memberikan bantuan secara psikologis baik berupa motivasi, perhatian, penerimaan atau dengan cara mencurahkan segenap hati, perasaan dan pikiran dengan jujur sesuai harapan ibu untuk lebih dicintai, diperhatikan dan dihargai.

Pendekatan baru dalam meningkatkan dukungan suami terhadap ibu adalah mengikutsertakan mereka dalam setiap program upaya peningkatan kehadiran ibu. Pada kenyataannya pria/ suami merupakan partner yang potensial untuk mencapai tingkat kesehatan yang lebih baik. Minimal satu kali pertemuan ibu hamil di damping suami/keluarga. Hal ini dimaksudkan agar kesehatan ibu selama hamil, bersalin, nifas, termasuk kesehatan bayi yang baru dilahirkan dan kebutuhan akan KB pasca persalinan menjadi perhatian dan tanggung jawab seluruh keluarga (Kemenkes RI, 2011; Kemenkes RI, 2013). Salah satu peran

(39)

serta suami dalam kehadiran ibu melakukan kelas ibu hamil yaitu dengan memberikan motivasi kepada ibu berupa dukungan secara psikologis dan dukungan nyata terhadap ibu agar dapat berpartisipasi dalam program kelas ibu hamil (Mullany et al., 2007; Redshaw & Henderson, 2013).

2.5 Perilaku Kesehatan

Masalah kesehatan sangat erat kaitannya dengan perilaku kesehatannya dalam pemeliharaan kesehatan yang mencakup mencegah atau menjauhkan diri dari penyakit, meningkatkan derajat kesehatan dan mencari penyembuhan (Notoatmodjo, 2010). Bentuk perilaku kesehatan dalam penelitian ini adalah partisipasi ibu hamil dalam program kelas ibu hamil yang diwujudkan dengan datang ke puskesmas yang terdapat kelas ibu hamil untuk mendapatkan materi-materi penting terkait kehamilan.

Faktor–faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan dan perilaku kesehatan menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010) mengidentifikasi tiga faktor utama perilaku kesehatan yaitu:

1. Faktor predisposisi (Predisposing factors) yaitu faktor-faktor yang mempermudah untuk memberikan dasar rasional atau motivasi untuk mempengaruhi prilaku individu maupun kelompok antara lain terwujud dalam umur, tingkat pendidikan, mata pencaharian/ pekerjaan dan sebagainya. 2. Faktor pemungkin (Enabling factors) yaitu faktor-faktor yang memungkinkan

atau yang memfasilitasi seseorang untuk bertindak, diantaranya adanya sarana dan prasarana atau fasilitas yang memungkinkan terjadinya perilaku kesehatan. Pengetahuan dan sikap saja belum menjamin terjadinya perubahan

(40)

22

perilaku maka masih diperlukan sarana prasana seperti penghasilan/ pendapatan untuk dapat mengakses fasilitas kesehatan.

3. Faktor penguat (Reinforcing factors) yaitu faktor-faktor yang dapat memberi pengaruh kuat untuk berkelanjutan dan kontribusinya terhadap penyebarluasan materi kesehatan ibu hamil. Faktor ini juga yang menentukan apakah perilaku kesehatan tersebut mendapatkan dukungan atau tidak dari orang-orang terdekatnya atau kelompok referensi dari perilaku ibu, dalam hal ini dukungan sosial dari suami. Tanpa adanya acuan dari orang terdekatnya seperti dukungan sosial suami belum tentu ibu dapat berperilaku sehat sesuai pengetahuan yang dimilikinya.

Menurut teori WHO dalam Notoadmodjo (2010) mengidentifikasikan prilaku kesehatan seseorang berdasarkan beberapa alasan pokok yaitu:

1. Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling) yang dapat menimbulkan pertimbangan-pertimbangan pribadi seseorang terhadap sesuatu objek dan perasaan yang merupakan langkah awal untuk berperilaku. Misalnya ibu hamil memikirkan dan mempertimbangkan untung ruginya dan manfaatnya kelas ibu hamil sebelum mengikuti kegiatan kelas ibu hamil.

2. Memiliki acuan atau referensi dari seseorang yang dipercayai (personal

references) untuk merubah perilaku, pada umumnya adalah para tokoh

masyarakat setempat.

3. Sumber daya (resources) yang tersedia merupakan faktor pendukung terjadinya perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat. Apabila membandingkan teori Lawrence Green maka sumber daya ini sama dengan

(41)

faktor pemungkin (enabling factors) yaitu seperti ketersediaan sarana prasarana atau fasilitas.

4. Sosial budaya (culture) yang dianut oleh masyarakat setempat juga sangat mempengaruhi terbentuknya perilaku seseorang. Faktor sosial budaya di Indonesia yang berbeda-beda di setiap daerah merupakan bagian faktor eksternal terbentuknya prilaku kesehatan seseorang.

(42)

24

3 BAB III KERANGKA BERFIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berfikir

AKI dan AKB merupakan indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. Negara berkembang adalah penyumbang AKI terbesar di dunia termasuk Indonesia, sehingga penurunannya merupakan target yang ingin dicapai pada Millenium Development Goal’s (MDG’s) tahun 2015. Keberhasilan MDG’s tersebut memfokuskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak terutama pada kelompok yang dianggap paling rentan serta penyumbang terbesar yaitu ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi pada masa perinatal.

Menurunkan AKI dan AKB harus dengan mengintegrasikan beberapa program yang terkait mulai dari sejak awal masa kehamilan, melahirkan, bayi, balita, remaja, pasangan usia subur sampai dengan usia lanjut. Salah satu upaya pemerintah adalah dengan membentuk kelas ibu hamil yang bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai kehamilan, menurunkan kecemasan selama persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, pola asuh, mitos, penyakit menular hingga membahas tentang akta kelahiran. Partisipasi ibu hamil dalam kelas ibu hamil merupakan suatu perilaku kesehatan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya karakteristik ibu terdiri dari umur, pendidikan, status bekerja, paritas dan penghasilan keluarga serta dukungan sosial suami yaitu kurangnya dukungan emosional, instrumental, informasional, appraisal/ penghargaan yang belum sepenuhnya mendukung ibu mengikuti kelas ibu hamil.

(43)

3.2 Konsep Penelitian

Konsep dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan karakteristik ibu yang terdiri dari umur, pendidikan, status bekerja, paritas, penghasilan keluarga dan dukungan sosial suami yang meliputi dukungan emosional, instrumental, informasional, appraisal/ penghargaan dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil. Berikut ini bagan kerangka konsep penelitian.

Gambar 3.1 Konsep Penelitian Modifikasi dari Teori Lawrence Green Keterangan: : diteliti - - - : tidak diteliti Predisposing Factors Enabling Factors Reinforcing Factors

Partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil

Dukungan sosial suami:  Dukungan emosional  Dukungan instrumental  Dukungan informasional

 Dukungan appraisal/ penghargaan

Dukungan tokoh masyarakat/ tokoh agama Penghasilan keluarga

Jarak

Sarana prasarana

Dukungan petugas kesehatan Karakteristik ibu:

 Umur  Pendidikan  Status bekerja  Paritas

(44)

26

3.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep yang diuraikan di atas, hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Ada hubungan umur ibu dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

2. Ada hubungan pendidikan ibu dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

3. Ada hubungan status bekerja ibu dengan terhadap partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

4. Ada hubungan paritas dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

5. Ada hubungan penghasilan keluarga dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

6. Ada hubungan dukungan emosional suami dengan partisipasi ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

7. Ada hubungan dukungan instrumental suami dengan partisipasi ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

8. Ada hubungan dukungan informasional suami dengan partisipasi ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

9. Ada hubungan dukungan appraisal/ penghargaan suami dengan partisipasi ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

10. Ada variabel yang memiliki kontribusi tertinggi yang berhubungan dengan partisipasi ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar.

(45)

27

4 BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian observasional. Rancangan yang digunakan dalam penelitian survei sampel ini adalah cross sectional analitik dengan pendekatan kuantitatif yaitu melakukan pengukuran atau pengamatan pada variabel bebas (independent) dengan variabel tergantung (dependent) dilakukan dalam waktu yang sama (Gordis, 2000).

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada puskesmas di wilayah Kota Denpasar yang melaksanakan program kelas ibu hamil antara lain; Puskesmas II Denpasar Selatan, Puskesmas IV Denpasar Selatan, Puskesmas II Denpasar Barat. Waktu pengumpulan data pada bulan Maret - April 2015.

4.3 Penentuan Sumber Data 4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi target dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melakukan ANC ke tiga puskesmas yang memiliki program kelas ibu hamil di Kota Denpasar (Puskesmas II Denpasar Selatan, Puskesmas IV Denpasar Selatan dan Puskesmas II Denpasar Barat).

(46)

28

4.3.2 Kriteria Inklusi dan Eksluasi 4.3.2.1 Kriteria Inklusi

Semua ibu hamil dengan umur kehamilan >20 minggu yang melakukan ANC ke tiga puskesmas yang memiliki program kelas ibu hamil di Kota Denpasar pada bulan Maret sampai dengan April 2015 dan bersedia untuk diwawancara.

4.3.2.2 Kriteria Eksklusi

Ibu hamil dengan resiko tinggi, komplikasi kehamilan, suami di luar kota dan suami berpoligami.

4.3.3 Besar Sampel

Besar sampel menggunakan rumus uji hipotesis pada dua kelompok independen (Lwanga & Lemeshow, 1990):

n =

Keterangan:

n = Jumlah sampel.

P1 = 0,3 yaitu proporsi ibu hamil yang berpartisipasi dengan dukungan suami kurang (Mullany et al., 2007)

P2 = 0,55 yaitu proporsi ibu hamil yang berpartisipasi pada populasi (Nichols, 2007)

P =

½

(P1+P2) = ½ (0,3 + 0,55) = 0,43

Z1-α/2 = 1,96 yaitu tingkat kemaknaan 95% Z1-β = 0,842 yaitu koefisien power 80%

(47)

Hasil Perhitungan :

n = n = 61

Jadi jumlah sampel minimal untuk satu kelompok dalam penelitian ini adalah sebanyak 61 orang sehingga total sampel keseluruhan adalah sebanyak 122 orang.

4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel menggunakan teknik systematic random sampling. Langkah yang dilakukan dengan melihat data register untuk menentukan kelompok ibu-ibu hamil yang melakukan ANC ke tiga puskesmas yang memiliki program kelas ibu hamil di Kota Denpasar (Puskesmas II Denpasar Selatan, Puskesmas IV Denpasar Selatan dan Puskesmas II Denpasar Barat) . Jumlah ibu hamil yang menjadi responden di masing-masing puskesmas ditentukan secara proportional berdasarkan sasaran ibu hamil pertahun. Pemilihan ini disesuaikan dengan kriteria sampel yang telah ditentukan dan dilakukan hingga mendapatkan jumlah sampel yang dibutuhkan.

4.4 Variabel Penelitian

Variabel–variabel yang diteliti meliputi variabel tergantung yaitu partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil dan variabel bebas yaitu karakteristik ibu (umur, pendidikan, status bekerja, paritas dan penghasilan keluarga) dan dukungan sosial suami (dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasional dan dukungan appraisal/ penghargaan).

(48)

30

4.4.1 Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Variabel Cara dan

Alat Ukur Skala Pengukuran Catatan Tentang Rencana Analisis Karakteristik

Umur Jarak tahun ibu dilahirkan sampai saat diwawancarai. Kuesioner dengan wawancara terstruktur Interval (dalam tahun) Kategorikal: 0= Reproduksi sehat 20-35 tahun 1= Reproduksi tidak sehat <20 atau >35 tahun (Depkes RI, 2006) Pendidikan Pendidikan formal yang pernah dijalani ibu

yang didapat dari hasil wawancara.

Kuesioner dengan wawancara terstruktur Ordinal Kategorikal: 0= pendidikan rendah (SD-SMP) 1= pendidikan tinggi (SMA-PT) Status bekerja

Kegiatan yang dilakukan ibu sehari-hari untuk mendapatkan penghasilan. Kuesioner dengan wawancara terstruktur Ordinal Kategorikal: 0= tidak bekerja 1= bekerja (Kemenkes RI, 2013) Paritas Jumlah anak (hidup dan mati) yang dimiliki

subjek hingga saat pengumpulan data.

Kuesioner dengan wawancara terstruktur Interval Kategorikal: 0= Paritas 0 1= Paritas ≥1 (Redshaw & Henderson, 2013) Penghasil-an keluarga

Besarnya penghasilan yang diterima suami dan ibu yang didapatkan dari aktivitas yang menghasilkan uang per bulan.

Kuesioner dengan wawancara terstruktur Interval (dalam rupiah) Kategorikal: 0= < UMK 1= ≥ UMK (Bali, 2014)

Dukungan sosial suami

Dukungan sosial suami.

Persepsi ibu mengenai dukungan yang diberik-an suami kepada ibu dalam bentuk:

1) Dukungan emosional yaitu dalam bentuk rasa empati, kepedulian, cinta dan kepercayaan dari suami sebagai motivasi ibu mengikuti kelas ibu hamil.

2) Dukungan instrumental yaitu dalam bentuk dana, waktu, barang atau kesempatan kepada ibu dalam mengikuti kelas ibu hamil.

3) Dukungan informasinal yaitu dalam bentuk pemberian informasi, saran, nasehat, pengarahan atau petunjuk untuk menambah pengetahuan ibu mengenai kesehatannya dan mengenai kelas ibu hamil.

4) Dukungan appraisal yaitu dalam bentuk pemberian penghargaan positif /perilaku atas usaha yang dilakukan, memberikan umpan balik mengenai hasil/ prestasi yang dicapai serta memperkuat dan meninggikan harga diri dan kepercayaan akan kemampuan ibu.

Kuesioner wawancara terstrutur Kuesioner no. 2,3,18, 20, 21,22 Kuesioner no.6,7,8,9, 10,14,15, 16,17,19 Kuesioner no.1,4,13 Kuesioner no.5,11,12, 23,24,25

Nominal Diberikan skor 1-4 (tidak pernah, jarang, sering, sangat sering) Lalu dikelompokkan berdasarkan Mean 0= Rendah (< mean) 1= Tinggi (≥ mean) (Norbeck, 1995; Gigliotti & Samuels, 2011).

(49)

Partisipasi ibu dalam kelas ibu hamil

Keikutsertaan ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil Kuesioner dengan wawancara terstruktur Nominal Kategorikal: 0= Tidak berpartisipasi

kelas ibu hamil 1= Berpartisipasi jika

minimal satu kali mengikuti kelas ibu hamil

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner terstruktur untuk mengukur masing-masing variabel yang diteliti yaitu karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan, status bekerja, paritas dan penghasilan keluarga serta dukungan sosial suami yang meliputi dukungan emosional, instrumental, informasional dan appraisal/ penghargaan. Kuesioner yang dibuat mengacu pada kuesioner dukungan sosial yaitu Norbeck Social Support

Questionnaire (NSSQ) yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan. Penghitungan

skor dukungan sosial dari nilai mean semua komponen dukungan berdasarkan pada scoring instructions for the (Norbeck, 1995; Gigliotti & Samuels, 2011). 4.6 Pengumpulan Data

4.6.1 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai dari pengurusan ijin dan administrasi lainnya yang dibutuhkan dan melakukan uji coba kuisioner pada 10 orang dengan kriteria memiliki ciri-ciri yang sama dengan responden di Kota Denpasar yang tidak terpilih menjadi sampel. Uji coba kuisioner dilakukan sebelum pelatihan terhadap tenaga interviewer (pewawancara), hal ini dilakukan untuk memastikan apakah responden memahami pertanyaan sehingga mampu menjawab dengan baik. Pengumpulan data primer dengan merekrut dua orang tenaga interviewer

(50)

32

(pewawancara) dari mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (PS IKM) Universitas Udayana yang dikoordinir oleh peneliti kemudian dilakukan pelatihan pengisian kuesioner untuk penyamaan persepsi antara peneliti dan pewawancara serta dilakukan uji coba survei oleh interviewer (pewawancara) kepada beberapa responden yang tidak terpilih. Selama proses penelitian, tenaga

interviewer mendapatkan uang transport dan insentif. Data primer yang

dikumpulkan oleh peneliti dan interviewer dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur kepada responden. Pengumpulan data primer ini dengan cara mendatangi tempat tinggal responden atau pada saat responden melakukan ANC di puskesmas.

4.6.2 Pengolahan Data 4.6.2.1 Editing

Proses editing terlebih dahulu dilakukan sebelum proses pemasukan data dengan meneliti kembali kelengkapan, keseragaman dan konsistensi data.

4.6.2.2 Scoring

Memberikan nilai jawaban pada setiap jawaban responden sehingga setiap jawaban responden dapat diberikan skor. Data yang telah terkumpul dari masing-masing responden di skor sesuai dengan variabel yang ditanyakan.

4.6.2.3 Coding

Pengklasifikasian data responden dan memberi kode pada masing- masing data sehingga memudahkan dalam pengolahan data selanjutnya.

(51)

4.6.2.4 Entry Data

Proses entry dengan memasukan data yang sudah terstruktur ke komputer menggunakan program Stata SE 12 untuk mempermudah analisis. 4.6.2.5 Tabulating

Menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi kemudian diinterpretasikan dengan narasi.

4.7 Analisis Data

Keseluruhan variabel dibuat standarisasi dengan pemberian kode di setiap item pertanyaan data diolah dan dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat dengan uji regresi logistic.

4.7.1 Analisis Univariat

Analisis ini menjelaskan setiap variabel bebas yaitu karakteristik ibu (umur, pendidikan, status bekerja, paritas, penghasilan keluarga) dan dukungan sosial suami (emosional, instrumental, informasional, appraisal), variabel tergantung yaitu partisipasi kelas ibu hamil. Data yang di dapat kemudian dianalisa menggunakan statistik deskriptif sehingga didapatkan distribusi frekuensi berupa proporsi atau persentase (%) dari masing-masing variabel dalam bentuk tabel. Hasil tabel tersebut kemudian dijelaskan dalam bentuk narasi.

4.7.2 Analisis Bivariat

Penelitian ini ingin menganalisis pengaruh variabel tergantung dan variabel bebas sekaligus menguji proporsi kedua variabel tersebut dengan membuat tabel silang 2 x 2, dimana variabel bebas berada di row dan variabel tergantung berada dalam column percentage. Untuk menilai hubungan dihitung

(52)

34

ukuran asosiasi berupa Crude Prevalence Ratio (PR). Apabila nilai PR= 1 maka variabel bebas tidak berhubungan dengan partisipasi kelas ibu hamil, apabila nilai PR >1 maka variabel bebas berhubungan dengan partisipasi kelas ibu hamil dan apabila nilai PR <1 maka variabel bebas tidak berhubungan dengan partisipasi kelas ibu hamil. Uji statistik dalam menghitung estimasi besar hubungan masing-masing variabel bebas dengan variabel tergantung menggunakan uji chi-square

test dengan melihat 95% Confidence Interval (CI) dan nilai p<0,05.

4.7.3 Analisis Multivariat

Analisis multivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan dengan melibatkan masing-masing variabel bebas (karakteristik ibu dan dukungan sosial suami) secara bersama-sama untuk mencari variabel bebas yang paling berhubungan dengan variabel tergantung. Uji statistik yang digunakan adalah uji

poisson regresi dengan ukuran asosiasi Ajusted Prevalence Ratio (PR) dan

kemudian kemaknaan dinilai dengan menggunakan 95% CI dan nilai p< 0,05. 4.8 Etika penelitian

Penelitian mengenai hubungan karakteristik ibu dan dukungan sosial suami terhadap partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di Kota Denpasar Tahun 2015 maka perlu memperhatikan prinsip etik yaitu anonimity dan confidentiality. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti akan mengurus Ethical

Clearence dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Rumah

Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali No.301/UN.14.2/Litbang/2015 dan ijin penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Provinsi Bali serta Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Denpasar.

(53)

35

5 BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota Denpasar merupakan Ibukota dari Propinsi Bali. Kota Denpasar secara astronomis terletak pada posisi 08035’31”-08044’49” Lintang Selatan dan 115000’23”-115016’27” Bujur Timur, dengan ketinggian 500 meter dari permukaan laut dan luas wilayahnya 127,78 km2 atau 2,18% dari luas wilayah Propinsi Bali. Berdasarkan geografisnya Kota Denpasar memiliki batas di bagian Utara, Selatan dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Badung sedangkan di bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Gianyar. Secara administratif Kota Denpasar terdiri dari 4 Kecamatan, 43 desa atau kelurahan dengan 209 dusun (D. Dinkes, 2015).

Pelaksanaan kelas ibu hamil di Kota Denpasar dirintis pertama kali pada tahun 2010 dan dilakukan seminggu sekali dengan minimal satu kali pertemuan ibu hamil di damping suami/keluarga. Rata-rata yang mengikuti kelas ibu hamil di puskesmas sekitar lima ibu hamil dengan jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sepuluh orang dalam setiap pertemuan.

Penelitian di Puskesmas II Denpasar Selatan terletak di Jl. Danau Buyan III, Kelurahan Sanur. Luas wilayah puskesmas yaitu 13,11 km. Batas sebelah utara dengan Kelurahan Kesiman, batas sebelah timur dengan Selat Badung, batas sebelah selatan dengan Kelurahan Sidakarya dan batas sebelah barat dengan Kelurahan Panjer. Rata-rata jarak tempuh ke Puskesmas sekitar 3 km dan

Gambar

Gambar 3.1 Konsep Penelitian Modifikasi dari Teori Lawrence Green  Keterangan:  :  diteliti   - - - - - - - -  :  tidak diteliti Predisposing Factors Enabling Factors Reinforcing Factors

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penguatan Modal Sosial untuk Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Dalam Pengelolaan Agroekosistem Lahan Kering Studi Kasus di Desa-desa (Hulu DAS) Ex Proyek Bangun

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di TK UMMI ERNI menunjukkan dari 30 orang anak terdapat 15 anak yang masih kurang kecerdasan logika matematikanya,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar perbedaan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) dengan model pembelajaran TGT

Mencerdaskan insan PTK PAUD DIKMAS dalam memahami dan mengembangkan program-progam kursus dan pelatihan dalam penjaminan mutu satuan lemabaga kursus dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendalami bagaimana wanita Batak Toba merawat diri di tengah maraknya perawatan modern, apa yang menjadi tujuan wanita Batak

Berdasarkan definisi per kata di atas, penulis berkesimpulan bahwa Penumbuhan Kesadaran Pelajar Akan Potensi Sumber Daya Alam Kabupaten Sukabumi Melalui Pemelajaran

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran,

Judul : Metode Pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan Pembelajaran di MAN 2 Watampone Kabupaten Bone Penelitian ini membahas tentang: Metode