• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 466/Kpts/TN.260/V/99 TENTANG PEDOMAN CARA PEMBUATAN OBAT HEWAN YANG BAIK MENTERI PERTANIAN,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 466/Kpts/TN.260/V/99 TENTANG PEDOMAN CARA PEMBUATAN OBAT HEWAN YANG BAIK MENTERI PERTANIAN,"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

97 KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN

NOMOR: 466/Kpts/TN.260/V/99 TENTANG

PEDOMAN CARA PEMBUATAN OBAT HEWAN YANG BAIK

MENTERI PERTANIAN,

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin mutu obat hewan, perlu adanya upaya penerapan cara pembuatan obat hewan yang baik dalam seluruh aspek dan rangkaian kegiatan operasi;

b. bahwa agar penerapan cara pembuatan obat hewan yang baik secara lebih tepat, sekaligus sebagai peraturan pelaksanaan Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 1992 tentang Obat Hewan, perlu ditetapkan Pedoman Cara Pembuatan Obat Hewan Yang Baik (CPOHB);

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1967; 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun

1992;

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1974;

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1998;

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 122/M Tahun 1998;

6. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1016/Kpts/OT.210/ 12/1998;

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN CARA PEMBUATAN OBAT HEWAN YANG BAIK (CPOHB).

Pasal 1

Memberlakukan Pedoman Cara Pembuatan Obat Hewan Yang Baik (CPOHB) sebagaimana tercantum pada Lampiran Keputusan ini sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam pembuatan obat hewan.

Pasal 2

Produsen obat hewan yang telah memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat Hewan Yang Baik (CPOHB), sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 diberikan sertifikat CPOHB oleh Direktur Jenderal Peternakan yang berlaku selama 5 (lima) tahun.

(2)

98 Pasal 3

Produsen yang telah mendapat sertifikat, diberikan hak untuk membubuhkan penandaan Cara Pembuatan Obat Hewan Yang Baik (CPOHB) pada etiket obat hewan produksinya.

Pasal 4

Untuk memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat Hewan Yang Baik (CPOHB) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Produsen Obat Hewan wajib mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Peternakan.

Pasal 5

Semua produsen obat hewan harus mengacu pada Cara Pembuatan Obat Hewan Yang Baik (CPOHB) sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 dalam proses kegiatan mengolah bahan baku, produk ruahan (bulk) dan atau produk jadi, selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak ditetapkan keputusan ini.

Pasal 6

Untuk melaksanakan pedoman Cara Pembuatan Obat Hewan Yang Baik (CPOHB) tersebut, Direktur Jenderal Peternakan mengatur lebih lanjut petunjuk pelaksanaannya.

Pasal 7

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1999

MENTERI PERTANIAN, ttd

PROF. DR. IR. SOLEH SOLAHUDDIN, MSc

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Kesehatan;

2. Menteri Dalam Negeri;

3. Menteri Negara Urusan Pangan;

4. Para Gubernur Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia; 5. Para Kepala Unit Eselon I Lingkup Departemen Pertanian;

6. Para Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II seluruh Indonesia; 7. Ketua Umum ASOHI di Jakarta.

(3)

99 LAMPIRAN : KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN

Nomor : 466/Kpts/TN.260/V/99 Tanggal : 7 Mei 99

Pedoman Cara Pembuatan Obat Hewan Yang Baik

1. Ketentuan Umum

Cara Pembuatan Obat Hewan Yang Baik (CPOHB) menyangkut seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu serta bertujuan untuk menjamin agar produk obat hewan yang dibuat senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya.

1.1. Landasan Umum

1.1.1. Pada pembuatan obat hewan, pengawasan menyeluruh adalah sangat esensial untuk menjamin bahwa konsumen hanya mempergunakan obat hewan yang bermutu tinggi. Pembuatan secara sembarangan tidak dapat dibenarkan bagi obat hewan yang digunakan untuk menyelamatkan atau memulihkan atau memelihara kesehatan hewan.

1.1.2. Obat hewan tidak cukup hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian, tetapi yang sangat penting adalah mutu obat hewan harus dibentuk kedalam produk tersebut. Mutu obat hewan tergantung pada bahan awal, proses pembuatan dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan yang dipakai dan personalia yang terlibat dalam pembuatan obat hewan.

1.1.3. Untuk menjamin mutu suatu obat hewan tidak boleh mengandalkan hanya pada suatu pengujian tertentu saja. Semua obat hewan yang dibuat hendaklah dibuat dalam kondisi yang dikendalikan dan dipantau dengan cermat.

1.1.4. CPOHB ini merupakan pedoman yang bertujuan untuk memastikan agar sifat dan mutu obat hewan yang dihasilkan sesuai dengan yang dikehendaki, bila perlu dapat dilakukan penyesuaian syarat bahwa standar mutu obat hewan yang telah ditentukan tetap dicapai.

1.2. Definisi

Dalam pedoman ini digunakan definisi berikut: 1.2.1. Bahan Awal

Semua bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam produksi obat hewan.

1.2.2. Bahan Baku

Semua bahan, baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat, yang berubah maupun tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat hewan walaupun tidak semua bahan tersebut masih terdapat didalam produk ruahan.

1.2.3. Bahan Pengemas

Semua bahan yang dipakai dalam proses pengemasan produk ruahan untuk menghasilkan produk jadi.

(4)

100 Sejumlah obat hewan yang berasal dari suatu proses produksi

dalam waktu yang sama. 1.2.5. Brosur

Lembaran yang terbuat dari kertas atau bahan lainnya yang memuat penandaan secara lengkap dari suatu obat hewan yang disertakan pada wadah atau bungkus luar atau diedarkan tersendiri.

1.2.6. Sampel Representatif

Sampel yang menggambarkan secara tepat suatu lot atau batch atau sejumlah bahan yang diambil sampelnya.

1.2.7. Diluluskan/Memenuhi Syarat

Status bahan atau produk yang dizinkan untuk digunakan pada pengolahan, pengemasan atau distribusi.

1.2.8. Ditolak/Tidak memenuhi Syarat

Status bahan atau produk yang tidak dizinkan untuk digunakan pada pengolahan, pengemasan atau distribusi.

1.2.9. Dokumentasi

Seluruh prosedur, instruksi dan catatan tertulis yang berhubungan dengan pembuatan obat hewan.

1.2.10. Etiket

Tulisan langsung pada wadah atau bungkus yang memuat penandaan obat hewan dan ditempelkan langsung pada wadah atau bungkus luar obat hewan.

1.2.11. Hasil Nyata Produksi

Jumlah yang sebenarnya dihasilkan pada setiap tahap produksi suatu produk obat hewan tertentu dari sejumlah bahan awal yang dipakai.

1.2.12. Hasil Standar Produksi

Jumlah yang telah dibakukan oleh produsen yang hendaknya dicapai pada tiap tahap produksi suatu produk obat hewan tertentu.

1.2.13. Hasil Teoritis produksi

Jumlah yang dihasilkan pada tiap tahap pembuatan produk tertentu, dihitung berdasarkan jumlah komponen yang digunakan, apabila tidak terjadi kehilangan atau kesalahan selama pembuatan.

1.2.14. Karantina Pabrik

Status bahan atau produk yang dipisahkan secara fisik atau dengan sistem tertentu menunggu keputusan hasil pemeriksaan apakah suatu bahan atau produk dapat atau tidak dapat digunakan untuk pengolahan, pengemasan atau distribusi. 1.2.15. Lot

Bagian tertentu dari suatu batch yang memiliki sifat dan mutu yang seragam dalam batas yang telah ditetapkan. Apabila suatu produk obat hewan diproduksi degan proses terus menerus, lot berarti suatu bagian tertentu yang dihasilkan dalam suatu satuan waktu atau satuan jumlah sedemikian rupa sehingga menjamin bagian ini memiliki sifat dan mutu yang seragam dalam batas yang telah ditetapkan.

(5)

101 1.2.16. Nomor batch

Penandaan yang terdiri dari angka atau huruf atau gabungan keduanya, yang merupakan tanda pengenal sejumlah obat hewan yang berasal dari produksi dalam waktu yang sama, yang memungkinkan penelusuran kembali riwayat lengkap pembuatan obat hewan tersebut, termasuk tahap-tahap produksi, pengawasan dan distribusi.

1.2.17. Nomor Lot

Penandaan yang terdiri dari huruf atau angka tertentu atau gabungan keduanya yang merupakan tanda pengenal suatu lot, yang memungkinkan penelusuran kembali riwayat lengkap pembuatan lot tersebut termasuk tahap-tahap produksi, pengawasan dan distribusi.

1.2.18. Obat Hewan

Obat hewan yang khusus dipakai untuk hewan. 1.2.19. Obat Hewan Jadi

Suatu produk obat hewan yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan obat hewan.

1.2.20. Pembuatan

Proses kegiatan pengolahan, pencampuran dan pengubahan untuk bahan baku obat hewan.

1.2.21. Pengawasan Dalam Proses

Pemeriksaan danpengujian yang dilembagakan dan dilaksanakan selama proses pembuatan obat hewan, termasuk pemeriksaan dan pengujian terhadap lingkungan dan peralatan. 1.2.22. Pengawasan Mutu

Semua upaya pengawasan yang dilakukan selama pembuatan dan dirancang untuk menjamin agar produk obat hewan senantiasa memenuhi spesifikasi, identitas, kemurnian, keamanan dan potensi serta karakteristik lain yang telah ditetapkan.

1.2.23. Pengemasan

Bagian siklus produksi yang dilakukan terhadap produk ruahan untuk menghasilkan obat hewan jadi.

1.2.24. Pengolahan

Bahian dari siklus produksi mulai dari penerimaan bahan baku sampai dengan untuk menghasilkan produk ruahan.

1.2.25. Produksi

Semua kegiatan pembuatan mulai dari penerimaan bahan awal, pengolahan sampai dengan pengemasan untuk menghasilkan obat hewan jadi.

1.2.26. Produk Antara

Tiap bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu atau lebih tahap pengolahan lebih lanjut untuk menjadi produk ruahan.

1.2.27. Produk Ruahan (Bulk)

Tiap bahan yang telah selesai diolah dan tinggal memerlukan pengemasan untuk menjadi obat hewan jadi.

(6)

102 Ruang atau ruangan yang memiliki kondisi lingkungan tertentu, yang pencemaran debu dan mikrobanya terkendalikan. Ruang atau ruangan tersebut dibangun, diperlengkapi dan digunakan sedemikian rupa untuk mengurangi masuknya, tumbuhnya atau tertahannya cemaran mikroba.

1.2.29. Sanitasi

Segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi syarat kesehatan.

1.2.30. Spesifikasi Bahan

Pemberian suatu bahan awal, produk antara, produk ruahan atau obat hewan jadi mengenai sifat-sifat kimia, fisik dan biologi. Spesifikasi tersebut menyatakan standar dan toleransi yang diperbolehkan yang biasanya dinyatakan secara deskriptif dan numerik.

1.2.31. Sterilisasi

Inaktifasi atau penguranganjasad renik hidup sampai batas yang dapat diterima, yang dilakukan dengan cara yang sesuai.

1.2.32. Tanggal Kadaluwarsa

Tanggal yang menyatakan bahwa sebelum tanggal tersebut suatu batch atau lot tertentu masih memenuhi spesifikasi standar mutu yang disyaratkan.

1.2.33. Tanggal Pembuatan

Tanggal yang menunjukkan selesainya proses pembuatan suatu batch tertentu.

1.2.34. Validasi

Suatu tindakan pembuktian dengan cara sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.

2. Bahan Awal

2.1. Semua pemasukan, pengeluaran dan sisa bahan hendaklah dicatat. Catatan tersebut hendaklah meliputi keterangan mengenai persediaan, nomor batch atau lot, tanggal penerimaan atau pengeluaran, tanggal pemeriksaan dan tanggal kadaluwarsa.

2.2. Setiap bahan awal, sebelum dinyatakan memenuhi syarat untuk digunakan, hendaklah memenuhi spesifikasi bahan awal yang sudah ditetapkan dan diberi label dengan nama yang dinyatakan dalam spesifikasi. Singkatan, kode atau nama yang tidak resmi tidak boleh digunakan.

2.3. Untuk setiap kiriman atau batch bahan awal hendaklah diberi nomor rujukan yang akan menunjukkan identitas kiriman bahan atau batch yang bersangkutan selama penyimpanan atau pengolahan. Nomor ini hendaklah jelas tercantum pada etiket wadah untuk memungkinkan segera diperolehnya catatan yang hendak diperiksa, termasuk laporan analisa. Untuk tujuan pengambilan sampel, pengujian dan pernyataan memenuhi syarat dari pelulusan batch yang berbeda yang berasal dari satu kiriman hendaklah dianggap sebagai batch yang terpisah.

(7)

103 2.4. Pada saat penerimaan terhadap setiap kiriman hendaklah dilakukan pemeriksaan secara visual tentang kondisi umum, keutuhan kemasan, kebocoran dan kerusakan, dan sampel untuk pengujian diambil oleh petugas dengan menggunakan metode yang telah disetujui oleh manajer pengawasan mutu. Sampel tersebut hendaklah diuji terhadap spesifikasi yang dapat diakui dengan adanya sertifikat analisa bahan awal yang bersangkutan yang dikuatkan dengan pemastian identitas yang dilakukan sendiri.

2.5. Hendaklah diambil langkah-langkah yang menjamin bahwa semua kemasan pada suatu kiriman mengandung bahan awal yang benar, dan melakukan pengamanan terhadap kemungkinan kesalahan penandaan wadah oleh pemasok.

2.6. Kiriman bahan awal hendaklah ditahan di karantina pabrik, sampai disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk dipakai oleh manajer pengawasan mutu.

2.7. Etiket yang menunjukkan status bahan awal hanya boleh dipasang oleh petugas yang ditunjuk oleh penaggung jawab bagian pengawasan mutu untuk mencegah kekeliruan, etiket tersebut hendaklah berbeda dengan label yang digunakan oleh pemasok misalnya dengan mencantumkan nama atau logo perusahaan. Bila status bahan mengalami perubahan, maka etiket penunjuk status juga harus diubah.

2.8. Persediaan bahan awal hendaklah diperiksa dalam selang waktu tertentu untuk meyakinkan bahwa wadahnya tertutup rapat, bertanda yang benar dan dalam kondisi yang baik. Terhadap bahan tersebut hendaklah dilakukan pengambilan sampel dan uji ulang setiap selang waktu tertentu sebagaimana disebut dalam spesifikasi bahan awal. Pelaksanaan pengambilan sampel ulang hendaklah diawali dengan pemasangan label pengujian ulang dan/atau menggunakan sistem lain yang sama efektifnya.

2.9. Bahan awal yang dapat mengalami kerusakan oleh pengaruh suhu, hendaklah disimpan dalam ruangan yang suhu udaranya diatur.

2.10. Bahan awal yang cenderung menjadi rusak atau turun potensinya atau aktifitasnya selama dalam penyimpanan waktu tertentu, terutama antibiotika, antelmentik, preparat sulfa, beberapa vitamin, enzim, hormon dan bahan biologik hendaklah dinyatakan batas umurnya. 2.11. Pengeluaran bahan awal untuk pemakaian hendaklah dilakukan oleh

petugas yang berwenang sesuai dengan tata cara yang sudah disetujui. Catatan mengenai persediaan barang hendaklah dijaga agar perujukan persediaan dapat dilakukan.

2.12. Hendaklah tersedia ruangan penyerahan yang terpisah yang dilengkapi dengan baik untuk mencegah pencemaran silang. Mungkin diperlukan tempat dengan perlengkapan khusus, untuk menimbang bahan yang dapat menimbulkan sensitisasi atau yang bertoksisitas tinggi atau bahan seperti hormon sitotoksin dan antibiotika tertentu.

2.13. Alat timbang dan alat takar hendaklah ditera dan diperiksa secara teratur untuk membuktikan bahwa kapasitas, ketelitian dan ketepatannya memenuhi persyaratan sesuai dengan jumlah zat yang akan ditimbang atau ditakar.

(8)

104 2.14. Semua bahan awal yang tidak memenuhi syarat hendaklah ditandai

secara jelas dan tidak boleh digunakan dalam produksi. 3. Lokasi dan Bangunan

Lokasi dan bangunan hendaklah memadai, sehingga setiap risiko terjadinya kekeliruan, pencemaran silang dan pelbagai kesalahan lain yang dapat menurunkan mutu obat hewan, dapat dihindarkan. Bangunan untuk pembuatan obat hewan hendaklah memiliki ukuran, rancangan, konstruksi serta letak yang memadai agar memudahkan dalam pelaksanaan kerja, pembersihan dan pemeliharaan yang baik.

3.1. Lokasi bangunan hendaklah sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya pencemaran dari lingkungan sekelilingnya, seperti pencemaran dari udara, tanah dan air maupun dari kegiatan didekatnya. Apabila bangunan itu terletak pada tempat yang tidak sesuai, tindakan yang efektif hendaklah diambil untuk mencegah pencemaran.

3.2. Gedung hendaklah dibangun dan dipelihara agar terlindung dari pengaruh cuaca, banjir, rembesan melalui tanah serta masuk dan bersarangnya binatang pengganggu.

3.3. Dalam menentukan rancang bangun dan penataan gedung hendaklah dipertimbangkan hal-hal berikut:

(a) Kesesuaian dengan kegiatan-kegiatan lain, yang mungkin dilakukan dalam sarana yang sama atau dalam sarana yang berdampingan;

(b) Luasnya ruang kerja, yang memungkinkan penempatan peralatan dan bahan-bahan secara teratur dan logis serta memungkinkan terlaksananya kegiatan, kelancaran arus kerja, komunikasi dan pengawasan yang efektif maupun untuk mencegah kesesakan dan ketidakteraturan;

(c) Pencegahan terjadinya penggunaan kawasan produksi sebagai lalu lintas umum bagi karyawan atau bahan-bahan ataupun sebagai tempat penyimpanan kecuali untuk bahan-bahan yang sedang dalam proses.

3.4. Permukaan bagian dalam ruangan (dinding, lantai dan langit-langit) hendaklah licin, bebas dari keretakan dan sambungan terbuka serta mudah dibersihkan, dan bila perlu mudah didesinfeksi. Lantai di ruangan pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap air, permukaannya rata dan memungkinkan pembersihan secara cepat dan efisien. Dinding hendaklah juga kedap air dan memiliki permukaan yang mudah dicuci. Sudut-sudut antara dinding, lantai dan langit-langit dalam ruangan-ruangan khusus hendaklah berbentuk lengkungan.

3.5. Saluran air limbah hendaklah cukup besar dan mempunyai bak kontrol serta ventilasi yang baik. Saluran terbuka hendaklah sedapat mungkin dicegah tetapi bila diperlukan hendaklah cukup dangkal untuk memudahkan pembersihan dan desinfeksi.

3.6. Lubang pemasukan dan pengeluaran udara serta pipa-pipa dan salurannya hendaklah dipasang sedemikian rupa untuk mencegah timbulnya pencemaran terhadap produk.

(9)

105 3.7. Bangunan hendaklah mendapat penerangan yang efektif dan mempunyai ventilasi dengan fasilitas pengendali udara (termasuk suhu, kelembaban dan penyaring) yang sesuai untuk kegiatan dalam bangunan maupun dengan lingkungan sekitarnya.

3.8. Pipa dan instalasi lain di ruangan pembuatan hendaklah dipasang sedemikian rupa untuk menghindarkan terbentuknya lekuk yang tidak dapat dibersihkan. Instalasi seperti ini sedapat mungkin dipasang di luar ruangan pengolahan.

3.9. Tenaga listrik hendaklah memadai untuk menjamin kelancaran fungsi peralatan produksi dan laboratorium.

3.10. Seluruh bangunan termasuk ruangan produksi, laboratorium, gudang gang dan ruangan sekeliling gedung, hendaklah dirawat agar senantiasa dalam keadaan bersih dan rapi. Kondisi bangunan hendaklah diperiksa secara teratur dan dilakukan perbaikan dimana perlu. Perhatian khusus perlu diberikan untuk menjamin agar perbaikan gedung atau kegiatan perawatannya tidak akan mengakibatkan pengaruh negatif terhadap produk.

3.11. Ruangan penyimpanan bahan hendaklah cukup luas, terang serta ditata dan dilengkapi sedemikian rupa untuk memungkinkan penyimpanan bahan dan produk dalam keadaan kering, bersih dan teratur.

3.11.1. Ruangan penyimpanan hendaklah cocok untuk melaksanakan pemisahan bahan dan produk yang dikarantina di pabrik secara efektif. Ruangan khusus dan terpisah hendaklah tersedia untuk penyimpanan bahan mudah terbakar, bahan mudah meledak dan bahan yang sangat beracun, dan obat hewan berbahaya lain serta untuk produk dan bahan yang ditolak;

3.11.2. Bila diperlukan hendaklah disediakan sarana penyimpanan dengan kondisi khusus, misalnya suhu, kelembaban dan keamanan tertentu;

3.11.3. Ruangan penyimpananhendaklah ditata sedemikian rupa untuk memungkinkan pemisahan yang efektif dan teratur terhadap berbagai kelompok bahan yang disimpan serta untuk memudahkan perputaran persediaan;

3.11.4. Hendaklah disediakan tempat penyimpanan terpisah bagi barang-barang yang ditolak, atau ditarik kembali;

3.11.5. Penyimpanan hendaklah ditata sedemikian rupa sehingga pemisahan masing-masing label, demikian pula barang cetakan lain, tersimpan terpisah untuk mencegah terjadinya pencampuran.

4. Pengaturan Ruangan

4.1. Rancang bangun dan penataan gedung hendaklah memenuhi peryaratan-persyaratan.

4.1.1. Dicegah risiko terjadinya campur-baur obat hewan atau komponen yang berbeda, kemungkinan terjadinya percemaran silang oleh obat hewan atau bahan-bahan lain serta risiko

(10)

106 terlewatnya salah satu langkah dalam proses produksi. Untuk mencapai tujuan ini sekat ruangan yang sesuai, tirai udara dan cara lain dapat digunakan. Hendaklah diberi perhatian khusus bagi pengolahan bahan yang sangat beracun atau bahan yang dapat menimbulkan sensitisasi seperti hormon, bahan sitotoksik, antibiotika tertentu dan bibit kuman dan virus. Perlu diadakan pemisahan kegiatan produksi obat hewan bentuk biologik (vaksin, antigen ataupun antisera) dari kegiatan produksi obat hewan lain. Persyaratan ini dapat dipenuhi dengan menyediakan gudang terpisah untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan produk biologik atau dengan mengadakan isolasi yang efektif terhadap kegiatan yang menyangkut bakteri atau virus dalam satu gedung. Untuk kedua alternatif ini hendaklah disediakan sistem pengelolaan udara terpisah.

4.1.2. Kegiatan pengolahan bahan bagi produk bukan obat hewan dipisahkan dari ruang produksi obat hewan.

4.1.3. Disediakan ruang terpisah untuk membersihkan alat yang dapat dipindah-pindahkan dan ruangan untuk penyimpanan bahan pembersih.

4.1.4. Kamar ganti dan penyimpanan pakaian berhubungan langsung dengan ruangan pengolahan tetapi letaknya terpisah.

4.1.5. Toilet tidak terbuka langsung ke ruangan produksi dan dilengkapi dengan ventilasi yang baik.

4.1.6. Hewan ditempatkan dalam gedung terpisah, atau setidak-tidaknya dalam ruang yang terisolasi dengan baik.

4.2. Untuk kegiatan-kegiatan berikut diperlukan ruangan tertentu. 4.2.1. Penerimaan bahan

4.2.2. Karantina barang masuk 4.2.3. Penyimpanan bahan awal 4.2.4. Penimbangan dan penyerahan 4.2.5. Pengolahan

4.2.6. Penyimpanan produk ruahan 4.2.7. Pengemasan

4.2.8. Karantina obat hewan jadi selama menunggu hasil pemeriksaan akhir

4.2.9. Penyimpanan obat hewan jadi 4.2.10. Pengiriman barang

4.2.11. Laboratorium

4.2.12. Pencucian peralatan

4.3. Ruangan pengolahan produk steril hendaklah dipisahkan dari ruangan produksi lain serta dirancang dan dibangun secara khusus.

Ruang-ruang terpisah diperlukan bagi kegiatan-kegiatan berikut: 4.3.1. Pembukaan kemasan komponen

4.3.2. Pencucian peralatan serta wadah 4.3.3. Pengolahan

(11)

107 4.3.5. Ruang penyangga udara yang menghubungkan ruang ganti

pakaian dengan ruang pengisian

4.3.6. Penggantian pakaian steril sebelum memasuki ruangan steril. 5. Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan obat hewan hendaklah memiliki rancang bangun dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dengan tepat, sehingga mutu yang dirancang bagi tiap produk obat hewan terjamin secara seragam dari batch ke batch, serta untuk memudahkan pembersihan dan perawatannya.

5.1. Rancang bangun dan konstruksi

5.1.1. Permukaan peralatanyang bersentuhan dengan bahan, produk antara, produk ruahan atau obat hewan jadi tidak boleh bereaksi, mengadisi atau mengabsorpsi, yang dapat mengubah identitas, mutu atau kemurniannya, diluar batas yang telah ditentukan.

5.1.2. Peralatan tidak boleh menimbulkan akibat yang merugikanterhadap produk, misalnya karena bocornya katup, menetesnya zat pelumas dan karena hal lain yang sejenis, atau karena perbaikan, pemeliharaan modifikasi atau adaptasi yang salah.

5.1.3. bahan-bahan yang diperlukan untuk suatu tujuan khusus, seperti pelumas atau pendingin, tidak boleh bersentuhan langsung dengan bahan yang diolah kaena hal ini dapat merubah identitas, mutu atau kemurnian bahan baku, bahan antara, produk ruahan atau obat hewan jadi.

5.1.4. Peralatan hendaklah dapat dibersihkan dengan mudah, baik bagian dalam maupun bagian luar.

5.1.5. Semua peralatan yang dipakai dalam pengolahan bahan kimia yang mudah terbakar, ditempatkan di ruangan dimana digunakan bahan yang mudah terbakar, ruangan tersebut hendaklah dilengkapi dengan perlengkapan elektris yang kedap eksplosi serta musnah dengan sempurna.

5.1.6. Peralatan yang digunakan untuk menimbang, mengukur, menguji dan mencatat hendaklah diperiksa ketelitiannya secara teratur serta ditera menurut suatu program dan prosedur yang tepat. Hasil pemeriksaan dan peneraan hendaklah dicatat dan catatan tersebut disimpan dengan baik.

5.1.7. Penyaring untuk cairan tidak boleh melepaskan serat ke dalam produk. Penyaring yang mengandung asbes tidak boleh digunakan walaupun penyaring khusus yang tidak melepas serat digunakan sesudahnya.

5.2. Pemasangan dan Penempatan

5.2.1 Peralatan hendaklah ditempatkan sedemikian rupa untuk memperkecil kemungkinan pencemaran silang antar bahan di ruangan yang sama.

(12)

108 5.2.2 Peralatan hendaklah ditempatkan dengan jarak yang cukup renggang dari peralatan lain untuk memberikan keleluasaan kerja dan memastikan tidak terjadinya tercampur-baur atau kekeliruan.

5.2.3 Semua ban mekanis terbuka dan kerekan hendaklah dilengkapi dengan pengaman.

5.2.4 Saluran air, uap, udara bertekanan atau hampa udara hendaklah dipasang sedemikian rupa sehingga mudah dicapai selama kegiatan berlangsung. Saluran ini hendaklah diberi label atau tanda yang jelas agar mudah dikenal.

5.2.5 Tiap peralatan utama hendaklah diberi nomor pengenal yang jelas. Nomor pengenal ini akan dipakai pada semua perintah dan catatan pembuatan batch untuk menunjukkan unit atau alat tertentu yang dipakai pada proses pembuatan tertentu untuk bacth yang bersangkutan, kecuali bila alat tersebut hanya digunakan untuk satu jenis produk saja.

5.2.6 Semua pipa, tangki, selubung pipa uap atau pipa pendingin hendaklah diberi isolasi yang baik untuk mencegah kemungkinan terjadinya cacat dan memperkecil kehilangan energi.

5.2.7 Saluran pipa ke alat yang menggunakan uap bertekanan hendaklah dilengkapi dengan perangkap uap dan saluran pembuangan yang berfungsi dengan baik.

5.2.8 Sistem-sistem penunjang seperti sistem pemanas, ventilasi, pengatur suhu udara, air minum, pemurnian air, penyulingan air, uap, udara bertekanan dan gas hendaklah divalidasi untuk memastikan bahwa sistem-sistem tersebut senantiasa berfungsi sesuai tujuannya.

5.3. Pemeliharaan

5.3.1 Peralatan hendaklah dirawat menurut jadwal yang tepat agar tetap berfungsi dengan baik dan mencegah terjadinya pencemaran yang dapat merubah identitas, mutu dan kemurnian produk.

5.3.2 Prosedur-prosedur tertulis untuk perawatan peralatan hendaklah dibuat dan dipatuhi.

5.3.3 Catatan mengenai pelaksanaan pemeliharaan dan pemakaian suatu peralatan utama hendaklah dicakup dalam buku catatan harian yang menunjukan tanggal, waktu, produk, kekuatan dan nomor setiap batch atau lot yang diolah dengan peralatan yang bersangkutan. Catatan untuk peralatan yang digunakan khusus untuk satu produk saja dapat dimasukkan kedalam catatan produksi batch produk tertentu.

6. Personalia

Jumlah Tenaga Ahli dan Karyawan di semua tingkatan hendaklah cukup serta memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sesuai dengan tugasnya. Mereka hendaklah juga memiliki kesehatan mental dan fisik yang

(13)

109 baik sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara profesional dan sebagaimana mestinya. Mereka hendaklah mempunyai sikap dan kesadaran tinggi untuk mewujudkan tujuan CPOHB.

6.1. Organisasi, Kualifikasi dan Tanggung jawab

6.1.1. Struktur organisasi perusahaan hendaklah sedemikian rupa sehingga bagian produksi bagian pengawasan mutu dipimpin oleh Tenaga Ahli yang berlainan, yang tidak saling bertanggung jawab satu terhadap yang lain. Masing-masing hendaklah diberi wewenang penuh dan sarana yang cukup, yang diperlukan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara efektif. Keduanya tidak boleh mempunyai kepentingan lain diluar organisasi pabrik, yang dapat menghambat atau membatasi tanggung jawabnya atau yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan pribadi atau finansial.

6.1.2. Manajer produksi hendaklah seorang Tenaga Ahli Dokter Hewan atau Apoteker yang cakap, terlatih dan memiliki pengalaman praktis yang memadai di bidang industri obat hewan dan keterampilan dalam kepemimpinan sehingga memungkinkan melaksanakan tugas secara profesional. Manajer produksi hendaklah memiliki wewenang serta tanggung jawab penuh untuk mengelola produksi obat hewan. Manajer produksi hendaklah memiliki tanggung jawab bersama dalam mutu obat hewan baik dengan manajer pengawasan mutu maupun manajer teknik.

6.1.3. Manajer pengawasan mutu hendaklah seorang Tenaga Ahli Dokter Hewan atau Apoteker yang cakap, terlatih dan memiliki pengalaman praktis yang memadai untuk memungkinkan melaksanakan tugasnya secara profesional. Manajer pengawasan mutu hendaklah diberi wewenang dan tanggung jawab penuh dalam seluruh tugas pengawasan mutu yaitu dalam penyusunan, verifikasi dan pelaksanaan seluruh prosedur pengawasan mutu. Manajer pengawasan mutu adalah satu-satunya yang memiliki wewenang memutuskan untuk meluluskan atau menolak bahan awal, produk antara, produk ruahan dan obat hewan jadi bila produk tersebut sesuai dengan spesifikasinya, atau bila tidak dibuat sesuai dengan prosedur yang disetujui dan kondisi yang ditentukan.

6.1.4. Manajer produksi dan manajer pengawasan mutu bersama-sama bertanggung jawab atau ikut bertanggung jawab dalam penyusunan dan pengesahan prosedur-prosedur tertulis, pemantauan dan pengawasan lingkungan pembuatan obat hewan, kebersihan pabrik dan validasi proses produksi; kalibrasi alat-alat pengukur, latihan personalia, pemberian persetujuan terhadap pemasok bahan dan kontraktor; pengamanan produk dan bahan terhadap kerusakan dan kemunduran mutu dalam penyimpanan catatan-catatan.

6.1.5. Untuk menunjang dan membantu tenaga inti tersebut diatas, dapat ditunjuk tenaga yang terampil dalam jumlah yang sesuai

(14)

110 untuk melaksanakan pengawasan langsung di bagian produksi dan pengawasan mutu. Tiap penyelia hendaklah cukup terlatih dan memiliki keterampilan teknis yang memadai serta pengalaman praktis dalam bidang yang berkaitan dengan tugasnya. Mereka bertanggung jawab kepada manajer produksi atau manajer pengawasan mutu.

6.1.6. Disamping staf tersebut diatas hendaklah tersedia tenaga yang terlatih secara teknis dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan kegiatan produksi atau pengawasan mutu sesuai dengan prosedur dan spesifikasi yang telah ditentukan. Mereka hendaklah memahami petunjuk kerja tertulis. Pada saat pengangkatan, kepada mereka hendaklah diberi latihan yang cukup.

6.1.7. Tanggung jawab yang diberikan kepada setiap karyawan hendaklah tidak terlalu berlebihan sehingga dapat menimbulkan resiko terhadap mutu obat hewan.

6.1.8. Tugas dan tanggung jawab hendaklah diberikan dengan jelas dan dapat dipahami dengan baik oleh setiap karyawan.

6.2. Latihan

6.2.1. Seluruh karyawan yang langsung ikut serta dalam kegiatan pembuatan obat hewan dan yang karena tugasnya mengharuskan mereka masuk ke ruangan pembuatan obat hewan, hendaklah dilatih mengenai kegiatan tertentu yang sesuai dengan tugasnya maupun mengenai prinsip CPOHB. 6.2.2. Latihan hendaklah diberikan oleh orang yang cakap. Perhatian

khusus hendaklah diberikan dalam latihan bagi mereka yang bekerja di ruangan steril dan ruangan bersih atau bagi mereka yang bekerja menggunakan bahan yang mempunyai resiko tinggi, toksisi atau yang menimbulkan sensitisasi.

6.2.3. Latihan mengenai CPOHB hendaklah dilakukan secara berkesinambungan dan dengan frekuensi yang memadai untuk menjamin agar para karyawan terbiasa dengan persyaratan CPOHB yang berkaitan dengan tugasnya.

6.2.4. Latihan mengenai CPOHB hendaklah dilaksanakan menurut program tertulis yang telah disetujui oleh manajer produksi dan manajer pengawasan mutu.

6.2.5. Catatan latihan karyawan mengenai CPOHB hendaklah disimpan dan efektivitas program latihan hendaklah dinilai secara berkala.

6.2.6. Setelah mengadakan latihan, prestasi karyawan hendaklah dinilai. Untuk menentukan apakah mereka telah memiliki kualifikasi yang memadai untuk melaksanakan tugas yang telah diberikan kepadanya.

7. Sanitasi dan Higiena

Tingkat sanitasi dan higiena yang tinggi hendaklah ditetapkan pada setiap aspek pembuatan obat hewan. Ruang lingkup sanitasi dan higiena meliputi personalia, bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta

(15)

111 wadahnya, dan setiap hal yang dapat merupakan sumber pencemaran produk. Sumber pencemaran hendaklah dihilangkan melalui program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu.

7.1. Personalia

7.1.1. Semua karyawan hendaklah menjalani pemeriksaan kesehatan, baik sebelum diterima menjadi karyawan maupun selama menjadi karyawan. Karyawan yang bertugas sebagai pemeriksa visual hendaklah menjalani pemeriksaan mata secara berkala. 7.1.2. Semua karyawan hendaklah menerapkan higiena perorangan

yang baik hendaklah mereka dilatih mengenai penerapan higiena perorangan. Semua karyawan yang berhubungan dengan proses pembuatan hendaklah memperhatikan tingkat higiena perorangan yang tinggi.

7.1.3. Tiap karyawan yang pada suatu ketika mengidap suatu penyakit atau menderita suatu luka terbuka, yang dapat merugikan kualitas produk, hendaklah dilarang menangani bahan baku, bahan pengemas, bahan yang sedang dalam proses dan obat hewan jadi sampai dia sembuh kembali.

7.1.4. Semua karyawan hendaklah diperintahkan dan didorong untuk melaporkan kepada atasannya langsung tiap keadaan (pabrik, peralatan atau personalia) yang menurut penilaian mereka dapat merugikan produk.

7.1.5. Hendaklah dihindarkan persentuhan langsung antara tangan dengan bahan baku, produk antara dan produk ruahan.

7.1.6. Untuk keamanan sendiri dan untuk menjamin perlindungan produk dari pencemaran, karyawan hendaklah mengenakan pakaian pelindung badan yang bersih termasuk penutup rambut yang bersih, seragam yang kotor hendaklah disimpan dalam wadah tertutup sampai saat pencucian. Kain lap pembersih yang kotor, yang dapat dipakai kembali, hendaklah disimpan dalam wadah tertutup sampai saat pencucian.

7.1.7. Hanya petugas yang berwenang sajalah yang diperbolehkan memasuki bangunan dan fasilitas yang dinyatakan sebagai ruangan terbatas.

7.1.8. Karyawan hendaklah diinstruksikan supaya mencuci tangan sebelum memasuki ruangan produksi. Untuk tujuan itu perlu dipasang poster yang sesuai.

7.1.9. Merokok, makan, minum, mengunyah, meletakan tanaman atau menyimpan makanan, minuman, bahan untuk merokok dan obat pribadi hanya diperbolehkan di ruangan tertentu dan dilarang dalam ruangan produksi, laboratorium, ruangan penyimpanan dan ruangan lain yang mungkin merugikan mutu.

7.1.10. Prosedur higiena perorangan termasuk persyaratan untuk mengenakan pakaian pelindung, hendaklah diberlakukan bagi semua orang yang memasuki ruangan produksi, baik bagi mereka yang bekerja tetap ataupun sementara maupun bagi non karyawan yang berada di ruangan perusahaan, misalnya

(16)

112 karyawan kontraktor, pengunjung, staf pimpinan perusahaan dan inspektur.

7.1.11. Persyaratan khusus untuk pembuatan obat hewan steril dicakup dalam butir 8.7.8 dan 8.7.9.

7.2. Bangunan

7.2.1. Gedung yang digunakan untuk pembuatan obat hewan dirancang dan dibangun dengan tepat untuk memudahkan pelaksanaan sanitasi yang baik.

7.2.2. Toilet hendaklah tersedia dalam jumlah yang cukup dengan ventilasi yang baik dan tempat cuci tangan bagi karyawan yang letaknya mudah dicapai dari ruangan kerja.

7.2.3. Hendaklah disediakan fasilitas yang memadai untuk penyimpanan pakaian kerja dan pakaian milik pribadinya ditempat yang tepat.

7.2.4. Bak pencuci hendaklah ditempatkan di luar ruangan steril. Bila dipasang didalam ruangan steril, hendaklah mutunya layak dan dilengkapi dengan suatu sistem yang mencagah terjadinya luapan air dan air yang dialirkan ke bak pencuci sekurang-kurangnya memenuhi baku mutu air minum.

7.2.5. Penyiapan, penyimpanan dan konsumsi makanan serta minuman hendaklah dibatasi diruangan khusus, misalnya ruang makan. Fasilitas ini hendaklah memenuhi standar kebersihan. 7.2.6. Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk. Sampah hendaklah

dikumpulkan didalam wadah yang sesuai untuk dipindahkan ke tempat penampungan di luar bangunan dan sering dibuang secara aman dan mengindahkan persyaratan kebersihan. 7.2.7. Rodentisida, insektisida, bahan fumigasi dan bahan pembersih

tidak boleh mencemari peralatan, bahan baku, bahan pengemas, bahan dalam proses ataupun obat hewan jadi. 7.2.8. Hendaklah ada prosedur tertulis yang menunjukan penanggung

jawab sanitasi serta menguraikan dengan rinci mengenai jadwal, metoda, peralatan dan bahan pembersih yang harus digunakan maupun fasilitas-fasilitas yang harus dibersihkan. Prosedur tertulis ini hendaklah dipatuhi.

7.2.9. Persyaratan khusus untuk pembuatan obat hewan steril dicakup dalam butir 8.7.1.1.

7.3. Peralatan

7.3.1. Setelah digunakan peralatan hendaklah dibersihkan baik bagian luar maupun bagian dalam sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, serta dijaga dan disimpan dalam kondisi yang bersih. Sebelum dipakai kebersihannya diperiksa lagi untuk memastikan bahwa seluruh produk atau bahan dari batch sebelumnya telah dihilangkan.

7.3.2. Pembersihan dengan cara vakum atau cara basah lebih dianjurkan. Udara bertekanan dan sikat hendaklah digunakan dengan hati-hati dan sedapat mungkin dihindari karena menambah risiko pencemaran produk.

(17)

113 7.3.3. Pembersihan dan penyimpanan peralatan yang dapat

dipindah-pindahkan dan penyimpanan bahan pembersih hendaklah dilakukan dalam ruangan yang yang terpisah dari ruangan pengolahan.

7.3.4. Prosedur tertulis yang cukup rinci untuk pembersihan dan sanitasi peralatan dan wadah yang digunakan dalam pembuatan obat hewan hendaklah dibuat serta ditaati. Prosedur ini hendaklah dirancang dengan tepat agar pencemaran peralatan oleh bahan pembersih dan sanitasi dapat dicegah. Prosedur ini sekurang-kurangnya meliputi penanggungjawab pembersihan, jadwal, metoda, peralatan dan bahan yang dipakai dalam pembersihan serta metoda pembongkaran dan perakitan kembali peralatan yang mungkin diperlukan memastikan terlaksananya pembersihan yang cermat. Jika perlu prosedur juga meliputi sterilisasi peralatan, penghilang identifikasi batch sebelumnya serta perlindungan peralatan yang telah bersih terhadap pencemaran sebelum digunakan.

7.3.5. Catatan mengenai pelaksanaan pembersihan, sanitasi, sterilisasi dan inspeksi sebelum penggunaan peralatan hendaklah disimpan.

7.4. Validasi dan Keandalan Prosedur

Prosedur Sanitasi dan higiena hendaklah divalidasi dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa hasil penerapan prosedur yang bersangkutan cukup efektif dan selalu memenuhi persyaratan. 8. Produksi

Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan yang dapat menjamin senantiasa menghasilkan obat hewan yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan.

8.1. Validasi Proses

8.1.1. Semua prosedur hendaklah divalidasi dengan tepat. Validasi hendaklah dilaksanakan menurut prosedur yang telah ditentukan dan catatan hasilnya hendaklah disimpan. Luas serta tingkat validasi yang dilakukan tergantung dari sifat dan kerumitan produk dan proses yang bersangkutan. Program dan dokumentasi validasi hendaklah membuktikan kecocokan bahan yang dipakai, keandalan peralatan dan sistem serta kemampuan petugas pelaksana.

8.1.2. Sebelum suatu Prosedur Pengolahan Induk ditetapkan, hendaklah dilakukan langkah-langkah untuk membuktikan bahwa prosedur bersangkutan cocok untuk pelaksanaan produksi rutin, dan bahwa proses yang telah ditetapkan dengan menggunakan bahan dan peralatan yang telah ditentukan, akan senantiasa menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.

8.1.3. Perubahan penting dalam proses, peralatan atau bahan hendaklah disertai dengan tindakan validasi ulang, untuk

(18)

114 menjamin bahwa perubahan tersebut akan tetap menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.

8.1.4. Proses dan Prosedur hendaklah secara rutin dievaluasi kembali dengan kritis untuk memastikan bahwa proses dan prosedur ini tetap mampu memberikan hasil yang diinginkan.

8.2. Pencemaran

Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap suatu obat hewan yang dapat merugikan kesehatan hewan atau mengurangi daya terapetik atau mempengaruhi kualitas suatu produk, tidak dapat diterima. Perhatian khusus hendaklah diberikan pada masalah pencemaran silang, karena sekalipun sifat dan tingkatannya tidak terpengaruh langsung kepada kesehatan hewan, hal ini menunjukkan pelaksanaan pelaksanaan pembuatan obat hewan yang tidak sesuai dengan CPOHB.

8.3. Sistem Penomoran Batch dan Lot

8.3.1. Suatu sistem yang menjabarkan cara penomoran batch dan lot secara rinci diperlukan untuk memastikan bahwa produk antara, produk ruahan atau obat hewan jadi suatu batch atau lot dapat dikenali dengan nomor batch atau lot tertentu.

8.3.2. Sistem penomoran batch dan lot yang digunakan pada tingkat pengolahan dan tingkat pengemasan selanjutnya hendaklah saling berkaitan.

8.3.3. Sistem penomoran batch dan lot hendaklah dapat menjamin bahwa nomor batch atau lot yang sama tidak digunakan secara berulang.

8.3.4. Pemberian nomor batch atau lot yang dialokasikan hendaklah segera di catat dalam suatu buku catatan harian. Catatan hendaklah mencakup tanggal pemberian nomor, identitas produk dan besarnya batch atau lot yang bersangkutan.

8.4. Penimbangan dan Penyerahan

8.4.1. Penimbangan, atau penghitungan dan penyerahan bahan baku, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan dianggap suatu bagian dari siklus produksi dan memerlukan dokumentasi dan rekonsiliasi yang lengkap. Pengawasan terhadap pengeluaran bahan dan produk tersebut di atas untuk diproduksi adalah sangat penting.

8.4.2. Metode penanganan, penimbangan, penghitungan dan penyerahan bahan baku, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan hendaklah tercakup dalam prosedur tertulis. 8.4.3. Semua pengeluaran bahan baku, bahan pengemas, produk

antara dan produk ruahan termasuk tambahan bahan di luar yang telah diserahkan semula, hendaklah didokumentasikan. 8.4.4. Bahan baku, bahan pengemas, produk antara dan produk

ruahan yang boleh diserahkan hanyalah yang telah diluluskan oleh bagian pengawasan mutu.

(19)

115 8.4.5. Untuk menghindari pencampur-bauran pencemaran silang dan kehilangan identitas, bahan baku, produk antara dan produk ruahan yang diperlukan untuk suatu batch tertentu saja, Setelah penimbangan, penyerahan dan penandaan, bahan baku, produk ruahan dan produk antara hendaklah diangkut dan disimpan secara tepat sehingga keutuhannya tetap terjaga sampai saat pengolahan berikutnya.

8.4.6. Untuk menghindari pencampur-bauran hanya satu jenis barang cetakan tertentu saja yang diperbolehkan diletakkan di tempat penandaan pada saat yang sama Antara tempat-tempat penandaan hendaklah ada sekat pemisah yang memadai. 8.4.7. Sebelum dilakukan penimbangan hendaklah dilakukan

pemeriksaan terhadap kebenaran penandaan bahan baku termasuk label pelulusan dari bagian pengawasan muutu. 8.4.8. Kapasitas, ketepatan dan ketelitian alat timbang dan alat ukur

yang digunakan hendaklah sesuai dengan jumlah bahan yang ditimbang dan diukur.

8.4.9. Untuk setiap penimbangan atau pengukuran hendaklah dilakukan pembuktian kebenaran, ketepatan identitas dan jumlah bahan yang ditimbang dan diukur oleh dua petugas secara terpisah.

8.4.10. Keberhasilan tempat penimbangan dan penyerahan hendaklah dijaga. Bahan baku steril hendaklah ditimbang dan diserahkan dalam ruangan steril.

8.4.11. Penimbangan dan penyerahan hendaklah menggunakan peralatan yang cocok dan bersih.

8.4.12. Bahan baku, produk antara dan produk ruahan yang diserahkan hendaklah diperiksa ulang kebenarannya dan dan ditandatangani oleh penyelia produksi sebelum diserahkan ke bagian produksi.

8.5. Pengembalian

8.5.1. Semua bahan baku, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang dikembalikan ketempat penyimpanan hendaklah didokumentasikan dan dirujuksesuaikan dengan baik. 8.5.2 Bahan baku, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan tidak boleh dikemblikan ke gudang, kecuali bila memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.

8.6. Pengolahan

8.6.1. Semua bahan yang daipakai dalam pengolahan hendaklah diperiksa lebih dahulu sebelum digunakan.

8.6.2. Kondisi ruangan pengolahan hendaklah dipantau dan dikembalikansampai tingkat yang disyaratkan untuk kegiatan yang akan dilakukan. Sebelum pengolahan dimulai hendaklah ditempuh langkah-langkah yang menjamin bahwa ruangan pengolahan dan peralatan bebas dari bahan, produk atau dokumen yang tidak diperlukan untuk pengolahan yang bersangkutan.

(20)

116 8.6.3. Semua peralatan yang digunakan dalam pengolahan hendaklah diperiksa sebelum digunakan. Peralatan hendaklah dinyatakan bersih secara tertulis sebelum digunakan.

8.6.4. Semua kegiatan pengolahan hendaklah dilaksanakan mengikuti prosedur tertulis yang telah ditentukan. Tiap penyimpanan hendaklah dilaporkan dengan menyertakan alasan dan penjelasan.

8.6.5. Wadah dan penutup yang dipakai untuk bahan yang akan diolah, untuk produk antara dan produk ruahan, hendaklah bersih, dengan sifat dan jenis yang tepat untuk melindungi produk dan bahan terhadap pencemaran atau kerusakan.

8.6.6. Semua wadah dan peralatan yang berisi produk antara, hendaklah diberi label yang tepat yang menyatakan tahap pengolahannya. Sebelum label ini dipasang, yang tepat yang menyatakan tahap pengolahannya. Sebelum label ini dipasang, seluruh label atau tanda-tanda sebelumnya yang tidak sesuai hendaklah disingkirkan atau dihapus dengan sempurna.

8.6.7. Semua produk antara atau produk ruahan harus diberi label yang tepat dan dikarantina dalam pabrik, sampai diluluskan oleh bagian pengawasan mutu.

8.6.8. Seluruh pengawasan dalam proses seperti yang disyaratkan, harus dicatat dengan teliti pada saat pengolahan dilakukan. 8.6.9. Hasil nyata dan hasil standar dari setiap batch yang dibuat

hendaklah dicatat dan dicocokkan terhadap hasil teoritisnya. Bila ada penyimpangan yang berarti, hendaklah diambil tindakan untuk mencegah pelulusan atau pengolahan lanjutan dari batch tersebut sampai diperoleh penjelasan yang pasti, yang dapat mengijinkan pelulusan untuk pengolahan selanjutnya.

8.6.10. Dalam seluruh tahap pengolahan, perhatian utama hendaklah ditujukan pada masalah pencemaran silang.

8.6.11. Bahan dan produk kering.

8.6.11.1. Penanganan bahan dan produk kering menimbulkan masalah pengendalian debu dan pencemaran silang, Untuk mengatasinya diperlukan perhatian khusus dalam rancang bangun, pemeliharaan serta penggunaan sarana dan peralatan. Untuk menangani bahan berdebu sedapat mungkin diterapkan suatu sistem pembuatan tertutup yang mencegah penyebaran debu atau metoda lainnya yang sesuai. 8.6.11.2. Sistem penghisap udara yang efektif hendaklah

dipasang dengan letak lubang pembuangan yang tepat untuk mencegah pencemaran terhadap produk atau proses lain. Sistem penyaringan atau sistem lain yang sesuai hendaklah dipasang untuk menahan debu. Pemakaian alat penghilang debu pada tablet dan kapsul sangat dianjurkan.

(21)

117 8.6.11.3. Perhatian khusus hendaklah diberikan untuk melindungi produk terhadap pencemaran oleh serpihan logam, gelas atau kayu. Pemakaian peralatan gelas sedapat mungkin dihindarkan. Ayakan, saringan, alu tablet dan lesung tablet hendaklah selalu diperiksa terhadap adanya keausan atau kerusakan sebelum dan setelah pemakaian. 8.6.11.4. Hendaklah diperhatikan jangan sampai ada tablet

atau kapsul tertinggal di dalam peralatan, alat penghitung atau wadah produk ruahan.

8.6.12 Pembuatan Serbuk dan Granul.

8.6.12.1. Mesin pencampur, pengayak dan pengaduk hendaklah dilengkapi dengan sistem pengendali debu, kecuali bila bekerja dengan sistem tertutup. 8.6.12.2. Parameter operasional yang kritis (misalnya waktu,

kecepatan, suhu) bagi setiap proses pencampuran, pengadukan dan pengeringan hendaklah tercantum dalam Dokumen Produksi Induk, dan dipantau selama proses berlangsung, dan dicatat dalam catatan batch.

8.6.12.3. Kantung penyaring yang dipasang pada mesin pengering pusar-beliunt tidak boleh dipakai untuk produk yang berlainan tanpa pencucian lebih dahulu. Pada beberapa produk yang berisiko tinggi atau yang dapat menimbulkan kepekaan, hendaklah digunakan kantong penyaring khusus bagi masing-masing produk Udara yang masuk kedalam alat pengering ini hendaklah disaring. Tindakan pengamanan diperlukan untuk mencegah pencemaran silang oleh debu yang keluar dari pengering tersebut.

8.6.12.4. Pembuatan dan penggunaan larutan dan supensi hendaklah dilaksanakan sedemikian rupa sehingga resiko pencemaran atau pertumbuhan jasad renik dapat dicegah.

8.6.13. Pencetakan Tablet.

8.6.13.1. Mesin pencetak tablet hendaklah dilengkapi dengan fasilitas pengendali debu yang efektif dan ditempatkan sedemikian rupa untuk menghindari campur aduk antar produk. Tiap mesin hendaklah ditempatkan dalam ruangan terpisah, kecuali apabila mesin-mesin tersebut membuat produk yang sama. Mesin yang dilengkapi dengan sistem pengendali udara yang tertutup boleh ditempatkan dalam ruangan tanpa pemisah.

8.6.13.2. Untuk mencegah terjadinya campur aduk antar granul maupun tablet, perlu dilakukan pengendalian baik secara fisik, prosedural maupun penandaan.

(22)

118 8.6.13.3. Hendaklah selalu tersedia alat timbang yang teliti dan telah ditera untuk untuk dipakai dalam pemantauan berat tablet yang sedang dalam proses.

8.6.13.4. Tablet yang diambil dari ruang percetakan tablet untuk keperluan pengujian atau keperluan lain tidak boleh dikembalikan lagi kedalam bacth yang bersangkutan.

8.6.13.5. Tablet yang ditolak atau disingkirkan hendaklah ditempatkan dalam wadah yang ditandai dengan jelas mengenai statusnya dan jumlahnya dicatat pada Catatan Pengolahan Batch.

8.6.13.6. Setiap kali sebelum dipakai, semua alu tablet dan lesung tablet tersebut harus diperiksa terhadap adanya keausan dan kesesuaiannya terhadap spesifikasi. Catatan mengenai pemakaiannya hendaklah disimpan.

8.6.14. Penyalutan.

8.6.14.1 Udara yang dialirkan kedalam wadah penyalut untuk pengeringan hendaklah disaring dan memiliki mutu yang tepat.

8.6.14.2 Larutan penyalut dibuat dan digunakan dengan cara yang dapat menekan seminimal mungkin resiko pertumbuhan jasad renik. Pembuatan dan pemakaian harus dibuat dokumentasi.

8.6.15. Pengisian Kapsul Keras.

8.6.15.1 Kapsul kosong hendaklah dianggap dan diperlakukan sebagai bahan awal. Kapsul kosong ini hendaklah disimpan dalam kondisi yang dapat mencegah menjadi kering, regas atau terkena pengaruh kelembaban.

8.6.15.2 Persyaratan pada butir 8.6.13.1. sampai 8.6.13.6. berlaku juga untuk pengisian kapsul keras.

8.6.16. Pemberian Tanda Tablet Bersalut dan Kapsul.

8.6.16.1 Tindakan Khusus hendaklah diberikan untuk menghindari campur-baur produk selama proses pemberian tanda pada tablet bersalut dan kapsul. Apabila pada saat yang sama dilakukan pemberian tanda pada produk yang berbeda, atau pada batch yang berbeda, atau pada batch yang berbeda pengerjaannya hendaklah dipisahkan.

8.6.16.2 Apabila tinta digunakan dalam penandaan hendaklah bahan pewarna memenuhi persyaratan untuk bahan pembantu pakan.

8.6.16.3 Perhatian khusus hendaklah diberikan untuk menghindarkan terjadinya campur-baur selama proses pemeriksaan, pemilahan dan proses pengkilapan kapsul dan tablet bersalut.

(23)

119 8.6.17.1. Produk berupa cairan, krim dan salep hendaklah dibuat sedemikian rupa agar produk terlindung dari pencemaran jasad renik dan pencemaran lain. Sistem pembuatan dan pemindahan tertutup sangat dianjurkan.

8.6.17.2. Kualitas kimiawi dan mikrobiologi air yang dipakai hendaklah selalu dipantau. Air yang digunakan harus memenuhi baku mutu air minum.

8.6.17.3. Apabila jaringan pipa digunakan untuk mengalirkan bahan baku atau produk ruahan, hendaklah diusahakan agar sistem tersebut mudah dibersihkan. Jaringan pipa hendaklah dirancang dan dipasang dengan tepat sehingga mudah dibongkar dan dibersihkan.

8.6.17.4. Ketelitian suatu sistem pengukur hendaklah diverifikasi. Tongkat pengukur hanya boleh digunakan untuk wadah tertentu dan telah ditera untuk wadah bersangkutan. Tongkat ini hendaklah dibuat dari bahan yang tidak bereaksi dan tidak menyerap.

8.7. Produk Steril

8.7.1. Produk steril hendaklah dibuat dengan pengawasan khusus dan memperhatikan hal-hal terinci dengan tujuan untuk menghilangkan pencemaran jasad renik dan partikel asing. Pengawasan dalam proses pembuatan produk steril merupakan hal yang sangat penting.

8.7.2. Menurut cara produksi produk steril dapat digolongkan dalam dua kategori utama yaitu yang harus diproses dengan cara aseptik pada semua tahap, dan yang disterilkan dalam wadah akhir yang disebut juga sterilisasi akhir.

8.7.3. Semua produk steril hendaklah dibuat pada kondiisi yang terkendali dan dipantau dengan teliti.

8.7.4. Untuk mendapatkan keyakinan terhadap sterilitas produk steril yang dibuat secara aseptik tampa sterilisasi akhir diperlukan tindakan khusus, antara lain uji sterility.

8.7.5. Untuk membuat produk steril diperlukan suatu ruangan terpisah yang dirancang khusus. Memasuki ruangan ini hendaklah melalui suatu ruang penyangga udaraatau jalan terusan lain yang sesuai. Ruangan hendaklah selalu bebas debu dan dialiri udara yang melewati saringan bakteri. Tekanan udara dalam ruangan hendaklah lebih tinggi dari ruangan disebelah. Saringan yang digunakan ini hendaklah diperiksa pada waktu pemasangan dan secara berkala. Semua permukaan dalam ruangan pengolahan hendaklah dirancang dengan tepat sehingga memudahkan pembersihan dan pensuci-hamaan. Penghitungan rutin jasad renik dalam ruangan hendaklah dilakukan sebelum dan selama proses pengolahan. Hasil perhitungan hendaklah dibandingkan dengan standar yang telah

(24)

120 ditetapkan. Data perhitungan jasad renik hendaklah didokumentasikan.

8.7.6. Pembuatan produk steril memerlukan tiga kualitas ruangan yang berbeda:

8.7.6.1 Ruangan ganti pakaian yaitu ruangan untuk menanggalkan pakaian kerja pabrik dan di ruangan sebelahnya terdapat ruangan untuk memakai pakaian pelindung steril.

8.7.6.2 Ruangan bersih untuk pelaksanaan kegiatan bersih tidak harus steril, ruangan ini digunakan juga untuk persiapan komponen dan pembuatan larutan. Produk yang akan disterilisasi akhir dapat dikerjakan di ruangan ini. Ruangan tidak boleh mengandung lebih dari 3.500.000 partikel berukuran o,5 mikron atau lebih besar dan tidak lebih dari 500 jasad renik per meter kubik udara.

8.7.6.3 Ruangan steril dipergunakan untuk kegiatan steril. Karyawan masuk ke ruangan ini melalui suatu ruangan penyengga udara atau cara lain yang sesuai. Ruangan steril tidak boleh mengandung lebih dari 350.000 partikel berukuran o,5 mikron atau lebih besar dan tidak lebih dari 100 jasad renik per meter kubik udara. Ruangan di bawah aliran udara laminaer dalam ruangan steril tidak boleh mengandung lebih dari 3.500 partikel berukuran 0,5 million atau lebih besar dan tidak lebih 5 jasad renik per meter kubik udara.

8.7.7. Penting diperhatikan bahwa kontaminasi jasad renik di ruangan bersih dan ruangan steril tidak melebihi nilai batas yang ditentukan. Ruangan ini hendaklah dipantau terhadap kontaminasi jasad renik.

8.7.8. Personalia.

8.7.8.1 Karyawan yang bekerja khusus di ruangan bersih dan ruangan steril hendaklah dipilih dengan seksama untuk memastikan bahwa mereka dapat diandalkan untuk bekerja dengan penuh disiplin serta tidak menderita suatu penyakit atau memiliki kondisi kesehatan yang dapat menimbulkan pencemaran mikrobiologi terhadap produk.

8.7.8.2 Standar Higiena dan kebersihan perorangan yang tinggi adalah suatu hal yang esensial. Karyawan hendaklah diinstruksikan untuk melaporkan setiap kondisi kesehatan (misalnya diare, batuk, influensa, infeksi kulit atau rambut, luka dan lain-lain) yang dapat menyebabkan pencemaran jasad renik yang tidak normal jumlah dan jenisnya. Disamping itu perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. 8.7.8.3 Bila sedang ada kegiatan hanya karyawan dalam

jumlah terbatas dan yang diperlukan yang boleh berada di ruangan bersih dan ruangan streril.

(25)

121 Pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan sedapat mungkin dilaksanakan dari luar.

8.7.8.4 Semua karyawan, termasuk dari bagian pemeliharaan, yang bekerja di ruangan bersih atau ruangan steril, hendaklah mendapat latihan dalam bidang yang berkaitan dengan pembuatan produk steril, hendaklah mendapat latihan dalam bidang yang berkaitan dengan pembuatan produk steril, termasuk higiena dan dasar-dasar mikrobiologi.

8.7.9. Pakaian.

8.7.9.1 Karyawan yang memasuki ruangan bersih atau ruangan steril hendaklah mengganti pakaiannya dengan pakaian khusus termasuk penutup kepala dan penutup kaki. Pakaian ini tidak boleh melepaskan serat atau partikel dan hendaklah enak dipakai dan agak longgar untuk mencegah gesekan. Pakaian ini hanya boleh dipakai di ruangan bersih atau di ruangan steril sesuai dengan peruntukannya. 8.7.9.2 Diruangan steril karyawan hendaklah memakai

pakaian steril model terusan maupun model celana baju yang dapat disatukan dengan bagian leher, yang diikat di pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Penutup kepala hendaklah menutup seluruh rambut dan dagu serta diselipkan kedalam leher baju. Penutup kaki hendaklah menyelubungi seluruh penutup kaki. Pakaian steril hendaklah selalu dipakai tiap kali memasuki ruangan steril. Sarung tangan plastik atau karet yang dipakai hendakmemakai pakaian steril model terusan maupun model celana baju yang dapat disatukan dengan bagian leher, yang diikat di pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Penutup kepala hendaklah menutup seluruh rambut dan dagu serta diselipkan kedalam leher baju. Penutup kaki hendaklah menyelubungi seluruh penutup kaki. Pakaian steril hendaklah selalu dipakai tiap kali memasuki ruangan steril. Sarung tangan plastik atau karet yang dipakai hendaklah berbentuk. Ujung lengan baju diselipkan kedalam sarung tangan. Penutup muka yang digunakan mencegah pencemaran yang berasal dari wajah dan enak dipakai. Setiap kali meninggalkan ruangan steril penutup muka ditanggalkan.

8.7.9.3 Pakaian biasa dari luar tidak boleh dibawa masuk ke dalam kamar ganti pakaian yang berhubungan dengan ruang bersih atau ruang steril. Karyawan yang masuk ke ruang ganti pakaian hendaklah sudah memakai pakaian kerja standar. Cara berpakaian dan cara pencucian hendaklah mengikuti prosedur tertulis.

(26)

122 8.7.9.4 Arloji, perhiasan dan kosmetika tidak boleh dipakai

dalam ruang bersih dan ruang steril.

8.7.9.5 Pakaian untuk ruang steril dan ruang steril hendaklah dicuci, disetrika, disterilkan dan ditangani dengan tepat sehingga tidak terkena cemaran, fasilitas pencucian hendaklah terpisah.

8.7.10. Bangunan.

8.7.10.1. Produk steril diolah di ruang produksi yang dirancang dan dibangun secara khusus, terpisah dari ruang produksi lain. Ruang untuk masing-masing jenis pekerjaan yang berbeda seperti penyiapan bahan awal dan komponen lain, penyiapan larutan, pengisian larutan dan sterilisasi hendaklah terpisah. 8.7.10.2. Ruangan-ruangan pengolahan hendaklah dialiri

udara bertekanan positif secara efektif melalui saringan yang memiliki efisiensi yang diinginkan. Aliran udara ini hendaklah mewujudkan perbedaan tekanan positif relatif terhadap sekitarnya dan juga diantara ruangan atau ruang kegiatan yang berbeda. Saringan udara terakhir hendaklah dipasang langsung atau sedekat mungkin pada lubang masuk udara kedalam ruangan. Diperlukan sistem peringatan terhadap ruangan dengan resiko tinggi yaitu ruang yang udaranya berhubungan langsung dengan produk. Perhatian khusus perlu diberikan untuk memastikan bahwa aliran udara tidak meyebarkan partikel dari tubuh karyawan, mesin (pemotong ampul, penutup vial dan lain-lain) dan kegiatan yang dapat menyebarkan partikel ke suatu ruang yang tinggi resikonya terhadap produk.

8.7.10.3. Produk tak-steril tidak boleh bersama produk steril di ruang yang sama dan pada saat yang sama. Jika ruang steril digunakan untuk pengolahan produk tak steril, maka sebelum digunakan untuk pembuatan produk steril ruangan tersebut hendaklah difumigasi dengan cara yang tepat dan dialiri udara tersaring serta diverifikasi terhadap persyaratan ruang steril. 8.7.10.4. Permukaan dinding, lantai dan langit-langit

hendaklah licin, kedap air dan tidak retak untuk mengurangi penyebaran atau penumpukan partikel dan untuk memungkinkan penggunaan bahan pembersih dan bahan pembasmi-hama berulang kali. Kayu tanpa pelapis sebaiknya tidak dipakai.

8.7.10.5. Untuk mengurangi pemupukan debu serta memudahkan pembersihan, tidak boleh ada bagian tersembunyi dan sukar dibersihkan. Sudut yang menonjol, rak, lemari, peralatan, barang inventaris dan tampuk lampu listrik hendaklah sedikit mungkin. Sudut antara dinding, lantai dan langit-langit di ruang

(27)

123 steril dan ruang bersih hendaklah dibuat melengkung.

8.7.10.6. Langit-langit hendaklah ditutup rapat dengan selayaknya untuk mencegah pencemaran dari ruangan diatasnya.

8.7.10.7. Pipa dan saluran hendaklah dipasang dengan tepat sehingga tidak ada bagian tersembunyi yang sukar dibersihkan. Pipa dan saluran tersebut sedapat mungkin ditanam kedalam dinding yang dilaluinya. 8.7.10.8. Saluran pembuangan hendaklah dihindarkan

diruangan steril kecuali bila sangat diperlukan. Jika dipasang hendaklah dilengkapi dengan jebakan yang efektif dan mudah dibersihkan, berisi udara penyangga untuk mencegah aliran balik. Semua saluran lantai hendaklah terbuka, cukup dangkal dan mudah dibersihkan serta dihubungkan dengan saluran pembuangan luar dengan tepat untuk mencegah kemungkinan pencemaran jasad renik. 8.7.10.9. Bak cuci di ruang steril sedapat mungkin ditiadakan.

Semua bak cuci yang dipasang di ruang bersih hendaklah terbuat dari baja tahan karat, airnya tidak meluap dan memenuhi baku mutu air minum.

8.7.10.10. Suhu ruangan dan kelembaban hendaklah dijaga pada tingkat yang tidak menyebabkan karyawan berkeringat secara berlebihan dan tidak membasahi pakaian kerjanya.

8.7.10.11. Jalan masuk untuk petugas ke ruangan steril dan runagan bersih hanya dapat melalui kamar ganti pakaian. Kamar ganti pakaian sebaiknya dilengkapi dengan ruang penyangga udara, dialiri secara efektif dengan udara tersaring dengan tekanan positif yang lebih rendah daripada tekanan diruang bersih dan di ruang steril. Ruang ganti pakaian hendaklah dirancang dan digunakan dengan tepat untuk menghindari pencemaran jasad renik dan partikel terhadap pakaian pelindung dan memungkinkan pemisahan berbagai tahap penggantian pakaian serta pencucian anggota badan.

8.7.10.12. Ruang ganti pakaian hanya digunakan untuk petugas dan tidak boleh dipakai untuk lalu lintas bahan, wadah dan peralatan.

8.7.10.13. Ruang antara atau ruang penyangga udara untuk lalu lintas bahan, peralatan dan barang lain ke dalam ruang bersih dan ruang steril diatur dengan tepat sehingga hanya satu pintu pada satu sisi saja yang dapat dibuka satu saat. Pintu sorong dihindarkan karena gigi sorong sulit dibersihkan. Bila mekanisme membuka pintu seperti tersebut tidak mungkin, hendaklah ada prosedur atau sistem yang tepat yang

(28)

124 dapat mencegah pintu luar dan pintu dalam dibuka serentak. Ban berjalan tidak boleh menembus dinding pembetas ruangan steril. Ban ini berakhir pada dinding tersebut dan transportasi produk selanjutnya hanya lewat melalui permukaan statis. Perhatian khusus diperlukan untuk menghindarkan pencemaran ruangan steril bilamana barang dilewatkan melalui ruang penyangga udara atau suatu ruang antara.

8.7.10.14. Sistem mekanik atau elekrolik untuk komunikasi lisan dari ke ruang steril hendaklah dirancang dan dipasang dengan tepat sehingga mudah dibersihkan dan dibasmi hamakan secara efektif.

8.7.10.15. Ruangan bersih dan ruangan steril tidak boleh digunakan untuk melaksanakan pengujian sterilitas atau pengujian mikrobiologis lainnya.

8.7.11. Kebersihan dan higiena.

8.7.11.1. Ruangan bersih, ruangan steril dan ruangan lain yang berkaitan hendaklah sering dibersihkan dengan cermat sesuai program tertulis. Bila pembersihan dilakukan dengan menggunakan desinfektan hendaklah jenisnya ditukar secara bergilir untuk mencegah resistensi jasad renik.

8.7.11.2. Desinfektan dan bahan deterjen yang digunakan hendaknya dipantau terhadap pencemaran jasad renik. Hasil pengenceran hendaknya ditempatkan pada wadah yang telah dicuci bersih dan tidak boleh disimpan kecuali telah disterilkan. Wadah yang sudah sebagian kosong tidak boleh diisi kembali. 8.7.11.3. Ruangan bersih dan ruangan steril hendaklah sering

dipantau secara mikrobiologis dengan cara meletakan cawan petri, pengambilan sample dari permukaan, sampel dari udara atau cara lain yang sesuia pemantauan hendaklah dilaksanakan ketika proses produksi sedang berlangsung. Catatan

tentang hasil pemantauan hendaklah

didokumentasikan dan tindakan perbaikan dilakukan segera setelah terdapat penyimpangan.

8.7.12. Peralatan.

8.7.12.1. Peralatan hendaklah dirancang dan dipasang dengan tepat sehingga mudah dibersihkan, dibasmihamakan atau disterilkan.

8.7.12.2. Colokan listrik (Stop Kontak) dan perlengkapan lain hendaklah dirancang dan ditempatkan dengan tepat sehingga petugas yang melakukan perawatan dan perbaikan sejauh mungkin tidak perlu masuk ke ruangan bersih atau ruangan steril.

(29)

125 8.7.12.3. Alat pencatat hendaklah ditera dengan seksama pada saat pemasangan kemungkinan diperiksa selang waktu tertentu.

8.7.12.4. Validasi terhadap hasil pemasangan, pemeliharaan berkala serta pemeriksaan terhadap kemampuan peralatan yang kritis seperti sterilisator, sistem saringan udara dan alat penyuling adalah sangat penting. Hasil validasi hendaklah didokumentasikan. 8.7.13. Pengolahan.

8.7.13.1. Bahan awal tidak boleh mengandung jasad renik atau pirogen dalam kadar yang berarti. Perhatian khusus hendaklah diberikan pada bahan awal yang digunakan untuk sediaan parenteral yang bervolume besar. Spesifikasi bahan awal hendaklah meliputi persyaratan pemantauan kandungan jasad renik, jika perlu disertai dengan batas-batas tertentu.

8.7.13.2. Hendaklah dilakukan tindakan untuk mencegah pencemaran produk oleh jasad renik pada semua tahap pengolahan baik sebelum maupun sesudah sterilisasi.

8.7.13.3. Untuk mencegah penyebaran partikel dan jasad renik, kegiatan diruangan bersih dan ruangan steril dibatasi sesedikit mungkin, demikian pula dengan gerakan petugasnya.

8.7.13.4. Wadah dan bahan yang dapat melepaskan partikel atau serat jangan dibawa ke ruang bersih atau ruang steril.

8.7.13.5. Setelah pembersihan terakhir terhadap wadah dan komponen lainnya hendaklah ditangani dengan tepat untuk mencegah pencemaran kembali. Pembilasan terakhir hendaklah dilakukan dengan air suling atau air dengan kualitas yang sesuai.

8.7.13.6. Jarak waktu antara pencucian dan sterilisasi peralatan, wadah dan komponen lain hendaklah sesingkat mungkin.

8.7.13.7. Jarak waktu antara sterilisasi peralatan, wadah dan komponen lain dengan waktu penggunaannya dalam proses aseptik hendaklah sesingkat mungkin.

8.7.13.8. Jarak waktu antara mulainya pembuatan larutan dan sterilisasi hendaklah sesingkat mungkin dengan batas waktu tertentu yang ditemukan Volume larutan ruahan sebaiknya di buat tidak lebih besar dari kapasitas pengisian sehari dan hendaklah diisikan kedalam wadah akhir serta disterilkan pada hari yang sama. Larutan ruahan sisa yang pengisian dan sterilisasinya tidak dapat diselesaikan pada hari yang sama hendaklah disimpan secara khusus.

8.7.13.9. Sumber air, peralatan pengolahan air dan air pengolahan hendaklah dipantau secara teratur

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan sampel rimpang temulawak dalam jamu godhog dari Pasar Kranggan dan yang diolah sesuai cara pembuatan simplisia yang baik memenuhi

Selain persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, untuk usaha Rumah Pemotongan Hewan, Rumah Pemotongan Unggas, dan Rumah Pemotongan Babi yang akan

Pengawasan mutu merupakan bagian yang esensial dari cara pembuatan obat yang baik untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai

bahwa dalam rangka melindungi peternak sapi potong dari bibit yang tidak sesuai dengan standar mutu dan persyaratan tehnis minimal yang ditetapkan, diperlukan

Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) merupakan bagian dari Pemastian Mutu yang memastikan bahwa obat dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang

Aseptis (terbuka) B *Ctt. Area kerja terbuka didefinisikan sebagai LAF dimana bagian depan terbuka sebagian. Apabila produk obat radioaktif yang dibuat secara aseptis dalam

Sistem Inspeksi Internal hendaklah dirancang dengan tepat untuk menjamin bahwa setiap pakan mengandung bahan baku pakan dengan mutu yang benar sesuai dengan jumlah

1.4 Suatu Sistem Mutu Industri Farmasi yang tepat bagi pembuatan obat hendaklah menjamin bahwa: a realisasi produk diperoleh dengan mendesain, merencanakan, mengimplementasikan,