• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING DALAM MENGINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS V SD NEGERI 8 LUT TAWAR TAKENGON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING DALAM MENGINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS V SD NEGERI 8 LUT TAWAR TAKENGON."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN

BALOK DI KELAS V SD NEGERI 8 LUT TAWAR TAKENGON TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh :

SANDYASA MUNTHE NIM 408311043

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Sandyasa Munthe dilahirkan di Takengon Aceh Tengah, pada tanggal 16

Agustus 1990. Ayah bernama Munthe Hasan dan Ibu bernama Alm. Dahlia,

merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pada tahun 1996 penulis masuk SD

8 Lut Tawar Takengon, dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis

melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Takengon, dan lulus pada tahun 2005. Pada

tahun 2005 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Takengon, dan lulus

pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis melanjutkan di Universitas Negeri Medan (UNIMED)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Jurusan Matematika

Program Studi Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

(4)

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING DALAM MENGINGKATKAN HAmSIL BELAJAR SISWA PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN

BALOK DI KELAS V SD NEGERI 8 LUT TAWAR TAKENGON

SANDYASA MUNTHE (408311048)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara penerapan metode Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi volume kubus dan balok, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diterapkan dengan metode Quantum Learning pada materi volume kubus dan balok dan untuk mengetahui efektivitas belajar siswa pada materi volume kubus dan balok di kelas V SD negeri 8 Lut Tawar Takengon dengan menggunakan metode Quantum Learning.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Subjek penelitian ini adalah siswa/siswi kelas V SD Negeri 8 Lut Tawar Takengon tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 orang. Objek penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode pembelajaran Quantum Learning pada materi volume kubus dan balok di kelas V SD Negeri 8 Lut Tawar Takengon Tahun Ajaran 2012/2013. Prosedur dalam penelitian ini dimulai dari pelaksanaan siklus I di kelas V dan dilanjutkan dengan siklus II untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada materi volume kubus dan balok.

Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi bahwa metode Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi volume kubus dan balok. Pada Siklus I sebanyak 25 orang siswa, terdapat 13 siswa (52 %) telah mencapai ketuntasan belajar individu, dan 12 siswa (48%) yang masih memiliki ketuntasan belajar individu dengan nilai rata-rata seluruh siswa 61,2 pada tes hasil belajar I. Dan hasil analisis data pada Siklus II sebanyak 25 orang siswa, 23 siswa (92%) telah mencapai ketuntasan belajar individu, dan 2 siswa (8%) masih memiliki ketuntasan belajar individu dengan nilai rata-rata seluruh siswa 81,2. Pada siklus II ini ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai karena 92% siswa telah mencapai ketuntasan belajar individu, sehingga pembelajaran tidak dilanjutkan lagi ke siklus III.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Isi ii

Daftar Tabel iv Daftar Gambar v Daftar Lampiran vi BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Metode Quantum Learning 8 2.1.2. Quantum Learning dalam Pembelajaran Matematika 13 2.1.2.1. Kerangka Pengajaran TANDUR 14 2.1.3. Kelebihan dan Kelemahan metode Quantum Learning 16

2.1.4. Pengertian Belajar 17

2.1.5. Pengertian Hasil Belajar 18 2.1.6. Volume Kubus dan Balok 20

2.2. Kerangka Konseptual 27

2.3. Hipotesis 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 30

3.2. Subjek dan objek penelitian 30

3.2.1. Subjek penelitian 30

3.2.2. Objek penelitian 30

3.3. Jenis Penelitian 30

3.4. Alat Pengumpulan Data 30

3.4.1. Tes 30

3.4.2. Wawancara 31

3.4.2. Obsevasi 31

3.5. Rancangan Penelitian 32

3.6. Instrumen Penelitian 34

(6)

3.7. Analisis Data 35 3.8. Kriteria Peningkatan Hasil Belajar dan efektifitas belajar siswa 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 41

4.1.1. SIKLUS I 41

4.1.1.1. Tahap Permasalahan I 41 4.1.1.2. Alternatif Pemecahan I 42 4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 42

4.1.1.4. Observasi I 45

4.1.1.5. Analisis Data I 48

4.1.1.6. Refleksi I 49

4.1.2. SIKLUS II 50

4.1.2.1. Tahap Permasalahan II 50 4.1.2.2. Alternatif Pemecahan II 50 4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 50

4.1.2.4. Observasi II 51

4.1.2.5. Analisis Data II 53

4.1.2.6. Refleksi II 54

4.2.Pembahasan Hasil Penelitian 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 58

5.2. Saran 59

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Tingkat Penguasaan Siswa 36

Tabel 4.1 Tingkat penguasaan siswa pada Tes Awal 41

Tabel 4.2 Tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada Tes Awal 42

Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus I 46 Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Observasi Siswa dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus I 47 Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus II 51 Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Observasi Siswa dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus II 52 Tabel 4.7 Perbandingan Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I dan II 54

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas 29

Gambar 4.1 Diagram Nilai Rata-Rata Tes Hasil Belajar Siswa 56

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 60

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 64

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 67

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa I 70

Lampiran 5. Lembar Tugas Siswa I 72

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa II 73

Lampiran 7. Lembar Tugas Siswa II 74

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa III 75

Lampiran 9. Lembar Tugas Siswa III 77

Lampiran 10. Kisi-Kisi Tes Awal 78

Lampiran 11. Tes Awal 79

Lampiran 12 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Awal 82

Lampiran 13. Alternatif Jawaban Tes Awal 83

Lampiran 14. Lembar Validitas tes Awal 86

Lampiran 15.Kisi-Kisi Tes hasil Belajar I 87

Lampiran 16. Tes Hasil Belajar I 88

Lampiran 17. Alternatif Kunci Jawaban 89

Lampiran 18. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 91

Lampiran 19. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I 93

Lampiran 20. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II 94

Lampiran 21. Tes Hasil Belajar II 95

Lampiran 22. Alternatif Kunci Jawaban 96

Lampiran 23. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 100

Lampiran 24. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II 102

Lampiran 25. Lembar Observasi Kegiatan Guru I 103

Lampiran 26. Lembar Observasi Kegiatan Guru II 104

Lampiran 27. Lembar Observasi Kegiatan Siswa I 105

Lampiran 28. Lembar Observasi Kegiatan Siswa II 106

Lampiran 29. Hasil Tes Awal 107

Lampiran 30. Hasil Tes Belajar Siklus I dan Siklus II 109

Lampiran 31. Dokumentasi Penelitian 112

(10)

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya. Banyak faktor yang dijadikan tolak ukur keberhasilan pendidikan untuk

mencapai tujuan pembelajaran di sekolah, khususnya bertujuan untuk menata dan

meningkatkan penajaman serta penalaran siswa hal tersebut berguna untuk

menyelesaikan masalah, tujuan lain adalah melatih cara berfikir dan bernalar

dalam menarik kesimpulan dan mengembangkan kemampuan dalam memecahkan

masalah.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena

matematika sebagai salah satu sarana berfikir untuk mengkaji sesuatu secara logis

dan sistematis. Seperti yang dikemukakan :(Abdurrahman,2009:253) bahwa :

“Matematika merupakan sarana berfikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah sehari – hari, sarana mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas, serta sarana untuk menghasilkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.”

Ada beberapa alasan tentang perlunya belajar dan menguasai matematika

seperti yang dikemukakan oleh Cockroft (Abdurrahman,2003:253) bahwa:

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: 1) selalu digunakan dalam segi kehidupan; 2) semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai; 3) merupakan komunikasi yang kuat, jelas dan singkat; 4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; 5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; 6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.”

Pendidikan khususnya pelajaran matematika sering dianggap sebagai

pelajaraan yang paling sulit dipahami bagi anak-anak. Sampai sekarang pelajaran

(11)

2

siswa, terutama sukar dan tidak menarik sehingga banyak siswa menjadi kurang

termotivasi dalam mempelajari matematika.

Banyak siswa beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang

sangat sulit dan menakutkan dibandingkan dengan mata pelajaran

lain.(Abdurrahman , 2010:1) mengatakan bahwa :

“Penyebab siswa takut matematika diantaranya mencakup penekanan yang berlebihan pada penghafalan semata, penekanan pada kecepatan berhitung, pengajaran otoriter, kurangnya variasi pada proses belajar mengajar matematika, serta penekanan berlebihan pada prestasi individu. Karena itu untuk mengatasi masalah ini, peranan guru sangatlah penting. Sebab kesulitan dan ketakutan siswa dalam belajar matematika akan menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa”.

Berkaitan dengan faktor penyebab rendahnya hasil belajar matematika

siswa diduga disebabkan oleh kesulitan memahami matematika. Hal ini tidak

mengherankan karena selama ini pembelajaran matematika masih bersifat

konvensional dan menoton. Guru lebih banyak mendominasi dalam proses

pembelajaran dengan lebih aktif berceramah dibandingkan dengan siswa.

Belajar matematika tidak sama dengan belajar sejarah, metode menghafal

tidak cukup karena matematika bukanlah ilmu hafalan. Jika ingin berhasil

mengerjakan soal-soal matematika maka harus banyak berlatih dan memahami

rumus-rumusnya. Dalam prakteknya di sekolah, keaktifan siswa dalam

mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran masih kurang, seperti

siswa tidak berani untuk mengerjakan soal di depan kelas dan siswa jarang

mengajukan pertanyaan. Kebanyakan siswa cenderung hanya sekedar menghapal

konsep yang ada dan meniru langkah-langkah penyelesaian yang diberikan oleh

guru, ketika mereka ditanya apakah mereka mengerti dengan konsep yang

dimaksud, maka jawaban mereka adalah tidak, mereka mengakui bahwa hanya

hapal saja. Walaupun demikian ada siswa mampu memiliki tingkat hafalan yang

baik terhadap materi yang diterimanya, namun kenyataannya mereka sering

(12)

3

Sangatlah penting untuk menumbuhkan minat dalam kegiatan

pembelajaran, terutama bagi siswa dan guru. Seperti yang diungkapkan De Porter

dan Hernacki (2011:51) bahwa: “Menciptakan minat adalah cara yang sangat baik

untuk memberikan motivasi pada diri anda demi mencapai tujuan anda”.

Hasil pembelajaran dan pemahaman siswa saat ini cenderung memusatkan

kegiatan belajar pada guru dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Anggia Wati sebagai salah seorang guru

matematika di SD Negeri 8 Takengon sebagai berikut:“Pembelajaran cenderung

menggunakan metode ceramah, dimana guru akan menerangkan materi pelajaran,

siswa memperhatikan, kemudian diberikan beberapa contoh soal, dan siswa

menjawab soal latihan yang diberikan guru. Kemudian di akhir pelajaran guru

memberikan pekerjaan rumah pada siswa. Kondisi seperti ini membuat siswa

kurang berminat mengikuti pelajaran matematika.”

Rendahnya pemahaman konsep siswa tersebut mungkin dilatarbelakangi

oleh pembelajaran matematika di sekolah yang masih menggunakan pembelajaran

tradisional. Pada prosesnya guru menerangkan materi dengan metode ceramah,

siswa mendengarkan kemudian mencatat hal yang dianggap penting. Sumber

utama pada proses ini adalah penjelasan guru. Siswa hanya pasif mendengarkan

uraian materi, menerima, dan menelan begitu saja ilmu atau informasi dari guru.

Hal ini tentu berakibat informasi yang didapat kurang begitu melekat dan

membekas pada diri siswa.

Adanya kekeliruan dalam memahami konsep-konsep dasar matematika

tersebut, maka semakin menegaskan bahwa penyampaian materi dengan

pembelajaran tradisonal perlu diganti dengan pembelajaran yang baru sehingga

matematika semakin mudah dipelajari dan kesan sulit yang selama ini melekat

dapat dihilangkan. Berdasarkan pendapat Saekhan Muchith (Artauly:4) bahwa:

“Dalam pembelajaran tradisional hanya memiliki target menghabiskan materi

(13)

4

disampaikan peserta didik yang belajar lebih dipandang sebagai objek yang tidak

memiliki pengetahuan apa-apa dan bersifat kaku”.

Peneliti menyimpulkan bahwa diperlukan suatu metode pembelajaran yang

dapat membuat siswa senang untuk belajar matematika, dapat menghubungkan

konsep pemikiran yang dimilikinya ke dalam dunia nyata agar dapat memotivasi

siswa untuk menerapkan pengetahuannya ke dalam kehidupan mereka sehari-hari

sehingga pemahaman konsep siswa meningkat. Metode pembelajaran yang diduga

dapat digunakan untuk tujuan tersebut adalah metode Quantum Learning.

Metode pembelajaran yang digunakan guru hendaknya mampu mengatasi

masalah minat belajar siswa, serta membuat siswa aktif dalam proses belajar.

Dalam hal ini diperlukan model pembelajaran yang lebih bermakna, yaitu metode

Quantum Learning yang lebih mengutamakan strategi untuk menciptakan

lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan

memudahkan proses belajar sehingga belajar menjadi menyenangkan dengan

kerangka pembelajaran TANDUR yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi,

Ulangi, Rayakan (Made Wena, 2011:40).

Quantum Learning merupakan salah satu metode membelajarkan siswa

sebagaimana yang digagas oleh De Porter. Melalui Quantum Learning siswa akan

diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga

siswa akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam

belajarnya.

Volume Kubus dan Balok adalah materi yang di ajarkan di kelas V SD

Negeri 8 Takengon. Dari hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru

matematika SD Negeri 8 Takengon pada Maret 2012, Ibu Anggia Wati

mengatakan :“ Pengukuran Volume merupakan pokok bahasan yang dianggap

sulit oleh siswa. Kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam volume kubus dan

balok dengan rumus, sehingga siswa tidak mampu menyelesaikan soal-soal

(14)

5

minat belajar dan pemahaman siswa terhadap penerapan konsep Pengukuran

Volume Kubus dan Balok “

Untuk mengatasi permasalahan kurangnya pemahaman siswa terhadap

konsep pengukuran volume kubus dan balok dan kurangnya minat belajar serta

kesulitan siswa dalam penggunaan rumus, maka peneliti menggunakan metode

Quantum Learning dengan kerangka TANDUR yang dapat mengatasi kesulitan

belajar siswa dalam memahami konsep volume kubus dan balok, menimbulkan

minat belajar siswa yang akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa itu

sendiri, De Porter dan Reardon (2008:88) menyatakan bahwa ;

“Penerapan prinsip pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan minat belajar siswa, meningkatkan ketuntasan belajar siswa, dan menjadikan suasana kelas belajar lebih menarik dan menyenangkan. Apapun mata pelajaran, tingkat kelas, atau pendengar, kerangka pengajaran TANDUR menjamin siswa tertarik dan berminat pada setiap pelajaran, juga memastikan mereka mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka sendiri dan mencapai sukses”.

Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk menerapkan metode Quantum

Learning pada materi Volume Kubus dan balok, dan sampai saat ini metode

Quantum Learning belum pernah diterapkan khususnya pada mata pelajaran

matematika di SD Negeri 8 Takengon. Hal ini diketahui peneliti dari hasil

wawancara dengan guru matematika pada Maret 2012 di SD Negeri 8 Takengon.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis terdorong untuk melakukan

penelitian dengan judul : “Penerapan Metode Quantum Learning Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok di

Kelas V SD Negeri 8 Takengon Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.

(15)

6

3. Penyampaian materi matematika di Sekolah yang dilakukan guru masih

didominasi oleh pembelajaran konvensional.

4. Proses pembelajaran cenderung terpusat pada guru yang memposisikan siswa

sebagai objek pasif di dalam belajar.

5. Siswa kurang mampu menerapkan konsep volume kubus dan balok dalam

memecahkan masalah.

6. Guru belum menerapkan pembelajaran Quantum Learning dalam pembelajaran

matematika.

1.3. Batasan Masalah

Karena cukup luasnya ruang lingkup permasalahan tidak semua yang

diidentifikasi dijadikan bahan kajian maka peneliti membatasi masalah dalam

penelitian ini yaitu “Penerapan metode Quantum Learning dalam meningkatkan

hasil belajar siswa pada materi volume kubus dan balok di kelas V SD N 8

Takengon “

1.4. Rumusan masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penerapan metode Quantum Learning dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi volume kubus dan balok di kelas V SD Negeri 8 Lut

Tawar Takengon?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada materi volume kubus dan balok

yang di ajarkan dengan metode Quantum Learning di kelas V SD Negeri 8 Lut

Tawar Takengon?

3. Bagaimana efektivitas pembelajaran siswa dengan menggunakan metode

Quantum Learning pada materi volume kubus dan balok di kelas V SD Negeri 8

(16)

7

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dibuat tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui:

1. Bagaimana penerapan metode Quantum Learning dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi volume kubus dan balok di kelas V SD Negeri 8 Lut

Tawar Takengon.

2. Peningkatan hasil belajar siswa yang diterapkan dengan metode Quantum

Learning pada materi volume kubus dan balok kelas V SD Negeri 8 Lut Tawar

Takengon.

3. Efektivitas pembelajaran siswa dengan menggunakan metode Quantum Learning

pada materi volume kubus dan balok di kelas V SD Negeri 8 Lut Tawar

Takengon.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi guru, sebagai salah satu alternatif pembelajaran bagi guru bidang studi

matematika untuk menggunakan penerapan metode Quantum Learning

sehingga dapat menvariasikan model pembelajaran pada proses belajar

mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

3. Bagi sekolah, penerapan metode Quantum Learning dapat menjadi bahan

pertimbangan untuk menetapkan suatu kebijakan dalam upaya memperbaiki

mutu pendidikan.

4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam

(17)

41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode Quantum Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi volume kubus dan balok dengan 6 kerangka pembelajaran yaitu tahap

Tumbuhkan guru member motivasi yang memunculkan gairah belajar siswa,

tahap Alami guru menumbuhkan minat siswa dengan memanfaatkan

pengalaman siswa, tahap Namai siswa membangun keingintahuan dalam diri

siswa sehingga menciptakan berbagai pertantaan yang memunculkan minat

belajar, tahap Demostrasi guru member kesempatan siswa berlatih dan

menerapkan konsep materi yg diajarlan, tahap Ulangi guru memberikan tes

sebagai latihan untuk pemahaman konsep, tahap Rayakan guru memberikan

pujian dan reward berupa nilai bagi siswa yang aktif. Jika layak dipelajari

maka layak pula dirayakan.

2. Penerapan pembelajaran Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada materi volume kubus dan balok di kelas V SD Negeri 8 Lut tawar

Takengon. Dari hasil analisis data pada Siklus I dari 25 orang siswa, terdapat

13 siswa (52%) telah mencapai nilai besar besar dari 65, dan 12 siswa (48%)

masih memiliki nilai kurang dari 65 dengan nilai rata-rata seluruh siswa 61,2

pada tes hasil belajar I. Sedangkan dari hasil analisis data pada Siklus II

terdapat 23 siswa dari(92%) telah mencapai nilai besar dari 65, dan 2 siswa (8%) masih memiliki nilai kurang dari 65 dengan nilai rata-rata seluruh siswa

81,2 pada tes hasil belajar II.

3. Berdasarkan kriteria keefektifan, yakni tingkat penguasaan siswa, ketercapaian

tujuan pembelajaran khusus (TPK) serta pelaksanaan pembelajaran (hasil

observasi) maka pembelajaran menggunakan metode Quantum Learning dapat

meningkatkan efektifitas belajar pada materi volume kubus dan balok di kelas

(18)

42

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian, bahwa saran (rekomendasi) yang

diajukan adalah :

a. Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model yang

berpusat pada siswa, salah satunya penggunaan Quantum Learning

sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Kepada kepala sekolah SD Negeri 8 Lut Tawar Takengon, agar dapat

mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan pembelajaran dengan

model pembelajaran Quantum Learning sebagai alternatif untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Sebelum proses belajar mengajar dilakukan, guru harus mengkondisikan

lingkungan belajar ysng optimal, karena kondisi yang optimal dalam

lingkungan belajar dapat menciptakan suasana belajar yang efektif.

d. Dari hasil penelitian ditemukan kebanyakan siswa tidak berani

mengajukan pendapat ataupun pertanyaan tentang hal-hal yang belum

dimengerti kepada guru ketika proses pembelajaran berlangsung, maka

disarankan kepada guru yang akan melaksanakan metode Quantum

Learning ini diharapkan dapat mempelajari bagaimana cara memotivasi

siswa untuk berani berbicara ataupun bertanya sehingga proses

pembelajaran yang berpusat pada siswa terlaksana dengan baik.

e. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat

dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran dengan model

Quantum Learning pada materi volume kubus dan balok ataupun materi

(19)
(20)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (1999), Pendidikan Bagi Anak Yang Berkualitas

Belajar, Rineka Cipta, Jakarta

Arikunto, Suharsimi., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta

Arikunto,S.,(2010), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto,S, (2011), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta

Artauly, Sari, (2011), Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika

Melalui Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme Pada Pokok Bahasan

Bangun Ruang Sisi Lengkung di SMP Katolik Tri Sakti II Medan Tahun

Ajaran 2011/2012, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan (Tidak diterbitkan).

De Porter,B dan hernacki,M, (2011), Quantum Learning, Kaifa. Bandung

De Porter,B dan Reardon,M, (2010), Quantum Teaching, Kaifa. Bandung

Djamarah, Syaiful Bahri., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,

Jakarta

Dimyati, dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta,

Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,

(2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian

Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan

Hamalik, Oemar., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta

Hudoyo, Herman., (2001), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran

Matematika, FMIPA Universitas Negeri Malang, Malang

Muhibbin,(2003), Psikologi Pendidikan,P.T. Praja Grafindo Persada, Jakarta.

Muslich, M., (2008), KTSP Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara,

(21)

Nasution, S, (2009), Quantum Learning, http: //www. unjabisnis.com/2009/12/

quantum-learning.html

Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka

Cipta, Jakarta

Sanjaya, Wina., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana, Jakarta

Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka

Cipta, Jakarta

Sudjana., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung

Sudjana, Nana., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja

Rosdakarya, Bandung

Sumanto, (2008), Gemar Matematika 5, Pusat pembukuan Departemen

pendidikan Nasional. Jakarta

Sugiyono.,(2009), Metode PenelitianPendidikan, Alfabeta, Bandung.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembeajaran Inovatif Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta.

Trianto., (2009) Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, PT. Prestasi

Pustakaraya, Jakarta

Wena,Made, (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara.

Jakarta

Winarti, Atik, dkk., (2008), Matematika Sekolah Menengah Pertama Kelas VII,

Edisi 4, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Zainure, (2007), Quantum Learning Dalam pembelajaran Matematika. (www.

wordpress.com/2007/05/14/169/

Gambar

Tabel 3.1.  Tingkat Penguasaan  Siswa
Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen asli sebagaimana yang telah disampaikan dalam daftar isian

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan APBD pada Bagian Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2013, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung

AULA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SULAWESI TENGAH Jln.. Dewi

Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,

➢ Peserta didik diminta untuk mengamati penayangan gambar yang disajikan oleh guru maupun mengamati gambar yang terdapat pada buku siswa seperti gambar dibawah..

Ide kreatif harus relevan dengan produknya, harus ada kaitan dengan sifat atau keunikan produk tersebut sehingga iklan tersebut akan terlihat rasionable dengan kenyataan yang ada

Untuk memperoleh proses pembinaan ini, narapidana harus memenuhi persyaratan yang sama dengan pembebasan bersyarat dan cuti menjelang bebas namun yang membedakan ada

Kaitannya dengan perguruan tinggi dan webmetrics, sumberdaya yang dimiliki perguruan tingi baik itu hasil penelitin maupun publikasi lainnya yang tersedia pada situs web