ANALISIS PENGARUH PERDAGANGAN INTRA-REGIONAL DAN
EKSTRA-REGIONAL ASEAN TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI NEGARA-NEGARA ASEAN-5
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Ekonomi
Oleh:
BAIDA SORAYA
NIM: 8106162026
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ANALISIS PENGARUH PERDAGANGAN INTRA-REGIONAL DAN
EKSTRA-REGIONAL ASEAN TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI NEGARA-NEGARA ASEAN-5
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Ekonomi
Oleh:
BAIDA SORAYA
NIM: 8106162026
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
BAIDA SORAYA. Analisis Pengaruh Perdagangan Intra-Regional dan Ektra-Regional ASEAN Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Negara-negara ASEAN-5. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2013.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk di suatu negara. ASEAN merupakan salah satu bentuk integrasi ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara-negara anggota. Perdagangan intra-regional dan ekstra-regional merupakan salah satu bentuk kerjasama perdagangan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai perdagangan dan pertumbuhan ekonomi. Namun dalam kenyataannya, nilai perdagangan ekstra-regional ASEAN yang diperoleh setiap negara ASEAN-5 lebih besar daripada nilai perdagangan intra-regional. Setiap negara ASEAN-5 juga memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ASEAN-5 selama kurun waktu dari 2007-2011. Dengan pendekatan random effect model pada pengolahan data panel, hasil penelitian menunjukkan bahwa perdagangan ekstra-regional ASEAN, investasi asing langsung, tingkat inflasi, dan jumlah populasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi setiap negara-negara ASEAN-5. Sedangkan perdagangan intra-regional ASEANberpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi setiap negara-negara ASEAN-5.
ii ABSTRACT
BAIDA SORAYA.The Analysis of The Effect of ASEAN Intra-Regional and ASEAN Extra-Regional Trade to The Economic Growth of ASEAN-5 Countries. Postgraduate Program of the State University of Medan, 2013.
Economy growth is one of indicators of people prosperity in a country. ASEAN is a type of economic integration which aim to increase economic growth of member countries. Intra-regional and extra-regional trade is kind of trade agreement which aim to increase the trade rate and economic growth. However, the rate of extra-regional trade in every ASEAN-5 countries is higher than intra-extra-regional trade. Every ASEAN-5 countries also has variously rate of economic growth. The objective of this research is to analyze the factors which effect the economic growth of ASEAN-5 countries during 2007-2011. With random effect model in pooled data processing, the research result described that extra-regional trade of ASEAN, foreign direct investment, inflation, and the population described positive and significant effect to economic growth of every ASEAN-5 countries. Whereas, intra-regional trade of ASEAN effect positive and insignificant to the economic growth of ASEAN-5 countries.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas segala
Berkat dan Kasih Karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam menuntut
ilmu dan menyelesaikan penelitian Tesis ini yang berjudul “Analisis Pengaruh
Perdagangan Intra-Regional dan Ekstra-Regional ASEAN Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Negara-Negara ASEAN-5”.
Selama melaksanakan penelitian tesis ini penulis banyak mendapat
bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas
Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Ekonomi, dan Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si., selaku
Sekretaris Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan, sekaligus selaku Pembimbing II (Kedua)
yang telah banyak memberikan masukan dan juga saran dalam
penelitian tesis ini.
4. Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si., selaku Pembimbing I (Pertama)
yang sabar memberikan bimbingan dan arahan hingga selesainya
penulisan tesis ini.
5. Bapak Dr. Arwansyah, M.Si., Bapak Indra Maipita, M.Si, Ph.D. dan
Ibu Sri Fajar Ayu, MM. DBA selaku nara sumber dan penguji sidang
ujian tesis.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen program Studi Ilmu Ekonomi yang telah
banyak memberikan ilmu dan pengetahuan selama menempuh
pendidikan.
7. Kepada kedua orang tuaku yang terkasih Papa Drs. Bachtiar, M.Pd.
Rabina Mulia Sari, dan Amal Sabi yang selalu setia memberikan
dukungan, doa yang tulus dan mengalir tanpa henti.
Penulis masih mengharapkan masukan maupun kritikan yang membangun
dalam penelitian tesis ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa karya belumlah
sempurna, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan,
pemerintahan dan masyarakat.
Medan, Maret, 2013
Penulis,
v
BAB.II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis ... 12
2.1.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi ... 12
2.1.2. Teori Perdagangan Internasional... 17
2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi 27 2.1.3.1. Perdagangan Internasional dan Pertumbuhan Ekonomi ... 27
2.1.3.2. Integrasi Ekonomi dan Perannya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Negara-Negara Anggota ... 30
2.1.3.3. Hubungan Populasi Terhadap Perdagangan dan Pertumbuhan Ekonomi ... 39
2.1.3.4. Hubungan Inflasi dengan Pertumbuhan Ekonomi ... 41
2.1.3.5. Hubungan Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment) dengan Perdagangan dan Pertumbuhan Ekonomi ... 43
2.2. Penelitian Sebelumnya ... 46
2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 48
2.3.1. Kerangka Konseptual ... 48
2.3.2. Hipotesis Penelitian ... 49
BAB.III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 50
3.2. Jenis dan Sumber Data ... 50
3.3. Rancangan Penelitian ... 52
3.3.1. Defenisi Operasional ... 52
3.3.2. Model Penelitian ... 53
3.4. Metode Analisis Data ... 54
3.4.1. Analisis regresi Data Panel (Regression of Pooled Data) 54
3.4.1.1. Model Efek Tetap (Fixed Efeect Model) ... 54
3.4.1.2. Model Efek Random (Random Efeect Model) ... 55
vi
3.4.2.1. Uji Chow (Chow Test) ... 56
3.4.2.2. Uji Haussman (Haussman Test) ... 57
3.4.3. Uji Hipotesis ... 58
3.4.3.1. Menentukan Kriteria Pengujian ... 58
3.4.3.2. Koefisien Determinasi (R2) ... 60
BAB.IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Ekonomi Negara-Negara ASEAN-5 ... 61
4.2. Perdagangan Intra-Regional dan Ekstra-Regional ASEAN, Investasi, Inflasi, dan Populasi ... 64
4.2.1. Perdagangan Intra-Regional ASEAN ... 66
4.2.2. Perdagangan Ekstra-Regional ASEAN ... 67
4.2.3. Perkembangan Investasi Asing di Negara-Negara ASEAN 73 4.2.4. Perkembangan Inflasi Negara-Negara ASEAN ... 75
4.2.5. Perkembangan Populasi Negara-Negara ASEAN ... 78
4.3. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Negara-Negara ASEAN-5 ... 81
4.4. Pengujian Kesesuaian Model ... 82
4.4.1. Uji Chow ... 82
4.4.2. Uji Haussman ... 83
4.4.3. Estimasi Pertumbuhan Ekonomi Negara-Negara Aggota ASEAN-5 ... 83
4.5. Pengujian Kriteria Statsitik ... 85
4.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekonomi Negara- Negara ASEAN ... 89
4.6.1. Perdagangan Ektra-Regional ASEAN ... 88
4.6.2. Perdagangan Intra-Regional ASEAN ... 91
4.6.3. Investasi Asing Langsung ... 93
4.6.4. Tingkat Inflasi ... 94
4.6.5. Populasi ... 96
BAB.V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 99
5.2. Saran ... 99
DAFTAR PUSTAKA ... 101
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1.a. Perkembangan Perdagangan Net Intra Ekspor Indonesia,
Malaysia, & Singapura Tahun 2007-2009 (juta US$) ... 4 Tabel 1.1.b. Nilai Perdagangan Net Intra Ekspor Thailand & Filipina
Tahun 2007-2009 (juta US$) ... 4 Tabel 1.2.a. Nilai Perdagangan Net Ekstra Ekspor Indonesia,
Malaysia, & Singapura Tahun 2007-2009 (juta US$) ... 5 Tabel 1.2.b. Nilai Perdagangan Net Ekstra Ekspor Thailand &
Filipina Tahun 2007-2009 (juta US$) ... 5 Tabel 1.3.a. Nilai dan Pertumbuhan PDB per Kapita (Konstan 2000)
Indonesia, Malaysia, & Singapura Tahun 2007-2009
(US$) ... 8 Tabel 1.3.b. Nilai dan Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)
per Kapita (Konstan 2000) Thailand & Filipina Tahun
2007-2009 (US$) ... 8 Tabel 3.1. Variabel dan Sumber Data Penelitian ... 51 Tabel 4.1. Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB)
Negara-Negara ASEAN-5 Tahun 2007-2011 (juta US$)... 62 Tabel 4.2. Perkembangan Pedagangan Intra-Regional ASEAN
Negara-Negara ASEAN-5 Tahun 2007-2011 (juta US $) . 67 Tabel 4.3. Perkembangan Perdagangan Ekstra-Regional ASEAN
Negara-Negara ASEAN-5 Tahun 2007-2011(juta US$) ... 70 Tabel 4.4. Perkembangan Investasi Asing Langsung di
Negara-Negara ASEAN Tahun 2007-2011 (juta US$) ... 73 Tabel 4.5. Perkembangan Inflasi Negara-Negara ASEAN-5
Berdasarkan Indeks Harga Konsumen (2005=100) Tahun
2007-2011 ... 76 Tabel 4.6. Perkembangan Populasi Negara-Negara ASEAN-5
Tahun 2007-2011 (juta jiwa) ... 79 Tabel 4.7. Hasil Estimasi Uji Chow (Chow test) ... 83 Tabel 4.8. Hasil Estimasi Uji Haussman ... 83 Tabel 4.9. Hasil Estimasi Pertumbuhan Ekonomi Negara-Negara
Anggota ASEAN-5 Berdasarkan Random Effect Model
yang bersifat Generalized Least Square ... 84 Tabel 4.10. Hasil Estimasi Peryumbuhan Ekonomi Negara-Negara
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Grafik Nilai Net Intra-Regional Ekspor Negara
ASEAN-5 ... 6 Gambar 1.2. Grafik Nilai Net Ekstra-Regional Ekspor Negara
ASEAN-5 ... 7 Gambar 1.3. Grafik Nilai PDB per Kapita Negara ASEAN-5 ... 9 Gambar 2.1. Hubungan Pertumbuhan Populasi dengan Pertumbuhan
Perdagangan ... 39 Gambar 2.3. Skema Kerangka Berpikir ... 49 Gambar 4.1. Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB)
Negara-Negara ASEAN-5 Tahun 2007-2011 (juta US $)... 63 Gambar 4.2. Perkembangan Perdagangan Intra-Regional ASEAN
Negara-Negara ASEAN-5 Tahun 2007-2011 (juta US $) . 68 Gambar 4.3. Perkembangan Perdagangan Ektra-Regional
Negara-Negara ASEAN-5 Tahun 2007-2011 ... 71 Gambar 4.4. Perkembangan Investasi Asing Langsung di
Negara-Negara ASEAN-5 Tahun 2007-2011 ... 74 Gambar 4.5. Perkembangan Inflasi Negara-Negara ASEAN-5
Bedasarkan Indeks Harga Konsumen (2005=100)
2007-2011 ... 77 Gambar 4.6. Perkembangan Populasi Negara-Negara ASEAN-5
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Variabel Data Penelitian ... 106 2. Hasil Estimasi Pertumbuhan Ekonomi
Negara-Negara Anggota ASEAN-5 Berdasarkan Random
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Kutznets
dalam Todaro dan Smith (2003:91-92) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan
kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk
menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas
itu sendiri ditentukan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian teknologi,
institusional, dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada.
Salvatore (1997:47-48) menyebutkan bahwa perdagangan dapat menjadi
salah satu mesin pertumbuhan (trade as engine of growth). Perdagangan
internasional merupakan salah satu kegiatan di dalam perekonomian yang terdiri
dari kegiatan ekspor (mengirim barang atau jasa ke suatu wilayah ke wilayah lain)
dan impor (mendatangkan barang atau jasa ke suatu wilayah ke wilayah lain).
Namun di lain sisi, Krugman dan Obstfeld (2002:275) menyatakan bahwa
perdagangan internasional berpeluang menimbukan efek eksploitasi terhadap
negara berkembang dan rusaknya industri lokal.
Untuk mengatasi fenomena tersebut, banyak negara telah membentuk
sebuah integrasi ekonomi. Integrasi ekonomi bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan negara anggota dan menciptakan stabilitas yang tinggi
(Salvatore, 1997:05). Indonesia sendiri sebagai negara yang terbuka telah
melakukan integrasi ekonomi dengan berbagai negara sekawasan Asia Tenggara
2
dengan membentuk organisasi kerjasama regional di kawasan Asia Tenggara yang
bernama ASEAN (Association Southeast Asian Nations) atau Perhimpunan
Bangsa-Bangsa Negara Asia Tenggara. ASEAN dibentuk di Bangkok, 8 Agustus
1967. Salah satu tujuan utama organisasi adalah untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan negara-negara
anggotanya (Mikic, 2009:02).
ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan salah satu bentuk perjanjian
kerjasama di bidang ekonomi yang disepakati oleh seluruh negara anggota
ASEAN tahun 1992. AFTA merupakan wujud kesepakatan dari negara-negara
ASEAN untuk membentuk suatu kawasan perdagangan bebas dalam rangka
meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN, dengan
menciptakan pasar regional bagi penduduknya dan menjadikan ASEAN sebagai
basis produksi dunia, sehingga dapat menarik investasi dan meningkatkan
perdagangan antarnegara anggota ASEAN, melalui skema Common Effective
Preferential Tariffs (CEPT) (Deperindag, 2002:01).
Dalam skema CEPT, tarif yang dikenakan oleh setiap negara anggota
ASEAN terhadap barang-barang impor dari negara ASEAN lainnya harus
dikurangi hingga tidak lebih dari 5 persen. Menurut penelitian yang dilakukan
Hartono, et al (2007) pemberlakuan kebijakan ini berimplikasi positif terhadap
pertambahan PDB riil Indonesia, tingkat produksi nasional dan kesejahteraan. Ini
berarti skema CEPT m/emberikan peluang yang besar dalam peningkatan volume
perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara anggota ASEAN.
Grossman dan Helpman (1990:52) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa pada
3
pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Hal ini merupakan salah satu tujuan yang
ingin dicapai dengan adanya integrasi ekonomi ASEAN dalam skema CEPT.
Secara umum bahwa perdagangan dipengaruhi oleh banyak faktor
dinataranya adalah tingkat inflasi, jumlah investasi, dan jumlah populasi disuatu
negara. (Mankiw, 2007:16). Berdasarkan fakta ini dapat diketahui bahwa inflasi,
jumlah investasi dan populasi dapat berdampak postif terhadap pertumbuhan
eknomi suatu bangsa. Tingkat inflasi yang masih rendah yaitu berkisar 0-9 % akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Jumlah populasi yang tinggi
juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa apabila tingginya
jumlah populasi tersebut dapat diberdayakan secara maksimal. Jumlah populasi
yang rendah akan menuntut suatu bangsa untuk menyerap tenaga kerja dari negara
lain untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya (Muchtolifah,
2010:23-29). Demikian halnya dengan jumlah investasi yang semakin tinggi, yang
juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui masuknya
investor-investor asing yang menanamkan modal baik dalam bentuk obligasi, saham dan
lainnya. Dengan demikian, investasi tersebut akan mampu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi melalui teknologi yang semakin baik sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya (Ikiara, 2003: 02-03).
Dalam melakukan perdagangan, negara anggota ASEAN tidak hanya
berinteraksi dengan sesama negara anggota. Sesuai dengan teori Heckscher-Ohlin
mengenai perdagangan luar negeri, bahwasannya negara-negara dapat melakukan
ekspor dan impor karena faktor kelimpahan sumberdaya (resources endowment)
yang berbeda-beda (Krugman dan Obstfeld, 1991:98-104). Oleh karena itu, pada
4
perdagangan regional dan perdagangan ekstra-regional. Perdagangan
intra-regional meliputi perdagangan satu negara ASEAN sesama negara anggota
ASEAN. Sedangkan perdagangan ekstra-regional meliputi perdagangan satu
negara ASEAN terhadap negara di luar anggota ASEAN. Berikut perkembangan
ekspor dan impor perdagangan intra-regional serta perdagangan ekstra-regional
yang dilakukan negara-negara anggota ASEAN dari tahun 2007-2009.
Tabel 1.1.a. Perkembangan Perdagangan Net Intra Ekspor Indonesia, Malaysia, & Singapura Tahun 2007-2009 (juta US$)
Tahun
Indonesia Malaysia Singapura
Net Intra
Sumber : “ASEAN Statistical Year Book” Berbagai Tahun Terbit (diolah)
Tabel 1.1.b. Perkembangan Perdagangan Net Intra Ekspor Thailand & Filipina Tahun 2007-2009 (juta US$)
Tahun Thailand Filipina
Net Intra Ekspor Pertumbuhan (%) Net Intra Ekspor Pertumbuhan (%)
2007 7901,70 - -4843,20 -
2008 9598,80 21,48 -7235,00 -49,38
2009 5731,1 -40,29 -5722,7 20,90
Sumber : “ASEAN Statistical Year Book” Berbagai Tahun Terbit (diolah)
Dari Tabel 1.1.a dan Tabel 1.1.b dapat dilihat bahwa terjadi fluktuasi nilai
pertumbuhan intra ekspor negara ASEAN-5. yang berarti bahwa setiap negara
anggota ASEAN-5 mengalami persentase pertumbuhan net intra ekspor yang
tidak konsisten dari tahun 2007 hingga tahun 2009. Diantara negara ASEAN-5
yang mengalami persentase pertumbuhan intra ekspor yang positif pada tahun
2011 adalah negara Indonesia (77,44%) dan Filipina (20,90%) sedangkan negara
yang mengalami persentase pertumbuhan net intra ekspor yang negatif adalah
5
Sementara itu, net ekstra ekspor ASEAN-5 tahun 2007-2009 disajikan dalam
Tabel 1.2.a. berikut.
Tabel 1.2.a. Perkembangan Net Ekstra Ekspor Indonesia, Malaysia, & Singapura Tahun 2007-2009 (juta US$)
Tahun
Indonesia Malaysia Singapura
Net Ekstra
Sumber : “ASEAN Statistical Year Book” Berbagai Tahun Terbit (diolah)
Tabel 1.2.b. Perkembangan Net Ekstra Ekspor Thailand & Filipina Tahun 2007-2009 (juta US$)
Tahun Thailand Filipina
Net Ekstra Ekspor Pertumbuhan (%) Net Ekstra Ekspor Pertumbuhan (%)
2007 5703,80 - -204,80 -
2008 -12199,70 42,19 -385,20 -88,09
2009 12996,5 60,07 -1476,7 -283,36
Sumber : “ASEAN Statistical Year Book” Berbagai Tahun Terbit (diolah)
Dari Tabel 1.2.a. dan Tabel 1.2.b dapat dilihat bahwa Indonesia
memperoleh nilai perdagangan ekstra-regional ASEAN yang lebih besar
dibandingkan nilai perdagangan intra-regional ASEAN. Berarti bahwa setiap
negara anggota ASEAN-5 mengalami persentase pertumbuhan net ekstra ekspor
yang tidak konsisten tahun 2007 hingga tahun 2009. Diantara negara ASEAN-5
yang mengalami persentase pertumbuhan net ekstr ekspor yang positif pada tahun
2011 adalah negara Indonesia (5,34%) dan Thailand (60,07%) sedangkan negara
yang mengalami persentase pertumbuhan net ekstra ekspor yang negatif adalah
negara Malaysia (-27,79%), Singapura (-101,38%) dan Filipina (-283,36%).
Dengan demikian dapat diketahui bahwa setiap negara-negara ASEAN
6
maksimal karena setiap negara ASEAN belum dapat untuk secara konsisten
meningkatkan persentase pertumbuhan net-ekstra Ekspor. Ketidakmampuan setiap
negara-negara ASEAN untuk meningkatkan persentase pertumbuhan net-ekstra
kearah positif disebabkan oleh banyak faktor penghambat seperti terjadinya krisis
global pada tahun 2009. Untuk mengetahui apakah intra-regional atau
ekstra-regional yang lebih besar pada perdagangan ASEAN dapat diketahui dengan
membandingkan antara kegiatan perdagangan intra-regional dan ekstra regional.
Perbandingan antara kegiatan perdagangan intra-regional dan ekstra-regional
ASEAN dapat terlihat dari Gambar 1.1. dan Gambar 1.2. di bawah ini.
Gambar 1.1 Perkembangan Net Intra-Regional Ekspor Negara ASEAN-5
2007 2008 2009
Indonesia -1500 -13820.9 -3118.5
Thailand 7901.7 9598.8 5731.1
Singapura 29153.3 31599.2 22598.9
Malaysia 7979.7 15726.1 8664.9
7
Gambar 1.2 Perkembangan Net Ekstra-Regional Ekspor Negara ASEAN-5
Dari Gambar 1.1. dan Gambar 1.2 tersebut terlihat bahwa total
perdagangan negara di luar 5 atau perdagangan ekstra-regional
ASEAN-5 lebih tinggi dibandingkan dengan total perdagangan negara intra-regional
ASEAN-5 atau dengan negara di dalam ASEAN-5. Nilai net perdagangan
intra-regional tertinggi di negara ASEAN-5 adalah Thailand dari tahun 2007 sampai
dengan tahun 2009 sedangkan net ekstra-regional tertinggi adalah negara
Indonesia pada tahun 2007, namun pada mulai dari tahun 2008 sampai dengan
tahun 2009 nilai net ekstra tertinggi adalah negara Malaysia. Perdagangan yang
telah dilakukan oleh negara-negara ASEAN-5 baik itu perdagangan intra dan
ekstra regional akan mempenagaruhi pendapatan nasional negara tersebut,
semakin tinggi nilai perdagangan yang dilakukan maka pertumbuhan ekonomi
negara tersebut berpotensi akan lebih baik.
2007 2008 2009
Indonesia 41127.5 21644 22799.3
Malaysia 21315.6 34471 24895.6
Singapura 6989.2 -105093.6 1448.9
Thailand 5703.8 -12199.7 12996.5
8
Mankiw (2007:16) menyebutkan bahwa pendapatan nasional sebuah
negara dipengaruhi oleh empat faktor yaitu konsumsi (C), Investasi (I), Pembelian
Pemerintah (G), dan Ekspor Neto (NX). Sehingga, dapat dilihat bahwa
perdagangan dan pendapatan nasional merupakan dua variabel yang saling terkait.
Itulah sebabnya mengapa perdagangan yang dilakukan suatu negara dapat
dipengaruhi oleh pendapatan nasional negara tersebut dan negara mitra dagang.
Dan sebaliknya, perdagangan itu sendiri juga mempengaruhi pendapatan nasional
suatu negara. Perkembangan pendapatan nasional yang diproxy dengan Produk
Domestik Bruto (PDB) dari setiap negara ASEAN-5 dapat dilihat pada Tabel
1.3.a dan Tabel 1.3.b. di bawah ini:
Tabel 1.3.a. Perkembangan PDB per Kapita (Konstan 2000) Indonesia, Malaysia, & Singapura Tahun 2007-2009 (US$).
Tahun Indonesia Malaysia Singapura
PDB Pertumbuhan (%) PDB Pertumbuhan (%) PDB Pertumbuhan (%) 2007 1.003,36 - 4925,77 - 31247,00 - 2008 1.052,43 4,89 5077,94 3,09 30131,62 -3,5 2009 1.089,72 3,54 4914,91 -3,21 28949,86 -3,92
Sumber: Penn. World Tabel 7.1
Tabel 1.3.b. Perkembangan PDB per Kapita (Konstan 2000) Thailand & Filipina Tahun 2007-2009 (US$).
Tahun Thailand Filipina
PDB Pertumbuhan (%) PDB Pertumbuhan (%)
2007 2562,72 - 1283,47 -
2008 2608,25 1,78 1314,23 2,40
2009 2531,23 -2,95 1307,14 -0,54
Sumber: Penn. World Tabel 7.1
Dari Tabel 1.3.a di atas dapat dilihat bahwa pertumbuhan pendapatan per
kapita nasional untuk negara ASEAN-5 mengalami pertumbuhan yang
9
negara yang persentase pertumbuhan yang positif. Grafik nilai PDB per kapita
negara ASEAN-5 dapat dilihat pada Gambar 1.3. berikut ini :
Gambar 1.3 Perkembangan PDB per Kapita (Konstan 2000) Negara-Negara ASEAN-5
Dari Gambar 1.3. di atas dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan nilai PDB
yang cenderung positif dari tahun ke tahun pada setiap negara-negara ASEAN-5.
Kenaikan ini memberikan stimulasi yang positif terhadap perekonomian dan
perdagangan di negara ASEAN-5. Kenaikan tertinggi untuk PDB pada tahun
2007-2009 diperoleh negara Singapura dan yang terendah adalah Filipina.
Dari Gambar 1.3. tersebut dapat dilihat adanya kesenjangan yang cukup
lebar dalam perolehan PDB antara Singapura dengan negara ASEAN-5 lainnya,
termasuk dengan Indonesia. Perolehan PDB per kapita Indonesia tidak hanya
dikalahkan oleh Singapura, namun juga Malaysia. PDB per kapita Singapura
mencapai lebih dari dua puluh kali lipat dan PDB per kapita mencapai lebih dari
2007 2008 2009
Indonesia 1,003.36 1,052.43 1,089.72
Malaysia 4925.77 5077.94 4914.91
Singapura 31247 30131.62 28949.86
Thailand 2562.72 2608.25 2531.23
Filipina 1283.47 1314.23 1307.14
10
empat kali lipat dari PDB per kapita Indonesia. Bahkan PDB per kapita
Thailand/ tumbuh dua kali lipat dari PDB per kapita Indonesia. Hal ini berarti
kegiatan integrasi ekonomi ASEAN tersebut tidak berdampak bagi pemerataan
kesejahteraan bagi seluruh anggota ASEAN.
Melihat berbagai fenomena yang telah diuraikan sebelumnya, maka perlu
diadakan penelitian lebih kanjut mengenai besarnya dampak kegiatan integrasi
ekonomi khususnya integrasi ekonomi ASEAN terhadap peningkatan
kesejahteraan negara-negara anggota ASEAN. Penelitian ini akan menganalisis
bagaimana pengaruh perdagangan intra-regional ASEAN dan perdagangan
ekstra-regional ASEAN serta faktor-faktor lain terhadap perekonomian negara-negara
ASEAN-5 yang diukur dengan produk domestic bruto (PDB) masing-masing
negara tersebut.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang diuraikan maka masalah
dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh perdagangan intra-regional
ASEAN, perdagangan ekstra-regional ASEAN, investasi asing langsung, tingkat
inflasi, dan jumlah populasi terhadap pertumbuhan ekonomi setiap negara anggota
ASEAN-5?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis pengaruh perdagangan intra-regional ASEAN, perdagangan
ekstra-regional ASEAN, investasi asing langsung, tingkat inflasi, dan jumlah
11
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh yaitu:
1. Sebagai instrument untuk memahami pengaruh dapn manfaat kegiatan
perdagangan intra-regional dan ekstra-regional ASEAN terhadap
perekonomian Indonesia.
2. Sebagai referensi pengambilan kebijakan oleh pihak-pihak yang
mengemban tugas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
3. Sebagai instrument evaluasi keberlangsungan keikutsertaan Indonesia
dalam kegiatan integrasi ekonomi ASEAN.
4. Sebagai referensi untuk pihak-pihak yang melakukan penelitian dan studi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Perdagangan ekstra-regional ASEAN, investasi asing langsung, tingkat inflasi
dan populasi, berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi setiap negara-negara ASEAN-5.
2. Perdagangan intra-regional ASEAN berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi setiap negara-negara ASEAN-5.
3. Variabel inflasi (IHK) merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN-5 disebabkan koefisien nilai
inflasi memiliki nilai yang paing tinggi.
5.2. Saran
1. Negara-negara ASEAN-5 akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
yang lebih tinggi jika dapat meningkatkan nilai perdagangan
ekstra-regional.
2. Peranan perdagangan intra regional ASEAN perlu untuk terus ditingkatkan
melalui penyederhanaan proses birokrasi dan hambatan-hambatan
perdagangan lainnya.
3. Negara-negara ASEAN-5 akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
yang lebih cepat dengan memperhatikan nilai inflasi tetap pada tingkat
0-9%.
4. Nilai PDB pada penelitian ini adalah hasil penjumlahan antara nilai ekspor
dan impor masing-masing negara ASEAN-5. Oleh sebab itu, untuk
penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan perhitungan net ekspor dan
net impor.
5. Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan metode pendekatan, serta
konsep peninjauan yang berbeda agar dapat dilakukan studi komparasi dan
101
DAFTAR PUSTAKA
Alcalá, F. and Ciccone, A. 2003, “Trade, Extent of the Market, and Economic Growth 1960 – 1996,” Journal of Economic Literature.
ASEAN Statistical Yearbook 2012. 2012. Jakarta: ASEAN Secretariat.
Aspan, H. 2011. Kebijakan Perdagangan Luar-Negeri Indonesia dalam Menghadapi Pemberlakuan Kesepakatan Asean Free Trade Area (AFTA). Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu. 4(2):679:689.
Ball, L. and Cecchetti, S.G. 1990, “Inflation, Uncertainty at Short and Long Horizons”, Brookings Papers on Economic Activity, pp. 215-245, (Online), (http://www.brookings.edu/~/media/Projects/BPEA/1990%201/1990a_bpe a_bbal_cecchetti_gordon.PDF, diakses 2 November 2012).
Baltagi, B.H, 2001, Econometric Analysis of Panel Data, 2th Edition, England: Jhon Wiley& Sons, Ltd, Chisester.
Bassanini, A., S. Scarpetta and P. Hemmings. 2001, “Economic Growth: The Role of Policies and Institutions: Panel Data. Evidence from OECD Countries”,
OECD Economics Department Working Papers, No. 283, OECD
Publishing, (Online), (http://dx.doi.org/10.1787/722675213381, diakses 4 November 2012).
Boediono. 2000. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta:BPFE Yogyakarta.
Bolioli, T. 2000. Theoretical Framework for a Unified Model of Population and Economic Growth. Princenton: Princeton University Press.
Deliarnov. 1995. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta : Penerbit Universitas
Deperindag. 2002. Implementasi AFTA Sejak 1992. Deperindag Online. (online), (http://www.depperin.go.id, diakses 5 November 2012).
Dornbusch, R. Fischer, S. Startz, R.2008.Makroekonomi.Edisi Kesepuluh. Mirazudein, R.I [Penerjemah].Jakarta: PT Media Global Edukasi.
Edey, M.1994.Costs and Benefits of Moving from Low Inflation to Price
Stability. OECD Economic Studies No.23., (Online),
(http://www1.oecd.org/eco/monetaryandfinancialissues/33929490.pdf, diakses 5 November 2012).
Felianty, T.A. 2006. FDI di Indonesia, peranannya terhadap kinerja makro ekonomi, Masalah-masalah yang dihadapi dan tantangan ke depan. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 7(2), 69-86.
102
Grossman, G.M. and E. Helpman, 1991.”Trade, Knowledge Spillovers, and
Growth”, European Economic Review, Vol.80, (Online),
(http://www.nber.org/papers/w3485.pdf, diakses 3 November 2012).
Gujarati, D.N. dan Porter, D.C,.2010.Dasar-dasar Ekonometrika.Jilid 1.Edisi Kelima. Mardanugraha, dkk [Penerjemah]. Jakarta: Salemba Empat.
Gunawan A.H., 1991. Anggaran Pemerintah dan Inflasi di Indonesia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hady, H. 1994. Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional. Jakarta : Ghalia.
Halwani, R.H. 2005. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi. Ghalia Indonesia, Bogor.
Hartono, D, Priyarsono, D.S, Nguyen, T.D, Ezaki, M. 2007. Regional Economic Integration and its Impacts on Growth, Poverty and Income Distribution: The Case of Indonesia, Working Paper in Economics and Development
Studies, No. 200702,(Online),(http://www.gsid.nagoya-
u.ac.jp/bpub/research/public/.
Hidayat, A.S. 2008. Asean Economic Community (AEC): Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia.Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, 2(16): 27-39.
Ikiara, M.M. 2003. “Foreign Direct Investment (FDI), Technology Transfer, and Poverty Alleviation: Africa’s Hopes and Dilemma”, African Technology Policy Studies (ATPS) Special Paper Series No. 16.,(Online), (http://www.atpsnet.org/Files/special_paper_series_16.pdf, diakses 11 Novemver 2012).
Khan, M. and Senhadji A. 2001., “Threshold effects in the relationship between inflation and growth”. IMF Staff Papers, 48: 1-21. ,(Online), (http://www.ieo-imf.org/External/Pubs/FT/staffp/2001/01a/pdf/khan.pdf, diakses 12 November 2012).
Klasen, S. and David, L. 2007. The impact of population growth on economic growth and poverty reduction in Uganda, Diskussionsbeiträge aus dem Volkswirtschaftlichen Seminar der Universität Göttingen, No. 133,(Online), (http://hdl.handle.net/10419/31966, diakses 3 November 2012).
Krugman, P. dan Obstfeld, M. 1991. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan Edisi Kedua. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
103
Krugman, P.R. 1993. Free Trade: A Loss (Theoritical) Nerve (The Narrow and Broad Agreements for Free Trade. American Economic Review. (Online),
Vol.83, No.2, pp. 362-365.(
http://www.staff.ncl.ac.uk/david.harvey/ACE2006/Compe.
Lindert, P. H. 1994. Hukum Ekonomi Internasional Edisi ke Sembilan, Bumi Aksara, Jakarta, 1994.
Mankiw, N.G. 2007. Makroekonomi. Edisi Keenam. Liza, F dan Nurmawan, I [Penerjemah].Gelora Aksara Pratama:Jakarta.
Manurung, J. J, A. H. Manurung, dan F. D. Saragih, 2005, Ekonometrika: Teori dan Aplikasi, Jakarta: Elex Media Komputindo.
Marannu, M, N. 2010. Singapura dan Kerjasama dengan Indonesia. Skripsi. FISIP UI. Depok. Jakarta.s
Meier, G.M. 1995. Leading Issues In Economic Development. New York: Oxford Unversity Press.
Mikic, M. 2009. ASEAN and Trade Integration. United Nations ESCAP Working
Papper 01/09. ,(Online),
(http://www.unescap.org/tid/publication/swp109.pdf, diakses 05 November 2012) .
Muchtolifah, 2010. Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Inflasi, Investasi Industri, dan Jumlah Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Mojokerto. Jurnal. Ilmu Ekonomi Pembangunan Vol.1 No.1 Januari 2010 : 23-29.
Mukhlis, I. 2009. Dampak Integrasi Ekonomi ASEAN terhadap Permintaan Industri Manufaktur Indonesia. JESP, (Online), Vol. 1, No. 2, 2009, (fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/09/Imam-Mukhlis.pdf, diakses 12 September 2012).
Nongsina, F.S., dan P.M. Hutabarat. 2007. Pengaruh Kebijkan Liberalisasi Perdagangan terhadap Laju Pertumbuhan Ekspor-Impor Indonesia., (Online),(www.theceli.com/index.php?option=com_docman&task=dc_do wnload&Itemid=5&gid=236, diakses 10 Oktober 2012).
Nopirin. 2011. Ekonomi Internasional Edisi 3. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
______. 2012. Ekonomi Moneter. Jilid 2. Edisi I. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta
(http://www.odi.org.uk/sites/odi.org.uk/files/odi-assets/publications-104
opinion-files/5739.pdf, diakses 13 November 2012) paper/article/132.pdf, diakses 7 November 2012).
Pramadhani, M., Bissoondeeal R., & Driffield, N. (2007). FDI, Trade and Growth, CausalityLink.,(Online),(http://sites.uom.ac.mu/WTOChair/Conference%2 0Proceedings/27.pdf, diakses 07 Novenber 2012).
Radelet, S. 1997, “Regional Integration and Cooperation in Sub-Saharan Africa: Are Formal Trade Agreements the Right Strategy?” Harvard Institute for International Development Discussion Paper No. 592. July, (Online), (http://www.cid.harvard.edu/hiid/592.pdf, 7 November 2012).
Ridwan. 2009. Dampak Integrasi Ekonomi Terhadap Investasi di Kawasan Asean: Analisis Model Gravitasi. Jurnal Organisasi dan Manajemen, 5(2): 95-107.
Salhab, A dan Soedjono, L. 2011. Pengaruh Inflasi, Jumlah Tenaga Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Bali. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Bali: 20-28
Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional. Edisi ke-5. H. Munandar [penerjemah]. Jakarta: Erlangga.
Sarwoko, 2005. Dasar-dasar Ekonometrika. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Simon, J. L. 1977. The Economics of Population Growth.Princeton University Press:Princeton.
Sobri. 2001. Ekonomi Internasional: Masalah dan
Kebijaksanaannya.Yogyakarta: BPFE-UI.
Suarez, M.D.L.C. 2001. Trace Creation and Trade Diversion For Mercosur. Disertation. Boston University.
Sukmawati, A. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Ekspor Mutiara Indonesia. Skripsi : Departemen Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sukirno, S. 2010. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan. Edisi kedua. Jakarta : Prenada Media.
Summers, R., Heston, A. and Aten, B. (2001) Penn World Table Version 6.0, Center for International Comparisons at the University of Pennsylvania (CICUP).tition/KrugmanAER1993.pdf, diakses 12 November 2012).
105
Todaro, M. P. dan S.C. Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi. Jilid II. Edisi IX. Haris Munandar [penerjemah]. Erlangga, Jakarta.
Umar, H, 2008, Metode Penelitian, PT Raja Grapindo Persada:Jakarta.
Viner, J. 1950. The Customs Union Issue, New York: Carnegie Endowment for International Peace.
Wacziarg, R. 2001 “Measuring the Dynamic Gains from Trade,” The World Bank
Economic Review,(Online),Vol. 15(3): 393-429.
(http://www.jstor.org/discover/10.2307/3990108?uid=3738224&uid=2129 &uid=2&uid=70&uid=4&sid=21101464228893, diakses 2 November 2012).
Winantyo, R. 2008. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), 2015: Memperkuat Sinergi ASEAN di tengah Kompetisi Global. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Wooster ,R.B., Dube, S., Banda, T.M., 2006. The Contribution of Intra-Regional and Extra-Regional Trade to Growth:Evidence from the European Union.