ANALISIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI
MAKRO TERHADAP PENGANGGURAN
DI SUMATERA UTARA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains
Program Studi Ilmu Ekonomi
Oleh :
SALMON TARIHORAN
NIM. 8106162019
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Salmon Tarihoran. Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap
Pengangguran di Sumatera Utara. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.
Pengangguran adalah istilah bagi orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Berbicara masalah pengangguran maka tidak akan terlepas dari masalah ketenagakerjaan. Masalah ketenagakerjaan di provinsi Sumatera Utara diperkirakan akan semakin kompleks. Hal ini terlihat semakin bertambahnya penduduk usia kerja setiap tahunnya sebagai akibat dari jumlah penduduk yang cukup besar disertai struktur umur yang cenderung mengelompok pada usia muda sehingga dengan sendirinya akan menambah angka pengangguran terutama pengangguran terbuka.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan angkatan kerja, tingkat upah, dan krisis ekonomi terhadap pengangguran di Sumatera Utara. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif runtun waktu (time series) dalam kurun waktu 1990-2012 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) kemudian diolah sesuai dengan kebutuhan estimasi model. Data diolah dengan metode OLS (Ordinary Least Square) dengan bantuan software pengolah data Eviews 5.1.
Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa R2 = 0,89 yang bermakna bahwa variabel inflasi, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan angkatan kerja, upah dan krisis ekonomi mampu menjelaskan variabel pengangguran sebesar 89% dan sisanya sebesar 11% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model atau estimasi. Secara serentak inflasi, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan angkatan kerja, tingkat upah, dan krisis ekonomi berpengaruh terhadap pengangguran di Sumatera Utara. Secara parsial inflasi dan pertumbuhan angkatan kerja berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pengangguran di Sumatera Utara, sedangkan upah dan krisis ekonomi berpengaruh positif signifikan terhadap pengangguran di Sumatera Utara, serta pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif signifikan terhadap pengangguran di Sumatera Utara.
Kata Kunci: Pengangguran, Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Angkatan Kerja,
ABSTRACT
Salmon Tarihoran. Analysis of Effect of Macroeconomic Variables Against
Unemployment in North Sumatra. Thesis. Medan: Medan State University Graduate School, 2014.
Unemployment is a term for people who do not work at all, looking for work, working less than two days for a week or someone who is trying to get a decent job. Talking about unemployment then it will not be separated from employment issues. Employment issues in the province of North Sumatra is expected to be increasingly complex. It is seen the increasing population of working age each year as a result of a sizeable population with age structure tend to cluster at a young age so that by itself would add to unemployment, especially unemployment.
This study aims to analyze the effect of inflation, economic growth, labor force growth, wage rates, and the economic crisis on unemployment in North Sumatra. The data used in this study is a quantitative secondary data time series (time series) in the period from 1990 to 2012 sourced from the Central Statistics Agency (BPS) and processed according to the needs of model estimation. Data processed by the method of OLS (Ordinary Least Square) with the help of the data processing software Eviews 5.1.
Based on the estimation results indicate that R2 = 0.89, which means that the variable inflation, economic growth, labor force growth, wages and economic crisis can explain the variable unemployment was 89% and the remaining 11% is explained by other variables not included in the model or the estimation . Simultaneously, inflation, economic growth, labor force growth, wage levels, and the effect of economic crisis on unemployment in North Sumatra. Partially inflation and labor force growth is not significant positive effect on unemployment in North Sumatra, while wages and economic crises significant positive effect on unemployment in North Sumatra, as well as economic growth significant negative effect on unemployment in North Sumatra.
Keywords: Unemployment, Inflation, Economic Growth, Labor Force, Wages,
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha esa
atas segala berkat, rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis
selama mengikuti pendidikan juga dalam menyelesaikan penelitian tesis ini yang
berjudul Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Pengangguran di Sumatera Utara.
Selama melaksanakan penelitian tesis ini penulis banyak mendapat
bantuan moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi
Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan dan sekaligus sebagai
Dosen Pembimbing II yang telah memberikan perhatian atas pelayanan
akademik dan juga telah banyak memberikan bimbingan, arahan serta saran
sejak awal hingga selesainya penulisan tesis ini.
4. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Ekonomi Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan sekaligus sebagai
Dosen Penguji yang telah memberikan perhatian dan atas pelayanan akademik
juga sebagai narasumber dan sekaligus dosen penguji yang telah banyak
ii
5. Bapak Dr. Rahmanta, M.Si. selaku Pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan serta saran sejak awal hingga selesainya
penulisan tesis ini.
6. Bapak Dr. Arwansyah, M.Si dan bapak Dr. Zahari Zein, M.Sc selaku
narasumber dan sekaligus dosen penguji yang telah banyak memberikan
masukan yang sangat berharga bagi penulis.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen program Studi Ilmu Ekonomi yang telah
banyak memberikan ilmu dan pengetahuan selama menempuh pendidikan di
Program Pascasarjana Unimed.
8. Kedua Orangtuaku tercinta dan kubanggakan, Ayahanda (Alm) R. Tarihoran,
BA dan Ibunda tercinta I br Nainggolan yang telah mengasuh dan mendidik
serta selalu sabar dan penuh kasih sayang serta senantiasa memanjatkan
untaian doanya untuk kebaikan penulis tanpa pernah mengharap balasan
apapun mulai dari lahir hingga menyelesaikan S2.
9. Keluargaku tercinta yang pertama isteriku Dra. Santinar Nadeak yang selalu
memberangkatkan dan memberi semangat selama dalam perkuliahan.
Anak-anakku tercinta Audi Ananda Putra Tarihoran, Diana Sandela Monives
Tarihoran, dan Keynes Raja Tarihoran yang selalu disetiap kesempatan selalu
membawa dalam doa mereka agar cepat wisuda dan terkadang ikut ke kampus
menunggu dan menemani penulis.
10.Rekan-rekan mahasiswa Angkatan XVIII Program Studi Ilmu Ekonomi
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan baik yang telah wisuda
iii
11.Rekan-rekan satu kantor mulai dari mantan Kepala Sekolah H.M. Yacub
Pasaribu, S.Pd, Kepala Sekolah Badaruddin Tarigan, M.Pd, Kepala Sekolah
Muliadi, S.Pd, M.Si, wakasek Drs. Iswandi, M.Pd, Bafrianto, S.Pd, M.Pd,
Ir. Suhariono, S.Pd, Widyaningsih, S.Pd, M.Si, rekan-rekan guru dan pegawai
tata usaha SMA Neg. 1 Percut Sei Tuan yang telah banyak memberi dorongan
dan semangat selama penulis mengikuti pendidikan S.2.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini belum dapat dikatakan
sempurna Oleh karena itu penulis masih mengharapkan kritik maupun saran yang
sifatnya membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga karya ini
dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, pemerintahan dan masyarakat. Amin
Medan, September 2014
Penulis
iv
2.1. Pengertian Pengangguran ... 12
2.2. Jenis-Jenis Pengangguran ... 13
2.3. Dampak Pengangguran ... 13
2.4. Cara Mengukur Tingkat Pengangguran ... 14
2.5. Pengertian Inflasi ... 19
2.6. Teori-teori Inflasi ... 19
a. Teori Kuantitas Uang (Quantity Theory of Money) ... 20
b. Teori Keynes ... 20
c. Teori Strukturalis ... 20
2.7. Jenis-Jenis Inflasi ... 21
2.8. Hubungan Inflasi Dengan Pengangguran... 23
a. Lipsey (1960) ... 24
2.9. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Daerah ... 31
2.10. Teori Pertumbuhan Ekonomi ... 32
a) Teori Klasik ... 32
b) Teori Neoklasik ... 33
2.11. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Dengan Pengangguran ... 33
2.12. Pengertian Angkatan Kerja ... 35
2.13. Hubungan Angkatan Kerja Dengan Pengangguran ... 36
v
2.15. Macam-macam upah ... 37
2.16. Penetapan Upah Minimum ... 38
2.17. Hubungan Upah Dengan Pengangguran ... 38
2.18. Pengertian Krisis Ekonomi ... 39
2.19. Hubungan Krisis Ekonomi Dengan Pengangguran... 40
2.20. Penelitian Sebelumnya ... 41
2.21. Kerangka Pemikiran ... 45
2.22. Hipotesis Penelitian ... 47
BAB III METODE PENELITIAN ... 49
3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 49
3.2. Jenis dan Sumber Data ... 49
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.4. Metode dan Teknik Pengolahan Data ... 50
3.5. Model Analisis Data ... 50
3.8. Defenisi Variabel Operasional ... 61
BAB IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 62
4.1. Gambaran Umum Variabel-variabel Ekonomi Makro Yang Mempengaruhi Pengangguran di Sumatera Utara ... 62
1. Perkembangan Pengangguran di Sumatera Utara ... 62
2. Perkembangan Inflasi di Sumatera Utara ... 67
3. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Utara ... 70
4. Perkembangan Angkatan Kerja di Sumatera Utara ... 74
5. Perkembangan Upah di Sumatera Utara ... 80
6. Krisis Ekonomi di Sumatera Utara ... 85
4.2. Hasil Analisis dan Pembahasan ... 87
4.2.1. Analisis Regresi Berganda ... 87
1. Uji Asumsi-Asumsi Klasik ... 89
4.2.2. Pembahasan Variabel Penelitian ... 93
vi
2. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran ... 94
3. Pengaruh Pertumbuhan Angkatan Kerja Terhadap Pengangguran ... 95
4. Pengaruh Upah Terhadap Pengangguran ... 96
5. Pengaruh Krisis Ekonomi Terhadap Pengangguran ... 98
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 100
5.1. Kesimpulan ... 100
5.2. S a r a n ... 101
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi Tahun 2012 – 2013 ... 5 Tabel 1.2. Jumlah dan Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut
Kegiatan Seminggu Yang Lalu Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010, 2011 dan 2012 ... 6 Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Sumatera Utara Berumur 15 Tahun Keatas
Menurut Kabupaten/Kota dan Kegiatan Serta TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) dan TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) Tahun 2012 ... 7 Tabel 3.1. Penentuan Autokorelasi Uji Durbin Watson ... 54 Tabel 4.1. Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi
Sumatera Utara Tahun 1990-2012 ... 63 Tabel 4.2. Perkembangan Tingkat Inflasi di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2012 ... 68 Tabel 4.3. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatera
Utara Tahun 1990-2012 ... 71 Tabel 4.4. Perkembangan Angkatan Kerja di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2012 ... 78 Tabel 4.5. Perkembangan Upah Minimum Regional (UMR) di Provinsi
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Pandangan Klasik Mengenai Mekanisme Tenaga Kerja ... 16
Gambar 2.2. Pengangguran Konjungtur dan Sebab Berlakunya ... 18
Gambar 2.3. Inflasi Tekanan Permintaan (Demand Pull Inflation) ... 22
Gambar 2.4. Inflasi Dorongan Biaya (Cost Push Inflation) ... 23
Gambar 2.5. Kurva Phillips Simple ... 25
Gambar 2.6. Kurva Phillips Berdasarkan Analisis Kurva AD-AS ... 27
Gambar 2.7 Kurva Phillips Jangka Panjang (LPC). ... 30
Gambar 2.8. Kurva Hukum Okun ... 34
Gambar 2.9. Diagram Angkatan Kerja ... 35
Gambar 2.10. Kerangka Pemikiran Variabel Ekonomi Makro Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran di Sumatera Utara ... 46
Gambar 4.1. Grafik Perkembangan Tingkat Pengangguran di Sumatera Utara Tahun 1990-2012 ... 64
Gambar 4.2. Grafik Perkembangan Tingkat Inflasi di Sumatera Utara Tahun 1990-2012 ... 69
Gambar 4.3. Grafik Perkembangan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Utara Tahun 1990-2012 ... 73
Gambar 4.4. Grafik Perkembangan Tingkat Pertumbuhan Angkatan Kerja di Sumatera Utara Tahun 1990-2012 ... 81
Gambar 4.5. Grafik Perkembangan Tingkat Pertumbuhan Upah di Sumatera Utara Tahun 1990-2012 ... 85
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ... 105
Lampiran 2 Tabel Hasil Uji Regresi Model ... 106
Lampiran 3 Gambar Hasil Uji Normalitas ... 107
Lampiran 4 Tabel Hasil Uji Multikolinearitas ... 108
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengangguran merupakan suatu topik yang tidak pernah hilang dalam
sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah
istilah bagi orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja
kurang dari dua hari selama seminggu atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran umumnya kebanyakan terdapat di negara yang sedang
berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan
dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan
besarnya jumlah penduduk. Berbeda dengan yang dialami oleh negara maju.
Masalah pengangguran di negara–negara maju lebih mudah terselesaikan dari
pada di negara-negara berkembang, karena hanya berkaitan dengan pasang
surutnya perputaran bisnis dan bukannya karena faktor kelangkaan investasi,
masalah ledakan penduduk ataupun masalah sosial politik di negara tersebut.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dalam
pengelompokan negara berdasarkan taraf kesejahteraan masyarakat, tentu tidak
luput dari masalah pengangguran. Pengangguran merupakan masalah yang sangat
kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
2
pengangguran tersebut tidak segera diatasi maka dapat menimbulkan kerawanan
sosial dan berpotensi mengakibatkan kemiskinan (BPS, 2007).
Jika kita berbicara masalah pengangguran berarti kita berbicara masalah
ketenagakerjaan. Berbagai permasalahan dibidang ketenagakerjaan harus terus
menjadi perhatian dari semua pihak terkait baik pemerintah, pengusaha, pekerja
itu sendiri dan pihak lainnya agar permasalahan tersebut dapat cepat diantisipasi
dan diselesaikan. Permasalahan tersebut diantaranya tingginya tingkat
pengangguran, rendahnya perluasan kesempatan kerja yang terbuka serta
rendahnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja. Oleh sebab itu
permasalahan pembangunan ketenagakerjaan dititikberatkan pada tiga masalah
pokok, yakni perluasan dan pengembangan lapangan kerja, peningkatan kualitas
dan kemampuan tenaga kerja serta perlindungan tenaga kerja, (BPS Sumut, 2013).
Untuk mengatasi masalah pengangguran berbagai teori dan riset telah
berkembang, namun persoalan pengangguran masih menjadi sesuatu yang sulit
dipecahkan, hingga saat ini belum ada teori yang benar-benar menyeluruh untuk
mengungkap penyebab dari pengangguran ini, dan juga belum ada yang mampu
untuk menyusun rumus yang benar-benar tepat untuk menanggulanginya.
Banyak faktor yang menjadi penyebab pengangguran antara lain inflasi,
pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan angkatan kerja, upah dan kondisi
perekonomian.
Pada masa tingkat inflasi yang tinggi perekonomian akan mengalami
3
akan menurun sehingga perusahaan kadang-kadang harus memberhentikan
sebagian karyawannya dalam rangka menekan biaya produksi.
Faktor kedua adalah pertumbuhan ekonomi. Setiap negara tentunya
menginginkan perekonomiannya mengalami pertumbuhan. Dengan adanya
pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak.
Namun dalam mencapai pertumbuhan yang tinggi tentunya terdapat hambatan-
hambatan seperti keterbatasan dana, kurangnya kualitas input tenaga kerja
berupa keterampilan, pengetahuan, dan disiplin angkatan kerja, serta teknologi
yang tertinggal.
Faktor ketiga adalah angkatan kerja. Di Indonesia jumlah kelompok ini
jumlahnya sangat besar sebagai akibat dari pertumbuhan yang sangat tinggi dan
angkatan kerja itu sendiri masih sangat memerlukan pendidikan dan latihan agar
mampu menjadi tenaga kerja yang terampil dan produktif sesuai tuntuan dunia
kerja.
Faktor keempat adalah upah. Upah merupakan kompensasi yang diterima
oleh satu unit tenaga kerja yang berupa jumlah uang yang dibayarkan kepadanya
(Mankiw, 2000:133-134). Penetapan tingkat upah yang dilakukan pemerintah
pada suatu wilayah akan memberikan pengaruh terhadap besarnya tingkat
pengangguran yang ada. Semakin tinggi besarnya upah yang ditetapkan oleh
pemerintah maka hal tersebut akan berakibat pada penurunan jumlah orang yang
bekerja pada negara tersebut (Kaufman dan Hotchkiss,1999). Hal ini bisa terjadi
karena dengan semakin tinggi upah yang ditetapkan pemerintah maka akan
4
perusahaan. Akibatnya suatu perusahaan akan melakukan efisiensi terhadap
produksi dengan cara mengurangi jumlah tenaga kerjanya.
Kemudian faktor kelima kondisi perekonomian. Dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan kondisi perekonomian adalah krisis ekonomi yang terjadi di
Indonesia. Sejak terjadinya krisis ekonomi pertengahan tahun 1997 tentu sangat
mempengaruhi situasi perekonomian di Indonesia termasuk di Provinsi Sumatera
Utara. Salah dampak dari kondisi tersebut adalah semakin banyaknya jumlah
pengangguran sebagai akibat banyaknya perusahaan yang tutup sehingga dengan
terpaksa juga perusahaan harus memberhentikan karyawannya.
Seperti telah disebutkan di atas bahwa masalah pengangguran tidak
terlepas dari masalah ketenagakerjaan. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia
termasuk di provinsi Sumatera Utara diperkirakan akan semakin kompleks. Hal
ini terlihat semakin bertambahan penduduk usia kerja setiap tahunnya sebagai
akibat dari jumlah penduduk yang cukup besar disertai struktur umur yang
cenderung mengelompok pada usia muda sehingga dengan sendirinya akan
menambah angka pengangguran terutama pengangguran terbuka.
Permasalahan pengangguran di provinsi Sumatera Utara tidak jauh
berbeda dengan masalah pengangguran secara nasional, yakni masih tingginya
angka pengangguran. Oleh karena itu, pengangguran menjadi tanggung jawab
bersama terutama pemerintah sebagai proses penopang perbaikan kehidupan
masyarakat dalam sebuah pemerintahan, harus segera mencari jalan keluar dengan
merumuskan langkah-langkah yang sistematis dan strategis sebagai upaya
5
Berikut ini disajikan tabel data pengangguran di Indonesia dua tahun
terakhir yakni tahun 2012 dan 2013:
Tabel 1.1
Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi Tahun 2012-2013
6
Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut di atas terlihat bahwa provinsi Sumatera
Utara berada pada urutan ke-10 baik untuk tahun 2012 (6,31%) maupun tahun
2013 (6,01%), bahkan pada tahun 2013 tingkat pengangguran di Sumatera Utara
melampaui tingkat pengangguran nasional yang hanya 5,92%.
Selanjutnya untuk memberikan gambaran mengenai ketenagakerjaan di
provinsi Sumatera Utara berikut ini disajikan kondisi ketenagakerjaan dilihat dari
penduduk usia kerja, dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan tingkat
pengangguran.
Tabel 1.2
Jumlah dan Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas menurut Kegiatan Seminggu yang lalu Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010, 2011 dan 2012
Keterangan 2010 2011 2012
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara
(Survei Angkatan Kerja Nasional Bulan Agustus 2012)
Selanjutnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan
indikator yang mampu menggambarkan sejauh mana peran angkatan kerja disuatu
daerah tertentu. Semakin tinggi nilai TPAK semakin besar pula keterlibatan
7
Tabel 1.3
Jumlah Penduduk Sumatera Utara Berumur 15 Tahun ke atas Menurut Kabupaten/Kota dan Kegiatan serta TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka)
dan TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) Tahun 2012
Kabupaten/Kota
Sumatera Utara 5.751.682 379.982 6.131.664 2.702.653 8.834.317 6,20 69,41 Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara
8
Pada tahun 2012 jumlah penduduk usia kerja di Sumatera Utara adalah
8.834.317 orang yang terdiri dari 6.131.664 angkatan kerja dan sisanya sebanyak
2.702.653 orang merupakan bukan angkatan kerja.
TPAK Sumatera Utara tahun 2012 adalah sebesar 69,41 persen, artinya
bahwa pada tahun 2012 sebanyak 69,41 persen penduduk usia kerja di Sumatera
Utara siap terjun dalam pasar kerja baik itu bekerja, mencari kerja atau
mempersiapkan usaha atau dengan kata lain berstatus sebagai pengangguran.
Jika dilihat perkembangannya, tingkat partisipasi angkatan kerja di
Sumatera Utara menunjukkan kecenderungan naik turun. Pada tahun 2010 TPAK
Sumatera Utara 69,51 persen, kemudian meningkat menjadi 72,09 persen pada
tahun 2011 dan kembali turun pada tahun 2012 menjadi 69,41 persen. Kabupaten
Humbang Hasundutan memiliki TPAK paling tinggi, yaitu sebesar 91,68 persen
dan sebaliknya kota Medan merupakan yang terendah dengan TPAK sebesar
62,65 persen.
Sementara Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan
penggangguran yang dianggap paling serius untuk diatasi yaitu angkatan kerja
yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang mencari/mempersiapkan pekerjaan.
Tingkat pengangguran terbuka tahun 2012 di Sumatera Utara sebesar 6,20 persen.
Angka ini lebih kecil dibanding tahun 2011 dan 2010 yang masing-masing
sebesar 6,37 persen dan 7,43 persen. Kecenderungan menurunnya tingkat
pengangguran terbuka ini tentunya sinyal positif bagi kesejahteraan di Sumatera
9
Bertolak dari permasalahan di atas dan keinginan untuk mencari
pengetahuan yang lebih baik tentang penggangguran dan variabel ekonomi makro
yang mempengaruhinya, maka penulis ingin melakukan penelitian dalam bentuk
tesis yang berjudul : “Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Pengangguran di Sumatera Utara”.
1.2. Perumusan Masalah
Masalah pengangguran adalah masalah yang bersifat multidimensional.
Persoalannya adalah di tengah pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, ternyata
penduduk menganggur di Sumatera Utara masih ditemukan cukup tinggi yaitu
lebih dari setengah dari jumlah total kepala keluarga. Untuk menurunkan jumlah
penduduk menganggur ini, maka perlu diketahui bagaimana pengangguran di
Sumatera Utara terjadi dan variabel apa saja yang mempengaruhi pengangguran di
Provinsi Sumatera Utara.
Masalah utama yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh inflasi, pertumbuhan ekonomi,
pertumbuhan angkatan kerja, tingkat upah, dan krisis ekonomi terhadap
pengangguran dengan mengambil studi kasus di provinsi Sumatera Utara. Dengan
demikian masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah inflasi berpengaruh terhadap pengangguran di Sumatera Utara?
2. Apakah pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap pengangguran di
10
3. Apakah pertumbuhan angkatan kerja berpengaruh terhadap pengangguran di
Sumatera Utara?
4. Apakah upah berpengaruh terhadap pengangguran di Sumatera Utara?
5. Apakah krisis ekonomi berpengaruh terhadap pengangguran di Sumatera
Utara?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh inflasi terhadap pengangguran di Sumatera
Utara?
2. Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran
di Sumatera Utara?
3. Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan angkatan kerja terhadap
pengangguran di Sumatera Utara?
4. Untuk menganalisis pengaruh tingkat upah terhadap pengangguran di
Sumatera Utara?
5. Untuk menganalisis pengaruh krisis ekonomi terhadap pengangguran di
Sumatera Utara?
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara umum, hasil penelitian menjadi sumbangan pemikiran serta untuk
11
mengetahui variabel ekonomi makro yang mempengaruhi penggangguran di
Sumatera Utara.
2. Secara khusus, penelitian ini menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi
pemerintah dan kalangan swasta di Sumatera Utara dalam mengambil
kebijakan.
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan pada bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Hasil estimasi menunjukkan bahwa R2 = 0,89 yang bermakna bahwa variabel
inflasi, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan angkatan kerja, upah dan krisis
ekonomi mampu menjelaskan variabel pengangguran sebesar 89 persen dan
sisanya sebesar 11 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam model.
2. Variabel inflasi, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan angkatan kerja, upah
dan krisis ekonomi secara serempak berpengaruh terhadap pengangguran di
Provinsi Sumatera Utara.
3. Berdasarkan hasil uji parsial bahwa inflasi berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap pengangguran di Provinsi Sumatera Utara.
4. Berdasarkan hasil uji parsial bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap pengangguran di Provinsi Sumatera Utara.
5. Berdasarkan hasil uji parsial bahwa angkatan kerja berpengaruh positif tidak
terhadap pengangguran di Provinsi Sumatera Utara.
6. Berdasarkan hasil uji parsial bahwa upah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pengangguran di Provinsi Sumatera Utara.
7. Berdasarkan hasil uji parsial bahwa krisis ekonomi berpengaruh positif dan
101
5.2 Saran
1. Dari sudut pertumbuhan ekonomi, sebaiknya penanaman modal atau investasi
disektor industri di Sumatera Utara hendaknya bersifat padat karya sehingga
sumber daya manusia yang tersedia dapat dipakai sesuai dengan keinginan
pasar kerja, selain akan meningkatkan pendapatan daerah juga akan
berdampak pada pengurangan jumlah pengangguran.
2. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebaiknya memperhitungkan tingkat
UMP setiap tahunnya, sehingga UMP menjadi instrumen yang tepat dalam
meningkatkan kesejahteraan pekerja tanpa menyebabkan penurunan
penyerapan tenaga kerja.
3. Kondisi perekonomian juga sangat berpengaruh terhadap pengangguran. Oleh
karena itu pemerintah Sumatera Utara harus dapat menciptakan situasi dan
kondisi perekonomian yang baik, kondusif aman sehingga investor akan
tertarik datang ke Sumatera Utara sehingga lapangan kerja baru akan
bertambah yang tentu akan semakin banyak menyerap tenaga kerja.
4. Sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui lebih
dalam faktor-faktor atau variabel-variabel lain yang mempengaruhi tingkat
pengangguran secara lebih nyata di Sumatera Utara sehingga nilai-nilai
signifikansi menjadi lebih baik dan spesifikasi model akan mendekati
kenyataan yang sebenarnya sehingga semakin bermanfaat bagi pemerintah
Provinsi Sumatera Utara dalam mengambil kebijakan untuk mengatasi
102
DAFTAR PUSTAKA
Amidan, 2005. Tinjauan Tingginya Angka Pengangguran Dari Perspektif Hak
Asasi Manusia. Makalah Dipaparkan pada Semiloka “Memetakan akar
Masalah dan Solusi Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia, pada tanggal 18-19 Juli 2005 di Purwakarta.
Amir, Amri. 2008. Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Pengangguran di Indonesia. Jambi : FE Universitas Jambi.
Arsyad, Lincolin, 1997. Ekonomi Pembangunan, Edisi Ketiga, Penerbit BP STIE YKPN, Yogyakarta.
Asqolani, Hasan, 2004. Sistem Agraria dan Upaya Pengurangan Pengangguran. Porgram Master Jurusan Rural Livelihoods and Global Change (RLGC) Institute of Social Studies (ISS) Belanda.
Badan Pusat Statistik (BPS). Sumatera Utara Dalam Angka. Than 2013.Medan : BPS.
Bappenas, 2004. Analisis Kebijakan Pasar Kerja, Kebijakan Pasar Kerja Untuk
Memperluas Kesempatan Kerja, Direktorat Ketenagakerjaan dan Analisis
Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta.
Budiono, 1999, Teori Pertumbuhan Ekonomi, Penerbit BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
Budiono. 2001, Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE
Damanhuri, Didin S, 2003. SDM Indonesia Dalam Persaingan Global. Harian Umum Sinar Harapan.
Depnakertrans, 2004. Penanggulangan Pengangguran di Indonesi, Majalah Nakertrans Edisi – 03 TH.XXIV – Juni.
Endro Sariono, Slamet Subekti, Burhanuddin A. Usman, M. Jaharuddin, M. Alwi, 2007. Manusia dan Perilaku Ekonomi. Ganeca Exact, Bandung.
Grubb, David. 1986. Topic in OECD Phillips Curve. The Economic Journal, Printed in Britain, pp. 55-75
Gujarati, N. Damodar dan Sumarmo Zain, 2004. Ekonometrika Dasar, Erlangga,
Jakarta.
103
Habibi, Ahmad T. 2006. Persamaan Kurva Penawaran Agregat Sebagai
Pendekatan Kurva Philips di Indonesia. Jakarta : Sekolah Tinggi Ilmu
Statistik.
Harjanti, Erni Setyo, 2005. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi dan
Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah Tahun 1989-2003. Tesis Sekolah
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogjakarta.
Lamongan, Anderas, 2001. Masalah Pengangguran di Indonesia. http://www.indopubs.com/
Lipsey, Richard G, Peter S and Douglas P. 1993. Pengantar Makroekonomi. Jakarta: Erlangga.
Maknun, Mapaujung. 1995. Hubungan Kausalitas Antara Inflasi Dan
Pertumbuhan Ekonomi di Beberapa Negara ASEAN. Jurnal Ekonomi
Pembangunan, Vol. 4, No.2, Des 2003.
Mankiw N. Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mankiw, N. Gregory, 2003, Teori Makroekonomi, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
Nachrowi, D Nachrowi dan Hardius U. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.
Nopirin. 1998. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE.
Rahardja, Prathama dan Mandala M. 2004. Teori Ekonomi Makro : Suatu
Pengantar. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.
Samuelson, Paul A. dan Nordhaus, William D, 2004. Ilmu Mikroekonomi. Edisi Bahasa Indonesia, PT. Media Global Edukasi, Jakarta.
Samuelson, Sadono, 2002. Pengantar Teori Mikroekonomi. Edisi ketiga, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Setyawan, Aris B. 2005. Ekonomi Moneter : Inflasi. Bahan Perkuliahan Bab 6: Inflasi.
Setyawati, Yunita. 2006. Analisis Kausalitas Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi
(Kasus Perekonomian Indonesia) dengan Metode ECM. Yogyakarta : FE
104
Simanjuntak J, Payaman (2004). Isu Ketenagakerjaan Yang Mendesak Artikel Pada Buletin Pemerintahan Baru, Jakarta
SMERU Research Team, 2004. Kebijakan Pasar Tenaga Kerja dan Hubungan
Industri Untuk Memperluas Kesempatan Kerja. Workshop Report, Lembaga
Penelitian SMERU, Jakarta.
Solikin. 2003. Kurva Phillips dan Perubahan Struktural di Indonesia. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan.
Sukirno, Sadono, 2004. Makroekonomi : Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sukirno, Sadono. 2007. Makroekonomi Modern. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Todaro, Michael, P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Ketujuh, Jilid I, Erlangga, Jakarta.
Tukiran dan Endang Ediastuti, 2005. Dinamika Pengangguran di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Centre for Population and Policy Studies Gadjah