• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) BERBASIS LABORATORIUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOKBAHASAN KOLOID DI SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) BERBASIS LABORATORIUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOKBAHASAN KOLOID DI SMA."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) Berbasis Laboratorium Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Pokok Bahasan Koloid Di SMA

Oleh

Anggraini Rosa Nasution NIM 409431005

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala berkat dan rahmatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada

penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan

waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran CTL (Contextual

Teaching and Learning) Berbasis Laboratorium Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Pokok Bahasan Koloid di SMA”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : Bapak

Drs. Marudut Sinaga, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan

proposal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga

disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc, Ph.D, Bapak

Drs. Kawan Sihombing, M.Si, dan Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si, yang telah

memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai

selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih disampaikan kepada Alm.

Prof. Dra. Sortha Silalahi, selaku Dosen Pembimbing Akademik pertama, Bapak

Drs. Asep Wahyu Nugraha dan Drs. Jamalum Purba, M.Si, selaku Dosen

pembimbing pengganti serta kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf

Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

Penghargaan juga disampaikan kepada kepada kepala sekolah, wakil kepala

sekolah, PKS kurikulum, guru kimia dan siswa/i kelas XII MAN Kisaran, MAN

Limapuluh dan MAN Tanjung Balai yang telah banyak membantu penulis selama

proses penelitian berlangsung.

Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Ir. Ahmad

Syarif dan Ibunda Rosmah L. Tobing yang berjuang keras dalam mendidik dan

menyekolahkan saya, serta dukungan doa dari adik-adik tercinta sehingga saya

(4)

v

Kemudian, saya sampaikan kepada sahabat saya Erika Apriani, Kartika

Sari dan Rudini Tampubolon yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

selama menjadi mahasiswa UNIMED, juga kepada teman saya Dinda Khairani,

dan seluruh mahasiswa Kimia Reguler A 2009 yang selalu memberikan dukungan

dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2013

Penulis,

(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) BERBASIS LABORATORIUM

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI SMA

Anggraini Rosa Nasution (NIM 409431005) ABSTRAK

(6)

vi

2.1.3.1. Penerapan model CTL (Contextual Teaching and Learning) ... 12

2.1.3.2. Komponen model CTL (Contextual Teaching and Learning) ... 12

2.1.4. Model Konvensional ... 15

2.1.5. Perbedaan Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning dengan Model Pembelajaran Konvensional ... 16

2.1.6.Laboratorium ... 16

2.4. Hipotesis Penelitian ... 24

(7)

vii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

3.2.Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

3.3.Variabel Penelitian ... 26

3.4.Instrumen Penelitian... 27

3.5.Rancangan Penelitian ... 29

3.6.Prosedur Penelitian... 30

3.7.Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Instrumen Penelitian ... 36

4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 39

4.3.Analisis Data Awal ... 43

4.3.1.Uji Normalitas ... 43

4.3.2.Uji Homogenitas ... 44

4.3.3. Uji Hipotesis ... 45

4.3.4.Persen Peningkatan Hasil Belajar ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 53

5.2.Saran ... 54

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Diagram Alir Desain Penelitian ... 32

Gambar 4.1. Hasil Belajar Siswa MAN Kisaran... 40

Gambar 4.2. Hasil Belajar Siswa MAN Limapuluh ... 41

(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus ... 58

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 61

Lampiran 3. Kisi-kisi Instrument Test ... 82

Lampiran 4. Instrument Test ... 94

Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Test... 100

Lampiran 6. LKS ... 101

Lampiran 7. Lembar Penilaian LKS ... 112

Lampiran 8. Data Uji Instrumen ... 113

Lampiran 9. Kisi-kisi Instrument Test Valid ... 116

Lampiran 10. Instrument Test Valid ... 125

Lampiran 11. Kunci Jawaban Instrument Test Valid ... 129

Lampiran 12. Perhitungan Validitas Instrument ... 130

Lampiran 13. Perhitungan Reliabilitas Test ... 132

Lampiran 14. Perhitungan Tingkat Kesukaran Test ... 133

Lampiran 15. Perhitungan Daya Beda ... 135

Lampiran 16. Tabulasi Nilai ... 137

Lampiran 17. Perhitungan Standar Deviasi ... 143

Lampiran 18. Uji Normalitas ... 152

Lampiran 19. Uji Homogenitas ... 170

Lampiran 20. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar ... 173

Lampiran 21. Uji Hipotesis ... 180

Lampiran 22. Tabel Nilai-nilai r-Product Moment ... 192

Lampiran 23. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) ... 193

Lampiran 24. Tabel Nilai-nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t) ... 194

Lampiran 25. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F ... 195

Lampiran 26. Jadwal Penelitian ... 196

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan experimental science, tidak dapat dipelajari hanya

melalui membaca, menulis atau mendengarkan saja. Mempelajari ilmu kimia

bukan hanya menguasai kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan dan penguasaan prosedur atau

metode ilmiah. Dengan demikian pembelajaran ilmu kimia tidak dapat

memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan suatu proses kerja

ilmiah.(Jahro, 2009)

Pelajaran kimia merupakan salah satu cabang IPA yang menitikberatkan

proses pembelajaran pada proses penemuan, salah satu model pembelajaran yang

cocok dengan karakteristik pelajaran kimia adalah model CTL. Pada model

pembelajaran kontekstual siswa dilibatkan pada proses pembelajaran, siswa diajak

untuk mengaitkan pelajaran dengan keadaan di dunia nyata .

Untuk memperkuat dimilikinya pengalaman belajar yang aplikatif bagi

siswa, tentu saja diperlukan pembelajaran yang lebih banyak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk melakukan, mencoba, dan mengalami sendiri

(learning to do), dan bahkan sekedar pendengar yang pasif sebagaimana penerima

terhadap semua informasi yang disampaikan guru. Oleh sebab itu, melalui

pembelajaran kontekstual, mengajar bukan transformasi pengetahuan dari guru

kepada siswa dengan menghapal sejumlah konsep-konsep yang sepertinya

terlepas dari kehidupan nyata, akan tetapi lebih ditekankan pada upaya

memfasilitasi siswa untuk mencari kemampuan agar bisa hidup dari apa yang

dipelajarinya. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih bermakna, sekolah lebih

dekat dengan lingkungan masyarakat (bukan dekat dari segi fisik), akan tetapi

secara fungsional apa yang dipelajari di sekolah senantiasa bersentuhan dengan

situasi dan permasalahan kehidupan yang terjadi di lingkungannya (keluarga dan

(11)

2

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), prestasi belajar kimia

juga terlihat dari hasil belajar siswa kelas XI IPA masih rendah. Banyaknya siswa

yang harus mengikuti remidial (ujian ulangan). Hal ini diduga karena siswa

mengalami kesulitan dalam belajar. Pembelajaran yang disampaikan oleh guru

sering kali berpusat pada guru sehingga siswa kurang antusias dan kurang aktif

dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa pun kurang baik.

Sebagian besar siswa kurang termotivasi, kurang bergairah dan cenderung tidak

aktif. Hal ini terlihat dari sikap yang kurang antusias ketika pelajaran akan

berlangsung, rendahnya respon umpan balik dari siswa terhadap pertanyaan dan

penjelasan guru serta pemusatan perhatian yang kurang kondusif. Kondisi ini

ditemukan ketika peneliti melaksanakan Progam Pengalaman Lapangan Terpadu

(PPLT) Unimed 2012 di MAN Kisaran. Tidak semua siswa menaruh perhatian

dan keinginan terhadap pelajaran kimia. Adanya laboratorium kimia yang

didukung dengan fasilitas seperti alat dan bahan yang cukup lengkap kurang

dimanfaatkan guru bidang studi kimia yang ada di MAN Kisaran.

Arifin (dalam Cahyani:2013) “Melalui laboratorium siswa mendapatkan kesempatan secara langsung untuk menguji hipotesis yang ditemukan dan dapat

merancang konsep teori yang dipelajari. Eksperimen laboratorium dalam pelajaran

kimia merupakan salah satu cara untuk mengetahui cara berfikir ilmuan dan ikut

mengalami proses bagaimana suatu konsep ditemukan”.

Koloid merupakan pokok bahasan kimia pada kelas XI IPA Sekolah

Menengah Atas, yang diajarkan pada semester genap. Koloid juga merupakan

merupakan pokok bahasan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Pada

umumnya, pokok bahasan koloid diajarkan dengan metode ceramah saja,

kemudian tanya jawab. Jika pokok bahasan koloid diberikan dengan model

pembelajaran CTL dan didukung dengan penggunaan laboratorium, diharapkan

siswa akan dapat mengamati secara langsung bagaimana koloid itu dan dapat

membedakannya dari campuran lain seperti larutan dan suspensi serta dapat

mempelajari sifat-sifat serta cara pembuatannya. Ini didukung oleh penelitian

(12)

3

adanya peningkatan hasil belajar siswa sebesar 12,2%. Kemudian oleh

Simangunsong pada pokok bahasan yang sama tahun 2012, rata-rata hasil belajar

kelas sampel untuk pretest sebesar 16,25 dan rata-rata postes sebesar 76,39,

penggunaan model ini mempengaruhi peningkatan nilai rata-rata sebesar 60,14.

Oleh Maharani, dalam penelitiannya menyatakan bahwa dengan model CTL,

siswa SMA dapat menguasai konsep koloid lebih baik daripada siswa yang diberi

model pembelajaran langsung. Dengan menggunakan laboratorium, Cahyani

membuktikan di dalam jurnal pendidikan pada tahun 2013, bahwa prestasi siswa

dari aspek kognitif, aspek afektif dan motivasi belajar siswa jadi lebih baik.

Sehingga diharapkan dapat berpengaruh besar terhadap peningkatan hasil belajar

siswa pada pokok bahasan koloid di SMA.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengulang

kesuksesan penelitian sebelumnya dengan memilih judul Penerapan Model

Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) Berbasis

Laboratorium Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid di

SMA ”.

1.2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran CTL

berbasis laboratorium terhadap hasil belajar siswa.

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah hasil belajar siswa SMA dengan penggunaan model

pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) berbasis

laboratorium lebih tinggi daripada dengan penggunaan model

pembelajaran konvensional berbasis laboratorium pada pokok bahasan

(13)

4

2. Apakah peningkatan hasil belajar siswa SMA dengan penggunaan model

pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) berbasis

laboratorium lebih tinggi daripada dengan penggunaan model

pembelajaran konvensional berbasis laboratorium pada pokok bahasan

koloid di kelas XI SMA tahun ajaran 2012/2013?

1.4. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka

batasan masalah di dalam penenlitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian hanya dilakukan pada siswa kelas XI SMA Semester 2 Tahun

Ajaran 2012/2013.

2. Pokok bahasan yang diajarkan adalah Koloid.

3. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran CTL (Contextual

Teaching and Learning) berbasis laboratorium.

4. Hasil belajar siswa diperoleh secara individu di mulai dari nilai pretest

dan postest.

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan model

pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) berbasis

laboratorium dan hasil belajar siswa yang diajar dengan model

pembelajaran konvensional berbasis laboratorium.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan

model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) berbasis

laboratorium dan peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan

model pembelajaran konvensional berbasis laboratorium.

3. Untuk mengetahui adanya perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang

(14)

5

Teaching and Learning) berbasis laboratorium dan dengan penerapan

model pembelajaran konvensional berbasis laboratorium.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin didapatkan dengan diadakannya penelitian ini yaitu:

1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, yaitu memudahkan ilmu-ilmu

kimia untuk dipelajari sehingga kimia menjadi lebih menarik dan semakin

mudah berkembang luas.

2. Bagi peneliti, yaitu hasil penelitian ini akan menambah wawasan,

kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensi saya

sebagai calon guru.

3. Bagi siswa, yaitu memudahkan mereka dalam memahami konsep-konsep

di dalam kimia serta dapat meningkatkan kreatifitas serta wawasan

keilmuannya.

4. Bagi guru, yaitu memberikan salah satu solusi cara mengajar yang lebih

efektif, tidak cepat bosan, serta dapat membuat siswa lebih aktif dalam

belajar.

5. Bagi masyarakat, yaitu semakin tersedianya sumber daya manusia yang

berkualitas yang berguna bagi lingkungan kehidupannya.

1.7. Defenisi Operasional

Untuk menghindari salah penafsiran istilah yang digunakan maka perlu

didefenisikan secara operasional beberapa istilah berikut.

1. Model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah

model pembelajaran yang terencana dan pembelajaran berpusat pada siswa

(student centered), yang terdiri dari 7 prinsip, yaitu kontruktivisme,

menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar

(learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection) dan

penilaian sebenarnya (authentic assessment). (Trianto, 2009)

2. Model pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang berlangsung

(15)

6

Dalam hal ini, keadaan biasa yang ada pada sekolah-sekolah yang diteliti

adalah penggunaan metode ceramah dan tanya jawab.

3. Laboratorium adalah tempat melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan

praktikum/percobaan maupun penelitian (riset). (Sitorus dan Sutiani,

2012)

4. Hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan

yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh

guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan

(16)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan yaitu :

1. Rata-rata hasil belajar siswa dengan pembelajaran CTL (Contextual

Teaching and Learning) berbasis laboratorium lebih tinggi dari pada

rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran

konvensional berbasis laboratorium.

2. Rata-rata peningkatan hasil belajar siswa dengan pembelajaran CTL

(Contextual Teaching and Learning) berbasis laboratorium lebih tinggi

dari pada rata-rata peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan

model pembelajaran konvensional berbasis laboratorium.

3. Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran

CTL (Contextual Teaching and Learning) berbasis laboratorium lebih

tinggi dari pada hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran

konvensional. Persen peningkatan hasil belajar untuk MAN Kisaran pada

kelas eksperimen sebesar 74,45 % sedangkan kelas kontrol sebesar 65,33

%, MAN Limapuluh pada kelas eksperimen sebesar 74,20 % sedangkan

kelas kontrol sebesar 63,24 %, MAN Tanjung Balai pada kelas eksperimen

sebesar 74,74 % sedangkan kelas kontrol sebesar 65,23 %.

4. Tidak ada perbedaan yang signifikan dari peningkatan hasil belajar siswa

yang menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and

Learning) berbasis laboratorium dengan hasil belajar siswa menggunakan

model pembelajaran konvensional. Persen peningkatan untuk MAN

Kisaran sebesar 9,12%, untuk MAN Limapuluh sebesar 10,96% dan untuk

(17)

54

5.2. SARAN

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas

maka penulis menyarankan hal-hal berikut:

1. Bagi guru dan calon guru, penerapan model pembelajaran CTL

(Contextual Teaching and Learning) berbasis laboratorium mempermudah

pencapaian tujuan instruktusional dan dapat menghasilkan hasil belajar

siswa yang lebih baik, khususnya mata pelajaran kimia.

2. Bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran CTL (Contextual

Teaching and Learning) berbasis laboratorium hendaknya mampu

menguasai kelas dan mengatur waktu dengan baik supaya sintaks model

CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat berjalan dengan baik.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai

pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) berbasis

laboratorium ini, agar lebih memperhatikan kelemahan-kelemahan dalam

(18)

55

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2011),

http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html. (Diakses pada : 8 Februari 2013)

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi

VI, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Bumi

Aksara, Jakarta.

Djamarah, S. B., dan Zain, A., (2010), Strategi Belajar Mengajar Edisi Revisi,

Rineka Cipta, Jakarta.

Hamalik, O,. (2005), Metoda Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Tarsito,

Bandung.

Jahro, I.S., dan Susilawati, (2009), Analisis Penerapan Metode Praktikum pada

Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas, FMIPA Unimed,

Medan, Jurnal PendidikanMetematika dan Sains, 4 (1) : 29-34.

Manullang, J., (2012), Pengaruh Pendekatan Kontekstual dengan Metode

Demonstrasi untuk Meningkatkan hasil Belajar Kimia Siswa, Skripsi,

FMPIA, Unimed, Medan.

Munadi, Y., (2008), Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Gaung

Persada, Jakarta.

Nadhirin, A.L.,

(19)

56

Nurhadi, S. A., (2003), Pembelajaran (Contextual Teaching and Learning/CTL

dan Penerapannya dalam KBK, Universitas Negeri Malang, Malang.

Pane, A., (2010), Pengaruh pendekatan CTL terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas

X SMA Swasta Satria Darma, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Ratri, M.C., Redjeki, R., Nugroho, A., (2013). Komparasi Model Contextual

Teaching and Learning (CTL) Menggunakan Media Laboratorium dan Lingkungan terhadap Prestasi dan Motivasi Belajar pada Materi Pokok Sistem Koloid Siswa Kelas XI IPA SMA N 4 Surakarta TP 2011/2012,

Jurnal Pendidikan Kimia, 2 (1): 21-28.

Rusman, (2012), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru Edisi Kedua. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sanjaya, W,. (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan Edisi 8, Prenada Media, Jakarta.

Silitonga, P. M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas

Negeri Medan, Medan.

Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian Edisi

Pertama, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

Simangunsong, N. S. D., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran CTL terhadap

Hasil Belajar Kimia SMA pada Pokok Bahasan Sistem Koloid Kelas XI SMA Methodist Lubuk Pakam, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Sitorus, M., Sutiani, A., (2013), Laboratorium Kimia Pengelolaan dan

(20)

57

Sutresna, N., (2007), Cerdas Belajar Kimia Untuk SMA kelas XI, Grafindo,

Jakarta.

Suyanti, R. D., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif, Prenada

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara adalah cara pengumpulan data yang digunakan untuk. memperoleh informasi langsung dari

Sub stitusi tepung terigu pada cookies dengan pati garut termodifikasi dalam benhlk RS dapat menurunkan nilai IG dan BG sehingga produk pangan ini dapat dijadikan seb agai salah

A Few hundred years ago people began to use mathematical tables-list numbers which you look up to work out sum quickly.. Later on slide rules

Freight bill factoring accelerates payment for your freight bills and provides you the money you need to pay fuel, expenses and drivers.. It gives you the cash flow you need to take

[r]

Untuk membuka ( decrypt ) data tersebut digunakan juga sebuah kunci yang dapat sama dengan kunci untuk mengenkripsi (untuk kasus private key.. cryptography ) atau dengan kunci

Tumbuhan berduri yang kebanyakan tumbuh pada daerah gersang seperti gurun adalah (Kaktus)3. Negara terluas keempat di dunia adalah

atau muatan listrik yang terjadi di antara kutub positif dan kutub negatif sumber listrik “, misalnya : Accumulator atau AKI. “ Arus listrik adalah besarnya muatan listrik