ANALISIS KANDUNGAN UNSUR PADA TERUMBU KARANG (CORAL REEF) DI DAERAH PESISIR PANTAI SIBOLGA
Oleh :
Julianty Hutagalung NIM 409240017 Program Studi Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik dan
sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi yang berjudul “Analisis Kandungan Unsur Pada Terumbu Karang (coral reef) di Daerah Pesisir Pantai Sibolga”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana sains, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah
membantu menyelesaikan skripsi, mulai dari pengajuan judul proposal penelitian
sampai penyusunan skripsi, antara lain Bapak Drs. Rahmatsyah, M.Si selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu dan selalu sabar
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi, Ibu Rita Juliani, S.Si., M.Si
selaku pembimbing akademik dan Bapak Drs. Usler Simarmata, M.Si selaku
dosen penguji I, Ibu Dr. Mariati P. Simanjuntak, M.Si selaku dosen penguji II dan
Bapak Drs. Karya Sinulingga, M.Si selaku dosen penguji III. Disamping itu
penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sabani, S.Si., Bapak Wisnu
yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian. Ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya teristimewa penulis sampaikan kepada kedua orang
tua Janrasken Hutagalung dan Perpi Simanjuntak, S.Pd yang telah membesarkan,
mendidik , mendukung serta mendoakan dengan kasih sayang yang tulus serta
Jasper Natan Hutagalung, ST., kakak ipar Hotma Saragih, S.Th., Hendra
Hutagalung, Amd., Freddy Hutagalung, dan Trisna Hutagalung yang telah
memberikan semangat kepada penulis. Terima kasih juga penulis sampaikan
kepada seseorang yang spesial Mangapul Tampubolon dan teman-teman
seperjuangan Yohana, Novita, Yulisa, Deni, Dewi, Yudhi, Devi, Vinniwaty, Devi,
Suryani, Fernita dan teman-teman Fisika Nondik ’09 yang telah memberikan
iii
ANALISIS KANDUNGAN UNSUR PADA TERUMBU KARANG (CORAL REEF) DI DAERAH PESISIR PANTAI SIBOLGA
Julianty Hutagalung (409240017) ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis kandungan unsur pada terumbu karang (coral reef)di daerah Pesisir Pantai Sibolga.
Metode yang digunakan adalah dengan cara penggerusan sampel terumbu karang yang diuji dengan alat SEM (Scaning Electron Microscopy) untuk mendapatkan bentuk struktur permukaan dari sampel terumbu karang, XRD (X-Ray Diffraction) untuk mengetahui kandungan material yang terdapat pada terumbu karang tanpa adanya standar dan XRF (X-Ray Fluoresence) untuk mengetahui kandungan unsur dalam sampel.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pori-pori pada terumbu karang yang ditandai dengan warna hitam (gelap) dan tidak terdistribusi merata. Selanjutnya pada hasil analisis dengan X-Ray Diffraction (XRD), ada 56 kandungan unsur yang diperoleh. Dari 56 unsur yang diperoleh ada 10 unsur yang dominan berdasarkan dari persenan tertinggi meliputi Nickel oxide (NiO) 0,816%, Manganese oxyde (MnO2) 0.806%, Iron carbide (Fe-C) 0.773%, Molybdenum boride (MoB) 0.712%, magnesium oxyde (MgO2) 0.709%, Sodium aluminium silicate hydrate [Na(Si2Al)O6.H2O] 0.612%, Chromium oxyde (Cr2O3) 0.604%, Lead (Pb) 0.570%, Zinc manganese oxyde (ZnMnO3) 0.495%, dan Copper zinc (CuZn) 0.474%. Sedangkan pada hasil analisis X-Ray Fluoresence (XRF) diperoleh ada 6 unsur dominan berdasarkan persenan tertinggi yang terkandung dalam terumbu karang meliputi, O (Oksigen) 55.8%, Ca (Calsium) 28.27%, C (Karbon) 15%, Al (Aluminium) 0.37%, Mg (Magnesium) 0.24%, dan Si (Silika) 0.30%.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar isi vi
Daftar gambar viii
Daftar Tabel x
Daftar lampiran xi
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Batasan Masalah 5
1.3. Rumusan Masalah 5
1.4. Tujuan Penelitian 5
1.5. Manfaat Penelitian 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. GambaranUmumLokasiPenelitian 6 2.1.1. Letak dan Lokasi Penelitian 7 2.1.2. Iklim dan Curah Hujan 7
2.1.3. Topografi 7
2.2. Ekosistem Terumbu Karang 8 2.3. Klasifikasi Terumbu Karang 10
2.3.1. Karang Hermatipik 10
2.3.2. Karang Ahermatipik 11
2.3.3. Terumbu Karang Tepi 11
2.3.4. Terumbu Karang Penghalang 12 2.3.5. Terumbu Karang Cincin 12 2.3.6. Terumbu Karang Datar 12 2.3.7. Terumbu Yang Menghadap Angin 13 2.3.8. Terumbu Yang Membelakangi Angin 13 2.4. Pembentukan Terumbu Karang 13 2.5. Formasi Terumbu Karang 14 2.6. Bentuk Pertumbuhan Karang 16 2.6.1. Bentuk Pertumbuhan Karang non-Acropora 17 2.6.2. Bentuk Pertumbuhan Acropora 20
2.7. Biologi Karang 21
2.7.1. Food habits dan Feeding Habits 21
2.7.2. Reproduksi 22
2.8. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Karang 23
2.8.1. Faktor Internal 23
2.8.2. Faktor Eksternal 24
vii
2.10. Air Laut 29
2.11. Salinitas Air Laut 29
2.12. Pencemaran Air Laut 30
2.13. Pengaruh Zat-zat Tercemar Terhadap Terumbu Karang (Corel Reef) 31
2.14. Analisa Struktur 31
2.14.1. SEM (Scanning Electron Microscope) 31 2.14.2. Keunggulan SEM (Scanning Electron Microscope) 32 2.14.3 XRD (X-Ray Diffraction) 32 2.12.4 Manfaat Uji Sinar-X (XRD) 33 2.14.5 XRF (X-Ray Fuoresence) 33 2.14.6. Kelebihan dan Kekurangan XRF 34
BAB III. METODE PENELITIAN 35
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 35 3.2. Alat dan Bahan Penelitian 35
3.2.1. Alat-alat 35
3.2.2. Bahan-bahan 36
3.3. Prosedur Kerja 36
3.3.1. Pengambilan Sampel Terumbu Karang 36
3.3.2. Penghalusan Sampel 36
3.3.3. Uji SEM 36
3.3.4. Uji XRD 36
3.3.5. Uji XRF 36
3.4. Diagram Alir Penelitian 38
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 39
4.1. Hasil Penelitian 39
4.1.1. Hasil Pengujian SEM 39
4.1.2. Hasil Pengujian XRD 41
4.1.3. Hasil Pengujian XRF 42
4.2. Pembahasan Penelitian 46
4.2.1. Pembahasan SEM 46
4.2.2. Pembahasan XRD 46
4.2.3. Pembahasan XRF 47
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 48
5.1. Kesimpulan 48
5.2. Saran 49
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Peta topologi daerah sibolga 8
Gambar 2.2. Terumbu karang cincin 12
Gambar 2.3. Terumbu karang tepi 14
Gambar 2.4. Terumbu karang penghalang 15
Gambar 2.5. Terumbu karang cincin 15
Gambar 2.6.a. Skeletonacropora 16
Gambar 2.6.b. Skeleton non-acropora 16
Gambar 2.7. Coral brancing 17
Gambar 2.8. Coral massive 17
Gambar 2.9. Coral encrusting 18
Gambar 2.10. Coral foliose 18
Gambar 2.11. Coral mushroom 18
Gambar 2.12. Coral submassive 19
Gambar 2.13. Karang api 19
Gambar 2.14. Karang biru 19
Gambar 2.15.Branching acropora 20
Gambar 2.16. Acropora meja 20
Gambar 2.17. Acropora merayap 20
Gambar 2.18. Acropora submasif 21
Gambar 2.19. Acropora berjari 21
Gambar 3.1. Lokasi penelitian 35
Gambar 3.2. Diagram alir penelitian 38
Gambar 4.1. Hasil SEM terumbu karang dengan perbesaran foto 233 x 39
Gambar 4.2.Grafik Uji SEM 40
ix
Gambar 4.4. Hasil XRF terumbu karang dengan perbesaran foto 500 x 42
Gambar 4.5. Hasil XRF terumbu karang dengan perbesaran foto 2500 x 43
Gambar 4.6. Hasil XRF terumbu karang dengan perbesaran 3500 x 43
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Kemiringan lahan kawasan kota 7
Tabel 2.2. Ancaman terhadap terumbu karang dan akibatnya 28
Tabel 2.3. KandunganmineraldalamairLaut 30
Tabel 4.1. Hasil analisa SEM dari sampel terumbu karang 40
Tabel 4.2. Hasil analisa XRD dari sampel terumbu karang 41
Tabel 4.3. Hasil analisa XRD terumbu karang 42
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel Data Penelitian 52
Lampiran 2. Tabel Hasil Perhitungan Analisa Data 60
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian 68
Lampiran 4. Surat Persetujuan Dosen 73
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian 74
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Kemiringan lahan kawasan kota 7
Tabel 2.2. Ancaman terhadap terumbu karang dan akibatnya 28
Tabel 2.3. KandunganmineraldalamairLaut 30
Tabel 4.1. Hasil analisa SEM dari sampel terumbu karang 40
Tabel 4.2. Hasil analisa XRD dari sampel terumbu karang 41
Tabel 4.3. Hasil analisa XRD terumbu karang 42
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Peta topologi daerah sibolga 8
Gambar 2.2. Terumbu karang cincin 12
Gambar 2.3. Terumbu karang tepi 14
Gambar 2.4. Terumbu karang penghalang 15
Gambar 2.5. Terumbu karang cincin 15
Gambar 2.6.a. Skeletonacropora 16
Gambar 2.6.b. Skeleton non-acropora 16
Gambar 2.7. Coral brancing 17
Gambar 2.8. Coral massive 17
Gambar 2.9. Coral encrusting 18
Gambar 2.10. Coral foliose 18
Gambar 2.11. Coral mushroom 18
Gambar 2.12. Coral submassive 19
Gambar 2.13. Karang api 19
Gambar 2.14. Karang biru 19
Gambar 2.15.Branching acropora 20
Gambar 2.16. Acropora meja 20
Gambar 2.17. Acropora merayap 20
Gambar 2.18. Acropora submasif 21
Gambar 2.19. Acropora berjari 21
Gambar 3.1. Lokasi penelitian 35
Gambar 3.2. Diagram alir penelitian 38
Gambar 4.1. Hasil SEM terumbu karang dengan perbesaran foto 233 x 39
Gambar 4.2.Grafik Uji SEM 40
ix
Gambar 4.4. Hasil XRF terumbu karang dengan perbesaran foto 500 x 42
Gambar 4.5. Hasil XRF terumbu karang dengan perbesaran foto 2500 x 43
Gambar 4.6. Hasil XRF terumbu karang dengan perbesaran 3500 x 43
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari lebih
17.000 buah pulau besar dan kecil, dengan panjang garis pantai mencapai hampir
81.000 km yang dilindungi oleh ekosistem terumbu karang, ekosistem padang
lamun dan ekosistem mangrove. Indonesia merupakan salah satu negara
terpenting di dunia sebagai penyimpan keanekaragaman hayati laut tertinggi. Di
Indonesia terdapat 2,500 spesies of molluska, 2,000 spesies krustasea, 6 spesies
penyu laut, 30 mamalia laut, dan lebih dari 2,500 spesies ikan laut. Luas
ekosistem terumbu karang Indonesia diperkirakan mencapai 75.000 km2 yaitu
sekitar 12 sampai 15 % dari luas terumbu karang dunia. Dengan ditemukannya
362 spesiesScleractinia (karang batu) yang termasuk dalam 76 genera, Indonesia
merupakan episenter dari sebaran karang batu dunia. Ekosistem pesisir (padang
lamun, mangrove dan terumbu karang) memainkan peranan penting dalam
industri wisata bahari, selain memberikan pelindungan pada kawasan pesisir dari
hempasan ombak dan gerusan arus. Selain itu ekosistem pesisir ini merupakan
tempat bertelur, membesar dan mencari makan dari beraneka ragam biota laut
yang kesemuanya merupakan sumber produksi penting bagi masyarakat pesisir.
Menurut hasil penelitian Pusat Pengembangan Oseanologi (P2O) LIPI
yang dilakukan pada tahun 2000, kondisi terumbu karang Indonesia 41,78%
dalam keadaan rusak, 28,30% dalam keadaan sedang, 23,72% dalam keadaan
baik, dan 6,20% dalam keadaan sangat baik. (Departemen Kelautan dan
Perikanan, 2004). Terumbu karang dan segala kehidupan yang terdapat di
dalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang bernilai tinggi. Manfaat yang
terkandung di dalam ekosistem terumbu karang sangat besar dan beragam, baik
manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung antara lain
sebagai habitat ikan dan biota lainnya, serta pariwisata bahari. Sedangkan manfaat
tidak langsung, antara lain sebagai penahan abrasi pantai, dan pemecah
gelombang. Terumbu karang memiliki peranan sebagai sumber makanan, habitat
2
biota-biota laut yang bernilai ekonomis tinggi. Nilai estetika yang dapat
dimanfaatkan sebagai kawasan pariwisata dan memiliki cadangan sumber plasma
nutfah yang tinggi. Selain itu juga dapat berperan dalam menyediakan pasir untuk
pantai, dan sebagai penghalang terjangan ombak dan erosi pantai (Sudiono, 2008).
Secara ekologis, terumbu karang mempunyai peranan untuk kelangsungan
hidup sumber daya laut dan ekosistem lain di dalamnya. Di dalam terumbu karang
terdapat suatu ekosistem dengan keanekargaman jenis biota yang kaya. Ekosistem
terumbu karang merupakan kawasan untuk memijah (spawning ground), tempat
perawatan dan pembesaran anak (nursery ground), dan tempat mencari makan
(feeding ground) berbagai biota laut (LPM-STPS, 2004). Jadi berbagai jenis
hewan laut hidup dan mencari makan didalam ekosistem tersebut (Ngadi, 2005).
Pertumbuhan batu karang ini sangat lambat, diperlukan waktu ribuan
tahun untuk baertumbuhnya. Pertumbuhan terumbu karang hanya beberapa
centimeter saja dalam kurun waktu setahun. Oleh karena itu terumbu karang yang
merupakan kekayaan alam yang banyak memberikan manfaat bagi kehidupan
manusia, lebih-lebih lagi negara Indonesia yang berada di daerah tropis ini, agar
dapat menjaga dan menyelamatkannya dari kerusakan akibat orang-orang yang
tidak bertanggung jawab.
Ekosistem terumbu karang sudah menyebar luas di daerah Indonesia, salah
satunya di Kota Sibolga. Kota Sibolga selain kota perdagangan dan jasa juga
sebagai kota wisata baik wisata alam maupun wisata bahari yang didukung oleh
berbagai sarana dan prasarana perhubungan baik darat dan laut, sarana
komunikasi serta sarana lainnya seperti hotel, restauran, biro perjalanan dan
lainnya. Keindahan alam tepi pantai dengan pesona deretan pulau-pulau yang ada
menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik wisatawan. Dengan keindahan alam
tepi pantai ini, ada beberapa pulau-pulau yang berpotensi untuk pengembangan
wisata bahari yaitu Pulau Poncan, Pulau Panjang, dan Pulau Sarudik. Letak kota
Sibolga yang berada di pesisir pantai Barat Sumatera merupakan salah satu
kelebihan yang dimiliki (Lubis, 2009).
Kota Sibolga juga merupakan salah satu kota yang memiliki usaha
3
Sumatera. Di kota ini pengusaha-pengusaha perikanan telah berperan aktif dalam
memajukan produksi perikanan lokal, regional bahkan nasional. Peran aktif yang
ditunjukkan terlihat dari jumlah dan ukuran armada serta alat tangkap yang
dioperasikan relatif lebih besar sehingga menghasilkan produksi yang lebih besar
pula (Zain, dkk. 2011).
Kondisi terumbu karang yang hidup bagus banyak terdapat di pulau
Unggas (96 %) kemudian diikuti oleh Pulau Poncan (86 %) dan pulau Karang
(77,89 %). Sedangkan terumbu karang yang patah-patah banyak dijumpai di pulau
Karang (22,11 %) kemudian diikuti oleh Pulau Poncan (13,33 %), penyebabnya
adalah pengunjung yang berjalan di atas ekosistem terumbu karang. Sedangkan
terumbu karang yang mati banyak terdapat di Pulau Unggas (21,57 %) kemudian
diikuti oleh Pulau Karang (10,77 %) dan Pulau Poncan (8,95 %). Dari hasil
pengamatan di atas, penulis mengambil Pulau Poncan sebagai daerah penelitian.
Kota Sibolga memiliki jarak 249 kilometer dari Medan. Ada dua Pulau Poncan di
perairan Teluk Tapian Nauli, yaitu Pulau Poncan Besar dan Pulau Poncan Kecil.
(Nurmatias, 2002).
Faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup terumbu karang di Daerah
Pesisir Sibolga adalah faktor Biologi, faktor Kimia dan faktor Fisika serta faktor
manusia, dalam hal ini pemakaian alat tangkap yang tidak ramah lingkungan,
kunjungan wisata, serta tidak adanya peraturan dan perundangan yang diketahui
masyarakat dalam mengelola ekosistem terumbu karang. Kerusakan terumbu
karang sangat kompleks banyak melibatkan aspek lingkungan sosial ekonomi.
Untuk itu perlu dibentuk bada yang independent khusus yang mengelola terumbu
karang (Nurmatias, 2002). Salah satu potensi kelautan yang memiliki nilai ekologi
dan ekonomi sebagai pengembangan wisata bahari adalah terumbu karang.
Keberadaan terumbu karang sangat penting dalam pengembangan berbagai sektor
seperti sektor pariwisata dan perikanan. Dengan demikian keberadaannya akan
menciptakan alternatif mata pencaharian masyarakat sekitarnya (Lubis, 2009)
Di sisi lain terdapat penurunan masalah kualitas dan kuantitas terumbu
karang, sumber daya manusia yang masih kurang dan rendah serta pencemaran
4
langsung. Beberapa aktivitas manusia yang secara langsung merupakan penyebab
kerusakan terumbu karang ialah penangkapan ikan dengan menggunakan bom dan
racun sianida (potas), pembuangan jangkar, penambangan batu karang, dan
penambangan pasir. Aktivitas–aktivitas tersebut lah yang dapat merusak dan
mencemari terumbu karang.
Dengan aktivitas manusia yang menggunakan bom dan racun sianida,
pembuangan jangkar, penambangan batu karang dan penambangan pasir, terumbu
karang dapat menyerap berbagai racun dan logam-logam yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan terumbu karang termasuk ikan yang hidup di
sekitarnya. Terumbu karang itu memiliki fungsi strategis untuk perikanan. Zat-zat
logam dan racun yang terkandung dalam terumbu karang dapat meracuni
ikan-ikan disekitar pantai tersebut. Akibat kerusakan terumbu karang, kelestarian biota
yang hidup dalam ekosistem tersebut sangat terancam dan yang dirugikan adalah
nelayan yang mejadikan tangkapan ikan nelayan semakin berkurang serta para
wisatawan yang tidak puas melihat keindahan terumbu karang.
Selain aktivitas manusia, ada beberapa penyebab terkontaminasinya
terumbu karang dengan racun-racun yang menyebar, salah satunya pengaruh air
sungai di sekitar pesisir Sibolga. Sungai yang berada di sekitar pesisir pantai
Sibolga merupakan muara dari pembuangan limbah batubara. Wilayah tepi sungai
yang bermuara ke laut yang berpotensi terumbu karang juga banyak mengandung
nutrisi nitrogen, fosfor dan silika telah dikenal untuk membatasi produksi primer
biologis. Misalnya, kekurangan fosfat di wilayah pesisir bisa menghalangi
dominasi diatom dalam fitoplankton masyarakat (Ramos, dkk. 2003).
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin meneliti “Analisis Kandungan
Unsur pada Terumbu Karang (coral reef) di Daerah Pesisir Pantai Sibolga”.
Penelitian kandungan unsur terumbu karang di Kota Sibolga merupakan salah satu
acuan untuk mengetahui kandungan-kandungan unsur pada terumbu karang di
daerah Sibolga. Akan tetapi, tidak hanya pada satu lokasi saja. Untuk lebih
mengetahui kandungan-kandungan material dalam terumbu karang tersebut
diperlukan penelitian ke tempat lain, misalnya Pulau Nias. Untuk itu diperlukan
5
1.2. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah analisis kandungan
material yang tercemar pada terumbu karang (coral reef) dengan menggunakan
SEM, XRD dan XRF.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
adalah sebagai berikut:
1. Berapa banyak kandungan unsur dalam terumbu karang tersebut?
2. Apa sajakah unsur-unsur yang terkandung dalam terumbu karang?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kandungan unsur dalam terumbu karang di daerah
Pesisir Pantai Sibolga.
2. Untuk mengetahui persenan kandungan zat material pada terumbu karang
di daerah Pesisir Pantai Sibolga.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Sebagai informasi kandungan unsur terumbu karang di sekitar Pantai
Sibolga dalam pelestarian terumbu karang.
2. Sebagai informasi bagi masyarakat sekitar pantai bahwa terumbu
karang yang tercemar akan mempengaruhi kelangsungan hidup
ekosistem laut dan berbahaya bagi kesehatan.
3. Sebagai informasi kepada instansi yang terkait dalam perlindungan
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian analisis kandungan unsur pada terumbu
karang dengan menggunakan alat uji SEM, alat uji XRD dan alat uji XRF, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari pengujian alat SEM, ada 3 jenis kandungan unsur yang terkandung
yaitu tin (Sn), potassium (K) dan oksigen (O). Dari pengujian alat XRD
ada 56 jenis kandungan unsur yang terkandung dalam terumbu karang,
10unsur yang paling dominan yaituNickel oxide(NiO),Magnesium oxyde
(MgO2), Iron carbide (Fe-C), Molybdenum boride (MoB), Manganese
oxyde (MnO2), Chromium oxyde (Cr2O3), Sodium aluminium silicate
hydrate [Na(Si2Al)O6.H2O], Copper zinc (CuZn), Lead (Pb), dan Zinc
manganese oxyde (ZnMnO3). Sedangkan dari hasil pengujian XRF ada 6
jenis unsur yang dominan yang terkandung dalam terumbu karang
meliputi C (karbon), O (oksigen), Mg (magnesium), Al (aluminium), Si
(silika), dan Ca (kalsium).
2. Adapun persenan kandungan unsur yang diperoleh dari hasil XRD
meliputi Nickel oxide (NiO) 0,816%, Magnesium oxyde (MgO2) 0.709%,
Iron carbide (Fe-C) 0.773%, Molybdenum boride (MoB) 0.712%,
Manganese oxyde (MnO2) 0.806%, Chromium oxyde (Cr2O3) 0.604%,
Sodium aluminium silicate hydrate [Na(Si2Al)O6.H2O] 0.612% Copper
zinc(CuZn) 0.474%, Lead(Pb) 0.570%,Zinc manganese oxyde(ZnMnO3)
0.495%. Sedangkan pada hasil analisis X-Ray Fluoresence (XRF)
diperoleh ada 6 unsur dominan yang terkandung dalam terumbu karang
meliputi C (karbon) 15%, O (oksigen) 55.8%, Mg (magnesium) 0.24%, Al
(aluminium) 0.37%, Si (silika) 0.30%, dan Ca (kalsium) 28.27%.
3. Berdasarkan analisis sampel terumbu karang dapat diketahui bahwa terumbu karang yang mengandung unsur antara lain tin (Sn), potassium
(K) dan oksigen (O), Nickel oxide (NiO),Magnesium oxyde(MgO2),Iron
carbide (Fe-C), Molybdenum boride (MoB), Manganese oxyde (MnO2),
48
Chromium oxyde (Cr2O3), Sodium aluminium silicate hydrate
[Na(Si2Al)O6.H2O], Copper zinc(CuZn), Lead (Pb), dan Zinc manganese
oxyde (ZnMnO3) adalah tercemar dan unsur-unsur tersebut dapat
membahayakan kehidupan ekosistem laut lainnya. Sehingga berdampak
bagi kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi hewan laut di daerah
Pesisir Pantai Sibolga.
5.2 Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya digunakan sampel terumbu karang
dengan jenis terumbu lain.
2. Untuk proses perendaman terumbu karang dengan larutan H2O2 sebelum
dihaluskan sebaiknya direndam dalam waktu yang cukup lama agar
sampel benar-benar bersih dari hewan lain yang menempel padanya.
3. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya dilakukan penelitian terumbu karang
50
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Ramos, Y. Inoue, S. Onde. 2003. Metal contents in porites corals: anthropogenic input of river run-off into a corall reef from an urbanized area, Okinawa.Japan University of the Ryukyus.
Abrar, M., (2011), http://www.repository.ipb.ac.id/ (diakses pada 12/09/17 jam 11.20 WIB
Andrianto L. 2004. Pembangunan dan pengelolaan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan[working paper].Bogor : PKSPL IPB
[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Sibolga. 2007. Sibolga dalam angka 2007. Sibolga
Burke L., Selig E., Spalding M., 2002 Terumbu Karang Yang Terancam Di Asia Tenggara (Ringkasan untuk Indonesia), World Resources Institute, Amerika Serikat.
Damandiri,(Tanpa tahun),http://www.damandiri.or.id/file/ernisiscadewiipbab2.pdf (diakses pada 12/09/17 jam 11.00 WIB)
Departemen Kelautan dan Perikanan, 2004, Surat Keputusan Ditjen KP3K No. KEP.38/MEN/2004, (Pedoman Umum Pengelolaan Terumbu Karang, Ditjen., KP3K, Jakarta.
Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga, 2012
Erwin J. V Nababan, Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), Medan : Tanpa Penerbit, 2009, hlm. 35
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2011. Pedoman Penulisan Proposal dan penulisan Skripsi Mahasiswa Program Studi Sain. FMIPA Unimed
LPM – STPS. 2004. Pfofil Desa Jago-jago, Kecamatan Badiri – Tapanuli Tengah.Sibolga : LPM-STPS
Lubis, MRK., (2009), Melalui Pendekatan Ekologi Dari Ekositem Terumbu Karang Akan Dikaji Dengan Melihat Persentase Penutupan Karang Dari Luasannya, Serta Ikan-Ikan Karang, Laporan Hasil Penelitian, Institut Pertanian Bogor
Mangudut, Fransisco. 2005.Analisis Intrusi Air Laut Studi kasus Sibolga. Medan: FMIPA Unimed.
51
Nurmatias, (2002), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hidup Terumbu Karang di Wilayah Pesisir Tapanuli Tengah. Tesis, USU, Medan
Siagian, R., 2007.Sintesis dan Karakteristik Keramik Berpori Berbasis Clay dan Kaolin dengan Penambahan Tempurung Kelapa.Medan : FMIPA Unimed
Sinaga Janner Marihot, 2011. Analisis Intrusi Air Laut Pada Sumur Gali Di Daerah Kecamatan Lima Puluh - Kabupaten Batubara Dengan Metode Konduktivitas Listrik.Medan : FMIPA Unimed
Simanungkalit Benny Agus, 2010. Pengolahan Campuran Arang Aktif Ampas Tebu dan Zeolit Sebagai bahan penjernih air.Medan : FMIPA Unimed
Sudiono, Gatot. 2008. Analisis Pengelolaan Terumbu Karang Pada Kawasan Konservasi Laut Daerah (Kkld) Pulau Randayan Dan Sekitarnya Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat. Universitas Diponegoro, Semarang
Suharsono. 1996. Jenis-jenis Karang yang Umum dijumpai di Perairan Indonesia. Puslitbang Oseanologi – LIPI. Jakarta.
Suharsono. 2007. Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia. Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. Jakarta
Sukmara, A., A.J. Siahainenia & C. Rotinsulu. 2002. Panduan Pemantauan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat dengan Metode Manta Tow. Departemen Kelautan dan Perikanan & Coastal Resources Center University of Rhode Island, Jakarta.
Terangi, (Tanpa tahun),http://www.terangi.or.id/publications/pdf/bentukpertumb. pdf. (diakses pada 12/11/27 jam 10.35 WIB)
Upi, (Tanpa tahun), http://www.file.upi.edu/Direktori/. (diakses pada 12/09/17 jam 12.30 WIB)
Utomo, S (2012), http://sutrisnoutomo.wordpress.com/(diakses pada 21 Pebruari 2013 Jam15.00
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada 15 Juli 1991, di Desa Simodong Kec. Sei Suka,
Kab. Batu Bara, Sumatera Utara dari keluarga Janrasken Hutagalung dan Perpi
Simanjuntak, S.Pd. Penulis merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara. Pada
tahun 1997, penulis masuk SD Negeri 016396 Sei Suka Batu Bara, dan lulus pada
tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis melanjutkan sekolah SMP N 1 Sei Suka, dan
lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMA
Mitra Inalum dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di
program Studi Fisika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan, dan lulus ujian pada bulan Agustus tahun 2013.
Kegiatan intrakurikuler di Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti antara