IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KESENIAN ANGKLUNG DALAM MENINGKATKAN RASA CINTA TANAH AIR
SISWA
(Studi Deskriptif pada Ekstrakurikuler Kesenian Angklung di SMA Negeri 24
Bandung)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh:
Aryanti Dwi Untari 1101049
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KESENIAN ANGKLUNG DALAM MENINGKATKAN RASA CINTA TANAH AIR
SISWA
(Studi Deskriptif pada Ekstrakurikuler Kesenian Angklung di SMA Negeri 24
Bandung)
Aryanti Dwi Untari
NIM: 1101049
Sebuah skripsi yang digunakan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan
© ARYANTI DWI UNTARI, 2015
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
JANUARI 2015
Hak cipta dilindungi Undang-Undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Aryanti Dwi Untari (1101049). Implementasi Kegiatan Esktrakurikuler Kesenian Angklung dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Fenomena globalisasi yang terjadi saat ini sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Harus kita akui bahwa globalisasi memberikan pengaruh besar bagi tata nilai dan tradisi bangsa Indonesia. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap karakter cinta tanah air bangsa khususnya generasi muda yang tercermin dari sikap generasi muda yang lebih mengenal dan mencintai budaya asing dibandingkan dengan budaya sendiri. Melihat permasalahan diatas, maka perlu adanya upaya peningkatan rasa cinta tanah air bangsa salah satunya dengan mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai budaya di sekolah yang dapat diintegrasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler kesenian. Kegiatan ekstrakurikuler angklung merupakan sarana pengembangan dan pembentukan karakter siswa dalam meningkatkan rasa cinta tanah air. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui implementasi kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa di SMAN 24 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data kualitiatif yang meliputi observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur. Penelitian ini dilakukan kepada Wakasek Kesiswaan, PWKS ekstrakurikuler, Pembina ekstrakurikuler angklung, guru Pendidikan Kewarganegaraan dan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler angklung. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung mampu meningkatkan rasa cinta tanah air siswa di SMAN 24 Bandung, yang dilaksanakan melalui pembiasaan sikap dan peraturan yang dibuat dalam kegiatan ekstrakurikuler. Peraturan tersebut tidak lepas dari tujuan didirikan ekstrakurikuler angklung yaitu membina dan membentuk peserta didik yang unggul dalam budaya daerah melalui pengembangan kesenian angklung dan sebagai salah satu upaya melestarikan budaya daerah. Kesimpulan yang dapat diambil ialah kegiatan ekstrakurikuler angklung dapat meningkatkan rasa cinta tanah siswa melalui penanaman nilai-nilai budaya lokal.
Kata Kunci: Estrakurikuler kesenian angklung, cinta tanah air, globalisasi, budaya lokal
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Aryanti Dwi Untari (1101049). The Implementation Of Extracurricular Activity Angklung Art In Enhancing Patriotism Of Students
Globalization is a familiar term where this world has lived in. Nowadays we have to concern that globalization contributes great effect to the pure tradition and value of Indonesian people. It is highly influential to our patriotic character especially for the young generation, which is reflected by their behavior on accepting, understanding and even more loving foreign culture better than theirs.
Based on the issue explained, it is necessary to provide the effort for enhancing the patriotism by introducing and committing the culture value in schools which could be integrated through the extracurricular art activity. Angklung extracurricular activity is a method to develop and build students’ character in enhancing the patriotism. The objective of this research is to examine the implementation of Angklung extracurricular activity for enhancing patriotism of students in SMAN 24 Bandung. This research is applying descriptive method with qualitative approach method. The data collection technique is utilizing qualitative collection data technique which includes observation, interview, documentation study and literature. The research has conducted to the deputy secretary, PWKS extracurricular, Angklung extracurricular adviser, the teachers of civics’ education and students who participate the Angklung extracurricular. The result reveals that the implementation of Angklung extracurricular activity is capable to enhance the patriotism of students’ in SMAN 24 Bandung. It is executed through the disciplinary and regulation which has been made in extracurricular activity. The regulation is associated with the objectives of extracurricular activity itself, which is to lead and create outstanding students in term of local culture through developing and conserving the Angklung art. The conlusion of this research suggested that extracurricular activity is capable to enhance the patriotism of students by committing the values of local culture.
Keyword: Angklung Art Extracurricular, Patriotism, Globalization, Local Culture
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ……… i
KATA PENGANTAR ..………... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ……….. iii
ABSTRAK ...………. vi
DAFTAR ISI ……… viii
DAFTAR TABEL ……… xi
DAFTAR GAMBAR ………... xii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
E. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung ... Error! Bookmark not
defined.
1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ... Error! Bookmark not defined.
2. Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler . Error! Bookmark not defined.
3. Jenis-jenis Ekstrakurikuler ... Error! Bookmark not defined.
4. Ekstrakulikuler Kesenian Angklung ... Error! Bookmark not defined.
B. Angklung ... Error! Bookmark not defined.
1. Pengertian Angklung ... Error! Bookmark not defined.
2. Sejarah Singkat Perkembangan Angklung ... Error! Bookmark not defined.
3. Jenis-jenis Angklung ... Error! Bookmark not defined.
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Hakikat Cinta Tanah Air ... Error! Bookmark not defined.
1. Nasionalisme ... Error! Bookmark not defined.
2. Karakter Cinta Tanah Air ... Error! Bookmark not defined.
D. Kaitan antara Pendidikan Kewarganegaraan dengan Peningkatan Rasa Cinta Tanah Air melalui Kegiatan Ekstrkurikuler Kesenian Angklung
Error! Bookmark not defined.
E. Etnopedagogi Seni dan Budaya dalam Membangun Karakter Bangsa Error! Bookmark not defined.
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Pendekatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
2. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
2. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
C. Tahap-Tahap Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Tahap Pra Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3. Tahap Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
E. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
1. Wawancara ... Error! Bookmark not defined.
2. Observasi ... Error! Bookmark not defined.
3. Catatan Lapangan ... Error! Bookmark not defined.
4. Studi Literatur ... Error! Bookmark not defined.
5. Studi Dokumentasi ... Error! Bookmark not defined.
F. Tahap Pengolahan dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Penyajian atau Display Data ... Error! Bookmark not defined.
3. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi ... Error! Bookmark not defined.
G. Pengujian Keabsahan Data ... Error! Bookmark not defined.
1. Uji Kredibilitas ... Error! Bookmark not defined.
2. Pengujian Transferability ... Error! Bookmark not defined.
4. Pengujian Confirmability ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not
defined.
A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Profil SMA Negeri 24 Bandung ... Error! Bookmark not defined.
2. Fasilitas Sekolah ... Error! Bookmark not defined.
3. Kegiatan Ekstrakurikuler ... Error! Bookmark not defined.
4. Gambaran Umum Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung di SMA Negeri 24 Bandung ... Error! Bookmark not defined.
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kesenian Angklung kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SMA Negeri 24
Bandung ... Error! Bookmark not defined.
2. Proses Pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian Angklung dalam Kegiatan Esktrakurikuler untuk meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SMA Negeri 24 Bandung ... Error! Bookmark not defined.
. Bentuk-bentuk Perilaku Cinta Tanah Air Siswa yang Tercermin dari Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung... Error! Bookmark not defined.
d. Kontribusi perilaku cinta tanah air yang tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung terhadap Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) ... Error! Bookmark not defined.
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kesenian Angklung kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SMA Negeri 24
Bandung ... Error! Bookmark not defined.
2. Proses Pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian Angklung dalam Kegiatan Esktrakurikuler untuk meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SMA Negeri 24 Bandung ... Error! Bookmark not defined.
3. Bentuk-bentuk Perilaku Cinta Tanah Air Siswa yang Tercermin dari Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung... Error! Bookmark not defined.
4. Kontribusi perilaku cinta tanah air yang tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung terhadap Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
B. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis-jenis Angklung berdasarkan Karakteristiknya ………... 21
Tabel 3.1 Jumlah Responden ………...… 39
Tabel 4.1 Data siswa tahun ajaran 2013-2014 ……….………… 54
Tabel 4.2 Data siswa tahun ajaran 2014-2015 ……….………… 54
Tabel 4.3 Jumlah rombongan belajar SMAN 24 Bandung ……….………. 55
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.5 Kegiatan Ekstrakurikuler SMAN 24 Kota Bandung ....……… 57
Tabel 4.6 Triangulasi sumber hasil penelitian nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kesenian angklung dalam kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) ……… 69 Tabel 4.7 Triangulasi teknik hasil penelitian mengenai proses pembelajaran
kesenian angklung dalam kegiatan ekstrakurikuler kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa Sekolah Menengah Atas
(SMA) ……….………. 75
Tabel 4.8 Triangulasi sumber hasil penelitian bentuk-bentuk perilaku cinta tanah air siswa yang tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian
angklung dalam kehidupan sehari-hari di sekolah ……….. 82 Tabel 4.9 Triangulasi teknik hasil penelitian mengenai kontribusi perilaku cinta
tanah air yang tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis Data………..………....… 45
Gambar 4.1 Penampilan Angklung harpa dalam kegiatan Angklung days……. 58
Gambar 4.2 Penampilan Angklung Buncis saat Penyambutan Tamu…………. 58
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Manusia merupakan makhluk budaya, berbicara mengenai makhluk budaya
tentu saja kita akan kembali membahas tentang asal muasal manusia atau hakikat
dari manusia itu sendiri. Dalam perspektif islam, manusia diciptakan oleh Allah
SWT dari saripati tanah, yang kemudian Allah menciptakan manusia terdiri dari
materi (badan) dan substansi immaterinya (jiwa), Muhammad (2008, hlm. 58)
mengemukakan bahwa:
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang sempurna. Kesempurnaan itu terletak pada adab atau budayanya. Manusia beradab atau berbudaya karena dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, nurani dan kehendak yang terdapat dalam jiwa manusia.
Dengan akal budinya, manusia dapat menilai segala peristiwa yang terjadi di
sekitarnya. Kemampuannya berfikirnya pun dapat menciptakan berbagai macam
karya dan gagasan. Salah satu bentuk dari hasil pemikiran manusia adalah
kebudayaan. Seperti yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (dalam Darwis, 2008, hlm. 39), “Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan hasil budi dan karyanya itu.”
Kebudayaan yang lahir dan berkembang di tengah-tengah masyarakat
memiliki keanekaragaman atau kemajemukan unsur dan jenisnya, namun pada
saat yang sama, budaya itu menjadi satu yakni sebagai kebudayaan nasional. Hal
tersebut senada dengan semboyan bhinneka tunggal ika yakni berbeda-beda tetapi
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Seiring berkembangnya zaman, kebutuhan manusia semakin meningkat
begitu pula dengan kebutuhan dalam berkesenian. Kesenian semakin berkembang
dari masa ke masa, oleh karenanya secara tidak langsung akan melahirkan
kesenian baru yang disebut dengan kesenian modern. Namun, pada hakikatnya
kesenian tradisional dengan kesenian modern tidak ada perbedaan yang
signifikan, hanya perbedaan waktu yang merubah kesenian tradisional menjadi
kesenian modern. Perbedaan zaman dari waktu ke waktu, mempengaruhi perilaku
manusia dalam mengekspresikan sesuatu termasuk dalam mengekspresikan diri
terhadap kesenian. Selain itu, sarana dan prasarana yang digunakan dalam
kesenian dari waktu ke waktu menjadi unsur yang membedakan antara kesenian
tradisional dan kesenian modern.
Negara Indonesia dikenal sangat kaya dengan berbagai jenis kesenian
tradisional, terutama di daerah Jawa Barat. Kesenian tradisional di Indonesia,
hidup dan tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hampir setiap daerah
memiliki kesenian tradisional sebagai ciri khas dari daerah tersebut. Kehadirannya
sebagai sarana hiburan dan sebagai sarana menikmati keindahan, kesenian
tradisional ini diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang sebelumnya.
Namun pada kenyataannya di era globalisasi ini, harus diakui bahwa
kesenian tradisional mulai terkikis dengan hadirnya kesenian modern dan kurang
diminati oleh para generasi muda. Dengan adanya globalisasi, masyarakat dapat
dengan mudah mengetahui dan mempelajari budaya negara lain yang berbeda
dengan negara kita. Terkadang pengetahuan yang kita miliki tentang budaya luar
justru membuat kita lebih menyukainya, dari pada budaya daerahnya sendiri
terutama para generasi muda. Mereka lebih senang dengan budaya luar yang
masuk ke negara kita. Mereka menganggap orang yang mempelajari kesenian
tradisional adalah orang yang tidak mengikuti perkembangan zaman, padahal
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika generasi muda sebagai penerus bangsa ini tidak mau melestarikan
budaya bangsa, maka kesenian tradisional ini akan punah dan bangsa Indonesia
akan kehilangan jati dirinya. Kesenian nasional akan punah, jika kita tidak
membentenginya dari pengaruh kesenian mancanegara khususnya kesenian
modern barat. Menurut Amang Rahman (dalam Pidarta, 2007, hlm. 174) “kesenian kita tidak boleh hanya menjadi objek kesenian global untuk diperlakukan ini dan itu, melainkan juga harus bisa menjadi subjek.” Menjadi subjek yang dimaksud diatas ialah menjadi kesenian yang unggul di manca
negara, Indonesia harus memberikan karya yang besar untuk kesenian dunia
sehingga menjadi kebanggaan negara tersendiri dan menjaga pelestarian kesenian
nasional agar tidak punah.
Gambaran kehidupan saat ini adalah kehidupan yang serba menglobal dalam
segala aspek kehidupan, baik itu segi komunikasi, teknologi, ilmu pengetahuan,
sosial maupun budaya. Globalisasi sudah pasti memberikan dampak bagi
kehidupan kita, baik itu dampak positif maupun negatif. Syaifullah (2008, hlm.151) menyatakan bahwa “Intensitas dampak dalam setiap level tersebut, sudah barang tentu tidak sama, hal ini sangat dipengaruhi oleh sikap mental masyarakatnya dalam menerima atau menolak globalisasi tersebut.” Dari pendapat tersebut dapat di uraikan bahwa kita tidak bisa menyalahkan kehadiran dari
globalisasi, karena bagaimanapun juga pergantian atau regenerasi tetap diperlukan
untuk menjaga kestabilan kehidupan manusia. Sehingga yang perlu di perhatikan
dalam menghadapi arus globalisasi ialah sikap mental dari masyarakatnya dalam
menerima atau menolak dampak negatif dari globalisasi tersebut.
Menurut M. Mastuhu (dalam Ma’mur asmani, 2011, hlm.5), “globalisasi memberi peluang dan fasilitas yang luar biasa bagi siapa saja yang mau dan
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang dibutuhkan oleh manusia, baik itu negatif maupun positif. Semua itu
kembali lagi kepada mental masyarakat itu sendiri dalam menerima dan menolak
globalisasi tersebut, apakah masyarakat itu siap dan mampu menjadi pemenang
dalam kompetisi ini, karena sejatinya globalisasi adalah suatu kompetisi yang
mencari seorang pemenang terbaik dari segi pengetahuan, teknologi, pelayanan,
dan lain sebagainya, juga mampu menjadikan bangsanya sebagai bangsa produsen
yang dapat berbicara banyak dalam hal konteks dunia.
Globalisasi sudah tentu memberikan dampak bagi yang mengikutinya, baik
itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif dari globalisasi
diantaranya adalah kompetisi, integrasi, dan kerjasama baik itu di bidang
pengetahuan, teknologi, jaringan, kualitas produk, pelayanan dan akuntabilitas.
Sedangkan dampak negatif dari globalisasi ialah terjadinya dekadensi moral,
masyarakat yang konsumerisme, lahirnya generasi instan, masyarakat yang lebih
menyukai produk luar negeri, lebih mengenal budaya Negara lain dibandingkan
dengan budayanya sendiri, dan lain sebagainya.
Dalam interaksi global, kesadaran global sangatlah diperlukan yang mana
warga negara mampu secara sadar dan kritis dalam menerima dan memfilter
berbagai dampak dari globalisasi tersebut. Jika sikap mental masyarakatnya lemah
maka tidak menutup kemungkinan identitas budaya lokal akan hancur sebagai
dampak negatif dari globalisasi. Ma’mur Asmani (2011, hlm. 6-7) mengemukakan
beberapa langkah yang bisa diambil untuk Indonesia dalam menghadapi
globalisasi ini adalah sebagai berikut:
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Seperti yang telah dikemukakan oleh Ma’mur Asmani bahwa kita harus memperkokoh karakter bangsa kita, khususnya bagi kader-kader muda yang akan
menjadi penerus bangsa agar mereka tidak mudah rapuh, dan tidak mudah
terjerumus ke dalam tren budaya barat. Disinilah pentingnya pendidikan karakter
digaungkan agar timbul kesadaran bersama untuk membangun karakter generasi
muda yang kokoh. Tidak dapat di pungkiri lagi bahwa karakter yang kuat akan
membentuk mental yang kuat, mental yang kuat akan melahirkan semangat yang
kuat untuk menghadapi berbagai rintangan dan tantangan arus globalisasi.
Badan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan
Nasional Republik Indonesia (dalam Yuliani, 2013, hlm. 3) mengemukakan
bahwa:
Harus adanya penanaman dan pembentukan karakter cinta tanah air dari mulai usia dini. Pembentukan karakter tersebut berada di lingkungan sosial dan budaya baik di lingkungan keluarga maupun di masyarakat. Alternatif lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi, paling tidak mengurangi, permasalahan diatas adalah melalui pendidikan.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu bidang yang
mengemban misi nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang dijadikan
sebagai wahana pengembangan karakter bangsa yang sangat strategis dalam
proses kegiatan intrakurikuler. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjalankan
misinya melalui 3 kegiatan kurikuler yang terjadi di sekolah maupun di luar
sekolah, kegiatan kurikuler tersebut ialah intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Pembentukan karakter dapat dilakukan dimana saja, baik di lingkungan
keluarga, masyarakat, maupun sekolah. Lembaga pendidikan memiliki tanggung
jawab yang besar dalam mempersiapkan generasi penerus yang berkualitas di
bidang ilmu, moral, dan mental untuk membangun negeri yang maju di segala
bidang. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus menjadi garda terdepan dalam
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekolah dilakukan secara terpadu melalui pembelajaran, menejemen sekolah, dan
ekstrakulikuler. Sekolah dijadikan sebagai wadah pembinaan bagi peserta didik
agar mereka memiliki kecerdasan, kemampuan, dan keterampilan.
Keberhasilan pendidikan karakter ditentukan oleh beberapa nilai yang harus
dikembangkan di sekolah, salah satunya adalah nilai cinta tanah air. Indikator nilai
cinta tanah air menurut Fitri (2012, hlm. 42) adalah:
Menanamkan nasionalisme dan rasa persatuan dan kesatuan bangsa; menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar; memajang bendera Indonesia, Pancasila, gambar presiden serta simbol-simbol negara lainnya; bangga dengan karya bangsa; melestarikan seni budaya bangsa.
Sekolah merupakan tempat yang tepat dalam mengembangkan pendidikan
karakter, salah satunya ialah karakter cinta tanah air. Karakter cinta tanah air ini
dapat dibentuk melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam
maupun diluar kelas pada setiap mata pelajaran. Secara formal, Pendidikan
Karakter tertuang di dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn),
yang mana mata pelajaran tersebut mengusung mengenai wawasan kebangsaan
atau karakter cinta tanah air. Selain itu, karakter cinta tanah air juga dapat
dibentuk melalui kegiatan kokurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Iim Siti Masyitoh (2013:4):
Posisi model Pendidikan Karakter berbasis etnopedagogik tradisi lisan sunda untuk membangun kearifan lokal secara “bottom up” memperkuat pengembangan karakter bangsa secara “top down” yang merupakan core value keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan bukan semata menjadi ciri mata pelajaran muatan lokal melainkan ciri mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.”
Dari penjelasan diatas bahwa pengembangan karakter cinta tanah air yang
menjadi nilai utama bagi keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat
dilaksanakan secara “top down” melalui nilai-nilai pancasila, yang kemudian
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kearifan lokal Jawa Barat. Seni budaya yang diterapkan di sekolah merupakan
karakteristik budaya dimana siswa tersebut berada. Keanekaragaman budaya
daerah merupakan potensi sosial yang dapat membentuk karakter dan citra budaya
tersendiri pada masing-masing daerah, serta merupakan bagian penting bagi
pembentukan identitas budaya suatu daerah. Maka dari itu, sekolah harus menjadi
bagian yang turut serta dalam melestarikan budaya lokal sebagai upaya
pembentukan karakter masyarakat khususnya pembentukan karakter pada diri
siswa.
Jika pengembangan karakter di sekolah tersebut dilaksanakan secara selaras
baik yang dilakukan secara “top down” maupun “buttom up”, maka
pengembangan karakter dipersekolahan akan memenuhi indikator tingkat
keberhasilannya yang mana dapat dilihat dari sikap dan perilaku siswa dalam
kehidupan sehari-hari. Pengembangan karakter bangsa secara “bottom up” dapat
dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler, yang mana dijadikan sebagai
penunjang dan sarana proses habituasi atau pembiasaan karakter siswa melalui
berbagai kegiatan.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan di luar jam
pelajaran yang merupakan kegiatan pilihan yang dipilih oleh siswa sesuai
minatnya masing-masing. Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk
mengembangkan potensi, minat dan bakat yang dimiliki siswa agar siswa dapat
memperluas wawasan pengetahuannya dan juga mampu mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya.
Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat membentuk karakter cinta tanah air
salah satunya ialah kegiatan ekstrakurikuler kesenian. Dengan adanya kegiatan
ekstrakurikuler tersebut, kesenian budaya nasional beserta nilai-nilainya dapat
dikenalkan di sekolah sejak dini. Pengenalan terhadap seni budaya nasional
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kembangkan di tengah interaksi global yang semakin luas. Hal tersebut
merupakan suatu bentuk perwujudan semangat kebangsaan yakni semangat
mencintai tanah air Indonesia di tengah gempuran globalisasi yang semakin tidak
terkendali.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih
lanjut mengenai sejauh mana kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung tersebut
dapat meningkatkan rasa cinta tanah air siswa terhadap seni budaya lokal
Indonesia. Dengan demikian, judul skipsi ini adalah “Implementasi Kegiatan
Ekstrakurikuler Kesenian Angklung dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa (Studi Deskriptif pada Ekstrakurikuler Kesenian Angklung di SMA Negeri 24 Bandung)”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka secara
umum penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana implementasi
kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah
air siswa di SMA Negeri 24 Bandung?
Sedangkan secara khusus penelitian ini dibatasi pada masalah-masalah
sebagai berikut:
1. Nilai-nilai budaya apa saja yang terkandung dalam kesenian angklung
kaitannya dengan menigkatkan rasa cinta tanah air siswa?
2. Bagaimana proses pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian angklung
dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa di SMA Negeri 24
Bandung?
3. Bagaimana bentuk-bentuk perilaku cinta tanah air siswa yang tercermin
dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung dalam kehidupan di
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Bagaimana kontribusi keterkaitan perilaku cinta tanah air yang
tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung terhadap
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
secara umum adalah mengetahui implementasi dari kegiatan ekstrakulikuler
kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa di SMA Negeri
24 Bandung.
2. Tujuan Khusus
Sedangkan secara khusus penelitian ini mempunyai tujuan untuk:
a. Mengetahui nilai-nilai budaya apa saja yang terkandung dalam kesenian
angklung kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa.
b. Mengetahui bagaimana proses pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian
angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa di SMA
Negeri 24 Bandung.
c. Mengetahui bentuk-bentuk perilaku cinta tanah air siswa yang
tercermin dari kegiatan ekstrakulikuler kesenian angklung dalam
kehidupan di lingkungan sekolah
d. Mengetahui kontribusi keterkaitan perilaku cinta tanah air yang
tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung terhadap
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Manfaat Dari Segi Teoritis
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini yaitu dapat memberikan
sumbangsih teori sebagai bahan informasi, pengetahuan, dan tambahan referensi
untuk mengenalkan dan melestarikan kesenian tradisional Indonesia melalui
kegiatan ekstrakulikuler di sekolah agar siswa menyukai dan bangga terhadap seni
budaya daerahnya sendiri sehingga dapat meningkatkan rasa cinta tanah air siswa.
2. Manfaat Dari Segi Kebijakan
Manfaat kebijakan dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pengetahuan dan penelitian bagi pemerintah mengenai pentingnya rasa cinta tanah
air ditanamkan kepada siswa-siswa di sekolah, mulai dari jenjang Sekolah Dasar
(SD) sampai Sekolah Menegah Atas (SMA), karena permasalahan sosial yang
kerap terjadi saat ini adalah sebagai dampak dari lemahnya mental bangsa dalam
menghadapi globalisasi budaya, sehingga mereka cenderung menyukai budaya
luar dibanding budaya lokal, mereka dengan mudah menerima budaya luar masuk
tanpa pertimbangan yang lebih dalam.
3. Manfaat Dari Segi Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi
pihak-pihak sebagai berikut:
a. Bagi guru PKn; meningkatnya pengetahuan guru dalam mengembangkan
moral dan karakter siswa melalui kegiatan ekstrakulikuler di sekolah.
b. Bagi siswa; meningkatnya semangat nasionalisme dalam diri siswa agar
mampu menjadi generasi penerus bangsa yang mempertahankan
nilai-nilai budaya lokal.
c. Bagi sekolah; dapat memanfaatkan kegiatan ekstrakulikuler di sekolah
dalam mengenalkan, menanamkan, dan melestarikan nilai-nilai
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Bagi penulis; meningkatkan wawasan, memperoleh pengalaman
langsung dan memberikan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan
khususnya penanaman nilai budaya dalam pembentukan karakter siswa.
4. Manfaat Dari Segi Isu
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan kepada semua pihak
tentang pentingnya menjaga identitas budaya lokal dan menanamkan karakter
cinta tanah air kepada anak bangsa khususnya siswa-siswa disekolah sebagai
generasi penerus bangsa.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan dari penelitian yang berjudul implementasi kegiatan
ekstrakulikuler kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa
(Studi Deskriptif pada Ekstrakulikuler Kesenian Angklung di SMA Negeri 24
Bandung) adalah sebagai berikut:
1. BAB I pendahuluan yang berisikan mengenai latar belakang penelitian,
identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
lokasi dan subjek penelitian dan struktur organisasi skripsi.
2. BAB II kajian pustaka membahas mengenai kegiatan ekstrakulikuler,
angklung, hakekat cinta tanah air.
3. BAB III metode penelitian yang meliputi sebagai berikut pendekatan dan
metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, tahap-tahap penelitian,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan
analisis data, pengujian keabsahan data.
4. BAB IV hasil penelitian dan pembahasan yang berisi mengenai gambaran
umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. BAB V kesimpulan dan rekomendasi, kesimpulan merupakan hasil dari
penelitian yang didalamnya menjawab dari perumusan masalah,
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian kebudayaan, peneliti harus melakukan proses berfikir
secara reflektif. Dalam hal ini berarti untuk menggambarkan fakta, peneliti harus
melakukan penggambaran ulang berdasarkan kenyataan langsung yang bisa
diindrakan (Maryaeni, 2005, hlm. 2). Dalam hal ini dijelaskan bahwa dalam
penelitian kebudayaan merupakan penelitian yang menggambarkan ulang fakta
dan kenyataan yang terjadi di lapangan melalui pengamatan sendiri yang
dilakukan oleh peneliti secara langsung dengan mengumpulkan data dari pihak
yang terlibat dalam penelitian tersebut. Penelitian kebudayaan juga menuntut
peneliti untuk melakukan penafsiran, yang mana penafsiran tersebut di dasarkan
pada pengalaman kemanusiaan, dalam artian bahwa peneliti harus memiliki
pengalaman dan bekal mengenai kebudayaan yang menjadi sasaran dalam
penelitian tersebut.
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
penelitian kualitatif, yakni penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan
data-data, menganalisis data-data, dan menafsirkan data yang diperoleh melalui pengamatan
sendiri. Terdapat beberapa definisi untuk memperoleh gambaran yang luas dan
dalam mengenai penelitian kualitatif. David Williams (dalam Moleong, 2014,
hlm. 5) menulis bahwa penelitian kualitatif adalah ‘pengumpulan data pada suatu
latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang
atau peneliti yang tertarik secara alamiah.’ Definisi ini hanya mempersoalkan satu
aspek yaitu aspek alamiah, yang mana lebih mengutamakan latar alamiah, metode
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini peneliti dituntut untuk tertarik secara alamiah terhadap fokus masalah yang
diambil oleh peneliti untuk ditindak lanjuti.
Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk
menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau
sekelompok orang (Moleong, 2014, hlm.5). Dari definisi tersebut terlihat bahwa
penelitian ini terfokus pada metode wawancara terbuka dalam menelaah
permasalahan yang akan diteliti.
Sedangkan menurut Moleong dalam bukunya yang berjudul Metodologi
Penelitian Kualitatif mengemukakan penelitian kualitatif adalah:
Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk memahami fenomena/gejala/realita
yang dipandang secara holistik, kompleks dan dinamis dengan mengumpulkan
data dari subjek penelitian yang diperoleh secara alamiah untuk mendapatkan
suatu makna. hal ini dikarenakan penelitian kualitatif ini muncul dari perubahan
paradigma dalam memandang suatu fenomena/gejala. Yang mana paradigma
dalam memandang suatu fenomena sebelumnya bersifat tunggal, statis, dan
konkrit. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiono (2012, hlm. 1):
Penelitian kualitatif ini sering disebut dengan penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) dan kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai isntrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data yang bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Creswell (2010, hlm. 4-5)
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang (oleh sejumlah individu atau sekelompok orang) dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ketema-tema yang umum, dan menafsirkan makna data.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena
yang terjadi secara holistik, kompleks, dan penuh makna yang dilakukukan pada
kondisi yang alamiah, kemudian hasilnya diungkapkan dalam bentuk deskripsi
berupa kata-kata dan bahasa melalui perngamatan sendiri secara langsung dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Dilihat dari uraian di atas, pendekatan kualitatif sangat cocok digunakan
dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, hal tersebut didasarkan pada
beberapa pertimbangan antara lain pertama, karena penelitian ini berusaha
mencari gambaran perilaku siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
kesenian angklung di SMA Negeri 24 Bandung. Kedua, peneliti dapat berinteraksi
secara langsung subjek penelitian sehingga peneliti memperoleh keakuratan data
yang diperoleh secara alamiah. Ketiga, peneliti dapat mengamati secara langsung
proses pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian angklung yang ditanamkan
kepada siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler kesenian angklung untuk
meningkatkan rasa cinta tanah air siswa.
2. Metode Penelitian
Dalam mencapai tujuan penelitian maka diperlukan suatu metode yang
digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diselidiki. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sebagaimana yang
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan aktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang akan
diteliti. Penulis memilih metode ini karena metode ini dianggap sesuai dengan
masalah dan tujuan dari penelitian ini guna mendapatkan gambaran tentang
pengalaman dan pemahaman terhadap fakta dan fenomena yang ada di lapangan
sehingga penelitian ini mengutamakan proses dari pada hasil.
Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui,
mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan yang ada saat penelitian
dilaksanakan mengenai implementasi kegiatan ekstrakulikuler angklung dalam
meningkatkan rasa cinta tanah air siswa.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Dalam suatu penelitian, lokus atau tempat penelitian merupakan ciri khas
dan fokus penelitian. Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya
kegiatan observasi atau penelitian yang menggambarkan situasi sosial. Seperti
pendapat Nasution (2003:43) bahwa “Lokasi penelitian menunjukan pada
pengertian tempat atau lokasi penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu
pelaku, tempet dan kegiatan yang dapat diobservasi dan lokasi penelitian tersebut
menggambarkan situasi sosial”.
Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 24
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini karena sekolah ini memiliki kegiatan ekstrakulikuler kesenian angklung dan
juga memiliki keunggulan dalam ekstrakulikuler kesenian seperti mendapatkan
juara dalam perlombaan kesenian angklung serta sekolah ini memiliki siswa yang
antusias dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler kesenian tradisional sebagai
wujud dari rasa cinta terhadap budayanya.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian kualitatif merupakan pihak-pihak yang menjadi sasaran
penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi terhadap penelitian yang
akan dilaksanakan. Subjek penelitian ini harus ditentukan dahulu sebelum peneliti
siap untuk mengumpulkan data. Maka yang menjadi subjek dalam penelitian ini
[image:30.595.117.520.380.488.2]adalah:
Tabel 3.1 Jumlah Responden
NO RESPONDEN JUMLAH
1 Wakasek Kesiswaan SMA Negeri 24 Bandung 1 Orang 2 Pembantu Wakil Kepala Sekolah Ekstrakurikuler 1 Orang
3 Guru Pendidikan Kewarganegaraan 2 Orang
4 Guru pembina ekstrakulikuler kesenian 1 Orang
5 Siswa 14 Orang
Jumlah Total 19 Orang
Sumber, diolah penulis, 2015
C. Tahap-Tahap Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian peneliti harus melalui beberapa
tahapan-tahapan penelitian terlebih dahulu, berikut adalah tahapan-tahapan-tahapan-tahapan yang harus
dilaksanakan oleh penulis:
1. Tahap Pra Penelitian
Tahap pra penelitian merupakan tahap awal dalam penelitian yang mana
peneliti harus mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dan yang berkaitan dalam
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini, kegiatan pertama yang dilakukan adalah studi pendahuluan. Studi
pendahuluan ini bertujuan untuk mengetahui apakah fokus penelitian layak untuk
diteliti ataukah tidak, hal ini dilakukan dengan cara mensurvay lapangan terlebih
dahulu sebelum melakukan kegiatan penelitian. Faedah mengadakan studi
pendahuluan (Arikunto, 2006, hlm. 47) diantaranya: “memperjelas masalah,
menjajagi kemungkinan dilanjutkannya penelitian, mengetahui apa yang sudah
dihasilkan orang lain bagi penelitian yang serupa dan bagian mana dari
permasalahan yang belum terpecahkan.”
Pada kegiatan awal ini, peneliti melakukan kegiatan pra penelitian di SMA
Negeri 24 Bandung yang bertujuan untuk melihat kondisi umum sekolah tersebut
khususnya dalam kegiatan ekstrakulikuler kesenian Angklung, sebab hal tersebut
menjadi fokus utama yang akan di teliti. Dengan melakukan pra penelitian ini,
peneliti dapat mengetahui gambaran umum tentang kegiatan ekstrakulikuler
angklung, nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kesenian angklung dalam
kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa.
Setelah memperoleh gambaran awal mengenai kondisi subjek penelitian,
langkah selanjutnya adalah mengajukan rancangan penelitian yang berisi tentang
judul penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan, lokasi dan subjek
penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data.
Sebelum melaksanakan penelitian dan memasuki suatu lapangan peneliti
harus melakukan perizinan terlebih dahulu kepada pihak-pihak yang bersangkutan
atau instansi yang terkait dalam penelitian. Adapun prosedur perizinan yang
ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a.Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada
Ketua Jurusan PKn FPIPS UPI untuk mengadakan surat rekomendasi
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada
Pembantu Dekan 1 atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapat surat
rekomendasi untuk disampaikan kepada Rektor UPI.
c.Dengan membawa surat rekomendasi dari UPI, peneliti meminta izin
penelitian kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 24 Bandung.
d. Setelah mendapatkan izin Kepala Sekolah SMA Negeri 24 Bandung,
kemudian penelitu melakukan penelitian di tempat yang telah ditentukan
yaitu SMA Negeri 24 Bandung.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahapan inti dari kegiatan
penelitian, dalam tahap ini peneliti mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
yang telah disusun oleh peneliti untuk memecahkan fokus masalah dalam
penelitian. Berdasarkan surat izin penelitian yang dikeluarkan dari pihak-pihak
terkait, maka selanjutnya penelitian dapat dilaksanakan.
Uraian tentang tahap pelakasanaan penelitian dibagi atas tiga bagian, yaitu
(Moleong, 2014, hlm. 137) :
a) Memahami latar penelitian dan persiapan diri b) Memasuki lapangan
c) Berperanserta sambil mengumpulkan data
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan wawancara kepada subjek
penelitian dan melakukan observasi dengan mengamati kegiatan ekstrakulikuler
kesenian angklung untuk memperoleh data dan informasi yang akurat. Peneliti
mengadakan wawancara dengan Wakasek Kesiswaan SMAN 24 Bandung, PWKS
ekstrakurikuler, guru PKn, guru pembina ekstrakulikuler kesenian angklung dan
siswa anggota ekstrakulikuler. Dalam kegiatan wawancara ini, peneliti
mengajukan pertanyaan dengan tujuan mendapatkan informasi, kemudian
mencatatnya kedalam catatan lapangan dengan di dukung oleh dokumen dan data
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tahap Analisis Data
Tahap analisis dan pengolahan data merupakan tahap yang terakhir dalam
penelitian. Kegiatan analisis data dapat dilakukan setelah data yang diperoleh
terkumpul. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan obeservasi perlu di
analisis dan diolah secara akurat melalui suatu proses, yaitu menyusun,
mengkategorikan data, mencari kaitan isi dari data yang diperoleh.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen dalam penelitian itu
adalah peneliti sendiri. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009, hlm. 60),
“Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan
atas temuannya”. Dalam penelitian kualitatif belum dapat dikembangkan
instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali, akan tetapi
setelah masalah dalam penelitian itu sudah jelas, maka suatu instrumen dapat
dikembangkan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang menjadi instrumen
kunci adalah peneliti itu sendiri.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam penelitian,
karena dengan adanya teknik pengumpulan data kita dapat memperoleh data yang
telah memenuhi standar dan karena tujuan utama dari penelitian adalah
memperoleh data. Terdapat beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi.
Adapun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan dialog,
tannya jawab antara pewawancara dengan yang di wawancara. Menurut Nazir
(2005: 194),
Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Dalam hal ini, peneliti harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang
akan diajukan, disesuaikan dengan kondisi dari narasumber. Wawancara juga
harus dilaksanakan dengan efektif. Seperti yang dikemukakan Arikunto (2010,
hlm. 271), “Wawancara dilaksanakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh dari sebanyak-banyaknya. Bahasa harus jelas dan terarah. Suasana
harus tetap rileks agar data yang diperoleh adalah data yang objektif dan dapat
dipercaya.”
Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara tidak
terstruktur, yang mana pedoman wawancara hanya memuat garis besar yang akan
ditanyakan sehingga peneliti dapat melakukan wawancara yang mendalam dan
memberikan kebebasan kepada narasumber untuk menjawab.
Teknik wawancara ini digunakan oleh peneliti bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang lebih mendalam mengenai implementasi kegiatan ektrakulikuler
kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa, yang di
dapatkan dari para narasumber yaitu Wakasek Kesiswaan SMAN 24 Bandung,
PWKS ekstrakurikuler, guru PKn, guru pembina ekstrakulikuler kesenian
angklung dan siswa anggota ekstrakulikuler. Pemilihan narasumber berdasarkan
pertimbangan bahwa mereka adalah sumber yang tepat karena narasumber
tersebut yang mengetahui bagaimana implementasi kegiatan ekstrakulikuler
kesenian angklung tersebut.
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap
objek penelitian yang akan dilakukan, yang di dalamnya peneliti langsung turun
ke lapangan untuk mengamati aktivitas maupun perilaku setiap individu di lokasi
penelitian. Dengan melakukan observasi peneliti dapat memperoleh satu
gambaran yang jelas tentang masalah yang sedang diteliti. Menurut Danial dan
Warsiah (2009: 77), menyatakan bahwa:
Observasi merupakan alat yang digunakan untuk mengamati, dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu penomena tertentu.
Observasi dilakukan guna memperoleh gambaran yang lebih jelas secara
langsung dengan mengamati sikap dan perilaku siswa dalam kegiatan
ekstrakulikuler kesenian angklung dan peneliti ikut berpartisipasi mengamati
permasalahan yang akan diteliti.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan mencatat segala kejadian yang berhubungan dengan masalah
yang akan di teliti oleh peneliti saat penelitian berlangsung. Menurut Bogdan dan
Biklen (Moleong, 2014: 209) bahwa “catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang di dengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka
pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Dalam
hal ini, mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data dengan mencatat
segala kejadian yang terjadi di lapangan saat penelitian berlangsung. Catatan
lapangan ini dapat diperoleh dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan
kepada Wakasek Kesiswaan SMAN 24 Bandung, PWKS ekstrakurikuler, guru
PKn, guru pembina ekstrakulikuler kesenian angklung dan siswa anggota
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Studi Literatur
Studi literatur merupakan alat pengumpulan data yang digunakan untuk
menemukan teori-teori yang relevan dari permasalahan yang di teliti dalam
penelitian ini, studi literatur sangat diperlukan sebagai bahan pembahasan hasil
penelitian yang dilaksanakan. Teknik ini dilakukan dan digunakan oleh peneliti
untuk mengungkapkan berbagai teor-teori yang relevan dengan permasalahan
yang dihadapi oleh peneliti dalam penelitiannya yang dijadikan sebagai rujukan
dalam pembahasan hasil penelitian. Peneliti menggunakan berbagai literatur
dalam penelitian ini, yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, artikel, media masa,
internet yang berhubungan peningkatan rasa cinta tanah air dan ekstrakulikuler
kesenian angklung.
5. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi ini tidak kalah penting dengan teknik pengumpulan data
lainnya. Studi dokumentasi ini merupakan teknik pengumpulan data dengan
mencari data yang berupa catatan, transkrip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, agenda dan lain sebagainya. Danial dan warsiah (2009: 79) menyatakan
bahwa:
Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pergawai, data penduduk, grafik, gambar, surat-surat, foto, akte dsb.
Studi dokumentasi ini merupakan pelengkap dari penggunaan teknik
pengumpulan data lainnya seperti wawancara dan observasi. Data yang diperoleh
dari dokumentasi instansi atau lembaga tertentu, data sekolah serta foto-foto
perilaku siswa yang menunjukan sikap rasa cinta tanah air yang dapat menjadi
referensi bagi peneliti.
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahap selanjutnya setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka
data tersebut harus digarap oleh peneliti. Hal tersebut disebut dengan pengolahan
data atau analisis data. Bagian analisis data bisa terdiri dari beberapa komponen.
Namun, proses pengolahan atau analisis data ini secara keseluruhan melibatkan
usaha memaknai data yang berupa teks atau gambar. Adapun analisis data dalam
penelitian kualitatif ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama
penelitian berjalan dan setelah selesai penelitian di lapangan. Proses aktivitas
analisis data dalam penelitian kualitatif ini dimulai dari mengumpulkan, mengolah
dan menyusun hasil pengumpulan data yang diperoleh dari wawancara,
dokumentasi, angket dan lain sebagainya.
Adapun pengertian dari analisis data menurut Sugiono (2009, hlm. 335)
adalah:
Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Secara garis besar, aktivitas analisis data yang digunakan dalam penelitian
kualitatif dibagi menjadi beberapa ativitas. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiono (2012: 334), mengemukakan bahwa, “Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampa tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ Verification. Langkah-langkah
analisis ditunjukan pada gambar berikut:
.
Pengumpulan
data Penyajian
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis Data Miles dan Huberman (1992: 20)
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci, karena semakin lama penelitian di lapangan,
maka jumlah data akan semakin banyak, komplek dan rumit. Meruduksi data
berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya.
Reduksi data dalam penelitian ini bertujuan untuk mempermudah peniliti
dalam memahami data yang diperoleh peneliti dari hasil penelitian. Dalam
penelitian ini, peneliti memperoleh data yang terkumpul dari informasi dan data
yang diberikan dari narasumber dan dari informasi lain mengenai nilai budaya
kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air. Aspek-aspek yang
direduksi berkaitan dengan implementasi kegiatan ekstrakulikuler kesenian
angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SMA Negeri 24
Bandung.
2. Penyajian atau Display Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Setelah mengumpulkan data, tentunya banyak sekali data yang diperoleh
dilapangan, Oleh karena itu dengan melakukan display data atau penyajian data
peneliti tidak akan terjebak dalam tumpukan data yang diperoleh dari lapangan.
Kesimpulan: Penarikan/Verifikasi Reduksi
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan mendisplaykan data, maka peneliti akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut. Menurut Sugiono (2009: 95) “Dalam penelitian kualitatif,
penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart, dan sejenisnya”. Penyajian data ini diawali dengan penyajian
uraian hasil wawancara dengan pembina ekstrakulikuler kesenian dan anggota
ekstrakulikuler kesenian angklung. Semua data hasil dari wawancara tersebut
dipahami satu persatu kemudian dikaitkan dan dihubungkan dengan rumusan
masalah.
3. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Pengambilan kesimpulan pada tahap terakhir ini bertujuan untuk
mencari arti, makna, penjelasan dari data yang telah dikumpulkan. Kesimpulan
awal dalam penelitian kualitatif memungkinkan dapat menjawab rumusan
masalah, namun kesimpulan tersebut masih bersifat sementara dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
yang kredibel yang mana kesimpulan tersebut diverifikasi selama penelitian
berlangsung. Ketiga langkah dalam menganalisis data kualitatif tersebut
merupakan langkah yang saling berkaitan selama penelitian berlangsung antara
langkah yang satu dengan yang lainnya.
G. Pengujian Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, suatu temuan atau data dapat dikatakan valid
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
apa yang terjadi sesungguhnya pada objek yang diteliti. Untuk menentukan
keabsahan data, maka diperlukan uji keabsahan data. Pemeriksaan keabsahan data
merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dalam penelitian kualitatif. Jika
peneliti melakukan pemeriksaan keabsahan data secara teliti, maka hasil
penelitian yang diperolehnya dapat dipertanggung jawabkan dari berbagai segi.
Keabsahan dalam penelitian ini adalah data-data yang diperoleh peneliti dari
Wakasek Kesiswaan SMA Negeri 24 Bandung, PWKS ekstrakurikuler, guru PKn,
guru pembina ekstrakurikuler kesenian angklung, dan anggota ekstrakulikuler
kesenian angklung. Sugiono (2009, hlm. 121) menjelaskan bahwa uji keabsahan
data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal),
transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas) dan confirmability
(objektivitas).
1. Uji Kredibilitas
Menurut L.J Moleong (2014, hlm. 327), “uji kredibilitas data dalam
penelitian kualitatatif dilakukan dengan cara sebagai berikut: perpanjangan
keikutan-sertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat,
kecukupan referensial, kajian kasus negatif, dan pengecekan anggota.”
a. Perpanjangan keikut-sertaan
Dalam penelitian kuakutatif, instrument penelitiannya adalah peneliti itu
sendiri. Oleh karena itu, keikut-sertaan peneliti sangat menentukan pengumpulan
data. Perpanjangan keikut-sertaan menuntut peneliti untuk terjun ke lokasi secara
langsung dan dalam jangka waktu yang lama.
Perpanjangan keikut-sertaan juga dimaksudkan untuk membangun
kepercayaan para subjek terhadap penelitian dan juga kepercayaan diri peneliti
Aryanti Dwi Untari, 2014
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengembangan yang berlangsung setiap hari dan merupakan alat untuk mencegah
usaha coba-coba dari pihak subjek (Moleong, 2014, hlm. 329).
b. Ketekunan pengamatan
Menurut Moleong (2014, hlm. 329) “Keajegan/ketekunan pengamatan
berar