• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KESENIAN ANGKLUNG DALAM MENINGKATKAN RASA CINTA TANAH AIR SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KESENIAN ANGKLUNG DALAM MENINGKATKAN RASA CINTA TANAH AIR SISWA."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KESENIAN ANGKLUNG DALAM MENINGKATKAN RASA CINTA TANAH AIR

SISWA

(Studi Deskriptif pada Ekstrakurikuler Kesenian Angklung di SMA Negeri 24

Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh:

Aryanti Dwi Untari 1101049

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KESENIAN ANGKLUNG DALAM MENINGKATKAN RASA CINTA TANAH AIR

SISWA

(Studi Deskriptif pada Ekstrakurikuler Kesenian Angklung di SMA Negeri 24

Bandung)

Aryanti Dwi Untari

NIM: 1101049

Sebuah skripsi yang digunakan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

© ARYANTI DWI UNTARI, 2015

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JANUARI 2015

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak

(3)
(4)
(5)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Aryanti Dwi Untari (1101049). Implementasi Kegiatan Esktrakurikuler Kesenian Angklung dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Fenomena globalisasi yang terjadi saat ini sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Harus kita akui bahwa globalisasi memberikan pengaruh besar bagi tata nilai dan tradisi bangsa Indonesia. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap karakter cinta tanah air bangsa khususnya generasi muda yang tercermin dari sikap generasi muda yang lebih mengenal dan mencintai budaya asing dibandingkan dengan budaya sendiri. Melihat permasalahan diatas, maka perlu adanya upaya peningkatan rasa cinta tanah air bangsa salah satunya dengan mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai budaya di sekolah yang dapat diintegrasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler kesenian. Kegiatan ekstrakurikuler angklung merupakan sarana pengembangan dan pembentukan karakter siswa dalam meningkatkan rasa cinta tanah air. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui implementasi kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa di SMAN 24 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data kualitiatif yang meliputi observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur. Penelitian ini dilakukan kepada Wakasek Kesiswaan, PWKS ekstrakurikuler, Pembina ekstrakurikuler angklung, guru Pendidikan Kewarganegaraan dan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler angklung. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung mampu meningkatkan rasa cinta tanah air siswa di SMAN 24 Bandung, yang dilaksanakan melalui pembiasaan sikap dan peraturan yang dibuat dalam kegiatan ekstrakurikuler. Peraturan tersebut tidak lepas dari tujuan didirikan ekstrakurikuler angklung yaitu membina dan membentuk peserta didik yang unggul dalam budaya daerah melalui pengembangan kesenian angklung dan sebagai salah satu upaya melestarikan budaya daerah. Kesimpulan yang dapat diambil ialah kegiatan ekstrakurikuler angklung dapat meningkatkan rasa cinta tanah siswa melalui penanaman nilai-nilai budaya lokal.

Kata Kunci: Estrakurikuler kesenian angklung, cinta tanah air, globalisasi, budaya lokal

(6)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

(7)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Aryanti Dwi Untari (1101049). The Implementation Of Extracurricular Activity Angklung Art In Enhancing Patriotism Of Students

Globalization is a familiar term where this world has lived in. Nowadays we have to concern that globalization contributes great effect to the pure tradition and value of Indonesian people. It is highly influential to our patriotic character especially for the young generation, which is reflected by their behavior on accepting, understanding and even more loving foreign culture better than theirs.

Based on the issue explained, it is necessary to provide the effort for enhancing the patriotism by introducing and committing the culture value in schools which could be integrated through the extracurricular art activity. Angklung extracurricular activity is a method to develop and build students’ character in enhancing the patriotism. The objective of this research is to examine the implementation of Angklung extracurricular activity for enhancing patriotism of students in SMAN 24 Bandung. This research is applying descriptive method with qualitative approach method. The data collection technique is utilizing qualitative collection data technique which includes observation, interview, documentation study and literature. The research has conducted to the deputy secretary, PWKS extracurricular, Angklung extracurricular adviser, the teachers of civics’ education and students who participate the Angklung extracurricular. The result reveals that the implementation of Angklung extracurricular activity is capable to enhance the patriotism of students’ in SMAN 24 Bandung. It is executed through the disciplinary and regulation which has been made in extracurricular activity. The regulation is associated with the objectives of extracurricular activity itself, which is to lead and create outstanding students in term of local culture through developing and conserving the Angklung art. The conlusion of this research suggested that extracurricular activity is capable to enhance the patriotism of students by committing the values of local culture.

Keyword: Angklung Art Extracurricular, Patriotism, Globalization, Local Culture

(8)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……… i

KATA PENGANTAR ..………... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. iii

ABSTRAK ...………. vi

DAFTAR ISI ……… viii

DAFTAR TABEL ……… xi

DAFTAR GAMBAR ………... xii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung ... Error! Bookmark not

defined.

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ... Error! Bookmark not defined.

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler . Error! Bookmark not defined.

3. Jenis-jenis Ekstrakurikuler ... Error! Bookmark not defined.

4. Ekstrakulikuler Kesenian Angklung ... Error! Bookmark not defined.

B. Angklung ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Angklung ... Error! Bookmark not defined.

2. Sejarah Singkat Perkembangan Angklung ... Error! Bookmark not defined.

3. Jenis-jenis Angklung ... Error! Bookmark not defined.

(9)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Hakikat Cinta Tanah Air ... Error! Bookmark not defined.

1. Nasionalisme ... Error! Bookmark not defined.

2. Karakter Cinta Tanah Air ... Error! Bookmark not defined.

D. Kaitan antara Pendidikan Kewarganegaraan dengan Peningkatan Rasa Cinta Tanah Air melalui Kegiatan Ekstrkurikuler Kesenian Angklung

Error! Bookmark not defined.

E. Etnopedagogi Seni dan Budaya dalam Membangun Karakter Bangsa Error! Bookmark not defined.

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Pendekatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

2. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

2. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Tahap-Tahap Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Tahap Pra Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3. Tahap Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

1. Wawancara ... Error! Bookmark not defined.

2. Observasi ... Error! Bookmark not defined.

3. Catatan Lapangan ... Error! Bookmark not defined.

4. Studi Literatur ... Error! Bookmark not defined.

5. Studi Dokumentasi ... Error! Bookmark not defined.

F. Tahap Pengolahan dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

(10)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penyajian atau Display Data ... Error! Bookmark not defined.

3. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi ... Error! Bookmark not defined.

G. Pengujian Keabsahan Data ... Error! Bookmark not defined.

1. Uji Kredibilitas ... Error! Bookmark not defined.

2. Pengujian Transferability ... Error! Bookmark not defined.

4. Pengujian Confirmability ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Profil SMA Negeri 24 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

2. Fasilitas Sekolah ... Error! Bookmark not defined.

3. Kegiatan Ekstrakurikuler ... Error! Bookmark not defined.

4. Gambaran Umum Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung di SMA Negeri 24 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kesenian Angklung kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SMA Negeri 24

Bandung ... Error! Bookmark not defined.

2. Proses Pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian Angklung dalam Kegiatan Esktrakurikuler untuk meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SMA Negeri 24 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

. Bentuk-bentuk Perilaku Cinta Tanah Air Siswa yang Tercermin dari Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung... Error! Bookmark not defined.

d. Kontribusi perilaku cinta tanah air yang tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung terhadap Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) ... Error! Bookmark not defined.

(11)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kesenian Angklung kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SMA Negeri 24

Bandung ... Error! Bookmark not defined.

2. Proses Pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian Angklung dalam Kegiatan Esktrakurikuler untuk meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SMA Negeri 24 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

3. Bentuk-bentuk Perilaku Cinta Tanah Air Siswa yang Tercermin dari Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung... Error! Bookmark not defined.

4. Kontribusi perilaku cinta tanah air yang tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung terhadap Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

B. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis-jenis Angklung berdasarkan Karakteristiknya ………... 21

Tabel 3.1 Jumlah Responden ………...… 39

Tabel 4.1 Data siswa tahun ajaran 2013-2014 ……….………… 54

Tabel 4.2 Data siswa tahun ajaran 2014-2015 ……….………… 54

Tabel 4.3 Jumlah rombongan belajar SMAN 24 Bandung ……….………. 55

(12)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.5 Kegiatan Ekstrakurikuler SMAN 24 Kota Bandung ....……… 57

Tabel 4.6 Triangulasi sumber hasil penelitian nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kesenian angklung dalam kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) ……… 69 Tabel 4.7 Triangulasi teknik hasil penelitian mengenai proses pembelajaran

kesenian angklung dalam kegiatan ekstrakurikuler kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa Sekolah Menengah Atas

(SMA) ……….………. 75

Tabel 4.8 Triangulasi sumber hasil penelitian bentuk-bentuk perilaku cinta tanah air siswa yang tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian

angklung dalam kehidupan sehari-hari di sekolah ……….. 82 Tabel 4.9 Triangulasi teknik hasil penelitian mengenai kontribusi perilaku cinta

tanah air yang tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian

(13)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis Data………..………....… 45

Gambar 4.1 Penampilan Angklung harpa dalam kegiatan Angklung days……. 58

Gambar 4.2 Penampilan Angklung Buncis saat Penyambutan Tamu…………. 58

(14)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Manusia merupakan makhluk budaya, berbicara mengenai makhluk budaya

tentu saja kita akan kembali membahas tentang asal muasal manusia atau hakikat

dari manusia itu sendiri. Dalam perspektif islam, manusia diciptakan oleh Allah

SWT dari saripati tanah, yang kemudian Allah menciptakan manusia terdiri dari

materi (badan) dan substansi immaterinya (jiwa), Muhammad (2008, hlm. 58)

mengemukakan bahwa:

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang sempurna. Kesempurnaan itu terletak pada adab atau budayanya. Manusia beradab atau berbudaya karena dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, nurani dan kehendak yang terdapat dalam jiwa manusia.

Dengan akal budinya, manusia dapat menilai segala peristiwa yang terjadi di

sekitarnya. Kemampuannya berfikirnya pun dapat menciptakan berbagai macam

karya dan gagasan. Salah satu bentuk dari hasil pemikiran manusia adalah

kebudayaan. Seperti yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (dalam Darwis, 2008, hlm. 39), “Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan hasil budi dan karyanya itu.”

Kebudayaan yang lahir dan berkembang di tengah-tengah masyarakat

memiliki keanekaragaman atau kemajemukan unsur dan jenisnya, namun pada

saat yang sama, budaya itu menjadi satu yakni sebagai kebudayaan nasional. Hal

tersebut senada dengan semboyan bhinneka tunggal ika yakni berbeda-beda tetapi

(15)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seiring berkembangnya zaman, kebutuhan manusia semakin meningkat

begitu pula dengan kebutuhan dalam berkesenian. Kesenian semakin berkembang

dari masa ke masa, oleh karenanya secara tidak langsung akan melahirkan

kesenian baru yang disebut dengan kesenian modern. Namun, pada hakikatnya

kesenian tradisional dengan kesenian modern tidak ada perbedaan yang

signifikan, hanya perbedaan waktu yang merubah kesenian tradisional menjadi

kesenian modern. Perbedaan zaman dari waktu ke waktu, mempengaruhi perilaku

manusia dalam mengekspresikan sesuatu termasuk dalam mengekspresikan diri

terhadap kesenian. Selain itu, sarana dan prasarana yang digunakan dalam

kesenian dari waktu ke waktu menjadi unsur yang membedakan antara kesenian

tradisional dan kesenian modern.

Negara Indonesia dikenal sangat kaya dengan berbagai jenis kesenian

tradisional, terutama di daerah Jawa Barat. Kesenian tradisional di Indonesia,

hidup dan tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hampir setiap daerah

memiliki kesenian tradisional sebagai ciri khas dari daerah tersebut. Kehadirannya

sebagai sarana hiburan dan sebagai sarana menikmati keindahan, kesenian

tradisional ini diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang sebelumnya.

Namun pada kenyataannya di era globalisasi ini, harus diakui bahwa

kesenian tradisional mulai terkikis dengan hadirnya kesenian modern dan kurang

diminati oleh para generasi muda. Dengan adanya globalisasi, masyarakat dapat

dengan mudah mengetahui dan mempelajari budaya negara lain yang berbeda

dengan negara kita. Terkadang pengetahuan yang kita miliki tentang budaya luar

justru membuat kita lebih menyukainya, dari pada budaya daerahnya sendiri

terutama para generasi muda. Mereka lebih senang dengan budaya luar yang

masuk ke negara kita. Mereka menganggap orang yang mempelajari kesenian

tradisional adalah orang yang tidak mengikuti perkembangan zaman, padahal

(16)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika generasi muda sebagai penerus bangsa ini tidak mau melestarikan

budaya bangsa, maka kesenian tradisional ini akan punah dan bangsa Indonesia

akan kehilangan jati dirinya. Kesenian nasional akan punah, jika kita tidak

membentenginya dari pengaruh kesenian mancanegara khususnya kesenian

modern barat. Menurut Amang Rahman (dalam Pidarta, 2007, hlm. 174) “kesenian kita tidak boleh hanya menjadi objek kesenian global untuk diperlakukan ini dan itu, melainkan juga harus bisa menjadi subjek.” Menjadi subjek yang dimaksud diatas ialah menjadi kesenian yang unggul di manca

negara, Indonesia harus memberikan karya yang besar untuk kesenian dunia

sehingga menjadi kebanggaan negara tersendiri dan menjaga pelestarian kesenian

nasional agar tidak punah.

Gambaran kehidupan saat ini adalah kehidupan yang serba menglobal dalam

segala aspek kehidupan, baik itu segi komunikasi, teknologi, ilmu pengetahuan,

sosial maupun budaya. Globalisasi sudah pasti memberikan dampak bagi

kehidupan kita, baik itu dampak positif maupun negatif. Syaifullah (2008, hlm.151) menyatakan bahwa “Intensitas dampak dalam setiap level tersebut, sudah barang tentu tidak sama, hal ini sangat dipengaruhi oleh sikap mental masyarakatnya dalam menerima atau menolak globalisasi tersebut.” Dari pendapat tersebut dapat di uraikan bahwa kita tidak bisa menyalahkan kehadiran dari

globalisasi, karena bagaimanapun juga pergantian atau regenerasi tetap diperlukan

untuk menjaga kestabilan kehidupan manusia. Sehingga yang perlu di perhatikan

dalam menghadapi arus globalisasi ialah sikap mental dari masyarakatnya dalam

menerima atau menolak dampak negatif dari globalisasi tersebut.

Menurut M. Mastuhu (dalam Ma’mur asmani, 2011, hlm.5), “globalisasi memberi peluang dan fasilitas yang luar biasa bagi siapa saja yang mau dan

(17)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dibutuhkan oleh manusia, baik itu negatif maupun positif. Semua itu

kembali lagi kepada mental masyarakat itu sendiri dalam menerima dan menolak

globalisasi tersebut, apakah masyarakat itu siap dan mampu menjadi pemenang

dalam kompetisi ini, karena sejatinya globalisasi adalah suatu kompetisi yang

mencari seorang pemenang terbaik dari segi pengetahuan, teknologi, pelayanan,

dan lain sebagainya, juga mampu menjadikan bangsanya sebagai bangsa produsen

yang dapat berbicara banyak dalam hal konteks dunia.

Globalisasi sudah tentu memberikan dampak bagi yang mengikutinya, baik

itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif dari globalisasi

diantaranya adalah kompetisi, integrasi, dan kerjasama baik itu di bidang

pengetahuan, teknologi, jaringan, kualitas produk, pelayanan dan akuntabilitas.

Sedangkan dampak negatif dari globalisasi ialah terjadinya dekadensi moral,

masyarakat yang konsumerisme, lahirnya generasi instan, masyarakat yang lebih

menyukai produk luar negeri, lebih mengenal budaya Negara lain dibandingkan

dengan budayanya sendiri, dan lain sebagainya.

Dalam interaksi global, kesadaran global sangatlah diperlukan yang mana

warga negara mampu secara sadar dan kritis dalam menerima dan memfilter

berbagai dampak dari globalisasi tersebut. Jika sikap mental masyarakatnya lemah

maka tidak menutup kemungkinan identitas budaya lokal akan hancur sebagai

dampak negatif dari globalisasi. Ma’mur Asmani (2011, hlm. 6-7) mengemukakan

beberapa langkah yang bisa diambil untuk Indonesia dalam menghadapi

globalisasi ini adalah sebagai berikut:

(18)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seperti yang telah dikemukakan oleh Ma’mur Asmani bahwa kita harus memperkokoh karakter bangsa kita, khususnya bagi kader-kader muda yang akan

menjadi penerus bangsa agar mereka tidak mudah rapuh, dan tidak mudah

terjerumus ke dalam tren budaya barat. Disinilah pentingnya pendidikan karakter

digaungkan agar timbul kesadaran bersama untuk membangun karakter generasi

muda yang kokoh. Tidak dapat di pungkiri lagi bahwa karakter yang kuat akan

membentuk mental yang kuat, mental yang kuat akan melahirkan semangat yang

kuat untuk menghadapi berbagai rintangan dan tantangan arus globalisasi.

Badan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan

Nasional Republik Indonesia (dalam Yuliani, 2013, hlm. 3) mengemukakan

bahwa:

Harus adanya penanaman dan pembentukan karakter cinta tanah air dari mulai usia dini. Pembentukan karakter tersebut berada di lingkungan sosial dan budaya baik di lingkungan keluarga maupun di masyarakat. Alternatif lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi, paling tidak mengurangi, permasalahan diatas adalah melalui pendidikan.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu bidang yang

mengemban misi nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang dijadikan

sebagai wahana pengembangan karakter bangsa yang sangat strategis dalam

proses kegiatan intrakurikuler. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjalankan

misinya melalui 3 kegiatan kurikuler yang terjadi di sekolah maupun di luar

sekolah, kegiatan kurikuler tersebut ialah intrakurikuler, kokurikuler, dan

ekstrakurikuler.

Pembentukan karakter dapat dilakukan dimana saja, baik di lingkungan

keluarga, masyarakat, maupun sekolah. Lembaga pendidikan memiliki tanggung

jawab yang besar dalam mempersiapkan generasi penerus yang berkualitas di

bidang ilmu, moral, dan mental untuk membangun negeri yang maju di segala

bidang. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus menjadi garda terdepan dalam

(19)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah dilakukan secara terpadu melalui pembelajaran, menejemen sekolah, dan

ekstrakulikuler. Sekolah dijadikan sebagai wadah pembinaan bagi peserta didik

agar mereka memiliki kecerdasan, kemampuan, dan keterampilan.

Keberhasilan pendidikan karakter ditentukan oleh beberapa nilai yang harus

dikembangkan di sekolah, salah satunya adalah nilai cinta tanah air. Indikator nilai

cinta tanah air menurut Fitri (2012, hlm. 42) adalah:

Menanamkan nasionalisme dan rasa persatuan dan kesatuan bangsa; menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar; memajang bendera Indonesia, Pancasila, gambar presiden serta simbol-simbol negara lainnya; bangga dengan karya bangsa; melestarikan seni budaya bangsa.

Sekolah merupakan tempat yang tepat dalam mengembangkan pendidikan

karakter, salah satunya ialah karakter cinta tanah air. Karakter cinta tanah air ini

dapat dibentuk melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam

maupun diluar kelas pada setiap mata pelajaran. Secara formal, Pendidikan

Karakter tertuang di dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn),

yang mana mata pelajaran tersebut mengusung mengenai wawasan kebangsaan

atau karakter cinta tanah air. Selain itu, karakter cinta tanah air juga dapat

dibentuk melalui kegiatan kokurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Sebagaimana

yang dikemukakan oleh Iim Siti Masyitoh (2013:4):

Posisi model Pendidikan Karakter berbasis etnopedagogik tradisi lisan sunda untuk membangun kearifan lokal secara “bottom up” memperkuat pengembangan karakter bangsa secara “top down” yang merupakan core value keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan bukan semata menjadi ciri mata pelajaran muatan lokal melainkan ciri mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.”

Dari penjelasan diatas bahwa pengembangan karakter cinta tanah air yang

menjadi nilai utama bagi keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat

dilaksanakan secara “top down” melalui nilai-nilai pancasila, yang kemudian

(20)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kearifan lokal Jawa Barat. Seni budaya yang diterapkan di sekolah merupakan

karakteristik budaya dimana siswa tersebut berada. Keanekaragaman budaya

daerah merupakan potensi sosial yang dapat membentuk karakter dan citra budaya

tersendiri pada masing-masing daerah, serta merupakan bagian penting bagi

pembentukan identitas budaya suatu daerah. Maka dari itu, sekolah harus menjadi

bagian yang turut serta dalam melestarikan budaya lokal sebagai upaya

pembentukan karakter masyarakat khususnya pembentukan karakter pada diri

siswa.

Jika pengembangan karakter di sekolah tersebut dilaksanakan secara selaras

baik yang dilakukan secara “top down” maupun “buttom up”, maka

pengembangan karakter dipersekolahan akan memenuhi indikator tingkat

keberhasilannya yang mana dapat dilihat dari sikap dan perilaku siswa dalam

kehidupan sehari-hari. Pengembangan karakter bangsa secara “bottom up” dapat

dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler, yang mana dijadikan sebagai

penunjang dan sarana proses habituasi atau pembiasaan karakter siswa melalui

berbagai kegiatan.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan di luar jam

pelajaran yang merupakan kegiatan pilihan yang dipilih oleh siswa sesuai

minatnya masing-masing. Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk

mengembangkan potensi, minat dan bakat yang dimiliki siswa agar siswa dapat

memperluas wawasan pengetahuannya dan juga mampu mengembangkan

kemampuan yang dimilikinya.

Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat membentuk karakter cinta tanah air

salah satunya ialah kegiatan ekstrakurikuler kesenian. Dengan adanya kegiatan

ekstrakurikuler tersebut, kesenian budaya nasional beserta nilai-nilainya dapat

dikenalkan di sekolah sejak dini. Pengenalan terhadap seni budaya nasional

(21)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kembangkan di tengah interaksi global yang semakin luas. Hal tersebut

merupakan suatu bentuk perwujudan semangat kebangsaan yakni semangat

mencintai tanah air Indonesia di tengah gempuran globalisasi yang semakin tidak

terkendali.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih

lanjut mengenai sejauh mana kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung tersebut

dapat meningkatkan rasa cinta tanah air siswa terhadap seni budaya lokal

Indonesia. Dengan demikian, judul skipsi ini adalah “Implementasi Kegiatan

Ekstrakurikuler Kesenian Angklung dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa (Studi Deskriptif pada Ekstrakurikuler Kesenian Angklung di SMA Negeri 24 Bandung)”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka secara

umum penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana implementasi

kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah

air siswa di SMA Negeri 24 Bandung?

Sedangkan secara khusus penelitian ini dibatasi pada masalah-masalah

sebagai berikut:

1. Nilai-nilai budaya apa saja yang terkandung dalam kesenian angklung

kaitannya dengan menigkatkan rasa cinta tanah air siswa?

2. Bagaimana proses pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian angklung

dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa di SMA Negeri 24

Bandung?

3. Bagaimana bentuk-bentuk perilaku cinta tanah air siswa yang tercermin

dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung dalam kehidupan di

(22)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagaimana kontribusi keterkaitan perilaku cinta tanah air yang

tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung terhadap

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini

secara umum adalah mengetahui implementasi dari kegiatan ekstrakulikuler

kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa di SMA Negeri

24 Bandung.

2. Tujuan Khusus

Sedangkan secara khusus penelitian ini mempunyai tujuan untuk:

a. Mengetahui nilai-nilai budaya apa saja yang terkandung dalam kesenian

angklung kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa.

b. Mengetahui bagaimana proses pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian

angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa di SMA

Negeri 24 Bandung.

c. Mengetahui bentuk-bentuk perilaku cinta tanah air siswa yang

tercermin dari kegiatan ekstrakulikuler kesenian angklung dalam

kehidupan di lingkungan sekolah

d. Mengetahui kontribusi keterkaitan perilaku cinta tanah air yang

tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian angklung terhadap

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan diatas, maka peneliti

(23)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Manfaat Dari Segi Teoritis

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini yaitu dapat memberikan

sumbangsih teori sebagai bahan informasi, pengetahuan, dan tambahan referensi

untuk mengenalkan dan melestarikan kesenian tradisional Indonesia melalui

kegiatan ekstrakulikuler di sekolah agar siswa menyukai dan bangga terhadap seni

budaya daerahnya sendiri sehingga dapat meningkatkan rasa cinta tanah air siswa.

2. Manfaat Dari Segi Kebijakan

Manfaat kebijakan dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pengetahuan dan penelitian bagi pemerintah mengenai pentingnya rasa cinta tanah

air ditanamkan kepada siswa-siswa di sekolah, mulai dari jenjang Sekolah Dasar

(SD) sampai Sekolah Menegah Atas (SMA), karena permasalahan sosial yang

kerap terjadi saat ini adalah sebagai dampak dari lemahnya mental bangsa dalam

menghadapi globalisasi budaya, sehingga mereka cenderung menyukai budaya

luar dibanding budaya lokal, mereka dengan mudah menerima budaya luar masuk

tanpa pertimbangan yang lebih dalam.

3. Manfaat Dari Segi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi

pihak-pihak sebagai berikut:

a. Bagi guru PKn; meningkatnya pengetahuan guru dalam mengembangkan

moral dan karakter siswa melalui kegiatan ekstrakulikuler di sekolah.

b. Bagi siswa; meningkatnya semangat nasionalisme dalam diri siswa agar

mampu menjadi generasi penerus bangsa yang mempertahankan

nilai-nilai budaya lokal.

c. Bagi sekolah; dapat memanfaatkan kegiatan ekstrakulikuler di sekolah

dalam mengenalkan, menanamkan, dan melestarikan nilai-nilai

(24)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Bagi penulis; meningkatkan wawasan, memperoleh pengalaman

langsung dan memberikan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan

khususnya penanaman nilai budaya dalam pembentukan karakter siswa.

4. Manfaat Dari Segi Isu

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan kepada semua pihak

tentang pentingnya menjaga identitas budaya lokal dan menanamkan karakter

cinta tanah air kepada anak bangsa khususnya siswa-siswa disekolah sebagai

generasi penerus bangsa.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dari penelitian yang berjudul implementasi kegiatan

ekstrakulikuler kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa

(Studi Deskriptif pada Ekstrakulikuler Kesenian Angklung di SMA Negeri 24

Bandung) adalah sebagai berikut:

1. BAB I pendahuluan yang berisikan mengenai latar belakang penelitian,

identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

lokasi dan subjek penelitian dan struktur organisasi skripsi.

2. BAB II kajian pustaka membahas mengenai kegiatan ekstrakulikuler,

angklung, hakekat cinta tanah air.

3. BAB III metode penelitian yang meliputi sebagai berikut pendekatan dan

metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, tahap-tahap penelitian,

instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan

analisis data, pengujian keabsahan data.

4. BAB IV hasil penelitian dan pembahasan yang berisi mengenai gambaran

umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil

(25)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. BAB V kesimpulan dan rekomendasi, kesimpulan merupakan hasil dari

penelitian yang didalamnya menjawab dari perumusan masalah,

(26)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian kebudayaan, peneliti harus melakukan proses berfikir

secara reflektif. Dalam hal ini berarti untuk menggambarkan fakta, peneliti harus

melakukan penggambaran ulang berdasarkan kenyataan langsung yang bisa

diindrakan (Maryaeni, 2005, hlm. 2). Dalam hal ini dijelaskan bahwa dalam

penelitian kebudayaan merupakan penelitian yang menggambarkan ulang fakta

dan kenyataan yang terjadi di lapangan melalui pengamatan sendiri yang

dilakukan oleh peneliti secara langsung dengan mengumpulkan data dari pihak

yang terlibat dalam penelitian tersebut. Penelitian kebudayaan juga menuntut

peneliti untuk melakukan penafsiran, yang mana penafsiran tersebut di dasarkan

pada pengalaman kemanusiaan, dalam artian bahwa peneliti harus memiliki

pengalaman dan bekal mengenai kebudayaan yang menjadi sasaran dalam

penelitian tersebut.

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

penelitian kualitatif, yakni penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan

data-data, menganalisis data-data, dan menafsirkan data yang diperoleh melalui pengamatan

sendiri. Terdapat beberapa definisi untuk memperoleh gambaran yang luas dan

dalam mengenai penelitian kualitatif. David Williams (dalam Moleong, 2014,

hlm. 5) menulis bahwa penelitian kualitatif adalah ‘pengumpulan data pada suatu

latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang

atau peneliti yang tertarik secara alamiah.’ Definisi ini hanya mempersoalkan satu

aspek yaitu aspek alamiah, yang mana lebih mengutamakan latar alamiah, metode

(27)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini peneliti dituntut untuk tertarik secara alamiah terhadap fokus masalah yang

diambil oleh peneliti untuk ditindak lanjuti.

Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk

menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau

sekelompok orang (Moleong, 2014, hlm.5). Dari definisi tersebut terlihat bahwa

penelitian ini terfokus pada metode wawancara terbuka dalam menelaah

permasalahan yang akan diteliti.

Sedangkan menurut Moleong dalam bukunya yang berjudul Metodologi

Penelitian Kualitatif mengemukakan penelitian kualitatif adalah:

Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk memahami fenomena/gejala/realita

yang dipandang secara holistik, kompleks dan dinamis dengan mengumpulkan

data dari subjek penelitian yang diperoleh secara alamiah untuk mendapatkan

suatu makna. hal ini dikarenakan penelitian kualitatif ini muncul dari perubahan

paradigma dalam memandang suatu fenomena/gejala. Yang mana paradigma

dalam memandang suatu fenomena sebelumnya bersifat tunggal, statis, dan

konkrit. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiono (2012, hlm. 1):

Penelitian kualitatif ini sering disebut dengan penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) dan kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai isntrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data yang bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Creswell (2010, hlm. 4-5)

(28)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang (oleh sejumlah individu atau sekelompok orang) dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ketema-tema yang umum, dan menafsirkan makna data.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena

yang terjadi secara holistik, kompleks, dan penuh makna yang dilakukukan pada

kondisi yang alamiah, kemudian hasilnya diungkapkan dalam bentuk deskripsi

berupa kata-kata dan bahasa melalui perngamatan sendiri secara langsung dan

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Dilihat dari uraian di atas, pendekatan kualitatif sangat cocok digunakan

dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, hal tersebut didasarkan pada

beberapa pertimbangan antara lain pertama, karena penelitian ini berusaha

mencari gambaran perilaku siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler

kesenian angklung di SMA Negeri 24 Bandung. Kedua, peneliti dapat berinteraksi

secara langsung subjek penelitian sehingga peneliti memperoleh keakuratan data

yang diperoleh secara alamiah. Ketiga, peneliti dapat mengamati secara langsung

proses pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian angklung yang ditanamkan

kepada siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler kesenian angklung untuk

meningkatkan rasa cinta tanah air siswa.

2. Metode Penelitian

Dalam mencapai tujuan penelitian maka diperlukan suatu metode yang

digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diselidiki. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sebagaimana yang

(29)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan aktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang akan

diteliti. Penulis memilih metode ini karena metode ini dianggap sesuai dengan

masalah dan tujuan dari penelitian ini guna mendapatkan gambaran tentang

pengalaman dan pemahaman terhadap fakta dan fenomena yang ada di lapangan

sehingga penelitian ini mengutamakan proses dari pada hasil.

Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui,

mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan yang ada saat penelitian

dilaksanakan mengenai implementasi kegiatan ekstrakulikuler angklung dalam

meningkatkan rasa cinta tanah air siswa.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Dalam suatu penelitian, lokus atau tempat penelitian merupakan ciri khas

dan fokus penelitian. Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya

kegiatan observasi atau penelitian yang menggambarkan situasi sosial. Seperti

pendapat Nasution (2003:43) bahwa “Lokasi penelitian menunjukan pada

pengertian tempat atau lokasi penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu

pelaku, tempet dan kegiatan yang dapat diobservasi dan lokasi penelitian tersebut

menggambarkan situasi sosial”.

Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 24

(30)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini karena sekolah ini memiliki kegiatan ekstrakulikuler kesenian angklung dan

juga memiliki keunggulan dalam ekstrakulikuler kesenian seperti mendapatkan

juara dalam perlombaan kesenian angklung serta sekolah ini memiliki siswa yang

antusias dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler kesenian tradisional sebagai

wujud dari rasa cinta terhadap budayanya.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian kualitatif merupakan pihak-pihak yang menjadi sasaran

penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi terhadap penelitian yang

akan dilaksanakan. Subjek penelitian ini harus ditentukan dahulu sebelum peneliti

siap untuk mengumpulkan data. Maka yang menjadi subjek dalam penelitian ini

[image:30.595.117.520.380.488.2]

adalah:

Tabel 3.1 Jumlah Responden

NO RESPONDEN JUMLAH

1 Wakasek Kesiswaan SMA Negeri 24 Bandung 1 Orang 2 Pembantu Wakil Kepala Sekolah Ekstrakurikuler 1 Orang

3 Guru Pendidikan Kewarganegaraan 2 Orang

4 Guru pembina ekstrakulikuler kesenian 1 Orang

5 Siswa 14 Orang

Jumlah Total 19 Orang

Sumber, diolah penulis, 2015

C. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian peneliti harus melalui beberapa

tahapan-tahapan penelitian terlebih dahulu, berikut adalah tahapan-tahapan-tahapan-tahapan yang harus

dilaksanakan oleh penulis:

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra penelitian merupakan tahap awal dalam penelitian yang mana

peneliti harus mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dan yang berkaitan dalam

(31)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini, kegiatan pertama yang dilakukan adalah studi pendahuluan. Studi

pendahuluan ini bertujuan untuk mengetahui apakah fokus penelitian layak untuk

diteliti ataukah tidak, hal ini dilakukan dengan cara mensurvay lapangan terlebih

dahulu sebelum melakukan kegiatan penelitian. Faedah mengadakan studi

pendahuluan (Arikunto, 2006, hlm. 47) diantaranya: “memperjelas masalah,

menjajagi kemungkinan dilanjutkannya penelitian, mengetahui apa yang sudah

dihasilkan orang lain bagi penelitian yang serupa dan bagian mana dari

permasalahan yang belum terpecahkan.”

Pada kegiatan awal ini, peneliti melakukan kegiatan pra penelitian di SMA

Negeri 24 Bandung yang bertujuan untuk melihat kondisi umum sekolah tersebut

khususnya dalam kegiatan ekstrakulikuler kesenian Angklung, sebab hal tersebut

menjadi fokus utama yang akan di teliti. Dengan melakukan pra penelitian ini,

peneliti dapat mengetahui gambaran umum tentang kegiatan ekstrakulikuler

angklung, nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kesenian angklung dalam

kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa.

Setelah memperoleh gambaran awal mengenai kondisi subjek penelitian,

langkah selanjutnya adalah mengajukan rancangan penelitian yang berisi tentang

judul penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan, lokasi dan subjek

penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data.

Sebelum melaksanakan penelitian dan memasuki suatu lapangan peneliti

harus melakukan perizinan terlebih dahulu kepada pihak-pihak yang bersangkutan

atau instansi yang terkait dalam penelitian. Adapun prosedur perizinan yang

ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a.Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada

Ketua Jurusan PKn FPIPS UPI untuk mengadakan surat rekomendasi

(32)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada

Pembantu Dekan 1 atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapat surat

rekomendasi untuk disampaikan kepada Rektor UPI.

c.Dengan membawa surat rekomendasi dari UPI, peneliti meminta izin

penelitian kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 24 Bandung.

d. Setelah mendapatkan izin Kepala Sekolah SMA Negeri 24 Bandung,

kemudian penelitu melakukan penelitian di tempat yang telah ditentukan

yaitu SMA Negeri 24 Bandung.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahapan inti dari kegiatan

penelitian, dalam tahap ini peneliti mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

yang telah disusun oleh peneliti untuk memecahkan fokus masalah dalam

penelitian. Berdasarkan surat izin penelitian yang dikeluarkan dari pihak-pihak

terkait, maka selanjutnya penelitian dapat dilaksanakan.

Uraian tentang tahap pelakasanaan penelitian dibagi atas tiga bagian, yaitu

(Moleong, 2014, hlm. 137) :

a) Memahami latar penelitian dan persiapan diri b) Memasuki lapangan

c) Berperanserta sambil mengumpulkan data

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan wawancara kepada subjek

penelitian dan melakukan observasi dengan mengamati kegiatan ekstrakulikuler

kesenian angklung untuk memperoleh data dan informasi yang akurat. Peneliti

mengadakan wawancara dengan Wakasek Kesiswaan SMAN 24 Bandung, PWKS

ekstrakurikuler, guru PKn, guru pembina ekstrakulikuler kesenian angklung dan

siswa anggota ekstrakulikuler. Dalam kegiatan wawancara ini, peneliti

mengajukan pertanyaan dengan tujuan mendapatkan informasi, kemudian

mencatatnya kedalam catatan lapangan dengan di dukung oleh dokumen dan data

(33)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tahap Analisis Data

Tahap analisis dan pengolahan data merupakan tahap yang terakhir dalam

penelitian. Kegiatan analisis data dapat dilakukan setelah data yang diperoleh

terkumpul. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan obeservasi perlu di

analisis dan diolah secara akurat melalui suatu proses, yaitu menyusun,

mengkategorikan data, mencari kaitan isi dari data yang diperoleh.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen dalam penelitian itu

adalah peneliti sendiri. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009, hlm. 60),

“Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,

menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan

atas temuannya”. Dalam penelitian kualitatif belum dapat dikembangkan

instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali, akan tetapi

setelah masalah dalam penelitian itu sudah jelas, maka suatu instrumen dapat

dikembangkan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang menjadi instrumen

kunci adalah peneliti itu sendiri.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam penelitian,

karena dengan adanya teknik pengumpulan data kita dapat memperoleh data yang

telah memenuhi standar dan karena tujuan utama dari penelitian adalah

memperoleh data. Terdapat beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian

kualitatif, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi.

Adapun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

(34)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan dialog,

tannya jawab antara pewawancara dengan yang di wawancara. Menurut Nazir

(2005: 194),

Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).

Dalam hal ini, peneliti harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang

akan diajukan, disesuaikan dengan kondisi dari narasumber. Wawancara juga

harus dilaksanakan dengan efektif. Seperti yang dikemukakan Arikunto (2010,

hlm. 271), “Wawancara dilaksanakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh dari sebanyak-banyaknya. Bahasa harus jelas dan terarah. Suasana

harus tetap rileks agar data yang diperoleh adalah data yang objektif dan dapat

dipercaya.”

Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara tidak

terstruktur, yang mana pedoman wawancara hanya memuat garis besar yang akan

ditanyakan sehingga peneliti dapat melakukan wawancara yang mendalam dan

memberikan kebebasan kepada narasumber untuk menjawab.

Teknik wawancara ini digunakan oleh peneliti bertujuan untuk mendapatkan

informasi yang lebih mendalam mengenai implementasi kegiatan ektrakulikuler

kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa, yang di

dapatkan dari para narasumber yaitu Wakasek Kesiswaan SMAN 24 Bandung,

PWKS ekstrakurikuler, guru PKn, guru pembina ekstrakulikuler kesenian

angklung dan siswa anggota ekstrakulikuler. Pemilihan narasumber berdasarkan

pertimbangan bahwa mereka adalah sumber yang tepat karena narasumber

tersebut yang mengetahui bagaimana implementasi kegiatan ekstrakulikuler

kesenian angklung tersebut.

(35)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap

objek penelitian yang akan dilakukan, yang di dalamnya peneliti langsung turun

ke lapangan untuk mengamati aktivitas maupun perilaku setiap individu di lokasi

penelitian. Dengan melakukan observasi peneliti dapat memperoleh satu

gambaran yang jelas tentang masalah yang sedang diteliti. Menurut Danial dan

Warsiah (2009: 77), menyatakan bahwa:

Observasi merupakan alat yang digunakan untuk mengamati, dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu penomena tertentu.

Observasi dilakukan guna memperoleh gambaran yang lebih jelas secara

langsung dengan mengamati sikap dan perilaku siswa dalam kegiatan

ekstrakulikuler kesenian angklung dan peneliti ikut berpartisipasi mengamati

permasalahan yang akan diteliti.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan mencatat segala kejadian yang berhubungan dengan masalah

yang akan di teliti oleh peneliti saat penelitian berlangsung. Menurut Bogdan dan

Biklen (Moleong, 2014: 209) bahwa “catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang di dengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka

pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Dalam

hal ini, mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data dengan mencatat

segala kejadian yang terjadi di lapangan saat penelitian berlangsung. Catatan

lapangan ini dapat diperoleh dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan

kepada Wakasek Kesiswaan SMAN 24 Bandung, PWKS ekstrakurikuler, guru

PKn, guru pembina ekstrakulikuler kesenian angklung dan siswa anggota

(36)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Studi Literatur

Studi literatur merupakan alat pengumpulan data yang digunakan untuk

menemukan teori-teori yang relevan dari permasalahan yang di teliti dalam

penelitian ini, studi literatur sangat diperlukan sebagai bahan pembahasan hasil

penelitian yang dilaksanakan. Teknik ini dilakukan dan digunakan oleh peneliti

untuk mengungkapkan berbagai teor-teori yang relevan dengan permasalahan

yang dihadapi oleh peneliti dalam penelitiannya yang dijadikan sebagai rujukan

dalam pembahasan hasil penelitian. Peneliti menggunakan berbagai literatur

dalam penelitian ini, yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, artikel, media masa,

internet yang berhubungan peningkatan rasa cinta tanah air dan ekstrakulikuler

kesenian angklung.

5. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi ini tidak kalah penting dengan teknik pengumpulan data

lainnya. Studi dokumentasi ini merupakan teknik pengumpulan data dengan

mencari data yang berupa catatan, transkrip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, agenda dan lain sebagainya. Danial dan warsiah (2009: 79) menyatakan

bahwa:

Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pergawai, data penduduk, grafik, gambar, surat-surat, foto, akte dsb.

Studi dokumentasi ini merupakan pelengkap dari penggunaan teknik

pengumpulan data lainnya seperti wawancara dan observasi. Data yang diperoleh

dari dokumentasi instansi atau lembaga tertentu, data sekolah serta foto-foto

perilaku siswa yang menunjukan sikap rasa cinta tanah air yang dapat menjadi

referensi bagi peneliti.

(37)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap selanjutnya setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka

data tersebut harus digarap oleh peneliti. Hal tersebut disebut dengan pengolahan

data atau analisis data. Bagian analisis data bisa terdiri dari beberapa komponen.

Namun, proses pengolahan atau analisis data ini secara keseluruhan melibatkan

usaha memaknai data yang berupa teks atau gambar. Adapun analisis data dalam

penelitian kualitatif ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama

penelitian berjalan dan setelah selesai penelitian di lapangan. Proses aktivitas

analisis data dalam penelitian kualitatif ini dimulai dari mengumpulkan, mengolah

dan menyusun hasil pengumpulan data yang diperoleh dari wawancara,

dokumentasi, angket dan lain sebagainya.

Adapun pengertian dari analisis data menurut Sugiono (2009, hlm. 335)

adalah:

Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Secara garis besar, aktivitas analisis data yang digunakan dalam penelitian

kualitatif dibagi menjadi beberapa ativitas. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiono (2012: 334), mengemukakan bahwa, “Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampa tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ Verification. Langkah-langkah

analisis ditunjukan pada gambar berikut:

.

Pengumpulan

data Penyajian

(38)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis Data Miles dan Huberman (1992: 20)

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka

perlu dicatat secara teliti dan rinci, karena semakin lama penelitian di lapangan,

maka jumlah data akan semakin banyak, komplek dan rumit. Meruduksi data

berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya.

Reduksi data dalam penelitian ini bertujuan untuk mempermudah peniliti

dalam memahami data yang diperoleh peneliti dari hasil penelitian. Dalam

penelitian ini, peneliti memperoleh data yang terkumpul dari informasi dan data

yang diberikan dari narasumber dan dari informasi lain mengenai nilai budaya

kesenian angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air. Aspek-aspek yang

direduksi berkaitan dengan implementasi kegiatan ekstrakulikuler kesenian

angklung dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SMA Negeri 24

Bandung.

2. Penyajian atau Display Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Setelah mengumpulkan data, tentunya banyak sekali data yang diperoleh

dilapangan, Oleh karena itu dengan melakukan display data atau penyajian data

peneliti tidak akan terjebak dalam tumpukan data yang diperoleh dari lapangan.

Kesimpulan: Penarikan/Verifikasi Reduksi

(39)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan mendisplaykan data, maka peneliti akan memudahkan untuk memahami

apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut. Menurut Sugiono (2009: 95) “Dalam penelitian kualitatif,

penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart, dan sejenisnya”. Penyajian data ini diawali dengan penyajian

uraian hasil wawancara dengan pembina ekstrakulikuler kesenian dan anggota

ekstrakulikuler kesenian angklung. Semua data hasil dari wawancara tersebut

dipahami satu persatu kemudian dikaitkan dan dihubungkan dengan rumusan

masalah.

3. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan

dan verifikasi. Pengambilan kesimpulan pada tahap terakhir ini bertujuan untuk

mencari arti, makna, penjelasan dari data yang telah dikumpulkan. Kesimpulan

awal dalam penelitian kualitatif memungkinkan dapat menjawab rumusan

masalah, namun kesimpulan tersebut masih bersifat sementara dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung

oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan

yang kredibel yang mana kesimpulan tersebut diverifikasi selama penelitian

berlangsung. Ketiga langkah dalam menganalisis data kualitatif tersebut

merupakan langkah yang saling berkaitan selama penelitian berlangsung antara

langkah yang satu dengan yang lainnya.

G. Pengujian Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, suatu temuan atau data dapat dikatakan valid

(40)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

apa yang terjadi sesungguhnya pada objek yang diteliti. Untuk menentukan

keabsahan data, maka diperlukan uji keabsahan data. Pemeriksaan keabsahan data

merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dalam penelitian kualitatif. Jika

peneliti melakukan pemeriksaan keabsahan data secara teliti, maka hasil

penelitian yang diperolehnya dapat dipertanggung jawabkan dari berbagai segi.

Keabsahan dalam penelitian ini adalah data-data yang diperoleh peneliti dari

Wakasek Kesiswaan SMA Negeri 24 Bandung, PWKS ekstrakurikuler, guru PKn,

guru pembina ekstrakurikuler kesenian angklung, dan anggota ekstrakulikuler

kesenian angklung. Sugiono (2009, hlm. 121) menjelaskan bahwa uji keabsahan

data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal),

transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas) dan confirmability

(objektivitas).

1. Uji Kredibilitas

Menurut L.J Moleong (2014, hlm. 327), “uji kredibilitas data dalam

penelitian kualitatatif dilakukan dengan cara sebagai berikut: perpanjangan

keikutan-sertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat,

kecukupan referensial, kajian kasus negatif, dan pengecekan anggota.”

a. Perpanjangan keikut-sertaan

Dalam penelitian kuakutatif, instrument penelitiannya adalah peneliti itu

sendiri. Oleh karena itu, keikut-sertaan peneliti sangat menentukan pengumpulan

data. Perpanjangan keikut-sertaan menuntut peneliti untuk terjun ke lokasi secara

langsung dan dalam jangka waktu yang lama.

Perpanjangan keikut-sertaan juga dimaksudkan untuk membangun

kepercayaan para subjek terhadap penelitian dan juga kepercayaan diri peneliti

(41)

Aryanti Dwi Untari, 2014

Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Angklung Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengembangan yang berlangsung setiap hari dan merupakan alat untuk mencegah

usaha coba-coba dari pihak subjek (Moleong, 2014, hlm. 329).

b. Ketekunan pengamatan

Menurut Moleong (2014, hlm. 329) “Keajegan/ketekunan pengamatan

berar

Gambar

Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Penulis bersyukur karena telah menyelesaikan Laporan Skripsi, yang berjudul: “Penanaman Karakter Semangat Kebangsaan dan Cinta Tanah Air dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul

Siswa khususnya Sekolah Menengah Pertama sebagai generasi penerus bangsa tentunya harus memiliki rasa semangat kebangsaan dan cinta tanah air yang tinggi melalui kegiatan

Keteladanan sikap cinta tanah air pada Syarat Kecakapan Umum (SKU) yang dipraktikkan dalam kegiatan ekstrakulikuler pramuka di Dabin 5 UPTD Pendidikan Kecamatan

Cinta tanah air dan bangsa merupakan nilai-nilai genius dari nasionalisme (Siagian, 2008) salah satu indikatornya adalah setia kepada budaya bangsa. Metode yang

Rasa cinta tanah air atau nasionalisme dalam tulisan ini adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa, yaitu bangga berbangsa dan bernegara Indonesia, mencintai dan menggunakan

PENGARUH HEGEMONI BUDAYA KOREAN WAVE ( HALLYU ) TERHADAP RASA CINTA TANAH AIR REMAJA DI

Mendiskripsikan aspek nilai kerja keras dan wacana cinta tanah air yang terkandung dalam film Tanah Surga Katanya, peneliti menggunakan analisis semiotik yang