Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KETERKAITAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA
TENTANG PELAKSANAAN PERKULIAHAN E-LEARNING
DENGAN KEMAMPUAN YANG DIPEROLEH
PADA MATA KULIAH E-LEARNING
(Studi Ex-post-facto terhadap Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Konsentrasi
Pendidikan Guru TIK)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh :
Litta Koesoemah Agustiani
0901472
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KETERKAITAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA
TENTANG PELAKSANAAN PERKULIAHAN E-LEARNING
DENGAN KEMAMPUAN YANG DIPEROLEH
PADA MATA KULIAH E-LEARNING
(Studi Ex-post-facto terhadap Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Konsentrasi
Pendidikan Guru TIK)
Oleh
Litta Koesoemah Agustiani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Litta Koesoemah Agustiani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
LITTA KOESOEMAH AGUSTIANI
0901472
KETERKAITAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG
PELAKSANAAN PERKULIAHAN E-LEARNING DENGAN KEMAMPUAN YANG DIPEROLEH PADA MATA KULIAH E-LEARNING
(Studi Ex-post-facto terhadap Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Konsentrasi Pendidikan Guru TIK)
disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Dr. H. Rudi Susilana, M.Si NIP.196610191991021001
Pembimbing II
Dr.Deni Darmawan, M.Si NIP.1971122819980021001
Mengetahui
Ketua Jurusan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Dr.Toto Ruhimat, M.Pd NIP.195911211985031001
Ketua Prodi
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
KETERKAITAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA
TENTANG PELAKSANAAN PERKULIAHAN E-LEARNING
DENGAN KEMAMPUAN YANG DIPEROLEH PADA MATA KULIAH E-LEARNING
(Studi Ex-post-facto terhadap Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Konsentrasi Pendidikan Guru TIK)
Oleh :
Litta Koesoemah Agustiani
0901472
Skripsi ini dibimbing oleh :
Dr.H.Rudi Susialana, M.Si. dan Dr.Deni Darmawan, M.Si
Penelitian ini dilakukan di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah mengenai perkembangan teknologi mempengaruhi kegiatan belajar di kampus. Kegiatan Pembelajaran bergeser menjadi pembelajaran elektronik atau e-learning, sehingga kegiatan pembelajaran terbagi menjadi dua yaitu konvensional dan pembelajaran jarak jauh. Kegiatan pembelajaran akan mempengaruhi kemampuan mahasiswa .
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu Persepsi Mahasiswa tentang pelaksanaan perkuliahan e-learning (X) dan Kemampuan yang diperoleh pada mata kuliah e-learning (Y) . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex-post-facto dengan desain variabel ganda yang terdapat pada variabel Y. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Quota Sampling. Sedangkan untuk instrument yang digunakan berupa angket. Pengujian hipotesis dengan melakukan analisis korelasi menggunakan rank spearman.
Kesimpulan umum hasil penelitian ini adalah terdapat keterkaitan antara persepsi mahasiswa tentang pelaksanaan perkuliahan e-learning dengan kemampuan yang diperoleh pada mata kuliah e-learning. Hasil temuan ini memberikan rekomendasi kepada jurusan kurikulum dan
teknologi pendidikan, dosen, mahasiswa, dan peneliti selanjutnya dalam memanfaatkan e-learning untuk proses pembelajaran seperti perkuliahan e-learning.
Kata Kunci : Persepsi, Perkuliahan E-learning,
ABSTRACT
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LECTURES ON THE IMPLEMENTATION OF E-LEARNING OBTAINED ON THE ABILITY OF E-LEARNING COURSE
(Study of Ex-post-facto to the Student Technology Education Program Teacher Education Concentration ICT)
By:
Litta Koesoemah Agustiani 0901472
This thesis is guided by:
Dr.H.Rudi Susialana, M.Si. and Dr.Deni Darmawan, M.Si
This research was conducted at the University of Indonesia, Bandung. The problems were analyzed in this research is the development of technology affects learning activities on campus. Learning activities shifted into electronic learning or e-learning, so that learning activities are divided into two conventional and distance learning. Learning activities will affect the ability of the student.
The study consisted of two variables: Student Perceptions about the implementation of e-learning lectures (X) and ability acquired on e-learning courses (Y). The method used in this research is a method of ex-post-facto design with dual variables contained in the variable Y. The sampling technique in this research is by using Quota Sampling Technique. As for the instruments used in the form of a questionnaire. Testing the hypothesis by using Rank Spearman correlation analysis.
The general conclusion of this study is there are linkages between college students' perceptions
about the implementation of e-learning with capabilities acquired in the course of e-learning. These findings provide recommendations to the department of curriculum and
educational technology, faculty, students, and further research in using e-learning for learning such as e-learning classes.
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... .….. i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... Ix DAFTAR GRAFIK ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
1. Manfaat Teoritis……… 9
2. Manfaat Praktis………. 10
E. Struktur Organisasi Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Persepsi ... 11
1.Definisi Persepsi ... 11
2.Faktor Yang Mempengaruhi Perkkembangan Persepsi……… . 11
3. Proses Persepsi………. 13
B. Konsep Perkuliahan E-learning ... 17
1.Pengertian E-learning ... 17
2.Manfaat E-learning……… 24
3.Kelebihan dan Kekurangan e-learning………. . 25
4.Strategi e-learning………. . 29
C. Kemampuan yang diperoleh ... 29
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
2.Kemampuan Praktek……… .. 36
D. Asumsi dan Hipotesis ... 39
1.Asumsi……… 39
2.Hipotesis……… 40
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 41
1.Lokasi Penelitian……… 41
2.Populasi Penelitian………. 41
3.Sampel Penelitian……… 41
B. Desain Penelitian ... 42
C. Metode Penelitian ... 43
D. Definisi Operasional ... 44
1.Persepsi………. . 44
2.Kemampuan Teori……… .. 44
3.Kemampuan Praktek………. . 44
E. Instrumen Penelitian ... 45
F. Teknik Pengumpulan Data ... 45
G. Teknik Uji Instrumen ... 48
1.Validitas………. 48
2.Realibilitas………. 49
H. Teknik Analisis Data ... 51
1.Menghitung skor penelitian……… 51
2.Uji Normalitas……… 52
3.Uji Hipotesis……….. 52
I. Prosedur dan tahap-tahap pelaksanaan penelitian……… 54
1.Pembuatan rancangan penelitian……… 54
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif Data……… ... 56
1.Gambaran Umum Persepsi Mahasiswa tentang pelaksanaan
perkuliahan e-learning………. ... 56
2. Gambaran Kemampuan yang diperoleh pada mata
kuliah e-learning………... 68
3.Keterkaitan antara persepsi mahasiswa tentang pelaksanaan
perkuliahan e-learning dengan kemampuan teori……….. ... 81
4. Keterkaitan antara persepsi mahasiswa tentang pelaksanaan perkuliahan
e-learning dengan kemampuan praktek……… ... 84
B. Pembahasan
A. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 86
1. Persepsi Mahasiswa tentang pelaksanaan perkuliahan
e-learning dengan Kemampuan yang diperoleh
pada mata kuliah e-learning……….. 86
2. Keterkaitan antara persepsi mahasiswa tentang
pelaksanaan perkuliahan e-learning dengan kemampuan
yang diperoleh pada mata kuliah e-learning. Variabel Kemampuan
Teori(Y)……… 88
3. Keterkaitan antara persepsi mahasiswa tentang
pelaksanaan perkuliahan e-learning dengan kemampuan
yang diperoleh pada mata kuliah e-learning variabel
kemampuan praktek (Y2)………. 91
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan……… 95
B.Saran………. 96
DAFTAR PUSTAKA………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rentang Skala Likert ... 47
Tabel 3.2 Penafsiran Koefisien Korelasi ... 53
Tabel 4.1 Gambaran Hasil Jawaban Responden (Mahasiswa) Terhadap Persepsi
Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan e-learning ... 56
Tabel 4.2 Kriteria Interpretasi Skor Variabel X ... 58
Tabel 4.3 Jawaban Peserta Didik mengenai Indikator Tujuan Perkuliahan
e-learning,Silabus pada mata kuliah e-learning, dan SAP (Satuan Acara
Perkuliahan) e-learning ... 59
Tabel 4.4 Jawaban Responden terhadap Materi Kegiatan Perkuliahan e-learning
berdasarkan indikator materi yang disampaikan dalam perkuliahan
e-learning dan hubungan materi dengan tujuan dan tugas yang diberikan
serta kegunaannya………. 61
Tabel 4.5 Jawaban Responden Metode yang digunakan dalam perkuliahan
e-learning, Idikator factor pemilihan metode pembelajaran dan kesesuaian
metode dengan tujuan dan materi pembelajaran ... 63
Tabel 4.6 Jawaban Responden Proses perkuliahan e-learning,kehadiran,penyajian
kelas, sikap dan perilaku………. 64
Tabel 4.7 Jawaban Responden terhadap penilaian perkuliahan e-learning
berdasarkan indikator praktik dan membuat produk……… 67
Tabel 4.8 Gambaran Hasil Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah
E-learning ... 68
Tabel 4.9 Kriteria Interpretasi Skor Variabel Y……… 70
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
Tabel 4.11 Jawaban Responden mengenai mata kuliah e-learning berdasarkan
indikator konsep dasar e-learning,penerapan e-learning, dan mengenal
learning management system……… 72
Tabel 4.12 Jawaban Responden mengenai menginstal moodle berdasarkan indikator,
desain, penggunaan system, entry konten, dan evaluasi penggunaan
moodle dan e-learning
……… 74
Tabel 4.13 Uji Normalitas ... 77
Tabel 4.14 Uji Korelasi Rank Spearman’s Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa
Tentang Pelaksanaan Perkuliahan e-learning dengan kemampuan yang
diperoleh pada mata kuliah e-learning ... 79
Tabel 4.15 Interval koefisien Korelasi Variabel Y... 80
Tabel 4.16 Uji Korelasi Rank Spearman’s Variabel Kemampuan Teori (Y1) 81
Tabel 4.17 Interval Koefisien Korelasi Variabel (Y1) ... 82
Tabel 4.18 Uji Korelasi Rank spearman’s Variabel Kemampuan Praktek (Y2) 84
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
DAFTAR GRAFIK
Gambar 3.1 Bagan Paradigma Ganda dengan dua variabel ... 18
Gambar 4.1 Interval Variabel X ... 58
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini telah menyebar
hampir pada semua bidang kehidupan, Teknologi merupakan pemicu bagi
berkembangnya kreasi manusia untuk mencapai suatu hal yang baru dan optimal
dalam memudahkan pekerjaan manusia. Teknologi dapat memberikan solusi atas
masalah-masalah yang dihadapi manusia, terutama masalah pengelolaan informasi
yang semula masih dikerjakan secara manual saat ini beralih dengan
menggunakan mesin-mesin yang mutakhir seperti komputer. Kemajuan teknologi
ini telah membantu pengelolaan (penerimaan, pemrosesan, dan pengiriman)
informasi secara cepat dan tepat sesuai dengan kebutuhan aktivitas komunikasi
manusia. Misalnya penggunaan teknologi komputer untuk komunikasi
pembelajaran dan pengelolaan
Komputer digunakan sebagai media dalam pendidikan memiliki keuntungan.
Hal ini senada dengan pendapat Cole dan Chan dalam Hadi (2012:18) “bahwa
komputer digunakan sebagai media dalam pendidikan memiliki keuntungan,
yaitu (1) meningkatkan perhatian dan konsentrasi siswa pada materi
pembelajaran, (2) meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, (3) Menyesuaikan
materi dengan kemampuan belajar siswa, (4) mengurangi penggunaan waktu
menyampaikan materi,(5) membuat pembelajaran lebih menyenangkan”.
Pembelajaran dengan menggunakan komputer bukan berarti peran guru
digantikan oleh komputer dalam pembelajaran, tetapi komputer hanya sebagai alat
bantu pembelajaran Pendidikan Tinggi menggunakan komputer berawal dari
komputer elektronik pertama ENIAC yang dibuat di perguruan tinggi Moore
School Of Eletical Engineering University of Pensylvania. Di Amerika pun
banyak universitas yang mengajarkan mahasiswanya mengenai teknologi
komputer. Perkembangan bidang ilmu elektronika yang amat pesat, menyebabkan
departemen Teknik elektro lebih menekankan pendidikan dan penelitiannya pada
2
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
komputer dikelola oleh departemen ilmu komputer (Computer Science
Department). Universitas berfungsi sebagai motor perkembangan ilmu
pengetahuan, serta pendidikan yang menghasilkan tenaga ahli komputer.
Menurut Hadi (2012:26) “dengan peran Universitas yang makin dihargai, IBM segera membuka kerjasama dengan banyak universitas dan menyumbangkan komputernya untuk dimanfaatkan para civitas akademika. “ Adapun kerja sama yang dilakukan industry dan perguruan tinggi. Pada tahun 1983 IBM
(International Business Machines Corporation) dan DEL (Digital Equipment
Coorporation), dua produsen computer terbesar di dunia setuju untuk
menyumbangkan dana sebesar 50 juta dollar dalam bentuk peralatan kepada MIT
(Massachusetts Institute of Technology). Dengan peralatan MIT akan
menggunakan fasilitas tersebut untuk pembelajaran dan penelitian. MIT akan
mengembangkan perangkat lunak untuk komunikasi antar komputer sehingga
komputer dari dua perusahaan tersebut dapat saling komunikasi. Disamping
gambaran yang baik tersebut. Universitas menghadapi masalah lain yang
memprihatinkan . Tenaga pendidik (professor) di Universitas sangat kurang.
Sangat sedikit tenaga pengajar yang bekerja di Universitas, mereka hanya
memandang industri lebih menarik dibandingkan dengan universitas. Sementara
mahasiswa semakin bertambah, sehingga perbandingan dosen dan mahasiswa
sangatlah jauh. Industri menawarkan dana penelitian yang besar bagi para ahli
Universitas. Hal ini mengakibatkan kesibukan para dosen makin bertambah dan
loyalitas mereka sebagai pendidik makin berkurang. Penelitian yang dilakukan
para ahli tersebut melibatkan mahasiswa, bahkan mahasiswa dilibatkan dalam
tugas pengajaran. Akibatnya banyak dosen yang mendirikan perusahaan sendiri,
dan memanfaatkan hasil penelitian mereka di universitas.
Dalam dunia teknologi informasi dan komunikasi terdapat pergeseran di
dalam pembelajaran. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh Rosenberg dalam Hadi (2012:27) “bahwa terdapat lima pergeseran di dalam proses pembelajaran, yaitu (1) pergeseran dari pelatihan ke penampilan, (2) pergeseran dari ruang kelas
dimana dan kapan saja, (3) pergeseran dari kertas ke online atau satu saluran, (4)
3
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
siklus ke waktu nyata”. Dari kelima pergeseran di dalam suatu proses pembelajaran bahwa teknologi informasi dan komunikasi menggunakan media,
dalam bentuk media komunikasi, seperti telepon, komputer, internet, dan
sebagainya yang digunakan sebagai alat interaksi Interaksi yang dilakukan tidak
menggunakan tatap muka tetapi menggunakan media untuk alat komunikasinya.
Dalam perkembangan teknologi informasi saat ini guru memberikan pembelajaran
tanpa harus berhadapan dengan siswa, siswa pun dapat memperoleh informasi dari
berbagai macam sumber yang ada, bisa melalui komputer atau internet. Proses
pembelajaran menggunakan internet dikenal dengan e-learning. E-learning yaitu
suatu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi informasi dan
komunikasi khususnya internet. E-learning juga mempunyai kriteria dalam
penyampaian pembelajaran. Hal ini sependapat dengan Rosenberg dalam Hadi
(2012:28) “ bahwa e-learning merupakan pembelajaran menggunakan teknologi
internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas dengan kriteria
sebagai berikut :(1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk
memperbaharui,menyimpan,mendistribusi dan membagi materi ajar atau
informasi.(2) Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan
menggunakan teknologi internet yang standar, (3) Memfokuskan pada pandangan
yang paling luas tentang pembelajaran dibalik paradigma pembelajaran tradisional.”
E-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang
berbasis TIK seperti CBT ( Computer Based Training), CBI (Computer Based
Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning
Environment) Video conferencing, ILS (Intragated Learning System), LCC
(Learner Centerted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web Based Training)
dan sebagainya
Dahulu seorang yang ingin bertemu dengan seorang pakar untuk
menyelesaikan masalah harus menempuh jarak yang jauh dan membutuhkan
waktu yang lama sangatlah tidak efisien, tetapi dengan perkembangan teknologi
4
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
menggunakan media sebagai alat komunikasi bahkan dapat dilakukan bersamaan
sehingga mempercepat proses pengembangan ilmu dan teknologi
Seiring dengan berkembangnya Teknologi Informasi yang semakin pesat,
kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI
menjadi tidak terelakkan lagi. Keberadaan internet sangat diperlukan baik sebagai
media informasi maupun komunikasi yang dilakukan secara bebas. Salah satu
pemanfaatan internet adalah pembelajaran jarak jauh Pendidikan jarak jauh adalah
pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya
menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi
dan media lain Dalam PJJ terpisahnya dosen dan mahasiswa mulai dari jalur
geografis, jadi dosen dan mahasiswa tidak terlibat langsung dalam artian dosen
hanya berkomunikasi dengan mahasiswanya menggunakan jalur komunikasi dan
interaksi sinkron maupun asinkron antar mahasiswa dengan mahasiswa lainnya
juga dengan dosen maupun dengan sumber belajar lainnya. PJJ tidak terpaku pada
ruang dan waktu, bebas dan dimana saja. Pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan
dimanapun dan kapan pun. Sebenarnya e-learning adalah suatu bentuk khusus
pendidikan jarak jauh (distance learning).Menurut Rahmasari (2013:37)
Pendidikan jarak jauh sudah diakui oleh perundang-undangan Republik Indonesia,
seperti tertera pada pasa 31 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor
20 tahun 2003, yaitu :Pasal 31 Ayat (2) Bahwa Pendidikan jarak jauh berfungsi
memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak
mengikuti pendidikan secara tatap muka atau regular. Ayat (3) Bahwa Pendidikan
jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus dan cakupan yang
didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin
mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan
Salah satu teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat saat
ini adalah internet. Di dunia pendidikan, internet juga digunakan sebagai media
pembelajaran. Metode pembelajaran yang mempergunakan internet diantaranya
adalah e-learning . E-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning)
yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan internet.
5
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi
mengikuti perkuliahan di kelas. Hal ini sependapat menurut Hadi Ariesto
(2012 :80) bahwa “siswa tidak datang diruang kelas untuk bertemu dengan guru
secara langsung dalam proses pembelajaran. Hal ini membawa pengaruh
terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital,
baik secara isi (contents) dan sistemnya. Hanya dengan berada di depan komputer yang terhubung ke dunia virtual global untuk „bermain‟ informasi dengan ribuan komputer penyedia informasi yang dibutuhkan dan terhubung ke internet pada
saat yang sama.
Dengan memanfaatkan kecanggihan Teknologi Informasi, mutu dan efisiensi
pendidikan dapat ditingkatkan. Suara Karya, 18 Desember 2004 (Darmawan,
2012:11) Laporan Tahunan Human Development Index UNDP tahun 2004
menempatkan Indonesia pada posisi 111 dari 175 negara. Adapun hasil survey
tentang kualitas pendidikan di Asia yang dilakukan oleh PERC (The Political and
Economic Risk Country), Indonesia berada pada posisi 12 atau yang terendah.
Peringkat ini, sepertinya tidak mengalami pergeseran jauh sekarang ini, mengingat
problematika pendidikan yang masih saja belum berubah. Di institusi perguruan
tinggi misalnya, e-learning telah membuka cakrawala baru dalam proses belajar
mengajar, dilingkungan industry e-learning di nilai mampu membantu proses
meningkatkan kompetensi pegawai atau sumber daya manusia. Dari dunia
akademis, metode pembelajaran ini sudah mulai banyak diterapkan dan
dikembangkan . Contoh penerapan e-learning di perguruan tinggi , yaitu di
kampus ITB, UPI, IPB, UI, Unpad, Universitas Hasananudin, Universitas Negeri
Malang, dan Universitas Bina Nusantara (UBINUS) Jakarta. E-learning adalah
bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital dan
disajikan melalui Teknologi Informasi. Sistem pembelajaran model e-learning
merupakan bentuk pendidikan yang menggunakan media elektronik sebagai
media penyampaian materi dan komunikasi antara pengajar dengan pelajarnya.
E-learning adalah istilah yang baru pada sistem pendidikan dan istilah ini
diperuntukkan bagi pembelajaran secara elektronik termasuk media komputer dan
6
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
Belajar dengan fasilitas e-learning sebagai model pembelajaran baru dalam
pendidikan memberikan peran dan fungsi yang besar bagi dunia pendidikan yang
selama ini dibebankan dengan banyaknya kekurangan dan kelemahan pendidikan
sekarang ini, diantaranya adalah keterbatasan ruang dan waktu dalam proses
pembelajaran. Dimana proses pembelajaran sampai dewasa ini cenderung
menekankan pada proses mengajar berbasis isi dan bersifat abstrak dan hanya
golongan tertentu. Teknologi informasi yang mempunyai standar internet dan
intranet yang bisa menjadi solusi permasalahan tersebut karena sifat dari internet
dan intranet yaitu memungkinkan segala sesuatu saling terhubung, karakter
internet dan intranet yang murah, sederhana dan terbuka mengakibatkan internet
dan intranet bisa digunakan oleh siapa saja dimana saja, kapan saja dan bebas
digunakan dan akan mengakibatkan proses pembelajaran bergeser, dari berbasis
pada masalah, bersifat kontekstual dan tidak terbatas hanya untuk golongan
tertentu.
Kegiatan pembelajaran e-learning ada beberapa manfaat yang diperoleh
pengajar yaitu: (1) Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan ajar yang
menjadi tanggungnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang
terjadi, (2) mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan
wawasan karena waktu luang yang dimiliki relatif banyak, (3) Mengontrol
kegiatan belajar peserta didik, bahkan seorang pengajar dapat mengetahui kapan
peserta didiknya belajar, topic apa yang dipelajari, serta berapa kali topik tersebut
dipelajari ulang, (4) mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal
latihan setelah mempelajari topic tertentu, dan (5) Memeriksa jawaban peserta
didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.
E-learning merupakan pembelajaran konvensional yang dirubah kedalam
7
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet,intranet atau media jaringan komputer”.
E-Learning adalah proses pembelajaran menggunakan information and
comunication technology (ICT) sebagai tools yang dapat tersedia kapanpun dan
dimanapun dibutuhkan, sehingga dapat mengatasi kendala ruang dan waktu.
E-learning memberikan harapan baru sebagai alternatif solusi atas sebagian besar
permasalahan pendidikan di Indonesia, dengan fungsi yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan, baik sebagai suplemen (tambahan), komplemen (pelengkap),
ataupun subsitusi (pengganti) atas kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang
selama ini digunakan.
E-learning banyak dikembangkan pada pergruan tinggi salah satunya yaitu
Universitas Pendidikan Indonesia atau lebih dikenal dengan UPI Perkembangan di
UPI saat ini dengan adanya UPINet sebagai pelaksana teknis pada bidang
infrasruktur jaringan menjadikan UPI memiliki keuntungan dan kemudahan dalam
mengembangkan pembelajaran dengan internet. Salah satu kemudahan yang
diberikan antara lain kemudahan mengakses internet bagi mahasiswa dan staff
pengajar atau dosen. Kedua pihak tersebut melakukan komunikasi dalam
pembelajaran melalui internet sesuai dengan konsep e-learning yang diterapkan.
UPI dihadapkan pada tantangan persaingan global dalam memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi khusunya dalam pemanfaatan e-learning.
Perguruan Tinggi Negeri seperti UPI memiliki beberapa jurusan yang sudah
mengembangkan e-learning untuk pembelajaran baik secara konvensional
maupun digital. Pengajar maupun tutor-tutornya yang sudah berpengalaman
sesuai dengan bidangnya masing-masing. Khusunya di Jurusan Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan Konsentrasi Pendidikan Guru Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) sudah mempelajari e-learning yang menjadi mata kuliah ketika
berada di semester VII. E-learning yang digunakan pada perkuliahan e-learning
adalah LMS (Learning Management System) berbasis moodle. LMS merupakan
sebuah tools/software untuk membuat dan mengatur suatu pembelajaran yang
berkesinambungan secara online, Moodle kepanjangan dari Modular Object
8
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
dinamis dengan menggunakan model berorientasi objek. moodle merupakan
pembelajaran elektronik dengan menggunakan suatu media berbasis web yang
dapat diakses melalui internet maupun intranet Melalui moodle dosen bisa
mengelola materi perkuliahan mulai dari menyusun silabus, mengupload materi
memberikan assignment menerima dan merespon pekerjaan mahasiswa, membuat
kuis atau tes, melakukan penilaian, memonitor partisipasi mahasiswa dan
berinteraksi dengan sesama dosen maupun mahasiswa baik dalam forum ilmiah
maupun diskusi secara online. Dengan menggunakan moodle mahasiswa bisa
mengatur atau memodifikasi halaman e-learning sesuai yang mereka inginkan.
Baik mahasiswa maupun dosen dapat mengatur tentang konten-konten yang ada
pada e-learning baik konten pembelajaran maupun lainnya.Mata kuliah e-learning
yang dipelajari dalam perkuliahan e-learning adalah (1) Memanfaatkan jasa
teknologi elektronik, dimana dosen dan mahasiswa,mahasiswa dengan
mahasiswa, atau dosen dengan dosen dapat berkomunikasi dengan relative mudah
dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang terlalu formal.(2) Memanfaatkan
keunggulan komputer (digital content dan computer networks).(3) Menggunakan
bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di web, sehingga
dapat diakses oleh dosen dan mahasiswa kapan saja dan dimana saja bila yang
bersangkutan memerlukannya.(4)Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum,
hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan manajemen pendidikan
dapat dilihat setiap saat di komputer.
Sesuai dengan latar belakang di atas penulis bermaksud mengajukan judul “Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan
E-learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah
E-learning (Studi Ex-Post-Facto terhadap Mahasiswa Program Studi Teknologi
Pendidikan Konsentrasi Pendidikan Guru TIK)
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan kelanjutan uraian pendahuluan. Penulis
membuat rumusan spesifikasi terhadap hakikat masalah yang diteliti. Secara
9
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
persepsi mahasiswa tentang pelaksanaan perkuliahan e-learning dengan
kemampuan yang diperoleh pada mata kuliah e-learning.Rumusan masalah ini
bertujuan agar penelitian ini tetap terarah pada ruang lingkup dan batasan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan secara khusus penulis membuat rumusan masalah dalam beberapa
point pertanyaan, sebagai berikut :
1. Bagaimanakah persepsi mahasiswa tentang pelaksanaan perkuliahan
e-learning di Program Studi Teknologi Pendidikan Konsentrasi Pendidikan
Guru TIK?
2. Bagaimanakan kemampuan mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan
Konsentrasi Pendidikan Guru TIK?
3. Bagaimanakah keterkaitan antara persepsi mahasiswa Program Studi
Teknologi Pendidikan Konsentrasi Pendidikan Guru TIK tentang pelaksanaan
perkuliahan e-learning dengan kemampuan teori?
4. Bagaimanakah keterkaitan antara persepsi mahasiswa Program Studi
Teknologi Pendidikan Konsentrasi Guru TIK dengan kemampuan praktek ?
C.Tujuan Penelitian
Setiap penelitian tentu mempunyai tujuan masing-masing untuk memperoleh
hasil yang diinginkan. Tujuan penelitian terdiri atas tujuan umum dan khusus hal
ini sependapat dengan Riduwan (2009:6) bahwa tujuan penelitian terdiri atas
tujuan umum dan tujuan khusus .
Adapun tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu
Tujuan umum adalah
Untuk mencari keterkaitan antara persepsi mahasiswa tentang pelaksanaan
perkuliahan e-learning dengan kemampuan yang diperoleh pada mata kuliah
e-learning
Tujuan khususnya adalah
1. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang pelaksanaan perkuliahan
e-learning pada mata kuliah e-e-learning di program studi teknologi pendidikan
10
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
2. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa program studi teknologi
pendidikan konsentrasi guru TIK pada mata kuliah e-learning.
3. Untuk mengetahui keterkaitan antara persepsi mahasiswa program studi
teknologi pendidikan konsentrasi guru TIK tentang pelaksanaan perkuliahan
e-learning dengan kemampuan teori pada mata kuliah e-learning.
4. Untuk mengetahui keterkaitan antara persepsi mahasiswa program studi
teknologi pendidikan konsentrasi guru TIK tentang pelaksanaan perkuliahan
e-learning dengan kemampuan praktik pada mata kuliah e-learning.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam dunia pendidikan, baik
sebagai pengembang pendidikan khususnya Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan, dosen, dan mahasiswa yang terlibat langsung didalamnya.
Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu
1. Manfaat Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan sebagai pengembangan
ilmiah, sistematis, Pengembangan ilmu khususnya di bidang e-learning
2. Dari segi praktis
a. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan opini yang telah
beredar dibidang keilmuan teknologi pendidikan dengan mengadakan
beberapa kerja sama dengan pihak yang sangat strategis untuk
menyelenggarakan e-learning.
b. Dosen
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi gambaran terhadap
persepsi mahasiswa tentang pelaksanaan perkuliahan e-learning.
c. Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan diri dibidang
keilmuan teknologi pendidikan , dan menambah wawasan khususnya
11
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
d. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran mengenai
keterkaitan antara persepsi mahasiswa tentang pelaksanaan perkuliahan
e-learning dengan kemampuan yang diperoleh pada mata kuiah
e-learning
E. Struktur Organisasi Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab sesuai dengan
pedoman penulisan karya ilmiah (2013) yang telah ditentukan oleh UPI, yang
diuraikan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang
penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan struktur organisasi penulisan.
Bab II Kajian Teori. Bab ini berisi landasan teoritik yang mendukung data
penelitian. Dalam bab ini membahas mengenai konsep persepsi, konsep
perkuliahan e-learning, dan kemampuan yang diperoleh, asumsi dan hipotesis.
Bab III Metode Penelitian. Pada bab III ini dibahas mengenai metodologi dari
penelitian yang dilakukan. Pada bab III ini terdiri dari lokasi, populasi dan sampel
penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik uji instrumen, teknik analisis data,
dan prosedur atau langkah-langkah penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab IV ini terdiri dari
deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian
Bab V Kesimpulan dan Saran. Dalam bab V ini terdapat dua hal pokok yaitu
kesimpulan yang berisikan poin utama dari hasil penelitian dan juga saran atau
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksakannya penelitian guna memperoleh
data yang diperlukan.
Penelitian dilakukan di Universitas Pendidikan Indonesia karena berdasarkan
studi pendahuluan, Universitas Pendidikan Indonesia, jurusan Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan Konsentrasi Pendidikan Guru TIK, yang menyelenggarakan
perkuliahan e-learning, yang salah satunya untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswanya. Berdasarkan hal tersebut sehingga dapat menjawab rumusan masalah
dalam penelitian ini.
2. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan dari subjek yang akan diteliti dan memenuhi
syarat-syarat tertentu untuk menjawab masalah penelitian. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2012:117), bahwa populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan Konsentrasi Pendidikan Guru TIK dengan jumlah 30 orang.
3. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, memiliki berbagai macam keterbatasan seperti biaya, waktu
dan tenaga. Yang tidak di mungkinkannya mempelajari semua yang ada pada populasi.
Oleh karena itu penelitian pada sebagian populasi untuk kemudian kesimpulannya
diberlakukan pada seluruh populasi dengan catatan sebagian populasi dalam penelitian
disebut dengan sampel penelitian. sampel merupakan suatu jumlah populasi yang
43
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
Menurut Sugiyono (2012:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Hal ini sependapat dengan Darmadi (2011) “sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data tersebut disebut sampel” Sampel yang digunakan dalam penelitian ini didapat dengan teknik pengambilan
sampel (teknik sampling) Nonprobability Sampling dengan sampling kuota (quota
sampling). Peneliti menggunakan teknik sampling ini karena batas jumlah populasi sebanyak 30 orang. Menurut Arikunto (2010:184), “ Kuota Sampling adalah sampling yang dilakukan tidak mendasarkan diri pada srata atau daerah, tetapi mendasarkan diri
pada jumlah yang sudah ditentukan.”. Kuota sampling dilakukan karena jumlah yang
ditentukan sudah sesuai yaitu sebanyak 30 orang.
B. Desain Penelitian
Desain Penelitian merupakan keseluruhan dari perencanaan penelitian untuk
menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan. Dalam hal ini, desain
penelitian sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam penelitian
tersebut. Arifin (2011:59) menjelaskan bahwa :
Dalam meyusun desain penelitian perlu diperhatikan unsur-unsur penting, antara
lain :latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil
penelitian, pendekatan, dan metode penelitian, populasi dan sampel penelitian,
instrument penelitian, pelaksanaan pengumpulan data, dan analisis data.
Paradigma dalam penelitian ini yaitu paradigma ganda dengan dua variabel
dependen. Dimana untuk mencari besarnya hubungan X dan Y1, dan X dengan Y2.
Menurut Sugiyono(2012:70) Hal ini dapat digambarkan pada paradigma penelitian
berikut ini :
X
1Y
144
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
3.1 Bagan Paradigma Ganda dengan dua variabel
Keterangan :
X : Persepsi mahasiswa tentang pelaksanaan perkuliahan e-learning
Y1 : Kemampuan teori pada mata kuliah e-learning
Y2 : Kemampuan praktek pada mata kuliah e-learning
C. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam sebuah penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2011:3), “metode peneitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian expost facto
dengan pendekatan kuantitatif, yakni mendeskripsikan keterkaitan persepsi mahasiswa
tentang pelaksanaan perkuliahan e-learning dengan kemampuan yang diperoleh pada
mata kuliah e-learning dilihat dari kemampuan teori dan praktek.
Menurut istilah expost facto adalah sesudah fakta. Artinya penelitian yang
dilakukan sesudah kejadian itu terjadi. Expost facto juga biasa disebut restropectrive
study karena penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu
peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui
faktor-faktor yang dapat menghasilkan kejadian tersebut. Expost facto sebagai metode
penelitian menunjuk kepada perlakuan atau manipulasi variabel bebas x telah terjadi
sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu membuat perlakuan lagi, dan tinggal melihat
efeknya pada variabel terikat.
Menurut Kerlinger ( Hamid, 2011 :223) “Ex-postfacto research more formally as that in which the independent variables have already occurred and in which the researcher starts with the observation of a dependent variable”.
Penelitian ex-postfacto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah
terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Hal ini senada dengan pendapat Darmadi (2011:35) “disebut penelitian ex-post-facto karena para peneliti berhubungan dengan variabel yang telah terjadi dan mereka tidak perlu memberikan perlakuan terhadap variabel yang di teliti”.
45
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui
metode ex-postfacto
2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
5. Menentukan kerangka berpikir, pertanyaan penelitian, dan hipotesis penelitian.
6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrument pengumpul
data, dan menganalisis data.
7. Mengumpulkan, mengorganisasi dan menganalisis data dengan menggunakan
teknik statistika yang relevan.
8. Membuat laporan penelitian.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu Persepsi,
Kemampuan Teori dan Kemampuan Praktek. Adapun ketiga variabel tersebut diuraikan
sebagai berikut :
1. Persepsi
Persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini mengetahui gambaran persepsi
mahasiswa tentang pelaksanaan perkuliahan e-learning pada program studi teknologi
pendidikan konsentrasi pendidikan guru TIK ..
2. Kemampuan Teori
Kemampuan teori yang dimaksud adalah Kemampuan yang dimiliki oleh
mahasiswa program studi teknologi pendidikan konsentrasi pendidikan guru TIK,
setelah melakukan pembelajaran melalui perkuliahan e-learning. Kemampuan teori
disini mencakup beberapa aspek yaitu konsep dasar e-learning, penerapan
e-learning,dan mengenal learning management system.
3. Kemampuan Praktek
Kemampuan Praktek yang dimaksud adalah melaksanakan sesuatu secara nyata
seperti apa yang disebutkan dalam teori, maksudnya praktek adalah hasil yang
diperoleh mahasiswa jurusan Tekpend konsentrasi pendidikan guru tik setelah
46
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
praktek pada saat perkuliahan e-learning . Kemampuan praktek disini mencakup
beberapa aspek yaitu desain, penggunaan system, entry konten, dan evaluasi
penggunaan moodle dan e-learning.
E. Instrumen Penelitian
Melakukan penelitian pada prinsipnya adalah melakukan pengukuran, yakni
pengukuran terhadap masalah yang diamati. Karena pada prinsipnya meneliti adalah
melakukan pengukuran, maka diperlukan alat ukur untuk dapat melakukan penelitian
yang disebut instrument penelitian.
Instrumen penelitian memiliki kedudukan yang sangat penting dalam sebuah
penelitian. Berhasil tidaknya penelitian yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh
instrument yang digunakan. Sejalan dengan hal ini Sudjana dan Ibrahim (2007:97) mengungkapkan bahwa “keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrument yang digunakan, sebab data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian
(masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrument penelitian. Dalam
penelitian ini hanya menggunakan satu instrument yaitu angket.
Angket sebagai instrument penelitian yang dilakukan dengan cara mengajukan
sejumlah pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian atau responden. Dalam
penelitian ini angket digunakan sebagai gambaran persepsi mahasiswa tentang
pelaksanaan perkuliahan e-learning dengan kemampuan yang diperoleh pada mata
kuliah e-learning.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan oleh seorang peneliti
untuk memperoleh data yang diperlukan untuk sebuah penelitian.
Data yang digunakan dalam penelitian untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
kepada responden yang telah dirumuskan, karena data yang diperoleh akan dijadikan
landasan dalam mengambil kesimpulan. Agar data yang dikumpulkan baik dan benar,
maka instrument pengumpulan datanya harus baik pula. Cara menyusun instrument
menurut sugiyono (2012:149), yaitu :
Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan
47
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian
dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan
penyusunan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini hanya menggunakan satu instrument
yaitu angket. Angket adalah seperangkat pertanyaan yang tertulis yang diberikan kepada responden. Seperti yang dikemukakan oleh Arifin (2011:228) “angket adalah instrument penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk
menjaring data atau informasi yang harus dijawab oleh responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya.” Hal ini senada dengan Menurut Arikunto (2010:194) “Angket atau Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”
Sama seperti yang diungkapkan oleh Narbuko (2004:76) “Metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau
bidang yang akan diteliti untuk memperoleh data, angket disebarkan kepada responden.”
Angket merupakan sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden
(mahasiswa Tekpend Konsentrasi Pendidikan Guru TIK semester VII) yang dilengkapi
dengan berbagai alternatif jawaban yang disediakan oleh peneliti.Untuk responden,
tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti pada lembaran angket
yang sudah disediakan.Dengan menggunakan data angket tersebut, maka setiap item
pertanyaan yang diajukan harus sesuai dengan indikator variabel. Setiap pertanyaan
yang ada dalam angket, teridiri dari lima option. Jawaban yang masing-masing
memiliki bobot nilai yang ditentukan, yaitu bobot 5,4,3,2,1 untuk jawaban item positif ,
dan bobot nilai 1,2,3,4,5, untuk jawaban item negatif. Dalam penelitian ini, angket
diberikan kepada sampel penelitian yaitu mahasiswa teknologi pendidikan konsentrasi
pendidikan guru TIK sebanyak 30 mahasiswa. Peneliti menggunakan angket sebagai
alat pengumpul data karena diharapkan dengan penyebaran angket ini peneliti dapat
memperoleh informasi mengenai masalah penelitian yang menjadi fokus penelitian ini.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket berstruktur dengan
bentuk jawaban tertutup, yaitu angket yang menyediakan beberapa pertanyaan dimana
48
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
menjelaskan, angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian
rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan
karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√)”.
Dengan digunakannya angket tertutup ini, responden tidak dapat memberikan jawaban
lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif jawaban.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan skala Likert kategori pilihan ganjil, yaitu 5 pilihan kategori
Menurut Darmadi (2011, 106) Peneliti dalam membuat skala likert pada umumnya
tidak hanya membatasi skala ukur dengan empat tingkatan saja, seringkali mereka
membuat dengan 7,8 maupun 9 pilihan , disamping itu, peneliti juga menggunakan
pilihan ganjil misalnya 5,4,3,2,1.
Berikut rentang skala likert dalam penelitian ini .
Tabel 3.1
Adapun langkah-langkah mengumpulkan data dengan angket dalam
penelitian ini, adalah sebagai berikut :
a. Menyusun kisi-kisi angket dengan merumuskan indikator pertanyaan.
b. Menyusun pernyataan dengan bentuk pertanyaan berstruktur dan jawaban
tertutup.
c. Membuat pedoman atau petunjuk cara pengisian angket, agar
memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan.
d. Jika angket sudah tersusun dengan baik, dilakukan uji coba lapangan agar
diketahui kelemahannya.
e. Angket yang telah diujicobakan dan terdapat kelemahan direvisi, baik
dari segi bahasa atau pertanyaannya. Dihapus atau tidak dipakai apabila
49
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
f. Menggandakan angket sesuai dengan banyaknya jumlah responden.
G. Teknik Uji Instrumen
Teknik uji instrument dilakukan untuk mengukur sejauh mana instrument yang
akan digunakan dalam penelitian memiliki kualitas yang baik. Dalam sebuah penelitian
kualitas dari sebuah instrument penelitian sangat mempengaruhi kualitas data hasil
penelitian tersebut. Sebuah instrument penelitian pada umumnya memiliki dua syarat
penting yaitu validitas dan realibilitas.
1. Uji Validitas
Terdapat dua persyaratan yang harus dipenuhi oleh instrument penelitian, yaitu uji
validitas dan reliabilitas. Sebuah instrument dikatakan tepat apabila mampu mengukur
apa yang diinginkan dan dapat menangkap data variabel yang diteliti secara tepat.
Validitas adalah tingkat dimana suatu tes mengukur apa yang seharusnya di ukur
Hamid (2011:87) .Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument (Arikunto, 2010:211)
Jadi dapat disimpulkan bahwa validitas merupakan ketetapan atau kesesuaian alat
ukur terhadap konsep yang akan di ukur, sehingga alat ukur benar-benar dapat
mengukur apa yang seharusnya di ukur.
Pada penelitian ini menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dari
Karl Pearson sebagai berikut :
(Arikunto , 2010:213)
Keterangan
rxy = koefisien antara variabel X dan Y
N = Jumlah responden
X = Jumlah jawaban item
50
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
Dalam penelitian ini, perhitungan validitas instrument dilakukan menggunakan
bantuan program Microsoft Excel 2010. Untuk mengetahui butir item yang valid
maupun tidak valid dilakukan dengan cara membandingkan nilai rhitung > rtabel pada
taraf kepercayaan 95% atau = 0,05. Apabila nilai rhitung >rtabel maka item instrument
dinyatakan valid, begitupun sebaliknya apabila nilai rhitung <rtabel maka instrument item
dinyatakan tidak valid. Adapun nilai rtabel dari n =30 yaitu sebesar 0,374. Instrumen
variabel X yang diuji cobakan sebanyak 50 item pernyataan.
Hasil dari perhitungan uji validitas instrument variabel x dari 50 item pernyataan
terdapat 45 item yang dinyatakan valid dan 5 item dinyatakan tidak valid . Setiap item
yang dinyatakan tidak valid dibuang atau tidak dipakai, yaitu item no 6,10,11,14 dan
16 karena item yang lainnya masih dapat mewakili indikator yang ada. Sehingga
instrument yang digunakan dalam penelitian sebanyak 45 item pernyataan, yaitu no
1,2,3,4,5,7,8,9,12,13,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,
36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,50.
2. Reliabilitas
Sedangkan reliabilitas menurut Hamid (2011:88) “ tingkatan pada mana suatu tes secara konsisten mengukur biarpun tes itu mengukur.”.
Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun
diambil, tetap akan sama, menurut Arikunto (2010: 221)
Uji reliabilitas adalah ketetapan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya,
artinya kapanpun alat itu digunakan maka akan memberikan hasil ukur yang sama.
Rumus Cronbach alpha merupakan teknik pengujian realibilitas yang sering
dipakai oleh peneliti karena dapat digunakan pada tes-tes atau angket-angket yang
jawaban atau tanggapannya berupa pilihan. Pilihannya dapt terdiri dari dua pilihan atau
lebih dari dua pilihan (Ronny S Kountur, 2003:158)
Dalam penelitian ini menggunakan pengujian reliabilitas rumus Cronbach Alpha.,
dikarenakan instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket . Menurut Arikunto (2010: 239) “ rumus alpha digunakan unutk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal dalam bentuk uraian.”Pengujian reliabilitas
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
51
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
Keterangan :
t2 = Varians Total ∑ Y2
= Jumlah kuadrat skor total setiap responden (∑Y)2
= Jumlah kuadrat seluruh skor total dari setiap responden
N = Jumlah responden uji coba
b. Mencari harga-harga varians setiap item
Keterangan :
b2 = Varians butir setiap varians ∑X2
= Jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap varians. (∑X)2
= Jumlah responden uji coba.
c. Rumus Alpha
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal. ∑b2 = Jumlah varians butir
t2 = Varians total
Dalam perhitungan uji realibilitas ini peneliti menggunakan bantuan program IBM
SPSS Statistic 20.Untuk mengetahui apakah instrument tersebut reliable atau tidak
52
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
perhitungan IBM SPSS 20 dengan nilai rtabel dari n=30 yaitu sebesar 0,374, pada =
0,05. Apabila hasil rhitung > rtabel, maka instrument tersebut dapat dikatakan reliable.
Hasil perhitungan uji realibilitas instrument variabel x dari 50 item di dapat rhitung =
0,942. Jika nilai rhitung dibandingkan dengan nilai rtabel dari n = 30 dan =0,05 yaitu
0,374, maka dapat dilihat bahwa rhitung (0,942) > rtabel (0,374). Apabila nilai rhitung >rtabel
maka instrument dapat dinyatakan reliable . Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa instrumen yang digunakan dinyatakan reliable dan dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data.
H. Tenik Analisis Data
Setelah instrument diujicobakan kepada responden, maka langkah selanjutanya
adalah melakukan analisis data. Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat
kuantitatif yang didapat dari instrumen angket sehingga perlu diolah untuk proses
penarikan kesimpulan. Sugiyono (2012:207) menjelaskan dalam penelitian kuantitatif,
analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber lain
terkumpul.”
Kegiatan analisis data adalah : mengelompokkan data berdasarkan variabel dan
jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan hipotesis yang telah diajukan (sugiyono,
2011 : 207)
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Menghitung Skor Penelitian
Skor penelitian yang dimaksud adalah skor yang didapat dari indikator
masing-masing variabel . Skor tersebut digunakan untuk menjawab rumusan masalah terkait
persepsi mahasiswa tentang pelaksanaan perkuliahan e-learning dengan kemampuan
yang diperoleh pada mata kuliah e-learning. Skor yang telah didapatkan kemudian
diinterpretasikan . Adapun cara yang dilakukan dalam menentukan kriteria interpretasi
skor, seperti yang dikemukakan Riduwan (2012:94) sebagai berikut :
a. Menghitung indeks maksimum, dengan cara :
(skor tertinggi = 5) x (jumlah item setiap indikator) x (jumlah responden = 30)
53
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
(skor terendah = 1) x (jumlah item setiap indikator) x (jumlah responden = 30)
c. Menghitung rentang untuk kategori interpretasi skor, dengan cara :
Skor indeks maksimu – Skor indeks minimum
Skor tertinggi
d. Menentukan kriteria interpretasi skor seperti berikut :
Skor Minimum Skor Maksimum
STB TB CB B SB
2. Uji Normalitas
Uji Normalitas merupakan suatu langkah dalam penelitian dimana penentuan
distribusi pada sebuah variabel yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan uji normalitas data dengan Kolmogorov smirnov yang
diolah dengan bantuan program IBM SPSS Statistic 20. Adapun kriteria pengujian
dalam uji normalitas seperti yang dikemukakan oleh Noor ( 2011:178)
a) Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
b) Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka sampel bukan berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk merumuskan diterima atau ditolaknya
hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. Dalam pengujian hipotesis ini peneliti
menggunakan uji analisis korelasi dan uji signifikansi, sebagai berikut :
a. Analisis Korelasi
Penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan dua variabel dengan tiga uji ,
sehingga dalam analisis data menggunakan uji korelasi. Tujuan analisis korelasi
adalah untuk mengukur derajat hubungan dan bagaimana eratnya hubungan itu. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data dengan teknik korelasi tata jenjang
atau rank spearman, dikarenakan data yang didapat berupa data ordinal dan data tidak
54
Litta Koesoemah Agustiani, 2014
Keterkaitan Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Pelaksanaan Perkuliahan E-Learning Dengan Kemampuan Yang Diperoleh Pada Mata Kuliah E-Learning
angket dengan skala likert. Senada dengan yang dikemukakan Arifin (2012 : 274)
mengenai korelasi spearman atau korelasi tata jenjang “korelasi ini menentukan
hubungan dua variabel jika data kedua variabel itu berbentuk ordinal, atau data
interval dan rasio yang diubah menjadi data ordinal. Adapun rumus koefisien korelasi
rank spearman sebagai berikut :
ρ
=
(Sumber : Arifin, 2011:277)
Keterangan :
Ρ =koefisien korelasi tata jenjang
1 =bilangan tetap
6 =bilangan tetap
n =jumlah sampel
D2 =jumlah kuadrat dari selisih rank variabel X dan Y
Untuk perhitungannya, peneliti menggunakan bantuan program IBM SPSS
Statistic 20, pada uji dua pihak (two tail) dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang dan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau α = 0,05. Untuk menafsirkan koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria sebagai berikut
Tabel 3.2
Penafsiran koefisien korelasi
Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat