• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SUPERVISI DAN LESSON STUDY TERHADAP KINERJA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SUPERVISI DAN LESSON STUDY TERHADAP KINERJA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

(Studi Model Pembinaan Supervisi dan Lesson Study Terhadap Kinerja Guru Penjas SMP di Kab. Cianjur)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Syarat Memperoleh Gelar Magister Pada Program Studi Pendidikan Olahraga

KASDI IPIT 1004761

SEKOLAH PASCASARJANA

▸ Baca selengkapnya: jawaban wawancara supervisi guru pasca observasi

(2)

GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN

JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

(Studi Model Pembinaan Supervisi dan Lesson Study Terhadap Kinerja Guru Penjas SMP di Kab. Cianjur)

Oleh

Kasdi Ipit

S.Pd FPOK UPI, 1996

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana Program Studi Pendidikan Olahraga

© Kasdi Ipit 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Pembimbing I

Prof. Dr. Beltasar Tarigan, MS., AIFO NIP. 195603031983031005

Pembimbing II

Dr. H. Yudha Munajat Saputra, M.Ed. NIP. 196303121989011002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Kasdi Ipit, 2014

PENGARUH SUPERVISI DAN LESSON STUDY TERHADAP KINERJA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DAFTAR ISI

H. Populasi, Sampel dan Lokasi Penelitian ... ……… 13

(5)

2. Desain Penelitian ... ……… 79

B. Variabel dan Definisi Oprasional ... ……… 85

1. Variabel Penelitian ... ……… 85

2. Definisi Oprasional ... ……… 86

C. Populasi dan Sampel ... ……… 88

D. Instrumen Penelitian ... ……… 89

E. Teknik Pengumpulan Data ... ……… 91

F. Analisis dan Pengumpulan Data ... ……… 91

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan ... ……… 94

1. Deskripsi Data ... ……… 94

2. Hasil Uji Normalitas ... ……… 96

3. Hasil Uji Homogenitas ... ……… 98

4. Uji Hipotesis ... ……… 101

B. Diskusi Penemuan ... ……… 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... ……… 112

B. Saran ... ……… 112

DAFTAR PUSTAKA 114

LAMPIRAN-LAMPIRAN A. LAMPIRAN A INSTRUMEN LESSON STUDY ... ……… 118

B. LAMPIRAN B INSTRUMEN SUPERVISI ... ……… 120

C. LAMPIRAN C NAMA GURU KELOMPOK LESSON STUDY 125 D. LAMPIRAN D NAMA GURU KELOMPOK SUPERVISI….. 126

E. LAMPIRAN E HASIL ANALISIS DATA ... ……… 127

F. LAMPIRAN F RPP………. 133

G. LAMPIRAN G PHOTO PENELITIAN………. 142

RIWAYAT HIDUP 152

(6)

Kasdi Ipit, 2014

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab. Lebih lanjut mengenai masalah ini, dalam Undan-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 yang berbunyi :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam pencapaian tujuan pembangunan nasional dibutuhkan manusia-manusia yang profesional dibidang masing-masing, manusia-manusia yang terlatih, dan manusia yang terdidik, sehingga akan mampu membimbing dan membina masyarakat menjadi warga yang unggul dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu upaya yang sistematis dan terorganisir yang dapat dilakukan adalah melalui peningkatan kinerja guru. Betapa pentingnya seorang guru mempunyai kinerja yang baik, sehingga ia akan mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan penuh tanggung jawab dalam proses belajar mengajar.

(8)

sehingga guru diharapkan dapat meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Guru sebagai ujung tombak penyampaian materi pelajaran harus mempunyai berbagai kemampuan, sehingga ia akan mampu menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Berkaitan dengan pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Rusli (2001:15) mengemukakan sebagai berikut;

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup domain psikomotor, kognitif dan afektif. Dengan kata lain dengan aktivitas jasmani itu anak diarahkan untuk belajar, sehingga perubahan perilaku, tidak saja menyangkut fisikal, tetapi juga intelektual, emosional, sosial dan moral.

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan guru diharapkan mengajar sesuai dengan tujuan tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, sehingga terjadi perubahan perilaku, tidak saja menyangkut fisikal, tetapi juga intelektual, emosional, sosial dan moralnya. Dan yang paling penting juga bahwa dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan harus dimasukan unsur-unsur pendidikan karakter yakni internalisasi nilai-nilai sportifitas, jujur, kerjasama serta pembiasaan hidup sehat.

Isu utama dalam konteks Penjas di Indonesia saat ini lebih tertuju pada rendahnya kinerja guru pada proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang berdampak pada rendahnya mutu Penjasorkes. Rusli (2001:7) mengemukakan bahwa “Guru Penjas memegang peranan strategis dalam meningkatkan mutu Penjas di sekolah”.

(9)

memiliki kinerja baik merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan mutu penjas di sekolah.

Ada fenomena menarik dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, yaitu proses pembelajaran belum berjalan efektif dan maksimal dilaksanakan. Penyebab belum berjalan efektif dan maksimalnya Proses Belajar Mengajar Penjas di SMP, antara lain; kualifikasi pengajar, kualifikasi supervisor, guru tidak memahami kurikulum, kurangnya supervisi dari lembaga terkait (data terhimpun dari organisasi MGMP Penjas Kab. Cianjur dan Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur). Seharusnya sebagai guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan memiliki kualifikasi dan mampu mengimplementasikan pembelajaran dengan baik, membuat perencanaan, melaksanakan proses belajar mengajar juga melaksanakan penilaian. Guru sebagai fasilitator dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas belajar para peserta didik (siswa) dalam bentuk kegiatan belajar mengajar yang sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan pribadi yang mandiri, aktif, pekerja produktif dan anggota masyarakat yang baik. Aktivitas pembelajaran yang diberikan dalam proses pembelajaran harus mendapat sentuhan didaktik metodik, sehingga aktivitas dilakukan dapat mencapai tujuan pembelajaran. Artinya dalam suatu proses pembelajaran guru harus memilki kinerja baik. Seperti yang dikemukakan oleh :

1. Meita Tjumiatini. Penelitian dilakukan di 47 Sekolah Menengah Pertama mengenai pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah dan budaya sekolah terhadap Kinerja Guru. Dalam penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap kinerja guru (Diknas Purwakarta tahun pelajaran 2006/2007).

(10)

siswa yang mendapatkan nilai diatas 60 naik menjadi 97% siswa”.

3. Angga miharja meneliti hubungan antara pelaksanaan supervisi dan kondisi sarana olahraga dengan kinerja guru pendidikan jasmani (2006). Hasil yang diperoleh dari 39 responden terdapat hubungan yang signifikan antara supervisi dan sarana olahraga dengan kinerja guru pendidikan jasmani.

Minimnya supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah (data dari hasil observasi dan wawancara) dan kurangnya pengetahuan mengenai model pembinaan terhadap guru, ini yang menjadi dasar penulis untuk melakukan penelitian , sehingga penelitian ini memberikan informasi berupa solusi untuk menghadapi permasalahan yang terjadi pada guru-guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada khususnya dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

Supervisi menurut Moch. Rifa’i (1982:128) berfungsi sebagai berikut :

1. Supervisi sebagai kepemimpinan 2. Supervisi sebagai inspeksi 3. Supervisi sebagai penelitian

4. Supervisi sebagai latihan dan bimbingan 5. Supervisi sebagai evaluasi

Kepala sekolah sebagai supervisor sekaligus pimpinan diharapkan mampu memberikan arahan dan bimbingan kepada guru-guru dengan terjun melihat ke lapangan dalam upaya meningkatkan kinerja guru. Disini terjadi penelitian, latihan dan juga evaluasi untuk lebih baik lagi dalam melakukan proses belajar mengajar. Kepala Sekolah bisa melakukan inspeksi mendadak dalam upaya supervisi sebagai bahan masukaan bagi guru untuk pengembangan proses pembelajaran.

(11)

1. Informasi dan Diseminasi

Seorang Kepala Sekolah hendaknya selalu mengikuti perkembangan masalah dan gagasan pandangan mutakhir dan dalam kapasitasnya sebagai supervisor ia hendaknya mudah diminta bantuannya oleh guru.

2. Alokasi sumber-sumber profesional

Seorang Kepala Sekolah pengajaran hendaknya selalu berusaha untuk mengadakan sumber-sumber profesional, baik sumber material, seperti buku-buku maupun sumber manusia yaitu Narasumber.

3. Latihan dan Pengembangan

Seorang Kepala Sekolah hendaknya memberi kesempatan kepada guru-guru untuk melakukan latihan dan mengembangkan kemampuan dirinya agar memperlancar tugas-tugas dalam mengajar.

4. Motivasi

Fungsi ini berarti Kepala Sekolah selalu berusaha memberikan motivasi agar guru mempunyai semangat dan pantang menyerah dalam menjalankan profsinya.

5. Observasi dan Evaluasi

Pada fungsi ini Kepala Sekolah selalu mengikuti perkembangan, guru-guru disupervisi sehingga setiap pertemuan supervisi menemukan perkembangan positif. Selain itu, evaluasi atas kerja guru juga harus dilakukan dalam setiap pertemuan supervisi.

Pelaksanaan supervisi Penjas oleh Kepala Sekolah sangat penting dilakukan dalam upaya meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar penjas di sekolah. Pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah yang dimaksud adalah kegiatan supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah Menengah Pertama terhadap guru Penjas di Kabupaten Cianjur, mencakup (1) Materi supervisi terdiri dari (a) sikap guru, (b) keadaan tempat, (c) pengelolaan kelas dan pelaksanaan kurikulum, (2) Teknik supervisi mencakup (a) kunjungan kelas, (b) rapat guru dan (c) pertemuan pribadi. Masing-masing bagian tersebut akan terlihat pada sub indikator yang akan dikemukakan.

(12)

dalam rangka memberikan kesempatan secara profesional sehingga berkinerja sesuai dengan kompetensi keahlian mereka.

Berdasarkan pengamatan dan informasi dari para guru Penjas yang tergabung dalam MGMP Penjas di SMP Kabupaten Cianjur pelaksanaan supervisi berupa observasi kelas atau kunjungan lapangan, masih jarang dilakukan. Begitu juga pembinaan yang ditunjukan pada perbaikan dan peningkatan kinerja guru penjas masih menitik beratkan pada masalah administrasi pengajaran (Data dihimpun dari informasi para guru Penjas yang mengikuti kegiatan Musyrawarah Guru Mata Pelajaran/MGMP Penjas). Dengan kondisi ini, wajar apabila kualitas pengajaran dan keterampilan guru dalam mengajar penjas masih harus diperbaiki. Oleh karena itu frekuensi kegiatan supervisi di SMP perlu ditingkatkan. Ada beberapa jenis kegiatan pembinaan profesi pendidik yang dilaksanakan diantaranya kegiatan penataran, pendidikan dan latihan, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

Hasil wawancara dengan guru-guru Penjasorkes yang telah bekerja kurang lebih 20 tahun, salah satunya Toto Suwarto mengatakan bahwa,”Kalau dirata -ratakan Proses Aktivitas Pembelajaran hanya berkisar 20% – 30% saja,” ini diakibatkan karena belum memahami betul tentang arti Penjas yang sesungguhnya. Pada akhirnya bisa tergambarkan sejauhmana kinerja guru dalam proses pembelajaran Penjas di SMP.

Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Suherman (2011:37) menyatakan, “Dalam proses pembinaan profesi pendidik ada beberapa kegiatan yaitu: KKG/MGMP, sertifikasi guru, diklat, pelatihan dan penataran.”Lebih lanjut Suherman (2010:48), menyatakan tentang pola pembinaan profesi pendidik adalah sebagai berikut:

(13)

diobservasi, dan adanya perbaikan perangkat pembelajaran serta perbaikan dalam proses mengajar.

Salah satu model pembinaan profesi pendidik adalah kegiatan lesson study yang dilaksanakan di dalam KKG/MGMP. Hal ini sejalan dengan pendapat Suparlan (2009:3) bahwa, “...bahwa KKG dan MGMP menjadi wahana yang ampuh untuk meningkatkan kompetensi pendidik secara berkelanjutan. Oleh karena itu, lesson study akan sangat tepat apabila dapat diterapkan menjadi salah satu kegiatan di KKG dan MGMP.” Menurut Subali (2011:5) model peningkatan kinerja pendidik akan menyebutkan sebagai berikut,

...dilakukan di Jepang yang populer dengan istilah lesson study. Kegiatan ini pada prinsipnya merupakan bentuk kolaborasi guru dalam memperbaiki kinerja mengajarnya dengan berkonsentrasi pada studi tentang dampak positif guru terhadap kinerja belajar siswa dalam kelas. Kelompok guru yang melakukan studi ini pada dasarnya merupakan proses kolaborasi dalam pembelajaran.

Lesson study dicoba dan ditumbuhkembangkan pertama kali di suatu

SMP di lereng gunung Fujiyama Jepang pada abad 18 dengan penggagasnya adalah kepala sekolah yang bernama Masaaki Sato. Menurut Suparlan (2009:2), lesson study berasal dari bahasa Jepang yaitu,

...lesson study dikenal dengan ”jugyokenkyu”, yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu ”jugyo” yang berarti lesson atau pembelajaran, dan”kenkyu”yang berarti study atau kajian. Dengan demikian lesson study merupakan proses pengkajian terhadap pembelajaran.

(14)

(1) Guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya,

(2) Guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota/komunitas lainnya, dan

(3) Guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir dari Lesson Study.

Lebih lanjut Krisnan SR (2010), menyatakan bahwa kelebihan lesson study adalah,

Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:

1. Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni , bahasa, sampai matematika dan olahraga serta pada setiap tingkatan kelas.

2. Dapat dilaksanakan Antar guru/pendidik dengan lintas sekolah, ... 3. Lesson Study memiliki nilai ganda dalam hal bekerjasama antara

siswa/ santri/ murid/ mahasiswa dan warga belajar serta dapat meningkatkan inovasi dan kreativitas ...

4. Lesson study, dengan terjadinya interaksi antar pendidik, dapat membuka dan meningkatkan sifat terbuka, ...

Lesson Study sebagai model pembinaan profesi pendidik melalui

pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning, telah menciptakan kultur baru dalam membangun masyarakat pembelajar (learning community). Dengan menitikberatkan pada prinsip kesejawatan (kolegial) serta melalui sharing pengetahuan dan pengalaman, para guru termotivasi untuk meningkatkan profesionalisme, sehingga masing-masing saling berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dianggap penting untuk diteliti adalah:

(15)

2. Adakah pengaruh lesson study terhadap kinerja guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) ?

3. Mana yang lebih besar pengaruhnya antara model pembinaan guru dengan supervisi dan model pembinaan lesson study terhadap kinerja guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di tingkatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ?

C. Pembatasaan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada pengaruh model pembinaan supervisi dan lesson study Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMP terhadap kinerja guru dalam proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Model pembinaan dalam pembinaan ini dibagi dua yaitu Supervisi oleh kepala sekolah sedangkan Lesson Study dilakukan oleh guru-guru penjas yang tergabung dalam kegiatan MGMP Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP Kabupaten Cianjur.

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Experiment, dengan desain The Randomized Pretest-Postest- group design. Sedangkan populasi dan sampel menggunakan guru-guru SMP yang tergabung dalam kegiatan MGMP Kabupaten Cianjur Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dan Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang merekomendasikan guru-gurunya dalam kegiatan MGMP Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kabupaten Cianjur.

D. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis kemukakan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

Adapun beberapa istilah yang dimaksud dan termasuk adalah :

(16)

tindakan diikuti oleh sesuatu perubahan yang memuaskan dalam lingkungan kemungkinan bahwa tindakan itu diulang dalam situasi-situasi yang mirip, akan meningkat. Tetapi bila suatu perilaku diikuti oleh sesuatu yang tidak memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan-kemungkinan perilaku itu diulangi akan menurun. Jadi konsekuensi-konsekuensi dari perilaku seseorang pada suatu saat, memegang peranan penting dalam menentukan perilaku orang itu selanjutnya.

2. Supervisi. Sumber dari Wikipedia. 2010. Supervisi. Online: http://en/wiki/supervision mengungkapkan bahwa supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar-mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang diutamakan dalam supervisi adalah bantuan kepada guru.

3. Lesson Study.

Menurut Sudrajat (2010:2), yang mengutip pernyataan Catherine Lewis (2002:11) adalah sebagai berikut: Lesson study dapat diartikan suatu proses pembinaan para guru yang dilakukan oleh sekelompok guru dengan tujuan untuk meningkatkan proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa secara besama-sama dan terus menerus.

4. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes). Menurut Rusli (2001:15), sebagai berikut:

“Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup domain psikomotor, kognitif dan afektif. Dengan kata lain dengan aktivitas jasmani itu anak diarahkan untuk belajar, sehingga terjadi perubahan perilaku, tidak saja menyangkut fisikal, tetapi juga intelektual, emosional, sosial dan moral”. 5. Kinerja Guru. Menurut Drucker (1997:23) adalah prestasi yang dapat

(17)

E. Tujuan Penelitian.

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengacu pada rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:

1. Mengungkap apakah ada pengaruh supervisi terhadap kinerja guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) ?

2. Mengungkap apakah ada pengaruh lesson study terhadap kinerja guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) ?

3. Membandingkan mana yang lebih besar pengaruhnya antara model pembinaan guru dengan supervisi dan model pembinaan lesson study terhadap kinerja guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di tingkatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ?

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan meberikan sumbangan yang berarti bagi berbagai pihak terutama terutama bagi dunia pendidikan secara umum. Selain itu hasil penelitian ini juga akan memberikan manfaat dalam perkembangan keilmuan, khususnya dalam kajian supervisi dan lesson study dalam pelajaran Pendidikan Jsmani Olahraga dan Kesehatan di Indonesia.

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan khususnya dalam bidang pendidikan.

(18)

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap upaya mendalami pemahaman lesson study pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam proses pembelajaran melalui lesson study.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru memberikan masukan khususnya guru Pendidikan Jasmani Olahrga dan Kesehatan di lapangan dalam upaya meningkatkan kinerja dalam proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Kemudian kelompok MGMP tingkat pusat dan daerah bisa memberikan informasi berupa musyawarah guru-guru Penjasorkes ataupun berupa pelatihan-pelatihan bagi seluruh guru, dalam rangka meningkatkan kinerja proses belajar mengajar.

b. Bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, hasil ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam kegiatan pembinaan profesi keguruan, terutama yang berkaitan dengan pengembangan kegiatan belajar mengajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan melalui Supervisi dan Lesson Study.

G. Metode Penelitian.

Keberhasilan suatu penelitian ilmiah tidak terlepas dari metode apa yang digunakan dalam penelitian tersebut. Oleh karena itu, seorang peneliti dituntut untuk terampil menemukan metode apa yang tepat dan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Dalam memilih metode untuk pemecahan masalah yang dihadapi haruslah tepat. Mengenai jenis dan bentuk metode penelitian yang digunakan dalam sebauh penelitian biasanya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian tersebut. Penggunaan metode tergantung kepada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain penggunaan suatu metode harus dilihat dari efektivitasnya, efisiennya, dan relevansinya.

(19)

perlakuan atau treatment. Disamping itu penulis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variable terikat yang diselidiki atau diamati. Mengenai metoda eksperimen, Surakhmad (1998:149) menjelaskan,”Dalam arti kata yang luas, bereksperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat sesuatu hasil. Hal itu akan menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variable-variabel yang diselidiki”.

Lebih khusus desain penelitian ini menggunakan desain penelitian The Randomized Pretest-Postest- group design, metode ini menitik beratkan pada

penelitian komparatif. Mengenai hal ini, M. Natsir (1999:68) menyatakan “Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu”.

Dalam Metode ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok pertama yang diobservasi dengan supervisi (O1) dan kelompok kedua yaitu yang melakukan pembelajaran berbasis lesson study (O2). Kedua kelompok tersebut pada akhir pelajaran diobservasi mengenai kinerja mengajarnya.

Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah desain the randomized pretest-postest-group design yang merupakan bagian dari True

Eksperiment. Bentuk desain tersebut seperti terlihat pada gambar 1.1.

R X1 O1

R X1 O2

Gambar 1.1

Randomized Post-Test Only-Group Design Fraenkel et.al (1993:273)

(20)

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sujdana, 2004:6). Sedangkan Sampel menurut Riduwan (2007:56) mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi”. Sampel penelitian adalah sebagain dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik ramdom sampling. Sugiyono (2006:119) menyatakan bahwa, “Random Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan mengambil sampel secara acak”.

Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang ada di kabupaten Cianjur sebanyak 40 orang peserta yang aktif dari 148, sampel yang digunakan adalah 20 orang guru diambil secara acak, yang semuanya tergabung dan aktif dalam kegiatan MGMP Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kabupaten Cianjur. Dari 20 orang guru tersebut penulis membagi dua kelompok menjadi 10 orang guru untuk kelompok supervisi dan 10 orang guru model sebagai kelompok lesson study.

(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan penelitian yang dipilih. Prosedur, teknik, serta alat yang digunakan dalam penelitian harus cocok pula dengan metode penelitian yang ditetapkan. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti perlu menjawab sekurang-kurangnya tiga pertanyaan pokok (Nazir, 1985) yaitu:

1. Urutan kerja atau prosedur apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan suatu penelitian?

2. Alat-alat (instrument) apa yang akan digunakan dalam mengukur ataupun dalam mengumpulkan data serta teknik apa yang akan digunakan dalam menganalisis data?

3. Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut?

Metode Penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melakukan sebuah penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dengan menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Mengenai bentuk dan jenis metode penelitian yang digunakan dalam sebuah penelitian biasanya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian tersebut. Seperti diungkapkan Surakhmad (1982:131) bahwa, “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk

mencapai suatu tujuan”. Penggunaan metode tergantung kepada permasalahan yang

akan dibahas. Dengan kata lain, penggunaan metode harus dilihat dari efektivitas, efesiensi dan relevansi metode tersebut.

(22)

dilaksanakan. Sedangkan suatu metode dikatakan efesien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin, namun dapat mencapai hasil yang maksimal. Metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan. Mengenai bentuk dan jenis metode penelitian yang digunakan dalam sebuah penelitian biasanya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian tersebut. Di samping itu, penggunaan metode tergantung kepada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain penggunaan suatu metode harus dilihat dari efektivitasnya, efisiennya, dan relevansinya metode tersebut. Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan.

Sedangkan suatu metode dapat dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin namun dapat mencapai hasil yang maksimal. Metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian Experiment. Adapun Surakhamd (1998) dalam Dadan Mulyana (2009:55) menjelaskan bahwa,

penelitian Experiment dalam arti kata yang luas, bereksperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat sesuatu hasil. Hasil itu akan menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variable-variabel yang diselidiki”.

Penelitian experiment merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Selain itu Nazir (1988:74) menjelaskan:

(23)

Dengan demikian dalam metoda eksperimen harus ada faktor yang dicobakan yaitu metoda pembinaan guru dengan pendekatan supervisi dan metoda pembinaan guru dengan kegiatan lesson study untuk diketahui pengaruhnya terhadap variable terikat yaitu kinerja guru penjasorkes dalam proses belajar mengajar.

Penelitian experiment merupakan penilitian yang variable-variabel bebasnya diberikan perlakuan atau treatment pada saat penelitian berlangsung, sehingga nanti akan terlihat pengaruh terhadap variable terikatnya. Dalam metoda penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metoda penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.

Secara umum dalam penelitian experiment dikenal ada dua jenis penelitian yaitu: eksperimen betul (true experiment) dan eksperimen tidak betul-betul tetapi hanya mirip eksperimen. Itulah sebabnya maka penelitian yang kedua ini dikenal sebagai penelitian pura-pura atau quasi experiment. Sebagai cirri-ciri penelitian aksperimen yang dikatakan sebagai eksperimen betul adalah hal-hal yang disebutkan apabila persyaratan-persyaratan seperti yang dikendaki dapat terwujud.

Adapun persyaratan yang dikehendaki adalah sebagai berikut:

1. Kondisi-kondisi yang ada di sekitar atau yang diperkirakan mempengaruhi

subjek yang digunakan untuk eksperimen “seyogyanya disingkirkan”, sehingga

apabila perlakuan selesai dan ternyata ada perbedaan antara hasil ini merupakan akibat dari adanya perlakuan.

2. Sebelum dilaksanakan eksperimen dilakukan kondisi kedua kelompok diusahakan sama sehingga paparan tentang hasil akhir dapat betul-betul merupakan hasil dan tindakan perlakuan.

(24)

Hawthome effect adalah efek samping yang disebabkan karena anggota

kelompok eksperimen mengetahui statusnya sehingga hasil akhir tidak semurni yang diharapkan.

John Henry Effect adalah efek samping yang disebabkan karena anggota

kelompok pembanding menyadari statusnya sehinga ada upaya ekstra dari mereka untuk menyamai hasil kelompok eksperimen dan hasil akhir tidak semurni yang diharapkan.

Secara singkat di dalam penelitian eksperimen peneliti mengupayakan untuk mengontrol varians yang berhubungan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan

varians ekstra atau varians “variable yang tidak diharapkan yang tidak menjadi titik

perhatian dalam kegiatan eksperimen. 2. Desain Penelitian

Adapun desain penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian mengacu pada Jack R Fraenkel (1993:274) The randomized pretest-postest group design yang merupakan bagian dari True Eksperiment.

Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

R O1 X1 R O2 X2

Gambar 3.1

The Randomized Pretest-Post-Test -Group Design Fraenkel et.al (1993:274)

Keterangan :

(25)

O2 = Observasi Kelompok Lesson Study

(26)

Tabel 3.1

Rancangan Program Lesson Study

NO LAGKAH-LANGKAH KEGIATAN WAKTU KET

1 Collaboratively planning the study lesson 60’ Perencanaan bersama-sama mengenai:

- RPP

- Penyususunan evaluasi pembelajatan. - Analisis Permasalahan (materi, metode,

strategi, sarana dan prasarana)

- Mengkaji ulang RPP yang sudah dibuat bersama.

- Rencana solusi permasalahan yang timbul

2 Seeing the study lesson in action 80’ a. Salah seorang menjadi guru model

mempraktekkan RPP yang sudah dibuat bersama.

b. Guru yang lainnya sebagai observer, dan mengobservasi aktivitas siswa, interaksi siswa dengan siswa, dan interaksi siswa dengan guru.

3. Discussing the study lesson 45’ a. Membahas temuan-temuan dalam proses

pembelajaran.

(27)

NO LAGKAH-LANGKAH KEGIATAN WAKTU KET

pengamatan.

4 Revising the lesson (opsional) 30’

a. Semua anggota secara bersama-sama melakukan revisi RPP, metode mengajar, praktek pembelajaran, evaluasi sehingga menghasilkan praktek pembelajaran yang mutakhir.

b. Revisi ini berdasarkan hasil dari observasi pada saat proses belajar berlangsung dengan bukti-bukti dari hasil observasi.

5 Teaching the new version of the lesson (opsional) 80’ a. Mengajar dengan versi baru hasil dari diskusi

bersama-sama.

b. Guru yang lainnya melakukan observasi terhadap proses belajar hasil revisi

6 Sharing reflection about the new the version of

the lesson 45’

a. Berbagi refleksi tentang proses pembelajaran versi baru.

b. Kritik dan saran pada guru model disampaikan dengan bijak umtuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.

(28)

NO LAGKAH-LANGKAH KEGIATAN WAKTU KET

Tabel 3.2

Jadwal Kegiatan Lesson Study MGMP Penjas-Orkes SMP Di Kabupaten Cianjur

No Hari/tanggal/waktu Kegiatan Tempat

1. Sabtu 18/Juni 2012 07.00-13.00 WIB

a. Pembukaan

b. Pembuatan perencanaan program.

c. Pengkajian Silabus d. Pembuatan RPP (3 buah) e. Analisis Permasalahan dan

solusi yang mungkin timbul

SMP Negeri 4 Cianjur

2. Senin /20 Juni 2012 07.00-13.00 WIB

a. Praktek pembelajaran RPP 1. b. Diskusi dan refleksi RPP 1 c. Revisi RPP hasil diskusi.

(29)

No Hari/tanggal/waktu Kegiatan Tempat

3. Selasa/21 Juni 2012 07.00-13.00 WIB

a. Praktek Pembelajaran RPP 1 hasil revisi.

b. Refleksi RPP 1 hasil revisi

SMP Negeri 2 Sukaluyu

4. Rabu/22 Juni 2012 07.00-13.00 WIB

a. Praktek pembelajaran RPP 2 b. Diskusi dan refleksi RPP 2 c. Revisi RPP hasil diskusi

SMP Negeri 2 Sukaluyu

5. Kamis/23 Juni 2012 07.00 -13.00 WIB

a. Praktek Pembelajaran RPP 2 hasil revisi.

b. Refleksi RPP 2 hasil revisi

SMP Negeri 2 Sukaluyu

6.

Jumat/24 Juni 2012 07.00-11.00 WIB

.a. Praktek pembelajaran RPP 3 b. Diskusi dan refleksi RPP 3

a. Praktek Pembelajaran RPP 3 hasil revisi.

b. Refleksi RPP 2 hasil revisi. c. Penutupan Kegiatan

SMP Negeri 2 Sukaluyu

Sedangkan jadwal kegiatan penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 3.3

(30)

No Hari/tanggal/waktu Kegiatan Tempat

1. Sabtu 18/Juli 2012 07.00 – 13.00 WIB

Observasi efektivitas penampilan guru sebanyak 4 kali tampil (2x lesson study dan 2x supervisi) guru sebanyak 4 kali tampil (2x lesson study dan 2x supervisi)

SMPN 2 guru sebanyak 4 kali tampil (2x lesson study dan 2x supervisi)

(31)

No Hari/tanggal/waktu Kegiatan Tempat 13.00-17.30 WIB Observasi efektivitas penampilan

guru sebanyak 4 kali tampil (2x lesson study dan 2x supervisi

SMPN 2 guru sebanyak 4 kali tampil (2x lesson study dan 2x supervisi)

SMPN 2 Sukaluyu

Cianjur

9

Sabtu/23 Juli 2012

13.00-17.30 WIB Observasi efektivitas penampilan guru sebanyak 4 kali tampil (2x lesson study dan2x supervisi) guru sebanyak 4 kali tampil (2x lesson study dan2x supervisi) sebanyak 2 kali tampil. (2x supervisi)

SMPN 2 Sukaluyu

Cianjur

(32)

Variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari (Kerlinger (1973) dalam Sugiyono, 2009:61). Dengan kata lain variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2009:61).

Pada penelitian ini penulis menetapkan variabel-variabel yang akan dikaji dan diberi batasan-batasan terhadap kemungkinan terjadinya penafsiran suatu istilah yang menyebabkan kekeliruan pendapat dan dapat mengaburkan (menjadi bias) akan pengertian yang sebenarnya.

Variabel-variabel tersebut terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya dan timbulnya variabel terikat (dependen). Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah proses pembinaan profesi guru melalui supervisi, dan variabel yang berikutnya yaitu proses pembinaan profesi guru lesson study. Sedangkan variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah kinerja guru dalam proses belajar mengajar.

Secara rinci dapat diidentifikasikan variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Variable bebas ( Independen )

Pada penelitian ini, yang menjadi variabel bebasnya adalah proses pembinaan profesi guru melalui supervisi dan lesson study.

b. Variabel Terikat ( Dependen ).

(33)

administrasi yang ada di sekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai tujuan. Keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang di capai. Setiap pekerjaan yang dilaksanakan secara efisien sudah tentu efektif, karena dilihat dari segi hasil, tujuan atau akibat yang dikehandaki dengan perbuatan itu telah tercapai.

Menurut Moh.Uzer Usman (2009:5) menyebutkan bahwa, “Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi anatara individu dan individu dengan lingkungannya.” Dengan demikian kinerja dalam proses belajar mengajar dapat diartikan suatu proses akibat dari perubahan tingkah laku pada individu akibat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya.

Dalam penelitian ini kinerja guru dalam mengajar diartikan bagaimana seorang guru yang aktif dalam mengajar, baik dalam memberikan motivasi, memberikan penguatan, sehingga siswa menjadi aktif belajar, dan guru selalu mengawasi proses belajar siswa dan langsung mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi.

2. Definisi Operasional.

Untuk menghindari penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis kemukakan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun beberapa istilah yang termasuk adalah:

a. Pengaruh didefinisikan bahwa jika suatu tindakan diikuti oleh suatu perubahan

yang memuaskan dalam lingkungan kemungkinan bahwa tindakan itu diulang dalam situasi-situasi yang mirip, akan meningkat. Tetapi bila suatu prilaku diikuti oleh suatu perubahan yang tidak memuaskan dalam

b. Lingkungan, kemungkinan-kemugkinan prilaku itu diulangi akan menurun.

Jadi konsekuensi-konsekuensi dari prilaku seseorang pada suatu saat, memegang peranan penting dalam menentukan prilaku orang itu selanjutnya.

(34)

pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.

d. Supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan

untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisor, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan.

e. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh

perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan

lingkungannya.

f. Mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan

pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain adalah (1) mengatur kegiatan

g. Belajar siswa, (2) memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada

di luar kelas, dan (3) memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa.

h. Pedidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan didefinisikan suatu proses

pendidikan melalui aktivitas jasmani, tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup domain psikomotor, kognitif dan afektif. Dengan kata lain dengan aktivitas jasmani itu anak diarahkan untuk belajar, sehingga terjadi perubahan prilaku, tidak saja menyangkut fisikal, tetapi juga intelektual, emosional, sosial dan moral.

C. Populasi dan Sampel.

Populasi adalah merupakan keseluruhan obyek/subyek yang akan diteliti, dan tentu masing-masing mempunyai karakteristik yang khas. Sugiyono (2009:117)

(35)

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Menurut Nawawi (1985) dalam Riduwan (2010;54) menyebutkan bahwa,

‘Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun

pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai

sekumpulan objek yang lengkap’. Sedangkan menurut Riduwan (2010:54)

mengatakan bahwa, “Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil

pengukuran yang menjadi objek penelitian”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan penelitian. Populasi dalam penelitian ini

adalah guru-guru SMP di kabupaten Cianjur yang berjumlah 80 orang.

Pengertian sampel menurut Arikunto (1988) yang dikutif oleh Riduwan

(2010:56) menyatakan bahwa, ‘Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti)’. Pendapat Sugiyono (2009:118) bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Furqon (2008:146) menyatakan bahwa, “...sampel terdiri atas

sejumlah satuan analisis yang merupakan bagian dari keseluruhan anggota populasi”. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik random sampling. Sugiyono (2009:124) menyatakan bahwa,

“Random Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan cara acak”. Sedangkan teknik penentuan sampel mengacu pada pendapat Roscoe (1982) yang dikutif oleh

Sugiyono (2009:132) bahwa, ‘Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang

menggunakan kelompok eksperimen , maka jumlah anggota sampel masing-masing

antara 10 s/d 20”. Lebih lanjut Adang Suherman (2009:18) menyebutkan bahwa, “

(36)

eksperimen minimal 10 orang ...”. Dalam penelitian ini penentuan jumlah sampel mengacu kepada kedua pendapat di atas.

Sampel dalam penelitian ini menggunakan guru-guru Penjas-orkes SMP yang berjumlah 10 orang untuk kelompok eksperimen lesson study dan 10 kelompok (supervisi). Dari masing-masing kelompok tersebut guru tampil mengajar sebanyak 4 kali sehingga, jumlah dari masing-masing kelompok tersebut berjumlah 4 kali tampil. Dari sanalah data yang diambil dalam penelitian ini.

D. Instrumen Penelitian.

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam, oleh karena itu harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian disebut instrument penelitian. Menurut Sugiyono (2009:147) menyatakan

bahwa, “...instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Sedangkan menurut Adang Suherman

(2001:19) bahwa, “Instrument adalah alat untuk memperoleh informasi”. Instrument

yang baik adalah yang dapat mengukur apa yang hendak diukur, serta memiliki keajegan dalam pengukuran. Mengenai instrumen ini, Arikunto Suharsimi (1997:138) mengemukakan sebagai berikut;

Berbicara tentang jenis-jenis metode dan instrumen pengumpulan data sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi. Mengevaluasi tidak lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi juga adalah mengadakan pengukuran.

(37)

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan alat ukur berupa instrumen penampilan guru. Instrumen tersebut untuk mengukur kinerja guru dalam proses belajar mengajar, yang mana instrumen tersebut dikembangkan oleh Adang Suherman (2009:36), yang berjumlah 38 pernyataan. Instrumen tersebut bernama Penilaian Penampilan Mengajar Penjas.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penampilan Guru Variable Proses

Guru Mengajar

Indikator Proses Guru

Mengajar No Pernyataan Jumlah

(38)

Variable Proses Guru Mengajar

Indikator Proses Guru

Mengajar No Pernyataan Jumlah

E. Teknik Pengumpulan Data.

Untuk dapat memperoleh kesimpulan dalam penelitian diperlukan data yang selanjutnya akan dianalisis kemudian disimpulkan. Oleh karena itu data dalam sebuah penelitian mutlak diperlukan. Data penelitian bisa berupa angka, hasil wawancara, hasil tes, hasil angket dan sebagainya. Dalam penelitian ini data diperoleh dari hasil observasi kinerja Proses Belajar Mengajar guru pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

Untuk memperoleh data tersebut, penulis melakukan serangkaian langkah yang ditempuh. Pertama-tama penulis menentukan sampel yang selanjutnya sampel yang sudah mendapat perlakuan sebelumnya yaitu pembinaan profesi guru melalui lesson study dan supervisi yang diberikan perlakuan yang sama. Setelah itu penulis

melakukan observasi terhadap kegiatan proses guru mengajar. F. Analisis dan Pengolahan Data.

Penghitungan dan analisis data dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk mengetahui makna dari data yang diperoleh dalam rangka memecahkan masalah penelitian. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut: 1. Menyeleksi data observasi yang terkumpul. Proses ini dilakukan karena

mungkin saja pada sebagian butir pernyataan dalam lembar observasi, terdapat jawaban yang tidak diisi oleh observer.

2. Memberikan skor pada tiap-tiap butir pernyataan dalam data observasi sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan.

(39)

4. Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis dengan statistik dengan tujuan dapat memperoleh kesimpulan penelitian.

Analisis data dilaksanakan dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) Serie 17. Adapun langkah-langkah yang

ditempuh adalah sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memperoleh informasi mengenai distribusi kenormalan data. Selain itu, uji normalitas data juga akan menentukan langkah yang harus ditempuh selanjutnya, yaitu analisis statistik apa yang harus digunakan, apakah statistik parametrik atau non-parametrik. Langkah yang dilakukan adalah dengan menginput dan menganalisa menggunakan deskripsi explore data pada menu SPSS Serie. 17.

Uji normalitas dari output yang dihasilkan program SPSS 17 terdapat lima uji analisis normalitas data, yaitu kolmogorov smirnov, Shapiro-wilk, QQ Plots, Detrended normal QQ Plots, dan Spread V.S Level Plot. Ke lima uji analisis ini sebenarnya saling mendukung satu sama lainnya. Untuk uji normalitas, penulis mengacu pada analisis kolmogorov smirnov . Penulis memiliki anggapan bahwa untuk jumlah sampel kurang atau sama dengan 20 orang atau termasuk pada kategori kelompok sampel kecil.

2. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas data dilaksanakan setelah uji normalitas data. Tujuan uji homogenitas data adalah untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari sampel atau populasi yang homogen atau tidak. Selain itu juga untuk menentukan jenis analisis statistik apa yang selanjutnya digunakan dalam uji hipotesis data. Karena syarat dari uji statistik parametrik, data penelitian harus berdistribusi normal dan homogen.

(40)

data. Untuk uji homogenitas data mengacu pada penghitungan Kolmogorov-smirnov Statistik hasil output dari SPSS.

3. Uji Hipotesis

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Adang Suherman. (2002). Penelitian Korelasional dan Komparasi dalam Kurikulum dan Pengajaran. Makalah. Bandung. Pasca Sarjana UPI.

______________. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Bintang Warli Artika.

Abu Ahmadi. (1998). PsikologiUmum. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Dharma, Agus. (2001). Manajemen Supervisi Edisi Ke-4.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Akhmad Sudrajat. (2010). Lesson Study Untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/22/lesson-study-untuk-meningkatkan-pembelajaran/ [25.Desember 2010]

Arikunto, Suharsimi. (1997). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta. Rineka cipta.

Jack R. Fraenkle (2006). How To Design and Evaluate In Education, Sixth Edision, San Francisco State University.

Enco, Mulyasa, (2006). Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta. Rineka cipta.

Catherine C. Lewis. (2005). Lesson Study in North America: Progress and Challenges. [Online]. Tersedia:

http://www.lessonresearch.net/internationalls.pdf [14.05.2011]

(42)

Kasdi Ipit, 2014

Dewa Ketut Suardi. (1994). Bimbingan dan Konseling, Jakarta : PT Bina Aksara.

Hadiyanto Sahputra. (2009). Peningkatan Pembelajaran Kimia dengan Lesson Studi. [Online]. Tersedia: http://pewartakabarindonesia.blogspot.com/ [5. 01. 2011].

Harsono. (1988).Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta. P2LPTK

Ibrohim. (2010). “Panduan Pelaksanaan Lesson Study”. Malang. Universitas Negeri Malang.

Ikin Sahrikin. (2011). Pengaruh Reinforcement Terhadap Minat Siswa dan JWAB dalam Pembelajaran Penjas-orkes.Tesis.Bandung. Pasca Sarjana. UPI. Inung Rahayu. (2007). Pendidikan Jasmani.[Online].Tersedia:

http://www.blogger.com/feeds/7753941800971126079/posts/default [6 Juni 2011]

I Wayan Santyasa . (2009). Implementasi lesson study dalam Pembelajaran UNDIKSHA. Makalah dalam seminar Implentasi Lesson Study dalam Pembelajaran Guru TK,SD,SMP, Nusa Penida.

Krisnan SR. (2010). Penerapan Metode Lesson study Dalam Pembentukan yang Berkarakter. Karya Ilmiah. Surabaya. FKIP UNS.

M. Buchori (1991). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

M. Natsir. ( 1999). Metodologi Penelitian, cetakan 3. Jakarta : Ghalia. Indonesia. Muhammad Harun Rasyid. (2010). Implementasi Lesson Study untuk Meningkatkan

Efektivitas dan Motivasi Belajar Siswa Bidang Produktif Mekanik Industri di SMK Negeri 1 Jatirejo Mojokerto. [Online].Tersedia: http://karya- ilmiah.um.ac.id/index.php/TA-Mesin/article/view/9304.[6 Juni 2011].

(43)

Pedoman Penulisan Karya ilmiah. (2013). Bandung. UPI.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Yogyakarta: Media Wacana Pres.

Purwanti,S. (2009). Pengertian Strategi Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://ilmuagamabuddha.byethost12.com/berita-124-pengertian-strategi-pembelajaran.html. [2Juni 2011]

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis, cetakan ke 8 Bandung. Alfabeta.

Sardiman A.M. (2010). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: PT Raja Grapindo Persada.

Slamet, (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: P.T.Rineka Cipta.

Slamet Mulyana. (2010). Dampak Pendidikan dan Latihan Terhadap Guru-Guru. [Online]. Tersedia : http://www.infodiknas.com/dampak-pendidikan-dan pelatihan-lesson-study-terhadap-guru-guru/ [03. 02. 2011]

Sofan dan Iif K. (2010). Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif Dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Subali (Facebook @ 2011. English US). (10 Januari 2011). Kinerja Pendidik dalam Pembelajaran.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan PendekatanKuantitatif,Kualitatif dan R&D, cetakan ke 8. Bandung. CV Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara

Sunawan, A dan Rosilah, A. (2008). “Lesson Study” Makalah dalam TOT

Fasilitator KKG/MGMP. LPMP.Jawa Barat.

Sumaryanto.(2011). Makalah Bakat Khusus. [Online]. Tersedia:

http://www.scribd.com/doc/30724866/makalah-bakat-khusus [6 Juni 2011] Surakhmad dan Winarno (1982). Metode Penelitian Pendidikan. Tarsito Bandung. Suparlan. (2009). Lesson Study Dan Peningkatan Kompetensi Guru. [Online].

(44)

Kasdi Ipit, 2014

Rifai. Moch. (1982). Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars.

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Media Wacana Pres

Usep Supriatna. (2009). Mengatasi hambatan dalam pelaksanaan Lesson Study. [Online]. Tersedia:

http://muhammadirfani.wordpress.com/2009/02/22/mengatasi-hambatan- dalam- pelaksanaan-lesson-study-2/ [28 Januari 2011]

Uzer Usman M. (2009). Menjadi Guru Propesional. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Wawan Junaidi. (2009). Definisi Strategi Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/definisi-strategi-pembelajaran.html.[ 2 Juni 2011]

Widinto (2010). Definisi Belajar Dan Mengajar. [Online]. Tersedia:

http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/26/definisi-belajar-dan-mengajar/ [4 Juni 2011]

Wiki. (2007). Lesson Study. [Online]. Tersedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Lesson_study [10 Desember 2010]

William Cerbin & Bryan Kopp. (2006). Lesson Study as a Model for Building Pedagogical Knowledge and Improving Teaching. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education .2006, Volume 18, Number 3, 250-257 [Online]. Tersedia: http://www.isetl.org/ijtlhe/ [25.April 2011] Yoga Permana. (2010). Pengertian Belajar. [Online].Tersedia:

http://yogapw.wordpress.com/2010/10/01/pengertian-belajar-2 [2 Juni 2011] _____, (2010). Definsi Pendidikan Jasmani. [Online]. Tersedia:

(45)

Gambar

Gambar 1.1  Randomized Post-Test Only-Group Design
Gambar 3.1  The Randomized Pretest-Post-Test -Group Design
Rancangan Program Tabel 3.1 Lesson Study
 Jadwal Kegiatan Tabel 3.2 Lesson Study  MGMP Penjas-Orkes SMP
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hal inilah yang membuat penulis ingin mengetahui pengaruh potensi daya tarik Amorphophallus Titanum terhadap keputusan wisatawan untuk berkunjung ke Kebun Raya

Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang I(awasan Jakarta,7. Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak,

Selain pertimbangan besarnya permintaan pasar serta kendala yang dihadapi dalam mengembangkan desain Arsis sebagaimana tinjauan sebaelumnya, penelitian ini juga sangat penting

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan

KAJIAN STRUKTUR DAN NILAI BUDAYA DALAM LEGENDA ORANG KAYO HITAM DI JAMBI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR KAJIAN PROSA FIKSI DI FKIP UNIVERSITAS

Kegunaan teoritis, hasil penelitian ini dapat memperkaya konsep, prinsip dasar dan dalil berkenaan dengan manajemen mutu pendidikan tinggi pariwisata, dan secara empirik

In this paper, the writer tries to translate a text; entitled News and Entertainment Media. This is a story about news and entertainment media which is growing fast

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MENELITI PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) BIOLOGI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu