• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pada Materi Elastisitas Dan Gerak Harmonik Sederhana Di Sma Negeri 8 Surakarta Jurnal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pada Materi Elastisitas Dan Gerak Harmonik Sederhana Di Sma Negeri 8 Surakarta Jurnal"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI ELASTISITAS DAN GERAK HARMONIK SEDERHANA

DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA Murti Febriyanti, Pujayanto, Dwi Teguh R.

Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia

murtifebriyanti21@gmail.com pujapujayanto@ymail.com

rateguh@gmail.com

ABSTRACT

The purposes of research to find out: (1) types of error that are made by students in solving problems about Elasticity and Simple Harmonic Motion, (2) factors of error that are caused by students in solving problems about Elasticity and Simple Harmonic Motion.

This research used descriptive qualitative research. The study is done at a student XI IPA 1 SMA Negeri 8 Surakarta. A sample of research the selected as many as 10 students from 25 graders, XI IPA 1 with the technique of sample aims.

Data collection techniques was done by observation techniques, and interview. Data validation was done by triangulation of data, namely comparing the results of observations teacher and students, the data result of student daily tests, and data from interviews with several students. Data analysis was done by phase of data reduction, data presentation, and drawing conclusions.

Based on data analysis can be concluded: (1) errors type were experienced by students in solving the Elasticity and Simple Harmonic Motion of the matter is: errors of strategy (100%), translation errors (96%), misconceptions (96%), and miscalculation (60%). (2) the cause of the error that were experienced by students in solving problems of the subject of the Elasticity and Simple Harmonic Motion are: (a) the cause of the strategy error: Students did not read the problems instructions, students didn’t

understand what the question of the problem, students didn’t do varied exercises problem, students were less scrupulous, less

exercise, could not distinguish the use of symbols of physics and not understand the concept of right, (b) the translation error: students had lack of time, were less scrupulous, confused with Physics symbol, and did not even know, (c) the cause error: students do not understand the material that was submitted by teacher, students do not learn the material that has not been understood, the students did not dare ask the teacher if not understood material, students learn only from the record books that incomplete, the reading of students are less that maximum, studens didn’t do varied exercises problem, and students did not attend. (d) the cause of miscalculation: students were less scrupulous, confused, and in a hurry in the work on the problems, because of lack of time, even some students could not perform arithmetic operations well.

Keywords: analysis, errors, question,Elasticity, Simple Harmonik Motion subject, SMA

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana, (2) faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana.

Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 8 Surakarta. Sampel penelitian yang dipilih sebanyak 10 siswa dari 25 siswa kelas XI IPA 1 dengan teknik sampel bertujuan.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, pengambilan data dari lembar jawab tes siswa, dan wawancara. Validasi data dilakukan dengan triangulasi data, yaitu dengan membandingkan antara data hasil observasi guru dan siswa, data hasil ulangan harian siswa, dan data hasil wawancara dengan beberapa siswa. Analisis data dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Dari analisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan: (1) Jenis kesalahan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal materi pokok Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana adalah: Kesalahan strategi (100%), Kesalahan terjemahan (96%), Kesalahan konsep (96%), dan Kesalahan hitung (60%). (2) Penyebab kesalahan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal materi pokok Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana adalah: (a) Penyebab kesalahan strategi: Siswa tidak membaca petunjuk mengerjakan soal, siswa kurang paham dengan apa yang ditanyakan dari soal, siswa kurang latihan soal yang bervariasi, siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal, siswa belum dapat membedakan penggunaan simbol-simbol Fisika. (b) Penyebab kesalahan terjemahan: Siswa kekurangan waktu dalam mengerjakan soal, siswa kurang teliti dalam menyelesaikan soal, siswa lupa dan bingung dengan simbol Fisika dan bahkan tidak tahu. (c) Penyebab kesalahan konsep: Siswa tidak memahami materi yang disampaikan guru, siswa tidak mempelajari kembali materi yang belum dipahaminya, siswa tidak berani bertanya kepada guru apabila belum memahami materi, siswa hanya belajar dari buku catatan yang kurang lengkap, kesiapan siswa yang kurang maksimal, siswa kurang latihan soal yang bervarasi, siswa tidak mengikuti pelajaran. (d) Penyebab kesalahan hitung: Siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal, siswa bingung dalam mengerjakan soal, siswa tergesa-gesa dalam mengerjakan soal karena kekurangan waktu, siswa tidak dapat melakukan operasi perhitungan dengan baik.

Kata kunci: analisis, kesalahan, soal, Elastisitas, Gerak Harmonik Sederhana, SMA

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

(2)

PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran ( Rusman, 2012: 22).

Menurut Herbert Druxes, dkk (1986: 12) menyatakan Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menguraikan serta menjelaskan hukum – hukum alam dan kejadian – kejadian dalam alam dengan gambaran menurut pemikiran manusia. Pada tingkat SMA/ MA, Fisika merupakan mata pelajaran yang penting sehingga diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri. Ada beberapa pertimbangan Fisika dijadikan mata pelajaran tersendiri. Pertama, memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, dengan diajarkannya mata pelajaran Fisika yang merupakan suatu wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, mata pelajaran Fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan kemampuan yang diperlukan di perguruan tinggi dan pengembangan ilmu serta teknologi. Ketiga, pelajaran Fisika perlu dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.

Pelajaran Fisika sampai saat ini masih banyak ditakuti oleh siswa sehingga mengakibatakan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa sangat jauh dari yang diharapkan. Byun,

Dari hasil penelitian terungkap bahwa kebanyakan dari siswa/ mahasiswa menganggap bahwa Fisika adalah suatu ilmu yang sulit di mengerti dan memerlukan banyak energi dan waktu untuk memahaminya. Penyebab kesulitan belajar Fisika antara lain adanya perbedaan dalam penyajian pelajaran Fisika dalam waktu yang sama, seperti praktikum, rumus dan perhitungan, grafik dan konsep. Seperti disebutkan dalam International Journal of Environmental and Science Education oleh Funda Ornek, dkk (2008: 30):

Students’ views about a course influence their understanding and learning of that course. Many students

think and say, “Physics is difficult.” Angell et al.(2004) probed the views of high school students and physics teachers about physics. They found that students find physics difficult because they have to contend with different representations such as experiments, formulas and calculations, graphs, and conceptual explanations at the same time. Moreover, they have to make transformations among them. For example, students need to be able to transfer from graphical representations to mathematical representations.

Para peneliti bidang pendidikan Fisika di Indonesia menyebutkan beragam alasan mengenai kurangnya pemahaman Fisika siswa. Banyak pihak mengatakan bahwa penyebab kurangnya pemahaman Fisika siswa adalah guru yang tidak qualified, fasilitas praktikum yang kurang memadai, jumlah mata pelajaran yang banyak, silabus yang terlalu padat, dan kecilnya gaji guru. Selain itu, disebutkan kondisi buku pelajaran dan pola pembinaan calon guru yang ada sekarang ini menjadi salah satu penyebabnya, serta kemampuan dan cara mengajar guru ditengarai sebagai penyebab lemahnya pemahaman Fisika siswa (Maharta, 2010: 2).

Rendahnya prestasi Fisika juga dapat dilihat dari nilai rata – rata ujian nasional pada pelajaran Fisika yang rendah. Berdasarkan laporan ujian nasional tahun 2012 oleh Badan

Standar Nasional Pendidikan, rata – rata hasil ujian Fisika siswa SMA Program IPA secara nasional menurun dibandingkan tahun 2011 yaitu dari 8,09 pada tahun 2011 menjadi 7,52 pada tahun 2012.

Rendahnya kemampuan Fisika dapat dilihat dari penugasan siswa terhadap materi. Salah satunya dengan memberikan tes atau soal tentang materi tersebut kepada siswa. Kesalahan siswa dalam mengerjakan soal tersebut menjadi salah satu petunjuk untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi. Kesalahan sebenarnya merupakan hal yang wajar dilakukan, namun apabila kesalahan yang dilakukan cukup banyak dan berkelanjutan, maka diperlukan penanganan. Oleh karena itu, adanya kesalahan – kesalahan tersebut perlu diidentifikasi dan dicari faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi kemudian solusi penyelesaiannya. Dengan demikian, informasi tentang kesalahan dalam menyelesaikan soal – soal Fisika tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar dan akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar Fisika siswa. Mengingat dalam Pelajaran Fisika, materi yang telah diberikan akan saling terkait dan saling menunjang bagi materi berikutnya.

Materi Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran Fisika yang diajarkan di SMA kelas XI IPA. Dalam mempelajari materi ini, siswa juga kerap melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi. Pemahaman menyeluruh mengenai konsep-konsep yang ada, harus dikuasai siswa untuk dapat menyelesaikan soal-soal Elastisitas dengan tepat. Konsep dalam Fisika sebagian besar telah mempunyai arti yang jelas karena merupakan kesepakatan para Fisikawan, tetapi tafsiran konsep Fisika tersebut bisa berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa yang lainnya.

Dalam proses belajar materi Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana siswa kerap melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi tersebut. Antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dimungkinkan akan melakukan kesalahan yang berbeda, namun dapat ditelaah secara keseluruhan sehingga kesalahan yang umumnya terjadi pada siswa dapat diatasi dan tidak berulang lagi pada pembelajaran selanjutnya. Karena tanpa menelaah kesalahan yang sebelumnya terjadi akan sulit untuk memperbaiki sehingga menganalisis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal itu sangatlah penting.

Oleh karena itu, diadakan penelitian yang akan mengungkap jenis – jenis kesalahan serta penyebab kesalahan yang dilakukan siswa SMA kelas XI dalam menyelesaikan soal Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana. Sehingga dengan diperoleh informasi, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Fisika terutama pada materi Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana.

Berdasarkan masalah yang ada, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana.

2. Mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian, digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan menganalisis soal-soal yang diberikan guru pada materi Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 8 Surakarta tahun ajaran 2013/ 2014. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi pengamatan (observasi), dan wawancara, dengan instrumen penelitian meliputi pedoman observasi, pedoman wawancara, dan soal ulangan harian siswa pada materi Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana. Validasi dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi, yaitu dengan membandingkan data hasil

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

(3)

ulangan harian siswa, data hasil observasi guru dan siswa, serta data hasil wawancara dengan beberapa siswa.

Analisis data dalam penelitian ini adalah: (1) reduksi data, yaitu mencakup proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data (kasar) yang didapat di lapangan; (2) penyajian data, yaitu mencakup kegiatan melukiskan kumpulan informasi yang terorganisir sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan dan memberikan gambaran yang jelas tentang hasil penelitian; (3) menarik kesimpulan, yaitu penarikan kesimpulan tentang jenis kesalahan yang sering dilakukan siswa ketika mengerjakan soal fisika dan faktor penyebabnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dimulai dengan melakukan observasi ketika guru mengajarkan materi Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana kepada siswa. Analisis data observasi untuk materi Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana yaitu: (1) guru menerangkan materi Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana dengan jelas, lancar dan menarik; (2) guru memberikan konsep sesuai materi Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana yang diajarkan, dengan mengkaitkan dengan materi yang telah diajarkan sebelumnya, serta memberikan rumus praktis; (3) materi Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana dijelaskan dengan cukup runtut; (4) guru memberikan contoh soal dan latihan soal Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana yang bervariatif, diberikan guru beserta langkah-langkah pemecahannya; (5) guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa dan dikumpukan; (6) guru melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun; (7) semua siswa mencatat materi Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana, dan setiap meja terdapat buku pegangan; (8) siswa aktif berdiskusi dengan menjawab pertanyaan yang diberikan guru, dan menanyakan materi Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana yang belum jelas kepada guru; (9) siswa berlomba-lomba untuk mengerjakan latihan soal Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana di papan tulis, yang diberikan guru; (10) guru bersama siswa menarik kesimpulan materi Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana yang telah dipelajari; dan (11) guru tidak melakukan evaluasi dan siswa tidak mengeluh dengan metode pembelajaran yang dilakukan guru.

Setelah dilakukan observasi, selanjutnya dilakukan analisis terhadap soal-soal yang diberikan guru kepada siswa. Setelah melakukan analisis soal, selanjutnya dilakukan wawancara kepada sepuluh siswa, dengan didasarkan pada kesalahan siswa dalam mengerjakan soal ulangan harian. Dari hasil analisis observasi, analisis kesalahan siswa, dan wawancara, maka diperoleh jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana, sebagai berikut:

Kesalahan Strategi

Kesalahan strategi dilakukan karena siswa memilih jalan yang tidak tepat sehingga mengarah ke jawaban yang tidak tepat atau mengarah ke jalan buntu. Selain itu, beberapa siswa langsung menuliskan rumus, tanpa menuliskan rumusan awal terlebih dahulu. Misalnya, ketika siswa akan mencari tetapan gaya pegas melalui F = k.∆L, siswa langsung menuliskan k =∆L

F. Beberapa siswa juga salah dalam

menggunakan rumus.

Siswa yang melakukan kesalahan strategi lebih disebabkan karena faktor kurang teliti, dan belum dapat membedakan penggunaan simbol-simbol Fisika.

Kesalahan Terjemahan

Kesalahan terjemahan terjadi karena siswa tidak menuliskan atau tidak menuliskan dengan tepat apa yang diketahui dan ditanyakan. Selain itu, jika siswa tidak menuliskan besaran yang ada ke dalam simbol Fisika, tidak melakukan konversi satuan, tidak menuliskan atau salah menuliskan satuan.

Pada materi Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana, banyak sekali siswa yang melakukan kesalahan terjemahan. Banyak siswa yang masih bingung dalam

menerapkan simbol Fisika untuk menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan. Siswa juga banyak yang tidak menuliskan satuan atau salah dalam menuliskan satuan, misalnya untuk satuan konstanta pegas. Konversi satuan juga kadang dilupakan siswa dan beberapa siswa masih melakukan kesalahan dalam konversi satuan. Umumnya, kesalahan terjadi karena siswa kekurangan waktu, kurang teliti, lupa, bingung dengan simbol Fisika dan bahkan tidak tahu.

Kesalahan Konsep

Kesalahan konsep terjadi karena siswa tidak memahami konsep Hukum Hooke, serta tidak memahami konsep kecepatan, percepatan, periode pada Gerak Harmonic Sederhana. Pada materi pokok Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana banyak siswa yang masih salah dalam memahami konsep Hukum Hooke dan konsep mencari periode pada Gerak Harmonic Sederhana dalam mengaplikasikan untuk mencari periode pada soal.

Kesalahan konsep terjadi karena siswa belum memahami dan bahkan tidak tahu konsep-konsep yang terkandung dalam materi Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana, akibat kurang belajar. Dalam pengerjaan, beberapa siswa mengaku tergesa-gesa, grogi, lupa dan gugup karena takut pada guru pengawas.

Kesalahan Hitung

Kesalahan hitung terjadi karena siswa salah dalam melakukan operasi perhitungan, pindah ruas dan memasukkan angka ke dalam persamaan. Pada materi pokok Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana, banyak siswa yang salah dalam melakukan perhitungan, terutama dalam perkalian dan pembagian. Kemudian, akibat dari tidak konsisten dalam menggunakan permisalan, siswa salah dalam memasukkan angka. Beberapa siswa juga mengaku tidak bisa melakukan operasi pindah ruas misalnya, pada saat menghitung 2,5 = 12,5∙ ∆x siswa langsung menuliskan ∆x =12,5

2,5 = 5.

Kesalahan hitung diakibatkan karena siswa kurang teliti, bingung dan tergesa-gesa dalam mengerjakan soal, karena kekurangan waktu. Sedangkan beberapa siswa mengaku tidak dapat melakukan operasi perhitungan dengan baik.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan di dalam penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal Fisika materi pokok Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana adalah:

a. Kesalahan strategi, siswa yang melakukan kesalahan sebanyak 100% terlihat pada soal nomor 9. Kesalahan strategi dilakukan karena siswa memilih jalan yang tidak tepat sehingga mengarah ke jawaban yang tidak tepat atau mengarah ke jalan buntu. Selain itu, beberapa siswa langsung menuliskan rumus, tanpa menuliskan rumusan awal terlebih dahulu. Misalnya, ketika siswa akan mencari tetapan gaya pegas melalui F = k.∆L, siswa langsung menuliskan k =∆L

F. Beberapa siswa

juga salah dalam menggunakan rumus.

b. Kesalahan terjemahan, siswa yang melakukan kesalahan sebanyak 96% terlihat pada soal nomor 4. Pada materi Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana, banyak sekali siswa yang melakukan kesalahan terjemahan. Banyak siswa yang masih bingung dalam menerapkan simbol Fisika untuk menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan. Siswa juga banyak yang tidak menuliskan satuan atau salah dalam menuliskan satuan, misalnya untuk satuan konstanta pegas. Konversi satuan juga kadang dilupakan siswa dan beberapa siswa masih melakukan kesalahan dalam konversi satuan. c. Kesalahan konsep, siswa yang melakukan

kesalahan sebanyak 96% terlihat pada soal nomor 9. Kesalahan konsep terjadi karena siswa tidak

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

(4)

memahami konsep Hukum Hooke, serta tidak memahami konsep kecepatan, percepatan, periode pada Gerak Harmonic Sederhana. Pada materi pokok Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana banyak siswa yang masih salah dalam memahami

konsep Hukum Hooke

s k mg

k F x x k

F     

dan konsep mencari periode

1 2 1 2

1 2

1 2

2 2

1 2

m m T T

m m

k m k m

T T

 

 

pada Gerak Harmonik

Sederhana dalam mengaplikasikan untuk mencari periode pada soal.

d. Kesalahan hitung, siswa yang melakukan kesalahan sebanyak 60% terlihat pada nomor 8. Pada materi pokok Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana, banyak siswa yang salah dalam melakukan perhitungan, terutama dalam perkalian dan pembagian. Kemudian, akibat dari tidak konsisten dalam menggunakan permisalan, siswa salah dalam memasukkan angka. Beberapa siswa juga mengaku tidak bisa melakukan operasi pindah ruas misalnya, pada saat menghitung 2,5 = 12,5∙ ∆x siswa langsung menuliskan ∆x =12,5

2,5 = 5.

2. Penyebab kesalahan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal Fisika materi pokok Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana adalah:

a. Penyebab kesalahan strategi:

1) Siswa tidak membaca petunjuk mengerjakan soal.

2) Siswa kurang paham dengan apa yang ditanyakan dari soal.

3) Siswa kurang latihan soal yang bervariasi. 4) Siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal. 5) Siswa belum dapat membedakan penggunaan

simbol-simbol Fisika. b. Penyebab kesalahan terjemahan:

1) Siswa kekurangan waktu dalam mengerjakan soal.

2) Siswa kurang teliti dalam menyelesaikan soal. 3) Siswa lupa dan bingung dengan simbol Fisika

dan bahkan tidak tahu. c. Penyebab kesalahan konsep:

1) Siswa tidak memahami materi yang disampaikan guru.

2) Siswa tidak mempelajari kembali materi yang belum dipahaminya.

3) Siswa tidak berani bertanya kepada guru apabila belum memahami materi.

4) Siswa hanya belajar dari buku catatan yang kurang lengkap.

5) Kesiapan siswa yang kurang maksimal. 6) Siswa kurang latihan soal yang bervariasi. 7) Siswa tidak mengikuti pelajaran.

d. Penyebab kesalahan hitung:

1) Siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal. 2) Siswa bingung dalam mengerjakan soal. 3) Siswa tergesa-gesa dalam mengerjakan soal

karena kekurangan waktu.

4) Siswa tidak dapat melakukan operasi perhitungan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Byun Taejin, Ha Sangwoo, dan Lee Gyoungho. (2009). Identifying student difficulty in problem solving process via the framework of the House Model (HM). International Journal. 2009, 3 (1), 23-24. Korea: Seoul National University. Diperoleh 20 Januari 2013, dari http:/www.ijese.com/.pdf.

Funda Ornek, William R. Robinson, dan Mark P. Haugan. (2008). What Makes Physics Difficult?. International Journal of Environtment and Sciences Education. 2008, 3 (1), 30-34. Turkey: Balikesir University. Diperoleh 23 Januari 2013, dari http:/www.ijese.com/V3_ N1_ornek.pdf.

Herbert Druxes, Gernot Born, dan Fritz Siemsen. (1986). Kompendium Didaktik Fisika (diterjemahkan oleh Soeparmo). Bandung: CV. Remaja Karya.

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh data kebutuhan perawatan berpusat keluarga dalam manajemen diabetes pada anak dengan diabetes melitus di salah satu Rumah Sakit di Bandung

[r]

lebih besarnya output tegangan DSSC pada metode slip casting dibandingkan dengan DSSC pada metode elektroforesis (lihat Gambar 6) dikarenakan ukuran pori-pori pada

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari64 orang responden penelitian yang terdapat pada Mahasiswa Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi terdapat 18 orang responden atau 28,1

Sistem pendidikan pada masa itu belum lepas dari pola stratifikasi sosial yang telah ada dan disahkan sejak taun 1848 oleh

Di zaman sekarang ini setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian, ketrampilan dan juga kreatifitas sebagai nilai jual lebih pada dirinya untuk mendapatkan pekerjaan yang

Kemaslahatan baik itu Dharuriyah, Hajjiyah, maupun Tahsinah harus diperhatikan secara baik-baik Atas dasar ini para ulama ahli fiqh menetapkan kaidah- kaidah yang

Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) untuk pekerjaan yang pernah dilaksanakan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (PHO/FHO) (asli dan