• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Museum Prangko Indonesia Dengan Tema Dinamis Di Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Museum Prangko Indonesia Dengan Tema Dinamis Di Bandung."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

xiii

ABSTRAK

Prangko merupakan secarik kertas kecil berperekat sebagai bukti telah melakukan pembayaran untuk jasa layanan pos. Saat ini dengan berkembangnya media komunikasi yang semakin canggih mengakibatkan layanan pos yang termasuk didalamnya penggunaan prangko dalam pengiriman surat semakin berkurang. Masyarakat saat ini rasanya kurang mengenal prangko yang ada. Maka daripada itu perlu ada sebuah bangunan publik yang berfungsi untuk menampung, melestarikan, serta memamerkan benda-benda koleksinya berupa museum

Dengan hadirnya museum prangko yang mengkoleksi berbagai prangko Indonesia dari yang pertama kali dipergunakan di Indonesia hingga yang saat ini masih dipergunakan, maka masyarakat khususnya masyarakat Bandung dapat mengenal, mempelajari, mengamati prangko-prangko Indonesia yang sungguh menarik untuk dilihat. Penataan prangko dalam ruang pamer museum disusun dan ditata berdasarkan urutan waktu terbit prangko tersebut, sesuai dengan konsep pergerakan waktu yang dipergunakan dalam perancangan interior museum prangko Indonesia ini. Prangko-prangko disusun dan ditata mulai dari prangko masa pemerintahan Hindia Belanda hingga prangko masa kini. Sifat dinamis yang dimiliki prangko diterapkan sebagi tema dalam perancangan interior museum prangko Indonesia ini.

(2)

xiv

DAFTAR ISI

SAMPUL

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN

KATA PENGANTAR………..……i

LEMBAR DEDIKASI………..………..iii

DAFTAR ISI………..iv

DAFTAR GAMBAR

………....…… vii

DAFTAR TABEL………..…..xii

ABSTRAK……….xiii

BAB I PENDAHULUAN………..………1

1.1Latar Belakang Masalah……….1

1.2Identifikasi Masalah………...3

1.3Tujuan Perancangan………...3

1.4Metode dan Teknik yang Dipergunakan………3

1.5Sistematika Penulisan………5

1.6Kerangka Berpikir………..6

BAB II LANDASAN TEORI………. …..7

2.1 Museum………..7

(3)

xv

2.1.2 Museum secara umum……….11

2.1.3 Tipe-tipe fasilitas museum………..……….12

2.1.4 Prinsip-Prinsip Tata Pamer……….13

2.1.5 Keamanan Museum……….……..….19

2.1.6 Penghawaan Museum………..…….…..19

2.17 Pencahayaan Museum………..……...20

2.1.8 Organisasi Museum………21

2.1.9 Tipe-tipe fasilitas museum………..21

2.1.10 Fungi dan Kegiatan Museum……….22

2.2Prangko……….24

2.2.1 Sejarah Singkat Prangko dan Filateli………..24

2.2.2 Lahirnya Prangko………29

2.2.3 Sejarah Prangko Indonesia……….…….31

2.2.4 Fungsi Prangko……….……..35

2.2.5 Jenis-Jenis Prangko dan Benda- Benda yang Berhubungan………...36

2.2.6 Bentuk, Komposisi, Ukuran, Teknik Cetak dan Tipografi Prangko Republik Indonesia ………...…………..47

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI

………..50

3.1 Deskripsi Objek Studi………...50

3.2 Studi Banding Proyek Sejenis………...55

3.2.1 Museum Prangko Indonesia……….56

3.2.2 Museum Pos Indonesia………57

3.2.3 Kesimpulan Studi Banding Proyek Sejenis……….58

(4)

xvi

3.4 Analisa Fungsional………61

3.4.1 Analisa Kegiatan………61

3.4.2 Kedekatan Ruang dan Zoning-Blocking……….61

3.4.3 Besaran Ruang………65

3.5 Analisa Antropometri dan Ergonomi………...68

3.5.1 Jarak Pandang………..68

4.4.1Denah General Lantai 1………..77

4.4.2Denah General Lantai 2………...80

4.4.3Denah General Lantai 3………..….82

4.5Potongan General………...…..84

4.6Denah Khusus………..….85

4.6.1Pembagian area denah khusus lantai 1 dan 2………...………86

4.6.2Denah Khusus Lantai 1………..…..87

4.6.3Denah Khusus Lantai 2………...……….92

4.7Detail Interior dan Detail Furnitur………..106

BAB V KESIMPULAN……….111

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(5)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema kerangka berpikir ... 6

Gambar 2.1 Open Plan ... 13

Gambar 2.2 Linear ... 14

Gambar 2.3 Loop ... 14

Gambar 2.4 Complex ... 14

Gambar 2.5 Labyrinth ... 15

Gambar 2.6 Terpusat ... 15

Gambar 2.7 Linear ... 16

Gambar 2.8 Radial ... 16

Gambar 2.9 Cluster. ... 16

Gambar 2.10 Grid ... 17

Gambar 2.11 Tata pamer yang terbuka ... 17

Gambar 2.12 Tata pamer yang terpisah 4 bagian ... 18

Gambar 2.13 Tata pamer yang terus terbuka pada kedua sisi ... 18

Gambar 2.14 Variasi dari sirkulasi terpotong dengan pintu masuk dan keluarnya sama ... 18

Gambar 2.15 Sirkulasi yang mempunyai cabang ... 19

Gambar 2.16 Rawland Hill ... 26

Gambar 2.17 “The PennyBlack” ... 29

Gambar 2.18 Prangko pertama di Indonesia ... 32

(6)

xviii

Gambar 2.20 Prangko seri ucapan selamat (2001)... 37

Gambar 2.21 Skema peredaran prangko definitif ... 37

Gambar 2.22 50 Tahun Meteorologi (2000) ... 38

Gambar 2.23 100 Tahun Bong Karno (2001) ... 38

Gambar 2.24 Cerita Rakyat (2006)……… ... 38

Gambar 2.25 Makanan Tradisional (2006) ... 38

Gambar 2.26 Hari AIDS Sedunia (1997) ... 39

Gambar 2.27 Prangko Pahlawan Peta (1998) ... 39

Gambar 2.28 Prisma Hari Raya Islam (2006) ... 40

Gambar 2.29 Pranko pos Prisma (1986)……… ... 40

Gambar 2.30 Prangko Pungut ... 41

Gambar 2.31 Sumbangan Ongkos Cetak (SOC) ... 41

Gambar 2.32 Carik PUS ... 42

Gambar2.33 Carik PUS ... 43

Gambar 2.34 Carik Kenangan ... 43

Gambar2.35 Sampul Hari Perama (SPH) ... 44

Gambar 2.36 Karnet ... 45

Gambar 2.37 Buku Prangko (Booklet) ... 45

Gambar 2.38 Sampul Peringatan 50 Tahun Universitas Hasanuddin ... 46

Gambar 2.39 Kartu maksimum Jambore Nasional 2006 ... 46

Gambar 2.40 Dokumen Filateli ... 47

Gambar 3.1 Lokasi Gedung Wahana Bhakti Pos ... 51

Gambar 3.2 Foto Gedung Wahana Bhakti Pos ... 52

(7)

xix

Gambar 3.4 Ruang pamer museum ... 56

Gambar 3.5 Show case ... 56

Gambar 3.6 Mas Soeharto ... 57

Gambar 3.7 Lemari display ... 57

Gambar 3.8 Sepeda kuno ... 57

Gambar 3.9 Diagram alur kegiatan pengujung ... 61

Gambar 3.10 Diagram alur kegiatan staff ... 61

Gambar 3.11 Bubble diagram lantai 1 ... 62

Gambar 3.12 Bubble diagram lantai 2 ... 62

Gambar 3.13 Bubble diagram lantai 3 ... 62

Gambar 3.14 Zoning-blocking lantai 1 ... 63

Gambar 3.15 Zoning-blocking lantai 2 ... 64

Gambar 3.16 Zoning-blocking lantai 3 ... 65

Gambar 3.17 Analisa jarak pandang ... 69

Gambar 3.18 Human Confort ... 69

Gambar 3.19 Human Confort ... 70

Gambar 3.20 Human Confort ... 70

Gambar 4.1 warna putih, abu-abu dan oranye ... 73

Gambar 4.2 Logo PT. Pos Indonesia ... 73

Gambar 4.3 warna pendukung ... 74

Gambar 4.4 warna yang menetralisis ... 74

Gambar 4.5 Lattice lighting ... 74

Gambar 4.6 Hydrant box ... 75

(8)

xx

Gambar 4.8 Pembagian sektor ... 77

Gambar 4.9 Denah general lantai 1 ... 80

Gambar 4.10 Denah general lantai 2 ... 82

Gambar 4.11 Denah general lantai 3 ... 84

Gambar 4.12 Potongan general A –A’ ... 85

Gambar 4.13 Potongan general B –B’ ... 85

Gambar 4.14 Pembagian area denah khusus lantai 1. ... 86

Gambar 4.15 Denah area entrance. ... 87

Gambar 4.16 Perspektif area entrance ... 88

Gambar 4.17 Denah area information center ... 89

Gambar 4.18 Perspektif area information center ... 89

Gambar 4.19 Denah area informasi umum prangko Indonesia ... 90

Gambar 4.20 Denah area pamer prangko Indonesia ... 91

Gambar 4.21 Perspektif area pamer prangko Indonesia ... 91

Gambar 4.22 Pembagian area denah khusus lantai2 ... 92

Gambar 4.23 Denah area pamer prangko Indonesia ... 93

Gambar 4.24 Denah area informasi lain ... 94

Gambar 4.25 Denah area simulasi pengiriman surat ... 95

Gambar 4.26 Denah area interaktif dan internet. ... 96

Gambar 4.27 Denah area prangko spesial Indonesia. ... 97

Gambar 4.28 Perspektif area prangko spesial Indonesia ... 97

Gambar 4.29 Pola lantai denah khusus lantai 1 ... 99

Gambar 4.30 Potongan denah khusus A –A’ ... 100

(9)

xxi

Gambar 4.32 Potongan denah khusus C –C’ ... 101

Gambar 4.33 Potongan denah khusus D –D’ ... 101

Gambar 4.34 Denah ceiling khusus ... 102

Gambar 4.35 Pola lantai denah khusus lantai 2 ... 103

Gambar 4.36 Potongan denah khusus A –A’ ... 104

Gambar 4.37 Potongan denah khusus B –B’. ... 104

Gambar 4.38 Potongan denah khusus C –C’. ... 105

Gambar 4.39 Potongan denah khusus D –D’ ... 105

Gambar 4.40 Denah ceiling khusus ... 106

Gambar 4.41 Denah dan perspektif detail interior: entrance museum ... 107

Gambar 4.42 Perspektif dan denah detail interior: back wall information center ... 107

Gambar 4.43 Denah dan perspektif detail interior: drop ceiling ... 108

Gambar 4.44 Perspektif dan denah proyeksi orthografik furnitur: panel display .... 109

Gambar 4.45 Denah dan perspektif detail furnitur: panel display prangko tipe 1 ... 109

(10)

xxii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel data eksisting bangunan ... 55

Tabel 3.2 Tabel analisa fisik ... 60

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Tanpa

komunikasi manusia sulit untuk mendapatkan informasi dari orang lain maupun

menyampaikan informasi kepada orang lain. Informasi dapat disampaikan maupun

menyampaikan kepada orang lain dengan berbagai media, mulai dari media

sederhana hingga yang canggih. Mulai dari surat menyurat yang dilengkapi dengan

prangko, telegram, lalu berkembang muncul telepon, SMS, MMS, e-mail dan lain

sebagainya. Namun sekarang setiap orang dapat mengirimkan pesan serta

(12)

2

menggunakan e-mail, SMS, MMS, surat menyurat dan sebagainya. Seiring kemajuan

teknologi dan informasi penggunaan perangko dan layanan pos yang

berhubungannya untuk kebutuhan surat menyurat mulai dilupakan masyarakat, maka

keberadaan perlu diangkat kembali.

Perangko adalah secarik kertas berperekat sebagai bukti telah melakukan

pembayaran untuk jasa layanan pos, seperti halnya mengirim surat. Kegunaan dari

perangko adalah sebagai pengganti biaya kiriman surat atau berupa paket ke tempat

yang dapat dituju ke berbagai tempat, baik Indonesia maupun negara-negara di

seluruh dunia. Dahulu surat menyurat melalui pos merupakan salah satu pilihan yang

paling populer dan paling mudah, murah dan terjangkau oleh masyarakat umum. Jasa

layanan pos ini jangan didulupakan karena itu merupakan cikal bakal media

informasi yang sangat penting.

Salah satu cara untuk melestarikan keberadaan dan penggunaan prangko di

kalangan masyarakat yaitu dengan hadirnya suatu sarana publik yang dapat

menampung, melestarikan, serta memamerkan benda-benda koleksinya berupa

museum. Untuk kota Bandung museum yang mengkoleksi secara khusus

prangko-prangko Indonesia belum ada. Maka perlu diwujudkan museum perangko Indonesia,

di mana didalamnya terdapat berbagai macam contoh-contoh perangko yang sudah

diterbitkan di Indonesia, sejarah perkembangan perangko di Indonesia, serta

teknologi yang digunakan untuk membuat/ mencetak perangko. Selain itu dalam

museum ini dipajang pula benda-benda yang berhubungan dengan pos, seperti kartu

pos, materai, amplop, sampul, warkat pos, layanan wesel pos, layanan pos giro, dll.

Dipilihya museum oleh sebab museum dapat menyimpan benda-benda bersejarah

(13)

3

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam perancangan museum perangko Indonesia ini terdapat beberapa

kendala, diantaranya sebagai berikut :

a. Bagaimana menerapkan tema dinamis pada perancangan interior museum

prangko Indonesia?

b. Fungsi dan fasilitas apa yang mendukung kebutuhan perancangan interior

museum prangko Indonesia terkait dengan tema yang diterapkan?

c. Bagaimana mendapatkan penciptaan suasana yang sesuai dengan tema yang

mengena pada user (terutama anak muda yang berjiwa dinamis)?

1.3 Tujuan Perancangan

a. Untuk mengetahui penerapan tema dinamis pada perancangan interior museum

prangko Indonesia.

b. Untuk mengetahui fungsi dan fasilitas yang mendukung kebutuhan peracangan

interior museum prangko Indonesia terkait dengan tema yang diterapkan.

c. Untuk mengetahui penciptaan suasana yang sesuai dengan tema dinamis, serta

(14)

4

1.4 Metode dan Teknik yang Dipergunakan

a. Wawancara

Penulis bertemu langsung dengan beberapa nara sumber untuk dimintai

keterangan dan informasi mengenai objek studi yang akan dirancang.

b. Observasi

Penulis mendatangi lokasi objek studi yaitu Gedung Wahana Bhakti Pos serta

melakukan pengamatan di dalam gedung serta mencatat keterangan mengenai

objek studi tersebut.

c. Studi Lapangan (Survey)

Penulis datang ke lokasi objek studi serta melakukan survey pada lokasi tersebut.

Tahapan yang ada dalam Penulisan Laporan TA (Tugas Akhir) ini adalah:

a. Studi Literatur

Menganalisa beberapa sumber data yang diperoleh dari buku, majalah, artikel,

sumber internet dan media elektronik lainnya.

b. Pengolahan Data

Memilih data yang sesuai dengan topik bahasan

c. Studi Lapangan

(15)

5

d. Wawancara

Menanyakan dan mencatat hasil jawaban yang menjadi informasi dalam

penyusunan laporan maupun perancangannya nanti.

e. Evaluasi

Menganalisa hasil pengerjaan tugas laporan ini sehingga sesuai dengan tema dan

konsep yang dipergunakan dalam perancangan.

1.5Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi

masalah, tujuan perancangan, metode dan teknik yang dipergunakan dan sistematika

penulisan serta kerangka berpikir.

Bab II Landasan Teori menguraikan tentang museum dan prangko

Bab III Deskripsi Objek Studi menguraikan tentang deskripsi objek studi,

studi banding dengan proyek sejenis, analisa fisik, analisa fungsional, analisa

kegiatan, kebutuhan ruang, kedekatan ruang dan zoning-blocking.

Bab IV Konsep Perancangan menjelaskan tentang konsep perancangan dan

penerapannya pada objek studi

Bab V Kesimpulan yang membahas kesimpulan yang didapat dari hasil

(16)

6

1.6Kerangka Berpikir

Filosofi Prangko

1. prangko terjadi perubahan di setiap masa terbitnya (baik ukuran, warna dan materi desan) 2. Terjadi perpindahan prangko (tempat, pengkoleksi) 3. Bentuk pinggiran prangko yang begerigi (perforasi)

Dinamis 1. Pergerakan 2. Perpindahan

Perancangan Interior Museum Prangko Indonesia dengan Tema Dinamis di Bandung

Studi Literatur 1. Konsep dan tema

2. Museum dan fasilitas pendukungnya 3. Prangko Indonesia

Survey 1. Lokasi objek studi 2. Prangko Indonesia

Kesimpulan

1. Konsep pergerakan waktu diaplikasikan dengan menempatkan display prangko berdasarkan

urutan masa terbit prangko

2. Tema dinamis diterapka pada lay out ruang, pola lantai pola ceiling dan lay out furnitur

Latar Belakang

1. Perkembangan zaman yang pesat mengakibatkan pos (prangko) mulai dilupakan masyarakat, terutama generasi muda

2. Prangko merupakan benda penting yang patut dilestarikan keberadaannya dan penggunaannya di kalangan masyarakat 3. Belum ada suatu sarana publik (museum) yang khusus

mengkoleksi prangko-prangko Indonesia di Bandung

Gambar 1.1 Skema kerangka berpikir

(17)

111

BAB V

KESIMPULAN

Perancangan museum prangko Indonesia sebagai suatu fasilitas publik perlu

memperhatikan standar-standar, peraturan-peraturan yang ada pada umumnya sebuah

museum yang tidak boleh diabaikan oleh perancang. Pada perancangan museum ini

mengambil objek studi Gedung Wahana Bhakti Pos Jl. Banda 30 Bandung. Secara

keseluruhan gedung terdiri dari 8 lantai tetapi untuk perancangan meseum

mempergunakan 3 lantai pertama.

Pada proses perancangan interior museum prangko Indonesia ini, konsep dan

tema didasari kajian pustaka, landasan teori, dan tinjauan faktual. Konsep

(18)

112

berkembang. Perancangan tanpa mengabaikan kebutuhan museum secara fungsional

dan memperhatikan nilai keamanan, kenyamanan dan estetis.

Tema dinamis diterapkan pada perancangan interior museum prangko

Indonesia pada elemen-elemen interior (denah, dinding dan ceiling) serta elemen

pendukungnya (furniture dan lain sebagainya). Unsur dinamis diterapkan pada

elemen interior seperti:

- Pola sirkulasi yang dibuat pola radial (gabungan pola linear dan

memusat),

- bentuk yang menggabungkan garis lurus, diagonal dan melengkung,

- aplikasi warna yang mengkombinasikan beberapa warna yang bersifat

netral dan warna yang berkesan dinamis,

- Pencahayaan yang memadukan penerangan general untuk jalur sirkulasi

dan spot light untuk menyinari objek-objek pamer.

- Permainan level lantai dan ceiling.

Penerapan tema dinamis pada fungsi dan fasilitas pendukung museum anatara

lain:

- R. pamer yang berisi panel-panel display prangko dengan beberapa

bentuk panel yang berbeda, permainan jenis material dan finishing

furnitur, material lantai, finishing dinding dan permanian bentuk drop

ceiling.

- R. community center yang bersisi area pembelajaran yang ditata secara

dinamis melalui peletakan meja dan kursi, area pameran temporary

berupa panel-panel display yang dinamis, serta area filaelis khusus yang

(19)

113

- R. perpustakaan yang menghadirkan beragam buku yang ditata dalam

rak-rak yang dinamis, serta fungsi untuk pembelajaran.

- R. audio visual yang di dalamnya dapat menikmati berbagai film, slide,

foto. Penataan interior yang dibuat dinamis, sera ruang-ruang pendukung

lainnya.

Penciptaan suasana dinamis yang sesuai dengan jiwa anak muda dengan:

- Penempatan area-area display yang dikelompokan sehingga membentuk

island-island

- Percampuran material dan finishing berbeda yang digunakan pada desain

interiornya, bauk untuk lantai, dinding, ceiling dan furniture.

- Pencahayaan yang lebih terang ditempatkan pada area display yang telah

dikelompokan, pencahayaan yang kurang terang untuk jalur sirkulasi

yang merupakan penghubung island-island tersebut

- Penggunaan warna yang cerah, mencolok dan bersifat dinamis, seperti

hijau, oranye, biru pada elemen interior, serta dikombinasikan dengan

warna yang bersifat nertal.

- Penambahan unsur elemen estetis pada dinding yang masih kosong agar

keselurah ruang tercipta suasana dinamis.

Museum sebagai fasilitas publik dengan fungsi warisan budaya,

pembelajaran dan juga sebagai tempat hiburan (rekreasi), dirancang

dengan tema dinamis untuk menarik minat masyarakat khususnya

generasi muda yang berjiwa dinamis. Dengan tujuan prangko-prangko

Indonesia yang bernilai tinggi tetap dilestatikan keberadaan dan

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Adrian Tinniswood. 2002. The Art Deco House, Octopus Publishing, Group Ltd, London

Ardianto H., Erwin. 2007 . Perancangan Interior Ruang Pamer Karya Seni Pada

Museum Seni Rupa Kontemporer Kota Baru Parahyangan. Pengantar Tugas

Akhir, Jurusan Desain Interior, Universitas Kristen Maranatha, Bandung

Benang Merah Lintas Budaya, 2008. Peluncuran Prangko Bersama 50 tahun

Hubungan Diplomatik Indonesia – Jepang, , Jakarta

Christine M. Piotrowski, ASID, IIDA dan Elizabeth A. Rogers, IIDA. 2007.

Designing Commercial Interiors, John Wiley & Sons, Inc , Hoboken, New

Jersey

Hartono, Dibyo. 1997. Bandung Data Bangunan Bersejarah Kota Bandung 1997,

Bappeda Daerah Tingkat II Kotamadya Bandung , Bandung

Oktaviani D., Syela. 2009. Perancangan Interior Museum Batik Jawa Barat dengan

Konsep Analogi Batik Jawa Barat. Laporan Pengantar Tugas Akhir, Jurusan

Desain Interior, Universitas Kristen Maranatha, Bandung

Panduan Museum Konferensi Asia Afrika. 2004, Departemen LN RI Direktorat

Jendral Informasi, Diplomasi Publik dan Perjanjian Internasional Museum Konferensi Asia Afrika Bandung

Soerjono, H, Bc.A.P. 2008. Filateli Dunia Penuh Warna, PT. Pos Indonesia (PERSERO), Bandung

Wenilia M., Mella. 2009. Perancangan Interior Sea Turtle Center dengan Konsep

Adventural Journey. Laporan Tugas Akhir, Jurusan Desain Inerior, Universitas

Kristen Maranatha, Bandung

Winto, Hari. 2009. Perancangan Interior Museum Perjuangan Rakyat Jwa Barat Dengan Konsep “High Tech High Touch” Kasus Studi: Museum Geologi Jalan Diponegoro no. 57 Bandung, Laporan Tugas Akhir, Universitas Kristen

(21)

http://en.wikipedia.org/wiki/Art Deco. 27 Oktober 2008, pk. 18.38 http://www.bandungtourism.com/act_det_lis_d_i.php?Id=10

http://www.asianafrican-museum.org/themuseum.php?language=ind&page=themuseum www.taman-mini.co.id

http://www.indonesianewsonline.com/prangko/stamps/prangko.htm. 27 Oktober 2008, pk. 18.06

http://properti.posindonesia.co.id/cari.php?p=40005167 http://properti.posindonesia.co.id/?i=2

Gambar

Gambar 1.1 Skema kerangka berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Basketball Musuem adalah sebuah museum bola basket yang memerlukan tempat yang edukatif, rekreatif, dan informatif di mana mereka dapat memberikan informasi secara

Desain di dalam Museum Madame Tussauds sendiri disesuaikan dengan konsep mesin waktu, di mana zona-zona di dalam museum akan dibagi-bagi menjadi zona, dari masa lalu,

Perancangan interior sebuah museum merupakan sesuatu hal yang tidak mudah. Perancangan interior museum haruslah memikirkan berbagai aspek teoritis,

Setelah mengumpulkan data, menemukan dan memecahkan permasalahan, perancang akan memulai menentukan konsep yang ingin diwujudkan dalam perancangan museum ini. Konsep dalam

Meningkatkan value dari suatu desain arsitektur dalam penataan ruang pamer museum dan benda yang dipamerkan dengan tidak melupakan aspek konservasi dan faktor

Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala merupakan salah satu museum yang cukup besar di Indonesia, bisa digolongkan ke dalam jenis museum militer karena koleksi yang

Desain ceilling ruang pamer museum pada Perancangan Interior Omah Batik Solo di

Permasalahan yang mendasari pemilihan konsep dalam merancang interior hotel Bandung Permai ini adalah organisasi ruang yang kurang baik, penataan denah yang kurang