• Tidak ada hasil yang ditemukan

INOVASI PEMBELAJARAN METODE KONVESIONAL DIKOMBINASIKAN DENGAN METODE GROUP INVESTIGASI (GI) PADA SUB MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI MANUSIA DI SMA NEGERI 1 NAMORAMBE T.P 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INOVASI PEMBELAJARAN METODE KONVESIONAL DIKOMBINASIKAN DENGAN METODE GROUP INVESTIGASI (GI) PADA SUB MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI MANUSIA DI SMA NEGERI 1 NAMORAMBE T.P 2013/2014."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

INOVASI PEMBELAJARAN METODE KONVENSIONAL DIKOMBINASIKAN DENGAN METODEGI(GROUP INOESTIGATION)UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA SUB MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI MANUSIA DIKELAS XI IPA 1 SMA

NEGERI I NAMORAMBE T.P 2013/ 2014

Oleh:

Apriska Dewi Sipayung 4101141002

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat, kasih dan karunia-Nya yang senantiasa melindungi, menyertai, memimpin dan membimbing penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyususnan dan penulisan skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini adalah Inovasi Pembelajaran Metode Konvesional Dikombinasikan Dengan Metode Group Investigasi (GI) Pada Sub Materi Pokok Sistem Ekskresi Manusia di SMA Negeri 1 Namorambe T.P 2013/2014. Yang disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengentahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

(4)

vi

Teristimewa kepada Ayahanda terkasih Makmur Sipayung, SH dan Ibunda tercinta Jenny Masdelina Saragih, S.Pd yang begitu baik, sabar membimbing penulis, mendoakan, memotivasi penulis dan bekerja keras membiayai perkuliahan penulis hingga saat ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada kakak dan abang penulis (Evi Vana Sipayung, Leo Hendra Sipayung, Satri Hardi Sipayung, dan Siska Okta Paulina Sipayung) dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan dana, doa dan motivasi kepada penulis selama perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini. Dan tidak lupa kepada Putriana Silitonga, Fransiska Sitorus, Isna Fauziah Harahap, Harrys Samosir, dan teman-teman pemuda/i GKPS Namorambe, yang selalu mendoakan, memberi bantuan, semangat, motivasi, penguatan selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini. Dan untuk teman sekelas penulis di UNIMED “Biologi Dik C 2010 forever” yang selalu mendukung, dan memberi motivasi.

Seperti pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak” demikianlah penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kualitasnya. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan dalam memperkaya ilmu pendidikan pembaca sekalian.

Medan, 19 Juni 2014 Penulis

(5)

iii

INOVASI PEMBELAJARAN METODE KONVENSIONAL DIKOMBINASIKAN DENGAN METODEGI(GROUP INOESTIGATION)UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA SUB MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI MANUSIA DIKELAS XI IPA 1 SMA

NEGERI I NAMORAMBE T.P 2013/ 2014

Apriska Dewi Sipayung (4101141002)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Namorambe dengan menggunakan inovasi pembelajaran metode konvensional dikombinasikan dengan metode Group Investigation (GI) mata pelajaran Biologi.Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Namorambe T.P 2013/2014.

Penelitian ini di desain dalam bentuk penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan dengan dua siklus penelitian, yang diamati secara langsung oleh penelti dan guru. Pengamatan dilakukan pada 30 orang siswa. Adapun yang menjadi indikator keberhasilan penelitian meliputi: persentase peningkatan hasil belajar, ketuntasan belajar, dan hasil dari penilaian kelompok investigasi yang dikerjakan oleh siswa. Instrumen yang digunakan adalah tes kognitif dan lembar penilaian kelompok siswa. Data dianalisis secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Siswa yang memperoleh nilai tuntas pada pretes berjumlah 0 siswa, pada postes I 10 siswa, dan pada postes II meningkat menjadi 27 siswa. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada Pretest adalah 36, rata-rata postest I adalah 65 dan nilai rata-rata siswa pada Postest II adalah 87. Persentase ketuntasan nilai siswa secara klasikal pada siklus I adalah 33%, hal ini belum mencapai kriteria ketuntasan seacar kalsikal karena belum mencapai . Pada siklus II diperoleh ketuntasan belajar siswa menjadi adalah 90%, Dalam aspek psikomotorik, yaitu penilaian terhadap hasil kelompok investigasi (group investigation) siswa menunjukkan nilai yang baik. Untuk penilaian pada investigasi kelompok pada siklus I, siswa mendapatkan persentase nilai rata-rata 43,8, dan hasilnya meningkat pada siklus II menjadi 81,7. Hasil penelitian membuktikan, inovasi pembelajaran metode konvensional dikombinasikan dengan metode Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Namorambe T.P 2013/2014.

(6)

iv

THE CONVENTIONAL INNOVATION OF LEARNING COMBINED WITH GROUP INVESTIGATION TO IMPROVE LEARNING

OUTCOMES IN BIOLOGY ON HUMAN SYSTEMS EKSKRESI IN CLASS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NAMORAMBE

ACADEMIC YEAR 2013/ 2014

Apriska Dewi Sipayung (4101141002)

ABSTRACT

This research aimed to improve student learning outcomes in class XI IPA 1 SMA Negeri 1 Namorambe by using learning innovation of conventional method combined with group investigation in Biology.The research subject was all student grade XI IPA 1 SMA Negeri 1 Namorambe academic year 2013/2014.

This research designed in the form of Classroom Action Research. The learning outcomes measured by percentage technique of mastery learning in individual and classical. The results showed an increase in student learning outcomes . Students whose grades completed at pretest students numbered 0 , the first posttest 10 students , and at posttest II increased to 27 students . The average value obtained was 36 students on the pretest posttest mean I was 65 and the average score of students in the posttest II is 87 . Percentage of students in the classical completeness value in the first cycle was 33% , it has not reached mastery criterion seacar kalsikal because it has not reached ≥ 85% . In the second cycle be obtained mastery learning students is 90% , In the psychomotor aspects , namely the assessment of the results of the investigation group ( group investigation ) students showed a good value . For the assessment of the investigation group in the first cycle , students get an average percentage of 43.8%, and the result is increased in the second cycle to 81.7%. The research result prove that learning in biology by using conventional method innovation combined with group investigation can improve student learning outcomes in class kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Namorambe academic year 2013/2014

(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Pembatasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Defenisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Pengertian Mengajar 9

2.1.3. Strategi Belajar Mengajar 10

2.1.4. Pengertian Hasil Belajar 10

2.1.5. Pengertian Inovasi Pembelajaran 12

2.1.6. Metode Dalam Pembelajaran 13

2.2. Metode Konvensional 14

2.2.1. Ciri- Ciri Pembelajaran Konvensional 14 2.2.2. Pendekatan Pembelajaran Konvensional 15

2.3. Metode GI (Group Investigation) 17

2.3.1. Tahapan Metode Pembelajaran GI (Group Investigation) 18 2.3.2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran GI (Group 19

Investigation)

2.4. Materi Pokok Sistem Ekskresi 20

2.4.1. Kelainan Pada Sistem Ekskresi 29

2.5. Kerangka Berfikir 30

BAB III METODE PENELITIAN 32

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 32

3.2. Subjek Penelitian 32

(8)

viii

3.3.1. Variabel Bebas (X) 32

3.3.2. Variabel Terikat (Y) 32

3.4. Rancangan dan Prosedur Penelitian 32

3.4.1. Rancangan Penelitian 32

3.4.2. Prosedur Penelitian 35

3.5. Instrument Penelitian 39

3.6. Uji Instrument 40

3.6.1. Uji Validitas 40

3.6.2. Uji Realibilitas 41

3.6.3. Uji Daya Pembeda 41

3.6.4. Uji Tingkat Kesukaran 42

3.7. Teknik Analisis Data 42

3.7.1. Tingkat Penguasaan Siswa 43

3.7.2. Ketuntasan Belajar Siswa 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 46

4.1. Hasil Pengamatan Siklus I 46

4.1.1. Perencanaan 46

4.1.2. Tindakan 46

4.1.3. Pengamatan 48

4.1.4. Refleksi 50

4.2. Hasil Pengamatan Siklus II 51

4.2.1. Perencanaan 51

4.2.2. Tindakan 51

4.2.3. Pengamatan 52

4.2.4. Refleksi 55

4.3. Perbandingan Hasil Pengamatan Untuk Setiap Siklus 55 4.4. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 61

5.1. Kesimpulan 61

5.2. Saran 61

(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Kegiatan yang dilakukan pada Siklus I 36 Tabel 3.2 Kegiatan yang dilakukan pada Siklus II 38 Tabel 3.3 Kisi- Kisi Instrument Penilaian Pada Sistem Ekskresi 40

Tabel 3.4. Kategori Tingkat Penguasaan Siswa 43

Tabel 3.5. Kriteria Penilaian Persentase Aktivitas Siswa 45 Tabel 4.1. Nilai Aktivitas Siswa dan Presentasi Siswa Pada Setiap 48

Aktivitas Siklus 1

Tabel 4.2. Nilai Aktivitas Siswa dan Presentasi Siswa Pada Setiap 52 Aktivitas Siklus II

Tabel 4.3. Rata- Rata Hasil Belajar 56

Tabel 4.4. Ketuntasan Belajar Siswa 57

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Penampang Kulit 21

Gambar 2.2. Struktur Ginjal 22

Gambar 2.3. Simpai Bowman 23

Gambar 2.4. Anatomi Hepar 26

Gambar 2.5. Paru- Paru 28

Gmabar 2.6. Penyakit Nefritis 29

Gambar 2.7. Penyakit Jerawat 29

Gambar 2.8. Penyakit Asma 30

Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas 34 Gambar 4.1. Presentase Aktivitas Siswa Yang Diamati Selama 49

Pembelajaran Pada Siklus I

Gambar 4.2. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada 50 Siklus I

Gambar 4.3. Presentase Aktivitas Siswa Yang Diamati Selama 53 Pembelajaran Pada Siklus II

Gambar 4.4. Presentase Ketuntasan hasil Belajar Siswa Pada 54 Siklus II

(11)

1

BAB B PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran penting dalam usaha meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang akan datang. Pendidikan juga merupakan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensip potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilaip nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan. Untuk memajukan kehidupan mereka itulah, maka pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola, secara sistematis dan konsisten. Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha atau keinginan yang dilakukan dengan sengaja dan teratur secara berencana dengan maksud mengubah tingkah laku manusia kearah yang diinginkan.

Pendidikan berkaitan erat dengan bagaiman proses belajar mengajar yang dilakukan disekolah, walaupun kunci pokok keberhasilan proses belajar mengajar teletak pada seorang guru (pendidik) tetapi bukan berarti dalam proses belajar mengajar hanya guru saja yang aktif, sedangkan peserta didiknya menjadi pasif. Proses belajar mengajar menuntut keaktifan kedua belah pihak baik dari pendidik maupun peserta didik.

(12)

2

prasarana yang tidak lengkappun membuat kemampuan yang dimiliki seorang guru terhambat.

Biologi adalah salah satu bidang ilmu (science) yang mempelajari tentang makhluk hidup dan lingkungannya. Maka dalam mempelajarinya dengan baik dibutuhkan fakta, realita dan data yang obyektif. Hal ini menggambarkan bahwa siswa harus benar–benar dapat melihat dengan jelas serta memahami materi yang diajarkan sehingga tercapai suatu indikator dari materi tersebut. Akan tetapi berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, banyak sekali kendala yang dihadapi oleh para siswa untuk dapat memahami materi pelajaran mulai dari keterbatasan alat dan bahan praktikum sampai pada kurangnya variasi mengajar oleh guru sehingga siswa merasa pelajaran Biologi adalah pelajaran yang membosankan.

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum KKG secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM. KKM berfungsi sebagai acuan bagi seorang guru untuk menilai kompetensi peserta didik sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) suatu mata pelajaran atau Standar Kompetensi (SK), sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti pembelajaran, sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan SK/KD–nya, sebagai salah satu instrumen dalam melakukan evaluasi pembelajaran, dan sebagai “kontrak” pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat (khususnya orang tua dan wali murid).

(13)

3

digunakan juga tinggi, (3) Intake: Intaks merupakan tingkat kemampuan rataprata siswa. Intaks bisa didasarkan pada hasil/nilai penerimaan siswa baru dan nilai yang dicapai siswa pada kelas sebelumnya (menentukan estimasi). Dan dari hasil wawancara peneliti kepada guru mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Namorambe, KKMnya adalah 70.

Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru Biologi SMA Negeri 1 Namorambe yang dilakukan oleh peneliti, ditemukan adanya beberapa kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran yaitu siswa yang cenderung bersifat pasif dan kurang berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga menyebabkan hasil belajar Biologi siswa yang belum tuntas yaitu hanya mencapai rataprata 5,5 sedangkan KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah 70, terlihat dari 60 siswa kelas XI IPA, hanya 40% yang mencapai KKM. Keadaan yang seperti ini jika terus berlanjut akan mengakibatkan terpuruknya hasil belajar siswa. Rendahnya nilai yang diperoleh merupakan gambaran bagaimana tingkat kemampuan siswa menguasai materi pelajaran berupa konseppkonsep materi pelajaran serta aplikasinya dalam bentuk soalpsoal pelajaran. Selain hal tersebut adanya dominansi beberapa siswa mengakibatkan siswa lain merasa kurang pantas untuk mengemukakan pendapat yang dimilikinya. Sehingga pada pelaksanaannya saat diskusi berlangsung, hanya 5p7 orang siswa yang benarpbenar melakukan diskusi. Siswa yang lainnya sibuk dengan aktivitas lain diluar diskusi dan kadang ada yang bermain di dalam kelas sehingga mengganggu jalannya diskusi.

(14)

4

Investigation). Dengan adanya inovasi tersebut, maka kegiatan belajar mengajar akan terlihat lebih efektif dan efisien.

Metode konvensional merupakan metode pembelajaran tradisional dimana guru memiliki peranan yang cukup besar dalam pelaksanaan pembelajaran. Walaupun pada saat ini metode konvensional sangat banyak dikritik dan dianggap tidak mengembangkan potensi peserta didik, tetapi pada kenyataannya metode konvensional masih sangat banyak diterapkan oleh pendidik dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Hal ini tidak dapat dipungkiri metode yang sering digunakan adalah metode ceramah dan tanyapjawab. Menurut Sagala (2009) ceramah adalah sebuah interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik. Ceramah selalu dilakukan dalam proses pembelajaran walaupun metode yang digunakan bukan metode konvensional. Ceramah biasa dilakukan pada saat memulai pembelajaran, menyampaikan materi dan menutup pelajaran.

Untuk itu peneliti melakukan inovasi metode pembelajaran bervariasi seperti metode konvensional dengan GI(Group Investigation).Dimana metode GI (Group Investigation) merupakan metode yang dapat mengaktifkan proses belajar siswa, dimana siswa dituntut untuk aktif, menggali, bahkan mengupas habis persoalan yang akan dibahas. Metode ini dipilih karena diyakini dapat membuat situasi belajar yang lebih efisien dalam suatu kelompok. Selain itu, metode pembelajaran ini menunjukkan adanya keseimbangan peran antara guru sebagai salah satu sumber belajar dan peran aktif siswa dalam mengkontruksi pengetahuan secara individual dan sosial.

Peneliti juga tertarik mengambil materi sistem ekskresi untuk kombinasi metode tersebut karena sistem ekskresi ini berhubungan dengan kehidupan seharip hari manusia, terlebih untuk pengeluaran zat pada tubuhnya. Begitu juga untuk gangguan atau penyakit yang dapat mengganggu kep4 sistem ekskresi tersebut, sehingga peserta didik akan aktif dan tertarik membahas materi tersebut untuk dijadikan diskusi kelompok mereka.

(15)

5

antaranya adalah Setiawan (2008), pada penelitian yang dilakukan diperoleh peningkatan nilai hasil belajar siswa dari siklus I dengan persentase siswa yang mendapatkan nilai 7,5 keatas sebesar 32,5% meningkat menjadi 47,5% pada siklus II dan meningkat menjadi 80% pada siklus III, dan penelitian yang dilakukan oleh Hajar (2008), dimana siswa yang memperoleh nilai tuntas pada pretes berjumlah 10 siswa, pada postes I berjumlah 17 siswa, dan pada postes II meningkat menjadi 34 siswa.

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, bahwa penerapan metode pembelajaran konvensional dengan kombinasi GI (Group Investigation), perlu dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul : “Bnovasi Pembelajaran Metode Konvensional Dikombinasikan Dengan Metode GB (Group Inoestigation) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pada Sub Materi Pokok Sistem Ekskresi Manusia Dikelas X1 BPA 1 SMA Negeri B Namorambe T.P 2013/2014”

1.2. Bdentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan sebelumnya, masalah yang ada pada pembelajaran biologi di SMA Negeri 1 Namorambe:

1. Rendahnya hasil belajar biologi siswa SMA Negeri 1 Namorambe. Hal ini dilihat dari beberapa siswa yang belum mencapai KKM ( Kriteria Ketuntasan minimal ) yaitu 70.

2. Rendahnya aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar.

3. Rendahnya kemampuan siswa mengingat materi pelajaran yang telah diajarkan, hal ini dipengaruhi oleh keadaan kelas yang tidak kondusif, dimana adanya siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, berbincangp bincang ketika KBM, bahkan bermain dan menggangu teman saat proses belajar berlangsung.

4. Metode Konvensional dengan kombinasi metode GI (Group

(16)

6

5. Kurangnya menggunakan kombinasi metode pembelajaran yang bervariasi antara lain metode konvensional dengan metode GI (Group Investigation)

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini masalah yang dibatasi hanya untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan inovasi pembelajaran melalui kombinasi metode konvensional dengan metode GI (Group Investigation) dalam meningkatkan hasil belajar pada sub materi sistem ekskresi di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Namorambe Tahun Ajaran 2013/2014.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam p enelitian ini apakah inovasi pembelajaran dengan kombinasi metode konvensional dengan metode group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sub materi sistem ekskresi di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Namorambe Tahun Ajaran 2013/2014?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam inovasi pembelajaran dengan kombinasi metode Konvensional dengan metode GI (Group Investigation) pada sub materi system ekskresi di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Namorambe Tahun Ajaran 2013/2014.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Siswa, Sebagai pendukung belajar siswa agar siswa lebih aktif, semangat dan meningkatkan hasil belajar biologi maupun pada mata pelajaran lainnya.

(17)

7

3. Mahasiswa, Sebagai acuan dan bekal untuk menjadi guru yang profesional dalam bidang pendidikan dengan menguasai berbagai pendekatan yang tepat dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan proses pembelajaran yang variatif dan menyenangkan.

1.7. Definisi Operasional

1. Inovasi pembelajaran yaitu suatu pembaharuan proses belajar mengajar, baik dari cara, proses, maupun perbuatan yang dilakukan secara sengaja. 2. Metode konvensional merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih

banyak berpusat pada guru, komunikasi lebih banyak satu arah dari guru ke siswa, metode pembelajaran lebih pada penguasaan konsepp konsep, bukan kompetensi.

(18)

61

BAB B

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Inovasi pembelajaran metode konvensional dikombinasikan dengan metode GI (Group Inoestigation) pada sub materi Pokok Sistem Ekskresi Pada Manusia di Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Namorambe Tahun Pembelajaran 2013/2014 dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar pada siklus I belum ada yang mencapai KKM, baik secara individual maupun klasikal sehingga perlu diadakan refleksi perbaikan disiklus II, dan pada siklus tersebut penerapan metode ini berhasil dan mencapai KKM, baik individual maupun klasikal. Penggunaan inovasi pembelajaran terlebih GI (Group Inoestigation) dapat memacu kreatifitas dan meningkatkan keaktifan belajar, tanggung jawab bahkan kerjasama antar siswa.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, maka beberapa hal yang dapat penulis sarankan adalah:

1. Bagi guru Biologi agar mengarahkan (memotivasi) siswa dengan memberikan apersepsi terlebih dahulu sebelum memulai proses pembelajaran Biologi yaitu dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat membimbing, sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran 2. Untuk meningkatkan kemajuan belajar siswa dan hasil belajarnya,

hendaknya guru mengetahui kesulitan dan kelemahan siswa sehingga guru dengan mudah menentukan pendekatan pembelajaran apa yang cocok dan tepat untuk digunakan pada siswa.

(19)

62

DAFTAR PUSTATA

Arikunto, S., (2009),Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,Bumi Aksara, Jakarta. Arina, Zulfa., (2012), Sistem Ekskresi, http://wordpress.com/2012/04/09/modul

sistemekskresi/ (diakses 6 Januari 2014)

Budiningsih, Asri., (2005),Belajar Dan Mengajar. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Dimyati dan Moedjiono, (2006). Strategi Belajar Mengajar, Depdikbud: Ditjen

Dikti, Jakarta.

Djamarah, S.B., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Dwihendri., (2009), Sistem Ekskresi, http://wordpress.com/materi-biologi-sistem-ekskresi/ (diakses 6 Januari 2014)

Hidayati, Dinna., (2010), Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 4 Sma Negeri 02 Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas), (diakses 25 Juni 2014)

http://smpn9 depok. wordpress. com/ 2009/ 10/17/ sistem- ekskresi- sistem pengeluaran (diakses 8 Januari 2014)

http://www.biologisel.com/2013/02/sistem-ekskresi-pada-manusia.html

http://biologiekskresi.blogspot.com/2013/03/sistem-ekskresi-pada- manusia.html http://biologiklaten.wordpress.com/bab-19-sist-ekskresi-pada-hewan-manusia xi/ http://www.groupinvestigation.com/ (diakses 8 januari 2014)

http://inasari894.wordpress.com/2013/12/24/205/ (diakses 20 Juni 2014)

Huda, M., (2011).Cooperative Learning. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Kamsinah, (2008), Metode Dalam Proses Pembelajaran, (Vol. 11. No. 1 Juni 2008:

101- 104)

Nurkancana., (1986),Evaluasi Pendidikan, Penerbit Usaha Nasional, Surabaya Priadi, Arif., 2010,Biologi, Yudhistira, Bandung.

(20)

63

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Suryosubroto, B., (2002),Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta

Trianto, (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survey yaitu dengan cara menyebar kuesioner. Kuesioner merupakan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa alasan diajukannya Kasasi Oleh Oditur Militer Tinggi I Medan terkait tindak pidana penelantaran orang lain dalam

[r]

Manfaat Hasil Belajar Bisnis Patiseri Sebagai Kesiapan Usaha Bakery Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu1.

Universitas Sumatera Utara.. Masjid Azizi di Langkat dan Masjid Raya Al-Mashun di Medan. Masjid Raya Al-Mashun yang terletak di Kelurahan Masjid, Kecamatan Medan Kota, Kota

[r]

percampuran budaya dari berbagai daerah, perpindahan orang dari negara satu ke negara lain. Salah satu kelengkapan yang penting dalam arsitektur bangunan masjid adalah

Ketika kita mengucapkan, “….wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil’aalamiin (hidup dan matiku untuk Allah)”, maka hayatilah ini sebuah pernyataan akan ketiadaan