IV ABSTRAK
PENYANGKALAN SEORANG BAPAK TERHADAP ANAKNYA YANG DILAHIRKAN DALAM PERKAWINAN YANG SAH DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG
NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
Adam Ramadani
(110113080052)
Dalam konstitusi Negara Kesatuan republik Indonesia yaitu Undang-undang Dasar 1945 amandemen keempat terutama dalam Pasal 28 huruf b Pasal 1 menyebutkan bahwa Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah. Ketentuan yang tercantum dalam subtansi Pasal 28 huruf b Undang-undang Dasar 1945 amandemen keempat tersebut mengatur secara jelas bahwa setiap orang memiliki hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah. Hak untuk berkeluarga tersebut merupakan hak dasar yang dimiliki oleh setiap orang. Perkawinan bukanlah sekedar itu untuk mengabsahkan hubungan seksual antara dua jenis manusia, tetapi hubungan yang masing-masing punya peranan penting untuk menjaga keutuhan lembaga tersebut. Setiap perkawinan mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal selama-lamanya.
Kebahagian lahir-batin menjadi dambaan setiap manusia. Kelahiran seorang anak merupakan sebuah peristiwa hukum yang menimbulkan banyak akibat hukum. Peristiwa kelahiran akan menimbulkan hubungan waris, hubungan keluarga, hubungan perwalian, dan hubungan-hubungan lainnya yang berkaitan dengan anak tersebut. Salah satuhal yang berkaitan dengan kelahiran seorang anak yaitu mengenai penyangkalan anak, penyangkalan anak sendiri diatur di dalam undang-undang nomor 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan.