• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA BOPTN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA BOPTN 2015"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA BOPTN 2015

PEMBUATAN KATALOG GUNUNG API JAWA TIMUR

Tim Pengabdi :

Ketua Peneliti : Anik Hilyah, S.Si, MT (Teknik Geofisika/FTSP/ITS) Anggota :

Dr. Ir. Widya Utama, DEA

I Putu Krishna Wijaya, ST., M.Eng (Teknik Geofisika/FTSP/ITS)

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2015

(2)

2

(3)

3 DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan Ringkasan

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.2 Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan

1.3 Tujuan, Manfaat dan Dampak Kegiatan yang diharapkan 1.4 Target Luara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III STRATEGI, RENCANA KEGIATAN, DAN KEBERLANJUTAN 3.1 Strategi

3.2 Rencana Kegiatan 3.3 Keberlanjutan

BAB IV ORGANISASI, TIM JADWAL, DAN ANGGARAN BIAYA 4.1 Organisasi Tim Pengabdi

4.2 Jadwal

4.3 Anggaran Biaya DAFTAR PUSTAKA

Lampiran Biodata Tim Pengabdi

(4)

4 RINGKASAN

Jawa Timur merupakan Jawa Timur merupakan salah satu tempat destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi wisatwan dibandingkan dengan provinsi lainnya. Salah satu obyek wisata tersebut adalah Wisata alam Gunung. Berlokasi tepat di Cincin Api, Jawa Timur memiliki beberapa puncak gunung berapi yang dapat dikunjungi. Diantaranya adalah Gunung Kelud, Gunung Semeru, Gunung Bromo, Gunung Ijen dan Gunung Raung.

Informasi mengenai potensi wisata yang secara detail di lokasi tersbut masih belum banyak, khususnya informasi mengenai potensi wisata geologi, potensi bencana. Sedikitnya informasi yang tersedia mengenai potensi wisata dan potensi kebencanaan Gunung Berapi di Jawa Timur ini menjadikan kurang maksimal para pengunjung wisata di daerah tersebut. Untuk itu perlu dibuat katalogi Gunung api yang dapat dimanfaatkan oleh para calon pengunjung dan informasi kepada penduduk sekitar tentang potensi dan kebencanaan dari Gunung api tersebut.

Kata Kunci : Katalog, geologi, gunung api, jawa timur

(5)

5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jawa Timur merupakan salah satu tempat destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi wisatwan dibandingkan dengan provinsi lainnya.. Jawa Timur memiliki kekayaan di bidang wisata alam hingga keanekaragaman budaya karena proses akulturisasi budaya nusantara.

Dengan potensi yang sangat besar yaitu 760 Daya Tarik Wisata (DTW) serta keanekaragaman suku bangsa dan budaya, Jawa Timur sukses menarik banyak wisatawan dengan meluncurkan program visit East Java 2011 dengan target jumlah kunjungan wisata sebanyak 250 ribu wisatawan asing dan 27-28 juta wisatawan domestik (BPS, 2011). Salah satu obyek wisata tersebut adalah Wisata alam Gunung. Berlokasi tepat di Cincin Api, Jawa Timur memiliki beberapa puncak gunung berapi yang dapat dikunjungi. Diantaranya adalah Gunung Kelud, Gunung Semeru, Gunung Bromo, Gunung Ijen dan Gunung Raung.

Sedikitnya informasi yang tersedia mengenai potensi wisata dan potensi kebencanaan Gunung Berapi di Jawa Timur ini menjadikan kurang maksimal para pengunjung wisata di daerah tersebut. Untuk itu perlu dibuat katalogi Gunung api yang dapat dimanfaatkan oleh para calon pengunjung dan informasi kepada penduduk sekitar tentang potensi dan kebencanaan dari Gunung api tersebut.

1.2 Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan

Perumusan dari Kegiatan Pembuatan Katalog Gunung Api Jawa Timur adalah : 1. Bagaimana pembuatan Buku Katalog Gunung Api Jawa Timur

2. Bagaimana pembuatan website Gunung Api Jawa Timur

Strategi Kegiatan pada Pembuatan Katalog Gunung Api Jawa Timur ini adalah

1.3 Tujuan, Manfaat, dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan Tujuan dari Kegiatan Pembuatan katalog ini adalah :

1. Memberikan informasi kepada penduduk sekitar tentang kondisi potensi dan kebencanaan Gunung api di Jawa Timur

(6)

6

2. Memberikan kemudahan untuk para calon wisatawan baik dalam atau luar negeri tentang potensi wisata Gunung api di Jawa Timur

1.4 Target Luaran

Target Luaran yang ingin dicapai pada pembuatan Katalog Gunung api Jawa Timur adalah:

- Buku katalog

- Website gunung api jawa timur - Seminar Nasinal

(7)

7

BAB II TINJAUN PUSTAKA

1. Geologi Regional Jawa Timur

Secara umum geologi regional jawa timur menurut van Bamelen dibagi menjadi 6 zona yaitu :

a. Dataran Aluvium Jawa Utara b. Antiklinorium Rembang c. Zona Depresi Randublatung

d. Zona Pusat Depresi Jawa (Zona Solo, Subzona Ngawi) e. Busur Vulkanik Kuarter

f. Pegunungan Selatan

Gambar 2. 1 Peta fisiografi Jawa Timur (Van Bemmelen, 1949)

Fisiografi vulkanik kuarter di ujung Timur Jawa Timur bertumpang tindih dengan anticlinorium Kendeng yang tersusun atas batuan karbonat, hal ini terjadi karena

(8)

8

anticlinorium Kendeng mengalami depresi di bagian Timur antiklin ini dan memotong barisan vulkanik kuarter di Timur Pulau Jawa. Sehingga di ujung Timur Jawa Timur terjadi perselingan litologi antara vulkanik kuarter dengan karbonat dari anticlinorium Kendeng.

2. Gunung Kelud

Gambar 2. 2 Gunung Kelud Pasca Erupsi Februari 2014

(http://regional.kompasiana.com/2014/03/16/foto-eksklusif-gunung-kelud-pasca-erupsi-2014- 641773.html)

2.1 Informasi Umum

Nama Lain : Kelud, Klut, Coloot Lokasi

Geografi 7°56’ 00″LS dan 112°18’ 30″BT

Administrasi Kab. Kediri, Kab. Blitar dan Kab. Malang, Propinsi Jawa Timur

Ketinggian : a. Puncak 1731 m dpl

Danau kawah : 1113,9 m (Hadikusumo, 1960) Kota Terdekat : Kediri

Tipe Gunungapi : Strato

(9)

9

Pos Pengamatan : Desa Margomulyo, Kecamatan Wates, Kediri Posisi Geografi 08o55’

40,14” LS dan 112o 14’ 45,48” BT Ketingian 675 dpl

2.2 Demografi Penduduk

Data penduduk yang berada di Kawasan Rawan Bencana G. Kelud menurut BPS Kabupaten Kediri dan Blitar bulan Juni 2004 berjumlah 427.702 jiwa.

Tabel 2. 1 Tabel Jumlah penduduk yang terletak di Kawasan Bencana tahun 2004

Kabupaten Kecamatan Desa Dusun Jumlah

Penduduk

Kediri 3 3 19 34 31.001

Blitar 6 79 - 396.701

2.3 Potensi Gunung Kelud

Gunung kelud bagi daerah sekitar memiliki keuntungan tersendiri, misalnya aspek potensi wisata yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi, pengenalan budaya. Aspek wisata berkaitan dengan pengembangan dan pemanfaatan nilai-nilai alam, misalnya wisata alam dan agrowisata yang mengembangkan kawasan perkebunan di sekitar Kelud dan hutan di sepanjang jalan menuju kawah serta wisata alam di daerah sekitar kawah.

Aspek budaya dapat dilihat dari peninggalan purbakala berupa candi-candi yang terdapat di daerah Blitar dan Kediri. Keberadaan candi - candi tersebut berkaitan dengan perkembangan sejarah dan budaya Jawa pada masa kejayaan kerajaan-kerajaan Hindu seperti Jenggala, Kediri dan Singasari. Pada perkembangan selanjutnya, beberapa candi di daerah sekitar G. Kelud telah terpendam akibat dari bencana lahar dan letusan dari G. Kelud, mengikuti surutnya masa keemasan kerajaan tersebut.

Aspek ekonomi, letusan dan lahar menghasilkan material pasir dan batu yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat disekitarnya sebagai bahan galian golongan C untuk bahan bangunan.

2.4 Sejarah Letusan

(10)

10

Tabel 2. 2 Sejarah Letusan Gunung Kelud

Tahun Letusan Korban Jiwa Keterangan

1000-1864 ada Tidak ada keterangan rinci

22-23 Mei 1901 Tidak ada Produk letusan 120 juta m3

20 Mei 1919 5160 Awan panas ke segala arah

1920 Tidak ada Terbentuk sumbat dan

Desember 1921 terendam air kawah

31 Agustus 1951

7 Bom vulkanik mencapai

Wlingi, lebih kurang 17 km di lereng selatan. Dasar kawah turun 79 km. Produk letusan lebih kurang 20 juta m3 24 April 1966 210 Produk letusan lebih kurang

90 juta m3. Dasar kawah naik 43 m

10 Februari 1990

34 Volume endapan tefra lebih

kurang 120 juta m3 dan endapan piroklastik lebih kurang 24 juta m3. Korban manusia terjadi akibat

bangunan tempat pengungsian ambruk terkena beban abu Januari 2001 Tidak ada Peningkatan suhu air danau

hingga mencapai 50 derata celcius. Dalam keaadaan normal suhu air danau hanya berkisar 37 – 39 derajat celcius

2007 Tidak ada Selama proses letusan ini

terbentuk kubah lava di

(11)

11

tengah danau yang mengakibatkan air danau terdesak dan kering

Gambar 2. 3 Periode Letusan Gunung Kelud

2.5 Geologi Umum

G. Kelud (1731 m) merupakan produk dari proses tumbukan antara lempeng IndoAustralia yang menunjam ke bawah lempeng Asia tepatnya di sebelah selatan Jawa. Sebagai gunungapi muda yang tumbuh pada zaman Kwarter Muda (Holosen), G.Kelud merupakan salah satu gunungapi dalam deretan gunungapi yang tumbuh dan berkembang di dalam Sub Zona Blitar dari Zona Solo, yang dimulai dari daerah bagian selatan Jawa bagian tengah (G.Lawu) hingga Jawa bagian timur (G.Raung), yang dibatasi gawir sesar Pegunungan Selatan. Perkembangan gunungapi muda ini sangat terbatas, hal ini nampak dari kerucut gunungapi yang rendah, puncak tidak teratur, tajam dan terjal. Keadaan puncak – puncak tersebut disebabkan oleh sifat letusannya yang sangat merusak (eksplosif) yang disertai dengan pertumbuhan sumbat- sumbat lava seperti puncak Sumbing, Gajahmungkur dan puncak Kelud.

(12)

12

Gambar 2. 4 Peta Geologi Gunung Kelud

Secara morfologi, G.Kelud dapat dibedakan menjadi 5 satuan morfologi (A.Djumarma,1991) yaitu : Satuan morfologi Puncak dan Kawah ; Satuan Morfologi Tubuh Gunungapi; Satuan Morfologi Kerucut Samping; SatuanMorfologi Kaki dan Dataran serta Satuan Morfologi Pegunungan sekitar.

Satuan Morfologi Puncak dan kawah mempunyai ketinggian diatas 1000 m dpl tersusun oleh aliran lava, kubah lava, dan batuan piriklastik; bentuk morfologi tidak teratur, bukit – bukit kecil dengan tebing curam dengan kemiringan lereng lebih besar dari 40°, serta pola aliran yang ada pada satuan morfologi ini adalah pola aliran radial.

Satuan Morfologi Tubuh Gunungapi terletak pada ketinggian antara 600 – 1000 m dpl, tersusun atas batuan piroklastik aliran, jatuhan dan endapan lahar.

Kemiringan lereng antara (5 – 20)°, serta pola aliran yang berkembang adalah pola radial – paralel.

(13)

13

Satuan Morfologi Kerucut Sampingyang terdiri dari bukit Umbuk (1014 m) di sebelahbarat daya, bukit Pisang (865 m) di sebelah selatan dan bukit Kramasan (944 m) disebelah tenggara lereng G.Kelud. Satuan ini tersusun oleh aliran lava, piroklastik aliran dan kubah lava. Satuan morfologi ini mempunyai kemiringan lereng lebih besar dari 20°.

Satuan Morfologi Kaki dan Dataran mempunyai ketinggian kurang dari 600 m dpl, kemiringan lereng kurang dari 5° dan pola alirannya parallel – braided, litologi penyusunnya terdiri dari endapan lahar dan piroklastik jatuhan.

3. Gunung Arjuno-Welirang

Gambar 2. 5 Gunung Arjuno -Welirang

3.1 Keterangan Umum

NAMA GUNUNGAPI : Gunung Arjuno-Welirang NAMA LAIN : -

NAMA KAWAH : Tilas Geni, Jero, Kembar, Abil, Argopuro, Plupuh, Pasar Dieng dan beberapa kawah lainnya yang tidak mempunyai nama.

LOKASI :

a. Geografi Puncak : 7o40' - 7o53' LS 112o317" - 112o42'52" BT b. Administrasi : Kab. Malang, Mojokerto dan Pasuruan

KETINGGIAN : G. Arjuno 3339m dpl., G. Welirang 3156m dpl TIPE GUNUNGAPI : Gunungapi strato type A

Kota Terdekat : Tretes

POS PENGAMATAN : Posisi geografis : 07o42' 09,00" LS dan 112o39' 29,50" BT ketinggian 587 dpl.

(14)

14 3.2 Potensi Gunung Arjuno Welirang

Keberadaan Gunung Arjuno welirang diantaranya memiliki potensi sumber daya alam dan wisata. Potensi sumber daya alam terdapat bahan galian berupa belerang di Kawah Plupuh dan Kawah Jero.

Potensi wisata yang terdapat di Gunung Arjuno – Welirang diantaranya :

- Cangar-Sumber Brantas, Batu Malang; berupa Taman Hutan Raya R. Soeryo dengan beberapa lokasi mata air panas.

- Selekta, Batu Malang; merupakan daerah wisata dimana terdapat Pesanggrahan dan Villa Real Estate, serta juga kolam renang.

- Songoriti, Batu Malang; yang merupakan tempat wisata alam pegunungan, terdapat mata air panas.

- Singosari, Malang; merupakan salah satu tempat bersejarah dimana terdapat 2 komplek candi yaitu candi Renggo dan candi Sumberawan.

- Agrowisata perkebunan Wonosari, Lawang, Malang; merupakan daerah perkebunan teh.

- Padusan, Pacet, Mojokerto; merupakan daerah wisata gunungapi dimana terdapat mata air panas, air terjun dan juga merupakan daerah perkemahan.

- Tretes, Pandaan, Pasuruan; merupakan daerah wisata dimana terdapat air terun Kakek Bodo.

- Jatiarjo, Prigen, Pasuruan; merupakan daerah wisataberupa Taman Saari Indonesia di Jawa Timur.

3.3. Sejarah Letusan

Tabel 2. 3 Tabel Sejarah Letusan Gunung Arjuno Welirang

Tahun Nama Gunung/ Kawah Aktivitas Letusan Produk Letusa 1950 Di bagian barat laut G.

Welirang

Letusan abu pada ketinggian antara 2500-2700 m

Abu

1952 Kawah Plupuh (bagian barat Hembusan asap putih Lumpur

(15)

15

laut 4 km dari puncak) tebal dan lumpur belerang berwarna putih kuning yang penyebarannya mecapai ratusan meter

3.4 Kondisi Geologi Umum

Kompleks G. Arjuno-Welirang mempunyai beberapa kerucut di puncaknya yaitu : Kerucut G. Arjuno (3339m dpl., kerucut tertua), Kerucut G. Bakal (2960m dpl), Kerucut G. Kembar II (3126m dpl), Kerucut G.Kembar I (3030m dpl), dan Kerucut G.

Welirang (3156m dpl). Kerucut-kerucut tersebut terbentuk akibat perpindahan titik erupsi yang membentuk kelurusan berarah tenggara-barat lau dan dikontrol oleh sesarnormal.

Selain kerucutkerucut tersebut terdapat pula beberapa kerucut parasit yang merupakan hasil letusan samping pada tubuh Kompleks G. Arjuno-Welirang. Kerucut parasit tersebut adalah G. Ringgit (2477m dpl) di bagian timur laut, G.Pundak (1544m dpl) dan G. Butak (1207m dpl) di bagian utara, serta dua buah kerucut lainnya yaitu G. Wadon dan G. Princi yang terdapat pada tubuh bagian timur.

Batuan penyusun kompleks G. Arjuno-Welirang dihasilkan oleh tiga buah erupsi pusat dari G. Arjuno Tua, G. Arjuno Muda dan G. Welirang berupa aliran lava, aliran piroklastik, jatuhan piroklastik dan lahar yang sebarannya ke arah utara dan barat (Berita Berkala Vulkanologi, Edisi Khusus, 1992, G.Arjuno -Welirang.)

(16)

16

Gambar 2. 6 Peta Geologi Arjuno Welirang (Tim Survey Geologi PSDG, 2010)

4. Gunung Bromo

Gambar 2. 7 Gunung Bromo

4.1 Informasi Umum Nama : G. Bromo

(17)

17 Nama Lain : Brama

Nama Kawah : - Lokasi :

 Geografi : 7° 56' 30" LS dan 112° 57' BT. (Atlas Trop. Nederl. 1938, lembar22).

 Administrasi : Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kec. Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Prop. Jawa Timur.

Ketinggian :

 dari muka air laut :2.329 m dml.

 dari dasar kaldera : 200 m (ketinggian dasar kaldera ±2.100 m dml dan dikenal sebagai daerah lautan pasir)

Kota Terdekat : Probolinggo

Tipe Gunungapi : Kerucut sinder dalam kaldera Nama Pos Pengamatan Gunungapi:

Geografi : 7° 55' 40,18" LS dan 112° 58' 07,56“ BTElevasi : 2275 dpl Administrasi : Pos PGA G. Bromo terletak di Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kec. Sukapura, Kab. Probolinggo, Propinsi Jawa Timur.

4.2 Potensi Wisata Kaldera Tengger

Daya tarik utama TN-BTS adalah gejala alam yang unik dan spektakuler yang dapat dinikmati dan didekati dengan mudah. Kaldera Tengger dengan 5 (lima) buah gunung yang berada didalamnya merupakan daya tarik tersendiri, termasuk kisah geologi terbentuknya gunung-gunung tersebut.

Gunung Bromo

Gunung Bromo merupakan salah satu gunung dari lima gunung yang terdapat di komplek Pegunungan Tengger di laut pasir. Daya tarik gunung ini adalah merupakan gunung yang masih aktif dan dapat dengan mudah didaki/dikunjungi. Obyek wisata Gunung Bromo ini merupakan fenomena dan atraksi alami yang merupakan salah satu daya tarik pengunjung. Kekhasan gejala alam yang tidak ditemukan di tempat lain adalah adanya kawah di tengah kawah (creater in the creater) dengan hamparan laut pasir yang mengelilinginya.

(18)

18

Daya tarik lainnya, adalah bahwa gunung ini merupakan tempat bagi berlangsungnya acara puncak upacara ritual masyarakat Tengger (Kasada) yakni berupa pelemparan hasil bumi sebagai persembahan ke kawah Gunung Bromo. Upacara inilah yang menarik wisatawan untuk menyaksikan acara yang hanya berlangsung satu tahun sekali, pada tanggal 14 bulan ke sepuluh, Kalender Jawa melakukan upacara adat/keagamaan umat Hindu Tengger atau disebut juga Upacara Kesodo, upacara ini berpusat di sekeliling kawah Gunungapi Bromo.

Gua/Gunung Widodaren

Gunung/Gua Widodaren ini letaknya di sebelah Gunung Batok dan merupakan potensi obyek wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri. Salah satu daya tarik obyek ini adalah bahwa lokasi ini merupakan tempat keramat berupa gua dan sumber air suci.

Gunung Batok

Gunung Batok terletak di sebelah Gn. Bromo dan menjadi pemandangan yang menyatu dengan Gn. Bromo. Daya tarik utama adalah gunung ini merupakan habitat edelwis.

Gunung Pananjakan

Puncak G. Pananjakan merupakan tempat yang tertinggi bila dibandingkan dengan tempat-tempat lainnya di Komplek Pegunungan Tengger. Oleh karenanya di kawasan ini kita dapat menyaksikan keindahan alam di bagian bawah seperti panorama laut pasir dengan komplek Gunung Bromo Dsk. yang dilatarbelakangi G.

Semeru dengan kepulan asapnya yang tebal. Dari puncak Pananjakan ini dapat disaksikan/dinikmati pula indahnya matahari terbit di ufuk timur berwarna kekuning- kuningan muncul dari balik perbukitan. Kita dapat menikmati suasana tersebut di atas dalamsuasana hening dan tenteram tanpa kebisingan dan kegaduhan.

4.3 Sejarah Letusan

Catatan sejarah, letusan atau peningkatan kegiatan vulkanik Gunungapi Bromo mulai tercatat sejak tahun 1804, erupsinya dapat berlangsung pendek yaitu

(19)

19

beberapa hari saja (contoh : 12 – 14 Juni 1860) tetapi dapat pula berlangsung satu bulan atau lebih secara terus menerus.

4.4 Kondisi Umum

Sejarah Pembentukan Gunungapi Bromo :

Pegunungan Tengger mempunyai sejarah gunungapi yang panjang, dimulai dari 1,4 juta tahun yang lalu (Mulyadi, 1992). Para ahligunungapi menamakan pegunungan ini dengan Komplek Bromo – Tengger, terdiri dari beberapa tubuh gunungapi dengan pusat

erupsi utamanya membentuk busur. Pada masa pertumbuhannya kegiatan eksplosif dan efusif telah membentuk kerucut Nongkojajar (1,4 ± 0,2 juta tahun yang lalu), Kerucut Ngadisari (822 ±90 ribu tahun yang lalu), Kerucut Tengger Tua (265 ±40 ribu tahun yanglalu), Kerucut Keciri (tidak diketahui umurnya) danKerucut Cemoro Lawang (144 - 135 ±30 ribu tahun yang lalu).

Pada kegiatan eksplosif yang besar, kerucut-kerucut tersebut sebahagian terhancurkan dan terbentuklah kaldera dengan urutantertua ke muda sebagai berikut :

1. Kaldera Nongkojajar 2. Kaldera Ngadisari 3. Kaldera Keciri, dan 4. Kaldera Lautan Pasir

Kerucut Gunungapi Bromo merupakan satu-satunya pusat kegiatan post- kaldera Lautan Pasir yang masih menunjukkan aktifitas vulkanik sampai sekarang.

Beberapa kerucut yang berada di dalam kaldera Lautan Pasir namun sudah tidak aktif lagi.

(20)

20

Gambar 2. 8 Peta Geologi

5. Gunung Semeru

Gambar 2. 9 Gunumg Semeru

5.1 Kondisi Umum

Nama Lain : Semeroe, Smeru, Smiru Nama Kawah : Jonggring seloko Lokasi

a. Geografi : 08’06,5'LS dan 112o55’BT

(21)

21

b. AdministrasiKabupaten Lumajang dan Malang,Jawa Timur.

Ketinggian : Puncak Mahameru 3676m dpl Kubah lava Jonggring Seloko 3744,50m dpl Kota Terdekat : Malang, Lumajang Probolinggo, Pasuruan

Tipe Gunungapi : Strato dengan kubah lava

Pos Pengamatan :G. Sawur 08o09’24,48”LS 112o59’09,42”BT Ketinggian 1060m dpl Argosuko 08o11’04,02”LS 112o53’14,58”BT Ketinggian 936m dpl

5.2 Potensi Gunung Semeru

Daerah di sekitar G. Semeru merupakan daerah pertanian yang subur. Di lereng timur dan tenggara yang merupakan daerah rawan bencana, terletak tanah pertanian dan permukiman dengan kepadatan penduduk lebih dari 850jiwa/km2. Selain itu material pasir dan batu di sepanjang aliran sungainya merupakan kekayaan alam tersendiri. Derasnya kiriman material Semeru menyebabkan ketebalan pasir di sungai terus meninggi. Areal bahan tambang/galian pasir dan batu bangunan 82,50 ha dengan volume 5.976.625 m³.

Areal pasir dan batu yang di eksploitasi baru 15 ha dengan volume 239.065 m³ atau hanya 4 % dari kapasitas yang tersedia. Lokasi penambangan pasir dan batu cukup banyak, diantaranya di sepanjang Kali Rejali, Kali Regoyo, dan Kali Glidig. Tepatnya berada di Kecamatan Candipuro, Pasirian, dan Tempursari.

Kawasan G. Semeru termasuk dalam Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (KTN BTS) memiliki tipe ekosistem sub-montana, montana dan sub-alphin dengan pohon-pohon yang besar dan berusia ratusan tahun, merupakan bagian dari satu kesatuan ekosistem unik yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat dan kehidupan di bawahnya.

5.3 Sejarah Letusan

Sejarah aktivitas vulkanik dalam skala besar

Tahun Keterangan

1961 Letusan tipe strombolin, abu vulkanik dengan ketinggian lebih kurang 3000 m diatas puncak

1963 Awan panas d i Curah Lengkong, Kali Pancing, dan Besuk

(22)

22

Semut mencapai jarak 8 km

1967 Pembentukan kubah lava di pinggir kawah sebelah selatan yang mencapai tinggi lebih kurang 3730 m atau 54 m diatas puncak Mahameru

1973 Pertumbuhan Kubah lava

1994 Bulan Januari – Februari terjadi letusan dan memakan

beberapa korban jiwa dan harta benda di Sumber Urip dan Oro – oro Ombo, dan Lumajang

5.4 Geologi Umum

G. Semeru berada dalam satu kelurusan yang berarah selatan-utara dengan komplek G. Jambangan dan Pegunungan Tengger. Komplek G. Jambangan merupakan yang tertua yang terletak diantara komplek Tengger dan Semeru.

Morfologi komplek G. Semeru- Jambangan dibentuk oleh Gunungapi Kuarter tua dicirikan oleh bentuk morfologi yang telah mengalami denudasi, pola aliran sungai yang kasar dan lembah yang dalam serta terdapatnya sisa dinding kaldera di daerah puncaknya. Morfologi yang lebih muda terdiri dari puncak dan tubuh G. Mahameru dan G.

Semeru. Kerucut parasit diantaranya G. Papak dan G.Leker yang terletak di lereng timur G.

Semeru.

Batuan vulkanik yang terdapat di komplek G. Semeru-Jambangan merupakan hasil erupsi dari beberapa titik letusan yang terpisah. Berdasarkan jenis litologi, posisi stratigrafi dan sumber erupsi, batuan Komplek G. Semeru-Jambangan dapat dibagi menjadi 5 (lima)

kelompok batuan dari tua ke muda adalah : endapan G. Jambangan, G. Ajek-ajek, G.

Kepolo, G. Mahameru dan G. Semeru. Endapan G. Semeru yang merupakan endapan termuda terdiri dari aliran lava, aliran piroklastika, jatuhan piroklastika, guguran puing (debris avalanche) dan lahar. Aliran lava merupakan hasil erupsi pusat (umumnya berkomposisi basal) dan erupsi samping (berkomposisi andesit dan basal).

(23)

23

Gambar 2. 10 Peta Geologi Gunung Semeru

6. Gunung Ijen

Gambar 2. 11 Gunung Ijen

6.1 Informasi Umum

Nama Lain : Gunung Kawah Ijen Lokasi

a. Geografi Puncak : 8°03' 30 Lintang Selatan dan 114°14' 30“ Bujur Timur.

b. Administratif Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Jawa Timur Ketinggian : Tepi kawah 2386 m dpl dan Danau Kawah 2145 m dpl Kota Terdekat : 33 km dari Banyuwangi

(24)

24 Tipe Gunungapi : Strato

Pos Pengamatan : Kampung Pangsungsari, Licin, Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Geografi 08°08’ 48.72” Lintang Selatan dan 114°15' 25.56” Bujur Timur.

6.2 Potensi Gunung Ijen

Gunung Ijen memiliki potensi alam yang bervariasi diantaranya : a. Sublimat belerang.

Sublimat belerang merupakan produk G. Ijen yang sudah dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dalam industri kimia. Belerang dihasilkan dari hasil sublimasi gasgas belerang yang terdapat dalam asap solfatara yang bersuhu sekitar 200 °C. Kapasitas belerang rata-rata sekitar 8 ton/hari . Lapangan solfatara terletak di sebelah tenggara danau Kawah Ijen.

b. Mata air panas

Sumber mataair panas bertipe asam sulfat khlorida dengan suhu 70 °C dan pH sekitar 2, 6 terdapat didekat lapangan solfatara Ijen. Sedangkan air panas netral bertipe bikarbonat dengan suhu sekitar 45 ° terdapat di dalam kaldera Ijen sebelah utara yaitu di Blawan, Kabupaten Bondowoso.

c. Air danau ijen

Air danau kawah Ijen dapat dibuat gipsum dengan cara menambahkan kapur tohor kedalamnya. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan di BPPTK tiap 1 liter air kawah Ijen yang direksikan dengan kapur tohor secara stokiometri menghasilkan 100 gram gipsum.

d. Lapangan gypsum

Pembentukan gipsum/anhidrit terjadi di bawah dam Kawah Ijen yaitu di hulu Kali Banyupait. Air danau kawah yang mengandung sulfat dengan konsentrasi tinggi merembes dan atau melewati batuan sehingga terbentuk gipsum

e. Batu Vulkanik terutama batuan apung

Batu apung banyak ditemukan disekitar danau kawah Ijen terutama di hulu Kali Banyupait.

f. Obyek wisata dan studi vulkanologi

(25)

25

G. Ijen selain menarik dijadikan sebagai objek wisata juga sangat menarik untuk studi geologi dan geokimia

6.3 Sejarah Letusan

Tahun Letusan Keterangan

1796 Merupakan letusan pertama yang tercatat dan dianggap merupakan letusan preatik

16 Januari 1917 Taverne, 1926 Menulis pada waktu itu air danau kelihatan mendidik bercampur lumpur dan uap kadang – kadang letusan terjadi di danau kawah lumpur dilempar ke atas sampai 8 – 10 meter di atas muka air. Hal yang sama terulang pada 7 – 14 Maret. Neuman van Padang menganggapnya letusan pada danau kawah dan letusan preatik pada 25 Februari dan 13 Maret

1936 Neuwan van Padang menganggap pada 5 – 25 November terjadi letusan preatik dan letusan pada danau kawah, menghasilkan lahar seperti pada letusan 1796 dan 1817. Tidak ada korban

22 April 1952 jam 06.30

Terjadi letusan asap setinggi 1 km dan suara guguran terdengar dari sempol. Di dalam kawah, terjadi letusan lumpur setinggi 7 m, hampir sama dengan letusan 1936. Tidak ada korban

13 April 1962 Di bagian bawah tengah permukaan danau terjadi bualan gas di dua tempat yang masing – masing berdiameter sekitar 10 m, dan tanggal 18 April pukul 7.42 terjadi bualan air di bagian utara danau kawah berdiameter 6 m, kemudian bualan air tersebut membesar menjadi 15-20 m. Pada pukul 12.15 bualan air ini menyemburkan air setinggi sekitar 10 m. Warna air danau yang semula hijau muda berubah menjadi hijau muda berubah menjadi hijau putih

30 Oktober 1976 pukul 9.44

Tampak bualan air pada dua tempat dekat Silenong selama 30 menit

6.4 Geologi Umum

(26)

26

G. Ijen terletak di bagian ujung timur Pulau Jawa mulai dari selat Bali sampai daerah Bondowoso meliputi luas 500 km2, terdiri dari endapan vulkanik antara lainabu gunungapi, lapili, bom gunungapi dan leleran lava. Letusan yang menghancurkan puncak gunungapi di pegunungan Ijen adalah G. Raung dan G.Ijen.

Gambar 2. 12 Peta Gunung Api Ijen ((Syarifudin M. Z., 1978)

7.

Gunung Raung

7.1 Informasi Umum Nama Lain : Rawon

Nama Kawah Utama : Kaldera Raung

Nama Kawah Lain : Tegal Alun-Alun dan Tegal Brungbung Lokasi :

a. Geografi Puncak : 8° 7,5’ LS dan 114° 02,5’ BT

b. Wilayah administratif : Kab. Banyuwangi, Kab. Bondowoso, Kab. Jember, danKab.

Lumajang, Jawa Timur

(27)

27 Ketinggian : 3332m dpl

Kota Terdekat : Banyuwangi, Bondowoso Tipe Gunungapi : Strato dengan kaldera

Lokasi Pos Pengamatan Gunungapi : Desa Sragi, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur Geografi : 8° 11’ 54.48” LS dan 114° 9’ 13.02” BT

7.2 Potensi Gunung Ijen

Daerah sekitar G. Raung yang subur dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Selain itu materialhasil letusan berupa pasir dan batu menjadi salah satu sumber mata pencaharian masyarakat setempat sebagai tambang rakyat.

Selain itu G. Raung adalah sebuah gunungapi yang besar dan unik, yang berbeda dari ciri gunungapi pada umumnya di pulau Jawa. Keunikan dari puncak G. Raung adalah kalderanya yang dalamnya sekitar 500 m, selalu berasap dan sering menyemburkan api. G.

Raung termasuk gunungapi tua dengan kaldera di puncaknya dan dikelilingi oleh banyak puncak kecil, menjadikan pemandangannya benar-benar menakjubkan.

7.3 Sejarah Letusan

Tahun Letusan Keterangan

1586 Terjadi letusan dahsyat dan diketahui adanya korban manusia (Verbeek dan Fennema, 1896)

1597 Letusan yang serupa dalam letusan 1586 dan dicatat adanya korban manusia

1638 Terjadi letusan dahsyat, kemudian diikuti dengan banjir besar dan aliran lahar yang melanda daerah antara K. Stail dan K.

Klatak. Korban manusia mencapai ribuan orang. Saat itu berdiri Kerajaan Macan Putih di bawah Pangeran Tawangulun (Brouwer, 1913, p. 60-65)

1730 Letusan abu yang dibarengi dengan lahar yang melanda wilayah yang cukup luas dan dilaporkan banyak korban manusia

1787 – 1799 Letusan terjadi pada waktu pemerintah Residen Harris, tidak diketahui adanya keterangan lebih lanjut.

1800 – 1808 Letusan terjadi pada waktu pemerintahan Residen Malleod,

(28)

28

tidak diketahuiadanya keterangan lebih lanjut.

1812 – 1814 Letusan disertai suara gemuruh dan hujan abu.

1815 Terjadi hujan abu di Besuki dan Probolinggoantara tanggal 4 - 12 April. Neumann van Padang (1951) menyangsikan terjadinya letusan tersebut, diduga hujan abu ini berasal dari letusan G.

Tambora di Sumbawa.

1817 Tanah rusak

1859 Tanggal 14 Desember 1941 tidak ada keterangan lebih lanjut 1860 Letusan yang terjadi pada tahun ini tidak diketahui dengan pasti 1864 Terdenga suara gemuruh dan di siang hari gelap, di duga hujan

abu

1881 Gumpalan asap disertai suara gemuruh, terjadi hujan abu tipis di sekitar Banyuwangi

1885 Di duga terjadi letusan pada bulan Juni tidak ada keterangan lebih lanjut

1890 Terjadi letusan sejak Juli – September paroksimal 1902 Munculnya kerucut pusat pada 16 Februari

1903 – 1904 Terdengar suara gemuruh dan bara api di bagian puncak pada tanggal 28 November – 2 Desember

1913 Tampak ada gumpalan asap

1915 Terdemgar suara gemuruh dan diikuti gumpalan asap

1916 Terdengar suara gemuruh dan diikuti dengan gumpalan asap (November, Desember)

1917 Terdengar suara gemuruh dan diikuti gumpalan asap 1921 Adanya aliran lava di dalam kaldera bulan Februari – April 1924 Pelemparan eflata di sekitar kaldera dan leleran lava, sebelum

Februari

1927 Letusan asap cendawan dan diiringi oleh hujan abu sampai sejauh 30 km. Terdengar dentuman bom yang dilontarkan sejauh 500 m, 2 Agustus sampai Oktober

1928 Tampak adanya celah merah di dasar kaldera yang

(29)

29

mengeluarkan lava, Maret dan November

1929 Di antara bulan Maret dan Juni, sama dengan yang pernah terjadi dalam tahun 1928

1933 21 November-6 Desember

1936 22-31 Agustus, 18 September, November-11 Desember

1937 27-31 Oktober dan 21-27 November

1938 13 Agustus-September dan 14 November-28 Desember

1939 10 Januari

1940 Diragukan

1941 13 Desember

1943 18 Januari

1953 Terjadi letusan asap tanggal 31 Januari. Asapmembara dengan guguran hingga 18 Maret. Tinggi awan letusan mencapai ± 6 km di atas puncak dan sebaran abu mencapai radius ± 200 km

1956 Terjadi kegiatan letusan antara 13-19 Februari dan letusan paroksimal terjadi pada tanggal 19 Februari. Tinggi tiang asap letusan diduga ± 12 km. Suara dentuman berlangsung sekitar 4 jam terdengar jauh hingga ke Surabaya dan Malang. Hujan abu menyebar dan turun hingga Bali dan Surabaya.

1961 Kenaikan kegiatan pada tanggal 26 April

1973 Dikabarkan kegiatan meningkat sejak akhir 1972. Hadian (1973) mengunjungi puncak, tetapi keadaan sudah normal kembali. Hampirseluruh permukaan dasar kawah tertutup oleh aliran lava yang keluar dari kerucut yang terletak di tengah dasar kawah. Seluruh permukaan kerucut sinder tertutup oleh belerang, demikian pula halnya di bagian utara dasar kawah.

Rekahan berbentuk busur menghadap ke tengah terdapat pada bagian timurlaut. Tembusan fumarola terdapat pada puncak kerucut sinder, pada rekahan tersebut di atas, dan di bagian tubuh lava sebelah barat

1989 Letusan abu

(30)

30 7.4 Geologi Umum

Puncak G. Raung merupakan kerucut terpotong dengan tonjolan dari sisa-sisa endapan lava dan barangko-barangko dari sisa endapan piroklastik. Kaldera G. Raung berbentuk ellips, berukuran 1750 x 2250 m, dalamnya 400-550 m di bawah pematang, lereng kaldera sangat terjal.

Sektor barat G. Raung muncul sekelompok bukit (hillocks) sebagai sisa dari suatu longsoran puing raksasa dari kerucut gunungapi bagian barat. Gumuk-gumuk atau bukit bukit kecil G. Raung ini merupakan sisa erosi dari suatu longsoran yang maha dahsyat,juga gumuk-gumuk piroklastik di dataran Jember kemungkinan besar karena terjadinya banjir masa batuan (banjir lahar).

G. Raung dikelilingi oleh kelompok tonjolan diantaranya : di sebelah utara G. Suket (2750 m), di timurlaut G. Lempeh (2932 m), di timur G. Jampit (2338 m), di selatan G. Wates (2796 m), di barat G. Gadung (2390 m), dan G.Pajungan (2352 m).

Pola aliran sungai-sungai di G. Raung adalah radial, sedangkan di daerah kakinya pola alirannya adalah dendritik. Sungai-sungai yangberhulu di sekitar puncak diantaranya : Kali stail dan Kali Mangarang. Sungai-sungai yangberhulu di sekitar lereng diantaranya : K.

Kajar, K. Gladagkundung, K. Telepon, K. Kohor, K. Basiran, dan K. Caken. Sungai sungai tersebut mengalir antara Kalibaru dan Glenmore. Sungai-sungai antara Glenmore dan Rogojampi, terdiri dari K. Sempit, K. Porolinggo, K. Wadung, K. Jalen, K. Togung, K.

Susulan, K. Bandeng, dan K. Binan. K. Satel di Gempol, mengalir ke utara lewat dinding timur G. Suket melalui lembah Gempol dan kampung Belawan, masuk K. Banyuputih.

Beberapa kerucut yang mengelilingi G. Raung seperti G. Suket, G. Lempe, G.

Gadung, G. Pajungan, dan G. Wates adalah gunungapi yang sebagian mungkin lebih tua dari G. Raung dan sebagian adalah gunungapi parasit. Menurut Taverne 1926, (dalam Djoharman, 1970) G. Suket dan G. Dampit berumur lebih tua dari G. Raung.

(31)

31

Gambar 2. 13 Peta Geologi Gunung Raung

(32)

32

BAB III STRATEGI, RENCANA KEGIATAN, DAN KEBERLANJUTAN

3.1 Strategi

Startegi yang dilakukan dalam pembuatan katalog Gunung api ini antara lain lain : 3.1.1 Pengumpulan data sekunder

Strategi dalam pembuatan katalog ini perlu informasi dan data – data dasar gunung api.

Data tersebut bisa di dapatkan di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG), selain itu informasi dan data data sekunder di dapatkan dari buku referensi dan jurnal - jurnal

3.1.2 Survey lapangan

Survey lapangan perlu dilakukan guna mengecek langsung kondisi lapangan. Misalnya gunung kelud yang baru bulan Februari 2014 meletus sehingga membutuhkan data dan informasi baru dilapangan.

3.2 Rencana Kegiatan

Kegiatan pada Pembuatan Katalog Gunung Api Jawa Timur adalah sebagai berikut : 3.2.1 Penelusuran data sekunder

Penelusuran data sekunder ini diperlukan untuk mengumpulkan sebanyak – banyaknya informasi awal mengenai Gunung api Jawa Timur. Dengan pengumpulan data dasar gunung api dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), pengumpumpulan peta RBI, peta geologi, dan peta rawan bencana.

3.2.3 Survey lapangan

Selaian data sekunder perlu dilakukan survey lapangan secara langsung untuk meninjau lokasi sekitar gunung api. Dalam survey lapangan ini diprioritaskan meninjau langsung beberapa gunung diantaranya Gunung Kelud, dikarekan baru bulan Februari meletus, Gunung Bromo dan Semeru, Gunung Arjuno – Welirang, dan Gunung Ijen. Survey ini dilakukan oleh 6 orang yaitu 2 ahli geologi, 1 ahli gunung api, 1 mahasiswa dan 2 penduduk sekitar. Estimasi survey selama 4 hari di masing – masing gunung.

(33)

33 3.2.3 Pembuatan Katalog dan Website

Pembuatan Katalog Gunung api Jawa Timur dari data hasil data sekunder dan survey lapangan yang telah dilakukan. Selain di buat katalog berupa buku juga di buat website Gunung api Jawa Timur.

3.2.4 Pembuatan Laporan

3.3 Keberlanjutan

Dalam kegiatan pengabdian masyarakat tidak hanya berhenti dalam satu program saja, sehingga harus memenuhi aspek berkelanjutan. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat berupa pembuatan katalog Gunung api i ni tidak hanya berhenti sampai pada pembuatan buku katalog dan website. Rencana kegiatan lanjut dari pembuatan Katalog Gunng api ini adalah sosialisasi dan peatihan kepada masyarakat secara intens tentang bagiamana memanfaatkan potensi sekitar Gunung berapi, pelatihan tanggap bencana, pelatihan menjadi pemandu wisata yang dibekali dengan informasi keilmuan geologi. Sehingga diharapkan penduduk sekitar di daerah Gunung api bisa mamaksimalkan potensi dan dapat berdampingan dengan alam dengan baik.

(34)

34

BAB IV ORGANISASI TIM, JADWAL, DAN ANGGARAN BIAYA

4.1 Organisasi Tim

Supaya penelitian dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan, maka tim peneliti merupakan tenaga yang ahli dalam bidangnya masing-masing dengan pembagian tugas sebagai mana pada tabel 4.1

Dosen

Tabel 4. 1 Organisasi Tim

No.

Nama Jabatan dalam

Tim Tugas dalam TIM

NIP Alokasi Waktu

1

Anik Hilyah S.Si, MT Ketua Bertanggung jawab

keseluruhan penelitian dan mengkoordinasi anggota peneliti.

Inventarisasi data dasar gunung api

2

Dr. Ir. Widya Utama Anggota Analisa Potensi

Kebencanaan dari masing – masing gunung

2

I Putu Krishna Wijaya Anggota Melakukan survey lapangan, kondisi geomorfologi

gunung api

Mahasiswa

NO Nama / NRP Rencana Judul PKM

1 Faizal Alifiansyah R/

3713100026

Pembuatan Kajian Potensi dan Kebencanaan Gunung api Jawa Timur

(35)

35 4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 3. 1 Tabel Jadwal Kegiatan Pembuatan Katalog Gunung Api

No Jenis Kegiatan

BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Penelusuran Data Sekunder

2 Survey Lapangan

Gunung Kelud

Gunung Bromo Semeru

Gunung Arjuno-Welirang

Gunung Ijen

Gunung Raung

3 Pembuatan Katalog

4 Pembuatana Laporan

4.3 Anggaran Biaya TOTAL BIAYA

NO Kegiatan Jumlah Prosentase

1 Gaji dan Upah 7.400.000 29,6%

2 Bahan habis pakai dan peralatan 16.440.000 65,76%

3 Lain - lain 1.160.000 4,64%

Jumlah Total 25.000.000 100%

1. Gaji dan upah

No.

Pelaksana

Kegiatan Volume Satuan Honor/jam

Biaya (Rp) 1 Ketua Tim

Peneliti

120 jam/hari 25000 3000000

2 Anggota1 50 jam/hari 20000 1000000

3 Anggota2 50 Jam/hari 20000 1000000

3 Mahasiswa 80 jam/hari 15000 1200000

(36)

36 4 Porter

Lapangan

12 hari 100000 1200000

Jumlah 7400000

2. Bahan Habis Pakai, Perjalanan dan Peralatan

No. Bahan Volume Satuan

Harga

Satuan Jumlah

1 Sewa Mobil 15 hari 250.000 3.750.000

2

Peta

Geologi 7 buah 100.000 700.000

3 Konsumsi 225 hari 20.000 4.500.000 4 Penginapan 15 hari 150.000 2.250.000

5 BBM 15 hari 100.000 1.500.000

6

Kertas A4 80gr

4 rim 40.000

160.000

7

Kertas F4 80gr

4 rim 45.000

180.000 8 Tinta hitam 2 buah 100.000 200.000 9 Tinta warna 2 buah 100.000 200.000 10 Sewa GPS 15 buah 100.000 1.500.000

11

Kompas Geologi

15 buah 100.000

1.500.000

Jumlah 16.440.000

3. Lain-Lain

No. Kegiatan Volume Satuan

Harga

Satuan Jumlah 1 Penjilidan

Laporan

15 buah 20.000

300000

2 Fotocopy 1500 lembar 200 300000

4 Komunikasi 12 bulan/orang 10.000

120000

5 Dokumentasi 1 kali 140.000 140000

6 Seminar Hasil

1 kali 300.000

300000

Jumlah 1160000

(37)

37 DAFTAR PUSTAKA

Arif, Ahmad ,2012, Hidup Mati di Negeri Cincin Api- Ekspedisi Cincin Api, Kompas Berita Berkala Vulkanologi, Edisi Khusus, 1992, G. Arjuno-Welirang

Djumarma, A., 1986, Pengamatan & penyelidikan seismik G. Raung, 1985 - 1986, Arsip Direktorat Vulkanologi, Bandung

Kusumadinata, 1979. Data Dasar Gunungapi Indonesia, Direktorat Vulkanologi, Bandung.

Van Bemmelen R.W. 1949. The Geology of IndonesiaPublished The Hague Govt. Printing Office.

BIODATA TIM PENELITI 1. Ketua

a. Nama Lengkap : Anik Hilyah, S.Si, MT

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NIP : 19790813 2008122002

d. Fungsional/Pangkat/Gol. : Asisten Ahli/ Penata Muda Tk.I / III-B e. Jabatan Struktural : Kalab Petrofisika

f. Bidang Keahlian : Petrofisika

g. Fakultas/Jurusan : FTSP/ Teknik Geofisika

h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

i. Alamat Rumah dan No. Telp. : Apartemen Puncak Kertajaya B1277 Sukolilo Surabaya, 085718801108

j. Riwayat penelitian :

 2013. Analisa Kelistrikan Bumi 2D Dangkal Daerah Potensi Migas Berai Kalimantan Selatan. Penelitian Kerjasama Industri.(ketua)

 2012. Aplikasi Ensemble Empirical Mode Decomposition pada Karakterisasi Spektrum Atribute dan Polarisasi. Penelitian Kompetisi Laboratorium. (Ketua)

k. Riwayat pengabdian :

 Studi Air Tanah dengan Geolistrik di Desa Besowo, Kediri tahun 2014, (Anggota)

 Kegiatan Exploration Study On Geothermal PT. Medco Cahaya Geothermal tahun 2014, (Anggota)

(38)

38 l. Publikasi ilmiah:

 2014. Buku ajar metode geofisika resistivitas

 2010. Micro Earthquake Monitoring To Detect The Distribution Of Fluid Injection In Kamojang Geothermal Field. APTECT 2nd, International Seminar on Applied

Technology, Science, and Art. 21-22 December.

m. Paten : -

2. Anggota 1

a. Nama Lengkap : Dr. Ir. Widya Utama, DEA b. Jenis Kelamin : Laki – laki

c. NIP : 19611024 198803 1 001

d. Fungsional/Pangkat/Gol. : Asisten Ahli/ Penata Muda Tk.I / III-B e. Jabatan Struktural : Kalab Eksplorasi

f. Bidang Keahlian : Petrofisika

g. Fakultas/Jurusan : FTSP/ Teknik Geofisika

h. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

i. Alamat Rumah dan No. Telp. : Jl. Baruk Utara XIII / 10, Perumahan Pondok Nirwana, Surabaya 60298

j. Riwayat penelitian :

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber* Jml (Juta Rp) 1 2009 Penelitian Potensi Hidropower Sebagai

Sumber Energi Listrik Untuk Pemukiman di Daerah Aliran Sungai.

FTSP ITS 180.000.000

2 2009 Penelitian Karakteristik Kelistrikan Untuk Pemetaan Tingkat Penyebaran Lindi di Daerah Permukiman Sekitar Bekas Lahan TPA

FTSP ITS 150.000.000

k. Riwayat pengabdian :

(39)

39

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan

Sumber* Jml (Juta Rp) 1 2003 Pembuatan Piranti Lunak Sistem

Informasi Manajemen Angka Kredit (SIMAK) Jabatan Fungsional Bagi Dosen Untuk Menunjang Proses Pengajuan Kenaikan Jabatan, Pusat Pengabdian Pada Masyarakat – LPPM ITS.

LPPM ITS 15.000.000

2 2003 Pembuatan Mesin Pengetsa Logam Untuk Souvenir Atau Untuk Pembuatan PCB, Pusat Pengabdian Pada Masyarakat – LPPM ITS

LPPM ITS 15.000.000

l. Publikasi ilmiah:

1. PI Adi, WG Prakoso, PI Rizqiani, W Utama,2014, Impact of Topographic Change against Groundwater Recharge Areas Caused by Limestone Mining in Rengel District, Tuban Regency, Procedia-Social and Behavioral Sciences 135, 25-30

2. MA Mahardianti, M Taufik, W Utama, 2013, ANALISA PENGGUNAAN LAHAN DAERAH PENGEMBANGAN POTENSI PANAS BUMI DI KECAMATAN SEMPOL, BONDOWOSO, Geoid 9 (1), 25-31

m. Paten : -

3. Anggota 2

(40)

40

a. Nama Lengkap : I Putu Krishna Wijaya, ST.,M.Eng b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. NIP : 3700201405001

d. Fungsional/Pangkat/Gol. : - e. Jabatan Struktural : -

f. Bidang Keahlian : Geologi Bencana

g. Fakultas/Jurusan : FTSP/Teknik Geofisika

h. Alamat Rumah dan No.Telp : Perumdos ITS Blok G no 9, ITS,Sukolilo, Surabaya

HP: 081916624240

i. Riwayat penelitian/pengabdian : PKM-GT “Zonasi tingkat kerentanan gerakan tanah daerah patuhawati, Jawa barat”, tahun 2008, ketua (saat menjadi mahasiswa)

Publikasi :

1. Wijaya,K., and Dwikorita,K., 2014, Proceeding of International Conference on Earth Science, “The impact of hydrothermal alteration to slope stability”. Kendari, South Sulawesi.

2. Wijaya, K, 2014, Prosiding Seminar Nasional Geomatika,“ Zonasi Tingkat Kerentanan Gerakan Tanah Daerah Patuha, Surabaya.

3. Wijaya,K,2014, Prosiding dan Seminar Nasional Pusat Studi Lingkungan Hidup Indonesia XXII, “Potensi Bencana Gerakan Tanah pada Daerah Pemanfaatan Sumber Daya Geotermal Patuha, Jawa Barat, Surabaya.

k. Paten

l. Tugas Akhir : 1. Judul Skripsi:

Faktor Penyebab dan mekanisme terjadinya gerakan tanah di Daerah Patuhawati, Kecamatan pasir Jambu, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

2. Judul Tesis:

Pengaruh alterasi hidrotermal terhadap gangguan kestabilan lereng dan mekanisme terjadinya gerakan tanah daerah Patuhawati, Provinsi Jawa Barat.

Gambar

Gambar 2. 1 Peta fisiografi Jawa Timur (Van Bemmelen, 1949)
Gambar 2. 2 Gunung Kelud Pasca Erupsi Februari 2014
Tabel 2. 1 Tabel Jumlah penduduk yang terletak di Kawasan Bencana tahun 2004
Tabel 2. 2 Sejarah Letusan Gunung Kelud
+7

Referensi

Dokumen terkait

status bahan organik tanah (Sudirman dan Vadari 2000; Kurnia et al. 2005), sehingga perbaikan status bahan organik harus menjadi priorias dalam pemulihan lahan

membuat perencanaan pembelajaran (b) adanya semangat dari guru mengaji, (c) guru mengaji yang cukup mumpuni dalam bidangnya, (d) adanya sarana dan prasarana yang

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP 9 Salatiga Kota Salatiga, Jawa Tengah tahun pelajaran 2011-2012 dengan jumlah 20 siswa yang dibagi

Selanjutnya berdasarkan Perda Nomor 15 tahun 2000 yang ditetapkan pada tanggal 27 September 2000, wilayah administratif Kota Sukabumi mengalami pemekaran wilayah menjadi 7

Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah itik bali dewasa sehat umur 3 bulan yang belum divaksinasi dengan jumlah 40 ekor yaitu 10 ekor tanpa vaksinasi (sebagai kontrol) dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh variasi konsentrasi crosslinker glutaraldehid terhadap parameter-parameter dalam kecepatan release asam

Hasil Pengukuran porositas dan densitas sampel gelas konduktif dengan variasi penambahan Li 2

Adversity Quotient (AQ) menginformasikan pada individu mengenai kemampuannya dalam menghadapi keadaan sulit (adversity) dan kemampuan untuk mengatasinya, meramalkan individu yang