• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA ILMIAH TERAPAN PERAWATAN ALAT BONGAR MUAT GUNA MEMPELANCAR BONGKAR MUAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KARYA ILMIAH TERAPAN PERAWATAN ALAT BONGAR MUAT GUNA MEMPELANCAR BONGKAR MUAT"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

i

KARYA ILMIAH TERAPAN

PERAWATAN ALAT BONGAR MUAT GUNA MEMPELANCAR BONGKAR MUAT

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut DIPLOMA-III

MUHAMMAD ILMI AINUS SHOFA NIT 04.16.020.1.41

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA-III

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA TAHUN 2020

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Muhammad Ilmi Ainus Shofa

NomorIndukTaruna : 04.16.020.1.41

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

“PERAWATAN ALAT BONGKAR MUAT GUNA MEMPERLANCAR BONGKAR MUAT”

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya sendiri menerima sanksi yang di tetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA, 2020

MUHAMMAD ILMI AINUS SHOFA NIT 04.16.020.1.41

(3)

iii

PERSETUJUAN SEMINAR KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : PERAWATAN ALAT BONGKAR MUAT GUNA

MEMPERLANCAR BONGKAR MUAT Nama Taruna : Muhammad Ilmi Ainus Shofa

NIT : 04.16.020.1.41

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan

SURABAYA,...

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

(Dwi Haryanto, M.M) (Faris Nofandi SsiT, M.Sc)

Penata Tk.I (III/d ) Penata Tk.I (III/d)

NIP.197511252002121006 NIP. 19841118200812 1 003

Mengetahui:

Ketua Jurusan Nautika

(Daviq Wiratno, S.Si.T., M.T.) Penata Tk.I (III/d) NIP.197501271998081001

(4)

iv

PENGESAHAN

KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : PERAWATAN ALAT BONGKAR MUAT GUNA

MEMPERLANCAR BONGKAR MUAT Nama Taruna : Muhammad Ilmi Ainus Shofa

NIT : 04.16.020.1.41

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan

SURABAYA,...

Menyetujui:

Penguji 1 Pembimbing I Pembimbing II

(Capt. Tri Mulyatno B., S.Si.T., M.Pd) Penata (III/c )

NIP.197511012009121002

(Dwi Haryanto, M.M) Penata Tk.I (III/d ) NIP.197511252002121006

(Faris Nofandi SsiT, M.Sc) Penata Tk.I (III/d) NIP. 19841118200812 1 003

Mengetahui:

Ketua Jurusan Nautika

(Daviq Wiratno, S.Si.T., M.T.) Penata Tk.I (III/d) NIP.197501271998081001

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan segala berkat, rahmat, dan anugerah-Nya yan telah Ia berikan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya ilmiah terapan ini. Adapun karya ilmiah terapan ini di susun guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan Progam Pendidikan Diploma III Pelayaran di Politeknik Pelayaran Surabaya dengan mengambil judul :

PERAWATAN ALAT BONGKAR MAUT GUNA MEMPERLANCAR BONGKAR MUAT

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah terapan penulis masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam penyajian materi maupun teknik penulisannya.

Hal ini dikarenakan pengalaman yang dimiliki oleh penulis masih kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan dapat digunakan untuk menyempurnakan karya ilmiah terapan ini.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah terapan ini dan juga rasa bangga setinggi-tingginya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa.

2. Bapak Capt. Heru Susanto, M.M selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya.

3. Bapak Daviq Wiratno, S.Si.T., M.T. Selaku Kepala Jurusan Nautika 4. Bapak Dwi Haryanto, MM Sebagai pembmbing I

5. Bapak Faris Nofandi SsiT, M.Sc. Sebagai pembimbing II

(6)

vi

Akhir kata penulis berharap semoga karya ilmiah terapan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk dan lindungan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

Surabaya, ... 2020

MUHAMMAD ILMI AINUS SHOFA

(7)

vii

ABSTRAK

MUHAMMAD ILMI AINUS SHOFA, Perawatan alat bongkar muat guna memperlancar bongkar muat. Dibimbing oleh Bapak Dwi Haryanto, MM dan Bapak Faris Nofandi, SsiT, M.Sc.

Bagian-bagian pada alat bongkar muat kapal yang sulit terjangkau untuk dicek atau dirawat setiap saat yang menjadi pengaruh rusaknya alat bongkar muat atau tidak berfungsinya saat digunakan, karena alat-alat bongkar muat adalah suatu sarana angkutan yang ada diatas kapal sebagai penunjang utama dalam hal pengoperasian kapal untuk membantu lancarnya proses bongkar muat.

Penelitian dilaksanakan selama masa praktik kerja laut ±12 bulan pada lokasi kapal dimana penulis melaksanakan praktik kerja laut. Data-data diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan pihak yang berhubungan dan proses praktik kerja laut yang dilakukan oleh penulis.

pada saat melaksanakan praktek laut perawatan alat bongkar muat di kapal MV. Kutai Raya Dua meliputi bagian bagian derek yaitu seperti perawatan mesin winch yang difungsikan untuk derek, perawatan dan perbaikan block, dan

perawatan dan perbaikan wire yang dicek pada setip bulannya dan akan diganti bila sudah kondisi dari alat bongkar muat tersebt dikatakan tidak bisa dipakai lagi.

Kata kunci: perawatan dan bongkar muat

(8)

viii

ABSTRAC

MUHAMMAD ILMI AINUS SHOFA, Maintenance of loading and unloading tools to accelerate loading and unloading. Supervised by Mr. Dwi Haryanto, MM and Mr. Faris Nofandi, SsiT, M.Sc.

Parts of ship loading and unloading equipment that are difficult to reach to be checked or taken care of at any time are affected by the damage of loading and unloading equipment when in use, as loading and unloading equipment is a means of transport on board as main support in the case of operation ship to help smooth loading process.

The study was conducted during the working period of sea work ± 12 months at the location of the ship where the authors carry out the working practices of the sea. The data are obtained directly through interviews with related parties and the process of marine working practices conducted by the author.

at the time of carrying out marine practice loading and unloading equipment maintenance on the MV. Kutai Raya Dua includes parts of the crane, such as winch engine maintenance which is used for cranes, maintenance and repair of blocks, and maintenance and repair of wire which is checked every month and will be replaced if the condition of the loading and unloading equipment is said to be unusable.

Keywords: maintenance and loading and unloading

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

PERSYARATAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN SEMINAR ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK. ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah. ... 2

C. Batasan Masalah. ... 2

D. Tujuan Penelitian. ... 2

E. Manfaat Penelitian. ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Review Hasil Penelitian Sebelumnya ... 4

B. LandasanTeori. ... 5

C. Kerangka Penelitian. ... 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian. ... 22

B. Lokasi dan Waktu Penelitian. ... 23

(10)

x

C. Jenis danSumber Data. ... 23

D. Pemilihan Informan. ... 24

E. Teknik Analisis ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum ... 27

B. Hasil Penelitian ... 29

1. Penyajian Data ... 29

2. Analisis Data ... 33

C. Pembahasan ... 34

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 38

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Ramp Door ... 7

Gambar 2.2 Crane Ship ... 8

Gambar 2.3 Hook Crane ... 8

Gambar 2.4 Jala Jala ... 9

Gambar 2.5 spreader ... 10

Gambar 2.6 kerangka penelitan ... 15

Gambar 4. 1 MV. Kutai Raya Dua ... 26

Gambar 4.2 Winch Kapal ... 27

Gambar 4.3 Block ... 27

Gambar 4.4 Winch ... 32

Gambar 4.5 Block Derek ... 33

Gambar 4.6 Grease Dan Pump Grease ... 34

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Crew List ... 38

Lampiran 2: Block Yang Sudah Berkarat ... 39

Lampiran 3: Mesin Winch ... 40

Lampiran 4: Checklist wire ... 41

Lampiran 5: Checklist Perbaikan Block... 42

Lampiran 6: checklis pemerikasan ... 45

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Dalam dunia pelayaran dan perdagangan, alat transportasi kapal laut adalah salah satu sarana yang sangat penting digunakan di dunia perdagangan untuk menunjang perekonomian suatu negara. Dalam pengoperasiannya, kapal laut merupakan unit angkutan barang-barang dari darat keatas kapal maupun sebaliknya dengan menggunakan peralatan bongkar muat yang ada di atas kapal, sehingga proses bongkar muat selama berada di pelabuhan berjalan sesuai dengan rencana dan dapat menghindari kerugian-kerugian yang mungkin akan dialami perusahaan, untuk itu perawatan alat-alat bongkar muat sangat menunjang pengoperasian kapal. Bagian-bagian pada alat bongkar muat kapal yang sulit terjangkau untuk dicek atau dirawat setiap saat yang menjadi pengaruh rusaknya alat bongkar muat atau tidak berfungsinya saat digunakan. Salah satu contohnya seperti block yang terletak pada tiang-tiang boom kapal yang berada di atas dan cara merawatnya harus memanjat tiang- tiang, hal ini yang menyebabkan crew kapal enggan mengecek.

pada kapal-kapal baru mutlak diyakinkan akan kondisi alat -alat bongkar muatnya, tapi pada kapal-kapal yang umurnya sudah

(14)

2

tua sangat membutuhkan perhatian terutama pada alat-alat bongkar muatnya, karena alat-alat bongkar muat adalah suatu sarana angkutan yang ada diatas kapal sebagai penunjang utama dalam hal pengoperasian kapal. Sehingga peralatan bongkar muat yang umurnya sudah tua dan harus diganti dengan alat-alat yang baru.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat ambil beberapa rumusan masalah, yang kiranya akan dipakai dan dicari jawabannya secara keseluruhan pada bab-bab selanjutnya, dikarenakan keterkaitan satu permasalahan dengan permasalahan lainnya. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara perawatan alat-alat bongkar muat diatas kapal.

C. BATASAN MASALAH

Mengingat luasnya pembahasan mengenai perawatan alat- alat bongkar muat di atas kapal, dan banyaknya masalah yang ditimbulkan dan juga berkaitan dengan perawatan alat-alat bongkar muat maka dalam penyusunan laporan penelitian ini penulis memberi batasan-batasan pada ruang lingkup yang hanya berkisar pada manajemen perawatan alat-alat bongkar muat diatas kapal dimana selama penulis melaksanakan praktek laut.

(15)

3

D. TUJUAN PENELITIAN

Pembuatan Karya Ilmiah Terapan ini pada dasarnya untuk mengembangkan pikiran dan pengalaman yang menyangkut berbagai masalah yang terjadi di atas kapal, khususnya perawatan alat bongkar muat. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya ilmiah terapan ini diantaranya adalah :

1. Untuk mengetahui cara merawat alat-alat bongkar muat diatas kapal

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi para pelaut untuk dapat meningkatkan perawatan alat bongkar muat sesuai dengan prosedur. Sebagai pembelajaran waktu praktek layar.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan penilitian ini dapat membuat pengetahuan taruna atau taruni Politeknik Pelayaran Surabaya semakin bertambah luas dan dapat meningkatkan pengetahuan tentang perawatan alat bongkar muat yang ada di atas kapal.

(16)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA

Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya

No. Penulis Judul Penelitian Masalah Hasil 1.

Rian Lovianda (2015)

Analisis

Perawatan Alat Bongkar Muat Dikapal MV.

Hoanya Wisdom

Bagamana perencanaan perawatan alat bongkar muat di atas kapal?

Perencanaan terjadwal dan insidentil, dan pelaksanaannya sudah

maksimal

Sumber : Thesis Rian Lovianda PIP Semarang Tahun 2015

Keterkaitan Karya Ilmiah Terapan antara review penelitian sebelumnya dengan Karya Ilmiah Terapan penulis adalah memiliki persamaan pada fokus penelitian yaitu tentang perawatan alat bongkar muat diatas kapal, namun selain persamaan juga memiliki perbedaan yaitu pada tempat penulis melakukan penelitian

(17)

5

B. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Perawatan

Menurut Vincent Gasper, perawatan (maintenance) merupakan suatu kegiatan yang diarahkan pada tujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem produksi sehingga dari sistem produksi sehingga dari sistem itu dapat diharapkan menghasilkan out put sesuai dengan yang dikehendaki. Sistem perawatan dapat dipandang sebagai bayangan dari sistem produksi, dimana apabila sistem produksi beroperasi dengan kapasitas yang sangat tinggi maka akan lebih intensif.

Vincent Gasper (94:513), perawatan juga dapat didefinisikan sebagai, suatu aktivitas untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Selanjutnya menurut Prijo Soebandono (2006 : 29) adalah:

”Gabungan dari suatu kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menjaga atau mengembalikan suatu peralatan menjadi seperti sediakala pada kondisi yang baik untuk dapat dipergunakan kembali”

Pengertian perawatan menurut Daryanto (2006 : 29) adalah: ”Suatu usaha kegiatan untuk merawat suatu materil atau mesin agar supaya materil atau mesin itu dapat dipakai secara produktif dan mempunyai umur yang lama”

(18)

6

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan dari kegiatan perawatan dan perbaikan kapal adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan terhadap peralatan dan perlengkapan agar kapal selalu dalam keadaan laik laut dan siap operasi.

2. Pengertian Bongkar Muat

Definisi bongkar muat menurut Gianto dkk dalam buku

“Pengoperasian Pelabuhan Laut” (1999:31-32), adalah sebagai berikut : Bongkar adalah pekerjaan membongkar barang dari atas geladak atau palka kapal dan menempatkan ke atas dermaga atau dalam gudang.

Muat adalah pekerjaan memuat barang dari atas dermaga atau dari dalam gudang untuk dapat di muati di dalam palka kapal. Untuk di kapal tanker kegiatan muat dapat di definisikan yaitu suatu proses memindahkan muatan cair dari tanki timbun terminal ke dalam tanki / ruang muat di atas kapal, atau dari satu kapal ke kapal lain “Ship to Ship”

Menurut Badudu (2001:200) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bongkar diterjemahkan sebagai: Bongkar berarti mengangkat, membawa keluar semua isi sesuatu, mengeluarkan semua atau memindahkan. Pengertian Muat: berisi, pas, cocok, masuk ada didalamnya, dapat berisi, memuat, mengisi, kedalam, menempatkan.

Pembongkaran merupakan suatu pemindahan barang dari suatu tempat ke tempat lain dan bisa juga dikatakan suatu pembongkaran barang dari

(19)

7

kapal ke dermaga, dari dermaga ke gudang atau sebaliknya dari gudang ke gudang atau dari gudang ke dermaga baru diangkut ke kapal.

Menurut Dirk Koleangan (2008:241) dalam buku yang berjudul Sitem Peti Kemas, pengertian kegiatan Bongkar Muat adalah sebagai berikut: Kegiatan Bongkar Muat adalah kegiatan memindahkan barang- barang dari alat angkut darat, dan untuk melaksanakan kegiatan pemindahan muatan tersebut dibutuhkan tersedianya fasilitas atau peralatan yang memadai dalam suatu cara atau prosedur pelayanan.

Menurut F.D.C. Sudjatmiko (2007:264) dalam buku yang berjudul Pokok-Pokok Pelayaran Niaga, bongkar muat berarti pemindahan muatan dari dan keatas kapal untuk ditimbun ke dalam atau langsung diangkut ke tempat pemilik barang dengan melalui dermaga pelabuhan dengan mempergunakan alat pelengkap bongkar muat, baik yang berada di dermaga maupun yang berada di kapal itu sendiri.

3. Alat Bongkar Muat

Alat Bantu bongkar muat diartikan sebagai alat bantu yang dapat dipakai untuk kelancaran kegiatan membongkar barang dari kapal ke darat atau sebaliknya. Dengan pemakaian alat bantu bongkar muat yang sesuai dengan jenis barang yang akan dibongkar atau dimuat, maka kinerja akan lebih efektif dan efisien.

Alat Bantu bongkar muat adalah sebuah alat yang digunakan untuk membantu bongkar muat diatas kapal agar kegiatan bongkar muat yang terjadi diatas kapal menjadi lebih efektif dan efisien tidak membutuhkan

(20)

8

tenaga yang banyak dan mendapatkan hasil yang maksimal, dan juga dapat meminimalisir resiko kecelakaan kerja di atas kapal. Adapun beberapa alat bongkar muat diatas kapal :

a. Ramp Door

Alat ini umumnya terdapat pada kapal jenis RORO (Roll On Roll Off), merupakan jenis kapal yang diperuntukkan untuk mengangkut berbagai jenis kendaraan. Fungsi dari Ramp Door ini adalah sebagai jembatan penghubung antara dermaga dan kapal. ramp door umumnya terletak pada haluan atau buritan kapal.

Gambar 2.1 Ramp Door

g

Gamabr

G

Sumber: Google Gambar b. Crane Ship ( Crane Gear)

Alat ini biasanya terletak dibagian tengah kapal, berfungsi untuk mengangkat cargo dari palka kapal, kemudian dipindahkan ke dermaga. Lengan dari crane kapal harus cukup panjang, sehingga dapat memindahkan dari palka ke dermaga. Sistem yang digunakan

(21)

9

pada crane kapal serupa dengan crane pada umumnya, yakni menggunakan kabel baja, dengan motor sebagai penggeraknya dan berbagai ukuran katrol sebagai pemindah dayanya.

Gambar 2.2 Crane Kapal

Sumber: Google Gambar

(22)

10

Gambar 2.3 Hook Crane

gam

c. Hook Crane

Hook terletak pada ujung kabel crane, dan berfungsi untuk dikaitkan pada beban atau muatan.

S

Sumber: Google Gambar

(23)

11

d. Jala – Jala Kapal

Jala-jala kapal berfungsi dalam kegiatan bongkar muat bag cargo, box cargo, dsb. Jala-jala di hamparkan kemudian cargo diletakkan diatas jala-jala, lalu jala-jala ditutup dan dikaitkan pada hook crane.

Gambar 2.4 Jala Jala

Sumber: Google Gambar

e. Spreader

Spreader tersedia dengan berbagai kegunaan, yaitu spreader untuk petikemas, spreader beam untuk general cargo, dan clamp untuk curah kering. Dengan menggunakan spreader, kecepatan bongkar muat akan meningkat, contoh: spreader beam dapat mengangkat dua jala-jala lambung sekaligus sekali angkat. Namun pada hakekatnya, penggunaan spreader harus disesuaikan dengan SWL (Safe Working Load) pada setiap crane.

(24)

12

2. perbedaan Alat Bongkar Muat Di Kapal a. General Kargo

Spreader tersedia dengan berbagai kegunaan, yaitu spreader untuk petikemas, spreader beam untuk general cargo, dan clamp untuk curah kering. Dengan menggunakan spreader, kecepatan bongkar muat akan meningkat, contoh: spreader beam dapat mengangkat dua jala-jala lambung sekaligus sekali angkat. Namun pada hakekatnya, penggunaan spreader harus disesuaikan dengan SWL (Safe Working Load) pada setiap crane.

b. Curah

Belt conveyor alat ini berbentuk sebuah lembaran yang terbuat dari campuran dengan asbes plastik. lembaran tersebut bergerak mengelilingi sebuar roller yang berbentuk sistem silinder yang dipasang di salah satu conveyor.

Bulk pump alat ini berbentuk pompa dengan sistem

perpipaannya, yang berupa suction pipe dan discharge pipe serta sebuah tangkai yang dapat digunakan unuk mengarahkan ujung suction pipe dalam mengambil muatan.

(25)

13

c. tanker

Produk, Peralatan Dan Pompa Pada Kapal Tanker Secara pembuatannya kapal tanker kapal tanker di fungsikan untuk menjadi kapal pengangkut dan terdiri dаrі dua jenis:

product tanker dan crude carrier. Dі luar itu, ada jenis tanker уаng lebih khusus seperti chemical tanker, gas carrier dan asphalt/bitumen carrier.

Cargo pump kapal tanker Fungsi dаrі pompa аdаlаh untuk membongkar muatan, membongkar sisa-sisa muatan / pengeringan serta tank washing, ballast dan deballasting. Kapasitas efektip ѕuаtu pompa dipengaruhi оlеh

tahanan pada pipa dan kerangan, kecepatan dаrі aliran, Viscosity dаrі cairan muatan, jarak ketempat penampungan serta Kavitasi dі dalam pompa.

3. Plan Maintenance System

Plan Maintenance System (PMS) adalah sistem perawatan kapal

yang dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan terhadap peralatan dan perlengkapan agar kapal selalu dalam keadaan laik laut dan siap operasi. Perawatan kapal merupakan pekerjaan rutin yang dikerjakan pada saat kapal standby ataupun sedang beroperasi. Fungsi perawatan kapal sendiri untuk menjaga performa kapal dan mencegah /

Mengurangi kerusakan pada permesinan dan peralatan kapal. Penerapan perawatan kapal saat ini biasanya dilakukan berdasarkan pengalaman para Captain dan Chief Engineer Kapal, bahkan ada yang melakukan perawatan kapal berdasarkan style suku tertentu. Ini

(26)

14

menyebabkan tidak ada standard dan pedoman dalam merawat kapal, apalagi crew kapal kerap di rolling per enam bulan atau satu tahun sekali sesuai dengan kebijakan Perusahaan Pelayaran.

4. Jenis Jenis Maintenance a. Preventive Maintenance

Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan peralatan produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi (Sofyan, 1998: 90). Dalam melakukan cara perawatan ini, ada beberapa aktifitas yang dapat dilakukan yaitu: pemeriksaan secara berkala dan penggantian komponen yang sudah hampir rusak atau sudah rusak. Untuk penggantian komponen yang telah rusak ini akan terjadi penambahan pada biaya produksinya. Sehingga dalam menetapkan komponen-komponen yang akan dijadwalkan penggantiannya harus merupakan komponen yang kritis dalam sistem produksi tersebut. Berdasarkan Asrori (2007: 3) kegiatan perawatan yang dilakukan dalam perawatan preventif adalah suatu bentuk pelaksanaan terjadual. Oleh karena itu siklus perawatan menjadi penting keberadaannya. Klasifikasi perawatan dalam preventive maintenance dibagi menjadi 4 kategori (keadaan), yaitu:

(27)

15

1) Inspeksi

Inspeksi adalah tindakan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala kondisi suatu peralatan atau alat bantu untuk mendapatkan informasi tentang keadaan mesin atau alat bantu tersebut yang hasilnya dapat digunakan untuk pertimbangan dalam melakukan kegiatan perawatan selanjutnya.

2) Small

Small repair adalah suatu tindakan perawatan ringan yang menitik beratkan pada bagian terkecil (komponen) dari suatu mesin. Kegiatan small repair merupakan perbaikan tindak lanjut dari kerusakan ringan yang ditemukan pada waktu kegiatan inspeksi dan tidak memerlukan waktu dan biaya yang tinggi.

3) Medium

Medium repair adalah suatu tindakan perawatan tingkat menengah yang lebih fokus pada kerusakan bagian dari suatu mesin akibat aus atau akibat kecelakaan yang perbaikannya memerlukan biaya yang tinggi dan waktu kerja yang relatif lama.

4) Overhaul

Overhaul adalah suatu tindakan perawatan pada yang bersifat menyeluruh pada bagian mesin. Tindakan yang biasanya dilakukan waktu overhaul adalah pembetulan-pembetulan komponen yang aus/ rusak atau penggantian komponen.

(28)

16

b. Corrective Maintenance

Perawatan Korektif (Corrective Maintenance) Menurut Sofyan (1987: 90) perawatan korektif (corrective maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan yang ditemukan selama masa waktu preventive maintenance.

Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik dan mencapai standar kerja yang dapat diterima. Perawatan korektif yang dilakukan meliputi antara lain:

Perbaikan-perbaikan yang dilakukan untuk menghilangkan bagian- bagian yang kurang ekonomis dari mesin atau mengurangi frekuensi terjadinya kerusakan tersebut Melakukan perbaikan setelah jangka waktu tertentu Beberapa jenis perawatan korektif adalah:

1) Shutdown Maintenance adalah pemeliharaan yang hanya dilakukan selama mesin tersebut berhenti beroperasi atau mesin tersebut terpaksa diberhentikan karena kerusakan yang serius.

2) Breakdown maintenance Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.

(29)

17

5. Perawatan Kapal

Pekerjaan pemeliharaan kapal atau pekerjaan di laut masih merupakan pekerjaan yang memiliki bahaya yang tingkatnya tinggi Sampai 60 % kecelakaan di kapal / di laut dialami oleh pelaut usia -muda, selebihnya antara lain karena kurangnya ketrampilan dalam pekerjaan di atas kapal.

Kalau dihitung secara menyeluruh kekurangan kerterampilan memiliki prosentase yang tinggi, baik bagi pelaut muda maupun bagi pelaut tua yang kurang memiliki keterampilan dalam melakukan pekerjaan - pekerjaan.

Pekerjaan di kapal sebagian besar merupakan pekerjaan pemeliharaan, Setiap pekerjaan mempunyai ciri sendiri dan bahaya ditimbulkannya juga berbeda.

Karena itu selain mengenal pekerjaan beserta alat-alat yang digunakan kami -juga memberikan sedikit hal-hal perlu diperhatikan dalam setiap pekerjaan atau dalam menggunakan alat-alat dalam pekerjaan. Kami menyadari bahwa isi dari buku masih kurang dari apa yang diharapkan, dengan ini kepada para pembaca / peminat kami menunggu saran - saran / perbaikan-perbaikan.

Dalam meningkatkan dan menyiapkan kemampuan dari pelaut muda harus dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan melaksanakan pekerjaan diatas kapal sebelum terjun didunia maritim. Banyak ditemukan

(30)

18

pelaut yang baru bekerja diatas kapal diturunkan dari kapal karena tidak bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik, karena tidak melalui proses pendidikan dan pelatihan dengan baik. Banyak institusi pendidikan kepelautan yang hanya mengeluarkan sertifikat tanpa mempertimbangkan sisi psikologis pada pelaut pada waktu pertama kali bekerja dikapal.

8. Perawatan Crane ship

Untuk memastikan bahwa semua bagian dari peralatan pengangkat dan peralatan terkait disimpan dalam kondisi perbaikan dan urutan kerja yang baik, pemeliharaan pencegahan teratur harus dilakukan. Perawatan harus mencakup pemeriksaan rutin oleh orang yang kompeten. Ujian semacam itu harus dilakukan sebagaimana diharuskan oleh Peraturan tetapi setidaknya setiap tahun sekali. Pemeriksaan harus mencari cacat bahan umum seperti retakan, distorsi, korosi dan keausan yang dapat mempengaruhi beban kerja yang aman dan kekuatan secara keseluruhan.

Di bawah ini adalah beberapa item perawatan yang disarankan:

a. Pemberian gemuk harus menyeluruh dan sering, karena bantalan kering memaksakan beban tambahan yang dapat menyebabkan kegagalan.

b. Kondisi semua tali dan rantai harus diperiksa secara teratur untuk keausan, kerusakan dan korosi dan diganti seperlunya.

c. Belenggu, tautan dan cincin harus diperbarui saat dipakai atau rusak.

d. Struktur harus sering diperiksa untuk korosi, retakan, distorsi dan keausan bearing, mengamankan titik dll.

(31)

19

e. Struktur berongga seperti gantries atau tiang harus diperiksa untuk air yang terperangkap di dalamnya. Jika air ditemukan, struktur harus dikeringkan dirawat, dengan tepat dan kemudian disegel.

f. Uji fungsi reguler dari kontrol, berhenti, rem, perangkat keamanan untuk mengangkat gigi dll, harus dilakukan lebih baik sebelum dimulainya operasi.

9. perawatan ramp door

a. Pemberian gemuk harus menyeluruh dan sering dilakukan.

b. Kondisi semua tali dan rantai harus diperiksa secara teratur untuk keausan, kerusakan dan korosi.

10. Perawatan jala jala

a. Pastikan tali sudah diperiksa terlebih dahulu sebelum digunakan.

b. Pastikan tali dipilih sesuai dengan fungsi dan kondisi lapangan yang tepat. Ukuran tidak boleh terlalu kecil atau terlalu besar.

Pastikan adanya Safety dan mungkin lebih untuk tali yang sudah berumur lebih lama.

c. Pastikan tali dibuka secara betul. Kadang ada kejadian dimana tali bias terjepit sehingga bisa merusak permukaan tali tersebut.

Pastikan permukaan dimana tali dibuka tidak kasar. Permukaan yang kasar bisa merusak tali sehingga menurunkan kekuatan tali tersebut

d. Pastikan tali disimpan di tempat yang kering dan tidak terkena sinar matahari secara langsung. Untuk beberapa tali seperti

(32)

20

keadaan basah bisa membuat tali itu hancur. Pastikan tali disimpan di tempat yang datar dan tidak kasar.

e. Jaga kebersihan tali anda. Tidak disarankan untuk menarik tali anda di tanah atau dipermukaan yang kasar. Partikel yang mungkin menempel ditali dapat menyebabkan kekuatan tali anda berkurang.

Jika tali terkena permukaan yang kotor, bisa dibersihkan sebelum disimpan.

f. Hindari keadaan dimana tali bisa terjepit. Tali yang terjepit dapat mengurangi kekuatan tali tersebut. Semakin kecil sudut antara tali dan beban semakin besar kemungkinan tali tersebut rusak.

g. Lindungi tali dari bahan yang mudah terbakar atau chemical yang bersifat korosif atau keras.

h. Hindari hentakan secara tiba tiba pada tali.

11. Peratawatan Hook Crane

a. Lakukan pemeriksaan berkala apakah ada keretakan, cuil, bengkok dan faktor lain yang dapat menyebabkan kerusakan pada hook.

b. Berat beban tidak boleh melebihi working load hook.

12. Perawatan spreader

a. Lakukan pemeriksaan secara teratur untuk mengetahui adanya retakan, bengkok cuil terhadap spreader.

b. Lakukan pengecekan agar spreader terhindar dari kerusakan dan korosi.

(33)

21

Analisa masalah bongkar muat tidak tepat waktu

1. Alat rusak 2. buruh tidak cakap

Perawatan alat

Sesuai Tidak

PMS

Ya

Bongkar muat lancar C. KERANGKA PENELTIAN

Gambar 2.6 kerangka penelitan

(34)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Menurut Moleong (2002:29), apabila seseorang mengadakan penelitian, secara sadar atau tidak dalam dirinya ada cara memandang hal atau peristiwa tertentu. Menurut Suryabrata (2003:11), penelitian adalah suatu proses atau rangkaian langkah-langkah yang digunakan secara terencana dan sistematis, guna mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu.

Jenis metode penelitian yang digunakan oleh penulis di dalam menyampaikan masalah adalah deskriptif kualitatif, untuk menggambarkan dan menguraikan objek yang diteliti. Adapun yang dimaksud dengan deskriptif, menurut Moleong (2002:6) di sini adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dari uraian diatas, dapat diketahui peran penting metodologi penelitian untuk memberikan keterangan tentang apa dan bagaimana penelitian dilakukan bagi seorang peneliti.

Dengan dasar seperti itu penulis akan memaparkan pengalaman dan ilmu yang diperoleh selama di kapal pada saat praktek laut dalam karya ilmiah penelitian ini.

(35)

23

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini di Politeknik Pelayaran Surabaya dan di salah satu kapal dimana penulis nanti akan melaksanakan praktek kerja laut (PRALA) diatas kapal selama kurang lebih 12 bulan dengan mengumpulkan data yang akan di dapat nantinya.

2. Waktu Penelitian

Proposal penelitian ini dilakukan sebelum melaksanakan praktek laut dan dilanjutkan pada saat taruna-taruni melakukan praktek laut selama kurang lebih 12 bulan di atas kapal.

C. JENIS DAN SUMBER DATA

Jenis dan sumber data yang diperlukan dan dipergunakan dalam penyusunan karya ilmiah penelitian ini merupakan informasi yang diperoleh penulis melalui pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti dan informasi yang diperoleh penulis melalui buku yang berkaitan dengan penelitian ini. Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh Arikunto (2010:172). Sumber data terbagi menjadi 2 jenis yaitu :

1. Data Primer

Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, yakni subjek penelitan atau informan yang

(36)

24

berkenaan dengan variabel yang diteliti atau data yang diperoleh dari responden secara langsung. Arikunto (2010:22). Data Primer yang didapatkan dari wawancara dengan perwira di atas kapal, dan kerja nyata penulis pada saat praktek laut di atas kapal.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yang menunjang data primer. Dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis serta dari studi pustaka. Dapat dikatakan data sekunder ini bisa berasal dari dokumen-dokumen grafis seperti tabel, catatan, SMS, foto dan lain-lain. Arikunto (2010:22). Contoh data Sekunder yang didapatkan dari dokumen-dokumen peralatan kapal yang terdapat di atas kapal.

D. PEMILIHAN INFORMAN

Pada penelitian ini, informan penelitian merupakan awak kapal di salah satu kapal niaga yang nantinya akan ditempati sebagai tempat melaksanakan praktek kerja laut (PRALA). Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan fokus penelitian maka yang dijadikan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Menurut Abdurrahmant (2005:104), observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja,

(37)

25

sistematis, mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Joko (1997:63)

2. Metode Dokumentasi

Bertujuan untuk mencari data tentang masalah penelitian dengan mencari jawaban permasalahan dengan berpedoman pada buku. Tahap ini sangat penting karena merupakan dasar penyusunan kerangka teoritis yang sangat berguna dalam pemecahan masalah. Dalam penyusunan karya ilmiah penelitian ini, studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas oleh penulis dalam karya ilmiah penelitian ini. Buku yang dimaksud dalam hal ini adalah buku yang dijadikan referensi untuk penyusunan karya ilmiah penelitian.

3. Metode Wawancara

Bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih jelas lagi untuk mendaptkan sebuah data dan untuk memprjelas dalam pemecahan masalah, Mempunyai kaitan dengan permasalahan yang akan dibahas oleh penulis karya ilmiah terapan, wawancara tersebut dilaksanakan dengan crew kapal selaku sebgai penanggung jawab maintenance kapal bagian deck yaitu chief officer atau bisa disbut mualim 1.

(38)

26

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Patton mengungkapkan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Bogdan dan Taylor mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan olah data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu. Moleong (2001:103).

Menurut Sarwono (2006:239), prinsip pokok teknik analisis kualitatif ialah mengolah dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur, dan mempunyai makna. Dalam hal ini setelah seluruh data dari hasil penelitian diperoleh, dilaksanakan teknik analisa data.

Terdapat beberapa faktor pertimbangan dalam menggunakan deskriptif kualitatif yaitu Molleong (2002: 33):

1. Metode deskriptif kualitatif akan lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya ganda

2. Metode deskriptif kualitatif menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti

3. Metode deskriptif kualitatif lebih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman (2005:104), Metodelogi Penelitian dan Teknik penyusunan skripsi, (Jakarta:Rineka Cipta 2005) hal 104

Badudu (2001:200) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, terjemahan bongkar

Dirk Koleangan (2008:241) Sistem Peti Kemas

F.D.C. Sudjatmiko (2007:264) Pokok-Pokok Pelayaran Niaga.

Gianto Herry, dan Martopo Arso, Pengoperasian Pelabuhan laut,PIP, Semarang, 1990, https://rahmafadila111297.wordpress.com/2017/12/18/deinsi- bongkar-muatsecara-umum/

Lexy, J. Moeleong, Metodologi penilitian kuliatatif. (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002)hal 33.

Prijo Soebandono (2006 : 29) pengertian perawatan.

http://adjiedaji.blogspot.com/2016/04/manajemen-perawatan- kapal.html?m=1

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1998)hal 18.

Vincent Gasper (94:513), perawatan (maintenance)

Gambar

Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya
Gambar 2.1 Ramp Door
Gambar 2.2 Crane Kapal
Gambar 2.3 Hook Crane
+3

Referensi

Dokumen terkait

: Analisis Pengaruh Kunjungan Kapal Terhadap Produksi Bongkar Muat Peti Kemas pada Unit Usaha..., 2000... : Analisis Pengaruh Kunjungan Kapal Terhadap Produksi Bongkar Muat Peti

Port adalah harbour yang terlindung, dengan fasilitas terminal laut yang terdiri dari tambatan/dermaga untuk bongkar muat barang dari kapal, gudang, transit dan

Dengan panjang dermaga Internasional TPS adalah 1000 meter, dermaga dapat menampung banyak kapal untuk proses bongkar muat menggunakan container crane dimana

Dari beberapa pengertian diatas, disimpulkan bahwa bongkar muat adalah kegiatan menaikan atau menurunkan barang atau muatan dari dermaga ke kapal atau sebaliknya,

Samudera Indonesia Dalam Pelaksanaan Bongkar Muat Barang Melalui Angkutan Laut (Studi Pada PT.. Samudera

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat dengan judul “Optimalisasi Penerapan manajemen perawatan alat bongkar muat guna menunjang kelancaran pembongkaran di MT.. Ontari”

Batasan Masalah Dalam penulisan karya ilmiah penelitian ini penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas adalah penelitian tentang pentingnya perawatan peralatan bongkar muat

Batasan Masalah Dalam penulisan karya ilmiah penelitian ini penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas adalah penelitian tentang pentingnya perawatan peralatan bongkar muat