• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI PERAWATAN ALAT BONGKAR MUAT DI ATAS KAPAL GUNA MEMPERLANCAR PROSES BONGKAR MUAT DI MV DK 02

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "OPTIMALISASI PERAWATAN ALAT BONGKAR MUAT DI ATAS KAPAL GUNA MEMPERLANCAR PROSES BONGKAR MUAT DI MV DK 02"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

i

OPTIMALISASI PERAWATAN ALAT BONGKAR MUAT DI ATAS KAPAL GUNA MEMPERLANCAR

PROSES BONGKAR MUAT DI MV DK 02

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Pelayaran Pada Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Oleh

YOGA AJI LEKSANA TRI PAMUNGKAS 541711106365 N

PROGRAM STUDI NAUTIKA DIPLOMA IV POLITEKNIK ILMU PELAYARAN

SEMARANG

2021

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

1.

2. Doa kedua orang tua adalah kunci kesuksesan.

3. Barang siapa yang bersunguh-sunguh pasti akan mendapatkan keberhasilan.

Persembahan:

1. Kedua Orang tua saya, Bapak Sami in dan Ibu Muntiasih, yang telah membantu secara moril dan material.

2. Almamater saya, PIP Semrang 3. Keluarga besar Boyolali, yang selalu

memberikan motivasi

4. Seluruh rekan-rekan saya yang telah memberikan do’a dan dukungan.

(6)

vi

(7)

vii

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERNYATAAN ...iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAKSI ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II : LANDASAN TEORI...6

2.1 Tinjauan Pustaka ... 6

2.2 Kerangka Pikir Penelitian ... 12

2.3 Definisi Operasional... 14

(9)

ix

2.4 Hipotessa ... 16

BAB III : METODE PENELITIAN ... 18

3.1 Pendekatan dan Desain Penelitian ... 18

3.2 Fokus dan Lokus Penelitian ... 19

3.3 Sumber Data Penelitian ... 20

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 21

3.5 Teknik Analisis Data ... 23

3.6 Teknik Keabsahan Data ... 26

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

4.1 Hasil Penelitian ... 28

4.2 Data dan Fakta Lapangan ... 34

4.3 Pembahasan ... 38

BAB V : PENUTUP ... 57

5.1 Simpulan ... 57

5.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

LAMPIRAN ... 60

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 73

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian... 13

Gambar 3.1 Triangulasi Sumber Data ... 27

Gambar 4.1 Lambang Perusahaan PT KSE ... 28

Gambar 4.2 MV DK 02 ... 29

Gambar 4.3 MV DK 02 ... 30

Gambar 4.4 Serat Wire Runner Cargo Crane No 3 Mengalami Putus ... 36

Gambar 4.5 Terdapat Karat Pada Barang Crane No 2... 37

Gambar 4.6 Crew Kapal Sedang Menganti Wire Runner Cargo Crane ... 42

Gambar 4.7 Crew Kapal sedang Mengecek Wire Cargo Crane ... 46

Gambar 4.8 Chif Officer Melakukan Pengarahan Kepada Crew Kapal... 52

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Ship Particular MV.DK 02 ... 31 Tabel 4.2 Crew List MV.DK 02... 32

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil turnitin ... 60

Lampiran 2 Ship’s particular MV DK 02 ... 61

Lampiran 3 Crew List ... ... 62

Lampiran 4 Check List Maintenance & Inspection... 63

Lampiran 5 Stowage Plan ... ... 65

Lampiran 6 Gambar Crane & Pengantian Cargo Blok ... 66

Lampiran 7 Gambar Cargo Blok Pecah & Gambar Pengantian Wire ... 67

Lampiran 8 Hasil Wawancara ... 68

(13)

xiii ABSTRAKSI

Pamungkas, Yoga Aji.2021, 541711106365 N, “Optimalisasi Perawatan Alat Bongkar Muat Di Atas Kapal Guna Memperlancar Proses Bongkar Muat Di MV DK 02 “, Program Diploma IV, Program Studi Nautika, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, Pembimbing I : Dr. Capt. Mashudi Rofik, M.Sc, Pembimbing II : Capt. Karolus Geleuk Sengedji, M.M.

Agar pengangkutan barang dari pelabuhan muat ke pelabuhan bongkar bisa tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah diperkirakan, maka dalam melaksanakan perawatan alat bongkar muat merupakan salah satu faktor penting agar proses pemuatan berjalan lancar. Berdasarkan fakta tersebut peneliti tertarik untuk membuat skripsi dengan judul “Optimalisasi Perawatan Alat Bongkar Muat Di Atas Kapal Guna Memperlancar Proses Bongkar Muat Di MV DK 02 “. Dalam melaksanakan perawatan peralatan bongkar muat ada dua permasalahan yang dihadapi yaitu: Masalah-masalah apa yang terjadi pada proses bongkar muat sehingga perlu diadakan perawatan alat bongkar muat crane dan Upaya apa saja yang dilakukan untuk kelancaran proses bongkar muat dengan perawatan terhadap alat bongkar muat crane.

Dalam skripsi ini, metode yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah metode kualitatif yaitu metode pengumpulan dan penarikan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan analisa bahwa perawatan alat bongkar muat crane tidak dapat dilaksanakan secara teratur sehingga mengakibatkan sering terjadinya kerusakan pada alat bongkar muat yang tentu saja proses pemuatannya ataupun pembongkaran menjadi terlambat atau terganggu. Ini dikarenakan peralatan yang menunjang pelaksanaan perawatan alat bongkar muat kurang memadai sehingga kerja crew kapal kurang maksimal.

Setelah teridentifikasi penyebab terhambatnya proses ketika bongkar muat,maka selanjutnya bisa dilakukan suatu penelitian guna mencari hal-hal yang menyebabkan terhambatnya bongkar muat. Dengan dilakukan penelitian ini, maka setiap kru kapal akan lebih konsisten dalam melakukan perawatan terhadap alat bongkar muat kapal dan diketahuinya hal-halyang tidak dapat ditoleransi maka dapat mengikuti prosedur bongkar muat dengan benar agar proses bongkar muat berjalan dengan lancar. Dilakukan pengawasan proses bongkar muat dan perawatan alat bongkar muat dimaksudkan untuk bisa mengoptimalkan proses bongkar muat.

Kata kunci: Optimalisasi, Perawatan crane, Perawatan

(14)

xiv ABSTRACT

Pamungkas, Yoga Aji.2021, 541711106365 N, "Optimization of Maintenance of Loading and Unloading Equipment On Board To Facilitate the Loading and Unloading Process In MV DK 02 ", Diploma IV Program, Nautical Departemen, Polytechnic Ilmu Pelayaran Semarang, Supervisor I: Dr.

Capt. Mashudi Rofik, M.Sc. Supervisor II: Capt. Karolus Geleuk Sengedji, M.M.

To deliver cargoes from loading port to discharging port at the ample time, doing a maintenance of deck cargo appliances is one of important things for smoothness of loading process. Based on that fact, the researcher make the final project with the tittle is "Optimization of Maintenance of Loading and Unloading Equipment On Board To Facilitate the Loading and Unloading Process In MV DK 02 ". During doing a maintenance of deck cargo appliances, the researcher found two main problems: What problems occur in the loading and unloading process so it is necessary to hold maintenance of deck crane appliances, then what kind of efforts that have to do for smoothness loading and unloading process by deck crane appliances maintenance.

In this thesis, the method of research were used qualitative descriptive method thar is method of completion and withdrawal of data used observation techniques, interview, and take documentation.Based on the analysis, the maintenance of crane cannot be done regularly, it affects to the failure of deck cargo appliances and loading/unloading process will be overdue/disturbed. It is because of the lack amount of supporting appliances so ships’ crew cannot work well.

After identifying the causes of delays in the loading and unloading process, further research can be carried out to find things that cause loading and unloading delays. By doing this research, each crew member will be more consistent in carrying out maintenance on the ship's loading and unloading equipment and knowing things that cannot be tolerated, they can follow loading and unloading procedures correctly so that the loading and unloading process runs smoothly. Supervision of the loading and unloading process and maintenance of loading and unloading equipment is intended to optimize the loading and unloading process.

Keywords: Optimization, Maintenance of deck crane, Maintenanc

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Transportasi laut merupakan sarana yang sangat penting dalam dunia pelayaran yang sangat pesat di suatu negara, sehingga kebutuhan akan transportasi khususnya bidang kelautan yang sangat besar, karena pada saat ini transportasi laut merupakan suatu alat sarana yang paling efisien yang dapat mengangkut barang atau penumpang dari tempat satu ke tempat yang lain dengan relative banyak menempuh jarak yang jauh dengan biaya yang murah dan tepat waktu. Sedangkan untuk kelancaran kegiatan bongkar muat kapal, alat bongkar muat merupakan salah satu faktor yang penting untuk menjamin kelancaran kegiatan bongkar muat. Mengingat pentingnya peran peralatan bongkar muat diatas kapal, maka peralatan tersebut secara rutinitas harus selalu dirawat dengan baik.

Perawatan alat bongkar muat sangat berperan penting untuk menunjang kelancaran proses bongkar muat guna kelangsungan pengangkutan barang nasional maupun internasional. Hampir semua barang ekspor dan impor menggunakan sarana transportasi kapal laut, meskipun disebuah tempat dimana pengangkutan dilakukan terdapat fasilitas-fasilitas angkutan lainnya yang berupa angkutan darat seperti truk dan kereta api.

Pengangkutan barang dengan kapal laut dipilih karena dengan berbagai

(16)

2

pertimbangan, diantaranya adalah Jumlah barang yang diangkut kapasitas besar jika dibandingkan dengan transportasi lainya.

Salah satu tujuan pengangkutan melalui kapal laut adalah mengangkut muatan melalui laut dengan cepat dan selamat sampai ke tempat tujuan, untuk kelancaran kegiatan bongkar muat dari dan ke kapal, alat bongkar muat merupakan salah satu faktor yang penting untuk menjamin kelancaran kegiatan bongkar muat. Pengalaman yang dialami penulis selama praktek di atas kapal,kegiatan bongkar muatnya menggunakan peralatan dari kapal.

Mengingat pentingnya peran peralatan bongkar muat di atas kapal, maka peralatan tersebut secara rutinitas harus selalu dirawat dengan baik.

Di kapal MV. DK 02 tempat dimana penulis melaksanakan prola (praktik laut), terjadi kasus yang pernah peneliti alami berkaitan dengan putusnya wire crane pada saat proses kegiatan bongkar muat yang menyebabkan kegiatan proses bongkar muat terganggu sehingga harus menunggu pengantian wire crane sehingga proses kegiatan bongkar muat harus dihentikan sementara sampai proses penggantian wire crane selesai.

Dengan adanya perawatan secara rutin diharapkan alat bongkar muat akan selalu baik dan selalu siap digunakan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di atas kapal dengan mengambil judul skripsi : “Optimalisasi Perawatan Alat Bongkar Muat Di Atas Kapal Guna Memperlancar Proses Bongkar Muat Di MV. DK 02”. Dengan adanya perawatan alat bongkar muat di atas kapal secara rutin diharapkan alat

(17)

3

bongkar muat selalu dalam keadaan baik dan selalu siap digunakan proses bongkar muat.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, penulis mengidentifikasikan pokok-pokok permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

1.2.1. Bagaimana perawatan alat bongkar muat di atas kapal ?

1.2.2. Apakah dampak apabila kurang terawat alat bongkar muat di atas kapal

?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

1.3.1. Untuk mengetahui bagaimana cara merawat peralatan bongkar muat yang baik agar peralatan tersebut selalu siap digunakan.

1.3.2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perawatan peralatan bongkar muat yang tidak baik terhadap keselamatan kegiatan bongkar muat di pelabuhan.

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan adanya sebuah penelitian dan penulisan skripsi ini, maka penulis berharap dapat tercapai manfaat, sebagai berikut:

1.4.1. Manfaat Secara Teoritis

(18)

4

1. Penelitian ini bermanfaat untuk meperbanyak pengetahuan, pengelaman dan keterampilan bagi penulis dan pembaca dalam dunia kerja bagaiman perawatan alat bongkar muat di atas kapal.

2. Memberikan masukan pemikiran pengetahuan dalam bidang perawatan alat bongkar muat di MV. DK 02.

1.4.2. Manfaat Secara Praktis 1.4.2.1. Bagi penulis

1. Untuk mengetahui bagaimana merawat alat bongkar muat yang sesuai dengan prosedur.

2. Mengetahui bagaimana cara menanggulangi gangguan yang sering di alami oleh alat-alat bongkar muat di atas kapal.

1.4.2.2. Bagi pihak crew kapal

1. Sebagai bahan masukan kepada pihak-pihak terkait di atas kapal seperti mualim, cadet, bosun, juru mudi tentang bagaimana cara perawatan alat bongkar muat di atas kapal 2. Memberi masukan permasalahan yang di alami alat bongkar muat dan untuk mengetahui bagaimana merawat alat bongkar muat sesuai prosedur dalam menunjang proses bongkar muat di MV. DK 02.

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca memahami dan mengetahui pokok- pokok permasalahan dan bagian-bagian yang saling berkaitan agar tercapai

(19)

5

tujuan dari penulisan skripsi ini. Dan juga di dalamnya terdapat halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto, dan persembahan daftar isi, dan abstraksi. Di akhir skripsi juga terdapat kesimpulan dan saran sesuai pokok permasalahan. Pada isi skripsi ini terbagi menjadi lima bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis mengemukakan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pembuatan skripsi yaitu: latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis membahas mengenai tinjauan pustaka, kerangka pikir penelitian, definisi operasional, dan hipotesa yang berhubungan dengan masalah sesuai dengan judul skripsi yang penulis ambil yaitu meliputi tentang, bagaimana cara perawatan crane kapal.

BAB III METODE PENELITIAN

Metodologi Penelitian dalam bab ini berisi tentang metode penelitian, waktu dan tempat penelitian, metode penyimpulan data, metode analisa data, tehnik pemeriksaan kebasahaan data, prosedur penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan masalah. Dalam bab ini penulis menguraikan fakta-fakta yang terjadi di atas kapal tempat penulis

(20)

6

melakukan penelitian, dan pemecahan masalah dari keseluruhan masalah yang ada di skripsi ini secara mendetail dan jelas sesuai dengan apa yang menjadi pokok permasalahan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang simpulan dan saran-saran dari hasil penelitian yang sehubungan dengan masalah yang dihadapi.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

(21)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Optimal

Definisi-definisi optimalisasi dari bermacam sumber:

2.1.1.1. Bagi Tim Redaksi Departeman Pendidikan Nasional menyatakan bahwa1 :

1. ”Optimum” merupakan keadaan yang terbaik ataupun yang sangat menguntungkan

2. ”Mengoptimalkan” merupakan usaha menjadikan sangat baik, ataupun jadi sangat tinggi

2.1.1.2. Menurut Panitia Istilah Manajemen Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (PPM) dalam bukunya Kamus Istilah Manajemen2 menyatakan bahwa :

1.“Optimum” merupakan tingkatan yang sangat menguntungkan dalam batas-batas tertentu.

2. “Pengoptimuman” merupakan penyempurnaan suatu sistem biar berprestasi sebaik-baiknya atas dasar kriteria tertentu.

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke tiga (Jakarta : Departeman Pendidikan Nasional balai pustaka , 2005) hlm 705

2 Kamus istilah manajemen (Jakarta : Balai Aksara, 1978) hlm 182

(22)

7

2.1.1.3. Menurut Pius Abdillah dan Danu Prasetya dalam bukunya Kamus Lengkap Bahasa Indonesia meyebutkan3 bahwa : 1.”Optimal” adalah paling tinggi, sangat baik, terbaik,

sempurna, sangat menguntungkan.

2.”Mengoptimalkan” adalah menjadikan sempurna, menjadikan paling baik, menjadikan maksimal.

3.”Optimum” adalah dalam keadan yang baik, dalam kondisi yang sangat menguntunkan.

2.1.2. Perawatan

Perawatan pada umumnya merupakan faktor tunggal yang terpenting dapat menyesuaikan diri sebagai masyarakat modern, akan tetapi terdapat juga beberapa bidang dimana perawatan memainkan peranan yang sedemikian pengaruh seperti dalam pelayaran, kita juga mengetahui bahwa perawatan itu mahal dan hal ini merupakan godaan di setiap orang guna menunda perawatan sampai waktu yang akan datang.4 Manajemen perawatan kapal merupakan usaha guna mempertahankan serta melindungi tingkat kemerosotan keadaan kapal sedemikian rupa, supaya ( termasuk sarana mesin/perlengkapan sarana yang ada ) bisa dioperasikan tiap dikala dibutuhkan5.

Perawatan dapat diklasifikasikan dan ditetapkan ke berbagai kriteria pengendalian, atau dapat dipecah menjadi perawatan terencana dan perawatan insidental. Salah satu tujuan manajemen pemeliharaan

3 Abdillah, Pius dan Danu Prasetya, Kamus Besar Bahasa Indonesia(Surabaya: Arloka,2009) hal 243

4 NSOS, Manajemen Perawat Kapal dan perbaikan,(1990 :13-18)

5 Goenawan Danuasmoro, Manajemen Perawatan Kapal,(Jakarta : Direktorat Jendral Perhubungan Laut,2002) hal 1-6

(23)

8

adalah untuk mengurangi jumlah perawatan insidental, yang akan mengurangi jumlah kerusakan dan waktu henti. Perawatan yang direncanakan dapat dibagi menjadi 2 (dua):

1.sPemeliharaan preventif dirancang untuk mencegah kemajuan kegagalan atau kerusakan, atau untuk mendeteksi kegagalan sesegera mungkin. Ini dapat dilakukan melalui penyesuaian rutin, perbaikan atau penggantian peralatan atau berdasarkan pemantauan kondisi.

2. Perawatan korektif dirancang untuk memperbaiki kerusakan yang diperkirakan, tetapi tidak untuk mencegah kerusakan, karena tidak berlaku untuk perkakas yang kritis atau sangat penting untuk keselamatan atau penyelamatan. Strategi pemeliharaan ini memerlukan perhitungan atau evaluasi berkala atas biaya dan ketersediaan suku cadang kapal.

2.1.3. Alat Bongkar Muat

Peralatan bongkar muat adalah alat dasar untuk mendukung pekerjaan bongkar muat6.Alat bongkar muat antara lain :

1. Grab adalah alat berupa sekop, biasanya digunakan untuk operasi bongkar muat di kapal yang digerakkan oleh derrick winch. Fungsi grab adalah sarana utama pengerukan batubara dari tongkang atau dari ruang muat ke terminal pelabuhan.

2.. Doozer adalah alat berat yang digunakan untuk meratakan batubara dari tongkang atau ruang kargo.

6 R.P suyono, Shipping Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut Edisi IV (Jakarta : Garasindo,2001) hal 173

(24)

9

Peralatan bongkar muat adalah susunan dari berbagai alat yang diatur dari atau di dalam kapal. Alat tersebut terdiri dari batang pemuatan, batang pemuatan, dan derek yang dilengkapi dengan berbagai jenis tekel dan tali-temali7. Untuk kapal cargo modern biasanya deck crane digunakan sebagai alat bongkar muat.Untuk kapal khusus alat bongkar muat yang digunakan harus sesuai dengan jenis muatan yang diangkut, seperti conveyor (eskalator) kapal curah, berbagai jenis pipa dan kapal tanker pompa atau kapal LPG (Liquefied Petroleum Gas).

Alat bantu bongkar muat selain yang disebutkan terdahulu termasuk juga adalah alat-alat bantu yang berupa sling wire untuk mengangkat grab dan lain-lain. Sling adalah sebuah tali yang digunakan untuk mengangkat atau menghebob tali. Sebagai jenis sling (sling) yang digunakan untuk memuat maupun membongkar muatan,dapat dimengerti bahwa kadang-kadang ditemukan diberbagai pelabuhan, sarana semacam ini sangat terbatas sehingga akhirnya digunakan alat lain yang kurang sesuai. Tentu saja akan mengakibatkan berbagai hal yang merugikan bagi perusahaan, misal rusaknya suatu muatan.

Dengan makin berkembangnya teknologi serta kekhususan operasi kapal dengan komoditi muatan yang beraneka ragam, timbul pemikiran tentang alat penunjang guna memperlancar proses cargo handling (pekerjaan bongkar muat barang) baik di kapal maupun di pelabuhan-pelabuhan.

7 Martopo Dan Soegiyanto, penanganan dan Pengaturan Muatan (Semarang : Politektik Ilmu Pelayaran Semarang ) hal 38

(25)

10

Menurut Martopo dan Soegiyanto Peralatan bongkar muat yaitu suatu tingkatan dari dan ke dalam kapal8. Adapun susunan tersebut terdiri dari :

1. Batang pemuat (boom) 2. Tiang pemuat (mast)

3. Mesin derek (derrick winch),

Dilengkapi dengan berbagai jenis block (blok) dan tali temali Untuk kapal kargo modern, deck crane biasanya digunakan sebagai alat bongkar muat, sedangkan untuk kapal khusus alat bongkar muat yang digunakan sesuai dengan jenis barang yang akan diangkut, berat beban dituliskan pada bilah beban sehingga dapat diangkut dengan aman oleh pemuat. Panjang batang pemuatan harus bisa membawa kargo ke sisi lambung kapal. Panjang batang pemuatan harus memastikan bahwa jika diturunkan hingga sudut 250 dari bidang datar, tali pemuatan dan pengait harus mencapai 2,5 meter lambung lambung kapal.

2.1.4. Proses Bongkar Muat

Proses bongkar muat adalah kegiatan mengangkat, mengangkut serta memindahkan muatan dari kapal ke dermaga pelabuhan atau sebaliknya9. Sedangkan proses bongkar muat barang umum dipelabuhan meliputi stevedoring (pekerjaan bongkar muat kapal), cargodoring (operasi transfer tambatan),dan receiving/delivery (penerima/penyerahan) yang masing-masing dijelaskan di bawah ini:

8Martopo Dan Soegiyanto, penanganan dan Pengaturan Muatan (Semarang : Politektik Ilmu Pelayaran Semarang ) hal 38-71

9 Martopo Dan Soegiyanto, op.cit hal 30

(26)

11

1.. Stevedoring (pekerjaan bongkar muat kapal) dermaga, tongkang, truk atau muat dari/ke dermaga, tongkang, truk ke/dalam palka dengan menggunakan derek kapal atau yang lain. Petugas stevedoring (pekerjaan bongkar muat kapal) dalam mengerjakan bongkar muat kapal, selain foreman (pembantu stevedor) juga ada beberapa petugas lain yang membantu stevedore (pemborong bongkar muat kapal), yaitu cargo surveyor perusahaan Proses Bongkar Muat (PBM), petugas barang berbahaya, administrasi, cargodoring (operasi transfer tambatan)

2. Cargodoring (operasi transfer tambatan) adalah pekerjaan mengeluarkan barang atau muatan dari sling di lambung kapal di atas dermaga, mengangkut dan menyusun muatan di dalam gudang atau lapangan penumpukan dan sebaliknya. Dalam pelaksanaan produktivitas cargodoring dipengaruhi oleh tiga variable yakni jarak yang ditempuh, kecepatan kendaraan, dan waktu tidak aktif ( immobilisasi ). Agar aktivitas cargodoring (operasi transfer tambatan) bisa berjalan produktif dan efisien, peralatan harus dimanfaatkan dengan baik. Agar downtime (waktu terbuang) rendah maka perlu pemeliharaan peralatan dilaksanakan dengan baik dan secara teratur.

(27)

12

3. Receiving atau Delivery (penerima/ penyerahan)

Adalah pekerjaan mengambil barang atau muatan dari tempat penumpukan atau gudang hingga menyusunnya diatas kendaraan pengangkut keluar pelabuhan atau sebaliknya.Kegiatan receiving (penerima) ini pada dasarnya ada dua macam, yaitu a.sPola muatan angkutan langsung adalah pembongkaran atau

pemuatan dari kendaraan darat langsung dari dan ke kapal.

b.sPola muatan angkutan tidak langsung adalah penyerahan atau penerimaan barang / peti kemas setelah melewati gudang atau lapangan penumpukan.

2.2. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan uraian-uraian pada landasan teori dan tinjauan pustaka, bahwa perawatan peralatan bongkar muat dapat mengoptimalkan proses bongkar muat, maka perawatan peralatan bongkar muat oleh crew kapal MV.DK 02 dapat dilaksanakan secara rutin, secara preventive dan secara corrective. Dengan tidak memperhatikan peralatan secara preventive atau corrective pelaksanaan kegiatan bongkar muat berjalan maksimal apabila perawatan tersebut dilakukan secara rutin. Untuk bisa memaparkan pembahasan sekripsi ini secara teratur dan sistematis penulis membuat kerangka pikir terhadap hal-hal yang menjadi pembahasan pokok.

(28)

13

PERAWATAN ALAT BONGKAR MUAT KURANG OPTIMAL

Bagaimana perawatan alat bongkar muat di atas kapal

Apakah dampak apabila kurang terawat alat bongkar muat di atas kapal

1. Perawatan Tahunan 2. Perawatan bulanan.

3. Perawatan mingguan

4. Perawatan tidak teratur atau non-rutin.

5. Meningkatkan kesadaran pada crew kapal akan pentingnya perawatan peralatan bongkar muat

PELAKSANAANPROSES

BONGKARMUATBERJALAN

DENGANLANCAR

1. Kurangnya perawatan terhadap wire (kawat baja) yang menyebabkan wire putus

2. Kurangnya perawatan terhadap derrick crane (batang pemuat derek) dari karat

3. Keterlambatan pengecatan pada derrick crane

Gamabar 2.1. Kerangka Pikir penelitian

(29)

14

2.3. Definisi Operasional

2.3.1. Deck Crane adalah Keran dek atau suatu jenis alat bongkar muat kapal.

DWT adalah Dead Weight Tonnage atau jumlah bobot yang dapat diangkut kapal sejak kapal kosong hingga sarat maksimum yang diijinkan.

2.3.2. Ballast adalah Air laut yang dimasukan ke dalam tangki khusus yang digunakan untuk menegakkan dan meningkatkan stabilitas kapal.

2.3.3. Check List adalah Merupakan daftar pertanyaan yang harus diisi oleh kapal atau terminal untuk menjamin keselamatan kapal, terminal dan orang-orang yang terlibat serta lingkungan laut.

2.3.4.S. Mast (tiang), adalah batang baja yang berfungsi untuk menahan batang pemuat dan blok-blok serta wire pada mesin derek.

2.3.5. Boom (batang pemuat), adalah sebuah pipa panjang baja yang pangkalnya dihubungkan ke tiang kapal, yang mempunyai daya angkut 3-5 ton atau lebih. Panjangnya sedemikian rupa sehingga kalau diturunkan sampai sudut 25 derajat dengan bidang datar maka tali muat dan kait muat harus bisa mencapai 2,5m di lambung kapal.

2.3.6.. Derrick Winch (mesin derek), adalah mesin pada derek yang berguna untuk menggerakkan batang pemuat, yang konstruksinya dari besi yang terdiri dari pelindung kawat reep, mesinnya dan terutama tromol bebas atau kepala derek dibuat dengan sistem las

2.3.7. Winch roller ( gulungan mesin derek ) adalah mesin pada derek yang di gunakan sebagai tempat untuk menggulung wire

(30)

15

2.3.8. Crew adalah suatu kesatuan orang yang bekerja di atas kapal

2.3.9.. Pontoon adalah jenis penutup palka berbentuk persegi panjang yang terbuat dari plat tebal

2.3.10.. Sling wire adalah suatu alat yang terbuat dari wire yang di gunakan untuk mengangkat pontoon di samping itu juga di gunakan untuk memuat maupun membongkar muatan

2.3.11. Pallet ( papan pemuat ) adalah sebuah alat yang di gunakan sebagai alas untuk muatan

2.3.12. Forklift (truk dengan garpu), adalah untuk mengatur muatan di dalam palka,gudang dan lain- lain

2.3.13. Trave loader (truk besar dengan garpu), adalah untuk mengangkat pipa

atau bahan-bahan lain pada ketinggian tertentu. Alat ini mirip forklift (truk dengan garpu), tetapi hanya beda pada ukuran

2.3.14. Elevator (elevator), adalah alat untuk bongkar muatan curah

2.3.15. Conveyor (escalator), adalah peralatan bongkar muat untuk muatan curah pada kapal curah.

2.3.16. Sling (jerat), adalah tali yang dipergunakan untuk mengangkat atau menghibob barang.

2.3.17. International of Cargo Gear Bearau (biro klasifikasi), adalah biro klasifikasi yang mengatur tentang peralatan bongkar muat.

2.3.18. Stevedoring (pekerjaan bongkar muat kapal) adalah jasa pelayanan membongkar dari/kapal, dermaga, tongkang, truk atau muat dari/ke

(31)

16

dermaga, tongkang, truk ke/dalam palka dengan menggunakan derek kapal atau yang lain.

2.3.19. Preventive Maintenance (perawatan pencegahan), adalah perawatan untuk mencegah terjadinya kerusakan atau bertambahnya kerusakan.

2.3.20. Corrective Maintenance (perawatan perbaikan), adalah perawatan yang dilakukan apabila mesin sudah rusak atau mesin dibiarkan sampai rusak.

2.3.21. SWL ( Safety Working Load ) adalah kemampuan sebuah alat untuk mengangkat beban seberat ( ton ) dengan aman

Spare part adalah barang-barang yang di gunakan untuk mengganti bagian-bagian /peralatan kapal yang rusak.

2.4. Hipotesa

Menurut Nasution dalam bukunya Metode Research menyabutkan bahwa hipotesis atau hipotesa adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya10. Untuk memberikan jawaban sementara atas masalah yang dikemukakan diatas, maka peneliti mengasumsikan sebagai berikut:

2.4.1. Diduga bahwa gangguan yang dialami crane (batang pemuat derek) di kapal MV. DK 02 disebabkan oleh kurangnya perawatan terhadap crane tersebut.

2.4.2. Diduga bahwa gangguan yang dialami crane dikapal MV. DK 02 karena kurangnya pemahaman para crew tentang perawatan peralatan crane.

10 Nasution, Metode Research(Jakarta:Bumi Aksara,2006) hal 39

(32)

17

2.4.3. Diduga bahwa gangguan yang dialami crane dikapal MV. DK 02 dapat menghambat proses bongkar muat.

2.4.4. Diduga bahwa gangguan yang dialami crane dikapal MV. DK 02 karena lambatnya perusahaan dalam merespon permintaan spare part dari pihakkapal.

(33)

57 BAB V PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan dari fakta dan penelitian tentang rutinitas perawatan bongkar muat di atas kapal, penulis menarik kesimpulan bahwa perawatan peralatan bongkar muat yang tidak baik mempunyai pengaruh terhadap kelancaran kegiatan bongkar muat yang dilakuakan sehingga proses bongkar muat tertunda dalam waktu yang tidak pasti dan menyebabkan biaya operasional kapal menjadi besar yang disebabkan oleh :

5.1.1. Perawatan alat bongkar muat pada kapal MV.DK 02 dilakukan secara tahunan, bulanan, mingguan dan non rutin namun belum optimal, spare part baru diganti apabila benar-benar sudah rusak melewati batas yang di izinkan, menyebabkan peralatan alat bongkar muat tidak berjalan dengan lancar sehingga proses kegiatan bongkar muat terganggu.

5.1.2. Dampak yang timbul kurang terawatnya alat bongkar muat, yaitu alat bongkar muat tidak optimal saat digunakan dalam proses kegiatan bongkar muat yang menyebabkan penundaan proses bongkar muat.

5.2. Saran

Dalam kesempatan ini penulis akan memberikan saran-saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi perusahaan pelayaran, crew kapal, dan juga untuk melengkapi keterangan-keterangan yang terdapat dalam skripsi ini.

Adapun saran-saran tersebut adalah:

(34)

58

5.2.1. Agar Nahkoda/Mualim I melakukan perawatan terhadap peralatan bongkar muat dilakukan secara rutin, tidak menunggu sampai peralatan bongkar muat rusak terlebih dahulu agar tidak menghambat proses bongkar muat.

5.2.2. Sebaiknya perusahaan menyediakan peralatan dan spare part yang berkualitas sehingga dapat menunjang dalam pelaksanaan perawatan peralatan bongkar muat supaya berjalan dengan lancar.

(35)

59

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah,Pius.Prasetya,Danu.2009.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Surabaya:

Arkola

R.P. Suyono, 2001, Shipping : Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut,Jakarta : Garasindo

Danuasmoro,Goenawan.2002.Manajemen Perawatan.Jakarta:Direktorat Jendral Perhubungan Laut

Departemen Pendidikan Nasional.2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka

Hadi,Sutrisno.2002.Metodologi Research.Yogyakarta:Andi Martopo,Soegiyanto.2004.Penanganan dan Pengaturan Muatan

Semarang:Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Moleong,Lexy.J.2006.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya

Nasution,S.2007.Metode Research.Jakarta:Bumi Aksara

Nawawi,Handari.2001.Metode Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press

Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM (Pendidikan dan Pembinaan Manajemen). . Kamus Istilah Manajemen. Jakarta: Balai Pustaka

Sarwono, Jonathan. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Sukardi.2008.Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta:PT.Bumi Aksara

Hadi, Sutrisno. 2002. Metodologi Research Jilid III. Yogyakarta: Andi Offset.

Istopo.1999.Kapal dan Muatannya.Jakarta: Koperasi Karyawan BP3IP

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

NSOS.1990.Manajemen Perawatan dan Perbaikan.Tanpa Kota:Tanpa Penerbit

(36)

60

Lampiran 1 : Hasil Turnitin

(37)

61

Lampiran 2 : Ship’s particulars

(38)

62

Lampiran 3 : Crew List

(39)

63

Lampiran 4 : Chck List Maintenance & Inspection

(40)

65

(41)

57 Lampiran 5 : Stowage Plan

(42)

63

Lampiran 6 : Gambar crane & Pengantian cargo blok

(43)

63

Lampiran 7 : Gambar Cargo Blok pecah & Gambar Pengantian Wire

l

Gamabar pengantian wire

(44)

63

Lamiran 8 :

LEMBAR WAWANCARA

Nama : Efdiyar Bahari Jabatan : Master

Kapal : MV. DK 02

1. Apakah yang menyebabkan proses bongkar muat sering terhambat?

Jawab : Proses bongkar muat sering terhambat di akibatkan alat yang rusak, akibat pengecekan yang tidak berkala dan pengadaan spare part dari perusahaan yang sering terhadap.

2. Adakah saran dari crew terhadap perusahaan untuk kebaikan bersama terutama dalam proses bongkar muat dan perawatan alat bongkar muat?

Jawab : Dalalm hal ini crew kapal baik rating maupun officer sudah melakukan yang terbaik dalam melaksanakan perawatan alat bongkar muat. Akan tetapi dari pihak perusahaan seharusnya lebih memperhatikan keadaan kapal sehingga kapal dapat beroperasi sebagaimana mestinya, terutama permintaan terhadap spare part.

3. Apakah yang membuat para crew kapal tidak konsisten dalam melaksanakan perawatan alat bongkar muat?

Jawab : Dalam ke konsistenan crew untuk melaksanakan perawatan alat bongkar muat disebabkan karena beranggapan bahwa kapal khusus semen curah adalah kapal yang sangat berbahaya dengan debunya

(45)

63

LEMBAR WAWANCARA

Nama : Nicmat Shahuri

Jabatan : Chief Officer Kapal : MV. DK 02

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Chief Officer kapal MV.DK 02 pada saat melakukan prala (praktek laut) adalah sebagai berikut :

1. Apakah rencana yang anda buat dalam perencanaan perawatan alat bongkar muat selalu berjalan lancar?

Jawab : Rencana yang kami buat pada umumnya selalu berjalan lancar meskipun ada banyak juga hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan perawatan terhadap alat bongkar muat khusunyan crane, misalnya terlambatnya pengiriman spare part. Biasanya pengiriman spare part akan dilakukan apabila kapal akan sandar di pelabuhan tanjung intan cilacap.

2. Apakah di kapal anda selalu membuat perencanaan perawatan alat bongkar muat?

Jawab : Selama ini di kapal kami selalu membuat perancanaan dalam merawat alat bongkar muat khusunyan crane agar kita mempunyai pandangan terhadap apa yang akan dilakukan sehingga semua kegiatan bongkar muat akan berjalan lancar sesuai dengan yang diinginkan.

(46)

63

3. Apakah pelaksanaan perawatan alat bongkar muat di kapal ini sudah dilaksanakan sepenuhnya dengan baik sesuai yang telah di rencanakan?

Jawab : Pada dasarnya pelaksanaan perawatan alat bongkar muat masih kurang begitu optimal, ada beberapa faktor penyebabnya antara lain masih rendahnya pemahaman dan rendahnya kedisiplinan para crew dalam mentaati peraturan dan prosedur dalam melakukan perawatan alat bongkar muat (crane) serta ketidak teraturan dalam melakukan pengecekan alat-alat itu.

4. Apakah anda sering memberikan pengarahan terhadap crew kapal?

Jawab : Saya sering memberikan pengarahan-pengarahan kepada crew kapal agar kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan sesuai yang direncanakan. Dalam safety meeting saya sering memberikan penjelasan-penjelasan kepada semua crew kapal agar mereka mengerti pentingnya perawatan alat bongkar muat dan tahu bagaimana pelaksanaannya.

5. Apakah semua deck crew sudah mengetahui prosedur-prosedur dalam melakukan perawatan alat bongkar?

Jawab : Semua personil sudah memahami prosedurnya, hal ini sudah sering saya tekankan kepada deck crew karena pelaksanaan perawatan alat bongkar muat (crane) yang benar dan teratur adalah salah satu cara untuk memperlancar proses bongkar muat.

(47)

63

Nama : Irwan Syarif Jabatan : Boatswain Kapal : MV. DK 02

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Boatswain kapal MV. DK 02 pada saat melakukan prala (praktek laut) adalah sebagai berikut :

1. Untuk menunjang keselamatan para crew persiapan apa saja yang anda lakukan sebelum melakukan pekerjaan perawatan alat bongkar muat khusunya crane?

Jawab : Untuk menunjang keselamatan crew, biasanya kami menggunakan safety helmet (helm keselamatan), wearpack, safety shoes (sepatu keselamatan), sarung tangan, safety belt (sabuk keselamatan), bila perlu menggunakan safety goggles (kacamata keselamatan). Setiap crew wajib menggunakannya karena untuk menjaga keselamatan selama bekerja merawat alat bongkar muat crane.

2. Peralatan apa saja yang anda butuhkan untuk merawat batang pemuat crane yang sudah karat?

Jawab : Peralatan yang kami butuhkan untuk merawat batang pemuat crane yang sudah berkarat adalah dengan palu kepala tajam (hammer chipping) ketok, jet ji sel, sapu, sikat baja (wire brush), gurinda, dan cat. Semua peralatan tersebut disiapkan pada saat melakukan pekerjaan menghilangkan karat pada batang pemuat crane kapal.

(48)

63

3. Langkah-langkah apa saja yang anda lakukan untuk menghilangkan karat pada batang pemuat crane?

Jawab : Langkah pertama yang kami lakukan adalah ketok dengan palu ketok bagian batang pemuat crane yang terkena karat, setelah itu bersihkan bagian yang sudah diketok menggunakan sapu, setelah itu sikat dengan wire brush dan yang terakhir adalah cat pada bagian tersebut.

4. Bagaimana cara anda merawat wire crane yang baik?

Jawab : Perawatan yang biasa kita lakukan pada wire crane adalah dengan melakukan pengecekan dan memberi pelumas grease (gemuk) pada wire crane jika sudah kering dengan demikian proses bongkar muat dapat berjalan dengan lancar.

5. Bagaimana anda melakukan perawatan terhadap alat bongkar muat crane di atas kapal?

Jawab : Kami mendapat perintah dari chief officer untuk melaksanakan perawatan terhadap crane, yaitu perawatan mingguan, bulanan dan tahunan. Akan tetapi kadang semua itu kadang terkendala oleh beberapa hal seperti, spare part yang belum datang walaupun sudah meminta ke perusahaan atau peralatan yang kurang untuk melakukan pekerjaan perawatan terhadap crane.

(49)

63

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Yoga Aji Leksana Tri

Pamungkas

2. Tempat, Tanggal lahir : Boyolali, 11 April 1999

3. Alamat : Dk. Ketoyan Rt, 05, Rw, 01, Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali

4. Agama : Islam

5 Jenis kelamin : Laki-Laki 6. Nama orang tua

a. Ayah : Sami in b. Ibu : Muntiasih 7. Riwayat Pendidikan

a. Lulus Sekolah Dasar : 2011 (SD N KETOYAN)

b. Lulus SMP : 2014 (SMP N 1 WONESEGORO) c, Lulus SMA : 2017 (MA N 4 BOYOLALI) 8. Pengalaman Praktek Laut (PRALA)

Perusahaan Pelayaran : PT.Karya Sumber Energy Nama Kapal : MV.DK 02

Masa Praktek : 13 September – 20 Agustus 2020

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan utilitas yang dialami peralatan bongkar muat tidak selalu memberikan rekomendasi penambahan jumlah dari peralatan tersebut, dimana dari tahun 2014 sampai tahun 2018

Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak khususnya di Terminal Jamrud memiliki peranan penting dalam melakukan kegiatan bongkar muat berbagai jenis barang ketika

Dalam perhitungan biaya pengeluaran ini didasarkan pada harga-harga yang berpengaruh pada masalah yang dibicarakan (sub biaya operational). Biaya bongkar I

Setelah tinggi kayu on deck mencapai setengah dari total tinggi yaitu sekitar 5 meter diatas deck kapal, maka pada 9 Juli 2020 pukul 13.00 awak kapal akan melaksanakan proses

melaksanakan tugas jaga agar tidak terjadi kesalahan terhadap penataan muatan yang mengakibatkan keterlambatan bongkar muat yang akhirnya akan menimbulkan kerugian

Untuk menciptakan proses kegiatan bongkar muat yang efisien dan efektif dalam penggunaan waktu serta biaya harus dilakukan beberapa hal, antara lain memuat secara

Terjadi beberapa kendala penggunaan wire sling dalam proses bongkar muat batubara terhadap para pekerja bongkar muat yaitu kurangnya persiapan dan pemahaman kru bongkar

Antrian kapal di Pelabuhan TPKDB untuk proses bongkar maupun muat dalam suatu pelayanan pada dermaga antar pulau dengan fasilitas bongkar muat container dengan menggunakan crane,