• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TAHUNAN

PELAKSANAAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2020

(2)

ii

Daftar Isi

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel ... iii

Daftar Gambar ... iv

Gambaran Umum Kebijakan Layanan Informasi Publik ... 1

Tugas dan Tanggung Jawab Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) ... 7

Implementasi Pengelolaan dan Pelaksanaan Pelayanan Informasi Publik Balitbangtan Tahun 2020 ... 10

Prosedur Pelayanan Permohonan Informasi Publik ... 12

Pelayanan Informasi Publik 2020 ... 13

Pelayanan berdasarkan Waktu Penyelesaian ... 14

Jumlah Keberatan ... 15

Jumlah Penolakan ... 15

Klasifikasi Pemohon Informasi ... 16

Sumberdaya Manusia Pengelolaan Layanan Informasi Publik ... 17

Anggaran Layanan Informasi Publik ... 17

Sarana dan Prasarana Pelayanan Informasi Publik ... 18

Penyelesaian Sengketa Informasi Publik ... 23

Inovasi dan Kolaborasi Layanan Informasi ... 27

Capaian Program Tahun 2020 ... 29

Kendala dalam Pengelolaan Layanan Informasi Publik ... 36

Penutup ... 37

Kesimpulan ... 37

Saran ... 37

(3)

iii

Daftar Tabel

Tabel 1. Unit Pengelola Layanan Informasi pada Unit Kerja (UK) lingkup Balitbangtan ... 2

Tabel 2. Unit Pengelola Layanan Informasi (PPID Pelaksana Unit Pelaksana Teknis) ... 3

Tabel 3. Tugas dan Tanggung Jawab PPID terkait Dokumentasi ... 7

Tabel 4. Tugas dan Tanggung Jawab PPID terkait TIK ... 8

Tabel 5. Rekapitulasi Waktu Pelayanan Informasi Publik ... 14

Tabel 6. Jumlah Pemohon Berdasarkan Usia ... 16

Tabel 7. Jumlah Pemohon Berdasarkan Pekerjaan ... 16

Tabel 8. Jumlah Pemohon Berdasarkan Kategori Pengelompokan ... 16

(4)

iv

Daftar Gambar

Gambar 1. Maklumat Pelayanan Balitbangtan ... 11

Gambar 2. Prosedur Pelayanan Permohonan Informasi Publik ... 12

Gambar 3. Rekapitulasi Permohonan Informasi 2020 ... 13

Gambar 4. Ruang Layanan Informasi Publik ... 19

Gambar 5. Fitur Layanan Online PPID Balitbangtan ... 20

Gambar 6. Halaman muka website Balitbangtan (http://www.litbang.pertanian.go.id/) ... 21

Gambar 7. Sidang Sengketa Informasi Publik I yang dilaksanakan pada tahun 2019 ... 24

Gambar 8. Pelaksanaan Uji Konsekuensi Informasi Publik ... 25

Gambar 9a. Proses mediasi ... 26

Gambar 9b. Kesepakatan Mediasi ... 26

Gambar 10. Aplikasi Balitbangtan mempermudah dan meningkatkan kualitas komunikasi ... 27

Gambar 11. Pelaksanaan Monev Layanan Informasi Publik dipimpin oleh Sekretaris Balitbangtan ... 30

Gambar 12. Komitmen Bersama Pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik Lingkup Balitbangtan ... 31

Gambar 13a. Komitmen Bersama Pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik Lingkup Balitbangtan ... 31

Gambar 13b. Komitmen Bersama Pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik Lingkup Balitbangtan ... 32

Gambar 14. Piagam Penghargaan Balitbangtan sebagai Peringkat I Unit Kerja ... 33

(5)

1

Gambaran Umum Kebijakan Layanan Informasi Publik

Sejalan dengan Pasal 28 F, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD 1945) yang menyebutkan bahwa “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia” maka pemerintah memandang perlu untuk membuka akses informasi seluas-luasnya kepada publik sehingga publik dapat memperoleh informasi secara resmi dan lengkap mengenai pelaksanaan atau penyelenggaraan pemerintahan melalui berbagai saluran informasi.

Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Pasal 28 Huruf F UUD 1945 yang secara detail mengatur mengenai; (1) bagi setiap WNI berhak untuk memperoleh informasi publik; (2) kewajiban badan publik dalam menyediakan dan melayani permohonan informasi publik secara cepat, tepat, murah dan sederhana, membuat pemerintah bersama DPR-RI untuk mengesahkan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (UU-KIP) No. 14 tahun 2008. Dalam hal pelaksanaan UU-KIP tersebut juga telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 2010 tentang Pelaksanaan UU KIP. UU KIP ini wajib dilaksanakan oleh seluruh Badan Publik termasuk Kementerian Pertanian.

Dalam upaya menindaklanjuti UU KIP tersebut, Kementerian Pertanian telah menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian No. 32/Permentan/OT.140/5/2011 tentang Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Kementerian Pertanian sekaligus mengeluarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 2678.1/Kpts/OT.160/5/2011 tentang Penunjukkan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Utama dan PPID Pelaksana Eselon I lingkup Kementerian Pertanian, sebagai salah satu bentuk komitmen penyelenggaraan/

pengimplementasian Keterbukaan Informasi Publik di Kementerian Pertanian.

Berlandaskan keputusan tersebut, PPID Pelaksana tingkat eselon 1, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) dijabat oleh Kepala Bagian Kerja Sama, Hukum, Organisasi dan Humas (saat ini menjadi Koordinator Kerja Sama, Hukum, Organisasi dan Humas). Selanjutnya Kepala Balitbangtan menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan

(6)

2 Dokumentasi Pembantu Pelaksana dan Pelaksana UPT lingkup Balitbangtan melalui Keputusan Kepala Balitbangtan No. 310/Kpts/KP.340/I/12/2011 tanggal 14 Desember 2011 yang diperbarui dengan SK Kepala Badan No. 192.1/Kpts/OT.140/H/07/2018 tentang Penunjukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Pembantu Pelaksana dan PPID pelaksana UPT lingkup Badan Litbang Pertanian.

Sesuai kebijakan PPID Utama, selanjutnya SK Kepala Badan No. 192.1/Kpts/OT.140/H/07/

2018 diperbarui kembali melalui SK Kepala Badan No. 211.3/Kpts/HM.130/H/03/2020 tentang Penunjukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Pelaksana Unit Kerja dan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Pelaksana Unit Pelaksana Teknis Lingkup Balitbangtan, dengan perubahan Unit Eselon 2 Balitbangtan yang sebelumnya sebagai PPID Pembantu Pelaksana menjadi PPID Pelaksana UK.

Tabel 1.

Unit Pengelola Layanan Informasi

pada Unit Kerja (UK) lingkup Balitbangtan

No. Unit Kerja PPID Pelaksana UK

1. Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Kepala Sub Bagian Humas

Kepala Sub Bagian Data dan Informasi Manajemen

2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian

3. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian

4. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian

5. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian

(7)

3 Tabel 2.

Unit Pengelola Layanan Informasi (PPID Pelaksana Unit Pelaksana Teknis)

No. Unit Kerja PPID Pelaksana UK/UPT

1. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian

Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian

2. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian

Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian

3. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian

4. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian

Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian

5. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian

6. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian

7. Balai Besar Penelitian Veteriner Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian

8. Balai Penelitian Tanaman Serealia Kepala Seksi Jasa Penelitian 9. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang

dan Umbi

Kepala Seksi Jasa Penelitian

10. Loka Penelitian Penyakit Tungro Kepala Loka Penelitian Tungro 11. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Kepala Seksi Jasa Penelitian 12. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Kepala Seksi Jasa Penelitian 13. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah

Sub Tropik

Kepala Seksi Jasa Penelitian

14. Balai Penelitian Tanaman Hias Kepala Seksi Jasa Penelitian 15. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Kepala Seksi Jasa Penelitian 16. Balai Penelitian Tanaman Industri dan

Penyegar

Kepala Seksi Jasa Penelitian

17. Balai Penelitian Tanaman Palma Kepala Seksi Jasa Penelitian 18. Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan

Serat

Kepala Seksi Jasa Penelitian

(8)

4

No. Unit Kerja PPID Pelaksana UK/UPT

19. Balai Penelitian Ternak Kepala Seksi Jasa Penelitian

20 Loka Penelitian Kambing Potong Kepala Loka Penelitian Kambing Potong 21. Loka Penelitian Sapi Potong Kepala Loka Penelitian Sapi Potong 22. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Kepala Seksi Jasa Penelitian 23. Balai Penelitian Tanah Kepala Seksi Jasa Penelitian 24. Balai Penelitian Lingkungan Pertanian Kepala Seksi Jasa Penelitian 25. Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Kepala Seksi Jasa Penelitian

26. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

27. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

28. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

29. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

30. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

31. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

32. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

33. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

34. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bangka Belitung

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

35. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

36. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

37. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian DKI Jakarta

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

38. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

(9)

5

No. Unit Kerja PPID Pelaksana UK/UPT

39. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

40. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

41. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

42. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

43. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

44. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

45. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

46. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

47. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

48. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

49. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

50. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Barat

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

51. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

52. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

53. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

54. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

55. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

(10)

6

No. Unit Kerja PPID Pelaksana UK/UPT

56. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

57. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

58. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat

Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian

59. Balai Pengelola Alih Teknologi Kepala Seksi Pelayanan Alih Teknologi

Selanjutnya untuk menjamin kelancaran dalam hal pengelolaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan termasuk uji konsekuensi telah dikeluarkan peraturan pendukung lainnya, seperti:

1. Peraturan Menteri Pertanian No. 32/Permentan/OT.140/6/2011 tanggal tanggal 31 Mei 2011 tentang Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik di lingkungan Kementerian Pertanian;

2. Peraturan Menteri Pertanian No. 41/Permentan/OT.140/6/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Uji Konsekuensi Informasi Publik Di Lingkungan Kementerian Pertanian;

3. Keputusan Kepala Biro Hukum dan Informasi Publik No. 116/Kpts/RC.200/A.3/11/2012 tanggal 1 Februari 2012 tentang Panduan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Untuk Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik pada Kementerian Pertanian.

Selain Undang-undang no. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, dalam menyelenggarakan layanan informasi Publik, Balitbangtan mengacu pada Undang-Undang No.

25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Peraturan-peraturan tersebut merupakan acuan seluruh PPID Pelaksana di seluruh UK/UPT Balitbangtan terutama dalam kaitannya untuk:

a. memberikan standar layanan Balitbangtan sebagai badan publik dalam melaksanakan pelayanan informasi publik;

b. meningkatkan pelayanan informasi publik di lingkungan badan publik termasuk Balitbangtan dan jajarannya untuk menghasilkan layanan informasi publik yang berkualitas;

c. menjamin pemenuhan hak warga negara untuk memperoleh akses informasi publik; dan

(11)

7 d. menjamin terwujudnya tujuan penyelenggaraan keterbukaan informasi sebagaimana

diatur dalam UU No. 14 Tahun 2008.

Tugas dan Tanggung Jawab Petugas Pengelola Informasi dan

Dokumentasi (PPID)

Melalui Peraturan Menteri Nomor 32/Permentan/OT.140/5/2011 tentang Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik di lingkungan Kementerian Pertanian, telah disebutkan tentang tugas dan tanggung jawab dari masing-masing PPID yang kemudian pada tahun 2016, telah disempurnakan melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25/Permentan/HM.130/5/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32/Permentan/OT.140/5/2011 tentang Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik di lingkungan Kementerian Pertanian.

Penyempurnaan tersebut dilakukan untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi yang dimanfaatkan untuk memaksimalkan proses pengelolaan maupun pelayanan informasi publik.

Tabel 3.

Tugas dan Tanggung Jawab PPID terkait Dokumentasi

No. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PPID terkait Dokumentasi (Permentan 32 Tahun 2011;

pasal 8, 9, 10)

PPID PPID

Utama PPID

Pelaksana PPID Pembantu Pelaksana 1 Penyediaan, penyimpanan, pendokumentasian,

pengamanan informasi, dan pelayanan informasi publik secara cepat, tepat, dan sederhana lingkup Kementerian Pertanian

√ √ √

2 Daftar informasi Publik √ √ √

3 Pengujian Konsekuensi * *

4 Klasifikasi informasi publik * *

Catatan:

(√): mengkoordinasikan dan melakukan kegiatan; (*): menyiapkan bahan

(12)

8 Tabel 4.

Tugas dan Tanggung Jawab PPID terkait TIK

No. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PPID terkait

TIK (Permentan No. 25/2016) PPID

PPID

Utama PPID

Pelaksana/Pembantu Pelaksana

1 Pengembangan sistem informasi/aplikasi pendukung Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi (PID)

x

2 Penyediaan server penyimpanan e-dokumen x

3 Penyediaan hardware di UK/UPT x

4 Penyediaan SDM dan operasionalisasi (biaya,

koneksi, dsb) PID berbasis TIK di UK/UPT x

5 Monev pelaksanaan PID √ √

6 Penyediaan konten elektronis √ √

Catatan:

(√): mengkoordinasikan dan melakukan kegiatan; (*): menyiapkan bahan

Tugas dan tanggung jawab PPID Pelaksana Balitbangtan sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian No. 2678.1/Kpts/OT.160/5/2011 tanggal 31 Mei 2011, antara lain:

1. Mengkoordinasikan penyediaan, penyimpanan, pendokumentasian, pengamanan informasi dan pelayanan informasi publik secara cepat, tepat dan sederhana lingkup Balitbangtan;

2. Menyiapkan bahan pengujian konsekuensi di Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis;

3. Menerbitkan Daftar Informasi Publik lingkup unit kerja dan Unit Pelaksana Teknis;

4. Menyiapkan saran/tanggapan atas permohonan, keberatan dan atau sengketa pelayanan informasi publik;

5. Menyiapkan bahan klasifikasi informasi publik;

6. Melakukan fasilitasi terhadap sengketa informasi publik dan

7. Menyusun laporan secara berkala kepada Pimpinan Unit Kerja Eselon I yang bersangkutan dengan tembusan kepada PPID Utama.

(13)

9 Adapun tugas dari PPID Pembantu Pelaksana adalah:

1. Menyiapkan bahan penyediaan, pelayanan informasi publik secara cepat, tepat dan sederhana di lingkungan Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis lingkup Balitbangtan;

2. Menyimpan dan mendokumentasikan, mengamankan bahan informasi secara tepat di lingkungan Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis lingkup Balitbangtan;

3. Menyiapkan bahan/saran tanggapan atas permohonan keberatan dan/atau sengketa dan pelayanan informasi publik;

4. Menyiapkan bahan klasifikasi informasi;

5. Menyusun laporan secara berkala kepada PPID Pelaksana tingkat Balitbangtan.

(14)

10

Implementasi Pengelolaan dan

Pelaksanaan Pelayanan Informasi Publik Balitbangtan Tahun 2020

Balitbangtan sebagai salah satu Badan Publik wajib memberikan akses kemudahan guna mendukung diberlakukannya UU No. 14/2008 tentang KIP. Permohonan informasi publik yang menggunakan dasar hukum UU KIP dan/atau ditujukan kepada PPID Balitbangtan akan dilayani melalui mekanisme layanan informasi publik melalui PPID Balitbangtan.

Pemohon informasi publik dapat mengajukan permohonan melalui berbagai saluran yang tersedia, dengan melampirkan bukti identitas diri berupa fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi pemohon yang berkedudukan hukum sebagai Warga Negara Indonesia atau surat tanda pengesahan badan hukum dari kementerian yang membidangi urusan hukum dan hak asasi manusia bagi pemohon yang berkedudukan hukum sebagai Badan Hukum Indonesia.

Sebagai bentuk legalitas pelayanan publik, Balitbangtan membuat Maklumat Pernyataan yang merupakan pernyataan tertulis yang berisi secara rinci mengenai kewajiban dan janji untuk mematuhi segala hal yang di atur dalam standar pelayanan. Maklumat Pelayan Balitbangtan disajikan pada gambar dibawah ini.

(15)

11 Gambar 1. Maklumat Pelayanan Balitbangtan

(16)

12

Prosedur Pelayanan

Permohonan Informasi Publik

Gambar 2. Prosedur Pelayanan Permohonan Informasi Publik

(17)

13

Pelayanan Informasi Publik 2020

Pada tahun 2020, PPID Balitbangtan telah menerima enam (6) Permohonan informasi publik yang kesemuanya dimohonkan melalui portal ppid dan telah diselesaikan dengan pengiriman dokumen yang dimohonkan melalui email. Selain permohonan informasi publik, Balitbangtan juga menerima 83 permohonan informasi selain informasi publik yang diterima melalui kunjungan langsung dan telepon yang umumnya merupakan permohonan yang dapat diselesaikan melalui penjelasan lisan dan proses penyelesaiannya dapat diselesaikan pada hari yang sama permintaan tersebut dimohonkan. Selain permohonan yang masuk langsung kepada PPID Eselon I Balitbangtan, juga terdapat 1.241 permohonan informasi yang masuk melalui PPID Pelaksana Eselon II melalui berbagai saluran, sehingga total terdapat 1.330 permohonan informasi.

Gambar 3. Rekapitulasi Permohonan Informasi 2020 17

630

237 314

132

Jumlah Permohonan Informasi

Portal PPID Kunjungan Langsung Telepon/WA Email/Surat Lainnya

(18)

14

Pelayanan berdasarkan Waktu Penyelesaian

Jangka waktu untuk memberikan layanan Permohonan Informasi Publik telah diatur secara tegas oleh UU KIP juncto Perki SLIP. Setiap badan publik wajib memberikan jawaban Permohonan Informasi Publik paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya permintaan. Badan publik juga diberikan hak oleh UU KIP untuk dapat memperpanjang waktu pemberian informasi publik paling lambat 7 (tujuh) hari kerja. Perpanjangan pemberian informasi publik sebagaimana dijelaskan di atas dengan syarat badan publik mengirimkan pemberitahuan secara tertulis terlebih dahulu kepada Pemohon Informasi Publik dengan menguraikan alasan-alasan perpanjangan pemberian informasi.

Berdasarkan mekanisme tersebut, jangka waktu pemberian layanan permohonan informasi publik PPID Pelaksana Eselon I Balitbangtan telah sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Data disajikan pada Tabel dibawah ini.

Tabel 5.

Rekapitulasi Waktu Pelayanan Informasi Publik

Tanggal Permohonan Tanggal Jawaban

Permohonan Jangka Waktu* Penyelesaian 28 April 2020 16 Juli 2020 51 hari kerja (1.224 jam 30 menit) 10 Juni 2020 16 Juli 2020 5 Hari kerja (122 jam 20 menit) 12 Juni 2020 12 Juni 2020 1 hari (16 Jam 5 menit)

18 Juni 2020 25 Juni 2020 5 Hari Kerja (122 jam 20 menit) 21 Juni 2020 24 Juni 2020 3 Hari Kerja (70 jam 36 menit) 17 Juli 2020 17 Juni 2020 1 Hari (4 jam 30 menit)

Berdasarkan Tabel 5, diperoleh data bahwa waktu pelayanan tercepat: 1 hari kerja; Waktu pelayanan terlama: 51 hari kerja. Sehingga rata-rata waktu pelayanan adalah 11 hari kerja.

Hal ini dikarenakan terdapat satu permohonan yang terlalu lama meresponnya, sehingga mempengaruhi rata-rata waktu pelayanan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada saat permohonan diajukan merupakan awal penyesuaian kebijakan pemberlakuan sistem kerja Aparatur Sivil Negara (ASN) untuk dapat bekerja dari rumah/tempat tinggal (work from home) yang ternyata memiliki tantangan dan kendala yang tidak mudah, karena tidak semua sektor

(19)

15 pekerjaan dapat dikerjakan dari rumah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan work from home seperti ketiadaan alat kerja dan komunikasi, kurangnya koordinasi, gangguan “domestik” lingkungan di rumah tangga, dan lain sebagainya.

Namun demikian, pada umumnya berdasarkan mekanisme layanan Permohonan Informasi Publik, jangka waktu pemberian layanan permohonan informasi publik Balitbangtan telah sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan dengan rata-rata waktu pelayanan adalah 2 hari kerja.

Jumlah Keberatan

UU KIP juncto Perki SLIP mengatur jawaban atas adanya permohonan informasi publik yang secara garis besar dikelompokkan menjadi 2 (dua) hal, yaitu, 1) Informasi yang dimohonkan tidak dapat diberikan, 2) Informasi yang dimohonkan dapat diberikan.

Pada 2020, tidak ada pemohon informasi yang mengajukan keberatan secara tertulis kepada Atasan PPID Balitbangtan sehingga tidak sengketa informasi yang dilayangkan kepada Balitbangtan. Namun demikian Balitbangtan masih menangani kasus sengketa informasi yang diajukan pada tahun 2018 yang diuraikan pada bab khusus Sengketa Informasi.

Jumlah Penolakan

Pada kurun waktu Januari sampai dengan Desember 2020, satu (1) permohonan informasi publik yang ditolak oleh PPID Balitbangtan, karena ketika memohonkan informasi yang bersangkutan tidak menyampaikan data identitas yang jelas.

Permohonan Informasi akan ditolak jika:

1. Pemohon Informasi tidak memberikan data identitas dengan jelas.

2. Permintaan informasi untuk kepentingan yang tidak jelas.

3. Data yang diminta tidak memiliki hubungan dengan tupoksi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

4. Pemohon Informasi meminta Nomor HP atau Alamat rumah pejabat/staf Balitbangtan.

(20)

16

Klasifikasi Pemohon Informasi

Pemohon informasi baik di PPID Pelaksana Eselon I dan PPID Pelaksana Eselon II diklasifikasikan berdasarkan usia, pekerjaan dan jenis informasi yang disajikan pada Tabel 6, Tabel 7 dan Tabel 8.

Tabel 6.

Jumlah Pemohon Berdasarkan Usia

Usia Jumlah*

<20 13

20 – 30 214

30 – 40 214

40 – 50 132

>50 161

Tidak tercatat 596

*Keterangan: satu pemohon yang ditolak karena tidak memberikan

identitas yang jelas (tidak diketahui usia ybs), tidak tercatat dikarenakan pemohon informasi tidak mencantumkan usia dalam permohonannya

Tabel 7.

Jumlah Pemohon Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah

PNS 79

Swasta 86*

Mahasiswa 195

Lainnya 970

*Keterangan: satu pemohon yang ditolak namun mengisi data/

informasi pekerjaan

Tabel 8.

Jumlah Pemohon Berdasarkan Kategori Pengelompokan

No. Kategori Informasi Jumlah

1. Agribisnis 785

2. Anggaran dan Keuangan 1

(21)

17

3. Kepegawaian 8

4. Hukum dan Peraturan Undang-Undang 4

5. Pengadaan Barang dan Jasa 1

6. Lainnya 531

Sumberdaya Manusia Pengelolaan Layanan Informasi Publik

Dalam pengelolaan informasi publik, PPID Balitbangtan melibatkan seluruh satuan kerja dibawah koordinasinya, karena permohonan informasi publik yang masuk ke PPID Balitbangtan sangat beragam.

Wilayah kerja PPID Balitbangtan terdiri atas 65 Satker yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia yang menuntut tanggung jawab dalam pembinaan, evaluasi dan monitoring pelaksanaan PPID nya. Sementara ini, dalam hal pembinaan dan meningkatkan kualitas serta implementasi UU No. 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, PPID Pelaksana Balitbangtan mengikutsertakan PPID satker dalam rapat koordinasi di tingkat Kementerian Pertanian.

Kedepan, PPID Balitbangtan akan terus meningkatkan sinergi/koordinasi dengan PPID pelaksana UPT dalam upaya untuk perbaikan layanan informasi publik. Tidak hanya bersinergi di lingkungan internal, PPID Balitbangtan juga bersinergi aktif dalam setiap pertemuan antar PPID di tingkat Kementerian Pertanian.

Anggaran Layanan Informasi Publik

Anggaran pengelolaan informasi publik di TA 2020 melekat pada kegiatan Pengelolaan Kegiatan Komunikasi, Kehumasan dan Pelayanan Publik. Demikian juga untuk seluruh UK/UPT lingkup Balitbangtan juga telah mengalokasikan anggaran pengelolaan PPID.

(22)

18

Sarana dan Prasarana Pelayanan Informasi Publik

Selanjutnya sarana dan prasarana penunjang yang diperlukan guna mempermudah perolehan informasi publik yaitu dengan mempersiapkan tempat pelayanan informasi publik, alur tata cara permohonan informasi publik dan SOP, baik bagi pelaksana pelayanan permohonan informasi publik maupun bagi pemohon dalam memenuhi syarat permohonan informasi publik.

Sarana layanan sebagaimana dipersyaratkan harus ada di setiap UK/UPT dengan kemudahan akses informasi, termasuk diantaranya menyiapkan ruang tunggu dan ruang konsultasi layanan, sampai dengan kepada papan petunjuk lokasi layanan.

Untuk memfasilitasi pemohon informasi publik yang secara langsung mendatangi ke ruang layanan informasi PPID Pelaksana, maupun PPID Pembantu Pelaksana dan PPID Pelaksana UPT lingkup Balitbangtan telah tersedia ruang dan meja layanan informasi publik yang bersih dan nyaman dan dilengkapi dengan ruang tunggu. Ruang dan meja layanan informasi publik merupakan suatu keharusan bagi semua badan publik seperti halnya di Balitbangtan.

Kelengkapan tentang perangkat pendukung layanan informasi publik seperti pesawat telepon, komputer, scanner, printer untuk petugas layanan dan pengunjung juga telah disiapkan agar pemohon informasi publik dapat membuka website. Sarana pendukung ini untuk memfasilitasi pemohon informasi publik yang secara langsung mendatangi ke ruang layanan informasi.

(23)

19 Gambar 4. Ruang Layanan Informasi Publik

Selanjutnya untuk mengakomodir pemohon informasi publik dalam mengakses layanan informasi, Balitbangtan juga menyediakan fasilitas akses layanan permohonan informasi informasi publik melalui telepon atau e-mail: [email protected] dan aplikasi online, yang tersedia di website https://litbang.ppid.pertanian.go.id.

(24)

20 Gambar 5. Fitur Layanan Online PPID Balitbangtan

Pemohon Informasi dapat dengan mudah mengakses layanan informasi secara online melalui website, kemudian permohonan informasi yang diterima secara online tersebut diproses melalui layanan admin oleh petugas layanan PPID. Selain akses tersebut, bagi masyarakat yang akan menyampaikan pertanyaan umum berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Balitbangtan dapat juga melalui layanan telepon.

Selama tahun 2020, PPID Pelaksana Balitbangtan juga telah memutakhirkan konten informasi publik pada website resmi Balitbangtan https://litbang.pertanian.go.id/, dan layanan informasi publik secara online melalui https://litbang.ppid.pertanian.go.id/ sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 9, 10, dan 11 UU KIP mengenai informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala, informasi yang wajib diumumkan serta-merta, dan informasi yang wajib tersedia setiap saat.

(25)

21 Informasi yang ditampilkan di website sebagai berikut:

• Kebijakan strategis: Visi, misi, tujuan dan sasaran, target utama, dan renstra 2010-2014 dan Renstra 2015-2019 Rev.2

• LAKIP: 2019, 2018, 2017, 2016, 2015, 2014, 2013 dan 2012

• Laporan Keuangan: 2019, 2018, 2017, 2016, 2015, 2014, 2013

• DIPA: 2019, 2018, 2017, 2016, 2015, 2014 dan 2013

• Laporan Tahunan 2019, 2018, 2017, 2016, 2015, 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010

• Laporan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 2019, 2018, 2017, 2016, 2015, 2014.

• Neraca

• Realisasi Anggaran

Gambar 6. Halaman muka website Balitbangtan (http://www.litbang.pertanian.go.id/)

Selain melalui website, penyebarluasan informasi kepada publik, Balitbangtan juga memanfaatkan sarana publikasi lain untuk mengumumkan informasi melalui kegiatan pameran, gelar teknologi, layanan perpustakan, serta media elektronik seperti Videotron, Digital Signed, dan Media Sosial (twitter: @agroinovasi, instagram: @agroinovasi_

(26)

22 balitbang_kementan, Facebook: agroinovasi balitbangtan kementan, youtube: humas balitbangtan).

Beberapa hal mengenai tatacara permohonan informasi publik diantaranya yaitu:

• Pelaksanaan permohonan informasi/pelayanan publik dilakukan melalui desk help dari Lobby dan/atau via website, telp/fax/email.

• Jangka waktu penyelesaian pelayanan publik dilakukan setelah pemohon memenuhi persyaratan;

• Waktu penyelesaian dilaksanakan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya permintaan;

• Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) akan menyampaikan pemberitahuan yang berisikan informasi yang diminta berada dibawah penguasaannya atau tidak dan PPID dapat memperpanjang waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kerja;

• Penyampaian/pendistribusian/penyerahan informasi publik kepada pemohon informasi publik dilakukan secara langsung, melalui email, fax ataupun jasa pos.

(27)

23

Penyelesaian Sengketa Informasi Publik

Pada tahun 2020, Balitbangtan tidak menerima pengajuan keberatan atas permohonan informasi publik. Namun demikian Balitbangtan masih menangani sengketa informasi yang belum tuntas yang diajukan pada 2018, yaitu berawal dari permohonan Informasi Publik oleh pemohon Sdr. Farid Mu’adz tentang absensi kehadiran dari Kepala Balittra Banjarbaru selama periode September 2017 s/d Februari 2018. Terkait permohonan informasi publik tersebut telah diberikan kepada pemohon dalam bentuk rekapitulasi absensi sesuai dengan permintaan.

Lebih lanjut pemohon menyatakan keberatan dan mengajukan permohonan lanjutan tentang alasan ketidakhadiran yang bersangkutan.

Sesuai dengan hal konsultasi dan berdasarkan surat pertimbangan dari PPID Utama Kementerian Pertanian, agar pemohon diundang datang ke kantor pusat Balitbangtan untuk melihat dan mencocokkan data yang dimilikinya. Hal ini dilakukan sebagai tanggapan dari atasan PPID Balitbangtan (Sekretaris Balitbangtan) terhadap keberatan yang diajukan pemohon, sesuai UU KIP No. 14/2008 Pasal 36 ayat (2).

Dalam perkembangannya, melalui surat tertanggal 28 Oktober 2019, Komisi Informasi Pusat mengundang PPID Balitbangtan untuk hadir dalam Sidang Sengketa Informasi Publik dengan Sdr. Farid Mu’adz pada tanggal 31 Oktober 2019. Sehubungan pada 31 Oktober 2019, Kementerian Pertanian sedang menyelenggarakan kegiatan Hari Pangan Sedunia di Kendari, maka PPID Utama Kementerian Pertanian memohonkan penjadwalan ulang sidang sengketa informasi publik di Komisi Informasi Pusat.

Atas pengajuan penjadwalan ulang dimaksud, Komisi Informasi Pusat melalui surat panggilan sidang No. 188/XI/KIP.RI.S/2019 tanggal 5 Nopember 2019 mengundang kembali PPID Pelaksana Balitbangtan untuk menghadiri sidang sengketa informasi publik pada tanggal 11 Nopember 2019. Hasil keputusan sidang untuk segera dilakukan uji konsekuensi terhadap informasi yang dimohonkan, karena tim Kementerian Pertanian masih belum ada satu kata yang sama dalam menyikapi informasi publik yang di mohonkan.

(28)

24 Gambar 7. Sidang Sengketa Informasi Publik I yang dilaksanakan pada tahun 2019

Selanjutnya 12 Nopember 2019 PPID Pelaksana Balitbangtan mengajukan usulan IP yang diminta oleh pemohon (Sdr Farid Mu’adz) kepada PPID Utama Kementerian Pertanian untuk dilakukan Uji Konsekuensi. Hasil Uji Konsekuensi yang dilakukan PPID Utama Kementerian pada 13 Nopember 2019 yang dihadiri oleh Perwakilan dari PPID Pelaksana seluruh Eselon I lingkup Kementerian Pertanian menyimpulkan bahwa IP yang di minta oleh pemohon dinyatakan terbuka, dan tidak dikecualikan. Hasil dari uji konsekuensi ini akan disampaikan pada persidangan berikutnya yang agendanya ditentukan oleh Komisi Informasi Pusat.

(29)

25 Gambar 8. Pelaksanaan Uji Konsekuensi Informasi Publik

Menindaklanjuti sidang sengketa yang dilaksanakan 5 Nopember 2019, pada Tanggal 15 Januari 2020 Komisi Informasi Pusat kembali memanggil atasan PPID Kementerian Pertanian RI melalui surat panggilan sidang No. 007/KIP-RLS/2020 tanggal 10 Januari 2020 untuk menghadiri sidang sengketa informasi publik yang terdaftar di Kepaniteraan Komisi Informasi Pusat dengan register no. 018/VII/KIP-PS/2018 antara Farid Mu’adz, SH (sebagai pemohon) terhadap Balitbangtan, Kementerian Pertanian RI dengan agenda sidang mediasi.

Berdasarkan putusan Komisi Informasi Pusat pada kesepakatan mediasi No 018/VII/KIP-PS-A- M/2018, pada tanggal 15 Januari 2020 bertempat di Komisi Informasi Pusat, Wisma BSG, Lantai 9 Jalan Abdul Muis no. 400, Jakarta Pusat, bahwa Pemohon dalam hal ini Farid Mu’adz, SH dan Termohon dalam hal ini Balitbangtan, bersedia mengakhiri sengketa informasi a quo (dokumen terlampir).

(30)

26 Gambar 9a. Proses mediasi

Gambar 9b. Kesepakatan Mediasi

(31)

27

Inovasi dan Kolaborasi Layanan Informasi

Inovasi dan kolaborasi merupakan kunci utama dalam memaksimalkan keterbukaan informasi publik. Di masa pandemi virus corona (covid-19) ini masyarakat Indonesia diimbau melakukan segala aktivitas dari rumah, salah satunya bekerja, dan tidak terkecuali bagi penyuluh dan masyarakat lain khususnya petani.

Di era penerapan adaptasi kebiasaan baru ini, baik penyuluh bahkan petani mau tidak mau diharuskan untuk mulai menguasai pengetahuan informasi digital. Pergeseran paradigm di masa pandemic ini menyebabkan Balitbangtan merasa perlu menerapkan inovasi dalam layanan informasi public. Tujuannya, tidak hanya mempermudah dan mempermurah proses komunikasi, tetapi juga meningkatkan kualitas komunikasi. Saat ini Balitbangtan juga telah terintegrasi dengan server Pusdatin sehingga memudahkan koordinasi data.

Gambar 10. Aplikasi Balitbangtan mempermudah dan meningkatkan kualitas komunikasi

(32)

28 Inovasi layanan informasi, antara lain Kalender Tanam (KATAM) untuk memudahkan petani dan penyuluh dalam menentukan masa tanam atau informasi ketersediaan pupuk. Kalender tanam juga telah terintegrasi dalam Agriculture War Room (AWR) Kementerian Pertanian dengan menyediakan informasi kondisi real time pertanaman yang tersambung melalui CCTV dan ketersediaan sarana prasarana pertanian di seluruh wilayah Indonesia, sehingga mempermudah pimpinan dalam mengambil kebijakan. Balitbangtan juga telah mensosialisasikan rekomendasi bertani di tengah pandemi covid-19 dan protokol kesehatan masuk kantor saat penerapan adaptasi kebiasaan baru melalui media sosial dan diintegrasikan ke dalam website Balitbangtan.

Selain itu, dalam proses penyediaan dan penyebarluasan informasi, Balitbangtan juga berkolaborasi dengan media cetak dan digital.

(33)

29

Capaian Program Tahun 2020

Selama tahun 2020, terdapat beberapa capaian program yang berhasil diraih oleh PPID Balitbangtan, sebagai berikut:

1. Menyelesaikan sengketa informasi melalui mediasi pada rangkaian sidang sengketa informasi yang berakhir pada Januari 2020.

2. Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Layanan Informasi Publik lingkup Balitbangtan pada Maret 2020.

Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Layanan Informasi Publik dihadiri oleh perwakilan PPID Utama (Kabag Pameran dan Informasi Publik) sebagai narasumber dan PPID Pelaksana Satker lingkup Balitbangtan (65 satker). Kegiatan monev yang diselenggarakan secara virtual dilakukan untuk memantau pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) pada satker lingkup Balitbangtan sekaligus untuk mempersiapkan pemeringkatan KIP. Kegiatan Monev didibuka oleh Sekretaris Balitbangtan, Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA selaku atasan PPID Balitbangtan. Beberapa hal yang menjadi perhatian pimpinan Balitbangtan disampaikan dalam arahan Sekretaris Badan, antara lain:

- bahwa komitmen dan atensi pimpinan sangat diperlukan. Pendekatan/target kinerja Balitbangtan adalah Altius, Fortius dan citius (Lebih tinggi, lebih kuat dan lebih cepat).

PPID bentuk pertanggungjawaban publik terhadap anggaran yang dikeluarkan Instansi, sehingga kita perlu memberikan atensi kepada publik dan dapat melakukan pengelolaan layanan informasi publik yang lebih baik.

- informasi publik selain ke masyarakat tapi juga perlu disampaikan juga atau harus terdelivery ke kalangan industri sehingga mereka tertarik bekerja sama dan mengembangkan teknologi Balitbangtan.

- berdasarkan kebijakan PPID Utama bahwa seluruh unit eselon 2 yang sebelumnya sebagai PPID Pembantu pelaksana sesuai dengan SK Kepala Badan No.

192.1/Kpts/OT.140/H/07/2018 tentang tentang Penunjukan Pejabat Pengelola Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Pembantu Pelaksana dan PPID Pelaksana UPT Lingkup Balitbangtan, diubah statusnya menjadi PPID Pelaksana.

(34)

30 Dengan ini artinya lebih mengefisienkan cara kerja karena rentang komunikasi makin pendek.

- Sekretaris Badan juga mengingatkan bahwa setiap laporan, baik bulanan dan tahunan harus melalui PPID Pelaksana eselon 1 (Balitbangtan - Kepala Bagian KSHOH, Sekretariat Balitbangtan) untuk diteruskan kepada PPID Utama.

- Dari kegiatan monev diharapkan dapat dihasilkan suatu kesamaan persepsi terutama dalam pengelolaan informasi publik, yang akhirnya dapat dijadikan suatu pijakan dan arah pengembangan untuk meningkatkan kinerja sehingga informasi dapat sampai ke masyarakat pengguna dan tentunya terutama petani di Indonesia.

Gambar 11. Pelaksanaan Monev Layanan Informasi Publik dipimpin oleh Sekretaris Balitbangtan

(35)

31 Gambar 12. Komitmen Bersama Pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik Lingkup

Balitbangtan

Gambar 13a. Komitmen Bersama Pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik Lingkup Sekretariat Balitbangtan

(36)

32 Gambar 13b. Komitmen Bersama Pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik Lingkup

Balitbangtan

(37)

33 3. Meraih peringkat pertama pada Penganugerahan Keterbukaan Informasi Publik Lingkup Kementerian Pertanian tahun 2020 untuk kategori unit eselon 1 kualifikasi informatif, dengan total nilai 94,66.

Gambar 14. Piagam Penghargaan Balitbangtan sebagai Peringkat I Unit Kerja

Dalam rangka Keterbukaan Informasi Publik, Kementerian Pertanian sebagai badan publik melaksanakan Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik lingkup Kementerian Pertanian. Pemeringkatan ini dilaksanakan guna memberikan apresiasi Unit kerja dan Unit Pelaksana Teknis lingkup Kementerian Pertanian yang telah membuka informasi publik melalui situs web secara transparan. Pemeringkatan ini juga mendorong agar tiap unit kerja/unit pelaksana teknis menjadikan web sebagai situs acuan utama dalam pencarian informasi publik oleh masyarakat.

(38)

34 Adapun tahapan jadwal penilaian untuk pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik sebagai berikut:

• Penilaian Komitmen PPID: Komitmen PPID dinilai berdasarkan kepatuhan dalam mengumpulkan laporan tahunan PPID (untuk PPID Pelaksana Eselon I) secara tepat waktu serta kehadiran PPID pelaksana pada kegiatan PPID utama.

• Penilaian melalui web dan Self Assesment Questionaire (SAQ): Indikator penilaian diantaranya: 1) Kebijakan Internal Kementan; 2) User Experience; 3) Tata Kelola Situs Web; 4) Informasi Mengenai Kegiatan dan Kinerja Badan Publik; 5) Informasi Mengenai Laporan Keuangan Badan Publik; 6) Informasi Lainnya yang diatur dalam Peraturan Perundang-undangan Lainnya; dan 7) Inovasi Aplikasi Situs Web.

Penilaian melalui web dan SAQ menentukan nominasi 5 (lima) terbaik untuk UK/UPT kategori Eselon I, Eselon II dan Eselon III. Tahap selanjutnya adalah melakukan visitasi dengan mengundang Dewan Juri. Visitasi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi pelaksanaan PPID pada tiap UK/UPT yang mendapat nominasi pemeringkatan termasuk sarana pendukungnya. Setelah melalui rapat pleno dewan juri, ditentukan pemenang untuk setiap kategori baik Eselon I, Eselon II maupun Eselon III, sebagai berikut:

Sejak diimplementasikannya Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dengan dibentuknya Komisi Informasi, maka sejak itu pula Kementerian Pertanian turut dalam mengimplementasikan Undang-Undang tersebut dengan membentuk PPID dan kemudian turut berpartisipasi dalam kegiatan Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik yang diselenggarakan lembaga pembina keterbukaan informasi publik ini. Meskipun hasil dari suatu pemeringkatan memang tidak berarti segalanya, namun hal tersebut memicu motivasi untuk menjadi lebih baik melalui prestasi yang diraih. Belum tertatanya PPID Balitbangtan dengan baik, menjadikan peringkat KIP Balitbangtan belum stabil dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2020, kualitas pengelolaan dan pelayanan informasi publik meningkat seiring dengan standarisasi yang berlaku di lingkungan Kementerian Pertanian. Peningkatan kualitas ini juga didukung adanya komitmen dari Pimpinan Kepala Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis dalam implementasi Keterbukaan Informasi Publik. Peningkatan kualitas ini juga didukung adanya komitmen dari Pimpinan Kepala Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis dalam implementasi Keterbukaan Informasi Publik.

(39)

35 Balitbangtan menjadi yang terbaik dalam penganugerahan pemeringkatan keterbukaan informasi publik Kementerian Pertanian tahun 2020 (tahun 2016 pernah menjadi peringkat 1). Penghargaan yang secara rutin diadakan oleh Kementerian Pertanian sejak 2013 tersebut diserahkan oleh Menteri Pertanian yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Momon Rusmono, dan diterima secara langsung oleh Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry.

Diharapkan dengan pencapaian tersebut akan menjadi sesuatu yang berharga bagi badan publik, khususnya Balitbangtan untuk meningkatkan tugas dan fungsinya dalam mendeliveri inovasi teknologi yang dimiliki Kementan dan juga mendorong serta memacu seluruh Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis Balitbangtan untuk memberi informasi yang lebih terbuka dan lebih banyak lagi ke publik, terutama petani.

(40)

36

Kendala dalam Pengelolaan Layanan Informasi Publik

Kendala dalam pelayanan informasi publik Balitbangtan sebagai berikut:

 Pemahaman terhadap UU KIP belum secara optimal merata di seluruh pemangku kepentingan;

 Belum maksimalnya operasional desk layanan Unit Pelayanan Publik (UPP) Balitbangtan, sarana dan prasarana maupun SDM yang khusus menangani layanan informasi publik, serta kurangnya pemahaman para pelaksana tentang keterbukaan informasi publik.

Sampai dengan akhir 2020 pelayanan informasi publik masih digabungkan dengan kegiatan kehumasan.

 Formulir layanan informasi untuk pemohon kurang dimanfaatkan sehingga pencatatan klasifikasi layanan informasi publik yang diinginkan pemohon belum dapat diklasifikasikan dengan baik.

 Koordinasi antar Bagian/Bidang sebagai penghasil informasi publik yang telah ditunjuk belum semua berkontribusi secara maksimal, sehingga data dan informasi publik yang dihasilkan dari setiap Bagian/Bidang masih belum bisa dengan mudah dapat di akses oleh Desk Layanan PPID;

 Pengelolaan database Daftar Informasi Publik dari seluruh Bagian/Bidang masih dilakukan secara manual;

(41)

37

Penutup

Kesimpulan

Balitbangtan sebagai badan publik melalui Keputusan Kepala Balitbangtan No.

310/Kpts/KP.340/I/12/2011 tanggal 14 Desember 2011 yang diperbarui dengan SK Kepala Badan No. 192.1/Kpts/OT.140/H/07/2018 tentang Penunjukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Pembantu Pelaksana dan PPID pelaksana UPT lingkup Badan Litbang Pertanian telah melaksaksanakan UU No. 14 tahun 2008.

Selain Undang-undang no. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, dalam menyelenggarakan layanan informasi Publik, Balitbangtan mengacu pada Undang-Undang No.

25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Dalam implementasinya, Balitbangtan menyebarkan informasi publik melalui website, portal PPID dan sarana publikasi lain seperti kegiatan pameran, gelar teknologi, layanan perpustakan, serta media elektronik seperti Videotron, Digital Signed, dan Media Sosial. Namun demikian, masih terdapat beberapa kekurangan dan hambatan dalam pelayanan informasi di Balitbangtan antara lain karena pemahaman terhadap UU KIP belum secara optimal merata di seluruh pemangku kepentingan. Selain itu SDM yang kompeten juga dirasakan sangat kurang.

Saran

1. Pelayanan informasi publik merupakan salah satu bagian dari pelayanan publik tingkat Balitbangtan. Untuk mengoptimalkan pelayanan informasi publik perlu dibentuk suatu tim pelayanan informasi publik secara bersama yang memiliki kemampuan dan pengetahuan teknis mengenai Balitbangtan secara menyeluruh, antara lain yang mengandung unsur:

- Pelayanan kehumasan - Pengelolaan Dokumen - Hukum/Legalitas - Teknologi Informasi

(42)

38 - Hal umum lain yang sejalan dengan tugas dan fungsi Balitbangtan maupun UK/UPT

yang menjadi pelaksana teknisnya.

2. Perlunya disusun materi informasi publik apa saja yang dapat disampaikan kepada pemohon, sehingga ke depan tidak diperoleh lagi keberatan atas penolakan informasi publik.

3. Pedoman pelayanan UPP juga perlu disusun untuk dapat mempermudah pelaksana UPP dalam melaksanakan tugasnya dan tentunya sosialisasi mengenai Pedoman ini juga perlu disertai dengan praktek untuk mengakses informasi publik yang sudah tercantum didalam intranet Balitbangtan.

Gambar

Gambar 2. Prosedur Pelayanan Permohonan Informasi Publik
Gambar 3. Rekapitulasi Permohonan Informasi 2020 17
Gambar 6. Halaman muka website Balitbangtan (http://www.litbang.pertanian.go.id/)
Gambar 9b. Kesepakatan Mediasi
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan Laporan Tahunan ini adalah rekapitulasi pelayanan informasi publik sepanjang tahun 2020 sebagai bentuk pelaksanaan tugas Pejabat Pengelola Informasi dan

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1) Pola asuh otoriter menjadi kecenderungan pola asuh paling banyak yang diterima oleh remaja dugem sebanyak 86%, pola asuh ke dua

Berdasarkan pemaparan diatas maka penelitian ini berjudul “Pengaruh Variasi Diameter Kawat Tembaga Pada Sistem Bahan Bakar Terhadap Performansi Motor Bensin 4

Guna menjaga kualitas pelayanan yang diberikan oleh para petugas informasi, PPID masing-masing unit eselon I dan Koordinator PPID secara rutin melaksanakan capacity building

Untuk menangkap pesan Proaktif pesan yang disampaikan oleh PPID Utama tingkat Kementerian Pertanian sebagai lembaga publik kepada masyarakat, PPID Pelaksana Badan Litbang

Adapun kegiatan – kegiatan tersebut antara lain mengikuti rapat persiapan penyelenggaraan pemeringkatan badan publik tingkat Provinsi Banten, menerima visitasi

Laporan pelaksanaan kegiatan Pelayanan Informasi Publik tahun 2020 merupakan pertanggungjawaban dan wewenang Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)

Pelayanan informasi publik di PPID Pelaksana Unit Pelaksana Teknis Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Bali masih belum dilakukan secara terstrukturI. Hal ini