STATUTA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
(STMIK) HANDAYANI
YAYASAN
PENDIDIKAN HANDAYANI MAKASSAR
2016
STATUTA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) HANDAYANI
MUKADIMAH
Bahwa perguruan tinggi adalah pusat penyelenggaraan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian suatu masyarakat ilmiah yang penuh cita-cita luhur, guna mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Bahwa pendirian Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Handayani diawali dengan didirikannya sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang pengembangan pendidikan dan keterampilan, yaitu Lembaga Pendidikan dan Keterampilan Yayasan Pendidikan Alifuddin (YPA) Handayani. Pada tahun 1996 didirikanlah STMIK Handayani berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 37/D/O/1996, tanggal 21 Juni 1996.
Bahwa pendirian STMIK Handayani didasarkan pada komitmen yang kuat untuk menjadi perguruan tinggi komputer yang unggul dalam menghasilkan sumber daya manusia di bidang teknologi informasi dan komputer yang berjiwa entrepreneurship sesuai kebutuhan pembangunan di daerah, reginonal, maupun nasional, dan berorientasi global, mengingat kedudukannya sebagai bagian dari masyarakat ilmiah yang universal.
Bahwa guna mendukung komitmen tersebut diciptakan iklim akademik yang kondusif serta mendorong dan memfasilitasi kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Berlandaskan peraturan perundangan yang berlaku, maka disusunlah perubahan Statuta STMIK Handayani yang berfungsi sebagai pedoman dasar untuk perencanaan pengelolaan organisasi, pengembangan program dan penyelenggaraan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, serta rujukan pengembangan peraturan umum, peraturan akademik dan prosedur operasional Yaysan Pendidikan Handayani Makassar yang berlaku.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Pengertian Dasar
Dalam Statuta ini yang dimaksud dengan :
1. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana dan pascasarjana yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi;
2. Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi;
3. Statuta perguruan tinggi adalah pedoman dasar penyelenggaraan kegiatan yang dipakai sebagai acuan untuk merencanakan, mengembangkan program dan penyelenggaraan kegiatan fungsional sesuai dengan tujuan perguruan tinggi, yang berisi dasar yang dipakai sebagai rujukan pengembangan peraturan umum, peraturan akademik, peraturan keuangan, rencana strategis dan prosedur operasional yang berlaku di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani;
4. Rencana Induk Pengembangan adalah merupakan arah kebijakan dan pengambilan keputusan dalam pengelolaan STMIK Handayani dalam jangka waktu 5 (lima) tahun;
5. Rencana Strategis adalah suatu rancangan program yang terukur melalui langkah- langkah pencapaian institusi untuk mencapai Visi, Misi dan Tujuan yang telah ditetapkan;
6. Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan adalah rencana program tahunan dan anggaran kerja tahunan STMIK Handayani;
7. Yayasan Pendidikan Handayani, selanjutnya disebut YAPHAN, adalah Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta (BP-PTS) berkedudukan di Makassar, didirikan oleh Moh. Alifuddin brdasarkan Akte Notaris Nomor 20 Tanggal 31 Januari 1996, oleh Notaris Mahmud Said, SH di Ujung Pandang beserta perubahan-perubahannya serta telah disesuaikan dengan Undang-Undang Republik
Indoenesia Nomor 28 tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 tahun 2001 tentang yayasan;
8. Badan Pengurus Yayasan adalah pengurus yang bertugas sehari-hari sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Yayasan, dibentuk oleh Yayasan untuk menjalankan/menyelenggarakan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani;
9. Menteri adalah Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
10. Dewan pakar adalah dewan yang beranggotakan warga masyarakat yang terkemuka di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian, wira usaha, yang berketetapan (committed) turut memajukan serta mengembangkan STMIK Handayani;
11. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani, yang selanjutnya disingkat STMIK Handayani, adalah perguruan tinggi swasta terdiri atas sejumlah program studi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi, akademik, dan/atau profesional dalam bidang informatika dan komputer;
12. Tridharma Perguruan Tinggi adalah tugas pokok perguruan tinggi yaitumenyelenggarakan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;
13. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan tersedianya bahan/sumber belajar bagi peserta didik di dalam suatu lingkungan belajar yang beratmosfir akademik meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik;
14. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi;
15. Pendidikan akademik adalah pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian, terdiri atas program jenjang Diploma, Sarjana dan Pascasarjana;
16. Program Pendidikan Diploma adalah program pendidikan akademik pada jenjang Diploma 3 (D-3);
17. Program Pendidikan Sarjana adalah program pendidikan akademik pada jenjang Strata 1 (S1);
18. Program Pendidikan Pascasarjana adalah program pendidikan akademik pada jenjang setelah sarjana (Strata 2/S2);
19. Senat Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani, selanjutnya disebut Senat STMIK Handayani, adalah Badan Normatif dan Perwakilan tertinggi ditingkat Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani;
20. Pimpinan adalah pimpinan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani yang terdiri atas Ketua dan para Wakil Ketua;
21. Ketua adalah ketua Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani, sebagaimana yang dimaksud di dalam peraturan dan perundang- undangan yang berlaku;
22. Sistem Penjaminan Mutu adalah kegiatan sistematik penjaminan mutu di STMIK Handayani oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan secara berkelanjutan;
23. Akreditasi adalah proses evaluasi dan penilaian mutu institusi atau program studi yang dilakukan oleh suatu tim pakar sejawat (tim asesor) berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan, atas pengarahan suatu badan atau lembaga akreditasi mandiri diluar institusi atau program studi yang bersangkutan;
24. Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi adalah proses evaluasi dan penilaian mutu institusi atau program studi yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) secara komprehensif atas komitmen perguruan tinggi terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaran program Tridharma perguruan tinggi, untuk menentukan kelayakan program satuan pendidikan;
25. Akreditasi Program Studi adalah proses evaluasi dan penilaian mutu program studi yang dilakukan oleh Badan akreditasi Nasional/Lembaga Akreditasi Mandiri diluar institusi atau program studi yang bersangkutan;
26. Hasil Akreditasi adalah merupakan pengakuan bahwa suatu institusi atau program studi telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan, sehingga layak untuk menyelenggarakan program-programnya, yang dinyatakan dengan Peringkat Akreditasi A, B, dan C atau sebutan Baik, Sangat Baik, dan Unggul;
27. Civitas Akademika adalah satuan warga masyarakat ilmiah yang terdiri atas dosen, mahasiswa dan alumni;
28. Dosen adalah tenaga pendidik akademik yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat oleh Yayasan dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ditempatkan oleh Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) yang ditempatkan di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani dengan tugas utama merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, pelatihan, penelitian, dan pengabdian/pelayanan kepada masyarakat;
29. Pesrta didik adalah mahasiswa yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada program pendidikan di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani;
30. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar sebagai peserta program pendidikan di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani menuju gelar akademik atau sebutan vokasi/professional, dan merupakan bagian dari civitas akademika;
31. Tenaga kependidikan adalah tenaga pendukung akademik Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani, yang memiliki tugas dan fungsi pelayanan administrasi, pengelola laboratorium, pustakawan, administrasi non akademik, baik tetap maupun waktu tertentu;
32. Alumni adalah para lulusan yang telah menyelesaikan salah satu jenjang pendidikan tertentu di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani;
33. Kebebasan akademik adalah kebebasan yang dimiliki anggota sivitas akademika untuk melaksanakan kegiatan yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara bertanggung jawab dan mandiri;
34. Kebebasan mimbar akademik adalah bagian dari kebebasan akademik yang memungkinkan dosen menyampaikan pikiran dan pendapat secara bebas di perguruan tinggi sesuai norma dan kaidah keilmuan;
35. Otonomi keilmuan adalah kegiatan keilmuan yang berpedoman pada norma dan kaidah keilmuan yang harus ditaati oleh para sivitas akademik dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknnologi;
36. Otonomi pengelolaan adalah kewenangan badan penyelenggara perguruan tinggi dalam pengelolaan sarana dan prasarana, mencakup pula kewenangan dalam
bidang keuangan untuk penerimaan, penyimpanan dan penggunaan dana yang berasal dari masyarakat serta kewenangan pimpinan dalam pengelolaan kegiatan akademik pada perguruan tinggi;
37. Peraturan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani adalah peraturan berisikan ketentuan umum yang mengatur kebijakan didalam pengelolaan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani, disusun dan ditetapkan oleh Pimpinan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani di dalam bentuk Surat Keputusan Ketua atau Surat Keputusan Pimpinan dan Surat Edaran Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani;
38. Ketetapan/Keputusan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani adalah ketetapan/keputusan yang berkenaan dengan kebijakan pengelolaan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani, dikeluarkan melalui Rapat Pimpinan dan ditandatangani oleh Pimpinan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani sesuai prinsip tata-kelola yang baik dan prinsip pembagian wewenang dan tanggungjawab.
BAB II IDENTITAS
Pasal 2 Nama dan tempat
1. Sekolah Tinggi ini diberi nama “Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani”, disingkat STMIK Handayani.
2. Sekolah Tinggi ini berkedudukan di Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan.
Pasal 3
Tanggal, Bulan dan Tahun Pendirian
1. Sekolah tinggi ini didirikan oleh Moh. Alifuddin yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Handayani Makassar berdasarkan Akte No. 20 Tanggal 31 Januari 1996, oleh Notaris Mahmud Said, SH di Ujung Pandang.
2. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan komputer Handayani mulai beroperasi pada tanggal 21 Juni 1996 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37/D/O/96 Tanggal 21 Juni 1996.
3. Tanggal 21 Juni setiap tahunnya merupakan hari jadi (dies natalis) Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani
Pasal 4 Lambang dan Logo
1. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani memiliki lambang/logo sebagai berikut :
2. Lambang Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer adalah lingkaran segi lima yang didalamnya terdapat gambar Gapura, buku, Padi dan kapas, yang mempunyai arti dan makna sebagai berikut :
a. Angka 1996 merupakan tahun berdirian Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani;
b. Gapura berdiri tegak berwarna putih, melambangkan pintu suci menuju kesuksesan;
c. Buku melambangkan sumber ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
d. Bintang Kuning segilima melambangkan tingginya cita-cita;
e. Kapas yang Putih dan Padi Menguning melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran;
f. Bentuk segi lima berwarna biru laut, melambangkan kedalaman ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekuni dan dikembangkan;
g. Tulisan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani merupakan Identitas STMIK Handayani;
h. Bingkai segi lima menyatakan bahwa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani berazaskan Pancasila.
3. Tata cara penggunaan lambang diatur dengan Surat Keputusan Ketua Sekolah Tinggi.
4. Penggunaan logo/lambang Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani ditampilkan pada bendera, pataka, dokumen, surat-surat resmi, ijazah, transkrip nilai, sertifikat, busana akademik, perlengkapan upacara, buku-buku yang diterbitkan oleh STMIK Handayani, suvenir/cendera mata dan sejenisnya yang dikeluarkan oleh STMIK Handayani, plang kampus dan lain-lain yang dianggap perlu.
Pasal 5 Bendera
1. Bendera Sekolah Tinggi adalah berwarna Biru Putih yang didalamnya terdapat lambang STMIK Handayani Makassar.
2. Gambar bendera STMIK Handayani
3. Bendera Sekolah Tinggi berukuran 150 Cm X 100 Cm.
4. Tata cara penggunaan bendera diatur dengan Surat Keputusan Ketua Sekolah Tinggi.
Pasal 6 Hymne dan Mars
HYMNE DAN MARS STMIK HANDAYANI
1. Hymne Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani :
Almamater STMIK Handayani sentra pendidikan komputer Kami civitas akademika padu abdi tridharma
Tingkatkan daya sikap profesi untuk bangsa Negara Pada Tuhan yang Maha Kuasa Kita Mohonkan Ridho Nya Semoga tetap sejahtera meraih cita- cita
Bagimu STMIK Handayani jayalah selamanya
2. Mars Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani :
STMIK jayalah selamanya
STMIK Handayani, wahana pendidikan di bidang komputer Untuk anak bangsa, sebagai bekal di era globalisasi
Agar siap membangun bumi persada Indonesia tercinta
Anak bangsa putra putri mari belajar komputer di STMIK Handayani Semoga STMIK Handayani tetap jaya di bumi persada Indonesia
3. Hymne dan Mars Sekolah Tinggi ditetapkan dengan keputusan Ketua Sekolah Tinggi.
Pasal 7 Busana Akademik
1. Busana akademik pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani terdiri dari:
a. Busana wisudawan (topi, toga dan selempang) adalah dasar warna yang telah disepakati oleh pengelolah dan Panitia Pelaksana Wisuda dan bis warna merah untuk program srudi teknik informatika, warna biru untuk program studi system komputer, warna hijau untuk program studi manajemen informatika, warna kuning untuk program studi komputerisasi akuntansi, warna orange untuk program studi system informasi, dan warna coklat untuk program magister. Busana ini dipakai pada saat Dies Natalis dan Wisuda.
b. Jas almamater berwarna biru dengan logo STMIK Handayani di dada sebelah kiri, bis warna kuning di lengan untuk:
1) Jenjang Diploma Tiga (D3) Polos, 2) Jenjang Sarjana (S1) 1 (satu) bis 3) Jenjang Magister (S2) 2 (dua) bis.
c. Baju seragam kelas berwarna putih hitam.
2. Busana akademik bagi pimpinan, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani adalah Setelan Jas dengan warna yang akan disepakati.
3. Tata cara upacara akademik, warna dan bentuk busana akademik dan cara pemakaian busana akademik diatur dengan surat keputusan pimpinan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani.
Pasal 8
Identitas lain yang dianggap perlu
Identitas lain yang dianggap perlu oleh Sekolah Tinggi akan diatur sesuai dengan Peraturan yang berlaku di Yayasan Pendidikan Handayani dan STMIK Handayani.
BAB III
PENYELENGGARAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI
Pasal 9
Bentuk Perguruan Tinggi, Program Studi dan Jenjang Program Studi
1. Bentuk perguruan tinggi adalah sekolah tinggi.
2. Jenjang pendidikan yang dibina Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani adalah jenjang sarjana Diploma Tiga (DIII), jenjang Sarjana Strata Satu (S1), dan jenjang Magister Strata Dua (S2).
3. Jenis program studi yang dibina:
a. Program Studi Teknik Informatika untuk Strata Satu (S1).
b. Program Studi Sistem Komputer untuk Strata Satu (S1).
c. Program Studi Manajemen Informatika untuk Diploma Tiga (DIII) d. Program Studi Komputerisasi Akuntansi untuk Diploma Tiga (DIII).
e. Program Studi Sistem Informasi untuk Strata Satu (S1).
f. Program Studi Sistem Komputer Untuk Strata Dua (S2).
4. Jenjang pendidikan dan program studi dapat dikembangkan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian sesuai kebutuhan masyarakat.
Pasal 10
Tridharma Perguruan Tinggi
Kegiatan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani Makassar, sekaligus merupakan fungsi utamanya adalah tridharma perguruan tinggi sebagai berikut :
1. Pendidikan dan pengajaran yang merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan manusia terdidik yang terdiri dari pendidikan akademik dan profesi dalam dibang manajemen informatika dan komputer, disamping diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuan juga diarahkan pada kesiapan penerapan keahlian di bidang manajemen informatika dan komputer.
2. Penelitian merupakan usaha untuk memecahkan berbagai masalah dan hasilnya merupakan jawaban dari masalah. Jawaban-jawaban yang ditemukan kemudian disusun menjadi suatu ilmu, dengan ketentuan bahwa:.
a. Pelaksanaan penelitian dikoordinasikan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) sebagai unit kerja dalam lingkungan Sekolah Tinggi .
b. Jenis penelitian yang dilaksankan adalah penelitian terapan dan/atau penelitian dasar.
c. Hasil kerja penelitian merupakan karya intelektual yang dilindungi oleh undang-undang.
d. Tanggung jawab pelaksanaan dan hasil penelitian didasarkan pada kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan.
e. Publikasi hasil penelitian merupakan hak dari peneliti.
f. Pemanfaatan hasil penelitian terutama ditujukan untuk pengembangan masyarkat pada umumnya dan pengembangan lembaga pada khususnya.
g. Pelaksanaan penelitian diatur dengan keputusan Ketua Sekolah Tinggi.
3. Pengabdian kepada masyarakat dilakukan dalam berbagai bentuk, baik yang dilakukan secara reguler maupun insidentil sesuai kebijakan dan kebutuhan Sekolah Tinggi dan masyarakat dengan ketentuan bahwa :
a. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dikoordinasikan oleh Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarkat (LPPM) yang merupakan unit kerja dalam lingkungan Sekolah Tinggi.
b. Jenis pengabdian kepada masyarakat adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat, baik dalam bentuk Kuliah Kerja Lapang (KKL) dan/atau Praktek Kerja Lapang (PKL), anjangsana, bakti sosial dan jenis pengabdian masyarakat lainnya.
c. Kebijaksanaan pengabdian kepada masyarakat terutama ditujukan untuk pengabdian Sekolah Tinggi kepada masyarakat.
d. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat diatur dengan keputusan Ketua Sekolah Tinggi.
Pasal 11
Cara penyelenggaraan Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan meliputi sebagai berikut :
1. Kuliah tatap muka dan tutorial, sebagai suatu proses belajar mengajar yang dapat meliputi komunikasi secara langsung atau tidak langsung.
2. Seminar, pembahasan materi kuliah diantara beberapa mahasiswa dengan tutornya.
3. Diskusi panel, forum pertukaran pikiran yang dilakukan oleh sekelompok ahli di hadapan sekelompok hadirin mengenai suatu masalah tertentu yang telah dipersiapkan sebelumnya.
4. Simposium, pertemuan ilmiah dengan beberapa pembicara yang menyampaikan ceramah pendek mengenai aspek yang berbeda tetapi saling berkaitan tentang masalah yang dibicarakan.
5. Lokakarya, pertemuan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta dengan menggunakan jenis metode pertemuan ilmiah.
6. Praktikum yang merupakan psikomotorik yang berhubungan dengan penerapan teori di laboratorium institusi, komunitas dan tempat lain yang ditentukan.
7. Pemberian tugas, baik secara perorangan maupun kelompok untuk melakukan kegiatan tertentu, baik sifatnya keilmuan maupun keprofesian.
8. Kuliah tatap muka jarak jauh dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi berbasis daring (on line).
Pasal 12 Bahasa Pengantar
1. Penyelenggaraan pendidikan pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.
2. Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar jika diperlukan dalam penyampaian pengetahuan, keterampilan dan sikap guna memberikan nilai tambah dalam pemenuhan tenaga kerja tingkat global.
3. Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar sejauh diperlukan dalam penyampaian pengetahuan dan atau pelatihan dan atau keterampilan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa.
Pasal 13 Tahun Akademik
1. Tahun akademik penyelenggaraan pendidikan dimulai pada bulan September.
2. Tahun akademik dibagi dalam 2 (dua) semester yang masing-masing terdiri atas 16 (enam belas) Minggu, atau setara dengan 16 (enam belas) kali pertemuan, atau kegiatan terjadwal lainnya, berikut kegiatan iringannya, termasuk 2 sampai 3 minggu kegiatan penilaian.
3. Pada akhir penyelenggaraan program pendidikan akademik dan/atau pendidikan profesional diadakan wisuda.
4. Sejauh diperlukan dapat diselenggarakan semester “pendek” minimal sekali dalam satu tahun kalender akademik.
5. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan surat keputusan Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani.
Pasal 14
Administrasi Akademik
1. Administrasi akademik diselenggarakan dengan menerapkan Sistem Kredit Semester disingkat SKS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Sistim kredit semester (SKS) adalah suatu sistim penyelenggaraan pendidikan dimana beban studi mahasiswa, beban kerja tenaga pengajar dan beban penyelenggaraan program lembaga pendidikan dinyatakan dalam satuan kredit semester.
3. Satuan kredit semester disingkat SKS adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama 1 (satu) semester melalui kegiatan
terjadwal per-minggu sebanyak 1 jam perkuliahan atau 2 jam praktikum, atau 4 jam kerja lapangan, yang masing-masing diiringi oleh 1-2 jam kegiatan terstruktur dan sekitar 1-2 jam kegiatan mandiri.
4. Kegiatan akademik meliputi tugas-tugas yang dinyatakan dalam program perkuliahan, seminar, praktikum, praktek kerja lapang, Kuliah kerja lapang, penulisan skripsi dan/atau tugas akhir. Dalam satu kegiatan akademik diperhitungkan tidak hanya kegiatan tatap muka yang terjadwal tetapi juga kegiatan yang direncanakan (terstruktur) dan yang dilakukan secara mandiri baik oleh mahasiswa maupun dosen.
5. Atau dalam setiap semester, 1 (satu) SKS sama dengan beban studi setiap minggu masing-masing :
a. 1 (satu) jam tatap muka.
b. 1 (satu) jam kegiatan terstruktur.
c. 1 (satu) jam kegiatan mandiri
Untuk kurun waktu 16 (enam Belas) minggu efektif.
Pasal 15
Metodologi Pembelajaran
1. Mahasiswa diharuskan merencanakan mengumpulkan sejumlah SKS dalam jangka waktu tertentu.
2. Untuk semester pertama dan kedua telah ditentukan jumlah SKS maksimal yang bisa diambil.
3. Jumlah SKS maksimal yang bisa diambil pada semester selanjutnya ditentukan oleh prestasi akademik pada semester sebelumnya yang disebut Indeks Prestasi Semester atau IPS.
4. Yang dimaksud semester sebelumnya sebagaimana disebut pada ayat (3) di atas adalah semester ganjil dan genap yang disesuaikan dengan semester berjalan.
5. Untuk bisa lulus suatu program / jenjang, mahasiswa harus mengumpulkan sejumlah SKS, sebagai berikut :
Diploma-III : 115 - 120 SKS Sarjana : 144 - 160 SKS
Magister : 44 - 50 SKS
6. Batas waktu paling lama untuk mengumpulkan SKS sebagai berikut : Diploma-III : Paling lama 10 semester
Sarjana : Paling lama 14 semester Magister : Paling lama 8 semester
Pasal 16
Penerimaan Mahasiswa
1. Sekolah Tinggi mengatur dan menyelenggarakan seleksi penerimaan mahasiswa baru.
2. Kegiatan Penerimaan mahasiswa baru dilaksanakan oleh panitia penerimaan mahasiswa baru atau badan promosi yang ditunjuk untuk menangani pelaksanaan kegiatan tersebut.
3. Penerimaan mahasiswa baru di Sekolah Tinggi diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial dan tingkat kemampuan ekonomi dan dilakukan dengan tetap memperhatikan kekhususan yang diperlukan.
4. Warga negara asing dapat menjadi mahasiswa di perguruan tinggi dengan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku.
5. Sekolah Tinggi dapat menerima mahasiswa yang merupakan mahasiswa pindahan dan/atau mahasiswa alih program baik yang berasal dari dalam lingkungan sekolah tinggi, maupun dari perguruan tinggi lain melalui proses konversi dengan tetap mengacu pada peraturan yang berlaku.
6. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur oleh Keputusan Ketua Sekolah Tinggi, dan pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur oleh menteri.
7. Tata cara, prosedur, syarat penerimaan mahasiswa, dan hak serta kewajiban mahasiswa diatur tersendiri dalam statuta ini.
Pasal 17 Orientasi Kurikulum
1. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan masyarakat dengan tetap memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta jenjang dan program studi yang dibina Sekolah Tinggi.
2. Kurikulum yang diterapkan pada sekolah tinggi berpedoman pada Keputusan Menteri.
3. Kurikulum disusun oleh Sekolah Tinggi.
Pasal 18 Isi Kurikulum
1. Isi kurikulum berpedoman pada ketentuan yang berlaku yang meliputi : a. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKP),
b. Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK).
c. Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB).
d. Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB).
e. Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)
2. Kurikulum inti yaitu kelompok bahan kajian dan pelajaran yang harus dicakupi dalam suatu program studi yang berlaku secara nasional.
3. Kurikulum lokal dikembangkan sesuai jalur konsentrasi yang dipilih pada setiap program studi.
4. Sebagai pembulat studi pada program sarjana diharuskan membuat skripsi dan pada program diploma diharuskan membuat tugas akhir.
5. Tata cara penyusunan skripsi dan tugas akhir diatur dalam peraturan tersendiri yang ditetapkan oleh Ketua Sekolah Tinggi.
Pasal 19
Pelaksanaan Kurikulum
1. Kurikulum disusun oleh Sekolah Tinggi untuk setiap program studi merupakan pedoman penyelenggaraan pendidikan untuk pendidikan akademik dan/maupun pendidikan profesional untuk menjamin mutu dan kemampuan mahasiswa.
2. Rambu-rambu untuk menjamin kemampuan dan mutu sesuai dengan program studi yang ditempuh, merupakan patokan terhadap kategori kelompok mata kuliah.
3. Seluruh mata kuliah dapat ditawarkan kepada mahasiswa untuk diprogramkan pada setiap semester, sehingga mahasiswa dapat memprogramkan rencana belajarnya yang memungkinkan mahasiswa dapat menyelesaikan studinya lebih cepat dari waktu yang ditargetkan.
4. Ketentuan sebagaimana disebutkan dalam ayat (3) diatur lebih lanjut dalam peraturan akademik yang ditetapkan oleh Ketua sekolah tinggi.
Pasal 20 Evaluasi Kurikulum
1. Kurikulum yang berlaku dievaluasi/ditinjau kembali minimal sekali dalam 4 (empat) tahun atau jika terjadi perubahan dan perkembangan dalam bidangteknologi informasi dan komputer.
2. Setiap perubahan kurikulum ditetapkan dengan keputusan Ketua Sekolah Tinggi setelah mendapat pertimbangan dari Senat Sekolah Tinggi.
3. Besarnya bobot SKS yang dapat diprogramkan mahasiswa setiap semester didasarkan atas indeks prestasi (IP) yang dicapai oleh mahasiswa pada semester- semester yang sudah dilalui.
4. Untuk membantu mahasiswa dalam merencanakan strategi belajarnya, Ketua Sekolah Tinggi menunjuk penasehat akademik (PA).
5. Untuk penyelesaian studi seorang mahasiswa harus memenuhi seluruh persyaratan adminstratif dan persyaratan akademik.
Pasal 21 Proses Penilaian
1. Untuk menilai kegiatan dan kemajuan hasil belajar mahasiswa dilakukan penilaian secara berkala yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas dan pengamatan serta partisipasi kelas.
2. Ujian dapat diselenggarakan melalui ujian semester, ujian tengah semester, ujian tugas akhir, ujian skripsi dan ujian kompetensi.
3. Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan huruf A, A-, B+, B, B-, C+ C, D dan E yang masing-masing bernilai 4, 3.75, 3.50, 3, 2.75, 2, 1, dan 0 (nol).
4. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam peraturan akademik Sekolah Tinggi.
Pasal 22 Yudisium
1. Predikat kelulusan (Yudisium) terdiri atas 3 (tiga) tingkatan yaitu memuaskan, sangat memuaskan dan pujian yang dinyatakan dalam transkrip akademik.
2. Indeks prestasi kumulatif (IPK) sebagai dasar penentuan predikat kelulusan nilai yudisium adalah :
a. Jenjang Pendidikan Diploma Tiga (D3) dan Strata Satu (S1);
1) IPK 2,0 – 2,75 : memuaskan
2) IPK 2,76-3,50 : sangat memuaskan 3) IPK 3,51-4,00 : pujian
b. Jenjang Pendidikan Magister (S2);
1) IPK 2,0 – 2,79 : memuaskan
2) IPK 3,00-3,74 : sangat memuaskan 3) IPK 3,75-4,00 : pujian
3. Ketentuan lebih lanjut sebagai mana yang dimaksud pada ayat (2) diatur dalam peraturan akademik Sekolah Tinggi.
Pasal 23 Syarat Kelulusan
1. Syarat kelulusan program pendidikan ditetapkan atas pemenuhan jumlah sks yang disyaratkan dan indeks prestasi kumulatif (IPK).
2. Indeks prestasi kumulatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang menjadi syarat kelulusan suatu program studi adalah sama atau lebih tinggi dari 2,75 untuk program sarjana maupun program diploma dan Program magister Minimal 3,00.
3. Sekolah Tinggi menetapkan jumlah SKS yang harus ditempuh sebagai beban studi sebagai berikut :
a. Beban studi program diploma tiga (DIII) sekurang-kurangnya 110 SKS dan sebanyak-banyaknya 120 SKS dengan lama studi maksimal 10 semester.
b. Beban studi program sarjana sekurang-kurangnya 144 SKS dan sebanyak- banyaknya 160 SKS dengan lama studi maksimal 14 semester.
c. Beban studi program Magister (S2) sekurang-kurangnya 44 sks dan sebanyak banyaknya 50 sks dengan lama studi maksimal 8 semester.
Pasal 24
Kebebasan Akademik
1. Kebebasan akademik, termasuk kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan merupakan kebebasan yang dimiliki anggota sivitas akademika untuk melaksanakan kegiatan yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara bertanggungjawab dan mandiri.
2. Ketua Sekolah Tinggi mengupayakan dan menjamin agar setiap anggota sivitas akademika dapat melaksanakan kebebasan akademik dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya secara mandiri sesuai dengan aspirasi pribadi dan dilandasi oleh moral dan kaidah keilmuan.
3. Dalam melaksanakan kegiatan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap anggota sivitas akademika sekolah tinggi harus mengupayakan agar kegiatan serta hasilnya meningkatkan pelaksanaan kegiatan akademik di sekolah tinggi.
4. Dalam melaksanakan kebebasan akademik setiap sivitas akademika sekolah tinggi harus bertanggungjawab secara pribadi atas pelaksanaan dan hasilnya sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan.
5. Dalam melaksanakan kegiatan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Ketua Sekolah Tinggi dapat mengijinkan penggunaan sumber daya sekolah tinggi sepanjang kegiatan tersebut tidak ditujukan untuk kepentingan pribadi semata dan untuk memperoleh keuntungan materi bagi pribadi yang melakukannya.
6. Kebebasan akademik diarahkan untuk peningkatan kualitas sivitas akademika dalam lingkup ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, olah raga dan kemasyarakatan.
7. Dalam merumuskan pengaturan pelaksanaan kebebasan akademik Senat Sekolah Tinggi harus berpedoman pada ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 25 Otanomi Keilmuan
1. Otonomi keilmuan dilakukan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bahan acuan sivitas akademika secara bertanggungjawab dan mandiri sesuai dengan bidang keilmuan.
2. Otonomi keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini berpedoman pada ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Perwujudan otonomi keilmuan pada sekolah tinggi diatur dan dikelola oleh senat sekolah tinggi.
Pasal 26
Kebebasan Akademik
1. Kebebasan akademik, termasuk kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan merupakan kebebasan yang dimiliki anggota sivitas akademika untuk melaksanakan kegiatan yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara bertanggungjawab dan mandiri.
2. Ketua Sekolah Tinggi mengupayakan dan menjamin agar setiap anggota sivitas akademika dapat melaksanakan kebebasan akademik dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya secara mandiri sesuai dengan aspirasi pribadi dan dilandasi oleh moral dan kaidah keilmuan.
3. Dalam melaksanakan kegiatan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap anggota sivitas akademika sekolah tinggi harus mengupayakan agar kegiatan serta hasilnya meningkatkan pelaksanaan kegiatan akademik di sekolah tinggi.
4. Dalam melaksanakan kebebasan akademik setiap sivitas akademika sekolah tinggi harus bertanggungjawab secara pribadi atas pelaksanaan dan hasilnya sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan.
5. Dalam melaksanakan kegiatan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Ketua Sekolah Tinggi dapat mengijinkan penggunaan sumber daya sekolah tinggi sepanjang kegiatan tersebut tidak ditujukan untuk kepentingan pribadi semata dan untuk memperoleh keuntungan materi bagi pribadi yang melakukannya.
6. Kebebasan akademik diarahkan untuk peningkatan kualitas sivitas akademika dalam lingkup ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, olah raga dan kemasyarakatan.
7. Dalam merumuskan pengaturan pelaksanaan kebebasan akademik Senat Sekolah Tinggi harus berpedoman pada ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 27 Otanomi Keilmuan
1. Otonomi keilmuan dilakukan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bahan acuan sivitas akademika secara bertanggungjawab dan mandiri sesuai dengan bidang keilmuan.
2. Otonomi keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini berpedoman pada ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Perwujudan otonomi keilmuan pada sekolah tinggi diatur dan dikelola oleh senat sekolah tinggi.
Pasal 28 Gelar dan Sebutan
1. Lulusan pendidikan akademik dapat diberikan hak untuk menggunakan gelar akademik.
2. Lulusan pendidikan profesional dapat diberikan hak untuk menggunakan sebutan profesional.
3. Gelar akademik sebagimana dimaksud pada ayat (1) di sekolah tinggi adalah Magister Komputer disingkat M.Kom, untuk program Magister.
4. Gelar akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di sekolah tinggi adalah Sarjana Komputer disingkat S.Kom, untuk program Sarjana.
5. Sebutan profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di sekolah tinggi adalah ahli madya, disingkat A. Md, untuk lulusan program diploma tiga (DIII).
6. Gelar dan sebutan profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4) dan ayat (5) ditempatkan dibelakang nama pemilik hak atas penggunaan gelar dan sebutan yang bersangkutan.
7. Gelar akademik atau sebutan profesional yang diperoleh secara syah tidak dapat dicabut atau ditiadakan.
8. Syarat pemberian gelar akademik atau sebutan professional meliputi penyelesaian semua kewajiban pendidikan akademik dan/atau professional yang harus dipenuhi dalam mengikuti suatu program studi.
Pasal 29 Penghargaan
1. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani Makassar dapat memberikan penghargaan kepada seseorang atau lembaga yang dipandang mempunyai prestasi sangat menonjol di bidang Akademik dan non akademik.
2. Penghargaan kepada mahasiswa dapat diberikan berdasarkan pencapaian prestasi akademik.
3. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani dapat memberikan penghargaan lain sesuai dengan persyaratan dan prosedur serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan aturan yang ada di institusi.
BAB IV
SISTEM PENGELOLAAN
Pasal 30 V i s i
Visi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani adalah Perguruan Tinggi Unggulan dalam Menghasilkan Sumber Daya Manusia Technopreneurship dibidang Teknologi Informasi dan Komputer di tingkat Nasional tahun 2036
Pasal 31 M i s i
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi di teknologi informasi dan komputer yang dinamis dan berkualitas berbasis teknopreneurship dalam upaya meningkatkan daya saing bangsa.
2. Melaksanakan penelitian dalam bidang teknologi informasi dan komputer yang mengarah pada terciptanya sumber daya yang berwawasan global, berkualitas dan bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia.
3. Menyelenggarakan layanan pengabdian kepada masyarakat secara profesional dalam rangka memecahkan persoalan nasional maupun global, terutama di bidang teknologi informasi dan komputer.
4. Mengembangkan organisasi institusi melalui kemitraan secara regional, nasional dan global, dalam rangka menyelenggakan pendidikan yang dapat merespon perbagai perubahan yang terjadi dan memiliki tata kelola yang baik (good university governance)
Pasal 32 T u j u a n
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani mempunyai tujuan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang menguasai teknologi informasi dan
komputer, memiliki kemampuan manajerial, berwawasan bisnis dan mandiri, serta bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan kerja lokal, nasional dan internasional.
Pasal 33
Badan Penyelenggara
Yayasan badan penyelenggara Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani adalah Yayasan Pendidikan Handayani.
Pasal 34
Komposisi Badan Penyelenggara
1. Pembina Yayasan.
2. Badan pengawas Yayasan.
3. Komposisi Badan Pengurus Yayasan terdiri atas:
a. Ketua b. Sekretaris c. Bendahara
Pasal 35 Pembina Yayasan
1. Pembina Yayasan adalah organ yang berwenang untuk melakukan pembinaan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan Yayasan /organisasi secara keseluruhan untuk mencapai tujuan serta cita-cita Yayasan dan unit usahanya.
2. Tugas dan wewnang Pembina Yayasan, selain yang diatur dalam anggaran dasar adalah :
a. Memberikan masukan pemikiran dan menetapkan garis-garis besar dan kebijakan pengembangan Yayasan.
b. Menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Yayasan
c. Pembina berhak menerima atau menolak Investor yang akan menanamkan modalnya untuk pengembangan Yayasan atau unit usaha lainnya.
d. Tata cara operasional sesuai maksud poin c diatas akan diatur dalam Surat Keputusan Pembina.
e. Pembina berhak mengangkat dan memberhentikan dewan pakar dan konsultan 3. Pembina Yayasan merupakan badan yang terpisah dari badan pengurus dan badan
pelaksana harian.
4. Kedudukan pembina yayasan tidak dapat diwariskan tetapi dapat digantikan sesuai persetujuan badan pengurus yayasan
Pasal 36
Badan Pengurus Yayasan
1. Badan Pengurus Yayasan Adalah pelaksana tugas Yayasan Pendidikan Handayani yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan kegiatan dan operasional Yayasan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan.
2. Badan Pengurus Yayasan menyelenggarakan tugas yayasan yang diamanatkan oleh pembina yayasan
3. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) badan pengurus mempunyai fungsi/kewenangan :
a. Menetapkan kebijaksanaan umum Yayasan dan mengesahkan Statuta Sekolah Tinggi, bersama ketua senat sekolah tinggi.
b. Menetapkan pendirian dan pengembangan program pendidikan sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Memberi pertimbangan dan mengesahkan rencana anggaran pendapatan dan belanja (RAPB) yang diusulkan oleh pimpinan sekolah tinggi setelah mendapat pertimbangan senat sekolah tinggi.
d. Mengesahkan struktur organisasi sekolah tinggi dan personalianya atas usul pimpinan setelah mendapat pertimbangan senat sekolah tinggi.
e. Mengangkat dan memberhentikan pimpinan sekolah tinggi (Ketua) setelah mendapat pertimbangan senat sekolah tinggi.
f. Membahas dan mengesahkan pertanggung jawaban pimpinan sekolah tinggi (Ketua).
g. Memberi dan menerima bantuan pihak luar.
h. Mengangkat dan memberhentikan dos
i. en tetap yayasan atas usul pimpinan sekolah tinggi.
j. Mengangkat dan memberhentikan tenaga staf administrasi dan tenaga staf lainnya atas usul pimpinan sekolah tinggi setelah mendapat pertimbangan senat sekolah tinggi.
k. Menetapkan tata pengaturan keuangan meliputi : penerimaan, pengeluaran, gaji, honor, biaya kuliah, biaya seminar, dan tata pengaturan keuangan lainnya atas usul pimpinan sekolah tinggi setelah mendapat pertimbangan senat sekolah tinggi.
l. Memberikan pertimbangan pengangkatan dan pemberhentian dewan pakar atas usul pimpinan sekolah tinggi setelah mendapat pertimbangan senat sekolah tinggi.
m. Ketua dan anggota badan pengurus tidak dibenarkan menjadi pimpinan sekolah tinggi.
n. Menyusun dan menetapkan program kerja dan kebijakan operasional Yayasan dan unit usaha Yayasan melalui rapat kerja tahunan yang dilaksanakan sekali dalam satu tahun yaitu di awal tahun ajaran akademik.
o. Menerima dan menolak laporan pertanggungjawaban pengelola dan unit usaha lainnya.
p. Membangun kerja sama kemitraan untuk mendapatkan sumber-sumber dana yang sah dan halal sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, diluar usaha pokok yayasan.
q. Memberikan pertimbangan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) Yayasan untuk disahkan oleh Pembina.
r. Mengangkat dan memberhentikan Pengelola, Dosen, dan Karyawan atas usul pimpinan unit usaha dan atau pengawas Yayasan.
s. Menetapkan tata cara pengaturan operasional unit usaha yang meliputi : keuangan, manajemen, dan sumber daya lainnya atas usul pimpinan unit usaha
setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Pembina dan pertimbangan pengawas
t. Membuat laporan pertanggungjawan penggunaan keuangan pada rapat kerja setiap tahunnya.
Pasal 37 Dewan Pakar
1. Dewan pakar adalah mereka yang ditunjuk oleh Badan Pengurus Yayasan untuk memberikan saran, masukan serta informasi terkait pengembangan pendidikan di STMIK Handayani.
2. Dewan Pakar terdiri atas tokoh masyarakat baik formal maupun nonformal yang fungsinya membantu dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi sekolah tinggi dan diharapkan aktif dalam pengembangan sekolah tinggi.
3. Anggota dewan pakar diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan sekolah tinggi setelah mendapat pertimbangan dari senat sekolah tinggi dan badan pengurus yayasan.
4. Ketua dan sekretaris dewan pakar dipilih oleh dan diantara anggota dewan pakar sendiri.
5. Masa jabatan dewan pakar adalah 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali.
6. Keanggotaan dewan pakar berakhir karena a. Habis masa bakti.
b. Atas permintaan sendiri.
c. Meninggal dunia.
d. Atau sebab-sebab lain yang tidak lagi memungkinkan untuk menjalankan fungsinya dengan baik.
Pasal 38
Organisasi Sekolah Tinggi
1. Organisasi sekolah tinggi terdiri atas unsur - unsur sebagai berikut : a. Yayasan badan penyelenggara sekolah tinggi.
b. Dewan pakar.
c. Unsur pimpinan sekolah tinggi d. Ketua dan wakil ketua.
e. Senat sekolah tinggi.
2. Unsur pelaksana akademik : a. Bidang pendidikan.
b. Bidang penelitian.
c. Bidang pengabdian kepada masyarakat.
3. Unsur pelaksana administratif.
Unsur penunjang untuk pelaksana yang meliputi : a. Bidang pendidikan.
b. Perpustakaan.
c. Laboratorium.
d. Pusat komputer.
e. Pembelajaran jarak jauh dengan sistem on line (DARING).
f. Bentuk lain yang dianggap perlu untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan akademik dan/atau profesional pada STMIK Handayani.
4. Unsur pelaksana non akademik :
a. Unsur pelaksana unit pelaksana teknis b. Unsur lain yang diperlukan.
c. Lembaga Penjaminan Mutu.
d. Humas dan Kerja Sama
5. Setiap unsur organisasi yang disebutkan pada ayat (1) memiliki kedudukan, fungsi, tugas, tanggung jawab, masa jabatan, persyaratan dan tata cara pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian.
6. Lampiran struktur organisasi STMIK Handayani Makassar.
Pasal 39
Pimpinan Sekolah Tinggi
1. Pimpinan adalah penanggungjawab utama pada perguruan tinggi, disamping melakukan arahan serta kebijaksanaan umum, juga menetapkan peraturan, norma dan tolak ukur penyelenggaraan sekolah tinggi atas dasar keputusan senat perguruan tinggi.
2. Pimpinan sekolah tinggi disebut Ketua.
3. Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) :
a. Di bidang akademik, pimpinan bertanggungjawab kepada badan pengurus yayasan.
b. Di bidang kemahasiswaan, pimpinan bertanggungjawab kepada badan pengurus yayasan.
4. Dalam melaksanakan tugasnya, ketua dibantu oleh : a. Wakil Ketua I (WK I) Bidang Akademik.
b. Wakil Ketua II (WK II) Bidang Kemahasiswaan.
5. Ketua diangkat dan diberhentikan oleh badan pengurus yayasan setelah mendapat pertimbangan senat sekolah tinggi dan melaporkan kepada menteri.
6. Masa bakti/jabatan Ketua adalah 5 (Lima) tahun.
7. Ketua dapat diberhentikan oleh Badan Pengurus Yayasan jika:
a. Berhalangan Tetap;
b. Sakit Berkepanjangan;
c. Meninggal Dunia;
d. Mengundurkan Diri;
e. Laporan Pertanggung Jawaban ditolak oleh Badan Pengurus Yayasan
8. Ketua dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari dua kali masa jabatan penuh secara berturut-turut.
9. Didalam menjalankan perannya ketua mempunyai tugas :
a. Memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian, tenaga administrasi dan administrasi sekolah tinggi serta hubungan dengan lingkungannya.
b. Merintis, melaksanakan dan membina kerja sama dengan instansi pemerintah, badan-badan swasta, dan masyarakat baik dalam negeri maupun diluar negeri yang menyangkut bidang tanggung jawabnya.
c. Mengangkat dan memberhentikan Wakil Ketua setelah mendapat pertimbangan senat sekolah tinggi.
d. Memimpin rapat senat sekolah tinggi.
e. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Belanja (RAPB) sekolah tinggi yang akan disahkan oleh badan pengurus yayasan setelah mendapat pertimbangan dan persetujuan senat sekolah tinggi.
f. Mengusulkan kepada badan pengurus yayasan personil yang akan menduduki jabatan struktural, staf administrasi dan staf lainnya untuk mendapatkan pengesahan.
g. Mengusulkan dosen tetap, dosen luar biasa, dosen tamu dan dosen kontrak kepada Badan Pengurus Yayasan.
h. Menyusun dan menetapkan struktur tarif dalam pelaksanaan kegiatan akademik untuk mendapatkan pengesahan dari badan pengurus yayasan setelah mendapat pertimbangan senat sekolah tinggi.
i. Membuat laporan pertanggungjawaban kepada badan pengurus yayasan untuk dievaluasi kinerjanya.
Pasal 40 Pendelegasian
1. Bilamana Ketua berhalangan tidak tetap, Wakil Ketua Bidang Akademik bertindak sebagai Pelaksana Harian Ketua. Dalam hal Wakil Ketua Bidang Akademik juga berhalangan, ditunjuk Wakil Ketua lainnya sebagai Pelaksana Harian Ketua.
2. Bilamana ketua berhalangan tetap, atau terjadi kelowongan jabatan Ketua, Senat STMIK Handayani mengusulkan calon Ketua baru kepada badan pengurus yayasan dan dapat mengangkat pejabat ketua untuk kurung waktu tidak lebih dari 6 (enam) bulan sebelum diangkat ketua tetap yang baru.
3. Sebelum diangkat Ketua baru, Senat STMIK Handayani mengusulkan pejabat yang melaksanakan tugas Ketua STMIK Handayani kepada Badan Pengurus Yayasan.
Pasal 41
Pengangkatan Pimpinan
1. Untuk dapat menjadi ketua, Wakil ketua dan pejabat di bawahnya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Sehat jasmani dan rohani.
c. Jujur dan memiliki integritas yang tinggi.
d. Memiliki ilmu pengetahuan dan pengalaman akademik yang memadai sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
e. Memiliki jiwa kepemimpinan, manajerial dan berwawasan global bertindak lokal.
f. Memiliki tanggungjawab yang tinggi dalam memajukan dan mengembangkan perguruan tinggi.
2. Ketua, Wakil ketua dan pejabat di bawahnya dilarang menjadi pejabat publik/jabatan lain yang diatur menurut peraturan perundang-undang.
Pasal 42 Wewenang Ketua
1. Ketua memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga kependidikan, tenaga administrasi akademik, mahasiswa serta hubungan dengan lingkungannya.
2. Ketua berwenang memberikan sanksi kepada jajaran pengelola yang dengan sengaja atau terbukti melanggar aturan atau perbuatan yang dapat merugikan civitas akademika dan lembaga.
3. Sanksi yang diberikan dapat berupa sanksi administratif maupun pelimpahan kepada proses hukum.
4. Bilaman Ketua berhalangan tidak tetap, Wakil ketuayang membidangi kegiatan akademik bertindak sebagai Pelaksana Harian atau Wakil ketualain yang ditunjuk oleh Badan Pengurus Yayasan.
5. Bilamana Ketua berhalangan tetap, penyelenggara perguruan tinggi mengangkat Pejabat Ketua sebelum diangkat Ketua tetap yang baru.
Pasal 43
Wewenang Wakil Ketua
1. Wakil ketua bertanggungjawab langsung kepada ketua.
2. Wakil ketua I yang membidangi kegiatan akademik membantu Ketua dalam memimpin pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
3. Wakil ketua II yang membidangi kegiatan kemahasiswaan membantu ketua dalam pelaksanaan kegiatan di bidang pembinaan serta pelayanan kesejahteraan mahasiswa.
Pasal 44 Pengangkatan Ketua
1. Ketua diangkat dan diberhentikan oleh badan pengurus yayasan setelah mendapat pertimbangan senat sekolah tinggi.
2. Pemilihan calon ketua dilakukan dalam rapat senat yang khusus diadakan untuk itu atas undangan ketua senat.
3. Pemilihan ketua dilakukan secara langsung, bebas dan rahasia.
4. Ketua sekolah tinggi/ketua senat sekolah tinggi menjaring bakal calon ketua dan dibahas dalam rapat senat guna mendapatkan tanggapan dan komentar yang berkaitan dengan aspek administratif.
5. Ketua sekolah tinggi memintakan pertimbangan semua bakal calon tersebut kepada badan pengurus yayasan.
6. Senat memilih paling banyak 3 (tiga) orang calon ketua untuk diusulkan kepada badan pengurus yayasan untuk mendapatkan penetapan.
7. Prosedur pemilihan calon ketua diatur dalam keputusan badan pengurus yayasan.
8. Dalam hal-hal tertentu untuk kepentingan organisasi, badan pengurus yayasan dapat mengambil kebijakan khusus tentang penetapan ketua atas persetujuan dewan pakar.
9. Pelantikan ketua dilakukan oleh badan pengurus yayasan diikuti dengan serah terima jabatan dari ketua lama kepada ketua yang baru dengan disertai berita acara laporan lengkap pertanggungjawaban.
10. Syarat untuk diangkat menjadi Ketua : a. Berijazah minimal Doktor (S-3).
b. Telah menjadi dosen diperguruan tinggi minimal 4 (empat) tahun.
c. Mendapat penilaian yang layak dari senat sekolah tinggi.
d. Tidak menjabat sebagai pimpinan diperguruan tinggi lain.
e. Berdomisili di Makassar (ditempat sekolah tinggi) atau daerah disekitarnya yang memungkinkan untuk melaksanakan tugas sehari-hari.
f. Dapat mencurahkan waktu sepenuhnya untuk mengelola sekolah tinggi.
g. Ada izin tertulis dari pimpinan institusinya bilamana yang bersangkutan adalah pegawai/karyawan ditempat lain dan menyatakan kesanggupan untuk menjalankan tugas Ketua sekolah tinggi secara penuh.
Pasal 45 Masa Jabatan Ketua
1. Masa jabatan ketua adalah 5 (Lima) tahun.
2. Ketua dapat dipilih kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari dua kali masa jabatan penuh secara berturut turut.
Pasal 46
Pengangkatan Wakil Ketua
Wakil ketua diangkat dan diberhentikan oleh ketua sekolah tinggi setelah mendapat persetujuan badan pengurus yayasan.
Pasal 47
Masa Jabatan Wakil Ketua
Masa jabatan Wakil ketua mengikuti jabatan ketua sekolah tinggi dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari dua kali masa jabatan penuh secara berturut-turut.
Pasal 48
Pengangkatan Sekretaris Ketua
Sekretaris ketua diangkat dan diberhentikan oleh ketua sekolah tinggi setelah mendapat persetujuan badan pengurus yayasan.
Pasal 49
Pengangkatan Ketua Jurusan
1. Ketua Jurusan diangkat dan diberhentikan oleh ketua perguruan tinggi.
2. Pemilihan calon ketua jurusan dilakukan dalam rapat khusus diadakan untuk itu atas undangan ketua pimpinan perguruan tinggi.
3. Pemilihan ketua jurusan dilakukan secara langsung, bebas dan rahasia.
4. Ketua sekolah tinggi memintakan pertimbangan semua bakal calon tersebut kepada badan pengurus yayasan.
5. Pimpinan perguruan tinggi memilih paling banyak 3 (tiga) orang calon ketua jurusan untuk diusulkan kepada badan pengurus yayasan untuk mendapatkan penetapan.
6. Prosedur pemilihan calon ketua jurusan diatur dalam keputusan pimpinan perguruan tinggi.
7. Pelantikan ketua jurusan dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi diikuti dengan serah terima jabatan dari ketua jurusan lama kepada ketua jurusan yang baru dengan disertai berita acara laporan lengkap pertanggungjawaban.
8. Syarat untuk diangkat menjadi Ketua jurusan :
a. Kredible, Akuntabel, Transparansi, Bertanggungjawab dan Adil.
b. Telah menjadi dosen diperguruan tinggi minimal 4 (empat) tahun.
c. Mendapat penilaian yang layak dari ketua pimpinan perguruan tinggi.
d. Tidak menjabat sebagai pimpinan diperguruan tinggi lain.
e. Berdomisili di Makassar (ditempat sekolah tinggi) atau daerah disekitarnya yang memungkinkan untuk melaksanakan tugas sehari-hari.
f. Dapat mencurahkan waktu sepenuhnya untuk mengelola jurusan program studi masing-masing.
g. Ada izin tertulis dari pimpinan institusinya bilamana yang bersangkutan adalah pegawai/karyawan ditempat lain dan menyatakan kesanggupan untuk menjalankan tugas Ketua jurusan program studi secara penuh.
Pasal 50
Masa Jabatan Ketua Jurusan
Masa jabatan ketua jurusan mengikuti jabatan ketua sekolah tinggi dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari dua kali masa jabatan penuh secara berturut-turut.
Pasal 51
Pengangkatan Sekretaris Jurusan
1. Sekretaris Jurusan diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan perguruan tinggi setelah mendapat pertimbangan ketua jurusan program studi.
2. Pengangkatan sekretaris jurusan dilakukan oleh ketua perguruan tinggi.
3. Pemilihan sekretaris jurusan dilakukan secara langsung, bebas dan rahasia.
4. Ketua jurusan memintakan pertimbangan semua bakal calon tersebut kepada badan pengurus yayasan.
5. Ketua jurusan program studi memilih paling banyak 3 (tiga) orang calon sekretaris jurusan.
6. Prosedur pemilihan calon sekretaris jurusan diatur dalam keputusan pimpinan perguruan tinggi.
7. Pelantikan sekretaris jurusan dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi diikuti dengan serah terima jabatan dari sekretaris jurusan lama kepada sekretaris jurusan yang baru dengan disertai berita acara laporan lengkap pertanggungjawaban.
8. Syarat untuk diangkat menjadi sekretaris jurusan jurusan :
a. Kredible, Akuntabel, Transparansi, Bertanggungjawab dan Adil.
b. Mendapat penilaian yang layak dari ketua pimpinan perguruan tinggi dan ketua jurusan program studi.
c. Berdomisili di Makassar (ditempat sekolah tinggi) atau daerah disekitarnya yang memungkinkan untuk melaksanakan tugas sehari-hari.
d. Dapat mencurahkan waktu sepenuhnya untuk mengelola administrasi jurusan program studi masing-masing.
e. Ada izin tertulis dari pimpinan institusinya bilamana yang bersangkutan adalah pegawai/karyawan ditempat lain dan menyatakan kesanggupan untuk menjalankan tugas Ketua jurusan program studi secara penuh.
Pasal 52
Masa Jabatan Sekretaris Jurusan
Masa jabatan sekretaris jurusan mengikuti jabatan ketua sekolah tinggi dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari dua kali masa jabatan penuh secara berturut-turut.
Pasal 53 Senat Sekolah Tinggi
1. Senat sekolah tinggi merupakan badan normatif dan perwakilan tertinggi di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani.
2. Senat sekolah tinggi mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
a. Merumuskan kebijakan akademik dan pengembangan sekolah tinggi.
b. Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan pengembangan kecakapan serta kepribadian sivitas akademika.
c. Merumuskan norma dan tolok ukur penyelenggaraan sekolah tinggi.
d. Memberikan pertimbangan dan persetujuan atas Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja sekolah tinggi yang diajukan oleh pimpinan sekolah tinggi.
e. Menilai pertanggungjawaban pimpinan sekolah tinggi atas pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan.
f. Merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan pada sekolah tinggi.
g. Memberikan pertimbangan kepada penyelenggara sekolah tinggi/badan pengurus yayasan berkenaan dengan calon dan/atau calon-calon yang diusulkan untuk diangkat menjadi ketua sekolah tinggi dan dosen yang dicalonkan memangku jabatan di atas lektor.
h. Menegakkan norma-norma yang berlaku bagi sivitas akademika.
Pasal 54
Anggota Senat Sekolah Tinggi
1. Keanggotaan Senat terdiri dari:
a. Ketua, pembantu Ketua, dan ketua Jurusan;
b. Dosen yang memiliki jabatan fungsional Lektor, Lektor Kepala dan guru besar;
c. Dosen terpilih yang merupakan perwakilan dari unsur dosen dan dianggap mampu melaksanakan fungsi dan tugas sebagai anggota Senat;
d. Dosen terpilih yang merupakan perwakilan dari unsur pegawai non dosen dan dianggap mampu melaksanakan fungsi dan tugas sebagai anggota Senat.
2. Masa jabatan anggota Senat seperti dimaksud ayat 1 (satu) a, 1 (satu) c, dan 1 (satu) d adalah 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
3. Anggota Senat berjumlah ganjil.
4. Keanggotaan Senat ditetapkan melalui surat keputusan ketua Senat.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai perimbangan jumlah anggota dan komposisi keanggotaan Senat yang mewakili unsur dosen dan unsur pegawai non dosen serta persyaratan dan tata cara pemilihan anggota Senat diatur dalam Peraturan Senat 6. Ketua Senat sekolah tinggi dipilih oleh anggota senat.
7. Ketua Sekolah Tinggi tidak boleh menjabat sebagai Ketua Senat.
8. Dalam menjalankan tugasnya, senat sekolah tinggi dapat membentuk komisi- komisi yang beranggotakan anggota senat sekolah tinggi dan bila dianggap perlu anggota-anggota komisi dapat ditambah anggota lain.
9. Tata cara pengambilan keputusan dalam rapat senat adalah berdasarkan hasil musyawarah mufakat.
10. Dalam hal tidak dapat tercapai musyawarah mufakat maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
11. Rapat senat terdiri atas : a. Rapat senat biasa b. Rapat senat luar biasa
c. Rapat senat luar biasa dapat bersifat terbuka atau tertutup
d. Rapat senat luar biasa terbuka hanya dilakukan untuk keadaan tertentu yang tidak memerlukan pengambilan keputusan penting seperti: rapat senat luar biasa terbuka dalam rangka wisuda dan atau Dies Natalis.
e. Rapat senat luar biasa tertutup dilakukan untuk keadaan tertentu yang memerlukan pengambilan keputusan penting seperti penentuan calon yang akan menduduki jabatan ketua sekolah tinggi dan atau pemberhentian pejabat yang belum habis masa jabatannya.
f. Syarat syahnya rapat senat :
1) Peserta rapat mencapai kuorum yaitu dihadiri oleh anggota yang jumlahnya minimal setengah ditambah satu dari jumlah seluruh anggota senat.
2) Dalam hal tidak mencapai kuorum, maka rapat ditunda dalam waktu 1 kali 24 Jam.
3) Dalam waktu 1 kali 24 Jam tersebut peserta belum korum maka rapat senat dapat dilajutkan.
g. Dalam hal terjadi perselisihan/perbedaan pendapat yang tidak dapat ditetapkan keputusannya baik antara pimpinan sekolah tinggi dengan senat, pembina, badan pengawas, maupun badan pengurus yayasan, dapat digunakan jasa pihak ketiga antara lain pembina yayasan, Koordinator Kopertis Wilayah IX, anggota dewan pakar, dewan pakar, konsultan hukum atau diselesaikan melalui jalur hukum di Pengadilan Negeri setempat.
Pasal 55
Pelaksana Akademik
1. Unsur pelaksana akademik terdiri atas : a. Jurusan/program studi
b. Pusat penelitian
c. Pusat pengabdian kepada masyarakat
2. Jurusan merupakan unit pelaksana akademik yang melaksanakan pendidikan akademik dan atau profesional dalam sebagian cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Dalam jurusan dapat dibentuk pengelola laboratorium atau workshoop 4. Jurusan terdiri atas
a. Unsur pimpinan : Ketua dan sekretaris jurusan b. Unsur pelaksana akademik : para dosen
5. Jurusan dipimpin oleh ketua jurusan yang dibantu oleh sekretaris jurusan.
6. Ketua jurusan bertanggungjawab kepada ketua sekolah tinggi.
7. Ketua dan sekretaris jurusan diangkat dan diberhentikan oleh ketua setelah mendapat pertimbangan Senat Sekolah Tinggi.
8. Kepala laboratorium dan workshop diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Sekolah Tinggi.
Pasal 56
Pelaksana Administratif
1. Pelaksana administrasi pada sekolah tinggi terdiri atas : a. Bagian adminstrasi akademik.
b. Bagian administrasi kemahasiswaan.
2. Unsur pelaksana administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan bertanggungjawab kepada ketua Sekolah Tinggi.
Pasal 57 Jalur Konsentrasi
1. Pada setiap jurusan/program studi dapat dibentuk jalur konsentrasi sesuai dengan kebutuhan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Jalur konsentrasi yang dimaksud pada ayat (1) adalah merupakan ciri khas dari Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani.
Pasal 58
Program Pascasarjana
1. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani menyelenggarakan Program Pascasarjana yang dikelola oleh Direktur Pascasarjana dan betanggung jawab kepada Ketua.
2. Direktur Program Pascasarjana diangkat dan diberhentikan oleh Ketua setelah mendapat pertimbangan Senat dan persetujuan Badan Pengurus Yayasan.
3. Direktur Program Pascasarjana diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut.
Pasal 59
Pengangkatan Ketua Program Studi dan Sekretaris Pascasarjana
Ketua Program Studi dan Sekretaris Pascasarjana diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Program Pascasarjana dengan pertimbangan Ketua STMIK Handayani dan mendapat persetuajuan Badan Pengurus Yayasan Pendidikan Handayani.
Pasal 60
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
1. Pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat merupakan unsur pelaksana dilingkungan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik untuk melaksanakan kegiatan penelitian/pengkajian.
2. Pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dibentuk sesuai keperluan penelitian dan kemampuan, terutama sumber daya manusia.
3. Pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terdiri atas pimpinan, tenaga peneliti dan tenaga administrasi.
4. Pimpinan pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat bertanggungjawab kepada ketua sekolah tinggi.
Pasal 61 Unsur Penunjang
1. Unsur penunjang pada Sekolah Tinggi dapat berbentuk : a. Unit pelaksana teknis yang terdiri atas :
1) Perpustakaan.
2) Pusat pengolahan data elektronik.
3) Laboratorium.
4) Workshop.
b. Unsur penunjang lainnya yang terdiri atas : 1) Teknisi.
2) Pusat sumber belajar.
2. Unsur penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang kepala dibantu oleh personil lain sesuai kebutuhan diangkat, dan diberhentikan serta bertanggungjawab kepada ketua.
Pasal 62
Unsur Lain Yang Diperlukan
1. Sekolah tinggi dapat membentuk unsur-unsur lain yang diperlukan untuk menunjang perkembangan sekolah tinggi yang diangkat dan bertanggung jawab kepada Ketua.
2. Unsur lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat meliputi : a. Unit hubungan masyarakat (public relations).
b. Unit sistem informasi manajemen.