DESAIN STANDARISASI MODUL PEMBELAJARAN MATAKULIAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN MELALUI DARING PADA PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
Laporan Aktualisasi Nilai – Nilai Dasar ASN di Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil GOLONGAN III
Disusun Oleh:
Nama : Mochamad Reza Adiyanto
NIP : 198503032019031010
Jabatan : Dosen
Unit Kerja : Universitas Trunojoyo Madura Angkatan : XLIV
Nomor Presensi : 23
Nama Mentor : Dr. Muhammad Alkirom Wildan, S.E., M.Si.
Nama Coach : Dr. Johan Maulana, S.Pd., M.Pd.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
Judul : Desain Standarisasi Modul Pembelajaran Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan Melalui Daring Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura
Nama : Mochamad Reza Adiyanto
NIP : 198503032019031010
Angkatan : XLIV Nomor Presensi : 23
Jabatan : Dosen
Unit Kerja : Universitas Trunojoyo Madura
Bangkalan, 11 Desember 2020
Pembimbing/Coach, Mentor,
Dr.Johan Maulana,S.Pd.,M.Pd. Dr.Muhammad Alkirom Wildan,S.E.,M.Si.
NIP.196401021987021001 NIP.196902132005011001
Penguji/Narasumber,
Sulthan Kasman, S.E., M.Si.
NIP.197312122005011002
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil‘alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan aktualisasi sebagai internalisasi nila-nilai dasar ASN dalam rangka Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Golongan III Angkatan XLIV tahun 2020 yang merupakan kerjasama Pusdiklat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Universitas Trunojoyo Madura.
Penulis menghaturkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung terlaksananya Latsar ini umumnya dan yang meberikan bimbingan khususnya, yakni:
1. Dr. Drs. Ec. H. Muh. Syarif, M.Si.selaku Rektor Universitas Trunojoyo Madura.
2. Amurwani Dwi Lestariningsih, S.Sos., M.Hum. sebagai kepala Pusdiklat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Dr. Muhammad Alkirom Wildan, S.E., M.Si. sebagai mentor yang berkenan membimbing saya dan telah memberikan banyak arahan.
4. Dr. Johan Maulana, S.Pd., M.Pd. selaku coach yang telah memberikan bimbingan, saran dan kritik yang membangun bagi perbaikan kualitas Laporan Pelaksanaan Aktualisasi ini.
5. Ibu Tini Kustini dan Bapak M. Toha sebagai satuan tugas di angkatan XLIV gelombang 8 yang telah memberikan arahan koordinasi dan bimbingan untuk kelancaran Latsar.
6. Para Widyaiswara di lingkungan Pusdiklat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah menularkan nilai-nilai dasar ASN, Kedudukan &
Peran ASN.
7. Keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan selama kegiatan latsar.
iv
8. Rekan-rekan gelombang 8 angkatan XLIV terima kasih atas kekompakan dan kerjasamanya selama mengikuti latsar.
9. Dan seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam tulisan ini, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan tugas Laporan Pelaksanaan Aktualisasi ini.
Bangkalan, 05 November 2020
Mochamad Reza Adiyanto
v DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi ... v
Daftar Gambar ... vi
Daftar Tabel ... vi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi ... 4
BAB II PELAKSANAAN AKTUALISASI ... 6
A. Analisis Dampak Isu Jika Tidak Diselesaikan ... 7
B. Bagan Pelaksanaan Aktualisasi ... 17
C. Jadwal Pelasanaan Aktualisasi ... 37
D. Kendala dan Strategi Mengatasinya ... 38
BAB III PENUTUP ... 39
A. Kesimpulan ... 39
B. Saran ... 39
DAFTAR PUSTAKA ... 41
LAMPIRAN ... 42
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Teknik Analisis Fish Bone ... 14
DAFTAR TABEL Tabel 1. Perbandingan Kegiatan Rancangan Aktualisasi dengan Laporan Aktualisasi ... 6
Tabel 2. Analisis Isu Berdasarkan Kriteria APKL ... 10
Tabel 3. Teknik USG ... 13
Tabel 4. Gagasan Kreatif dari Isu yang Dipilih disertai analisis dampak yang akan terjadi apabila tidak dilakukan ... 15
Tabel 5. Laporan Pelaksanaan Aktualisasi ... 17
Tabel 6. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi... 37
Tabel 7. Kendala dan Strategi Mengatasinya ... 38
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASN mempunyai peran strategis dalam rangka pencapaian cita-cita bangsa dan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD RI 1945.
Menurut UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, ASN berperan sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa. Guna menyiapkan ASN khususnya PNS yang mampu memainkan perannya secara optimal dibutuhkan suatu pelatihan dasar bagi Calon PNS (CPNS). Selama menjalani pelatihan dasar ini, CPNS akan dibekali nilai-nilai dasar profesi dasar (ANEKA: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti-korupsi). Hal tersebut bertujuan untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab dan memperkuat nasionalisme serta kompetensi bidang dalam diri peserta pelatihan dasar CPNS termasuk CPNS Dosen.
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang telah ditetapkan oleh PPK dan mendapatkan Nomor Induk Pegawai (NIP) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil pasal 34 wajib mengikuti masa percobaan atau masa prajabatan selama 1 (satu) tahun yang dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan. Proses diklat tersebut dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme dan kompetensi bidang. Lebih lanjut, ketentuan diklat ini diatur dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
2 Sesuai pasal 5 butir (1) dalam PERLAN tersebut, Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Adapun kompetensi tersebut dijelaskan pada butir (2) yang meliputi kemampuan (a) menujukkan sikap perilaku bela negara; (b) mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan jabatannya; (c) mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI; dan (d) menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas. Selanjutnya pada butir (3) dijelaskan bahwa penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS yang terintegrasi memadukan antara (a) pelatihan klasikan dengan nonklasikal; dan (b) Kompetensi Sosial Kultural dengan Kompetensi Bidang.
Dalam rangka mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan jabatan seperti yang disebutkan pada poin (2.b), maka sesuai kurikulum dalam PERLAN dilaksanakan Agenda Habituasi untuk memfasilitasi peserta melalui pembiasaan diri terhadap kompetensi yang telah diperoleh dari mata diklat yang dipelajari. Nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) diaktualisasikan dalam kegiatan-kegiatan yang merupakan turunan dari gagasan pemecahan atas sebuah isu di tempat kerja. Melalui implementasi nilai-nilai tersebut pada kegiatan selama masa habituasi, peserta diharapkan tidak hanya belajar membiasakan nilai-nilai ANEKA dalam rangka membentuk karakter, tetapi sekaligus berkontribusi dalam mengangani isu yang ada di tempat kerja.
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kinerja suatu instansi adalah sumber daya manusia. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud) berupaya membangun citra positif dengan cara menanamkan nilai-nilai dasar PNS yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti-Korupsi (ANEKA) melalui Pelatihan Dasar Calon PNS (Latsar). Untuk mewujudkan PNS yang kompeten dan profesional, setiap PNS perlu memahami dan menerapkan manajemen ASN yang baik, pelayanan publik yang prima, serta
3 Whole of Government (WoG) yang terintegrasi. Dengan adanya suatu reformasi birokrasi yang menyeluruh ini diharapkan mampu memperbaiki dan meningkatkan pelayanan pendidikan dan kebudayaan hingga pada akar-akar dari masalah.
Dosen sebagai bagian dari ASN harus mampu mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA dan mengerti kedudukan dan peran ASN dalam melaksanakan tridarma pendidikan tinggi yang merupakan tugas dan tanggung jawab utamanya serta berbagai kegiatan penunjang yang merupakan tugas tambahan seorang dosen. Berdasarkan UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, seorang dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Pelayanan publik merupakan salah satu fungsi ASN. Dosen sebagai pelayan mahasiswa harus memberikan pelayanan yang baik dengan menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Khususnya pengajaran/ pelaksanaan pembelajaran dalam kelas maupun praktikum merupakan jalur layanan yang diberikan oleh dosen. Selain itu, pengabdian masyarakat juga merupakan bentuk pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat.
Penulis mengangkat issue yaitu belum tersedianya modul pembelajaran.
Berdasarkan data dari staff admin program studi S1 Manajemen bahwa rata- rata nilai mahasiswa yang memperoleh nilai B pada mata kuliah analisis laporan keuangan baru sebesar 24% dengan rentang nilai B antara 70 sampai dengan 74,9. Mata kuliah analisis laporan keuangan merupakan salah satu landasan untuk membangun kompetensi bidang keilmuan manajemen keuangan, sehingga mahasiswa harus mencapai nilai baik.
Sehubungan mahasiswa masih merasa kesulitan dalam memahami materi mata kuliah tersebut khususnya pembelajaran yang dilakukan secara daring.
4 Maka, diperlukan inovasi berupa modul pembelajaran yang akan memudahkan mahasiswa dalam belajar secara mandiri serta mahasiswa akan merasa lebih tertarik dalam proses belajar sehingga pemahaman dalam materi mata kuliah tersebut bisa lebih optimal.
Keberhasilan laporan aktualisasi ini tidak semata-mata didasarkan atas kedalaman isu mengingat ketersediaan waktu habituasi sangat singkat/ satu bulan, tetapi didasarkan atas rencana implementasi nilai-nilai ANEKA oleh penulis selama melaksanakan kegiatan aktualisasinya. Oleh karena itu, disusunlah laporan aktualisasi ini guna mendeskripsikan rencana implementasi nilai-nilai ANEKA oleh penulis selama melaksanakan kegiatan aktualisasi di unit kerja.
B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi 1. Tujuan Aktualisasi
Peserta pelatihan dasar diharapkan dapat mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA dalam menjalankan Tri Dharma dan terus berperan aktif dalam upaya mempertahankan persatuan dan kesatuan melalui pengamalan sikap nasionalisme dalam pelaksanaan tugas dan fungsi saya sebagai dosen. Tujuan dari kegiatan ini adalah:
a. Mengimplementasikan mata pelatihan yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, anti korupsi.
b. Memberikan pelayanan kepada mahasiswa dalam proses pengajaran dengan pembuatan multimedia pembelajaran.
2. Manfaat Aktualisasi
Adapun manfaat dari aktualisasi nilai-nilai dasar PNS antara lain :
a. Bagi penulis, penerapan aktualisasi ini dapat menjadi pengalaman belajar untuk mengemban tanggung jawab penuhnya sebagai abdi negara pada khususnya dan pelayan masyarakat pada umumnya
5 (yang dibuktikan dengan selesainya laporan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS).
b. Bagi Calon ASN/PNS lain, penerapan aktualisasi nilai-nilai dasar di tempat kerja dapat merubah mindset di dalam dirinya untuk menjadi lebih profesional, berkomitmen, beretika, dan berintegritas tinggi.
c. Bagi mahasiswa, mendapatkan pelayanan yang prima dari dosen sebagai pelayan publik sebagai wujud penerapan aktualisasi nilai-nilai dasar di tempat kerja.
d. Bagi unit kerja Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura, penerapan ini dapat mengembangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan menjadikan Universitas Trunojoyo Madura lebih maju dan berkembang khususnya dimata masyarakat.
e. Bagi Bangsa dan Negara, dapat menjadi abdi Negara yang mampu berperan aktif dalam mengembangkan negara yang lebih baik.
6 BAB II
PELAKSANAAN AKTUALISASI
Aktualisasi dilaksanakan selama 30 hari kerja dimulai dari 09 November 2020 sampai 9 Desember 2020 di Unit kerja yaitu Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trunojoyo Madura. Pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini didasari nilai – nilai PNS yang terdiri dari ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi), serta manajemen ASN, pelayanan publik dan Whole of government.
Berdasarkan pada rancangan aktualisasi yang telah disusun bahwa terdapat 7 kegiatan. Namun, seiring dengan pelaksanaan aktualisasi di lapang terdapat pergeseran kegiatan yang semula kegiatan evaluasi hasil pembelajaran daring yang dilakukan oleh Mahasiswa dilakukan pada kegiatan 6 digeser menjadi kegiatan 2. Sehingga, kegiatan 2 bergeser menjadi kegiatan 3 dan kegiatan 3 menjadi kegiatan 4 serta seterusnya dapat dilihat seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan Kegiatan Rancangan Aktualisasi dengan Laporan Aktualisasi
Kegiatan Rancangan Aktualisasi Laporan Aktualisasi
1 Melakukan konsultasi kepada Ketua Jurusan selaku Mentor dan Coach
Melakukan konsultasi kepada Ketua Jurusan selaku Mentor dan Coach
2 Membedah RPS (Rencana
Pembelajaran Semester)
Mengevaluasi hasil pembelajaran daring yang dilakukan oleh Mahasiswa
3
Menyusun desain standar modul pembelajaran untuk 3 pertemuan setelah pelaksanaan UTS (Ujian Tengah Semester)
Membedah RPS (Rencana
Pembelajaran Semester)
4
Mensosialisasikan modul pembelajaran yang telah disusun kepada mahasiswa dan tim teaching
Menyusun desain standar modul pembelajaran untuk 3 pertemuan setelah pelaksanaan UTS (Ujian Tengah Semester)
7
Kegiatan Rancangan Aktualisasi Laporan Aktualisasi
5
Memvalidasi hasil modul pembelajaran yang telah disosialisasikan kepada tim teaching
Mensosialisasikan modul pembelajaran yang telah disusun kepada team teaching
6 Mengevaluasi hasil pembelajaran yang dilakukan oleh Mahasiswa
Memvalidasi hasil modul pembelajaran yang telah disosialisasikan kepada team teaching
7
Menjaring testimoni dari dosen terhadap penggunaan modul pembelajaran
Menjaring testimoni dari mahasiswa terhadap penggunaan modul pembelajaran
Perubahan urutan kegiatan dilakukan berdasarkan hasil konsultasi dan diskusi dengan coach dan mentor yaitu sebelum membuat modul perlu dilakukan evaluasi terhadap proses belajar mengajar daring yang telah dilakukan semenjak pandemi Covid-19. Berdasarkan hasil diskusi kegiatan evaluasi proses belajar mengajar tersebut digeser pada tahapan kegiatan ke tiga agar dapat diketahui respon mahasiswa terhadap pelaksanaan perkuliahan secara daring. Sehingga, penulis dapat membuat modul pengajaran sesuai dengan harapan mahasiswa.
A. Analisis Dampak Isu Jika Tidak Diselesaikan
Isu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah masalah yang dikedepankan. Dalam pengidentifikasian isu dalam sebuah instansi ataupun organisasi dapat dilakukan dengan menelaah visi & misi, target tujuan pencapaian program studi, dan nilai-nilai dasar PNS khususnya pada Program Studi Manajemen.
Selama dalam proses evaluasi di Universitas Trunojoyo Madura, penulis menjumpai adanya beberapa isu problematika, khususnya dalam bidang program studi Manajemen. Isu-isu yang ditemukan adalah sebagai berikut:
8 1. Rendahnya publikasi artikel ilmiah dosen di jurnal internasional yang
terakreditasi scopus.
Masih rendahnya jumlah dosen yang melakukan publikasi artikel ilmiah ke jurnal internasional terakreditasi Scopus. Hal ini di karenakan kurangnya motivasi untuk melakukan publikasi internasional yang terindeks scopus. Program Studi berharap dapat meningkatkan jumlah publikasi ilmiah Internasional. Dimana jumlah peningkatannya minimal lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya dan tidak mengalami penurunan. Isu ini dapat diidentifikasi dari perspektif Manajemen ASN yaitu terkait dengan kewajiban ASN untuk menaati ketentuan peraturan perundang – undangan dimana sebagaimana yang tertuang dalam tertera pada Undang – Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Undang – Undang No. 17 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kredit Dosen.
2. Kurang optimalnya Program Sertifikasi Kompetensi untuk Mahasiswa yang mengambil konsentrasi keuangan pada Program Studi S1 Manajemen.
Program Studi S1 Manajemen konsentrasi keuangan memiliki program sertifikasi kompetensi yang salah satunya adalah sertifikasi manajemen risiko. Sesuai dengan harapan pemerintah setiap lulusan harus memiliki kompetensi di bidangnya masing-masing. Sehingga dengan sertifikasi kompetensi ini di harapkan bisa menjadi bekal mahasiswa untuk terjun di dunia industri setelah lulus. Namun pelaksanaan sertifikasi tersebut kurang optimal. Isu ini dapat diidentifikasi dari perspektif pelayanan publik. Sebab, pembekalan mahasiswa dengan kompetensi sesuai dengan bidangnya merupakan sebuah produk pelayanan kepada mahasiswa. Sehingga, efisiensi dan efektifitas pelaksanaannya adalah cerminan dari kualitas pelayanan publik yang dilaksanakan oleh ASN khususnya Program Studi S1 Manajemen.
9 3. Belum tersedianya modul pengajaran pada proses belajar mengajar
melalui daring.
Selama pelaksanaan perkuliahan daring, mayoritas dosen melakukan pengajaran dengan menggunakan video conference melalui aplikasi Google Meet, Zoom atau Webex dll. Hal ini berimplikasi pada peningkatan biaya pulsa, ketergantungan pada layanan internet yang cepat dan stabil, serta ketergantungan mahasiswa pada kehadiran dosen dalam pembelajaran. Sehingga kurang optimalnya LMS (Learning Management System) Pandudaring dalam kegiatan belajar mengajar secara daring yang berisiko pada tidak tercapainya capaian pembelajaran. Program Studi berharap dosen menyediakan modul pembelajaran yang digunakan oleh mahasiswa. Sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri meski tanpa kehadiran dosen. Isu ini dapat diidentifikasi dari perspektif pelayanan publik yaitu pelayanan pengajaran yang dilakukan oleh dosen kepada mahasiswa. Proses belajar mengajar yang dilakukan melalui daring memaksa mahasiswa untuk lebih mandiri untuk belajar, sehingga dibutuhkan modul agar mahasiswa dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran dosen secara langsung.
4. Kurang optimalnya pemanfaatan fasilitas laboratorium pada Program Studi S1 Manajemen.
Program Studi S1 Manajemen memiliki beberapa laboratorium seperti laboratorium keuangan, pemasaran, sumberdaya manusia dan simulasi bisnis. Didalam laboratorium tersebut terdapat beberapa sarana dan prasarana yang baru saja di datangkan namun belum optimal digunakan pemanfaatannya oleh mahasiswa untuk praktikum.
Kondisi yang diharapkan adalah agar seluruh fasilitas yang dimiliki laboratorium dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien guna menunjang proses pembelajaran agar capaian pembelajaran yang di dapatkan oleh mahasiswa bisa lebih optimal. Isu ini dapat diidentifikasi
10 dari perspektif pelayanan publik, karena fasilitas yang dimiliki laboratorim merupakan sarana penunjang proses belajar mengajar untuk melayani mahasiswa mencapai kompetensinya.
5. Minimnya respon alumni terhadap Tracer Study
Tracer study adalah penelitian mengenai situasi alumni khususnya dalam hal pencarian kerja, situasi kerja, dan pemanfaatan pemerolehan kompetensi selama kuliah di Program Studi Manajemen FEB Universitas Trunojoyo Madura. Bagi universitas, informasi mengenai kompetensi yang relevan bagi dunia kerja dapat membantu upaya perbaikan kurikulum dan sistem pembelajaran. Isu ini dapat di identifikasi dari perspektif Pelayanan Publik sebab respon alumni pada tracer study digunakan untuk keperluan peningkatan kualitas dan ketercapaian syarat dalam penilaian akreditasi institusi pendidikan tinggi.
Berdasarkan isu-isu diatas, maka dilakukan analisis untuk menentukan prioritas isu dengan metode AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan) dengan memberikan penilaian berskala (sangat kurang) 1 – 5 (sangat sesuai).
Tabel 2. Analisis Isu Berdasarkan Kriteria APKL
NO ISU FAKTOR
KETERANGAN A P K L
1 Rendahnya publikasi karya ilmiah dosen di jurnal internasional yang terakreditasi scopus
✓ ✓ - ✓ Tidak Memenuhi syarat
2 Kurang optimalnya Program Sertifikasi Kompetensi untuk Mahasiswa yang mengambil konsentrasi keuangan pada Program Studi S1 Manajemen
✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi syarat
3 Belum tersedianya modul pengajaran pada proses belajar mengajar melalui daring
✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi syarat
11
NO ISU FAKTOR
KETERANGAN A P K L
4 Kurang optimalnya pemanfaatan fasilitas laboratorium pada Program Studi S1 Manajemen
✓ ✓ ✓ ✓ Memenuhi syarat
5 Minimnya respon alumni terhadap Tracer Study
✓ - ✓ ✓ Tidak Memenuhi syarat
Berdasarkan hasil analisis di APKL diatas, isu yang memenuhi syarat antara lain:
1. Kurang optimalnya program sertifikasi kompetensi untuk mahasiswa yang mengambil konsentrasi keuangan pada Program Studi S1 Manajemen.
2. Belum tersedianya modul pengajaran pada proses belajar mengajar melalui daring.
3. Kurang optimalnya pemanfaatan fasilitas laboratorium pada Program Studi S1 Manajemen.
Isu nomor dua, yaitu “Kurang optimalnya program sertifikasi kompetensi untuk mahasiswa yang mengambil konsentrasi keuangan pada Program Studi S1 Manajemen” memenuhi semua kriteria APKL dimana isu ini Aktual karena isu tersebut sekarang benar-benar terjadi. Problematik karena isu ini adalah permasalahan umum yang belum ditangani dan dicarikan jalan keluarnya. Kekhalayakan karena isu ini terjadi dalam lingkup program studi S1 Manajemen secara keseluruhan, serta dampak atas resikonya pun akan luas tidak hanya untuk beberapa orang saja. Selain itu, pemanfaatan laboratorium akan meningkatkan kompetensi mahasiswa dan tercapainya capaian pembelajaran. Layak berarti isu ini layak dibahas secepatnya karena jika isu terpecahkan dengan baik, efektivitas dan efisiensi kerjapun meningkat.
Isu nomor tiga, yaitu “Belum tersedianya modul pengajaran pada proses belajar mengajar melalui daring” memenuhi kriteria APKL Aktual karena isu
12 ini benar-benar terjadi di Program Studi S1 Manajemen. Problematik karena isu ini akan mempengaruhi kompetensi lulusan. Kekhalayakan karena isu ini terjadi dalam lingkup Program Studi S1 Manajemen, dampak atas risiko nya pun akan luas. Layak berarti isu ini layak dibahas secepatnya karena jika isu terpecahkan dengan baik, efektifitas dan efisiensi kerja pun meningkat.
Isu nomor empat, yaitu “Kurang optimalnya pemanfaatan fasilitas laboratorium pada Program Studi S1 Manajemen” memenuhi kriteria APKL Aktual karena isu ini benar-benar terjadi di Program Studi S1 Manajemen.
Problematik karena isu ini akan mempengaruhi kompetensi lulusan.
Kekhalayakan karena isu ini terjadi dalam lingkup Program Studi S1 Manajemen, dampak atas risiko nya pun akan luas. Layak berarti isu ini layak dibahas secepatnya karena jika isu terpecahkan dengan baik, efektifitas dan efisiensi kerja pun meningkat.
Isu nomor satu dan lima yaitu, “Rendahnya publikasi karya ilmiah dosen di jurnal internasional yang terakreditasi scopus” dan “Minimnya respon alumni terhadap Tracer Study” tidak memenuhi kriteria APKL karena dianggap tidak layak untuk dikerjakan. Kedua isu tersebut aktual karena isu tersebut masih menjadi pembicaraan hingga saat ini dan belum terselesaikan masalahnya.
Isu 1 tidak memenuhi syarat Kekhalayakan karena isu ini dampak resikonya relatif tidak terlalu besar dan menyangkut pada individu dosen tersebut.
Sedangkan isu 5 tidak memenuhi syarat Problematik karena bukanlah isu yang mendesak untuk harus terselesaikan, dampaknya kecil bagi mahasiswa karena perkuliahan dapat masih berjalan.
Dalam menentukan prioritas masalah, penulis juga menggunakan analisis USG sebagai alat untuk mengetahui isu mana yang menjadi paling prioritas.
Lebih jelasnya, kriteria USG dijelaskan sebagai berikut:
13 Tabel 3. Teknik USG
No ISU
Kriteria
Prioritas
U S G
1 Kurang optimalnya Program Sertifikasi Kompetensi untuk Mahasiswa yang mengambil konsentrasi keuangan pada Program Studi S1 Manajemen
5 3 4 12
2 Belum tersedianya modul pengajaran pada proses belajar mengajar melalui daring
5 5 5 15
3 Kurang optimalnya pemanfaatan fasilitas laboratorium pada Program Studi S1 Manajemen
5 4 4 13
Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik USG, isu paling prioritas adalah “Belum tersedianya modul pengajaran secara daring”. Apabila isu tersebut tidak segera ditindaklanjuti maka akan berakibat pada kurang efektifnya kegiatan pembelajaran daring yang berimplikasi pada tidak tercapainya capaian pembelajaran sehingga kompetensi yang dimiliki mahasiswa kurang memenuhi kebutuhan industri sehingga akan perbengaruh kepada mahasiswa dalam mecari pekerjaan dan berisiko pada reputasi Universitas Trunojoyo Madura dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Sedangkan pada isu 1 dan 3 yaitu, “Kurang optimalnya Program Sertifikasi Kompetensi untuk Mahasiswa yang mengambil konsentrasi keuangan pada Program Studi S1 Manajemen” dan “Kurang optimalnya pemanfaatan fasilitas laboratorium pada Program Studi S1 Manajemen” tidak memenuhi kriteria USG karena dianggap belum menjadi paling prioritas untuk dikerjakankarena perkuliahan dapat masih berjalan.
Analisis penyebab:
Setelah mendapatkan isu terpilih, penulis melakukan proses analisa sebab- akibat menggunakan Diagram tulang ikan/fishbone terhadap isu yang terpilih.
14 Diagram Fishbone diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang. Analisa menggunakan diagram ini dilakukan untuk mengetahui sejumlah faktor yang menjadi penyebab munculnya isu yang terpilih dan untuk mengetahui hubungan faktor sebab akibat dari munculnya isu tersebut. Berikut adalah analisis masalah/isu dalam diagram tulang ikan/Fishbone:
Gambar 1. Teknik Analisis Fish Bone
Analisis diagram fish bone mengadopsi kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa. Sedangkan, pendidikan tinggi merupakan bisnis yang
FISHBONE DIAGRAM
Promotion
Kurangnya sosialisasi tentang teknik pembuatan modul secara baik dan benar kepada dosen
Belum tersedianya SOP yang mewajibkan ketersediaan modul dalam pembelajaran secara daring
Insert text here
Kurangnya kesadaran dosen tentang pentingnya modul bagi mahasiswa dalam pembelajaran daring
Belum tersedianya bukti hasil evaluasi terhadap mahasiswa yang melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan modul versus tanpa modul
People
Physical Evidance
Procedures
Belum tersedianya modul
pengajaran pada proses belajar mengajar melalui daring
Belum tersedia nya insentif bagi dosen yang menyediakan modul dalam proses belajar mengajar
Price
Dosen terbiasa memberikan perkuliahan
dengan metode ceramah Metode pembelajaran yang kurang aplikatif
15 menjual jasa transfer knowledge dari dosen kepada mahasiswa. Berdasarkan diagram Fishbone, nampak sejumlah faktor yang menjadi penyebab munculnya isu yang terpilih.
Berdasarkan hasil analisis fish bone didapati bahwa isu mengenai belum tersedianya modul pengajaran pada proses belajar mengajar melalui daring membuat besarnya ketergantungan proses belajar mengajar terhadap kehadiran dosen. Padahal pada saat pandemi Covid-19 seluruh kegiatan proses belajar mengajar sepenuhnya dilakukan secara daring. Hal ini menjadikan proses balajar mengajar berjalan kurang efektif dan memiliki risiko tidak tercapainya capaian pembelajaran.
Untuk menindak lanjuti isu ini, penulis akan memberikan solusi berupa penyusunan modul pembelajaran mata kuliah analisis laporan keuangan melalui daring. Cara ini diharapkan mampu mengoptimalkan proses belajar mengajar sehingga tercapainya capaian pembelajaran oleh mahasiswa Program Studi S1 Manajemen.
Tabel 4. Gagasan Kreatif dari Isu yang Dipilih disertai analisis dampak yang akan terjadi apabila tidak dilakukan
Isu Gagasan Kegiatan
Analisis Dampak Yang Akan Terjadi Apabila
Tidak Dilakukan
Belum tersedianya modul pengajaran pada proses belajar mengajar melalui daring
Menyusun desain standarisasi modul pembelajaran matakuliah Analisis Laporan Keuangan melalui daring
Melakukan konsultasi kepada Ketua Jurusan selaku Mentor dan Coach
Kegiatan tidak akan berjalan lancar dan sesuai dengan RA bila tidak dikonsultasikan dahulu kepada coach dan mentor
Mengevaluasi hasil pembelajaran daring yang dilakukan oleh Mahasiswa
Modul akan tidak dibaca dan dipelajari karena tidak sesuai dengan
16
Isu Gagasan Kegiatan
Analisis Dampak Yang Akan Terjadi Apabila
Tidak Dilakukan kebutuhan belajar mahasiswa
Membedah RPS
(Rencana Pembelajaran Semester)
Rencana kegiatan pembelajaran semester (RKPS) akan tidak sesuai dengan outcome pembelajaran
Menyusun desain standar modul pembelajaran untuk 3 pertemuan setelah pelaksanaan UTS (Ujian Tengah Semester)
Rancangan modul menjadi tidak terstruktur dan akan mempersulit pembuatan modul
Mensosialisasikan modul pembelajaran yang telah disusun kepada mahasiswa dan team teaching
Tidak ada masukan
maupun tidak
terlaksanya WoG, sehingga modul tidak mendapatkan feedback.
Memvalidasi hasil modul pembelajaran
yang telah
disosialisasikan kepada team teaching
Tidak terlaksananya WoG dengan baik.
Modul menjadi tidak valid
Menjaring testimoni dari mahasiswa terhadap penggunaan modul pembelajaran
Tidak ada masukan maupun modul tidak mendapatkan feedback
17 B. Bagan Pelaksanaan Aktualisasi
Unit Kerja : Program Studi S1 Manajemen, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trunojoyo Madura
Identifikasi Isu : Teknik proses belajar mengajar daring yang dilakukan seperti klasikal sehingga membutuhkan kehadiran dosen dalam perkuliahan
Kurang efektifnya proses belajar mengajar
Tidak tercapainya capaian pembelajaran
Isu yang Diangkat : Belum tersedianya modul pengajaran pada proses belajar mengajar melalui daring
Gagasan Pemecahan Isu : Menyusun desain standarisasi modul pembelajaran matakuliah Analisis Laporan Keuangan melalui daring pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura
Tabel 5. Laporan Pelaksanaan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Visi/Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi
Analisis Dampak Jika Nilai-nilai Dasar PNS tidak
Diterapkan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Telah melakukan konsultasi kepada Ketua Jurusan selaku Mentor dan Coach
1. Menyampaikan ide dan gagasan kepada kepada Ketua Jurusan
Output:
Terlaksananya kegiatan konsultasi
Agenda II :
Akuntabilitas:
Jujur
Kegiatan
konsultasi kepada pimpinan selaku
Implementasi nilai APiK, yaitu:
Amanah: jujur, bertanggung jawab
Akuntabilitas:
Ketidak jujuran berakibat pada sulitnya dalam
18
Tanggal:
3 dan 4 November 2020
selaku Mentor dan Coach mengenai susunan kegiatan pembuatan modul mata kuliah Analisis Laporan Keuangan
Proses:
Menemui Ketua Jurusan selaku Mentor dan Coach untuk
menyampaikan susunan kegiatan pembuatan modul kemudian
mendengarkan dan mencatat masukan secara cermat, agar produk yang dibuat inovatif, baik dari segi materi
Bukti fisik:
Foto
Catatan masukan dari mentor dan Coach
Bukti fisik:
Lembar susunan kegiatan
pembuatan modul pengajaran
Nasionalisme:
Tanggung jawab
Etika Publik:
sopan, cermat
Komitmen Mutu:
inovasi, mutu
Anti Korupsi: kerja keras
Agenda III:
Whole of Government (WoG): koordinasi dan bekerjasama untuk menentukan tujuan bersama
mentor dan coach mendukung misi:
“Menumbuhkemb angkan
kemampuan meneliti bagi
dosen dan
mahasiswa dalam pengembangan IPTEKS”.
Topik yang dibahas dalam konsultasi adalah tentang rencana kegiatan
pembuatan modul untuk mata kuliah Analisis Laporan Keuangan
Kreatif: Bekerja keras
Terkait dengan tahapan kegiatan “memperbaiki susunan kegiatan pembuatan modul untuk mata kuliah Analisis Laporan Keuangan” dan
“Melaporkan susunan kegiatan yang telah diperbaiki kepada Ketua Jurusan selaku Mentor dan Coach”
menyelesaikan kegiatan
pembuatan modul.
Nasionalisme:
tidak bertanggung jawab berakibat
pada tidak
selesainya pelaksanaan aktualisasi
pembuatan modul.
Etika publik:
Ketidaksopanan berakibat sulitnya dalam berdiskusi dengan coach dan mentor sehinggal pembuatan modul tidak dapat diselesaikan dan ketidakcermatan berkibat pada tidak
19
modul maupun tampilan bahan ajar yang menarik dan bermutu dalam segi bobot materi dan mengikuti
perkembangan.
2. Memperbaiki susunan kegiatan pembuatan modul untuk mata kuliah Analisis Laporan Keuangan
Proses:
Bekerja keras memperbaiki rancangan susunan
aktualisasi nilai dengan penuh tanggung jawab
Bukti fisik:
Dokumentasi foto bukti bahwa kegiatan telah dilakukan
selesainya modul tepat waktu
Komitment mutu:
Kualitas modul rendah sehingga tidak dapat dipahami materinya oleh mahasiswa Anti korupsi: Risiko gagal dalam menyelesaikan pembuatan modul tetap waktu bila tidak bekerja keras WoG yang tidak diterapkan akan berdampak pada tidak adanya koordinasi sehingga modul yang dibuat tidak akan selesai sesuai dengan rencana.
20
3. Melaporkan
susunan kegiatan
yang telah
diperbaiki kepada Ketua Jurusan selaku Mentor dan Coach
Proses:
Menyampaikan dengan jujur susunan kegiatan
yang telah
diperbaiki dan mengirimkan file nya kepada Mentor dan coach melalui email dengan tata cara yang sopan dan menggunakan Bahasa Indonesia
21
yang baik dan benar
2 Mengevaluasi
pembelajaran daring yang dilakukan oleh Mahasiswa
1. Membuat
rancangan evaluasi pembelajaran kepada sejumlah mahasiswa dalam format google form
Proses:
Saya akan melakukannya dengan cermat dan efisien agar
Bahasa yang digunakan dalam bahan evaluasi sopan dan benar sehingga mudah di mengerti
2. Melakukan sosialisasi
Output:
Terlaksananya kegiatan evaluasi
Bukti fisik:
Google Form sebagai alat evaluasi
Bukti fisik:
Screenshoot sosialisasi permohonan pengisian google form kepada mahasiswa
Agenda II:
Akuntabilitas:
Jujur, transparan, partisipatif
Nasionalisme:
religius
Etika Publik:
sopan, cermat
Komitmen Mutu:
efisien
Anti Korupsi: kerja keras
Agenda III:
Perbaikan Pelayanan Publik, dan Whole of Government (WoG):
koordinasi dan bekerjasama untuk
Kegiatan ini mendukung visi program studi menjadi pusat pendidikan berbasis riset dengan
kompetensi utama pada bidang ilmu manajemen, berkarakter kewirausahaan dan berakhlak mulia serta diakui di tingkat nasional maupun
internasional
Implementasi nilai APiK, yaitu:
Amanah: Religius
Kreatif: Bekerja keras
Terkait dengan tahapan kegiatan ”Melakukan sosialisasi pengisian kuesioner kepada Mahasiswa” dan “ Melakukan evaluasi kuisoner modul pembelajaran Analisis Laporan Keuangan”.
Akuntabilitas:
ketidakjujuran dan tanpa adanya transparansi
berakibat pada materi dalam modul tidak dapat tersusun dengan rapi dan tepat sasaran serta tanpa adanya partisipatif maka kesulitan dalam menjaring respon dari mahasiswa.
Nasionalisme:
pembuatan modul tidak akan baik tanpa adanya religius bahwa penulis percaya dalam
22
pengisian
kuesioner kepada Mahasiswa
Proses:
Pada saat
melakukan
sosialisasi saya akan
menyampaikannya dengan salam salam pembuka secara muslim (religius). Saya akan secara jujur dan transparan menyampaikan permintaan kepada mahasiswa untuk mengisi kuesioner evaluasi PBM dengan
Pandudaring.
Bukti fisik:
Screen shoot hasil kuisioner
menentukan tujuan bersama
melaksanakan pekerjaan adalah salah satu dari ibadah terhadap Tuhan.
Etika Publik: tanpa adanya sopan dan cermat akan berakibat pada modul yang di capai kurang baik dan sulit diterima baik oleh sesama rekan dosen maupun mahasiswa.
Komitmen mutu:
ketidak efisienan membuat kualitas modul menurun.
Anti korupsi: Risiko gagal dalam menyelesaikan pembuatan modul
23
Selain itu saya akan partisipatif dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan mahasiswa.
3. Melakukan
evaluasi kuisoner modul
pembelajaran Analisis Laporan Keuangan
Proses :
Saya telah bekerja keras dan cermat mengevaluasi kuisioner yang diisi oleh mahasiswa
tetap waktu bila tidak bekerja keras.
Whole of
Government (WoG) diperlukan dalam koordinasi sehingga tanpa adanya WoG maka tidak akan terjadi koordinasi dan bekerjasama antar dosen untuk menentukan tujuan organisasi
3 Membedah RPS (Rencana
1. Mengidentifikasi dan menentukan materi modul mata
Output:
Daftar referensi
Agenda II:
Akuntabilitas:
Integritas, jelas
Dengan melakukan pembedahan
Implementasi nilai APiK, yaitu:
Akuntabilitas:
tanpa adanya integritas dan
24
Pembelajaran Semester)
kuliah Analisis Laporan Keuangan berdasarkan RPS
Proses:
Kerja keras mempelajari Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang berlaku, agar materi dalam modul yang disusun jelas dan terintegritas
2. Mencari informasi tentang bahan materi mata kuliah Analisis Laporan Keuangan yang akan dimasukkan pada modul ke team teaching
Bukti fisik:
RPS Mata kuliah
Bukti fisik:
Screen shoot pembuatan janji melalui WA
Nasionalisme:
Humanis
Etika Publik: Sopan, Santun,
Komitmen Mutu:
efisien
Anti Korupsi: Kerja keras
Agenda III:
Whole of Government (WoG)
Memuat materi berdasarkan Rencana Pembelajaran
Semester yang berlaku
RPS Analisis Laporan
Keuangan yang berlaku
mendukung pencapaian misi:
“Menumbuh kembangkan kemampuan meneliti bagi
dosen dan
mahasiswa dalam pengembangan IPTEKS ”
Kreatif: Bekerja keras
Terkait dengan tahapan
kegiatan “
Mengidentifikasi dan menentukan materi modul mata kuliah Analisis Laporan Keuangan berdasarkan RPS”
kejelasan maka materi dalam modul ini tidak dapat tersusun dengan rapi dan tepat Sasaran Nasionalisme:
tanpa berperilaku secara humanis maka modul yang dibuat akan sulit diterima dengan baik oleh sesama rekan dosen lain maupun
mahasiswa.
Etika publik: tanpa adanya sopan santun maka berdampak ke tidak harmonisan dan ketidak nyamanan komunikasi antar
25
Proses:
Mengkonfirmasi kesediaan dengan menghubungi team teaching secara humanis pada mata kuliah Analisis Laporan Keuangan secara efisien melalui aplikasi Whatsapp dan secara mandiri dengan sopan dan santun untuk meminta kesediaan membantu mencari informasi tentang bahan penyusunan modul.
penulis dengan dosen lain
Komitmen mutu:
pembuatan modul tanpa adanya efisiensi akan membutuhkan banyak sumberdaya dan waktu sehingga modul tidak akan selesai tepat waktu.
Anti korupsi: Risiko gagal dalam menyelesaikan pembuatan modul tetap waktu bila tidak bekerja keras.
WoG: Menyusun modul berdasarkan RPS yang berlaku, akan membuat modul ini tidak sesuai dengan
26
materi yang seharusnya.
4 Menyusun modul pembelajaran untuk 3 pertemuan setelah pelaksanaan UTS (Ujian Tengah Semester)
1. Membuat draft modul yang terdiri dari tulisan teks dan studi kasus
Proses:
Draft berisikan tulisan teks dan studi kasus. Dalam prosesnya terdapat ide-ide kreatif dan inovatif. Serta pembahasan materi yang efektif dan efisien, serta menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menyusun naskah.
Output:
Tersusunnya draft modul mata kuliah Analisis Laporan Keuangan
Bukti fisik:
Draft naskah modul
Agenda II:
Akuntabilitas:
Integritas
Nasionalisme: Kerja keras
Etika Publik: Cermat
Komitmen Mutu:
inovasi, Kreatif
Anti Korupsi: Jujur
Manajemen ASN:
pengembangan diri ASN dapat dilakukan dengan melakukan hal yang kreatif dan inovatiff, khususnya dalam membentuk rancangan draft modul pengajaran
Dengan menyusun
rancangan modul mendukung pencapaian misi:
“Menyediakan pelayanan pendidikan manajemen kepada
mahasiswa dalam rangka
membentuk kompetensi yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa wirausaha dan berwawasan global”.
Implementasi nilai APiK, yaitu:
Amanah: Jujur
Kreatif: Bekerja keras, kreatif
Terkait dengan tahapan kegiatan “Membuat draft modul yang terdiri dari tulisan teks dan studi kasus” dan
“Mendesain layout teks dan materi modul”.
Akuntabilitas:
tanpa Integritas dalam menyusun
modul akan
berakibat pada ketidakjelasan, ketidak strukturan modul sehingga sulit untuk dipahami.
Serta penulis tentu akan menjadi sulit mengejar target waktu aktualisasi dalam
menyelesaikan modul ini.
Nasionalisme: Bila tidak ada nilai kerja keras dalam aktualisasi ini, tentu saja kegiatan
27
Bekerja keras dan menyelesaikan pekerjaan ini tepat waktu
2. Membuat bahan ajar pendukung modul berupa PPT dan video tutorial
Proses:
Membuat bahan ajar pendukung modul berupa PPT dan video tutorial secara cermat, kreatif dan inovatif agar proses produksi
berlangsung efisien Setiap materi atau bahan yang diambil dari suatu sumber,
Bukti fisik:
Slide presentasi berupa PPT
Video tutorial
Pelayanan Publik:
Memuat materi-materi modul yang sesuai dan dibutuhkan oleh mahasiswa dalam proses pembelajaran
aktulisasi ini tidak akan berjalan dengan baik, terlebih dengan kondisi yang dalam masa pandemi dan bekerja dari rumah membuat penulis harus lebih bekerja
keras dan
bersungguh- sungguh.
Etika publik: tanpa cermat dalam bekerja dan teliti membuat modul ini akan membuat terhambat dalam prosesnya.
Komitmen mutu:
modul menjadi kurang menarik dan tidak membosankan
28
akan dicantumkan sumber tersebut sebagai bentuk integritas dan kejujuran.
menurut mahasiswa karena tidak ada kreatifitas maupun inovasi.
Anti korupsi: tanpa Jujur akan berakibat
modul yang
dihasilkan tidak kredibel dan tidak dipercaya.
Manajemen ASN:
penulis tidak akan mendapatkan pengembangan diri,
dan kurang
berkembang dalam hal kreatif dan inovatiff
Pelayanan Publik:
modul menjadi kurang relevan dan kurang memuaskan mahasiswa, karena
29
tidak ada feed back langsung dari stake holder.
5 Mensosialisasikan modul pembelajaran yang telah disusun
kepada team
teaching
1. Menyerahkan modul Analisis Laporan Keuangan kepada team teaching
Proses:
Sebagai integritas kinerja, saya akan menghubungi seluruh dosen team teaching
pengampu mata kuliah Analisis Laporan
Keuangan, Ketua Jurusan selaku Mentor dengan cara sopan dan menggunakan
Output:
Masukkan hasil review
Bukti fisik:
Catatan masukan dari dosen
Screenshoot percakapan dengan dosen
Agenda II:
Akuntabilitas:
Integritas
Nasionalisme:
persatuan
Etika Publik: sopan
Komitmen Mutu:
bermutu
Anti Korupsi: kerja keras
Agenda III:
Whole of
Government (WoG):
Optimalisasi recana materi yang akan
Dengan menyusun
rancangan modul mendukung pencapaian misi:
“Menyediakan pelayanan pendidikan manajemen kepada
mahasiswa dalam rangka
membentuk kompetensi yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa wirausaha
Implementasi nilai APiK, yaitu:
Kreatif: Bekerja keras
Terkait dengan tahapan kegiatan “Memperbaiki Rancangan modul”.
Akuntabilitas:
tanpa integritas akan berdampak ke hasil rancangan modul. Modul menjadi tidak dapat terselesaikan dengan baik dan memuaskan, khususnya dari segi materi.
Nasionalisme: Bila tidak ada nilai persatuan dalam aktualisasi ini tidak akan adanya diskusi dan tentu hasil rancangan modul ini tidak sesuai dengan tujuan