• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA JUDUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA JUDUL"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA

JUDUL

PENGARSIPAN DATA PEGAWAI BERBASIS DIGITAL (GOOGLE DRIVE) PADA DINAS PANGAN KABUPATEN BUTON TENGAH

Disusun Oleh ;

FALZIAH, S.Ak NDH . 12

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CXXV TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KENDARI 2021

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb

Segala puja dan puji hanyalah pantas kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya. Salawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabiullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang membawa umat Islam dari kehidupan yang gelap gulita menuju ke kehidupan yang penuh kebaikan. Dengan penuh rasa syukur penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi dengan judul “Pengarsipan Data Pegawai Berbasis Digital (Google Drive) Pada Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah”

Laporan Rancangan Aktualisasi ini dapat terwujud atas bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada:

1. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara atas segala dukungan untuk pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2021 Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Bapak Syahruddin Nurdin, SE selaku Kepala BPSDM Prov Sultra beserta jajarannya selaku penyelenggara Latihan Dasar CPNS

3. Bapak Samrin Saerani,S.Pd.,M.Pd,selaku Kepala BKPSDM BUTON TENGAH beserta jajarannya yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.

4. Bapak Drs. H. Burhanuddin selaku pimpinan OPD Dinas Pangan

5. Bapak Kelana Putra, S.T Selaku mentor yang banyak memberi arahan dan masukkan

6. Bapak Abdul Kahar Muzakir, S.SE.,M.Si Selaku Penguji Pada Rancangan Aktulisasi dan Habituasi yang banyak memberikan motivasi kepada kami Calon Pegawai Negeri Sipil untuk menjadi ASN yang beda, dengan inovasi dan terebosan baru.

(5)

7. Bapak Drs. Amalul Syahid, M.Si, selaku Coach yang dengan sabar dan penuh perhatian dalam memberikan arahan dan bimbingan dalam menyusun laporan aktualisasi ini.

8. Bapak Drs. H. Burhanuddin selalu Kepala Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah yang telah mendukung kami selama kegiatan Aktualisasi berlangsung. 9. Bapak Kelana Putra, S.T selaku Mentor atas semua arahan, motivasi, dukungan,

masukan dan bimbingan selama pelaporan hasil pelaksanaan aktualisasi.

10. Bapak dan Ibu Widyaiswara yang telah memberikan ilmu tentang implementasi dan internalisasi nilai–nilai ANEKA serta peran dan kedudukan ASN.

11. Keluarga besar Dinas Pangan Kab. Buton Tengah atas dukungan dan kerjasamanya.

12. Rekan–rekan Pelatihan Dasar golongan III angkatan CXXV yang telah berjuang bersama– sama dengan penulis, semoga kita menjadi ASN yang dapat menjadi pelopor Pembangunan Bangsa.

13. Orang Tua dan Keluarga serta Suami Tercinta yang selalu mendukung dan memberikan motivasi serta semangat kepada penulis.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dan telah banyak membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena semua saran yang bersifat membangun sangat diharapkan guna mengoptimalkan perencanaan dan pelopran kegiatan aktualisasi dari nilai dasar ASN nantinya serta dapat memberikan manfaat untuk semua pihak.

Kendari, Oktober 2021 Penulis

Falziah, S.Ak

(6)

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Manfaat ... 3

D. Ruang Lingkup ... 4

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 4

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN A. Gambaran Umum Organisasi ... 5

1. Profil Dinas Perikanan Kab. Buton Tengah ... 5

2. Lokasi Dinas Pangan Kab. Buton Tengah ... 5

3. Visi dan Misi ... 6

4. Nilai-nilai Organisasi ... 7

5. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pangan Kab. Buton Tengah ... 7

6. Struktur Organisasi Dinas Pangan Kab.Buton Tengah ... 8

7. Data-Data Sumber Daya yang Dimiliki Unit Kerja ... 9

B. Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan Dan Peran Asn ... 10

1. Nilai-Nilai Dasar ASN ... 11

a. Akuntabilitas ... 11

b. Nasionalisme ... 12

c. Etika Publik ... 14

d. Komitmen Mutu ... 16

e. Anti Korupsi ... 17

2. Kedudukan dan Peran ASN ... 19

a. Whole of Government ... 19

(7)

b. Manajemen ASN ... 21

c. Pelayan Publik ... 24

C. Identifikasi dan Penempatan Isu ... 26

1. Analisis dan Penempatan Isu Prioritas ... 26

2. Penetapan Isu dan Dampaknya ... 27

a. Identifikasi Penempatan Isu ... 27

b. Penempatan Isu ... 27

1. Identifikasi Isu ... 27

2. Analisis dan Penempatan Isu Prioritas ... 28

3. Analisi Isu ... 29

D. Gagasan Kreatif Sebagai Pemecah Isu ... 32

E. Deskripsi/Penjelasan Kegiatan Tabel ... 34

F. Estimasi Biaya ... 48

G. Jadwal Pelaksana Kegiatan ... 49

BAB III PELAKSANAAN AKTUALISASI A. Capaian Pelaksanaan Kegaiatan Aktualisasi ... 52

B. Pelaksanaan Kegiatan dan Capaiannya ... 57

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 84

C. Rencana Tindak Lanjut ... 85 DAFTAR PUSTKA

LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai berdasarkan jenis kelamin ... 10

Tabel 2.2 Jumlah Pegawai berdasarkan tingkat golongan ... 10

Tabel 2.3 Jumlah Pegawai berdasarkan tingkat pendidikan ... 10

Tabel 2.4 Nilai-nilai dan Indikator Akuntabilitas ... 11

Tabel 2.5 Nilai-nilai dan Indikator Nasionalisme ... 13

Tabel 2.6 Nilai-nilai dan Indikator Etika Publik ... 14

Tabel 2.7 Nilai-nilai dan Indikator Komitmen Mutu ... 16

Tabel 2.8 Nilai-nilai dan Indikator Anti Korupsi ... 17

Tabel. 2.9 Parameter APKL ... 26

Tabel 2.10 Identifikasi Isu kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan dalam kaitannya dengan Agenda III ... 27

Tabel. 2.11 Penetapan Isu Prioritas Menggunakan Metode APKL ... 29

Tabel 3.1 Gagasan Kreatif Sebagai Pemecahan Isu ... 32

Tabel 3.2 Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Konsultasi Kepada Atasan Tentang Rancangan Aktualisasi ... 34

Tabel. 3.3 Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Pengumpulan Dokumen/Data Pegawai ... 36

Tabel. 3.4 Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Mengelola Data Pegawai ... 38

Tabel 3.5 Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Penyimpanan Data ke Google Drive. ... 41

Tabel 3.6 Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Sosialisasi dan Pelaporan Aplikasi ... 44

Tabel. 3.7 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ... 49

Tabel. 4.1 Capaian Aktualisasi ... 52

Tabel 4.2 Pelaksanaan Kegiatan dan Capaiannya ... 57

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Lokasi Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah ... 5

Gambar 2.2 Foto Kantor Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah ... 6

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah ... 9

Gambar 2.4. Bagan analisis menggunakan Pohon Masalah11 ... 31

Gambar 4.1 Menyiapkan bahan konsultasi ... 58

Gambar 4.2 Konsultasi dengan mentor dan Pimpinan ... 59

Gambar 4.3. Persetujuan Rencana Kegiatan Aktualisasi ... 60

Gambar 4.4. mencatan arahan dan masukan dari pimpinan dan mentor ... 61

Gambar 4.5 Hasil catatan arahan dan masukan dari pimpinan dan mentor ... 61

Gambar 4.6 Hasil persetujuan dari pimpinan dan mentor ... 62

Gambar 4.7 Pengumpulan data pegawai secara fisik dan file ... 64

Gambar 4.8 Pemilaan data masing-masing pegawai ... 66

Gambar 4.9 Monitoring dan Pemeriksaan data masing-masing pegawai ... 67

Gambar 4.10 Alat Scaning dan Leptop ... 69

Gambar 4.11 Menscan data masing-masing pegawai ... 70

Gambar 4.12. Folder masing-masing pegawai ... 71

Gambar 4.13. Membuat email sub bagian umum dan kepegawaian ... 73

Gambar 4.14. Membuat email sub bagian umum dan kepegawaian ... 75

Gambar 4.15. Tersimpannya Folder dalam Google drive ... 76

Gambar 4.16. Konsultasi dengan atasan mengenai rencana sosialisasi ... 78

Gambar 4.17 Adanya persetujuan tentang jadwal pelaksanaan sosialisasi ... 79

Gambar 4.18 Terjadinya kegiatan Sosialisasi aplikasi ... 81

Gambar 4.19 Melaporkan hasil kegaiatan kepada atasan dan mentor yang dibuktikan dengan dokumentasi ... 82

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-undang No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai ASN berfungsi sebagai : 1) Pelaksana kebijakan publik; 2) Pelayan Publik; dan 3) Perekat dan Pemersatu bangsa. Patut bagi seorang ASN untuk menanamkan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dalam diri. Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peran dalam keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan sehingga seorang ASN harus memiliki standar kompetensi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, memiliki kesiapsiagaan fisik dan mental, disiplin, dan mampu memahami perannya sebagai pelayan publijk dalam Pemerintahan Republik Indonesia.

Peran sebagai ASN menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan bangsa Indonesia. Aparatur Sipil Negara memegang teguh peranan strategis dalam penerapan berbagai kebijakan publik yang ada di Indonesia baik sebagai abdi negara serta abdi masyarakat. Sehubungan dengan itu, untuk membentuk ASN yang profesional dan berkualitas yang berlandaskan nilai-nilai dasar ANEKA dilaksanakan melalui jalur pelatihan dasar sebagaimana diatur dalam peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara nomor 12 tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negiri Sipil. Pelatihan dasar ini diperuntukan untuk membangun nasionalisme, integritas, moral, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, memperkuat nasionalisme serta kompetensi bidang.

Seperti yang kita ketahui bersama Kabupaten Buton Tengah atau disingkat Buteng merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ibu kotanya berada di Labungkari, kecamatan Lakudo. Buton Tengah merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Buton yang disahkan pada pertengahan tahun 2014 bersama Kabupaten Buton Selatan dan Kabupaten Muna Barat. Ketiga daerah otonomi baru tersebut disahkan menjelang akhir kepengurusan DPR RI periode 2009-2014. Buton Tengah sendiri memiliki 32 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang membantu penyelenggaraan administrasi pemerintahan serta program dan kegiatan

(11)

pemerintah Daerah. Mengingat Buton tengah adalah daerah otonomi baru sehingga belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal, SDM yang tersedia belum memenuhi kebutuhan baik dari segi kuantitas maupun kualitas dalam perangkat daerah. Ini menunjukan bahwa SDM yang tersedia belum memenuhi kebutuhan baik dari segi kuantitas maupun kualitas dalam perangkat daerah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 232 ayat (1) Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Perangkat Daerah. Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.Berdasarkan Peraturan Bupati Buton Tengah Nomor 14 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah yang terdiri dari Kepala Dinas , sekretaris, Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan, Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Bidang Keamanan Pangan. Sekretariat terbagi menjadi 2 (dua) Sub Bagian yaitu : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Sub Bagian Perencana dan Keuangan. Penulis saat ini ditempatkan pada Bagian Perencana dan Keuangan namun diperbantukan juga dibagian Umum dan Kepegawaian dengan pertimbangan kurangnya staf PNS di Sub Bagian tersebut. Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas dan fungsi salah satunya melaksanakan ketatausahaan Dinas. Salah satu tugas Sub bagian umum dan kepegawaian yakni pengelolaan data kepegawaian, permasalahan yang dihadapi di Sub Bagian umum dan kepegawaian tersebut adalah belum maksimalnya penyimpanan dokumen data pegawai pada Dinas Pangan, sehingga sulit menemukan kembali data-data pegawai jika diperlukan kembali mengakibatkan permintaan Data pegawai yang berulang-ulang. Sehingga berdasarkan kondisi yang terjadi saat ini, maka penulis tertarik untuk mengambil isu dengan judul :

(12)

“PENGARSIPAN DATA PEGAWAI BERBASIS DIGITAL (GOOGLE DRIVE) DIKANTOR DINAS PANGAN KABUPATEN BUTON TENGAH”

B. Tujuan Aktualisasi 1. Tujuan Umum

Teraktualisasinya nilai-nilai dasar ASN, peran dan kedudukan ASN.

2. Tujuan Khusus

Data Kepegawaian lebih terorganisir dan tersimpan dengan baik sehingga mempermudah pencarian dokumen kepegawaian.

C. Manfaat

Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Bagi Peserta

a. Menjadi pengalaman belajar bagi Penulis untuk mengemban tanggung jawab sepenuhnya sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat.

b. Menjadi PNS yang profesional, berkomitmen, beretika dan berintegritas tinggi.

c. Menjadi tenaga teknis yang mampu menjalankan fungsi sebagai pelaksana kebijakan, pelayanan publik, dan perekat pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan professional di lingkungan Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah.

2. Manfaat Bagi Organisasi

a. Memudahkan pencarian dokumen data pegawai apabila dibutuhkan.

b. Menerapkan nilai-nilai ANEKA dalam memberikan solusi terhadap isu yang diangkat.

3. Manfaat Bagi Masyarakat dan Stakeholder

Penerapan Nilai-nilai Dasar serta Peran PNS pada kegiatan ini memberikan manfaat bagi masyarakat terlebih bagi stakeholder, diantaranya :

(13)

a. Menciptakan Pegawai Negeri yang memiliki integritas dan professional yang mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.

b. Menciptakan birokrasi yang professional, transparan dan sistematis terhadap pengelolaan pemerintahan.

D. Ruang Lingkup

Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS dilaksanakan di Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah. Penyusunan dan pengarsipan dokumen data pegawai dibatasi hanya pada lingkup Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelakasanaan aktualisasi ini dilakukan pada tanggal 27 September 2021 sampai dengan 27 Oktober 2021 dan dilaksanakan dilingkungan kerja Dinas Pangan Buton Tengah.

(14)

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI

1. Profil Dinas Pangan Kab. Buton Tengah

Dinas Pangan merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah dibidang Ketahanan Pangan berdasarkan Peraturan Bupati Buton Tengah Nomor 14 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah, Dinas Pangan mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan dibidang ketahan pangan.

2. Lokasi Kantor Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah

Kantor Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah berada Kelurahan Lakudo, Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton Tengah.

Gambar 2.1

Peta Lokasi Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah

(15)

Gambar 2.2

Foto Kantor Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah

Sumber : Doc. Pribadi, 2021

3. Visi dan Misi

Visi dan Misi Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah adalah sebagai berikut :

Visi :

“Menjadi Lembaga yang Handal dan Profesional Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Masyarakat yang Berbasis Sumber Daya Lokal dan Berkelanjutan menuju Kabupaten Buton

Tengah yang Berkah”.

Misi :

1. Mewujudkan Tata Kelola Lembaga yang baik berbasis teknologi informasi didukung oleh sumberdaya aparatur yang kompeten dan berintegritas tinggi;

2. Meningkatkan ketersediaan Pangan dan aksesibilatas pangan masyarakat secara berkelanjutan serta mengantisipasi terjadinya kerawanan pangan masyarakat;

3. Mengembangkan Penganekaragaman pangan menuju

konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang,dan aman berbasis sumberdaya lokal;

(16)

4. Meningkatkan mutu pangan masyarakat yang layak konsumsi dan bernilai ekonomis.

4. Nilai-nilai organisasi

Nilai-nilai organisasi yang menjadi landasan Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah dalam melaksanakan kebijakan, program dan kegiatan dalam mewujudkan Visi dan Misi tersebut adalah untuk menuju Kabupaten Buton Tengah sebagai daerah yang BERKAH (Bersih, Sejahtera, Produktif, Agamis, dan Harmonis). Hal ini mencerminkan nilai- nilai yang perlu dimiliki oleh dinas pangan adalah sebagai berikut:

a. Profesional berarti berwawasan luas, kompeten, memiliki etos kerja yang tinggi, dan menjunjung tinggi etika profesi.

b. Integritas berarti bertindak konsisten sesuai nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadadan yang sulit untuk melakukannya.

c. Prestasi berarti dalam melaksanakan tugas selalu bertujuan untuk mencapai hasil yang memiliki kualitas tinggi.

d. Dedikasi berarti komitmen dan konsisten terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

e. Partisipasi berarti dalam pencapaian tujuan (Visi dan Misi) dilaksanakan secara bersama-sama secara kolaborasi kohesifitas antar unsur-unsur inter dan kemitraan yang harmonis dan dinamis.

f. Akuntabilitas berarti berorientasi pada pertanggungjawaban yang transparan, baik dalam proses, output maupun outcomes.

g. Keterbukaan berarti menerima saran dan kritik yang dapat meningkatkan kinerja organisasi.

h. Loyalitas berorientasi pada kesetiaan terhadap Dinas Pangan, memiliki kesadaran pribadi untuk memanfaatkan semua potensi yang ada dalam dirinya demi kemajuan Dinas Pangan.

5. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah

Berdasarkan Peraturan Bupati Buton Tengah Nomor 14 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas

(17)

Pangan Kabupaten Buton Tengah, Dinas Pangan mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang ketahanan pangan yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:

Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Pangan memiliki fungsi antara lain:

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang Pangan;

b. Pelaksanaan pelayanan umum dibidang pangan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;

c. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas (UPTD), dan kelompok jabatan fungsional;

d. Pengelolaan urusan kesekretariatan Dinas;

e. Pendatangan surat/naskah dinas sesuai tugas dan kewenangan;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugs pokok dan fungsinya.

6. Struktur Organisasi Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah

Berdasarkan Peraturan Bupati Buton Tengah Nomor 14 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah, Maka susunan organisasi Dinas Pangan terdiri atas :

a. Kepala Dinas

b. Sekretaris membawahi :

• Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan

• Sub Bagan Umum dan Kepegawaian

c. Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, membawahi :

• Seksi Distribusi dan Cadangan Pangan

• Seksi Harga Pangan

d. Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan, membawahi :

• Seksi Konsumsi Pangan

• Seksi Penganekaragaman Pangan

e. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, membawahi :

• Seksi ketersediaan dan sumber daya pangan

(18)

• Seksi Kerawanan Pangan

f. Bidang Keamanan Pangan, membawahi :

• Seksi Kelembagaan Keamanan Pangan

• Seksi Pengawasan Keamanan Pangan g. Kelompok Jabatan Fungsional

Struktur organisasi Dinas Pangan kabupaten Buton Tengah, dapat digambarkan seperti di bawah ini:

Gambar 2.3

Struktur Organisasi Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah

7. Data-data Sumberdaya yang Dimiliki Unit Kerja

Sumber daya manusia merupakan komponen penting dalam menjalankan kinerja organisasi secara keseluruhan. Jumlah dan Komposisi pegawai Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 8 orang laki-laki atau 57% dan perempuan sebanyak 6 orang atau 43%, sebagaimana disajikan di bawah ini :

(19)

Tabel 2.1

Jumlah Pegawai berdasarkan jenis kelamin

Laki – laki Perempuan Total

8 orang 6 orang 14 orang

Jumlah dan Komposisi Pegawai Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah berdasarkan tingkat golongan yaitu golongan IV sebanyak 5 orang atau 36%, golongan III sebanyak 8 orang atau 57% dan golongan II sebanyak 1 orang atau 7%, untuk lebih jelasnya sebagai berikut :

Tabel 2.2

Jumlah Pegawai berdasarkan tingkat golongan

Gol II Gol III Gol IV Total

1 orang 8 orang 5 orang 14 orang

Jumlah dan Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan yaitu Pasca Sarjana (S-2) sebanyak 2 orang atau 14%, Sarjana dan Diploma IV (S-1 & D-1II) sebanyak 12 orang atau 86%.

Tabel 2.3

Jumlah Pegawai berdasarkan tingkat pendidikan

SMA D-III S1 S2 Total

- 1 orang 11 orang 2 orang 14 Orang

B. KONSEPSI NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN 1. Nilai-Nilai Dasar ASN

Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut memiliki nilai – nilai dasar sebagai landasan dalam menjalankan tugas dan perannya. Terdapat lima nilai dasar PNS yang selanjutnya dikenal dengan istilah ANEKA, antara lain: (1) Akuntabilitas; (2) Nasionalisme; (3) Etika Publik; (4) Komitmen Mutu; dan (5) Anti Korupsi.

(20)

a. Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan konsep etika yang melekat pada administrasi publik pemerintahan termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN).

Akuntabilitas merujuk pada setiap individu, kelompok atau instansi untuk memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang Pegawai Negeri Sipil adalah menjamin terwujudnya nilai- nilai publik antara lain:

1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;

2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari danmencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;

3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;

4. Menunjukkan sikap dan perilaku konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

Tabel 2.4

Nilai-nilai dan Indikator Akuntabilitas

NO. NILAI-NILAI INDIKATOR

1 Kepemimpinan Memberi contoh kepada orang lain, memiliki komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.

2 Transparansi Keterbukaan dalam melakukan kegiatan organisasi

3 Integritas kesesuaian antara perkataan dan tindakan 4 Tanggungjawab

(responsibilitas)

Menyelesaikan pekerjaan dan tugas secara tuntas dengan hasil terbaik serta mampu Mempertanggung jawabkannya

5 Keadilan Melayani masyarakat tanpa diskriminasi dan Ketidakjujuran

6 Kepercayaan menjaga kepercayaan dan keyakinan

(21)

terhadap masyarakat dalam pekerjaan pemerintahan

7 Keseimbangan kinerja yang baik harus disertai

keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.

8 Kejelasan Melakukan perencanaan atas apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan dengan melalui identifikasi program atas kebijakan yang perlu dilakukan, siapa yang bertanggung jawab, kapan akan dilaksanakan,dan biaya yang di butuhkan

9 Konsistensi Melakukan Tindakan yang telah disepakati dan sesuai peraturan perundangan yang berlaku dari waktu ke Waktu

Sumber: Modul Diklat Akuntabilitas PNS, 2021

b. Nasionalisme

Nasionalisme dapat dimaknai sebagai suatu paham atau kesadaran yang sifatnya nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat bangsa dan negaranya. Dalam konteks negara Indonesia kesadaran nasional yang dikembangkan adalah Nasionalisme Pancasila. Mengapa Pancasila, sebab merupakan dasar negara sebagaimana tertuang di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah air yang didasarkan pada nilai nilai Pancasila

(22)

Tabel 2.5

Nilai-nilai dan Indikator Nasionalisme NO. NILAI-NILAI INDIKATOR

1 Ketuhanan Yang Maha Esa

• Menghadirkan Tuhan pada setiap aktivitas

• Menghormati kemerdekaan beragama

• Membina kerukunan hidup antar umat beragama

2 Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

• Mencintai sesama manusia

• Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan

• Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat martabat

• Membela kebenaran dan keadilan 3 Persatuan

Indonesia

• Mengutamakan keutuhan bangsa

• Rela Berkorban

• Mengembangkan rasa bangga berbangsa dan bernegara tanah air Indonesia baik dalam pikiran, ucapan dan perbuatan

• Memajukan pergaulan antar sesama manusia

• Menjaga persatuan dalam keberagaman 4 Kerakyatan Yang

Dipimpin Oleh Hikmat

Kebijaksanaan Dalam

Permusyawaratan/

Perwakilan

• Menghormati kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama

• Mendahulukan kepentingan bersama

• Tidak memaksakan kehendak

• Melaksakan hasil musyawarah mufakat

• Bertanggungjawab atas keputusan bersama

(23)

5 Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

• Membangun semangat kekeluargaan dan Kegotongroyongan

• Mendahulukan kewajiban daripada hak

• Gemar menolong orang lain

• Menghormati hak orang lain dalam pelayanan publik

• Mengembangkan pola hidup sederhana

• Mengakui dan menghargai kesempatan berkarya

Sumber: Modul Diklat Nasionalisme PNS, 2021

c. Etika Publik

Etika Publik dipahami sebagai refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggungjawab pelayanan publik. Pelayanan publik mempunyai tiga fokus utama yaitu: 1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan; 2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan alat kebijakan publik dan alat evaluasi; 3) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.

Tabel 2.6

Nilai-nilai dan Indikator Etika Publik

NO. NILAI-NILAI INDIKATOR

1 Jujur • Tidak berbohong, dapat dipercaya dalam memberikan pelayanan

• Tidak membebani masyarakat

• Menjalankan tugas sesuai hati nurani yang bersih

2 Terbuka • Menyampaikan sesuatu sesuai peraturan yang berlaku

• Siap menerima masukan dari pihak lain

(24)

• Tidak ada yang ditutup-tutupi dalam menjalankan tugas dan fungsinya 3 Tulus • Ikhlas dalam memberikan pelayanan

• Memberikan pelayanan tanpa pamrih

4 Sopan • Membiasakan atau membudayakan senyum, sapa, santun dan ramah dalam memberikan pelayanan

• Saling menghargai dan berkomunikasi baik

• Menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat 5 Transparansi • Memberikan Informasi secara benar dan tidak

menyesatkan

• Tidak menyalahgunakan informasi untuk mencari keuntungan pribadi atau golongan 6 Bersikap Hormat • Toleransi dan tenggang rasa terhadap orang lain

• Mengindahkan nasehat orang lain

• Membantu / meringankan setiap urusan orang lain

• Menjunjung tinggi harga diri dan martabat sesama manusia

7 Bertanggung jawab terhadap barang milik Negara

• Menggunakan barang milik negara sesuai peruntukannya

• Tidak menjual barang milik negara

• Memelihara dan tidak merusak barang milik Negara

8 Tidak

diskriminatif dan adil

• Tidak pilih kasih dalam memberikan pelayanan

• Tidak membeda-bedakan ras dan suku dan agama dalam memberikan pelayanan.

• Berperilaku adil/proporsional dalam menjalankan Tugas

Sumber: Modul Diklat Etika Publik PNS, 2021

(25)

d. Komitmen Mutu

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini. Pun dengan penyelenggaraan pemerintah yang berorientasi pada layanan prima. Itu adalah sesuatu yang sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik. Apabila pemerintah dapat memberikan layanan prima kepada masyarakat, maka akan menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani. Pelayanan publik yang bermutu akan menciptakan kepercayaan publik kepada pemerintah.

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.

Aspek utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu melaui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, inovatif dan berorientasi mutu. Nilai-nilai dan Indikator Komitmen Mutu sebagai berikut:

Tabel 2. 7

Nilai-nilai dan Indikator Komitmen Mutu

NO. NILAI-NILAI INDIKATOR

1 Efektif • Memenuhi kebutuhan masyarakat

• Mencapai target

• Berhasil guna

2 Efisien • Menjalankan tugas dengan tepat dan cermat

• Bekerja berdaya guna dan bertepat guna

• Bekerja tanpa kesalahan dan tanpa pemborosan

3 Inovatif Berpikir kreatif dan inovatif

4 Orientasi Mutu • Bekerja dengan komitmen bagi kepuasan masyarakat

• Bekerja cepat, tepat ramah

• Melayani dengan hati

• Melindungi dan mengayomi

(26)

• Melakukan perbaikan kelanjutan Sumber: Modul Diklat Komtmen Mutu PNS, 2021

e. Anti Korupsi

Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala tingkah atau tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun nilai - nilai indikator nya adalah sebagai berikut.

Tabel 2.8

Nilai-nilai dan Indikator Anti Korupsi

NO. NILAI-NILAI INDIKATOR

1 Jujur • Tidak melakukan perbuatan curang pada saat melakukan pengadaan

• Tidka melakukan perbuatan curang pada saat verifikasi kegiatan

• Tidak melakukan perbuatan curang pada saat melakukan inventarisasi aset milik Negara 2 Peduli • Tidak membiarkan orang lain merusak atau

menghilangkan barang inventaris dan kekayaan

• Bersedia memberi keterangan atas kasus penyalahgunaan wewenang dan kerugian negara yang sedang dilakukan penanganan pihak berwajib

3 Mandiri • Tidak melakukan penyuapan untuk melancarkan urusannya

• Tidak memberikan hadiah atau imbalan berupa apapun pada petugas/ pejabat yang telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

• Tidak tergantung dengan orang lain dalam

(27)

melaksanakan tugas pokoknya

4 Disiplin • Tidak melakukan tindakan melawan hukum

• Taat menjalankan tugas yang diberikan oleh atasan sesuai dengan peraturan yang berlaku 5 Tanggung

Jawab

• Tidak menyalahgunakan wewenang untuk menguntungkan diri sendiri/ orang lain dan korporasi dan dapat merugikan keuangan Negara

• Tidak menerima imbalan apapun atas

pelaksaan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung Jawabnya

6 Kerja Keras • Bekerja dengan hasil terbaik dan tidak meminta imbalan apapun atas pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya

• Memiliki kemampuan dan kemauan bekerja sesuai Aturan

• Memiliki ketekunan dalam bekerja untuk mendapatkan hasil terbaik

7 Sederhana • Efisien dalam menggunakan sumber daya untuk mendapatkan hasil terbaik

• Mensyukuri apapun hasil yang dicapainya setelah melakukan upaya maksimal.

• Memiliki gaya hidup sederhana yang akan mempengaruhi pelaksaan tugas pokoknya

• Menggunakan dan memelihara aset Negara 8 Berani • Berani menolak perintah yang berlawanan

• Berani memberikan informasi sesuai dengan fakta

9 Adil • Memberikan layanan sesuai dengan aturan yang berlaku secara konsisten pada semua orang

• Memberikan sesuai dengan apa yang menjadi

(28)

Haknya

Sumber: Modul Diklat Anti Korupsi PNS, 2021

2. Kedudukan dan Peran ASN a. Whole of Goverment (WoG)

Whole of Goverment (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari Laporan keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik. Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru kontraproduktif atau saling membunuh‟. Masing-masing sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang lainnya. Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa.

Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong

(29)

tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI. Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal:

1. Penguatan koordinasi antar lembaga, penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya, span of control atau rentang kendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah;

2. Penguatan koordinasi antar lembaga, penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya, span of control atau rentang kendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah;

3. Membentuk lembaga koordinasi khusus, pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara melakukan WoG.

Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikannya;

4. Membentuk gugus tugas yang merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang sifatnya tidak permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi,dan

5. Koalisi sosial, ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi ini. Di Australia dalam masa pemerintahan

(30)

Howard melakukan hal ini dengan mendorong inisiatif koalisi sosial antar aktor pemerintah, bisnis dan kelompok masyarakat. Koalisi sosial ini mendorong adanya penyamaan nilai dan persepsi tentang suatu hal, sehingga pada akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah.

Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek antara lain adalah: kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi, serta kepemimpinan. Praktek WoG dalam pelayanan publik dlakukan dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. enis pelayanan publik yang dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah Pelayanan yang Bersifat Adminisitratif, Pelayanan Jasa, Pelayanan Barang, Pelayanan Regulatif.

Adapun berdasarkan polanya, pelayanan publik dapat dibedakan juga dalam 5 (lima) macam pola pelayanan yang masing-masing

diuaraikan sebagaimana berikut ini:

1. Pola Pelayanan Teknis Fungsional;

2. Pola Pelayanan Satu Atap;

3. Pola Pelayanan Satu Pintu;

4. Pola Pelayan Terpusat; dan 5. Pola Pelayanan Elektronik.

Asas-Asas terkait dengan Implementasi WoG : 1. Asas Kepastian Hukum;

2. Asas Kepentingan Umum;

3. Asas Akuntabilitas;

4. Asas Proporsionalitas;

5. Asas Profesionalitas;

6. Asas Keterbukaan;

7. Asas Efisiensi; dan 8. Asas Efektifitas.

b. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas

(31)

dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut: Pelaksana kebijakan public, Pelayan publik, serta Perekat dan pemersatu bangsa.

Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepuasan masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaa seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya

(32)

yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.

Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK.

Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan;

pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS.

(33)

c. Pelayanan Publik

Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Pelayanan publik yaitu pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan.

Tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu pertama, organisasi penyelenggara pelayanan publik, kedua, penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan ketiga, kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan). Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry (rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.

Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan non- excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara kolektif.

Perkembangan paradigma pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service (NPS). Definisi pelayanan publik dalam UU No. 25 Tahun 2009 sangat sempit, karena ruang lingkup pelayanan yang disebut sebagai pelayanan publik sangat terbatas, dan bentuk kegiatan pelayanan public sebagaimana diatur dalam pasal 5 ayat 3 dan 4 juga sangat sempit karena hanya diartikan sebagai pengadaan barang/jasa di instansi pemerintah.

Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik adalah: Partisipatif, Transparan, Responsif, Non Diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif dan Efisien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan.Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan

(34)

proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS.

Hal-hal fundamental dalam pelayanan publik, antara lain: Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi, Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga Negara, Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang, Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan- kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi sebagai proteksi bagi warga negara. Bentuk-bentuk patologi birokrasi antara lain: Penggelembungan Organisasi, Duplikas Tugas dan Fungsi, Red Tape, Konflik Kewenangan, Korupsi Kolusi dan Nepotisme, dan Enggan Berubah. Budaya birokrasi yang melayani masyarakat dapat dioperasionalisasikan dengan cara: memiliki kode etik untuk mengatur hal- hal apa saja yang secara etis boleh dan tidak boleh dilakukan, menjadikan prinsip melayani sebagai suatu kebanggaan, memiliki code of conduct atau SOP yang jelas dalam memberikan pelayanan, memiliki etika profesionalisme sebagai seorang birokrat. Prinsip-pinsip pelayanan prima antara lain: Responsif terhadap pelanggan/memahami pelanggan, Membangun visi dan misi pelayanan, Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan, Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana memberikan pelayanan yang baik, Memberikan apresiasi kepada pegawai. Tujuh Sikap pelayanan, antara lain: Passionate, Progressive, Proactive, Promt, Patience, Proporsional, Puctional.

Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etiket pelayanan yang perlu diperhatikan oleh ASN terhadap pengguna jasa pada umumnya adalah sebagai berikut: Sikap/ perilaku, Ekspresi wajah, Penampilan, Cara

(35)

berpakaian, Cara berbicara, Cara mendengarkan, Cara bertanya.

C. IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN ISU 1. Analisis dan Penetapan Isu Prioritas

Untuk menetapkan isu prioritas maka digunakan analisis APKL.

Analisis APKL didasarkan pada Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak dengan menggunakan nilai skala Likert dari 1 hingga 5 dengan makna;

5 sangat tinggi; 4 tinggi; 3 cukup; 2 rendah; dan 1 sangat rendah.

No Indikator Keterangan

1 Aktual (A)

Isu yang sedang terjadi atau dalam proses kejadian, sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat, atau isu yang diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat.

2 Problematik (P)

Isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentutan

yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya.

3 Kekhalayakan (K)

Isu yang secara langsung menyangkut hajat hiduporang banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau

sekelompok kecil orang tertentu saja.

4 Layak (L)

Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang, dan

tanggung jawab.

Tabel. 2.9 Parameter APKL

(36)

2. Penetapan Isu dan Dampaknya a. Identifikasi dan Penetapan Isu

Sebelum menetapkan judul rancangan aktualisasi, ada dua tahapan yang dilakukan Penulis terlebih dahulu, tahapan awal adalah mengidentifikasi isu sesuai tugas tambahan yang diberikan ke penulis.

Berdasarkan hasil observasi Penulis selama membantu di Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah, ada beberapa isu terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan Penulis yang membutuhkan penyelesaian segera.

b. Penetapan Isu 1. Identifikasi isu

Isu dapat diperoleh dari pengamatan terhadap permasalahan atau isu yang terjadi di lingkungan kantor yang perlu optimalisasi dalam pelaksanaannya. Salah satu Tugas tambahan yang menjadi perhatian adalah melaksanakan tugas pengelolaan data kepegawaian.

Tabel 2.10 Identifikasi Isu kondisi saat ini

dan kondisi yang diharapkan dalam kaitannya dengan Agenda III No. Identifikasi Isu Kondisi

Saat Ini

Kondisi Yang Diharapkan

Kaitan dengan Agenda III 1 Belum

optimalnya penataan arsip dokumen/ data kepegawaian di Dinas Pangan Kab. Buton Tengah

arsip dokumen data pegawai belum tersimpan dengan baik sehingga sulitnya mencari data pegawai

Adanya Arsip Dokumen data Pegawai

berbasis Digital

Pelayanan Publik (Partisipatif):

Kegiatan ini memerlukan

partisipatif dari para pegawai.

Manajemen ASN (Efektif dan Efisien):

Pencarian Data pegawai lebih mudah

WOG

(Koordinasi):

Koordinasi dengan

(37)

pegawai tentang data yang di arsipkan

2 Belum tersedianya dokumen pengarsipan harga pangan

Tidak ada Arsip

Pangan yang

tersimpan di kantor dinas pangan

Adanya Arsip Harga Pangan di kantor Dinas Pangan

Pelayanan Publik (Transparan):

Data pangan dapat diakses oleh yang membutuhkan.

Manajemen ASN (Efektif dan Efisien):

Pencarian Data Harga Pangan lebih mudah

WOG

(Kolaborasi):

Berkolaborasi dengan petugas Enumerator

3 Belum Optimalnya Pembuatan Laporan SPJ perjalanan dinas pada Dinas Pangan

Kabupaten Buton Tengah

Lambat dan Sering

Terjadinya Kesalahan- kesalahan dalam pembuatan SPJ baik itu penulisan tanggal atapun nama yang

melakukan perjalanan Dinas yang mengakibatk an

keterlambata n pencairan

Dengan adanya aplikasi

pembuatan SPJ perjalanan dinas mampu

mempermudah dan mengurangi kesalahan dalam penulisan.

Pelayanan Publik (Akuntabel):

Pembuatan SPJ dapat

dipertanggung jawabkan

Manajemen ASN (Profesionalitas):

Pembuatan Aplikasi dibuat secara Profesional

WOG

(Sinkronisasi):

Aplikasi ini saling sinkron

2. Analisis dan Penetapan Isu Prioritas

Untuk menetapkan isu prioritas maka digunakan analisis APKL. Analisis APKL didasarkan pada Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak dengan menggunakan nilai skala Likert dari 1 hingga 5 dengan makna; 5 sangat tinggi; 4 tinggi; 3 cukup; 2

(38)

rendah; dan 1 sangat rendah.

Tabel. 2.11

Penetapan Isu Prioritas Menggunakan Metode APKL

No. Isu A P K L Total Rangking

1 Belum optimalnya penataan arsip dokumen data kepegawaian di Dinas Pangan Kab. Buton Tengah

5 4 5 4 18

I

2 Belum tersedianya dokumen pengarsipan harga pangan

4 4 5 3 16 III

3 Kurang Efektif dan Efisien Pembuatan Laporan spj perjalanan dinas pada Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah

5 4 4 4 17 II

Keterangan :

A : Aktual (sedang terjadi/dalam proses kejadian)

P : Problematik (Masalah Mendesak untuk dipecahkan) K : Kekhalayakan (Menyangkut Hidup Orang Banyak) L : Layak (Logis, Pantas, Realistis dan dapat di bahas)

Sehingga berdasarkan hasil analisis menggunakan metode APKL, yang juga telah dikonsultasikan dengan mentor dan coach, Penulis memutuskan mengangkat isu yaitu “Belum optimalnya penataan arsip dokumen data kepegawaian di Dinas Pangan Kab.

Buton Tengah”, yang mana kemudian Penulis menetapkan 1 (satu) Judul Rancangan Aktualisasi sebagai gagasan pemecahan isu, yaitu

“PENGARSIPAN DATA PEGAWAI BERBASIS DIGITAL (GOOGLE DRIVE) DI DINAS PANGAN KABUPATEN BUTON TENGAH”

3. Analisis Isu

Penetapan judul rancangan aktualisasi didasarkan atas hasil indentifikasi akar masalah yang ditemukan Penulis selama bekerja

(39)

sehingga menghasilkan isu yang layak diangkat dan dijadikan rancangan aktualisasi. Adapun yang menjadi akar permasalahan sehingga timbul isu prioritas adalah :

a. Kurangnya Inisiatif membuat Arsip Dokumen/data Pegawai

b. Kurang Efektifnya Penyimpanan Arsip Data Pegawai

c. Rendahnya kesadaran tentang pentingnya data Kepegawaian Apabila tidak ada tindak lanjut terhadap isu prioritas, maka akan berpotensi menimbulkan dampak sebagai berikut:

a. Tercecer dan Hilangnya Data Pegawai Sehingga sulitnya mendapatkan data pegawai

b. Permintaan Dokumen Data Pegawai berulang-ulang

Dalam menganalisis masalah tersebut maka digunakan metode pohon permasalahan, seperti tampak pada gambar dibawah ini:

(40)

Permintaan Dokumen/Data

Pegawai yang Berulang-Ulang

Rendahnya Kesadaran Tentang Pentingnya Dokumen/Data Pegawai

Kurang Efektifnya Penyimpanan Arsip Data Pegawai

Kurangnya Inisiatif Membuat Arsip Dokumen/Data Pegawai

Gambar 2.4. Bagan analisis menggunakan Pohon Masalah

---

--- Sulitnya Mendapatkan

Arsip Dokumen/Data Pegawai

Belum Optimalnya Penataan Arsip Dokumen/Data Kepegawaian Kantor Dinas

Pangan Kab. Buton Tengah

Akibat

Penyebab

Solusi Membuat Arsip

Dokumen/Data Pegawai Berbasis Digital

(41)

D. Gagasan Kreatif Sebagai Pemecahan Isu

Tabel 3.1

Gagasan Kreatif Sebagai Pemecahan Isu

1. Unit Kerja : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah

2. Isu Yang Diangkat : Belum optimalnya penataan arsip dokumen data kepegawaian di Dinas Pangan Kab. Buton Tengah

3. Gagasan Pemecahan Isu : Penyusunan Dokumen Data Pegawai Berbasis Digital Pada Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah

4. Tujuan Gagasan Pemecahan Isu : : Tersusunnya dokumen data Pegawai yang sistematis berbasis digital pada Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah

5. Kegiatan-kegiatan : a. Konsultasi dengan pihak

pimpinan/mentor

b. Pengumpulan data/dokumen Pegawai

c. Mengelola Data Pegawai

d. Penginputan Data ke Google Drive e. Sosialisasi dan Pelaporan Aplikasi

3.1 Deskripsi /Penjelasan Kegiatan

Adapun kegiatan dan tahapan kegiatan dalam pelaksanaan rancangan yang akan dilakukan dalam pemecahan Isu yaitu;

A. Melakukan Konsultasi dengan pimpinan/ mentor tentang rancangan aktualisasi:

- Menyiapkan bahan konsultasi

- Melaporkan kepada mentor tentang rencana aktualisasi yang akan

(42)

dilaksanakan

- Meminta arahan dan masukan serta persetujuan dari mentor dan atasan b. Mengumpulkan data/dokumen Pegawai

- Permintaan Data masing-masing pegawai - Memilah Data Masing masing Pegawai

- Memonitoring dan memeriksa kelengkapan data pegawai c. Mengelola Data Pegawai

- Menyiapkan alat scaning dan laptop

- Memindai (Menscan) dokumen fisik data/dokumen dalam bentuk PDF masing-masing pegawai

- Memindahkan dokumen yang telah di scan Pada masing-masing Folder Pegawai

d. Penginput Data ke Google Drive

- Membuat Akun Email Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian

- Membuka Google Drive menggunakan E-Mail Kasubag Umum dan Kepegawaian

- Mengupload Folder Data/dokumen masing-masing pegawai e. Sosialisasi dan Pelaporan Aplikasi

- Konsultasi dengan atasan mengenai rencana sosialisasi - Meminta persetujuan atasan mengenai sosialisasi aplikasi - Sosialisasi Aplikasi (Launching)

- Melaporkan hasil Penyusunan Dokumen data pegawai kepada atasan/mentor

(43)

E. Deskripsi/Penjelasan Kegiatan Tabel

3.1. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Konsultasi Kepada Atasan Tentang Rancangan Aktualisasi”

No Kegiatan Tahapan Kegaiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Kontribusi Terhadap Visi - Misi Organisas

Penguatan Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1. Melakukan Konsultasi dengan pimpinan/

mentor tentang

rancangan aktualisasi

➢ Menyiapkan Bahan Konsultasi

➢ Tersedianya Bahan Konsultasi di buktikan dengan dokumentasi

➢ Dalam menyiapkan bahan konsultasi penulis melakukan dengan ketelitian dan penuh tanggung jawab (Akuntabilitas)

➢ Dalam menyiapkan bahan, penulis berusaha dan bekerja keras menyiapkan bahan atau materi yang akan dikonsultasikan (Nasionalisme)

➢ Dalam menyiapkan bahan, penulis secara cermat dan teliti menyiapkan bahan atau materi yang akan dikonsultasikan (Etika Publik)

➢ Penulis menyiapkan bahan konsultasi dengan efektif dan efisien (Komitmen Mutu)

➢ Penulis menyiapkan bahan secara Mandiri (Anti Korupsi)

Terciptanya tatanan Organisasi yang berintegritas, dengan kegiatan ini dapat mendukung kinerja orgaisasi dalam mencapai visi misi

Penguatan nilai organisasi yang terdapat dalam tahapan kegiatan ini yaitu penguatan nilai

organisasi ke :.

Keterbukaan berarti menyampaiakn tujuan serta

menerima saran dan kritik yang dapat meningkatkan kinerja organisasi.

(44)

➢ Melaporkan kepada mentor tentang rencana aktualisasi yang akan

dilaksanakan

Tersedianya catatan arahan dan masukan

➢ Dalam mencatat arahan atasan, Penulis mencatat seluruh arahan dengan jelas (Akuntabilitas).

➢ Dalam mencatat arahan, Penulis menghormati pendapat atasan (Nasionalisme).

➢ Dalam mencatat arahan atasan, Penulis mencatat dengan benar dan santun (Etika Publik).

➢ Dalam mencatat arahan atasan, Penulis menjaga kebenaran catatan agar terlaksana sesuai arahan (Komitmen Mutu)

➢ Dalam mencatat arahan, Penulis mencatat sendiri seluruh arahan atasan (Anti Korupsi).

➢ Meminta arahan dan masukan serta persetujuan dari mentor dan atasan

Mendapatkan masukkan

➢ Mencatat arahan dan masukan dengan teliti, rapih, terstruktur dengan penuh rasa tanggung jawab (Akuntabilitas)

➢ Mencatat arahan dan masukan dengan penuh rasa hormat (Nasionalisme)

➢ Mencatat arahan dan masukan dengan akurat dan dipenuhi dengan rasa sopan dan santun kepada pimpinan (Etika Publik)

➢ Komitmen terhadap arahan dan masukan (Komitmen Mutu)

➢ Jujur atas arahan yang diberikan

(45)

saat meminta arahan (Anti Korupsi)

Keterkaitan dengan kedudukan dan peran ASN

Kegiatan Konsultasi kepada atasan merupakan bagian dari pengelolaan atau Manajemen ASN yang erat kaitannya dengan tujuan mewujudkan pelayanan public yang profesional.

Analisis Dampak

➢ Perkiraan Hambatan : atasan sedang melakukan perjalanan dinas ke luar kota.

➢ Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : kegiatan tidak akan berjalan sesuai rencana.

➢ Alternatif Solusi : menyesuaikan jadwal konsultasi dengan jadwal atasan.

3.2. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Pengumpulan Dokumen/Data Pegawai”

No Kegiatan Tahapan Kegaiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Kontribusi Terhadap Visi - Misi Organisas

Penguatan Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

2 Pengumpulan Data/Dokumen Pegawai

➢ Meminta Data masing-masing Pegawai

➢ Adanya Data Pegawai

➢ Dalam meminta Data penulis dengan jelas menyampaiakan maksud permintaannya

(Akuntabilitas)

➢ Penulis menggunakan bahasa yang baku serta menghormati Pegawai (Nasionalisme)

➢ Penulis dengan sopan meminta data pegawai (Etika Publik)

➢ Dalam meminta data penulis

Terciptanya tatanan Organisasi yang berintegritas, dengan kegiatan ini dapat mendukung kinerja orgaisasi dalam mencapai visi misi

Penguatan nilai organisasi yang terdapat dalam tahapan kegiatan ini yaitu penguatan nilai

organisasi ke :.

Partisipasi berarti yakni secara bersama-sama secara berkolaborasi

(46)

dengan jelas mengungkapkan target yang mau dibuat

(Komitmen Mutu)

➢ Dalam melakukan pengumpulan data Penulis memberikan

keterangan yang jujur dan benar (Anti Korupsi).

untuk mencapai tujuan.

➢ Memilah Data masing-masing pegawai

➢ Data telah terpilah masing- masing Pegawai

➢ Dalam memilah Data Penulis bertanggung jawab atas data pegawai tersebut (Akuntabilitas).

➢ Penulis dengan sungguh-sungguh memilah data pegawai

(Nasionalisme).

➢ Dalam memilah Data pegawa penulis penulis melaksanakan dengan cermat dan jujur (Etika Publik).

➢ Penulis memilah secara efektif (Komitmen Mutu).

➢ Penulis dengan disiplin memilah data pegawai (Anti Korupsi).

➢ Memonitoring dan Memeriksa Data Kelengkapan Pegawai

➢ Data telah diperiksa

➢ Penulis memeriksa data dengan penuh tanggung jawab

(Akuntabilitas)

➢ Dalam memeriksa data yang telah dikumpulkan penulis melakukan dengan Amanah

(Nasionalisme)

➢ Penulis menjaga rahasia data pegawai (Etika Publik)

(47)

➢ Penulis dengan cepat dan tanggap dalam memeriksa data pegawai yang tekah terkumpul (Komitmen Mutu)

➢ Penulis dengan jujur

menyampaiakan kepada pegawai tentang kurangnya data yang dikumpulkan

(Anti Korupsi)

Keterkaitan dengan kedudukan dan peran ASN

Kegiatan Mengumpulkan Data/Dokumen Pegawai merupakan bagian dari pengelolaan atau Manajemen ASN yang erat kaitannya dengan tujuan mewujudkan pelayanan public yang profesional.

Analisis Dampak

➢ Perkiraan Hambatan : Lambatnya Data yang dikumpulkan oleh para pegawai

➢ Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : kegiatan tidak akan berjalan sesuai rencana.

➢ Alternatif Solusi : Mengadakan Pendataan untuk mengkoordinir dokumen pegawai

3.3. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Mengelola Data Pegawai”

No Kegiatan Tahapan Kegaiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Kontribusi Terhadap Visi - Misi Organisas

Penguatan Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

3. Mengelola Data Pegawai

➢ Menyiapkan alat scaning dan laptop

➢ Tersedianya alat scan dan leptop

➢ Penulis memiliki kepercayaan akan tersedianya alat scan dan leptop

Nilai Dasar (Akuntabilitas)

Terciptanya tatanan Organisasi yang berintegritas, dengan kegiatan ini dapat

Profesional berarti berwawasan luas, kompeten, memiliki etos kerja yang

(48)

➢ Penulis bekerja keras dalam menyediakan alat scan dan leptop Nilai Dasar (Nasionalisme)

➢ Kecermatan yang dilakukan oleh penulis dalam menyediakan alat scan

Nilai Dasar Etika Publik

➢ Penulis menyediakan alat scan dan leptop secara efektif dan efisien

Nilai Dasar (Komitmen Mutu)

➢ Kemandirian penulis dalam menyediakan alat scan Nilai Dasar (Anti Korupsi).

mendukung kinerja orgaisasi dalam mencapai visi misi

tinggi, dan

menjunjung tinggi etika profesi.

➢ Memindai (Menscan)

dokumen fisik data/dokumen dalam bentuk PDF masing-masing pegawai

➢ Tersedianya dokumen masing-masing pegawai dalam bentuk PDF

➢ Membentuk PDF data pegawai penulis melakukan scan dengan jelas

Nilai Dasar (Akuntabilitas)

➢ Penulis bekerja keras dalam men scan data masing-masing pegawai

Nilai Dasar (Nasionalisme)

➢ Kecermatan yang dilakukan oleh penulis dalam men scan data masing-masing pegawai Nilai Dasar Etika Publik

➢ Penulis men scan data pmasing- masing pegawai secara efektif dan efisien

Nilai Dasar (Komitmen Mutu)

(49)

➢ Keadilan penulis dalam men scan data pegawai

➢ Nilai Dasar (Anti Korupsi).

➢ Memindahkan dokumen yang telah di scan Pada masing-masing Folder Pegawai

➢ Tersedianya hasil scan data

pegawai dalam Folder

➢ Dalam memindahkan hasil scan data pegawai, penulis melakukan dengan penuh tanggungjawab Nilai Dasar (Akuntabilitas)

➢ Penulis bekerja keras dalam memindahkan hasil scan ke masing-masing folder yang telah dibuat sesuai data masing-masing pegawai

Nilai Dasar (Nasionalisme)

➢ Ketelitian yang dilakukan oleh penulis dalam memindahkan data ke folder masing-masing pegawai Nilai Dasar Etika Publik

➢ Penulis memindahkan hasil scan ke folder masing-masing pegawai secara efektif dan efisien

Nilai Dasar (Komitmen Mutu)

➢ Kemandirian penulis dalam memindahkan data pegawai ke masing-masing folder yang telah dibuat

➢ Nilai Dasar (Anti Korupsi).

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran dengan metode bimbingan kelompok ini dilaksanakan di kelas VIII.A dengan jumlah sampel 10 orang. Metode ini penulis gunakan untuk mengukur tingkat

Jika dalam menyiapkan materi penulis tidak melakukan dengan tanggung jawab maka tujuan untuk mengukur pemahaman masyarakat tidak akan tersampaikan dengan baik

Adapun rangkaian kegiatan dalam rancangan aktualisasi dalam penerapan nilai-nilai dasar ANEKA yaitu Tahapan Pertama yang di lakukan penulis yaitu Konsultasi dengan kepala

Etika Publik: Saya telah melakukan tahapan Membuat form evaluasi hasil sosialisasi terkait draft Buku Pedoman tupoksi, maka saya akan membuat form evaluasi dengan tepat.

Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagaimana di dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara memiliki tugas sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik,

Adanya rekaman sosialisasi Akuntabilitas : dalam melakukan tahapan merekam proses sosialisasi saya telah memberikan kepercayaan kepada rekan kerja untuk membantu

Dengan penyelesaian kegiatan rancangan aktualisasi yang dilakukan maka diharapkan peserta dapat mengerti dan dapat mengimplementasikan nilai-nilai dasar peran dan

Kegiatan pembuatan prosedur penggunaan LCD Projector dapat membantu siswa dalam memahami tatacara penggunaan LCD Projector sehingga membantu kegiatan pembelajaran di kelas