• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS JUDUL :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS JUDUL :"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

JUDUL :

“OPTIMALISASI PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK YANG TEPAT PADA MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN SOSIALISASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAROBEA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA

BARAT”

Oleh :

YATIN, A.Md.,Far NDH : B20

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XXVII TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA KENDARI

2021

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga laporan aktualisasi ini dapat diselesaikan.

Laporan aktualisasi ini disusun sebagai salah satu persyaratan yang diperlukan untuk kelulusan Diklatsar CPNS golongan II Lingkup Pemerintah Kabupaten Muna Barat. Laporan aktualisasi ini memiliki tema “Optimalisasi pengetahuan masyarakat tentang penggunaan Antibiotik di puskesmas Marobea kabupaten muna barat.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam penyelesaian laporan aktualisasi ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan laporan rancangan aktualisasi ini.

Dalam penyusunan laporan aktualisasi ini, penulis mendapatkan banyak pengarahan, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Syahruddin Nurdin, SE, selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara

2. MUH. ILHAM, SE. MM selaku coach yang selalu memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyusunan laporan ini;

3. SUPARDIN, S.Sos.,M.Si selaku penguji dalam kegiatan rancangan aktualisasi ini

4. JULIATI, SKM selaku mentor dalam pelaksanaan Aktualisasi sekaligus Kepala Puskesmas Marobea Kab. Muna Barat.

5. Seluruh staf BPSDM Provinsi Sulawesi Tenggara dan BKPSDM Kab. Muna Barat yang telah memberi fasilitas dan pelayanan optimal sehingga pelatihan dapat berlangsung dengan lancar.

6. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkualiahan dan memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat di internalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.

7. Seluruh Panitia dan Pelatih yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan latsar.

8. Rekan-rekan peserta Latsar Golongan II Lingkup Pemerintah Kabupaten Muna Barat

9. Suami,Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan semangat dan doa untuk dapat

(5)

v menyelesaikan Latsar Golongan II ini dengan baik.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan laporan rancangan aktualisasi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan laporan akhir ini.

Penulis

YATIN, A.Md.Far

NIP.199405252020122027

(6)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... II LEMBAR PENGESAHAN ... III KATA PENGANTAR ... IV DAFTAR ISI... VI DAFTAR GAMBAR ... VIII DAFTAR TABEL ... IX BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 4

1.3. Manfaat ... 4

1.4. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi ... 4

1.5. Waktu dan Tempat ... 4

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, DAN KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR KEDUDUKAN PERAN ASN 2.1. Gambaran Umum Organisasi ... 5

2.1.1. Kedudukan Organisasi ... 6

2.1.2. Visi Misi Organisasi ... 6

2.1.3. Nilai Organisasi ... 7

2.1.4. Struktur Organisasi ... 8

2.1.5. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi ... 9

2.1.6. Tugas Pokok Jabatan... 9

2.1.7. Data-Data Sumber Daya yang Dimiliki ... 10

2.2. Nilai-Nilai Dasar ASN ... 11

2.2.1. Akuntabilitas ... 11

2.2.2. Nasionalisme ... 12

2.2.3. Etika Publik ... 15

2.2.4. Komitmen Mutu ... 17

2.2.5. Anti Korupsi... 18

2.2.6. Manajemen ASN ... 19

(7)

vii

2.2.7. Whole of Government... 21

2.2.8.Pelayanan publik ... 23

2.2.9. Identifikasi Isu ... 24

2.2.10.2. Pemilihan Isu Prioritas atau Core Isu ... 26

2.4. Analisis Isu (Peta Permasalahan) ... 27

BAB III RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI 3.1. Kegiatan Terpilih Pemecahan Isu ... 28

3.2. Deskripsi RencanaKegiatan ... 28

3.3. Estimasi Biaya Kegiatan ... 44

3.4. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ... 45

BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI 4.1 Kendala dan antisipasi ... 46

4.2 Hasil Aktualisasi ... 47

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 92

5.2 Saran ... 92

5.3 Rencana tindak lanjut ... 93

DAFTAR PUSTAKA

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Foto puskesmas Marobea ... 5

Gambar 2.2.11 Analisis isu ... 27

Gambar 4.1 Menyiapkan bahan konsultasi ... 70

Gambar 4.2 Menyampaikan konsep rancangan aktualisasi kepada kepala puskesmas ... 71

Gambar 4.3 Mencatat arahan dan masukan kepala Puskesmas ... 71

Gambar 4.4 Desain leaflet dan poster ... 76

Gambar 4.5 Menyampaikan desain leaflet dan poster kepada kepala Puskesmas ... 76

Gambar 4.6 Mencetak leaflet dan Poster ... 77

Gambar 4.7 Menyiapkan bahan materi sosialisasi ... 83

Gambar 4.8 Menyiapkan ruangan sosialisasi... 83

Gambar 4.9 Menyiapkan media sosialisasi (laptop) ... 84

Gambar 4.10 Melakukan Sosialisasi ... 84

Gambar 4.11 Menyusun dan menyiapkan bahan penilaian ... 89

Gambar 4.12 Merekap nilai pre test dan post test ... 90

Gambar 4.13 Menyampaikan hasil evaluasi kepada penerima ... 91

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.1 Jumlah penduduk setiap kelurahan ... 6

Tabel 2.1.7 Rekapitulasi SDM puskesmas Marobea ... 10

Tabel 2.2.9 Tabel identifikasi isu berdasarkan tupoksi... 24

Tabel 2.2.10 Penetapan dan analisis isu... 26

Tabel 3.2 Rancangan kegiatan Aktualisasi ... 29

Tabel 3.3 Estimasi biaya ... 44

Tabel 4.1 Kendala dan antisipasi ... 46

Tabel 4.2 Capaian pelaksanaan aktualisasi ... 48

Tabel 4.3 Aktualisasi kegiatan dan habituasi ... 66

Tabel 4.4 Analisis dampak aktualisasi dan habituasi... 67

Tabel 4.5 Aktualisasi kegiatan dan habituasi ... 72

Tabel 4.6 Analisis dampak aktualisasi dan habituasi... 73

Tabel 4.7 Aktualisasi kegiatan dan habituasi ... 78

Tabel 4.8 Analisis dampak aktualisasi dan habituasi... 79

Tabel 4.9 Aktualisasi kegiatan dan habituasi ... 85

Tabel 4.10 Analisis dampak aktualisasi dan habituasi ... 86

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Fungsi Aparatur Sipil Negara menurut undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pasal 10 yaitu Aparatur Sipil Negara sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,serta perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan ketiga fungsi tersebut Aparatur Sipil Negara yang telah mengucapkan sumpah jabatan harus secara konsisten menjalankan ketiga fungsi tersebut tanpa melanggar nilai-nilai dan kode etik. Fungsi-fungsi tersebut juga tidak dapat dijalankan dengan baik apabila tidak ada kesadaran dari dalam diri Aparatur Sipil Negara untuk menerapkan nilai-nilai Dasar yang dirumuskan kedalam 5 (lima) pokok nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, , Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

Penerapan 5 (lima) Nilai Dasar ASN harus di jalankan dengan tindakan konkrit saat Aparatur Sipil Negara tersebut menjalankan tugasnya sebagai abdi Negara tidak hanya dalam menjalankan tugasnya sebagai petugas administrasi yang berurusan dengan sistematika kerja suatu instansi pemerintahan, namun dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan publik yang senantiasa melayani kebutuhan masyarakat maka dalam perkembangannya nilai dasar ASN yang terangkum kedalam ANEKA dielaborasikan dengan peran ASN dalam NKRI yang terbagi menjadi Whole Of Government, Pelayan Publik, dan Menejemen ASN

Sejalan dengan semangat untuk menerapkan ke lima nilai dasar ASN tersebut diatas maka ditetapkannya Undang-undang Aparatur Sipil Negara dan merujuk pada Pasal 63 Ayat (3) dan ayat (4); CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses diklat terintekgritasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi, nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan yang inovatif dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan nonklasikal di tempat pelatihan dan ditempat kerja sehingga memungkinkan peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi) dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam

(11)

2

dirinya sebagai karakter PNS yang professional. Melalui pembaharuan pelatihan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan PNS professional yang berkarakter dalam menjalankan tugas . Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan publik sebagai ASN terutama yang berhubungan dengan kesehatan tentunya kita sebagai tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas khususnya tenaga farmasis harus memberikan pelayanan yang terbaik demi terwujudnya masyarakat yang cerdas, salah satunya dalam menggunakan obat .

Obat merupakan semua zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut gejalahnya. Obat tidak dapat digunakan sembarangan tanpa ada indikasi penyakit yang jelas. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan obat yaitu indikasi, dosis, cara penggunaan serta efek sampingnya, Karena bila hal tersebut diabaikan maka akan menimbulkan efek yang merugikan bagi kesehatan . Salah satu obat yang harus diperhatikan penggunaannya adalah antibiotika.

Antibiotika merupakan obat yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan atau dapat membunuh mikroorganisme lain. Beberapa akibat yang dapat timbul karena penggunaan antibiotika yang tidak tepat adalah terjadinya resistensi kuman atau bakteri..

Selain itu, resistensi dapat juga terjadi akibat penggunaan penggunaan antibiotika yang berlebihan..Resistensi terhadap antibiotika adalah obatnya tidak mampu membunuh kuman atau kumannya menjadi kebal terhadap obat. WHO sendiri mengakui bahwa penggunaan antibiotik di dunia medis masih jauh dari sempurna. Kasus kematian akibat resistensi antimikroba tahun 2014 sekitar 700.000 orang per tahun. Dengan cepatnya perkembangan dan penyebaran infeksi akibat mikroorganisme resisten,pada tahun 2050diperkirakan kematian akibat resistensi antimikroba lebih besar dibanding kematian akibat kanker. Estimasinya penduduk yang resisten mencapai 10 juta jiwa/tahun dan total GDP yang hilang sekitar 100 triliun dolar. Bila hal ini tidak segera di antisipasi, Akan mengakibatkan dampak negatif pada kesehatan, ekonomi, ketahanan pangan dan pembangunan global, Termaksud membebani keuangan Negara.

Menurut suara pembaharuan 2011, Di Indonesia tingginya kasus resisten obat antibiotik cukup menghawatirkan, Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke 8 dari 27 negara dengan beban tinggi kekebalan kuman terhadap obat di dunia berdasarkan data WHO tahun 2009.

Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Endang Rahayu Sedyaningsih,Menyatakan bahwa sekitar 92% masyarakat di Indonesia tidak menggunakan antibioti secara tidak tepat.

(12)

3

Dalam hal penggunaan obat khususnya antibiotik oleh masyarakat, Kementrian kesehatan telah melakukan edukasi dan penyebaran informasi secara masif kepada masyarakat. Upaya ini dilakukan melalui gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat atau di singkat gema cermat, yang telah diluncurkan sejak 13 November 2015 yang lalu. Melalui gema cermat, di harapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang bahaya resistensi, sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan antibiotik.

Fenomena yang terjadi di masyarakat, penggunaan antibiotika merupakan hal yang sama pada penggunaan obat bebas seperti parasetamol. Sebagian besar masyarakat mengatasi masalah penyakit dengan pengobatan sendiri dengan menggunakan antibiotik tanpa ada peresepan dari dokter

➢ Kondisi saat ini

Berdasarkan observasi awal selama bekerja di puskesmas marobea kabupaten muna barat di peroleh informasi bahwa masyarakat menggunakan antibiotik secara tidak tepat, Terkadang masyarakat hanya menggunakan antibiotika satu tablet atau dua tablet saja.

Sebagai contoh, ketikamengalami sakit gigi, hanya menggunakan Amoxicillin satu tablet saja dan menghentikan pengobatan setelah sakitnya berhenti, padahal lazimnya penggunaan antibiotik 3-5 hari secara teratur. Bahkan didapatinya pasien yang langsung saja meminta antibiotik tanpa resep dokter dengan alasan sakit badan. Mungkin hal ini terjadi karena adanya anggapan keliru yang berkembang di masyarakat

➢ Kondisi yang di harapkan

Kondisi yang diharapkan penulis yaitu meminimalisir terjadinya resistensi obat di wilayah kerja puskesmas Marobea.

Melalui permasalahan di atas penulis tertarik untuk mengambil judul “ Optimalisasi mengenai pentingnya penggunaan Obat antibiotik yang tepat pada masyarakat melalui kegiatan sosialisasi di wilayah kerja Puskesmas Marobea Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna Barat”

(13)

4 1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu nila aktualisasi

2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari aktualisasi ini adalah untuk Optimalisasi mengenai pentingnya penggunaan antibiotic yang tepat pada masyarakat melalui kegiatan sosialisasi di wilayah kerja puskesmas marobea kecamatan sawerigadi kabupaten muna barat memberi informasi tentang penggunaan antibiotik yang tepat dan akurat kepada Masyarakat di puskesmas Marobea kabupaten muna barat.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat di ambil dari aktualisasi ini adalah :

1. Manfaat bagi Masyarakat dapat mengurangi kesalahan penggunaan obat serta meminimalkan terjadinya resistensi obat

2. Manfaat bagi puskesmas adalah dapat meningkatkan citra dan kualitas pelayanan puskesmas marobea kabupaten muna barat di mata masyarakat

3. Manfaat bagi penulis adalah terlaksananya kegiatan aktualisasi sebagai bagian dari latihan dasar CPNS

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pelaksanaan aktualisasi ini untuk Optimalisasi mengenai pentingnya penggunaan antibiotik yang tepat pada masyarakat melalui kegiatan sosialisasi di wilayah kerja puskesmas marobea kecamatan sawerigadi kabupaten muna barat

1.5 Waktu Dan Tempat 1.4.1. Waktu

Pelaksanaan kegiatan aktualisasi lapangan (off class) ini dilaksanakan berdasarkan kalender Latihan Dasar CPNS Golongan II lingkup Pemerintah Kabupaten Muna Barat yaitu di mulai tanggal 16 september – 12 November 2021.

1.4.2. Tempat

Lokasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini bertempat di Puskesmas Marobea Kabupaten Muna Barat.

(14)

5 BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN PERAN ASN

2.1 Umum Organisasi

Gambar 2.1 foto puskesmas

Puskesmas marobea merupakan salah satu puskesmas yang ada di kabupaten Muna Barat, yang menyelenggarakan upaya–upaya kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal di wilayah kerjanya. Puskesmas Marobea sebagai salah satu unsur pelaksana pemerintah daerah yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dibidang kesehatan Khususnya di wilayah Kecamatan Sawerigadi dan sekitarnya.

(15)

6 2.1.1. Kedudukan Organisasi

Puskesmas Marobea merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang difungsikan mulai pada tanggal 1 mei tahun 2014. Puskesmas Marobea merupakan salah satu puskesmas dari 15 (lima belas) puskesmas dan 11 (sebelas) kecamatan yang ada di kabupaten Muna Barat yang beralamatkan di Desa Marobea Kec.

Sawerigadi kab. Muna Barat dengan luas wilayah 102, 60 km2, dengan jumlah penduduk 3987 jiwa dan 833 KK.

Tabel 2.1.1 Jumlah Penduduk Setiap Kelurahan / Desa Puskesmas Marobea Tahun 2019

No Desa/Kelurahan

Jumlah penduduk Jumlah KK

L P JUMLAH

1 Marobea 509 518 1027 254

2 Ondoke 604 616 1220 321

3 Lakalamba 286 338 624 156

4 Lawada Jaya 295 620 1116 295

JUMLAH 1026 2019 3987 833

Sumber: profil Puskesmas Marobea, 2019 2.1.2. Visi misi organisasi

a.

Puskesmas Marobea merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan kesehatan yang mudah diakses dan selalu siap ,mempunyai Visi“ Terwujudnya Derajat Kesehatan Masyarakat yang Efisien Dan Optimal ” Dengan Motto Anda Sehat Kami Bahagia.

(16)

7 b. Misi

Secara bertahap untuk mewujudkan visi tersebut , Puskesmas Marobea menetapkan 4(empat) misi yang akan dilaksanakan, yaitu :

1) Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas.

2) Menerapkan pelayanan yang profesional sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

3) Menggerakan masyarakat berprilaku hidup bersih dan sehat 4) Meningkatkan peran serta aktif masyarakat terhadap kesehatan.

2.1.3 Nilai Organisasi WISATA”

“Waspada, Inovatif, Sehat, Aman, Tertib, dan Apik”

• Waspada : Setiap petugas/warga harus selalu waspada terhadap hal-hal yang potensial menimbulkan penyakit.

• Inovatif : Senantiasa mengembangkan inovasi terhadap sistem, proses, penampilan, maupun penyelesaian masalah, guna meningkatkan kualitas pelayanan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

• Sehat : Mengupayakan masalah yang sehat melalui pembangunan berwawasan kesehatan.

• Aman : Mampu menciptakan stabilitas kesehatan di wilayah kerja dengan berbagai parameter, sehingga tercipta masyarakat yang sehat, menurunkan angka mordibitas dan angka mortalitas.

• Tertib : Tertib administrasi, tertib budaya kerja dan disiplin pegawai sesuai perundangan yang berlaku.

• Apik : Lingkungan yang asri, bersih, sehat, nyaman, dan penampilan petugas yang menyenangkan dan ramah.

(17)

8 2.1.4.struktur oranisasi puskesmas marobea

KASUBAG TU NUNUNG FITRIANA, AM. KEB

SIMPUS & SP2TP WA ODE OMA, A.Md. Keb

KEPEGAWAIAN & UMUM NUNUNG FITRIANA, AM. Keb

KEUANGAN Ns. SAIMUDDIN HAJAR, S. Kep

Pj. JARINGAN & JEJARING FASYANKES YANTI, AM. Keb

PENANGGUNG JAWAB UKP Dr. IRWANDI ZAKARIA

UKM ESENSIAL RAHMATIA EBA, AMG

TIM PENCEGAHAN &

PENGENDALIAN INFEKSI

PENANGGUNG JAWAB UKM RAHMATIA EBA, AMG

UKM PENGEMBANGAN AWAL MIDIN, SKM

TIM KESELAMATAN PASIEN TIM AUDIT INTERNAL

TIM MUTU

KEPALA PUSKESMAS JULIATI, SKM

(18)

9 2.1.5.Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

1) Tugas Pokok

Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan diPuskesmas Marobea dalam rangka mendukung terwujudnya “marobea sehat”.

2) Fungsi organisasi

a. Penyelanggaraan UKM tingkat pertama diWilayah Kecamatan Sawerigadi b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di Wilayah Kecamatan Sawerigadi 2.1.6. Tugas Pokok Dan Fungsi Farmasi

1. Mengumpulkan bahan-bahan atau data-data dan berbagai sumber/acuan dalam rangka penyiapan rencana kegiatan kefarmasian

2. Mengumpulkan data-data dalam rangka perencanaan perbekalan farmasi

3. Menimbang dan atau mengukur bahan baku dalam rangka produksi sediaan farmasi Non steril.

4. Menyiapkan ruangan, peralatan dan bahan-bahan untuk kegiatan produksi dalam rangka produksi sediaan farmasi steril

5. Mengemas alat-alat dalam rangka sterilisasi sentral

6. Menerima dan memeriksa perbekalan farmasi dalam rangka penerimaan perbekalan farmasi

7. Menyiapkan perbekalan farmasi dalam rangka penyimpanan perbekalan farmasi

8. Menerima dan menyeleksi persyaratan administrasi resep serta menghitung harga obatnya dalam rangka Dispensing resep individual

(19)

10 2.1.7 Tenaga Kesehatan

Tabel 2.1.7 Rekapitulasi Sumber daya Manusia Puskesmas Marobea Kabupaten Muna BaratTahun 2019

NO

Jenis Tenaga Medis/Paramedis/

Non Medis

PNS NUSANTARA

SEHAT NON PNS JUMLAH

1 Dokter Umum 1 0 0 1

2 Dokter Gigi 0 0 0 0

3 S.1 Kesmas 2 0 3 5

4 D.3 Kesmas 0 0 1 1

5 Perawat 5 1 2 8

6 Bidan 4 0 12 16

7 Perawat Gigi 0 0 1 1

8 Gizi 1 1 0 2

9 Laboratorium 0 1 1 2

10 Apotik 0 1 1 2

11 Sopir 0 0 1 1

12 Claning Service 0 0 1 1

JUMLAH 13 4 23 40

Sumber : Data kepegawaian Puskesmas Marobea

(20)

11

2.2. Konsepsi nilai dasar, kedudukan dan peran ASN 2.2.1. Akuntabilitas

Responsibilitas adalah Kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.

Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan masyarakat (publik trust) kepada birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya mampu berperan sebagai control demokrasi, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

a. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan,yaitu:

1) Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya;

2) Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi;

3) Integritas: konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan;

4) TanggungJawab: kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban;

5) Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang;

6) Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas;

7) Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan,dan

(21)

12

8) Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

b. Jenis-jenis Akuntabilitas

Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:

1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas yang lebih tinggi.

2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.

c. Tingkatan Akuntabilitas

Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan, yaitu:

1). Akuntabilitas Personal;

2). Akuntabilitas Individu;

3). Akuntabilitas Kelompok;

4). Akuntabilitas Organisasi, dan 5). Akuntabilitas Stakeholder d. Aspek Akuntabilitas

Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain:

1). Akuntabilitas adalah sebuah hubungan ( accountability is a relationship );

2). Akuntabilitas berorientasi pada hasil ( accountability is result soriented );

3). Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan ( accountability requires reporting );

4). Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is meaningless without consequences), dan

5). Akuntabilitas memperbaiki kinerja ( accountability improves performance ).

2.2.2 Nasionalisme

Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Ada lima indicator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu a. SilaPertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

(22)

13

1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;

3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

4) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa;

6) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa;

7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

b. Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab

1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa;

2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan 17 sebagainya.;

3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia;

4) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia;

5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain;

6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;

7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;

8) Berani membela kebenaran dan keadilan,

9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

(23)

14

10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

c. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

1) Mampu menempatkan persatuan,kesatuan,serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan;

2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.;

3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah airdan bangsa;

4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia 5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,

dan keadilan social;

6) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social;

7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama;

2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;

3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama;

4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan;

5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah;

6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah;

7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan;

8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur;

(24)

15

9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepadaTuhan Yang Maha Esa,menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama, dan

10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan

e. Sila Kelima: Keadilan social bagi seluruhI ndonesia

1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong royongan;

2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama;

3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;

4) Menghormati hak orang lain;

5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri;

6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain;

7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-halyang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah;

8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.;

9) Suka bekerja keras.;

10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Dan

11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

2.2.3 Etika Publik

Etika dapat dipahami sebagai system penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal- hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila- nilai yang dianut:

(25)

16

a. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:

1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;

2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi, dan

3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.

b.Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik,yaitu:

1) DimensiKualitasPelayananPublik;

2) Dimensi Modalitas,dan

3) DimensiTindakan Integritas Publik c. Indikator nilai-nilai dasar etika publik,yaitu:

1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;

2) Setia dan mempertahankan Undang-undang dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945

3) Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak 4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

5) Menciptakan lingkungan kerja yang non Diskriminatif 6) memelihara dan menjunjung tinggi standart etika luhur

7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanyaKepada publik

8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan Dan program pemerintah;

9) Memberikan layanan kepada publik secara secar ajujur, tanggap, cepat,tepat, akurat, berdayaguna, berhasil guna,dan santun;

10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;

11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;

12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong Kinerja pegawai;

13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan ,dan

14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang Demokratis sebagai perangkat sistem karir

(26)

17 2.2.4 Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada Orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga Mutu kinerja pegawai.Komitmen mutu merupakan pelaksanaan Pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,dipersepsikan oleh individu terhadap produk/jasa berupa ukuran baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.

a. Nilai-nilai Komitmen Mutu

1) Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna,dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja;

2) Efisiensi: dapatdihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan

3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk melakukan perubahan, atau bias juga karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru sebagaia aratur penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin, dan

4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.

(27)

18

b) Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:

1) Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi

2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;

3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan dengan tanggap

4) Assurance (jaminan),yaitu mencakup kemampuan,kesopanan,dan sifat dapat dipercaya,dan

5) Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,komunikasi yang baik,dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada level puncak (corporate level) bertanggungjawab atas mutu layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level fungsional bertanggung jawab atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan diunit-unit pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan aktivitas/rencanaaksi yang dilaksanakan dimasing-masing unit kerja.

2.2.5 Anti Korupsi

Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian keuangan negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang tidak hanya bersifat jangka pendek tetap dapat pulabersifat jangka panjang. Membahas fenomena dampak korupsi sampai pada kerusakan kehidupan dan dikaitkan dengan tanggungjawab manusia sebagai yang diberi amanah untuk mengelolanya dapat menjadi sarana untuk memicu kesadaran diripara PNS untuk anti korupsi. Kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusiadimuka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi.

(28)

19

Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah Internalisasi integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang menjalankan system integritas dengan baik. Identifikasi nilai dasar anti korupsi memberikan nilai-nilai dasar anti korupsi yang prioritas dan memiliki signifikan yang tinggi bagi Anda,dengan jumlah nilai yang semakin sedikit maka proses internalisasinya lebih mudah karena Anda dapat memfokuskan sumber daya waktu dan energy yang Andadimiliki.Penyelarasan nilai anti korupsi dengan nilai-nilai organisasi merupakan kontribusi Anda untuk dapat mengetahui

“apakah nilai-nilai organisasi yang akan menjadi tempat Anda bekerja, telah selaras dan menampung secara maksimal nilai-nilai dasar anti korupsi?”.

Penanaman nilai integritas dapat dilakukan denganpendekatan beragam cara, diantaranya melalui Kesediaan, Identifikasi dan Internalisasi.Tingkat permanen sipenanaman ataupun perubahan sikap dan perilaku melalui pendekatan internalisasi akan lebih permanen dibandingkan dengan identifikasi dan kesediaan .Nilai, keyakinan, kebiasaan, dan konsep diri manusia terdapat pada area bawah sadar.Untuk melakukan penanaman atau perubahan nilai, keyakinan, kebiasaan dan konsep diri, perlu dilakukan dengan pendekatan atau teknik khusus yang cocok untuk bawah sadar.

2.2.6 ManajemenASN

Yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari prakti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja(PPPK). Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut: Pelaksana kebijakan publik, Pelayan publik, serta Perekat dan pemersatu bangsa.

(29)

20

Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya makaASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilakuASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN

menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN

mendukung pencapaian tujuan dansasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepuasan masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam pelaksana aseleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dana dilbagi pegawai.

Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK . Manajemen PNS meliputi penyusunan Dan penetapan kebutuhan, pengadaan ,pangkat dan jabatan, Pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua ,dan perlindungan Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan;

disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utamadan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif dikalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pejaba Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat PimpinanTinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut

(30)

21

melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggihanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara.

Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negaradiberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS.

2.2.7 Whole Of Government (WoG)

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektord alam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan tujuan Pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah Kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

Terdapat beberap aalasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik.

Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan.

Satu sector bisa menjadi sangat superior terhadap sektorlain, atau masing-masing sector tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru kontra produktif atau „saling membunuh‟. Masing-masingsektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang

(31)

22

lainnya. Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa.

Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong tumbuhnya nilai nilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.

Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal

1. Penguatan koordinasi antar lembaga, penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya, span of control atau rentang kendali yang rasional akan sangat terbatas.

Salah satu alternativenya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah;

2. Membentuk lembaga koordinasi khusus, pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikannya;

3. Membentuk gugus tugas yang merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan diluar struktur formal,yang sidatnya tidak permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya menjadisalah satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordinasit di,dan

4. Koalisi sosial, ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sector atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi ini.

DiAustralia dalam masa pemerintahan Howard melakukan hal ini dengan mendorong inisiatif koalisi social antar aktor pemerintah, bisnis dan kelompok masyarakat. Koalisi sosial ini mendorong adanya penyamaan nilai dan presepsi tentang suatu hal, sehingga pada akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah

(32)

23

Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek antara lain adalah: kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budayaorganisasi, serta kepemimpinan.

Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. etnis pelayanan publik yang dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah Pelayanan yang Bersifat Adminisitratif, PelayananJasa,Pelayanan Barang, Pelayanan regulatif

Adapun berdasarkan polanya, pelayanan publik dapat dibedakan juga dalam 5 (lima) macam pola pelayanan yang masing-masing diuaraikan sebagai mana berikut in

1) PolaPelayananTeknisFungsional;

2) PolaPelayananSatuAtap;

3) PolaPelayananSatuPintu;

4) PolaPelayanTerpusat;dan 5) PolaPelayananElektroniki

Asas-AsasterkaitdenganImplementasi WoG:

1) AsasKepastianHukum;

2) AsasKepentinganUmum;

3) AsasAkuntabilitas;

4) AsasProporsionalitas;

5) AsasProfesionalitas;

6) AsasKeterbukaan;

7) AsasEfisiensi;dan 8) AsasEfekt

2.2.8 Pelayanan Publik

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik menyatakan bahwa pelayanan public adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhanPelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu pertama, organisasi penyelenggara pelayanan publik,kedua,penerima layanan (pelanggan) yaitu orang,masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan ketiga, kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan). Definisi pelayanan publik

(33)

24

dalam UU No.25 Tahun 2009 sangat sempit, karena ruang lingkup pelayanan yang disebut sebagai pelayanan publik sangat terbatas, dan bentuk kegiatan pelayanan publik sebagaimana diatur dalam pasal 5 ayat 3dan 4 juga sangat sempit karena pelayanan kebutuhan barang publik bagi masyarakat hanya diartikan sebagai pengadaan barang/jasa diinstansipemerintah.Sembilan prinsip pelayanan public yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:Partisipatif, Transparan, Responsif, NonDiskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif dan Efisien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan.

2.2.9 Identifikasi isu

Sebelum penetapan judul terlebih dahulu di lakukan identifikasi dan penetapan isu berdasarkan pengamatan penulis selama bertugas di puskesmas marobea kabupaten muna barat. Setelah menemukan isu-isu,tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi isu tersebut terkait kondisi saat inidan kondisi yang di harapkan penulis. Dari hasil identifikasi tersebut akan menghasilkan isu yang layak dan dijadikan aktualisasi.Beberapa isu berikut di temukan oleh penulis dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai pelaksana/terampil –asisten apoteker di puskesmas marobea kabupaten muna barat.

tabel 2.2.9 Tabel identifikasi isu berdasarkan tupoksi NO Pelaksanaan tugas atau fungsi yang

belum optimal

Isu teridentifikasi Deskripsi keterkaitan dengan agenga III 1. Masih rendahnya pengetahuan

masyarakat tentang pentingnya penggunaan antibiotik yang tepat

Belum optimalnya sosialisasi mengenai pentingnya

penggunaan antibiotik yang tepat

Menajeman ASN:

Rendahnya inovasi pelayan Kesehatan

Whole of

Government

Kurangnya koordinasi dengan petugas yang lain

Pelayanan publik :

(34)

25

Pelayanan Rendahnya partisipatif dan responsive

2. Rendahnya ketersediaan etiket obat di apotek

Belum Optimalnya ketersediaan etiket di apotek

Menajemen ASN : Rendahnya inovasi pelayan kesehatan

Whole of

Government:

Koordinasi dengan petugas rekam medis dalam penyediaan etiket obat

Pelayanan publik : Pelayanan belum efisen dan efektif 3. Pencatatan kartu stok di apotik belum

optimal

Belum optimalnya pencatatan kartu stok di apotek

Menajemen ASN:

Rendahnya inovasi petugas Farmasi

Whole of

Gofernment:

Rendahnya kordinasi dengan petugas kesehatan.

Pelayanan publik:

Pelayanan belum efektif.

(35)

26 2.2.10. Menetapkan isu prioritas

Dalam penetapan isu yang dangkat penulis menggunakan tekhnis USG yang mana pengertian USG adalah sebagai berikut.

URGENCY : Seberapa mendesak suatu isu harus di bahas, dianalisis, dan di tindak lanjuti.

SERIOUSNESS : Seberapa serius suatu isu harus di bahas di kaitkan dengan akibat yang di timbulkan.

GROWHT : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak di tangani sebagaimana mestinya.

Tabel 2.2.10 penetapan dan analisis isu N

o

Masalah /isu actual Kriteria

SKOR

U S G

1 Ketersediaan etiket obat di apotik belum optimal

4 3 4 11

2. Belum optimalnya sosialisasi mengenai pentingnya penggunaan antibioti yang tepat

5 5 5 15

3 Pencatatan kartu stok di apotik yang belum optimal

4 4 3 11

Keterangan :

- Angka 5 :sangat gawat/mendesak/cepat - Angka 4: gawat/mendesak/cepat

- Angka 3: Cukup gawat /mendesak/cepat - Angka 2: Kurang gawat/mendesak/cepat - Angka 1: tidak gawat /mendesak/cepat

(36)

27

Berdasarkan penetapan analisis USG tersebut, Maka kesimpulan yang di peroleh mengarah pada isu Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan antibiotik

2.2.11.Analisis isu (peta permasalahan)

Isu yang di angkat pada kegiatan aktualisasi ini adalah “ Kurangnya pengetahuan pasien tentang penggunaan antibiotik. Dampak yang terjadi jika isu ini tidak di selesaikan akan mengakibatkan resistensi terhadap pengguna antibiotik.

Gambar 2.2.11.Analisis Isu

Masalah

penyebab

Akar penyebab

Belum optimalnya sosialisasi mengenai pentingnya penggunaan antibiotik yang tepat

Rendahnya informasi obat tentang antibiotik

Rendahnaya pengetahuan tentang bahaya

antibiotik

Rendahnya media Edukasi dan

sosialisasi

Rendahnya informasi obat yang di

dapat

Rendahnya informasi yang di

berikan tenaga kesehatan

Rendahnya Disiplin pemberian informasi tentang

antibiotik

Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya penggunaan antibiotik di puskesmas Marobea Kabupaten Muna Barat

(37)

28 BAB III

RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI 3.1.Kegiatan terpilih pemecahan isu

Adapun kegiatan-kegiatan yang di rencanakan dalam pemecahan isu pada puskesmas marobea kabupaten Muna Barat antara lain:

1. Melakukan konsultasi kepada pemimpin tentang kegiatan yang akan di laksanakan 2. Membuat media informasi leaflet dan poster

3. Melakukan sosialisasi tentang penggunaan antibiotik 4. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan

3.2. Deskripsi Rencana Kegiatan

Unit Kerja : Puskesmas Marobea

Identifikasi : Belum optimalnya sosialisasi mengenai pentingnya penggunaan Obat antibiotik yang tepat

Judul yang di angkat : Optimalisasi penggunaan obat antibiotik yang tepat pada masyarakat melalui kegiatan sosialisasi di wilayah kerja puskesmas marobea kecamatan sawerigadi kabupaten muna bara

(38)

29

Tabel 3.2: Rancangan Kegiatan Aktualisasi

NO Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan substansi dengan ANEKA

Kontribusi

terhadap Visi

dan Misi

Organisasi

Penguatan Nilai-Nilai Organisai

1 2 3 4 5 6 7

1 Melakukan Konsultasi dengan kepala puskesmas

1. Menyiapkan Bahan Konsultasi

a.Tersedianya bahan konsultasi hasil:Bahan

konsultasi

Akuntabilitas : Penulis akan menyampaikan rencana kegiatan dengan jelas dan lengkap.

Nasionalisme: pimpinan dan staf bertemu terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan, serta berkonsultasi terkait pelaksanaan kegiatan dengan cara musyawarah dan mencapai mufakat bersam

Etika publik : Berbicara sopan dan santun

Komitmen mutu :Saya

• Mendukung visi

Puskesmas Marobea yaitu Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang efisien dan optimal.

• Mendukung misi

puskesmas yaitu

Memberikan

Dengan adanya

kegiatan ini dapat

memperkuat nilai

organisasi yaitu WISATA (Waspada, Inovatif, Sehat, Aman, Apik)

(39)

30

akan menyiapkan hasil rancangan dengan tepat waktu.

Anti korupsi: Menyiapkan hasil rancangan dengan jujur

kesehatan yang dasar yang

berkualitas.

2.Menyampaikan konsep rancangan aktualisasi kepada kepala puskesmas

b.Tersampaikannya konsep rancangan aktualisasi kepada kepala puskesmas Hasil:

Dokumentasi

Akuntabilitas :

menyampaikan rencana kegiatan dilakukan dengan prinsip kejelasan dan kesesuaian materi dengan tujuan

Nasionalisme : Penulis akan menyampaikan hasil rancangan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan jelas.

Etika Publik : berperilaku

yang sopan dan

• Mendukung visi

Puskesmas Marobea yaitu Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang efisien dan optimal.

• Mendukung misi

puskesmas yaitu

Dengan adanya

kegiatan ini dapat

memperkuat nilai

organisasi yaitu WISATA (Waspada, Inovatif, Sehat, Aman, Apik)

(40)

31

berpenampilan rapih serta bertutur kata yang santun Komitmen Mutu :

tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, serta dapat bermanfaat bagi Puskesmas

Anti Korupsi : bertemu dengan pimpinan sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama

Memberikan kesehatan yang dasar yang

berkualitas.

3. Mencatat arahan dan dan masukan kepala puskesmas

c.Adanya arahan dan masukan kepala puskesmas Hasil : Catatan arahan dan masukan kepala puskesmas

Akuntabilitas :

menyampaikan rencana kegiatan dilakukan dengan prinsip kejelasan dan kesesuaian materi dengan tujuan

Nasionalisme : pimpinan dan staf bertemu terlebih

dahulu sebelum

melakukan kegiatan, serta

• Mendukung visi

Puskesmas Marobea yaitu Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang efisien dan optimal.

Dengan adanya

kegiatan ini dapat

memperkuat nilai

organisasi yaitu WISATA (Waspada,

(41)

32

berkonsultasi terkait pelaksanaan kegiatan dengan cara musyawarah dan mencapai mufakat bersama

Etika Publik : berpakaian rapid an bersikap sopan Komitmen Mutu :

tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, serta dapat bermanfaat bagi puskesmas

Anti Korupsi :

Menyiapkan hasil

rancangan dengan jujur

• Mendukung misi

puskesmas yaitu

Memberikan kesehatan yang dasar yang

berkualitas.

Inovatif, Sehat, Aman, Apik)

Analisis Dampak

Perkiraan hambatan : Tidak dapat bertemu dengan Mentor/Kepala Puskesmas Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Tertundanya pelaksanaan Konsultasi.

Alternatif solusi : Berkoordinasi dengan atasan dan menentukan jadwal sebelum melakukan konsultasi

(42)

33 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil

Keterkaitan substansi dengan ANEKA

Kontribusi

terhadap Visi

dan Misi

Organisasi

Penguatan Nilai-Nilai Organisai

1 2 3 4 5 6 7

2 Membuat media informasi (leaflet dan poster)

a. Membuat desain leaflet dan poster

a. Adanya desain leaflet dan poster Hasil: Desain leaflet dan poster

Akuntabilitas : Tanggung jawab

Nasionalisme : Menggunakan bahasa yang baik dan benar Etika Publik : Terbuka dan jujur dalam memberikan informasi Komitmen Mutu : Mendesain leaflet dan poster sebaik mungkin Anti Korupsi : Pembuatan leaflet dan poster tidak menggunakan komputer kantor

• Mendukung visi

Puskesmas Marobea yaitu Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang efisien dan optimal.

• Mendukung misi

puskesmas yaitu

Memberikan kesehatan

Dengan adanya

kegiatan ini dapat

memperkuat nilai

organisasi yaitu WISATA (Waspada, Inovatif, Sehat, Aman, Apik)

(43)

34

yang dasar yang

berkualitas.

b.Menyampaikan kepada pimpinan mengenai desain leaflet dan poster

b. tersampaikannya mengenai desain leaflet dan poster kepada pimpinan Hasil: dokumentasi

Akuntabilitas : Tanggung jawab

Nasionalisme : menggunakan bahasa Indonesia yang Baik dan Benar.

Etika Publik : terbuka dan jujur dalam memberikan informasi Komitmen Mutu : Memperlihatkan hasil desain leaflet dan poster Anti Korupsi : Penyampaian desain leaflet dilakukan dengan penuh tanggung jawab

• Mendukung visi

Puskesmas Marobea yaitu Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang efisien dan optimal.

• Mendukung misi

puskesmas yaitu

Memberikan kesehatan yang dasar yang

berkualitas.

Dengan adanya

kegiatan ini dapat

memperkuat nilai

organisasi yaitu WISATA (Waspada, Inovatif, Sehat, Aman, Apik)

(44)

35 c.Mencetak leaflet

dan poster tentang antibiotik

c.tercetaknya leaflet dan poster tentang arti pentingnya antibiotik

Hasil: leaflet dan poster

Akuntabilitas : Tanggung jawab , pembuatan Leaflet dan poster dilakukan dengan penuh tanggung jawab Nasionalisme : Tidak

menuntut untuk

mendapatkan lebih dari

apa yang sudah

diupayakan.

Etika Publik : terbuka dan jujur dalam memberikan informasi Komitmen Mutu : Membuatleaflet dan poster sebaik mungkin agar mudah di pahami dan di terima oleh oleh masyarakat

Anti Korupsi : Tidak Menggunakan printer kantor

• Mendukung visi

Puskesmas Marobea yaitu Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang efisien dan optimal.

• Mendukung misi

puskesmas yaitu

Memberikan kesehatan yang dasar yang

berkualitas.

Dengan adanya

kegiatan ini dapat

memperkuat nilai

organisasi yaitu WISATA (Waspada, Inovatif, Sehat, Aman, Apik)

(45)

36 Analisis Dampak

Perkiraan hambatan : bahan yang kurang menarik

Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Tertundanya pelaksanaan sosialisasi

Alternatif solusi : Melakukan konsultasi dengan mentor/ atasan dan kepala Puskesmas

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan substansi dengan ANEKA

Kontribusi

terhadap Visi

dan Misi

Organisasi

Penguatan Nilai-Nilai Organisai

1 2 3 4 5 6 7

3 Melakukan sosialisasi tentang penggunaan antibiotik

a.Menyiapkan bahan materi sosialisasi

a.Tersedianya bahan materi sosialisasi

hasil:

Bahan sosialisasi

Akuntabilitas : Menyiapkan bahan yang mudah di pahami dengan penuh tanggung jawab

Nasionalisme :

Menyiapkan materi dengan bahasa yang mudah di pahami

Etika Publik : jujur dan

terbuka dalam

menyiapkan materi

• Mendukung visi

Puskesmas Marobea yaitu Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang efisien dan optimal.

• Mendukung misi

Dengan adanya

kegiatan ini dapat

memperkuat nilai

organisasi yaitu WISATA (Waspada, Inovatif, Sehat, Aman,

(46)

37

Komitmen Mutu : membuat materi secara efektif

Anti Korupsi : Tanggung jawab

puskesmas yaitu

Memberikan kesehatan yang dasar yang

berkualitas.

Apik)

b.Menyiapkan ruangan sosialisasi

b. Adanya ruangan sosialisasi

hasil:

Dokumentasi

Akuntabilitas : tahap ini dilaksanak dengan penuh Tanggung jawab

Nasionalisme : mengutamakan

kepentingan umum

Etika Publik : Menata ruangan dengan rapi Komitmen Mutu : Melakukan kegiatan secara Efektifitas

Anti Korupsi : Tanggung Jawab

• Mendukung visi

Puskesmas Marobea yaitu Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang efisien dan optimal.

• Mendukung misi

puskesmas yaitu

Memberikan

Dengan adanya

kegiatan ini dapat

memperkuat nilai

organisasi yaitu WISATA (Waspada, Inovatif, Sehat, Aman, Apik)

(47)

38

kesehatan yang dasar yang

berkualitas.

c.Mempersiapkan media sosialisasi (Laptop)

c. Adanya media sosialisasi hasil:dokumentasi

Akuntabilitas : Tanggung jawab untuk melaksanakan Tugas Nasionalisme : Bertanggung jawab

Etika Publik : terbuka dan jujur

Komitmen Mutu : Efektifitas

Anti Korupsi : mandiri dan kerja keras

• Mendukung visi

Puskesmas Marobea yaitu Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang efisien dan optimal.

• Mendukung misi

puskesmas yaitu

Memberikan kesehatan yang dasar yang

Dengan adanya

kegiatan ini dapat

memperkuat nilai

organisasi yaitu WISATA (Waspada, Inovatif, Sehat, Aman, Apik)

(48)

39

berkualitas.

d.Melakukan sosialisasi

Terlaksananya kegiatan kegiatan

Hasil:

Dokumentasi Kegiatan/video

Akuntabilitas;

Tahapan ini dilaksanakan dengan nilai dasar dengan penuh tanggung jawab Nasionalisme;

Penggunaan bahasa Indonesia yang baku dan benar agar muda dipahami oleh Masyarakat sehingga sosialisasi yang disampaikan dimengerti

dan dapat

diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari.

Etika publik;

Bersikap ramah dan tutur kata yang sopan saat menyampaikan materi agar masyarakat dengan mudah memahami tentang pentingnya penggunaan

• Mendukung visi

Puskesmas Marobea yaitu Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang efisien dan optimal.

• Mendukung misi

puskesmas yaitu

Memberikan kesehatan yang dasar yang

berkualitas.

Dengan adanya

kegiatan ini dapat

memperkuat nilai

organisasi yaitu WISATA (Waspada, Inovatif, Sehat, Aman, Apik)

(49)

40

antibiotik yang tepat Komitmen mutu;

Tahapan ini dilaksanakan dengan nilai dasar dengan cara efektif, efisien dan inofatif agar materi yang disampaikan dapat mudah dipahami dan diterimah oleh Masyarakat

Anti korupsi;

Melakukan kegiatan dengan tanggung jawab dan mandiri

Analisis Dampak

Perkiraan hambatan : Masyarakat yang terkait tidak hadir.

Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Tertundanya pelaksanaan sosialisasi

Alternatif solusi : Berkoordinasi dan menentukan jadwal sebelum melakukan Sosialisasi

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/HAsil Keterkaitan substansi dengan ANEKA

Kontribusi terhadap Visi

dan Misi

Organisasi

Penguatan Nilai-Nilai Organisai

Referensi

Dokumen terkait

Tentang Penerapan Perilaku Sopan Santun Bagi Siswa Melalui Pembentukan Duta Salam,Senyum,Sapa,Sopan Dan simpatik (5s) Di Sd Negeri 1 Tombula Jaya Kabupaten Buton

Deskripsi Kegiatan Proses pelaksanaan kegiatan ini, penulis juga melakukan konsultasi dengan praktisi eco enzyme (Ir. Tery Paki, M.Si) yang merupakan dosen salah satu

Penguatan Nilai Organisasi : Pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan nilai – nilai ANEKA, maka berkaitan dengan nilai dari organisasi yaitu Berinovatif,

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatNya sehingga rancangan pelaksanaan kegiatan aktualisasi

6. Pelaksanaan administrasi dinas.. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Bupati sesuai tugas dan fungsi dinas Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman mempunyai tugas

Dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran penulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan lebih mengutamakan kepentingan siswa yaitu agar siswa lebih

Tujuan khusus aktualisasi CPNS pada kegiatan ini adalah meningkatnya motivasi belajar siswa pada operasi hitung Bilangan Bulat dengan menggunakan media gambar tempel

Hasil dari pelaksanaan aktualisasi “Optimalisasi Penyimpanan Berkas Kegiatan Tera, Tera Ulang dan Pengawasan Perdagangan Berbasis Google drive di Bidang Metrologi