LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
JUDUL :
PENERAPAN PERILAKU SOPAN SANTUN BAGI SISWA MELALUI PEMBENTUKAN DUTA SALAM,SENYUM,SAPA,SOPAN DANSIMPATIK (5S) DI SD NEGERI 1 TOMBULA
JAYA KABUPATEN BUTON UTARA
Oleh :
LA ODE UMARHADI, S.Pd.I NIP. 198608072019031005
NDH : 32
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LXXVIII TAHUN 2020
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI 2020
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
JUDUL :
PENERAPAN PERILAKU SOPAN SANTUN BAGI SISWA MELALUI PEMBENTUKAN DUTA SALAM,SENYUM,SAPA,SOPAN DANSIMPATIK (5S) DI SD NEGERI 1 TOMBULA
JAYA KABUPATEN BUTON UTARA
Oleh :
LA ODE UMARHADI, S.Pd.I NIP. 198608072019031005
NDH : 32
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LXXVIII TAHUN 2020
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI 2020
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Jalan Chairil Anwar No. 8 APuwatuTlp.3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
PENERAPAN PERILAKU SOPAN SANTUN BAGI SISWA MELALUI PEMBENTUKAN DUTA SALAM,SENYUM,SAPA,SOPAN DAN SIMPATIK (5S) DI SD NEGERI 1 TOMBULA JAYA KABUPATEN
BUTON UTARA
Oleh :
LA ODE UMARHADI, S. Pd.I NIP.198608072019031005
NDH : 32
Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal: 2 Desember 2020
di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara
COACH,
ABDUL RAHMAN, S.SOs
MENTOR,
LA ODE SANURUFI NIP.19820902 200904 I 002 NIP.19701231 199403 1 030
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 APuwatuTlp.3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
PENERAPAN PERILAKU SOPAN SANTUN BAGI SISWA MELALUI
PEMBENTUKAN DUTA SALAM,SENYUM,SAPA,SOPAN DAN SIMPATIK (5S) DI SD NEGERI 1 TOMBULA JAYA KABUPATEN BUTON UTARA
Oleh :
LA ODE UMARHADI, S. Pd. I NDH : 32
Telah Diterima dan Diperbaiki Sesuai Masukan Penguji, Coach dan Mentor pada Seminar/ Evaluasi rancangan aktualisasi yang Diselenggarakan
Pada tanggal : 2 Desember 2020
Kendari, 2 Desember 2020
PENGUJI COACH MENTOR
ARDIN, SE, MM ABDUL RAHMAN LA ODE SANURUFI
NIP.19660220 198610 1 004 NIP.19820902 200904 1 002 NIP.197012311994031030
Mengetahui
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
SYAHRUDDIN NURDIN, SE PEMBINA UTAMA MUDA, GOL.VI/C
NIP.19660621 199012 1 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, kasih saying dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi dengan judul “Penerapan Perilaku Sopan Santun Bagi Siswa Melalui Pembentukan Budaya 5S Di SD Negeri 1 Tombula Jaya Kabupaten Buton Utara” ini dengan baik. Laporan Aktualisasi ini disusun sebagai sarana aktualisasi (penerapan) nilai-nilai dasar ASN (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi) dan peran kedudukan ASN dalam NKRI (Manajemen ASN, Pelayanan Publik, Whole of Government).
Penulis menyadari bahwa Laporan Aktualisasi ini dapat terwujud karena bantuan dan dorongan dari banyak pihak. Dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Bupati Buton Utara yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun Anggaran 2020
2. Bapak SYAHRUDDIN, SE selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara beserta jajarannya yang telah memfasilitasi dan mendukung kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Tahun Anggaran 2020
3. Kepala Dinas Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan yang telah mendukung kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS.
4. Bapak Abdul Rahman, S.Sos, Coach yang senantiasa dengan sabar dan teliti dalam proses pembimbinga penyusunan laporan pelaksanaan aktualisasi ini.
5. Bapak La Ode Sanurufi, S.Pd , selaku Mentor yang telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan laporan pelaksanaan aktualisasi ini.
6. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan banyak ilmu terkait nilai dasar ASN yang sangat bermanfaat khususnya dalam menyusun laporan pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan habituasi di unit kerja.
7. Seluruh panitia, Binsuh yang selalu sabar menghadapi kami serta memfasilitasi para peserta Diklatsar dengan baik.
8. Keluarga Besar SD Negeri 1 Tombula jaya atas dukungan dan kerjasamanya.
9. Keluarga besar Peserta Diklatsar CPNS Golongan III Khususnya Angkatan LXXVIII Kelas C Tahun 2020 yang selama ini telah bersama-sama dalam mengikuti semua tahapan Diklatsar.
10.Kedua orang tua dan mertua yang selalu memberi doa dan dukungan yang tak terhingga 11. Karniati, S. Pd.I (Istri) dan anak – anak tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan
dukungan penuh.
Penulis menyadari bahwa Laporan Aktualisasi ini masih banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis.Oleh karena itu semua saran yang bersifat membangun sangat diharapkan guna mengoptimalkan Laporan Aktualisasi dan habituasi dari nilai-nilai dasar ASN nantinya serta dapat memberikan manfaat untuk semua pihak.
Kendari, Oktober 2020
La Ode Umarhadi, S.Pd.I NIP. 19860807 201903 1 005
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Aparatur sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri danpegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansipemerintah.Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang di buat olehpejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas danmemper erat persatuan dan kesatuan NKRI.Setelah disahkannya Undang-undang (UU) ASN aparatur Negaramemiliki kekuatan dan kemampuan profesional kelas dunia,berintegritastinggi non parsial dalam melaksanakan tugas,berbudaya kerja tinggi nonparsial dan kesejahtraan tinggi,serta di percaya publik dengan dukunganSDM.
Fakta tentang kualitas pendidikan di Indonesia berasal dari survey OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) dilansir dari BBC menyatakan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia menepati urutun ke 69 dari 76 negara. Dalam hal ini, dunia pendidikan mempunyai andil yang cukup besar dalam mendongkrak kualitas. Pendidikan diharapkan mampu menyiapkan masyarakat Indonesia yang berkualitas dan berkompeten sehingga mampu bersaing dengan Negara lain.Pencapaian kesuksesan dalam dunia pendidikan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kualitas tenaga pendidik atau PNS. Pendidik yang berkualitas dan berkompeten akan mampu menghasilkan peserta didik yang berkualitas dan berkompeten pula.
Setelah disahkannya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (UU ASN No. 5 Tahun 2014) maka ASN dituntut untuk memiliki kemampuan profesional dan berintegritas tinggi pada profesi yang digelutinya. Maka dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan aktualisasi khususnya dalam pelayanan bidang pendidikan yang akan dilaksanakan di sekolah. Upaya-upaya tersebut dilakukan sebagai langkah dalam rangka membentuk Aparatur sipil negara profesional sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa.
Peraturan baru tentang tentang ASN tertuang dalam UU No.5 Tahun2014 sudah secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum di sebutsebagai birokrat bukan sekadar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujukkepada sebuah profesi pelayanan publik, maka dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan aktualisasi khususnya di
pelayanan bidang Pendidikan yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Tombula Jaya diera globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segalaaspek,termasuk terhadap mutu Pendidikan yang berkualitas. Dalammemajukan dunia pendidikan peran seorang guru sangatlah penting.Sehinggadengan demikian keberadaan guru yang berkompetensi merupakan syaratmutlak hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas.Untukmewujudkan guru yang memiliki kompetensi pemerintah telah engamanatkan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005, yakni mewujudkan guru yang berkualitas dan profesional.
Oleh karena itu standar guru profesional merupakan sebuah kebutuhan yang mendasar yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Hal initercermin dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun2003 pasal 35 ayat 1 bahwa: “Standar nasional pendidikan terdiri atas isi,proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana, dan prasarana,pengelolaan, pembinaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkansecara berencana dan berkala”.Tanggung jawab guru sebagai pengajar lebih menekankan kepadatugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas iniguru dituntut memiliki kompetensi yang dapat mendukung tugas tersebut,antara lain kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensiprofesional dan kompetensi sosial. Guru harus berusaha untuk memperhatikanapa yang sudah ada dan serta mengadakan penyempurnaan cara pengajaranagar prestasi siswa dapat ditingkatkan.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa tujuan pendidikan di Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang SISDIKNAS belum terlaksana secara maksimal. Sekolah pada umumnya lebih mementingkan aspek kognitif peserta didik dan mengabaikan perkembangan dan afektif dan psikomotor. Fenomena terkait rendahnya pendidikan karakter siswa di sekolah masih banyak ditemui.Khususnya di SD Negeri 1 Tombula Jaya ditemui beberapa permasalahan seperti masih banyaknya siswa yang tidak menggunakan bahasa yang baik dan sopan saat berbicara, berpakaian yang masih belum sesuai aturan, saling ejek antar sesama siswa dan kurangnya penerapan mengucapkan salam saat bertemu teman sebaya ataupun orang tua.. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum memahami bagaimana sebaiknya berperilaku yang baik dan benar di lingkungan sekolah ataupun di masyarakat.
Dari permasalahan tersebut, maka dibutuhkan layanan bimbingan keagamaan sebagai salah satu media untuk membantu siswa bersikap sopan santun dalam pembentukan karakter. Sopan santun sangat penting untuk diterapkan terutama dalam
menjalin hubungan sosial karena sikap ini sangat erat kaitanya dengan masyarakat. Oleh karena itu, semua pihak wajib mendorong perilaku kehidupan yang sopan dan santun, saling menghargai, yang muda menghargai yang tua, yang tua memberikan teladan, Tujuan dari pembentukan karakter ini untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus menerus dan melatih kemampuan demi menuju kearah hidup yang lebih baik. Pendidikan karakter dibutuhkan bukan sekedar membentuk pribadi siswa yang baik, tetapi juga menanamkan pemahaman tentang kebiasaan yang baik. Dari kebiasaan yang baik itu akan tercipta karakter siswa yang baik.
Penulis selaku PNS di SD Negeri 1 Tombula Jaya khususnya sebagai guru Pendidikan Agama Islam menginginkan peningkatan kegiatan-kegiatan untuk mengatasi permasalahan siswa dan berkontribusi aktif bersama seluruh stake holder sekolah dalam pencapaian visi sekolah yaitu “Berimtak, Berwawasan Lingkungan, Berbudi Pekerti Luhur, Jujur , Disiplin, Unggul Dalam Prestasi Dan Terciptanya Kewirausahaan”. Oleh karena itu, penulis menyusun rancangan aktualisasi yang berjudul “PENERAPAN PERILAKU SOPAN SANTUN BAGI SISWA MELALUI PEMBENTUKAN DUTA SALAM,SENYUM,SAPA,SOPAN DAN SIMPATIK (5S) DI SD NEGERI 1 TOMBULA JAYA KECAMATAN WAKORUMBA UTARA KABUPATEN BUTON UTARA”
B. Tujuan a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari rancangan aktualisasi adalah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam pelaksanaan tugas secara professional.
b. Tujuan Khusus
Mengoptimalkan bentuk pelayanan karakter dalam memaksimalkan penerapan perilaku sopan sntun untuk membentuk kepribadian siswa.
C. Manfaat
a. Manfaat bagi penulis
Terbentuknya seorang PNS sebagai agen perubahan di lingkungan sekolah, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS bermanfaat untuk membantu mewujudkan visi dan misi SD Negeri 1 Tombula Jaya.
b. Manfaat bagi organisasi
Pelayanan Bimbingan Keagamaan menjadi lebih maksimal dalam membentuk perilaku sopan santun siswa
c. Manfaat bagi siswa
Perilaku sopan santun memberi pengaruh positif terhadap pergaulan di lingkungan masyarakat.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup rancangan aktualisasi ini merupakan deskripsi dari kegiatan-kegiatan untuk memecahkan isu di SD Negeri 1 Tombula Jaya yaitu dalam upaya untuk menerapkan sikap sopan santun dalam rangka membentuk karakter Siswa di SD Negeri 1 Tombula Jaya.
Pelaksanaan aktualisasi ini akan dilaksanakan pada tanggal 2 November s.d 27 November 2020 di SD Negeri 1 Tombula Jaya.
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI,KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU
A. Gambaran Umum Organisasi a. Profil SD Negeri 1 Tombula Jaya
Sekolah Dasar Negeri 1 Tombula Jaya berlokasi di Kecamatan Wakorumba Utara, UPT Laeya, Kabupaten Buton Utara. Adapun profil sekolah secara lengkap yaitu:
Tabel 1.1 : Profil Sekolah
INFORMASI DATA SEKOLAH SD NEGERI 1 TOMBULA JAYA
No Data Keterangan
1. NPSN 69978356
2. Alamat UPT Laeya
a. Kecamatan Wakorumba Utara
b. Kabupaten Buton Utara
c. Provinsi Sulawesi Tenggara
4 Kode Pos -
5 Nomor Telp -
6 Nama Kepala Sekolah La Ode Sanurufi, S.Pd
7 Status Sekolah Negeri
8 Tahun berdiri 2014
9 Kepemilikan Tanah Hibah
a. Luas tanah 7500 M2
b. Luas Bangunan
Umumnya penduduk yang tinggal di sekitar SD Negeri 1 Tombula Jaya merupakan warga pendatang dari Pulau Jawa dan warga local sekitar, sehingga mayoritas penduduk di sekitaran sekolah menggunakan bahasa jawa dan bahasa daerah masyarakat lokal yaitu bahasa Muna. Transportasi yang digunakan untuk mencapai SD Negeri 1 Tombula Jaya siswa biasanya berjalan kaki.
SD Negeri 1 Tombula Jaya memiliki jumlah siswa sebanyak 73 orang. Sedangkan untuk pengajar terdiri dari 9 orang guru. SD Negeri 1 Tombula Jaya terdiri dari, 6 rombel yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas VI dengan 3 RKB.
B. Struktur Organisasi SD NEGERI 1 Tombula Jaya Tabel 1.2: Struktur Organisasi SD Negeri 1 Tombula Jaya
JENIS TUGAS NAMA
Kepala Sekolah La ode Sanurufi, S.Pd
Guru PAI La ode Umarhadi, S.Pd.I
Guru Kelas VI Siti Sarmiati, S.Pd
Guru Kelas V Wa ode Marlisa Tacher, S.Pd
Guru Kelas IV Wa Askurnia, S.Pd
Guru Kelas III Uliati, S.Pd
Guru Kelas II Wa ode Sri Yusni
Guru Kelas I Ariyanti Mariam Biarti, S.SI
Guru Olahraga Ruslin Adi Rayah
1.1 Baganstruktur organisasi sekolah
\
KEPALA SEKOLAH Drs. La Ode Sanurufi
WIRYAH KOMITE SEKOLAH
SITI SARMIATI,S.Pd GURU KLS VI
LA ODE UMARHADI,S.Pd.I GURU AGAMA
WD MARLISA, S.Pd GURU KLS V
WA ASKURNIA,S.Pd GURU KLS IV
ULIATI,S.Pd GURU KELAS III
WD SRI YUSNI GURU KELAS II
ARIANTI MARIAM B GURU KELAS I
RUSLIN ADI RAYAH GURU OLAHRAGA
ULIATI,S.Pd BENDAHARA
a. Visi dan Misi sekolah
Visi SD Negeri 1 Tombula Jaya“Berimtak, Berwawasan Lingkungan, Berbudi Pekerti Luhur, Jujur, Disiplin, Unggul Dalam Prestasi dan Terciptanya Kewirausahaan”
Misi:
1. Melaksanakan pembiasaan sikap yang bernuansa iman dan takwa
2. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sejuk, nyaman dan menyenangkan 3. Mengoptimalkan peran komite sekolah dan pengurus dalam pemberdayaan
lingkungan hidup
4. Mewujudkan sikap 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik) 5. Mengembangkan sikap tenggan rasa dalam kemajemukan
6. Mengembangkan kerja sama pendidikan kepramukaan secara global 7. Menumbuhkan sikap disiplin dan tetib
8. Mewujudkan prestasi akademik dan non akademik
9. Melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan 10. Menjalin hubungan kerja sama antar sekolah, lingkungan masyarakat dan dunia
usaha.
b. Nilai-nilai organisasi 1. Semangat
Ekspresi mental dan perilaku merasa senang, bergairah dan bahagia dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan tuntas
2. Integritas
Kesesuain antara apa yang di katakan dengan apa yang di perbuat, berkata dan berbuat jujur, dapat dipercaya, berpegang teguh dengan prinsip-prinsip kebenaran, moral dan etika
3. Gotong Royong
Sebuah keyakinan mengenai pentingnya melakukan kegiatan secara bersama-sama dan bersifat sukarela supaya kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan cepat, efektif dan efisien
4. Akuntabel
Setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan pegawai ASN harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan
5. Profesional
Mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan perundang- undangan.
c. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam pendidikan, dimana guru memegang peranan yang sangat vital dalam penyelengaraan pendidikan. Tugas guru ini dijelaskan dalam Bab XI Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 20 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, yakni:
1. Merencanakan pembelajaran;
2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu;
3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran 4. Membimbing dan melatih peserta didik/siswa
5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang sesuai;
7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan.
d. Tugas Pokok Organisasi
Lebih rinci,tugas seorang guru bimbingan telah tercantum dalam PP No. 74 tahun 2008 yaitu membantu peserta didik dalam:
1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayananyang membantu peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat
2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
3. Pengembangan kehidupan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan sekolah atau madrasah secara mandiri
4. Pengembangan kehidupan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
e. Fungsi Organisasi
Fungsi Bimbingan menurut Tohirin (2015) yaitu:
1. Fungsi Pencegahan (Preventif)
Layanan bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya.
2. Fungsi Pemahaman
Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam rangka memberikan pemahaman tentang diri siswa beserta permasalahannya dan juga lingkungannya.
3. Fungsi Pengentasan
Layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan untuk membantu siswa untuk pengentasan masalah yang dihadapinya.
4. Fungsi Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik (positif) yang ada pada diri siswa.
5. Fungsi Penyaluran
Melalui pelayanan bimbingan dan konseling yang berusaha mengenali masing-masing siswa secara perorangan baik pada bakat, minat, kecakapan, cita-cita dan lainnya yang selanjutnya memberikan bantuan menyalurkan kea rah kegiatan atau program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal.
6. Fungsi Penyesuaian
Layanan bimbingan dan konseling membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dengan lingkungannya.
7. Fungsi Pengembangan
Layanan bimbingan dan konseling membantu siswa dalam mengembangkan keseluruhan potensinya secara lebih terarah.
8. Fungsi Perbaikan (kuratif)
Layanan bimbingan dan konseling membantu siswa yang memiliki masalah yang mendapat perioritas untuk diberikan bantuan sehingga diharapkan masalah yang dialami siswa tidak terjadi lagi di masa depan.
9. Fungsi Advokasi
Layanan bimbingan dan konseling melalui fungsi ini adalah membantu siswa memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
C. Nilai-nilai Dasar Profesi ASN a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadiamanahnya.
Aspek-aspek Akuntabilitas meliputi beberapa hal sebagai berikut:
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship);
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented);
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiersreporting);
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless withoutconsequences);
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance).
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertical (vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability). Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi. Akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
Terdapat lima tingkatan akuntabilitas sebagai berikut:
1. Akuntabilitas Personal (PersonalAccountability) 2. AkuntabilitasIndividu
3. AkuntabilitasKelompok 4. AkuntabilitasOrganisasi
5. Akuntabilitas Stakeholder
Gambar 1.2 Tingkatan Akuntabilitas
Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas antara lain:
1. Kepemimpinan: pimpinan memberi contoh pada orang lain, adanya komitmen yang tinggi dalam melakukanpekerjaan.
2. Transparansi: keterbukaan informasi akan mendorong tercapainya akuntabilitas 3. Integritas: mematuhi hukum dan peraturan yangberlaku
4. Responsibilitas: kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat
5. Keadilan: landasan utama dari akuntabilitas yang harus dipelihara dan dipromosikan karena ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja tidakoptimal.
6. Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan
7. Keseimbangan: keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian yang yangdimiliki 8. Kejelasan: mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi,
kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporankinerja.
9. Konsistensi: menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang akuntabel.
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan atau paham kecintaan terhadap bangsa dan tanah air Indonesia yang didasarkan pada Pancasila. Nilai- nilai Nasionalisme sesuai dengan lima sila Pancasila, yaitu:
1. Sila pertama: Ketuhanan Yang MahaEsa
a) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan
Yang MahaEsa.
b) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil danberadab.
c) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang MahaEsa.
d) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang MahaEsa.
e) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang MahaEsa.
f) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
g) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada oranglain
2. Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil danBeradab
a) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang MahaEsa.
b) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,keturunan,agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
c) Mengembangkan sikap saling mencintai sesamamanusia.
d) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepaselira.
e) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap oranglain.
f) Menjunjung tinggi nilai-nilaikemanusiaan.
g) Gemar melakukan kegiatankemanusiaan.
h) Berani membela kebenaran dankeadilan.
i) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umatmanusia.
j) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsalain.
3. Sila ketiga: Persatuan Indonesia
a) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dangolongan.
b) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabiladiperlukan.
c) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air danbangsa.
d) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah airIndonesia.
e) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilansosial.
f) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka TunggalIka.
g) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuanbangsa.
4. Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan Perwakilan
a) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
b) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada oranglain.
c) Mengutamakan musyawarah dalammengambil keputusan untuk kepentinganbersama.
d) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
e) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasilmusyawarah.
f) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusanmusyawarah.
g) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
h) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yangluhur.
i) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentinganbersama.
j) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakanpemusyawaratan.
5. Sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh RakyatIndonesia
a) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dankegotong-royongan.
b) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c) Menjaga keseimbangan antara hak dankewajiban.
d) Menghormati hak oranglain.
e) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
f) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap oranglain.
g) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
h) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentinganumum.
i) Suka bekerjakeras.
j) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraanbersama.
k) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilansosial.
c. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan.
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar atau norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
ASN, yakni sebagai berikut:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
2. Setia dalam mempertahankan UUD 1945;
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
5. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
8. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
1. Pelayanan publik yang berkualitas danrelevan
2. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alatevaluasi.
3. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik:
1. Dimensi Kualitas PelayananPublik 2. DimensiModalitas
3. Dimensi Tindakan Integritas Publik Indikator etika publikmeliputi:
a) Adanya kode etik, yang merupakan aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
b) Keramahan dalam bersikap akan membuat orang lain merasa dihargai dandihormati.
c) Sopan santun, merupakan sikap yang berdasarkan pada aspek nilai dan norma saat melayani publik sehingga meningkatkan kualitas pelayanan public
d) Empati dan simpati, sikap seakan merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Simpati akan berlangsung ketika ada sikap saling pengertian dan saling percaya sehingga memudahkan dalamberkomunikasi.
e) Netralitas.
d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap produk/jasa berupa ukuran baik/buruk.Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
Indikator komitmen mutu antara lain:
1. Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitaspelayanan
2. Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa pemborosan sumber daya dan hematwaktu
3. Efektif adalah berhasil guna, menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
4. Inovatif adalah suatu yang baru sebagai perwujudan ide kreativitas untuk meningkatkan mutupelayanan.
e.Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin "corruption" (Fockema Andrea: 1951) atau
"corruptus" (Webster Student Dictionary: 1960 ). Selanjutnya dikatakan bahwa
"corruption" berasal dari kata "corrumpere", suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin tersebut kemudian dikenal istilah "coruption, corrupt" (Inggris),
"corruption" (Perancis) dan "corruptive/korruptie" (Belanda). Korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan darikesucian.
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi integritas pada
diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang menjalankan integritas dengan baik.Identifikasi nilai dasar anti korupsi memberikan nilai- nilai dasar anti korupsi yang prioritas dan memiliki signifikansi yang tinggi bagi kita.Nilai-nilai dasar anti korupsi penting untuk mencegah terjadinya korupsi dan mendukung prinsip- prinsip anti korupsi yang meliputi akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan dan kontrol kebijakan supaya semua dapat berjalan dengan baik serta, untuk mencegah faktor eksternal penyebabkorupsi.
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
1. Kejujuran
Menurut KBBI kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
2. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan.Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan dimasyarakat.
3. Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan karakter kemandirian pegawai dituntut untuk mengerjakan semua tanggung jawab dengan usahanya sendiri dan bukan orang lain.
4. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (KBBI). Manfaat dari hidup yang disiplin adalah kita dapat mencapai tujuan hidup dengan waktu yang lebih efisien, dan juga dapat membuat orang lain percaya dalam mengelola suatu kepercayaan.
5. TanggungJawab
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya
(kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan) (KBBI).Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah yang telah dilakukan.
6. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, di mana kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
7. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhana merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari keinginan yang berlebihan.
8. Keberanian
Keberanian diperlukan untuk mencapai kesuksesan, untuk mengembangkan sikap keberanian demi mempertahankan pendirian dan keyakinan harus mempertimbangkan masalah dengan sebaik- baiknya.Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab dan lain sebagainya.
9. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Nilai keadilan dapat diwujudkan dalam bentuk memberikan pujian yang tulus kepada yang berprestasi, memberikan saran perbaikan dan semangat pada yang tidak berprestasi, tidak memilih kawan berdasarkan latar belakang
sosial danlain-lain.
D. Nilai-nilai Dasar Kedudukan Dan Peran ASN a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
1. Kepastian hukum;
2. Profesionalitas;
3. Proporsionalitas;
4. Keterpaduan;
5. Delegasi;
6. Netralitas;
7. Akuntabilitas;
8. Efektif dan efisien;
9. Keterbukaan;
10. Non diskriminatif;
11. Persatuan;
12. Kesetaraan;
13. keadilan;
14. kesejahteraan.
b. Whole of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
1. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
a. Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan mempertimbangkan dampak;
b. dialog atau pertukaran informasi;
c. Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama sementara.
2. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
a. joint working, atau kolaborasi sementara;
b. joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
c. Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai mekanisme integratif.
Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
d. Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
e. Union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak; merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.
c.Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
1. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
2. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.
3. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
4. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara.
5. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah.Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.
6. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
7. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
8. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik.
9. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
E. Identifikasi Dan Analisis Dampak a. Identifikasi Isu
Berdasarkan pengamatan di unit kerja, maka keadaan saat ini yang masih menjadi masalah di SD Negeri 1 Tombula Jaya diantaranya adalah :
1. Belum optimalnya penerapan perilaku sopan dan santun dalam pembentukan karakter siswa
2. Kurangnya peranan orang tua dalam memberikan motifasi belajar anak di rumah untuk mendukung capaian nilai siswa
3. Ruang Bimbingan dan ruang belajar yang masih kurang dan belum memadai.
Dengan demikian yang menjadi core issue atau isu prioritas adalah “Belum optimalnya penerapan perilaku sopan dan santun dalam pembentukan DUTA Salam,Sapa,Senyum,Sopan dan Simpatik (5S)”. Sehingga gagasan penajaman isu yang diusulkan adalah “Optimalisasi penerapan perilaku sopan santun dalam pembentukan Duta Salam,Sapa,Senyum,Sopan dan Simpatik (5S)”.
Adapun teknik analisis yang penulis lakukan sebagai pisau pemangkas yang digunakan untuk menetapkan satu Core Isu yaitu dengan menggunakan metode analisa APKL. Dimana mentode analisis ini digunakan untuk menentukan tingkat Aktualitas, Problematik, Kekhalayakan dan Layak-nya dan selanjutnya menentukan skala nilai 1- 5. Isu yang memiliki total skor tertinggi setelah perankingan merupakan isu prioritas.
• Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan dimasyarakat
• Problematik : Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan solusinya sesegeramungkin
• Kekhalayakan : Isu menyangkut hajat hidup orangbanyak
• Kelayakan : Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahanmasalah
Tabel 2.3 Penentuan Isu Prioritas
NO ISU TERIDENTIFIKASI Kriteria Skor
Total Ranking
A P K L
1. Belum optimalnya penerapan perilaku sopan santun dalam
pembentukan Duta
Salam,Senyum,Sapa,Sopan dan Simpatik
5 4 5 4 18 I
2. Guru masih menggunakan metode monoton dalam pembelajaran
yaitu metode ceramah. 5 3 4 3 15 II
3. Kurangnya minat baca siswa di
SD Negeri 1 Tombula Jaya 4 4 3 3 14 III
Sumber Data : Hasil Analisis (2020) Tabel 2.3 Penentuan Isu Prioritas
Adapun untuk skalanya dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2.4 Skala APKL
Skala Keterangan
5 Sangat (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan) 4 Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan
3 Cukup (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan) 2 Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
1 Sangat Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan) Tabel 2.4 Skala APKL
Berdasarkan scoring dari Skala Likert pada analisis tapisan isu metode APKL di atas
didapatkan hasil isu prioritas yang memiliki peringkat teratas adalah “Kurang optimalnya penerapan sopan santun dalam pembentukan Duta 5S”.
b. Analisis Dampak Isu
Dari analisis menggunakan APKL dampak yang mungkin terjadi apabila siswa tidak membiasakan diri berperilaku sopan dan santun adalah :
▪ Siswa akan terbiasa untuk tidak menghormati dan menghargai orang lain baik melalui lisan, sikap maupun perbuatan
▪ Akan mudah terjadi konflik antara siswa dengan lingkungan sekitarnya
▪ Terkikisnya budaya Indonesia yang dikenal memiliki kepribadian yang luhur karena keramah tamahannya.
▪ Siswa akan kesulitan untuk mendapatkan teman
▪ Siswa akan terbiasa untuk tidak menghormati dan menghargai orang lain baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah.
Tabel 2.5. Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi
No. Kegiatan Tahapan kegiatan Output/hasil Keterkaitan substansi mata pelatihan
Kontribusi terhadap visi misi
organisasi
Penguatan nilai organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Menghadap kepada kepala sekolah terkait kegiatan aktualisasi yang akan
dilaksanakan di sekolah
1.1.Melapor kepada Kepala Sekolah terkait rancangan aktualisasi yang dilaksanakan
Terlaksananya
kegiatan melapor kepada kepala sekolah
Akuntabilitas
Pada saat melaksanakan pertemuan Penulis bertanggung jawab dalam menentukan jadwal pertemuan dengan kepala sekolah
Nasionalisme
Pada saat melaksanakan pertemuan Penulis tidak memaksakan kehendak dalam menentukan jadwal pertemuan dengan kepala sekolah
Etika Publik
Pada saat melaksanakan pertemuan Penulis ramah dan sopan dalam menentukan jadwal pertemuan dengan kepala sekolah
Menghadap kepala sekolah untuk meminta persetujuan pelaksanaan aktualisasi, sehingga
menghasilkan surat persetujuan dan dukungan dari pimpinan. Hal ini berkaitan dengan visi misi sekolah
“Menjalin hubungan kerja sama antar sekolah, lingkungan
masyarakat dan dunia usaha”.
Dalam kegiatan ini memperkuat nilai organisasi akuntabel
Komitmen Mutu
Pada saat melaksanakan pertemuan Penulis merespon dengan baik sambutan dari kepala sekolah saat menentukan jadwal
Anti Korupsi
Pada saat melaksanakan pertemuan Penulis jujur dalam menentukan jadwal pertemuan dengan kepala sekolah
1.1. Melakukan
konsultasi kepada kepala sekolah
Terlaksananya
konsultasi kepada kepala sekolah
Akuntabilitas
Pada saat melaksanakan konsultasi Penulis transparan dalam melakukan konsultasi kepada kepala sekolah Nasionalisme
Pada saat melaksanakan konsultasi Penulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar selama
berkonsultasi dengan kepala sekolah
Etika Publik
Pada saat melaksanakan konsultasi Penulis sopan saat melakukan konsultasi kepada kepala sekolah Komitmen Mutu Pada saat melaksanakan konsultasi Penulis tidak mengunakan jam kerja saat melakukan konsultasi Anti Korupsi
Pada saat melaksanakan konsultasi Penulis jujur saat berkonsultasi dengan kepala sekolah
1.2. Meminta arahan dan persetujuan Kepala Sekolah
adanya arahan dan persetujuan dari kepala sekolah
Akutabilitas
Pada saat menerima arahan Penulis konsisten dalam meminta arahan dan persetujuan kepala sekolah Nasionalisme
Pada saat menerima arahan dan persetujuan Penulis menghargai pendapat kepala sekolah saat meminta arahan
2. Melaksanakan rapat dengan dewan guru untuk membangun dukungan
Etika Publik
Pada saat meminta persetujuan Penulis mendengarkan arahan dari kepala sekolah dengan sopan dan santun
Komitmen Mutu
Pada saat menerima arahan dan meminta persetujuan Penulis mendengarkan arahan dengan sabar Anti Korupsi
Pada saat menerima arahan dan meminta persetujuan Penulis jujur saat meminta arahan kepala sekolah 2.1. membuat dan
menyiapkan undangan rapat
tersedianya undangan rapat
Akuntabilitas
Pada saat tersedianya undangan rapat Penulis dengan rasa tangung jawab menerima persetujuan dan dukungan kepala sekolah
Naionalisme
Pada saat tersedianya undangan rapat Penulis memelihara ketertiban saat meminta persetujuan dan
2.2.mengedarkan
undangan rapat tersedianya undangan rapat
dukungan kepala sekolah Etika Publik
Pada saat tersedianya undangan rapat Penulis menunjukan sikap tulus saat meminta persetujuan dan dukungan kepala sekolah
Komitmen Mutu
Pada saat tersedianya undangan rapat Penulis menggunakan waktu dengan efisien saat meminta persetujuan dan dukungan kepala sekolah Anti korupsi
Pada saat tersedianya undangan rapat Penulis jujur dalam melaporkan rancangan aktualisasi Akuntabilitas
Pada saat penulis membuat undangan rapat penulis akan mengutamakan kejelasan dalam penulisan undangan sehingga dewan guru yang diundang dapat memahami isi undangan rapat tersebut
Nasionalisme
Pada saat penulis membuat undangan rapat penulis akan akan bekerja keras membuat undangan sendiri tanpa meminta bantuan dari pihak lain
Etika Publik
Pada saat penulis membuat undangan rapat penulis akan menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga dewan guru yang diundang merasa dihargai dengan tata bahasa yang ada dalam undangan tersebut
Komitmen Mutu
Pada saat penulis membuat undangan rapat penulis akan mencantumkan waktu pelaksanaan seefektif mungkin sehingga tidak mengganggu waktu guru yang lain
Anti Korupsi
Pada saat penulis membuat undangan rapat penulis akan bertanggung jawab untuk hadir tepat waktu
2.3.menyiapkan daftar hadir
Tersedianya daftar hadir
dari guru yang diundang
Akuntabilitas
Pada saat penulis menyiapkan daftar hadir penulis bertanggung jawab terhadap dewan guru yang hadir
Nasionalisme
Pada saat penulis menyiapkan daftar hadir penulis akan bekerja keras tanpa meminta bantuan dari pihak lain Etika Publik
Pada saat penulis membuat daftar hadir penulis konsultasi dengan dewan guru yang lain.
Komitmen Mutu
Pada saat penulis menyiapkan daftar hadir penulis akan seefektif mungkin dalam mendata guru yang akan hadir Anti Korupsi
Pada saat penulis
menyiapkan daftar hadir
2.4.rapat dengan dewan guru untuk membangun
dukungan Terlaksananya rapat dengan dewan guru
penulis akan bertanggung jawab agar sesuai dengan yang diundang
Akuntabilitas
Pada saat melaksanakan rapat Penulis bertanggung jawab
Dalam menyiapkan rapat dewan guru
Nasionalisme
Pada saat melaksanakan rapat Penulis semangat dalam menyiapkan rapat dengan dewan guru Etika Publik
Pada saat melaksanakan rapat Penulis professional dalam menyiapkan rapat dengan dewan guru Komitmen Mutu Pada saat melaksanakan rapat Penulis efisien dalam menyiapkan rapat dengan dewan guru
Anti Korupsi
Pada saat melaksanakan rapat Penulis tepat waktu dalam menyiapkan rapat dengan
3. Mengadakan sosialisasi kepada siswa
3.1. Menyiapkan bahan sosialisasi
3.2. Menyiapkan
lapangan sosialisasi
Tersedianya bahan sosialisasi
Tersedianya lapangan sosialisas
Akuntabilitas
Penulis bertanggung jawab dalam menyiapkan bahan sosialisasi
Nasionalisme
Penulis bekerja keras dalam menyiapkan bahan sosialisasi
EtikaPublik
Penulis tulus saat menyiapakan bahan sosialisasi
KomitmenMutu
Penulis menyiapkan bahan sesuai kebutuhan sosialisasi dengan efisien AntiKorupsi
Penulis menyiapkan bahan sosialisasi dengan mendiri
Akuntabilitas
Pada saat menyediaka lapangan Penulis bertanggung jawab dalam menyiapkan bahan sosialisasi
Penulis
menyiapkan angket sebagai bahan untuk mengukur perilaku sopan santun siswa. Hal ini berkaitan dengan visi misi sekolah
mewujutkan sikap 5S (senyum, sapa, salam, sopan, simpatik)
Dalam kegiatan ini memperkuat nilai organisasi professional
3.3.Melaksanakan kegiatan sosialisasi
Terlaksananya kegiatan sosialisasi
Nasionalisme
Pada saat menyediaka lapangan Penulis bekerja keras dalam menyiapkan bahan sosialisasi
EtikaPublik
Pada saat menyediaka lapangan Penulis tulus saat menyiapakan bahan sosialisasi
KomitmenMutu
Pada saat menyediaka lapangan Penulis menyiapkan bahan sesuai kebutuhan sosialisasi dengan efisien
AntiKorupsi
Pada saat menyediaka lapangan Penulis menyiapkan bahan sosialisasi dengan mendiri Akuntabilitas
Penulis konsisten melaksanakan sosialisasi Nasionalisme
Penulis menggunakan bahasa yang baik saat
Penulis mengadakan sosialisasi, berkaitan dengan visi misi
menumbuhkan
Dalam hai ini penulis memperkuat nilai orgnisasi gotong royong
4. Menyiapkan angket perilaku sopan santun
menyampaikan sosialisasi EtikaPublik
Penulis menggunakan pakaian yang bersih dan rapi saat sosialisasi
KomitmenMutu
Penulis melaksanakan sosialisasi sesuai prosedur AntiKorupsi
Penulis melaksanakan kegiatan sosialisasi tepat waktu
sikap disiplin dan tertib
4.1. Membuat draf angket perilaku sopan santun
Tersedianya draf angket
Akuntabilitas
Dalam menyiapkan
angket Penulis
bertanggungjawab atas perilaku sopan santun Nasionalisme
Dalam menyiapkan angket Penulis kerjasama dengan guru yang lain
Etika Publik
Dalam menyiapkan angket Penulis jujur dalam menyiapkan tiap-tiap butir soal angket
4.2.Membagikan angket perilaku sopan santun pada siswa
Terlaksananya
pembagian angket perilaku sopan santun kepada siswa
Komitmen Mutu
Dalam menyiapkan angket Penulis efektif membuat soal yang mudah dipahami Anti Korupsi
Dalam menyiapkan angket Penulis Penulis jujur dalam membuat draf angket
Akuntabilitas
Ketika penulis
melaksanakan pembagian angket Penulis transparan dalam membagikan angket Nasionalisme
Ketika penulis
melaksanakan pembagian angket Penulis adil dalam membagikan angket
Etikapublik
Ketika penulis
melaksanakan pembagian angket Penulis bersikap sopan saat menyerahkan angket kepada siswa
KomitmenMutu
Ketika penulis
melaksanakan pembagian angket Penulis merespon dengan baik saat ada siswa yang bertanya tentang angket
AntiKorupsi
Ketika penulis
melaksanakan pembagian angket Penulis jujur saat
menjawab setiap
pertanyaan siswa perihal angket
4.3. Menjelaskan petunjuk pengisian angket [perilaku sopan santun
Terlaksananya
petunjuk pengisian angket perilaku sopan santun
Akuntabilitas
Pada saat pengisian angket Penulis bersikap netral saat menjelaskan petunjuk pengisian angket
Nasionalisme
Pada saat pengisian angket Penulis tidak memaksakan kehendak saat menjelaskan petunjuk pengisisan angket Etikapublik
Pada saat pengisian angket Penulis jujur dalam memberikan informasi saat menjelaskan petunjuk pengisian angket
KomitmenMutu
Pada saat pengisian angket Penulis mengunakan waktu dengan efisien saat
menjelaskan petunjuk pengisian angket
AntiKorupsi
Pada saat pengisian angket Penulis peduli saat siswa bertanya tentang petunjuk pengisisan angket
4.4. Mengumpulkan lembar jawaban
Terkumpulnya lembar jawaban
Akuntabilitas
Pada saat terkumpulnya lembar jawaban Penulis bertanggung jawab dalam mengumpulkan lembar jawaban siswa
Nasionalisme
Pada saat terkumpulnya lembar jawaban Penulis tidak memaksakan
kehendak saat
mengumpulkan jawaban siswa
EtikaPublik
Pada saat terkumpulnya lembar jawaban Penulis sopan saat mengumpulkan jawaban siswa
Komitmenmutu
Pada saat terkumpulnya lembar jawaban Penulis merespon dengan baik saat dalam menggupulkan lembar jawaban masih terdapat siswa yang belum
selesai mengerjakan soal AntiKorupsi
Pada saat terkumpulnya lembar jawaban Penulis peduli saat siswa belum mengumpulkan lembar jawaban
5. Membentuk duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik)
5.1. Melaksanakan koordinasi dengan dewan guru di sekolah
Terlaksananya
koordinasi dengan dewan guru di sekolah
Akuntabilitas
Ketika berkordinasi Penulis melaksanakan koordinasi dengan baik untuk mendapatkan kejelasan target
Nasonalisme
Ketika berkordinasi Penulis menghargai dan menghormati pendapat dewan guru
EtikaPublik
Ketika berkordinasi Penulis menggunakan bahasa yang baik dan sopan saat berkoordinasi KomitmenMutu
Ketika berkordinasi Penulis merespon dengan baik setiap pendapat dewan
Dengan
pembentukan duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik) visi misi sekolah dalam hal
“melaksanakan program 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik)”
Dalam hal ini kaitanya dengan organisasi Profesionalisme
guru
AntiKorupsi
Ketika berkordinasi Penulis adil dalam menanggapi setiap pendapat dewan guru
5.2. Membentuk duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik)
Terbentuknya duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik)
Akuntabilitas
Penulis bertanggung jawab dalam pembentukan duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik) Nasionalisme
Penulis membentuk duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik) sesuai hasil angket dan
musyawarah dengan dewan guru
EtikaPublik
Penulis bersikap terbuka dalam menentukan duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik) KomitmenMutu
Penulis memilih duta yang memiliki kriteria 5S
(salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik) AntiKorupsi
Penulis memilih duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik)sesuai hasil kesepakatan dengan dewan guru
5.3. Melaksanakan penyematan pin kepada siswa yang terpilih menjadi duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik)
Terlaksananya penyematan pinkepada siswa yang terpilih menjadi duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik)
Akuntabilitas
Penulis menyematkan pin kepada siswa yang masuk dalam kriteria 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik)
Nasionalisme
Penulis menyematkan pin kepada siswa berdasarkan hasil musyawarah
EtikaPublik
Penulis menyematkan pin dengan sopan dan santun kepaa siswa
KomitmenMutu
Penulis memilih siswa yang bermutu sesuai dengan krtiteria sikap untuk menjadi duta 5S dan
disematkan pi AntiKorupsi
Penulis memilih siswa yang akan menjadi tim duta 5S secara jujur dan adil
6. Evaluasi penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S
6.1. Menyiapkan bahan evaluasi berupa angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui
pembentukan duta 5S
Tersedianya bahan evaluasi berupa angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S
Akuntabilitas
Pada saat evaluasi Penulis bertanggung jawab meyiapkan bahan berupa angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S
Nasionalisme
Pada saat evaluasi Penulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar saat menyiapkan bahan berupa penerapan perilaku sopan santun bagi
siswa melalui
pembentukan duta 5S EtikaPublik
Pada saat evaluasi Penulis tulus saat menyiapkan bahan evaluasi penerapan
Dengan adanya evaluasi, maka dalam haini kaitanya dengan visi misi sekolah adalah mewujudkan sikap 5S
Hubungan dengan nilai organisasi semangat
perilaku sopan santun bagi
siswa melalui
pembentukan duta 5S KomitmenMutu
Pada saat evaluasi Penulis menggunakan waktu dengan efisien saat menyiapkan bahan evaluasi Pada saat evaluasi penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S AntiKorupsi
Pada saat evaluasi Penulis jujur saat menyiapkan evaluasi penerapan perilaku sopan santun bagi
siswa melalui
pembentukan duta 5S 6.2. Membagikan
angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui
pembentukan duta 5S
Terlaksananya
pembagian angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S
Akuntabilitas
Ketika pembagian angket Penulis bertanggung jawab dalam membagikan angket evaluasi penerapan perilaku sopan santun bagi
siswa melalui
pembentukan duta 5S kepada siswa
Nasionalisme
Ketika pembagian angket Penulis tidak diskriminasi dalam membagikan angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S kepada siswa
Etika Publik
Ketika pembagian angket Penulis adil dalam memberikan angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S kepada siswa
Komitmen mutu
Ketika pembagian angket Penulis menggunakan waktu yang efisien saat membagikan angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S kepada siswa
Anti Korupsi
Ketika pembagian angket
Penulis berani
membagikan angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S
7.
Melaporkan hasil penyusunan
salam,senyum,sapa, Sopan dan santun (5S) Pada pimpinan
kepada siswa 6.3.Mengumpulkan
skor kriteria angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S
Terkumpulnya skor angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S
Akuntabilitas
Pada saat mengumpulkan
angket Penulis
bertanggungjawab dalam mengumpulkan skor
Nasionalisme
Pada saat mengumpulkan angket Penulis tidak diskriminatif terhadap pengumpulan nilai siswa Etika Publik
Pada saat mengumpulkan angket Penulis adil dalam memberikan nilai kepada siswa
Komitmen mutu
Pada saat mengumpulkan
angket Penulis
merahasiakan perolehan nilai siswa
AntiKorupsi
Pada saat mengumpulkan angket Penulis jujur mengumpulkan nilai sesuai perolehan siswa
Laporan hasil aktualisasi
Terlaksananya laporan hasil aktualisasi
Akuntabilitas
Pada saat melaksanakan laporan Penulis konsisten saat membuat laporan hasil
aktualisasi Nasionalismi
Pada saat melaksanakan laporan Penulis disiplin dalam membuat laporan hasil aktualisasi
EtikaPublik
Pada saat melaksanakan
laporan Penulis
tidakmemaksakankehendak saat membuat laporan hasil aktualisasi
KomitmenMutu
Pada saat melaksanakan
laporan Penulis
menggunalkan waktu dengan efisien saat
membuat laporan
aktualisasi AntiKorupsi
Pada saat melaksanakan laporan Penulis jujur saat membuat laporan hasil akrualisasi