• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS JUDUL :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS JUDUL :"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

JUDUL :

PENERAPAN PERILAKU SOPAN SANTUN BAGI SISWA MELALUI PEMBENTUKAN DUTA SALAM,SENYUM,SAPA,SOPAN DANSIMPATIK (5S) DI SD NEGERI 1 TOMBULA

JAYA KABUPATEN BUTON UTARA

Oleh :

LA ODE UMARHADI, S.Pd.I NIP. 198608072019031005

NDH : 32

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LXXVIII TAHUN 2020

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KENDARI 2020

(2)

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

JUDUL :

PENERAPAN PERILAKU SOPAN SANTUN BAGI SISWA MELALUI PEMBENTUKAN DUTA SALAM,SENYUM,SAPA,SOPAN DANSIMPATIK (5S) DI SD NEGERI 1 TOMBULA

JAYA KABUPATEN BUTON UTARA

Oleh :

LA ODE UMARHADI, S.Pd.I NIP. 198608072019031005

NDH : 32

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LXXVIII TAHUN 2020

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KENDARI 2020

(3)

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Jalan Chairil Anwar No. 8 APuwatuTlp.3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

PENERAPAN PERILAKU SOPAN SANTUN BAGI SISWA MELALUI PEMBENTUKAN DUTA SALAM,SENYUM,SAPA,SOPAN DAN SIMPATIK (5S) DI SD NEGERI 1 TOMBULA JAYA KABUPATEN

BUTON UTARA

Oleh :

LA ODE UMARHADI, S. Pd.I NIP.198608072019031005

NDH : 32

Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal: 2 Desember 2020

di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara

COACH,

ABDUL RAHMAN, S.SOs

MENTOR,

LA ODE SANURUFI NIP.19820902 200904 I 002 NIP.19701231 199403 1 030

(4)

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Jalan Chairil Anwar No. 8 APuwatuTlp.3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

PENERAPAN PERILAKU SOPAN SANTUN BAGI SISWA MELALUI

PEMBENTUKAN DUTA SALAM,SENYUM,SAPA,SOPAN DAN SIMPATIK (5S) DI SD NEGERI 1 TOMBULA JAYA KABUPATEN BUTON UTARA

Oleh :

LA ODE UMARHADI, S. Pd. I NDH : 32

Telah Diterima dan Diperbaiki Sesuai Masukan Penguji, Coach dan Mentor pada Seminar/ Evaluasi rancangan aktualisasi yang Diselenggarakan

Pada tanggal : 2 Desember 2020

Kendari, 2 Desember 2020

PENGUJI COACH MENTOR

ARDIN, SE, MM ABDUL RAHMAN LA ODE SANURUFI

NIP.19660220 198610 1 004 NIP.19820902 200904 1 002 NIP.197012311994031030

Mengetahui

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

SYAHRUDDIN NURDIN, SE PEMBINA UTAMA MUDA, GOL.VI/C

NIP.19660621 199012 1 001

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, kasih saying dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi dengan judul “Penerapan Perilaku Sopan Santun Bagi Siswa Melalui Pembentukan Budaya 5S Di SD Negeri 1 Tombula Jaya Kabupaten Buton Utara” ini dengan baik. Laporan Aktualisasi ini disusun sebagai sarana aktualisasi (penerapan) nilai-nilai dasar ASN (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi) dan peran kedudukan ASN dalam NKRI (Manajemen ASN, Pelayanan Publik, Whole of Government).

Penulis menyadari bahwa Laporan Aktualisasi ini dapat terwujud karena bantuan dan dorongan dari banyak pihak. Dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Bupati Buton Utara yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun Anggaran 2020

2. Bapak SYAHRUDDIN, SE selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara beserta jajarannya yang telah memfasilitasi dan mendukung kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Tahun Anggaran 2020

3. Kepala Dinas Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan yang telah mendukung kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS.

4. Bapak Abdul Rahman, S.Sos, Coach yang senantiasa dengan sabar dan teliti dalam proses pembimbinga penyusunan laporan pelaksanaan aktualisasi ini.

5. Bapak La Ode Sanurufi, S.Pd , selaku Mentor yang telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan laporan pelaksanaan aktualisasi ini.

6. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan banyak ilmu terkait nilai dasar ASN yang sangat bermanfaat khususnya dalam menyusun laporan pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan habituasi di unit kerja.

7. Seluruh panitia, Binsuh yang selalu sabar menghadapi kami serta memfasilitasi para peserta Diklatsar dengan baik.

8. Keluarga Besar SD Negeri 1 Tombula jaya atas dukungan dan kerjasamanya.

(6)

9. Keluarga besar Peserta Diklatsar CPNS Golongan III Khususnya Angkatan LXXVIII Kelas C Tahun 2020 yang selama ini telah bersama-sama dalam mengikuti semua tahapan Diklatsar.

10.Kedua orang tua dan mertua yang selalu memberi doa dan dukungan yang tak terhingga 11. Karniati, S. Pd.I (Istri) dan anak – anak tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan

dukungan penuh.

Penulis menyadari bahwa Laporan Aktualisasi ini masih banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis.Oleh karena itu semua saran yang bersifat membangun sangat diharapkan guna mengoptimalkan Laporan Aktualisasi dan habituasi dari nilai-nilai dasar ASN nantinya serta dapat memberikan manfaat untuk semua pihak.

Kendari, Oktober 2020

La Ode Umarhadi, S.Pd.I NIP. 19860807 201903 1 005

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Aparatur sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri danpegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansipemerintah.Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang di buat olehpejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas danmemper erat persatuan dan kesatuan NKRI.Setelah disahkannya Undang-undang (UU) ASN aparatur Negaramemiliki kekuatan dan kemampuan profesional kelas dunia,berintegritastinggi non parsial dalam melaksanakan tugas,berbudaya kerja tinggi nonparsial dan kesejahtraan tinggi,serta di percaya publik dengan dukunganSDM.

Fakta tentang kualitas pendidikan di Indonesia berasal dari survey OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) dilansir dari BBC menyatakan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia menepati urutun ke 69 dari 76 negara. Dalam hal ini, dunia pendidikan mempunyai andil yang cukup besar dalam mendongkrak kualitas. Pendidikan diharapkan mampu menyiapkan masyarakat Indonesia yang berkualitas dan berkompeten sehingga mampu bersaing dengan Negara lain.Pencapaian kesuksesan dalam dunia pendidikan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kualitas tenaga pendidik atau PNS. Pendidik yang berkualitas dan berkompeten akan mampu menghasilkan peserta didik yang berkualitas dan berkompeten pula.

Setelah disahkannya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (UU ASN No. 5 Tahun 2014) maka ASN dituntut untuk memiliki kemampuan profesional dan berintegritas tinggi pada profesi yang digelutinya. Maka dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan aktualisasi khususnya dalam pelayanan bidang pendidikan yang akan dilaksanakan di sekolah. Upaya-upaya tersebut dilakukan sebagai langkah dalam rangka membentuk Aparatur sipil negara profesional sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa.

Peraturan baru tentang tentang ASN tertuang dalam UU No.5 Tahun2014 sudah secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum di sebutsebagai birokrat bukan sekadar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujukkepada sebuah profesi pelayanan publik, maka dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan aktualisasi khususnya di

(8)

pelayanan bidang Pendidikan yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Tombula Jaya diera globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segalaaspek,termasuk terhadap mutu Pendidikan yang berkualitas. Dalammemajukan dunia pendidikan peran seorang guru sangatlah penting.Sehinggadengan demikian keberadaan guru yang berkompetensi merupakan syaratmutlak hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas.Untukmewujudkan guru yang memiliki kompetensi pemerintah telah engamanatkan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005, yakni mewujudkan guru yang berkualitas dan profesional.

Oleh karena itu standar guru profesional merupakan sebuah kebutuhan yang mendasar yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Hal initercermin dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun2003 pasal 35 ayat 1 bahwa: “Standar nasional pendidikan terdiri atas isi,proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana, dan prasarana,pengelolaan, pembinaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkansecara berencana dan berkala”.Tanggung jawab guru sebagai pengajar lebih menekankan kepadatugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas iniguru dituntut memiliki kompetensi yang dapat mendukung tugas tersebut,antara lain kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensiprofesional dan kompetensi sosial. Guru harus berusaha untuk memperhatikanapa yang sudah ada dan serta mengadakan penyempurnaan cara pengajaranagar prestasi siswa dapat ditingkatkan.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa tujuan pendidikan di Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang SISDIKNAS belum terlaksana secara maksimal. Sekolah pada umumnya lebih mementingkan aspek kognitif peserta didik dan mengabaikan perkembangan dan afektif dan psikomotor. Fenomena terkait rendahnya pendidikan karakter siswa di sekolah masih banyak ditemui.Khususnya di SD Negeri 1 Tombula Jaya ditemui beberapa permasalahan seperti masih banyaknya siswa yang tidak menggunakan bahasa yang baik dan sopan saat berbicara, berpakaian yang masih belum sesuai aturan, saling ejek antar sesama siswa dan kurangnya penerapan mengucapkan salam saat bertemu teman sebaya ataupun orang tua.. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum memahami bagaimana sebaiknya berperilaku yang baik dan benar di lingkungan sekolah ataupun di masyarakat.

Dari permasalahan tersebut, maka dibutuhkan layanan bimbingan keagamaan sebagai salah satu media untuk membantu siswa bersikap sopan santun dalam pembentukan karakter. Sopan santun sangat penting untuk diterapkan terutama dalam

(9)

menjalin hubungan sosial karena sikap ini sangat erat kaitanya dengan masyarakat. Oleh karena itu, semua pihak wajib mendorong perilaku kehidupan yang sopan dan santun, saling menghargai, yang muda menghargai yang tua, yang tua memberikan teladan, Tujuan dari pembentukan karakter ini untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus menerus dan melatih kemampuan demi menuju kearah hidup yang lebih baik. Pendidikan karakter dibutuhkan bukan sekedar membentuk pribadi siswa yang baik, tetapi juga menanamkan pemahaman tentang kebiasaan yang baik. Dari kebiasaan yang baik itu akan tercipta karakter siswa yang baik.

Penulis selaku PNS di SD Negeri 1 Tombula Jaya khususnya sebagai guru Pendidikan Agama Islam menginginkan peningkatan kegiatan-kegiatan untuk mengatasi permasalahan siswa dan berkontribusi aktif bersama seluruh stake holder sekolah dalam pencapaian visi sekolah yaitu “Berimtak, Berwawasan Lingkungan, Berbudi Pekerti Luhur, Jujur , Disiplin, Unggul Dalam Prestasi Dan Terciptanya Kewirausahaan”. Oleh karena itu, penulis menyusun rancangan aktualisasi yang berjudul “PENERAPAN PERILAKU SOPAN SANTUN BAGI SISWA MELALUI PEMBENTUKAN DUTA SALAM,SENYUM,SAPA,SOPAN DAN SIMPATIK (5S) DI SD NEGERI 1 TOMBULA JAYA KECAMATAN WAKORUMBA UTARA KABUPATEN BUTON UTARA”

B. Tujuan a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari rancangan aktualisasi adalah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam pelaksanaan tugas secara professional.

b. Tujuan Khusus

Mengoptimalkan bentuk pelayanan karakter dalam memaksimalkan penerapan perilaku sopan sntun untuk membentuk kepribadian siswa.

C. Manfaat

a. Manfaat bagi penulis

Terbentuknya seorang PNS sebagai agen perubahan di lingkungan sekolah, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS bermanfaat untuk membantu mewujudkan visi dan misi SD Negeri 1 Tombula Jaya.

b. Manfaat bagi organisasi

Pelayanan Bimbingan Keagamaan menjadi lebih maksimal dalam membentuk perilaku sopan santun siswa

(10)

c. Manfaat bagi siswa

Perilaku sopan santun memberi pengaruh positif terhadap pergaulan di lingkungan masyarakat.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup rancangan aktualisasi ini merupakan deskripsi dari kegiatan-kegiatan untuk memecahkan isu di SD Negeri 1 Tombula Jaya yaitu dalam upaya untuk menerapkan sikap sopan santun dalam rangka membentuk karakter Siswa di SD Negeri 1 Tombula Jaya.

Pelaksanaan aktualisasi ini akan dilaksanakan pada tanggal 2 November s.d 27 November 2020 di SD Negeri 1 Tombula Jaya.

(11)

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI,KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU

A. Gambaran Umum Organisasi a. Profil SD Negeri 1 Tombula Jaya

Sekolah Dasar Negeri 1 Tombula Jaya berlokasi di Kecamatan Wakorumba Utara, UPT Laeya, Kabupaten Buton Utara. Adapun profil sekolah secara lengkap yaitu:

Tabel 1.1 : Profil Sekolah

INFORMASI DATA SEKOLAH SD NEGERI 1 TOMBULA JAYA

No Data Keterangan

1. NPSN 69978356

2. Alamat UPT Laeya

a. Kecamatan Wakorumba Utara

b. Kabupaten Buton Utara

c. Provinsi Sulawesi Tenggara

4 Kode Pos -

5 Nomor Telp -

6 Nama Kepala Sekolah La Ode Sanurufi, S.Pd

7 Status Sekolah Negeri

8 Tahun berdiri 2014

9 Kepemilikan Tanah Hibah

a. Luas tanah 7500 M2

b. Luas Bangunan

(12)

Umumnya penduduk yang tinggal di sekitar SD Negeri 1 Tombula Jaya merupakan warga pendatang dari Pulau Jawa dan warga local sekitar, sehingga mayoritas penduduk di sekitaran sekolah menggunakan bahasa jawa dan bahasa daerah masyarakat lokal yaitu bahasa Muna. Transportasi yang digunakan untuk mencapai SD Negeri 1 Tombula Jaya siswa biasanya berjalan kaki.

SD Negeri 1 Tombula Jaya memiliki jumlah siswa sebanyak 73 orang. Sedangkan untuk pengajar terdiri dari 9 orang guru. SD Negeri 1 Tombula Jaya terdiri dari, 6 rombel yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas VI dengan 3 RKB.

B. Struktur Organisasi SD NEGERI 1 Tombula Jaya Tabel 1.2: Struktur Organisasi SD Negeri 1 Tombula Jaya

JENIS TUGAS NAMA

Kepala Sekolah La ode Sanurufi, S.Pd

Guru PAI La ode Umarhadi, S.Pd.I

Guru Kelas VI Siti Sarmiati, S.Pd

Guru Kelas V Wa ode Marlisa Tacher, S.Pd

Guru Kelas IV Wa Askurnia, S.Pd

Guru Kelas III Uliati, S.Pd

Guru Kelas II Wa ode Sri Yusni

Guru Kelas I Ariyanti Mariam Biarti, S.SI

Guru Olahraga Ruslin Adi Rayah

(13)

1.1 Baganstruktur organisasi sekolah

\

KEPALA SEKOLAH Drs. La Ode Sanurufi

WIRYAH KOMITE SEKOLAH

SITI SARMIATI,S.Pd GURU KLS VI

LA ODE UMARHADI,S.Pd.I GURU AGAMA

WD MARLISA, S.Pd GURU KLS V

WA ASKURNIA,S.Pd GURU KLS IV

ULIATI,S.Pd GURU KELAS III

WD SRI YUSNI GURU KELAS II

ARIANTI MARIAM B GURU KELAS I

RUSLIN ADI RAYAH GURU OLAHRAGA

ULIATI,S.Pd BENDAHARA

(14)

a. Visi dan Misi sekolah

Visi SD Negeri 1 Tombula Jaya“Berimtak, Berwawasan Lingkungan, Berbudi Pekerti Luhur, Jujur, Disiplin, Unggul Dalam Prestasi dan Terciptanya Kewirausahaan”

Misi:

1. Melaksanakan pembiasaan sikap yang bernuansa iman dan takwa

2. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sejuk, nyaman dan menyenangkan 3. Mengoptimalkan peran komite sekolah dan pengurus dalam pemberdayaan

lingkungan hidup

4. Mewujudkan sikap 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik) 5. Mengembangkan sikap tenggan rasa dalam kemajemukan

6. Mengembangkan kerja sama pendidikan kepramukaan secara global 7. Menumbuhkan sikap disiplin dan tetib

8. Mewujudkan prestasi akademik dan non akademik

9. Melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan 10. Menjalin hubungan kerja sama antar sekolah, lingkungan masyarakat dan dunia

usaha.

b. Nilai-nilai organisasi 1. Semangat

Ekspresi mental dan perilaku merasa senang, bergairah dan bahagia dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan tuntas

2. Integritas

Kesesuain antara apa yang di katakan dengan apa yang di perbuat, berkata dan berbuat jujur, dapat dipercaya, berpegang teguh dengan prinsip-prinsip kebenaran, moral dan etika

3. Gotong Royong

Sebuah keyakinan mengenai pentingnya melakukan kegiatan secara bersama-sama dan bersifat sukarela supaya kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan cepat, efektif dan efisien

(15)

4. Akuntabel

Setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan pegawai ASN harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan

5. Profesional

Mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan perundang- undangan.

c. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam pendidikan, dimana guru memegang peranan yang sangat vital dalam penyelengaraan pendidikan. Tugas guru ini dijelaskan dalam Bab XI Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 20 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, yakni:

1. Merencanakan pembelajaran;

2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu;

3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran 4. Membimbing dan melatih peserta didik/siswa

5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;

6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang sesuai;

7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan.

d. Tugas Pokok Organisasi

Lebih rinci,tugas seorang guru bimbingan telah tercantum dalam PP No. 74 tahun 2008 yaitu membantu peserta didik dalam:

1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayananyang membantu peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat

2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.

(16)

3. Pengembangan kehidupan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan sekolah atau madrasah secara mandiri

4. Pengembangan kehidupan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

e. Fungsi Organisasi

Fungsi Bimbingan menurut Tohirin (2015) yaitu:

1. Fungsi Pencegahan (Preventif)

Layanan bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya.

2. Fungsi Pemahaman

Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam rangka memberikan pemahaman tentang diri siswa beserta permasalahannya dan juga lingkungannya.

3. Fungsi Pengentasan

Layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan untuk membantu siswa untuk pengentasan masalah yang dihadapinya.

4. Fungsi Pemeliharaan

Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik (positif) yang ada pada diri siswa.

5. Fungsi Penyaluran

Melalui pelayanan bimbingan dan konseling yang berusaha mengenali masing-masing siswa secara perorangan baik pada bakat, minat, kecakapan, cita-cita dan lainnya yang selanjutnya memberikan bantuan menyalurkan kea rah kegiatan atau program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal.

6. Fungsi Penyesuaian

Layanan bimbingan dan konseling membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dengan lingkungannya.

7. Fungsi Pengembangan

(17)

Layanan bimbingan dan konseling membantu siswa dalam mengembangkan keseluruhan potensinya secara lebih terarah.

8. Fungsi Perbaikan (kuratif)

Layanan bimbingan dan konseling membantu siswa yang memiliki masalah yang mendapat perioritas untuk diberikan bantuan sehingga diharapkan masalah yang dialami siswa tidak terjadi lagi di masa depan.

9. Fungsi Advokasi

Layanan bimbingan dan konseling melalui fungsi ini adalah membantu siswa memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.

C. Nilai-nilai Dasar Profesi ASN a. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadiamanahnya.

Aspek-aspek Akuntabilitas meliputi beberapa hal sebagai berikut:

1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship);

2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented);

3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiersreporting);

4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless withoutconsequences);

5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance).

Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertical (vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability). Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi. Akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.

Terdapat lima tingkatan akuntabilitas sebagai berikut:

1. Akuntabilitas Personal (PersonalAccountability) 2. AkuntabilitasIndividu

3. AkuntabilitasKelompok 4. AkuntabilitasOrganisasi

(18)

5. Akuntabilitas Stakeholder

Gambar 1.2 Tingkatan Akuntabilitas

Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas antara lain:

1. Kepemimpinan: pimpinan memberi contoh pada orang lain, adanya komitmen yang tinggi dalam melakukanpekerjaan.

2. Transparansi: keterbukaan informasi akan mendorong tercapainya akuntabilitas 3. Integritas: mematuhi hukum dan peraturan yangberlaku

4. Responsibilitas: kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat

5. Keadilan: landasan utama dari akuntabilitas yang harus dipelihara dan dipromosikan karena ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja tidakoptimal.

6. Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan

7. Keseimbangan: keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian yang yangdimiliki 8. Kejelasan: mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi,

kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporankinerja.

9. Konsistensi: menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang akuntabel.

b. Nasionalisme

Nasionalisme adalah pandangan atau paham kecintaan terhadap bangsa dan tanah air Indonesia yang didasarkan pada Pancasila. Nilai- nilai Nasionalisme sesuai dengan lima sila Pancasila, yaitu:

1. Sila pertama: Ketuhanan Yang MahaEsa

a) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan

(19)

Yang MahaEsa.

b) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil danberadab.

c) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang MahaEsa.

d) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang MahaEsa.

e) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang MahaEsa.

f) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

g) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada oranglain

2. Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil danBeradab

a) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang MahaEsa.

b) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,keturunan,agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

c) Mengembangkan sikap saling mencintai sesamamanusia.

d) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepaselira.

e) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap oranglain.

f) Menjunjung tinggi nilai-nilaikemanusiaan.

g) Gemar melakukan kegiatankemanusiaan.

h) Berani membela kebenaran dankeadilan.

i) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umatmanusia.

(20)

j) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsalain.

3. Sila ketiga: Persatuan Indonesia

a) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dangolongan.

b) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabiladiperlukan.

c) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air danbangsa.

d) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah airIndonesia.

e) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilansosial.

f) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka TunggalIka.

g) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuanbangsa.

4. Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan Perwakilan

a) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.

b) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada oranglain.

c) Mengutamakan musyawarah dalammengambil keputusan untuk kepentinganbersama.

d) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

e) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasilmusyawarah.

f) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusanmusyawarah.

g) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

h) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yangluhur.

i) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai

(21)

kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentinganbersama.

j) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakanpemusyawaratan.

5. Sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh RakyatIndonesia

a) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dankegotong-royongan.

b) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

c) Menjaga keseimbangan antara hak dankewajiban.

d) Menghormati hak oranglain.

e) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

f) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap oranglain.

g) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.

h) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentinganumum.

i) Suka bekerjakeras.

j) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraanbersama.

k) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilansosial.

c. Etika Publik

Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan.

Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar atau norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang

(22)

ASN, yakni sebagai berikut:

1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;

2. Setia dalam mempertahankan UUD 1945;

3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;

4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;

5. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;

6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;

7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;

8. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;

9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;

10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;

11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;

12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;

13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan

14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.

Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:

1. Pelayanan publik yang berkualitas danrelevan

2. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alatevaluasi.

3. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.

Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik:

1. Dimensi Kualitas PelayananPublik 2. DimensiModalitas

3. Dimensi Tindakan Integritas Publik Indikator etika publikmeliputi:

a) Adanya kode etik, yang merupakan aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.

b) Keramahan dalam bersikap akan membuat orang lain merasa dihargai dandihormati.

(23)

c) Sopan santun, merupakan sikap yang berdasarkan pada aspek nilai dan norma saat melayani publik sehingga meningkatkan kualitas pelayanan public

d) Empati dan simpati, sikap seakan merasakan apa yang dirasakan orang lain.

Simpati akan berlangsung ketika ada sikap saling pengertian dan saling percaya sehingga memudahkan dalamberkomunikasi.

e) Netralitas.

d. Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap produk/jasa berupa ukuran baik/buruk.Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.

Indikator komitmen mutu antara lain:

1. Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitaspelayanan

2. Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa pemborosan sumber daya dan hematwaktu

3. Efektif adalah berhasil guna, menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.

4. Inovatif adalah suatu yang baru sebagai perwujudan ide kreativitas untuk meningkatkan mutupelayanan.

e.Anti Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin "corruption" (Fockema Andrea: 1951) atau

"corruptus" (Webster Student Dictionary: 1960 ). Selanjutnya dikatakan bahwa

"corruption" berasal dari kata "corrumpere", suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin tersebut kemudian dikenal istilah "coruption, corrupt" (Inggris),

"corruption" (Perancis) dan "corruptive/korruptie" (Belanda). Korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan darikesucian.

Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi integritas pada

(24)

diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang menjalankan integritas dengan baik.Identifikasi nilai dasar anti korupsi memberikan nilai- nilai dasar anti korupsi yang prioritas dan memiliki signifikansi yang tinggi bagi kita.Nilai-nilai dasar anti korupsi penting untuk mencegah terjadinya korupsi dan mendukung prinsip- prinsip anti korupsi yang meliputi akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan dan kontrol kebijakan supaya semua dapat berjalan dengan baik serta, untuk mencegah faktor eksternal penyebabkorupsi.

Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:

1. Kejujuran

Menurut KBBI kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.

2. Kepedulian

Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan.Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan dimasyarakat.

3. Kemandirian

Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan karakter kemandirian pegawai dituntut untuk mengerjakan semua tanggung jawab dengan usahanya sendiri dan bukan orang lain.

4. Kedisiplinan

Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (KBBI). Manfaat dari hidup yang disiplin adalah kita dapat mencapai tujuan hidup dengan waktu yang lebih efisien, dan juga dapat membuat orang lain percaya dalam mengelola suatu kepercayaan.

5. TanggungJawab

Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya

(25)

(kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan) (KBBI).Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah yang telah dilakukan.

6. Kerja Keras

Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, di mana kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang mundur.

7. Sederhana

Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhana merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari keinginan yang berlebihan.

8. Keberanian

Keberanian diperlukan untuk mencapai kesuksesan, untuk mengembangkan sikap keberanian demi mempertahankan pendirian dan keyakinan harus mempertimbangkan masalah dengan sebaik- baiknya.Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab dan lain sebagainya.

9. Keadilan

Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Nilai keadilan dapat diwujudkan dalam bentuk memberikan pujian yang tulus kepada yang berprestasi, memberikan saran perbaikan dan semangat pada yang tidak berprestasi, tidak memilih kawan berdasarkan latar belakang

(26)

sosial danlain-lain.

D. Nilai-nilai Dasar Kedudukan Dan Peran ASN a. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:

1. Kepastian hukum;

2. Profesionalitas;

3. Proporsionalitas;

4. Keterpaduan;

5. Delegasi;

6. Netralitas;

7. Akuntabilitas;

8. Efektif dan efisien;

9. Keterbukaan;

10. Non diskriminatif;

11. Persatuan;

12. Kesetaraan;

13. keadilan;

14. kesejahteraan.

b. Whole of Government

Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.

Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:

1. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:

(27)

a. Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan mempertimbangkan dampak;

b. dialog atau pertukaran informasi;

c. Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama sementara.

2. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:

a. joint working, atau kolaborasi sementara;

b. joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;

c. Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai mekanisme integratif.

Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:

d. Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;

e. Union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak; merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.

c.Pelayanan Publik

Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:

1. Partisipatif

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.

2. Transparan

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.

3. Responsif

(28)

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.

4. Tidak Diskriminatif

Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara.

5. Mudah dan Murah

Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah.Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.

6. Efektif dan Efisien

Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.

7. Aksesibel

Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.

8. Akuntabel

Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik.

9. Berkeadilan

(29)

Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.

E. Identifikasi Dan Analisis Dampak a. Identifikasi Isu

Berdasarkan pengamatan di unit kerja, maka keadaan saat ini yang masih menjadi masalah di SD Negeri 1 Tombula Jaya diantaranya adalah :

1. Belum optimalnya penerapan perilaku sopan dan santun dalam pembentukan karakter siswa

2. Kurangnya peranan orang tua dalam memberikan motifasi belajar anak di rumah untuk mendukung capaian nilai siswa

3. Ruang Bimbingan dan ruang belajar yang masih kurang dan belum memadai.

Dengan demikian yang menjadi core issue atau isu prioritas adalah “Belum optimalnya penerapan perilaku sopan dan santun dalam pembentukan DUTA Salam,Sapa,Senyum,Sopan dan Simpatik (5S)”. Sehingga gagasan penajaman isu yang diusulkan adalah “Optimalisasi penerapan perilaku sopan santun dalam pembentukan Duta Salam,Sapa,Senyum,Sopan dan Simpatik (5S)”.

Adapun teknik analisis yang penulis lakukan sebagai pisau pemangkas yang digunakan untuk menetapkan satu Core Isu yaitu dengan menggunakan metode analisa APKL. Dimana mentode analisis ini digunakan untuk menentukan tingkat Aktualitas, Problematik, Kekhalayakan dan Layak-nya dan selanjutnya menentukan skala nilai 1- 5. Isu yang memiliki total skor tertinggi setelah perankingan merupakan isu prioritas.

Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan dimasyarakat

Problematik : Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan solusinya sesegeramungkin

Kekhalayakan : Isu menyangkut hajat hidup orangbanyak

Kelayakan : Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahanmasalah

(30)

Tabel 2.3 Penentuan Isu Prioritas

NO ISU TERIDENTIFIKASI Kriteria Skor

Total Ranking

A P K L

1. Belum optimalnya penerapan perilaku sopan santun dalam

pembentukan Duta

Salam,Senyum,Sapa,Sopan dan Simpatik

5 4 5 4 18 I

2. Guru masih menggunakan metode monoton dalam pembelajaran

yaitu metode ceramah. 5 3 4 3 15 II

3. Kurangnya minat baca siswa di

SD Negeri 1 Tombula Jaya 4 4 3 3 14 III

Sumber Data : Hasil Analisis (2020) Tabel 2.3 Penentuan Isu Prioritas

Adapun untuk skalanya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2.4 Skala APKL

Skala Keterangan

5 Sangat (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan) 4 Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan

3 Cukup (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan) 2 Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)

1 Sangat Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan) Tabel 2.4 Skala APKL

Berdasarkan scoring dari Skala Likert pada analisis tapisan isu metode APKL di atas

(31)

didapatkan hasil isu prioritas yang memiliki peringkat teratas adalah “Kurang optimalnya penerapan sopan santun dalam pembentukan Duta 5S”.

b. Analisis Dampak Isu

Dari analisis menggunakan APKL dampak yang mungkin terjadi apabila siswa tidak membiasakan diri berperilaku sopan dan santun adalah :

▪ Siswa akan terbiasa untuk tidak menghormati dan menghargai orang lain baik melalui lisan, sikap maupun perbuatan

▪ Akan mudah terjadi konflik antara siswa dengan lingkungan sekitarnya

▪ Terkikisnya budaya Indonesia yang dikenal memiliki kepribadian yang luhur karena keramah tamahannya.

▪ Siswa akan kesulitan untuk mendapatkan teman

▪ Siswa akan terbiasa untuk tidak menghormati dan menghargai orang lain baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah.

(32)

Tabel 2.5. Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi

No. Kegiatan Tahapan kegiatan Output/hasil Keterkaitan substansi mata pelatihan

Kontribusi terhadap visi misi

organisasi

Penguatan nilai organisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Menghadap kepada kepala sekolah terkait kegiatan aktualisasi yang akan

dilaksanakan di sekolah

1.1.Melapor kepada Kepala Sekolah terkait rancangan aktualisasi yang dilaksanakan

Terlaksananya

kegiatan melapor kepada kepala sekolah

Akuntabilitas

Pada saat melaksanakan pertemuan Penulis bertanggung jawab dalam menentukan jadwal pertemuan dengan kepala sekolah

Nasionalisme

Pada saat melaksanakan pertemuan Penulis tidak memaksakan kehendak dalam menentukan jadwal pertemuan dengan kepala sekolah

Etika Publik

Pada saat melaksanakan pertemuan Penulis ramah dan sopan dalam menentukan jadwal pertemuan dengan kepala sekolah

Menghadap kepala sekolah untuk meminta persetujuan pelaksanaan aktualisasi, sehingga

menghasilkan surat persetujuan dan dukungan dari pimpinan. Hal ini berkaitan dengan visi misi sekolah

“Menjalin hubungan kerja sama antar sekolah, lingkungan

masyarakat dan dunia usaha”.

Dalam kegiatan ini memperkuat nilai organisasi akuntabel

(33)

Komitmen Mutu

Pada saat melaksanakan pertemuan Penulis merespon dengan baik sambutan dari kepala sekolah saat menentukan jadwal

Anti Korupsi

Pada saat melaksanakan pertemuan Penulis jujur dalam menentukan jadwal pertemuan dengan kepala sekolah

1.1. Melakukan

konsultasi kepada kepala sekolah

Terlaksananya

konsultasi kepada kepala sekolah

Akuntabilitas

Pada saat melaksanakan konsultasi Penulis transparan dalam melakukan konsultasi kepada kepala sekolah Nasionalisme

Pada saat melaksanakan konsultasi Penulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar selama

berkonsultasi dengan kepala sekolah

(34)

Etika Publik

Pada saat melaksanakan konsultasi Penulis sopan saat melakukan konsultasi kepada kepala sekolah Komitmen Mutu Pada saat melaksanakan konsultasi Penulis tidak mengunakan jam kerja saat melakukan konsultasi Anti Korupsi

Pada saat melaksanakan konsultasi Penulis jujur saat berkonsultasi dengan kepala sekolah

1.2. Meminta arahan dan persetujuan Kepala Sekolah

adanya arahan dan persetujuan dari kepala sekolah

Akutabilitas

Pada saat menerima arahan Penulis konsisten dalam meminta arahan dan persetujuan kepala sekolah Nasionalisme

Pada saat menerima arahan dan persetujuan Penulis menghargai pendapat kepala sekolah saat meminta arahan

(35)

2. Melaksanakan rapat dengan dewan guru untuk membangun dukungan

Etika Publik

Pada saat meminta persetujuan Penulis mendengarkan arahan dari kepala sekolah dengan sopan dan santun

Komitmen Mutu

Pada saat menerima arahan dan meminta persetujuan Penulis mendengarkan arahan dengan sabar Anti Korupsi

Pada saat menerima arahan dan meminta persetujuan Penulis jujur saat meminta arahan kepala sekolah 2.1. membuat dan

menyiapkan undangan rapat

tersedianya undangan rapat

Akuntabilitas

Pada saat tersedianya undangan rapat Penulis dengan rasa tangung jawab menerima persetujuan dan dukungan kepala sekolah

Naionalisme

Pada saat tersedianya undangan rapat Penulis memelihara ketertiban saat meminta persetujuan dan

(36)

2.2.mengedarkan

undangan rapat tersedianya undangan rapat

dukungan kepala sekolah Etika Publik

Pada saat tersedianya undangan rapat Penulis menunjukan sikap tulus saat meminta persetujuan dan dukungan kepala sekolah

Komitmen Mutu

Pada saat tersedianya undangan rapat Penulis menggunakan waktu dengan efisien saat meminta persetujuan dan dukungan kepala sekolah Anti korupsi

Pada saat tersedianya undangan rapat Penulis jujur dalam melaporkan rancangan aktualisasi Akuntabilitas

Pada saat penulis membuat undangan rapat penulis akan mengutamakan kejelasan dalam penulisan undangan sehingga dewan guru yang diundang dapat memahami isi undangan rapat tersebut

(37)

Nasionalisme

Pada saat penulis membuat undangan rapat penulis akan akan bekerja keras membuat undangan sendiri tanpa meminta bantuan dari pihak lain

Etika Publik

Pada saat penulis membuat undangan rapat penulis akan menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga dewan guru yang diundang merasa dihargai dengan tata bahasa yang ada dalam undangan tersebut

Komitmen Mutu

Pada saat penulis membuat undangan rapat penulis akan mencantumkan waktu pelaksanaan seefektif mungkin sehingga tidak mengganggu waktu guru yang lain

Anti Korupsi

Pada saat penulis membuat undangan rapat penulis akan bertanggung jawab untuk hadir tepat waktu

(38)

2.3.menyiapkan daftar hadir

Tersedianya daftar hadir

dari guru yang diundang

Akuntabilitas

Pada saat penulis menyiapkan daftar hadir penulis bertanggung jawab terhadap dewan guru yang hadir

Nasionalisme

Pada saat penulis menyiapkan daftar hadir penulis akan bekerja keras tanpa meminta bantuan dari pihak lain Etika Publik

Pada saat penulis membuat daftar hadir penulis konsultasi dengan dewan guru yang lain.

Komitmen Mutu

Pada saat penulis menyiapkan daftar hadir penulis akan seefektif mungkin dalam mendata guru yang akan hadir Anti Korupsi

Pada saat penulis

menyiapkan daftar hadir

(39)

2.4.rapat dengan dewan guru untuk membangun

dukungan Terlaksananya rapat dengan dewan guru

penulis akan bertanggung jawab agar sesuai dengan yang diundang

Akuntabilitas

Pada saat melaksanakan rapat Penulis bertanggung jawab

Dalam menyiapkan rapat dewan guru

Nasionalisme

Pada saat melaksanakan rapat Penulis semangat dalam menyiapkan rapat dengan dewan guru Etika Publik

Pada saat melaksanakan rapat Penulis professional dalam menyiapkan rapat dengan dewan guru Komitmen Mutu Pada saat melaksanakan rapat Penulis efisien dalam menyiapkan rapat dengan dewan guru

Anti Korupsi

Pada saat melaksanakan rapat Penulis tepat waktu dalam menyiapkan rapat dengan

(40)

3. Mengadakan sosialisasi kepada siswa

3.1. Menyiapkan bahan sosialisasi

3.2. Menyiapkan

lapangan sosialisasi

Tersedianya bahan sosialisasi

Tersedianya lapangan sosialisas

Akuntabilitas

Penulis bertanggung jawab dalam menyiapkan bahan sosialisasi

Nasionalisme

Penulis bekerja keras dalam menyiapkan bahan sosialisasi

EtikaPublik

Penulis tulus saat menyiapakan bahan sosialisasi

KomitmenMutu

Penulis menyiapkan bahan sesuai kebutuhan sosialisasi dengan efisien AntiKorupsi

Penulis menyiapkan bahan sosialisasi dengan mendiri

Akuntabilitas

Pada saat menyediaka lapangan Penulis bertanggung jawab dalam menyiapkan bahan sosialisasi

Penulis

menyiapkan angket sebagai bahan untuk mengukur perilaku sopan santun siswa. Hal ini berkaitan dengan visi misi sekolah

mewujutkan sikap 5S (senyum, sapa, salam, sopan, simpatik)

Dalam kegiatan ini memperkuat nilai organisasi professional

(41)

3.3.Melaksanakan kegiatan sosialisasi

Terlaksananya kegiatan sosialisasi

Nasionalisme

Pada saat menyediaka lapangan Penulis bekerja keras dalam menyiapkan bahan sosialisasi

EtikaPublik

Pada saat menyediaka lapangan Penulis tulus saat menyiapakan bahan sosialisasi

KomitmenMutu

Pada saat menyediaka lapangan Penulis menyiapkan bahan sesuai kebutuhan sosialisasi dengan efisien

AntiKorupsi

Pada saat menyediaka lapangan Penulis menyiapkan bahan sosialisasi dengan mendiri Akuntabilitas

Penulis konsisten melaksanakan sosialisasi Nasionalisme

Penulis menggunakan bahasa yang baik saat

Penulis mengadakan sosialisasi, berkaitan dengan visi misi

menumbuhkan

Dalam hai ini penulis memperkuat nilai orgnisasi gotong royong

(42)

4. Menyiapkan angket perilaku sopan santun

menyampaikan sosialisasi EtikaPublik

Penulis menggunakan pakaian yang bersih dan rapi saat sosialisasi

KomitmenMutu

Penulis melaksanakan sosialisasi sesuai prosedur AntiKorupsi

Penulis melaksanakan kegiatan sosialisasi tepat waktu

sikap disiplin dan tertib

4.1. Membuat draf angket perilaku sopan santun

Tersedianya draf angket

Akuntabilitas

Dalam menyiapkan

angket Penulis

bertanggungjawab atas perilaku sopan santun Nasionalisme

Dalam menyiapkan angket Penulis kerjasama dengan guru yang lain

Etika Publik

Dalam menyiapkan angket Penulis jujur dalam menyiapkan tiap-tiap butir soal angket

(43)

4.2.Membagikan angket perilaku sopan santun pada siswa

Terlaksananya

pembagian angket perilaku sopan santun kepada siswa

Komitmen Mutu

Dalam menyiapkan angket Penulis efektif membuat soal yang mudah dipahami Anti Korupsi

Dalam menyiapkan angket Penulis Penulis jujur dalam membuat draf angket

Akuntabilitas

Ketika penulis

melaksanakan pembagian angket Penulis transparan dalam membagikan angket Nasionalisme

Ketika penulis

melaksanakan pembagian angket Penulis adil dalam membagikan angket

Etikapublik

Ketika penulis

melaksanakan pembagian angket Penulis bersikap sopan saat menyerahkan angket kepada siswa

KomitmenMutu

Ketika penulis

(44)

melaksanakan pembagian angket Penulis merespon dengan baik saat ada siswa yang bertanya tentang angket

AntiKorupsi

Ketika penulis

melaksanakan pembagian angket Penulis jujur saat

menjawab setiap

pertanyaan siswa perihal angket

4.3. Menjelaskan petunjuk pengisian angket [perilaku sopan santun

Terlaksananya

petunjuk pengisian angket perilaku sopan santun

Akuntabilitas

Pada saat pengisian angket Penulis bersikap netral saat menjelaskan petunjuk pengisian angket

Nasionalisme

Pada saat pengisian angket Penulis tidak memaksakan kehendak saat menjelaskan petunjuk pengisisan angket Etikapublik

Pada saat pengisian angket Penulis jujur dalam memberikan informasi saat menjelaskan petunjuk pengisian angket

KomitmenMutu

Pada saat pengisian angket Penulis mengunakan waktu dengan efisien saat

(45)

menjelaskan petunjuk pengisian angket

AntiKorupsi

Pada saat pengisian angket Penulis peduli saat siswa bertanya tentang petunjuk pengisisan angket

4.4. Mengumpulkan lembar jawaban

Terkumpulnya lembar jawaban

Akuntabilitas

Pada saat terkumpulnya lembar jawaban Penulis bertanggung jawab dalam mengumpulkan lembar jawaban siswa

Nasionalisme

Pada saat terkumpulnya lembar jawaban Penulis tidak memaksakan

kehendak saat

mengumpulkan jawaban siswa

EtikaPublik

Pada saat terkumpulnya lembar jawaban Penulis sopan saat mengumpulkan jawaban siswa

Komitmenmutu

Pada saat terkumpulnya lembar jawaban Penulis merespon dengan baik saat dalam menggupulkan lembar jawaban masih terdapat siswa yang belum

(46)

selesai mengerjakan soal AntiKorupsi

Pada saat terkumpulnya lembar jawaban Penulis peduli saat siswa belum mengumpulkan lembar jawaban

5. Membentuk duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik)

5.1. Melaksanakan koordinasi dengan dewan guru di sekolah

Terlaksananya

koordinasi dengan dewan guru di sekolah

Akuntabilitas

Ketika berkordinasi Penulis melaksanakan koordinasi dengan baik untuk mendapatkan kejelasan target

Nasonalisme

Ketika berkordinasi Penulis menghargai dan menghormati pendapat dewan guru

EtikaPublik

Ketika berkordinasi Penulis menggunakan bahasa yang baik dan sopan saat berkoordinasi KomitmenMutu

Ketika berkordinasi Penulis merespon dengan baik setiap pendapat dewan

Dengan

pembentukan duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik) visi misi sekolah dalam hal

“melaksanakan program 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik)”

Dalam hal ini kaitanya dengan organisasi Profesionalisme

(47)

guru

AntiKorupsi

Ketika berkordinasi Penulis adil dalam menanggapi setiap pendapat dewan guru

5.2. Membentuk duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik)

Terbentuknya duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik)

Akuntabilitas

Penulis bertanggung jawab dalam pembentukan duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik) Nasionalisme

Penulis membentuk duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik) sesuai hasil angket dan

musyawarah dengan dewan guru

EtikaPublik

Penulis bersikap terbuka dalam menentukan duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik) KomitmenMutu

Penulis memilih duta yang memiliki kriteria 5S

(48)

(salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik) AntiKorupsi

Penulis memilih duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik)sesuai hasil kesepakatan dengan dewan guru

5.3. Melaksanakan penyematan pin kepada siswa yang terpilih menjadi duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik)

Terlaksananya penyematan pinkepada siswa yang terpilih menjadi duta 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik)

Akuntabilitas

Penulis menyematkan pin kepada siswa yang masuk dalam kriteria 5S (salam, sapa, senyum, sopan dan simpatik)

Nasionalisme

Penulis menyematkan pin kepada siswa berdasarkan hasil musyawarah

EtikaPublik

Penulis menyematkan pin dengan sopan dan santun kepaa siswa

KomitmenMutu

Penulis memilih siswa yang bermutu sesuai dengan krtiteria sikap untuk menjadi duta 5S dan

(49)

disematkan pi AntiKorupsi

Penulis memilih siswa yang akan menjadi tim duta 5S secara jujur dan adil

6. Evaluasi penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S

6.1. Menyiapkan bahan evaluasi berupa angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui

pembentukan duta 5S

Tersedianya bahan evaluasi berupa angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S

Akuntabilitas

Pada saat evaluasi Penulis bertanggung jawab meyiapkan bahan berupa angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S

Nasionalisme

Pada saat evaluasi Penulis menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar saat menyiapkan bahan berupa penerapan perilaku sopan santun bagi

siswa melalui

pembentukan duta 5S EtikaPublik

Pada saat evaluasi Penulis tulus saat menyiapkan bahan evaluasi penerapan

Dengan adanya evaluasi, maka dalam haini kaitanya dengan visi misi sekolah adalah mewujudkan sikap 5S

Hubungan dengan nilai organisasi semangat

(50)

perilaku sopan santun bagi

siswa melalui

pembentukan duta 5S KomitmenMutu

Pada saat evaluasi Penulis menggunakan waktu dengan efisien saat menyiapkan bahan evaluasi Pada saat evaluasi penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S AntiKorupsi

Pada saat evaluasi Penulis jujur saat menyiapkan evaluasi penerapan perilaku sopan santun bagi

siswa melalui

pembentukan duta 5S 6.2. Membagikan

angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui

pembentukan duta 5S

Terlaksananya

pembagian angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S

Akuntabilitas

Ketika pembagian angket Penulis bertanggung jawab dalam membagikan angket evaluasi penerapan perilaku sopan santun bagi

siswa melalui

pembentukan duta 5S kepada siswa

Nasionalisme

(51)

Ketika pembagian angket Penulis tidak diskriminasi dalam membagikan angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S kepada siswa

Etika Publik

Ketika pembagian angket Penulis adil dalam memberikan angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S kepada siswa

Komitmen mutu

Ketika pembagian angket Penulis menggunakan waktu yang efisien saat membagikan angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S kepada siswa

Anti Korupsi

Ketika pembagian angket

Penulis berani

membagikan angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S

(52)

7.

Melaporkan hasil penyusunan

salam,senyum,sapa, Sopan dan santun (5S) Pada pimpinan

kepada siswa 6.3.Mengumpulkan

skor kriteria angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S

Terkumpulnya skor angket penerapan perilaku sopan santun bagi siswa melalui pembentukan duta 5S

Akuntabilitas

Pada saat mengumpulkan

angket Penulis

bertanggungjawab dalam mengumpulkan skor

Nasionalisme

Pada saat mengumpulkan angket Penulis tidak diskriminatif terhadap pengumpulan nilai siswa Etika Publik

Pada saat mengumpulkan angket Penulis adil dalam memberikan nilai kepada siswa

Komitmen mutu

Pada saat mengumpulkan

angket Penulis

merahasiakan perolehan nilai siswa

AntiKorupsi

Pada saat mengumpulkan angket Penulis jujur mengumpulkan nilai sesuai perolehan siswa

Laporan hasil aktualisasi

Terlaksananya laporan hasil aktualisasi

Akuntabilitas

Pada saat melaksanakan laporan Penulis konsisten saat membuat laporan hasil

(53)

aktualisasi Nasionalismi

Pada saat melaksanakan laporan Penulis disiplin dalam membuat laporan hasil aktualisasi

EtikaPublik

Pada saat melaksanakan

laporan Penulis

tidakmemaksakankehendak saat membuat laporan hasil aktualisasi

KomitmenMutu

Pada saat melaksanakan

laporan Penulis

menggunalkan waktu dengan efisien saat

membuat laporan

aktualisasi AntiKorupsi

Pada saat melaksanakan laporan Penulis jujur saat membuat laporan hasil akrualisasi

Referensi

Dokumen terkait

Membudayakan kebiasaan jabat tangan guru, membudayakan penyambutan siswa, membudayakan kebiasaan 5s (senyum, salam, sapa, sopan, santun), budaya sholat berjamaah,

Berdasarkan analisis data penelitian dan pembahasan diperoleh hasil bahwa kemampuan siswa pada sub materi pokok pada materi GLB berada pada gain 0,41 pada

Deskripsi Kegiatan Proses pelaksanaan kegiatan ini, penulis juga melakukan konsultasi dengan praktisi eco enzyme (Ir. Tery Paki, M.Si) yang merupakan dosen salah satu

Pihak Lembaga Dakwah Kampus Nurul Fata UIN Antasari Banjarmasin yang telah memberikan penulis ijin untuk melakukan penelitian dengan segala bantuan juga

Dengan mencetak RPP IPA yang telah disusun serta telah ditandangani oleh atasan maka akan mempermudah peserta didik untuk menerima materi yang kita sampaikan dalam

Hasil wawancara dengan guru Sekolah Dasar yang ada di Desa Margorejo pada bulan Desember 2020 terkait dengan rendahnya pelaksanaan siswa terhadap 5S (Senyum, Sapa, Salam,

Nasionalisme; adanya rasa hormat kepada kepala sekolah, tidak memaksakan kehendak sendiri, serta memiliki kehendak untuk bekerja keras Etika Publik; adanya sikap sopan santun

Maka dari gambaran diatas dapat diketahui bahwa pelaksanaan yang telah terpenuhi yakni 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) , desain kebun sekolah (menjaga tanaman), Shalat