• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK) JUDUL : Disusun Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK) JUDUL : Disusun Oleh :"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)

JUDUL :

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI SATAP 3 LANGGIKIMA

KABUPATEN KONAWE UTARA”

Disusun Oleh :

Nama : Anita Ferawati, S.Pd

NDH : 29

NIP : 19880209202012 2 005 Jabatan : Ajli Pertama – Guru IPA

Instansi : SMP Negeri Satap 3 Langgikima

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CXXXVII BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI

SULAWESI TENGGARA 2022

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi nilai–nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di SMP Negeri Satap 3 Langgikima.

Dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga rancangan ini dapat diselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu, perkenankan penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bupati Kabupaten Konawe Utara beserta Jajarannya yang telah mendukung kegiatan Pelatihan Dasar CPNS;

2. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara dan Jajarannya yang telah mendukung kegiatan Pelatihan Dasar CPNS;

3. Kepala Dinas Badan Kepegawaian Kabupaten Konawe Utara yang telah mendukung kegiatan Pelatihan Dasar CPNS;

4. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konawe Utara yang telah mendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan dasar CPNS;

5. Bapak Dr. Ebed Hamri, S.Sos., M.Si, selaku penguji yang telah menguji dan memberikan masukan terkait pelaksanaan penyusunan laporan aktualisasi;

6. Bapak Harianto, S.Sos, selaku Coach yang senantiasa dengan sabar dan teliti dalam proses pembimbingan penyusunan laporan aktualisasi;

7. Ibu Agustina Kaba, S.Pd selaku mentor yang telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan laporan aktualisasi;

8. Seluruh WidyaIswara yang telah memberikan banyak ilmu terkait nilai dasar ASN yang sangat bermanfaat;

9. Seluruh Panitia, Binsu yang telah memfasilitasi para peserta pelatihan dasar CPNS dengan baik;

10. Orang Tua serta Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan semangat dan doa;

11. Keluarga besar pelatihan dasar CPNS Golongan III Angkatan CXXXV, CXXXVI, CXXXVII dan CXXXVIII Tahun 2022 yang telah bersama-sama mengikuti tahapan pelatihan dasar;

12. Teman-teman seperjuangan Angkatan CXXXVII tahun 2022 yang selalu solid;

13. Kelompok XI yang telah bersama-sama dalam pembimbingan laporan aktualisasi ini.

(5)

v

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan aktualisasi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon kritik dan saran dari pembaca untuk memberikan masukan demi perbaikan di masa yang akan datang.

Kendari, Juli 2022 Penulis,

Anita Ferawati, S.Pd.

NIP. 19880209 202012 2 005

(6)

vi DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN PERSETUJUAN………... ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

KATA PENGANTAR ………... iv

DAFTAR ISI ……….. vi

DAFTAR TABEL ……….. vii

DAFTAR GAMBAR ………. viii

DAFTAR LAMPIRAN ………. ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………...….. 1

1.2 Tujuan Aktualisasi ………...… 3

1.3 Manfaat ………..….. 3

1.4 Ruang Lingkup ………..….. 4

BAB II PROFIL INSTANSI DAN PROFIL PESERTA 2.1 Profil Instansi ………. 5

2.2 Profil Peserta ……….. 9

BAB III RINGKASAN RANCANGAN AKTUALISASI 3.1 Identifikasi, Penetapan dan Analisis Isu ………..……. 22

3.2 Gagasan Kreatif/Terpilih dan Kegiatan Sebagai Pemecah Isu ………. 25

3.3 Tabel Rancangan Kegiatan ………... 27

3.4 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK) .. 39

3.5 Estimasi Biaya ……… 39

3.6 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ……….. 40

BAB IV CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI 4.1 Realisasi Kegiatan ………... 42

4.2 Capaian Aktualisasi ………..… 43

4.3 Matriks Rekapitulasi Realisasi Habituasi NND ASN (BerAKHLAK) ………… 75

4.4 Capaian Penyelesaian Core Isu ……...………... 75

4.5 Manfaat Terselesaikannya Core Isu ………... 76

4.6 Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi ………... 77

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………...… 78

B. Saran/Rekomendasi ………..……... 79

DAFTAR PUSTAKA ……… 80 LAMPIRAN

(7)

vii

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 2.1 Daftar kepangkatan dan tugas tambahan ………. 8 Tabel 2.2 Daftar kelas dan siswa ………. 9 Tabel 3.1. Identifikasi Isu terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan ……… 22

Tabel 3.2 Analisis APKL ……… 24

Tabel 3.3. Deskripsi / Penjelasan kegiatan ……….. 27 Tabel 3.4 Matriks rekapitulasi rencana habituasi core value ASN (BerAKHLAK) …... 39 Tabel 3.5 Estimasi biaya kegiatan ………... 39 Tabel 3.6 Jadwal pelaksanaan kegiatan ………... 40

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1.5 Struktur organisasi ……… 8

Gambar 3.1 Analisis isu dan peta permasalahan ………. 25

Gambar 4.1 Menyiapkan bahan konsultasi ………. 44

Gambar 4.2 Tersedianya bahan konsultasi ……….. 46

Gambar 4.3 Meminta saran dan arahan dari kepala sekolah ………... 46

Gambar 4.4 Adanya catata saran dan arahan dari kepala sekolah ……….. 46

Gambar 4.5 Membuat surat persetujuan pelaksanaan aktualisasi ………... 47

Gambar 4.6 Adanya surat persetujuan aktualisasi ……….. 48

Gambar 4.7 Mengumpulkan bahan referensi penyusunan RPP ……….. 50

Gambar 4.8 Tersedianya bahan referensi penyusunan RPP ……… 50

Gambar 4.9 Menyusun RPP ……… 51

Gambar 4.10 Tersedianya RPP ……… 51

Gambar 4.11 Meminta persetujuan RPP yang telah disusun ……….. 53

Gambar 4.12 Tersedianya RPP yang telah disahkan ………... 53

Gambar 4.13 Melakukan pre test ……… 55

Gambar 4.14 Hasil pre test ………... 56

Gambar 4.15 Menyampaikan materi di dalam kelas ………... 57

Gambar 4.16 Menyampaikan materi di luar kelas ……….……….. 58

Gambar 4.17 Daftar hadir siswa ……….. 58

Gambar 4.18 Membagi siswa dalam kelompok ……….. 59

Gambar 4.19 Kerja kelompok ………. 60

Gambar 4.20 Siswa mempersentasekan hasil diskusi kelompok ……… 61

Gambar 4.21 Lembar hasil diskusi kelompok ………. 62

Gambar 4.22 Menyimpulkan materi pembelajaran ………. 63

Gambar 4.23 Kesimpulan materi pembelajaran ……….. 63

Gambar 4.24 Menyiapkan soal post test ……….. 65

Gambar 4.25 Tersedianya soal post test ……….. 65

Gambar 4.26 Melaksanakan post test ……….. 66

Gambar 4.27 Hasil post test ………. 66

Gambar 4.28 Melakukan analisis hasil pre test dan post test ……….. 67

Gambar 4.29 Hasil analisis pre test dan post test ……… 68

Gambar 4.30 Mengumpulkan bahan penyusunan laporan ……….. 70

Gambar 4.31 Tersedianya bahan penyusunan laporan ……… 70

Gambar 4.32 Menyusun laporan aktualisasi ………... 71

Gambar 4.33 Laporan aktualisasi ……… 72

Gambar 4.34 Menyampaikan laporan aktualisasi kepada kepala sekolah ……….. 73

Gambar 4.35 Tersampaikannya laporan aktualisasi ……… 73

(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1. Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi oleh Mentor ……….… 82 Lampiran 2. Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi oleh Coach ……….…….. 86 Lampiran 3. Bukti-bukti Pendukung Kegiatan dan Dokumentasi ……….………. 91

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dijelaskan bahwa ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja di instansi pemerintah. ASN memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Sebagai pelayan publik ASN wajib melaksanakan tugas dan memberikan pelayanan publik yang baik bagi masyarakat, berkarakter dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, dan sanggup berperan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga tidak ada lagi ASN yang berfikir dirinya adalah seorang penguasa yang harus dilayani.

Dalam rangka mewujudkan tujuan Negara sebagai mana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dipandang perlu membangun karakter dan menanamkan nilai-nilai Aparatur Sipil Negera yang Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif serta mampu menjalankan peran sebagai perekat dan pemersatu bangsa di tengah keberagaman masyarakat Indonesia.

Dalam kaitannya di dunia pendidikan, Guru merupakan salah satu penentu keberhasilan pencapaian tujuan nasional bangsa Indonesia. Pendidikan mempunyai arti penting pada kehidupan manusia. Pentingnya pendidikan menunjukkan bahwa tidak seorangpun yang dapat lepas dari proses pendidikan, dengan mengikuti proses pendidikan maka seseorang dapat mengembangkan potensi serta keterampilannya yang diperoleh melalui berbagai bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan.

Biologi sebagai salah satu bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menyediakan berbagai pengalaman dan sumber belajar untuk memahami konsep dan proses dalam mempelajari tentang makhluk hidup maupun benda mati dari yang sederhana maupun kompleks di lingkungan sekitar. Secara umum ada dua jenis sumber belajar, yaitu pertama sumber belajar yang dirancang (laearning resources by design) seperti laboratorium, perpustakaan, ruang internet dan lain sebagainya. Kedua sumber belajar yang tidak didesain untuk proses pembelajaran (learning resource by utilization) tapi keberadaanya dapat dimanfaatkan, misalnya halaman sekolah, taman sekolah dan lain sebagainya.

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar bagi siswa tentu saja akan menambah ragam dan memperkaya sumber belajar di kelas. Pemanfaatan lingkungan sekolah bertujuan

(11)

2

agar siswa memperoleh kesempatan yang seluas-luasnya untuk aktif menggali informasi tentang segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga pembelajaran yang berlangsung tidak membosankan dan siswa lebih paham dengan benda-benda yang berada di lingkungan sekitar.

Adanya interaksi dalam proses pembelajaran akan memberikan kontribusi positif pada proses pembelajaran. Dengan demikian lingkungan dapat berfungsi untuk memperkaya materi pengajaran, memperjelas prinsip dan konsep yang dipelajari dalam bidang studi IPA dan dapat dijadikan sebagai laboratorium belajar para siswa.

Selain pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, juga dibutuhkan media pembelajaran yang mendukung dalam proses pembelajaran. Manfaat media pembelajaran menurut Azhur Arsyad (1997 : 26) di dalam proses belajar mengajar yaitu: 1) Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, 2) Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri- sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya, 3) Media pengajaran dapat mengatasi indera, ruang dan waktu. Penggunaan media memberikan pengaruh besar dalam keberhasilan proses belajar mengajar, membuat aktif peserta didik, memiliki daya cipta, inovatif, berhasil dan menarik.

Media mempunyai fungsi yang sangat penting dan juga memberikan pengaruh besar dalam keberhasilan dalam proses belajar mengajar, membuat aktif peserta didik, memiliki daya cipta, inovatif, berhasil dan menarik (Mustika, 2015 : 18). Dengan penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat memotivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah proses belajar mengajar (Kunandar, 2013 : 62).

Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan guru pada kegiatan pembelajaran yaitu media audio visual yang diproyeksikan dengan infokus/LCD Projector. Media audio visual yang diproyeksikan dengan infokus/LCD Projector dapat mengaktifkan siswa, memudahkan penyampaian materi dalam proses pembelajaran dan menambah minat belajar siswa. Proses pembelajaran akan lebih efektif jika menggunakan media pembelajaran, karena media pembelajaran berbasis teknologi memberikan dampak yang sangat positif bagi kemampuan dan kemauan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA di SMP Negeri Satap 3 Langgikima selama ini masih dilaksanakan secara konvensional yang menekankan pada konsep-konsep

(12)

3

yang terdapat di dalam buku (tekstual) dan belum memanfaatkan pendekatan kontekstual lingkungan dalam pembelajaran secara maksimal pada materi yang berhubungan dengan pemanfaatan lingkungan. Sedangkan pembelajaran IPA sendiri menuntut siswa agar dapat aktif dalam proses pembelajarannya dan bukan hanya duduk serta membaca buku saja. Di samping itu, pada saat pembelajaran berlangsung, guru masih menggunakan cara mengajar (metode) ceramah dan tidak menggunakan media pembelajaran agar pembelajaran menjadi menarik.

Dari hasil observasi dan pengamatan selama bertugas di SMP Negeri Satap 3 Langgikima dan didukung oleh hasil konsultasi dengan mentor maka dihasilkan data/fakta yang bersumber dari hasil ulangan harian pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya diperoleh data bahwa dari jumlah siswa 22 orang yang memenuhi nilai KKM sebanyak 9 orang dengan persentase baru mencapai 40,9%, sedangkan yang belum tuntas KKM berjumlah 13 orang dengan persentase 59,1%, sehingga untuk mencapai hasil ketuntasan nilai KKM oleh siswa, maka penulis melakukan gagasan dengan cara memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dengan menggunakan media audio visual.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik mengambil judul “ Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah dengan Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VII SMP Negeri Satap 3 Langgikima Kabupaten Konawe Utara”.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Teraktualisasinya nilai-nilai dasar BerAKHLAK dengan mewujudkan Smart ASN dan governance serta peran dan kedudukan ASN dalam pelaksanaan tugas pokok sebagai Guru IPA di kelas VII SMP Negeri Satap 3 Langgikima.

1.2.2 Tujuan Khusus

Mengoptimalkan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan nilai-nilai dasar BerAKHLAK.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat untuk Penulis

Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan serta menjadi sarana penerapan nilai-nilai BerAKHLAK sebagai Aparatur Sipil Negara, menjadi pengalaman

(13)

4

untuk mengembangkan tanggungjawab, profesional dan integritas yang tinggi dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai Aparatur Sipil Negara.

1.3.2 Manfaat untuk Sekolah

Membantu mewujudkan visi dan misi sekolah, meningkatkan mutu dan akses pendidikan yang efektif di sekolah serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan di sekolah.

1.3.3 Manfaat untuk Masyarakat

Memperoleh akses informasi dan kepercayaan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru secara optimal dan langsung akan membentuk generasi masyarakat yang lebih berdaya saing di masa depan.

1.4 Ruang Lingkup Aktualisasi

Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini adalah penanaman nilai-nilai dasar BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) melalui proses pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber balajar IPA dengan menggunakan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII di SMP Negeri Satap 3 Langgikima Kabupaten Konawe Utara.

1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan aktualisasi akan dilaksanakan pada tanggal 10 Juni sampai dengan 12 Juli 2022 bertempat di SMP Negeri Satap 3 Langgikima Kabupaten Konawe Utara.

(14)

5 BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PROFIL PESERTA

2.1 Gambaran Umum Organisasi 2.1.1 Kedudukan Organisasi

Nama Sekolah : SMP Negeri Satap 3 Langgikima Alamat Sekolah : Desa Molore, Kecamatan Langgikima Desa/Kelurahan : Desa Molore

Kecamatan : Langgikima

Kabupaten : Konawe Utara

Provinsi : Sulawesi Tenggara

2.1.2 Visi, Misi Organisasi dan Nilai Organisasi a. Visi

Visi yang dimiliki SMP Negeri Satap 3 Langgikima adalah : “Berprestasi dan Berbudi Luhur yang Berwawasan Imtaq”.

b. Misi

Adapun Misi SMP Negeri Satap 3 Langgikima adalah :

1. Melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan belajar tuntas

2. Melaksanakan bimbingan program pengayaan dan remedial secara intensif 3. Melaksanakan inovasi pembelajaran

4. Pengembangan SDM tenaga pendidik 5. Melaksanakan pembinaan ekstrakurikuler

Nilai – nilai organisasi SMP Negeri Satap 3 Langgikima yaitu :

1. Religius. Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Kerja Keras. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan peraturan.

3. Jujur. Perilaku yang berdasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

(15)

6

4. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kreatif dan inovatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

6. Mandiri. Sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

7. Demokratif. Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama baik hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

8. Inisiatif. Kemampuan untuk bertindak melebihi yang sudah ada atau yang sudah dibutuhkan atau dituntut dari pekerjaan.

9. Pembelajar. Selalu berusaha untuk mengembangkan kompetensi dan profesionalisme.

10. Gemar Membaca. Kebiasaan menyediakan waktu serta sarana dan prasarana untuk membaca berbagai buku bacaan.

2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Guru

Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 15 tahun 2018 tentang pemenuhan beban kerja guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah Pasal (3) ayat (1) tugas pokok guru mencakup kegiatan :

a. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan b. Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan c. Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan d. Membimbing dan melatih peserta didik

e. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.

Sedangkan tugas tambahan guru pada pasal (6) ayat (1) meliputi : a. Wali kelas

b. Pembina Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) c. Pembina ekstrakurikuler

d. Koordinator pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) e. Guru piket

f. Ketua lembaga sertifikasi profesi pihak pertama (LSP-P1)

(16)

7 g. Penilai kinerja guru

h. Pengurus organisasi/asosiasi profesi guru

i. Tutor pada pendidikan jarak jauh pendidikan dasar dan pendidikan menengah 2.1.4 Program dan Kegiatan Utama Unit Kerja

Program dan Kegiatan SMP Negeri Satap 3 Langgikima adalah sebagai berikut : a. Bidang Kurikulum antara lain; Proses kegiatan belajar mengajar, penyusunan program

KBM, evaluasi pembelajaran, supervisi guru-guru, bimbingan belajar, uji coba ANBK, uji coba USBK, pengelolahan nilai-nilai, MGMP/MGMPS, piket harian dan tugasnya, wali kelas dan tugasnya, koordinasi mata pelajaran dan tugasnya, penertiban administrasi kurikulum, peningkatan SDM guru, peningkatan disiplin guru, melengkapi sarana kurikulum.

b. Bidang Kesiswaan antara lain; penerimaan siswa baru, peningkatan disiplin siswa, penerimaan mutasi siswa, pengaturan kelas, pelaksanaan 7K, upacara bendera, peringatan hari-hari besar, pesantren ramadhan, pentas seni, pembinaan osis, LDKS (latihan dasar kepemimpinan siswa), pelaksanaan ekskul.

c. Bidang Sarana dan Prasarana antara lain; pengecatan gedung, perbaikan WC, penambahan white board, penambahan OHP, penambahan komputer, perbaikan lapangan olahraga dan upacara, perbaikan dan pemeliharaan taman sekolah.

d. Bidang Hubungan Masyarakat antara lain; pembentukan pengurus komite sekolah, hubungan profesi (PGRI), hubungan dengan instansi terkait, hubungan dengan masyarakat sekitar.

e. Bidang Sumber Daya Manusia (Guru dan tenaga Pendidik) antara lain; pemberian kesempatan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, penataran, diklat, seminar, dan MGMP.

(17)

8 2.1.5 Data Sumber Daya

Struktur Organisasi SMP Negeri Satap 3 Langgikima

Tabel 2.1.Daftar Kepangkatan dan Tugas Tambahan

No. NAMA PANGKAT/

GOL/RUANG

TUGAS KEPENDIDIKAN 1. Agustina Kaba, S.Pd.

19710810200502 2 003 Pembina Tk. I/IV b Kepala Sekolah 2. Stepanus Kaba, S.Pd

19870912201001 1 005 Guru Muda Tk.I/III/d - Ur. Perpustakaan - Wali Kelas 3. I Nyoman Alit Wiryana, S.Pd.

19881009202012 1 004 Guru Muda / IIIa - Wakil Kepala Sekolah 4. Maria Marselina, S.Pd

19861030202012 2 005 Guru Muda / IIIa - Ur. Kurikulum - Wali Kelas IXb 5. Anita Ferawati, S.Pd.,M.Pd.

19880209202012 2 005 Guru Muda / IIIa - Pengelola Laboratorium - Wali Kelas VIIIb 6. Kriswan Syah, S.Pd.

19960209202012 1 007 Guru Muda / IIIa - Kesiswaan - Wali Kelas VII 7. Rahuellah Zipora J. S.Pd. Guru Muda / IIIa - Wali Kelas IXa

KEPALA SEKOLAH AGUSTINA KABA, S.Pd.

KETUA KOMITE JAMALUDIN BACHMID

WAKIL KEPALA SEKOLAH I NYOMAN ALIT W, S.Pd.

KEPALA LABORATORIUM ANITA FERAWATI,S.Pd., M.Pd.

KEPALA PERPUSTAKAAN STEPANUS KABA, S.Pd.

KEPALA UR. TU HASNI

UR. KURIKULUM MARIA MARSELINA,S.Pd.

UR. KESISWAAN KRISWAN SYAH, S.Pd.

UR. SARPRAS NURMILA, S.Pd.

UR. HUMAS YUMIN TAIYEB, S.Pd.

WALI KELAS

KELAS VII KRISWAN SYAH,S.Pd.

KELAS IX.A REHUELLAH Z.J., S.Pd.

KELAS VIII.A STEPANUS KABA.S.Pd

KELAS VIII.B ANITA FERAWATI, S.Pd.,.M.Pd

KELAS IX.B MARIA MARSELINA,S.Pd.

SISWA

ORANG TUA/

WALI SISWA

(18)

9 19970717202012 2 017

8. Yumin Tayeb, S.Pd. GTT

9. Nurmila, S.Pd. GTT

10. Nurlaila, S.Pd. GTT

11. Aprisal, S.Pd GTT

12. Susmika Sholehani, S.Pdi. GTT

13. Hasni GTT Bid.Tata Usaha/

Administrasi Tabel 2.2. Daftar Kelas dan Siswa

No. Kelas Jumlah Siswa

P L Total

1. VII 16 6 22

2. VIII. A 7 8 15

3. VIII.B 5 9 14

4. IX.A 8 9 17

5. IX.B 10 5 15

2.2. Profil Peserta DATA PRIBADI

Nama : Anita Ferawati, S.Pd.

NIP : 19880209202012 2 005

Pangkat/Golongan : Penata Muda/IIIa

Jabatan : Ahli Pertama - Guru IPA

Unit Kerja : SMP Negeri Satap 3 Langgikima Alamat Domisili : Desa Lambudoni, Kecamatan Andowia,

Kabupaten Konawe Utara Tempat/Tanggal Lahir : Andowia, 09 Februari 1988 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

No. HP : 085241603003

Email : anitaferawatisn@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

(19)

10

2000 : SD Negeri Anggolohipo

2003 : SMP Negeri 10 Kendari

2006 : SMA Negeri 4 Kendari

2011 : S1 – Pend. Fisika, Universitas Halu Oleo 2015 : S2 – Pendidikan IPA, Universitas Halu Oleo RIWAYAT PEKERJAAN

2011 – 2012 : Bekerja di BMT Kendari

2014 - 2015 : Mengajar di SMP Negeri 1 Oheo 2015 - 2020 : Mengajar di SMP Negeri 3 Asera

2021 - sekarang : Mengajar di SMP Negeri Satap 3 Langgikima 2.3. Konsep Nilai-nilai Dasar ASN

2.3.1 Berorientasi Pelayanan

Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu (1) Penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi, (2) Penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan (3) Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.

Berikut ini akan mengulas mengenai panduan perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas, yaitu:

a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat

Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang pertama ini diantaranya mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia, menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak, membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian, menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan

Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur, memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah, memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdayaguna, berhasil guna, dan santun.

c. Melakukan perbaikan tiada henti

(20)

11

Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang ketiga ini diantaranya mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik, mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

2.3.2 Akuntabel

Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.

Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggung jawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik.

Aspek – Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu akuntabilitas adalah sebuah hubungan, akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, akuntabilitas memerlukan konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja.

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu (1) untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi); (2) untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); (3) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:

a) Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi

b) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien

c) Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi 2.3.3 Kompeten

Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PAN RB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: (1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan, (2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan,

(21)

12

keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi, (3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan tupoksi.

Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal dan non-klasikal, baik untuk kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural. Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) jam pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) jam pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan peta nine box pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan hasil pemetaan pegawai dalam nine box tersebut.

Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran Menteri PAN RB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain disebutkan bahwa panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu:

a) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.

b) Membantu orang lain belajar.

c) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

2.3.4 Harmonis

Dalam Kamus Mariam Webster Harmonis (Harmonious) diartikan sebagai having a pleasing mixture of notes. Sinonim dari kata harmonious antara lain canorous, euphonic, euphonious, harmonizing, melodious, musical, symphonic symphonious, tuneful. Sedangkan lawan kata dari harmonious adalah discordant, disharmonious, dissonant, inharmonious tuneless, unmelodious, unmusical. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna dan tulisan kata ‘harmonis’ yang benar: har·mo·nis : bersangkutpaut dengan (mengenai) harmoni; seiasekata. Dari laman Wikipedia, Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti terikat secara serasi/sesuai). Dalam bidang filsafat, harmonis adalah kerjasama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.

Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah membuat tempat kerja yang berenergi, memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi, dan berbagi kebahagiaan

(22)

13

bersama seluruh anggota organisasi. Penerapan sikap perilaku beretika yang menunjukkan ciri- ciri sikap harmonis tidak hanya saja berlaku untuk sesama ASN (lingkup kerja) namun juga berlaku bagi stakeholders eksternal. Sikap perilaku ini antara lain :

a) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya (toleransi).

b) Suka membantu orang lain.

c) Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

2.3.5 Loyal

Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa dan Negara. Sifat dan sikap loyal terhadap bangsa dan Negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada kepemerintahan yang sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena ASN merupakan bagian atau komponen dari pemerintahan itu sendiri.

Secara etimologis, istilah loyal diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia atau suatu kesetiaan. Kesetiaan timbul tanpa adanya paksaan tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Dalam kamus Oxford Dictionary kata Loyal didefinisikan sebagai “giving or showing firm and constant support or allegiance to a person or institution” yang artinya “tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi”. Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara dengan panduan perilaku:

a) Memegang teguh ideologi pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, serta kepada NKRI dan pemerintahan yang sah

b) Menjaga nama baik semua ASN, pimpinan, instansi dan Negara c) Menjaga rahasia jabatan dan Negara.

2.3.6 Adaptif

Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif.

Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi

(23)

14

memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.

Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan baik individu maupun organisasi dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individua dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi uncertainty dengan understanding, hadapi complexity dengan clarity, dan hadapi ambiguity dengan agility.

Adapun panduan perilaku sikap adaptif sebagai berikut:

a) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, b) Terus berinovasi dan mengembangkan kretifitas, dan c) Bertindak proaktif.

2.3.7 Kolaboratif

Berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapa definisi kolaborasi dan collaborative governance. Dyer and Sing(1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa kolaborasiadalah “ value generated from an alliance between two or more firms aiming to become more competitive by developing shared routines”. Yang berarti suatu nilai yang dihasilkan dari kerjasama antara satu atau lebih orang/organisasi yang bertujuan untuk lebih kompetitif dengan mengembangkan rutinitas bersama.

Sedangkan Gray (1989) mengungkapkan bahwa : “Collaboration is a process though which parties with different expertise, who see different aspects of a problem, can constructively explore differences and find novel solutions to problems that would have been more difficult to solve without the other’s perspective” (Gray, 1989). Lindeke and Sieckert (2005) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah: “Collaboration is a complex process, which demands planned, intentional knowledge sharing that becomes the responsibility of all parties”

(Lindeke and Sieckert, 2005).

Dalam pelaksanaan tugas sebagai aparatur sipil negara, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak harus dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat mempercepat pencapaian suatu visi dan cita-cita. Adapun panduan perilaku sikap kolaboratif yaitu berupa:

a) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, b) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah, dan

(24)

15

c) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

2.3.8 Smart ASN

Smart ASN adalah profil Aparatur Sipil Negara yang cerdas, berdaya saing dan menguasai Teknologi dan Informasi dalam menghadapi revolusi industry 4.0 (Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Nomor: 032-Juni 2019) yang disiapkan untuk mewujudkan birokrasi Indonesia berkelas dunia (World Class Government). Profil ASN tersebut meliputi Profil Smart ASN meliputi integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas.

a. Integritas

Integritas adalah konsistensi berperilaku yang selaras dengan nilai, norma dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika tinggi, bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan beserta risiko yang menyertainya.

b. Nasionalisme

Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, demokratis dan maju dalam satu kesatuan bangsa dan negara serta cita-cita bersama guna mencapai, memelihara dan mengabdi identitas, persatuan, kemakmuran dan kekuatan atau kekuasaan negara bangsa yang bersangkutan dalam implementasinya, seorang ASN harus bekerja dengan semangat cinta tanah air Indonesia.

c. Profesionalisme

Pengertian profesionalisme, adalah merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus (Nurita Putranti, Blog). Oleh karena Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu profesi maka konsekuensinya harus selalu meningkatkan kemampuannya secara terus menerus agar dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan dapat dilaksanakan secara profesional.

d. Berwawasan global

ASN yang berwawasan global, disini diartikan sebagai organ birokrasi yang mampu melihat melampaui (beyond) dinding-dinding kaku tempat ia bekerja melalui pandangan yang bulat, menyeluruh serta mampu menemukan dan menggunakan perkembangan atau inovasi lain yang ada baik dalam skala nasional maupun internasional.

e. Menguasai IT dan bahasa asing

(25)

16

ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalamn meningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatkan kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.

f. Hospitality

Hospitality merupakan cara pemberian pelayanan atau penerimaan tamu, pengunjung, atau bahkan orang asing yang datang sehingga mereka akan memiliki kesan baik dan terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan.

g. Entrepreneurship

ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni berjiwa kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreatifitas, inovatif, pantang menyerah dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan peluang serta bertanggung jawab. Enterpreneurship juga dapat diartikan berpikir tentang masa depan orang banyak, kehidupan orang banyak, kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang membutuhkan. Dan dengan dimilikinya kemampuan Enterpreneurship ini maka seorang ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.

h. Networking

Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain atau organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional maupun personal. Literasi digital merupakan hal paling utama dalam mewujudkan ASN yang berdaya saing dalam perkembangan teknologi dan informasi. Ada 4 pilar literasi digital, yaitu:

1. Etika bermedia digital

Etika bermedia digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari meliputi:

(a) Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata karma, dan etika berinternet (netiquette); (b) Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung hoax dan tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dll; (c) Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku; (d) Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang digital yang sesuai dengan perturan yang berlaku.

Adapun ruang lingkup etika dalam dunia digital menyangkut pertimbangan perilaku yang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran), dan nilai kebajikan. Baik

(26)

17

itu dalam hal tata kelola, berinteraksi, perpartisipasi, berkolaborasi dan bertransaksi elektronik.

2. Budaya bermedia digital

Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut: (a) Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kehidupan berbudaya, berbangsa, dan berbahasa Indonesia; (b) Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme; (c) Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indoensia baik dan benar dalam berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika; (d) Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung, mencintai produk dalam negeri dan kegaitan produktif lainnya.

3. Aman bermedia digital

Kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut: (a) Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint) pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata sandi); (b) Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data valid dari sumber yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing; (c) Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed; (d) Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi digital serta protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi.

4. Cakap bermedia digital

Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta system operasi digital dalma kehidupan sehari-hari.

Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut: (a) Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (Handphone/HP, Personal Computer/PC); (b) Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar; (c) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti setting; (d) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-commerce untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara digital.

2.3.9 Manajemen ASN

(27)

18

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Pegawai ASN berfungsi sebagai: pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.

Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: (1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan (2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:

a) Pelaksana kebijakan publik;

b) Pelayan publik; dan

c) Perekat dan pemersatu bangsa

Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:

a) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

b) Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan c) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(28)

19

Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut.

PNS berhak memperoleh:

a) gaji, tunjangan, dan fasilitas;

b) cuti;

c) jaminan pensiun dan jaminan hari tua;

d) perlindungan; dan

e) pengembangan kompetensi

Sedangkan PPPK berhak memperoleh:

a) gaji dan tunjangan;

b) cuti;

c) perlindungan; dan

d) pengembangan kompetensi

Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU ASN disebutkan bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa:

a) jaminan kesehatan;

b) jaminan kecelakaan kerja;

c) jaminan kematian; dan d) bantuan hukum.

Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual.

Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan. Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:

(29)

20

a) setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;

b) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

c) melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;

d) menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

e) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;

f) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;

g) menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

h) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar ASN:

a) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi;

b) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

c) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

d) melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

e) melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;

f) menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara;

g) menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif, dan efisien;

h) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;

i) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

j) tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;

k) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan

(30)

21

l) melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin Pegawai ASN.

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI 3.1. Identifikasi, Penetapan dan Analisis Isu

(31)

22 3.1.1. Identifikasi Isu

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis selama bertugas di SMP Negeri Satap 3 Langgikima khususnya mengajar mata pelajaran IPA, maka dapat diidentifikasi beberapa isu sebagai berikut:

Tabel 3.1. Identifikasi Isu terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan

N o

Tugas Pokok dan Fungsi

Jabatan

Kondisi Saat Ini

Kondisi

diharapkan Identifikasi Isu Deskripsi Keterkaitan Agenda III

a b c d e f

1. Melaksanakan proses

pembelajaran

- Suasana belajar kurang kondusif - Hasil

belajar siswa rendah

- Suasana belajar yang

menyenangkan - Hasil belajar

siswa meningkat

Rendahnya hasil belajar IPA Kelas VII SMP Negeri Satap 3 Langgikima

Manajemen ASN : Dalam memberikan pembelajaran kepada siswa, seorang ASN harus memiliki sikap profesional sesuai dengan tugas dan fungsi jabatan yang dimiliki untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar.

Smart ASN :

Dalam membuat kegiatan pembelajaran guru harus bisa memanfaatkan

teknologi untuk dapat memilih media atau sumber belajar yang tepat agar pembelajaran dapat dilakukan dengan baik oleh siswa.

2. Menegakkan kedisiplinan dan tata tertib sekolah

- Kehadiran siswa rendah - Kepatuhan

siswa terhadap tata tertib rendah

- Kehadiran siswa meningkat - Siswa taat dan

patuh pada tata tertib

Rendahnya kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah

Manajemen ASN : Sebagai seorang ASN, harus berperan

memberikan bimbingan dan motivasi bagi siswa agar lebih mematuhi paraturan sekolah Smart ASN : Guru sebagai ASN harus bisa berinovasi dalam menciptakan

(32)

23

suasana lingkungan sekolah yang tertib dan kondusif

3. Membimbing dan melatih peserta didik

- Sarana prasarana tidak tersedia - Kegiatan

ekstra- kurikuler yang tidak beragam

- Sarana

pengembangan bakat yang lengkap

- Kegiatan ekstra- kurikuler yang variatif

Kurangnya sarana

pengembangan bakat di Sekolah

Manajemen ASN : Peran ASN sebagai pelayan publik dapat mengajarkan dan memberikan pelatihan untuk meningkatkan bakat siswa

Smart ASN :

Sebagai seorang ASN guru harus mampu berkreasi dan berinovasi untuk meningkatkan bakat siswa.

Sehubungan dengan tugas pokok yang diemban oleh penulis selama menjalankan tugas di SMP Negeri Satap 3 Langgikima, terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Rendahnya hasil belajar IPA Kelas VII SMP Negeri Satap 3 Langgikima 2. Rendahnya kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah

3. Kurangnya sarana pengembangan bakat di Sekolah

Setelah melakukan identifikasi isu selanjutnya penulis menetapkan isu. Untuk menetapkan isu yang berkualitas maka perlu dilakukan analisis untuk menghasilkan isu skala prioritas. Dalam menetapkan isi prioritas, penulis menggunakan analisis APKL yaitu analisis menentukan Aktual, Problematik, Khalayak dan Layak. Secara rinci penjelasan APKL sebagai berikut :

a. Aktual (A)

Isu yang trending topik dan terbaru b. Problematika (P)

Isu yang mempunyai dimensi masalah yang kompleks

c. Kekhalayakan (K)

Isu secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak d. Layak (L)

Isu yang relevan dan realistis untuk dimunculkan serta mencari pemecahan masalahnya

(33)

24 3.1.2 Penetapan Isu

Tabel 3.2. Analisis Kualitas Isu Menggunakan Analisis APKL

No Isu Utama Penilaian Isu Total

Skor

Rangking

A P K L

1 Rendahnya hasil belajar IPA Kelas VII SMP Negeri Satap 3

Langgikima

4 5 5 4 18 1

2 Rendahnya kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah

4 4 5 3 16 2

3 Kurangnya sarana pengembangan bakat di Sekolah

5 4 3 3 15 3

Keterangan:

Skala Nilai : 1-5 (1 = sangat kurang: 2 = kurang: 3 cukup: 4 = Baik: 5 = Sangat Baik) A = Aktual, P = Problematika, K = Kekhalayakan, L = Layak

Berdasarkan hasil APKL pada tabel di atas dapat ditetapkan isu prioritas yang perlu segera diselesaikan yaitu rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP Negeri Satap 3 Langgikima pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.

3.1.3 Analisis Dampak Isu

Adapun dampak yang akan timbul jika isu tersebut tidak dapat dituntaskan adalah tidak tercapainya visi dan misi organisasi, tujuan dari hasil pembelajaran tidak akan tercapai dengan maksimal, serapan materi siswa akan berkurang, motivasi belajar akan turun, minat siswa terhadap mata pelajaran IPA akan kurang sehingga prestasi dan hasil belajar siswa tidak akan optimal dan tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Rendahnya hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPA materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun faktor penyebab terjadinya isu antara lain dapat dilihat pada analisis peta masalah berikut ini:

Analisis Peta Masalah Motivasi belajar

rendah

Minat siswa terhadap pelajaran

menurun

Prestasi belajar IPA

rendah AKIBAT

(34)

25

3.2 Gagasan Kreatif/Terpilih dan Kegiatan Pemecahan Isu

Gagasan kreatif yang digunakan dalam mengatasi isu rendahnya hasil belajar IPA kelas VII SMP Negeri Satap 3 Langgikima adalah dengan melalui pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dengan menggunakan media audio visual. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran yang dimaksud agar siswa dapat berfikir secara mandiri, kreatif, mampu menyesuaikan diri dengan permasalahan pembelajaran IPA, menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partisipasi dalam memelihara dan melestarikan alam. Di samping itu, pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar bertujuan untuk mengoptimalkan proses pengajaran dan untuk memperkaya bahan dan kegiatan siswa di sekolah.

Kegiatan dan tahapan pemecahan isu adalah sebagai berikut :

1. Melakukan konsultasi dengan kepala sekolah/mentor terkait rancangan Aktualisasi a. Menyiapkan bahan konsultasi

b. Meminta saran dan arahan dari kepala sekolah/mentor c. Membuat surat persetujuan pelaksanaan aktualisasi

2. Menyusun RPP dengan menyesuaikan kurikulum

a. Mengumpulkan bahan referensi penyusunan RPP dari internet/buku paket b. Menyusun RPP sesuai materi yang akan diajarkan

c. Meminta persetujuan dari kepala sekolah/mentor

3. Melaksanakan pembelajaran IPA materi interaksi makhluk hidup dengan lingungannya Rendahnya Hasil Belajar IPA Siswa Kelas

VII SMP Negeri Satap 3 Langgikima

SEBAB Model

Pembelajaran monoton

Ruang belajar kurang kondusif

Sumber belajar kurang menarik

Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dengan menggunakan media audio visual Gagasan Kreatif

(35)

26

a. Melakukan pre-test dalam bentuk pilihan ganda

b. Menyampaikan materi pembelajaran dalam kelas dan di luar kelas c. Membagi siswa dalam kelompok

d. Siswa mempersentasikan hasil diskusi kelompok e. Menyimpulkan materi pembelajaran

4. Melakukan evaluasi hasil pembelajaran IPA a. Menyiapkan soal post test

b. Melaksanakan post test

c. Menganalisis hasil pre test dan post test 5. Menyusun laporan hasil kegiatan aktualisasi

a. Mengumpulkan bahan-bahan penyusunan laporan b. Menyusun laporan aktualisasi

c. Menyampaikan laporan aktualisasi kepada kepala sekolah/mentor

(36)

27 3.3 Deskripsi / Penjelasan Kegiatan

Nama Jabatan Unit Kerja Identifikasi Isu

Isu yang diangkat Gagasan Pemecahan Isu

: Anita Ferawati, S.Pd : Guru Mata Pelajaran IPA

: SMP Negeri Satap 3 Langgikima

: 1. Rendahnya hasil belajar IPA Kelas VII SMP Negeri Satap 3 Langgikima 2. Rendahnya kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah

3. Kurangnya sarana pengembangan bakat di sekolah

: Rendahnya hasil belajar IPA Kelas VII SMP Negeri Satap 3 Langgikima

: Melalui pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri Satap 3 Langgikima

Tabel 3.3 Deskripsi / Penjelasan Kegiatan Kegiatan 1:

N o

Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/

Hasil

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi

Penguatan terhadap Nilai

Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1. Melakukan

konsultasi dengan kepala

sekolah/mentor

a. Menyiapkan bahan konsultasi untuk disampaikan kepada kepala

sekolah/mentor terkait pelaksanaan aktualisasi.

Tersedianya bahan konsultasi.

 Akuntabel

Mempersiapkan bahan konsultasi dengan penuh tanggungjawab.

 Loyal

Berkomitmen mempersiapkan bahan konsultasi dengan baik.

Terlaksananya kegiatan ini mewujudkan visi

“Berprestasi dan Berbudi Luhur yang Berwawasan Imtaq”

pada misi sekolah

Dengan melakukan kegiatan ini menguatkan nilai

“Pembelajar” yaitu untuk

mengembangkan profesionalisme

(37)

28

 Adaptif

Bertindak proaktif dalam mempersiapkan bahan konsultasi.

poin ke 4 yaitu

“Pengembangan

SDM tenaga

pendidik”.

sebagai tenaga pendidik dalam pengembangan profesi yang berkelanjutan.

b. Meminta saran dan arahan dari kepala sekolah/mentor.

Diperolehnya saran dan arahan dari kepala

sekolah/

mentor.

 Berorientasi Pelayanan Bersikap ramah saat

bertemu kepala

sekolah/mentor.

 Harmonis

Berbicara menggunakan bahasa yang baik dan menjaga sopan santun.

 Kolaboratif

Terbuka untuk bekerja sama

dengan kepala

sekolah/mentor.

c. Membuat surat persetujuan

pelaksanaaan aktualisasi.

Surat persetujuan pelaksanaan aktualisasi.

 Berorientasi Pelayanan Menulis setiap masukan yang bersifat melakukan perbaikan tiada henti.

 Akuntabel

Membuat catatan hasil konsultasi yang dapat dipercaya.

 Kompeten

Menulis hasil konsultasi dengan kualitas terbaik.

(38)

29 Kegiatan 2 :

Analisis Dampak Perkiraan Hambatan Kepala sekolah tidak setuju dengan rancangan kegiatan yang disusun.

Dampak Hambatan Bila kepala sekolah tidak setuju dan tidak memberi dukungan maka akan berdampak terhadap kelancaran kegiatan.

Alternatif Solusi Melakukan revisi berdasarkan arahan, masukan dan saran dari kepala sekolah.

Keterkaitan dengan Agenda III

Manajemen ASN Menyampaikan rancangan aktualisasi merupakan bentuk profesionalisme.

SMART ASN Mempersiapkan bahan konsultasi menggunakan IT dan dapat berkonsultasi secara daring.

No Kegiatan Tahapan Kegiatan

Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Kontribusi Terhadap Visi Misi

Organisasi

Penguatan terhadap Nilai

Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

a. Mengumpulkan bahan referensi penyusunan RPP.

- Silabus - Buku Guru - Buku Siswa

 Akuntabel

Dalam menyusun RPP penulis mencari bahan referensi yang dapat dipercaya.

 Kompeten

Melakukan kinerja terbaik dalam mencari referensi.

 Adaptif

Melakukan inovasi dalam mencari referensi seperti internet/buku paket.

Terlaksananya kegiatan ini mewujudkan visi

“Berprestasi dan Berbudi Luhur yang Berwawasan Imtaq”

pada misi sekolah poin ke 3 yaitu

“Melaksanakan inovasi

pembelajaran”.

Penguatan nilai organisasi yang

“Kreatif dan Inovatif” yaitu menghasilkan RPP

dengan format sesuai kurikulum.

b. Menyusun RPP. Dokumen RPP.  Berorientasi Pelayanan

(39)

30

Menyusun RPP dengan memperhatikan kebutuhan siswa.

 Akuntabel

Menyusun RPP menggunakan format yang terpercaya.

 Harmonis

Menyusun RPP dengan

memperhatikan latar belakang dan kemampuan siswa.

 Kolaboratif

Bekerjasama yang baik dengan kepala sekolah/mentor dalam menyusun RPP.

c. Meminta

persetujuan dari kepala sekolah

RPP yang ditandatangani kepala sekolah

 Akuntabel

Bersikap transparan dalam menyampaikan RPP kepada Kepala Sekolah

 Loyal

Berkomitmen menerima masukan atasan

 Harmonis

Menghargai perbedaan pendapat dengan pimpinan Analisis Dampak Perkiraan

Hambatan

Sulitnya memperoleh bahan referensi terbaru dan lebih interaktif.

Dampak Hambatan

Bila tidak memperoleh bahan referensi terbaru maka bahan penyusun RPP tidak akan mengikuti perkembangan terkini.

(40)

31 Kegiatan 3 :

Alternatif Solusi Mencari bahan referensi di perpustakaan sekolah dan juga dari internet.

Keterkaitan dengan Agenda III

Manajemen ASN Profesional dan bertanggung jawab dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai bentuk pelaksanaan kebijakan dari peraturan yang ditetapkan kementerian pendidikan.

SMART ASN Memanfaatkan IT atau media digital dalam mencari bahan ajar yang termuat dalam RPP.

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi

Penguatan terhadap Nilai

Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

3. Melaksanakan pembelajaran IPA materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungannya.

a. Melakukan pre test dalam bentuk pilihan ganda.

Hasil pre test.  Akuntabel

Melaksanakan pre test menggunakan soal yang handal dan dapat dipercaya.

 Kompeten

Melaksanakan pre test pada siswa dengan soal kualitas terbaik.

 Hormonis

Membangun lingkungan kelas yang kondusif untuk kenyamanan siswa dalam mengerjakan soal.

Terlaksananya kegiatan ini mewujudkan visi

“Berprestasi dan Berbudi Luhur yang Berwawasan Imtaq” pada misi sekolah poin ke 3 yaitu

“Melaksanakan inovasi

pembelajaran”.

Penguatan nilai organisasi yang

“Kreatif dan Inovatif” yaitu memanfaatkan sumberdaya yang ada dengan maksimal.

b. Menyampaikan materi

Materi

tersampaikan.

 Berorientasi Pelayanan Menyampaikan materi pelajaran dengan ramah

(41)

32 pembelajaran

dalam kelas dan di luar kelas.

dan memperhatikan kebutuhan siswa.

 Harmonis

Menyampaikan materi dengan mengedepankan prinsip menciptakan kondisi kelas yang kondusif.

 Loyal

Menyampaikan materi sebagai bentuk dari mengamalkan UUD 1945 yaitu mencerdasakan kehidupan bangsa.

c. Membagi siswa dalam kelompok.

Hasil kerja kelompok.

 Berorientasi Pelayanan Memberi tugas dengan penyampaian yang ramah dan memeperhatikan kebutuhan siswa.

 Kompeten

Memberikan kinerja terbaik membimbing siswa dalam mengerjakan tugas.

 Adaptif

Mengedepankan prinsip proaktif membimbing

Referensi

Dokumen terkait

Badan Kepegawaiaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Konawe Utara yang melakukan pengadaan CPNS, tentunya juga berkewajiban menyelenggarakan

Faktor eksternal yaitu pendidikan orangtua, jenis pekerjaan, pendapatan orangtua, pengetahuan ibu ketersediaan pangan dan pola konsumsi pangan (Adriani, 2014). Penyuluhan gizi

: Pada saat memindahkan arsip yang telah discan pada masing-masing folder di dalam laptop/komputer, nilai dasar yang diterapkan adalah : Manajemen ASN: Saya telah

Dalam proses aktualisasi penulis menggunakan media kartu huruf sebagai solusi untuk meningkatkan kemampuan baca tulis siswa sekolah dasar kelas 2. Melalui gagasan

Aktualisasi dilaksanakan di kelas V SD Negeri 1 Munse dengan menerapkan nilai- nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi sebagai

Tugas pokok dan fungsi guru berdasarkan Permendikbud nomor 15 Tahun 2018 merinci kegiatan-kegiatan pokok yang perlu dilakukan guru dalam melaksanakan beban kerja selama

Melakukan kegitan sosialisasi yang dilakukan berdasarkan jadwal yang telah dibuat dan telah mendapat persetujuan oleh pasien dan keluarga yang dimana dilakukan

Keterkaitan mata pelatihan yang memuat nilai-nilai BerAKHLAK telah sesuai dengan tahapan kegiatan setelah proses pembelajaran menggunakan media. Kontribusi terhadap