• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)

OPTIMALISASI PENERAPAN 7 BENAR PEMBERIAN OBAT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT

RSUD KABUPATEN KOLAKA TIMUR

Disusun oleh :

Nama : Filia Adelin Barthimeus S.Kep.,Ns NIP : 19910108 202203 2 004

NDH : 4

JABATAN : Ahli Pertama - Perawat

INSTANSI : RSUD Kabupaten Kolaka Timur

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONNGAN III ANGKATAN CXXXVII BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

2022

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan berkahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi yang berjudul OPTIMALISASI PENERAPAN 7 BENAR PEMBERIAN OBAT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD KABUPATEN KOLAKA TIMUR.

Penulisan laporan ini terlaksana karena kontribusi banyak pihak berupa bimbingan dan motivasi sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dra.Yuni Nurmalawati, M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberikan fasilitas dan arahan selama kegiatan berlangsung.

2. Bapak dr. Oktovianus selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kolaka Timur atas arahan dan bimbingan selama kegiatan berlangsung.

3. Bapak DR. Yasir Syam Husain, SP., MM selaku Penguji yang telah memberikan masukan dan arahan.

4. Ibu Ir. Hj.Ikah Atikah, MP selaku Coach yang senantiasa dengan sabar, cermat, teliti dan sepenuh hati memberikan bimbingan, masukan dan arahan kepada penulis.

5. Bapak Isnan Laliasa, SST selaku mentor yang telah memberikan saran dan masukan mengenai program kegiatan dalam pelaksanaan rancangan aktualisasi di instansi nantinya.

6. Bapak dr.Alifianto Parham Parakassi selaku Penanggung jawab IGD, yang telah memberikan saran dan masukan mengenai program kegiatan dalam pelaksanaan rancangan aktualisasi di instansi nantinya.

7. Seluruh rekan-rekan sekaligus keluarga baru CPNS Angkatan CXXXV, CXXXVI, CXXXVII, CXXXVIII terimakasih untuk kebersamaanya sehingga kita bisa melewati hari-hari yang penuh dengan perjuangan.

8. Kedua orang tua dan saudara terima kasih atas doa dan dukungannya baik moril maupun materil kepada penulis sehingga penulis memiliki kekuatan dalam menyelesaikan semua kewajiban penulis pada masa prajabatan.

(6)

9. Jajaran panitia pelaksana pelatihan dasar Golongan III serta seluruh pihak yang telah menyelengarakan pelatihan dasar ini

10. Semua pihak yang membantu penyelesaian Laporan aktualisasi ini yang tak mampu penulis sebutkan satu persatu.

Semoga rancangan aktualisasi ini dapat menjadi panduan dalam implementasi aktualisasi di instansi penulis. Penulis sadar bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan dan juga jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis memohon masukan demi perbaikan dimasa yang akan datang dan memohon kritik dan saran dari para pembaca.

Kendari, 07 Juli 2022

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Hal.

LEMBAR PERSETUJUAN ………. i

LEMBAR PENGESAHAN ……….. ii

ABSTRAK ……… iii

KATA PENGANTAR ……….. iv

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR TABEL………. viii

DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR LAMPIRAN……… xi

BAB I. PENDAHULUAN………... 1

1.1. Latar Belakang ………... 1

1.2. Tujuan ……… 3

1.3. Manfaat ……….. 3

1.4. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi ……… 4

BAB II. GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PROFIL PESERTA……….. 5

2.1. Gambaran Umum Organisasi ………... 5

2.1.1. Kedudukan Organisasi ………... 5

2.1.2. Visi, Misi, Tujuan dan Motto Organisasi……… 6

2.1.3. Nilai – nilai Organisasi ……….. 7

2.1.4. Struktur Organisasi ………. 9

2.1.5. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi ……….. 10

2.1.6. Tugas Pokok Perawat……… ……….. 11

2.1.7. Data –data dan sumber daya yang dimiliki unit kerja dan data terkait isu yang di angkat………. 13

2.2. Profil Peserta, Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan ………. 17

2.3. Konsepsi Nilai Dasar BerAKHLAK>, Kedudukan dan Peran ASN …….. 17

BAB III. RANCANGAN AKTUALISASI………. 35

3.1. Identifikasi, Penetapan, dan Analisis Isu ………..……… 35

3.1.1. Identifikasi dan Penetapan Isu ……… 35

3.1.2. Analisis Isu ………. 38

3.1.3. Analisis Dampak Isu ………... 39

(8)

3.2. Gagasan Kreatif ……… 41

3.3. Rancangan Kegiatan Aktualisasi Nilai – Nilai Dasar ………. 42

3.4. Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK) 71 3.5. Estimasi Biaya ……….. 72

3.6. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ………... 73

BAB IV. CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI………. 75

4.1 Realisasi Kegiatan……… 75

4.2. Capaian Aktualisasi………. 78

4.3 Kendala dan Solusi……….. 103

4.4. Matrik Rekapitulasi Habituasi Nilai – Nilai Dasar ASN (BerAKHLAK.).. 104

4.5. Capaian Penyelesaian Core Isu……… 104

4.6. Manfaat Terselesaikannya Core Isu………. 109

4.7. Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi……… 110

BAB V.PENUTUP……….. 111

5.1. Kesimpulan……….. 111

5.2. Saran/Rekomendasi ………... 114

DAFTAR PUSTAKA……….. 115

LEMBAR KOMITMEN TINDAK LANJUT……… 117

LAMPIRAN……….. 120

(9)

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 2.1 Data Sumber Daya Manusia RSUD Kab. Kolaka Timur……….. 13

Tabel 2.2 Kunjungan Unit Gawat Darurat Tahun 2021………. 15

Tabel 2.3 Riwayat Pendidikan………... 17

Tabel. 2.4 Konsepsi Nilai Dasar BerAKHLAK>………... 27

Tabel 3.1 Identifikasi Isu Berdasarkan Fungsi ……….. 36

Tabel 3.2 Analisis isu dengan APKL ……… 37

Tabel 3.3 Penetapan Penyebab Isu melalui Metode USG ……… 38

Tabel 3.4 Gagasan Kreatif ……… 41

Tabel 3.5. Rancangan Aktualisasi Kegiatan ……….. 42

Tabel 3.6. Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK) ... 71

Tabel 3.7. Estimasi biaya kegiatan ………... 72

Tabel 3.8 Jadwal kegiatan aktualisasi ……… 73

Tabel 4.1 Realisasi Kegiatan……….. 75

Tabel 4.2 Kendala dan solusi……….. 103

Tabel 4.3 Matriks Rekapitulasi Habituasi Nilai-nilai Dasar ASN……….. 104

Tabel 4.4 Capaian penyelesaian core isu ……….……….. 108

(10)

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUD Kab.Kolaka Timur…………... ... 9

Gambar 2.2 Kunjungan Unit Gawat Darurat Tahun 2021……….…. 16

Gambar 3.4 Peta Permasalahan (Mind Mapping)………. 40

Gambar 4.1 Menyusun bahan konsultasi………. 79

Gambar 4.2 Bahan Konsultasi………. 79

Gambar 4.3 Meminta jadwal pimpinan………... 80

Gambar 4.4 Meminta jadwal Mentor ……….. 80

Gambar 4.5 Konsultasi dengan pimpinan……….. 81

Gambar 4.6 Konsultasi dengan Mentor……….. 81

Gambar 4.7 Surat Persetujuan dari pimpinan……….. 82

Gambar 4.8 Surat Persetujuan dari mentor………. 82

Gambar 4.9 Konsultasi dengan ketua Pokja SKP……….. 82

Gambar 4.10 Surat Persetujuan dari ketua Pokja SKP………. 82

Gambar 4.11 Merancang lembar komitmen……… 84

Gambar 4.12 Rancangan lembar komitmen………. 84

Gambar 4.13 Dokumentasi dengan pimpinan……… 85

Gambar 4.14 Dokumentasi dengan mentor……… 85

Gambar 4.15 Dokumentasi dengan Pokja SKP……… 85

Gambar 4.16 Merancang penyempurnaan………... 86

Gambar 4.17 Rancangan penyempurnaan………... 86

Gambar 4.18 Menuju percetakan………..……...………... 87

Gambar 4.19 Mencetak lembar komitmen………. 87

Gambar 4.20 Design leaflet……… 89

Gambar 4.21 Design poster……… 89

Gambar 4.22 Mencetak leaflet……… 90

Gambar 4.23 Leaflet……… 90

Gambar 4.24 Mencetak poster……… 91

Gambar 4.25 Poster……… 91

Gambar 4.26 Menempel Poster……….. 92

Gambar 4.27 Poster……….. 92

(11)

Hal.

Gambar 4.28 Konsultasi dengan bagian perencanaan dan pengadaan barang ... 93

Gambar 4.29 Konsultasi dengan bagian perencanaan dan pengadaan barang ... 93

Gambar 4.30 Konsultasi denganbendahara barang……….. ... 94

Gambar 4.31 Konsultasi dengan bendahara barang ... 94

Gambar 4.32 Membeli kotak obat……….. 95

Gambar 4.33 Tersedianya kotak obat………... 95

Gambar 4.34 Mempersiapkan alat dan bahan…….……….. 97

Gambar 4.35 Bahan presentase……….. 97

Gambar 4.36 Undangan sosialisasi………. 98

Gambar 4.37 Mengirim undangan melalui Whatsup……… 98

Gambar 4.38 Kegiatan sosialisasi……… 99

Gambar 4.39 Pemutaran video materi……….. 99

Gambar 4.40 Pembagian leaflet………... 99

Gambar 4.41 Pembagian leaflet………... 99

Gambar 4.42 Penjelasan materi……… 101

Gambar 4.43 Daftar hadir kegiatan sosialisasi………. 101

Gambar 4.44 Perawat yang mengikuti sosialisasi………... 101

Gambar 4.45 Perawat yang mengikuti sosialisasi ……….. 101

Gambar 4.46 Mengirimkan video materi kepada perawat yang tidak mengikuti sosialisasi……… 102 Gambar 4.47 Penerapan prinsip benar pasien……… 105

Gambar 4.48 Penerapan prinsip benar obat……… 105

Gambar 4.49 Penerapan prinsip benar waktu……… 106

Gambar 4.50 Penerapan prinsip benar cara/rute pemberian obat……… 106

Gambar 4.51 Penerapan prinsip benar dosis……… 107

Gambar 4.52 Penerapan prinsip benar dokumentasi……… 107

Gambar 4.53 Penerapan prinsip benar informasi………. 108

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1 : Jadwal Pelaksanaan Kegiatan 121

Lampiran 2 : Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi oleh Mentor 123 Lampiran 3 : Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi oleh Coach 130 Lampiran 4 : Lampiran 4. Bukti – Bukti Pendukung Kegiatan Aktualisasi. 133

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

ASN (Aparatur Sipil Negara) adalah profesi bagi PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, yang mengabdi pada instansi pemerintah.

Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peran penting dalam sistem penyelenggaraan pemerintah Negara, oleh karena itu ASN dituntut untuk memiliki kemampuan, dan profesionalisme yang mumpuni untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat sejalan dengan fungsi ASN sebagai Pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa . Adapun dasar hukum dalam melaksanakan diklat ini yaitu Undang- Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pasal 63 yang menyatakan bahwa calon PNS wajib menjalani masa percobaan dan dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.

Selain itu, dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara (PerLAN) Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar calon pegawai negeri sipil juga disebutkan bahwa Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.

Sesuai yang tertuang dalam PerLAN nomor 1 Tahun 2021 pasal 6 bahwa diharapkan Latihan Dasar CPNS peserta dapat menunjukkan sikap perilaku bela negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif). Tujuannya adalah agar ASN mampu menciptakan pelayanan publik yang lebih baik sesuai dengan tugas dan Fungsi ASN yang tercantum dalam UU Nomor 5 tahun 2014 pasal 10 yaitu sebagai Pelaksana Kebijakan Publik , Pelayan Publik serta Perekat dan Pemersatu Bangsa. Karna

(14)

untuk sekarang ini harus diakui bahwa tidak semua ASN mampu memberikan layanan Prima sesuai dengan aturan-aturan yang ada seperti yang tertuang dalam undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 yang mengatur mengenai Layanan Publik. Pelayanan public adalah hal yang mendasar dari pemerintah untuk memenuhi permintaan dari masyarakat. pelayanan sendiri bertujuan untuk memberikan apa yang diperlukan oleh masyarakat. Salah satu layanan public yang diberikan pemerintah untuk masyarakat adalah Pelayanan public dibidang Kesehatan.

Pelayanan publik bidang kesehatan sebagai pelayanan jasa yang bersifat intangible yang akan diukur tingkat keberhasilannya dengan kepuasan masyarakat yang selalu dinamis, menyebabkan pentingnya perubahan paradigma pelayanan publik bidang kesehatan.

Perawat menjadi salah satu profesi pemberi layanan Publik di Tempat Pelayanan Kesehatan. Dalam Peraturan Mentri Nomor 38 Tahun 2014 dikatakan Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit. Perawat berperan penting dalam memberikan obat-obatan sebagai hasil kolaborasi dengan dokter kepada pasien. Mereka bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan yang aman. Untuk itu, perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan. Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien.

Agar dapat menyusun perencanaan keperawatan atau intervensi yang tepat berkaitan dengan pemberian obat, perawat hendaknya menerapkan 7 benar pemberian obat (Benar pasien, Benar Obat, Benar dosis, Benar waktu, Benar cara pemberian, Benar dokumentasi dan Benar informasi). Selanjutnya, peran kolaboratif perawat dalam pelaksanaan prinsip farmakologi serta penghitungan dosis, termasuk bagaimana implikasinya dalam keperawatan juga merupakan hal penting yang harus dikuasai oleh perawat.

Berdasarkan hasil pengamatan peserta selama menjalankan tugas di instalasi gawat darurat RSUD Kabupaten Kolaka Timur selama kurang lebih 2 minggu dalam penerapan 7 benar pemberian obat belum optimal dikarenakan pelaksanaannya yang masih sering di

(15)

abaikan oleh perawat. Di dalam PMK RI Nomor 11 Tahun 2017 Tentang keselamatan pasien di fasilitas Kesehatan mencantumkan 6 sasaran keselamatan pasien adalah sebagai berikut mengidentifikasi pasien dengan benar, meningkatkan komunikasi yang efektif. meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai, memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar, mengurangi risiko infeksi nosocomial, mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh. Berdasarkan hal tersebut peserta mengangkat judul “ Optimalisasi Penerapan 7 Benar Pemberian Obat Di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten Kolaka Timur ”. Dengan diterapkannya nilai-nilai BerAKHLAK dan Mata Diklat Manajemen ASN serta SMART ASN dalam setiap tindakan keperawatan .

1.2 TUJUAN

a. Tujuan Umum

Mampu mengaktualisasikan Tujuh nilai dasar ASN meliputi Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif serta mengetahui fungsi dan kedudukan ASN didalam melaksanakan tugas jabatan .

b. Tujuan Khusus

1.

Terwujudnya optimalisasi penerapan prinsip 7 benar dalam pemberian obat di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur

2.

Terwujudnya mutu pelayanan Rumah Sakit yang sesuai standar

1.3 MANFAAT

Manfaat yang hendak diperoleh dari kegiatan aktualisasi ini yaitu : 1. Bagi Peserta

a. Mengaktualisasikan nilai – nilai dasar Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif, sehingga tingkat pelayanan dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja ASN meningkat dan kinerja petugas Keperawatan di RSUD Kabupaten Kolaka Timur dalam melayani pasien.

(16)

b. Mampu bekerja sama dengan lintas profesi dan organisasi guna menunjang pelaksanaan habituasi nilai-nilai mata diklat : Manajemen ASN, Whole of Government, dan Pelayanan Publik.

2. Bagi RSUD Kabupaten Kolaka Timur

Menciptakan pelayanan kesehatan yang optimal dan prima bagi pasien maupun keluarga setelah nilai - nilai dasar ASN yaitu “BerAKHLAK” dan mata diklat agenda III diaktualisasikan dalam pemberian pelayanan kesehatan di RSUD Kabupaten Kolaka Timur.

3. Bagi Stakeholder

Manfaat bagi Stakeholder yaitu dapat merasakan inovasi - inovasi dari kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta pelatihan dasar serta mampu meningkatkan kompetensi peserta saat melakukan keperawatan pada pasien baru masuk ataupun pasien yang sedang dirawat di RSUD Kabupaten Kolaka Timur.

1.4 RUANG LINGKUP

Adapun ruang lingkup Pembahasan Rancangan ini mencakup isu belum efektifnya penerapan 6 benar pemberian obat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten Kolaka Timur melalui kegiatan, pembuatan lembar komitmen, pembuatan media informasi, pengadaan kotak obat dan melakukan sosialisasi pada perawat igd . kegiatan ini akan dilaksanakan pada tahap II (off class/Proses Habituasi) dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN serta peran dan kedudukan ASN yang dilaksanakan pada tanggal 10 Juni sampai 12 Juli 2022.

(17)

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU DAN PROFIL

PESERTA

2.1 Gambaran Umum Organisasi 2.1.1. Kedudukan Organisasi

RSUD Kabupaten Kolaka Timur merupakan rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kolaka Timur. RSUD Kabupaten Kolaka Timur terletak di Kabupaten Kolaka Timur, tepatnya di Kelurahan Welala Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka Timur dengan luas lahan 5750 M2 serta luas bangunan 907 M2 .

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur telah hadir di Kabupaten Kolaka Timur sejak Januari 2015 Surat Keputusan Bupati Kabupaten Kolaka Timur No. 280 Tahun 2014 Tentang izin pendirian peningkatan status Puskesmas perawatan Ladongi Welala menjadi Rumah Sakit Kabupaten Kolaka Timur sebagai Rumah Sakit Umum Daerah Kelas D Pratama. dan No. 281 Tahun 2014 tentang Surat Izin Operasional sementara RSUD Kab KOLTIM tgl 31 Des 2014 sampai dengan 2 Januari 2015 RSUD Kabupaten Kolaka Timur dapat melaksanakan pelayanan.

RSUD Kabupaten Kolaka Timur merupakan bangunan atau gedung peninggalan Puskesmas Ladongi Welala Kabupaten Kolaka yang didirikan pada tahun 1985 dan telah mengalami beberapa kali perubahan antara lain :

1. Dibangun oleh Pemerintah Kolaka Sebagai Puskesmas Welala Tahun 1985.

2. Menjadi RSUD Kabupaten Kolaka Timur dan mendapatkan izin operasional dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan No Kode Registrasi 7411908 pada tanggal 15 Januari 2015.

3. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Kolaka Timur No 85 Tahun 2014 tanggal 20 oktober 2014 diangkat IRVAN, S.KM, M.Kes menjadi Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur oleh PJ Bupati Kolaka Timur Drs. H.

Tony Herbiansyah, M.Si

(18)

4. Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD Kabupaten Kolaka Timur oleh bapak Drs.

H. Anwar Sanusi, MM, PJ. Bupati Kolaka Timur pada tanggal 01 Juli 2015 sebagai Rumah Sakit kelas D Pratama dengan 12 Tempat Tidur. Yang terletak di Jl. Abdullah Silondae No. 35 Kelurahan Welala Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka Timur.

5. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Kolaka Timur Nomor 188.45/249 Tahun 2017 tanggal 30 Agustus 2017 diangkat dr. Abdul Munir Abubakar menjadi Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur oleh Bupati Kolaka Timur Drs. H. Tony Herbiansyah, M.Si.

6. Setelah diadakan visitasi oleh Tim Visitasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, pada tanggal 27 Desember 2017 RSUD Kabupaten Kolaka Timur menjadi Rumah Sakit Type D yang ditetapkan melalui Surat Izin Operasional Rumah Sakit Nomor: 503/DPM-PTSP/SIORS-001/XII/2018 oleh Kepala DPM-PTSP Kabupaten Kolaka Timur.

2.1.2. Visi, Misi, Tujuan dan Motto Organisasi 1. Visi Rumah Sakit

Visi RSUD Kabupaten Kolaka Timur adalah “Rumah Sakit Pilihan Utama Masyarakat Kabupaten Kolaka Timur” Visi ini perlu ditanamkan pada setiap unsur Rumah Sakit sehingga menjadi visi bersama yang pada hakekatnya mampu mengarahkan dan menggerakkan segala komponen dalam Rumah Sakit.

2. Misi Rumah Sakit

Dari visi tersebut diatas dijabarkan kedalam misi sebagai berikut:

a. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Dengan Menciptakan Pelayanan yang Bermutu, Cepat, Tepat Serta Terjangkau.

b. Meningkatkan Kualitas SDM yang Profesional, Sarana Dan Prasarana Medis dan Non Medis Serta Penunjang Medis.

c. Menciptakan Kemandirian Masyarakat Untuk Hidup Sehat.

(19)

3. Motto Rumah Sakit

Guna Mewujudkan Visi dan Misi tersebut RSUD Kabupaten Kolaka Timur menerapkan Motto yaitu “5S + 1E”

 Senyum

 Salam

 Sapa

 Santun

 Sabar

 Empati Kepada Setiap Pengguna Jasa Rumah Sakit

4. Tujuan Rumah Sakit a. Tujuan Umum

“Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat”

b. Tujuan Khusus

1) Melaksanakan pembelajan dan pengembangan SDM agar professional, produktif dan berkomitmen.

2) Melaksanakan pelayanan prima yang “5W + 1E”.

3) Meningkatkan kepuasan pelanggan.

2.1.3. Nilai-nilai Organisasi a. Empati terhadap Pasien

Memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi pasien. Untuk itu setiap pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur dalam menangani pasien harus bertekad bahwa: “keselamatan, kesembuhan dan kepuasan pasien adalah kebahagiaan kami”.

b. Keterbukaan dan Transparansi

Dengan keterbukaan diharapkan pemberian informasi secara terbuka serta membuka diri pula terhadap kritik. Kritik harus dilihat sebagai suatu partisipasi untuk perbaikan. Selain itu perlu adanya transparansi yaitu diketahuinya oleh banyak pihak (yang berkepentingan) mengenai perumusan kebijaksanaan yang sudah ditetapkan.

(20)

c. Akuntabilitas

Dengan akuntabilitas diharapkan kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berwenang meminta pertanggung jawaban.

d. Azas Kekeluargaan

Bekerja dalam kebersamaan jauh lebih baik daripada bekerja sendiri- sendiri apalagi dalam bekerjasama berdasarkan persahabatan yang saling menghormati serta saling menghargai. Dengan azas kekeluargaan juga diharapkan agar dalam berinteraksi senantiasa berprilaku santun, rendah hati, serta memberikan kesejukan bagi orang lain.

e. Bermental Pemenang (Play To Win)

Seluruh karyawan Rumah Sakit harus bermental pemenang. Tidak ada hal yang tidak dapat diperbaiki, oleh karena itu hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari besok harus lebih baik dari hari ini

(21)

2.1.4. Struktur Organisasi

Adapun bagan struktur organisasi Rumah Sakit Kabupaten Kolaka Timur tahun 2022 adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur

GAMBAR

Setelah ditetapkan menjadi Rumah Sakit Kabupaten Kolaka Timur Type D yang melalui Surat Izin Operasional Rumah Sakit Nomor: 503/DPM-

PTSP/SIORS-001/XII/2018 oleh Kepala DPM-PTSP Kabupaten Kolaka Timur dibutuhkan adanya struktur organisasi. Adapun struktur organisasi RSUD

DIREKTUR

KASUBAG TATA USAHA KOORD.UMUM DAN

KEPEGAWAIAN KOORD REKAM MEDIS DAN

PKMRS

KEPALA SEKSI

KEPERAWATAN KEPALA SEKSI KEUANGAN &

PROGRAM KEPALA SEKSI PELAYANAN KESEHATAN

KOMITE MEDIK KOMITE KEPERAWATAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA

KOMITE PPI

STAF Medis Fungsional 1. DOKTER

2. PERAWAT 3. BIDAN 4. LAINNYA

(22)

Kabupaten Kolaka Timur dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2015 Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit.

1. Direktur;

2. Sub Bagian Tata Usaha, terdiri dari: Humas yang membawahi Tim PKRS dan Case manager

3. Sub Bagian Perencanaan;

4. Seksi Pelayanan Medis;

5. Seksi Pelayanan Keperawatan, terdiri dari:

a. Instalasi Gawat Darurat b. Instalasi Rawat Jalan c. Instalasi Rawat Inap

6. Seksi Penunjang Medis, terdiri dari:

a. Instalasi Rekam Medis b. Instalasi Farmasi c. Instalasi Gizi d. Unit Laboratorium e. Unit CSSD

f. Unit Loundry g. IPSRS

Dalam aktivitasnya, Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur berusaha untuk selalu menyadari tugas dan tanggung jawabnya sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kolaka Timur. Dengan demikian, RSUD Kabupaten Kolaka Timur akan senantiasa berupaya melaksanakan fungsinya semaksimal mungkin dengan terus berusaha mengadakan perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana serta kinerja petugasnya.

2.1.5. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Berdasarkan Undang-undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

(23)

Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud diatas, rumah sakit memiliki fungsi :

a. Penyelenggara pelayanan pengobatan dan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;

c. Penyelenggara pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan

d. Penyelenggara penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.1.6. Tugas Pokok Perawat

Berdasarkan Permenkes Nomor 26 Tahun 2019 tentang keperawatan rincian kegiatan Perawat kategori keahlian sesuai dengan jenjang jabatan, sebagai berikut:

1) Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di bidang upaya kesehatan perorangan, Perawat berwenang:

a. melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik;

b. menetapkan diagnosis Keperawatan;

c. merencanakan tindakan Keperawatan;

d. melaksanakan tindakan Keperawatan;

e. mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan;

f. melakukan rujukan;

g. memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensi;

h. memberikan konsultasi Keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter;

i. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling; dan

j. melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada Klien sesuai dengan resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.

(24)

2) Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di bidang upaya kesehatan masyarakat, Perawat berwenang:

a. melakukan pengkajian Keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat keluarga dan kelompok masyarakat;

b. menetapkan permasalahan Keperawatan kesehatan masyarakat;

c. membantu penemuan kasus penyakit;

d. merencanakan tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat;

e. melaksanakan tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat;

f. melakukan rujukan kasus;

g. mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat;

h. melakukan pemberdayaan masyarakat;

i. melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat;

j. menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat;

k. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling;

l. mengelola kasus; dan

m. melakukan penatalaksanaan Keperawatan komplementer dan alternatif.

3) Dalam menjalankan tugas sebagai penyuluh dan konselor bagi Klien, Perawat berwenang:

a. melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik di tingkat individu dan keluarga serta di tingkat kelompok masyarakat;

b. melakukan pemberdayaan masyarakat;

c. melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat;

d. menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat; dan e. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling.

4) Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola Pelayanan Keperawatan, Perawat berwenang:

a. melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan;

(25)

b. merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi Pelayanan Keperawatan; dan

c. mengelola kasus.

5) Dalam menjalankan tugasnya sebagai peneliti Keperawatan, Perawat berwenang:

a. melakukan penelitian sesuai dengan standar dan etika;

b. menggunakan sumber daya pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan atas izin pimpinan; dan

c. menggunakan pasien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika profesi dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.1.7. Data-Data dan Sumber Daya yang Dimiliki Unit Kerja dan Data Terkait Isu yang Diangkat

a. Data-Data dan Sumber Daya yang Dimiliki Unit Kerja

Adapun jumlah sumber daya manusia di RSUD Kabupaten Kolaka Timur berjumlah 212 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2.2Data Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur

NO JENIS TENAGA PNS NON

PNS

JUMLAH

1. TENAGA DOKTER

a. Dokter Umum 4 3 7

b. Dokter Gigi 1 1

c. Dokter Spesialis Anak

d. Dokter Spesialis Penyakit dalam (WKDS)

1 1

1 1

e. Dokter Spesialis Jiwa 1 1

f. Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan

1 1

g. Dokter Spesialis Bedah 1 1

(26)

2. Tenaga Paramedis

a. Ners 4 15 19

b. S1 Keperawatan 4 4 8

c. D3 Perawat 7 36 43

d. D4 Kebidanan 9 32 41

3. Tenaga Paramedis Non Perawatan

a. Apoteker 3 3

b. S2 Kesehatan Masyarakat 4 4

c. S1 Kesehatan Masyarakat 7 5 12

d. D3 Radiologi 2 2

e. S1 Farmasi / D4 1 2 3

f.

g. D3 Perekam Medis 1 1 2

h. D3 Analis Kesehatan 2 3 5

i. D3 Farmasi 2 5 7

j. D3 Kesling 1 1

k. D3 Perawat Gigi 3 2 5

l. D3 Gizi 3 5 8

m. S1/D4 Gizi 1 1

n. D1 Transfusi darah 1 1

4. Tenaga Lainnya

a. S1 Ekonomi 1 1

b. D3 ATEM 1 1

c. D3 Fisioterapi 1 1

d. SMA 24 24

JUMLAH 57 155 212

Sumber Data : Buku Profil RSUD Kab.Kolaka Timur 2022

(27)

b. Data-data Terkait Isu yang Diangkat

Isu merupakan pokok permasalahan yang terjadi, sedang terjadi atau akan terjadi yang menjadi pembicaraan khalayak ramai sehingga memerlukan solusi dengan melakukan tindakan yang nyata. Isu yang diangkat berdasarkan peran dan kedudukan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) tentang masalah yang terjadi di ruang lingkup kerja tersebut.

Instalasi Gawat Darurat adalah layanan yang disediakan untuk kebutuhan pasien yang dalam kondisi gawat darurat dan harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan darurat yang cepat.

Unit pelayanan ini menangani kasus-kasus yang bersifat kegawat daruratan, yang terdiri dari kasus darurat bedah dan darurat non bedah. Unit ini ditangani oleh dokter umum dan 26 orang perawat. Untuk menunjang kinerja dan kelancaran pelayanan selama 24 jam unit ini juga ditunjang oleh unit-unit yang lain seperti farmasi, EKG, laboratorium dan lain-lain.

Pelayanan rawat inap diharapkan mampu menjawab kebutuhan pelayanan kesehatan yang prima. Ruang rawat inap RSUD Kabupaten Kolaka Timur terdiri atas ruang rawat inap dewasa dan ruang rawat inap anak. Kasus di ruang rawat inap dewasa terdiri dari penyakit dalam dan bedah.

Tabel 2.3 Kunjungan Unit Gawat Darurat Tahun 2021

BULAN UNIT GAWAT DARURAT

L P Jumlah Umum Bpjs Jumlah

Januari 30 20 50 18 32 50

Februari 27 21 48 20 28 48

Maret 26 26 53 21 31 52

April 53 29 82 38 44 82

Mei 58 26 84 36 48 84

Juni 53 44 97 41 56 97

Juli 49 42 91 38 53 91

Agustus 44 26 70 28 42 70

September 31 22 53 22 31 53

(28)

Oktober 45 29 74 32 42 74

November 39 46 85 46 39 85

Desember 63 65 128 66 62 128

Jumlah 518 396 914 406 508 914

Sumber Data : Laporan Bulanan Unit Gawat Darurat 2021

Gambar 2.4 Kunjungan Unit Gawat Darurat Tahun 2021

Sumber Data : Laporan Bulanan Unit Gawat Darurat 2021

Gambar 2.2 dan gambar 2.3 merupakan jumlah kunjungan pasien di ruang instalasi gawat darurat tiap bulannya pada tahun 2021 di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur. Dari gambar tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan jumlah pasien yang melakukan kunjungan di ruang instalasi gawat darurat. Dengan adanya peningkatan jumlah pasien, berbanding lurus dengan peningkatan penerapan jumlah terapi yang diberikan pada pasien.

0 20 40 60 80 100 120 140

Jumlah Kunjungan

(29)

2.2 Profil Peserta

2.2.1 Identitas Diri Peserta

Nama : Filia Adelin Barthimeus S.Kep., Ns NIP : 1991010820022032004

Pendidikan : S1 Keperawatan + Profesi Ners Jabatan : Ahli Perawat - Pertama

Unit Kerja : RSUD Kabupaten Kolaka Timur 2.2.2 Riwayat Pendidikan Peserta

Tabel 2.2. Riwayat Pendidikan Peserta

Nama Sekolah Tahun Lulus Jurusan/

Program Studi TK Anamolepo Kec. Uepai Kab. Konawe 1997

SD Neg. 1 Uepai 2003

SMP Neg 3 Uepai 2006

SMA Neg 1 Kendari 2009 IPA

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2013 S1 Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2015 Profesi Ners

2.3 Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN Deskripsi terkait BerAKHLAK, SMART ASN dan MANAJEMEN ASN

2.3.1 Berorientasi Pelayanan

Berorentasi pelayanan merujuk pada 3 hal, yaitu memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, ramah cekatan,solutif dan dapat diandalkan, serta melakukan perbaikan tiada henti. Pelayanan publik adalah semua jenis pelayanan untuk menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang memenuhi kriteria yaitu merupakan jenis barang atau jasa yang memiliki eksternalitas tinggi dan sangat diperlukan masyarakat serta penyediaanya terkait dengan upaya mewujudkan tujuan bersama yang tercantum dalam konstitusi maupun dokumen perencanaan pemerintah, baik dalam rangka memenuhi hak dan kebutuhan dasar

(30)

warga, mencapai tujuan strategis pemerintah, dan komitmen dunia internasional.

Penyelenggaraan pelayanan publik memiliki unsur penting yang harus ada, yaitu:

a. ASN sebagai penyelenggara;

b. Publik/masyarakat sebagai penerima layanan;

c. Kepuasaan masyarakat/pelanggan (costumer satisfaction).

Menurut UU no 25 tahun 2009 masyarakat adalah seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayana publik baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan penyelenggara pelayanan publik adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. Adapun hal fundamental dalam pelayanan publik, yaitu:

1) Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi;

2) Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara;

3) Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi kemajuan bangsa dimasa yang akan datang;

4) Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi warga negara (proteksi).

Pelayanan prima penting dilakukan karena memberi kepuasan pelanggan sebagai sarana untuk menghadapi kompetisi dimasa yang akan datang, kepuasan pelanggan adalah promosi terbaik, kepuasan pelanggan merupakan aset terpenting, kepuasan pelanggan menjamin pertumbuhan dan perkembangan organisasi, pelanggan makin kritis dalam memilih produk atau jasa, pelanggan puas akan kembali (costumer retention), dan pelanggan yang puas mudah memberikan referensi. Adapun prinsip dalam pelayanan publik, yaitu:

1) Partisipatif: Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya;

2) Transparan: Penyelenggara pelayanan penyelenggara pelayanan public harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang

(31)

terkait dengan pelayan public yang diselenggarakan tersebut, seperti persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya. Masyarakat juga harus diberi akses yang sebesar-besarnya untuk mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan;

3) Responsif; pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan public yang mereka butuhkan, akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan;

4) Tidak diskriminatif: pelayanan publ;ik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara lainnya;

5) Mudah dan murah; mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akanl dan mudah untuk dipenuhi. Murah artinya biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga negara;

6) Efektif dan efisien;: penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan dilakukan dengan prosedur yang sederhana , tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah;

7) Aksesibel: pelayanan public yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan non fisik:

8) Akuntabel: penyelenggaraan pelayanan public dilakukan dengan menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak yang mereka bayar;

9) Berkeadilan: salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara yang lain.

Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 mengenai pelayanan public, terdapat strategi peningkatan pelayanan prima, yaitu:

1) Menerapkan standar pelayanan dan maklumat pelayanan;

2) Melaksanakan survey kepuasan masyarakat, minimal 1 tahun sekali;

3) Pengelolaan pengaduan masyarakat;

4) Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan

(32)

5) Pengembangan inovasi;

6) Replikasi best practice;

7) Perbaikan berkelanjutan

Masyarakat memiliki keterlibatan dalam rangka peningkatan pelayanan prima, meliputi: penyusunan kebijakan, penyusunan standar pelayanan dan maklumat pelayanan, serta penyampaian dan pengelolaan pengaduan pelayanan publik.

Pelayanan public yang dbiberikan harus berinovasi yang bertujuan memberikan pelayanan yang bermutu sehingga custumer merasa senang.

2.3.2 Akuntabel

Dalam banyak ha, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Responsibilitas adalah kewajibab untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat.

Dalam konteks ASN akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada public (Matsiliza dan zonke, 2017). Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:

a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik;

b. Kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;

c. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;

d. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;

e. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

Adapun pedoman prilaku akuntabilitas, yaitu:

a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi;

b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;

(33)

c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder. Adapun cara menciptakan lingkungan akuntabel, yaitu:

a. Kepemimpinan : Adanya komitmen yang tinggi falam melakukan pekerjaan sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen;

b. Transparansi : mendorong komunikasi, memberikan perlindungan, dan meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan;

c. Integritas: suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yan berlaku, Undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku;

d. Tanggung jawab (responsibility): Kewajiban bagi setiap individu dan lembag bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap Tindakan yang telah dilakukan;

e. Keadilan: Landasan utama dari akuntabilitas. keadilan harus dipelihara Dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya;

f. Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.

Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas tidak akan lahirdari hal-hal yang tidak dapat dipercaya;

g. Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas;

h. Kejelasan: Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas;

i. Konsistensi: Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.

(34)

2.3.3 Kompeten

Kompetensi merupakan perpaduan aspek penetahyan, keterampilan, dan sikap yang terindikasikan dalam kemampuan dan prilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan. Adapun prinsip pengembangan kompetensi ASN, yaitu:

a. Upaya peningkatan kompetensi yang dilakukan organisasi maupun individu melalui proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan pegawai;

b. Setiap ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi;

c. Diarahkan pada pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan jabatan;

d. Pengembangan kompetensi sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karir.

Menurut PP no 11 tahun 2017 pengembangan kompetensi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pendidikan dan pelatihan. Pada proses pendidikan dapat dilakukan dengan pemberian tugas belajar yang bertujuan memenuhi standar kompetensi jabatan dan pengembangan karir. Sedangkan pelatihan dilakukan dengan dua metode, yaitu klasikal berupa pembelajaran tatap muka di dalam kelas seperti pelatihan, seminar, kursus dan penataran. Metode kedua yaitu dengan non klasikal melalui e-learning bimbingan di tempat kerja, pelatihan jarak jauh, magang, dan pertukaran antara PNS sengan pegawai swasta paling lama 1 tahun dengan koordinasi LAN dan BKN. Kompeten memiliki tiga aspek penting, yaitu:

a. Meningkatkan kompetensi diri: Merubah mindset, menembangkan mandiri secara heutagogik atau "net-centric", memanfaatkan sumber keahlian pakar/konsultan, dan melakukan jejaring formal/informal;

b. Membantu orang lain belajar: Aktif dalam pasar pengetahuan, memanfaatkan dokumen kerja, aktif mengakses dan mentransfer pengetahuan, dan sosialisasi informal;

c. Melaksanakan tugas terbaik: pengetahuan menjadi karya, makna hidup dan bekerja baik, serta tipikal individu semangat berkarya.

2.3.4 Harmonis

Menurut kamus besar bahasa Indonesia harmonis bersangkut paut dengan harmoni; seia sekata. Harmoni adalah kerjasama antara berbagai factor dengan

(35)

sedemikian rupa hingga factor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerjasama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.

Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Penegakkan etika ASN terjabarkan dalam undang-undang non 5 tahun 2014. Upaya mewujudkan keharmonisan dapat dilakukan dengan memahami tugas seorang ASN, yatu melaksanakan kebijakan public, memeberikan pelayanan publik yang berkualitas dan professional, dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara kesatuan Republik Indonesia. Adapun pedoman prilaku harmonis, yaitu:

a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;

b. Suka menolong orang lain;

c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

2.3.5 Loyal

Secara etimologis, istilah "loyal" diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu "Loial yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu.Loyal adalah berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara. Adapun panduan prilaku dari loyal, yaitu:

a. Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia pada NKRI serta pemerintahan yang sah;

b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, Instansi, dan Negara;

c. Menjaga rahasia jabatan da Negara.

2.3.6 Adaptif

Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang berubah-ubah agar tetap bertahan (Robbins, 2003). Adaptif merupakan proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan, penyesuaian terhadap norma-

(36)

norma untuk menyalurkan, serta proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah. Adaptif sebagai nilai ASN dan budaya ASN, terdiri atas:

a. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir (personal mastery);

b. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama (shared vision);

c. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi ingin wujudkan (mental model);

d. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan visinya (team learning);

e. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kacamata kuda, atau bermental silo (systems thinking).

Penerapan budaya adaptif harus meampu mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan, mendorong jiwa kewirausahaan, memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah, terkait dengan kinerja instansi, serta memperlihatkan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra, masyarakat, dan sebagainya. Adapun ciri-ciri individu adaptif, diantaranya:

eksperimen orang yang beradaptasi, melihat peluang di mana orang lain melihat kegagalan, memiliki sumberdaya, selau berpikir ke depan, tidak mudah mengeluh, tidak menyalahkan, tidak mencari popularitas, memiliki rasa ingin tahu, memperhatikan sistem, membuka pikiran,dan memahami apa yang sedang diperjuangkan.

Terdapat 3 komponen dalam pengembangan kapasitas pemerintah adaptif, yaitu pengembangan SDM adaptif, penguatan organisasi adaptif, dan pembaharuan institusional adaptif. Adapun pedoman prilaku, yaitu:

a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;

b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas;

c. Bertindak proaktif.

(37)

2.3.7 Kolaboratif

Secara umum kolaborasi adalah hubungan antar organisasi yang saling berpartisipasi dan saling menyetujui untuk bersama mencapai tujuan, berbagi informasi, berbagi sumberdaya, berbagi manfaat, dan bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan bersama untuk menyelesaikan berbagai masalah. Emily R.

Lai menjelaskan, “Collaboration is the mutual engagement of participants in a coordinated effort to solve a problem together. Collaborative interactions are characterized by shared goals, symmetry of structure, and a high degree of negotiation, interactivy, and interdependence.”. Definisi tersebut menjelaskan bahwa kolaborasi adalah keterlibatan bersama dalam upaya terkoordinasi untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Interaksi kolaboratif ditandai dengan tujuan bersama, struktur yang simeteris dengan negosiasi tingkat tinggi melalui intertivitas dan adanya saling ketergantungan. Irawan (2017) mengungkapkan bahwa collaborative governance sebagai sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor governance. Hal ini mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik.

Menurut Ansel dan Gash (2007:544), terdapat 6 kriteria penting untuk kolaborasi, yaitu, forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga, peserta dalam forum termasuk aktor nonstate, peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya '‘dikonsultasikan’ oleh agensi public, forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif, forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika konsensus tidak tercapai dalam praktik), dan fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen. Ada 3 tahapan dalam melakukan assessment terhadap tata kelola kolaborasi, yaitu:

a. Mengidentifikasi permasalahan dan peluang;

b. Merencanakan aksi kolaborasi; dan

c. Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi.

Model Collaborative Governance Ansan dan Gash (2012), Menurutnya starting condition mempengaruhi proses kolaborasi yang terjadi, dimana proses tersebut terdiri dari membangun kepercayaan, face to face dialogue, commitment to process, pemahaman bersama, serta pengambangan outcome antara. Desain

(38)

kelembagaan yang salah satunya proses transparansi serta faktor kepemimpinan juga mempengaruhi proses kolaborasi yang diharapkan menghasilkan outcome yang diharapkan. Panduan perilaku kolaboratif organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:

a. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi;

b. Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka;

c. Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika terjadi kesalahan);

d. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas) Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai;

e. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;

f. Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong;

g. Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan yang diberikan.

Menurut Pérez López et al (2004 dalam Nugroho, 2018), aktivitas kolaborasi antar organisasi, yaitu:

a. Kerjasama Informal;

b. Perjanjian Bantuan Bersama;

c. Memberikan Pelatihan;

d. Menerima Pelatihan;

e. Perencanaan Bersama;

f. Menyediakan Peralatan;

g. Menerima Peralatan;

h. Memberikan Bantuan Teknis;

i. Menerima Bantuan Teknis;

j. Memberikan Pengelolaan Hibah;

k. Menerima Pengelolaan Hibah.

(39)

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah, yaitu kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien efektif antara entitas public.Sedangkan faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah menurut Custumato (2021), yaitu ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi, dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas. Adapun panduan prilakunya, yaitu :

a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;

b. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah;

c. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama

Tabel 2.5. Konsepsi Nilai Dasar BerAKHLAK

No Nilai Dasar Definisi Kalimat Afirmasi Kode Etik

1 Berorientasi Pelayanan

Komitmen memberikan pelayanan prima

demi kepuasan masyarakat

“Kami berkomitmen memberikan pelayanan

prima demi kepuasan masyarakat”

1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat

2. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan

3. Melakukan perbaikan tiada henti

2 Akuntabel

Bertanggungjawab atas kepercayaan

yang diberikan

“Kami bertanggungjawab atas kepercayaan yang

diberikan”

1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi 2. Menggunakan kekayaan dan

barang milik Negara seacara bertanggungjawab efektif dan efesien

3. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan

3 Kompeten

Terus belajar dan mengembangkan

kapabilitas

“Kami terus belajar dan mengembangkan

kapabilitas”

1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah

(40)

2. Membantu orang lain belajar 3. Melaksanakan tugas dengan

kualitas terbaik

4 Harmonis

Saling peduli dan menghargai

perbedaan

“Kami saling peduli dan menghargai perbedaan”

1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya

2. Suka menolong orang lain 3. Membangun lingkungan kerja

yang kondusif

5 Loyal

Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa

dan Negara

“Kami berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan

Negara”

1. Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD, dan setipa pada NKRI serta Pemerintahan yang sah

2. Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, dan Negara

3. Menjaga rahasia jabatan dan Negara

6 Adaptif

Terus berinovasi dan antusias dalam

menggerakkan ataupun menghadapi

perubahan

“Kami terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi perubahan”

1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan

2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas 3. Bertindak proaktif

7 Kolaboratif

Membangun kerjasama yang

sinergis

“Kami membangun kerjasama yang sinergis”

1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi

2. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah 3. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama

(41)

2.3.8. MANAJEMEN ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:

a. Kepastian hukum;

b. Profesionalitas;

c. Proporsionalitas;

d. Keterpaduan;

e. Delegasi;

f. Netralitas;

g. Akuntabilitas;

h. Efektif dan efisien;

i. Keterbukaan;

j. Non diskriminatif;

k. Persatuan;

l. Kesetaraan;

m. Keadilan;

n. Kesejahteraan 2.3.9. SMART ASN

Smart ASN adalah profil Aparatur Sipil Negara yang cerdas, berdaya saing dan menguasai Teknologi dan Informasi dalam menghadapi revolusi industry 4.0 (Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Nomor: 032-Juni 2019) yang disiapkan untuk mewujudkan birokrasi Indonesia berkelas dunia (World Class Government). Profil ASN tersebut meliputi Profil Smart ASN meliputi integritas,

(42)

nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas.

Adapun 8 (delapan) Profil SMART ASN sebagai berikut : a. Integritas

Integritas adalah konsistensi berperilaku yang selaras dengan nilai, norma dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika tinggi, bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan beserta risiko yang menyertainya. (Permenpan RB Nomor 60 tahun 2020)

b. Nasionalisme

Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, demokratis dan maju dalam satu kesatuan bangsa dan negara serta cita-cita bersama guna mencapai, memelihara dan mengabdi identitas, persatuan, kemakmuran dan kekuatan atau kekuasaan negara bangsa yang bersangkutan. Dalam implementasinya, seorang ASN harus bekerja dengan semangat cinta tanah air Indonesia.

c. Profesionalisme

Pengertian profesionalisme, adalah merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus (Nurita Putranti,Blog). Oleh karena Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu profesi maka konsekuensinya harus selalu meningkatkan kemampuannya secara terus menerus agar dalam melaksanakan tugas atau pekerjakaan dapat dilaksanakan secara profesional. Berpedoman pada pengertian dimuka, menunjukkan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang merupakan bagian dari profesi agar dapat melaksanakan pekerjaan secara professional harus diperhatikan dan memperhatikan mengenai profesionalisme. (Mustaqiem : Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.2, November 2010)

(43)

d. Berwawasan global

ASN yang berwawasan global, disini diartikan sebagai organ birokrasi yang mampu melihat melampaui (beyond) dinding-dinding kaku tempat ia bekerja melalui pandangan yang bulat, menyeluruh serta mampu menemukan dan menggunakan perkembangan atau inovasi lain yang ada baik dalam skala nasional maupun internasional.

e. Menguasai IT dan bahasa asing

ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalamn meningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, seorang ASN selain menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar juga memiliki kemampuan menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin dan lain sebagainya.

f. Hospitality

Hospitality merupakan cara pemberian pelayanan atau penerimaan tamu, pengunjung, atau bahkan orang asing yang datang sehingga mereka akan memiliki kesan baik dan terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan.

g. Entrepreneurship

ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni berjiwa kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreatifitas, inovatif, pantang menyerah dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan peluang serta bertanggung jawab. Enterpreneurship juga dapat diartikan berpikir tentang masa depan orang banyak, kehidupan orang banyak, kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang membutuhkan. Dan dengan dimilikinya kemampuan Enterpreneurship ini maka seorang ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.

(44)

h. Networking

Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain atau organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional maupun personal.

Literasi digital merupakan hal paling utama dalam mewujudkan ASN yang berdaya saing dalam perkembangan teknologi dan informasi. Ada 4 pilar literasi digital, yaitu:

1) Etika bermedia digital

Etika bermedia digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari meliputi:

a) Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata karma, dan etika berinternet (netiquette);

b) Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung hoax dan tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dll;

c) Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku;

d) Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang digital yang sesuai dengan perturan yang berlaku.

Adapun ruang lingkup etika dalam dunia digital menyangkut pertimbangan perilaku yang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran), dan nilai kebajikan. Baik itu dalam hal tata kelola, berinteraksi, perpartisipasi, berkolaborasi dan bertransaksi elektronik.

2) Budaya bermedia digital

Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dasar- dasarnya adalah sebagai berikut:

(45)

a) Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kehidupan berbudaya, berbangsa, dan berbahasa Indonesia;

b) Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme, dll;

c) Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indoensia baik dan benar dalam berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika;

d) Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung, mencintai produk dalam negeri dan kegaitan produktif lainnya.

3) Aman bermedia digital

Kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut:

a) Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint) pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata sandi);

b) Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data valid dari sumber yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing.

c) Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed;

d) Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi digital serta protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi.

4) Cakap bermedia digital

Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta system operasi

(46)

digital dalma kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya adalah sebagai berikut:

a) Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (Handphone/HP, Personal Computer/PC);

b) Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar;

c) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti setting;

d) Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e- commerce untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara digital.

(47)

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi, Penetapan dan Analisis Isu

Isu merupakan masalah yang dikedepankan dan penting untuk segera ditanggapi.

`Dalam suatu organisasi isu merupakan suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan dampak negatif terhadap organisasi dan berlanjut pada tahap krisis. Dalam menemukan isu dan permasalahan yang terjadi di lembaga/instansi, peserta dituntut untuk mendapatkan dukungan teoritik dari mata pelatihan yang telah diperoleh peserta pada materi diklat agenda kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, yang memiliki keterkaitan baik secara langsung atau tidak langsung dengan aktivitas peserta di tempat kerja. Berdasarkan hasil pengamatan peserta selama bertugas di Ruangan Instalasi Gawat Darurat selama kurang lebih 2 minggu terdapat beberapa isu yang ditemukan :

1. Belum optimalnya penerapan 7 benar pemberian obat di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten Kolaka Timur

2. Rendahnya pemahaman pasien dan keluarga mengenai prinsip TRIAGE di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten Kolaka Timur

3. Kurang efektifnya komunikasi terapeutik perawat terhadap pasien di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten Kolaka Timur

3.1.1 Identifikasi dan Penetapan Isu

Analisis isu digunakan untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas isu.

Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas tertinggi. Disamping itu tidak semua isu bisa dikategorikan menjadi isu actual. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis kriteria isu.

(48)

Tabel 3.1 Identifikasi Isu Berdasarkan Fungsi

No Tugas dan Fungsi Isu Teridentifikasi Deskriptif Keterkaitan dengan Agenda III

1 2 3 4

1. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada Klien sesuai dengan resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.

Belum optimalnya penerapan 7 benar pemberian obat di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten Kolaka Timur

Manajemen ASN :

Melaksanakan penerapan 7 benar pemberian dengan bertanggung jawab, dan berintegrasi tinggi, serta memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.

2. Memberikan

tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensi;

Rendahnya

pemahaman pasien dan keluarga mengenai prinsip TRIAGE di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten Kolaka Timur

SMART ASN :

Pemberian Pelayanan Informasi mengenai prinsip TRIAGE secara prima dengan penuh kejelasan, tanggung jawab, kedisiplinan, kesopanan, keramahan, kenyamanan dan kemudahan akses menggunakan leaflet, dan poster sehingga masyarakat khususnya keluarga pasien akan mendapatkan

informasi yang benar dan mudah dipahami.

Referensi

Dokumen terkait

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat di tingkat dasar di Indonesia, menurut Peraturan Menteri Kesehatan

Anti korupsi: pemberian nilai untuk melihat pemahaman siswa dalam proses pembelajaran dilakukan dengan tidak adil dan bersifat subjektif, yang hanya melihat siswa yang unggul di

Badan Kepegawaiaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Konawe Utara yang melakukan pengadaan CPNS, tentunya juga berkewajiban menyelenggarakan

Faktor eksternal yaitu pendidikan orangtua, jenis pekerjaan, pendapatan orangtua, pengetahuan ibu ketersediaan pangan dan pola konsumsi pangan (Adriani, 2014). Penyuluhan gizi

Melakukan kegitan sosialisasi yang dilakukan berdasarkan jadwal yang telah dibuat dan telah mendapat persetujuan oleh pasien dan keluarga yang dimana dilakukan

Keterkaitan mata pelatihan yang memuat nilai-nilai BerAKHLAK telah sesuai dengan tahapan kegiatan setelah proses pembelajaran menggunakan media. Kontribusi terhadap

Sedangkan sumber isu yang diangkat, diantaranya berasal dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang tercantum dalam Peraturan Bupati Kabupaten Konawe Kepulauan

Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil dalam peningkatan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran matematika pada materi penjumlahan bilangan bulat