• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKTUALISASI. NILAI NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK) PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CXXXIX TAHUN 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKTUALISASI. NILAI NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK) PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CXXXIX TAHUN 2022"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK) PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III

ANGKATAN CXXXIX TAHUN 2022

OPTIMALISASI PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT PADA UPTD PUSKESMAS WANGI-WANGI

KABUPATEN WAKATOBI

Disusun oleh:

Nama : dr. Dian Anggraini Hamid

NIP : 199310232022032014

NDH : 19

Jabatan : Dokter Ahli Pertama

Instansi : UPTD Puskesmas Wangi-Wangi Pemerintah Kabupaten Wakatobi

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

2022

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah Subhanahu Wata’ala atas segala curahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN dengan judul “Optimalisasi Penanganan Pasien Gawat Darurat Pada UPTD Puskesmas Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi.”

Kegiatan aktualisasi ini dimaksudkan untuk menerapkan inti dari nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK yaitu, Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif.

Penyusun menyadari bahwa Rancangan Aktualisasi ini dapat terwujud karena bantuan dan dorongan dari banyak pihak. Oleh karena itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kepala BPSDM Prov. Sultra Ibu Dra. Yuni Nurmalawati, M.Si

2. Penguji Kelompok I Drs. Asrun Lio, M.Hum., Ph.D atas masukan dan saran untuk perbaikan rancangan aktualisasi ini.

3. Coach Kelompok I Ir. Amir Ma’sum atas arahan, saran, dan masukannya sehingga rancangan aktualisasi ini dapat terselesaikan dan siap untuk diseminarkan.

4. Sekretaris Dinas Kesehatan Wakatobi dr. La Hijaa, selaku mentor yang telahmemberikan persetujuan dan dukungan untuk penulis melakukan aktualisasi.

5. Segenap Widyaiswara selaku tenaga pengajar pada Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan CXXXIX Tahun 2022 atas ilmu yang telah diberikan.

6. Orang Tua yang tak henti-hentinya memanjatkan doa sertamemberikan semangat dan motivasi dalam setiap aktivitas penulis.

7. Seluruh panitia Binsuh yang telah memfasilitasi para peserta DIKLATSAR dengan baik.

8. Segenap keluarga besar peserta DIKLATSAR CPNS Golongan III khususnya angkatan CXXXIX yang selama ini telah bersama-sama dalam mengikuti DIKLATSAR.

9. Teman-teman staf Puskesmas Wangi-Wangi yang telah memberikan dukungan kepadapenulis untuk menyelesaikan rancangan aktualisasi ini.

Demikian Rancangan Aktualisasi ini disusun sebagai dasar penulis untuk pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai ASN di instansi kerja penulis. Semoga rancangan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat dan dapat memberi kontribusi bagi pelayanan masyarakat khususnya di wilayah kerja Puskesmas Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi.

Kendari, 29 Juni 2022

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Hal.

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 4

1.3. Manfaat ... 4

1.4. RuangLingkup... 5

1.5. Waktu dan Tempat ... 5

BAB II. GAMBARAN UMUM ORGANISASI, PROFIL PESERTA, KONSEPI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU 2.1.Gambaran Umum Organisasi ... 6

2.2.Profil Peserta ... 10

2.3. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi ... 11

2.4. Tugas dan Fungsi Dokter Umum ... 13

2.5.Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN ... 13

BAB III. LAPORAN AKTUALISASI 3.1.Identifikasi,dan deskripsi Isu ... 24

3.2. Analisis Isu ... 25

3.3. Deskripsi/Penjelasan Kegiatan ... 29

3.4.Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ... 39

3.5.Estimasi Biaya ... 39

3.6.Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ... 40

BAB IV. CAPAIAN AKTUALISASI 4.1. Realisasi Kegiatan ... 41

4.2. Capaian Aktualisasi ... 44

4.3. Matriks Rekapitulasi Habituasi Nilai-Nilai ASN BerAkhlak ... 71

4.4. Capaian Penyelesaian Core Isu ... 72

4.5. Manfaat Terselesainya Core Isu... 73

4.6. Rencana Tindak Lanjut Hasil Habituasi ... 73

BAB IV PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 74

5.2. Saran ... 74

(6)

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 2.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, tahun 2018 ... 7

Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Kesehatan ... 10

Tabel 3.1 Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi ... 24

Tabel 3.2 Penetapan Isu Melalui Metode APKL ... 25

Tabel 3.3 Deskripsi Kegiatan dan Analisis Isu Keonsultasi Mentor/Pimpinan ... 29

Tabel 3.4 Deskripsi Kegiatan dan Analisis Isu Pembuatan Ruang Tindakan ... 31

Tabel 3.5 Deskripsi Kegiatan dan Analisis Isu Pembuatan Banner ... 33

Tabel 3.6 Deskripsi Kegiatan dan Analisis Isu Sosialisasi ... 35

Tabel 3.7 Deskripsi Kegiatan dan Analisis Isu Evaluasi Kegiatan ... 37

Tabel 3.8 Matriks Rekapitulasi ... 39

Tabel 3.9 Estimasi Biaya ... 39

Tabel 3.10 Time Schedule ... 40

Tabel 4.1 Realisasi Kegiatan ... 41

Tabel 4.2 Matriks Rekapitulasi Habituasi Nilai-Nilai BerAkhlak... 71

Tabel 4.3 Capaian Penyelesaian Core Isu ... 72

Tabel 4.4 Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi ... 73

(7)

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1 Luas Wilayah, jumlah penduduk, tahun 2018 ... 7

Gambar 2.2 Peta wilayah kerja ... 7

Gambar 2.3 Struktur organisasi UPTD Puskesmas Wangi-Wangi ... 9

Gambar 3.1 Analisis isu menggunakan Problem Tree diagram ... 27

Gambar 4.1 Jadwal pertemuan ... 43

Gambar 4.2 Bahan konsultasi ... 43

Gambar 4.3 Konsultasi Mentor ... 44

Gambar 4.4 Lembar konsultasi mentor ... 45

Gambar 4.5 Meminta izin pelaksanaan aktualisasi ... 46

Gambar 4.6 Surat persetujuan aktualisasi ... 46

Gambar 4.7 Desain rancangan ruang tindakan ... 47

Gambar 4.8 Konsultasi rancangan ruang tindakan ... 48

Gambar 4.9 Lembar konsultasi mentor ... 49

Gambar 4.10 Pembuatan ruang tindakan medis ... 50

Gambar 4.11 Pengisian barang-barang ... 51

Gambar 4.12 Desai banner ... 52

Gambar 4.13 Konsultasi desain banner ... 53

Gambar 4.14 Mencetak banner ... 53

Gambar 4.15 Pemasangan banner ... 54

Gambar 4.16 Bahan Sosialisasi ... 55

Gambar 4.17 Video sosialisasi ... 55

Gambar 4.18 Banner sosialisasi ... 55

Gambar 4.19 Menyiapkan LCD ... 56

Gambar 4.20 Bahan pretest & posttest... 57

Gambar 4.21 Pengisian pretest ... 58

Gambar 4.22 Pengisian posttest ... 58

Gambar 4.23 Sosialisasi hari pertama ... 60

Gambar 4.24 Daftar absen ... 60

Gambar 4.25 Sosialisasi hari pertama ... 61

Gambar 4.26 Daftar absen ... 62

Gambar 4.27 Dokumen komitmen bersama ... 63

Gambar 4.28 Dokumen komitmen bersama ... 64

Gambar 4.29 Penandatanganan komitmen bersama ... 64

Gambar 4.30 Daftar nilai pretest dan posttest ... 65

Gambar 4.31 Penerapan standar operasional prosedur ... 66

Gambar 4.32 Konsultasi hasil rancangan aktualisasi ... 69

Gambar 4.33 Menyusun laporan... 70

(8)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.

Menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 yang merupakan landasan operasional tentang Aparatur Sipil Negara dijelaskan bahwa ASN berorientasi pada pelayanan publik secara profesional dengan selalu mengedepankan kepentingan negara, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menjalankan kebijakan publik, pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945.

ASN memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraanpemerintah dan pembangunan. Untuk memainkan peranan tersebut, diperlukan sosok ASN yang profesional yaitu ASN yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya dan mampu mengamalkan niai-nilai dasar ASN BerAKHLAK yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompoten, Harmonis, Loyal, Adaptif,dan Kolaboratifdalam menjalankan tugas keseharian sebagai pelayan publik.

Dewasa ini, pelayanan publik yang dilakukan ASN di bidang kesehatan mendapat sorotan publik, terutama tentang kualitas pelayanan yang kurang memuaskan diakibatkan oleh turunnya kesadaran dan kepedulian ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009, pasal 1 ayat 2 tentang Kesehatan bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional. Dimana Upaya peningkatan kesehatan tercantum pada Undang-Undang kesehatan Nomor 36 tahun 2009, Pasal 1 ayat 6 bahwa setiap

(9)

kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan atau masyarakat.

Demi mewujudkan pembangunan tersebut, berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara nomor 12 tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar CPNS, diperlukan pembinaan melalui Pelatihan Dasar (Latsar). Dengan demikian diharapkan terbentuk karakter ASN yang kuat, yaitu ASN yang mampu bersikap dan bertindak professional dalam melayani masyarakat.

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat di tingkat dasar di Indonesia, menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2019 tentang pusat kesehatan masyarakat bahwa pusat kesehatan masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas salah satunya terdiri dari Pelayanan Ruang Tindakan di Puskesmas, dimana dalam proses pelaksanaannya membutuhkan perencanan dan persiapan yang baik.

Dokter sebagai salah satu ASN seharusnya juga dapat membentuk karakter dari dalam dirinya sendiri yang berkomitmen, berintegritas, kompeten, profesionalitas dalam tugas dan fungsi jabatannya dalam hal ini dokter berperan sebagai ujung tombak pelayanan. Mempertimbangkan hal tersebut diatas, maka dalam rangka habituasi nilai-nilai BerAKHLAK maka peserta melakukan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi yang ada pada setiap unit kerjanya.

Berdasarkan hasil pengataman penulis selama bertugas di Puskesmas Wangi-Wangi selama kurang lebih 2 bulan, penerapan SOP masih kurang optimal pada pelayanan kasus kegawatdaruratan di Unit Gawat Darurat. Hal ini akan berdampak pada kualitas pelayanan yang kurang memuaskan bahkan bisa berdampak pada tatalaksana pasien yang tidak optimal. Berdasarkan hal tersebut

(10)

peserta ingin mengangkat isu mengenai “Kurangnya Optimalnya Standar Operasional Prosedur di Unit Gawat Darurat Puskesmas Wangi-Wangi”.

I.2. Tujuan

a) Tujuan umum

Terlaksananya rancangan aktualisasi ini adalah memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan,

b) Tujuan khusus

Terciptanya pelayanan yang optimal kepada masyarakat dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadappelayanan publik khususnya pelayanan di Unit Gawat Darurat Puskesmas Wangi-Wangi.

I.3. Manfaat a) Bagi penulis

Penulis dapat meningkatkan profesionalitas sebagai ASN melalui aktualisasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara yakni BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif saat penulis bekerja di instansi penulis.

b) Bagi organisasi

Kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Wangi-Wangi sehingga ikut membantu terwujudnya visi dan misi UPTD Puskesmas Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi.

c) Bagi masyarakat

Kegiatan ini dapat meningkatkan taraf kesehatan masyarakat melalui peran aktif dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat.

(11)

I.4. Ruang Lingkup

Kegiatan rancangan aktualisasi dan habituasi ini akan dilaksanakan di Puskesmas Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi dengan mengangkat tema

“optimalisasi penanganan pasien Gawat Darurat pada Puskesmas Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi.”

I.5. Waktu dan Tempat

Kegiatan aktualisasi dilaksanakan mulai dari tanggal 1 Juli hingga 3 Agustus 2022 di Puskesmas Wangi-Wangi.

(12)

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEPSI NILAI-NILAIDASAR, KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU

DAN PROFIL PESERTA

2.1 Gambaran Umum UPTD Puskesmas Wangi-Wangi 2.1.1 Kondisi Geografis

Gambar 2.1 UPTD Puskesmas Wangi-wangi

Puskesmas Wangi-Wangi merupakan salah satu Puskesmas yang terletak di Kabupaten Wakatobi. Puskesmas Wangi-Wangi terletak di Desa Padaraya Makmur, Kecamatan Wangi - Wangi Kabupaten Wakatobi. Luas wilayah kerja Puskesmas Wangi-Wangi berkisar 141,05 km² yang terdiri dari 12 wilayah kerja yaitu Kelurahan Pongo, Kelurahan Wanci, Kelurahan Wandoka, Kelurahan Wandoka Selatan, Kelurahan Wandoka Utara, Desa Pada Raya, Desa Tindoi, Desa Tindoi Timur, Desa Waginopo, Desa Posalu, Desa Maleko, Desa Pookambua.

Puskesmas Wangi-Wangi sebelah utara berbatasan dengan Desa Sombu, sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Mandati II, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Wungka dan sebelah Barat berbatasan dengan Laut Wanci.

Gambar 2.2 Peta wilayah kerja UPTD Puskesmas Wangi-Wangi

(13)

2.1.2 Keadaan penduduk

Berdasarkan Pendataan Keluarga Sehat yang telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Wangi-Wangi pada tahun 2018, jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Wangi-Wangi sebanyak 12.269 jiwa, tingkat kepadatan penduduk sebesar 120,97 jiwa/km². Kepadatan tertinggi terdapat dikelurahan Wandoka Selatan sebesar 1386,96 jiwa/km², diikuti kelurahan Wandoka sebesar 821,19 jiwa/km² dan kelurahan Wanci sebesar 580,23 Jiwa/km²,sedangkan kepadatan terendah terdapat di desa Maleko sebesar 22,09 Jiwa/km², disusul Tindoi Timur sebesar 36,96 jiwa/km². Tabel berikut memberikan informasi yang lengkap tentang luas wilayah, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan pada tahun 2018.

Tabel 2.1 Luas wilayah, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan tahun 2018

Sumber : Data Primer

2.1.3 Visi, Misi dan Nilai Organisasi UPTD Puskesmas Wangi-Wangi

UPTD Puskesmas Wangi-wangi memiliki visimisi serta nilai-nilai organisasi sebagai berikut

1 PONGO 11,06 3978 758 5,27 359,67

2 WANCI 7,98 3367 847 3,90 414,29

3 PADA RAYA

MAKMUR 26,59 1733 333 5,20 65,17

4 WANDOKA 1,51 1394 241 5,78 923,18

5 WANDOKA

SELATAN 0,92 1766 284 6,22 1919,57

6 WANDOKA

UTARA 5,88 1808 229 7,90 307,48

7 TINDOI 25,54 1335 300 4,45 52,27

8 TINDOI TIMUR 14,53 666 156 4,27 45,84

9 WAGINOPO 12,24 674 135 4,99 55,07

10 POSALU 11,3 580 141 4,11 51,33

11 MALEKO 21,96 565 151 3,74 25,73

12 POOKAMBUA 1,54 452

86 5,26 293,71

JUMLAH 141,05 18.257 3.661 4,99 129

(14)

a. Visi Puskesmas Wangi-Wangi

”Mewujudkan Masyarakat Yang Berbudaya Sehat Mandiri ” b. Misi Puskesmas Wangi-Wangi

1. Menggerakkan Kemandirian Masyarakat untuk berprilaku hidup sehat.

2. Memberikan pelayanan yang profesional dan beretika.

3. Menjalin kerjasama lintas sektoral dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemecahan dan penanganan masalah kesehatan. . c. Motto Puskesmas Wangi-Wangi

“Melayani dengan Hati Bertindak Secara Profesional.”

d. Nilai-nilai organisasi Puskesmas Wangi-Wangi

Nilai organisasi Puskesmas Wangi-Wangi didasarkan pada visi Kabupaten Wakatobi yaitu “Wakatobi Menjadi Kabupaten Konservasi Maritim Yang Sentosa”

(15)

2.1.4 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Wangi-Wangi

HARIMASI.A.Md.Keb KEPALA PUSKESMAS

Hj.HASMI, A.Md.Keb MUTU

DAHLIA KASUBAG TATA USAHA

Hj.NURKARLINA, S.Km SISTEM INFORMASI

KESEHATAN

GUSPRAMITA.A.Md.Ke p

RUMAH TANGGA B.RUTIN : R.SUSILOWATI, AMK

B. BOK : RESKI F.A.Md.Kep B.JKN : WA JUMAATI,S.Km B. ASET : RACHMADY S,S.Kep

KEUANGAN

Hj.NURKARLINA, S.Km JARINGAN PELAYANAN PUSKESMAS DAN JEJARING

FASYANKES

Musmiati Sasmito, AM.Keb

Pusat Tindoi

Hendriawati,S.Si.Apt PUSKEL

Musmiati Sasmito, AM.Keb

Poskesdes Wakalara

Wd.Biessenimita Ebit,A.Md.Keb

Poskesdes Waginopo

Irmawati, SST Poskesdes Pada Raya

Poskesdes Wandoka

Klinik Kesehatan Jejaring Fasyankes

Bidan Praktek Swasta

Eliani, A.Md.Keb Polindes Pookambua

Wd. Rini Hartati, AM.Keb

Poskesdes lapalingu

Poskesdes Maleko Wd. Hasriwati, AM.Keb

Poskesdes Posalu Dr. Hj.S.Dg. NGINTANG

UKP.KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM

Kafis Erianti, A.Md.Kep UGD

Wd. Husnun Nadhar.SST Kamar Bersalin

Afis Erianti,A.Md.Kep Rawat Inap

Hendriawati,S.Si.,Apt Apotek

Erchi Afriani,AMAK Laboratorium Sry

Wahyuningsih,A.Md.Kep Poli Umum

Rosdiana, AMK Poli Gigi

Wd. Malhiyati A., AM.Keb Poli KIA/KB Poli KIA/KB

Wd. Sarfiani, AMG Poli KIA/KB GIZI

Hendriawati,S.Si.Apt Poli KIA/KB Gudang Obat RACHMADY SURYANTO,

S.Kep UKM PENGEMBANGAN

Wd.rukmina,A.Md.Kep Kesehatan Jiwa

Kafis Erianti, A.Md.Kep Kesehatan Tradisional

Hasmiati,AMK Kesehatan Lansia

Hasmiati,AMK PTM Guspramita,A.Md.Kep

Kesehatan Kerja Wd.RUKMINA,A.Md.K

ep UKM ESENSIAL

Wd.rukminA,A.Md.Kep Promkes

Wd.rukmina,A.Md.Kep Kesehatan Lingkungan

P2 HIV/AIDS Wd.MalhiyatiA.Md.Keb

KIA-KB

Wd.Safriani,AMG Gizi Kesmas

Susilowati Amrullah P2 TB

Wd.Hasriwati,A.Md.Keb P2 Malaria

P2 DBD Wd.Rahmiatun, AMKL

UKS

Rosdiana,AMK UKGS

WD. Mislina Haeni, AMK Keperawatan Kesmas

Abriati, AMK P2 ISPA

Surveilans

(16)

2.1.5 Tenaga Kesehatan

Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Kesehatan di UPTD Puskesmas Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi Periode 10 Juni 2021

2.2 Profil Peserta

Nama : dr. Dian Anggraini Hamid

NIP : 19931023202203014

Jabatan : Dokter Ahli Pertama Pangkat/Golongan : Penata Muda Tingkat I/IIIb

Unit Kerja : UPTD Puskesmas Kecamatan Wangi-Wangi Instansi : Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pendidikan : Profesi dokter

No. Nama Jumlah

Jumlah

L P

1 Dokter Umum 2 2

2 S1 Umum 3 S2 Kesmas

4 S1 Kesmas 1 3 4

5 Apoteker 1 2 3

6 S1 Farmasi

7 DIII Farmasi 1 1

8 D1 Farmasi

9 S1 Gizi 2 2

10 DIII Gizi 2 2

11 S1 Keperawatan 1 1 2

12 DIII Perawat 1 18 19

13 Ners 14 S1 Bidan 15 Si Gigi 16 DIII Gigi

17 DIV Bidan 1 1

18 DIII Bidan 13 13

19 DIII Kesling 2 2

20 DIII Fisioterapi 1 1

21 DIII Analisis Kimia 1 1

22 Analisis Kesehatan 1 1

23 Pgsd 24 Psikologi 25 DIII Manajemen 26 DIII Rekamedik 27 P.KES

28 SPB

29 SPK 2 2

30 SPRG 1 1

31 SPPH 1 1

32 SMA 2 5 7

33 SMP

JUMLAH 8 59 63

(17)

Pengalaman Kerja : Dokter FKTP pada Klinik As Syifaa Wakatobi 2020- 2021

2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Berdasarkan Permenkes 75 tahun 2014, Puskemas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas menyelenggarakan fungsi :

a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya.

b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya

Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkatpertama di wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk :

a. Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan;

b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;

d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan pimpinan wilayah dan sektor lain terkait;

e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan Puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat;

f. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;

g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;

h. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial, budaya, dan spiritual;

(18)

i. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan;

j. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan respon penanggulangan penyakit;

k. Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan

l. Melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian sumber daya kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkatpertama di wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan, bermutu, dan holistic yang mengintegrasikan faktor biologis, psikologi, sosial, dan budaya dengan membina hubungan dokter – pasien yang erat dan setara;

b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif;

c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu, berfokus pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat;

d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan kesehatan, keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja;

e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;

f. Melaksanakan penyelenggaraan rekam medis;

g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan;

h. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas.

i. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan.

(19)

j. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

k. Melakukan pembinaan terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.

2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Dokter Umum

Menurut PERMENKES No. 73 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional umum di lingkungan Kementrian Kesehatan, Tugas pokok dan fungsi dokter umum yaitu :

a. Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan, b. Melaksanakan pelayanan medis rawat inap,

c. Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan medis, d. Melaksanakan pelayanan gizi dan KIA

e. Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan pedoman kerja untuk menyususun catatan medis pasien

f. Menyusun draft Visum et repertum g. Melaksanakan tugas jaga

h. Menyusun draft laporan pelaksanaan tugas i. Menyusun laporan pelaksanaan tugas j. Menyusun laporan lain

2.5 Konsepsi Nilai Dasar, Peran dan Kedudukan ASN 2.5.1 Konsep Nilai ASN BerAKHLAK

A. Berorientasi Pelayanan

Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu (1)

(20)

Penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/birokrasi, (2) Penerima layanan yaitu masyarakat, stake holders, atau sektor privat, dan (3) Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima olehpenerima layanan.

Panduan perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas, yaitu:

1) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat 2) Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan 3) Melakukan perbaikan tiada henti

Kata kunci dari berorientasi pelayanan yaitu, responsivitas, kualitas dan kepuasan.

Kalimat Afirmasi dari Berorientasi Pelayanan adalah Kami berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.

B. Akuntabel

Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepadaatasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik.Aspek-aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu akuntabilitas adalah sebuah hubungan, akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, akuntabilitas memerlukan konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja.Panduan berprilaku atau kode etik akuntabilitas adalah : a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan

berintegritas tinggi.

b. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.

c. Tidak menyalahgunakan wewenang jabatan.

Kata kunci dari Akuntabilitas yaitu : 1. Intergritas, Konsisten.

(21)

2. Dapat dipercaya dan 3. Transparan.

Kalimat afirmasi dari Akuntabilitas adalah kami bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan.

C. Kompeten

Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PAN RB Nomor 38 Tahun 2017 tentangStandar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:

(1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan, (2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi, (3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan tupoksi.

Panduan berprilaku atau kode etik Kompeten adalah :

a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.

b. Membantu orang lain belajar.

c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

Kata kunci dari Kompeten yaitu : 1. Kinerja terbaik, sukses.

2. Keberhasilan.

3. Kelincahan Belajar dan 4. Ahli dibidangnya.

(22)

Kalimat afirmasi Kompeten adalah kami harus belajar untuk mengembangkan kapasitas.

D. Harmonis

Harmonis, yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan.Panduan berprilaku atau kode etik harmonis adalah :

a. Menghargai orang lain apapun latarnya.

b. Suka menolong orang lain.

c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

Kata kunci harmonis yaitu : 1. Peduli (caring).

2. Perbedaan.

3. Selaras

Kalimat afirmasi dari harmonis adalah kami saling peduli dan menghargai perbedaan.

E. Loyal

Loyalyaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara;

Panduan berprilaku atau kode etik loyal adalah :

a. Memegang teguh ideologi Pancasila dan UUD 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.

b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan Negara.

c. Menjaga rahasia jabatan dan Negara.

Kata kunci Loyal yaitu : 1. Komitmen;

2. dedikasi;

3. kontribusi;

4. nasionalisme dan;

5. pengabdian.

Kalimat afirmasi dari loyal adalah kami berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara.

(23)

F. Adaptif

Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuh kembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilakutanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan baik individu maupun organisasi dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan membangun ataumewujudkan individua dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi uncertainty dengan understanding, hadapi complexity dengan clarity, dan hadapi ambiguity dengan agility.

Adapun panduan perilaku sikap adaptif sebagai berikut:

a) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, b) Terus berinovasi dan mengembangkan kretifitas, dan c) Bertindak proaktif.

G. Kolaboratif

Dalam pelaksanaan tugas sebagai aparatur sipil negara, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak harus dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat

(24)

mempercepat pencapaian suatu visi dan cita-cita. Adapun panduan perilaku sikap kolaboratif yaitu berupa:

a) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi b) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilakn nilai tambah, dan c) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

2.5.2 Kedudukan dan Peran ASN A. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebasdari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negarayang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Pegawai ASN berfungsisebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat danpemersatu bangsa.Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional.Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalamUU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:

(1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan (2) PegawaiPemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negaraIndonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASNsecara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yangdiangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut: 1. Pelaksana kebijakan publik; 2. Pelayan publik; dan 3. Perekat dan pemersatu bangsa

(25)

Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:

1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina

2. Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 3. Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan 4. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut.

PNS berhak memperoleh: 1) gaji, tunjangan, dan fasilitas; 2) cuti; 3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua; 4). perlindungan; dan 5). pengembangan kompetensi. Sedangkan PPPK berhak memperoleh:1. gaji dan tunjangan; 2. cuti;

3. perlindungan; dan 4. pengembangan kompetensi

Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU ASN disebutkan bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa: 1. jaminan kesehatan; 2. jaminan kecelakaan kerja; 3. jaminan kematian; dan 4. bantuan hukum.

Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan. Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:

1. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;

2. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

(26)

3. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;

4. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

5. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;

6. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;

7. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 8. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar ASN:

1. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi;

2. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

3. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

4. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan

5. melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;

6. menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;

7. menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;

8. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;

(27)

9. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

10. tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;

11. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan

12. melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin Pegawai ASN.

B. Smart ASN

Smart ASN adalah profil Aparatur Sipil Negara yang cerdas, berdaya saingdan menguasai Teknologi dan Informasi dalam menghadapi revolusi Industri 4.0 (Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Nomor: 032-Juni 2019) yangdisiapkan untuk mewujudkan birokrasi Indonesia berkelas dunia (World ClassGovernment). Profil ASN tersebut meliputi Profil Smart ASN meliputiintegritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas.

1. Integritas

Integritas adalah konsistensi berperilaku yang selaras dengan nilai,norma dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, serta mampumendorong terciptanya budaya etika tinggi, bertanggung jawab atastindakan atau keputusan beserta risiko yang menyertainya.

2. Nasionalisme

Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat,demokratis dan maju dalam satu kesatuan bangsa dan negara serta cita-cita bersama guna mencapai, memelihara dan mengabdi identitas, persatuan, kemakmuran dan kekuatan

(28)

atau kekuasaan negara bangsa yangbersangkutan dalam implementasinya, seorang ASN harus bekerja dengansemangat cinta tanah air Indonesia.

3. Profesionalisme

Pengertian profesionalisme, adalah merupakan komitmen paraanggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus. Oleh karena Pegawai Negeri Sipilmerupakan salah satu profesi maka konsekuensinya harus selalumeningkatkan kemampuannya secara terus menerus agar dalam melaksanakan tugas atau pekerjakaan dapat dilaksanakan secara profesional.

4. Berwawasan global

ASN yang berwawasan global, disini diartikan sebagai organbirokrasi yang mampu melihat melampaui (beyond) dinding-dinding kaku tempat ia bekerja melalui pandangan yang bulat, menyeluruh serta mampu menemukan dan menggunakan perkembangan atau inovasi lain yang adabaik dalam skala nasional maupun internasional.

5. Menguasai IT dan bahasa asing

ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk ITtermasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakandalamn meningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatkan kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.

6. Hospitality

Hospitality merupakan cara pemberian pelayanan atau penerimaan tamu, pengunjung, atau bahkan orang asing yang datang sehingga mereka akan memiliki kesan baik dan terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan.

7. Entrepreneurship

ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni berjiwakewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreatifitas, inovatif, pantang menyerah dan cerdas dalam menangkap danmenciptakan peluang serta bertanggung jawab. Enterpreneurship juga

(29)

dapat diartikan berpikir tentang masa depan orang banyak, kehidupan orang banyak, kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang membutuhkan. Dan dengan dimilikinya kemampuan Enterpreneurship ini maka seorang ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya

8. Networking

Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain atau organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional maupun personal. Literasi digital merupakan hal paling utama dalam mewujudkan ASN yang berdaya saing dalam perkembangan teknologi dan informasi. Ada 4 pilar literasi digital, yaitu: a). Etika bermedia digital; b). Budaya bermedia digital; c). Aman bermedia digital; d). Cakap bermedia digital

(30)

BAB III

LAPORAN AKTUALISASI

3.1. Identifikasi dan Deskripsi Isu

Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi, maka terlebih dahulu dilakukan identifikasi dan penetapan isu berdasarkan pengalaman selama kurang lebih 2 bulan bertugas di UPTD Puskesmas Wangi-Wangi. Setelah menemukan isu-isu, tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi isu tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan berkaitan dengan manajemen PNS dan pelayanan publik yang erat kaitannya dengan tugas pokok dan fungsi saya sebagai apoteker di UPTD Puskesmas Wangi-Wangi. Adapun isu-isu tersebut akan dijelaskan secara ringkas pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi No. Tugas dan

Fungsi

Identifikasi Isu

Kondisi Saat Ini Kondisi yang diharapkan 1.

2.

Melaksanakan pelayanan kegawat daruratan medis (Permenkes No. 73 tahun 2013)

Melaksanakan pelayanan gizi dan KIA (Permenkes

Belum optimalnya penangan pasien gawat darurat pada Puskesmas Wangi-Wangi

Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI

1. Masih banyak pasien yang harus ditangani di puskesmas tetapi langsung dirujuk ke Rumah Sakit

2. Terlambatnya

penanganan pasien gawat darurat di Puskesmas Wangi- Wangi

Dari data observasi yang dilakukan dilapangan menunjukan banyaknya pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit karena pemahaman petugas yang kurang sehingga terjadi keterlambatan penanganan pasien di unit gawat darurat

Banyaknya bayi yang alergi terhadap susu sapi dikarenakan pengetahuan ibu yang kurang

Penerapan SOP pada kasus gawatdarurat di unit gawat darurat Puskesmas Wangi- wangi menjadi optimal.

Meningkatnya pemahaman ibu tentang pentingnya ASI Ekslusif

(31)

3.

9.

No. 73 Tahun 2013)

Melaksanakan pelayanan rawat jalan (Permenkes No. 73 tahun 2013)

Ekslusif

Kurang optimalnya pemilihan sampah medis dan non medis di Puskesmas Wangi-Wangi

Masih terdapat

sampah medis di tempat sampah biasa, dan sebaliknya

Pemilahan sampah menurut kategorinya menjadi optimal

3.2. Analisis Isu

3.2.1 Analisis Penetapan Isu Prioritas

Berdasarkan identifikasi isu pada Tabel 3.1, perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu yang merupakan prioritas sehingga dapat dicarikan solusinya. Proses tersebut menggunakan teknik analisis isu untuk membantu penetapan core issue yakni teknik analisis APKL, yaitu dengan menentukan tingkat Aktualitas, Problematik, Kekhalayakan dan Layak-nya yang selanjutnya diberi skala penilaian1-5. Isu yang memiliki nilai total penjumlahan tertinggi itulah yang menjadi isu prioritas.

Tabel 3.2 Penetapan Isu dengan Metode APKL

NO Isu dan Sumber Isu A P K L Total

APKL

Pering kat

1.

Belum optimalnya penanganan pasien gawat darurat pada Puskesmas Wangi-Wangi

5 4 4 4 17 I

2. Kurangnya pengetahuan ibu tentang

pentingnya ASI Ekslusif 5 4 3 3 15 II

3.

Kurang optimalnya pemilahan sampah medis dan non medis di

Puskesmas Wangi-Wangi 4 4 3 3 14 III

Sumber Data: Hasil Analisis (2022)

(32)

SkalaLikert : 1-5

Angka5:Sangatgawat/mendesak Angka4: Gawat/Mendesak Angka3:CukupGawat/Medesak Angka2:KurangGawat/Mendesak Angka1:TidakGawat/Mendesak Keterangan :

A : Aktual(sedangterjadi/dalam proseskejadian) P: Problematik(MasalahMendesak untukdipecahkan) K : Kekhalayakan(MenyangkutHidupOrangBanyak) L : Layak (Logis,Pantas,Realistis dandapatdi bahas)

Berdasarkan scoring dan skala Likert pada analisis isu metode APKL diatas didapatkan hasil isu prioritas yang memiliki peringkat teratas adalah

“Belum optimalnya penanganan pasien gawat darurat pada Puskesmas Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi”

3.2.2. Analisis Dampak Isu

Adapun dampak yang akan muncul apabila isu “belum optimalnya penanganan pasien unit gawat darurat Puskesmas Wangi-Wangi”, diantaranya:

1. Rendahnya kinerja puskesmas dalam menagani pelayanan kasus kegawat daruratan

2. Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap layanan petugas puskesmas

3.2.3. Analisis Faktor Penyebab

Isu yang diangkat pada kegiatan aktualisasi ini adalah belum optimalnya penanganan gawat darurat Puskesmas Wangi-Wangi.

(33)

Gambar 3.1 Analisis Isu menggunakan Problem Tree diagram

3.2.4 Gagasan Kreatif/Terpilih dan Kegiatan sebagai Pemecahan Isu

1. Unit kerja : Puskesmas Wangi-Wangi

2. Isu yang diangkat : Belum optimalnya penanganan pasien gawat darurat pada Puskesmas Wangi- Wangi Kabupaten Wakatobi

3. Gagasan Pemecahan Isu : Pengoptimalan penanganan pasien gawat darurat pada Puskesmas Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi

4. Tujuan gagasan pemecahan isu : Mengoptimalkan penanganan pasien gawat darurat pada Puskesmas Wangi- Wangi Kabupaten Wakatobi

1. Banyaknya pasien yang harusnya bias ditangani tetapi dirujuk

2. Terlambatnya penanganan pasien gawat darurat

Kurangnya penanganan pasien gawat darurat

Prosedur pelayanan kegawat daruratan

Sarana & prasarana Pemahaman petugas IGD yang kurang

Belum terlaksana SOP kegawat daruratan

Bulum tersedianya ruang tindakan

1. Sosialisasi SOP kegawatdaruratan 2. Pemasangan banner

Penyediaan ruang tindakan

(34)

5. Deskripsi Kegiatan :

a. Melakukan konsultasi dengan mentor dan meminta persetujuan pimpinan dalam rencana kegiatan.

- Menyiapkan pertemuan dan bahan konsultasi dengan pimpinan dan mentor.

- Melakukan konsultasi dengan mentor dan pimpinan untuk mendapatkan persetujuan tentang rancangan aktualisasi.

- Meminta izin dan arahan dari pimpinan/mentor untuk pelaksanaan aktualisasi

b. Pembuat ruang tindakan pada unit gawat darurat - Merancang desain ruang tindakan

- Melakukan konsultasi dengan mentor dan pimpinan untuk mendapatkan persetujuan tentang rancangan aktualisasi.

- Melakukan pembuat ruang tindakan

c. Pembuat banner standar operasional prosedur kegawatdaruratan

- Merancang desain banner standar operasional prosedur kegawatdaruratan

- Mencetak banner standar operasional prosedur kegawatdaruratan - Pemasangan banner standar operasional prosedur kegawatdaruratan d. Melakukan sosialisasi mengenai standar operasional prosedur

kegawatdaruratan

- Melakukan persiapan sosialisasi

- Membagikan soal pre test kepada petugas Kesehatan di puskesmas - Sosialisasi standar operasional prosedur kegawatdaruratan

- Penandatanganan Komitmen Bersama

e. Evaluasi & konsultasi kegiatan penyuluhan kasus kegawatdaruratan dan pembuatan laporan hasil kegiatan.

- Menaganalisis hasil pre test & post test - Penerapan standar operasional pelayanan

- Melakukan konsultasi dengan mentor dan pimpinan tentang hasil aktualisasi

(35)

- Membuat laporan aktualisasi

(36)

3.3 Deskripsi Kegiatan

Tabel 3.3. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Konsultasi kepada mentor/pimpinan tentang rancangan aktualisasi”

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Kontribusi Terhadap Visi & Misi

Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1. Konsultasi kepada mentor/pimpinan tentang rancangan aktualisasi

a. Menyiapkan pertemuan dan bahan konsultasi denganmentor/pi mpinan

b. Meminta arahan dari mentor dan pimpinan terkait pelaksanaan aktualisasi

- Diperolehnya saran dan masukan dari mentor/

pimpinan, - Dokumentasi

Tersedianya catatan arahan dari pimpinan dan mentor

- Akuntabel

penulis akan membangun komunikasi dan kerjasama antara kelompok internal yang menjadi tujuan adanya transparansi.

- Adaptif

penulisakan secara proaktif menyiapkan bahan-bahan konsultasi agar komunikasi dan arahan lebih jelas diterima

- Kolaboratif

penulis akan menunjukkan keinginan untuk bekerja sama dan bersinergi dengan atasan demi mendapatkan hasil yang memuaskan

- Loyal

Penulisakan berkomitmenuntuk melaksanakan apa yang diarahkan pimpinan dan mentor

- Harmonis

penulisakan bertindak selarasdengan arahan dari pimpinan

- Berorientasi Pelayanan

Penulisakan responsif mencatat seluruh arahan dengan jelas

Dengan

berkonsultasi kepada atasan akan tercipta birokrasi yang memiliki integritas sehingga turut mendukung visi Puskesmas

“Mewujudkan Masyarakat Yang Berbudaya Sehat Mandiri”

Kegiatan ini membantu menguatkan pengamalan nilai organisasi UPTD Puskesmas Wangi-Wangi yang sejalan dengan visi Kabupaten Wakatobi yaitu

“Wakatobi Menjadi Kabupaten Konservasi Maritim Yang Sentosa”

(37)

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Kontribusi Terhadap Visi & Misi

Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

c. Meminta persetujuan pelaksanaan kegiatan aktualisasi pimpinan/mentor untuk

pelaksanaan

Diperolehnya persetujuan olehpimpinan untuk

melaksanakan kegiatan aktualisasi Dokumentasi

bersikap santun dan akan menujukan kinerja terbaik

- Harmonis

penulisakan menghargai dan peduli terhadap pendapat atasan - Akuntabel

penulisakan transparan

menyampaikan kepada

pimpinan/mentor tentang seluruh rencana aktualisasi yang akan dilakukan

- Kolaboratif

penulisakan menjagakomunikasi dan bertutur kata dengan sopan dan bersediabekerja sama

Keterkaitan dengan kedudukan dan peran ASN : Kegiatan Konsultasi kepada pimpinan/mentor merupakan bagian dari pengelolaan atau Manajemen ASN yang erat kaitannya dengan tujuan mewujudkan pelayanan publik yang profesional.

Analisis Dampak

Perkiraan Hambatan : Pimpinan/mentor sedang melakukan perjalanan dinas keluar kota.

Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Kegiatan tidak akan berjalan sesuai rencana.

(38)

Tabel 3.4. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Pembuatan ruang tindakan”

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Kontribusi Terhadap Visi & Misi

Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

2. Pembuatan ruang tindakan

a. Merancang desain ruang tindakan

b. Melakukan konsultasi terkait rancangan desain ruang tindakan

Tersedianya rancangan bentuk ruang tindakan

Terwujudnya masukan/saran dan persetujuan dari pimpinan terhadap hasil desain Dokumentasi

- Berorientasi Pelayanan

penulis akan melakukan perbaikan tanpa henti dan mencari refensi untuk mendapatkan kualitas mendesain yang baik

- Akuntabel

penulis akan merancang desain ruang tindakan secara teliti dan bertanggung jawab dalam desain ruang tindakan

- Kompeten

penulis akan menunjukkan kinerja terbaik sehingga rancangan desain berlangsung dengan sukses

- Kolaboratif

penulis akan bekerjasama dengan yang lain sehingga bisa lebih efektif dan efisien

- Harmonis

penulis akan saling peduli dan menghargai masukan/saran - Adaptif

penulisakan secara proaktif menyiapkan bahan-bahan konsultasi agar komunikasi dan arahan lebih jelas diterima - Kolaboratif

penulis akan menunjukkan

Memberi pelayanan kesehatan yang bermutu,

representative dan terjangkau oleh seluruh masyarakat yang turut berperan dalam mewujudkan visi puskesmas Wangi-Wangi

“Mewujudkan Masyarakat Yang Berbudaya Sehat Mandiri”

Kegiatan ini mendukung penerapan nilai organisasi iklas dalam pelayanan

(39)

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

Kontribusi Terhadap Visi & Misi

Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

c. Melakukan pembuatan ruang tindakan

Tersedianya tempat khusus tindakan dalam unit gawat darurat

demi mendapatkan hasil yang memuaskan

- Akuntabel

penulis akan bertanggung jawab dan berintegrasi dalam mempersiapkan keseluruhan material alat dan bahan yang akan digunakan

- Adaptif

Penulis akan berusaha berinovasi agar ruang tindakan menjadi nyaman

- Loyal

penulis akan turut berkontribusi dalam perbaikan layanan unit gawat darurat di tempat kerja - Kolaboratif

penulis akan menunjukkan keinginan untuk bekerja sama dan bersinergi dengan tenaga kesehatan lain

Keterkaitan dengan kedudukan dan peran ASN

Kegiatan pembuatan ruang kegiatan merupakan pengelolaan atau Manajemen ASN yang erat kaitannya dengan tujuan mewujudkan pelayanan publik yang profesional dan mencapai visi dan misi organisasi.

Analisis Dampak

Perkiraan Hambatan : alokasi dana yang tidak memadai

Referensi

Dokumen terkait

: Pada saat memindahkan arsip yang telah discan pada masing-masing folder di dalam laptop/komputer, nilai dasar yang diterapkan adalah : Manajemen ASN: Saya telah

Dari hasil observasi dan pengamatan selama bertugas di SMP Negeri Satap 3 Langgikima dan didukung oleh hasil konsultasi dengan mentor maka dihasilkan data/fakta

Sedangkan sumber isu yang diangkat, diantaranya berasal dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang tercantum dalam Peraturan Bupati Kabupaten Konawe Kepulauan

Belum optimalnya edukasi tentang babyblues dan cara penanganan gejala babyblues dengan teknik effleurage massage di Ruang Alamanda RSUP Dr Hasan Sadikin

Hasan Sadikin Bandung Konsultasi dan koordinasi pembuatan media edukasi Terlaksana video dan poster tentang Penguatan Implementasi SOP Pemantauan Akses Intravena Perifer

Keberhasilan penanggulangan penderita gawat darurat antara lain ditentukan oleh tersedianya sumber daya yang sesuai dengan standar dan terlaksananya sistem penangulangan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 Pusat Kesehatan Masyarakat PKM disebut puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

Oleh karena itu, penulis berinovasi untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Purworejo dengan kegiatan yaitu 1 Menyusun panduan, pedoman, kerangka acuan