LAPORAN AKTUALISASI NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL
JUDUL :
“ PENINGKATAN PENGETAHUAN PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN UNTUK MENCEGAH STUNTING MELALUI PROGRAM KELAS GIZI”
Oleh :
NUR AFIFAH, S.Tr.Gz NDH: 05
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XCIII TAHUN 2021 PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA KENDARI
2021
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi dengan judul “ Peningkatan Pengetahuan Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Untuk Mencegah Stunting Melalui Program Kelas Gizi”
Rancangan aktualisasi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk kelulusan Diklatsar CPNS Golongan III Lingkup Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih, penghargaan dan penghormatan setinggi- tingginya kepada:
1. Ibu Dr. Hj. Nur Endang Abbas, SE., M.Si selaku Kepala BPSDM Provinsi Sulawesi Tenggara;
2. Bupati Konawe Kepulauan yang telah berkontribusi pada penyelenggaraan Latsar 3. Bapak Umar, S.Pd selaku kepala BKPSDM Kabupaten Konawe Kepulauan beserta
jajarannya yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS golongan III 4. Seluruh widyaiswara yang telah memberikan materi LATSAR
5. Bapak Dr.Drs.RUSLAN, M.Pd selaku widyaiswara pembimbing (coach) yang telah bersedia memberikan masukan dan arahan dengan penuh kesabaran;
6. Bapak Ir. H. BURHANUDDIN, M.SI selaku penguji yang memberikan saran, kritik dan masukan untuk mensukseskan pelaksanaan aktualisasi;
7. Ibu Yemi Yusuf, SKM selaku Mentor yang telah bersedia membimbing dengan sabar dan ikhlas;
8. Bapak/Ibu panitia penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Konawe 9. Seluruh keluarga yang selalu memberikan doa dan tak henti-hetinya memberikan semangat
dalam mengikuti Pelatihan Dasar;
10. Seluruh rekan-rekan Puskesmas Langara Kabupaten Konawe Kepulauan yang telah memberikan dorongan, semangat dan bantuan pada penulis dalam melaksanakan kegiatan, 11. Seluruh rekan-rekan CPNS Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2019 atas kerjasamanya
Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan rancangan aktualisasi ini.
Kendari, 25 Februari 2021
Penyusun
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Tujuan ...3
1.3 Manfaat ...4
1.4 Ruang Lingkup...5
1.5 Waktu dan Tempat ...5
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN ...6
2.1 Gambaran Umum Organisasi ...6
2.1.1 Kedudukan Organisasi ...6
2.1.2 Visi Misi Organisasi ...7
2.1.3 Nilai Organisasi ...7
2.1.4 Struktur Organisasi ...9
2.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi ...10
2.1.6 Tugas Pokok...11
2.1.7 Data sumberdaya yang dimiliki unit kerja dan Data terkait isu yang diangkat ...14
2.1.8 Identifikasi dan Penetapan Isu ...16
2.1.9 Analisis Isu ...19
2.2 Konsepsi Nilai Dasar Kedudukan Dan Peran ASN ...20
2.2.1 Akuntabilitas ...20
2.2.2. Nasionalisme ...20
2.2.3 Etika Publik ...21
2.2.4 Komitmen Mutu ...22
2.2.5 Anti Korupsi...22
2.2.6 Manajemen ASN ...23
2.2.7 WoG ...23
2.2.8 Pelayanan Publik ...23
2.3 Gagasan Kreatif Pemecahan Isu ...26
2.4 Deskripsi /Penjelasan Kegiatan ...27
2.5 Estimasi Biaya Kegiatan ...47
2.6 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ...48
BAB III CAPAIAN AKTUALISASI ...49
3.1 Kendala dan Antisipasi ...49
3.2 Hasil Aktualisasi ...49
3.3 Capaian Aktualisasi ...63
BAB IV PENUTUP ...87
4.1 Kesimpulan ...87
4.2 Saran ...88
4.3 Rencana Tindak Lanjut ...88
DAFTAR PUSTAKA ...89 LAMPIRAN
Tabel 2 Sarana dan Prasarana Unit Kerja Terkait Isu ... 15
Tabel 3. Identifikasi Isu berdasarkan Tugas dan Fungsi ... 16
Tabel 4 Identifikasi Isu berdasarkan Tugas dan Fungsi ... 18
Tabel 5 Identifikasi Isu Berdasarkan Kriteria APKL...19
Tabel 6 Rancangan Aktualisasi ... 26
Tabel 7 Estimasi Biaya Kegiatan ... 47
Tabel 8. Jadwal Kegiatan Habituasi ... 48
Tabel 9 Upaya Antisipasi Yang Dilakukan Menghadapi Kendala ... 49
Tabel 10 Capaian Aktualisasi ... 50
Tabel 11 Hasil Aktualisasi ... 64
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Konsepsi Nilai Dasar Kedudukan Dan Peran ASN ... 9 Gambar 2 Peta Permasalahan Isu ... 19
Lampiran 2 Jadwal Aktualisasi
Lampiran 3 Strategi Bimbingan Mentor Lampiran 4 Strategi Bimbingan Coach Lampiran 5 Bukti Lampiran Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara yang memiliki integritas, profesional, netral, bebas dari intervensi politik, bebas KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat. Aparatur Sipil Negara adalah pegawai pemerintah yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintahan dengan perjanjian kerja.
Pemerintah yang baik yaitu pemerintahan yang berorientasi kepada kepentingan Negara dan masyarakat yang mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. ASN merupakan salah satu piranti utama dalam mewujudkan cita-cita bangsa yang tertuang pada alinea 2 dan 4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu Negara yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur, melalui cara memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Untuk dapat mewujudkan tujuannya maka ASN harus melaksanakan fungsinya sebagai pelayan public di berbagai aspek kehidupan.
Dalam rangka membentuk ASN professional yang berkarakter, yaitu ASN yang karakternya dibentuk oleh sikap perilaku bela Negara, nilai-nilai dasar ASN, dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran ASN dalam NKRI, serta menguasai bidang tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara professional sehingga pelayan masyarakat maka perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pelatihan Dasar Calon ASN.
Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang diwujudkan dengan upaya peningkatan kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pelayanan kesehatan merupakan tempat yang sangat dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Hampir semua orang tidak tergantung usia dan tingkat sosial yang menyadari pentingnya kesehatan akan datang memeriksakan kesehatannya di tempat penyelenggara medis, seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, dokter, perawat, bidan dan petugas medis lainnya. Peran ASN di bidang kesehatan melalui kegiatan mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas prima di Puskesmas meliputi pelayanan preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Salah satu upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas yaitu melalui program gizi masyarakat.
diembannya. Untuk itulah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, dan PerLAN No.12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil yang menjadi dasar ditetapkannya Pelatihan Dasar yang strategis untuk mewujudkan ASN sebagai bagian dari ASN menjadi profesional.
Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana otonomi daerah dalam bidang kesehatan dan dipimpin langsung oleh seorang kepala dinas. Kepala dinas berkedudukan dibawah Bupati atau Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan memiliki tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah bidang kesehatan, dimana UPTD Puskesmas Langara adalah salah satu dari 7 (tujuh) Puskesmas yang ada di Kabupaten Konawe kepulauan. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, disamping itu terdapat pula upaya kuratif dan rehabilitatif guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Peran ASN di bidang kesehatan melalui kegiatan mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas prima di Puskesmas meliputi pelayanan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.Salah satu upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas yaitu melalui program gizi masyarakat.
Stunting menjadi masalahan gizi karena perbedaan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan otak suboptimal sehingga perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental. Stunting merupakan prediktor buruknya kualitas sumber daya manusia yang selanjutnya akan berpengaruh pada pengembangan potensi bangsa (Unicef Indonesia, 2013). Balita pendek (Stunting) adalah status gizi yang didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3 SD (pendek) dan <-3 SD (sangat pendek).
Berdasarkan data Riskesdas 2018 sebanyak 30.8% balita di Indonesia mengalami stunting, sedangkan di Sulawesi Tenggara sekitar 30% balita mengalami stunting. Di Kabupaten Konawe Kepulauan prevalensi stunting sebesar 43.6% (PSG, 2017). Prevalensi tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan target RPJMN 2019 sebanyak 28%.
Berdasarkan data laporan gizi UPTD Puskesmas Langara Tahun 2020 tidak ditemukan kejadian stunting.
Masa 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) terdiri atas 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan buah hati. Dampak pada masa periode emas akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang buah hati hingga dewasanya. Hari pertama kehidupan berkaitan erat dengan pemenuhan gizi di awal kehidupan buah hati. Pada gilirannya, ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang buah hati sekaligus berpengaruh terhadap kesehatannya. Masa 1000 hari pertama kehidupan dimulai sejak pertama kali terjadinya pembuahan, atau terbentuknya janin dalam kandungan, hingga buah hati berusia 2 tahun. Momen ini merupakan waktu tepat untuk membangun fondasi kesehatan jangka panjang. Membentuk gaya hidup sehat dan memenuhi asupan nutrisi seimbang sebaiknya mulai diterapkan sejak awal masa kehamilan.
Dalam jangka panjang, hal ini dapat bisa mencegah buah hati mengalami kekurangan gizi, tubuh pendek, diabetes, dan obesitas. Masa 1000 HPK sangat penting bagi tumbuh kembang balita dan dapat menentukan perkembangan kecerdasan secara jangka panjang. Tidak optimalnya perkembangan otak pada masa ini juga akan berpengaruh terhadap kehidupan buah hati di masa depan.
Asupan makanan yang tepat bagi bayi dan anak usia dini (0-24 bulan) adalah Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. ASI Eksklusif yaitu pemberian ASI saja segera setelah lahir sampai usia 6 bulan yang diberikan sesering mungkin. Pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama dapat menghasilkan pertumbuhan tinggi badan yang optimal Setelah usia 6
bulan selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Berdasarkan data capaian ASI Eksklusif di Puskesmas Langara tahun 2020 sekitar 41.13 % sedangkan rata-
rata cakupan ASI Eksklusif Tingkat Nasional berdasarkan data RISKESDAS sebesar 82%.
Capaian pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Langara masih lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional. Salah satu factor penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan tentang ASI Eksklusif.
Berdasarkan alasan tersebut diatas, sehingga penulis mengangkat isu/masalah utama yang harus segera diselesaikan adalah “ Peningkatan Pengetahuan Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Untuk Mencegah Stunting Melalui Program Kelas Gizi”
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil ini adalah untuk memberikan penjelasan dan pemahaman yang lebih komprehensif terkait pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan untuk diaktualisasikan ditempat kerja yaitu:
Kedudukan PNS dalam NKRI serta mengaktualisasikannya Nilai Dasar ANEKA yang Meliputi :
1. Akuntabilitas 2. Nasionalisme 3. Etika Publik 4. Komitmen Mutu 5. Antikorupsi b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang hendak di capai adalah sebagai berikut:
a. Terwujudnya pelaksanaan kelas gizi diwilayah Kerja Puskesmas Langara
b. Meningkatnya pengetahuan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan untuk mencegah stunting
1.3 Manfaat
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
a. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
b. Menjadi Petugas yang mampu menjalankan fungsi sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan c. profesional di lingkungan Puskesmas Langara pada khususnya dan Dinas Kesehatan
pada umumnya.
2. Bagi UPT Dinas Kesehatan Puskemas Langara
a. Mendukung program pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan dalam menanganan stunting
b. Mendukung visi dan misi Puskemas Langara
c. Pelayanan kesehatan pada 1000 hari pertama kehidupan di Puskesmas Langara dapat terlaksana secara optimal, menyeluruh dan berkesinambungan.
3. Bagi Masyarakat
Dapat meningkatkan mengetahuan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan secara optimal kepada masyarakat di Wilyah Kerja Puskesmas Langara
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup aktualisasi diadakan melalui jalur pelayanan posyandu di wilayah kerja UPTD Puskesmas Langara. Sasaran kegiatan kelas gizi adalah masyarakat pada 1000 hari kehidupan (HPK) yang terdiri dari ibu hamil, ibu balita usia 0-24 bulan dan ibu menyusui. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat guna pencegahan kejadian stunting melalui pelaksanaan kelas gizi. Pelaksanaan aktualisasi ini dilaksanakan selama masa pandemic Covid-19 sehingga menerapkan protocol kesehatan yang ketat.
1.5 Waktu Dan Tempat
Rencana pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini akan dilaksanakan pada tanggal Tanggal 01 Maret – 30 Maret 2021. Tempat pelaksanaan di wilayah kerja UPTD puskesmas Langara. Desa terpilih sebagai tempat pelaksanaan aktualisasi ini di desa
2.1 Gambaran Umum Organisasi
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wiliyah kerjanya. Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Puskesmas Langara yang terletak di kabupaten konawe kepulauan merupakan suatu organisasi fungsional yang berfungsi dalam pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan yang menyeluruh dan terpadu melalui kegiatan pokok yang ada. Pelayanan kesehatan menyeluruh yang dimaksud mencakup pelayanan promotif (peningkatan), preventif (upaya pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Sedangkan pelayanan kesehatan terpadu yang dimaksud adalah mencakup pelayanan kesehatan dalam satu kecamatan terdiri balai pengobatan, usaha hygiene sanitasi lingkungan, Pemberantasan penyakit menular, KIA dan sebagainya.
Puskesmas langara sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan kabupaten Konawe Kepulauan bertanggung jawab bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Kedudukan puskesmas sebagaimana tertuang dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
2.1.1 Kedudukan Organisasi
Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota, Sistem Pemerintah Daerah, dan antar sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama.
a. Sistem Kesehatan Nasional. Kedudukan puskesmas dalam sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
b. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota. Kedudukan puskesmas dalam sistem pemerintahan kabupaten/kota adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan Kabupaten bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
c. Sistem Pemerintah Daerah. Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit struktural pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
d. Antar sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama. Diwilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan tingkat pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas diantara berbagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama ini adalah sebagai mitra (Syafrudin dkk., 2009).
2.1.2 Visi Misi Organisasi 1. Visi Organisasi
“Menjadi Puskesmas Terdepan Menuju Wawonii Barat Sehat"
Pelayanan Kesehatan Berkualitas dapat diartikan sebagai kemampuan puskesmas memberi pelayanan yang sesuai dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima serta dapat memberikan layanan terbaik pada masyarakat Wawonii Barat.
2. Misi Organisasi
a. Memberikan Pelayanan Prima
b. Menciptakan suasana Kerja Yang Harmonis
c. Meningkatkan kualitas SDM Yang Kompeten Dan Mampu Bersaing d. Menyediakan sarana dan Prasarana yang Berkualitas Sesuai Kebutuhan.
e. Menjalin dan Meningkatkan Kerjasama Lintas Sektor 2.1.3 Nilai Organisasi
1. Profesional
Professional adalah sikap dalam melakukan tugas atau pelayanan baik terhadap pasien, masyarakat terkait, rekan maupun pihak terkait dengan rumah sakit yang berlandaskan kaidah ilmiah dan profesi serta tidak bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat dengan ciri-ciri bertanggung jawab, inovatif, kreatif dan optimis.
putusan dan tindakan yang dilakukan.
3. Kerja Sama
Kerja sama adalah kemauan dan kemampuan untuk bekerja sama dengan semua pihak untuk mencapai hasil guna dan daya guna yang optimal.
4. Ramah dan Santun
Ramah adalah sikap penuh empati, berpikir positif, ikhlas, terbuka untuk pembaharuan dalam mewujudkan kebehasilan bersama. Santun adalah sikap halus dan baik, sabar dan tenang, penuh rasa belas kasihan, dan suka menolong orang lain.
5. Visioner
Mempunyai wawasan atau pandangan jauh kedepan dan kearah tujuan yang ingin dicapai serta senantiasa mengembangkan teknik, proses kerja yang lebih maju dan modern didukung sumber daya manusia yang memiliki kompetensi.
6. Transparan
Memberikan informasi secara jujur dan terbuka terhadap masyarakat dengan pertimbangan mereka mempunyai hak untuk mengetahui pertanggungjawaban pengelolaan sumber daya yang dipercayakan sesuai dengan ketentuan.
2.1.4 Struktur Organisasi
1. Tugas Puskesmas (Pasal 4)
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
2. Fungsi Puskesmas (Pasal 5)
Dalam melaksanakan tugas tersebut Puskesmas menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Selain menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 5, Puskesmas dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan.
Adapun tujuan yang telah disepakati UPTD. Puskesmas Langara dalam mencapai visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tersedianya pelayanan prima bidang kesehatan yang mampu memberikan akses pelayanan yang optimal terutama bagi masyarakat yang tidak mampu.
Tujuan pertama yaitu ingin mencapai terpenuhinya jumlah dan kualitas pelayanan kesehatan sesuai standard kebutuhan serta menyediakan pelayanan yang menjangkau seluruh wilayah kerja sehingga secara dini akan terdeteksi masalah-masalah kesehatan untuk dapat ditanggulangi secara cepat dan tepat.
b. Terwujudnya peningkatan manajemen dan sumber daya kesehatan yang meliputi tenaga yang professional, pendanaan kesehatan yang didukung oleh kemandirian. masyarakat dalam pembiayaannya, dan sistem informasi kesehatan yang memadai.
Tujuan kedua yang ingin dicapai adalah meningkatnya efektivitas manajemen UPTDPuskesmas Langara dan jaringannya termasuk Posyandu.
c. Terselenggaranya upaya kesehatan yang bersifat promotif, preventif, yang didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif.
Tujuan ketiga yang ingin dicapai adalah pelayanan kesehatan yang komprehensif, dilaksanakan di Puskesmas Pembantu, dan Poskesdes yang meliputi upaya promotif (promosi), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
d. Terwujudnya lingkungan yang sehat , tempat-tempat umum dan industri serta terjaminnya kualitas air bersih / air minum.
Tujuan keempat ingin mencapai lingkungan hidup yang bersih, rapi, nyaman dan sehat disemua kawasan serta masyarakat mengkonsumsi minuman yang memenuhi syarat kesehatan.
e. Terwujudnya kemandirian setiap individu dan masyarakat untuk menjaga kesehatan, memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu didukung oleh Pemerintah dan Swasta.
Tujuan kelima ingin mendidik dan mengarahkan agar masyarakat faham dan sadar menjaga kesehatan.Karena kesehatan merupakan tanggung jawab bersama termasuk pembiayaannya.
f. Adanya kesatuan gerak langkah masyarakat dan lintas sektoral dalam mewujudkan gerakan masyarakat menuju Puskesmas Sehat .
Tujuan keenam yaitu mewujudkan lingkungan sehat dari semua kawasan, sehingga semua pembangunan di wilayah UPTD. Puskesmas Langara, fisik maupun pembangunan non fisik sertasemua sektor mendukung program pembangunan berwawasan kesehatan.
2.1.6 Tugas Pokok
Berikut Uraian Tugas Nutrisionis Pelaksana yaitu :
1. Mengumpulkan data gizi, makanan dan dietetik serta penunjangnya dalam rangka menyusun rencana tahunan;
dalam rangka menyusun planning bulanan;
4. Mengumpulkan data gizi, masakan dan dietetik serta penunjangnya dalam rangka menyusun planning harian;
5. Mengumpulkan data dan literatur dalam rangka menyusun juklak/juknis di bidang gizi, masakan dan dietetik;
6. Mengumpulkan data dalam rangka menyusun pedoman gizi, makanan dan dietetik;
7. Mengumpulkan data dalam rangka menyusun standar gizi, makanan dan dietetik;
8. Mengumpulkan data untuk pengamatan masalah di bidang gizi, makanan dan dietetik secara sekunder;
9. Mengumpulkan data anak balita, bumil dan buteki untuk pemberian makanan tambahan, penyuluhan dan pemulihan pada anak balita dengan status gizi kurang;
10. Mengumpulkan data makanan-kelompok sasaran setempat untuk penilaian mutu gizi, makanan dan dietetik;
11. Memeriksa dan menerima bahan materi, pangan, peralatan dan sarana pelayanan gizi, makanan dan dietetik;
12. Menyimpan bahan, materi, pangan, peralatan dan sarana acara pelayanan gizi, kuliner dan dietetik;
13. Mencatat dan melaporkan bahan, materi, pangan, peralatan dan sarana diruang penyimpanan sarana harian;
14. Menyalurkan bahan, materi pangan, peralatan dan sarana sesuai permintaan unit atau wilayah kerja secara harian/mingguan;
15. Memeriksa ruang penyimpanan, makanan, secara harian (tiap 10 harian);
16. Melakukan pengukuran Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB), umur di unit atau wilayah kerja secara bulanan bagi anak balita;
17. Melakukan pengukkuran TB, BB, umur di unit atau wilayah kerja secara 4 bulanan bagi anak sekolah SD;
18. Melakukan pengukkuran TB, BB, umur di unit atau wilayah kerja sesuai kebutuhan;
19. Melakukan pengukuran Lingkar lengan Atas (LILA) di unit atau wilayah kerja;
20. Melakukan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) pada orang dewaasa di unit/wilayah kerja sesuai kebutuhan;
21. Melakukan anamnese diet klien (food rekwensi dan rata-rata contoh hidangan);
22. Melakukan recall makanan 24 jam lewat bagi klien;
23. Melakukan perhitungan kandungan gizi makanan klien;
24. Mencatat dan melaporkan atas hasil pengukuran BB, TB, dan Umur;
25. Mencatat dan melaporkan atas hasil pengukuran IMT;
26. Mencatat dan melaporkan atas hasil pengukuran LILA;
27. Mencatat dan melaporkan anamnese diet;
28. Menyediakan makanan tambahan untuk balita atau penyukluhan gizi;
29. Menyediakan makanan biasa tambahan;
30. Menyediakan kapsul vitamin A;
31. Menyediakan kapsul yodium;
32. Menyediakan preparat besi;
33. Menyediakan obat gizi;
34. Melakukan pencatatan harian, penyediaan makanan biasa;
35. Melakukan pencatatan harian, penyediaan makanan diet sederhana;
36. Memantau diet klien selama dirawat;
37. Memantau acara pengukuran BB, TB, umur di tingkat desa mencakup sasaran, status gizi dan SKDN (jumlah balita yang ada/terdaftar, jumlah balita yang mempunyai Kartu Menuju Sehat, jumlah balita yang ditimbang, jumlah balita yang naik timbangannya) secara bulanan pada posyandu;
masyarakat secara bulanan;
40. Memantau pelayanan penyelenggaraan diet di RS dan institusi lain secara harian;
41. Memantau penggunaan bahan makanan secara harian;
42. Memantau penggunaan bahan makanan secara mingguan/sepuluh harian.
2.1.7 Data sumberdaya yang dimiliki unit kerja dan Data terkait isu yang diangkat
1.Data-data Sumberdaya yang dimiliki unit kerja a. Sumber Daya Manusia unit kerja
Tenaga kesehatan di Puskesmas Langara Tahun 2020 sejumlah 1 tenaga medis dokter umum, 15 tenaga perawat, 18 bidan, 1 tenaga kefarmasian, 1 tenaga apoteker, 4 tenaga perawat gigi,1 tenaga analis, 2 tenaga gizi, 1 petugas kesling, 2 orang tenaga Promkes. Pejabat struktural di puskesmas langara dan Kepala Tata Usaha. Keseluruhan tenaga medis maupun non medis yang ada di puskesmas langara sebanyak.
Tabel.1 Jumlah Ketenagaan Puskesmas Langara
No. Jenis Ketenagaan Jumlah Ket.
1 Dokter umum 1 Orang
2 Perawat 15 orang
3 Bidan 18 orang
4 Farmasi 1 orang
5 Apoteker 1 orang
6 Perawat Gigi 4 orang
7 Analis 1 orang
5 Gizi 2 orang
6 Kesling 1 orang
7 Promkes 2 orang
7 SMA 1 orang PHL
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Langara 2021
b. Sarana dan Prasarana Unit Kerja Terkait Isu
Tabel 2 Sarana dan Prasarana Unit Kerja Terkait Isu
No. Jenis Barang Jumlah Ket.
1 Laporan Gizi 2020 1 pcs
2 Microtoice 1 pcs
3 Timbangan Dacin 1 pcs
5 Papan ukur 1 pcs
6 Timbangan injak 1 pcs
7 Computer 1 pcs
8 Infocus 1 pcs
9. Printer 1 pcs
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Langara 2021 2.Data Terkait Isu yang diangkat
a. Data ibu hamil dan balita b. Laporan Gizi 2020
Tabel 3. Identifikasi Isu berdasarkan Tugas dan Fungsi
NO.
PELAKSANAAN TUGAS ATAU FUNGSI YANG BELUM OPTIMAL
ISU TERIDENTIFIKASI DESKRIPSI KETERKAITAN DENGAN
AGENDA III
1 Mengumpulkan data anak balita, bumil dan ibu menyusui untuk pemberian makanan tambahan, penyuluhan dan pemulihan pada anak balita dengan status gizi kurang;
• Rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif ( 41,3 %)
• Prevalensi stunting masih cukup tinggi, sekitar 20.9%
• Rendahnya pengetahuan gizi terkait 1000 HPK dalam mencegah stunting
Whole of Government :
Dalam proses optimalisasi/pemecahan isu akan terjadi koordinasi antara Bidang Gizi, Bidan, dan promkes terkait usulan peningkatan pengetahuan pada 1000 HPK dalam mencegah stunting
Pelayanan Publik :
• Meningkatkan inovasi, efektifitas dan efisiensi kinerja pegawai dengan memonitoring hasil pekerjaan yang mengedepankan mutu pekerjaan dan waktu penyelesaian.
• Output peningkatan pengetahuan gizi ibu hamil, ibu baduta dan ibu menyusui pada 1000 HPK dalam mencegah stunting
NO.
PELAKSANAAN TUGAS ATAU FUNGSI YANG BELUM OPTIMAL
ISU TERIDENTIFIKASI DESKRIPSI KETERKAITAN DENGAN
AGENDA III
2. Penerapan posyandu dengan system 5 meja
• Sistem 5 meja belum dimaksimalkan
Whole of Government :
Dalam proses optimalisasi/pemecahan isu akan terjadi koordinasi antara Bidang Gizi, Bidan, Perawat, kesehatran masyarakat dan analis kesehatan terkait pemaksimalan system lima meja di posyandu.
Pelayanan Publik :
Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja dengan memonitoring hasil pekerjaan yang mengedepankan mutu pekerjaan dan waktu penyelesaian.
Sumber data : hasil analisis (2021)
b. Penetapan Isu
Penetapan isu yang berkualitas menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Teknik analisis sebagai digunakan penulis untuk memprioritaskan isu yang akan ditindaklanjuti adalah dengan menggunakan metode analisa APKL, yaitu dengan menentukan Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak.
Dari analisis APKL dapat diperoleh isu yang menjadi prioritas utama yang selanjutnya akan diidentifikasi. Secara lebih rinci penjelasan APKL data dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4 Identifikasi Isu berdasarkan Tugas dan Fungsi N
O
INDIKATOR KETERANGAN
1 Aktual ( A )
Isu yang terjadi atau dalam proses kejadian sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat
2 Problematik ( P )
Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
3 Kekhalayakan ( K)
Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak
4 Layak ( L )
Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
Berikut adalah Identifikasi Isu Bidang Gizi di UPTD Puskesmas Langara yang akan ditentukan kelayakannya menggunakan metode APKL, dapat dilihat tabel berikut ini:
Tabel 5 Identifikasi Isu Berdasarkan Kriteria APKL
Keterangan : Skala Nilai 1 s/d 5
1 : Sangat Kecil 2 : Kecil 3 : Sedang 4: Besar 5: Sangat Besar
Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode APKL, yang juga telah dikonsultasikan dengan mentor dan coach, Penulis mengangkat isu: “kurangnya pelayanan masyarakat yaitu pendidikan gizi/penyuluhan gizi terkait 1000 HPK untuk mencegah stunting”Dari isu tersebut kemudian Penulis menetapkan 1 (satu) Judul Rancangan Aktualisasi sebagai gagasan pemecahan isu, yaitu : “Peningkatan Pengetahuan Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Untuk Mencegah Stunting Melalui Program Kelas Gizi”
No Identifikasi Isu Kriteria
Skor Rangking
A P K L
1 Rendahnya pengetahuan gizi pada 1000 HPK terkait ASI Eksklusif dan pencegahan stunting
5 5 5 4 19 I
2 Penerapan posyandu dengan system 5 meja belum optimal 4 5 4 4 17 II
mencegah stunting melalui program kelas gizi sangatlah penting, kreatif dan inovatif dan bersifat kebaruan khususnya di Kabupaten Konawe Kepulauan. Jika isu tidak diselesaikan akan berdampak sebagai berikut :
• Peningkatan dan timbulnya masalah gizi pada 1000 hari pertama kehidupan
• Peningkatan prevalensi kejadian stunting
• Kurang optimalnya pertumbuhan dan perkembangan kemampuan kognitif anak
• Menurunnya angka cakupan pemberian ASI Ekskusif
Dari dampak tesebut bisa menghambat program kerja penurunan dan pencegahan stunting pada skalah nasional, provinsi dan tingkat kabupaten konawe kepulauan.
2. Peta Permasalahan
Adapun peta permasalahan dari isu yang diangkat adalah sebagai berikut :
Gambar 2 Peta Permasalahan Isu
Stunting
Pengetahuan Gizi
ASI
Eksklusif
2.2 Konsepsi Nilai Dasar Kedudukan Dan Peran Aparatur Sipil Negara
Pembelajaran ini dimaksudkan untuk membekali peserta dengan nilai-nilai dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan ASN secara profesional sebagai pelayan masyarakat yang meliputi kemampuan: berakuntabilitas, mengedepankan kepentingan nasional, menjunjung tinggi standar etika publik, berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya, dan tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi di lingkungan instansinya. Adapun penjabaran masing-masing nilai dasar ASN adalah sebagai berikut:
2.2.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai dan dibuktikan dalam bentuk laporan.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Menurut LAN RI dan BPKP (2001:29) bahwa akuntabilitas meliputi akuntabilitas keuangan, akuntabilitas manfaat serta akuntabilitas prosedural. Nilai-nilai dasar akuntabilitas, antara lain:
1. Kepemimpinan 2. Transparansi 3. Integritas
4. Tanggung jawab 5. Keadilan
6. Kepercayaan 7. Keseimbangan 8. Kejelasan 9. Konsistensi 2.2.2 Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme berasal dari kata nation, yang berarti bangsa. Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan
ajaranagama)
1. Hormat menghormati 2. Kerjasama
3. Tidak memaksakan kehendak 4. Jujur
5. Amanah (dapat dipercaya) 6. Adil
7. Persamaan derajat 8. Tidak diskriminatif
9. Mencintai sesama manusia 10. Tenggang Rasa
11. Membela kebenaran 12. Persatuan
13. Rela berkorban 14. Cinta tanahair
15. Memelihara ketertiban 16. Disiplin
17. Musyawarah 18. Kekeluargaan
19. Menghormati keputusan 20. Tanggung jawab
2.2.3 Etika Publik
Etika berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai yang terkandung dalam etika publik yaitu :
1. Hormat 2. Jujur
3. Bertanggung jawab 4. Tulus
5. Disiplin 6. Sopan
7. Tidak diskriminatif 8. Amanah
9. Terbuka 2.2.4 Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintah yang berorientasi pada layanan prima sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik.
Apabila pemerintah dapat memberikan layanan prima kepada masyarakat, maka akan menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani. Sebagaimana diamanatkan UUD 1945 bahwa layanan untuk kepentingan publik menjadi tanggung jawab pemerintah, maka paradigma pemerintahan harus berubah, dari pola paternalistik dan feudal yang selalu minta dilayani, menjadi pola pemerintahan yang siap melayani dan senantiasa mengedepankan kebutuhan dan keinginan masyarakat sebagai stakeholder pemerintah.
Pelayanan publik yang bermutu akan menciptakan kepercayaan publik kepada pemerintah.
Nilai-nilai komitmen mutu, antara lain : 1. Efektif
2. Efisien 3. Inovatif 4. Mutu 5. Adaptif 6. Responsif
7. Perbaikan berkelanjutan
biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup, pribadi, kelurga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas, kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. Nilai-nilai Anti korupsi :
1. Jujur 2. Peduli 3. Mandiri 4. Disiplin
5. Tanggung jawab 6. Kerja keras 7. Sederhana 8. Berani 9. Adil
2.2.6 Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
2.2.7 Whole of Goverment
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. Nilai-nilai dalam WoG anrara lain :
1. Koordinasi 2. Integrasi
3. pendekatan dan pelibatan 2.2.8 Pelayanan Publik
Amanat UUD 1945 bahwa layanan unuk kepentingan publik menjadi tanggung jawab pemerintah. Pelayanan publik yang bermutu akan menciptakan kepercayaan publik kepada pemerintah. Keberhasilan institusi pemerintah memberikan layanan kepada masyarakat akan sangat bergantung pada mutu sumberdaya manusia serta bagaimana potensi mereka. ASN sebagai sumber daya manusia yang dimiliki oleh pemerintah untuk melaksanakan amanah UUD 1945 memiliki fungsi sebagai pelayan publik yang bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu organisasi penyelenggara pelayanan publik, penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan). Prinsip-prinsip Pelayanan Publik, antara lain 1. Partisipatif
2. Transparan 3. Responsif
4. Tidak diskriminatif 5. Mudah dan murah 6. Efektif dan efisien 7. Aksesibel
8. Berkeadilan 9. Akuntabel
meningkatkan Pengetahuan, Sikap, Tindakan, dan Pola Asuh Ibu balita terhadap balitanya.
Dengan adanya peningkatan Pengetahuan, Sikap, Tindakan, dan Pola Asuh Ibu balita terhadap balitanya diharapkan ibu balita dapat mengaplikasikannya dalam kesehariannya sehingga dapat mencegah terjadinya stunting.
kesehatan dan gizi serta keterampilan memasak makanan lokal yang bergizi tinggi dan cocok untuk balita. Dengan demikian diharapkan >70% anak mengalami kenaikan berat badan.
Pelaksanaan Kelas Gizi merupakan intepretasi kegiatan yang berbasis Positive Deviance.
Positive Deviance (PD) merupakan pendekatan yang berbasis pada kekuatan atau modal atas dasar keyakinan bahwa disetiap masyarakat ada indiviu-individu tertentu yang mempunyai kebiasaan / prilaku yang memungkinkan mereka dapat menemukan cara yang lebih baik untuk mencegah kekurangan gizi dibandingkan dengan keluarga yang lain yang kondisinya sama.
Sasaran dalam kegiatan ini adalah masyarkata yang berada pada 1000 hari pertama kehidupn yang terdiri dari ibu hamil, balita bawah dua tahun dan ibu menyusui. Kegiatan yang akan dilakukan antara lain: pemantauan status gizi, konseling gizi, penyuluhan dan demo pembuatan makanan PMT ASI.
2.4 Deskripsi /Penjelasan Kegiatan
Tabel 6 Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Output Nilai Dasar Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar
Kontribusi Terhadap Visi
dan Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi 1. Koordinasi
dan konsultasi dengan mentor/kepal a puskesmas mengenai rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan
a. Menyiapakan dan menyusun bahan
konsultasi dengan dengan mentor
Tersedianya bahan konsultasi
Hasil:
Foto/dokumentasi
Akuntabilitas : Mengedepankan
konsistensi dengan tujuan yang akan dicapai dan kejelasan tentang bahan konsultasi
Nasionalisme: Dalam menyiapakan bahan konsultasi dengan semangat sebagai wujud rasa nasionalisme
Menjadi Puskesmas
Terdepan Menuju Wawonii Barat Sehat
• Profesional
• ramah
• sopan santun”
Unit Kerja UPTD Puskesmas Langara
Identifikasi Isu 1. Pelayanan gizi masyarakat (Pendidikan Gizi 1000 HPK) 2. Penerapan system lima meja di posyandu
Isu Yang Diangkat
Rendahnya tingkat pengetahuan gizi terkait 1000 HPK dalam mencegah stunting dibuktikan dengan rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif (41.13%)
Gagasan Pemecahan Isu
Peningkatan Pengetahuan Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Untuk Mencegah Stunting Melalui Program Kelas Gizi
Etika Publik :
mengedepankan kualitas dan relevansi sehingga dapat memepertanggung jawabkan kepada public Komitmen Mutu : Data yang dikumpulkan berbasis online sehingga bersifat relevan
efektifitas dan efisiensi Anti Korupsi :
Meyiapkan bahan konsultasi menerapkan nilai-nilai kejujuran , dan tanggung jawab
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Output Nilai Dasar Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar
Kontribusi Terhadap Visi
dan Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi b. Menyiapkan
jadwal koordinasi kepada mentor
Tersedianya jadwal yang disepakati Hasil:
Form jadwal
bimbingan
Akuntabilitas :
Pengorganisasian jadwal merupakan wujud akuntabilitas.
Nasionalisme:
Menyiapkan &
menanyakan jadwal kepada atasan menunjukan sikap menghormati atasan dan bersikap santun
Etika Publik : Penyiapkan &
menyampaikan jadwal dengan sopan dan santun Komitmen Mutu :
Pengaturan jadwal merupakan bentuk efisiensi waktu.
Anti Korupsi : Pengaturan waktu merupakan perwujudan nilai disiplin
c. Menyampaika n rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan kepada mentor
Tersampaikannya rencana kegiatan kepada pimpinan Hasil:
Foto/ form
bimbingan/persetujua n kegiatan
Akuntabilitas: Peserta meminta persetujuan atasan agar kegiatan dapat dipertanggung jawabkan Nasionalisme: Peserta melakukan musyawarah sebelum melaksanakan kegiatan
Etika public: Peserta bersikap sopan, ramah dan santun
Komitmen Mutu:
Peserta akan meminta pesetujuan sehingga terget kegiatan tercapai Anti Korupsi: Jujur tanpa ada kepentingan
• Dampak kegiatan : Meningkatkan hubungan yang bertanggung jawab antara kedua belah pihak yakni atasan dan bawahan Mendapatkan feedback atau masukan yang bersifat membangun
• Perkiraan masalah : Atasan tidak berada di tempat karena kesibukan ataupun urusan kedinasan
• Alternatif solusi : Melakukan pembahasan dengan menggunakan media komunikasi online seperti aplikasi Zoom, atau WhatsApp
2. Sosialisasi kegiatan
a. Menyiapkan bahan dan
Tersedianya materi pertemuan
Hasil:
Akuntabilitas : Mengedepankan
konsistensi dengan tujuan
Menjalin dan meningkatkan
• Kerja sama
• Sopan
• Santun
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Output Nilai Dasar Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar
Kontribusi Terhadap Visi
dan Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi materi
sosialisasi
Foto/dokumentasi yang akan dicapai dan kejelasan tentang bahan sosialisasi
Nasionalisme: Dalam menyiapakan bahan konsultasi dengan semangat sebagai wujud rasa nasionalisme Etika Publik :
Mengedepankan kualitas dan relevansi sehingga dapat memepertanggung jawabkan kepada public Komitmen Mutu : Data yang dikumpulkan berbasis online sehingga bersifat relevan
efektifitas dan efisiensi Anti Korupsi :
Meyiapkan bahan konsultasi menerapkan nilai-nilai kejujuran , dan tanggung jawab
kerjasama lintas sektor
b. Melaksanakan pertemuan
Terlaksananya pertemuan
Akuntabilitas: Peserta melakukan sosialisasi
dengan rekan- rekan kerja di puskesmas dan menyampaikan rencana
kegiatan
Hasil:
Foto/dokumentasi/not ulen kegiatan/daftar hadir
agar kegiatannya jelas dan mendapat masukan Nasionalisme: Peserta melakukan musyawarah sebelum melaksanakan kegiatan
Etika public: Peserta menyampaikan bersikap sopan, ramah dan santun Komitmen Mutu:
Peserta akan meminta pesetujuan sehingga terget kegiatan tercapai
Anti Korupsi: Jujur tanpa ada kepentingan Melakukan
pertemuan dengan kader posyandu untuk menyampaikan rencana kegiatan
Terlaksananya pertemua Hasil:
Dokumentasi
Akuntabilitas: Peserta melakukan sosialisasi agar kegiatannya jelas dan mendapat masukan Nasionalisme: Peserta melakukan musyawarah sebelum melaksanakan kegiatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Output Nilai Dasar Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar
Kontribusi Terhadap Visi
dan Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi Etika public: Peserta
menyampaikan bersikap sopan, ramah dan santun Komitmen Mutu:
Peserta akan meminta pesetujuan sehingga terget kegiatan tercapai Anti Korupsi: Jujur tanpa ada kepentingan
• Dampak kegiatan : Adanya saran dan masukan dari rekan kerja mengenai kegiatan
• Perkiraan masalah : Rekan kerja mempunyai kesibukan masing-masing
• Alternatif solusi : Mencari waktu senggang ketika rekan kerja dikantor 3. Pempersiapk
an rancangan kegiatan kelas gizi
a. Membuat SAP pelaksanaan kelas gizi
Tersedianya SAP kelas gizi
Hasil:
Formulir SAP kelas gizi
Akuntabilitas: Peserta akan bertanggung jawab terhadap rancangan yang disusun
Nasionalisme: Peserta melakukan menyusun kegiatan dengan mempertimbangkan manfaat bagi orang banyak
Etika public: Peserta bersikap sopan, ramah dan santun
Menyiapkan prasana sesuai kebutuhan
• Profesional
• Tanggung jawab
• Ramah &
santun
• Visioner
Komitmen Mutu:
Peserta akan berorentasi pada mutu, serta menyusun secara efektif dan efisien
Anti Korupsi: Jujur tanpa ada kepentingan b. Membuat
media
penyampaian materi kelas gizi
Tersedianya media penyampaian materi kelas gizi (video dan leaflet)
Hasil:
Foto/dokumentasi
Akuntabilitas: Peserta akan bertanggung jawab terhadap rancangan yang disusun
Nasionalisme: Peserta melakukan menyusun kegiatan dengan mempertimbangkan manfaat bagi orang banyak
Etika public: Peserta bersikap sopan, ramah dan santun
Komitmen Mutu:
Peserta akan berorentasi pada mutu, serta menyusun secara efektif dan efisien
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Output Nilai Dasar Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar
Kontribusi Terhadap Visi
dan Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi Anti Korupsi: Jujur
tanpa ada kepentingan
Membuat soal pre dan post test
Tersedianya soal pree dan posttest
Hasil:
Foto/dokumentasi
Akuntabilitas: Peserta akan bertanggung jawab terhadap rancangan yang disusun
Nasionalisme: Peserta melakukan menyusun kegiatan dengan mempertimbangkan manfaat bagi orang banyak
Etika public: Peserta bersikap sopan, ramah dan santun
Komitmen Mutu:
Peserta akan berorentasi pada mutu, serta menyusun secara efektif dan efisien
Anti Korupsi: Jujur tanpa ada kepentingan Membuat SAP
pelaksanaan kelas gizi
Tersedianya SAP kelas gizi
Hasil:
Formulir SAP kelas gizi
Akuntabilitas: Peserta akan bertanggung jawab terhadap rancangan yang disusun
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Output Nilai Dasar Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar
Kontribusi Terhadap Visi
dan Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi Nasionalisme: Peserta
melakukan menyusun kegiatan dengan mempertimbangkan manfaat bagi orang banyak
Etika public: Peserta bersikap sopan, ramah dan santun
Komitmen Mutu:
Peserta akan berorentasi pada mutu, serta menyusun secara efektif dan efisien
Anti Korupsi: Jujur tanpa ada kepentingan Membuat media
penyampaian materi kelas gizi
Tersedianya media penyampaian materi kelas gizi (video dan leaflet)
Hasil:
Foto/dokumentasi
Akuntabilitas: Peserta akan bertanggung jawab terhadap rancangan yang disusun
Nasionalisme: Peserta melakukan menyusun kegiatan dengan mempertimbangkan
manfaat bagi orang banyak
Etika public: Peserta bersikap sopan, ramah dan santun
Komitmen Mutu:
Peserta akan berorentasi pada mutu, serta menyusun secara efektif dan efisien
Anti Korupsi: Jujur tanpa ada kepentingan Membuat soal
pre dan post test
Tersedianya soal pree dan posttest
Hasil:
Foto/dokumentasi
Akuntabilitas: Peserta akan bertanggung jawab terhadap rancangan yang disusun
Nasionalisme: Peserta melakukan menyusun kegiatan dengan mempertimbangkan manfaat bagi orang banyak
Etika public: Peserta bersikap sopan, ramah dan santun
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Output Nilai Dasar Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar
Kontribusi Terhadap Visi
dan Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi Komitmen Mutu:
Peserta akan berorentasi pada mutu, serta menyusun secara efektif dan efisien
Anti Korupsi: Jujur tanpa ada kepentingan
• Dampak kegiatan : Tersedianya SAP, media penyuluhan dan alat ukur peningkatan pengetahuan peserta
• Perkiraan masalah : Media yang dirancang tidak sesuai kondisi dilapangan
• Alternatif solusi : Membuat dua media penyuluhan (video dan leaflet) 4 Pelaksanaan
kelas gizi
a. Melakukan penyuluhan masalah gizi 1000 HPK
a) Memberika n soal pres test kepada peserta b) Memberika
n materi penyuluha n
c) Memberika n soal post
Terlaksanakannya kegiatan penyuluhan
Hasil:
Dokumentasi, daftar hadir kegiatan
Akuntabilitas: konsisten dalam melaksanakan kegiatan dan target capaian jelas. Tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan Nasionalisme:
berdasarkan kepentingan Bersama melaksanakan dengan semangat
Etika public: Peserta bersikap sopan, ramah dan santun
Komitmen Mutu:
Peserta akan berorentasi
• Profesional
• Kerja sama,
• Tanggung jawab
• Ramah &
santun
test kepada peserta
pada mutu berdasarkan tupoksi serta pelaksanaan yang efektif dan efisien Anti Korupsi: Jujur tanpa ada kepentingan
b. Melakukan penilaian status gizi
Terlaksanakannya kegiatan penilaian status gizi
Hasil:
Dokumentasi dan daftar hadir kegiatan
Akuntabilitas: konsisten dalam melaksanakan kegiatan dan target capaian jelas. Tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan Nasionalisme:
Berdasarkan kepentingan
Bersama dan
melaksanakan dengan semangat
Etika public: Peserta bersikap sopan, ramah dan santun serta tidak bersikap diskriminatif Komitmen Mutu:
Peserta akan berorentasi pada mutu berdasarkan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Output Nilai Dasar Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar
Kontribusi Terhadap Visi
dan Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi tupoksi serta pelaksanaan
yang efektif dan efisien Anti Korupsi: Jujur tanpa ada kepentingan c. Memberikan
konseling gizi
Terlaksananya konseling gizi Hasil:
Dokumentasi
Akuntabilitas: konsisten dalam melaksanakan kegiatan dan target capaian jelas. Tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan Nasionalisme:
Berdasarkan kepentingan
Bersama dan
melaksanakan dengan semangat
Etika public: Peserta bersikap sopan, ramah dan santun serta tidak bersikap diskriminatif Komitmen Mutu:
Peserta akan berorentasi pada mutu berdasarkan tupoksi serta pelaksanaan yang efektif dan efisien
Anti Korupsi: Jujur tanpa ada kepentingan
d.Memberikan intervensi berupa PMT balita dan ibu hamil
Tersalurkannya PMT kepada balita gizi kurang dan ibu hamil KEK
Hasil:
Dokumentasi
Akuntabilitas: konsisten dalam melaksanakan kegiatan dan target capaian jelas. Tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan Nasionalisme:
Berdasarkan kepentingan
Bersama dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Output Nilai Dasar Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar
Kontribusi Terhadap Visi
dan Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi melaksanakan dengan
semangat
Etika public: Peserta bersikap sopan, ramah dan santun serta tidak bersikap diskriminatif Komitmen Mutu:
Peserta akan berorentasi pada mutu berdasarkan tupoksi serta pelaksanaan yang efektif dan efisien Anti Korupsi: Jujur tanpa ada kepentingan
• Dampak kegiatan : Meningkatnya pengetahuan gizi, tersedianya data stunting dan adanya intervensi gizi
• Perkiraan masalah : Partisipasi peserta rendah
• Alternatif solusi : Kunjungan rumah 5 Evaluasi dan
menyusun laporan aktualisasi Evaluasi dan menyusun laporan aktualisasi
a. Memberikan penilaian terhadap hasil pre & post test
Tersedianya hasil penilaian pre test Hasil:
Form nilai pre dan post tes/dokumentasi
Akuntabilitas:
Transparan & konsisten dalam memberikan penilaian
Nasionalisme: Peserta bertanggung jawab, jujur dan tidak diskriminatif dalam memberikan penilaian
Dengan menerapkan nilai-nilai Dasar ASN dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan
Ketika mekalanak an kegiatan ini
dilakukan secara bersama- sama melalui musyawara
Etika public: Peserta bersikap sopan, ramah ,santun, jujur dan terbuka Komitmen Mutu:
Peserta akan berorentasi pada mutu dan hasil
evaluasi yang
berkelanjutan
Anti Korupsi: Jujur tanpa ada kepentingan
maka saya telah
berkontribusi terhadap pencapaian Visi dan menjalankan Misi UPTD Puskesmas Langara yaitu memberikan pelayanan yang prima yang
dibuktikan dengan hasil evaluasi kegiatan
h. Dalam hal ini penulis telah menjalank an Nilai- nilai Organisasi yaitu
“tanggung jawab, dan visioner”
e. Menyampaika
n hasil
evaluasi kegiatan kepada atasan
Tersampaikannya hasil evaluasi kegiatan
Hasil:
Dokumentasi
Akuntabilitas:
Transparanterhadap hasil evaluasi kegiatan
Nasionalisme: Peserta bertanggung jawab terhadap evaluasi kegiatan
Etika public: Peserta bersikap sopan, ramah dan santun
Komitmen Mutu:
Peserta akan berorentasi pada mutu dan hasil
evaluasi yang
berkelanjutan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Output Nilai Dasar Kegiatan
Keterkaitan Nilai-nilai Dasar
Kontribusi Terhadap Visi
dan Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi
• Anti Korupsi: Jujur tanpa ada kepentingan f. Konsultasi
dan menyusun laporan
Terlaksananya
konsultasi laporan dengan coach dan mentor
Hasil:
Dokumentas
Akuntabilitas:
Transparan terhadap hasil evaluasi kegiatan
Nasionalisme: Peserta bertanggung jawab terhadap evaluasi kegiatan
Etika public: Peserta bersikap sopan, ramah dan santun
Komitmen Mutu:
Peserta akan berorentasi pada mutu dan hasil
evaluasi yang
berkelanjutan
Anti Korupsi: Jujur tanpa ada kepentingan
g.Memberikan penilaian terhadap hasil pre & post test
Tersedianya hasil penilaian pre test Hasil:
Form nilai pre dan post tes/dokumentasi
Akuntabilitas:
Transparan & konsisten dalam memberikan penilaian
Nasionalisme: Peserta bertanggung jawab, jujur dan tidak diskriminatif dalam memberikan penilaian
Etika public: Peserta bersikap sopan, ramah ,santun, jujur dan terbuka Komitmen Mutu:
Peserta akan berorentasi pada mutu dan hasil
evaluasi yang
berkelanjutan
Anti Korupsi: Jujur tanpa ada kepentingan
• Dampak kegiatan : Adanya hasil evaluasi kegiatan
• Perkiraan masalah : Kendala jaringan tidak stabil
• Alternatif solusi : Komunikasi via WA
2.5 Estimasi Biaya Kegiatan
Tabel 7 Estimasi Biaya Kegiatan
No Jenis Kegiatan Kebutuhan Harga
Satuan Jumlah Ket
Nama Barang Jumlah 1. Koordinasi dan konsultasi dengan Mentor
mengenai rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
Kertas A4 5 lembar Rp. 200 Rp. 1.000
2. Merancang kegiatan kelas gizi Kertas A4 5 lembar Rp. 200 Rp. 1.000 3. Melakukan pertemuan dengan kader, dan bidan
desa untuk menyampaikan rancangan kegiatan
• Kertas
• Folepn
10 lembar 5 pcs
Rp. 200 Rp. 2.000
Rp. 2.000 Rp. 10.000 4. Melaksanakan kegiatan kelas gizi • Kertas
• Snack
50 lembar 20 box
Rp. 200 Rp. 5.000
Rp. 10.000 Rp. 100.000
5. Evaluasi kegiatan • Kertas
• Folepn
10 lembar 5 pcs
Rp. 200 Rp. 2.000
Rp. 2.000 Rp. 10.000 6. Menyusun laporan aktualisasi kelas gizi • Kertas 1 rim
• Kertas jilid
1 rim 1 pcs
RP. 50.000 Rp. 5.000
Rp. 50.000 Rp. 5.000
Total Rp. 307.000
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI 3.1 Kendala dan Antisipasi
Dalam kegiatan aktualisasi yang telah dilakukan, penulis menemukan beberapa kendala yang terdapat selama habituasi, untuk mengatasi kendala yang dapat terjadi dilapangan penulis telah melaksana kan beberapa antisipasi yang dapat dilihar pada tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 9 Upaya Antisipasi Yang Dilakukan Dalam Menghadapi Kendala No Kegiatan/Tahap
Kegiatan
Kendala yang
ditemui Upaya Antispasi
1 Pelaksanaan kelas gizi
Wabah COVID 19 Melaksanakan protokol kesehatan
Tidak tersedia aliran listrik dalam ruangan
Menggunakan media leaflet
Partisipasi
masyarakat rendah
Melakukan kunjungan rumah
3.2 Hasil Aktualisasi
1.Capaian Pelaksanaan Aktualisasi
Tahapan aktualisasi dan habituasi dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Langara Kabupaten Konawe Kepulauan, diperoleh capaian sebagaimana disajikan pada table berikut :
1
Koordinasi dan konsultasi dengan mentor/kepala puskesmas mengenai rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
menyusun bahan konsultasi dengan dengan mentor
konsultasi Hasil:
Foto/dokumentasi
Mengedepankan
konsistensi dengan tujuan yang akan dicapai dan kejelasan tentang bahan konsultasi
Nasionalisme: Dalam menyiapakan bahan konsultasi dengan semangat sebagai wujud rasa nasionalisme Etika Publik :
mengedepankan kualitas dan relevansi sehingga dapat memepertanggung jawabkan kepada public Komitmen Mutu : Data yang dikumpulkan berbasis online sehingga bersifat relevan efektifitas dan efisiensi
Anti Korupsi :
Meyiapkan bahan konsultasi menerapkan
(01 Maret 2021)
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai Dasar Ket nilai-nilai kejujuran , dan
tanggung jawab
e. Menyiapkan jadwal koordinasi kepada mentor
Tersedianya jadwal yang disepakati
Hasil:
Form jadwal bimbingan
Akuntabilitas :
Pengorganisasian jadwal merupakan wujud akuntabilitas.
Nasionalisme:
Menyiapkan &
menanyakan jadwal kepada atasan menunjukan sikap menghormati atasan dan bersikap santun
Etika Publik : Penyiapkan &
menyampaikan jadwal dengan sopan dan santun Komitmen Mutu :
Pengaturan jadwal merupakan bentuk efisiensi waktu.
Anti Korupsi : Pengaturan waktu merupakan perwujudan nilai disiplin
Terlaksana (01 Maret 2021)
mentor Hasil:
Foto/ form
bimbingan/persetujuan kegiatan
dipertanggung jawabkan Nasionalisme: Peserta melakukan musyawarah sebelum melaksanakan kegiatan
Etika public: Peserta bersikap sopan, ramah dan santun
Komitmen Mutu: Peserta akan meminta pesetujuan sehingga terget kegiatan tercapai
Anti Korupsi: Jujur tanpa ada kepentingan
2 Sosialisasi kegiatan c. Menyiapkan bahan dan materi sosialisasi
Tersedianya materi pertemuan
Hasil:
Foto/dokumentasi
Akuntabilitas : Mengedepankan
konsistensi dengan tujuan yang akan dicapai dan kejelasan tentang bahan sosialisasi
Nasionalisme: Dalam menyiapakan bahan konsultasi dengan
Terlaksana (02 Maret 2021)